Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 6 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kenangan (Bagian 1)[edit]

Part 1[edit]

Sabtu, 19 Desember

Hari ini, mereka diberkahi dengan cuaca yang cerah dan tidak berangin. Berkat itulah, meskipun saat itu sudah musim dingin, hari ini terasa hangat. Bisa dibilang, mereka mendapat "Indian summer".[1]

"Koutarou, bagaimana dengan mantelmu?"

"Nggak perlu. Susah buat gerak, dan juga, hari ini kan hangat"

Karena itulah, Koutarou menggelengkan kepalanya terhadap Kiriha yang sudah menyiapkan mantel miliknya di tangan Kiriha. Koutarou lalu mengambil jaket yang paling dekat. Dia berencana pergi dengan pakaian yang lebih nyaman.

"Begitu, kalau begitu aku juga akan melakukan hal yang sama"

Kiriha lalu membantu Koutarou memakai jaketnya sambil tersenyum lembut.

Hari ini adalah hari Sabtu, dan tentu saja sekolah sedang diliburkan. Karena janji mereka sebelumnya, Koutarou dan Kiriha berencana pergi bersama pada hari ini.

Ada lima pasang mata yang menatap ke arah mereka berdua saat itu. Sanae, Yurika, Theia, Ruth dan Shizuka hanya bisa melakukan itu saat mereka datang ke kamar itu untuk bermain.

Saat itu Sanae, Yurika dan Theia sedang duduk di depan TV dan bermain game, tapi mereka tidak sedang memusatkan perhatian mereka kepada game itu dan justru ke arah Koutarou dan Kiriha. Mereka bertiga akan menoleh ke arah mereka berdua dari waktu ke waktu.

Ruth dan Shizuka sedang duduk berhadap-hadapan dan meminum teh yang tersedia di atas meja. Namun, Ruth sedang terlihat kesal, dan pipinya terlihat menggembung. Sebaliknya, Shizuka terlihat ceria. Matanya berbinar-binar saat dia berpura-pura meminum tehnya dan melihat ke arah Koutarou dan Kiriha.

"Baiklah, ayo kita pergi, Kiriha-san"

"Baik. Semuanya, kami pergi dulu"

Setelah selesai bersiap-siap, Koutarou dan Kiriha melangkah ke arah pintu depan. Namun, dari antara kelima orang yang berada di kamar, tidak ada satupun diantara mereka yang bergerak. Biasanya, Sanae akan langsung berisik dan merengek ingin ikut, tapi saat ini dia tetap duduk diam di depan TV.

"Kiriha-san, kamu perlu sendok sepatunya[2] nggak?"

"Terima kasih. Fufufu, Koutarou, bagian tumit sepatumu sepertinya sudah rusak"

"Itu sebabnya aku nggak perlu sendok sepatunya"

Namun, setelah mereka berlima memastikan kalau Koutarou dan Kiriha sudah melewati pintu depan, mereka serentak mulai bergerak. Mereka lalu berkumpul di lorong yang mengarah ke pintu dan mengintip mereka berdua di dekat pintu. Kepala mereka mengintip dari balik tembok, saling bertumpuk di atas yang lain. Dari atas adalah Sanae, Shizuka, Yurika, Ruth, dan akhirnya Theia. Kalau ada yang melihat mereka saat itu, pasti yang melihat akan mengira kalau mereka melihat patung totem.

"Koutarou, kamu tidak melupakan apapun, benar?"

"Kamu udah ngasih HP, sapu tangan sama dompetku kan, barusan"

"Benar juga, maaf. Itu sudah kebiasaanku"

"Kok rasanya kayak kamu mau bilang kalau aku itu susah dipercaya dengan cara yang sulit"

Yang mereka berlima lihat saat itu adalah pemandangan Koutarou dan Kiriha yang terlihat akrab. Karenanya, empat dari lima kepala itu melotot tajam ke arah mereka berdua.

Sesaat setelahnya, mereka berlima dengan cepat menarik kepala mereka masuk ke dalam kamar, karena Koutarou hendak memegang gagang pintu.

"Pergi dulu ya!"

"Sampai jumpa nanti"

Koutarou dan Kiriha berbalik dan pamit kepada kelima gadis itu. Kalau mereka berlima tidak dengan cepat menarik kepala mereka masuk ke dalam kamar, mereka pasti sudah ketahuan.

"Hati-hati"

Mereka berlima pun membalas Koutarou dan Kiriha dengan kompak. Mereka berdua lalu berbalik dari arah kamar. Kalau saja mereka menyimak suara kelima gadis itu dengan lebih seksama lagi, mereka akan sadar kalau suara mereka berlima terdengar agak aneh.

"..."

Kepala mereka berlima pun kembali nampak kembali seperti patung totem, dan lalu menatap ke arah Koutarou dan Kiriha yang meninggalkan kamar itu.

Dengan diiringi suara derik pintu berumur 25 tahun yang menutup, kelima gadis itu akhirnya tidak bisa melihat Koutarou dan Kiriha. Namun, mereka tetap diam selama beberapa saat.

"...Itu pasti kencan, nggak salah lagi!"

Yang pertama bicara adalah Shizuka, satu-satunya yang tersenyum di antara mereka berlima. Karena dia sedang dalam masa puber, tentu saja dia akan tertarik dengan hal-hal seperti ini dan tidak akan berusaha menyembunyikannya sedikitpun. Matanya saat itu terlihat bersinar penuh rasa penasaran.

"Kapan mereka jadi deket begitu!? Aku pengen tahu!!"

"Aku nggak akan maafin dia yang berkhianat kayak gini, padahal dia punya Sakuraba-senpai! Ini namanya penghianatan terhadap Sakuraba-senpai sama aku!"

Tepat di bawah Shizuka, Yurika nampak gemetar karena marah. Yurika yang biasanya kalem sekarang marah sambil mengepalkan tinjunya.

"Dia kencan sama orang yang salah! Satomi-san harusnya pergi main sama Sakuraba-senpai sama aku!"

Yurika merasa kalau Koutarou akan berkencan dengan seseorang, seharusnya orang itu adalah Harumi. Namun, entah mengapa, saat Yurika membayangkan Koutarou dan Harumi yang sedang berkencan, ia juga ada dengan mereka. Yurika gagal menyadari hal itu, dan tidak mengerti sebagian alasan kenapa dia merasa marah.

"Koutarou, dasar kamu idiot!! Kenapa kamu nggak sadar kalau itu adalah bagian jebakan dia!"

Sanae juga marah dengan Koutarou yang pergi berkencan dengan Kiriha, tapi alasannya adalah karena Sanae kuatir dengan keselamatan Koutarou. Dia kuatir kalau Koutarou sudah terjebak dengan rayuan Kiriha.

"Sekarang kalau udah begini, aku harus ngebongkar sosok asli cewek itu dan ngelindungin Koutarou!"

Alasan Sanae tidak pergi dengan Koutarou adalah: kalau dia ikut, Kiriha tidak akan menunjukkan dirinya yangasli. Sanae tidak ingin menghindari bencana ini, tapi dia ingin menyelesaikannya saat itu juga.

"Ruth, bisakah kau lacak mereka?"

"Sedang kulakukan. Aku sedang melacak mereka dengan sistem kendali senjata Blue Knight"

Kedua kepala yang berada di bawah patung totem rupanya sudah langsung mengambl tindakan. Mereka rupanya menggunakan sistem pengawasan Blue Knight untuk mengikuti Koutarou dan Kiriha.

"Dimana lokasi mereka saat ini?"

"Mereka sudah meninggalkan Rumah Corona dan mengarah ke timur. Aku yakin kalau mereka sedang menuju ke arah stasiun"

Selain Theia, yang biasanya bertingkah semaunya, kali ini Ruth pun terlihat bersemangat. Biasanya, Ruth akan mengatakan kalau hal itu adalah gangguan privasi dan akan melarang Theia melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Tapi, untuk kali ini, situasinya berbeda.

"Ksatria Yang Mulia bertemu dengan seorang wanita secara diam-diam...skandal seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja!"

Mata Ruth terlihat memerah karena marah dan dia memasukkan perintah demi perintah kepada Blue Knight.

Koutarou seharusnya adalah ksatria bagi Theia. Dia seharusnya terlihat sebagai pahlawan yang gagah, kuat, adil dan jujur. Tentu saja, masalah dengan perempuan akan mencoreng hal-hal itu. Bagi Ruth, yang terpenting adalah mengarahkan Koutarou kembali ke jalan yang benar. Demi diri Koutarou, privasi bukanlah masalah bagi Ruth.

"Terkutuk kau Koutarou, bekerja sama dengan pihak musuh adalah perkara serius!! Apa dia mengerti!?"

Meskipun Theia berkata seperti itu, pada kenyataannya dia tidak berpikir kalau Koutarou sedang bekerja sama dengan seorang musuh. Dia bukanlah pria seperti itu, Theia tahu itu lebih dari siapapun.

Kau terlalu bertingkah seperti ksatria! Cobalah abaikan kesedihan orang lain sesekali!

Itulah yang berada di benak Theia. Beberapa saat sebelumya, Theia merasa kalau Kiriha sedang berjuang menghadapi suatu masalah. Di saat yang sama, Koutarou sendiri mencoba mengerti permasalahan Kiriha.

Kalau Kiriha sedang mendapat masalah, Koutarou tidak akan pernah mencoba mengabaikannya begitu saja. Itulah dugaan Theia sebagai seorang tuan puteri, dan keinginannya sebagai seorang wanita.

"Si bodoh itu, dia betul-betul bodoh!"

Kekuatiran dan sedikit rasa iri saat itu mengguncang hati Theia. Namun, di atas segalanya, dia merasa senang dengan kemauan Koutarou untuk menolong.

"Koutarou dan Kiriha sedang menuju ke stasiun, benar? Mereka pasti berencana untuk naik kereta untuk pergi ke suatu tempat!"

"Kalau naik kereta dari sini, kita bisa pergi antara ke kota atau ke pantai. Aku penasaran, mereka mau pergi kemana ya?"

Kalau mereka berencana pergi berbelanja, bermain bowling, atau hiburan apapun yang berada di kota, cara tercepat bagi mereka berlima untuk mengejar adalah untuk memotong jalan.

Di sisi lain, kalau mereka berdua menuju ke pantai, di sana terdapat banyak resor dan tempat-tempat hiburan yang berada di tepi pantai. Tapi karena saat ini sudah musim dingin, mustahil kalau mereka berdua menuju ke resor di tepi pantai. Namun, masih ada kemungkinan kalau mereka pergi ke akuarium atau ke taman bermain.

Karena itulah, berdasarkan kereta yang akan dinaiki Koutarou dan Kiriha, mereka berlima bisa mempersempit target tujuan mereka berdua.

"Kita tidak akan tahu apa-apa hanya dengan berdiam disini saja! Ayo kita berangkat ke stasiun!"

"Ayo pergi!"

"T-tunggu akuuu!"

Theia pun melesat dai kamar itu, dan Sanae mengikutinya dari belakang. Yurika pun panik dan juga mengikuti mereka berdua.

"Kalau begitu, aku juga akan pergi"

Ruth dengan tergesa-gesa berdiri dan mengarah ke pintu masuk kamar. Dia harus membantu Theia.

"....Hati-hati"

Shizuka hanya menatap punggung Ruth sambil berkata demikian. Dia lalu menghela nafas yang terdengar menyedihkan. Ruth, yang mendengar itu, berhenti bergerak tepat setelah dia menggenggam gagang pintu.

"Apa kau tidak ikut, Shizuka-sama?"

"Yah, aku harus kerja paruh waktu"

"Ah, kau memang menyebutkan kalau kau akan membantu di sebuah pertunjukan lagi"

Shizuka juga tertarik dengan Koutarou dan Kiriha, dan dia ingin ikut mengejar mereka entah bagaimana. Tapi, karena dia harus pergi melakukan kerja paruh waktu yang ditawarkan kepadanya minggu lalu, Shizuka tidak bisa melakukan itu. Dia harus bekerja di akhir pekan ini, dan dengan itu dia harus bersiap-siap untuk pergi berangkat bekerja.

"Aaah, kalau aku tahu bakal ada kejadian kayak begini, aku harusnya nggak nerima kerjaan itu!"

Shizuka menggertakkan giginya sembari terlihat kesal. Ruth, yang melihat itu, hanya bisa tersenyum kecut.

"Akan aku laporkan apa yang terjadi nanti"

"Beneran?"

"Ya, serahkan saja padaku"

Ruth pun tersenyum pada Shizuka yang terlihat lega.

"Ruth, terus kenapa kamu diem aja?"

"Ya, baiklah!....Kalau begitu, Shizuka-sama, aku akan pergi dulu"

Dan dengan itu, Theia dan yang lainnya meninggalkan Shizuka di kamar 106 untuk mengejar Koutarou dan Shizuka.


Part 2[edit]

Koutarou dan Kiriha sudah berada di dalam kereta yang pergi ke arah pantai. Melihat itu, Theia dan yang lainnya pun naik kereta ekspres ke arah yang sama untuk mengejar mereka berdua. Karena itulah, Theia dan yang lain sudah sampai lebih dahul di stasiun yang mereka duga akan menjadi tempat pemberhentian Koutarou dan Kiriha.

"Yang Mulia, seperti yang sudah diperkirakan, Satomi-sama dan Kiriha-sama turun di stasiun ini"

"Sudah kuduga..."

Theia pun mengangguk mendengar laporan dari Ruth.

"Ini sudah pasti kencan"

"Grrrrrr, kalau kita nggak cepet-cepet, Koutarou pasti bakal diterkam Kiriha!"

Theia, Ruth, Yurika dan Sanae bersembunyi di sebuah gang kecil sambil terus mengawasi pintu masuk stasiun.

"Tapi, mereka berdua masuk ke peron yang beratap, jadi pesawat tanpa awaknya kehilangan jejak mereka"

Sementara mereka berempat berada di kereta, mereka terus mengawasi Koutarou dan Kiriha menggunakan pesawat tanpa awak. Namun, karena saat itu Koutarou dan Kiriha masuk ke peron yang beratap setelah turun dari kereta, mereka berempat tidak bisa mengawasi mereka berdua dari langit.

"Tidak masalah. Pada akhirnya, mereka pasti akan pergi dari sana"

"Tapi, dengan orang sebanyak itu, gimana bisa kita ngawasin Satomi-san?"

Yurika berkata seperti itu sambil menunjuk ke kerumunan orang yang nampak seperti tidak ada habisnya. Karena hari itu merupakan akhir pekan, tentu saja ada banyak orang yang pergi ke luar rumah mereka untuk berekreasi. Bahkan jika Koutarou dan Kiriha sudah keluar dari stasiun, akan sulit bagi mereka berempat untuk melihat mereka berdua dari antara kerumunan seperti itu.

"Fufufu, serahin aja sama Sanae-chan ini!"

Tepat saat itulah Sanae maju dengan penuh percaya diri. Dia lalu berdiri di depan mereka bertiga dan menyipitkan matanya.

"Ada ikatan spesial antara aku, Sanae-chan, dan Koutarou!"

Sanae rupanya mencari energi spiritual yang dipancarkan oleh Koutarou. Karena Sanae selalu bergantung di punggung Koutarou, dia menjadi hafal dengan auranya. Berkat itulah, Sanae bisa menemukan Koutarou dan Kiriha tanpa masalah.

"Ketemu! Mereka disebelah sana!"

"Ruth!"

"Aku sudah mengunci keberadaan mereka! Pesawat tanpa awaknya sedang mengikuti mereka lagi!"

Berkat Sanae, pesawat tanpa awak itu kembali mengejar Koutarou dan Kiriha sekali lagi. Dengan begini, Theia dan yang lain tidak akan kehilangan jejak Koutarou dan Kiriha.

"Sanae-chan, itu tadi hebat banget"

"Puji aku lebih lagi dong, dasar sialan ♪ "

Sanae menyombongkan dirinya saat Yurika memujinya. Namun, karena kepalanya tidak dielus seperti yang dilakukan oleh Koutarou, Sanae merasa kurang puas.

"Satomi-sama dan Kiriha-sama mulai bergerak"

"Kemana arah mereka pergi?"

"....Menurut peta, ada kebun binatang di arah tujuan mereka"

Setelah Koutarou dan Kiriha keluar dari stasiun, mereka mulai bergerak lurus. Kebun Binatang Harukaze berada di arah tujuan mereka, yang merupakan kebun binatang terbesar di perfektur itu.

Ngomong-ngomong, di sebelah kanan kebun binatang itu terdapat taman bermain, dan di sebelah kirinya terdapat akuarium. Daerah itu ramai dengan orang-orang karena wahana rekreasi yang ada terletak berdekatan seperti itu.

"Baiklah, mari kita jaga jarak kita dan ikuti mereka"

"Bukannya kita harus lebih deket lagi?"

"Hampir nggak ada atap di kebun binatang, jadi kita bakal baik-baik aja, ya kan?"

"Ahh!? B-Bagaimana mungkin ini terjadi!?"

Sementara Theia dan yang lain mulai bergerak mengikuti Koutarou dan Kiriha, Ruth terdengar mengeluarkan jeritan.

"Ada apa!?"

"Mereka berdua sedang berpegangan tangan!!"

Di tengah layar pantauan kamera dari pesawat tanpa awak, terlihat Koutarou dan Kiriha berpegangan tangan sambil terus berjalan

Rokujouma V6 167.jpg

"A-apaaaaaaaa!?"

"Satomi-san!? Itu beneran!"

"Kau terjebak, kau sedang terjebak, Koutarou!!"

Kenyataannya, Koutarou dan Kiriha berpegangan tangan agar mereka tidak terpisah di antara kerumunan itu. Tapi, bagi orang lain yang melihat itu, tentu saja akan tampak bukan seperti itu.

"Kita akan mendekat! Aku ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan!"

"Roger!"

"Syukurlah kita ngikutin mereka...aku nggak kebayang kalau bakal begini jadinya..."

"Setelah kita pulang, dia akan dihukum. Kelakuan seperti ini betul-betul memalukan dan tidak pantas untuk seorang ksatria"

Setelah mereka berempat salah mengerti situasi yang ada dengan luar biasa, mereka lalu mengejar Koutarou dan Kiriha.


Meskipun ada kerumunan yang besar di luar kebun binatang, setelah mereka berdua masuk ke dalamnya, kerumunan yang ada mulai menyebar, dan mereka pun tidak akan mengalami resiko terpisah. Koutarou dan Kiriha lalu melepaskan pegangan tangan mereka.

"Koutarou, ada jerapah di sebelah sana"

"Ah, hei"

Dan karena Kiriha langsung melangkah sendiri, tidak ada kesempatan lagi untuk saling berpegangan tangan.

"...Dia kenapa sih, hari ini?"

Koutarou hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kebingungan sambil mengikuti Kiriha.

Biasanya, Kiriha akan memberi kesan terlihat dewasa, dan memang dialah yang paling dewasa diantara para penghuni kamar 106 yang lain.

"Koutarou, apa benar kalau jerapah itu tidur sambil berdiri?"

"Bisa jadi. Aku denger mereka nggak masalah tidur sambil berdiri buat beberapa saat"

"Begitu, jadi benar rupanya"

Namun, saat Kiriha memandangi hewan-hewan yang ada, kesan dewasanya tidak tampak sama sekali. Malahan, yang muncul justru sebaliknya: kali ini dia terlihat sebagai anak kecil yang polos.

Jawaban pertanyaanku mungkin ada di sekitar sini...

Saat Koutarou menanyakan perihal tujuan Kiriha menginvasi permukaan, Kiriha mengatakan kalau ada sebuah tempat yang ingin ia kunjungi bersama Koutarou. Saat ini, Kiriha menunjukkan sisi yang berbeda dari dirinya yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Koutarou tidak bisa membayangkan kalau hal ini tidak berhubungan sama sekali.

"Koutarou, pinguinnya berada dimana?"

"Pinguin sih seharusnya ada di akuarium"

Senyuman Kiriha saat itu terlihat polos, matanya berulang kali melirik ke berbagai hewan yang tidak biasa dilihatnya, cara bicaranya lebih cepat dari biasanya dan tangannya saat itu saling menggenggam layaknya anak kecil.

Aku rasa sebaiknya aku ngikut aja dulu...

Melihat Kiriha yang seperti itu, Koutarou merasa sangat tersentuh. Dia pun akhirnya memutuskan untuk membiarkan Kiriha bertingkah sesuka hatinya.

"Meskipun ada flamingo disini?"

"Gitu juga, mereka di akuarium. Beruang kutubnya juga ada di sana"

"Begitu...klasifikasi di antara mereka cukup membingungkan juga.."

"Kamu mau ke akuarium nanti?"

"Ya! Aku ingin sekali!"

Pada saat inilah untuk pertama kalinya Koutarou merasa kalau Kiriha berasal dari zaman yang sama dengannya.


Part 3[edit]

"Jadi, begini rupanya rasanya"

Kiriha terlihat puas saat dia menggigit manisan apel[3] yang ia pegang. Di sebelahnya, duduklah Koutarou. Mereka berdua sedang duduk di sebuah bangku dan memakan makan siang.

"Kamu baru pertama kali makan itu ya?"

Koutarou berhenti memakan yakisoba miliknya sesaat dan melihat ke arah Kiriha. Kiriha pun menjawab sambil mengunyah manisan apel miliknya.

"Ya, ini pertama kalinya aku memakan ini. Dulu, aku pernah melihat makanan ini, dan sejak saat itu aku tertarik ingin memakannya"

Koutarou dan Kiriha saat itu berada di area istirahat yang berada di sebuah sudut kebun binatang. Di tempat itu, ada kios jajanan, warung dan toko permen yang berdiri berjajar, memberi kesan seolah-olah sedang ada sebuah festival di tempat itu. Manisan apel yang dibeli Kiriha berasal dari salah satu toko di situ.

"Hmm. Jadi, gimana rasanya? Seenak yang kamu bayangkan, atau nggak?"

"Kalau hanya satu, rasanya enak"

"Hahaha, itu emang bener buat jajanan semacam itu"

"Apa yakisoba itu juga sama?"

Kiriha lalu melihat kepada apa yang Koutarou pegang saat dia tertawa.

"Yap. Mau coba?"

"Boleh, aku penasaran"

Wajah Kiriha terlihat penasaran saat ia menerima sumpit milik Koutarou dan mulai menyuap yakisoba ke mulutnya. Setelah mengunyahnya sebentar, dia melihat kembali ke arah Koutarou.

"....Rasanya liat dan berminyak. Ini tidak terlalu enak"

"Yap. Kamu nggak bisa makan ini terlalu banyak"

"Fufufu, aku rasa aku bisa mengerti"

Yakisoba itu rupanya sudah dibuat agar suhunya tetap panas setelah dimasak dan agar rasanya tetap sama meskipun sudah menjadi dingin. Karena banyaknya minyak yang digunakan dan juga karena dimasak dengan suhu yang rendah, yakisoba itu menjadi susah kering dan rasanya menjadi lebih tebal karena minyaknya. Yakisoba itu secara dasar berbeda dengan yakisoba yang memang dibuat untuk dimakan saat yakisoba itu berada dalam kondisi yang paling enak.

Karena itulah, takdir dari makanan semacam ini adalah orang yang memakannya tidak akan bisa makan terlalu banyak.

"Jadi, artinya ini hanya bisa dimakan di waktu-waktu tertentu saja"

Kiriha tersenyum puas dan kembali memakan manisan apelnya. Sementara itu, Koutarou mengangguk dan mulai menyuap yakisoba masuk ke mulutnya.

"Bethul bhanget"

"Tolong jaga sikapmu, Koutarou"

"Ah, ngghak mashalah lah, khalau dishini"

Kiriha pun kembali mengigit manisan apelnya.

"Fufufu, bethul jhugah" Sementara mereka sedang tertawa--

"Aku menemukan kalian, orang-orang bawah tanah!"

Suara kekar yang terdengar akrab menggema di sekitar mereka.

"Apa?"

"Koutarou, di sebelah sana"

Koutarou menengadahkan kepalanya dari yakisoba dan di depannya tampaklah seorang pria yang memakai baju kemerahan.

"Takdir membawa kita ke sini hari ini! Kali ini--"

Pria berbaju merah itu berbicara sesaat, tapi berhenti di tengah-tengah.

"Tunggu dulu, bukannya cowok itu..."

"Oh? Kamu yang waktu itu..."

Lewat kaca helm pria itu, mata Koutarou dan pria itu bertemu, dan mereka berbicara di saat yang sama.

"Baron Demon-san dan Black Rose-san?"

"Kamu Sun Ranger, iya kan?"

Rupanya dia adalah Pasukan Matahari, Sun Rangers, grup pahlawan berjumlah lima orang yang ditemui oleh Koutarou dan yang lainnya di pertunjukan Harukaze-man minggu lalu.

"Aku benar-benar minta maaf sudah mengganggu pertunjukan superheromu minggu lalu!"

Setelah menyadari bahwa itu adalah Koutarou, Red Shine langsung membungkuk dalam-dalam. Red Shine menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf, karena dia teringat sudah membuat Koutarou marah di atas panggung.

"Nggak, nggak, kalian nggak ganggu kok"

Karena sikap permintaan maaf Red Shine yang sopan dan santun, Koutarou dan Kiriha dengan cepat berdiri dan menundukkan kepala mereka.

"Saat itu, Harukaze-man sedang berada dalam masalah, jadi kemunculan kalian betul-betul membantu kami untuk mengulur waktu. Terima kasih"

"Syukurlah kalau begitu. Tetap saja, aku minta maaf karena sudah pergi tanpa pamit waktu itu"

Koutarou dan Red Shine, yang tumbuh dengan ajaran mematuhi orang-orang yang berada di atas mereka, merasa saling terhubung dan sama-sama tersenyum.

"Ngomong-ngomong, Baron-san, Black Rose-san, berdasarkan penampilan kalian, apa kalian sedang menikmati waktu berdua?"

"Ya. Kami mau ngebicarain beberapa hal"

Koutarou dan Kiriha sedang memakai pakaian biasa. Melihat itu, Red Shine menduga kalau mereka datang ke kebun binatang untuk berekreasi.

"Kamu sendiri, lagi kerja?"

"Hahaha, bisa dikatakan seperti itu"

Red Shine sedang memakai kostum merahnya. Melihat itu, Koutarou menduga kalau mereka sedang mengadakan pertunjukan superhero di kebun binatang.

"Tapi kelihatannya penugasan kali ini sia-sia"

Red Shine tersenyum kecut saat dia menggelengkan kepalanya dan mengoperasikan sebuah alat kecil segenggaman tangan.

"Gitu toh"

Jadi pertunjukannya gagal...

Itulah yang diartikan oleh Koutarou tentang apa yang dikatakan Red Shine: mereka sedang mengadakan pertunjukan superhero di kebun binatang, tapi reaksi penonton tidak ada.

"Yah, kalau orang-orang bawah tanah benar-benar muncul, itu akan jadi masalah juga, ahahaha!"

"Yah, itulah yang namanya pahlawan"

Red Shine dan Koutarou pun tertawa bersama. Percakapan mereka kurang menyambung, tapi tidak ada diantara mereka yang menyadari itu.

Apa tadi dia mengatakan orang bawah tanah? Dan alat itu...minggu lalu grup itu juga menyebutkan orang bawah tanah, apa mungkin...

Hanya Kiriha yang menyadari apa yang dikatakan Red Shine.

"Kenichi!"

"Kenichi-kun!"

Dua orang Sun Rangers muncul dari balik sangkar binatang: seorang wanita dan seorang pria gemuk. Koutarou ingat kalau dia juga melihat mereka berdua.

"Oh!? Mereka...!!"

Mata Koutarou mulai berbinar senang saat melihat mereka berdua.

"Hei, Red Shine!"

"Benar juga, Baron-san!"

Red Shine berujar dengan bangga saat dia melihat Koutarou yang semakin tertarik.

"Pink dan Yellow! Mereka sudah mendapat warna berbeda!"

Kedua Sun Rangers yang berlari ke arah mereka, tidak seperti yang dulu, bukanlah Red Shine yang lain. Kostum mereka adalah Pink dan Yellow.

"Jadi, kalau kalian niat, bisa juga ya, Sun Rangers!"

Koutarou, yang semakin tertarik, lupa dengan sikapnya saat itu dan mulai berakting sebagai Baron Demon kembali sambil menepuk pundak Red Shine.

"Ya! Kami menerapkan saranmu dan mewarnai kostum kami dengan warna berbeda agar anak-anak bisa membedakan kami!"

Pink untuk si gadis, dan kuning untuk si pecinta kari. Warna yang mereka pakai sesuai dengan kepribadian mereka.

"Nah, gitu dong! Kalau gitu, aku minta maaf buat kata-kataku yang kasar minggu lalu, Sun Rangers!"

"Tidak, ini semua berkat saranmu, Baron-san"

"Asem, coba kalau aku bawa kostumku juga!"

Ini dia! Seharusnya pahlawan itu kayak begini!

Dibandingkan dengan minggu lalu, kepahlawanan para Sun Rangers sudah meningkat drastis dan membuat Koutarou sangat antusias.

"Tunggu, nggak mungkin!? Daisaku-kun, bukannya itu Baron-sama!?"

"Kelihatannya...Oh? Apa cewek disebelahnya lagi makan yakisoba? Aku juga mau makan itu..."

Sesaat setelahnya, Pink dan Yellow mengenali Koutarou dan Kiriha dan mempercepat lari mereka ke arah mereka bertiga.

"Baron-sama! Lama nggak ketemu!"

"Kenichi! Kencichi!"

Pink berlari ke arah Koutaoru dengan kecepatan penuh, sementara Yellow berlari ke arah Red. Keduanya lalu mulai berbicara dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Lihat, Baron-sama!! Aku tambah imut kan?"

"Gwahahahaha, kamu terlihat lebih heroik, Pink Shine. Namun, yang berubah hanya penampilanmu saja. Tanpa rekan-rekanmu, kamu hanya akan termakan oleh kekuatanku"

Pink lalu berputar di depan Koutarou sambil memamerkan kostumnya. Melihat itu, Koutarou memuji Pink dengan gaya seorang penjahat.

"Indahnya! Aku siap dengan apapun yang akan kamu lakukan padaku!"

Mata Pink berubah menjadi berbentuk hati dan dia menggoyang-goyangkan badannya. Biasanya, Yellow akan menasihatinya agar tidak mempermalukan dirinya sendiri, tapi kali ini dia terlalu sibuk untuk memperhatikan Pink.

"Kenichi! Aku juga mau makan yakisoba!"

"Yakisoba?"

"Ya! Cewek itu lagi makan yakisoba, kan? Pasti ada yang jual itu di sekitar sini!"

Yellow lalu mendesak Red sambil menunjuk ke arah yakisoba yang dipegang Kiriha. Red lalu menjawab Yellow sambil mencoba mendorong badannya yang besar.

"T-tenang dulu, Daisaku! Nggak ada musuh disini, jadi kamu bisa beli yakisoba!"

"Beneran!?"

Mendengar jawaban itu, Yellow menjauh dari Red dan mulai melihat-lihat ke sekelilingnya, mencari kios yang menjual yakisoba.

"Heh..ampun deh..."

Dengan Yellow yang sudah menjauh, Red melemaskan pundaknya karena lega. Tangan Yellow tiba-tiba muncul di hadapan Red sementara Yellow masih melihat-lihat sekitarnya.

"Dompet, dompet!"

"Ini"

"Pergi dulu ya!"

"Jangan lupa struknya!"

Setelah menerima dompet dari Red, Yellow langsung berlari ke toko jajanan yang terdekat.

"Dasar merepotkan..."

Red hanya bisa mengeluh melihat Pink yang masih menggoyang-goyangkan badannya di depan Koutarou dan Yellow yang sudah menghilang ke dalam toko jajanan.

"Ya sudahlah, lagipula tidak ada musuh juga disini..."

"Nii-chan, apa bener kalau nggak ada musuh?"

"Oh, Kotarou"

Sementara Red masih menghela nafasnya dan memijat pundaknya, Sun Ranger keempat datang dengan kostum berwarna hijau. Meskipun dia tidak terlihat mencolok karena dia pendek dan warna hijau dari kostumnya, Kotarou sendirilah yang menginkan warna itu karena baginya tidak terlihat mencolok adalah hal yang aman baginya.

"Jadi, soal ada nggaknya musuh--"

"Benar. Aku datang sejauh ini mengejar reaksi yang muncul dari detektor ini, tapi tidak ada orang bawah tanah yang bisa terlihat disini. Seperti yang kamu lihat, keadaan inilah yang bisa disebut sebagai damai"

"Benar juga. Reaksinya mengarah ke suatu arah di sekitar sini, tapi yang ada cuma pengunjung kebun binatang"

Green Shine lalu mengeluarkan alat miliknya sendir dan melihat ke layarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Alat itu memang menunjukkan reaksi terhadap mesin yang digunakan oleh orang-orang bawah tanah, tapi musuh yang mereka cari sama sekali tidak terlihat dimanapun.

"Yang aneh, aku justru menemukan Baron Demon-san dan Black Rose-san. Mereka sedang liburan dan berekreasi ke sini"

Jadi mereka benar-benar...

Kiriha, yang sedari tadi memperhatikan Red dan Green, akhirnya mengerti situasi saat itu.

Pasukan Matahari, Sun Rangers, bukan sedang mengadakan pertunjukan superhero bagi anak-anak, tapi justru merupakan pasukan tempur sungguhan. Selain itu, mereka bekerja untuk mencegah invasi ke permukaan oleh orang-orang bawah tanah. Kelihatannya, mereka memiliki alat yang mampu mendeteksi teknologi yang digunakan orang-orang bawah tanah.

Mungkin aku harus mencobanya sekarang...

Raut wajah Kiriha berubah menjadi raut wajah seorang pemimpin Rakyat Bumi dan langsung membuat keputusan yang cepat. Dia menundukkan kepalanya sedikit untuk menyembunyikan wajahnya dari Sun Rangers dan lalu berbisik.

"Karama, Korama, mode sembunyi Class II"

"Ho-! Dimengerti Ho-!"

"Roger!"

Saat ia berbisik, Kiriha langsung mendapat jawaban dari Karama dan Korama yang saat itu sedang bersembunyi. Mereka berbisik sedemikian sehingga hanya Kiriha saja yang bisa mendengar mereka.

Biasanya, yang digunakan Karama dan Korama untu bersembunyi adalah fungsi yang bernama mode sembunyi Class I. Fungsi inimenyembunyikan radiasi elektromagnetik dan cahaya tampak, yang membuat mereka tidak terlihat oleh radar dan mata manusia.

Dibandingkan dengan itu, mode sembunyi Class II yang diperintahkan oleh Kiriha untuk mereka gunakan tidak hanya melakukan apa yang dilakukan oleh Class I, tapi juga menyembunyikan energi spiritual mereka. Dengan melakukan itu, para haniwa memblokir energi spiritual yang dipancarkan oleh generator dan membuatnya tidak bisa dideteksi oleh sensor energi spiritual. Biasanya, fungsi ini hanya akan diperlukan jika Kiriha berurusan dengan orang-orang Rakyat Bumi yang lain, jadi dia tidak pernah menggunakan fungsi ini hingga saat ini. Dalam keadaan itu, performa Karama dan Korama menurun drastis menjadi sekitar 10% dari keadaan mereka saat menggunakan mode sembunyi Class I.

"Ah, tandanya menghilang, nii-chan"

"Sama disini"

Di saat yang sama dengan Karama dan Korama yang mengubah mode sembunyi mereka, reaksi yang berada di layar yang sedang dilihat Red dan Green juga langsung menghilang.

"Aku mulai ragu kalau alat ini sebenarnya bekerja"

"Aku udah nggak yakin dari awal"

Sudah kuduga, mereka mendeteksi energi spiritual. Apa teknologi kami bocor kepada mereka karena suatu hal? Tidak, ketepatan detektor itu terlalu jelek untuk itu. Antara mereka membuat teknologi energi spiritual mereka sendiri, atau mereka menganalisa dan membuat kembali milik kami...

Berdasarkan tingkah laku Red dan Green, Kiriha bisa membayangkan apa yang telah terjadi. Teknologi yang digunakan para Sun Rangers saat itu masih belum secanggih teknologi yang digunakan oleh Kiriha dan para Rakyat Bumi lainnya. Hal itu sudah cukup terlihat dari hasil deteksi mereka terhadap Karama dan Korama dari jarak sedekat ini, yang tidak bisa mendeteksi penggunaan mode sembunyi Class II. Meskipun mereka mengembangkan teknologi mereka sendiri ataupun mereka menganalisa lalu membuat ulang, para Sun Rangers masih baru mengambil langkah pertama mereka terhadap teknologi energi spiritual.

Namun, Kiriha tidak bisa lengah begitu saja. Kalau mereka menganalisa dan membuat ulang teknologi Rakyat Bumi, itu akan menjadi masalah. Artinya, Sun Rangers atau organisasi lain sudah berinteraksi dan bertempur dengan Rakyat Bumi.

Aku harap faksi radikal belum mempercepat pergerakan mereka...

Kiriha paling mengkhawatirkan dengan sebagian Rakyat Bumi yang ingin menginvasi permukaan menggunakan kekuatan militer. Adalah hal wajar bagi mereka untuk muncul dan bertempur di atas permukaan. Dengan menggunakan asumsi seperti itu, kasus terburuk yang akan terjadi adalah jika teknologi mereka sampai bocor ke tangan orang-orang permukaan. Kalau mereka sudah dicap sebagai musuh oleh orang-orang permukaan, dan teknologi mereka sudah terbongkar di atas sini, rencana invasi damai yang dijalankan Kiriha terancam hancur.

"Oh ya, dimana Hayato?"

"Dia masih belum disini? Dia tadi ngejar reaksinya duluan sebelum aku"

Tidak, aku hanya berpikir berlebihan saja...belakangan ini aku terlalu curiga...

Pada akhirnya, Kiriha berpikir kalau dia terlalu banyak kuatir. Dia berpikir kalau para Sun Rangers tidak merasakan adanya bahaya yang begitu besar, dengan tingkah mereka yang begitu normal.

"Maaf membuat kalian menunggu! Kenichiii!"

Tepat di saat itu, suara yang terdengar gagah terdengar oleh Koutarou dan yang lainnya. Suara yang dalam dan keren itu berasal dari atas sebuah kandang.

"Hayato-niichan manjat ke atas tempat kayak gitu..."

"Si idiot itu, mau apa dia disana...?"

Di atas kandang itu berdirilah seseorang.

"Itu temen kalian?"

"Betul, Baron-sama♪ Hayato suka narsis kayak gitu ♪ "

Koutarou tidak bisa mengenali siapa orang itu karena terhalang oleh sinar matahari, tapi berdasarkan siluetnya, dia yakin kalau orang itu adalah salah satu Sun Ranger.

"Haa!"

Orang itu lalu melompat dan melayang ke arah Koutarou dan yang lainnya. Berkat bantuan kostum mereka yang luar biasa, orang itu melompat sejauh 10 meter dalam sekejap dan mendarat di depan Koutarou. Selain itu, posenya tidak goyah karena cara mendaratnya.

"Langit memanggilku! Bumi memanggilku! Orang memanggilku! Mereka semua memanggilku untuk melindungi planet ini!"

Orang itu lalu mengayunkan tangannya dan berpose.

"Akulah putra sang Matahari! Akulah sang titisan api!"

Ia lalu menjulurkan tangannya ke atas seakan-akan meraih matahari. Dari gayanya, terlihat kalau dia sudah melatih gerakan itu selama berkali-kali. Penampilannya pun terlihat gagah dan kuat.

"Reeeeeed Shiiiiiiiiiine!!"

Bersamaan dengan seruannya yang keras, kostumnya yang berwarna merah berkilau diterpa cahaya matahari.

"Yang bener aja!!"

Namun, tendangan kapak[4] Koutarou ternyata jauh lebih kuat dari pose orang itu.

"Agh, ugh"

Red Shine kedua itu langsung terpelanting ke lantai semen kebun binatang setelah menerima serangan hebat dari Koutarou. Karena tendangan Koutarou yang begitu kuat, Red Shine kedua itu sempat memantul dan berputar sebelum mendarat dengan punggungnya.

"A-au, ke...kenapa..."

"Kenapa, kenapa!? Sialan, padahal udah bagus-bagus, kenapa kalian hancurin lagi pas di akhir!?"

"Eh!? Baron-san!?"

"Nggak usah pakai 'Eh!? Baron-san!?'!! Kamu ngerti nggak, kamu barusan ngelakuin apa, sampah!?"

Red Shine kedua akhirnya memperhatikan Koutarou setelah Koutarou berteriak. Sambil berusaha untuk bangun, dia gemetar menghadapi perilaku Koutarou saat itu dan dengan kewalahan berusaha untuk berkomentar.

"Tunggu sebentar! Kenapa kamu marah sekali, Baron-san!? Kami sudah mewarnai kostumnya sesuai dengan peran kami!"

"Kalau gitu, kenapa ada dua Red Shine!?"

"Tolong tenang dulu, Baron-san!!"

Koutarou, yang masih terlalu kesal, berusaha mengeluarkan tendangan kapaknya sekali lagi ke arah Red Shine kedua. Red Shine pertama dengan cepat berusaha menghentikan Koutarou.

Sebenarnya, ada keributan lain yang terjadi di belakang Koutarou.

"Suara yang galak itu!! Kekuatan yang nggak bisa dihentiin kecuali kalau kita pakai kostum ini!! Mata yang jahat itu kelihatan membara!! Kyaaaaan, aku mau dibakar tatapan kayak gitu!!"

"Megumi-neechan, tolong tenang!"

Melihat Koutarou yang jengkel seperti itu, antusiasme Pink Shine akhirnya mencapai batasnya. Green Shine dengan susah payah berusaha menghentikan Pink dari melangkah gontai ke arah Koutarou. Kalau Pink Shine sampai terlibat dengan Koutarou saat itu, dia hanya akan membuat Koutarou semakin jengkel.

"Daisaku-niichan, tolong bantuin aku hentiin nee-chan!!"

Sebagai harapan terakhirnya, Green meminta bantuan dari Yellow.

"Hm? Tunggu sebentar, aku habiskan yakisoba ini dulu ya, Kotarou-kun"

"Baron-sama, Pink milikmu ada di sebelah sini!"

"A-aku bisa apa!?"

Namun, kenyataan memang kejam. Tidak ada yang menolong Green yang sudah berusaha semampunya. Pink menyeret Green dengannya saat dia semakin dekat dengan Koutarou.

Gawat! Baron-san bakal ngabisin kita!

Green hanya bisa melihat ke arah Koutarou yang lebih kesal dari biasanya.

"Kalian sengaja ya!? Seneng ya, ngelihat aku marah!?"

"Kau salah! Bukan itu maksud kami! Tolong tenang dulu!"

"Mana bisa!"

"Kami masih belum menentukan siapa yang jadi pemimpin!! Jadi, kami membiarkan dua kandidat yang ada memakai warna merah!!"

"J-jadi itu beneran ya...."

"Apa-apaan itu!? Itu sengaja ya!?"

"Ups!!"

"Dasar bodoh, Hayato!! Kenapa kamu harus bilang itu!"

"Baaaaron-samaaaa~! Tolong habisi aku dengan tanganmu yang kuat itu!"

"Uwah, aku nggak kuat lagi~!!"

"...Yakisoba ini enak juga. Nanti aku beli lagi saat pulang"

Karena mereka adalah pasukan tempur yang disponsori oleh pemerintah, Pasukan Matahari, Sun Rangers begitu kuat. Mereka sudah dilatih, dan pakaian mereka tangguh dan kuat.

"Muampuuuuus! Kalau mau ampun, mati dulu sini!!"

Namun, Koutarou yang sangat marah saat itu jauh lebih kuat daripada kekuatan mereka berlima yang digabungkan.


Kembali ke Bab 3 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 5
  1. Cuaca hangat yang jarang terjadi di tengah-tengah musim gugur atau dingin, yang dialami oleh negara-negara di bagian bumi utara
  2. Alat mirip centong nasi yang berfungsi untuk membantu memakai sepatu, khususnya di area tumit
  3. Apel utuh yang dicelup ke dalam gula cair dan ditusuk dengan stik eskrim
  4. Tendangan dimana kaki diangkat tinggi-tinggi lalu diayunkan ke bawah secepat mungkin