Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 2 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Latihan dan Rasa Menjaga Jarak[edit]

Part 1[edit]

Jumat, 1 Mei.

Saat bulan Mei datang banyak klub di SMA Kitsushouharukaze yang mulai berlatih untuk marathon halang rintang.

Awalnya ada banyak klub di sekolah itu, dan semakin kuat suatu klub, semakin kuat pengaruh mereka di dalam sekolah.

Itulah kenapa event dimana klub bisa bertanding satu sama lain mengundang banyak perhatian.

Karenanya, ada banyak orang dan klub yang terlihat di lapangan sekolah untuk latihan.

Klub atletik wanita yang diikuti Kiriha adalah salah satu klub yang sedang berlatih.

Mereka sedang mengukur waktu balapan jarak jauh sepanjang 5 kilometer, untuk memilih siapa yang akan ikut lomba nantinya.

"Hah, hah, hah"

Kiriha berlari di jalur lari itu dengan cara dan nafas yang teratur.

Cara berlarinya yang indah dan langkahnya yang teratur terlihat mencolok, bahkan untuk klub atletik wanita. Kiriha berlari dari start menuju finish dengan kondisi yang sama.

Namun, Kiriha berada di peringkat ketiga.

Ada dua gadis yang berlari di depannya.

Kiriha memang lincah, tapi karena perbedaan jumlah latihan dia masih kurang dalam hal stamina dan pengalaman. Badannya yang feminim juga kurang cocok untuk lomba jarak jauh.

Dengan hal itu, Kiriha masih berjuang keras.

"Kiri-chan, semangat~!"

"Hah, hah, hah"

Dengan sorakan dari salah seorang gadis yang telah melewati finish lebih dulu, Kiriha berlari melewati finish, masih di peringkat ketiga.

Para anggota dari klub atletik wanita pun melewati garis finish satu demi satu mengikuti Kiriha.

"Kamu lumayan cepat, Kurano-san. Nggak bisa dipercaya kalau kamu anak kelas satu yang masih nggak ada pengalaman lari"

"Fufufu, jangan bandingin Kiri-chan-ku dengan anak-anak normal dari kelas satu"

"T-Terima kasih banyak. Fuh, fuh"

Setelah melewati garis finish dan selagi Kiriha mengambil nafas, kedua anak kelas tiga yang sudah finish lebih dulu mendekati Kiriha.

"Kenapa jadinya kamu yang besar kepala gitu?"

"Kiri-chan dan aku sudah terikat oleh takdir, hanya itu yang kubutuhkan"

Sementara Kiriha masih terengah-engah, kedua kakak kelasnya yang sudah finish lebih dulu tidak terlihat kelelahan.

Keduanya pernah mengikuti lomba marathon, jadi lima kilometer bukan apa-apa bagi mereka.

"Tapi kamu nggak adil deh, Kiri-chan..Kamu cantik, dadamu gede, kamu pintar dan juga cepat"

"T-Tapi aku tidak bisa dibandingkan dengan kalian, Senpai"

"Kyaaan, bahkan kepribadianmu pun cantik"

"Kya!?"

"Bisakah kamu berhenti, kita sedang serius disini"

"Maaaaaaf, Kiri-chan"

"T-Tidak apa-apa.."

Anak kelas tiga yang bersemangat itu dipanggil Takahashi, dan yang lebih serius dipanggil Kawashima.

Itulah yang tertulis di bagian dada seragam olahraga mereka.

Selain itu, Kawashima juga ketua dari klub atletik wanita.

" Tapi, dengan begini kita punya perwakilan untuk marathon halang rintang"

"Kiri-chan dan aku!"

"Itu benar"

"Eh, aku?"

Meskipun itu terjadi sesuai rencananya, Kiriha sedikit terkejut.

"Itu benar. Dari dulu kita selalu memilih yang paling pintar dan yang paling fit sebagai perwakilan"

"Yang berarti, aku dan kamu, Kiri-chan. Bahkan kepalaku ngga begitu pintar"

"Jangan sombong soal itu, tolong.."

Kawashima kagum dengan keacuhan Takahashi, dan Kiriha bertanya kepada keduanya.

"Ngomong-ngomong, Senpai. Halangan macam apa saja yang berada di lomba nanti?"

"Kawa-chan, tolong jelaskan"

"Ya ampun, kamu selalu seperti itu"

Kawashima menghela nafas saat Takahashi dengan mudahnya menyerah untuk menjelaskan.

Dan setelahnya, dia mulai menjelaskan.

"Begini, Kurano-san, total halangannya ada sepuluh. Dulu ada halangan seperti lomba makan kare sampai membaca kanji, juga halangan yang umum di festival olahraga. Halangannya selalu berganti setiap tahun, jadi kami tidak tahu halangan macam apa yang ada tahun ini. Itulah kenapa--"

"Idiot kayak aku nggak bisa menang sendiri. Kalau ada halangan membaca tulisan bahasa Inggris atau kanji muncul, aku pasti kalah"

"Sudah kubilang jangan besar kepala soal itu"

"Tehehe, maaf"

Marathon halang rintang untuk klub terdiri dari jalur sepanjang lima kilometer dengan 10 halangan di dalamnya.

Yang berarti, dalam 400-500 meter akan ada halangan baru.

Halangannya muncul dalam berbagai bentuk: ada yang memerlukan kekuatan fisik, ada yang memerlukan kelincahan, dan ada yang memerlukan akal.

Tolak peluru,[1] balap sendok, kuis dan semacamnya adalah halangan yang cukup populer.

Ada batasan yang dipasang tergantung keberhasilan atau kegagalan dalam mengahadapi halangan. Hanya mengandalkan kecepatan tidak cukup untuk memenangkan lomba ini. Itulah yang membuat event ini cukup sulit.

Para klub punya berbagai strategi untuk event itu: mulai dari mengirimkan peserta yang kemampuannya cukup seimbang hingga mengirimkan peserta yang cepat untuk mengimbangi bagian akal.

Strategi yang digunakan oleh klub atletik wanita adalah mengirimkan mereka yang paling fit dan yang paling pintar sebagai pasangan.

"Begitu, aku mengerti"

"Ayo berjuang semampu kita, Kiri-chan"

"Ya, Takahashi-senpai"

"Kuserahkan kepada kalian berdua ya"

Kiriha memperlihatkan senyumnya yang cerah, tapi di sisi lain dia merasa puas.

Semua berjalan sesuai yang kuiinginkan

Takahashi adalah yang tercepat di klub, dan ukuran badannya cukup kecil.

Dia sangat cocok dengan gambaran partner yang ada di pikiran Kiriha.

Sekarang yang tersisa adalah

Kiriha mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya dengan cara yang tersembunyi.

"Ho-, Apakah kau memanggil kami, Kakak Ho-?"

"Ada apa Ho?"

Kedua haniwa bernama Karama dan Korama dengan segera menyahut.

Mereka menggunakan sistem tembus pandang di tubuh mereka untuk menyembunyikan diri mereka selama mengikuti Kiriha.

"Aku sudah terpilih menjadi perwakilan sesuai rencana. Aku ingin kalian berdua untuk fokus mengumpulkan informasi tentang halangan apapun"

"Dimengerti Ho-"

"Akan segera kami kerjakan Ho-"

"Catat semua orang di lapangan yang lebih fit dariku. Dan jangan lupa untuk mengambil data tentang fisik mereka"

"Ho-, Serahkan pada kami Ho-"

"Kakak bisa latihan dengan tenang Ho-"

"Bagus. Dan setelah kalian melakukan itu, aku ingin kalian menyiapkan sejumlah uang. Kita masih punya emas yang tadinya akan kuserahkan kepada Koutarou, benar?"

"Hoho- Dimengerti Ho!"

"Siap Ho! Akan kubawakan Ho-"

Sesaat setelahnya, keberadaan kedua haniwa itu terasa menjauh.

Dan saat Kiriha merasakannya dia tersenyum.

"Kalau kau berpikir aku bermain sesuai aturan, kau salah, Theia-dono"

Kiriha menunjukkan senyumnya yang berani dan penuh percaya diri.

Dia yakin tidak akan kalah dari Theia.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Kiri-chan? Latihannya mau dimulai"

"Maaf, aku akan segera ke sana!"

Kiriha kembali berakting sebagai murid teladan dan berlari menuju rekan setimnya.


Part 2[edit]

Sementara itu, Theia juga sedang bersiap untuk festival olahraga.

Dia berteriak ke arah tim cheerleader yang sudah diambil alihnya secara mutlak.

"Belatung, apa kemampuan kalian?"

"Kesatuan! Sorakan! Kemenangan!"

"Siapa majikan kalian!?"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

"Mana suara kalian!"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

Saat anggota tim cheerleader bersorak membalas Theia, mereka berbaris dengan formasi mengelilingi pondok susun.

Theia berada di belakang formasi, mengayunkan sebilah pedang bambu dan mendorong mereka maju.

"Maukah kalian mati untukku!?"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri!"

"Serahkan jiwa dan rekan kalian untukku! Curahkan hidup kalian untuk kemenangan!"

"Hei Ho! Hei Ho! Hei Ho!"

Pemandangan yang terdiri dari pria-pria berbadan kekar berseragam hitam legam yang diatur oleh seorang gadis berpakaian olahraga terlihat layaknya ilusi, namun mereka sedang serius melakukannya.

Adapun orang-orang yang melawan telah disingkirkan oleh Theia.

"Bagus! Sekarang bernyanyilah, kalian para belatung! Ikuti aku!"

"Satu, dua, tiga, ya! Kami adalah tim cheerleader yang hebat♪"

" Kami adalah tim cheerleader yang hebat♪"

Suara yang mengikuti nada tinggi Theia adalah suara nada rendah para pria.

Suara mereka terbawa oleh angin dan menyebar ke seluruh penjuru lapangan sekolah.

"Percaya pada rekanmu dan lindungi tuan puterimu♪"

"Percaya pada rekanmu dan lindungi tuan puterimu♪"

"Sangat hebat!"

"Sangat hebat!"

"Sangat hebat!"

"Sangat hebat!"

"Kami 'kan bekerja hingga kami lelah♪"

"Kami 'kan bekerja hingga kami lelah♪"

Saat Theia dan tim cheerleader baru itu baru saja menyelesaikan lagu pertama mereka, gelang milik Theia berbunyi.

Itu pertanda adanya pesan dari Ruth.

"..Oh, itu Ruth..Baru saja akan ke bagian bagusnya...Hey, kalian semua tetap berbaris seperti itu"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

Theia memerintahkan para pria itu sedemikian rupa dan mereka melanjutkan berbaris dan bersorak.

Dan saat mereka menghilang di balik gedung sekolah, Theia memerintahkan gelangnya untuk berkomunikasi dengan Ruth dengan sedikit kesal.

"Ksatria Biru, hubungkan dengan Ruth"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri"

"Ruth, ini aku"

"Yang Mulia!"

"Kenapa, apa ada sesuatu yang terjadi?"

Suara serius Ruth bisa terdengar dari gelang.

Suaranya tidak memiliki nada tenang yang biasanya.

Theia dengan cepat menangkap perilaku Ruth dan ekspresi kesalnya menghilang

"Aku menemukan dua benda terbang yang tidak teridentifikasi di atas SMA Kitsushouharukaze"

"Benda terbang tidak teridentifikasi?"

"Ya. Tapi mereka bersembunyi menggunakan kamuflase suhu optik elektromagnetis, jadi butuh waktu sebelum aku menemukan mereka . Mereka kelihatannya sedang mengumpulkan informasi dari lapangan sekolah dari jarak sekitar 100 meter di langit"

"Mengumpulkan informasi...Apa kamu punya dugaan siapa pelakunya?"

"Aku punya dugaan"

"Coba jelaskan"

"Saat komputer utama Ksatria Biru menganalisa sedikit kebocoran energi dari kamuflase mereka, dapat diperhitungkan bahwa 63% itu adalah kedua haniwa"

"Haniwa..Aku tidak tahu apa yang sedang dia selidiki tapi..apa yang kau rencanakan untuk festival olahraga, Kiriha?"

Dengan latihan pertamanya terganggu, Theia yang kesal setelah mengetahui pergerakan lawannya, melihat ke arah langit dengan penuh senyum.

Senyuman dari seekor binatang buas.

"Tidak akan kubiarkan Kiriha berbuat sesukanya..Ksatria Biru, halangi area di atas lapangan sekolah. Kirimkan kapal penyerang tanpa awak dan hancurkan kedua benda melayang itu saat kau menemukannya"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri"

"Yang Mulia, bertarung dengan Kiriha-sama bertentangan dengan hasil konvensi!"

Ruth membicarakan soal Konvensi Korona yang ditandatangani oleh Theia dan yang lainnya.

Di dalamnya, salah satu ayatnya dengan jelas menyatakan bahwa bertarung diluar kamar 106 dilarang.

Dan sementara Ruth kuatir akan campur tangan Shizuka, senyum Theia tidak memudar.

"Kukuku, kalau itu memang milik Kiriha, maka sikapku memang berarti bertentangan"

"Yang Mulia?"

"Tapi, itu adalah benda terbang tak teridentifikasi. Tidak pasti bahwa mereka adalah milik Kiriha. Mengganggu jalannya seseorang yang berusaha mengintip tidak termasuk sebagai bertarung melawan Kiriha"

"Apakah anda berpura-pura tidak peduli?"

"63% itu menyelamatkanku, Kurano Kiriha! Wahahahaha!"

Dengan identitas dari benda terbang itu tidak betul-betul pasti, Theia berencana untuk berpura-pura cuek.

Jika Theia memang bertarung melawan Kiriha, itu akan melanggar hasil konvensi, tapi itu tidak akan dianggap jika melawan seorang pengintip.

Theia akan mengklaim tidak mengetahui jika itu Kiriha tapi jika itu adalah seorang pengintip.

"Tolong hentikan, Yang Mulia! Jika kau berbuat seperti itu, entah apa yang akan--"

"Sepertinya kau merencanakan sesuatu, tapi itu berakhir di sini, Kurano Kiriha! TIdak akan kubiarkan semua berjalan sesuai rencanamu!"

Namun suara Ruth tidak mencapai Theia yang sedang kegirangan.

Theia menyaksikan saat sebuah kapal penyerang tanpa awak keluar dari lubang hitam di udara dan tersenyum gembira.

Kapal penyerang milik Theia berukuran sepanjang 1 meter dan bentuknya mirip pesawat terbang.

Namun, kapal penyerang tanpa awak itu lebih cepat dari yang dibayangkan, dan kapal itu terus mengelak dari serangan listrik Korama.

"Cepatnya Ho-!"

Saat Korama sedang terkejut, kapal penyerang itu membuka salah satu sisinya untuk serangan laser.

Mengetahui hal itu, Karama dengan cepat menuju ke posisi antara Korama dan kapal itu.

Serangan kapal itu terhalang oleh pelindung ether kuning milik Karama.

"Apa kau baik-baik saja, Korama!?"

"Karama! Kau menyelamatkanku Ho-!"

"Hati-hati Ho! Jangan menuju ke posisi dimana dia bisa menyerang habis-habisan Ho!"

Kapal penyerang itu hanya bisa menyerang dengan laser karena dia tidak bisa menggunakan misil atau peluru atau senjata lain yang bisa meninggalkan jejak.

Dan kapal itu tidak bisa merusak lingkungan sekitarnya, jadi dia mengurangi kekuatannya dan hanya menembak lasernya saat sejajar dengan tanah atau saat menukik ke atas.

Jika Theia tidak memerintahkan kapal serangnya untuk memikirkan hal-hal itu, kedua haniwa itu akan kesulitan menghadapi serangannya.

"Kita tidak bisa kalah dari mesin tanpa jiwa Ho!"

"Kita akan tunjukkan keberanian kita Ho!"

Kedua haniwa itu menggunakan listrik dan api dan berhadapan dengan kapal serang itu.

Pertarungan di atas SMA Harukaze akan mencapai puncaknya.

Namun, tidak ada seorang murid pun yang sadar dengan pertarungan yang terjadi di atas mereka.

Yang melihat ke arah langit hanya dua orang yang terlibat, Kiriha dan Theia.


Part 3[edit]

Pandangan para murid mengarah ke keributan yang terjadi di lapangan sekolah.

"Tidaaaaak, aku nggak mau lepas baju, aku bener-bener nggak mau!"

"Semua akan baik-baik saja, tenang saja"

"Yurika-san, kau tidak bisa lari kemanapun, jadi kenapa tidak menyerah saja?"

Di pusat keributan itu adalah gadis yang setengah menangis dalam seragamnya dan enam gadis lain yang mengejarnya dengan pakaian penuh warna.

"Kami akhirnya mendapatkan izin untuk memakai pakaian ini, jadi kau tidak bisa menjadi satu-satunya yang memakai seragam, Yurika-san"

"Tidak, terima kasih! Memakai itu sama saja dengan nggak memakai apa-apa! Aku menolak! Lagian, aku nggak ingat kalau akau bergabung dengan klub cosplay!"

Ketujuh gadis itu adalah Nijino Yurika dan anggota klub cosplay.

Adalah hal yang wajar bagi klub untuk punya seragam khusus untuk marathon halang rintang.

Untuk klub cosplay seragam itu tentu saja pakaian cosplay, namun teknisnya itu bukan pakaian seragam, jadi mereka tidak bisa menggunakannya sampai mendapat izin.

Itulah kenapa hari ini adalah hari pertama mereka bisa latihan dengan kostum mereka.

"Ayolah Yurika-chan. Tapi kalau kau nggak terlalu suka, kau bisa memakai kostummu sendiri"

"Tapi itu seragam, bukan benar-benar cosplay.."

"Benarkah? Seragam kosplay cafe dimana? Jahitannya bagus sekali"

"Ya, bahannya juga bukan dari polyester atau nilon, aku iri banget~"

"Sudah aku bilang kalian salah!"

Klub cosplay sedang berusaha membuat Yurika memakai kostumnya.

Kostumnya dibuat khusus oleh para anggota klub untuk Yurika.

Tapi Yurika tidak mau memakainya dan kabur.

Namun karena Yurika tidak punya banyak stamina, dia tidak bisa kabur dari mereka.

"T-Tolong lepaskan aku, aku nggak seperti itu!"

Karena kelelahan berlari, Yurika akhirnya terpojok di pagar sekolah.

Keenam gadis lainnya mendekati Yurika saat dia mencoba mencari jalan keluar, tapi Yurika tidak menemukannya.

"K-Kenapa aku selalu begini!? Ini bukan cosplay! Aku sudah berusaha keras dan tetap saja tidak ada yang mau mendengarku!"

"Tidak apa-apa. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun, Yurika-chan. Tenangkan pikiranmu dan serahkan sisanya pada kami"

"T-Tidaaaaaaak!"

"Tangkap dia!"

Pada akhirnya, tidak ada yang mendengarkan Yurika.

Saat ketua klub cosplay meneriakkan itu, kelima anggota klub menangkap Yurika di saat yang bersamaan.

"L-Lepaskan!"

"Yang benar saja"

"Kami sudah menangkapmu, nggak mungkin kami lepaskan"

Kostum yang dipaksa untuk dipakaikan ke Yurika kadang-kadang cukup ekstrim, dan meskipun dia sudah berusaha kabur sekuat tenaga, dia tetap tertangkap, lagi.

"Bawa dia ke ruang loker dan ganti bajunya!"

"Siap, ketua!"

"Sudah kubilang aku nggak mauuu!!"

"Kaki Yurika benar-benar panjang jadi aku pikir gaun china yang panjang ini cukup bagus"

"Tidak, aku pikir kita tidak bisa membuang gadis penyihir begitu saja. Apalagi kalau kita memikirkan keinginannya"

"T-Tunggu sebentaaaar!"

Keempat anggota klub cosplay meninggalkan ketua dan wakil ketua mereka dan membawa Yurika pergi

"Hmm..gadis penyihir..gaun china"

Si ketua mengikuti kelima gadis itu dengan ekspresi tenang.

Si wakil ketua yang mengikutinya justru memasang wajah kuatir.

"Apa ada masalah, ketua?"

"Yah, aku hanya memikirkan apa yang bisa kita pakaikan ke Yurika-san agar Satomi-kun senang"

Si ketua tersipu malu dan menngoyangkan badannya sedikit.

"Itu cinta!"

Saat si ketua menyebutkan Satomi-kun mata si wakil ketua juga mulai berbinar.

"Itu karena cinta yang Satomi-kun tunjukkan!"

"Kau benar. Mulai dari sekarang kita tidak hanya bercosplay berdasarkan apa yang kita mau tapi juga mengambil opini dari orang lain. Mungkin kita juga bisa menemukan orang lain yang bisa mengerti kita seperti Satomi-kun"

"Kalau begitu bagaimana kalau kita lakukan dari hal yang paling dasar?"

"Ya..Sudah diputuskan! Mari kita buat Yurika-san memakai seragam maid!"

"Okaaay"

"Tidaaaaaaaaaak!!"

Yurika mulai berusaha melepaskan dirinya secara paksa, tapi dia tidak punya cukup tenaga untuk melepaskan dirinya dari empat gadis. Jadi, yang dia bisa lakukan hanyalah menggoyangkan badannya.

Si ketua dan wakilnya mengikuti kelima gadis itu.

Klub cosplay sedang dalam suasana yang gembira setelah menangkap Yurika.

"Hmm? Apakah kalian juga mau berlatih?"

Koutarou dan Harumi terlihat melintas memakai pakaian olahraga dan berniat berlatih untuk marathon.

"Ah, itu Satomi-kun!"

"Wah, halo Koutarou-kun!"

Para anggota cosplay klub pun melambai sambil tersenyum ke arah Koutarou satu-persatu.

Biasanya mereka akan mengelilingi Koutarou, tapi kali ini mengganti baju Yurika memiliki prioritas lebih tinggi.

"Hehe, kami akan mengganti bajunya Yurika. Kami akan mulai berlatih setelahnya"

"Begitu, semoga berhasil"

"T-Tolong aku Satomi-san! Aku mau ditelanjangi dan dipakaikan baju aneh!!"

Yurika sudah terpojokkan dan sedang berusaha meminta bantuan Koutarou.

Si ketua yang sedang tersenyum berjalan menghalangi pandangan Koutarou yang sedang terkejut.

"Ya ampun Yurika-san, walaupun itu Satomi-kun yang ada di situ, kamu nggak perlu malu"

"Apa Yurika selalu seperti itu?"

"Ya, dia cukup pemalu"

Si ketua tersenyum seakan tidak ada yang salah.

Melihat senyuman itu, Koutarou merasa lebih khawatir dengan masalah yang dia berikan ke klub cosplay dibandingkan dengan Yurika.

"Maaf, kelihatannya aku membuat kalian kerepotan"

"Tidak apa-apa. Ini juga untuk Satomi-kun..Tunggu saja, kau akan kagum saat kami sudah selesai mendandani Yurika"

Si ketua mengedip ke arah Koutarou dan pergi bersama anggota klub lainnya.

"Tidak, tunggu! Selamatkan aku, Satomi-san!"

Tentu saja mereka membawa Yurika bersama mereka.

Yurika berteriak minta tolong, tapi Koutarou tidak menunjukkan tanda-tanda akan menolong dan Yurika diseret menjauh oleh klub cosplay.


Part 4[edit]

"Ya ampun, dia bikin banyak banget masalah..dia malu banget soal hal-hal yang aneh.."

Koutarou menghela pelan.

Harumi yang sedari tadi melihat peristiwa itu menarik ujung baju Koutarou.

"Satomi-kun, cewek tadi minta tolong loh. Nggak apa-apa dibiarin kayak gitu?"

"Ya, dia cuma menutupi malunya kok"

"Itu menutupi malunya?"

Harumi benar-benar kaget.

"Dia suka cosplay, tapi nggak mau jujur sama dirinya sendiri. Dia sedang menikmati keadannya saat ini, Senpai"

"Begitu..."

Saat Harumi mengangguk ke arah Koutarou, dia melihat ke arah Yurika.

Menutupi rasa malunya...Itu benar, aku juga sama...

Harumi sempat merasa was-was saat Koutarou bergabung dengan klub merajut dan saat dia menyadari kalau Koutarou serius soal belajar merajut.

Memang memalukan, tapi menemukan orang yang punya hobi sama denganmu benar-benar suatu karunia

Harumi tersenyum kecil sembari memandang ke arah punggung anggota klub cosplay yang mulai menghilang.

Saat anggota klub cosplay memasuki gedung klub, Harumi bergumam.

"Tapi, hobinya unik juga..."

Harumi mengerti perasaan Yurika tapi tidak dengan hobinya.

Koutarou melihat ke arah Harumi dan menurunkan pundaknya.

"Akupun nggak begitu mengerti"

"...Aku merasa agak baikan setelah mendengar itu"

Harumi tersenyum lebar dan menunjukkan rasa leganya.

"Aku tidak punya hobi ekstrim seperti itu"

"Fufufu. Aku sebenarnya agak khawatir, apa yang akan kulakukan kalau Satomi-kun bilang dia suka pakai baju seperti itu"

"Kalau aku memang bilang begitu, apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan merasa kesulitan"

"Ahaha, tenang saja. Aku nggak akan bilang sesuatu seperti itu"

Koutarou melihat ke lapangan sekolah selagi tertawa keras.

Dia melihat banyak murid yang berlatih untuk festival olahraga.

Kami harus berjuang keras. Lagipula, cewek-cewek itu juga mau latihan.

"Ayo kita pergi, Senpai. Kita juga harus latihan"

"...T-Tapi kalo kita cuma berduaan, aku nggak masalah sama apa yang kamu pakai.."

Koutarou menyarankan mereka mulai berlatih, tapi untuk suatu alasan pipi Harumi memerah dan dia membisikkan sesuatu.

"Apa ada, Senpai?"

"N-Nggak ada apa-apa!"

Saat Koutarou melihat ke arahnya, wajah Harumi semakin memerah dan dia mulai berjalan cepat seakan-akan kabur dari Koutarou.

"A-Ayo latihan..."

"Ya..."

Aku penasaran ada apa...

Koutarou merasa ada yang salah dan mengejar Harumi.

Koutarou duduk dengan kaki terbuka dan membungkukkan badannya, Harumi yang duduk disebelahnya melihat penuh rasa kagum.

Harumi juga sedang melakukan pemanasan, tapi dia tidak bisa membungkukkan badannya sampai setengah dari yang diperagakan Koutarou.

"Satomi-kun, badanmu lumayan lentur"

"Itu karena aku main baseball saat SMP"

"Baseball?"

Baseball dan kelenturan tidak terlihat menyatu di pikiran Harumi, dan dia memiringkan kepalanya karena kebingungan.

Dan saat Koutarou menyandarkan badannya dia memanggil Harumi.

"Aku selalu menjadi penangkap. Apa kau tahu kalau kau nggak bisa menjadi penangkap kalau badanmu nggak lentur?"

Koutarou mulai berpose sebagai penangkap dan menunjukkan Harumi beberapa gerakan.

Peregangan sehabis bola salah, memblokir home base, mengoper bola ke base kedua.

Seorang penangkap menggunakan keseluruhan badannya dan secara konstan akan bergerak naik atau turun.

Harumi mengangguk setelah melihat contoh dari Koutarou.

"Baseball punya beberapa bagian yang mirip dengan senam ya?"

"Itu pertama kalinya ada yang bicara seperti itu"

"Aku jarang menggerakkan badanku, jadi badanku kaku"

"Kalau begitu mari kita coba"

"Seperti ini..."

Harumi mengeluarkan suara yang imut saat dia membungkukkan badannya ke depan, dan meregangkan tangannya sejauh yang dia bisa.

Namun, seperti yang dia bilang, badan Harumi berhenti bergerak setelah mendekati 45 derajat.

"Hanya sejauh itu yang kamu bisa?"

"Iya"

"...Aku punya ide. Nggak apa-apa kalau aku dorong kan, Senpai?"

"Eh!?"

Koutarou buru-buru pindah ke belakang Harumi, tidak memperhatikan Harumi yang mendadak gugup.

"Nggak apa-apa...kamu nggak harus.."

"Tenang saja, nggak akan sakit kok.."

Harumi mulai panik, tapi Koutarou mengabaikannya dan menaruh tangannya di punggung Harumi.

"..."

Di saat itu, Harumi yang sedang menggeliat tiba-tiba berhenti bergerak.

Dan wajahnya berubah merah seperti tomat.

"Aku dorong ya"

"O-O-O-O-Oke!"

Harumi benar-benar kebingungan.

Harumi yang biasanya sendirian sepanjang waktu menjadi gugup hanya karena berlatih bersama seseorang.

Ditambah lagi, seorang pria menyentuh badannya.

Kenapa aku segugup ini...tapi...

Meskipun sedang kebingungan, dia tidak merasa sungkan karena disentuh Koutarou.

Normalnya, Harumi akan merasa takut jika seorang pria menyentuhnya.

Tapi, dia tidak merasa ketakutan meskipun tangan besar milik Koutarou menyentuh punggungnya.

Justru dia merasa hangat dan aman.

"...Jadi kalian bukan sepasang kekasih, tapi kau tertarik padanya, ya?"

Ah...

Harumi teringat kata-kata seorang gadis yang dia kenal saat di rumah sakit.

Kita bukan sepasang kekasih, tapi aku...tertarik...

Saat dia mengingat kata-kata itu dia menjadi lebih gugup dan menggerakkan badannya lebih lagi.

"Ahaha, badanmu benar-benar kaku, Senpai. Kelihatannya ini batasmu"

Namun Koutarou hanya tertawa biasa, tanpa menyadari perasaan Harumi saat itu.

Saat mereka mulai latihan lari, dibandingkan dengan kekakuan badannya, stamina Harumi yang sedikit nampak lebih jelas.

Harumi sudah berjuang sebisanya, tapi karena badannya yang lemah, kurangnya latihan dan kapasitas paru-parunya yang sedikit dia tidak bisa berlari bahkan setengah dari kecepatan Koutarou.

Karenanya, Harumi tertinggal jauh dari Koutarou tepat saat mulai latihan.

Koutarou bisa berlari lebih dari dua putaran sepanjang jalur 400 meter itu untuk setiap putaran yang dilalui Harumi.

Rokujouma V2 135.jpg

Koutarou mendekat ke arah Harumi yang berlari didepannya, karena dia akan melewati Harumi lagi.

"Koutarou, apa nggak apa-apa setim sama cewek itu?"

Wajar bagi Sanae untuk merasa cemas.

"Nggak apa-apa. Aku akan berjuang keras buat kita"

"Kamu bakal kalah deh"

Sanae terbang ke dekat Koutarou dengan wajah kuatir.

Sanae sudah mengelilingi jalur lari dengan Koutarou dengan cara itu sejak awal.

Sanae sudah bergantung pada Koutarou, jadi haknya untuk kamar 106 bergantung kepada peringkat klub merajut.

Dia butuh klub merajut untuk memenangkan marathon halang rintang.

"Kita akan menang. Aslinya, aku ingin Senpai menang"

"Kenapa?"

"Nggak ada alasan sih. Aku rasa cuma sebagai rasa terima kasih"

Awalnya Koutarou hanya ingin Harumi untuk ikut lomba, tapi sekarang dia ingin Harumi berada di podium.

Koutarou merasa itu adalah tugasnya saat dia melihat Harumi yang berjuang keras dengan kondisinya yang seperti itu.

"Hmm...Yah, bagaimanapun juga, kamu harus menang ya"

"Serahkan padaku"

Sanae tidak tahu apa yang Koutarou pikirkan, tapi dia bisa merasakan hasratnya jadi Sanae memilih untuk tidak menanyakan keputusannya lagi.

"Hmm?"

Koutarou tiba-tiba berhenti berlari dan Sanae pun juga.

"Ada apa?"

Beberapa murid berlari melewati mereka setelah mereka berhenti.

"Nggak, aku cuma ngerasa ada yang mengawasi kita lagi"

Koutarou melihat ke sekelilingnya, tapi tidak menemukan siapa yang sedang mengawasinya.

"Bukannya itu?"

"Hm?"

Koutarou melihat ke arah yang ditunjuk Sanae dan melihat Theia, Ruth dan Kiriha.

Mereka sedang mengelap keringat mereka dengan handuk dan minum dari botol.

Saat ketiganya memperhatikan Koutarou yang melihat ke arah mereka, Ruth membungkuk pelan, Kiriha tersenyum dan Theia dengan cemberut menoleh ke arah lain.

"Begitu, jadi mereka yang tadi mengawasi.."

Dengan puas Koutarou merilekskan pundaknya.

"Aku akan ke sana sebentar"

"Ya"

Sanae meninggalkan Koutarou dan pergi ke arah tiga orang itu.

Di saat yang sama, Harumi datang berlari seakan menggantikan Sanae.

"Hah, hah, hah, S-Satomi-kun, tadi kamu ngomong sama siapa?"

Kelihatannya dia mendengar pembicaraan Koutarou dengan Sanae.

"Eh, ya, aku tadi ngomong sendiri. Tadi aku sedang memikirkan strategi untuk festival olahraga"

"Hah, hah, M-Maaf, aku nggak begitu atletis..jadi aku cuma menghalangimu saja..."

Setelah mendengar penjelasan Koutarou, Harumi terlihat murung.

Mekskipun susah mendengarnya karena nafasnya yang terengah-engah, Harumi berbicara dengan nada penuh penyesalan.

"Nggak apa-apa, Senpai. Karena kamu juga ikut, nikmati saja selagi kamu berusaha ke garis finish. Orang bilang lebih penting untuk ikut, katanya"

"Hah, hah...Ya!"

Harumi tersenyum setelah disemangati oleh Koutarou.

"Kamu akhirnya bersemangat juga, jadi bersenang-senanglah. Lagipula, aku juga sudah bilang kalau kamu bisa mundur setelah lombanya mulai"

"Biar begitu aku..uh..nggak mau menghalangimu.."

Harumi tersenyum malu selagi masih terengah-engah.

Dan keinginan Koutarou untuk menaruh Harumi di podium semakin kuat.

Untungnya, marathon halang rintang untuk klub adalah event tim, jadi yang pertama melewati garis finish yang dicatat.

Itulah kenapa Harumi bisa bertanding dengan caranya sendiri sementara Koutarou berjuang sekuat mungkin.

Aku pasti akan membuatnya menang!

Di suatu waktu, membuat Harumi menang menjadi lebih penting dibanding pertandingan melawan para penjajah bagi Koutarou.


Part 5[edit]

"Ada apa dengan gadis itu?"

Sementara Koutarou mulai berlari dengan Harumi, Theia dengan kesal mengigit bibirnya.

Saat dia melihat Koutarou menyamakan kecepatannya dengan Harumi dan tersenyum, Theia merasa lebih kesal lagi.

"Dia adalah ketua klub yang diikuti Koutarou. Namanya adalah Sakuraba Harumi dari kelas 2-A"

Kiriha yang berdiri disebelah Theia menjelaskan siapa Harumi kepada Theia.

Kiriha sudah menyelidik orang-orang disekitar Koutarou.

Gadis itu mungkin akan menjadi penghalang bagi Koutarou untuk menyerahkan kamarnya...

Kiriha juga mulai tertarik kepada Harumi.

Berdasarkan perilaku Koutarou, beberapa alasan kenapa pendekatan mesra dari Kiriha mulai tidak berhasil mempengaruhi Koutarou adalah karena Harumi.

Dia juga adalah alasan kenapa Kiriha mulai mengurangi pendekatan mesranya dan bertarung secara adil.

"Dalam kata lain, Harumi adalah tuan puteri bagi Koutarou"

Itulah yang dikatakan Sanae saat dia mendatangi Theia dan yang lain. Kata-katanya terasa lebih agresif dari biasanya, yang mungkin karena festival olahraga mendatang.

Sanae mungkin berencana membuat mereka tertekan.

"Memangnya kenapa!? Apa itu berarti Koutarou bersumpah setia kepada wanita itu!?"

"Ya mungkin...bisa jadi seperti itu"

"Bagaimana mungkin!?"

Kata-kata Sanae membuat Theia jengkel, dan Sanae diam-diam merasa puas dengan keberhasilan rencananya.

Theia tidak menunjukkan pertanda kalau dia mengetahui rencana Sanae dan tetap merasa jengkel.

"Bagian apa dari wanita itu yang lebih menarik dariku!? Dasar bodoh, dia bersumpah setia pada orang yang salah!!"

Theia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Orang yang semestinya bersumpah setia kepadanya telah melakukannya kepada seorang gadis jelata.

Terlebih lagi, gadis itu lemah dan tidak punya kekuatan apapun.

Hal itu memukul harga diri Theia.

Theia tadinya yakin betul dengan dirinya sendiri.

Dia sudah yakin dengan rupa badannya, dengan posisinya sebagai tuan puteri ketujuh, dan juga dengan kekuatan mentalnya.

Theia percaya kalau dia lebih hebat dari Harumi dalam segala hal.

Tapi, Koutarou telah memilih si lemah Harumi daripada Theia.

Dan Koutarou sama sekali tidak menghargai Theia. Theia tentu saja tidak bisa menerimanya.

"Ini tidak berhubungan dengan logika atau nalar sama sekali"

"Apa maksudnya!?"

Ini tidak berhubungan dengan logika atau nalar sama sekali!?

Kata-kata itu membuat Theia semakin jengkel.

Meskipun si primitif tahu perbedaan yang tidak bisa diukur antara aku dan gadis itu, Koutarou tetap memilih dia!?

"Itu tidak mungkin! Hal seperti itu tidak mungkin terjadi!"

Theia tidak bisa menerimanya.

Untuk bisa berdiri diatas yang lain, dibutuhkan akal, kekuatan dan keberanian.

Keluarga kekaisaran Forthothe telah berjaya selama 1000 tahun dengan pemikiran itu.

Karena itulah Theia tidak bisa mengakuinya apapun alasannya.

Ruth tersenyum dan melihat kearah Theia.

"Yang Mulia, aku tidak mengikutimu berdasarkan nalar juga"

Ruth meletakkan tangannya di depan dadanya dan tersenyum halus.

Dia selalu menjaga Theia layaknya seorang kakak.

Akal, kekuatan maupun keberanian bukan hal yang penting bagi Ruth.

"Untuk Ruth, itu spesial! Keluarga Pardomshiha telah melayani keluarga kekaisaran Forthorthe sejak sebelum berdirinya kekaisaran kita!"

"Yang Mulia.."

Mendengar jawaban Theia, Ruth merasa senang dan sedih di saat yang bersamaan.

Theia yang masih muda tidak mengerti dengan benar perasaan Ruth.

Ruth mungkin akan tetap bersumpah setia kepada Theia meskipun dia tidak lahir dalam keluarga Pardomshiha.

Tapi jika Theia mengakuinya, akan sama saja halnya seperti Koutarou tidak menrima Theia.

Theia yang berjiwa muda dan memiliki harga diri tinggi tidak bisa melakukannya begitu saja.

"Terkutuk kau, Primitif. Kau selalu bisa menemukan cara untuk membuatku jengkel!"

Dan Theia dengan kesal mengigit bibirnya sembari melotot ke arah Koutarou dan Harumi.



Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]


Kembali ke Bab 2 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 4