Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 2 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Penjajah Festival Olahraga!?[edit]

Part 1[edit]

Minggu, 10 Mei.

Hari itu adalah hari dimulainya festival olahraga. Matahari bersinar dengan cerahnya di atas lapangan dan tidak ada awan sedikitpun di langit.

"Kelihatannya keputusan yang benar untuk datang ke sini"

"Halaman sekolah memang lebih tenang, dan nggak banyak debu.."

Koutarou dan Harumi berada di halaman sekolah.[1]

Permainan untuk jam pagi telah berakhir dan mereka mengarah ke sana untuk makan siang.

Lapangan sekolah penuh dengan orang-orang dan banyak debu yang berterbangan ditiup angin.

Itulah kenapa mereka bergegas pergi dari lapangan sekolah dan datang ke sini.

"Sebenarnya, aku malu mengeluarkan bekalku di depan orang banyak"

"Nggak usah malu. Itu kelihatannya enak"

"Benarkah?"

Harumi menutupi wajahnya dengan kain pembungkus kotak bekal miliknya dan dia mencuri pandang ke arah Koutarou.

Harumi menyiapkan bekalnya hari ini untuk dimakan mereka berdua.

Dia biasanya membiarkan ibunya yang membuatkan, tapi untuk festival olahraga kali ini dia bersemangat untuk membuat bekalnya sendiri.

"Ya. Nggak kelihatan seperti yang dibuat oleh orang yang baru pertama kali masak:

"Syukurlah..Aku sedikit kuatir"

Mendengar jawaban Koutarou, Harumi menyingkirkan kain yang menutupi wajahnya dan menghela nafas lega.

Dia kuatir akan mengecewakan Koutarou.

"Nggak usah kuatir. Kelihatannya dimasak dengan baik"

"Tapi..aku rasa aku nggak akan membantu banyak di lomba marathon halang rintang nanti, jadi paling nggak aku bisa membuatkanmu sesuatu buat dimakan.."

"Senpai, kamu terlalu kuatir. Cowok itu simpel, mereka pasti senang dibuatkan bekal makan dari cewek, nggak peduli seberapa bagus bekalnya"

"T-Tapi aku benar-benar kuatir soal rasanya..."

"Pasti susah jadi cewek..Yah, selamat makan"

Koutarou berhenti bicara dan mulai makan.

Dia sudah berjuang keras sejak pagi dan sekarang dia lapar.

Lima pita biru terlihat berjajar di baju olahraga Koutarou.

Pita-pita itu menunjukkan peringkat, dan biru berarti peringkat satu.

Koutarou memenangkan peringkat satu di kelima lomba yang dia ikuti.

Karenanya, dia menggunakan banyak stamina dan sekarang kelaparan.

"Rasanya...enak!"

"Ah..."

Harumi tersenyum ceria mendengar kata-kata Koutarou.

Makanannya tidak hanya terlihat bagus, rasanya pun ternyata enak. Harumi merasa bahagia sampai-sampai dia mau menari saat itu juga.

Nyatanya, bekal buatannya memang benar-benar bagus.

Omelet, hamburger dan sosis yang dimasaknya ditambah beberapa makanan tambahan mungkin terlihat biasa, tapi bekal itu dibuat dengan penuh perhatian.

Rasanya juga patut dipuji, bekal itu bisa dibilang sangat bagus untuk seorang pemula.

Koutarou, yang tumbuh besar sebagai seorang piatu dan memasak untuk dirinya sendiri, mengerti betul-betul akan hal itu.

Apa yang bisa kukatakan..memiliki seseorang yang mau memasak untukmu tanpa alasan tertentu adalah hal yang indah

Itulah yang dirasakan Koutarou saat dia memakan bekal itu.

Kehilangan ibunya saat dia masih kecil, adalah hal yang langka bagi seseorang untuk memasak bagi Koutarou tanpa alasan tertentu.

Belakangan Kiriha yang memasak, tapi itu karena dia berencana mengambil alih kamar 106.

"Apakah ada yang nggak kamu suka?"

"Nggak juga...nggak ada yang nggak aku suka sih"

Awalnya, Koutarou tidak bisa memikirkan apapun, tapi dia cepat-cepat diam.

Dan Harumi mulai gugup.

"Apa yang salah?"

"Nggak cukup"

"A-Apanya yang nggak cukup?"

Rasanya? Waktu yang dibutuhkan? Atau pengalamanku?

Harumi tidak bisa apa-apa kecuali merasa kuatir.

"Jumlahnya. Kalu ternyata bekalnya seenak ini, aku bisa makan tiga kali lipat porsi ini"

"J-Jumlahnya...?"

Mendapat balasan yang tidak semestinya, Harumi melamun sesaat.

"Yah, ada lebih banyak lomba lagi siang nanti, jadi porsi ini mungkin pas. Kalau aku makan sampai kenyang, akan susah buat bergerak nantinya"

"..."

"Lain kali, tolong bikin lebih banyak pas aku nggak akan banyak bergerak ya"

"Lain kali..."

Koutarou mulai menggerakkan sumpitnya sambil tersenyum.

Melihat itu, Harumi juga mulai tersenyum.

Lain kali..Lain kali, dia mau..makan lebih banyak lagi..dia suka bekalnya..

Harumi terlihat sangat bahagia, kata-kata tidak cukup untuk menggambarkannya.

Jadi ini rasanya punya teman..

Sejak kecil Harumi sering sakit-sakitan dan harus selalu keluar masuk rumah sakit.

Meski anak-anak dan perawat di rumah sakit sudah menjadi temannya, dia tidak punya teman seumurannya; Koutarou adalah teman sebaya pertamanya.

Hal itu sudah cukup untuk membuat Harumi menangis bahagia.

"Ada apa, Senpai?"

Koutarou yang sedang makan melirik ke arah Harumi yang tiba-tiba terdiam.

Dan dia melihat Harumi yang pipinya memerah dan matanya sembab.

Koutarou mulai panik saat dia melihat Harumi yang kelihatannya akan menangis.

"K-Kamu baik-baik saja!? A-Apa aku ngomong sesuatu yang salah!?"

Koutarou tidak bisa mengerti perasaan Harumi saat itu.

Sejak kecil, Koutarou, dengan Kenji, sudah punya banyak teman, jadi dia tidak mengerti betul perasaan Harumi.

Itulah kenapa dia merasa sudah berbuat salah dan mulai panik.

"Nggak apa-apa..mataku kelilipan..aku cuci muka dulu"

Harumi menundukkan wajahnya untuk menghindari lirikan Koutarou dan buru-buru berdiri.

Harumi bisa mendengar jantungnya berdetak cepat, dan kuatir kalau-kalau Koutarou bisa mendengarnya juga.

Kalau aku nggak tenang, aku bisa bilang sesuatu yang bisa membuat masalah dengan Satomi-kun...

Harumi lari dari halaman sekolah dengan jantung berdetak cepat dan kepala pusing.

"Senpai...?"


Part 2[edit]

Koutarou yang ditinggal sendiri tidak mengerti apa yang benar-benar terjadi dan hanya bisa memiringkan kepalanya.

Namun, Sanae yang bergantung di punggung Koutarou dapat mengerti sedikit perasaan Harumi.

"...Itu cukup bikin aku kesal"

Sanae mulai mencekek leher Koutarou untuk balas dendam.

Dia sudah bergantung di leher Koutarou untuk ikut merasakan makan siang Koutarou, mencekek lehernya dari posisi itu adalah hal yang mudah.

"Eh, Ehhhkkk!?"

"Sialan! Ahhh! Itu benar-benar bikin aku kesal!"

"K-Kamu kenapa sih, tiba-tiba begitu!?"

"Pikirkan situasimu sekarang daripada terbawa suasana! Kalau kamu nggak menang hari ini, kamu nggak tahu apa yang akan terjadi!"

"Sa-Sanae, j-jangan pikir trik yang sama bakal bekerja dua kali!"

Koutarou berusaha menjaga kesadarannya dan merogoh kantong kanan celananya.

Dan dia mendekatkan apa yang dia berhasil rogoh ke arah Sanae.

"Gyaah!?"

Di saat itu, ada ledakan kecil yang terjadi dan memukul Sanae mundur.

"Mantap! Terima kasih, nenek!"

Koutarou menggenggeam jimat kecil yang dihiasi benang emas di tangannya.

Untungnya, benda itu punya cukup kekuatan untuk melawan hantu seperti Sanae.

Perlindungan Keluarga.

Kata-kata dari emas itu berkilau dengan indahnya diterpa cahaya matahari.

"Kamu ngapain sih!"

Sanae kembali dengan tangan kanannya memegan kepalanya.

Dia melayang didepan Koutarou dan mulai menggerutu.

"Itu kalimatku! Kamu selalu mencoba mencekikku tanpa alasan jelas! Cobalah jadi seseorang yang pingsan tanpa alasan jelas!"

"Jangan merengek soal itu! Kamu cowok, buat apa marah hanya karena hal itu!? Bukannya normal buat hantu buat bikin orang kesakitan?"

"Kalau begitu jangan kesal kalau orang mencoba melawan! Dasar roh jahat!"

"Apa katamu!? Kamu nggak bisa memanggil orang seimut aku sebagai roh jahat!"

Dahi keduanya bertubrukan dan menghasilkan suara keras.

Kelihatannya pertengkaran mereka akan semakin menjadi saat orang ketiga muncul diantara mereka.

"Kelihatannya kamu cukup hebat, Koutarou"

Rokujouma V2 155.jpg

"Kiriha!?"

Ternyata Kiriha yang muncul.

Dengan rambutnya yang panjang berkibar tertiup angin, tanpa suara Kiriha telah mendekat ke arah Koutarou dan Sanae.

"Kamu sendiri juga kelihatan hebat, Kiriha-san"

Beberapa pita terpasang di bagian dada Kiriha.

Tiga pita biru dan dua pita kuning, lebih tepatnya.

Kiriha mendapat peringkat satu di tiga lomba dan peringkat dua di dua lomba sisanya.

"Kamu ngapain melihat ke arah dadanya, Koutarou!? Dasar mesum!"

"Salah! Coba lihat dulu!"

"Ngapain aku liat dada orang lain!? Apa kamu mau bilang kalau bra-nya kelihatan, begitu!?"

"Ya nggak lah! Pitanya! Aku lagi melihat peringkatnya Kiriha!"

"Ya, aku yakin kamu akan memberi nilai 100 untuk dadanya Kiriha"

"Coba dengerin aku dulu, hantu bodoh!"

"Apa-apaan, aku juga punya harga diri, tahu!"

"Apa harga diri hantu se-transparan itu!?"

Koutarou dan Sanae mulai bertengkar lagi, dan di saat itu ada orang lain yang muncul di halaman sekolah.

"Bagus juga dirimu masih penuh semangat, Primitif. Tidak akan ada artinya membuatmu merangkak di tanah jika kamu tidak sesemangat itu!"

Giliran Theia dan Ruth yang muncul, dan dibelakang mereka adalah pria-pria garang yang dipimpin oleh Theia.

Theia punya empat pita di dadanya, semua berwarna biru.

Nyatanya, Theia sudah ikut enam lomba sejak pagi ini, tapi dia membuang semua pita di bawah peringkat satu.

Dan tim cheerleader yang membantu dan bersorak untuk Theia sudah basah oleh keringat.

Di sisi lain, Ruth punya dua pita, kuning dan hijau, yang berarti peringkat dua dan tiga.

"Diam, Tulip! Aku sedang sibuk!"

"Betul! Nggak ada tempat buatmu di sini, dada terjal!"

Koutarou dan Theia tidak melirik sedikitpun ke arah Theia dan tetap saling melotot satu sama lain.

Dan Theia tidak tahan lebih lama lagi.

Sudah cukup baginya bahwa Koutarou tidak menghargai Theia sedikitpun, tapi di saat yang sama, Sanae sudah menyinggung hal yang paling dibencinya.

Akhrinya, Theia hilang kendali.

"Kalian mau cari gara-gara ya, para anjing kampung!? Akan kubuat kalian menjadi abu sekarang juga!"

"Jangan, Yang Mulia!!"

Bahkan dengan Ruth yang mencoba menghentikannya, Theia tetap tidak mau tenang.

Theia beranjak ke arah Koutarou dan Sanae dan ikut bertengkar dengan mereka.

"Coba saja kalau kamu bisa, Tulip!"

"Akan kubuat kalian menjadi abu setelah memperbaiki karakter busuk kalian!"

"Hei! Dengarkan aku!"

Dan saat ketiganya mulai ribut kembali, pertengkaran jarak dekat pun tak terelakkan.

"Yang Mulia, Satomi-sama"

"Biarkan mereka, Ruth. Mereka tidak saling membenci sebesar yang mereka bilang"

"Tolong berhenti bilang hal semacam itu, Kiriha-san! Tentu saja aku benci hal ini!"

"Apa yang kau maksud dengan 'hal semacam itu'!? Panggil aku Yang Mulia Theia, dasar Primitif!"

"Tarik itu kembali, Koutarou! Gimana bisa kamu bilan g orang secantik aku 'hal semacam itu'?"

"Buat apa, dasar idiot!"

Keributan mereka semakin memanas sejalan dengan saling melempar ejekan satu sama lainnya.

"Satomi-kun♪"

"Haloooo♪"

"Hm?"

Seruan ramah itu membuat Koutarou tenang sedikit.

Suara itu berasal dari keenam gadis anggota klub cosplay.

Pertengkaran antara Koutarou, Sanae dan Theia terhenti oleh kemunculan mereka.

"Kelihatannya kau sedang bersenang-senang, Koutarou-kun"

Mereka sedang mendorong ketua mereka yang ada di dalam gerobak dan mendekati Koutarou dan yang lainnya.

Para anggota klub cosplay tidak sedang bercosplay, mereka memakai pakaian olahraga yang biasa.

Mereka mengikuti aturan dan tidak akan memakai cosplay sampai mereka mendapat izin.

Apa yang sedang mereka lakukan?

Apa yang membuat Koutarou penasaran adalah gerobak yang dipakai para anggota klub cosplay untuk membawa ketua mereka.

Di dalamnya terdapat karung seukuran satu meter yang terlihat menggeliat kesana kemari/

"...!...!"

Kelihatannya karung itu berisi makhluk hidup.

"Hello"

"Halo, Satomi-kun. Dan halo juga untuk teman-temanmu.

Si ketua tersenyum dan memberi salam kepada semuanya, dan kesepuluh gadis lainnya pun mengikuti.

Tim cheerleader Theia berdiri paling menonjol, tapi mereka tetap diam.

Saat para gadis selesai memberi salam, si ketua klub cosplay memanggil Koutarou.

"Kau bisa menantikan hal bagus di marathon nanti, Koutarou-kun. Kostum hari ini adalah yang paling luar biasa"

"Kami begadang semalaman untuk membuatnya, loh!"

"Itu benar. Aku sampai lupa sudah seberapa banyak tangan kami tertusuk jarum"

"...Itu cuma kamu"

Saat para gadis itu berbicara, karung itu tetap bergerak kesana kemari.

"...!....!...!"

Yah, apa masalahnya...

Koutarou penasaran dengan isi karung itu, tapi dia memilih untuk tetap diam.

Saat itulah Harumi kembali ke halaman sekolah.

"Satomi-kun...?"

Sekarang ada banyak orang di sekeliling Koutarou.

Dan sekarang ada lebih dari 20 orang di halaman sekolah, Harumi hanya mengenal sedikit diantaranya.

"Oh, kamu cukup imut juga"

"Ah, b-berhenti! Jangan sentuh aku!"

"Mau bergabung dengan klub kami?"

"Nggak! Aku nggak mau bergabung dengan klub mencurigakan kalian!"

"Sayang sekali"

"Kalau begitu, bagaimana dengan kalian berdua?"

"Kalau Theia-sama tidak ingin bergabung, maka aku harus menolak"

"Aku sudah bergabung dengan tim atletik, jadi aku tidak bisa, Senpai"

"Tulip, kamu bergabung dengan tim cheerleader?"

"Itu benar. Tidak sepertimu, orang-orang ini punya loyalitas yang tidak tergoyahkan bagiku. Benar bukan!?"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

"Mereka sudah dicuci otak..."

"Yah, sepertinya tim cheerleader yang asli sudah tidak ada lagi..."

Semuanya sedang asyik berbicara dan tersenyum.

Dan bahkan Koutarou membuat ekspresi yang tidak pernah dilihat Harumi sebelumnya.

"Aku...tidak mungkin bisa mendekati mereka..."

Harumi terdiam di tempatnya, jantungnya yang berdetak kencang sudah kembali tenang dan perasaannya yang berbunga-bunga telah berganti.

Harumi sadar dia hanya tahu sedikit tentang Koutarou sebenarnya, dan itu membuatnya sedih.

"Satomi-kun tidak benar-benar tahu kalau aku..."

Harumi tidak bisa bergerak.

Dia tidak bisa berbaur begitu saja dengan kerumunan yang ada.

Terpisah hanya sejarak 20 meter bagaikan jarak yang sangat jauh bagi Harumi.


Part 3[edit]

Tiba-tiba, beberapa kembang api terlihat meledak di langit.

Meskipun hari masih siang, saat ada banyak kembang api yang ditembakkan di saat yang bersamaan, tentu saja mereka akan menjadi perhatian.

Itu adalah tanda bahwa lomba marathon halang rintang akan segera dimulai.

Lomba marathon itu terdiri dari jalur sepanjang 5 kilometer dan tantangan sebanyak 10 tantangan.

Karena lomba ini juga diikuti baik pria dan wanita, untuk para wanita diberikan tantangan yang lebih mudah sebagai kelonggaran.

Dan karena tantangannya tidak hanya terpusat pada tantangan secara fisik saja, pemenangnya selalu berganti setiap tahunnya.

SMA Kitsushouharukaze mempunyai banyak klub, dan karena banyak klub yang berpartisipasi, lomba marathon ini menjadi event utama.

"Fufufu, saat yang sudah kutungg-tunggu akhirnya datang juga..."

Koutarou meregangkan tangannya selagi melihat ke sekitarnya.

Ada lebih dari 100 orang yang berkumpul di garis start.

SMA Harukaze[2] punya lebih dari 50 klub dengan jumlah anggota yang bervariasi.

Dan dengan banyak sekali klub yang ikut lomba ini, tentu saja akan ada orang sebanyak ini yang terlihat.

Seragam yang dipakai pun beragam, dengan mayoritas seragam yang dipakai adalah seragam khas dari tiap klub.

Sisanya terdriri dari klub budaya yang memakai seragam olahraga.

"Kou, kamu kelihatannya percaya diri banget"

"Kelihatan ya?"

"Aku sudah lama menjadi temanmu loh"

"Seperti yang kuharapkan dari rekanku Mackenzie!"

Seselesainya pemanasan, Koutarou memukul punggung Kenji dengan tangannya yang besar.

"Owowow"

"Kemenangan hari ini akan berpihak kepadaku"

"Jangan naif. Kamu nggak pintar-pintar banget, nggak mungkin kamu menang. Aku nggak yakin kamu bisa mengalahkanku"

"Itu kata-kata yang cukup besar. Kalau begitu, kau mau bertaruh, Mackenzie?"

"Boleh. Siapapun dari kita yang pertama mencapai finish duluan, menang"

"Yang kalah harus traktir makan sekali, oke?"

"Oke"

Kenji menyeringai, dia yakin dengan caranya berlari.

Koutarou memang unggul dalam kekuatan fisik, tapi Kenji punya kelincahan dan kepintaran sebagai senjatanya.

Itulah kenapa Kenji bertaruh kalau dia bisa menang melawan Koutarou dalam lomba ini, yang menguji kekuatan peserta secara keseluruhan.

"Hah, kau membuat keputusan bodoh, Kou. Aku harap kau sudah siap membelikanku makanan yang spesial"

"Aku nggak mau dengar kau memanggilku bodoh saat kau sendiri memakai sesuatu seperti itu"

"Diamlah. Aku ada di klub drama, jadi mau bagaimana lagi"

Kenji tidak memakai pakaian olahraga, tapi tuxedo putih dan mawar merah yang berada di dadanya.

Itu adalah kostum panggung yang dimilliki klub drama.

"Oh, kelihatannya kalian berdua sedang melakukan sesuatu yang menarik"

"Ibu Kos-san"

Saat keduanya selesai mengobrol, Shizuka muncul.

Shizuka telah diminta oleh klub memasak untuk ikut marathon, dan dia memakai celemek yang menutupi pakaian olahraganya.

Shizuka jadi terlihat aneh, bahkan menyaingi Kenji.

"Bolehkah aku ikut dalam taruhan yang kalian bilang tadi?"

"Kasagi-san juga? Kami cukup yakin dalam hal ini loh"

"Yah, aku juga mau ikut karena aku juga yakin dengan diriku sendiri"

"Tapi--"

Kenji berusaha menyingkirkan Shizuka, tapi Koutarou berkata lain.

"Apa itu masalah buatmu, Mackenzie? Biarkan Ibu Kos-san ikutan juga"

"Jadi, boleh?"

"Yap"

Lagipula, aku juga nggak tahu kalau aku bisa menang melawan Ibu Kos-san atau nggak..

Tidak seperti Kenji, Koutarou sadar betul seberapa kuat Shizuka.

Koutarou tahu Shizuka tidak akan tertinggal jauh dalam lomba ini setelah dia bisa memukul jatuh empat orang penjajah dengan tangan kosong.

Shizuka juga sepintar Kenji.

"Kalau begitu kita tambah Kasagi-san ke dalam taruhan antar tiga orang ini"

"Aku nggak akan kalah loh"

"Silahkan saja, Ibu Kos-san"

Fufufu, dengan ini, Mackenzie akan beli dua porsi makanan..

Setelah Shizuka ikut berpartisipasi dalam taruhan mereka, bangku penonton dekat garis start mulai bersorak menyemangati Kenji.

"Kenji-kun! Kamu keren banget!"

"Rosenchevalier-sama! Lihat ke sini dong!"

Beberapa blitz kamera pun muncul setelahnya.

Mereka adalah penggemar Kenji.

Kenji sudah punya penggemar sejak dari SMP.

"Silahkan lambaikan tanganmu, Rosenchevalier-sama. Fansmu memanggilmu"

"Diam deh"

"Koutarou-kun! Arahin ksatrianya ke sini dong!"

"Oke, oke"

"H-Hey!?"

Koutarou memegang kepala Kenji dan secara paksa memutarnya ke arah bangku penonton.

Dan blitz kamera mulai bermunculan lagi.

"Nggak usah malu. Kamu cuma bikin para cowok sekitarmu kesal aja kok, termasuk aku tentunya"

"Bisa berhenti sekarang, Kou!?"

"Oh ya, maaf, cewek itu bakal sedih, tentunya"

Persis di sebelah Kenji, ada seorang gadis yang memakai gaun merah tua.

Dia adalah anggota klub drama, dan pakaian yang dipakainya juga dari sebuah drama yang sudah lama.

Hari ini mereka bermain sebagai Gadis Merah Tua dan Sang Rosenchevalier.

"Maaf, akulah yang mengundang Matsudaira-san untuk bergabung dengan klub. Aku rasa dia tidak punya keinginan untuk berpacaran denganku"

"Kau salah, nona! Kau sudah tertipu olehnya!"

Si gadis merah tua berusaha melindungi Kenji, tapi dia mulai goyah saat berhadapan dengan Koutarou.

"Akan kubunuh kau, sialan!"

"Kyaaa, tolong aku, Sakuraba-senpai! Mackenzie membullyku!"

"S-Satomi-kun?"

Saat Kenji mulai marah, Koutarou tertawa dan bersembunyi di belakang Harumi.

"H-Halo, Sakuraba-senpai"

"Halo, Matsudaira-kun"

Saat Harumi dan Kenji saling berhadapan, entah kenapa mereka sama-sama tersipu.

"Uhm...Eh.."

"Kau curang, Koutarou!"

Meskipun waktu telah berjalan dan mereka sudah mulai saling kenal, Harumi masih merasa kurang nyaman berada dekat Kenji.

Yang menjadi penyebab kenapa Harumi mendadak diam.

Kenji tahu apa yang Harumi rasakan dan tidak mau mengucapkan hal-hal yang salah.

"Senpai, mumpung lagi saatnya, sapalah juga anggota klub drama di sebelah Mackenzie dan Ibu Kos-san"

"Y-Ya! Halo!"

"Halo, Sakuraba-san"

"Halo, Sakuraba-senpai"

Harumi membungkuk ke arah Gadis Merah Tua dan Shizuka.

"M-Mari berjuang keras untuk lomba nanti"

"Aku kuatir kalau aku bisa sampai garis finish dengan kostum ini"

"Ahaha, gaun itu bagus sekali"

Setelah selesai saling sapa, suasana di sekitar Harumi pun mulai tenang.

"..."

"Kamu kenapa melotot begitu, Mackenzie?"

Koutarou memperhatikan Kenji yang melotot tajam ke arahnya.

"Kou, kamu nggak bisa pakai cara yang lebih mudah ya?"

"Kamu ngomong soal apa?"

"..Aku menyerah"

Kenji menurunkan pundaknya dan menggaruk kepalanya.

Karena sudah kenal Koutarou cukup lama, Kenji mengerti kalau Koutarou menarik Harumi secara paksa ke dalam grup.

Dan saat dia menghela kecil, Harumi kembali menyapanya.

"Aku minta maaf soal sebelumnya, Sakuraba-senpai"

"N-Nggak apa-apa kok"

"Sakuraba-senpai, seperti yang dibilang Satomi-kun, Mackenzie-kun sepertinya memang lihai dalam berburu cewek, jadi hati-hati ya"

"..B-Benarkah?"

"Itu bohong, udah jelas itu bohong!"

Semoga beruntng, Sakuraba-senpai

Koutarou berpaling dari mereka dan melihat ke arah garis start.

Dan seperti sebelumnya, ada banyak orang disana.

"...Kelihatannya nggak akan menang mudah"

Ada orang yang kelihatan besar dan kuat, dan juga orang yang kelihatan kecil dan lincah.

Untuk bisa membuat Harumi naik ke podium juara, Koutarou harus bisa menyelesaikan semua tantangan yang ada dan mencapai finish sebelum ada yang bisa.

"Oke! Ayo kita lakukan!"

Koutarou mulai menyemangati dirinya sendiri agar dia tidak lengah.

"Hey, Koutarou"

"Hm?"

Di saat itu, Sanae yang terbang di dekat Koutarou bergantung di lehernya.

Dan Sanae meletakkan tangannya yang langsing di sekeliling leher Koutarou sembari tersenyum.

"Kamu tahu? Nggak kusangka kamu..."

"Apa?"

"Bukan apa-apa. Nyahaha"

Pada akhirnya, Sanae tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum lebar.

Tapi Koutarou tidak bisa melihatnya karena Sanae bergantung di belakangnya, dan Sanae sendiri juga tidak sadar akan hal itu.

Hm?

Sanae memperhatikan apa yang sedang dilihat Koutarou; dua orang anggota klub baseball lengkap dengan seragamnya.

"...Koutarou, boleh aku tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Kalau kamu terus kepikiran soal itu, kenapa kamu nggak mulai main baseball?"

"Eh?"

Koutarou kaget dan menoleh ke arah Sanae.

Sudah kuduga...

Sanae memperhatikan Koutarou yang terkejut dan mulai ragu.

"Kamu selalu merhatiin klub baseball kapanpun ada kesempatan. Aku tahu itu"

"...Oh"

Koutarou memalingkan matanya dari Sanae dan melihat kembali ke arah anggota klub baseball.

Dia merasa tidak perlu menyembunyikan perasaannya dan mulai berbicara.

"Yah, aku suka baseball. Itu bukan jenis olahraga yang kamu bisa lakukan kalau hidup sendiri"

"Hmm..."

Koutarou terlihat kesepian selagi mengenang sesuatu, dan melihat hal itu, sebuah ide muncul di kepala Sanae.

Kalau aku bisa bantu beberes kamar, Koutarou mungkin bisa main baseball...

Memasak, mencuci, membersihkan kamar, menyiapkan bak mandi.

Kalau Sanae mengambil alih pekerjaan rumah tangga yang dilakukan Koutarou setiap harinya, Koutarou mungkin punya waktu luang yang dia butuhkan untuk bermain baseball.

Itulah ide yang muncul di kepala Sanae, tapi dia dengan cepat menolaknya dan mulai panik.

"A-Apa-apaan yang baru saja aku pikirkan!?"

Aku harus mengusirnya! Aku harus mengusir Koutarou dari kamar itu apapun caranya! Kenapa aku tiba-tiba berpikir untuk membantunya mengurus kamar!?

Sanae kebingungan dengan perasaannya sendiri; dia tidak percaya dia mau membantu seseorang yang harusnya dia usir.

Dan apa yang membuat Sanae ragu adalah bahwa dia tidak merasa muak untuk membantu Koutarou.

"Apa?"

"Bukan apa-apa! Bukan apa-apa! Lupakan itu!"

Saat Koutarou dengan cemas memanggilnya, Sanae bahkan merasa lebih bingung lagi.

Apa yang baru saja kulakukan!?

Saat ini, Sanae merasa lebih bingung daripada Koutarou.

Sementara itu, Theia juga berada di tengah kerumunan di garis start.

Dia berdiri di depan tim cheerleader dan sedang berpidato.

"Kalian semua, kalian sudah berjuang dengan sangat bagus hingga hari ini! Meskipun hanya ada satu diantara kalian yang akan ikut lomba denganku hari ini, itu adalah karena hasil latihan kalian! Bersoraklah untukku seperti kalian ikut berlomba denganku!"

Theia memakai ban lengan kapten tim cheerleader di tangannya, dengan kedua tangannya di pahanya sembari berdiri tegap.

Namun, badan kecil Theia tersembunyi oleh kerumunan orang.

Tapi kerumunan itu tidak bisa menyembunyikan suaranya yang lantang dan suaranya mencapai anggota tim cheerleader yang berdiri tegak.

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

Suara keras para pria itu terdengar sepanjang garis start dan mengguncang tanah disekitarnya.

"Masalahnya bukan siapa yang menemaniku! Masalahnya adalah apakah aku menang atau tidak!"

"Untuk kemenangan Yang Mulia Theiamillis!! Terpujilah keluarga kekaisaran Forthorthe!"

Moral tim cheerleader itu sedang berada di puncak. Latihan keras yang mereka jalani hingga hari ini menguatkan rasa kesatuan mereka.

Tujuan mereka adalah kemenangan Theia, bukan mereka sendiri.

Karena itulah mereka bertahan dalam latihan keras itu.

Jika Theia menyuruh mereka untuk mati, mereka mungkin akan melakukannya.

Itulah loyalitas yang dicari oleh Theia.

"Semoga beruntung, Yang Mulia"

"Ya, serahkan padaku, Ruth. Aku pasti akan menang"

Ruth bukan orang yang akan menemani Theia, tapi anggota tim cheerleader yang terkuat dan tercepat.

Karenanya, Ruth ada bersama dengan sisa tim cheerleader di bangku penonton.

"Yang Mulia, sudah hampir saatnya"

"Baiklah, mari kita pergi"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri!"

"Mari kita lihat apa yang kau punya, Kurano Kiriha..."

Theia pergi ke arah garis start selagi menyeringai.

Sementara itu, Kiriha sudah berada di garis start.

Karena mereka akan bertanding, dia tidak akan kalah jika mulai dari paling depan.

"Lombanya akan segera mulai, Kiri-chan. Ayo kita berjuang sekeras mungkin"

"Tentu saja, Takahashi-senpai"

"...Karama, bagaimana keadaannya?"

"Semuanya sudah dalam posisi, Korama sudah mengeceknya dari atas"

Kiriha berbisik, dan sebuah jawaban juga dibisikkan ke telinganya.

Sebuah haniwa yang tertutup kamuflase melayang di dekat Kiriha.

"Kelihatannya tidak ada penghianat Ho-. Serahkan sisanya pada kami Ho-"

"Baiklah, kuserahkan pada kalian"

"Dimengerti"

Sekarang, aku hanya perlu menunggu lombanya dimulai..

Setelah melakukan pengecekan terakhir, Kiriha terlihat tersenyum kecil.

Dan Takahashi yang berada di sebelahnya memperhatikan senyum itu.

"Kiri-chan, kamu kenapa senyum?"

"Sebenarnya, aku membuat taruhan dengan temanku"

Meski terkejut, Kiriha membalas dan tersenyum dengan wajar.

"Taruhan!? Dengan cowok!?"

"Ya"

"Apa yang jadi taruhannya?"

"Yang kalah harus menyerahkan sesuatu yang berharga kepada yang menang"

Kiriha menyebutkan sebagian kebenarannya.

Kiriha membuat taruhan dengan Koutarou dan penjajah yang lain, dan yang kalah harus menyerahkan sebagaian wilayah tataminya kepada yang menang.

"Kyaa! Berani banget! Tapi bukannya hasilnya sama, nggak peduli siapa yang menang!?"

Tapi Takahashi tidak tahu kalau Kiriha sedang bertarung memperebutkan wilayah dan menjadi salah paham.

Berbicara soal salah paham, klub cosplay yang berada di belakang telah membuat kesalahpahaman yang sangat besar.

Dari keenam anggota, bahkan lima orang yang tidak ikut lomba pun sedang bercosplay.

Hari ini semuanya memakai seragam pelayan yang sama.

Satu-satunya yang memiliki desain berbeda adalah si ketua yang memakai ban lengan dan bando.

Dia memakai kostum kepala pelayan.

Setelah melihat arlojinya, dia memanggil wakil ketua disebelahnya.

"Lombanya akan segera dimulai. Wakil ketua, tolong segera persiapkan Yurika"

"Baik, akan segera saya lakukan"

Yurika dan si ketua adalah dua orang yang mewakili klub cosplay dalam lomba marathon halang rintang nanti.

Dalam rangka mendidik anggota baru mereka, Yurika dan si ketua berpartisipasi dalam lomba.

Tapi, anehnya, Yurika tidak terlihat dimanapun.

"Semuanya, bawa Yurika kesini!"

"Okeee"

Saat si wakil ketua memberi sinyal kepada anggota lainnya, mereka membawa sebuah gerobak.

Gerobak itu berisi karung yang sempat Koutarou perhatikan sebelumnya.

Tapi, tidak seperti saat makan siang, karung itu tidak bergerak sama sekali.

"Dan sekarang, buka karung itu!"

"Okeee"

Para anggota klub membuka ikatan tali karung dan membalik karung itu.

Dan Yurika yang sudah memakai kostum pelayan jatuh keluar.

Mulutnya disumpal dan kaki tangannya diikat.

Yurika, yang tidak mau bercosplay, dipaksa memakai pakaian pelayan dan ditahan hingga saat ini.

Dan para anggota klub dengan cepat membuka ikatannya.

"Uuuuhh..A-Aku akhirnya bebas..."

Meskipun terbebas, Yurika tumbang ke atas tanah dan tidak bergerak.

Dia menggulungkan badannya saat dia mulai menangis.

"K-Kenapa aku harus mengalami hal ini..."

Tidak ada yang mau mendengarkan Yurika saat dia bilang dia benci cosplay.

Semua orang telah salah paham bahwa Yurika suka cosplay tapi tidak mau mengakuinya.

"...Aku sudah nggak bisa menikah..."

"Kamu kelihatan cantik, Yurika-chan"

"Berjuanglah buat hari ini!"

"Menjadi pengantin itu sudah kuno! Kamu akan dipekerjakan secara permanen oleh klub cosplay mulai dari sekarang!"

"Aku nggak mauuuu"

Selain Yurika, klub cosplay terlihat sangat antusias terlebih si ketua, yang matanya berbinar-binar.

"Bisakah kau berhenti melakukan itu, Yurika-chan? Dandananmu akan rusak"

SI ketua menyeka air mata Yurika dan mengeluarkan peralatan make-up miliknya untuk memperbaiki dandanan Yurika.

Meskipun belum bisa dibilang profesional, si ketua cukup lihai dalam hal itu. Yurika pun nampak lebih cantik.

"Ayo kita buat Koutarou-kun terkejut saat lomba nanti, oke?"

"Aku nggak mau bikin dia kaget dengan kostum ini!"

Seperti biasanya, tidak ada yang mendengarkan Yurika.

Ironisnya, dia terlihat lebih cantik dari semuanya, selagi dia terus menangis.


Part 4[edit]

Sang kepala sekolah terlihat naik ke podium di dekat garis start.

Adalah tugas sang kepala sekolah untuk memberi sinyal mulainya lomba.

Para peserta lomba yang berada di garis start memperhatikan sang kepala sekolah yang menaiki tangga podium.

Lapangan sekolah pun menjadi sunyi, dan semua orang dengan gugup menunggu lombanya dimulai.

Sang kepala sekolah mengangkat pistol aba-aba ke arah langit dan suara komentator terdengar dari speaker.

"Bersedia. Siap..."

Mengikuti aba-aba komentator, sang kepala sekolah pun menarik pelatuk pistol.

Pistol itu membuat suara keras yang terdengar ke seluruh penjuru lapangan.

Dan lapangan yang tadinya sunyi senyap mendadak mengeluarkan teriakan yang riuh.

Seperti yang sudah diharapkan semua orang, suasana lomba utama pun meningkat drastis.

"Ini dia, Kiri-chan"

"Ya, Takahashi-senpai"

Kedua anggota klub atletik wanita melesat memimpin di depan.

Dengan langkah yang indah, mereka melaju semakin cepat.

Itu adalah sikap start yang indah yang hanya bisa dilakukan tim atletik.

"Kita ketinggalan!?"

"Sialan, kejar mereka!"

"Jangan biarkan tim atletik wanita memimpin!"

Saat yang lain berusaha mengikuti tim atletik wanita, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.

Beberapa klub yang ada di depan berjatuhan.

Kelihatannya kaki mereka saling tersangkut satu sama lain karena kebingungan di awal lomba.

"Au, jangan injak kakiku, minggir dong!"

"Auauauau, sakit!"

"Itu kakiku! Jangan dibengkokin!"

"Hey, jangan sentuh yang macam-macam ya!"

Grup yang ada di depan rubuh dan keributan besar terjadi.

Mereka yang tidak terlibat keributan tidak bisa maju karena masih banyak yang jatuh dan benyak yang tertahan di garis start.

"Asyik! Aku nggak tahu apa yang terjadi, tapi ini kesempatan kita, Kiri-chan!"

"Ya, senpai!"

Ini adalah kesempatan besar untuk tim atletik wanita"

Melesat cepat sebagai pemimpin ditambah grup yang berada di depan sedang runtuh, tim atletik wanita dengan cepat meninggalkan peserta yang lain.

Kiriha dan Takahashi lari beriringan dan dengan cepat berbelok.

Setelah setengah putaran mengelilingi lapangan sekolah, jalurnya mengarah keluar sekolah.

Keduanya sudah berlari setengah putaran sebelum keributan di garis start mereda.

"Fufufu"

Sebelum mereka melewati gerbang sekolah, Kiriha menengok ke arah garis start dan tersenyum sesaat.

Kiriha dengan cepat berlari melewati gerbang sekolah dan menghilang.

"Kita dikerjai! Dasar Kiriha, dia pasti sudah merencanakan hal ini!"

Diiringi suara nyaring Theia, seorang pria besar dengan seragam model lama berdiri.

Dan di bawah pria itu terlihat Theia yang sedang kesal.

Theia juga terlibat dalam insiden itu, tapi dia tidak terluka.

Saat kecelakaan itu terjadi, rekan setimnya melindunginya.

"Apakah dia merayu mereka atau menyuap mereka...cara yang manapun, aku tetap kena! Sialan!"

Theia berasumsi kalau kericuhan ini adalah salah satu strategi Kiriha.

Kericuhan itu terjadi sesaat setelah tim atletik wanita melesat memimpin.

Theia tidak percaya kalau itu hanya sebuah kebetulan.

"Sudah kuduga, aku tidak boleh lengah di dekat wanita itu!"

Seperti dugaan Theia, kericuhan ini memang salah satu strategi Kiriha.

Kiriha sudah menyuap beberapa klub yang cukup kuat dan membuat kericuhan.

Dengan menyuap mereka, Kiriha mengurangi jumlah lawannya dan sekaligus mendapat jarak memimpin yang cukup jauh.

Sekali lempar, kena dua burung. Itu adalah taktik Kiriha yang sangat bagus.

"Tidak akan kubiarkan semuanya berjalan sesuai rencana wanita itu! Lempar aku ke depan sana!"

"Terpujilah tuan puteri!"

Si pria besar mulai bergerak saat dia mendengar perintah Theia.

Dia dengan mudahnya mengangkat Theia dan melemparnya layakanya bola basket.

Itu adalah aksi yang hanya bisa dilakukan karena kekuatan si pria dan badan Theia yang kecil.

"Aku akan pergi dahulu! Temui aku nanti!"

"Terpujilah tuan puteri!"

Setelah dilempar, Theia melayang melewati grup yang masih rubuh di tanah dan mendarat dengan kedua kakinya.

Dan dia mulai berlari tanpa menoleh ke belakang.

Theia berlari cukup cepat dengan badannya yang kecil.

"A-Apa kamu nggak apa-apa, Sakuraba-senpai?"

"Terima kasih, Satomi-kun. Apa yang terjadi?"

"Aku nggak tahu. Kelihatannya grup depan tiba-tiba jatuh"

Setelah tertinggal beberapa detik dari Theia, Koutarou mengangkat Harumi dan membawanya dengan kedua tangannya.

Saat grup depan rubuh, Koutarou dan Harumi berada di tengah-tengah grup itu.

Mereka terperangkap di antara grup depan dan orang-orang yang mendesak maju dari belakang. Mereka baru saja bebas dan mulai melihat sekeliling.

"Eh!?"

Di saat itu, Koutarou melihat Theia berlari.

Setelah selesai melewati jalur lapangan, Theia mengarah ke gerbang sekolah.

Gawat, kita ketinggalan!!

Koutarou melihat ke grup depan yang masih ricuh.

"Apa ya..kalaupun aku mencoba lewat sana.."

Kelihatannya kericuhan di depan tidak akan reda untuk sementara waktu.

Tapi di saat yang sama, Koutarou tahu kalau Kiriha dan Theia memimpin di depan sana.

"Koutarou, sebelah sana! Tiga orang itu!"

"Oh?"

Sanae yang bergantung pada Koutarou menunjuk ke arah depan.

Koutarou melihat tiga pria yang cukup kuat yang sedang berusaha berdiri.

Klub rugby, klub sumo dan klub judo. Mereka semua memakai seragam khasnya.

"Sekarang kesempatan kita!"

Saat Koutarou melihat mereka, dia mulai berlari.

Rokujouma V2 185.jpg

"Ayo pergi, Sakuraba-senpai!"

"Satomi-kun!?"

Koutarou berlari ke arah tiga orang itu, meningkatkan kecepatannya sebelum mendengar support dari Harumi

"Pegangan, Sakuraba-senpai!"

"Kyaaaaaa!!"

"Lompaaaaaat!"

Dan Koutarou melangkah di atas klub rugby, klub judo dan klub sumo sebelum melompat.

Mereka bertiga menjadi batu loncatan tepat sebelum mereka berdiri.

"Maaf!! Permisi!!"

"Siapa yang menginjakku!?"

"Aku jadi batu loncat!?"

"Met'[3] makan!?"

Koutarou dan Harumi melayang sesaat saat mereka melintas di atas grup depan.

Karena aksi yang tiba-tiba itu, Harumi dengan sekuat tenaga berpegangan pada Koutarou agar tidak jatuh.

Kedua kaki Koutarou dengan kuat menapak lapangan.

Berat mereka berdua mencapai lebih dari 100 kilogram.

Karenanya, terdengar suara yang cukup keras saat keduanya menyentuh tanah.

"Kyaa!?"

"Kamu baik-baik saja, Sakuraba-senpai?"

Sebelum Harumi pulih dari shock setelah mendarat, Koutarou langsung berlari.

"Itu kalimatku! Apa kamu baik-baik saja, Satomi-kun!?"

"Aku nggak apa-apa! Aku sudah cukup latihan kok!"

Setelah pulih dari shock, Harumi kuatir soal badan Koutarou, tapi Koutarou sendiri tersenyum penuh percaya diri.

Koutarou, yang pernah menjadi penangkap sampai lulus SMP, pernah memakai perlengkapan pelindung yang cukup berat termasuk sarung tangannya.

Untuk bisa melatih kemampuannya untuk bergerak, dia berlatih sembari memakai perlengkapannya atau berlari menarik ban. Badan bagian bawahnya menjadi kuat.

"...Benarkah?"

"Tolong simpan kalimat itu sampai kamu bertambah gemuk, Sakuraba-senpai"

Koutarou tersenyum saat dia berlari mengelilingi lapangan sambil membawa Harumi.

Dia kelihatan baik-baik saja...Kau hebat, Satomi-kun..

Terlahir dengan badan yang lemah, Harumi terkejut dengan kekuatan Koutarou.

Oh?

Saat Harumi mulai tenang, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang janggal.

Kericuhan di garis start masih berlanjut, tidak banyak orang yang sudah mulai berlari dan para penonton menyaksikan mereka berdua yang sedang berlari.

"Ada apa?"

"Begini, Satomi-k--"

Saat dia mau membalas pertanyaan Koutarou, Harumi menyadari apa yang janggal.

"Senpai?"

"Ah, Ahhh..."

Harumi kehilangan kata-kata dan matanya terbuka lebar karena kaget.

Koutarou terlihat terlalu dekat. Harumi bisa merasakan nafas Koutarou di pipinya. Dia bisa merasakan tangan Koutarou di punggungnya.

Dan tangan Harumi sendiri berada di leher Koutarou, memeluknya selagi badannya mulai tegang.

"Oh, Senpai, tolong jaga badanmu tetap tegang begitu ya, lariku jadi lebih gampang"

"Uh...S-Satomi-kun? Ehh!?"

Koutarou melesat lebih kencang, menghiraukan kebingungan Harumi.

Saat Harumi bertambah tegang dan badannya menjadi kaku, itu membuat Koutarou lebih mudah untuk menyeimbangkan diri dan menambah kecepatan larinya.

Di saat yang sama, Koutarou menguatkan pegangannya dan membawa Harumi lebih dekat ke badannya.

Dan karena itu, Harumi menjadi semakin tegang.

"T-Turunkan aku! Aku bisa lari sendiri!"

"Nggak apa-apa, kita bisa memimpin sedikit lebih jauh dengan ini"

Tersipu malu, Harumi berusaha turun dari gendongan Koutarou, tapi Koutarou menggelengkan kepalanya.

Akan lebih cepat jika Koutarou membawa Harumi untuk sementara waktu dibandingkan jika Harumi berlari sendiri.

Koutarou ingin Harumi menyelesaikan lomba, jadi dia berencana membawa Harumi sejauh mungkin seperti ini.

"I-Ini menggangguku!"

"Memangnya kenapa?"

"..."

Harumi tidak bisa menjawab, dan wajahnya semakin memerah.

Dia tidak bisa bilang kalau dibawa seperti ini memalukan baginya.

Lebih lagi, dia tidak menolak situasinya saat ini.

Harumi menundukkan wajahnya, jantungnya mulai berdetak cepat dan dia mulai pusing.

Harumi mulai kesulitan bernafas. Mungkin akan lebih mudah baginya jika dia berlari sendiri.

"Tetap pegangan erat seperti itu, ya!"

"...Uhm..Permisi!"

"Ya?"

"B-Bukan apa-apa!"

Seperti biasa, Koutarou tidak memperhatikan keadaan Harumi dan terus berlari.

Karena tidak ada orang lain yang berlari, penonton pun mulai memperhatikan Koutarou dan Harumi.

"Ah,Ahh..Auu..."

Harumi memutuskan untuk tidak memperhatikan pandangan yang mengarah ke arahnya.

Jika tidak, Harumi merasa jantungnya bisa meledak.

"Oke, kondisiku top sekali hari ini!"

"..Aku rasa aku mau pingsan"

Orang-orang memperhatikan Koutarou menggendong Harumi sepanjang lapangan dan saat mereka melewati gerbang sekolah, mengikuti jalur lomba.


Part 5[edit]

Saat Koutarou sudah meninggalkan lapangan, keributan di garis start mulai mereda dan para peserta lomba mulai meninggalkan garis start.

"Sialan, bocah kelas satu itu nggak akan kubiarkan begitu aja!"

"Kau mau membalasnya, klub judo!?"

"Mau banget! Gimana dengan kalian, klub rugby dan klub sumo?"

"Nggak usah ditanya! Aku juga mau!"

"Met' makan!"

"Aku jengkel gara-gara dia menginjakku, tapi yang bikin lebih jengkel lagi adalah dia pergi bareng-bareng cewek!"

"Betul! Nggak bisa dimaafin! Aku cemburu!"

"Met' makan!"

Sementara beberapa bergulat dengan emosinya masing-masing, sebagian besar peserta sudah meninggalkan garis start.

Tapi, ada satu peserta yang belum mulai sama sekali.

"Uh...Uuuuuu"

Orang itu terbaring di tanah menatap langit.

Rekan orang itu sudah menghilan di dalam kerumunan, dan sekarang dia tinggal sendirian.

"K-Kenapa ini selalu terjadi padaku.."

Dia memakai gaun pendek berwarna hitam dengan celemek yang menutupinya dan juga bando putih, pakaian yang semestinya terlihat indah sekarang kotor dengan tanah dan bekas injakan sepatu.

Ada jejak sepatu yang terlihat di mukanya juga.

Dia terjatuh di kericuhan yang telah terjadi dan peserta lain menginjak-injaknya.

"Tapi, aku harus pergi, atau aku akan kehilangan poin lebih banyak lagi..uuu"

Orang itu perlahan-lahan berdiri.

Setelah berdiri, dia berusaha membersihkan debu dari bajunya, tapi bekas injakan sepatu yang ada tidak mau menghilang.

"S-Semangat! Y-Yurika semangat! Semangat!"

Nama orang itu adalah Nijino Yurika.

DIa adalah gadis yang dikenal dengan hobi cosplaynya yang berlebihan.

Akhirnya, Yurika menyeret badannya maju dan mulai lari dengan gemetar.

"Paling nggak, aku ingin menunjukkan ini pada seseorang sebelum jadi kotor.."

Sampai beberapa saat lalu, dia hampir menangis karena dipaksa memakai pakaian itu dan didandani, tapi sekarang karena pakaiannya sudah kotor, Yurika berubah pikiran.

Tapi, bahkan air mata Yurika tampak seperti candaan dengan jejak sepatu di mukanya.

Rintangan pertama berada pada jarak 500 meter dari garis start.

Setelah berlari setengah dari jalur lari sepanjang 400 meter dan keluar dari sekolah, ini berarti rintangan pertama berada pada jarak kurang lebih 300 meter.

Rintangan itu berada dekat taman bermain dekat sebuah bukit kecil.

Setelah melewati rintangan pertama, jalur marathon berlanjut ke trotoar yang mengarah ke wilayah pantai.

Jalurnya berlanjut mengikuti jalan sepanjang pantai.

Dan ada beberapa rintangan yang ditempatkan di beberapa taman dan area istirahat di sepanjang jalan itu.

Koutarou mencapai rintangan pertama tepat saat Theia berhasil melewatinya.

Theia menunjukkan senyum yang mengejek saat dia melanjutkan larinya.

"Hahaha, kau akhirnya disini, Primitif! Kalau kau terus begini, kau tidak akan punya peluang untuk mengalahkanku! Kau sebaiknya menyerah!"

"Diam, Tulip! Mana mungkin aku kalah darimu!"

"Kau banyak omong juga! Aku ingin sekali menceramahimu, tapi sekarang bukan saatnya! Aku harus mengejar Kiriha!"

Theia berkata seperti itu dan mulai berlari.

Setelah dia mulai berlari, dia tidak menengok ke arah Koutarou lagi.

"Sial, Kiriha udah jauh di depan!? Senpai-"

"Ya"

Koutarou menaruh Harumi kembali dan mendekati rintangan pertama.

Dan Harumi mengikuti di belakangnya.

Sanae, yang sedari tadi mengikuti Koutarou, melihat ke arah Theia sejenak sebelum mengikuti Koutarou.

Rintangan di taman bermain itu adalah soal matematika.

Ada beberapa meja yang sudah disiapkan di taman bermain itu, dan para peserta harus menyelesaikan 10 soal matematika yang cukup mudah.

Dan mereka tidak boleh melanjutkan larinya sampai mereka berhasil menyelesaikan soal tersebut.

Pilihan untuk menyerah juga ada, tapi dalam kasus itu para peserta harus menunggu sebanyak satu menit untuk setiap soal yang tidak bisa mereka selesaikan.

Itu adalah aturan untuk mencegah para peserta terjebak di satu rintangan terlalu lama.

"Ahh, aku nggak ngerti. Tolong aku, Kiri-chan!"

Sudah ada seseorang yang berada di dekat meja.

Orang itu adalah rekan dari Kiriha, Takahashi.

Karena dia kurang pintar, dia sudah ditinggal duluan oleh Kiriha.

Dia dengan susah payah mengerjakan soal-soal itu, tapi sejauh ini dia baru mengerjakan setengahnya.

Kalau keadaannya terus seperti ini, dia mungkin terpaksa menyerah.

Koutarou duduk di kursi didekat Takahashi, mengambil pensil dan mulai mengerjakan soal yang ada, dan Harumi melakukan hal yang sama.

"Ayo Koutarou, jangan bengong, buruan kerjakan! Theia udah pergi duluan!"

"Mari kita lihat.. 5682 + 7940 adalah..? Waduh, susahnya.."

Semua soal-soal yang ada berada pada level SD.

Tapi, angka yang dipakai cukup besar, membuat soal-soal itu susah untuk dikerjakan.

"Sial, aku harap aku bawa kalkulator...2 lalu 4 dan 8 lalu bawa 1 ditambah 9 dan 6 dan 1..."

Koutarou buruk dalam hal berhitung jadi dia dengan pelan menghitung menggunakan jarinya.

"Itu gampang! Buruan selesaikan!"

"Jangan tiba-tiba memanggilku, aku nanti lupa sudah sampai mana"

"Ya ampun..."

Sanae melayang di depan Koutarou, menyilangkan tangannya dan menggembungkan pipinya.

Dia mulai kesal karena Koutarou tidak bisa mengerjakan soal yang dianggapnya mudah.

Poin yang didapat Sanae nantinya bergantung pada kesuksesan Koutarou, jadi Sanae berharap cemas.

"Oke, selanjutnya..."

Dan saat Koutarou muai mnegerjakan soal ketiga, Harumi yang ada disebeahnya meletakkan pensilnya.

"Aku selesai"

"Eh, kamu sudah selesai!?"

"Ya, bagaimana denganmu, Satomi-kun?"

"Aku masih harus mengerjakan beberapa soal lagi. Duluan saja, Senpai"

"Tapi..."

Harumi mengintip ke arah soal milik Koutarou; dia tidak bisa meninggalkan Koutarou begitu saja.

Koutarou memperhatikan itu dan tersenyum saat memanggil Harumi.

"Pergi duluan saja tanpa aku. Aku akan segera menyusul"

"Satomi-kun.."

"Kamu akan menyelesaikan lombanya kan, Sakuraba-senpai? Kalau kamu terlalu cemas denganku, kamu tidak akan bisa menyelesaikannya"

Meskipun Harumi masih ragu, saat Koutarou menyinggung soal menyelesaikan lomba Harumi pun menganggukkan kepalanya.

"Aku mengerti. Aku akan pergi duluan. Sebagai gantinya, tolong janjikan aku satu hal"

"Ya?"

"Kalau aku terjebak, tinggalkan aku juga"

"Aku mengerti, aku janji"

Koutarou tanpa ragu menyetujui hal itu.

Koutarou ingin Harumi berlari dengan iramanya sendiri dan menaruhnya di podium juara, untuk melakukannya Koutarou harus meninggalkan Harumi juga.

Jika Harumi harus berlari sesuai dengan irama Koutarou, dia akan jatuh pingsan.

Pada akhirnya nanti mereka akan berlari sendiri-sendiri.

"Kalau begitu sampai ketemu nanti"

"Ayo kita selesaikan ini, Senpai"

"Ya, Satomi-kun"

Harumi tersenyum sembari menyerahkan hasil jawabannya ke panitia lomba yang bertugas di rintangan itu.

"Senpai..."

Senyum milik Harumi terlihat lebih positif dan kuat dari sebelumnya.

Melihat senyum itu, Koutarou semakin ingin menaruh Harumi di podium juara.

Karenanya dia harus menyusul Theia dan Kiriha bagaimanapun caranya.

"Hei, apa itu tadi pacarmu?"

Di saat itu, Takahashi yang duduk di sebelah Koutarou menarik baju olahraganya.

"Ahaha, seandainya saja"

Koutarou tersenyum kering dan menurunkan pundaknya"

"...Kau nggak bisa lihat orang yang seperti itu lagi hari-hari ini. Tembak dia selagi sempat"

"Inginnya sih, tapi aku merasa sayang kalau senpai terjebak dengan orang yang kasar semacam diriku"

"Ahaha, aku juga sudah jarang melihat orang semacam dirimu"

"Yang benar?"

Koutarou dan Takahashi tertawa dan melanjutkan mengerjakan soal.

Saat Koutarou mulai mengerjakan soal terakhir, Sanae yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.

"Kamu benar-benar bodoh, kau tahu?" "Diam saja!"

"Kenapa kamu perlu banyak waktu buat soal begini sih? Ampun deh!"

Sanae merajuk saat beberapa peserta lomba mulai tiba di rintangan pertama.

Saat Koutarou masih berkutat dengan soal terakhirnya, banyak peserta lain yang sampai, dan beberapa malah sudah selesai.

Takahashi dari tim atletik wanita baru saja menyelesaikan soal miliknya beberapa saat lalu.

"Aku pergi duluan, Satomi-kun!"

"Uwahahaha, aku akan pergi duluan, Kou! Makanan itu akan jadi milikku sekarang!"

Sebelum Koutarou berhasil menyelesaikan soal terakhirnya, Shizuka dan Kenji sudah selesai duluan.

Meskipun mereka sampai setelah Koutarou, karena mereka tidak kesulitan dalam berhitung, mereka dengan cepat menyelesaikan soal mereka.

"Kalian berdua udah selesai!?"

"Kamu cuma kelewat lambat"

"Sampai jumpa"

"Uwah, Kasagi-san, tunggu aku!"

"Ya ampun, aku kasih tahu jawabannya deh!"

"Jangan, Sanae"

Sanae mulai panik saat Kenji dan Shizuka pergi dan dia berusaha memberi tahu Koutarou jawabannya, tapi Koutarou dengan cepat menutup mulut Sanae.

"Hmmpfpfhm!! Hmppfhmhfmp!?"

Memangnya kenapa sih!? Kalau terus begini kita akan kalah!"

Sanae berusaha memprotes lewat tatapan matanya, tapi Koutarou dengan tenang menggelengkan kepalanya.

"Jangan. Ini bukan hanya tentang kita"

Kalau ini hanya pertandingan antara Koutarou dan para penjajah, dia mungkin akan mendengarkan Sanae.

Tapi, Koutarou ingin Harumi menang dan dia tidak mau melakukannya dengan cara curang. Harumi tidak akan puas dengan itu juga.

Di samping itu, ada juga taruhan dengan Kenji dan Shizuka/

Dia tidak bisa membiarkan Sanae membantunya begitu saja.

Saat Sanae mendengar jawaban Koutarou, dia menarik tangan Koutarou dari mulutnya.

"Kalau begitu, buruan!"

"Iya, iya, aku jangan diburu-buru"

Koutarou melanjutkan mengerjakan soal terakhirnya.

"Ampun deh, kamu nggak hanya bodoh, tapi juga keras kepala!"

Sanae berteriak mengatakan itu.

Tapi...teman adalah hal yang indah..

Di sisi lain, Sanae iri dengan hubungan yang dimiliki Koutarou.

"Kau bisa melakukannya Koutaro! Ada kurang dari sepuluh orang di depanmu!"

"Ya!"


Part 6[edit]

Koutarou melesat dengan Sanae yang menyemangatinya.

Jalan yang dilewati Koutarou punya jalur hijau[4] disisi-sisinya.

Selain itu, jalur itu selalu dibersihkan dan memberi suasana yang indah.

Sekitar saat ini di bulan Mei, matahari bersinar sangat cerah dan suhunya cukup tinggi.

Tapi, angin sejuk dari laut menyapu hal itu. Saat Koutarou sedang berlari, dia tidak merasa begitu kepanasan.

"Kalau kita terus berlari seperti ini, mungkin kita bisa menang!"

"Alangkah indahnya kalau memang seperti itu"

Koutarou tertinggal di belakang karena rintangan pertama. Setelahnya, semua berjalan dengan lancar. Tapi..

Rintangan kedua adalah melempar bola dengan jarak tertentu dan rintangan ketiga adalah membawa bola ping-pong dengan sendok. Koutarou berhasil melewatinya dalam sekali coba dan perlahan mulai menyusul perserta lain.

"Koutarou, lihat! Itu Theia! Kita berhasil menyusul!"

"Bagus, kita akan balap dia di rintangan berikutnya!"

Dan tepat sebelum rintangan keempat, Koutarou berhasil menyusul Theia.

Theia juga berlari dengan lancar, tapi dia sempat terhalang di rintangan ketiga.

Kenyatannya, karena kehidupannya sebagai seorang tuan puteri, dia agak kikuk.

Dan karena dia sendiri adalah seorang alien, dia cukup buruk dalam lomba yang belum pernah dia ikuti sebelumnya.

"Apakah itu kau, Primitif? Cih, untuk bisa melihatmu menyusul!"

"Wahahaha, sebaiknya kau menyerah kalau kau tidak punya kaki yang panjang!"

Memperhatikan datangnya Koutarou, Theia mempercepat larinya.

Koutarou juga mempercepat larinya dan mengejar Theia.

Dan dengan rintangan keempat ada di depan mereka, mereka pun dengan cepat berlari.

"Meskipun kau adalah hambaku, kau selalu seperti ini! Kenapa kau begitu keras kepadaku!?"

"Karena aku nggak mau jadi pelayanmu!"

"Kenapa kau tidak mau belajar dari tim cheerleader, kau pelayan bodoh! Mereka menjadi budakku setelah dirimu tapi mereka sudah berdedikasi lebih dulu kepadaku!"

"Aku menolak, dasar putri manja!"

"Apaaaa!?"

"Kalian berdua nggak pernah berubah..."

"Tidak mungkin aku berubah! Aku dan Koutarou sedang membahas hal penting!"

"Ini adalah momen penting! Akan kuubah kepribadian si idiot ini!"

Meskipun keduanya saling menyalahkan, saat Sanae mengeluh ke arah mereka, mereka membalas secara serempak.

"..Bukannya lebih gampang berlari kalau kalian berdua diam?"

"Bagaimana bisa aku berlari kalau aku membuang harga diriku!?"

"Itu benar! Bagaimana bisa aku membiarkan si idiot ini terus bicara!?"

"...Kalian berdua benar-benar..."

Bukannya mereka berdua kelihatannya akur banget?

Kalau Sanae mengatakan hal itu, mereka berdua akan segera membantahnya, tapi Sanae hanya bisa merasa seperti itu.

"Wahahaha, aku yang menang, Tulip!"

Saat mereka mencapai taman bola tempat rintangan keempat berada, Koutarou menyerukan kemenangannya.

"Apa itu tadi!? Ini masih bisa berubah!!"

"Tidak, ini kemenanganku! Kelihatannya takdir berpihak kepadaku!"

Ada alasan Koutarou menyerukan kemenangannya.

Rintangan keempat adalah adu cepat makan roti isi.

Ini adalah rintangan yang berpihak pada Koutarou.

"Perut Koutarou memang tidak ada ujungnya. Ini sih gampang"

"Jadi ini lomba untuk rakyat jelata yang hina!?"

"Diam!!"

"Kau budakku, benar!? Tolong makan dengan sopan! Kalau kau langsung melahap makanan itu begitu saja, itu akan membuatku malu! Aku bahkan bisa menunggu di sini kalau kau mau!"

"Itu bukan urusanmu!"

Saat mereka mencapai taman, Koutarou dan Theia masing-masing mendapat roti isi.

Dibandingkan dengan Koutarou, roti mliki Theia terlihat lebih kecil.

Itu adalah kompensasi untuk peserta wanita.

"Ahh, jangan langsung dilahap begitu saja! Makan kecil-kecil dan dengan sopan!"

"Apa kau bodoh!? Masa' aku harus membuang waktu untuk hal itu di tengah lomba seperti ini!"

Koutarou mengacuhkan keluhan Theia dan langsung melahap roti miliknya.

"Waaa!! Pikirkan posisiku untuk sesaat, Primitif!! Aku malu memiliki budak sepertimu!!"

Memangnya aku peduli!

Dan saat Koutarou mengunyah roti dimulutnya, ada suara lain memangginya.

"Satomi-kun!" "Saku..haup..ba-...hap..pai"

Suara itu berasal dari Harumi.

Dia merobek rotinya kecil-kecil dan memakannya.

"Seperti itu, dengan anggun mengunyah seperti itu adalah bagaimana kaum bangsawan-- Hey, aku belum selesai berbicara denganmu, Primitif!"

"Se...haup..ai!"

"Uh, wanita itu lagi!? Terkutuk kau, Sakuraba Harumi! Pria itu adalah budakku!"

Theia dengan kesal menghentakkan kakinya.

"Nggak usah cemburu"

"Siapa yang kau bilang cemburu! Si Primitif itu adalah milikku! Jelas aku marah kalau ada orang lain yang mengambilnya!"

"Itulah yang orang bilang cemburu"

"Kau salah!!"

Theia, yang terlalu kesal sampai-sampai mukanya memerah, memgang rotinya terlalu keras dan meremasnya.

Tidak memperhatikan perasaan Theia, Koutarou berlari ke arah Harumi.

Koutarou menelan roti yang tadi dikunyahnya dan mulai berbicara dengan Harumi.

"Senpai, kelihatannya kamu sedang berjuang keras"

"Aku sempat kesusahan di tantangan melempar bola, tapi aku sudah berjuang sejauh ini..."

Meskipun badan Harumi lemah, dia bisa melewati tantangan ketiga tanpa masalah.

Kecepatannya menyelesaikan tantangan itu menutupi larinya yang lambat dan Harumi sudah sampai di tantangan keempat sebelum Theia.

"Tapi aku nggak begitu bagus di tantangan ini..."

"Ya, kelihatannya kamu kurang cocok dengan hal seperti ini, Senpai"

Meskipun situasinya sempat berjalan mulus bagi Harumi, tapi tantangan makan cepat telah menghentikannya.

Selain mempunyai badan yang lemah dan lambat dalam makan, dia tidak merasa lapar setelah berlari selama itu.

Karenanya, meskipun sudah sampai di tantangan keempat beberapa saat lalu, rotinya masih tersisa setengah bagian.

"Bagaimana denganmu, Satomi-kun"

"Aku baru saja selesai"

"Cowok memang hebat..."

"Cuma ini keahlianku..."

"Fufu, aku agak iri"

Harumi tersenyum kecil dan menunjukkan rotinya.

"Satomi-kun, jangan pikirkan aku dan lanjutkan lombanya. Aku masih akan lama disini"

"Tapi--"

"Itu adalah janji kita, Satomi-kun"

Itu betul. Aku harus membiarkan Senpai berlari dengan iramanya sendiri...Kalau aku membuatnya terburu-buru, dia mungkin tidak akan sampai finish...

"Aku mengerti, Senpai. Cepat susul aku ya?"

"Ya, aku janji"

Harumi mengangguk kuat dan melanjutkan memakan rotinya.

"Kalau begitu aku pergi dulu"

"Semoga beruntung, Satomi-kun"

"Kau juga, Senpai"

"Jangan tinggalkan aku, Primitif!"

Koutarou meninggalkan Harumi dan berlari menuju tantangan berikutnya.


Part 7[edit]

Harumi tidak beranjak dari tantangan keempat beberapa menit setelah Koutarou.

Selama waktu itu, beberapa peserta telah melewatinya dan dia tertinggal jauh di belakang.

"Sudah kuduga ini akan terjadi.."

Meski telah berlari di jalur marathon, beberapa peserta juga kembali melewatinya; di saat Harumi telah menyelesaikan tantangan kelima dia berada di peringkat terakhir.

"Tapi, aku sudah janji dengan Satomi-kun kalau aku akan menyelesaikan ini, jadi aku harus terus berjuang!"

Namun, Harumi masih terlihat ceria dan tersenyum sembari berlari.

"Tinggal setengah bagian lagi, aku bisa melakukannya!"

Satomi-kun akan menungguku di garis finish!

Anggota terbaru klub merajut menunggu Harumi di garis finish.

Dengan hal itu di pikirannya, Harumi pun terus berlari.

"Uuu, aku nggak bisa lari lagi"

Tidak seperti Harumi, orang disebelahnya terlihat seperti akan mau menyerah.

Mukanya terlihat suram, badannya gemetaran dan langkahnya berat.

Meskipun sama-sama berada di peringkat terakhir, mereka terlihat sangat berbeda.

"M-Menyerah, iya juga, aku bisa menyerah dan ini semua akan selesai..! Tapi kalau aku menyerah, tatamiku akan...! Tapi aku sudah nggak sempat mengejar lagi sekarang! Aku bisa menyerah sekarang dan istirahat kan? Aku sudah berjuang sekeras mungkin..."

Orang ini hanya mengalami kemalangan sejak garis start.

Dia terjatuh dan peserta lainnya menginjaknya.

Dia kebingungan dengan soal berhitung di tantangan pertama. Di tantangan kedua, dia membuat rekor paling bawah sejauh dua meter.

Di tantangan ketiga, dia menjatuhkan bola ping-pongnya lima kali. Di tantangan keempat, dia menjatuhkan rotinya yang akhirnya kotor dengan tanah.

Di tantangan kelima, yaitu lompat galah, dia gagal mendarat dan jatuh dengan muka lebih dahulu.

"Ini sudah batasku...aku kepanasan...Aha, Ahahaha"

Namanya adalah Nijino Yurika.

Dia adalah orang yang mengaku sebagai gadis penyihir yang bertarung sendiri.

Yurika begitu gemetaran sampai-sampai dia tidak bisa lari dengan arah yang lurus.

Keringatnya membuat dandanannya berantakan dan kostum pelayannya sudah kotor oleh tanah. Tidak ada bekas kecantikan yang nampak lagi pada dirinya.

Dia sudah mencapai batasnya, baik fisik maupun mental. Yurika terlihat seakan-akan jatuh pingsan saat itu.

"Aku tidak bisa.."

"Bertahanlah"

"...?"

Saat Yurika akan jatuh, Harumi dengan halus menahannya.

"T-Terima kasih banyak. N-Nggak apa-apa kok, aku menyerah saja disini..."

"Tolong jangan menyerah, kamu sudah melewati setengah dari jalurnya"

Harumi berusaha menyemangati Yurika selagi menahannya agar tidak jatuh.

Harumi tidak bisa meninggalkan Yurika yang sama-sama berada di peringkat terakhir dengannya.

"Aku tidak bisa menang, nggak ada yang melihatku dan nggak ada yang bakal memujiku.."

"Jangan. Kalau kamu menyerah disini, kamu akan kalah dengan dirimu sendiri. Meskipun nggak ada yang melihatmu, kamu masih melihat ke dirimu sendiri. Lagipula, aku disini denganmu. Kalau kamu berhenti, aku akan sedih"

"Ah..."

Setelah mendengar kata-kata yang kuat dan baik itu, Yurika mulai melihat secercah harapan.

Setelah berusaha sekian lama tanpa ada yang mendengarnya, suara lembut Harumi betul-betul mempengaruhinya.

"Sekarang, berdirilah! Kalau kamu menyerah disini, kamu akan kalah dengan dirimu sendiri di masa depan juga"

Aku akan kalah dengan diriku lagi...Itu nggak boleh terjadi!

Yurika menggigit bibirnya dan mulai mengerahkan kekuatannya.

Badannya mulai terasa ringan saat Yurika melakukan hal itu.

"Aku...!?"

Itu adalah rasa yang misterius bagi Yurika.

Harumi tidak menggunakan sihir tapi kekuatan mengalir kembali ke Yurika.

"Bertahanlah, kuatkan kakimu!"

"Y-Ya!"

Yurika bisa memulihkan dirinya berkat Harumi.

Meski sebelumnya dia telah menyerah untuk terus berlari, Yurika merasa sekarang dia bisa kembali berjuang.

"..Em, terima kasih banyak"

Yurika membungkuk dengan sungguh kepada Harumi.

Dia benar-benar berterima kasih dari lubuk hatinya.

Dia masih bisa melanjutkan lomba karena Harumi.

"Tidak apa-apa, saat kita ada dalam masalah kita harus saling membantu"

Untuk Harumi yang berbadan lemah, ini adalah hal wajar baginya.

Harumi tahu seberapa sakit hal itu, lebih dari siapapun, dan itulah sebabnya dia tidak bisa meninggalkan Yurika sendiri.

Dia kuat banget..dia mungkin beberapa kali lebih kuat dari aku

Itulah yang dirasakan Yurika saat dia melihat Harumi tersenyum.

Meskipun Harumi tidak memliki kekuatan apapun, Yurika merasa dia akan kalah melawan Harumi.

Dan Yurika mengagumi Harumi karena itu. Yurika ingin menjadi seperti Harumi.

"Aku Sakuraba Harumi. Kamu sendiri?"

"Y-Yurika! Nijino Yurika!"

Meskipun mereka sempat saling melewati satu sama lain, ini adalah pertama kalinya mereka benar-benar bertemu secara langsung.


Part 8[edit]

Saat Harumi dan Yurika bertemu, grup paling depan sudah mencapai tantangan kedelapan.

Yang pertama mencapainya adalah Kiriha.

Dia berhasil menjaga peringkat terdepannya yang dia peroleh dari awal lomba.

Lomba ini cocok untuknya yang bisa melakukan segala sesuatunya dengan baik.

"Tantangan kedelapan adalah..."

Tapi saat Kiriha melihat ke sekitar tantangan kedelapan, beberapa peserta terlihat menyusulnya.

"Itu dia! Cewek itu yang mimpin!"

"Kita akhirnya nyusul!"

"Gawat, mereka akhirnya menyusul.."

Kiriha sudah kehilangan tenaga sejak awal lomba dan kecepatannya menurun.

Itulah kenapa peserta yang punya stamina lebih bisa menyusulnya.

Beberapa klub yang berpusat pada stamina seperti klub sepak bola dan klub atletik pria mulai bermunculan.

"Oh, itu Kurano-san"

"Kurano-san? Ah, betul"

Shizuka dan Kenji ada diantara para peserta yang menyusul.

Keduanya terlihat berjuang cukup keras. Kostum drama Kenji dan celemek Shizuka terlihat kotor dengan tanah.

Keduanya lari ke arah Kiriha dengan senyuman.

"Selamat datang, kalian berdua"

"Akhirnya kami menyusulmu, Kurano-san"

"Aku nggak pernah berpikir bakal hampir kalah oleh cewek..Kurano-san dan Kasagi-san, kalian berdua memang hebat"

Kenji terlihat terkesan dengan dua gadis itu.

Kenji merasa yakin dengan staminanya karena dulu dia juga ikut klub baseball dengan Koutarou.

Tapi, dua teman gadis sekelasnya berlari didepannya.

"Fufu, yah, kamu juga berhasil menyusul"

Kiriha tersenyum kepada Kenji, tapi sebenarnya Kiriha merasa lega.

Sudah kuduga, Kasagi Shizuka bukan orang biasa...Aku senang dia bukan lawanku...

Tidak sadar dengan bagaimana Kiriha memandangnya, Shizuka dengan ceria melihat ke arah tantangan kedelapan.

Di pertengahan jalur lomba, arahnya berbelok mengarah kembali ke sekolah.

Karena itu, tantangan kedelapan bertempat di tanah kosong di dekat sekolah.

"Jadi tantangan kedelapan adalah papan titian..kelihatannya cukup panjang"

Ada lima papan yang panjang di tantangan kedelapan.

Papan-papan itu rata-rata panjangnya 30 meter, dan dibuat secara khusus.

Dari sini, para peserta harus memilih satu papan untuk dilewati, tapi pilihan itu juga cukup sulit.

Kelima papan itu punya ketebalan yang bervariasi.

Papan yang ditengan punya ketebalan yang biasa, dan ada dua papan yang punya ketebalan lebih tipis dan dua papan yang lebih tebal.

Tidak perlu ditanyakan lagi kalau papan yang lebih tipis akan lebih susah untuk dilewati.

Tapi, memilih papan untuk dilewati tidak semudah memilih papan yang tebal.

Tergantung ketebalan papannya, jalannya terlihat bercabang.

Semakin tebal papannya, jalannya semakin panjang.

Jika peserta jatuh dari papan, mereka akan terkena bubuk putih dan dengan papan yang lebih tebal mereka harus mengulang dengan jarak yang cukup jauh.

Jadi memilih papan titian yang tepat menjadi hal yang penting.

Akankah para peserta memilih papan yang tipis untuk menjadi yang terdepan atau bermain aman dengan memilih papan tebal?

Itu adalah pilihan penting yang akan menentukan jalannya lomba.

"Aku bingung..Mackenzie-kun, papan mana yang akan kau pilih?"

"Hmm..aku akan ambil yang tengah. Nggak terlalu susah dan nggak terlalu panjang"

"Kamu cukup hati-hati juga, Matsudaira-san"

"Yah--"

Saat Kenji tertawa karena malu, ada suara keras yang terdengar dari jauh.

Mendenga suara itu, ketiga orang itu bergerak ke arah papan titian.

"Kenapa kamu justru bersumpah setia kepada wanita lemah itu dan bukan denganku!?"

"Itu karena hatimu kecil! Gimana kalau kamu coba belajar kesadaran diri, Tulip!?"

"Apa!? Coba bilang itu sekali lagi, budak bodoh!"

"Akan kubilang sebanyak mungkin! Badanmu, dadamu, dan hatimu memang kecil! Dasar putri nggak guna!"

"Ukuran badanku dan dadaku tidak ada hubungannya dengan hal itu! Tarik kembali ejekan itu!"

"Maaf sekali, tuan puteri tidak berguna! Hal yang kecil dari dirimu hanya hatimu! Puas!?"

"Kamu tidak sungguh-sungguh mengatakannya! Itu tidak terdengar seperti maaf sama sekali!"

"Tentu saja tidak! Memangnya aku mau minta maaf!"

"Kau..Kau berani bicara seperti itu, budak tak berguna! Terima ini! Dan itu!"

"Au, auauau! Mau berantem!?"

Koutarou dan Theia terlihat berlari sambil saling berteriak ke arah satu sama lain.

Sanae ada di dekat mereka, tapi Kenji dan Shizuka tidak bisa melihatnya.

Koutarou dan Theia saling menabrakkan bahunya dan saling menendang selagi mereka berlari.

Mereka mungkin bisa berlari lebih cepat kalau mereka tidak melakukan itu, tapi mereka tetap keras kepala dan tetap melakukannya.

Meski mereka tetap melanjutkan hal itu, kecepatan lari mereka cukup cepat.

Dengan adanya musuh disebelah masing-masing, mereka saling menolak untuk kalah.

"Kou!? Si bodoh itu sudah menyusul! Dan Theia-san juga bersamanya!?"

"Hmm..seperti yang sudah kuduga dari Satomi-kun"

"Hal yang dia punya memang cuma kekuatan dan stamina.."

Saat dia melihat Koutarou, Kenji berubah pikiran soal papan yang akan dia pilih.

Koutarou itu nekat, dia pasti akan pilih papan yang paling tipis! Jadi aku akan pilih yang sedikit lebih tebal dari itu! Cukup sudah bermain aman!

Kenji yang berniat mengambil papan yang di tengah tidak jadi bermain aman karena Koutarou sudah mendekat.

Dia lalu memilih papan disebelahnya dan menyeberanginya secepat mungkin.

"Aku duluan ya, Mackenzie-kun"

"Kasagi-san!?"

Tapi, Shizuka sudah loncat ke papan itu sebelum dia sempat naik.

Shizuka juga memikirkan hal yang sama dengan Kenji.

Kenji dengan cepat ikut di belakang Shizuka.

Tapi, Kiriha berpikir lain.

"Oke"

Daripada menyeberangi papan yang sudah ada orang lain di atasnya, aku akan pilih yang bisa langsung aku seberangi! Dengan tidak ada penghalang di jalurku aku bisa membayar waktu yang hilang nanti! Meskipun nanti tidak sempat, masih ada tantangan kesembilan dan kesepuluh!

Kiriha mulai menyeberangi papan tengah yang tadinya akan dipilih Kenji dan Shizuka.

Bahkan jika Kenji dan Shizuka mempercepat langkahnya, mereka tidak bisa melewati orang didepannya.

Itulah alasan Kiriha memilih papan yang tengah, karena tidak ada orang yang melewatinya sama sekali.

Kiriha berniat berlari menyeberangi papan itu.

Papannya memang lebih panjang, tapi dia sudah menduga kalau dia bisa menyeberanginya jika tidak ada orang lain di atasnya.

"Wah, papan titian! Ini pasti susah buatmu karena kamu nggak bisa jaga keseimbangan, Theia!"

"Tetaplah menggonggong, Primitif! Akan kutunjukkan perbedaan diantara kita!"

Koutarou dan Theia sampai di tantangan itu.

Dan seperti yang sudah diperkirakan oleh Kenji, Koutarou memilih papan yang paling tipis.

Koutarou bukanlah orang yang suka bermain trik sepele dan langsung mengincar jalan yang paling pendek.

"Cepat seberangi, Koutarou! Kita udah dekat garis finish!"

"Serahkan padaku!"

Berdasarkan situasi itu, kelihatannya Theia akan mengikuti Koutarou, tapi Theia malah memilih papan yang paling tebal.

"Hey Koutarou"

"Hm?"

"Theia pergi ke arah sana"

"...Kau benar. Kau penakut juga, putri tulip!"

Meskipun Koutarou sedang memanas-manasinya, Theia tidak sedikitpun terlihat marah.

"Kukuku, cepat tapi tidak terburu-buru. Itulah kata bijak yang selalu kuyakini. Ketidaksabaran bukanlah hal yang cocok untuk bangsawan!"

Theia tersenyum saat dia mulai menyeberangi papan itu.

Karena ketebalan papannya, tidak ada peluang dia akan kehilangan keseimbangan.

Dan Theia bisa bergerak beberapa kali lebih cepat daripada Koutarou.

Di antara mereka, yang pertama kali sampai di titik tengah adalah Kiriha.

Di posisi berikutnya adalah Theia, Shizuka, dan Kenji.

Koutarou adalah yang terakhir di antara kelima orang itu.

Dia menyusul belakangan dan papan yang tipis membuatnya susah untuk dilewati.


Part 9[edit]

Dan meskipun itu hanyalah masalah simpel soal menyeberangi papan titian, serangan tidak terduga tiba-tiba terjadi.

"Itu mereka! Itu para pemimpinnya!"

"Kita akhirnya menyusul! Sekarang dimana anak kelas satu sialan itu!?"

"Met' makan!"

Itu adalah ketiga kakak kelas yang diinjak oleh Koutarou di garis start.

Klub rugby, klub judo dan klub sumo.

Mereka yang terbakar oleh amarah mencapai area papan titian.

"Uwa, mereka disini!?"

Merasakan hawa berbahaya dibelakangnya, Koutarou menengok ke belakangnya.

Meski Koutarou mudah lupa, dia dengan jelas mengingat seragam khas yang dia gunakan sebagai batu loncatan di awal lomba.

"Koutarou, itu mereka bertiga! Kelihatannya mereka mencarimu! Apa yang akan kita lakukan!?"

"Meski kamu bilang begitu.."

Gawat!

Koutarou menundukkan wajahnya dan menegang.

Dia berharap bisa melewati tantangan itu sebelum ketiga orang itu menemukannya.

"Sial! Dimana bocah itu!?"

"Kamu nggak ingat, klub rugby!?"

"Cuma sebentar sih, jadi kurang ingat..."

Tapi ketiga orang itu lebih pelupa lagi dibanding Koutarou.

Tidak ada diantara mereka yang mengingat wajahnya.

"Bagus! Keberuntungan berpihak pada kita!"

Beruntung!

Saat Sanae bersorak, Koutarou juga turut senang dalam hatinya selagi dia menyeberangi papan titian.

"Met' makan!"

"Hm? Ada apa, klub sumo?"

"Met' makan!"

"Apa? Dia sedang bersama-sama cewek waktu itu? Betul juga, untung saja klub sumo tidak mengakui wanita! Kau memperhatikan hal yang bagus!"

"Klub rugby! Disana! Yang sedang bersama-sama dengan cewek cuma dia! Kita akhirnya menemukannya!"

"Kerja bagus! Saatnya balas dendam!"

"Met' makan!"

Ketiga orang itu memfokuskan pandangan mereka pada seorang siswa pria di atas papan titian.

"Mackenzie-kun, ada sesuatu yang aneh terjadi di belakang kita"

"Eh...?"

Tentu saja, orang yang mereka jadikan target adalah Kenji yang sedang bersama Shizuka.

"Heeey! Bocah kelas satu! Beraninya kamu memakai kami sebagai batu loncatan!"

"Dan dengan seorang cewek! Aku iri!"

"Met' makan!"

Tanah bergetar saat ketiga pria besar itu maju ke arah papan titian.

Beberapa murid yang berniat menyeberangi papan segera menyingkir dari dekat mereka.

"Kau tidak bisa lari lagi!"

"K-Kenapa!? Apa yang sedang terjadi!?"

Kenji, yang tidak mengetahui situasinya sama sekali, memiringkan kepalanya saat papan titiannya mulai bergetar saat ketiga pria itu mendekatinya.

Rokujouma V2 225.jpg

Kenapa mereka marah banget!? Dan kenapa mereka menuju ke arahku!?

Mereka salah mengira Kenji sebagai Koutarou, jadi Kenji tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu pura-pura lupa ya!? Jangan bilang kamu lupa sudah menginjak kami di garis start!"

"Itu saja sudah cukup untuk menghukummu, tapi kamu ini kenapa sih!? Kamu bahkan pergi dengan seorang cewek manis! Aku iri!"

"Met' makan!"

"Kalian salah! Aku tidak menginjak kalian sama sekali!"

"Kau satu-satunya yang sedang sama cewek! Kamu nggak bisa bohong!"

"Betul! Kenalin kami dong, dasar sialan!"

"Met' makan!"

Kenji dengan payah mencoba membujuk ketiga orang dibelakangnya, tapi mereka tidak mau mendengarnya sama sekali. Mereka dengan cepat mendekat kearah Kenji.

"M-Mereka disini!"

"Kyahaha, berhenti menyentuhku di tempat yang aneh-aneh. Mackenzie-kun!"

"M-Maaf!"

Kenji mencoba berlari, tapi dengan Shizuka di depannya, dia terjebak.

"Sialan kau bocah kelas satu! Hal yang bikin iri apa yang lagi kau lakukan di situasi ini!?"

"Cukup sudah! Kenapa perlakuannya berbeda, hanya karena kamu lebih ganteng!?"

"Met' makan!"

Untuk ketiga pria itu, menangkap Kenji menjadi prioritas lebih besar daripada memenangkan lomba, jadi mereka merasa tidak masalah untuk jatuh dari papan titian.

Itulah kenapa mereka menyeberang lebih cepat daripada Kenji dan Shizuka.

Dengan keadaan seperti ini, hanya masalah waktu sampai mereka menangkap Kenji.

"Ya ampun, maaf, Makenzie"

Saat Koutarou melihat ke arah ketiga pria itu, ia membentuk sikap doa[5].

"...Koutarou, kau benar-benar licik"

"Memang ya?"

"Ah, begitu rupanya! Ini semua salahmu kan, Kou!?"

Melihat Koutarou yang bersikap seperti itu, Kenji akhirnya menyadari sesuatu.

Ketiga pria dibelakangnya mengejar tim pria-wanita yang mendapat start awal.

Tim yang cocok dengan kriteria itu hanya Koutarou dan Harumi.

"Jangan coba-coba menyeret orang yang tidak bersalah, Mackenzie-kun"

"Wah wah, kamu lancang ya..bukannya kamu juga yang menyeret mereka.."

"Ini dan itu adalah hal yang berbeda. Tentunya kamu tidak mau kalah kan, Sanae-kun?"

"Betul juga...kalau kupikir lagi, kamu memang orang yang jahat..."

"Memang ya?"

Sanae menatap Koutarou dengan dingin.

Tapi, Koutarou mengacuhkan hal itu.

"Dia benar! Jangan bikin sakit mata, bocah kelas satu!"

"Kalian salah! Orang itu, Kou, adalah pelaku sebenarnya!"

"Bocah itu sendirian, dan nggak populer sejauh kita lihat! Kau pembohong yang buruk!"

"Met' makan!"

Meskipun Kenji sudah berusaha membujuk mereka, ketiga pria itu tidak juga mengalihkan matanya dari Kenji dan mereka sudah sangat dekat.

Di saat itu, Kenji akhirnya memutuskan sesuatu.

"...Kalau terus begini, aku bakal tertangkap dan akan jatuh dari sini. Itulah kenapa aku akan membawamu juga, Kou!!"

"Apa yang mau kamu lakukan!?"

"Ini!!"

Sesaat berikutnya Kenji melpompat dari papan dan mencoba menendang Koutarou yang berada disebelahnya.

Itu adalah usaha Kenji untuk membalikkan keadaan.

Daripada dilempar oelh ketiga orang dibelakangnya, dia lebih memilih untuk menendang Koutarou jatuh dan lanjut berlari dari ketiga orang itu.

Meski dia mungkin kalah dari Shizuka, selama dia tidak kalah dari Koutarou, itu tidak menjadi masalah baginya.

Ini adalah rencana terbaik yang berhasil dia buat dalam situasi ini.

"Makan ini!"

"Awas Koutarou!! Menghindar!!"

Karena mereka sudah berteman sejak kecil, berkelahi adalah hal yang biasa bagi Koutarou dan Kenji.

Itulah alasan kenapa saat Kenji melompat, Koutarou sudah siap untuk membalasnya.

Aku ada di atas papan titian dengan pijakan yang lemah, musuhku datang dengan tendangan melayang, aku tidak bisa menghadangnya!

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku melakukan ini!?"

Koutarou mengayunkan tangan kanannya dan mengenai kaki Kenji yang paling depan.

"Aahhhh!?"

Karena itulah, arahan Kenji menjadi meleset dan dia jatuh ke atas matras yang ditaburi bubuk putih.

"Uwaahh!?"

Setelah menangkis serangan Kenji, Koutarou kehilangan keseimbangan dan dengan buru-buru menayunkan tangannya untuk menjaga keseimbangan.

"Jangan pikir kau sudah menang!"

Tapi, sesaat sebelum Kenji jatuh ke atas matras dia menjulurkan tangannya.

Kenji berencana meraih tangan Koutarou yang masih mengayun dan membawanya jatuh.

"Koutarou, awas tanganmu!"

"Sial kau, Mackenzie!!"

"Wahahaha, Kou, akan kubawa kau jatuh ber--"

Tepat sebelum Kenji meraih Koutarou, kakinya menyentuh matras.

Tapi itu bukan masalah baginya, selama dia bisa menggapai tangan Koutarou.

Rencana Kenji benar-benar sempurna. Kecepatannya mengambil keputusan saat terpojok, tendangan melayang dan bahkan meraih tangan Koutarou disaat-saat terakhir semuanya berjalan sesuai rencananya.

Kalau itu memang situasi normal.

BOOM

Tapi, tidak peduli seberapa hebat Kenji tadinya, dia tidak punya peluang menang melawan ledakan yang tiba-tiba terjadi di bawah kakinya.

Karena ledakan kecil itu, Kenji menghilang.

Dan Koutarou, yang hampir kehilangan keseimbangannya, dengan beruntung terdorong oleh getaran yang terjadi dan badannya kembali seimbang.

"A-Apa!? Apa-apaan itu tadi!?"

Meskipun dia sudah kembali seimbang di atas papan titian, Koutarou masih kaget dengan ledakan yang baru saja terjadi.

"A-a-apa?"

"Koutarou, kamu baik-baik saja!?"

"Satomi-kun, bagaimana dengan Mackenzie-kun!?"

Tentu saja, Koutarou bukan satu-satunya yang kaget.

Sanae, Kiriha dan Shizuka juga sama-sama terkejut.

Dan Kenji, yang terkena ledakan, tidak punya waktu untuk kaget saat dia berguling-guling di atas matras.

Hanya sedikit orang yang terkejut dengan kejadian itu.

"Hey, si bocah klub drama yang sama cewek itu baru saja meledak!"

"Apa!? Orang yang bisa kau temui di klub malam itu balu saja meledak!?"

"Met' makan!"

"Apa kau dengar!? Si buaya darat berkacamata sialan itu baru saja meledakkan dirinya sendiri!"

"Apa? Dia gagal ngegombal cewek!?"

"itu yang mau aku dengar!"

Beberapa pria di tantangan itu bersorak.

"Horee, horee, horeee!!"

Dan mereka bersorak penuh syukur.

"Ohohohohohoo!"

Ada satu orang lagi yang tidak terkejut dengan situasi ini.

"Sungguh menakutkan, inilah kenapa orang barbar di ujung jagad raya betul-betul menakutkan! Bagi mereka untuk menanam ranjau darat di festival olahraga, sungguh menakutkan!"

Orang yang tertawa denga keras di papan titian paling ujung tidak lain dan tidak bukan adalah tuan puteri ketujuh dari Kekaisaran Suci Galaktik Forthorthe, Theiamillis Gre Forthorthe.

"Ranjau darat!? Jadi maksudmu, ini adalah ulahmu, Tulip!?"

Mendengar suara tawanya yang nyaring, Koutarou yakin bahwa Tulip adalah pelaku yang menananm ranjau darat.

"Ohohoho! Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, jangan sembarangan menuduh orang!"

Tapi, Theia pura-pura tidak tahu apa-apa.

Karena tidak ada bukti yang mengarah kepadanya, Theia yakin dirinya tidak akan tertangkap.

"Berhenti berbohong! Orang yang akan melakukan hal se-menjengkelkan ini hanya kamu dan Sanae!"

"Tunggu dulu! Kenapa aku juga diikutkan!? Tarik itu kembali dan bilang kalau kau mempercayaiku lebih dari apapun!"

"T-Tenanglah, itu cuma perumpamaan"

Dikelompokkan dengan Theia membuat Sanae marah, dan dia mulai menggoyang-goyangkan kepala Koutarou.

Karena Koutarou masih berada di atas papan titian, dia berusaha keras agar tidak jatuh.

Di saat itu, sebuah lagu asing yang terkenal mulai terdengar.

Sumber lagu itu berasal dari handphone di kantong Koutarou.

Itu adalah soundtrack dari film agen rahasia yang terkenal[6]

Koutarou telah mengatur lagu itu sebagai nada dering handphonenya jika dia mendapat panggilan dari Ruth.

"Kamu harus berhenti menganggapku sebagai pengganggu!"

"T-Tunggu, aku dapat telepon dari Ruth"

"Kamu pikir aku bakalan tertipu!?"

"Tolong tertipulah dulu sekarang!"

Sementara Sanae terus menggoyang-goyangkan dirinya, Koutarou mengambil handphonenya dan menjawab teleponnya.

"R-Ruth-san!"

"Satomi-sama!"

Suara Ruth yang tergesa-gesa dapat terdengar dari handphone.

Dia bicara dengan gugup dan terbata-bata.

"Sial! Apa Ruth berhasil menyusul!?"

Merasa bahwa Ruth sedang menelepon Koutarou, senyum percaya diri Theia menghilang.

"Aku punya berita buruk, Satomi-sama! 128 buah ranjau darat menghilang dari gudang sen-"

"Ksatria Biru, jalankan penghalangan area skala luas! Matikan semua komunikasi!"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri"

Tapi, suara Ruth tiba-tiba menghilang di tengah pembicaraan.

"Ruth-san, ada apa dengan ranjaunya!? Ruth-san!?"

Koutarou dengan kebingungan memanggil Ruth berulang kali, tapi panggilannya terbalas dengan nada beep.

Koutarou mencoba memanggil Ruth kembali, tapi dia tetap tidak bisa terhubung dengan Ruth.

Layar handphonenya menampilkan pesan 'tidak ada sinyal'.

"Tidak ada sinyal!? Nggak mungkin, gimana bisa...?"

"Pasti Theia! Dia berbuat sesuatu lagi!"

"Sial, Tulip! Apa maksudnya ini!? Apa yang dia maksud dengan 128 buah ranjau!?"

"Sungguh mengerikan...kalau benar ada 128 buah ranjau darat dikubur disini, tidak akan ada yang bisa kabur. Terorisme memang benar-benar mengerikan"

"Kau sialan, memangnya kau bisa pura-pura tidak tahu apa-apa!?"

"Koutarou, aku rasa kamu nggak punya hak bicara begitu..."

Koutarou menggertakkan giginya, tapi Theia tetap tersenyum yakin.

Berdasarkan situasinya, sudah jelas kalau Theia adalah pelakunya, tapi tidak ada bukti yang mengarah kepada Theia.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang, Primitif! Apa kau akan berani melangkah dengan mengetahui adanya ranjau dibawah kakimu!?"

"Kau brengsek..."

Theia menyombongkan kemenangannya.

Seperti yang Theia bilang, karena sudah tahu mereka akan jatuh ke ladang ranjau, para peserta tidak ada yang bisa maju dengan berani.

Ini adalah fakta yang tidak terbantahkan untuk mereka yang maju semakin cepat dan untuk mereka yang ada di papan tipis.

Semua peserta berhenti bergerak.

"Tuan puteri!"

"Ah, akhirnya kau menyusul juga!"

Rekan Theia, anggota tim cheerleader pria, sampai di tantangan itu.

"Cepatlah datang ke sisiku"

"Terpujilah tuan puteri!"

Anggota tim cheerleader itu mulai menyeberangi papan titian yang paling tebal tanpa ragu lagi.

Dan caranya melangkah tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia berhati-hati dengan ranjau dibawahnya.

Langkahnya begitu kuat tanpa keraguan.

"Aku mengerti! Theia-dono, tidak ada ranjau di bawah papan itu kan?"

Kiriha menunjuk ke papan yang diseberangi Theia dan berseru demikian.

"Jadi itu kenapa dia pilih papan yang paling tebal!?"

"Jadi jebakannya seperti itu!? Itu curang, Tulip!"

"Ohohoho! Tolong berhenti menuduhku! Aku dan tim cheerleader hanya menyeberangi papan ini dengan semangat yang tak mudah hancur, keberanian tak tergoyahkan, dan loyalitas yang absolut! Kau bisa tetap berada di tempatmu dan menyesali kelemahanmu sendiri selama mungkin!"

Theia menyombongkan dirinya saat dia berkumpul dengan rekan setimnya.

"Ayo maju! Kau dan aku akan masuk garis finish sebagai peringkat satu dan kedua!"

"Terpujilah tuan puteri!"

Theia telah mengambil 128 buah ranjau darat dari gudang senjata Ksatria Biru.

Ranjau-ranjau itu dikubur disini kemarin malam oleh tim cheerleader.

Jalan yang paling aman hanya dengan melewati papan yang paling tebal.

Jalan yang lain sudah dilengkapi dengan ranjau darat.

Kau terlalu naif, Primitif dan Kiriha! Apakah kau berpikir aku akan jatuh ke perangkap kalian tanpa rencana!?

Ranjau-ranjau darat itu berfungsi sebagai rencana balasan untuk gerakan mencurigakan dari Kiriha.

"Hei! Kelihatannya tidak ada ranjau yang dikubur dibawah papan yang itu!"

"Jadi, kita hanya perlu menyeberangi papan itu!?"

"Itu dia! Ayo maju!"

"Seberangi itu!"

"A-Apa!?"

Tapi, ada sesuatu yang tidak direncanakan Theia.

Saat peserta yang lain menyadari kalau papan titian yang lain adalah pilihan yang buruk, mereka mulai menyeberangi papan yang diseberangi Theia.

"W-Wa, t-tidak bisakah kalian menyeberang dengan lebih pelan!?"

"T-Tuan puteri!"

Karena ada banyak orang yang mulai menyeberang, papan titian itu mulai bergetar.

Ini menyebabkan masalah bagi anggota tim cheerleader yang berbadan besar itu.

Karena tidak bisa mengontrol keseimbangan badannya, dia mulai goyah.

"Hei, jaga keseimbanganmu!"

"Tapi! Tuan-- Uwaaa!?"

"L-Lepaskan aku, bodoh! Ahhh!"

Dan anggota tim cheerleader itu jatuh bersama dengan Theia.

Anggota tim cheerleader itu dan Theia menjadi putih setelah terjatuh karena bubuk putih di atas matras.

Theia bangun dengan kebingungan dan memegang baju si anggota cheerleader itu sembari berteriak.

"Dasar idiot! Kenapa kau membawaku jatuh bersamamu!? Kalau kau jatuh, jatuhlah sendi--"

BOOM

Tapi, Theia tidak sempat menyelesaikan memarahi rekannya karena ada ranjau yang meledak dibawahnya.

"K-Kenapa.."

Terlempar karena ledakan ranjau, Theia dan rekannya berguling-guling di atas matras dan menjadi putih sekali lagi.

"Sudah kukatakan untuk membuat papan paling ujung tidak dipasang ranjau.."

"T-Tuan puteri, aku mengira papan yang kau maksud adalah papan untuk mereka yang cacat.."

Di lomba marathon halang rintang ini, ada klub yang berpartisipasi dalam bekerja secara suka rela.

Karena itu, murid yang terluka dan menggunakan kursi roda juga berpartisipasi sebagai peserta.

Karenanya, ada papan titian yang khusus yang dipisah dari papan yang lain untuk para peserta itu, dan tim cheerleader tidak menanam satupun ranjau disana.

Ini karena Theia memerintahkan mereka untuk tidak menanam ranjau di papan titian yang paling kanan.

Mendengar itu, para anggota tim cheerleader tersentuh dengan kebaikan Theia, tapi sayangnya itu bukan tujuan asli Theia.

"Kau bo-doh..Kelihatannya loyalitas...dan keberanian membawa...hasil yang tidak memuaskan..ugh"

"Aku benar-benar, minta...ugh"

"Uwaaa, ada bom yang dikubur dibawah sini juga!"

"Balik! Lari!"

"Jangan dorong-dorong! Berhenti dong! Aku mau jatuh!!"

"Ranjaunya, ranjaunya bakal..!!"

Para peserta yang tersisa mulai panik.

Mereka berpikir papan yang paling tebal adalah yang paling aman dan semuanya mulai menyeberang di saat yang sama, tapi bahkan papan ini pun tidak aman.

Para peserta tidak bisa lari kemanapun.

Tidak hanya Koutarou dan yang lain, tapi semua peserta sekarang berhenti di atas papan titian.

Tapi, dengan banyak orang yang saling mendorong, hal itu tidak terjadi lama.

"Waaaaa! Aku nggak kuat lagi!"

"Kyaaaaaaa!"

"Ibuuuuuuuuuu!"

Beberapa peserta jatuh dari papan, dan melihat ke arah yang jatuh, peserta yang lain kehilangan keseimbangan.

"Kenapa! Apakah ini hukuman tuhan untukku karena aku terlalu cantik!?"

"Aku rasa itu hal yang sama untuk cowok jelek dimanapun mereka berada!"

"Met' makan!"

Beberapa kilatan cahaya dan ledakan bisa terlihat dan terdengar di tantangan kedelapan.

Situasi itu hanya bisa digambarkan sebagai medan perang.

Hal yang bisa disyukuri adalah bahwa ranjau-ranjau itu tidak betul-betul menyakiti siapapun, tapi untuk mereka yang terkena ledakan, fakta itu tidak membantu sama sekali.


Part 10[edit]

Meskipun ada keributan besar di tantangan kedelapan, hal itu tidak menjadi masalah untuk Harumi dan Yurika yang baru saja melewati tantangan keenam.

Mereka masih berada dalam jarak satu kilometer dari tantangan kedelapan.

"Woah"

"Apa kamu baik-baik saja, Nijino-san?"

"Aku baik-baik saja, Sakuraba-senpai"

"Jalurnya masih panjang, jadi bertahanlah"

"Ya, terima kasih banyak"

Mereka saling menyemangati satu sama lain selagi mereka menyeret badan mereka yang berat dan kelelahan menuju garis finish.

Kedua gadis yang sedang berlari di jalan membuat suatu atmosfir yang terlihat tenang, betul-betul berlainan dengan keadaan di tantangan kedelapan.

Keduanya terlihat sangat akur. Harumi, yang biasanya tertutup, tidak masalah berada dekat dengan Yurika untuk suatu alasan.

Alasannya mungkin karena saat dia bertemu Yurika, dia sedang berjuang sekeras mungkin. Yurika yang punya sifat kekanak-kanakan dan fakta bahwa mereka berpartisipasi di lomba yang sama membuat semuanya terlihat baik dan membuat Harumi terbuka.

Dan karena Harumi benar-benar mendengarkannya, Yurika pun menyukainya.

Dalam kata lain, kelihatannya mereka bisa menjadi teman baik.

Mereka berdua merasa kalau mereka berlari dengan irama yang sama sampai finish adalah hal yang baik-baik saja.

"Sakuraba-senpai, kenapa kamu berjuang sekeras ini?"

"Huh, hah, sebenarnya, aku sudah berjanji dengan teman satu klubku kalau aku akan menyelesaikannya"

Harumi kelihatan terengah-engah saat dia menjawab pertanyaan Yurika.

Dan kata-katanya terdengar terbata-bata karena nafasnya yang terengah-engah.

Kelihatannya Harumi hampir mencapai batasnya, tapi Harumi tetap tersenyum.

"Itulah kenapa, aku mau, mencapai finish. Itu adalah janji, yang berharga, dengan temanku.."

Harumi hanya punya sedikit orang yang bisa dia panggil teman karena saat masih kecil dia sering sekali tidak masuk sekolah.

Itulah kenapa Koutarou memiliki arti yang spesial baginya.

Meskipun janji untuk mencapai finish tidak memiliki arti yang seberapa besar untuk Koutarou, bagi Harumi sendiri itu adalah sebuah janji yang sangat penting.

"Teman...Orang seperti apa dia?"

Teman Harumi.

Tidak sadar kalau orang yang dimaksud adalah Koutarou, Yurika bertanya pada Harumi.

"Itu--"

Tapi, kata-kata Harumi berhenti dan kakinya berhenti bergerak.

Yurika, yang berlari dengan wajar, melangkah sedikit didepan Harumi.

"Sakuraba-senpai?"

Saat Yurika berhenti dan menoleh ke belakang, badan Harumi mulai miring.

"..."

Wajah Harumi terlihat pucat dan bola matanya bergetar, seakan-akan dia mencoba mengatakan sesuatu.

Tapi Harumi tidak mengatakan apapun dan hanya melihat ke arah Yurika dengan tatapan penuh maaf dan jatuh ke atas jalan.

"S-Sakuraba-senpai!!"

Tapi, Harumi tidak jatuh dengan keras ke tanah.

Yurika tanpa terduga bergerak cepat untuk menangkap Harumi.

"Bertahanlah, Sakuraba-senpai!"

"...N-Nijino-san..."

Darah berhenti mengalir ke wajahnya, bibirnya berubah warna menjadi ungu dan kaki juga tangannya menjadi dingin.

Meskipun itu bukan hal yang tidak mungkin, marathon sejauh lima kilometer mungkin terlalu berlebihan untuk Harumi.

Meskipun sudah berlatih sedikit, badan Harumi berteriak keras.

Sebelum dia bertemu Koutarou, Harumi mungkin sudah menyerah di tengah jalan.

Tapi, Harumi sudah berjuang sekeras mungkin, untuk menepati janjinya dengan Koutarou.

"Ma,af...aku punya, badan yang lemah.."

"T-Tunggu sebentar, aku akan segera mencari bantuan!"

Aku harus cepat-cepat, atau akan ada sesuatu yang buruk terjadi!

Yurika mengerti kalau kondisi Harumi jauh dari kata baik.

Wajahnya pucat dan nafasnya berat.

Dan meskipun suhu badannya menurun, jantungnya berdetak cepat.

Yurika, yang sedang panik, melihat ke sekelilingnya, tapi tidak ada seorang pun disekitarnya.

Yurika mencoba berdiri dan mencari bantuan.

Yang menghentikannya adalah suara lemah Harumi dan tangannya yang dingin yang memegang erat tangan Yurika.

"Niji,no-san...Maaf aku tidak, bisa bersamamu...sampai akhir.."

Dengan kata-kata terakhir itu, Harumi kehilangan kesadaran.

Tangan dingin yang tadinya memegang erat Yurika dengan pelan mulai lepas dan jatuh ke tanah.

"Sakuraba-senpai! Sakuraba-senpai!!"

Meski Yurika dengan cemas memanggil Harumi, dia tidak kunjung sadar.

Ini gawat! Sudah tidak ada waktu lagi! Kalau begini!

Yurika dengan lembut menaruh Harumi di atas jalan dan berdiri dengan wajah penuh keyakinan.

Dia menjulurkan tangan kanannya dan berteriak:

"Datanglah! Angel Halo!"

Dan sebuah bola biru bercahaya muncul di depan tangan kanan Yurika.

Saat bola biru bercahaya itu menghilang, sebuah tongkat penuh hiasan melayang sebagai gantinya.

Saat Yurika meraih tongkat itu, dia memegangnya dengan kedua tangan dan mulai fokus.

"Selanjutnya...Costume Change -- Modifier Quicken -- End -- Permanent!"

Saat dia mengangkat tongkatnya ke atas kepaanya, sebuah cahaya biru menutupi badannya, dan bajunya secara spontan berganti menjadi yang lain.

Dari baju pelayan menjadi baju gadis penyihir.

Itu adalah pakaian yang Yurika pakai saat dia pertama kali muncul di kamar 106.

"Tunggu sebentar, Sakuraba-senpai. Gadis penyihir ini, Rainbow Yurika akan menyelamatkanmu!"

Setelah mengganti pakaiannya dia menggenggam tongkatnya dan kembali berkonsentrasi.

Kali ini, dia mengarahkan ujung tongkatnya ke dada Harumi.

Mata Harumi tertutup dan dia tidak bergerak sama sekali.

Dia tidak sadar dengan apa yang terjadi di sekelilingnya karena kehilangan kesadaran.

"Remove Disease -- Modifier Maximus!"

Saat Yurika berteriak, cahaya biru dari tongkatnya menyelimuti badan Harumi.

Saat Yurika menggunakan sihir, ada tujuh jenis cahaya yang bisa muncul.

Cahaya biru muncul saat Yurika berusaha memanggil sesuatu.

Semua tiga mantra yang dia gunakan hari ini memiliki cahaya biru.

Dia adalah gadis penyihir, Rainbow Yurika.

Seorang gadis penyihir mampu menggunakan ketujuh warna pelangi.

Sayangnya, tidak ada seorang pun yang melihatnya berjuang.

Tapi, di saat ini, Yurika tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Hal yang paling dia cemaskan saat itu adalah menyelamatkan Harumi.

"Bangunlah, Harumi-senpai!"

Yurika memegang tongkatnya lebih erat saat dia berteriak.

Dan cahaya biru itu menjadi semakin terang dan membungkus Harumi dalam beberapa lapisan.

Yurika dengan susah payah berusaha membuat Harumi bangun.

"Kamu ingin mencapai finish, ya kan!? Kamu sudah berjanji dengan temanmu, ya kan!?"

"..."

Tapi, Harumi tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Harumi terlahir dengan penyakit yang diidapnya, itu bukanlah tugas yang mudah.

Penyakit itu bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan begitu saja, bahkan menggunakan sihir.

"Aku akan berlari bersamamu! Jadi, tolonglah!"

Yurika tetap memanggil Harumi dengan suara keras meskipun situasinya tetap seperti itu.

Harumi adalah orang yang mengajarkannya bagaimana untuk tidak menyerah.

"Ah!?"

TIba-tiba, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Cahaya yang mengalir dari tongkat Yurika mulai berubah, seakan-akan menjawab permohonan Yurika.

"Eh!? A-Apa ini!? Aku tidak pernah tahu soal sihir putih!"

Cahaya itu berubah dari biru menjadi putih bersih sebelum dia menyadarinya.

Dan cahaya itu bersinar lebih terang dari sebelumnya.

Peristiwa itu terlihat seperti ada matahari kecil yang muncul, dan cahaya putih itu menyelimuti Harumi dan Yurika.

"K-Kenapa!? Bahkan lukaku juga!? Dan rasa sakitnya juga menghilang!"

Kekuatan sihir yang digunakan Yurika pada Harumi meningkat dan mulai bereaksi tidak hanya pada Harumi, tapi juga Yurika.

Yurika punya beberapa luka karena terinjak, tapi saat dia diselimuti cahaya itu, lukanya menghilang seakan-akan tidak pernah ada.

Bahkan kelelahan yang membuat badannya berat pun menghilang.

"Apa ini!?"

Pada akhirnya, cahaya itu berubah menjadi pilar yang memanjang ke langit.

Dan Yurika bediri di tengah pilar dengan wajah datar.

"Kekuatan apa ini!?"

Sihir yang Yurika gunakan untuk Harumi hanya dimaksudkan untuk menyembuhkan satu orang dari penyakitnya.

Sihit itu tidak punya kekuatan untuk bekerja pada banyak orang, dan juga tidak menyembuhkan luka mereka maupun menghilangkan kelelahan mereka.

Itu adalah mantra yang betul-betul lain, selain itu efeknya juga tidak normal.

"Mungkinkah ini kekuatan yang ada di kamar 106!?"

Yurika tidak yakin dengan sumber kekuatan itu.

Tapi dia tahu satu hal yang pasti.

"Tidak, alasannya tidak penting! Dengan kekuatan sebesar ini aku bisa menyelamatkan Sakuraba-senpai!"

Wajah Harumi yang terlihat kesakitan pun menghilang dan (warna?) wajahnya pun kembali.

Suhu badannya yang rendah kembali normal. Detak jantung dan nafasnya pun mulai stabil.

Hal yang penting bagi Yurika adalah bahwa Harumi baik-baik saja.

Tidak ada hal lain yang penting bagi Yurika di saat itu.


Part 11[edit]

"S-Sialan! Aku nggak bisa, kalah disini! Aku h-harus, membuat senpai naik podium!"

"Bertahanlah Koutarou, kamu hampir sampai!"

Sekembalinya ke lapangan sekolah, sekujur badan Koutarou dipenuhi luka-luka.

Koutarou tidak bisa berjalan lurus dan hanya tinggal masalah waktu hingga dia pingsan dan terjatuh.

Dia menggunakan dahan pohon yang dia ambil di tengah jalan sebagai tongkat berjalan dan hampir menyeret badannya melewati gerbang sekolah.

Saat dia masuk ke lapangan, penonton yang ada di bangku penonton pun berdiri.

Meskipun dia berjuang dengan susah payah, saat ini dia ada di posisi pertama.

Meskipun marathon halang rintang sendiri adalah lomba tahunan, klub merajut tidak pernah meraih posisi pertama sebelumnya.

Karena itu, suasana yang dapat dirasakan di bangku penonton begitu meriah dan penuh antisipasi.

Tapi, bahkan sorak-sorai dari penonton tidak sampai ke telinga Koutarou.

"Tinggal sedikit lagi, finishnya udah dekat..."

"Lihat, itu tantangan kesepuluh! Cuma 30 meter lagi!"

Suara yang sampai kepada Koutarou yang sudah kelelahan hanyalah suara Sanae.

Koutarou bergantung pada suara itu selagi menyeret kakinya maju.

Alasan kenapa Koutarou bisa seperti ini adalah karena ranjau di tantangan kedelapan.

Tantangan kesembilan hanya memperburuk keadaannya.

Tapi, Koutarou tidak jatuh pingsan karena dia ingin Harumi menang dan karena Sanae tetap menyemangatinya.

Kalau bukan karena kedua hal itu, dia mungkin sudah jatuh pingsan sejak tadi.

"Kalau kamu melakukan tantangan itu, kamu bakal selesai!"

"Selesai? A-Aku sudah selesai!?"

Tapi, Koutarou membuat kesalahan besar.

Dia tidak mendengar sebagaian dari apa yang Sanae katakan kepadanya, dan berpikir kalau Sanae berkata "Kau sudah selesai"

"Waa, Koutarou, tidak! Kamu nggak bisa berhenti sekarang!"

"Aku akhirnya selesai..."

Biasanya, kesalahan kecil ini tidak akan menimbulkan masalah.

Tapi untuk Koutarou yang sudah sampai batasnya, setelah dia kehilangan semangatnya, tidak ada cara untuk membalikkan hal itu.

Badan Koutarou pun mulai berhenti dan dia dengan pelan terjatuh dengan senyum puas di wajahnya.

"Aku berhasil!"

"Belum! Dengarkan aku!"

"Uhehehehe, nggak usah memujiku sampai segitunya, Sanae"

"Bukan begitu!!"

Teriakan Sanae menjadi sia-sia saat Koutarou menutup matanya.

Karena kelelahan, Koutarou kehilangan kesadarannya.

"Zzzzz...."

Koutarou terlihat lega setelah ia mulai tertidur.

Raut wajahnya terlihat layaknya seseorang yang sudah selesai mengemban tugasnya.

"Kenapa kamu tidur sambil tersenyum puas begitu!? Tatamiku bagaimana!?"

Tapi untuk Sanae, ekspresi lega Koutarou dan senyum puasnya tidak mengenakkan baginya.

Saat Koutaru yang mendominasi posisi pertama jatuh, lapangan sekolah pun menjadi ricuh, dan si komentator meneriakkan komentarnya.

"Oh, ini kelihatannya akan menjadi masalah besar! Perwakilan klub merajut, Satomi Koutarou, gugur sebelum tantangan kesepuluh! Panitia yang paling dekat sedang berusaha membangunkannya! Kelihatannya, dia benar-benar pulas!"

Dan sebelum si gadis komentator menyelesaikan komentarnya, penonton mulai ribut kembali saat peserta dengan posisi kedua dan ketiga masuk ke lapangan sekolah.

"Rupanya kau disana, Sanae! Koutarou...Aha, setelah datang sejauh ini, dia jatuh pingsan! Tidak apa-apa, sebagai pengikutku, saat aku menang, kau juga akan kuberi hadiah!"

"Yang berarti, pemenang di antara kita berdua akan menjadi pemenang lomba//"

Theia dan Kiriha masuk ke lapangan sekolah.

Dari situasi saat itu, terlihat bahwa ada jarak yang cukup besar antara mereka dan peserta yang lainnya, karena tidak terlihat ada orang lain yang menyusul di belakang mereka.

Saat mereka memasuki lapangan, sorak-sorai dapat terdengar dari bangku penonton.

"Kurano-san! Kamu pasti bisa!"

"Kiriha-chan! Menangkan ini dan dapatkan uang buat festival budaya nanti!"

"Terpujilah tuan puteri! Terpujilah tuan puteri! Kemenangan untuk Yang Mulia Theiamillis! Terpujilah keluarga kekaisaran Forthorthe!"

Tapi, seperti Koutarou, mereka berdua kelihatan sangat lelah dan tidak bisa membalas sorak-sorai itu.

Sekujur tubuh mereka dipenuhi bubuk putih dan seragam mereka terbakar di sana-sini.

Mereka berdua sempat jatuh dari papan titian/

Setelahnya, mereka sempat bertarung dan kehilangan stamina. Saat mereka masuk lapangan sekolah, mereka sudah hampir tidak bisa bergerak.

Setetes keringat mengalir turun melewati bubuk putih itu setiap kali mereka melangkah.

"Balapan ini cukup dramatis, tapi kelihatannya kita harus menyelesaikannya sekarang"

"Itu juga adalah niatku dari awal. Mari kita selesaikan ini, Theia-dono"

Mereka tetap menyeret kaki mereka maju dan berlari meski sudah sangat kelelahan.

Tatami kamar 106 bergantung pada lomba ini.

Saat mereka berdua mendekati Koutarou, mereka memanggil Sanae yang berada di dekatnya.

"Sanae, apa Koutarou baik-baik saja?"

"Ya, dia cuma tidur"

"Begitu, baguslah kalau begitu"

"Kukuku, kelihatannya kau memilih rekan yang salah, Sanae!"

"Diam, tinggalkan aku sendiri!"

"Aku rasa itu yang akan aku lakukan, fuhahahahahaha"

Mereka berlari melewati Koutarou dan mencapai tantangan kesepuluh.

"Selamat datang kembali nona, dan selamat datang ke pemberhentian terakhir, tantangan kesepuluh~♪ "

Yang memberi salam kepada Theia dan Kiriha tidak lain adalah kelima anggota klub cosplay.

Dan mereka berbicara dengan serempak.

Selain Yurika dan si ketua klub, kelima anggota klub cosplay yang tidak ikut dalam lomba menjadi panitia yang menjaga tantangan kesepuluh.

Karena itu, mereka memakai seragam pelayan dan ban lengan yang bertuliskan 'staff'.

"Aku tidak punya waktu untuk bermain! Apa yang harus kulakukan disini!?"

"Tidak usah buru-buru"

Si wakil ketua yang menjadi penanggung jawab di tantangan itu mendekati mereka dengan sebuah kotak yang dihiasi dengan pita dan bunga.

"Ada apa dengan kotak ini?"

"Aku senang kau bertanya. Untuk tantangan kesepuluh, tantangannya adalah lomba meminjam barang. Silahkan ambil secarik kertas dari kotak ini dan pinjamlah barang yang tertulis di kertasi itu dari seseorang di lapangan ini. Setelah kau meminjamnya, larilah menuju garis finish"

"Aku mengerti!"

"Aku juga"

Theia dengan cepat memasukkan tangannya ke dalam lubang yang ada di atas kotak yang diikuti oleh Kiriha.

Dan saat mereka menarik tangan mereka, di tangan mereka masing-masing terdapat kertas yang sudah terlipat.

"Kalau begitu, silahkan kalian membaca isinya!"

Mengikuti arahan dari si wakil ketua, mereka berdua membaca kertas yang mereka pegang secara bersamaan.

"M-Mungkinkah ini!?"

"Kau mengatakan kepadaku untuk membawa benda ini!?"

Keduanya nampak terkejut dan saat mereka saling memperhatikan satu sama lain, mereka saling mengintip isi kertas lawannya.

"Fufufufufufufufu"

"Hahahahahahaha"

Setelah mengintip isi dari kertas lawan mereka, mereka mulai tertawa.

Meskipun mereka tertawa, pandangan mata mereka terlihat saling melotot tajam.

Dan mereka mengepalkan tangan mereka sambil memasang kuda-kuda.

Kelihatannya mereka akan mulai berkelahi.

"Sudah kuduga akan seperti ini...jalan menju invasi memang dipenuhi dengan darah.."

Ini adalah benda yang tertulis di kertas Kiriha:

"Pinjam bra ukuran A atau lebih kecil"

"Hah, silahkan saja, Kurano Kiriha!!"

Dan inilah yang tertulis di kertas Theia:

"Pinjam bra ukuran D atau lebih besar"

Kiriha terlihat kecewa dan Theia terlihat senang.

Meskipun perasaan mereka berbeda saat itu, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya sama.

Apa yang mereka perlukan ada di depan mereka.

Mereka sama-sama berniat memukul jatuh yang lain dan mengambil apa yang mereka perlukan.

Harumi dan Yurika melewati peserta lomba yang lain setelah mulai berlari beberapa saat yang lalu.

Hal itu terjadi karena sebagian besar peserta yang mundur di tantangan kedelapan, dan juga karena mereka lari lebih cepat dari sebelumnya.

"Aku penasaran apa yang terjadi denganku...Tidak hanya aku merasa lebih baik, tapi aku berlari lebih cepat daripada sebelum aku pingsan..."

"Kamu nggak usah kuatir, Sakuraba-senpai. Lain ceritanya kalau kamu nggak enak badan, tapi sekarang kamu udah baikan kan?"

Setelah Harumi sadar kembali, keduanya, untuk suatu alasan, berlari lebih cepat.

Dan tidak peduli seberapa cepat mereka berlari, mereka tidak terengah-engah atau merasa capek.

Siapapun pasti merasa itu aneh, apalagi Harumi.

"Tapi, aku benar-benar penasaran..."

"Kalau begitu, bayangkan kalau itu sihir dariku. Aku tidak memakai ini hanya untuk pamer loh!"

"Nijino-san...Fufufu, aku rasa aku akan melakukan itu. Dengan begitu jadi lebih menarik kan?"

Senyum kembali ke bibir Harumi karena kata-kata ceria dari Yurika.

Meskipun tidak ada hal yang bernama sihir, akan lebih menarik seandainya hal itu benar-benar ada.

Setelah mendengar kata-kata Yurika, hal itulah yang berada di kepala Harumi.

"Ya! Aku adalah gadis penyihir cinta dan keberanian dan mimpi dan harapan!"

Melihat kesehatan mental Harumi yang juga kembali pulih, Yurika pun turut merasa senang.

Sebagai gantinya, Harumi menjadi yakin bahwa Yurika adalah seorang cosplayer, tapi Yurika tidak berniat membetulkan hal itu.

Meskipun tidak ada seorang pun yang percaya dengan Yurika saat dia berbicara tentang sihir.

Ini bukan sihir, ini karena kerja keras Sakuraba-senpai

Kenyatannya, itu terjadi karena sihir putih yang digunakan Yurika, tapi kalau dia meyakinkan Harumi tentang itu, itu akan sama seperti membantah semua kerja keras Harumi.

Itulah kenapa Yurika bersikeras bahwa itu adalah keberuntungan dari hasil kerja keras Harumi.

Aku nggak apa-apa dicap sebagai cosplay kalau perlu...Aku hanya ingin Sakuraba-senpai percaya dengan dirinya sendiri

Rokujouma V2 261.jpg

Yurika sempat membenci marathon halang rintang ini beberapa saat lalu, tapi sekarang dia kelihatan bersenang-senang.

"L-Lihat, Nijino-san, kita bisa melihat gerbang sekolah dari sini!"

"Kamu benar! Kita sudah hampir sampai!"

Garis finish yang mereka berdua coba raih dengan susah payah sekarang sudah sangat dekat.

"Guah!"

"Guha!"

Saat Harumi dan Yurika lari melewati gerbang sekolah, tinju Theia dan Kiriha terlihat mendarat di muka lawan mereka masing-masing.

"Itu dia! Saat Kurano mencoba memukul sebelah kanan, Theia langsung membalas balik, tapi Kurano memperbaiki arahnya dan mengenai targetnya! Mereka saling mengenai lawannya dengan pukulan berat dan saling menjatuhkan satu sama lain!!"

Tinju mereka bertubrukan dengan pipi yang lain, dan mereka berhenti bergerak dengan posisi itu.

"Mari kita dengarkan penjelasan dari pembimbing klub tinju, Tange-sensei! Sensei, bagaimana menurut anda?"

"Hampir, sedikit lagi! Kalau saja Theia bisa mengenai sedikit lebih lagi, hasilnya akan berbeda! Ini bukan salahnya! Jika saja ia bisa mengenai sedikit lebih lagi!"

Suara yang terdengar penuh semangat menjelaskan kejadian yang terjadi di lapangan sekolah.

Sementara itu, Theia dan Kiriha tetap diam, tapi akhirnya mereka kehabisan tenaga dan rubuh di saat yang bersamaan.

"Mereka berdua sudah jatuh!!"

"Bagus sekali Theia!! Pertandingannya mungkin seri, tapi dalam tinju kau adalah pemenangnya!"

Murid yang berada di bangku penonton berdiri sembari bersorak dan bertepuk tangan mengguncang lapangan.

Tapi, hal itu tidak mencapai Theia maupun Kiriha karena mereka sudah saling membuat yang lain jatuh pingsan.

"T-Tinju..?"

"Apa tantangan kesepuluhnya adalah bela diri!?"

Harumi dan Yurika dengan gugup lari melewati Theia dan Kiriha yang pingsan.

Mereka berdua tidak suka berkelahi, jadi tantangan kesepuluh ini membuat mereka takut.

"S-Satomi-kun!? Bahkan Satomi-kun juga!!"

"S-Siapa yang melakukan ini padanya!? Aku nggak mau berantem!"

Koutarou pingsan di sebelah Theia; melihat itu membuat Harumi dan Yurika semakin takut.

"Ini bukan tantangan semacam itu kok"

"...B-Benarkah?"

Saat Sanae yang bersama Koutarou mengatakan itu, Yurika bernafas lega.

"Koutarou pingsan karena kecapekan. Dan mereka berdua cuma berantem kok"

"Begitu, untunglah..."

Biasanya, Yurika ketakutan dengan Sanae, tapi sekarang dia sedang kaget dengan hal yang lain untuk memperhatikan itu dan menunjukkan senyum yang besar kepada Sanae.

Tapi, Sanae masih merasa kesal.

Dia kesal karena Koutarou yang masih belum bangun juga.

"Nijino-san, kamu bicara sama siapa?"

"B-Bukan siapa-siapa! Aku cuma ngomong sendiri!"

Harumi tidak bisa melihat Sanae, dan tentu saja suara Sanae tidak sampai kepadanya.

Itulah kenapa saat Yurika, yang memakai kostum itu, berbicara kepada Sanae terlihat aneh.

"Begitu. Baiklah.."

Harumi langsung menghela nafas lega.

Kalau hanya cosplay, itu bisa ditutupi hanya dengan menyebutnya hobi. Tapi jika dia berbicara kepada seseorang saat tidak ada orang lain di dekatnya, itu cukup menyeramkan.

Itulah kenapa Harumi merasa lega saat dia mendengar Yurika berbicara kepada dirinya sendiri.

"Selamat datang kembali, nona"

Sesaat setelahnya Harumi dan Yurika sampai di tantangan kesepuluh.

Dan tentu saja, klub cosplaylah yang menyambut mereka.

"Wakil ketua!"

"Kamu akhirnya disini, Yurika-chan"

"Emm, tantangan kesepuluhnya apa?"

"Lomba meminjam barang! Cepatlah ambil undian kalian! Ada beberapa yang sudah duluan, tapi kalau kamu gerak cepat, kamu masih bisa menang!"

Si wakil ketua menjelaskan dengan cepat dan membawa kotak undian ke arah mereka.

Klub cosplay sangat ingin Yurika menang, itulah kenapa mereka memaksanya untuk cepat-cepat.

Saat itu, Yurika dan Harumi ada di posisi ketujuh dan kedelapan.

Meski, dengan Koutarou, Theia dan Yurika pingsan mereka berada di urutan keempat dan kelima.

Yang berarti, ada tiga orang lagi di depan mereka.

Ketiga orang itu masuk ke bangku penonton untuk mencari yang harus mereka pinjam, jadi kalau Harumi dan Yurika bisa bergerak cepat, mereka masih bisa menang.

"Sakuraba-senpai"

"Ya"

Yurika dan Harumi memasukkan tangan mereka ke dalam kotak dan menarik kertas secara bersamaan.

Tidak seperti Theia dan Kiriha, mereka melakukannya dengan tenang, mereka juga tidak ada niatan untuk memukul mundur yang lainnya.

"Ah..."

"Auu.."

Saat mereka membuka kertasnya, wajah Harumi kelihatan berbinar, tapi wajah Yurika berubah sedih.

"Aku bisa bawa ini. Apa yang kamu dapat, Nijino-san?"

"Aku dapat ini..."

Keduanya saling memperlihatkan kertas mereka.

Harumi mendapat 'adik kelas di klubmu' di kertasnya dan Yurika mendapat 'seorang teman' di kertasnya.

"Baik, ayo pergi, Nijino-san"

"Auu..Pergilah duluan, Sakuraba-senpai. Aku akan mundur disini"

Yurika menurunkan bahunya dengan wajah sedih.

Matanya suram dan dia menghela nafas panjang.

"Kenapa?"

"Aku masih belum punya teman"

Harumi hanya perlu membawa Koutarou dengan dirinya, jadi dia tidak punya masalah.

Tapi, menemukan seorang teman di kota dimana Yurika baru saja pindah adalah sesuatu yang terlalu besar untuknya.

"Jadi, silahkan pergi duluan"

"Semua akan baik-baik saja, Yurika-san"

Tapi, Harumi tetap tersenyum, dan bicara dengan lembut kepada Yurika:

"Temanmu ada disini"

"Eh..."

"Apakah diriku tidak cukup?"

"T-Tidak, bukan apa-apa! S-Suatu kehormatan bagiku, Sakuraba-senpai!"

Yurika langsung tersenyum dan menangguk berkali-kali.

Dia menangis bahagia, menunjukkan betapa berartinya hal itu baginya.

"Tapi, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku"

"Sesuatu?"

Yurika menatap Harumi dengan bingung dan mengejapkan matanya beberapa kali.

Melihat hal itu, Harumi dengan gembira mengedip ke arah Yurika dan mengelurkan senyuman yang jarang dilihat orang lain.

"Bisakah kau membantuku membawa Satomi-kun?"

"T-Tentu saja! Selama yang kamu mau!"

"Terima kasih, Nijino-san"

"Tidak, seharusnya aku yang berterima kasih"

Dan selagi mereka tertawa senang, mereka berlari ke arah Koutarou.



Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Halaman sekolah(courtyard) disini lebih mirip taman yang dikelilingi tembok gedung sekolah.
  2. Kadang-kadang SMA Kitsushouharukaze disingkat menjadi SMA Harukaze
  3. "Gottsan desu", singkatan dari "Gochisou san desu" (Selamat makan) yang digunakan oleh atlit sumo yang lebih banyak bicara dengan badan daripada mulut
  4. Lahan di tepi atau tengah jalan yang diisi dengan berbagai tanaman. Biasanya terdapat di jalan tol
  5. https://in.pinterest.com/pin/43910165088600052/
  6. Kemungkinan besar James Bond.https://www.youtube.com/watch?v=1qLl1MilV18


Kembali ke Bab 3 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 5