The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 1 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog: Dewa dan Iblis[edit]

Mengalir.

Seperti tarian yang indah. Seperti gerakan-gerakan ahli bela diri. Tetapi ia tidak luar biasa, maupun cepat.

Ia melakukannya dengan alami.

Meskipun dia hanya menggerakkan tangannya dengan alami, namun after-image terlihat bermunculan. Tepat enam tangan. Semua bergerak dengan lembut. Dewa sesungguhnya seperti Ashura ada.

Dengan keenam tangan itu, dia memegang kekuatan seperti dewa.

Akan tetapi, dia terlihat terlalu lembut untuk seseorang seperti Ashura yang hebat.

“Ah! Caranya membuat bentuk bayang-bayang ini. Keterampilan artistik ini......penulis adegan ini melakukannya dengan baik setiap kali dan setiap waktu!”

Saat anak lak-laki ini merasa semakin senang, ekspresinya melembut.

“Haha, sepertinya kau sedikit gemetar. Kiriko......akan tetapi.”

Dan tangannya secara perlahan mendekati kontrol untuk memberikan perintah.

“Jangan khawatir. Aku, sang Dewa Penakluk, pasti akan menyelamatkanmu dari putaran berulang ini.”

Seperti pianis memainkan sebuah sonata dengan damai.

Mengagumkan.

Sunyi.

Tenang.

“Ayo sekarang, Chitta! Hadapi khayangan dan terbang ke langit. Armada gunturmu menunggu.”

Bisikan-bisikannya mengalir keluar.

Namun ia seperti penyair menyanyikan lirik sebuah lagu.

“Terdengar bagus. Perlahan. Benar-benar perlahan......ayo sekarang.”

Di belakang kacamatanya.

Saat mata jernihnya menyempit, “Kiriko! Chitta! Misako! Gou! Nameless N! Yuriel!”

Seolah membawa tongkat konduktor, dia mengangkat kedua tangannya di depan kepala.

“Sekarang”

Dengan kata-kata itu, keluar dengan elegan.

Anggun.

Tanda penutup.

“Semua! Semua! Aku akan menangkap kalian semua!”

Fafafafafa~n. (TL note: Ini adalah suara not-not pada sebuah orkestra mengakhiri sebagian dari sebuah karya...)


Chiyurararara.

Chirererere, chichichire.

Semua tema penutup mengalir serentak. Semua dengan sempurna di perhitungkan. Menciptakan situasi dengan satu tujuan, dalam kendali penuh perusahaan pembuat, panjang cerita, suara heroine hidup/mati dan di luar, dia dapat membuat semua berakhir dalam satu percobaan.

Ada di dunia ini adalah tangan Dewa yang tidak ragu-ragu ataupun menjadi bingung.

“Hmph”

Anak laki-laki itu menyandarkan punggungnya di kursi, mendesah karena kelelahan.

“Kerja bagus senilai satu hari....”

Dia mengatakannya seolah artis yang dihujani tepuk tangan.

Suara mereka terdengar.

Dari dari dalam monitor, heroine yang telah diselamatkan yang tak terhitung jumlahnya meneriakkan namanya.

Dewa Penakluk.

Dewa Penakluk.

Namanya adalah Katsuragi Keima.

--

“Sekarang, dengan ini...”

Dan bagian itu dari awal sampai akhir, seorang gadis memandang dari belakang, mendesah sambil menurunkan pundaknya.

“Kenapa dia selalu harus bermain game?”

Setelah itu, dia menarik nafas dalam-dalam dan membuat corong dengan tangannya lalu...

“KAMI SAMAAA!!! AKU AKAN MEMBUAT MAKAN SIANG!!”

“WAAAAAAAAAA!!!”

Anak laki-laki itu spontan berteriak.

Anak itu, Katsuragi Keima, yang baru saja dengan cepat menyelesaikan enam gal-game, melompat ke udara, dengan jantung berdetak cepat dia memegangi dadanya.

“Ap, Apa!? Elsie?”

Saat dia memastikan itu dia lalu menjatuhkan pundaknya.

“Sudah kubilang berkali-kali jangan memasuki ruanganku tanpa permisi!”

Dia mengacungkan jari telunjuknya pada gadis bernama Elsie.

Dia adalah gadis menimbulkan rasa sayang dengan mata yang manis.

Berlawanan dengan penampilannya yang terlihat tak berdosa, identitas aslinya adalah seorang iblis dari Neraka yang pergi ke dunia atas karena Runaway Spirit Squad. Dia memberikan ekspresi tidak senang ‘Uh~~’ saat senyumnya berubah masam.

“Tapi, Kami-sama, ini sudah lama lewat tengah hari. Kalau kau tidak makan sesuatu, itu akan mengganggu kesehatanmu.” (sebagian dari kalimat ini bersambung kehalaman berikutnya)


“Hmph!”

Keima menyilangkan tangannya dan mengalihkan pandangan.

“Semua hal itu tidak ada hubungannya denganku. Aku mendapat semua nutrisi dengan bermain game secara teratur.”

“Tapi bukankah nutrisi untuk tubuh juga sangat penting? Mengisi perutmu dengan makanan juga penting, benar kan?”

“Yah,”

Keima berdiri dari kursinya.

“Karena aku sedang berlibur, aku tidak akan ragu melawan kenyataan.”

Dia menaikkan kacamatanya dengan ujung jari, membuat matanya bersinar.

Meskipun memiliki wajah bayi, dia adalah pemuda dengan ekspresi tenang. Katsuragi Keima. Orang-orang memanggilnya dengan nama julukan “Dewa Penakluk”, seseorang yang dapat menaklukkan gadis manapun (di dunia game).

Diminta oleh iblis wanita bernama Elsie untuk mengumpulkan arwah yang kabur, dia melalui hari-hari yang sebenarnya sedikit tidak ingin dia lakukan.

Itulah kenapa Elsie mulai sedikit mengerti sebagian mengenai kepribadian Keima.

“Meskipun begitu,”

Dia mengatakannya sambil terus melihat keenam layar.

“Kami-sama benar benar bisa membuat gadis manapun jatuh cinta padanya sesuai keinginannya.”

Dia mengatakannya dalam kekaguman.

Karena hal ini bukan hal yang terlalu sulit untuk dilakukan bagi Keima, dia mengangkat bahunya sedikit.

“Itu karena aku adalah Dewa Penakluk.”

Jadi dia mengatakannya tanpa menunjukkan tanda kalau dia melebih-lebihkan. Tertarik akan hal ini, Elsie bertanya,

“...Aku memiliki sedikit keraguan, tapi bisa kah Kami-sama menangkap gadis macam apapun yang kau sukai tanpa membeda-bedakan?”

Keima menjawab dengan,

“....”

Tanpa menampakkan ekspresi di wajahnya, Keima dengan kuat memandang pada Elsie.

“...pertanyaan bodoh untuk ditanyakan.”

Dia dengan yakin menjawab.

“Jadi, jadi, untuk contohnya!”

Elsie berkata sambil memperhatikan gadis-gadis dari dunia fantasi dari salah satu layar,

“Bahkan gadis-gadis yang hidup di dunia yang sangat berbeda dari kenyataan?”

“Tentu saja.”

“....Gadis-gadis ini memiliki sayap di punggung mereka, benar kan? Apa mereka peri? Juga, gadis ini yang memiliki ekor dan telinga hewan....”


“....apa gadis ini, umm, apakah dia sebenarnya seekor kucing? Dan jika...”

Dia (Elsie) berkata sambil melihat ke atas.

Dia gelisah dalam keraguan.

“Ba, bagaimana dengan”

, dengan suara lirih.

“Bagaimana dengan seorang iblis?”

Heh.

Keima tersenyum. Meskipun sedikit dingin, itu adalah senyum misterus yang penuh dengan sejenis keramahan yang mentolerir kebodohan Elsie.

“Bisa”

Dia menggenggam tangannya kuat-kuat.

“SEORANG DEWA! Itu tidak masalah bahkan kalau itu adalah iblis, aku akan menangkap semua hati mereka!”

Tanpa banyak berfikir, Elsie bertepuk tangan. Dia benar-benar tergerak. Meskipun dia tidak benar-benar mengerti semuanya, Kami-sama sangat menakjubkan!

Dan Elsie yang sangat penurut mengangguk dalam-dalam, dan akhirnya,

“Ah, tapi”

Ini satu hal yang benar-benar ingin dia tanyakan,

“.....meskipun kau tidak menyukainya? Kami-sama juga memiliki perasaan. Kau mungkin meolak menangkap mereka karena kebanggaanmu atau, bagaimana aku harus mengatakannya, apakah kau siap menangkap seorang gadis mesikpun dia meninggalkan kesan yang buruk padamu dengan mudah? Bukankah ada gadis semacam itu?”

Dan kemudian,

“....nutrisi untuk tubuh. Aku akan memberi makan diriku sendiri dan kembali bermain game. Lain kali, jangan memasuki kamarku tanpa permisi, Elsie!”

Keima, tanpa tahu kenapa dia bereaksi semacam itu, segera meninggalkan ruangan. Elsie, menjadi tidak sabar,

“Uh...Ka, Kami-sama~!! Tunggu!!”

“Seorang Denpakei[1].”

“Eh?”

“Seseorang dengan khayalan liar.....aku bukan tidak menyukai mereka. Itu tidak seperti aku tidak bisa menaklukkan mereka, tapi.....”

Dari tempat Elsie berdiri, dia melihat punggungnya saat Keima berbisik.

“Mereka menyusahkan...”

Dengan tidak lebih dari lirikan pada punggungnya, dia mengamatinya meninggalkan ruangan. Dengan jari menyentuh mulutnya,

“...seorang denpakei?”

Dia berfikir tentang kata-kata Keima. Dan kemudian, kembali sadar,


“Ka, Kami-sama~~!!!”

Dia mengejarnya...

Apa itu denpakei?

Suara semacam itu terdengar dari rumah Katsuragi. Hal ini terjadi pada siang hari di hari Sabtu.


Referensi Penerjemah[edit]

  1. pengkhayal