High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 1 Life 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Life.4: Menyelamatkan Teman![edit]

PLAK!

Suara itu bergema di seluruh ruangan klub.

Suara itu berasal dari pipiku.

Aku ditampar.

Buchou menampar pipiku.

Buchou memasang wajah serius.

"Berapa kali harus kukatakan? Jawabanya tetap tidak boleh! Aku tidak akan mengijinkanmu menyelamatkan suster-gereja itu."

Aku pergi kesekolah setelah gagal menyelamatkan Asia. Kemudian aku melaporkan kejadian kemarin kepada Buchou. Dan setelah melaporkan apa yang terjadi, aku mengusulkan untuk pergi ke gereja itu.

Tentu saja untuk menyelamatkan Asia.

Tetapi sebaliknya Buchou mengatakan dia tidak ingin terlibat dalam masalah ini. Aku tidak bisa menyetujui keputusannya jadi aku memohon padanya untuk mempertimbangkannya kembali, walaupun aku tahu itu tidak sopan. Kaena itulah Buchou menamparku.

Itulah pertama kalinya aku benar-benar terluka.

Terutama hatiku yang terluka.

Aku telah mengecewakan buchou yang menaruh harapan tinggi padaku. Tetapi tetap saja ada hal yang bagaimanapun tidak bisa kuabaikan.

"Kalau begitu aku akan pergi sendirian. Aku khawatir mengenai "ritual" yang mereka katakan. Para [Da-Tenshi] pasti melakukan suatu hal buruk. Dan keselamatan Asia menjadi taruhannya."

"Kamu benar-benar bodoh! Kamu akan terbunuh kalau kamu pergi kesana. Kamu tidak akan bisa kembali hidup lagi. Kamu mengerti?"

Walaupun Buchou mencoba berbicara padaku dengan tenang tetapi dia mengatakannya dengan nada peringatan.

"Tindakanmu bukan hanya akan melibatkanku tetapi juga seluruh anggota klub! Kamu itu Iblis dari keluarga Gremory! Kamu harus sadar akan hal itu!"

"Kalau begitu aku akan keluar dari klub ini. Aku akan pergi kesana secara pribadi."

"Aku tidak akan mengijinkannya! Kenapa kamu tidak mau mengerti!?"

Sepertinya ini pertama kalinya aku melihat Buchou semarah ini. Aku selalu membawa masalah bagi Buchou. Tetapi aku tidak bisa undur dari hal ini.

"Aku telah menjadi teman dari Asia Argento. Asia adalah temanku yang berharga. Dan aku tidak akan meninggalkan temanku!"

"......Itu memang hal bagus. Aku pikir sudah cukup hebat kamu bisa menyampaikannya. Tetapi masalah itu berbeda daengan masalah ini. Hubungan antara Iblis dan [Da-Tenshi] tidak sesederhana yang kamu kira. Hubungan antaa kita telah saling memanas sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Kalau kamu menunjukan sedikit saja kelemahan, mereka akan membunuh kita semua. Mereka adalah musuh kita."

"Bukankah selama ini "Memusnahkan Musuh" adalah jalan hidup Gremory?"

"..........."

Kami saling melotot. Aku tidak akan menyerah. Aku menatap tepat bola matanya.

"Perempuan itu awalnya adalah pengikut [Kami]. Dia dan kita tidak akan bisa hidup berdampingan. Walaupun sekarang dia bersama para [Da-Tenshi], dia masih dipihak lawan kita para Iblis."

"Asia bukan musuh kita!"

Aku menyangkalnya dengan keras. Perempuan baik sepertinya tidak mungkin adalah musuh kita!

"Tetapi tetap dia tidak ada hubungannya dengan kita. Ise, lebih baik kamu lupakan saja dia."

Walaupun dibilang begitu, tidak mungkin aku bisa melupakannya!

Kemudian Akeno-san mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Buchou.

Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?

Eksprsi wajah Akeno-san juga serius. Tetapi tampaknya bukan karena diskusi ini. Buchou mendengarkan Akeno-san dengan wajah serius juga.

Sudah aku duga, sesuatu telah terjadi.

Buchou menatapku dan seluruh anggota klub.

"Ada urusan penting yang harus kuselesaikan. Aku dan Akeno akan pergi sebentar."

Tidak!

"Buchou! Aku masih belum selesai bicara......!"

Buchou meletakkan telunjuknya kebibirku.

"Ise, ada beberapa hal yang harus kusampaikan padamu. Pertama, Selama ini kamu mengira kalau "Pion" adalah bidak terlemah bukan?"

Aku menjawab pertanyaanya dengan anggukan.

"Hal itu salah besar. Bidak "Pion" punya kemampuan istimewa yang tidak dimiliki jenis bidak lainnya. Yaitu "[Promotion]"."

[Promotion]? Apa itu?

"Seperti permainan catur sungguhan, bidak "Pion" bisa naik pangkat menjadi bidak lainnya jika mereka berhasil masuk ke daerah terdalam dari wilayah musuh. Saat itu dia bisa naik pangkat menjadi bidak apapun kecuali bidak "Raja". Ise kamu bisa naik pangkat menjadi bidak apapun kecuali "Raja" dilokasi yang kuanggap sebagai wilayah musuh."

Begitukah? Jadi aku bisa menjadi bidak "Kuda" seperti Kiba, atau bidak "Benteng" seperti Koneko-chan, dan bahkan bidak "Ratu" seperti Akeno-san!?

"Tetapi karena kamu baru saja menjadi Iblis, ada beberapa pantangan, jadi sepertinya masih tidak mungkin bagimu untuk langsung naik pangkat menjadi "Ratu", tetapi kamu masih bisa menjadi bidak lain. Kalau kamu bertekad kuat dan mengatakan "[Promotion]" dengan segenap hatimu, akan ada perubahan pada kemampuanmu."

Itu luar biasa! Mendengarkan itu saja memberiku banyak informasi! Kalau aku menggabungkan [Promotion] dengan kemampuan [Sacred Gear]ku, mungkin aku bisa mengalahkan pendeta berengsek itu!

"Satu hal lagi. Mengenai [Sacred Gear]. Ketika ingin menggunakan [Sacred Gear] ingat baik-baik hal ini."

Buchou membelai pipiku.

"Keinginan kuat. Kekuatan [Sacred Gear] sangat dipengaruhi oleh Keinginan pemakainya. Itu juga jadi penentu kekuatanmu. Walaupun sekarang kamu iblis, tetapi hasratmu tidak hilang."

Keinginan kuat.

Kekuatan Hasrat membuat [Sacred Gear] aktif..... Jadi kekuatan hasratku bisa membuat [Sacred Gear]ku bekerja.

"Satu hal terakhir yang kamu tidak boleh lupa, Ise. Dalam catur sebuah bidak "Pion" pun bisa membunuh "Raja". Ini hal yang umum dalam catur. Fakta ini juga berlaku dalam peraturan "Bidak Iblis". Kamu masih bisa bertambah kuat Ise."

Setelah mengatkan semua itu, Buchou berpindah tempat dengan lingkaran sihir bersama Akeno-san. Yang tersisa disana adalah Aku, Kiba, dan koneko-chan. Setelah menarik nafas panjang, aku akhirnya bertekad untuk pergi.

"Hyoudou-kun."

Kiba memanggilku.

"Kamu mau pergi kesana?"

"Ya. Aku harus pergi, karena Asia adalah temanku. Akulah yang harus menyelamatkannya."

"......Kamu bisa terbunuh. Walapun kamu punya kekuatan [Sacred Gear], dan menggunakan "[Promotion]", kamu tidak akan bisa mengalahkan sekelompok [Eksorsis] dan [Da-Tenshi] sendirian."

Itu memang masuk akal. Aku mengerti hal itu.

"Tetapi aku tetap harus pergi. Walaupun aku mati, aku akan akan membebaskan Asia."

"Itu memang kebulatan tekad yang hebat, tetapi tetap saja itu terlalu ceroboh."

"Kalau begitu apa yang harus kulakukan!?"

Aku berteriak padanya, tetapi Kiba menjawabku:

"Karena itu aku juga akan ikut."

"Apa....?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa mendengar hal yang diluar dugaanku itu. Ya, terang saja, aku bennar-benar tidak menduganya.

"Aku tidak begitu mengenal Asia-san, tetapi kamu adalah temanku. Walaupun Buchou mengatakan hal demikian, ada sisi dari diriku yang sangat merepek keputusanmu. Dan lagi, secara pribadi aku membenci [Da-Tenshi] dan para pendeta. Aku sangat membenci mereka."

Aku yakin laki-laki ini juga punya masa lalu tertentu..... Tetapi mendengar kata "teman" darinya......

"Ingat yang dikatakan Buchou? Kamu bisa naik pangkat menjadi bidak apapun kecuali "Raja" ditempat yang dianggap Buchou sebagai wilayah musuh. dengan kata lain sekarang dia menganggap gereja itu adalah wilayah musuh Gremory, bukan?"

"Ah."

Akhirnya aku menyadarinya. Jadi itu maksudnya. Itulah sebabnya dia memberitahuku informasi mengenai [Promotion].

"Sebenarnya buchou sudah mengijinkanmu pergi. Tentu saja itu artinya aku harus membantumu. Buchou mengkin sudah punya rencana sendiri. Kalau dia tidak mengijinkanmu, sekarang ini pasti kamu sudah dikurung disuatu tempat."

Kiba sedikit tertawa. Buchou, terima kasih banyak.....! Sekali lagi aku melihat betapa murah hatinya Buchou, dan dari hati aku mengucapkan terima kasih. Kalau aku bisa pulang dengan selamat, aku akan lebih giat bekerja! Aku berterima kasih pada Buchou yang sudah tidak ada disana, dan kemudian seorang perempuan berperawakan kecil mendekatiku.

".......Saya juga ikut."

"Huh, Koneko-chan?"

".....Saya khawatir kalau cuma dua orang yang pergi."

Koneko-chaaaaaaan!! Dia memang tidak menunjukan ekspresinya tetapi aku bisa merasakan kebaikan hatinya!

"Aku sangat tersentuh! Saat ini aku tersentuh olehmu, Koneko-chan!"

"Anu.... Aku juga ikut pergi lo?......"

Kiba tertawa dengan wajah sedih. Aku tahu itu, terima kasih Kiba.

Wajah Casanova yang sedih sedikit imut. Yes! Dengan begini kita punya kemungkinan!

"Kalau begitu mari kita bertiga memulai misi penyemalatan ini! Tunggu kami Asia!"

Begitulah, kami bertiga menuju ke gereja.

Langit sudah gelap, dan sudah waktunya lampu penerangan di pingir jalan untuk menyala.

Kami bertiga, Aku, Kiba dan Koneko-chan, memantau gereja dari tempat dimana kami masih bisa melihatnya. Tidak ada seorangpun yang keluar masuk ke gereja itu.

Tetapi semakin dekat kami dengan gereja, semakin kuat hawa firasat buruk yang kami rasakan.

Banyak keringat dingin bercucuran dari tubuhku.

Ketika aku bertanya pada Kiba, dia mengatakan, "Dari auranya", aku yakin ada [Da-Tenshi] didalam sana".

Jadi Final Boss nya ada di dalam.

"Coba lihat peta ini."

Kiba membuka denah bangunan gereja itu. Peta denah gereja? Dari mana dia....?

"Ini adalah hal dasar yang harus dilakukan sebelum menyerang markas musuh."

Laki-laki ganteng ini tersenyum. Wow, asistensi yang cekatan. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu, dan malah berpikir untuk langsung menerobos masuk. Sekali lagi aku menyadari betapa naif nya diriku.

"Disebelah ruang-kudus, ada asrama. Tetapi ruang-kudus ini tampak mencurigakan."

Kiba menunjuk lokasi ruang-kudus.

"Jadi kita bisa mengabaikan bagian asrama."

"Sepertinya begitu. Kebanyakan dari para [Ex-Eksorsis] membuat beberapa perubahan pada ruang-kudus. Mereka biasanya melakukan ritual aneh di sana."

"Kenapa?"

Aku bertanya padanya, tetapi kiba tersuyum pahit.

"Itu adalah ruang untuk berdoa kepada [Kami] dan dianggap sebagai ruangan yang suci, dan dengan melakukan hal yang mencela [Kami] disana, mereka merasa puas karena seakan - akan telah menghina [Kami]. Kerena mereka dulunya dikasihi, namun sekarang ditolak oleh [Kami], mereka sengaja melakukan ritual jahat diruang-kudus untuk menunjukan kemarahan mereka pada [Kami]."

Mereka memang sudah gila. Tidak, aku rasa [Kami] yang memolak penganutnya yang setia juga salah. Saat ini aku membenci [Kami] karena insiden dengan Asia. Karena itulah aku berpikir seperti itu.

"Ruang-kudus ada dibalik gerbang itu. Aku rasa kita bisa langsung masuk. Masalahnya adalah bangaimana menemukan pintu masuk ke ruang bawah tanah setelah sampai di ruang-kudus, dan juga bagaimana kita mengalahkan para musuh yang menunggu kita."

Musuh...... Ketika aku mendengar kata itu aku langsung mendapat firasat buruk. Kami sekarang ada didepan gereja dibawah sinar rembulan.

Kami sudah mantap! Sekarang tinggal masuk kedalam! Tunggu kami Asia!

Kami memasuki pintu dan berlari kedalam menuju ruang-kudus. Aku yakin saat ini para [Da-Tenshi] sudah menyadari kedatangan kami.

Dengan kata lain, pihak lawan sudah tahu kami memasuki wilayahnya.

Dari sini tidak ada kata kembali.

Yang tersisa adalah maju terus!

Kami membuka pintu, dan masuk keruang-kudus. Ada altar dan kursi panjang. ini seperti ruang-kudus biasa. Lilin ditenga ruangan dan lampu ruang menerangi ruang-kudus itu.

Oh ternyata ada sesuatu yang tidak biasa..... Kepala patung orang dipantek di sebuah salib hancur. Benar-benar tempat yang mengerikan.

CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP

Suara tepuk tangan bergema diseluruh ruang-kudus ini.

Seseorang yang kelihatan seperti pendeta muncul dari balik tiang.

Ketika melihat wajahnya, aku langsung merasa muak.

"Pertemuan kembali! Sebuah reuni! Sungguh emosional!"

Dia adalah pendeta berengsek berambut putih! Aku ingat namanya adalah Freed. Ternyata dia. Dia adalah salah seorang musuh kami. Dia masih punya senyum aneh seperti biasa.

"Sebelumnya aku belum pernah bertemu Iblis yang sama dua kali! Kenapa? Karena aku sangat kuat, aku memotong-motong lawanku ketika pertama kali kami bertemu! Kalau berteemu Iblis langsung aku potong dia ditempat! Kemudian aku mencium mayatnya dan mengucapkan selamat tinggal! Itulah cara hidupku biasanya! Tetapi sejak kalian merusak kebiasaanku, aku jadi resah! Ini tidak benar! Tidak baik merusak gaya hidup orang lain! Karena itulah aku jengkel sekali pada kalian! Aku harap kalian bisa mati! Tidak, Matilah kalian para Iblis Sampaaaaaaah!"

Dia marah sekali dan mengeluarkan pedang dan pistolnya.

BOOOM.

Muncul pedang cahaya. Akan merepotkan kalau tertebas pedang itu. Juga pistolnya juga sangat mengerikan. Tetapi kali ini berbeda dengan waktu itu. Sekarang kami bertiga melawan dia sendiri.

"Kalian kesini untuk menyelamatkan Asia-tan, kan? Hahahaha! Kalian Iblis-sama punya hati yang sangat besar untuk datang menyelamatkan wanita jalang sepertinya yang bisa menyembuhkan Iblis! sepantasnya karena telah bergaul dengan Iblis, suster-gereja itu layak mati!"

Mati? Apa maksudnya!?

"Hey, dimana Asia!?"

"Ada tangga rahasia di bawah altar itu. Kamu bisa menuju ke tempat mereka mengadakan ritual dengan tangga itu."

Orang ini langsung mengatakan tempat rahasia menuju ruang bawah tanah dengan menunjuk pada altar. Apakah dia tahu kalau seharusnya dia menghentikan kami? Atau apakah dia terlalu percaya diri dan berpikir tidak apa-apa mengatakannya asalkan pada akhirnya dia membunuh kami?

"[Sacred Gear]!"

Selaras dengan teriakanku, sarung tangan merah muncul di lengan kananku. Selesai memasang [Sacred Gear]! OK! Kiba mencabut pedang dari sarungnya, dan Koneko-chan......

Koneko-chan melempar bangku ke arah pendeta itu!

Koneko-chan melempar bangku ke arah pendeta itu!

Aku sangat terkejut sampai mataku rasanya mau lepas.

Koneko-chan bisa mengangkat bangku panjang yang ukurannya beberapa kali lebih besar dari tubuhnya.

"......Hancurlah."

Koneko-chan melempar bangku itu kearah pendeta! Perempuan super! Itu adalah cara menyerang yang tidak kusangka!

"Wow! Oh yeah!"

Pendeta itu berdansa sedikit dan memotong bangku itu menjadi dua dengan pedang cahayanya. Kursi yang terbelah dua itu jatuh ke lantai.

"Disana."

SWIFT.

Aku pikir kiba mau maju tetapi tiba-tiba dia menghilang. Dia cepat sekali sampai aku tidak bisa melihatnya!

KATCHING.

Muncul kilatan karena benturan pedang Kiba dan pedang cahaya pendeta. Apakah pedang cahaya itu padat? Walapupun kiba mencoba menebas pendeta itu, aku hanya bisa mendengar suara dua besi sanling beradu satu sama lain.

"Hmmm! Hmmm! Menyebalkan sekali! Kenapa kelian sungguh berisik? Maaf kalau aku berbicara dalam bahasa kematian! Maafkanlah aku kalau kalian sudah mati!

Kiba menghindari peluru yang ditembakkan si pendeta tidak bersuara dengan kecepatannya, Sambil terus menyerang. Kiba sungguh luar biasa, dia bisa menghindari semua serangan si pendeta. Tetapi pendeta itu juga tidak kalah hebat, karena bisa bertarung seimbang dengan Iblis.

Lagi-lagi pendeta itu menghentikan serangan Kiba! Bahkan akupun tidak sanggup mengikuti gerakan Kiba, tetapi sepertinya pendeta itu bisa. Pendeta berengsek itu pastilah bukan lawan yang bisa kuhadapi sendiri. Kiba dan pendeta itu bertarung dengan sengit. Keduanya saling melotot satu sama lain.

"Mengagumkan. Kamu kuat sekali."

"Ahahahaha! Kamu juga! Bidak Kuda, ya? Tidak ada satupun cela kelemahan! Ini hebat! Ya, ya. Ini dia. Akhir-akhir ini aku tidak pernah bertarung seperti ini! Aku bahkan sampai menagis terharu! Hmmm! Hmmm! Sekarang aku akan membunuhmu!"

"Kalau begitu aku juga akan berterung sedikit serius."

Bertarung dengan serius? Apa yang akan dia lakukan?

"Terima ini."

Suara berintonasi rendah.

Aku tidak percaya kalau tadi itu suara Kiba, benar-benar penuh dengan tekanan. Kemudian kuluar suatu berwarna gelap dari pedang Kiba. Hal itu menyelimuti seluruh bagian pedang Kiba.

Kegelapan.

Kalau mau menjelaskan hal itu dengan satu kata, itulah kata yang tepat.

Kegelapan menyelimuti pedang Kiba.

Tidak lebih tepatnya kegelapan itu membentuk wujud pedang Kiba. Pedang kegelapan yang beradu dengan pedang cahaya si pendeta membesar dan menelan pedang cahaya.

"Apa? Apa-apaan ini?"

Pendeta itu kelihatan bingung.

"Ini adalah "[Holy_Eraser]", pedang kegelapan yang menelan cahaya."

"Jadi kamu juga pemilik [Sacred Gear]!?"

[Sacred Gear]!? Kiba juga!? Maksudku pedang kegelapan itu keren sekali! Sialan! Jadi laki-laki ganteng juga akan mendapat senjata yang bagus juga!? Pedang cahaya si pendeta tertelan sepenuhnya oleh pedang Kiba dan cahayanya menghilang dan pedang itu kehilangan wujudnya. Sekarang! Ini kesempatan! Aku langsung menerjangnya!

"Aktifkan [Sacred Gear]!"

[BOOST!!]

Suara keluar dari permata di [Sacred Gear] ku dan aku bisa merasakan kekuatan mengalir kedalam tubuhku. Targetku adala si pendeta berengsek. Tetapi pendeta itu menyadari aku maju menyerangnya.

"Inilah yang aku maksud dengan menyebalkan!"

Dia menodongkan pistolnya yang diisi dengan peluru cahaya padaku. Pistol itu menembakkan pelurunya tanpa mengeluarkan suara. Ini dia!

"[Promotion], Menjadi Bidak Benteng!"

Peluru cahaya itu menghilang setelah gagal menembusku.

"[Promotion]!? Bidak Pion!?"

Pendeta itu kelihatan terkejut.

"Ya!, Aku memang Pion".

Pion yang akan menghajarmu!

"Kelebihan dari Bidak Benteng! Pertahanan super dan juga....!"

Tinju kiriku menghantam wajah si pendeta. Tetapi aku merasakan benda keras di tinjuku. Tetapi aku tidak memperdulikannya dan aku meninjunya sekeras mungkin. Pendeta itu langsung terlempar kebelakang!

".....Serangan super."

Aku tertawa sambil menarik bernafas.

"Itu balasan karena kamu telah memukul Asia waktu itu. Sekarang aku jadi merasa lega telah berhasil memukulmu sekali."

Pendeta itu bangkit perlahan dan meludahkan darahnya ke lantai. Pipi kanannya tampak membengkak.

Cuma begitu? Aku naik pangkat menjadi bidak "benteng", tetapi sepertinya aku tidak mendapatkan kekuatan sebesar Koneko-chan.

Tidak, setelah kulihat lagi, pedangnya yang hanya tinggal gagangnya saja jadi rusak. Apakah dia menggunakannya sebagai perisa tepat sebelum aku meninjunya? Jadi itulah benda keras yang kurasakan. Reaksinya refleknya cepat sekali.

"......Hmmmmm..... Huh...? Iblis sampah ini bukan hanya meninjuku, tetapi dia juga mengatakan hal yang aku tidak mengerti..... padaku...... Jangan macam-macam denganku!!!."

Pendeta itu berteriak keras.

"Jangan macam-macam denganku!! Dasar Iblis rendahan!! Aku akan membunuhmu!! Aku pasti akan membunuhmu!! Aku akan memotong-motongmu!! Berengsek!!"

Pendeta itu mengeluarkan pedang keduanya yang juga hanya tinggal gagangnya. Dia masih punya!? Berapa banyak yang dia punya? Tetapi kami bertiga, aku, Kiba, dan Koneko-chan mengepung pendeta itu. Pendeta itu menyadarinya, dan melihat sekeliling. Kemudian dia tersenyum.

"Wow, wow. Bukankah ini disebut dengan krisis? Bagiku terbunuh oleh Iblis itu tidak boleh, jadi aku sebaiknya mundur saja. Sayang sekali aku tidak bisa mengusir kalian, tetapi aku juga masih belum mau mati!

Pendeta itu mengeluarkan sesuatu berbentuk bulat dan melemparkannya ke lantai. Seketika itu juga mata kami dibutakan oleh cahaya yang menyilaukan. Sialan! Bom cahaya!? Ketika pandanganku mulai pulih, aku melihat sekeliling dengan padanganku yang masih setengah pulih, tetapi pendeta itu sudah hilang. Kemudian terdengar suara pendeta itu dari suatu tempat.

"Hey, bocah Iblis yang disana itu...... Kalau tidak salah namamu Ise-ku, ya? Sejujurnya, aku jatuh cinta padamu. Jadi lain kali aku pasti akan membunuhmu. Pasti, OK? Aku tidak akan memafkan Iblis sampah yang telah memukulku dan menceramahiku, OK? Kalau begitu, bye-bye."

Ketika penglihatanku sudah pulih total, kembali aku melihat sekeliling. Tetapi pendeta it sudah hilang sama sekali. Dia lari.... Dia bahkan sempat meningalkan kata perpisahan.... Aku berpikir sejenak, kemudian menyadari kalau tidak ada waktu untuk itu. Aku, Kiba, dan Koneko-chan salin memandang dan mengagguk, kemudian kami menuju ke tangga rahasia dibalik altar.

Kami bertiga menuruni tangga dibawah altar. Tampak cahaya lampu juga menyala di ruang bawah tanah. Dengan Kiba dibarisan paling depan, kami berjalan maju. Setelah menuruni tangga, terdapat lorong yang menuju ke bagian terdalam ruangan.

"Sepertinya diujung lorong ini.... Karena bau orang itu......"

Itulah yang dikatakn Koneko-chan sambil menunjuk ujung lorong. Jadi Asia ada disana. Seketika itu aku langsung termotivasi. Tunggu aku Asia. Aku akan segera datang! Setelah berjalan cukup jauh kami sampai pada sebuah pintu besar.

“Jadi disini?”

"Mungkin. Aku yakin didalam ada sekelompok [Eksorsis] dan [Da-Tenshi] didalam sana. Apakah kalian siap?"

Aku, dan Koneko-chan mengangguk menjawab pertanyaan Kiba.

"Baiklah. Akan kubuka pintunya....."

Ketika Kiba dan aku mau membuka pintu, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri. Dan setelah mengeluarkan suara keras, ritual didalam ruangan itu terlihat.

"Selamat datang para Iblis."

[Da-Tenshi], Reynalle, mengatakan itu dari ujung ruangan. Di ruangan itu ada banyak pendeta. Mereka masing-masing membawa pedang cahaya. Aku melihat ke seorang perempuan yang terikat di sebuah salib dan berteriak:

"Asiaaaaa!!"

Asia mendengar suaraku dan melihatku.

".......Ise-san?"

"Ya! Aku datang menyelamatkanmu!"

Aku tersenyum padanya dan air mata menetes dari mata Asia.

"Sungguh pertemuan yang menyentuh hati, tetapi sudah terlambat. Ritualnya sudah hampir selesai."

Ritualnya selesai? Apa maksudnya.....? Tiba-tiba tubuh Asia bersinar.

".......Aaaaaah, tidaaaaaaaak!!"

Asia menjerit kesakitan.

"Asia!"

Aku mencoba mendatanginya, tetapi para pendeta mengepungku.

"Tidak akan kubiarkan kalian menghalangi"

"Akan kuhancurkan kalia, para Iblis!"

"Minggir, kalian semua! Aku tidak punya waktu mengurusi kalian!"

BANG!

Terdengar suara keras. Itu suara Koneko-chan memukul terbang salah satu pendeta.

".......Jangan menyentuhku."

Kiba juga mencabut pedangnya.

"Sepertinya aku harus langsung serius dari awal. Aku benci pendeta. Jadi kalau ada sebanyak ini, aku tidak akan menahan diri untuk memakan cahaya kalian."

Pandangan mata Kiba menjadi tajam dan dingin. Kegelapan yang muncul memancarkan hawa membunuh yang kuat. Ini akan menjadi pertempuran habis- habisan.

"Tidaaaaaaak........!!"

Diwaktu yang sama, cahaya besar keluar dari tubuh Asia. Reynalle menangkap cahaya itu dengan tangannya.

"Ini dia! Ini dia kekuatan yang kuiginkan sejak lama! [Sacred Gear]! Dengan ini, aku akan dicintai!"

Dengan ekspresi ekstasi, Reynalle memeluk cahaya itu. Kemudian cahaya terang menelimuti seluruh ruangan ritual itu. Ketika cahaya itu padam, berdiri seorang [Da-Tenshi] dengan cahaya hijau memancar dari tubuhnya.

"Fufufu. Ahahahahaha! Akhirnya aku mendapatkannya! Kekuatan super! .....Dengan ini aku akan menjadi [Da-Tenshi] super! Dengan ini aku bisa membalas mereka yang telah menghinaku!"

[Da-Tenshi] itu tertawa lebar. Aku tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke tempat Asia. Para pendeta mencoba menghalangiku, tetapi Kiba dan Koneko-chan membantuku menghajar mereka. Sementara pedang Kiba memakan pedang cahaya, Koneko-chan memukul para pendeta dengan tenaga penuh. Kombinasi kedua orang ini menakjubkan, dan sudah tentu kombinasi ini bukan tercipta dari berlatih hanya beberapa hari.

"Terima kasih, kalian berdua!"

Asia, yang terikat di salib, tidak bergerak. Tidak, masih sempat! Aku melepaskan ikatan tangan dan kakinya, menurunkannya dan menggendongnya ditanganku.

"......I......Ise-san....."

"Asia, aku datang menjemputmu."

"..........Iya."

Asia menjawab, tetai suaranya kecil dan lemah. Hey! Hey! Dia masih baik-baik saja kan? Dia tidak mungkin......

"Percuma saja"

Reynale tersenyum dan menepis semua harapanku lagi.

"Pemilik [Sacred Gear], yang diambil [Sacred Gear]nya akan mati. Perempuan itu juga akan mati."

"! .....Kalau begitu kembalikan [Sacred Gear] miliknya!"

Aku berteriak padanya, tetapi Reynalle hanya tertawa.

"Tidak mungkin aku mengembalikannya. Aku bahkan sampai berbohong pada atasanku untuk memperolehnya. Aku juga akan membunuhmu untuk menghilangkan semua bukti."

".....Sialan. Kamu sama sekali tidak mirip dengan Yuma-chan yang aku ingat."

Mendengar itu, Reynalle tertawa keras.

"Fufufu, Waktu yang kuhabiskan bersamamu sangat menyenangkan."

"....Padahal kamu adalah pacar pertamaku."

"Ya, melihatmu aku jadi merasa gemas. Senang sekali rasanya bermain-main dengan laki-laki yang sama sekali buta akan perempuan."

".....Padahal aku sungguh serius akan menjagamu."

"Fufufu. Ya, kamu memang menjagaku. Ketika aku dalam masalah, kamu segera membelaku dan memastikan aku tidak terluka. Padahal, tahukah kamu kalau aku sengaja melakukannya? Karena lucu sekali melihat wajahmu yang kebingungan."

".....Padahal aku telah merencanakan dengan baik kencan pertama kita. Untuk memastikannya agar jadi kencan yang hebat."

"Ahahaha! Iya, kamu benar! Itu memang kencan yang hebat! Karena itu, aku sampai jadi bosan!"

"....Yuma-chan."

"Dan akhirnya, aku memutuskan untuk membunuhmu. Indah bukan? Bagaimana menurutmu, Ise-kun?"

Kemarahanku telah melewati batasnya. Aku berteriak marah padanya:

"Reynalleeee!!"

"Ahahaha! Aku tidak ingin bocah busuk sepertimu memanggil namaku!"

Reynalle menghinaku. Aku marah sekali sampai-sampai rasanya jantungku menjadi warna hitam. Aku tidak pernah menemui orang seberengsek dia selama hidupku. Dialah yang seharusnya pantas disebut "Iblis".

"Hyoudou-kun! Formasi kita kurang menguntungkan kalau sambil membawa perempuan itu! Segera naiklah keatas! Kami akan membukakan jalan untukmu!"

Kiba mengatakannya sambil mengalahkan para pendeta. Dia benar. Masih ada banyak pendeta yang tersisa, jadi melawan [Da-Tenshi] sambil melindungi Asia akan sulit. Aku menatap tajam Reynalle, kemudian merapatkan gendongannku dan meninggalkan tempat itu.

"Koneko-chan kita bukakan jalan untuk Hyoudou-kun!"

".....Siap."

Mereka berdua mulai menghbisi para pendeta yang ingin menghalangiku. Berkat bantuan mereka, aku bisa mencapai pintu masuk ruangan ritual.

"Kiba! Koneko-chan!"

"Pergilah duluan! Kami akan menangani yang disini!"

"......Cepatlah pergi."

"Tapi!"

"Pergilah!"

Sialan! Kiba! Koneko-chan! Kalian benar-benar keren! Tetapi sekarang aku harus mengandalkan mereka. Senior Iblisku tidak akan mati ditempat seperti ini!

"Kiba! Koneko-chan! Kalau kita sudah kembali, kalian harus memanggilku "Ise"! Harus! Karena kita adalah teman!"

Itulah yang kukatakan pada mereka. Aku rasa aku sempat melihat mereka tersenyum. Aku segera meninggalkan ruangan itu dan menuju ke lorong.

Aku menaiki tangga sambil membawa Asia, aku keluar ke ruang-kudus. Ada yang tidak beres dengan Asia. Wajahnya pucat pasi. Aku membaringkannya di salah satu bangku.

"Bertahanlah sebentar! Sebentar lagi kamu akan bebas, Asia! Sebentar lagi kamu bisa bermain denganku lagi!"

Asia tersenyum mendengar perkataanku. Dia menggelengkan kepalanya. Aku tidak merasakan sedikitpun tenaga atau kehangatan dari tangannya.

"......Saya......Senang sekali.....Karena akhirnya.....Mempunyai teman.....Walaupun cuma sebentar........"

Asia tetap tersenyum walaupun aku tahu dia kesakitan.

".......Kalau saya bisa terlahir kembali........Maukah Ise-san menjadi temanku lagi........"

"Bicara apa kamu....!? Jangan bicara seperti itu! Mari kita pergi bersenang-senang! Aku akan menyeretmu kalaupun kamu tidak mau! Kita akan pergi ke karaoke! Game Center! Juga bermain bowling! Juga kebanyak tempat lainnya! Ke sana! Dan kesini....!"

Air mataku tidak bisa berhenti mengalir. Padahal seharusnya aku berbicara padanya sambil tersenyum. Aku tahu. Aku sudah mengerti. Perempuan ini sekarat. Dia akan mati. Tetapi, walapun begitu, aku tidak ingin mempercayainya. Ini pasti gurauan.....

"Kita adalah teman! Selamanya! Oh iya! Aku akan mengenalkanmu dengan Motohama dan Matsuda! Mereka memang sedikit mesum tetapi mereka berdua orang baik! Mereka pasti bisa menjadi temanmu! Pasti! Kita akan bersenang-senang bersama! Sebanyak kita mau!"

".....Kalau Saya terlahir di negeri ini........Dan bisa sekolah di sekolahan yang sama dengan Ise-san......."

"Mari! Mari datang kesekolahku!"

Tangan Asia membelai pipiku.

"Ise-san bahkan menangis untuk seseorang seperti aku.......Sekarang.......Saya......Bisa......."

Tangannya yang membelai pipiku jatuh perlahan.

".........Terima kasih........"

Itulah kata-kata terakhirnya.

Dia meninggal dengan tersenyum. Aku kehilangan kekuatanku. Aku berdiri diam disana memandang wajahnya. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir. Mengapa? Mengapa perempuan ini harus mati? Padahal dia perempuan baik. Perempuan baik yang rela menyembukan siapa saja yang terluka. Mengapa tidak ada yang mau berteman dengannya? Mengapa aku tidak pernah ada disisinya?

"hey [Kami]? Kamu ada disini kan? Ada iblis dan [Tenshi], jadi kamu juga ada kan? Kamu melihat kami kan? Kamu melihat semua ini kan!?"

Aku berteriak ke atap gereja. Aku tidak tahu siapa yang akan menjawab. tetapi aku harus berteriak ke langit.

"Aku mohon jangan ambil nyawa perempuan ini!? Aku mohon! Dia sama sekali tidak bersalah! Dia hanya menginginkan teman! Aku akan menjadi temannya selamanya! Aku cuma ingin perempuan ini tersenyum selamanya! Tolonglah, [Kami]!

Walapun aku beteriak ke langit, tidak ada jawaban satupun.

"Apakah semua ini terjadi karena aku telah menjadi Iblis!? Apakah engkau meninggalkannya karena aku menjadi temannya!?"

Aku merapatkan gigiku! Aku lemah sekali. Aku sama sekali tidak berdaya. Kalau saja aku punya kekuatan sediki sebagai seorang iblis..... Kalau saja aku punya kekuatan untuk menyelamatkan Asia.....Tetapi walaupun aku menyesalinya sekarang, Asia tidak akan pernah tersenyum kembali.

"Hah? Ada seorang Iblis sujud di tempat seperti ini? Apakah kamu berdoa memohon sesuatu?"

Suara yang kudengar dari belakangku adalah Reynalle. Keitka aku berbalik [Da-Tenshi] itu tersenyum padaku.

"Coba lihat ini. Ini luka yang disebabkan dari pemuda "Bidak Kuda" itu ketika aku naik kemari."

Reynalle meletakkan tangannya kelukanya. Cahaya hijau muda menyembuhkan luka itu.

"Lihat. Menakjubkan bukan? Aku bisa menyembuhkan luka apapun. Bagi kami para [Da-Tenshi], yang kehilangan perlindungan [Kami], kekuatan anak itu adalah hadiah istimewa."

Oy. Cahaya itu adalah milik Asia. Mengapa kamu yang memakainya? Apakah Kiba dan Koneko-chan tidak apa-apa? Aku jadi khawatir.

"Seorang [Da-Tenshi] yang bisa menyembukan [Da-Tenshi] lainnya. Pangkatku akan naik. Aku bisa membantu mereka. Tuan Azazael-sama dan Samyaza-sama yang agung! Tidak ada yang lebih hebat dari ini! Aaaah, Tuan Azazel-sama......Seluruh kekuatanku adalah milikmu....."

"Aku tidak peduli."

Aku menatap Reynalle dengan amarah.

"Aku tidak peduli tentang semua itu. [Da-Tenshi], [Kami], ataupun Iblis......Semua itu tidak ada hubungannya dengan perempuan ini.

"Tidak, tentu saja ada hubungannya. Karena dia adalah manusia terpilih yang memiliki [Sacred Gear]."

"...Walaupun begitu, seharusnya dia dapat hidup tenang. Dia seharusnya bisa hidup normal!"

"Tidak mungkin. Mereka yang memiliki [Sacred Gear] unik akan dikucilkan oleh dunia. Karena mereka memiliki kekuatan yang besar. Karena mereka memilik kekuatan yang unik dibandingkan dengan lainnya. Kamu juga tahu kalau manusia tidak menyukainya kan? Padahal ini adalah kekuatan yang menakjubkan."

"....Kalau begitu akulah yang akan melindungi Asia, sebagai temannya!"

"Ahahaha! Itu tidak mungkin! Karena dia sudah mati! Kamu tahu kalau dia sudah mati kan? Tidak ada gunanya lagi melindunginya atau tidak. Kamu telah gagal melindunginya! Kamu sungguh laki-laki yang aneh! Menarik sekali!"

"........Aku tahu. Karena itulah, aku tidak bisa memaafkan dirimu...... Dan juga diriku."

Aku tidak bisa memaafkan semuanya. Reynalle yang telah membunuh Asia, dan juga diriku sendiri yang tidak bisa melindunginya. Kemudian aku teringat kata-kata Buchou.

"Keinginan. Kekuatan [Sacred Gear] dipengaruhi oleh keinginan pemiliknya. Itu juga menentukan tingkat kekuatannya."

"Kembalikan."

"Meskipun kamu sudah menjadi iblis, hasratmu tidak hilang. Semakin besar keinginanmu, semakin besar respon [Sacred Gear]mu."

"Kembalikan Asia!!!!!"

[DRAGON BOOSTER!!]

[Sacred Gear] ditangan kiriku bereaksi dengan teriakanku. Permata di sarung tanganku bersinar. Dan tanda misterius muncul diatasnya. Dan disaat yang sama aku juga bisa merasakan suatu kekuatan mengalir dalam tubuhku. Dari lenganku mengalir sampai keseluruh tubuhku. Aku maju untuk meninju [Da-Tenshi] yang mencemoohku itu. Tetapi Reynalle dengan mudah menghindarinya saperti dia sedang berdansa.

"Aku akan menjelaskannya lagi agar orang bodoh sepertimu pun bisa mengerti. Singkatnya ini karena perbedaan kekuatan kita. Aku punya kekuatan sebesar 1000, sedangkan kamu hanya 1. Kamu tidak akan bisa melompati jurang pemisah kekuatan kita. Walaupun kamu menggunakan kekuatan [Sacred Gear] itu untuk menggandakan kekuatanmu, hasilnya cuma akan menjadi 2. Lalu bagaimana caranya kamu mau menang melawanku"!? Ahahahahaha!"

[BOOST!!]

Suara lain terdengar dari permata di lenganku. Tanda di permata pada sarung tanganku berubah dari [I] menjadi [II].

DEG

Ada perubahan lagi dalam tubuhku. Kekuatan baru..... Sesuatu untuk mengalahkan lawan didepanku ini.

"Aaaaaaaaaa!"

Aku maju lagi untuk meninjunya dengan kekuatan baruku. Padahal aku sudah menjadi "Bidak Benteng" dengan menggunakan [Promotion].

"Wow! Sepertinya kekuatanmu meningkat sedikit? Tetapi masih belum cukup!"

Pukulanku meleset lagi. Kemudian dari tangan Reynalle cahaya berkumpul dan membentuk suatu benda.

"Aku memasukan banyak energi ke dalam serangan ini! Terima ini!"

JLEB

Tombak cahaya itu menembus masuk kedua betis kakiku. Walaupun dengan atribut pertahanan "Bidak Benteng", aku tidak bisa menahannya.

"Guaaaaaaaaah!!"

Aku menjerit. Rasanya sakit yang luar biasa menjalar keseluruh tubuhku, Tetapi aku tidak boleh tumbang hanya karena hal seperti ini. Aku langsung mengenggam tombak cahaya itu.

CRESS

"Guaaaaaaah!"

Suara daging terbakar. Panas! Panas sekali! Apakah karena benda ini terbuat dari cahaya!? Tanganku langsung melepuh begitu memegang tombak itu. Dan asap keluar dari telapak tangan dan luka di betisku. Reynalle tertawa melihatku mencoba mencabut tombak itu.

"Ahahahaha! Seorang iblis mencoba mencabut tombak cahaya sungguh sangat bodoh! Bagi iblis cahaya adalah racun. Hanya dengan menyentuhnya tubuhmu akan terbakar. Itu adalah rasa sakit terhebat yang hanya bisa dirasakan Iblis! Iblis rendahan sepertimu....."

"Nugaaaaaaaah!"

Aku berteriak sekuat tenaga, dan mengenggam tombak itu lebih erat dan mencabutnya, sedikit demi sedikit. Kakiku sakit sekali karena tombak yang terbuat dari kekuatan cahaya itu. Aku sampai hampir kehilangan kesadaran. Rasa rasanya kalau aku tidak merapatkan erat gigiku aku akan mati. Tetapi aku tidak peduli! Memangnya kenapa!?

"Rasa sakit ini, tidak ada apa apanya dibandingkan dengan apa yang dialami Asia!!"

Aku mencabut sedikit demi sedikit tombak itu sampai air mata dan air liur keluar dari seluruh wajahku. Sakit. Sakit sekali!!!! Tetapi! Ini tidak ada apa apanya!

ZOOOM ZWESH

Dengan mengeluarkan suara buruk, tombak itu tercabut dari betisku. Setelah mencabutnya aku membuang tombak itu, tetapi tombak itu segera menghilang sebelum menyentuh lantai.

SPLASH

Setelah benda yang menutupi lubang di kakiku hilang, segera darah mengalir keluar dari lukaku. Walapun aku telah mencabut tombak itu, tetapi rasa sakitnya masih tertinggal.

[BOOST!!]

Walaupun aku tertusuk tombak cahaya dan sudah tidak bisa menyerang, sarung tangan ku masih mengeluarkan suara. Sakit. Sakit sekali. Aku mengangis dan ingus air liur keluar dari mulutku.

SLIP

Aku terjatuh dipantantku setelah kehilangan tenaga. Aku bahkan tidak punya tenaga untuk berdiri. Sialan, kakiku sudah tidak punya tenaga lagi, tidak seluruh tubuhku sudah kehabisan tenaga. Bukannya ini hal gawat?

"......Mengaggumkan. Iblis rendahan sepertimu bisa mencabut tombak cahaya buatan [Dat-tenshi]. Tetapi percuma saja. Kekuatan cahayaku tidak indah, tetapi sangat ampuh untuk membunuh Iblis. Kepekatan cahaya didalamnya sangat kuat. Begitu kuatnya sampai bisa digunakan sebagai pedang cahaya para pendeta. Terkena sekali maka akan sulit untuk disembuhkan. Bagi Iblis rendahan sepertimu, inilah batasnya. Fufufufu, kamu tidak boleh meremehkan luka karena kekuatan cahaya, lo? Khususnya buatanku."

Seperti biasa, dia mengatakan hal yang tidak kumengerti dengan panjang lebar.

"Cahaya itu akan menjalar keseluruh tubuhmu, dan melukai seluruh tubuhmu. Kalau kamu terlambat mengobatinya, kamu akan mati. Kamu cukup tangguh juga ya?"

Begitukah? Jadi bagi sampah yang baru menjadi Iblis sepertiku, luka ini mematikan ya? Sudah kuduga. Aku merasakan sakit diseluruh bagian dalam tubuhku. Ini bukan sakit karena dipukul, tetapi lebih parah.

Rasanya otot dan tulangku meleleh karena panasnya. Rasa akitnya langsung disalurkan ke syarafku, jadi kalau aku tidak konsentrasi sebentar, rasanya aku akan menjadi gila.

Mungkin aku akan mati kalau tidak segera mengobati lukaku. tetapi..... Aku tidak bisa terus duduk disini. Tetapi kakiku sama sekali sudah tidak mempunyai tenaga.

Sialan.

Apakah ini ajalku?

Kemudian aku menoleh ke Asia.

Asia yang terbaring tenang. Maaf kalau aku berisik. Ya, aku tidak apa-apa. Aku masih tidak apa-apa. Aku ini cukup kuat. Jadi tidak ada masalah. Lihat? Aku akan segera menuntaskan penyesalanmu yang tertinggal Asia.

"Disaat seperti ini, apakah seharusnya kita berda kepada [Kami]?"

Aku berbicara sesuatu tanpa kupikirkan.

"?"

Reynalle kelihatan bingung. Tetapi aku terus berbicara sendiri.

"Tetapi percuma saja. [Kami] tidak mendengarkanku tadi, dia juga tidak menolong perempuan baik hati seperti Asia. Hahahaha [Kami] yang tidak berguna."

"Bicara apa kamu? Apakah kepalamu sudah terbakar juga?"

"Kalau begitu, dia. Mungkin [Maou][1] mau mendengarkan doaku? Dia ada kan? Apakah dengkau mendengarkan? Aku ini juga Iblis, jadi maukah engau mendengarkan doaku?"

".....Anak ini sudah gila. Dia berbicara sendiri ditempat seperti ini."

"Aku akan menghajar sampah didepanku ini, jadi bisakah engkau membuat agar tidak ada yang akan menghalangi? Aku benar-benar tidak ingin diganggu siapapun. Aku juga tidak butuh bantuan. Aku akan melakukannya sendiri. Dan kakiku juga masih tidak apa-apa. Aku akan bangkit dengan tenagaku sendiri. Jadi aku mohon jadikanlah ini pertarungan satu lawan satu. Aku rasa aku bisa melupakan rasa sakitku dengan amarahku. Cukup satu pukulan saja OK? Buatlah aku berhasil memukulnya....."

Kakiku bergerak. Kakiku sudah mati rasa. Menggerakkannya sedikit saja sudah membuatku merasa amat kesakitan. Tetapi kakiku masih bergerak. Pantatku terangkat sedikit dari lantai. Tubuhku bergetar tiada henti. Tetapi, tubuhku masih berusaha untuk bangkit, sedikit demi sedikit. Sakit sekali. Seluruh tubuhku kesakitan. Tetapi tubuhku masih bisa bergerak. Aku cuma perlu menahan ini sampai berhasil memukulnya sekali.

".....! Tidak mungkin! Tubuhmu seharusnya sudah tidak bisa bergerak lagi! Karena pengaruh kekuatan cahaya......?"

Aku mendekati Reynalle yang memasang wajah terkejut. Akhirnya aku bangkit sepenuhnya. Aku tepat didepan matana. Dengan kakiku yang gemetar dan banyak darah keluar dari lukaku.

"Hey, mantanku. Aku mengalami banyak hal buruk karenamu."

".....Tidak mungkin kamu masih bisa berdiri! Iblis rendahan tidak akan sanggup bertahan dari serangan itu! Bukankan kekuatan cahaya seharusnya membakar bagian dalam tubuhmu!? Iblis rendahan yang tidak punya kemampuan mengalahkan cahaya seharusnya tidak akan bisa menahannya!"

"Ya, rasanya memang sakit. Sakit sekali. Aku bahkan hampir kehilangan kesadaran. Tetapi aku masih bisa menahannya berkat kemarahanku padamu."

Aku menatap lawanku tampa berkedip. Pukulanku yang berikutnya adalah serangan terakhirku. Setelah melakukannya, aku pasti akan tumbang. Karena itu aku harus menyelesaikan semua ini dengan pukulanku terakhiru. Kali ini aku tidak boleh meleset.

"Hey, [Sacred Gear]. Kamu masih punya sisa kekuatan untuk meninju mahluk didepanku ini kan? Kalau begitu, mari kita selesaikan ini."

[EXPLOSION!!]

Suara yang muncul dari permata di sarung tanganku kali ini terdengar kuat. Permata itu bersinar terang. Cahaya yang sangat terang. Mataku sampai silau. Tetapi berbeda dengan cahaya milik [Da-Tenshi]. Cahaya ini tidak melukaiku tetapi justru membuatku tenang. Diselimuti cahaya ini aku bisa merasakan kekuatan mengalir didalam diriku. Mirip dengan cahaya milik Asia.

Jadi ada juga cahaya yang baik bagi Iblis. Aku maju kedepan. Darah memuncrat dari lukaku. Aku juga memuntahkan darah. Sepertinya kondisiku kritis sekali. Rasa sakit yang kurasakan diseluruh tubuhku sampai ke otakku.

Tetapi tidak apa-apa, karena aku masih bisa bergerak. Sarung tanganku masih penuh dengan kekuatan.

Ketika aku melawan Reynalle sore tadi, Aku ketakutan karena perbedaan kekuatan antara Reynalle dan diriku. Mungkin itu adalah insting Iblis didalam diriku yang memberitahu besarnya perbedaan kekuatan diantara kami.

Aku pikir aku tidak akan pernah bisa mengalahkannya. Tetapi sekarang berbeda. Kekuatan yag kudapatkan dari sarung tanganku besar sekali. Tetapi aku juga tahu satu hal, mungkin karena aku adalah pemilik [Sacred Gear] ini. Aku tahu kalau kekuatan ini bukan untuk waktu yang lama, cuma untuk sebentar saja. Kalau sudah kughunakan untuk menyerang musuhku, maka kekuatan ini akan habis.

Walaupun [Sacred Gear]ku tidak memberitahuku secara lisan, tetapi secara fisik dia memberitahuku. Aku bersiap untuk meninjunya. Aku tdak punya pengalaman berkelahi. Tetapi semua ini akan berakhir dengan satu pukulan ini. Sasaranku adalah sampah didepanku ini. Aku pasti akan memukulnya, kalu ini aku tidak akan luput.

Tidak mungkin. Apa ini.....? Hal seperti ini tidak mungkin terjadi...... [Sacred Gear] itu seharusnya cuma "[Twice Crtical]", [Sacred Gear] yang mengkali duakan kekuatan pemiliknya...... Tidak mungkin..... Kenapa kekuatanmu bisa melebihiku.....? Level kekuatan sihir yang kurasakan..... Gelombang kekuatan Iblis ini milik Iblis level pertengahan..... tidak... milik Iblis level tinggi......"

Kekuatanku setara dengan Iblis level tinggi? Apakah karena [Sacred Gear]ku? Huh? Bukannya fungsinya seharusnya untuk mengkali duakan kekuatanku? Satu-satunya Iblis level tinggi yang pernah kutemui hanya Buchou, jadi artinya kekuatanku setara dengan Buchou?

"Bohong! Ini semua bohong! Aku adalah [Da-Tenshi] dengan kekuatan penyembuhan! Aku menjadi mahluk perkasa dengan memperoleh "[Twilight Healing]" ini! Aku sudah punya hak untuk dicintai oleh tuan Azazel-sama! Aku tidak mungkin dikalahkan Iblis rendahan seperimu.....!"

Sekali lagi reynalle membuat tombak cahaya di kedua tangannya.

PING

Aku menepisnya dengan tinjuku. Tombak cahaya itu menghilang. Raut wajah Reynalle menjadi pucat pasi setelah melihatku mementalkan tombaknya.

"Tidak ...!"

Reynalle mengeluarkan sayap hitamnya dan bermaksud terbang. Apakah dia mencoba melarikan diri? Hei, sampai beberapa detik yang lalu kamu meremehkanku dan menertawaiku. Dan sekarang kamu mau melarikan diri segera setelah mengetahui kalau tidak bisa menang? Benar benar perempuan manja. Tapi aku tidak akan membiarkan dia melarikan diri. Enak saja!

TAP

Aku berlari kearah Reynalle pada saat dia mencoba terbang dan meraih lengannya. kecepatanku luar biasa. Kecepatan yang bahkan membuat [Da-tenshi] tidak sempat bereaksi. Lengan yang kupegang cukup ramping membuatnya tampak lemah. Aku menarik lengannya ke arahku. Aku tidak akan membiarkan dia lolos.

"Aku tidak akan membiarkanmu lolos, bodoh."

"Aku ini mahluk unggulan .....!"

"Terbanglah kamu! [Tenshi] sialan!"

"Dasar kau! Iblis rendahan!"

"Oryaaaaa!"

Sarung tanganku meledakkan semua energinya. Seluruh kekuatanku di lengan kiriku terpusat di tinjuku. Dan dengan tinju itu aku meninju telak musuh yang kubenci.

BUAGH!

Pukulanku mengeluarkan suara keras. Kepalan tanganku tepat memukul wajahnya, dan dengan tinjuku aku juga mendorongnya terbang jauh! Reynalle terlempar mundur karenaku pukulanku.

BRUAK!

[Da-Tenshi] itu jatuh menabrak dinding dan mengeluarkan yang sangat keras. Dinding itu sampai hancur dan ada membuat lubang yang besar. Debu mulai menyebar di mana-mana. Setelah debu debu menghilang, tidak ada siapapun di arah dimana aku menerbangkan Reynalle. Lubang ditembik itu menghubungkan tempat ini dengan halamn luar geraja tempat Reynalle terkulai ditanah. Dia tidak bergerak lagi. Aku tidak tahu apakah dia sudah mati tapi dia tidak akan bisa bergerak untuk sementara waktu. Akhirnya aku berhasil membalasnya.

"Rasakanlah itu."

Aku tersenyum dari lubuk hatiku. Pukulan tadi rasanya begitu nyaman. Namun segera setelah itu, aku menangis lagi.

".....Asia"

Dia tidak akan pernah tersenyum lagi.

Ketika aku hampir pingsan setelah memukul sang [Da-Tenshi]......

TAP

Seseorang menopang tubuhku. Ternyata dia adalah Kiba.

Kerja hebat. Kamu benar-benar bisa mengalahkan [Da-Tenshi].

Kiba tersenyum padaku sambil menopang tubuhku. Bahkan Kiba juga kelihatan berantakan.

"Yo, kamu terlambat Casanova."

"Hahaha, Buchou menyuruhku agar tidak mengganggu."

Buchou?

"Ya. Karena aku yakin kamu bisa menglahkan [Da-Tenshi] Reynalle sendirian."

Ketika aku berbalik, Tampak Rias Buchou berjalan mendekatiku sambil tersenyum.

"Buchou? Dari mana datangnya buchou?"

"Dari ruang bawah tanah. Aku sudah menyelesaikan sedikit urusan disana, jadi aku menggunakan lingkaran sihir untuk berpindah kemari. Tegang juga rasanya pertama kalinya berpindah ke gereja."

Buchou menghela nafas sambil berbicara padaku. Jadi itulah sebabnya dia datang dari tangga bersama Kiba dan yang lain. Kalau begitu semua [Eksorsis] sudah diakahkan. Kalau Buchou yang jadi lawan mereka, mereka tidak akan bisa menang. Kemudian Koneko-chan berjalan melewatiku. Mau kemana dia? Kemudian Buchou berdiri didepanku.

"Jadi kam berhasil menang."

"......Hahaha, dengan satu atau lain cara."

"Fufufu, Bagus sekali. Memang begitulah seharusnya pelayanku."

Buchou menyentuh hidungku.

"Ara. Gereja ini jadi berantakan. Apakah tidak ini apa-apa buchou?"

Akeno-san memasang wajah khawatir.

"......Memangnya kenapa?"

Aku bertanya kepada Buchou.

"Gereja adalah milik [Kami] atau agama yang berkaitan dengannya, tetapi ada juga kasus seperti ini dimana gereja malah dipakai oleh [Da-Tenshi]. Kalau para Iblis sampai merusak gereja, kita bisa dikejar kejar para pembunuh untuk membalas dendam."

......Serius nih?

"Tetapi kali ini tidak akan begitu."

"Mengapa?"

"Gereja ini sudah ditinggalkan. Jadi kelompok [Da-Tenshi] datang kemari dan menggunakan tempa ini sesukanya. Dan kebetulan saja kita bertarung ditempat ini. Jadi kita tidak benar benar masuk ke markas musuh untuk mengajak perang. Ini cuma pertikaian kecil antara [Da-Tenshi] dan Iblis. Dan hal ini sering terjadi dimana saja dan kapan saja. Begitulah."

Begitu ya...

"Buchou, aku seudah membawanya."

Koneko-chan muncul dan terdengar suara seperti dia menyeret sesuatu. Dia muncul dari balik tembok yang berlubang, dan menyeret sayap hitam Reynalle. Koneko-chan menyeret Reynalle yang pingsan karena kupukul terbang. Dia bilang "membawanya"..... Seperti biasa Koneko-chan menggunakan kata yang aneh untuk seorang perempuan pendiam.

"Terima kasih Koneko. Sekarang, Akeno, bangunkan dia."

"Siap."

Akeno-san mengangkat lengannya. Kemudian air muncul di udara. Apakah itu kekuatan sihir? Akeno-san menjatuhkan air buatannya itu ke atas Reynalle.

SPLASH

"Uhuk! Uhuk!"

Reynale batuk-batuk setelah disiram air. Dia bangun dan membuka matanya. Buchou memangdanginya.

"Apa kabar, [Da-tenshi], Reynalle?"

".......Kamu, anak dari keluarga Gremory.......?"

"Halo, namaku Rias Gremory. Aku adalah penerus keluarga Gremory. Walaupun untuk waktu yang singkat, senang berkenalan denganmu."

Buchou menyalaminya dengan senyuman, tetapi Reynalle menatap tajam padanya. Kemudian dia terseyum.

".....Kalian pikir sudah mengalahkanku? Sayang sekali. Walaupun rencana ini dirahasiakan dari para pimpinan, tetapi bersamaku ada [Da-Tenshi] lainnya. Kalau aku dalam bahaya mereka akan....."

"Mereka tidak akan datang menolong."

Buchou langsung menepis kata-kata Reynalle.

"Karena aku telah membasmi tiga [Da-Tenshi] lainnya, Calawana, Donnasiege, dan Mitelt."

"Bohong!"

Reynalle menolak kata-kata Buchou sambil duduk tegak. Kemudian Buchou mengeluarkan tiga bulu hitam.

"Ini sisa bulu mereka bertiga. Kamu bisa langsung mengenalinya karena kalian sejenis bukan?"

Harapan Reynalle hancur setelah melihat bulu-bulu itu. Sepertinya Buchou mengatakan hal yang sesungguhnya.

"Aku langsung menyadari kalau beberapa [Da-Tenshi] sedang merencanakan sesuatu dikota ini, pada saat bertemu dengan Donnasiege, [Da-Tenshi] yang menyerang Ise. tetapi aku tidak menutup mata karena aku pikir itu adalah rencana yang melibatkan seluruh [Da-Tenshi]. Bahkan akupun tidak akan sebodoh itu untuk melawan seluruh [Da-Tenshi]. Tetapi aku juge mendengar kalau mereka bergerak sembunyi-sembunyi jadi aku langsung bertanya pada mereka, bersama Akeno. Ketika bertemu mereka, bereka langsung mengatakan rencana mereka. Dengan membantumu, mereka berharap status mereka akan naik. Rendahan yang bergerak sembunyi-sembunyi biasanya suka menyombongkan rencana mereka."

Buchou tersenyum. Reynalle menjadi frustasi dan menggigit bibirnya.

"Mereka meremehkanku hanya karena yang mendatangi mereka adalah dua orang perempuan. Jadi aku meminta hadiah perpisahan. Fufufufu, mereka langsung menceritakannya tampa tahu siapa yang akan pergi mati. Benar-benar gerombolan [Da-Tenshi] yang bodoh. Dengan membantumu, itu berarti mereka juga adalah rendahan."

Jadi itu, "urusan" yang Buchou selesaikan. Dia mengalahkan [Da-Tenshi] lainnya. Buchou memikirkan keseluruhan insiden ini juga. Tanpa mengetahuinya, aku mengatakan hal buruk tentangnya. Sialan. Aku jadi ingin menangis.

"Sekali terkena serangannya tidak akan ada yang tersisa dari mereka. Putri bangsawan yang memilik kekuatan "Penghancur". Buchou adalah Iblis kuat yang disebut juga sebagai jenius diantara para Iblis muda."

Kiba berkomentar menyombongkan tuannya.

"Kamu tidak tahu tahu? Salah satu julukan Buchou adalah "Si Putri Kehancuran Berambut Merah Darah", itulah lawan yang kamu tantang."

Akeno-san mengatakannya sambil tersenyum. Pu...Putri Kehancuran..... Julukan yang mneyeramkan..... Kalau begitu aku adalah salah satu anggota Kelompok Putri Kehancuran Berambut merah Darah. Wow.... Mengerikan.... Buchou melihat lenganku. Sepertinya dia memeriksa sarung tanganku.

"...Naga merah. Sebelumnya tanda ini tidak ada.... Jadi begitu....."

Sepertinya Buchou terkejut.

"Sekarang aku tahu alasan utama kekalahanmu [Da-Tenshi]."

Buchou mengatakan hal itu dengan suara rendah.

"[Da-Tenshi] Reynalle. [Sacred Gear] anak ini, Hyoudou Issei bukanlah [Sacred Gear] biasa. Inilah alasan kamu kalah."

Reynalle tidak mengerti apa yang Buchou bicarakan.

"Sarung Tangan Raja Naga Merah, [Boosted Gear]. Ini adalah [Sacred Gear] yang terlangka dari yang terlangka. Tanda Naga merah di sarung tangan ini adalah buktinya. Kamu juga pernah mendengar ini bukan?"

Reynalle terkejut mendengar perkataan buchou.

"[Boosted Gear].... Salah satu dari 13 [Longinus], Kemampuan untuk melampui [Maou] ataupun [Kami] dalam satu rentang waktu... [Sacred Gear] terkutuk itu dimiliki anak itu!?"

"Menurut legenda, kemampuan [Sacred Gear] ini adalh menggandakan kekuatan pemiliknya setiap sepiluh detik. Walaupun kekuatannya berawal dari 1, jika terus dikalikan dua setiap sepuluh detik, pasti akan melampaui level pimpinan [Da-Tenshi] dan Iblis level tinggi sekalipun. Kalau bisa menguasai [Sacred Gear] ini, dia bahkan bisa mengalahkan [Kami]."

Serius nih Buchou!? Aku bisa mengalahkan [Kami]!? ....Itulah kekmampuan [Sacred Gear]ku... Ada tanda naga merah terukir di sarung-tanganku. Jadi itulah sebabnya benda ini terus mengeluarkan suara "BOOST, BOOST", karena benda ini menggandakan kekuatanku. [Sacred Gear] yang kuat.... Aku memandangi [Sacred Gear] di tangan kiriku. [Boosted Gear]. [Sacred Gear] milikku. [Sacred Gear] yang luar biasa.

Kalau begitu aku bisa mengukir legenda sebagai Iblis?

"Tetapi walaupun itu adalah [Sacred Gear] yang kuat, ada resiko besar menggunakannya. Tidak akan ada lawan yang mau menunggu sampai pemakainya menjadi semakin kuat. Karena kamu meremehkannya inilah hasilnya."

Nnnn! Benar juga kata Buchou. Tidak akan ada lawan yang mau menungguku sampai bertambah kuat. Jadi meskipun kuat, [Sacred Gear]ku masih punya kelemahan.

Buchou mendekatiku. Rambut merahnya harum sekali.

PAT PAT.

Buchou mengelus kepalaku.

"Tetapi menarik sekali. Memang beginilah seharusnya pelayanku. Ise benar-benar anak yang menarik sesuai dugaanku. Fufufu, mulai sekarang aku akan lebih memanjakanmu lagi."

Buchou tersenyum padaku. Senyum yang hangat, tetapi agak menakutkan.

"Buchou?"

"Ada apa?"

Buchou tersenyum tetapi aku merasa bersalah jadi aku menundukan kepalaku.

"Maafkan aku. Aku mengatakan kalau aku akan menyelamatkan Asia dan juga mengatakan hal-hal buruk tentangmu karena tidak mau membantu.... Tetapi ternyata Buchou juga bekerja.... Dan aku...."

Aku sunggu menyesal. Aku mengira Buchou adalah Iblis berhati es. Jadi aku terus mengumpatinya. Aku harus menunjukan betapa menyesal nya aku. Tetapi Buchou masih mengelus kepalaku. Aku langsung menangis. Ya, karena aku gagal mencapai tujuanku datang kemari.

"Buchou....Aku....Gagal....Menyelamatkan Asia....."

"Tidak perlu menangis. Tidak akan ad yang menyalahkanmu setelah melihat semua ini."

"Tetapi aku..."

Buchou menyeka air mataku dengan jarinya.

"Tidak apa-apa. kamu memang masih belum berpengalaman sebagai Iblis. Karena itu, jadilah lebih kuat. Mulai sekarang aku akan membuatmu bekerja lebih keras, Ise Bidak Pionku."

"Ya."

Aku akan bekerja keras. Aku pasti akan menjadi lebih kuat. Aku janji.

"Sekarang mari kita selesaikan urusan ini."

Mata buchou mejadi tajam dan kejam. Buchou mendekati Reynalle. Dia langsung menjadi takut.

"Sekarang kamu harus musnah. Nona [Da-Tenshi]-san."

Kalimat yang dingin dan penuh hawa membunuh.

"Tentu saja, [Sacred Gear] itu juga akan aku ambil."

"Jangan bercanda!? Kekuatan penyembuhan ini adalah untuk tuan Azazel-sama dan Samyaza-sama...."

"Hidup demi cinta memang sungguh indah. Tetapi kamu terlalu kotor untuk itu. Kamu tidak elegan. Dan aku tidak suka."

Buchou mengarahkan tangannya ke arah Reynalle. Sepertinya dia akan membunuhnya dengan satu serangan.

"Wah wah..."

Muncul bayangan dari balik tembok yang berlubang. Pendeta Freed Selzan. Si pendeta berengsek! Dia sebelumnya melarikan diri dan kembali!

"Wow! Atasanku dalam bahaya! Apa yang akan terjadi selanjutnya!?"

Reynalle langsung berteriak ke arah pendeta itu:

"Cepat tolong aku, aku akan memberimu hadiah nanti!"

Freed tersenyum jahat.

"Hmmm. Hmmm. Aku diperintah oleh [Da-Tenshi] cantik. Huh? Jadi kamu bisa mengijinkanku berhubungan sex denganmu? Bagiku berhubungan sex dengan [Da-Tenshi] adalah penghargaan terbesar. Derajatku akan naik."

"Ku...Jangan banyak bergurau dan selamatkan aku!"

Wajah Reynalle penuh dengan amarah. Seertinya dia sangat panik. Tidak dia memang panik. Dia mungkin berpikir kalau manusia tidak akan menghianatinya.

"Ararararara, Kamu tahu kan kalau aku serius..... Maksudku, ayolah hal kecil seperti itu tidak apa-apa kan, nona [Da-Tenshi]? Jadi kamu tidak mau? Kalau begitu aku akan pergi sekarang. Dilihat bagaimapu, posisiku tidak menguntungkan disini, jadi aku mundur saja."

Freed mengatakannya dengan nada aneh dan memutar-mutar tubuhnya.


"Kamu itu pendeta bukan!? Sudah seharusnya kamu menolongku! Aku ini [Da-Tenshi]...."

"Aku tidak butuh atasan yang kalah dari Iblis sampah, kamu memang cantik tetapi kurang perencanaan dan terlalu keras kepala. Kamu hanya bermanfaat sebagai bahan masturbasi saja. Jadi mati sajalah. Seorang [Da-Tenshi] yang ditinggalkan [Kami] tidak akan pergi ke surga ataupun neraka tetapi kembali ketiadaan. Mungkin satu pengalaman musnah akan membantumu belajar? Oh itu tidak mungkin ya? Karena tidak akan ada yang tersisa lagi darimu. Jadi tidak mungkin, hahahaha. Namaidabu[2]. Eh maaf itu budha kan? Padahal aku ini mantan Kristiani! Nakal sekali aku! Hahahaha!"

Setelah mengatakan itu dia mengalihkan pandangannya, seakan-akan tidak berminat lagi pada Reynalle. Dan Reynallepun menjadi depresei. Dia kelihatan kacau. Apakah ini [Da-Tenshi] yang menghimpun tenaga dan membuat kekacauan itu? Freed kemudian tersenyum padaku. Huh? Padaku?

Ise-kun, Ise-kun. Kamu punya kemampuan yang luar biasa. Aku jadi semakin tertarik padamu. Kamu sangat berharga untuk kubunuh. Kamu sekarang masuk di daftar "Lima Teratas Iblis Yang Ingin Kubunuh" jadi bersiaplah OK? Lain kali bertemu, kita akan bertarung romatis sampai mati, OK?

Aku jadi merinding mendengarnya. Dia tersenyum tetapi hawa membunuhnya terasa sekali. Tantangan untukku. Tidak, itu adalah pemberitahuan dimuka untuk membunuhku.

"Kalau begitu! Bay-bay! Ingatlah untuk menggosok gigi sebelum tidur!"

Freed menghilang dari tempat ini setelah melambaikan tangannya pada kami. Dia cepat sekali. Tetapi aku merasa kami masih akan bertemu kembali. Ini bukan sekadar firasat tetapi lebih buruk lagi.

"Wah, wah, Reynalle sang [Da-Tenshi] yang ditinggalkan anak buahnya. Kasihan sekali."

Kata-kata Buchou tidak mengandung sedikitpun rasa simpatik padanya. Reynalle mulai merinding. Aku mungkin masih merasa kasihan padanya karena dia pernah sebagai "Yuma-chan", mantan pacarku. Tetapi itu juga ternyata adalah bagian dari rencananya. Kemudian Reynalle memandang kearahku. Dia menunjukan matanya yang memelas.

"Ise-kun! Tolong selamatkan aku!"

Suaranya kembali lagi menjadi seperti Yuma-chan ketika masih menjadi pacarku.

"Iblis ini mau membunuhku! Aku masih mencintaimu! Aku sangat mencintaimu! Karena itu mari kita bersama mengalahkan Iblis ini!"

Reynalle bertingkah seperti Yuma-chan, dan memelas memintaku menolongnya sambil menangis. Aku jadi merasa bodoh sempat simpati padamu Yuma chan, tidak [Da-Tenshi] Reynalle.

"Selamat tinggal cinta pertamaku. Buchou, aku sudah tidak tahan lagi.... Tolong segera...."

Mendengar itu, dia langsung terdiam.

"....Beraninya menggoda pelayanku yang imut. Musnahlah."

BANG!

Bola sihir yang ditembakkan Buchou tidak menyisakan sedikitpun dari [Da-Tenshi] itu. Yang tertinggal di ruangan itu adalah bulu bulu hitam yang terbang di seluruh ruangan gereja dan perasaan aneh yang ada dalam dadaku.

"Selamat tinggal...."

Muncul cahaya kehijauan melayang. Itu adalah [Sacred Gear] milik Asia. [Sacred Gear] itu terlepas setelah Reynalle mati. Cahaya hangat itu menyinariku. Buchou mengambil cahaya itu ditangannya.

"Sekarang mari kita kembalikan ini ke Asia Argento-san."

"Tapi...Asia sudah....."

Asia sudah mati. Aku telah gagal menyelamatkannya. Padahal aku telah bersumpah akan menjaganya! Aku telah bersumpah akan menyelamatkannya! Walaupun aku bisa mengalahkan [Da-Tenshi], aku telah gagal menyelamatkannya. Jadi percuma saja aku datang kemari..... Tidak kalau berpikir begitu, berati aku juga mengecewakan teman temanku. Mereka bertarung demiku dan Asia. Padahal mereka tidak mendapat keuntungan apa-apa.

"...Buchou, semuanya, terima kasih telah bertarung demiku dan Asia. Tetapi meskipun begitu, meski dengan bantua kalian, Asia sudah...."

"Ise, menurutmu apa ini? "

Ise, menurutmu apa ini?

Buchou mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. Warnanya merah.... Merah seperti darah. Itu adalah bidak catur yang berwarna seperti rambut Buchou.

"Apa itu?"

"Ise, ini adalah "Bidak Peluncur", salah satu bidak catur."

"Huh?"

Aku menjawab kata-kata Buchou dengan bingung.

"Aku lupa mengatakan kalau Iblis dengan gelar kebangsawanan memiliki total keseluruhan 15 bidak, yaitu 8 "Pion", 2 "Kuda", 2 "Peluncur", 2 "Benteng", dan 1 "Ratu". Sama seperti jumlah bidak dalam catur. Aku sudah punya satu peluncur tetapi masih ada satu lagi yang tersisa."

Buchou mendekati Asia sambil mengenggam bidak merah itu ditangannya. Buchou meletakkan "bidak pelnucur" merah itu diata dada Asia.

"Peran Bidak peluncur adalah mendukung anggota lain didalam grup. Kemampuan penyembuhan perempuan ini bisa sangat berguna sebagai Bidak Peluncur. Memang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi aku akan mencoba menghidupkan Asia kembali sebagai Iblis."

Gelombang kekuatan sihir berwarna merah menyelimuti seluruh tubuh Buchou.

"Dalam namaku, Rias Gremory. Aku memerintahkanmu, Asia Argento. Aku, membangkitkanmu kembali ke tanah ini, sebagai pelayanku, dan terlahir kembali sebagai Iblis. Kamu, sebagai "Bidak Peluncur"ku, Dengan kehidupan barumu, Bangkitlah!"

Bidak merah itu bersinar dan masuk ketubuh Asia. Disaat yang sama juga, [Sacred Gear] milik Asia masuk juga kedalam tubuhnya. Kemudian Buchou menghentikan sihirnya setelah memastikan Bidak dan [Sacred Gear] itu telah masuk ke tubuh Asia. Kemdian Buchou menghela nafas. Aku hanya bisa memandanginya dengan penasaran. Setelah beberapa saat. Mata Asia terbuka. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir setelah melihat Asia.

"Eh?"

Suara Asia. Suara yang kupikir sudah tidak akan kudengar lagi. Kemudian Buchou tersenyum padaku.

"Aku menghidupkannya karena aku menginginkan kekuatannya yang bisa menyembuhkan Iblis. Fufufu, Ise, mulai sekarang adalah tugasmu untuk menlindunginya. Karena sekarang kamu adalah Seniornya dalam hal Iblis."

Asia bangun, dan melihat sekeliling dan kemudian menatapku.

".....Ise-san?"

Aku langsung memeluk Asia yang kebingungan.

"Asia.... Mari kita pulang."


Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Maou: Raja Iblis
  2. Salah satu mantra budha saat seseorang meninggal