Oda Nobuna no Yabou (Indonesia):Jilid 9 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 4 - Komet[edit]

"Rikyuu? Itu berbahaya, turunlah cepat!"

"..."

"Eh? Alchemy namban bisa mengalahkan hantu?"

Hantu besar mencegah Nobuna pergi ke Yamato di Danau Ogura.

Ajudan ketakutan dan berkata "mengesampingkan jumlah tentara, bagaimana kita seharusnya menangani hal ini?"

Master Teh Sen no Rikyuu sambil menunggangi kuda, membungkus tubuh kecilnya dengan pakaian hitam dan berjalan menuju Nobuna.

"Bukankah alchemy sebuah teknologi untuk mengubah besi menjadi emas? Itu tidak masuk akal untuk menggunakan alchemy untuk bertempur."

Nobuna khawatir tentang Rikyuu dan mencoba untuk menghentikannya.

Pada awalnya, Nobuna tidak merekrut Rikyuu untuk menjadi bagian dari skuad bunuh diri. Juga, bagaimana Rikyuu berhasil datang ke sisi Nobuna seperti bayangan?

"....."

"Apa? Alchemy hanya teknologi untuk menghasilkan emas, bukan?"

"..... (Tersedak)"

Hantu itu juga bingung.

Mater Teh muda yang mungil yang mengenakan jubah hitam gaya Namban jelas bukan orang rata-rata/orang luar biasa.

Namun, kebingungan tersebut hanya berlangsung sesaat.

"Siapapun yang ingin melindungi Oda Nobuna harus mati!"

Hantu itu yang menghadapi Rikyuu mengayunkan lengannya.

Rikyuu membuka bibir kecilnya.

Sementara jari-jari kecilnya terselip di empat poci teh, dia berteriak dengan suara lembut.

"Dengan nama Philippus Theophrastus Aureolus Bombastus von Hohenheim, Kuperintahkan kepadamu, biarkan jiwa-jiwa berkelana kembali ke empat elemen." (Catatan: http://en.wikipedia.org/wiki/Paracelsus)

Sebuah angin puyuh tiba-tiba muncul di depan kuda yang Rikyuu tunggangi.

Tutup poci teh tersebut terbang tetapi tidak tersentuh.

Empat jenis serbuk didalamnya menyebar keluar.

Serbuk hitam.

"Roh Bumi - Hitam!"

Serbuk putih.

"Roh Air - Putih!"

Serbuk emas.

"Hilangnya Roh Air - Emas!"

Serbuk merah.

"Kobaran Api naga -merah!"

Keempat serbuk berwarna tercampur dalam angin kemudian, api mulai berkobar.

Angin puyuh itu tiba-tiba menjadi angin puyuh menyala dan berkobar cerah.

Serbuk emas tersebut mungkin emas murni dan serbuk hitam itu pasti mesiu.

Nobuna tidak bisa menebak identitas dua serbuk sisanya.

Nobuna tidak tahu apakah itu adalah bahan rahasia seorang ahli alchemy. Atau mungkin zat yang tidak diketahui yang disempurnakan oleh Rikyuu sendiri.

Itu bukan dari Onmyoudo.

Itu juga berbeda dari ilusi yang Matsunaga Hisahide gunakan.

Juga bukan upacara rahasia umat Kristen.

Sebuah "teknik" yang Nobuna belum pernah lihat sebelumnya, muncul di depan matanya.

"Skill kamuflase asing tidak berpengaruh padaku!"

Hantu itu membuka tangannya, dan mencoba untuk memukul tubuh kecil Rikyuu.

"Philippus Aureolus, Theophrastus von Hohenheim Bombastus. Dengan bimbinganmu, hancurkan roh jahat!"

Api itu meliliti lengan hantu tersebut.

Dan itu menutupi seluruh tubuh hantu.

Itu bukan sebuah ilusi.

Itu adalah api yang nyata.

Selain itu, suhu ultra-tinggi tersebut adalah panas yang tak seorangpun pernah melihat di Jepang.

"Ini bukan sebuah ilusi... Tapi... Ini adalah api! Bagiku yang telah membuang bentuk manusia... Bagiku yang memiliki tubuh baja..."

Hantu itu masih mendekati Rikyuu.

Tapi tidak bisa.

Api di tubuhnya masih terus berkembang.

Tubuh tidak teratur yang melampaui batas dari tubuh manusia, mulai mencair pada suhu ultra-tinggi ini.

"Kau... Kau...."

Bang! Lengan kanan hantu itu meledak.

"Oh...."

"Pelarut yang dapat melarutkan semuanya, menghancurkan tubuh dan jiwa hantu yang berkeliaran ini."

"...Siapa kau..."

Rikyuu menutup poci teh tersebut, pada saat yang sama ketika tutup kecil mengeluarkan suara 'bang' yag kecil...

Sebuah ledakan besar meraung dan seluruh tubuh hantu itu telah hancur. Berkeping-keping.

Api yang dikelilingi hantu juga menghilang.

Danau Ogura telah menjadi damai sekali lagi.

Nobuna dan ajudannya memandang Rikyuu dengan ekspresi yang tak percaya.

"Rikyuu, gerakan yang kamu gunakan barusan, apakah itu sihir?"

".... (menggeleng)"

"Itu tampaknya tradisi alchemy telah menggunakan kata sihir, tapi itu bukan sihir? Pekerjaan alkimia, pelarut, bisa menjadi senjata dan meledakkan hantu? Itu benar-benar teknik Namban yang menakutkan!"

".... (Mengangguk)"

"Apa sebenarnya pelarut itu?"

"... (Hum)"

"Selama percobaan alkimia, zat yang larut adalah 'cairan yang bisa dibakar'? Menggunakan hal yang berbahaya seperti itu di ruang teh? Penghancuran ini sangat kuat."

".... (Hum)"

"Hei? Maksudmu itu seharusnya digunakan ketika berhadapan dengan Matsunaga Hisahide, tapi kamu baru saja menggunakan semua bahan dalam satu pertarungan?"

".... (Melihat ke bawah)"

"Juga, lawan adalah Harima.... Jika Kuroda Kanbei tidak hadir, maka tidak ada cara mantra dapat diselesaikan dan juga tidak akan ada cara untuk membunuh hantu."

".... (Mengangguk)"

Dia tetap diam, tapi Rikyuu ingin memberitahu Nobuna bahwa 'Regenerasi tubuh hantu masih membutuhkan beberapa waktu, jadi bergeraklah ke Yamato sekarang'.

Nobuna mengatakan kepada para ajudan dan pengikut bahwa 'Hantu tidak akan muncul lagi, maju terus!' Setelah itu, dia menunggangi kuda dan pergi ke Selatan dimana Yamato berada.

Tampaknya Rikyuu membawa bahan pelarut untuk berurusan dengan ilusi Persia milik Matsunaga Hisahide.

Penyulingan dan penggabungan dari zat yang ulang-ulang, dan mampu memanipulasi zat alkimia sesuai kehendak, itu adalah teknologi terbaru pada saat itu, yang kemudian menjadi dasar dari ilmu pengetahuan modern.

Rikyuu menyadari itu bahwa bahan yang digunakan untuk alkimia dapat digunakan sebagai senjata.

Namun, senjata yang Rikyuu persiapkan telah digunakan untuk tujuan lain.

Nobuna masih tidak mengetahui identitas hantu itu.

Tapi ada satu poin bahwa Nobuna tahu cukup jelas.

Onmyoudo dan mantra kuno klan-klan misterius tidak bekerja di era baru ini lagi.

Kekuatan destruktif Tanegashima yang luar biasa dan teknologi Namban dikenal sebagai alchemy. Juga Besi Raksasa yang dibuat oleh Kanbei menggunakan teknologi ilmu pengetahuan Namban.

Dan Matsunaga Hisahide yang menggunakan ilusi Persia kuno, mungkin dia juga salah satu bintang yang ditakdirkan untuk dihancurkan.

"...."

"Sudahlah Rikyuu, Terima kasih. Kamu sudah tidak memiliki senjata lagi, jadi jangan bertarung dengan Danjo."

Ya.

Orang yang akan berurusan dengan Matsunaga Hisahide adalah Nobuna sendiri.

Nobuna harus mengatasi Matsunaga Hisahide dengan kekuatan dan kemauannya sendiri.

Tubuh Nobuna dipenuhi dengan energi.

"Serius, keberuntungan Nobuna benar-benar bagus. Hantu yang diciptakan oleh mantra Tsuchimikado juga telah dihancurkan oleh Master Teh...."

Manami Senchiyo dengan tidak sabar berpikir, 'Jika keadaan ini terus berlanjut, Oda Nobuna akan mengalahkan Matsunaga Hisahide'.

Jalan menuju Yamato lurus ke Selatan.

Ke pusat Yamato, Nara.

Pada saat Nobuna mencapai Nara, tentara Matsunaga sudah dikelilingi para pendeta bersenjata di Shosoin Kuil Todai.

Kenapa Danjo melawan pendeta bersenjata di Nara ketika itu tidak perlukan? Nobuna mulai memiliki kecurigaan.

Jika mereka mengabaikan para pendeta bersenjata dan langsung menyerang Honnoji, Nobuna akan mungkin sudah telah melakukan seppuku di Honnoji sekarang.

Tidak peduli apa, ini adalah kedua kalinya bahwa Matsunaga Hisahide memberontak.

Aku harus menemukan alasan pemberontakan ini.

Pemberontakan pertama adalah untuk menguji kemampuan Nobuna.

Sebuah serangan di Kyo saat Nobuna tidak ada yang menyudutkan sang shogun, Imagawa Yoshimoto.

Waktu itu, tindakan Hisahide adalah langsung ke sasaran.

Jadi pemberontakan tertunda ini adalah....?

"Para pemberontak itu bertempur dengan pendeta bersenjata. Jadi ayo kita hancurkan formasi mereka, patahkan semangat mereka sekaligus!"

Bahkan jika dia tidak dapat membaca apa yang Hisahide pikirkan, Nobuna masih memberi perintah saat menunggangi kudanya.

"Serang!"

"Hime-sama, ini berbahaya!"

Manami Senchiyo menyarankan untuk 'Mendirikan kamp di sini, mengamati pertarungan antara Hisahide dan para pendeta bersenjata, dan menunggu waktu yang tepat'. Tapi Nobuna tidak menganggap seserius itu.

"Aku sekarang akan melawan Danjo dengan hidupku! Senchiyo, kau harus datang juga!"

"Jadi itu berarti bahwa saya juga akan bertarung?"

"Ya. Jika kau ingin memiliki jabatan penting sebagai punggawa di Oda Clan, mengelola urusan internal hampir tidak cukup. Siapa saja yang tidak bisa mempertaruhkan hidup mereka di medan perang tidak dibutuhkan oleh Klan Oda."

"...Ya..."

Senchiyo tidak benar-benar khawatir tentang Nobuna.

Jika Nobuna sendiri menjadi barisan depan, para ajudan yang memandang Nobuna juga akan mempertaruhkan hidup mereka untuk bertarung dengan Matsunaga Hisahide.

Jika itu daimyo lain, itu masih baik-baik saja, tapi Matsunaga Hisahide sendiri sudah terlalu berbahaya.

(Daripada seorang daimyo, Matsunaga Hisahide lebih seperti monster. Aku hanya seorang mata-mata. Meskipun bukan yang aku tidak bisa bertarung, tetapi bertarung dengan monster yang tak dikenal... Jangan bercanda....)

Meskipun Senchiyo dalam kepanikan, mereka sudah berada di tengah medan perang.

Tidak mungkin untuk melarikan diri sekarang.

Jika dia melarikan diri, maka dia akan diperlakukan sebagai seorang pengkhianat dan ditangkap dan dieksekusi. Bahkan jika dia tidak dieksekusi, dia tidak bisa lagi menjadi seorang ajudan lagi.

Jika dia ingin terus menjadi mata-mata dan menyelesaikan tugas, maka satu-satunya pilihan adalah untuk mendapatkan beberapa prestasi di sini.

Tidak, itu jauh lebih baik untuk membunuh Nobuna selama kekacauan.

Ya, ketika Nobuna dan Matsunaga Hisahide bertarung satu sama lain, itu adalah kesempatan terbaik,

Senchiyo akhirnya menyadari.

Seorang Matsunaga Hisahide yang telah dikagumi sebagai seorang ibu oleh Nobuna.

Nobuna pasti akan kehilangan ketenangannya karena gairah intens.

Jika saat itu tiba, Nobuna akan dibunuh.

(Bahkan jika Matsunaga Hisahide melihat aku, itu tidak akan menimbulkan masalah. Dia juga memberontak karena dia ingin membunuh Nobuna. Dia tidak akan menghentikan aku, dan mungkin, dia bahkan akan menggunakan mantra jahat untuk membantuku.)

Senchiyo telah membuat keputusannya.

Membunuh Nobuna saat dia terganggu oleh Matsunaga Hisahide.

Aku tetap di sisi Nobuna hanya untuk melakukan hal ini!

Jika memang demikian, maka tidak ada lagi alasan untuk takut Matsunaga Hisahide.

Sebaliknya, dia bisa dianggap sekutu.

(Tapi untuk Oda Nobuna yang tidak mencurigaiku sebagai mata-mata bahkan sekali. Dia disebut iblis tapi sebenarnya dia hanya orang yang baik. Itu mengerikan untuk menjadi begitu manja.)

Senchiyo mengeluarkan senyum dingin dengan mata kejam.

Nobuna bergegas menuju medan perang tanpa mengetahui apa-apa.

"di sana! Lihat, orang yang menunggangi gajah adalah Danjo! Serang!"

"Gajah?!"

Nobuna menunjukkan arah tersebut.

Seekor monster berhidung panjang itu menahan para pendeta bersenjata dan mengeluarkan suara "Oh....".

Para pendeta bersenjata berteriak "Biarkan tentara rusa bergerak!", "Ashura, tolong memberkahi kami!", Tetapi masih dikibaskan oleh monster itu, karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana untuk melawan gajah.

Rasanya seperti orang dewasa memukuli anak kecil.

Untuk adegan ini ditunjukkan di depan matanya, Senchiyo benar-benar tak bisa berkata-kata.

"Gajah itu adalah hewan dari sisi lain dari lautan, aku bahkan melihatnya di Sakai!"

"Hime-sama, harap tunggu!"

Nobuna dan Senchiyo sedang menunggang kuda dan bergegas ke depan gajah itu.

Di bagian punggung gajah tersebut, ada pelana berwarna-warni.

Orang yang di pelana itu adalah Matsunaga Hisahide.

Melambaikan pipa tembakau sambil melihat dengan arogan pada Nobuna.

Nobuna berteriak pada Hisahide.

"Danjo!"

Matsunaga Hisahide memecah asap dan mulai berbicara.

"Terlalu lambat, Oda Nobuna. Jika aku langsung menyerang Honnoji, kau pasti sudah mati sekarang."

"Kenapa? Kenapa? Kenapa kau mengkhianati aku? Apakah karena aku tidak kompeten? Aku akan berubah.... Jadi, kembalilah!"

"Kenapa aku mengkhianatimu? Karena komet itu sangat terang."

"Komet?"

"Aku tidak bisa menyebabkan keributan jika aku bersamamu. Kau menentang aku untuk membakar Gunung Hiei, menentang rencana untuk membunuh semua pendeta bersenjata, dan melindungi Gunung Hiei dan nama para pendeta bersenjata itu! Kau juga menentang aku untuk membunuh semua pendeta bersenjata di Kofuku-ji, dan juga menentang rencana membakar kuil Nara!"

"Kofuku-ji? Maksudmu Kofuku-ji?"

Nobuna tidak memiliki ingatan mengenai kejadian di Kofuku-ji.

Adapun untuk rencana membakar Gunung Hiei, benteng pertahanan musuh, itu memang dihentikan di saat-saat terakhir.

Namun, Nobuna merasa bahwa ada sesuatu yang salah dari kata-kata Hisahide.

Nobuna pernah minum obat yang dibuat oleh Hisahide, jadi dia tidak ingat apakah dia benar-benar menentang rencana pembakaran Gunung Hiei.

Itu semua berkat pengikut seperti Takenaka Hanbei dan Sagara Yoshiharu yang membuat dia kembali normal dan menghentikan rencana pembakaran.

Tapi dia tidak bermusuhan terhadap kuil Nara.

Nara adalah negara Dewa di Yamato, sebuah negara yang bahkan daimyo Negara Berperang tidak masuk dengan mudah.

Jadi, bahkan Nobuna tidak berani mengganggu Yamato, jadi dia menyerahkan segalanya pada Matsunaga Hisahide yang markasnya di Yamato.

"Apa? Benarkah? Aku tidak tahu ini sama sekali!"

"Orang yang ingin membakar Gunung Hiei adalah Danjo!"

"Itu saja. Orang itu adalah satu-satunya, yang melawan kami para pendeta bersenjata selama bertahun-tahun, musuh yang ingin membakar Great Buddha di Todai-ji!"

"Oda Nobuna melindungi para pendeta bersenjata Kofuku-ji dan Todai-ji dari Danjo?"

"Itulah sebabnya Danjo menghianati Oda Nobuna!"

Para pendeta bersenjata dikejutkan oleh kenyataan yang tak terduga ini, dan mulai memuji Nobuna.

(Apa terjadi? Apakah wanita itu memakan beberapa obat yang salah dan mulai berbicara omong kosong?)

Manami Senchiyo, yang mengincar kesempatan untuk membunuh Nobuna, tetap di belakang Nobuna dan terkejut oleh situasi mendadak dimana para pendeta bersenjata berteriak "Lindungi Oda Nobuna-dono!" "Dia bergegas untuk menyelamatkan kita dengan pasukan kecil!" saat mulai untuk berkumpul kembali.

(Tidak mungkin itu bisa dilakukan.)

Matsunaga Hisahide melanjutkan.

"Juga, hari lain ketika aku berencana untuk membakar Istana Kekaisaran Yamato dan membunuh Himiko, dan siap untuk membakar Kyoto. Tapi Oda Nobuna, kau sekali lagi menghentikan aku dan melindungi Himiko itu. Dari awal, kau tidak berencana untuk menghancurkan dunia ini!"

Jadi itu kebenarannya! Sekarang aku tahu kebenaran tentang kebakaran di Kyoto!

Danjo tidak hanya menyerang Shogun, tetapi juga berusaha untuk membunuh Himiko!

Oda Nobuna melindungi Himiko-sama!

"Kalau dipikir-pikir, leluhur dari keluarga Oda..."

"Oh, itu sepertinya mereka adalah pendeta di Echizen!"

"Itu bukan musuh Himiko-sama!"

Para pendeta bersenjata menatap Matsunaga Hisahide, yang naik di atas gajah dan tertawa seperti seorang iblis.

Mereka bahkan tidak meragukan kata-kata Hisahide.

Hanya Nobuna yang merasa bahwa kata-kata Hisahide menunjukkan beberapa kemunafikan.

"Danjo! Apa yang kau bicarakan...? Tatap mataku, Danjo!"

"Aku ingin menggunakan api dari Ahura Mazda untuk menghancurkan segalanya dari negara ini, kau berbeda, Oda Nobuna! Kau, bukannya menghancurkan negara ini, kau mencoba untuk membangun kembali negara ini terselimuti dalam api. Jalan yang kita pilih adalah berlawanan! Kau benar-benar tidak bisa menjadi tuanku!"

"Danjo! Tunggu!"

"Teman-teman! Pasukan elit Oda sangat kuat! Ayo kita mundur dan mempertahankan Kastil Tamonyama!"

Hisahide mengarahkan gajah itu dan mulai mundur dari Shosoin Kuil Todai.

Tentara Matsunaga juga mulai mundur.

"Ohhh! Kita terselamatkan!"

Para pendeta bersenjata yang kelelahan secara fisik dan mental setelah perang dengan Tentara Matsunaga, mulai menangis dan saling berpelukan, "Nobuna-sama, terima kasih banyak!" "Kami tidak akan pernah melupakan kebaikan Anda ini!"

Tentara Matsunaga mulai bingung.

"Hime-sama, kita tidak bisa pergi ke Kastil Tamonyama. Kastil Tamonyama adalah sebuah kastil yang tidak cocok untuk pertahanan."

"Pergi ke Kastil Shigisan, benteng Yamato yang terbesar dan paling sulit harusnya disana."

"Bahkan jika itu dikepung oleh Oda, setidaknya kita masih bisa menahan selama beberapa bulan, setelah waktunya tiba, Tentara Mori yang menerobos Harima akan datang kembali dan membantu kita!"

"Jumlah Tentara Oda hanya sedikit, sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan!"

"Ini adalah kesempatan terbaik untuk menghancurkan Oda Nobuna!"

"Sebuah pelarian disini? Apa sebenarnya alasan pemberontakan ini?!"

Pengaruh mustard telah berlalu, sehingga para prajurit mulai mendapatkan kembali kewarasan mereka.

Menghadapi pengikut yang menunggangi kuda mereka dan mengeluh, Hisahide memilih untuk tetap diam.

"Tunggu! Danjo! Katakan padaku alasannya! Kenapa kau... Kenapa kau melakukan hal seperti itu?!"

Tiba-tiba, sebuah ledakan terjadi di belakang Nobuna yang mengejar Hisahide.

Melihat ke belakang

Sebuah asap keluar dari bagian belakang Shosoin Kuil Todai.

"Itu Shosoin Yamato... meledak?!"

Pada saat yang sama.

Konsentrasi Nobuna yang belum pernah hilang sejak dia bertemu dengan Hisahide, pecah pada saat itu.

Manami Senchiyo, yang menahan napasnya, mengikuti Nobuna di belakangnya dan akhirnya menemukan kesempatan untuk membunuh dia.

"Oda Nobuna, hidupmu adalah milikku!"

Senchiyo menunggangi kuda dan mendekati Nobuna diam-diam.

Dia sudah mencapai jarak dimana dia bisa membunuh siapapun hanya dengan satu tikaman.

Nobuna yang telah terganggu oleh Shosoin tidak menyadari hal ini.

(Hum. Meskipun aku sudah diperintahkan untuk tidak membunuhmu, tapi aku tidak boleh melewatkan kesempatan yang begitu besar. Ini mengejutkan sangat mudah.)

Pada saat ketika dia ingin menarik dari sebuah pisau kecil...

"Nin nin. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu."

Senchiyo dijatuh dari kudanya dari belakang.

Ada bayangan kecil menempel di belakangnya.

"Kau ini... Apa kau... seorang Shinobi....?!"

Tidak ada respon.

(Sebuah kesalahan! Seharusnya tidak ada shinobi ketika kami berangkat dari Honnoji!)

Aku juga seorang shinobi berpengalaman, tapi terserang begitu mudah dari belakang...

Kemudian Senchiyo kehilangan kesadarannya.

Salah satu titik vitalnya dipukul, dan dia pingsan.

Ketika Nobuna menyadari dan bertanya "Dimana Senchiyo?" Manami Senchiyo sudah menghilang dari medan perang.

Gerakan/tindakan Matsunaga Hisahide telah penuh dengan kontradiksi.

Saat dia menyatakan pemberontakan, Nobuna yang berada di Honnoji Kyoto seharusnya dalam keadaan yang benar-benar rentan, tapi bukannya menyerang Nobuna, mereka membuang-buang waktu mereka di Nara dengan pendeta bersenjata Koufuku-ji, dan kehilangan kesempatan untuk menyerang Nobuna.

Nobuna membawa pasukan kecil dan datang ke Nara dengan tekad untuk bertempur sampai mati, tapi Hisahide telah memerintahkan pasukannya untuk mundur bukannya menghadapi mereka.

Mereka bahkan tidak pergi ke benteng terbesar dan paling sulit di Yamato, Kastil Shigisan tetapi pergi ke Kastil Tamonzan Kuil Todai-ji.

Meskipun disebut sebagai Kastil Tamonzan, tetapi kenyataannya adalah, itu lebih tepat untuk menyebutnya sebuah kota bukit. Menara kastil yang mewah dan taman bunga eksotis telah mengambil upaya banyak yang dikeluarkan Hisahide untuk keadaan ini. Tapi sebagai benteng pertahanan, itu terlalu rapuh dan itu ada di dataran, sehingga pada dasarnya itu akan berakhir setelah di bawah pengepungan.

Nobuna hanya punya sejumlah kecil ajudan dan pengikut, tapi bahkan Nobuna sendiri tidak menyangka bahwa semua pendeta bersenjata dari Kofuku-ji menyatakan "Sudah waktunya untuk mengembalikan kebaikan Klan Oda yang melindungi kita dari Danjo!" dan bergabung dengan tentara Nobuna.

Meskipun Hisahide telah mengeluh tentang Nobuna, namun pada kenyataannya semua isinya adalah kebalikan dari apa yang orang pikirkan pada Nobuna, dan kebenaran berubah menjadi Nobuna menyelamatkan pasukan umat Buddha dan Istana Kekaisaran Yamato dari tangan Hisahide.

Setelah mendengar percakapan mereka, semua pendeta bersenjata bergabung dengan pasukan Nobuna secara tiba-tiba.

Orang yang menjadi samurai Yamato dari pendeta bersenjata di Kofuku-ji dan orang yang paling memiliki otoritas di antara mereka, Tsutsui Junkei, telah memutuskan untuk bergabung dengan tentara Nobuna dengan menyatakan "mari kita bergabung dengan tentara Oda untuk saat ini."

Asap di Shosoin Kuil Todai padam dengan segera.

Meskipun ada keributan kecil, tapi itu tidak menyebabkan kebakaran besar, dan mereka mampu memadamkan api tanpa banyak kesulitan.

Terlepas dari Manami Senchiyo yang tiba-tiba menghilang, keberuntungan yang luar biasa datang pada Nobuna satu demi satu.

Akhirnya, Nobuna dan para pendeta bersenjata mengepung persembunyian Matsunaga Hisahide, Kastil Tamonzan.

Sekitar tengah malam.

Laki-laki dari tentara Matsunaga yang masih antusias menyembah Hisahide mulai mengeluarkan desahan satu demi satu.

"Apakah aku bermimpi?"

"Apa yang sebenarnya kita lakukan?"

"Klan Matsunaga sudah selesai. Lari, larilah!"

Dengan ekspresi seolah-olah kepemilikan tentara telah dilepas, sebagian besar tentara melarikan diri dari kastil itu.

Nobuna mengabaikan para tentara itu.

Tidak ada lagi siapapun yang tersisa di dalam Kastil Tamonzan yang bisa melindungi Matsunaga Hisahide. Kecuali tuan ilusi menakutkan itu, Matsunaga Hisahide sendiri, itu hampir seperti sebuah kastil kosong.

Nobuna juga tidak mendengarkan gagasan para pendeta bersenjata untuk membakar kastil tersebut.

Bersama dengan Rikyuu, Nobuna memasuki Kastil Tamonzan.

Ini adalah untuk membujuk Matsunaga Hisahide untuk menyerah.

Nobuna masih tak bisa memahami alasan di balik pemberontakan ini.

Tindakan Hisahide yang telah memberontak, tidak peduli bagaimana Nobuna memikirkannya, itu pasti sebodoh memilih kematian dirinya sendiri.

Dan ketika Hisahide mengutuk Nobuna di depan para pendeta bersenjata itu, itu bukan kebenarannya tidak peduli bagaimana kau melihatnya.

Beberapa kata-kata itu dimaksudkan untuk membantu Nobuna menghapus kesalahpahaman yang dunia miliki pada dirinya.

Apa lagi, Nobuna bahkan tidak merasa bahwa Hisahide benar-benar tidak puas dengannya.

Hisahide dan Nobuna harusnya berada dalam sebuah hubungan ibu-anak.

Nobuna telah kehilangan ayah angkatnya Saito Dosan.

Dia tidak bisa menangani kehilangan Hisahide juga.

"Aku harus menyelamatkan dia bagaimanapun juga."

"Selamat Datang, Nobuna-sama. Aku sudah menunggumu."

Nobuna dan Rikyuu masuk ke menara kastil.

Matsunaga Hisahide menunggu di benteng teh emas sebagai tuan.

Lantai, atap, dinding, dan bahkan peralatan teh, semuanya terbuat dari emas.

Bahkan pintu dan balok langit-langit juga terbuat dari emas.

Matsunaga Hisahide menggunakan senyum yang sama sekali berbeda dari medan perang, sebuah senyum lembut untuk menyambut Nobuna dan Rikyuu.

"Sayangnya, ini semua disepuh. Aku masih kekurangan uang untuk membangun benteng teh emas murni."

"Ini...."

".... (Detak jantung)"

Rikyuu sepertinya ingin mengatakan bahwa ini adalah benar-benar ide yang berlawanan dari Gothic Lolita benteng teh emas dan benar-benar bukan pemikiran orang dari negeri ini. Dia terkejut sampai dia menjadi tak bisa berkata-kata.

Nobuna dan Rikyuu duduk di depan Hisahide, yang sedang memegang harta dunia - Hiratagumo, dan melihat perlengkapan teh emas.

Sepertinya dia tidak memiliki racun sama sekali.

"Yamato, sebuah negara Mahoroba."

Hisahide mulai menyanyikan puisi kuno.

"Engkau anak bodoh, bersembunyi di pegunungan, komet kota Yamato"

"Apakah itu?"

"Ufu, ada waktu di Yamato, bahwa itu dieja dengan indah sebagai "Sora-ryu Hashi" dan apa yang aku ingin menunjukkan padamu. Dalam kata-kata "Sora-ryu Hashi" (宇流波斯), anda dapat menemukan kata "Persia" di dalamnya" [1]

"Tanah air Danjo"

"Orang Persia yang datang dari benua barat yang terdampar di pulau ini. Dan orang Persia itu adalah leluhurku, dan seperti Dewa Mazda Persia yang dikenal sebagai Ashura, hal telah berubah, dan budaya Persia terus diturunkan di tanah indah ini dari Yamato."

"Jadi itu sebabnya Danjo tidak pernah meninggalkan Yamato."

"Di candi kuil Shosoin, ada harta leluhur dari Persia, jadi aku ingin mengambil itu kembali."

"Itu karena itu adalah harta leluhurmu kan?"

"Tidak, para biarawan itu hanya ingin menghapus semua hal yang terkait Persia seolah itu tidak pernah ada. Dan mereka menutup negara ini, memutar sejarah dan membuat mereka satu-satunya yang membangun negara ini, dan mereka bahkan menolak keanggotaan dari negara lain."

Dan sebagai akibat dari perang ini, seperti Yamato, daerah ini suatu hari nanti akan ditelan oleh Namban. Hisahide kemudian tertawa.

"Kita tak punya banyak waktu. Tolong bukalah mata negeri ini, Nobuna-sama."

"Lalu Danjo, kenapa kau memberontak? Kau, ingin membunuhku, itu kebohongan kan?"

"Dalam rangka untuk membuat sebuah dunia baru, dunia lama perlu diubah menjadi abu. Anda memerlukan orang jahat untuk memberikan pukulan fatal pada kekuatan lama. Tapi perusak tidak seharusnya datang ke dunia baru."

Hisahide mengatakan hal ini dengan lancar.

"Kofukuji dan juga Gunung Hiei, akan selamanya berterima kasih kepada Nobuna-sama dan tidak akan mencoba untuk menghentikan anda dalam usaha pemberantasan jika anda memenggalku."

Itu masih belum berakhir. Untuk beberapa saat dia diam, seolah-olah dia mempersiapkan kata-kata dengan hati-hati.

"Dengan ini, ketenaran Nobuna-sama akan sangat berkurang dan semua tindakan anda yang salah, akan dibatalkan oleh penyihir, Matsunaga Hisahide Danjo dibalik layar."

"Danjo?"

"Para prajurit Yamato yang melawan para biarawan bersenjata akan berhenti dan negara Yamato akan memiliki kedamaian pada akhirnya."

"Jadi kau mengatakan bahwa para prajurit dari Yamato dan biarawan bersenjata akan terpisahkan dan para biarawan akan melucuti diri mereka sendiri dan kembali ke Kofukuji?"

"Ya, Yamato akan memiliki kedamaian, dan setelah Anda memenggalku Nobuna-sama, mereka pasti akan menunjukkan belas kasihan dan mereka akan membiarkan anda menenangkan Jepang?"

"Tidak mungkin, kau melakukan ini... demi aku?"

"Aku bertanya-tanya, jika Nobuna-sama memimpin pasukan, aku mungkin telah membunuh mereka"

Hisahide menyentakkan jarinya.

Dari langit-langit, ada tubuh yang tiba-tiba turun dan sekarang berayun.

Itu adalah Manami Senchiyo.

"Senchiyo?"

".....Dia adalah seorang mata-mata musuh"

*POOF* bayangan lain muncul di depan Nobuna.

Itu adalah Goemon.

"Goemon? Mengapa kau di sini?"

"Aku, dalam rangka untuk swave(menyelamatkan) Takenaka-shi, pergi ke Gunung Shosoin untuk mencuri *tergagap* Ranjatai tetapi, menggantikan aku, Matsunaga-shi alweady(sudah) mencuri itu... uuuhhh~"

"Menyelamatkan Hanbei? Ranjatai?"

"Aku tidak pandai berbicara kalimat panjang.... Matsunaga-shi akan menjelaskan sisanya"

"Danjo, apa yang terjadi?"

"Ketika Anda sakit, Manami Senchiyo ini memblokir semua surat-surat yang dikirimkan kepada Anda oleh para pengikut Anda, berencana untuk mengisolasi Anda dan menempatkan retakan dalam hubungan Anda dengan mereka, sehingga memata-matai lebih mudah baginya."

"Kemudian perintah tentang eksekusi dari adiknya Harima datang dari dia?"

"Ya, itu adalah Manami Senchiyo yang memerintahkan itu"

"Apakah ini benar?"

"Hime-sama, adik Kuroda-shi aman, Takenaka-shi telah mengungkapkan kebenaran tentang hal itu."

".....Ah~~......Syukurlah~~"

Dari mata Nobuna, air mata lega bisa terlihat.

Sekarang ketegangan telah lenyap, air mata tidak mau berhenti mengalir dari matanya.

"Aku, aku sangat takut untuk menghadapi Harima dan Yoshiharu, aku sangat menyesalinya. Syukurlah..... benar-benar, syukurlah."

"Hahahaha, mau bagaimana lagi jika penyamaranku terbongkar sekarang, tapi aku tidak akan mengungkapkan majikanku!"

Senchiyo berteriak sementara masih terikat.

"Nobuna-sama, dengan alchemy dari Persia. Aku akan membuat dia mengatakan nama majikannya."

"Alchemy?"

"Namanya 'Mantra Bunga Dewa'."

Hisahide mengeluarkan kantong dari dadanya.

Di dalam kantong itu, ada berbagai serbuk berwarna-warni.

Sebuah aroma manis tajam telah menyelimuti ruang teh.

Di sudut ruang teh yang terselimuti oleh aroma brilian, Hisahide membaca baris lain dari Kojiki ( 古事記か). [2]

"Bunga mekar dan layu dalam dua puluh hari, untuk hiruk pikuk kegembiraan orang kota."

Senchiyo yang terikat yang telah meminum isi kantong tersebut berjuang dengan suara "Uh, tidak... tidak~!" tetapi kau melihat tanda kegairahan besar di matanya yang berlinang air mata.

"Ini adalah sebuah puisi kuno disusun oleh Kayama Koji dari era Tang tentang bunga apiun ketika kaisar dan pelacur cantik masih berkeliaran tanah. Itu tentang seorang penguasa yang lupa untuk melakukan tugas-tugasnya karena dia sangat menyukai Youkihi. Dan Youkihi mengagumi bunga apiun." [3]

Nobuna mengangguk, "Kayama Koji, itu tentang Haku Rakuten kan?" [4]

"Salah satu bahan baku ramuan ini adalah bunga apiun yang mekar di kebunku dialam kastil Tamonyama. Sejak jaman Youkihi mengagumi bunga apiun tersebut, itu juga dikenal di negara itu sebagai "Kao (花王)" Dan "Bunga dewa (花神)", Tapi apa yang mereka tidak tahu adalah bahwa ini adalah obat tradisional yang datang dari barat."

Dikatakan oleh Nagahide.

Youkihi, yang datang dari barat dan menipu kaisar dengan memikat dia dengan kecantikan dan aromanya. Para pelacur cantik yang telah mempesona seluruh Great Tang memiliki darah Persia dalam pembuluh darahnya.

Youhiki tidak mengagumi bunga tersebut karena keindahannya.

untuk memanipulasi Kaisar Xuanzong, dia membutuhkan bahan baku "Bunga dewa (花神)" untuk membuat ramuan Persia, itulah sebabnya dia membutuhkan sejumlah besar bunga apiun.

Senchiyo mengerang sambil gemetar.

"Aku tidak akan bicara, aku akan bunuh diri.... huh? Aku tidak bisa menggigit lidahku."

"Kau telah terpengaruh oleh skill ku, aku mencabut kebebasanmu untuk menggunakan mulutmu, jadi kau tidak bisa menggigit lidahmu. Sekarang, siapa yang memerintahkanmu?"

Hisahide menjejalkan sesuatu kedalam mulutnya.

Namun, Senchiyo memilih untuk meludahkan itu dari mulutnya. "Aku telah mengeluarkan itu, Matsunaga Danjo apa kau benar-benar berpikir trik kecil bisa menghentikan-" tapi tiba-tiba, "Ugu~!" dia kehilangan kesadaran dan menjadi tak bergerak.

"Dia-dia mati."

"Senchiyo!?"

Nobuna berlari dan memeluknya tapi Senchiyo tidak bernafas lagi.

Itu hangat. Tubuh itu masih hidup tapi jantungnya tidak berdetak lagi.

"Yah, membunuh seorang gadis muda dan cantik adalah sia-sia. Jadi aku sedikit bermain dan menarik roh yang akan menghentikan jantungnya dari berdetak."

"....Tapi, dia masih mati...." Nobuna berkabung untuk Senchiyo.

"Ini adalah sebuah teknik yang hanya bekerja pada ninja Fuma. Jadi gadis ini, salah satu ninja Fuma kalau begitu?"

"Fuma? Kenapa seorang ninja dari klan Houjou wilayah Kanto berada di sini di Kyo?"

"Mungkin, orang di balik persekongkolan ini adalah Konoe Sakihisa."

"Konoe? Bajingan gigi hitam itu? Benarkah?"

"Harap jangan tertipu, dia mungkin tidak memiliki penampilan yang elegan, tetapi dia adalah master dari persekongkolan. Harap jangan meremehkan klan Fujiwara yang telah memerintah di Istana Kekaisaran Yamato selama bertahun-tahun, Nobuna-sama."

"Kenapa, kenapa Kampaku dari Istana Kekaisaran Yamato melakukan hal ini? Aku tidak bisa memahaminya!"

"Karena ambisinya sendiri untuk memanipulasi negara ini, dia adalah orang yang menipu Uesugi Kenshin yang murni dan mencoba untuk mendominasi Kanto, jenis orang seperti itulah dia."

"Meski begitu."

Nobuna masih tak bisa percaya.

"Meskipun banyak yang percaya bahwa aku menghancurkan Keshogunan Ashikaga dan menyerang Ashikaga Yoshiteru, tetapi pelaku sebenarnya adalah Konoe Sakihisa yang memerintahkan aku dan menghancurkan Keshogunan dari dalam."

Konoe Sakihisa begitu ambisius bahwa dia bersedia untuk pergi sejauh itu.

Nobuna tiba-tiba mengerutkan kening dan berkata "Aku telah ceroboh" sambil menggeretakkan giginya.

Dia berpikir bahwa pejabat pemerintah hanya tahu bagaimana untuk mengadakan pesta minum teh, tapi sekarang dia tahu bahwa dia membuat terang mereka.

"Mungkin dia punya perjanjian dengan klan Houjou. Sekarang bahwa dia telah meninggalkan untuk menaklukkan Kanto, dia mungkin berencana untuk mengendalikan Istana Kekaisaran Yamato sementara masih ada kebingungan."

"Mengendalikan Istana Kekaisaran? Para bangsawan dengan wewenang? Kenapa semuanya tiba-tiba? Kau bercanda kan Danjo?"

"Baginya, satu-satunya yang bisa memerintah negara ini adalah bangsawan dengan kekuatan, dia adalah monster semacam itu, dan dia menyadari bahwa Anda adalah gangguan bagi ambisinya."

"Danjo, meskipun Konoe Sakihisa adalah seorang konspirator, para tentara tidak bergerak hanya karena keinginan seorang konspirator. Dengan mengesampingkan pemikiran lama dari Uesugi Kenshin, semua itu tidak mungkin!"

"Ya, Konoe mengetahui ini juga di wilayah Kanto. Jadi sekarang, dia memiliki seorang ahli strategi, seorang ahli strategi yang menyembunyikan dirinya dalam bayang-bayang. Orang itu, tanpa diragukan lagi adalah seorang ahli strategi yang memiliki pengalaman membanggakan di medan perang berdarah ini. Termasuk klan Houjou, orang itu pasti akan meyakinkan lebih banyak prajurit terkenal."

"Siapakah ahli strategi itu?"

"Yah, mereka hanya menggunakan Konoe Sakihisa untuk ambisi mereka sendiri. Dia benar-benar ahli strategi mengerikan. Bagi mereka, Konoe Sakihisa hanyalah pion untuk ambisi mereka."

"Siapa yang akan melakukan hal seperti itu?"

"Aku tak tahu, boneka yang adalah mata dan telingaku tak tahu sejauh itu dan itu sudah menghilang. Dan tanganku sudah penuh dalam memikirkan cara untuk menyelamatkan seorang gadis di Harima."

Hisahide telah menempatkan sebuah benda hitam aneh di depan Nobuna.

Panjangnya 5 kaki dan beratnya 305 momme.

"Ini adalah harta dari Gunung Shousoin, harta yang paling berharga di negeri ini, Ranjatai."

"Jadi ini adalah Ranjatai yang dirumorkan itu."

"Sampai saat ini, hanya sedikit yang diizinkan untuk memotong sepotong Ranjatai di Istana Kekaisaran Yamato. Dimulai dengan Ashikaga Yoshimitsu yang memperoleh kekayaan yang luar biasa di era keemasan Keshogunan Muromachi, Ashikaga Yoshinori yang mencoba untuk menyatukan dunia dan berjuang melawan Gunung Hiei dan Kanto, Ashikaga Yoshimasa yang bersembunyi di kastil Ginkaku menyebabkan Perang Onin, dan klan Toki dari Mino yang digulingkan oleh Saito Dousan karena mereka berlebihan berprestasi."

Klan Ashikaga yang mengetahui efek dari Ranjatai yang memberikan umur panjang telah membuat ramuan umur panjang untuk pemerintahan panjang mereka dan menunggu untuk itu untuk tumbuh kembali, tapi klan Toki telah memotong itu sebagian sambil tidak menyadari nilainya, memberikan Saito Dosan sebuah alasan untuk memberontak dan mengambil kekayaan klan Toki. Ini juga merupakan alasan kenapa aku tetap muda dan cantik setelah aku mengambil dosis itu. Hisahide menjelaskan kepada Nobuna.

"Aku telah mendengar bahwa itu adalah kayu wangi, tapi kelihatannya seperti sebuah batu...... tidak, lebih tepatnya, Ini seperti sebuah permata hitam legam yang mengkilap."

"....*BADUMP* *BADUMP*"

Ini adalah sebuah harta yang sangat langka dan dekat dengan "Batu Bertuah", yang merupakan tujuan akhir dari alchemy. Rikyuu menunjukkan pikirannya dengan sebuah tanda.

"Ketika aku berpura-pura mati, Matsunaga-shi menggunakan waktu itu untuk mencurinya" *Gagap*

"Berkat dia, kami dengan aman melarikan diri dari tempat itu."

"Goemon! Kenapa kau bermain pencuri dengan Danjo!? Kau tahu bahwa ini adalah sebuah harta berharga dari Istana Kekaisaran Yamato kan!?"

"Auuu~~, itu demi Takenaka-shi."

"Hanbei?"

"Nobuna-sama, bawalah ini ke Sagara Yoshiharu-dono di Harima dengan segera."

"Kenapa Takenaka Hanbei menginginkannya?"

"Gadis itu, memiliki sebuah penyakit dan dia tidak akan hidup lama, namun, jika dia bisa mendapatkan dosis dari Ranjatai, itu mungkin untuk memperpanjang hidupnya untuk sementara waktu, atau begitulah yang aku dengar."

"Hari-hari Hanbei bisa terhitung?"

"Hanya untuk mencuri Ranjatai dan menyelamatkan Takenaka Hanbei, Yoshiharu Sagara-dono mempersiapkan untuk mengangkat pemberontakan melawan Nobuna-sama jika diperlukan."

"Tidak mungkin, maka Danjo?"

"Ketika dia mendengar cerita itu, Matsunaga-shi mengatakan bahwa Sagara-shi tidak perlu mengangkat sebuah pemberontakan dan melawan dengan Hime-sama." *Gagap*

"Biar aku yang dikenal selalu memberontak, yang melakukannya."

Tampaknya banyak peristiwa yang terjadi ketika Nobuna sakit di kuil Honnoji.

Alasan untuk ini adalah Manami Senchiyo yang memblokir laporan sebelum mencapai dia.

Goemon mencoba memberinya laporan dengan benar.

".....Unyaaa~~, aku terlalu lelah untuk berbicara lagi."

Karena dia terlalu gagap, dia menyerah pada penjelasan.

"Ketika anda tidak membutuhkannya lagi, kembalikan itu ke Istana Kekaisaran Yamato. Silakan laporkan bahwa Anda menemukannya, dan jika mereka bertanya kenapa itu menjadi begitu pendek, katakan pada mereka bahwa itu telah diledakkan oleh Danjo, yang meledakkannya di Hiragumo."

"Diledakkan?"

"Itu adalah aku yang membakar Great Buddha dari Kuil Todai. Kemudian Nobuna-sama mengatakan bahwa jika aku menyerah dengan Hiragumo, dia akan mengampuni aku, tapi pengkhianat Matsunaga Danjo menolak penawaran anda dan berkata bahwa dia tidak akan memberikan Hiragumo ini kepada siapapun. Itu sedikit licik untuk berbohong, tapi tidak ada yang akan curiga."

Hisahide memejamkan matanya, dan kemudian menunjukkan sebuah senyum lembut.

"Danjo, aku tidak bisa...."

"Dan juga, karena aku sudah memberontak sekali terhadap Nobuna-sama, tidak ada yang akan meragukan tentang hal itu. Anda membiarkan terong Tsukomogami untuk hidup di bawah matahari. Tapi aku menjawab bahwa Hiragumo yang tak ternilai ini lebih berharga dari hidupku, dan menolak untuk memberikannya kepada siapapun."

Mata Nobuna menjadi terbuka lebar.

"Kemudian Danjo, jika aku mengatakan bahwa "Aku akan membayarnya" pada saat itu, apa yang akan kau lakukan?"

"Ya, maka aku akan mengatakan "Aku akan meledak bersama dengan Hiragumo ku". Jika berita ini mancapai jalanan Kyoto, ini pasti akan menjadi topik panas."

"Kemudian, kau berniat untuk mati dari awal!?"

"Hari ini, aku membakar aula-aula dari Hall of Great Buddha dari Todai. Siapa yang akan berpikir bahwa aku akan mendapat karma buruk, bahwa Matsunaga Danjo ini akan mendapat ganjaran, dan orang yang akan memberikan ganjaran itu adalah Nobuna-sama yang bahkan orang yang menenangkan negeri ini."

Nobuna akhirnya mengerti.

Matsunaga Hisahide bermaksud untuk mati dan memikul semua nama buruk yang suram dari Nobuna.

Dari awal, menyebabkan pemberontakan bodoh seperti ini untuk mati, melawan para biarawan bersenjata dengan sengaja, dan mengelilingi Shosoin dari Kuil Todai yang terbakar, dan bekerja sama dalam mencuri Ranjatai.

Dan dengan sengaja memilih untuk membakar Great Buddha pada hari ini, sebagai peringatan hari kematiannya.

Hanya untuk membuat orang-orang berpikir bahwa hukuman Budha akhirnya diberikan kepadanya.

"Danjo, kau...... Kapan kau berencana untuk mati dan memikul nama burukku?"

"Mungkin di Kuil Kiyomizu. Ketika aku melihat Takenaka Hanbei, gadis muda itu sudah meneguhkan dirinya sendiri."

"Keteguhan Hanbei?"

"untuk membuka jalan baru untuk dunia baru untuk rakyat negara ini, gadis itu memutuskan dirinya untuk maju terus meskipun ini berarti bahwa dia akan yang paling menderita jika dunia lama hancur. Ketika aku melihat sosok miliknya itu, jiwa tersesat dalam diriku telah diselamatkan."

Tampaknya Hisahide tidak bisa diyakinkan untuk berhenti lagi.

"Bahkan pada waktu itu ketika kita mengepung Gunung Hiei, aku juga kalah pada Takenaka Hanbei. Jika kita benar-benar memadamkan api abadi tersebut, tidak ada kebutuhan untuk membunuh para biarawan bersenjata. Memang, dia adalah Komei sebenarnya dari zaman modern ini. Kebijaksanaannya lebih berlimpah daripada aku."

Segala sesuatu yang terjadi di sini sudah direncanakan sejak lama.

"Dengan mencuri Ranjatai, aku akan bisa membalas budi dengan menyelamatkan hidupnya, tapi untuk mati di Yamato, rasanya ini adalah takdir."

"....."

"Aku hampir lupa. Sementara kita memiliki kesempatan, silahkan membawa obat ini untuk Kuchiki Shinano di barat Omi. Dia membantu kita melarikan diri dari Kanegasaki. Nobuna-sama, setelah kematianku memberikan dosis ini padanya dan kewarasannya akan kembali."

"....Dearuka.."

Nobuna menyesal bahwa dia tidak menyadari tekad Hisahide jauh lebih awal.

Hal seperti itu, aku tidak mau itu!

"Aku pikir sudah waktunya bagiku untuk pergi. Dengan ini, klan Oda akan kehilangan nama buruk mereka jika pelakunya meninggal. Dan tolong jangan membiar aku hidup, aku sudah mengangkat dua pemberontakan melawan Nobuna-sama, mereka akan mempertanyakan integritas Tenka Fubu anda, jadi kita harus melakukan ini."

"Aku tidak bisa!"

"Nobuna-sama, suatu hari nanti orang akan mati. Dan pada saat itu, kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang kita cintai."

"......Tidak~~!....."

Nobuna mulai menangis dan melemparkan diri ke dada Hisahide.

Hisahide kemudian dengan lembut membelai kepala Nobuna.

"Viper ini sudah pergi~! Dan Danjo juga meninggalkan aku juga~~!? Ini terlalu berlebihan~! Kau begitu kejam~!"

"Ini adalah aturan dari dunia ini."

"Aku tidak peduli~! Tolong, aku mohon~! Tolong jangan tinggalkan aku~~! Danjo~!"

"Nobuna-sama, tolong jangan begitu manja padaku, karena kita tidak akan melihat dalam hidup ini lagi. Dan mulai sekarang, anda harus berhasil dalam menenteramkan negeri ini."

".....Tidak~~!....."

Kata-katanya tidak keluar lagi.

"Nobuna-sama, tidak ada waktu untuk disia-siakan lagi. Anda harus menenteramkan negeri ini sesegera mungkin, dan berlayar ke lautan. Dan tanah airku... di barat jauh, tolong melihatnya dengan mata anda sendiri."

"Kau juga datang dengan aku Danjo~!"

"Ya ampun, tolong jangan bertindak terlalu manja. Dousan dan aku telah memberikan semua yang kami punya untuk anda."

"....Danjo~?"

"Aku tidak akan memberikan hal yang anda harapkan, aku tidak akan memanjakan anda. Anda bukan anak kecil lagi, anda adalah orang yang akan menghentikan perang yang mengerikan ini."

Dengan kata-kata baik Hisahide, air mata Nobuna telah berhenti.

Rasanya seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.

"Hati anda tidak kosong lagi. Kekosongan yang anda rasakan, silahkan mengisinya dengan kenangan aku dan Dousan dan tolong, jangan berubah menjadi seorang raja iblis."

Nobuna perlahan-lahan meninggalkan pelukan Hisahide.

Bibirnya gemetar.

Dan dengan mata yang penuh kesedihan.

Tapi tetap saja, Nobuna memahami bahwa dia tidak harus menangis di depan Hisahide lagi.

Dia telah kembali ke tempat duduknya dan meminum teh terakhir yang dibuat oleh Danjo.

"Nobuna-sama, jika anda tertimpa kesepian, silahkan bergantung kepada orang yang anda cintai yang ada di sekitar anda."

"Dapatkah aku, benar-benar, melakukan itu?"

Dia tidak bisa berbicara kata-kata panjang lagi.

Karena jika dia melakukannya, air matanya akan mengalir keluar lagi.

Nobuna hanya bisa mengatakan sedikit kata-kata sekarang dari mulutnya.

"Ya, anda tidak perlu takut. Anda selalu memiliki hal-hal yang berharga dalam diri anda, bahkan sekarang, tetapi jika anda selalu melakukan itu, anda akan menjadi lelah dari depresi. Aku dan Dousan telah menyadari ini terlalu terlambat."

"Aku, tidak lelah...."

"Anda memiliki banyak teman. Dan juga, ada Sagara Yoshiharu-dono yang melompat melalui waktu hanya untuk berada di samping anda. Harap lebih jujur pada perasaan anda."

"De......aru......ka"

Dia telah mabuk teh pahit.

Pesta teh di ruang teh emas sampai pada ujungnya.

Goemon menghilang tanpa suara.

Dan juga Rikyuu "......Hiragumo....." bergumam dengan suara anime-ish dan kemudian membungkuk dan meninggalkan ruang teh.

Dan yang terakhir, Nobuna sambil menggigit bibirnya berdiri.

Di tangan yang langsing, dia mememluk Ranjatai.

Sambil memeluk Manami Senchiyo yang mati yang tampaknya masih hidup, Hisahide tersenyum curiga.

"Nobuna-sama, malam ini, harap memperhatikan langit karena hari ini akan ada komet yang muncul."

Pada fajar hari ini.

Matsunaga Danjo Hisahide dengan Hiragumo-nya, meledak di Kastil Tamonyama.

Itu adalah hari yang sama bahwa dia membakar Hall of Great Buddha Kuil Todai.

Matsunaga Hisahide yang seperti monyet, yang menyebabkan pemberontakan dalam perang ini sekarang terbakar dan meninggal.

Matsunaga Hisahide telah gagal memberontak dan meledakkan dirinya bersama dengan Hiragumo. Pada hari itu, bola api yang berkobar yang melintasi langit telah dilihat oleh penduduk setempat dan menakutinya. Mereka menyebutnya " bintang Danjo".

Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Secara harfiah diterjemahkan sebagai Komet Persia.
  2. Kojiki adalah catatan sejarah kuno Jepang, termasuk mitos dan legenda http://en.wikipedia.org/wiki/Kojiki
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/Youkihi seorang pelacur di era Tang.
  4. http://en.wikipedia.org/wiki/Hakurakuten