High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 2 Skakmat

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Jalan pertarungan sudah menuju tahap klimaks. Aku mengerti, aku, Rias Gremory, tidak punya jalan keluar lagi. Dengan kata lain, skakmat. Semuanya sudah tidak punya stamina lagi. Tapi anak itu masih tetap berdiri.

Ise.

Dia satu-satunya yang masih bergerak ke Raiser. Tapi itu semua sudah berakhir. Pukulan dari Raiser mengakhiri segalanya. Ketika Ise jatuh kebelakang, tanpa kusadari aku menuju kesampingnya. Ketika kupegang tubuhnya, dia berlumuran darah dan keringat dan dalam kondisi mengerikan. Tapi tetap saja, aku masih menyukai anak ini.

".....Ise, kau sudah berjuang cukup bagus. Sekarang sudah tidak apa-apa. Kerja yang bagus."

Aku membisikkan dengan lembut kepadanya tetapi ia mencoba untuk bangun dengan menjauh dariku.

"Sudahlah, Ise!"

Dia memindahkan tanganku dan mencoba untuk bangun. Dia melangkah satu langkah, dan satu langkah lagi tanpa emosi. Itu pemandangan yang menyedihkan. Semuanya memandangnya sambil menahan nafas mereka. Musuhnya, Raiser, juga mendekatinya tanpa emosi. Tidak! Kalau kubiarkan ini berlanjut, aku akan kehilangan Ise! Budakku yang lucu. Iseku... Aku sudah merencanakan untuk memanjakannya lebih banyak lagi! Aku tak mau kehilangan dia untuk sesuatu seperti ini! Aku pergi ke antara Ise dan Raiser, dan berdiri di depan Ise.

"Ise! Berhenti! Apa kau dengar...."

Aku menghentikan ucapanku. Tentu saja. Ini..... Dia ini....... Ise...... kau....... Ise sudah pingsan dari tadi. Kedua matanya tidak bercahaya dan mulutnya terbuka. Tapi tetap saja, dia masih berjalan kedepan dengan genggaman yang bergetar.....

"......Kamu........Padahal kamu sudah dalam keadaan seperti ini........"

Ada air mata di pipiku. Aku meletakkan tanganku di pipi anak menggemaskan ini. Pipinya bengkak. Kekuatan spesial anak ini yang memberikanku kekuatan sudah tidak bisa dirasakan dari pipinya lagi.

".....Dasar bodoh."

Kupeluk Ise yang mencoba untuk maju kedepan.

"Kerja yang bagus, Ise."

Ketika kuucapkan kata itu, seluruh kekuatannya lenyap dan dia jatuh ke lantai. Kupeluk tubuhnya dan kubuat ia berbaring dipangkuanku. Kau bilang kau ingin tidur di pangkuan kan....?

[Buchou! Aku pasti akan membuatmu menang!]

Ise baru saja belajar menggunakan sihir, namun ia tetap maju kedepan dengan seluruh kekuatannya. Dia hampir tidak mempunyai pengalaman bertarung. Seharusnya dia ketakutan. Sudah berapa kali ia seharusnya nyaris kehilangan nyawa....

[Tapi aku takkan menyerah. Aku bodoh sehingga aku tidak tahu apapun tentang "ramalan" atau "skakmat". Tapi aku masih bisa bertarung. Aku masih bisa bertarung selama aku bisa menggerakkan tanganku.]

Dia tetap bertarung untukku meskipun tangannya sudah bengkak seperti ini..... Selalu. Dia selalu tersenyum. Dia selalu melakukan yang terbaik dan ia tetap bertarung demi diriku. Aku hampir saja kehilangan Ise selamanya.

"Terima kasih Akeno, Yuuto, Koneko, Asia dan........Ise. Terima kasih untuk bertarung demi diriku yang tidak berguna ini."

Setelah kuelus dengan lembut kepala Ise, aku bilang ke Raiser.

"Ini adalah kekalahanku. Aku menyerah."

Rating game pertamaku. Dimulai dengan kekalahan pahit dan menyakitkan. Takkan kulupakan kekalahan ini.