Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 13 Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kedatangan Kedua sang Legenda[edit]

Part 1[edit]

Sabtu, 22 Mei

Saat kapal Theia, Blue Knight, tiba di sisi jauh bulan, ada tiga kapal musuh yang sudah berjejer dan menunggu kedatangan mereka. Biasanya, karena berada di sisi jauh bulan yang gelap, kapal-kapal itu seharusnya tidak terlihat. Namun berkat gambar hasil proses CG[1] di layar monitor, kapal-kapal itu bisa terlihat jelas.

“Ternyata memang jebakan ya.”

“Benar. Banyak pesawat tempur yang sudah lepas landas dari kapal induk musuh.”

“Jadi semuanya berjalan sesuai rencana mereka…jalankan sistem pencegat otomatis, berikan sistem kendali tembak dan kemudinya padaku. Aku serahkan sisanya padamu.”

“Baiklah, tuan puteri.”

Untuk bisa menjaga agar ketiga kapal itu tidak bisa membantu pasukan serang di darat, Theia dan Ruth harus menyerang menggunakan Blue Knight dan menghambat komunikasi mereka. Hal itu akan meningkatkan kemungkinan Theia dan teman-temannya untuk menang.

Hingga saat ini, pihak musuh hanya mengirimkan robot penyerang kecil untuk membantu para tentara dan selusin Motor Knights untuk membantu Warlord. Kalau mereka sampai mengirimkan senjata lebih banyak lagi, pertempuran di darat kemungkinan akan berakhir dengan pasukan kudeta sebagai pemenang.

“Ruth.”

“Ya?”

“Izinkan aku meminta maaf lebih dulu. Maafkan aku. Kemungkinan besar, kita tidak akan kembali hidup-hidup.”

Agar Elfaria bisa terlindungi dan teman-teman mereka di darat bisa memenangkan pertempuran mereka, harus ada seseorang yang menyerang armada musuh. Meskipun Theia dan yang lainnya punya dua kapal lagi, Hazy Moon milik Clan tidak bisa ikut serta dalam bertempur karena situasi yang sedang dijalaninya saat ini, yang berarti, Blue Knight harus bertarung sendirian. Namun, akan sulit bagi satu kapal saja untuk bisa menang dalam pertempuran itu.

“Kenapa anda berkata seperti itu? Saya sudah bersumpah untuk tetap setia menemani anda dalam situasi apapun.”

“Memang benar adanya.”

“Kalau ada yang harus meminta maaf, maka seharusnya kita berdua yang meminta maaf kepada Satomi-sama.”

“Benar juga…kalau begitu, Ruth, kalau waktunya tiba, sebaiknya kita jatuh ke bulan. Kalau kita melakukan itu, kita bisa terus selalu memandanginya dari sini.”

“Itu ide yang bagus. Kalau begitu, mari kita lakukan hal itu.”

Theia dan Ruth sudah siap menghadapi kekalahan mereka.

Dengan kapal Theia, mereka tidak punya bahkan separuh kemungkinan untuk bisa menang. Blue Knight, yang merupakan kapal luar angkasa kelas bangsawan, adalah kelas kapal yang paling kuat di antara kapal-kapal Forthorthe lainnya. Namun, kapal itu belum sepenuhnya pulih dari kerusakan yang dialaminya sebelumnya. Ditambah lagi, mereka kekurangan orang. Kemungkinan mereka untuk kalah sudah jelas begitu tinggi.

“Namun, saya tidak yakin bahwa kita harus membiarkan mereka menang.”

“Tentu saja. Karena kita akan bertempur, kita harus selalu berusaha meraih kemenangan. Jika tidak, aku akan merasa bersalah kepada mereka yang mengikuti kita.”

Walau begitu, Theia dan Ruth terus berusaha meraih kemenangan.

Theia ingin menang, bertemu kembali dengan Koutarou dan mengatakan sesuatu yang masuk akal kepadanya. Ruth pun ingin mengutarakan keinginannya kepada Koutarou.

Blue Knight menjadi yang pertama mengambil langkah. Karena Blue Knight adalah kelas yang terbesar di antara kapal-kapal yang ada, dia memiliki generator yang besar juga. Dengan menggunakan keluaran energi yang dihasilkan, serangan yang dilancarkan pun bisa mencapai jarak yang jauh juga. Dari sekian banyak senjata yang dia miliki, Theia memilih untuk memulai dengan meriam lasernya.

“Blue Knight! Laser konsentrasi tinggi!”

“Baiklah, tuan puteri. Membuka pintu laser konsentrasi tinggi ‘Shiny Flower’. Pelatuk diberikan kepada kursi komandan.”

Theia sedang duduk di kursi komandan di anjungan. Dari sana, dia mengemudikan kapal dan di saat yang sama bertugas menyerang. Meskipun dia sedang mengemudikan kapal, tidak ada roda kapal seperti halnya pada kapal biasa. Sistem kendali di kapal itu mirip dengan sistem kendali pesawat tempur, yakni stick kendali, dan dia meletakkan jarinya pada pelatuk stick itu. Karena kapal itu harus dikemudikan secara tiga dimensi, cara mengemudikannya menjadi mirip dengan pesawat tempur.

“Yang mulia, kapal pertahanan mereka sudah maju ke depan. Saya sudah memastikan adanya medan distorsi.”

Ruth berada di kursi operator yang berada sedikit di bawah Theia. Dia bertugas memproses informasi dan mengatur kapal. Ringkasnya, bisa dikatakan bahwa Theia bertugas menyerang dan Ruth bertugas bertahan.

“Kapal pertahanan berada di depan dan pesawat-pesawat tempur berada di belakangnya. Di belakang mereka ada kapal tempur, dan kapal induknya berada di paling belakang.”

Armada musuh mereka terdiri dari kapal induk, kapal tempur dan kapal pertahanan. Kemampuan tempur kapal induk itu sendiri memang lemah, namun kapal itu memiliki beberapa pesawat-pesawat tempur di dalamnya. Kapal itu akan meluncurkan pesawat-pesawat tempurnya untuk menyerang. Serangan gabungan dari kelompok pesawat tempur yang gesit sulit untuk ditangani dan kekuatan serangnya besar. Namun, ada beberapa kasus dimana pesawat tempur tidak bisa menembus medan pertahanan kapal. Untuk alasan itulah kapal induk tidak pernah beroperasi sendirian.

Kapal tempur unggul dalam masalah menyerang. Dengan menggunakan persenjataan yang menggunakan generator mereka yang besar, tugas utama kapal itu adalah untuk melemahkan medan pertahanan musuh. Jika kapal tempur berhasil melemahkan medan pertahanan musuh, serangan pesawat tempur dari kapal induk akan menjadi efektif. Dalam kata lain, kapal tempur bertugas melemahkan dan kapal induk bertugas menghancurkan, membuat kapal tempur menjadi rekan yang tidak tergantikan oleh para pesawat tempur.

Berbeda dari kedua kapal itu, kapal pertahanan bertugas untuk bertahan. Tidak seperti kapal tempur, kemampuan kapal pertahanan betul-betul dipusatkan pada pertahanan dan dilengkapi dengan medan pertahanan yang kuat. Di saat yang sama, kekuatan tempurnya tidak ada sama sekali. Tugas kapal ini adalah untuk berada di garis depan pertempuran dan menghadang semua serangan. Fitur yang umum dijumpali pada kapal ini adalah fitur tanpa awak. Karena kapal itu berfungsi seperti halnya perisai, kecuali ada alasan khusus, hampir tidak ada alasan untuk menugaskan awak kapal pada kapal itu.

Pihak musuh betul-betul efektif dalam menggunakan ketiga kapal ini. Kapal pertahanan diletakkan di depan dan melindungi pesawat-pesawat tempur yang diluncurkan oleh kapal induk. Kapal tempur lalu mengikuti pesawat-pesawat tempur itu dan memimpin serangan ke arah Blue Knight. Kapal induk tidak maju sama sekali. Kapal tempur akan maju dan melemahkan medan pertahanan Blue Knight, sementara kapal pertahanan melindungi majunya para pesawat tempur agar mereka bisa menghancurkan target mereka. Strategi ini adalah strategi yang paling mendasar dalam pertempuran kapal.

“Kapal dan senjatanya kemungkinan besar model baru dari DKI, tapi strategi mereka begitu mendasar…”

Theia merasa penasaran dengan strategi dasar yang digunakan oleh musuh. Saat mereka dulu bertarung, dia merasa bahwa formasi seperti ini terlalu simpel untuk seseorang sepintar Elexis.

“Apa yang harus kita lakukan?”

“Tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu. Kita kelilingi kapal pertahanan itu dan serang kapal tempurnya.”

Theia mengambil langkah bertahan dengan Blue Knight sambil mengarahkan haluan kapalnya ke arah kapal tempur musuh, membuat pergerakan Blue Knight menjadi seperti pesawat tempur. Dengan teknologi maju Forthorthe, mengendalikan gravitasi dan massa adalah hal yang mungkin, membuat kapal-kapal besar sekalipun memiliki mobilitas yang besar. Saat Theia menggerakkan kapalnya, dia menarik pelatuknya.

“Tepat sasaran pada kapal musuh! Kekuatan medan distorsi berkurang 30%!”

“Kita tidak akan bisa menyerang sebanyak itu dari jarak sebesar ini! Ruth, aku akan sedikit nekat!”

“Baik! Pesawat tempurnya meninggalkan medan distorsi kapal pertahanan! Kelihatannya, kapal pertahanan itu akan melindungi kapal tempur!:

“Kita biarkan pesawat-pesawat tempur itu dan fokuskan serangan kita ke kapal tempurnya! Pesawat-pesawat itu sudah bukan ancaman bagi kita sekarang!”

Serangan Theia mengenai kapal tempur musuh, namun belum cukup untuk menghancurkannya. Walaupun lasernya punya jangkauan yang besar, kekuatan seranganya lebih kecil dibandingkan senjata lain. Itulah sebabnya Theia ingin mendekat dan menembakkan senjata yang lebih kuat untuk bisa menghancurkan kapal itu, namun musuhnya pun mengerti hal itu juga. Karena kapal tempur diperlukan untuk melemahkan medan pertahanan, kedua pihak mengarahkan perhatian mereka pada kapal itu. Karena mereka tahu bahwa Theia dan Ruth tidak punya waktu untuk mengurusi pesawat-pesawat tempur, pihak musuh membuat kapal pertahanannya mengalihkan pertahanannya bagi pesawat tempur dan melindungi kapal tempur.

“Blue Knight! Meriam sinar dengan karakteristik variabel!”

“Baik, tuan puteri. Membuka pintu meriam sinar karakteristik variabel ‘Powder Snow’.”

“Kali ini tidak akan berakhir sama seperti sebelumnya!”

Theia mengganti senjatanya dari laser ke sinar. Meskipun senjata sinar tidak punya jangkauan sejauh laser, kekuatannya justru lebih besar. Dari jarak ini, senjata sinar menjadi pilihan yang tepat.

“Yang mulia, reaksi energi terdeteksi dari haluan kapal tempur musuh! Mereka menembak!”

“Biar aku yang urus! Aku tidak akan lengah sampai membiarkan mereka mengenai kita!”

Kapal tempur musuh pun melancarkan serangan mereka, menembakkan sinar yang mirip dengan milik Blue Knight. Pihak musuh berusaha mengakhiri pertempuran ini dengan menembakkan persenjataan utama mereka.

“Tiga formasi pesawat tempur sedang mengejar kita!”

“Apa mereka berusaha mengganggu kita!?”

Tiga pesawat tempur membentuk sebuah formasi, dan tiga formasi berarti ada sembilan pesawat tempur yang sedang mengejar Blue Knight. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, para pesawat tempur tidak punya kekuatan tempur yang cukup untuk menembus medan pertahanan Blue Knight. Theia pun mengabaikan mereka dan melanjutkan serangannya.

“Setelah satu serangan meriam sinar, kita akan berpapasan dengan kapal pertahanan! Saat kita tepat di sampingnya, tembakkan beberapa misil ke arahnya!”

“Baiklah, tuan puteri.”

“Yang mulia, saya akan sebarkan partikel pengganggu segera setelah menembakkan misil!”

“Baiklah! Ayo kita maju!”

Dengan kemampuan mengemudikan yang hebat, Theia dengan lancar membalikkan Blue Knight dan maju ke arah kapal tempur yang dilindungi oleh kapal pertahanan. Adu tembak dengan kapal pertahanan di antara mereka bukanlah ide yang bagus, jadi Theia menantang kapal tempur itu ke pertempuran jarak dekat.

“Kalau aku melakukan ini, kau juga tidak akan bisa menembak, benar bukan!”

Karena masih ada jarak di antara mereka, Theia memposisikan kapal pertahanan di antara kapalnya dan kapal tempur musuh. Dengan begitu, kapal tempur musuh tidak kaan bisa menyerang dan membuat Theia bisa maju dengan mudah. Karena kapal pertahanan memiliki kekuatan tempur yang jauh lebih kecil dibandingkan kapal tempur, serangannya sporadis dan tidak bisa mengenai Blue Knight sama sekali. Theia berulang kali menembakkan meriam sinar dan maju ke arah kapal pertahanan. Saat dia melakukan itu, kapal pertahanan menyudahi serangannya dan fokus bertahan dengan medan pertahanannya.

“Serangan kita berhasil mengurangi kekuatan medan distorsi kapal musuh sebesar 56%!”

“Bagus!”

“Menembakkan misil.”

“Menyebarkan partikel pengganggu!”

Meriam sinar mengenai kapal pertahanan seperti yang diprediksi Theia dan melemahkan medan pertahanannya dengan begitu besar. Theia lalu maju ke samping kapal pertahanan dan menembakkan misil ke arahnya. Di saat yang sama, sejumlah besar partikel untuk bertahan yang mengganggu jalannya komunikasi dan laser disebarkan dan menghalangi serangan balasan kapal pertahanan.

Setelah melewati sisi kapal pertahanan, kapal tempur musuh muncul di hadapan Blue Knight. Situasi ini sudah berjalan sesuai yang diharapkan oleh theia. Jika mereka bisa menghancurkan kapal tempur ini, Theia dan Ruth punya kemungkinan untuk menang.

“Yang mulia, grup pesawat tempur musuh menyerang!”

“Yang benar saja. Apa rencana mereka!?”

Tepat pada saat itulah sesuatu yang tidak disangka-sangka terjadi. Kesembilan pesawat tempur yang mengikuti Blue Knight tiba-tiba memulai serangan mereka. Dengan medan pertahanan Blue Knight masih ada, serangan mereka menjadi sia-sia. Tidak mungkin mereka bisa merusak kapal itu.

Namun—

“Yang mulia, medan distorsi Blue Knight kehilangan 20% kekuatannya!”

“Apa!?”

Di luar dugaan, medan pertahanan Blue Knight mengalami kerusakan sedang. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur. Jika mereka melakukan serangan berulang dengan kekuatan serang sebesar ini, medan pertahanan Blue Knight tidak akan bertahan lama. Ini adalah sesuatu yang tidak dibayangkan oleh mereka berdua.

“Sinar yang ditembakkan dari kesembilan pesawat tempur itu semuanya mengenai tempat yang sama di saat yang sama!”

“Begitu rupanya, jadi itu strategi baru mereka!”

Pesawat tempur yang dibuat oleh DKI bekerja dengan prinsip yang sama seperti Motor Knights yang dikirimkan ke Bumi. Pesawat tempur itu melakukan serangan gabungan yang sempurnya pada target yang sudah ditunjuk oleh kapal induk. Serangan individu dari pesawat tempur tidak akan berpengaruh pada medan pertahanan Blue Knight, tapi jika serangan gabungan terjadi di titik dan saat yang bersamaan, akan menjadi sulit bahkan bagi kapal kelas bangsawan sekalipun untuk bisa bertahan. Daripada menggunakan senjata yang bisa meninggalkan jejak, Elexis lebih memilih untuk mengoptimasi teknologi yang sudah ada.

“Reaksi energi tinggi terdeteksi dari kapal tempur!”

“Aktifkan roket pendorong darurat, hindari dengan kecepatan penuh!”

“Baiklah, tuan puteri.”

Setelah mengetahui rencana musuh, Theia tidak memaksa untuk terus menyerang, namun memutuskan untuk mundur. Theia berusaha mundur dari hadapan kapal tempur musuh menggunakan kecepatan penuh Blue Knight. Jika dia membiarkan pesawat-pesawat tempur itu begitu saja sementara dia beradu tembak dengan kapal tempur, hasil akhirnya sudah jelas terlihat.

Namun di tengah perjalanan, Blue Knight bergetar. Dia terkena serangan kapal tempur.

“Blok ketiga kaki kiri terkena serangan! Menutup lubang palka dan menyemprotkan pemadam api!”

“Kita terjebak! Kita tahu mereka kuat, tapi tetap saja ini yang kita dapat!”

Serangan para pesawat tempur sudah melemahkan medan pertahanan mereka, dan dengan gerakan mundur yang membebani generator Blue Knight, medan pertahanannya tidak bisa pulih sebelum menghadapi serangan kapal tempur. Dengan begitu, bahkan Blue Knight sekalipun tidak bisa betul-betul bertahan. Berkat kemampuan mengemudikan Theialah mereka bisa kabur hanya dengan kerusakan di kaki kapal saja. Jika yang mengemudikan kapal itu adalah orang lain, mereka mungkin akan berada di posisi yang lebih buruk lagi.


Part 2[edit]

Saat Elexis kembali dari Bumi ke kapal induk, armadanya memulai serangan asli mereka pada Blue Knight. Dengan begini, Blue Knight mulai menerima kerusakan terus menerus, dan terus kehilangan kesempatan untuk membalas serangan.

“Kelihatannya semua berjalan sesuai rencana.”

“Benar, Elexis-sama. Namun, tuan puteri Theiamillis memang hebat.”

“Puteri Theiamillis memang jenius dalam pertempuran biarpun dia adalah puteri dari permaisuri yang cinta damai.”

“Sungguh mengejutkan bahwa kita belum mengalahkan mereka meskipun sudah menggunakan RTS.”

RTS, atau Round Table System. Nama itu diambil dari meja bundar yang digunakan oleh ksatria-ksatria zaman dahulu untuk membahas strategi. Alat ini adalah sistem komputer tipe baru yang dibuat oleh DKI bagi pesawat tanpa awak. Dengan sistem ini, pesawat tanpa awak bisa bekerja sama dengan sempurna dengan pesawat tanpa awak lain. Dalam kata lain, sistem inilah yang membuat para pesawat tanpa awak dan Motor Knights kemampuan untuk melancarkan serangan gabungan.

“Itu hanya berarti ada pengecualian untuk segala sesuatu. Koutarou-kun sebenarnya berhasil menembus meja bundar itu.”

“Saya mendengar laporannya…tapi apa itu memang benar? Saya tidak bisa percaya dengan hal itu.”

“Benar. Bocah itu melampaui logika dan probabilitas. Rasanya seperti sebuah lelucon yang jadi nyata dan berjalan kesana-kemari.”

“Jika memang begitu, saya terkesan anda bisa kembali dengan selamat setelah berhadapan dengan sesuatu seperti itu…”

“Aku memang bisa kembali, tapi aku tidak bisa membawa kembali sebagian besar bawahanku bersamaku”, balas Elexis dengan wajah penuh benci. Dia merasa bahwa saat dirinya tidak bisa melakukan apapun bagi bawahannya yang tumbang adalah kegagalan yang pahit baginya, yang membuatnya sadar betapa naifnya dirinya selama ini. Bagi Elexis yang sudah menantikan pertarungannya dengan Koutarou, hal ini pun menjadi akhir yang tidak memuaskan baginya.

“Namun, perang tidak ditentukan oleh kemenangan atau kekalahan dari satu pertempuran. Jika kita bisa menangkap puteri Theiamillis, kita bisa menghapus kekalahan kita di Bumi.”

“Kami tidak akan menyia-nyiakan persiapan anda, Elexis-sama. Kita akan menang. Silahkan perhatikan kami dengan tenang.”

“Itu yang akan kulakukan.”

Si kapten memberikan perintah kesana kemari dan berangsur-angsur mengecilkan kepungan mereka di sekitar Blue Knight. Elexis dengan diam menyaksikan situasi itu.

Elexis mungkin sudah kalah di darat, tapi dia berhasil menjaga musuh paling berbahaya untuk tetap di bawah sana. Itulah sebabnya, selama mereka menang di luar angkasa dan menangkap puteri Theiamillis yang terisolasi, maka mereka tidak hanya bisa menangkap permaisuri Elfaria, tapi juga membawa kembali rekan-rekan mereka yang tertinggal.

“…Koutarou-kun, kau memang lebih kuat dariku…tapi aku akan menang.”

Elexis sudah yakin akan menang, dan kemenangan itu akan menjadi realita di hadapan matanya.


Part 3[edit]

Pertempuran berjalan dengan pasukan kudeta berada pada posisi lebih unggul. Lebih tepatnya, pasukan kudeta sudah unggul sejak awal. Situasinya berjalan dengan mulus bagi Theia dan Ruth karena mereka masuk ke dalam jebakan musuh.

Blue Knight belum betul-betul selesai diperbaiki dan sekarang kerusakannya bertambah dari serangan pesawat tempur dan kapal tempur. Sekarang dia mengambang di luar angkasa, dengan kerusakan di mana-mana. Lambungnya terbakar hitam dan berlubang di beberapa tempat, memperlihatkan bagian dalamnya. Warna birunya yang indah sudah tidak terlihat lagi.

“…Apa pertempurannya di darat sudah selesai…”, gumam Theia dengan pelan saat dia memandangi bulan yang mengambang di tengah monitor. Gambar bulan yang tampil setelah diproses oleh komputer tampak berkilau begitu indah.

“Sepertinya begitu. Jika kita pertimbangkan bahwa pasukan kudeta tidak menyarankan kepada kita untuk menyerah, maka Satomi-sama dan yang lainnya pasti menang”, balas Ruth sambil mengamati bulan itu bersama Theia.

Selain bulan itu, ada beberapa informasi lain yang tampil di monitor. Kerusakan yang dialami oleh kapal. Musuh yang mengelilingi mereka. Kecerdasan buatan yang menyarankan mereka untuk mundur. Semua itu merupakan peringatan, tidak ada yang bisa menjadi hal baik bagi Theia dan Ruth.

Theia dan Ruth tahu bahwa mereka tidak punya kemungkinan untuk menang. Karena mereka hanya bisa menebak apa yang sudah terjadi di permukaan Bumi, mereka tidak bisa berhenti bertarung. Itulah sebabnya mereka memandangi bulan, dan Bumi yang seharusnya ada di balik sana.

“Hanya ini anugrah keselamatan kita.”

“Elfaria-sama baik-baik saja. Mari kita serahkan sisanya pada Satomi-sama. Dia pasti akan melindungi yang mulia permaisuri.”

“Benar…dia adalah ksatria bagi seorang puteri legendaris sepertiku. Aku yakin dia pasti bisa melindungi ibuku”, balas Theia sambil tersenyum pada Ruth, menggerakkan stick kendalinya dan membuat Blue Knight berputar. Saat dia melakukan itu, kapal-kapal musuh muncul menggantikan bulan. Para pesawat tempur yang dilindungi oleh kapal pertahanan, kapal tempur yang berada di belakangnya dan kapal induk yang berada di paling belakang. Dibandingkan dengan Blue Knight yang rusak parah, armada musuh betul-betul tidak terluka sama sekali.

“Ruth, jalankan kontrol otomatis setelah kontrol manual kapalnya terganggu.”

“Tujuan kita?”

“Bulan.”

“…Baik.”

Tepat saat Ruth menjawab, air mata mulai mengalir di pipinya. Dia tahu bahwa Theia akan melancarkan serangan terakhirnya, dan dia tahu bagaimana perasaan Theia. Sambil terus menjalankan tugasnya sebagai seorang tuan puteri hingga akhir, Theia ingin memanjakan perasaannya pada saat-saat terakhirnya. Ruth tahu betul betapa pedihnya perasaan Theia, karena dia pun merasakan hal yang sama.

“Pengaturannya sudah selesai.”

“Kalau begitu, mari kita maju. Kita tunjukkan pada mereka bagaimana puteri Theiamillis dan ksatria pelindungnya Ruthkania bertarung hingga akhir!”

“Ya, ayo!”

Raut wajah Theia dan Ruth pun berubah menjadi raut wajah seorang puteri dan seorang ksatria, yang akan berjuang hingga akhir hayat mereka.


Part 4[edit]

Saat melihat apa yang sedang dilakukan oleh Blue Knight di layar monitornya, Elexis sadar bahwa Theia akan melakukan satu serangan terakhir. Di belakang anjungan Blue Knight, sebuah bendera besar yang terbuat dari laser dan sinar tampak berkibar. Bunga di tengah bendera itu adalah lambang milik Theia. Bendera ini adalah tanda bahwa Theia akan maju ke garis depan pertempuran.

“Oooh…bendera milik tuan puteri Theiamillis…”

“Jadi sang puteri benar-benar berada di sana…”

Saat bendera Theia mulai dikibarkan, para awak kapal di anjungan kapal induk gemetaran. Meskipun mereka sekarang merupakan bagian dari pasukan kudeta, banyak di antara tentara-tentara itu yang masih hormat terhadap keluarga kekaisaran. Akibatnya, para tentara di anjungan tidak bisa tinggal tenang. Hal yang sama juga terjadi di kapal tempur.

“Tenang! Kita bukan sedang berusaha membunuh yang mulia! Kita hanya berusaha menghentikan pertempuran yang sia-sia! Pastikan serangan kita tidak mengenai anjungan!”

Namun, saat si kapten menegur mereka, suasana di anjungan menjadi kembali tenang. Si kapten dan krunya adalah anggota dari pasukan ksatria Melcemheim, yang sudah ada selama sekitar 2000 tahun. Itulah sebabnya rantai komando mereka begitu mendalam, dan otoritas si kapten berdampak begitu besar bagi para kru. Keresahan yang ada pun segera mereda.

“Kerja bagus, kapten.”

“Maaf sudah bersikap memalukan di hadapan anda.”

Kegagalan seorang bawahan adalah kegagalan seorang kapten. Si kapten, yang memegang gelar seorang ksatria, tidak mau menunjukkan keresahan para bawahannya sebelum bertempur kepada orang lain.

“Jangan kuatir. Hal itu sudah pasti akan terjadi karena kita melawan musuh seperti itu. Karena budaya lama kita, akal sehat dan sistem pemerintahan yang lama, wajar bagi mereka untuk menjadi resah. Malah, kemampuanmu untuk bisa menenangkan mereka patut mendapat pujian.”

“…Saya merasa terhormat, Elexis-sama.”

Alasan mengapa pasukan ksatria Melcemheim patuh terhadap Elexis adalah karena mereka percaya pada kepribadiannya. Jika tidak, mereka tidak akan mematuhi seorang warga sipil, bahkan jika mereka diperintahkan oleh perwira-perwira tinggi militer atau meskipun dia adalah saudara dari keluarga Melcemheim. Hal ini pun juga berlaku pada saat ini, saat si kapten mengagumi Elexis.

“Biar begitu, sekarang karena dia sudah mengibarkan benderanya, puteri Theiamillis akan membuat satu serangan terakhir.”

“Dia sudah siap mati dengan terhormat dalam pertempuran, jadi kalau kita sampai lengah, justru kita yang akan hancur lebur.”

“Kau memang hebat…Kapten, aku serahkan sisanya padamu. Kau akan mengendalikan persenjataannya sepenuhnya.”

“Baik tuan, saya akan berusaha memenuhi harapan anda.”

Elexis juga percaya pada pasukan ksatria Melcemheim. Sebagai direktur perusahaan, dia tahu betul jika seorang bos menjadi begitu mengganggu, maka kegagalan sudah menantinya. Itulah sebabnya dia menyerahkan pertempurannya kepada si kapten dan duduk di kursi komandan untuk mengawasi Blue Knight yang ditampilkan di monitor.

Memang, melawan hal ini memerlukan tekad yang betul-betul kuat…

Meskipun Blue Knight sudah betul-betul rusak parah, bendera yang ada di kapal itu memberikan kesan yang begitu megah.


Part 5[edit]

Theia dengan cepat mengemudikan Blue Knight sambil melakukan gerakan menghindar dan mendekati armada musuh. Saat dia menjadi semakin dekat, pesawat-pesawat tempur yang dilindungi oleh kapal pertahanan meninggalkan area itu dan bergerak ke posisi untuk menghadang Blue Knight.

“Yang mulia, enam formasi pesawat tempur sedang mendekat!”

“Hadang mereka dengan laser dan misil! Tembak terus ke arah mereka secara otomatis!”

“Baiklah, tuan puteri. Menjalankan mode intersepsi otomatis dengan Laser Gatling dan High Maneuver Missiles.”

Para pesawat tempur bergerak dalam tiga formasi, dengan total sembilan pesawat di masing-masing formasi dan melancarkan serangan gabungan. Karena ada enam formasi, itu berarti ada dua set formasi di dalamnya. Sebagai balasan, Theia menjalankan senjata pertahanan Blue Knight. Dia menyerahkan pertahanan pada AI kapal sementara dia sendiri fokus menyerang.

“Reaksi energi tinggi terdeteksi dari kapal tempur! Akan ada serangan yang datang!”

“Di saat seperti ini!?”

Theia menarik pelatuk dan menembakkan meriam sinarnya dua kali sebelum membelokkan stick kendalinya ke kanan. Karena dia fokus menghindari serangan musuh, sinar yang ditembakkan Blue Knight hanya menggores kapal tempur dan terbang jauh ke luar angkasa sana.

“Pusatkan medan distorsinya ke sisi lambung!”

Di saat yang sama, Ruth mengaktifkan medan pertahanan. Sesaat setelahnya, sinar yang ditembakkan oleh kapal tempur musuh mengenai Blue Knight, namun berkat gerakan menghindar di awal dan medan pertahanan yang menyala, tidak terjadi kerusakan pada lambung kapal.

“Ruth, sekali lagi!”

“Grup pesawat tempurnya masih mendekat!”

Namun, tepat pada saat itulah pesawat-pesawat tempur musuh mendekati Blue Knight di sisi lain lambung kapal. Blue Knight menghadang mereka dengan menggunakan laser dan misil, namun hanya beberapa saja yang berhasil ditembak. Sebagaian besar dari mereka berhasil maju ke arah Blue Knight.

“Kalau begitu, aku akan lakukan ini!”

Theia, yang menyadari bahaya yang akan segera tiba, mengambil tindakan drastis. Dia melepaskan tangan kanannya dari stick kendali dan menggenggam stick kendali lain yang ada di dekatnya.

“Blue Knight! Pedang Energi Anti-Kapal, mode menembak!”

“Baiklah, tuan puteri. Pedang Energi Anti-Kapal ‘Signaltin’ diatur ke mode menembak.”

Stick kendali yang dipegang oleh Theia mengendalikan tangan kanan Blue Knight. Karena mengendalikan tangan dan menggerakkan kapal di saat yang bersamaan sulit dilakukan olehnya, Theia tidak melakukan hal itu hingga saat ini.

“Terima iniiiiiiiiiiii!!”

Tangan kanan Blue Knight, yang panjangnya sekitar beberapa ratus meter, mulai bergerak. Reaksi yang dihasilkan dari Theia yang mengayunkan tangan raksasa itu ditangani oleh roket-roket pendorong yang menyala. Suara-suara mekanisme yang menggerakkan tangan itu dan roket pendorong yang mengatasi gaya reaksi ayunan tangan itu terdengar hingga ke anjungan. Suara-suara itu menunjukkan kekuatan ayunan tangan sebuah raksasa sebesar satu kilometer. Di ujung tangan itu terdapat sebuah pedang sinar yang tidak kalah besarnya, yang digunakan Theia sebagai meriam sinar dan mengayunkannya ke grup pesawat tempur yang mendekat.

“Tiga pesawat hancur! Reaksi energi terdeteksi dari pesawat-pesawat itu, akan ada serangan gabungan yang datang!”

Berkat Theia yang melawan akal sehat dan membuat sebuah kapal menggerakkan tangannya, serangannya berhasil menghancurkan tiga dari pesawat-pesawat itu dalam sekali serang. Namun begitu, masih ada lebih dari sepuluh pesawat tempur yang tersisa. Grup pesawat tempur itu pun menyerang di saat yang bersamaan untuk menghabisi Blue Knight yang sudah rusak.

“Ubah keluaran generator ke maksimum! Fokuskan medan distorsinya, dan arahkan sisa energinya ke Pedang Energi!”

Theia menggerakkan tangan Blue Knight dan membawa lambung kapalnya untuk menghadapi para pesawat tempur. Karena pesawat-pesawat itu memfokuskan serangan mereka pada satu titik, Theia memposisikan pedang sinarnya di depan mereka dan menggunakannya sebagai tameng. Berkat medan pertahanan dan pedang sinar itu, Blue Knight bisa selamat dari serangan itu.

“Generatornya kepanasan dan sedang dalam pendinginan darurat! Medan pertahanannya mati karena kelebihan beban! Sistem Pedang Energi Anti-Kapalnya juga mati! Energi cadangan yang kita miliki juga akan habis! Kita perlu 163 detik sampai sistem-sistemnya bisa kembali berjalan!”

Namun, harga yang harus dibayar untuk semua itu terlalu mahal. Generator, medan pertahanan dan pedang sinarnya mati. Semua energi simpanan mereka juga sudah digunakan. Karena itulah, Blue Knight hanya bisa melayang di luar angkasa.

“Jadi, ini akhirnya, ya….”

“Benar…sayangnya…”

Jika mereka bisa bertarung dengan menggunakan tubuh mereka sendiri, mereka mungkin masih bisa terus bergerak hanya dengan mengandalkan semangat berjuang mereka. Namun, karena Blue Knight adalah sebuah mesin, hal itu tidak mungkin terjadi. Blue Knight memerlukan sekitar 2 menit setengah untuk bisa berjalan kembali, dan musuh mereka tidak cukup bodoh untuk berdiam diri untuk selama itu. Pertarungan Theia dan Ruth pun berakhir sampai di sini.

“Hei, Ruth. Apakah menurutmu kita sudah menjalankan pertarungan yang bisa kita banggakan?”

“Benar, yang mulia. Anda betul-betul bertarung dengan hebat sebagai seorang tuan putri. Saya bisa menjamin hal itu.”

Grup pesawat tempur musuh dengan perlahan mendekati Blue Knight. Di belakang mereka terdapat tiga kapal luar angkasa. Namun, baik Theia maupun Ruth tidak melihat hal-hal itu lagi, melainkan bulan yang sedang melayang jauh di sana.

“Walau begitu, saya mungkin tidak begitu banyak membantu.”

“Itu tidak benar. Karena kaulah kita bisa berhasil sejauh ini. Kau tidak perlu merasa malu. Ruthkania Pardomshiha sudah bertarung dengan gagah berani sebagai ksatria pelindung. Aku bisa jamin itu.”

“Terima kasih, yang mulia. Saya merasa terhormat.”

Saat Theia dan Ruth saling melempar senyum, mereka memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika mereka ditawan oleh musuh, mereka akan digunakan sebagai alat untuk mengancam Elfaria. Setelahnya, hal yang paling baik yang bisa mereka alami adalah dipenjara, dengan dieksekusi sebagai kemungkinan terburuk. Jika hal itu sampai terjadi, maka mereka akan menjadi penghalang bagi Elfaria, Koutarou dan yang lainnya. Hal itu bukanlah sesuatu yang Theia inginkan, jadi dia mengambil sebuah keputusan.

“…Maaf, Ruth.”

“Tidak apa-apa, keputusan anda sudah benar, yang mulia. Tidak ada jalan yang lain lagi.”

“Terima kasih…kau sudah melayaniku dengan baik hingga saat ini. Aku hanya bisa menyampaikan rasa terima kasihku kepadamu.”

“Kenapa anda berkata begitu? Saya sudah menjalani hidup yang memuaskan karenanya.”

Mereka berdua pun saling bergandengan tangan dengan erat. Lalu, mereka saling tersenyum, namun dengan air mata yang mulai keluar dari mata mereka. Waktu yang sudah mereka berdua habiskan bersama-sama terasa begitu bahagia. Menyebut mereka sebagai ‘teman dari kecil’ hanya akan terdengar sebagai celaan, dan sekarang saat hidup mereka akan sampai pada akhirnya, ada banyak hal yang ingin mereka katakan. Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk mengatakannya. Mereka hanya terus menggenggam tangan orang di samping mereka dan menitikkan air mata.

Setelah beberapa jeda waktu yang singkat berlalu, dan sebelum Blue Knight jatuh ke tangan musuh, Theia memberikan satu perintah terakhir.

“Blue Knight, kita tidak bisa jatuh ke tangan musuh. Ledakkan anjungan bersama kami di dalamnya.”

Perintah terakhir Theia bagi Blue Knight bermaksud untuk membunuh mereka.

Perbedaan resiko antara Theia dan Ruth mati di sini dengan mereka ditangkap oleh musuh terlalu besar. Hanya inilah cara yang bisa dipikirkan oleh Theia. Dia tidak mau mereka yang begitu berharga baginya berada dalam bahaya.

“Untuk bisa menjalankan perintah itu, tolong lakukan otentikasi.”

“Namaku adalah Theiamillis Gre Mastir Sagurada von Forthorthe.”

“Otentikasi berhasil. Memastikan bahwa perintah berasal dari tuan puteri Theiamillis. Perintah diterima. Baiklah, tuan puteri. Anjungan akan meledak dalam satu menit.”

“Fiuh…akhirnya selesai juga.”

“Terima kasih atas kerja keras anda, yang mulia.”

Setelah selesai memberikan perintahnya, Theia melemaskan pundaknya dan menghela nafas lega, sementara Ruth menyampaikan apresiasinya dan nampak lega. Waktu mereka sebagai seorang tuan puteri dan ksatria pun berakhir, dan mereka kembali sebagai teman dari kecil.

“Sama-sama. Sekarang, hal yang kusesali adalah…”

“Yang mulia?”

“Ternyata, aku memang punya penyesalan. Fufu, kelihatannya aku tidak bisa memainkan peran seorang santa[2] .”

“Sebenarnya, saya juga punya penyesalan. Saya tidak bisa menyampaikan keinginan saya pada Satomi-sama…”

“Ohh…sekarang aku tertarik mendengarnya. Tolong ceritakan.”

“Ceritanya akan panjang, jadi akan saya ceritakan nanti. Saya tidak bisa mengatakannya di tempat seperti ini, karena keinginan saya terdengar feminim.”

“Kalau kau sudah mengatakan sebanyak ini, aku rasa mengatakannya langsung tidak akan terasa banyak berbeda…baiklah, seperti yang kau katakan, sia-sia menceritakannya di tempat seperti ini.”

“Akan saya ceritakan nanti dengan ditemani teh dan cemilan.”

Hitung mundur untuk ledakannya ditampilkan di sudut monitor, dengan waktu sudah menunjukkan lebih dari 30 detik, yang berarti bahwa waktu yang mereka miliki tinggal sebentar lagi. Namun, baik Theia maupun Ruth tidak melihat ke arah penunjuk waktu itu, dan malah dengan santai berbincang. Yang mereka lihat adalah bulan yang tampak begitu besar dan bulat. Setelah hitung mundur itu selesai, Blue Knight akan melaju ke sana, mengantarkan mereka ke bulan.

“Oh ya, yang mulia, saat kita bisa berbincang nanti, aku akan ceritakan satu hal lagi.”

“Apa itu? Nampaknya menarik.”

Hitung mundur terus berjalan, dan waktu menunjukkan tinggal 10 detik lagi. Mereka berdua mengabaikan hal itu dan terus berbicara, seakan-akan bahwa hal itu tidak berpengaruh bagi mereka sama sekali.

Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam.

Mereka berdua justru saling bergandengan tangan. Agar mereka bisa saling menopang satu sama lain pada saat-saat terakhir mereka, saling menunjukkan rasa terima kasih mereka dan saling berjanji untuk tetap sama di masa yang akan datang.

“Benar. Ini tentang rahasia penting ksatria yang mulia.”

“Fufufu, aku tunggu cerita itu…”

Lima, empat, tiga, dua, satu.

Dengan begitu, sepuluh detik telah berlalu. Pada detik terakhir mereka menutup mata mereka. Mereka tidak mau melihat orang di hadapan mereka hancur karena ledakan. Dengan saling bergandengan tangan, mereka menunggu datangnya suara ledakan.


“Aku yang bakal repot kalau rahasia itu sampai ketahuan.”


Namun, yang mereka dengar bukanlah suara ledakan, melainkan suara canda seorang pemuda.


Part 6[edit]

Saat hal itu muncul di hadapan para pasukan kudeta, mereka semua tanpa terkecuali menjadi panik. Tentu saja sang komandan, Elexis, juga termasuk saat dia memandangi monitor dengan keheranan.

“Apa itu!? Tidak mungkin, hal itu seharusnya tidak mungkin ada!!”

Hal yang ada di hadapannya adalah sesuatu yang begitu bertentangan dengan akal sehatnya.

Di hadapannya terdapat seekor reptil, memiliki sisik merah tua, sayap yang besar di punggungnya dan tanduk di dahinya. Hal itu sendiri sudah terlihat aneh, namun hal yang lebih mencengangkan lagi adalah ukurannya. Dengan perkiraan biasa, reptil itu terlihat setidaknya berukuran sebesar 25 meter. Dibandingkan dengan reptil ini, para pesawat tempur yang terbang di dekatnya tampak begitu kecil. Yang lebih mencengangkan lagi adalah reptil ini bisa terbang dengan bebas di luar angkasa. Reptil itu mengepakkan sayapnya dan melaju ke pusat armada yang perlahan mendekati Blue Knight.

“Uwaaaaaa, ada monsteeeer!!”

“Itu pasti halusinasi! Kita lagi kena halusinasi karena kekurangan oksigen!!”

Para tentara itu telah lama hidup di dalam dunia dengan akal sehat hingga saat ini. Akal sehat di Forthorthe yang memiliki teknologi maju berbeda dengan akal sehat di Bumi. Walau begitu, mereka tidak pernah melihat sebuah makhluk yang bisa terbang di luar angkasa. Ditambah lagi ukurannya yang luar biasa. Bahkan di luar angkasa dimana segala sesuatunya nampak kecil, keberadaan makhluk itu tidak bisa ditutupi.

AAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUM

Reptil itu melancarkan serangan terakhirnya pada para tentara dengan membuka mulutnya dan meraung dengan keras. Walaupun suara seharusnya tidak bisa melintas di luar angkasa, dan ada jarak yang besar di antara para kapal, meeka semua bisa mendengar suara itu di saat yang sama. Karena mereka tidak tahu hal itu bisa terjadi karena sihir, mereka mulai meragukan kewarasan mereka sendiri. Yang tidak melakukan hal itu adalah mereka yang percaya dengan legenda-legenda lama. Meskipun mereka berada pada zaman angkasa[3], kepercayaan para awak kapal terhadap tahayul masih kuat.

Akibatnya, kepanikan para tentara semakin menjadi-jadi. Saat ini, hampir semua tentara sudah panik dan rantai komando di kapal sudah menjadi kacau, sampai ke titik dimana kapal-kapal dan pesawat-pesawat bisa sampai bertabrakan.

“Tenang! Musuh itu mungkin begitu aneh, tapi dia tidak terlihat menyerang kita!”

Satu-satunya yang berhasil untuk setidaknya tetap tenang adalah Elexis. Karena dia sudah melihat musuh yang aneh di Bumi, dia sudah mendapat semacam toleransi terhadap kejadian aneh yang berlangsung di depan matanya.

Apa ini!? Ini betul-betul terlihat seperti dari dongeng!

Namun, Elexis sekalipun tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, menunjukkan betapa mustahilnya kejadian itu. Itulah sebabnya gumamannya tidak terdengar oleh para tentara di kapal. Waktu yang dihabiskan oleh para tentara ini dengan panik menjadi titik perubahan besar bagi Theia dan Ruth.


Part 7[edit]

Clan menganga melihat kadal merah raksasa itu, Alunaya, melesat menuju armada musuh.

“…Dasar, kau betul-betul ceroboh…”

Dia begitu tercengang sampai tidak bisa mengatakan apa-apa.

“…Kalau sesuatu seperti itu tiba-tiba terbang ke arahmu, sudah jelas kamu pasti lupa soal perang…”

Clan merasa kasihan dengan pihak musuh. Dia tahu bagaimana perasaan mereka saat ini. Bahkan Clan yang mengerti situasi di balik pemandangan ini merasa bahwa ini tetap mustahil.

Setelah menerima usulan Alunaya, Koutarou memutuskan untuk pergi ke luar angkasa, dan meminta Harumi menyembuhkan para penyihir, Maki dan Yurika. Ini dimaksudkan untuk melindungi Elfaria dan menyembuhkan orang-orang lain yang terluka. Setelah Maki dan Yurika kembali pulih, Alunaya berubah dari manusia setengah naga menjadi wujud aslinya, naga raksasa. Alunaya lalu menyuruh Koutarou dan Harumi naik ke punggungnya dan terbang menuju luar angkasa.

Rokujouma no Shinryakusha v13 Illustration 9.jpg

Namun, bukan hal mudah untuk bisa terbang ke luar angkasa, bahkan bagi sang naga legendaris sekalipun, Kaisar Naga Api Alunaya. Hal itu pun terbukti di Bumi, dimana dia tidak punya wujud asli dan terdiri hanya dari kekuatan sihir dan jiwa. Kekuatan yang bisa digunakan oleh Alunaya selama berada di dalam tubuh Shizuka betul-betul terbatas. Itulah sebabnya Alunaya yang terbang ke arah armada musuh sebenarnya hanyalah tipuan. Meskipun dia sampai ke kapal-kapal itu, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dia mendapat serangan balasan, justru dialah yang akan berada dalam bahaya. Meskipun tindakan ini perlu dilakukan untuk mengulur waktu bagi Koutarou dan Harumi untuk bisa naik ke Blue Knight, hal ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang ceroboh, tepat seperti yang dikatakan oleh Clan.

“Bahkan bagi naga tetua legendaris sekalipun, hanya sejauh ini dia bisa bertindak. Sisanya tergantung padamu…”, gumam Clan sambil membetulkan letak kacamatanya dan memikirkan Koutarou. Saat dia melakukan hal itu, bayangan sosok Koutarou muncul di benaknya, namun anehnya, bayangan yang muncul bukan tentang dia sedang bertarung, malah, tentang dia yang sedang tidur seenaknya, memaksa Clan keluar dari laboratorium untuk membersihkannya, sosoknya di dapur saat sedang memasak bagi Clan, saat dirinya tersenyum pada Clan dengan wajah ceria, dan sosoknya yang sedih karena dirinya yang lemah.

Raihlah kemenangan yang hebat dan bawalah Theiamillis-san dan Pardomshiha kembali ke rumah. Jika kau berhasil melakukannya, kau pasti akan bisa kembali ke kehidupan itu…

Koutarou bukanlah seseorang yang senang bertarung. Namun, dia tidak punya pilihan selain bertarung untuk saat ini. Jika begitu, Clan harus melakukan apapun yang bisa dilakukannya untuk membantunya. Clan lalu berhenti memikirkan hal-hal itu dan mulai sibuk bekerja. Mengumpulkan informasi, menganalisanya, dan lain sebagainya. Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan oleh Clan meskipun dia sedang berada jauh dari yang lainnya.

“Yang merah itu pasti Alunaya!”

Ada satu orang lain lagi di anjungan yang menjadi sesibuk Clan, yakni seorang bocah laki-laki yang berdiri di antara para orang dewasa, menyaksikan jalannya pertempuran.

“Apa kalian lihat!? Sang Puteri Perak ada sama dia!! Pedangnya juga bersinar loh!!”

Bocah itu membuat gerakan-gerakan untuk menggambarkan apa yang dikaatakannya. Yang ditunjukkan di layar monitor saat ini hanyalah gambar dan grafik, namun hingga beberapa saat yang lalu, monitor itu menunjukkan seorang ksatria.

Ksatria yang aneh itu mengenakan zirah biru dan memegang pedang berwarna putih keperakan. Walaupun dia menghadapi pasukan kudeta yang jumlahnya begitu besar, dia tidak mundur satu langkah sekalipun. Di sisi ksatria itu terdapat seorang gadis dengan rambut perak yang cerah. Rambut gadis itu tadinya berwarna hitam, namun cahaya di sekitarnya berwarna perak. Gadis itu menggunakan kekuatan misterius untuk melindungi si ksatria dan membawanya menuju kemenangan. Ksatria dan gadis itu lalu naik ke punggung naga raksasa bersisik merah dan pergi menuju ke tempat puteri Theiamillis untuk menyelamatkannya.

“Itu Ksatria Biru! Orang itu bener-bener Ksatria Biru! Yang mulia Elfaria dan tuan puteri Theiamillis lagi dalam bahaya, jadi dia dateng buat nyelametin mereka! Pasti gitu!” seru si bocah dengan begitu bersemangat.

Ksatria yang muncul pada monitor persis seperti dongeng yang didengar oleh si bocah dari orang tuanya. Karena dongeng itu adalah cerita favoritnya, bocah itu bisa menceritakan cerita itu dengan lancar. Dengan zirah biru dan pedang perak, tangan kiri yang bisa mengendalikan api dan petir dan dia juga bisa terbang di udara. Dengan gadis cantik berambut perak di sisinya, ksatria itu menaklukkan dan menjadi sahabat si naga merah.

Karena bocah itu masih muda, dia tidak mengerti detil mengenai kudeta yang terjadi. Namun, dia bisa mengerti dari raut para orang dewasa di sekitarnya bahwa Elfaria dan Theia, permaisuri dan tuan puteri, sedang berada dalam bahaya. Saat seorang tuan puteri sedang berada dalam bahaya, seorang ksatria pasti akan muncul. Bocah itu pun sudah tidak ragu lagi.

Dia percaya bahwa ksatria yang dilihatnya adalah sang pahlawan legendaris. Sang Ksatria Biru, Layous.

“Apa…mungkin…?”

“Tidak mungkin. Ksatria Biru hidup 2000 tahun lalu.”

“Tapi, bukannya terlalu banyak hal yang cocok?”

“Dia cuma seseorang yang pura-pura jadi Ksatria Biru, kan? Dia cuma orang aneh.”

“Tapi, apa dia bisa menang kalau cuma pura-pura? Dia ngelawan pasukan elit dari pasukan ksatria Melcemheim sama senjata terbaru DKI.”

“Itu…”

“Terus, gimana soal pedang, gadis sama naga itu. Gimana kamu jelasin hal itu?”

“…E-Em, kamu tanya begitu juga…aku nggak tahu..”

Seperti halnya si bocah yang sudah percaya, para orang dewasa pun mulai ikut percaya, sedikit demi sedikit.

Namun karena hal itu terasa begitu mustahil, para orang dewasa masih merasa ragu. Namun, tidak mungkin mereka bisa menjelaskan semua itu dengan menggunakan sains. Itulah sebabnya para orang dewasa setuju bahwa ksatria yang muncul itu menggunakan kekuatan di luar pengertian mereka.

“Itu Ksatria Biru! Kenapa kalian semua nggak ngerti? Mau diliat gimana juga, itu Ksatria Biru!”

“…Kalau itu benar-benar Ksatria Biru, berarti bagus dong?”

“Bener. Kalau memang begitu, kita masih punya harapan dalam situasi ini…”

Satu-satunya hal yang tidak bisa mereka terima adalah siapa orang itu. Mereka sudah diusir dari negeri mereka dan berada dalam situasi yang sulit, jadi mereka tahu betul seperti apa realita itu. Hanya ksatria legendarislah yang bisa membalikkan keadaan ini, namun seseorang seperti itu tidak bisa tiba-tiba muncul begitu saja. Tidak mungkin. Ini bukan dongeng, ini adalah realita.

“Hhh, orang gede emang bener-bener curigaan…aku nggak mau bantu kalau Ksatria Biru nanti marah sama kalian.”

Itulah sebabnya hingga saat ini, hanya bocah itu yang betul-betul percaya.


Part 8[edit]

“Aku yang bakal repot kalau rahasia itu sampai ketahuan.”

Saat suara itu menggema di anjungan, kecerdasan buatan Blue Knight mulai bersuara.

“Kode prioritas utama diterima. Menghentikan penghancuran diri. Yang mulia, Ksatria Biru, kapal ini merasa senang bisa melihat anda kembali.”

Itulah yang diperintahkan oleh pemilik suara itu, namun hal itu aneh. Yang memiliki pangkat tertinggi adalah sang tuan puteri, Theia. Walau begitu, Blue Knight mematuhi perintah pemilik suara itu.

“Koutarou!?”

“Satomi-sama!?”

Namun, baik Theia maupun Ruth tidak mendengar suara kecerdasan buatan itu. Mereka menengadah dan mencari asal suara itu. Saat mereka melakukan hal itu, pintu ke arah anjungan terbuka.

“…Tambah lagi, Theia, kenapa kamu mau ngancurin diri sendiri? Ngaku kalah dengan gampang kayak begitu rasanya bukan kayak kamu. Kamu manggil dirimu tuan puteriku dengan sikap begitu?”

Seorang pemuda memakai zirah biru muncul dari balik pintu itu. Dia menatap ke arah Theia dan Ruth dengan rasa kecewa, seakan-akan dia tidak sadar dengan situasi yang sedang terjadi.

“Tapi, Koutarou! Tidak ada cara lain lagi!”

“Kamu belakangan ini jadi lebih masuk akal deh. Aku udah bilang, kamu harusnya jadi sedikit lebih egois kayak yang dulu.”

Pemuda itu, Satomi Koutarou, berkata demikian dengan tatapan tegas. Dia lalu berlari ke titik tertinggi di anjungan dimana Theia dan Ruth berada. Karena adanya perbedaan ketinggian, Koutarou menjadi tidak bisa melihat mereka selama sesaat. Selama jeda itu, Koutarou memberikan perintah lain kepada kecerdasan buatan kapal saat dia melihat ke arah monitor.

“Blue Knight, utamain pemulihan fungsi. Nggak ada orang lain lagi selain di anjungan. Biarin sistem pendukung kehidupan di area yang lain sampai nanti.”

“Jika begitu, waktu yang diperlukan untuk pemulihan bisa dipendekkan sebanyak 14 detik.”

“Pinter. Terus lakuin itu dan tinggalin apapun yang bisa kamu tinggalin. Aku nggak peduli kalau kamu agak maksain dikit. Kita nggak ngusahain biar kapalnya ada di kondisi paling bagus. Kita lagi dikejar waktu.”

“Baiklah, tuan. 42 detik lagi sampai fungsi kembali berjalan, 52 detik hingga cadangan energi kembali pulih.”

Saat dia selesai memberikan perintah, Koutarou selesai mendaki ke tempat Theia dan Ruth, dan percakapan yang tadinya berhenti pun berlanjut kembali.

“Kalau aku egois, semua yang berarti bagiku akan mati! Itu termasuk kau juga! Kenapa kau datang, Koutarou!? Aku berusaha untuk mati agar itu tidak terjadi!”

Theia menegur Koutarou karena sudah datang. Entah bagaimana, Koutarou berhasil naik ke Blue Knight tanpa sepengetahuan Theia, namun Theia tidak pernah mengharapkan hal itu. Jika Theia sempat mengetahui hal itu, dia pasti sudah menyuruh Koutarou untuk kembali.

“Jalankanlah tugasmu untuk merebut kembali tanah air kita…itu perintahmu.”

“Apa!?”

“…Satomi-kun, itu rasanya terlalu jahat. Kalau kamu tidak mengatakannya dengan benar, aku jadi merasa kasihan dengan Theiamillis-san.”

Saat Theia masih merasa kaget dengan apa yang dikatakan oleh Koutarou, Harumi muncul dari belakang Koutarou. Karena dia berlari ke atas seperti Koutarou, dia terlihat sedikit terengah-engah.

“Harumi!? Kenapa kau ada di sini!?”

“Kenapa, karena…Theiamillis-san dan Ruth-san adalah teman-temanku yang berharga.”

Saat Theia menunjukkan kekagetannya, Harumi menatapnya dengan senyuman penuh kasih sayang. Bagi Harumi, berada di tempat ini memang sudah seharusnya baginya. Dia sekarang punya lebih dari cukup alasan untuk mempertaruhkan nyawanya bagi Theia dan Ruth.

“Tapi—“

“Theia, apa tanganmu cuma buat gandengan sama tangan Ruth aja?” tanya Koutarou sambil melihat tangan Theia, yang masih bergandengan dengan tangan Ruth.

“Apa maksudnya?”

“Tanganmu itu terhubung sama banyak orang, kamu cuma nggak bisa lihat hal itu aja sekarang ini.”

Theia berniat mati bersama Ruth. Itu karena mereka sudah hidup bersama-sama, karena Ruth berjanji mereka akan hidup bersama-sama, yang membuatnya merasa seperti itu.

Namun, Koutarou tidak merasa bahwa hal itu yang semestinya terjadi. Bagi Theia, Ruth seharusnya bukan menjadi satu-satunya orang yang menjadi tujuan perasaan itu baginya. Perbedaan yang ada hanyalah ada tidaknya orang-orang itu di sini, dan hal itu tidak bermasalah sama sekali.

Bener kan, Yurika…?

Yurika dulu pernah berkata hal itu, yakni bahwa meskipun mereka tidak selalu ada bersama-sama, perasaannya akan selalu ada bersama para penghuni kamar 106. Itulah sebabnya tangan Theia terhubung dengan mereka semua bahkan pada saat ini. Dia hanya tidak bisa melihatnya saja. Itulah sebabnya dia tidak perlu memikirkan tentang hidup dan mati bersama-sama, karena bukan hanya Ruth saja yang Theia miliki sekarang.

“…Koutarou, apa tanganmu terhubung denganku juga?”

Setelah mengerti apa maksud Koutarou, air mata mulai muncul kembali dari mata Theia, yang menengadah melihat Koutarou. Dia begitu bahagia, sampai-sampai tangisannya bisa pecah saat dia berdiri di sana. Dia sudah memiliki banyak teman yang rela untuk mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya, teman-teman yang ingin dia lindungi dengan nyawanya juga. Theia yakin bahwa orang yang dicintainya pun merasakan hal yang sama.

“Tentu aja. Kalau nggak, aku nggak akan jadi pengikutmu.”

“Maksudmu aku sebegitu berharganya bagimu?”

“Berharga apa nggak itu bukan masalah. Aku sama yang lainnya pertaruhin nyawa kami karena tangan kita udah terhubung sejak lama.”

“Koutarou…”

Yang Theia dapatkan kembali adalah jawaban yang begitu jelas dan kuat. Setelah dia mendengarnya, sesuatu yang hangat menyebar melalui dada Theia, sebelum berubah menjadi rasa bahagia yang besar dan debaran yang kuat. Air matanya tidak kunjung berhenti. Tubuhnya terasa begitu hangat, membuatnya merasa seperti terbakar. Theia merasa begitu yakin bahwa untuk momen inilah dia datang ke Bumi.

“Benar-benar baik bukan, yang mulia?”

Ruth, yang menyaksikan semua itu hingga saat ini, tersenyum pada Theia. Meskipun dia tidak mengatakannya, Ruth merasakan hal yang sama seperti Theia – sebuah rasa yang begitu membara berdiam di dalam dirinya dan membuatnya menitikkan air mata.

“Ruth…”

Mereka berdua tanpa sadar mengencangkan pegangan tangan mereka masing-masing, namun pada saat itu, mereka sudah tahu bahwa tangan-tangan itu tidak hanya terhubung hanya dengan mereka berdua saja. Dengan didukung oleh tekad itu, Theia menghapus air matanya, dan semangat kembali di dalamnya. Tadinya mata itu penuh dengan tekad baja seorang tuan puteri yang akan bertempur. Namun, sekarang mata itu terisi dengan hal yang berbeda, yakni cinta yang mengisi segala hal yang berada di dalam matanya.

“Koutarou, Harumi.”

“Ya.”

“Iya.”

“Ruth.”

“Yang mulia…”

“Dan bagi kalian yang tidak ada di sini—“

Theia tidak akan ragu lagi. Jalan yang akan ditempuhnya sudah jelas, dan sekarang yang tinggal dilakukannya hanyalah mengambil langkah pertama.

“—kumohon, hiduplah bersama denganku. Mari kita bersama melangkah di jalan yang sama dengan bergandengan tangan.”

“Ya.”

“Iya, tentu!”

“Baik, tuan puteri.”

Theia memiliki sahabat sejati yang saling mendukung. Karena dia tahu itu, Theia kuat karenanya. Dia akan terbebas dari wujud seorang tuan puteri dan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih hebat.

Tidak diragukan lagi, inilah momen dimana Theia benar-benar menyelesaikan ujiannya dan menampilkan potensinya untuk menjadi seorang permaisuri.


Part 9[edit]

Waktu yang diulur oleh Alunaya ternyata tidak banyak. Namun, waktu yang sedikit itu sudah cukup untuk mengubah takdir Theia dan yang lainnya. Generator Blue Knight yang tadinya mati sekarang sudah menyala kembali, dan fungsi-fungsi kapal sudah kembali menyala satu demi satu. Bagian-bagian kapal yang rusak dibiarkan begitu saja. Sepuluh detik setelah generatornya mulai menyala, tempat pengumpul energinya mulai kembali terisi dan membuat mereka bisa menggunakan senjata dan medan pertahanan lagi. Berkat Alunaya, Blue Knight sudah memperoleh kembali sebagian kekuatannya.

“Koutarou, kau kendalikan lambung kapalnya! Aku yang akan menyerang!”

“Oke! Aku harus gimana!?”

“Ruth!”

“Baik! Satomi-sama, tolong berdiri di atas lantai yang menyala di sebelah sana!”

Koutarou mengikuti arahan Ruth dan bergegas menuju lingkaran yang menyala di lantai. Tempat itu rupanya tempat penyimpanan zirah yang dipakai Koutarou.

“Pakaian manuver, ganti mode! Dari mode serang ke mode kendali!”

Saat Koutarou berdiri di atas lantai itu, Ruth mengoperasikan panel di dekatnya. Saat dia melakukan itu, beberapa hologram muncul di sekitar Koutarou, yang berisikan berbagai informasi untuk mengendalikan kapal.

“Satomi-sama, tubuh anda akan melayang!”

Selanjutnya, Koutarou dibuat melayang sepuluh sentimeter di atas lantai. Di saat yang sama, tangan dan kaki Koutarou bergerak sendiri dan berganti posisi.

“Ruth-san, apa ini?”

“Postur tubuh anda menjadi postur Blue Knight saat ini! Sekarang, anda hanya tinggal bergerak, dan Blue Knight akan meniru anda!”

“Oke!”

Koutarou mencoba menggerakkan tangannya sebagai percobaan. Saat dia melakukan itu, hologram yang menunjukkan Blue Knight bergerak dengan cara yang sama.

“Jadi gitu cara kerjanya…tapi gerakannya agak lambat. Apa kamu nggak bisa ngelakuin sesuatu soal ini, Ruth-san!?”

Namun, tubuhnya tidak bisa bergerak secepat yang dia inginkan – rasanya seperti berusaha bergerak di dalam kolam renang. Saat Koutarou memastikan gerakannya yang lambat, dia berputar untuk menghadapi armada musuh. Pihak musuh sendiri mulai pulih dari kepanikan yang disebabkan oleh kemunculan Alunaya. Pertempuran penentu akan segera dimulai.

“Kita tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu. Kapal ini tidak bisa bergerak dengan kecepatan sebesar itu”, balas Ruth dengan wajah penuh maaf. Penyebab dari masalah yang dirasakan oleh Koutarou adalah kapal itu tidak bisa bergerak secepat Koutarou, dan karena gerakan mereka terhubung, Koutarou merasa begitu lamban.

Namun sesaat kemudian, Ruth menemukan sesuatu yang aneh di komputernya.

“…Tunggu sebentar, ada semacam kode yang dijalankan di sistem utama Blue Knight tanpa izin…Ini!?”

“Kerusakan sudah melampaui batas yang ditentukan. Mengkonfirmasi identitas pemakai pakaian manuver, Layous Fatra Veltlion. Memverifikasi data tempur. Sidik suara dikonfirmasi. Selamat datang kembali, yang mulia Ksatria Biru.”

Yang mengherankan, sistem Blue Knight menubah pengaturannya tepat di hadapan Ruth.

Ini program yang sudah terpasang di Blue Knight sejak awal!! Saat Satomi-sama terhubung dengan kapal ini saat menjalankan mode kendali pasti membuat program ini berjalan!! Kalau begitu, ini--

Saat Ruth baru mengerti apa yang sedang terjadi, Elfaria muncul di layar utama. Berbeda dengan Ruth yang tampak terkejut, Elfaria tampak tersenyum senang.

“Lama tidak berjumpa, Layous-sama. Pesan ini sudah diatur untuk diputar jika anda berada dalam bahaya bahkan setelah memasuki mode kendali.”

“Ternyata ini memang perbuatan yang mulia permaisuri!”

“Ibu!? Dan, Layous-sama!?”

Ruth dan Theia sama-sama terkejut. Meskipun mereka terkejut karena hal yang berbeda, rasa terkejut mereka sama besarnya. Di antara mereka, hanya Koutarou yang tampak sedikit heran.

“…Elle, kamu bener-bener nggak berubah bahkan setelah 20 tahun. Bener-bener deh…jadi, apa yang kamu lakuin ke kapal ini?”

“Kapal ini dibuat menggunakan data tempur Layous-sama yang saya terima dari Clan-sama 20 tahun lalu. Namun karena cara bertempur anda begitu tak biasa, orang biasa tidak akan bisa mengendalikannya. Hal ini juga berlaku saat anda pertama kali bertemu dengan Theia, jadi saya menahan kekuatan asli Blue Knight dengan menggunakan banyak alat pengaman” jelas rekaman Elfaria yang seakan menjawab pertanyaan Koutarou.

Dari caranya berbicara…tidak salah lagi! Koutarou dan ibu pasti sudah bertemu di masa lalu! Pasti saat dia dan Clan menghilang!

Theia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh, namun akal sehatnya selalu menghalanginya untuk bisa meraih kebenaran. Namun, sekarang dia sudah meraih kebenaran itu. Elfaria pun terus berbicara tanpa menghiraukan Theia.

“Namun, yang sekarang berdiri di sini adalah Layous-sama. Layous-sama yang saya jumpai 20 tahun lalu. Inilah kapal yang saya buat untuk anda. Itulah sebabnya saya akan membuka kekuatan asli kapal ini.”

Tepat saat Elfaria berkata demikian, layar-layar monitor dipenuhi dengan kata-kata peringatan berwarna merah

“Mengganti pengaturan mode kendali, dari mode biasa menjadi Layous Fatra Veltlion. Peringatan. Kendali kapal akan membutuhkan kemampuan yang tinggi. Jangan ada orang lain yang mengendalikan kapal selain yang mulia Ksatria Biru.”

Pada saat itu, Koutarou bisa merasakan beban di tubuhnya menghilang. Hingga saat itu, dia merasa seperti berada di dalam kolam renang, namun sekarang dia bisa bergerak dengan bebas seperti melayang di udara.

“Jadi ini saatnya!”

“Satomi-sama, ada serangan yang datang dari kapal tempur musuh!” lapor Ruth mengenai serangan dari armada musuh. Saat melihat Blue Knight bergerak, pihak musuh sudah hampir betul-betul pulih dari panik.Kelompok pesawat tempur pun mulai mendekat, dan kapal tempur di belakang pesawat-pesawat tempur mengarahkan meriamnya ke arah Blue Knight.

“Biar aku yang urus!”

Koutarou mengayunkan tangannya dan menggunakan momentum itu untuk memutar lambung Blue Knight. Di saat yang sama, roket pendorong di kaki Blue Knight menyala dengan kekuatan penuh. Blue Knight menunjukkan gerakan yang tidak memungkinkan dari sebuah kapal dan dengan paksa mengubah rute terbangnya. Akibatnya, serangan sinar yang ditembakkan dari kapal tempur musuh pun meleset.

“Kita pasti bisa!”

“Hati-hati, Layous-sama, kapal ini sekarang bisa bergerak seperti yang anda inginkan, namun semua pengaman sudah dihilangkan, jadi sudah tidak ada lagi jaminan keselamatan untuk lambung kapal. Massa kapalnya lebih dari dua juta ton, jadi jika lambung kapalnya sampai bersentuhan dengan bagian kapal lainnya bahkan sedikit saja, dia akan meledak. Tolong hati-hati saat mengendalikan kapalnya.”

“Jangan bilang hal yang susah gitu pakai nada santai, Elle!”

Koutarou lalu menggoyangkan lambung Blue Knight sambil mendekati armada musuh. Apa yang dia rasakan saat melakukan hal itu terasa hampir sama seperti saat dia mengenakan zirahnya, namun karena dia tidak bisa membiarkan tangan dan kakinya sampai bersentuhan, Koutarou harus lebih hati-hati dibanding saat memakai zirahnya saja. Kalau saja indranya tidak diperkuat dari penggunaan energi spiritual, mengendalikan kapal itu akan menjadi sesuatu yang tidak mungkin dilakukannya.

Namun, usaha Koutarou membuahkan hasil. Pihak musuh tidak bisa mengunci gerakan kapal yang mustahil itu. Pesawat-pesawat tempur yang gesit pun hampir mengejarnya, namun mereka tidak bisa melancarkan serangan gabungan, sementara serangan masing-masing pesawat itu bisa dihadang satu demi satu oleh medan pertahanan Blue Knight. Berkat Koutarou, pertahanan Blue Knight meningkat dengan sangat.

“Theia, fokuslah menyerang. Kamu yang akan membuka jalannya dan ksatriamulah yang akan menempuhnya. Itu karena kamulah tuannya.”

“Ibu…Koutarou…apa sebenarnya semua ini?” tanya Theia yang masih kebingungan.

Ada banyak hal yang ingin Theia ketahui, seperti rahasia Koutarou, hubungan Koutarou dengan Elfaria, dan yang terutama, alasan mengapa ibunya memanggil Koutarou dengan sebutan Layous. Namun, di saat yang sama, Theia merasa cemas, khawatir bahwa sesuatu yang akan betul-betul mengubah hubungannya dengan Koutarou berada di balik semua hal itu.

Ruth, yang menyadari kecemasan Theia, memanggilnya.

“Yang mulia, saya mengerti bagaimana perasaan anda! Tapi, tolong fokus pada pertempuran saat ini! Orang itu betul-betul Satomi-sama yang kita kenal! Saya jamin!”

“Ruth…Baiklah. Aku mengerti!”

Keraguannya dan kecemasannya masih ada, namun Theia memutuskan untuk mengesampingkan hal itu untuk sekarang. Saat ini, dia harus fokus menghadapi pertempuran di hadapannya, pertempuran yang harus dia menangkan. Jika tidak, dia tidak akan bisa menanyakan hal yang ingin diketahuinya. Lagipula, Ruth sudah menjamin hal itu. Karena itulah Theia bisa kembali fokus pada pertempuran ini.

“Blue Knight! Berikan aku kendali hanya untuk sistem kendali tembaknya!”

“Baiklah, tuan puteri.”

Perangkat-perangkat komputer di sekitar Theia pun merubah posisi mereka menuruti perintah Theia. Hingga saat ini, Theia yang memegang kendali menyerang dan bergerak, yang membuat tempat duduknya saat ini tersusun mirip seperti bagian dalam pesawat tempur. Namun, karena sekarang Koutarou yang mengambil alih bagian gerakan, tugas Theia sekarang hanya menyerang. Kapal itu pun menggerakkan panel kendali di sekitar Theia agar Theia bisa menjalankan perannya seefisien mungkin. Hasilnya, Theia sekarang bisa menggunakan berbagai senjata dengan pilihan yang lebih beragam dan di saat yang bersamaan.

“Ayo kita mulai, Koutarou! Aku yang akan membuka jalannya! Kau bawa kapalnya mengikuti jalan itu!”

“Jangan ngacau ya!”

Rokujouma no Shinryakusha v13 Illustration 10.jpg

Theia lalu memulai serangan berondongnya. Walaupun gerakan Koutarou aneh dan sulit ditebak, Theia bisa menyesuaikan dirinya dan menyerang dengan tepat saat dia bisa menyerang. Target Theia adalah kelompok pesawat tempur di antara Blue Knight dan kapal tempur musuh. Theia menggunakan laser untuk musuh yang jauh, sinar untuk musuh yang dekat dan misil untuk musuh yang mundur sembari terus menghabisi pesawat tempur yang menghalangi mereka.

“Maksudmu aku bisa mengacau!? Memangnya kau pikir dengan siapa kau bicara!?”

“Tuan puteriku yang belakangan ini kelihatan pesimis.”

“Idiot! Aku pukul kau nanti! Lihat saja!”

“Jangan dibikin terlalu sakit ya.”

“Jelas akan kubuat sakit!”

Dengan diiringi suara percakapan mereka yang semakin keras, gerakan mereka pun ikut menjadi lebih cepat. Pemandangan seperti ini membuat Ruth teringat saat mereka berdua sedang asyik bermain.

Satomi-sama…yang mulia…seperti inilah seharusnya tingkah kalian…

Ruth pun merasa ada sesuatu yang hangat mengisi dadanya, namun dia berusaha untuk menahan hal itu, karena sekarang bukan saatnya untuk menangis bahagia. Ruth pun bergegas membantu mereka berdua, dan pesan untuk hal itu pun sudah disiapkan oleh Elfaria.

“Ruth, tolong bantu Layous-sama dan Theia. Jika mereka berdua serius, kapal ini akan menunjukkan kekuatan sesungguhnya. Karena, seperti itulah aku membuatnya.”

“Yang mulia…”

“Tapi, daya keluaran generatornya masih sama, jadi kendali kekuatannya akan jadi lebih sulit dari sebelumnya. Akan ada saatnya juga dimana kendali gravitasi dan inertia tidak bisa mengimbangi gerakan Layous-sama. Untuk bisa mengatur semua itu, kekuatanmu diperlukan.”

“Kalau begitu, kapal ini dirancang dengan kami bertiga sebagai pertimbangannya…”, ujar Ruth yang terkejut dengan kata-kata Elfaria, namun dia mengatur parameternya untuk membantu kedua orang yang sedang bertarung itu. Seperti yang dikatakan Elfaria, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh Ruth.

Yang dilakukannya tidak hanya membagi energi dari generator, energi simpanan dan pengaturan medan pertahanan, tapi dia juga harus membantu kapalnya untuk menangani pergerakan Koutarou dan menyampaikan informasi mengenai musuh kepada Theia. Ruth harus memahami kebiasaan dan pikiran mereka berdua lalu mengendalikan kapalnya sebelum mereka berdua mulai beraksi. Hal ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh orang selain Ruth, yang selalu menyaksikan mereka berdua.

“Saya mengerti, yang mulia, saya akan pastikan mereka berdua menang!”

Saat bantuan dari Ruth mengiringi gerakan Koutarou dan Theia, mereka berdua pun menjadi semakin cepat dan ganas – tiga orang yang bertindak sebagai sebuah kesatuan. Berkat ikatan yang dimiliki oleh mereka bertiga, mereka bisa menggunakan kekuatan Blue Knight ke tingkatan yang lebih tinggi. Hasilnya, pergumulan mereka sebelumnya terasa seperti sebuah ilusi, dan mereka sekarang bisa mendesak mundur armada musuh. Ini terjadi bukan karena salah satu di antara mereka spesial, melainkan karena mereka bertiga berbagi sesuatu yang spesial.

“Lalu…apakah ada orang lain lagi di sana? Saya tinggalkan pesan ini padamu dengan harapan ada orang lain di sana.”

“Yang mulia…”

Akhirnya, Elfaria meninggalkan pesan untuk Harumi. Dengan heran, Harumi melihat ke arah Elfaria yang sedang ditampilkan di layar monitor.

“Theia adalah anak yang canggung. Saya yakin dia mengalami berbagai masalah sebagai puteri seorang permaisuri. Dia hanya percaya pada Ruth, namun sekarang dia sudah punya banyak teman. Tidak ada hal lain yang bisa membuat saya merasa sebahagia ini.”

Elfaria sudah mengetahui takdir yang akan dijalani oleh anaknya dari pertemuannya dengan Koutarou. Dia juga mengetahui bahwa Theia akan menjadi lebih dewasa di Bumi dan menemukan sahabat-sahabat sejatinya. Itulah sebabnya Elfaria bisa menjalankan tugasnya, dengan didorong oleh perasaan yang kuat itu.

“Saya mohon ini darimu, dan saya tahu bahwa ini adalah sesuatu yang lancang untuk dikatakan. Saya mohon, bantulah Theia. Dia anak yang keras kepala, jadi dia tidak akan bisa bergantung dengan jujur kepada orang lain saat dia sedang kesulitan. Namun saya tahu bahwa itu tidak benar”, pinta Elfaria dengan air mata tampak mengalir di pipinya.

Hal yang dimohonnya merupakan sesuatu yang semestinya Elfaria sendiri yang melakukannya, namun karena tanggung jawabnya sebagai seorang permaisuri membuat hal itu sulit dilakukan, dan sebagai seorang ibu, kenyataan itu membuatnya sedih.

“Jadi, saya mohon, jagalah Theia. Tolong biarkan dia tahu bahwa dia bisa bergantung kepada mereka yang berarti baginya. Tolong berikan dia kebahagiaan yang sangat wajar…” pinta Elfaria dengan membungkuk dan tepat saat itulah video itu berakhir. Setelah menyaksikan video itu, Harumi bisa merasakan apa yang dirasakan Elfaria dengan kuat.

“Tenanglah, yang mulia. Itulah yang dilakukan Theiamillis-san padaku. Aku sempat mengurung diri, tapi dia menunjukkan dunia luar padaku. Itulah sebabnya, sekaranglah giliranku. Selama aku memerankan Puteri Perak di Bumi, aku akan menjadi teman Theiamillis-san selamanya!”

Harumi menunjukkan raut wajah penuh tekad dan mulai merapal mantra dalam bahasa Forthorthe kuno. Harumi mencoba menambahkan kekuatan keempat bagi Blue Knight yang saat itu sedang digerakkan oleh ikatan tiga orang. Hal itu ternyata menciptakan kekuatan luar biasa yang bahkan melampaui harapan Elfaria.


Part 10[edit]

Pasukan kudeta sempat panik dengan kemunculan reptil raksasa, namun mereka sudah kembali tenang setelah kadal itu mundur tanpa melakukan apa-apa dan saat Blue Knight mulai kembali bergerak. Namun, mereka hanya bisa tenang selama beberapa detik saja. Itu karena Blue Knight sudah berubah menjadi sesuatu yang berada di luar akal sehat pertempuran luar angkasa.

“Elexis-sama, Blue Knight bergerak terlalu cepat untuk dibidik meriam kita!”

“Tenang! Biar pesawat-pesawat tempur yang urus itu!”

“Soal itu…mereka kewalahan dengan gerakan Blue Knight dan tidak bisa membuat formasi serangan yang benar! Dan mereka juga dihabisi satu demi satu! Kalau terus begini, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa!”

Anjungan kapal induk tempat Elexis berada pun tidak menjadi pengecualian, dan kegaduhan memenuhi anjungan itu. Para awak kapal tidak pernah mendengar adanya kapal kelas bangsawan dengan pergerakan sekelas pesawat tempur. Selain manuver yang cepat, kapal itu juga bisa menembak pesawat-pesawat tempur dengan akurat – yang sungguh tidak mungkin terjadi. Blue Knight sedang bergerak ke arah kapal tempur, dan jika terus begitu, kapal tempur itu akan hancur setelah Blue Knight berada cukup dekat. Mereka harus bisa menghentikan Blue Knight, entah bagaimana caranya.

“Kalau begitu, pakai misil RTS! Kalau kalian pakai misil dengan manuver tinggi, mereka tidak akan bisa menangani kecepatannya!”

“Siap! Semua kapal, tembakkan misil bermanuver tinggi! Atur mode pelacaknya ke RTS!”

Misil RTS melacak targetnya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh para robot dan pesawat tempur. Beberapa misil bekerja sama untuk memojokkan musuh dan meledak di saat yang sama jika bisa. Menghindari misil bermanuver tinggi adalah hal yang sulit, dan kekuatan ledakan beberapa misil yang meledak bersamaan begitu tinggi. Senjata itu memang ampuh, namun ada kekurangan yang besar. Mengendalikan banyak misil dan pesawat tempur di saat yang sama membuat beban kerja komputer kendalinya menjadi besar. Akibatnya, kendali pesawat tempur harus diabaikan sementara, membuat pertahanan mereka turun cukup besar. Mereka tidak menahan untuk menggunakan misil-misil itu bukan karena itu perlu, namun karena masalah yang baru saja dijelaskan.

“Blue Knight mengeluarkan Pedang Energi Anti-Kapalnya, Signaltin!”

“Mereka bisa apa dengan itu!? Tidak ada gunanya, puteri Theiamillis!! Yang bisa menghancurkan misil-misil itu dengan pedang itu hanya Koutarou-kun—tunggu dulu!?”

Pada saat itu, semua yang sudah dilihat Elexis hingga saat ini muncul kembali di benaknya. Gadis di Bumi yang memiliki sisik merah, naga raksasa yang tiba-tiba muncul, gerakan blue Knight yang tiba-tiba membaik sesaat setelahnya, dan sekarang Blue Knight yang menggunakan pedang melawan serangan misil. Semua itu membuat Elexis sampai pada satu kesimpulan:

“Kau ada di kapal itu, benar bukan, Koutarou-kun!!”

Naga bersisik merah itu membawa Koutarou ke luar angkasa, lalu menyerang mereka untuk bisa mengulur waktu bagi Koutarou untuk bisa masuk ke Blue Knight. Gerakan kapal itu menjadi lebih baik karena Koutaroulah yang mengendalikannya. Akhirnya, Blue Knight menghunus pedangnya karena Koutarou, yang sekarang mengendalikan kapal itu, bisa menghancurkannya.

“Batalkan misil RTSnya! Nyalakan kembali kendali pesawat tempurnya!”

“Tapi kalau kita batalkan RTSnya sekarang, pelacaknya akan—“

“Biarpun misilnya terus melacak, itu tidak akan mempan!! Kalian tidak mengerti!?”

Keputusan Elexis memang cepat dan tepat, namun karena keraguan si kapten, mereka tidak berhasil tepat pada waktunya.

“Aku lengah…seharusnya aku sadar sejak aku melihatnya menggunakan baju manuver Blue Knight…kapal itu memang dirancang dengan Koutarou sebagai pusatnya!” geram Elexis sambil memukul sandaran tangan kursinya.

“Siapa dia sebenarnya!? Kenapa dia bisa punya kekuatan sebesar ini!? Kenapa dia membantu keluarga kekaisaran!? Kenapa Blue Knight dirancang dengan kekuatannya sebagai pusatnya!?”

Elexis terus memandangi Blue Knight yang mengayunkan pedang sinar raksasanya. Pedang itu terayun dengan menggunakan seni pedang Forthorthe kuno. Keindahan seni berpedang itu membuat semua yang melihatnya terpana dan memangkas habis semua misil yang menuju ke arahnya.


Part 11[edit]

Misil-misil itu berhasil dihadang bukan hanya karena Koutarou saja. Koutarou bisa menyadari keberadaan misil-misil itu berkat mantra dari Harumi untuk mendeteksi logam. Kalau bukan karena mantra itu, Koutarou tidak akan bisa mengetahui jumlah misil yang akan datang atau perkiraan lokasi mereka. Selain itu, Theia menembaki misil-misil yang lolos dari hadangan Koutarou dengan menggunakan laser. Walau begitu, beberapa misil masih mengenai Blue Knight, namun bisa terhadang oleh medan pertahanan. Distribusi energi yang dilakukan Ruth begitu tepat dan mereka belum kehabisan energi sejak serangan pedang pertama hingga penyebaran medan pertahanan.

Dalam kata lain, hal ini bisa tercapai karena mereka berempat menunjukkan kekuatan mereka.

“Satomi-sama, terus maju! Karena misil-misil itu, sistem mereka sudah kelebihan beban dan kapal-kapalnya hampir tidak bisa berfungsi!”

“Ayo maju, Theia!”

“Baik!! Tapi apa yang akan kau lakukan? Kapal pertahanannya akan menghalangi kita!”

“Ruth-san, apa pedangnya bisa nembus mereka!?”

“Mungkin. Tapi karena karakteristik kapal itu, akan sulit kalau kita tidak menggunakan kekuatan penuh!”

Koutarou dan yang lainnya akan menyerang kapal tempur. Saat ini, hanya kapal itu yang punya peluang untuk menghancurkan Blue Knight dengan satu serangan. Jika kapal tempur itu bisa melakukan tembakan yang beruntung, dan grup pesawat tempurnya mengikuti serangan itu, medan pertahanan Blue Knight tidak akan bertahan lama.

Namun, rencana itu punya resiko. Karena ada kapal pertahanan yang melindungi kapal tempur itu, akan sulit untuk menyerang langsung kapal tempurnya. Mereka harus menggunakan kegesitan mereka untuk mengitari kapal pertahanan atau menggunakan pedang energi untuk menghancurkannya. Pilihan pertama kemungkinan akan memberikan waktu yang cukup bagi grup pesawat tempur untuk berfungsi kembali, sementara pilihan kedua akan membuat Blue Knight tidak berdaya karena pedangnya menghabiskan semua energi. Kedua pilihan itu punya resikonya masing-masing.

“Em, Ruth-san? Apa itu, em, medan pertahanan, benar? Apa medan pertahanan kapal itu cara kerjanya sama seperti zirah Satomi-kun?”

Tepat pada saat iutlah Harumi, yang fokus membantu menggunakan sihir, ikut dalam percakapan mereka. Raut wajahanya berbeda dari raut wajahnya yang biasanya malu. Dia membuat yang lainnya teringat dengan sosoknya sewaktu berada di atas panggung.

“Benar! Meskipun keluarannya berada pada tingkatan yang berbeda, mereka bekerja dengan cara yang sama!”

“Kalau begitu, aku akan usahakan sesuatu untuk itu. Satomi-kun, silahkan serang dengan Signaltin besar.”

“Oke! Ayo, Theia!”

“Ya!”

Koutarou dan Theia tidak mendengarkan detil rencana Harumi saat mereka memutuskan untuk menyerang dengan menggunakan pedang energi. Mereka percaya padanya dan tidak punya waktu untuk ragu. Koutarou mengarahkan kapalnya ke arah kapal pertahanan dan Theia menghancurkan pesawat-pesawat tempur yang menghalangi mereka.

“Harumi-sama, apa yang akan anda lakukan?”

Ruthlah yang justru bertanya pada Harumi mengenai detil rencananya. Karena peran yang sedang mereka jalani, Ruth harus tahu apa yang direncanakan oleh Harumi.

“Kita akan menyerang dengan dua Signaltin. Dengan menggunakan kekuatan sihir Signaltin kecil, aku akan ubah kekuatan Signaltin besar menjadi sesuatu yang lain.”

“Apa itu mungkin!?”

“Kalau hanya ujungnya, mungkin bisa.”

“Jadi begitu rencana anda. Itu ide hebat!”

Setelah mengetahui apa yang direncanakan oleh Harumi, Ruth mulai melakukan penyesuaian pada Blue Knight. Harumi menarik nafas dalam-dalam untuk mempersiapkan dirinya dan lalu menyatukan kedua tangannya di depan dadanya.

“Satomi-kun, gunakan Signaltin.”

“Oke.”

Koutarou mengikuti perintah Harumi dan menghunus Signaltin, yang bergantung di pinggangnya, dari sarungnya. Saat dia melakukan itu, Blue Knight membuat pedang energi anti-kapal untuk mengikuti gerakannya. Ksatria Biru besar dan kecil menggenggam Signaltin mereka masing-masing dan maju ke arah kapal pertahanan.

“Ini dia!”

Harumi menutup matanya dan mulai berkonsentrasi, mencoba menarik semua kekuatan dari Signaltin. Kekuatan sebesar itu diperlukan jika dia ingin mempengaruhi sesuatu sebesar kapal tempur.

Signaltin, yang menuruti keinginan Harumi, mulai memancarkan kekuatan sihir yang begitu besar. Cahaya dan kekuatan sihir yang mengalir keluar lebih dari cukup untuk membuat anjungan tempat mereka berada bergetar.

Rambut Sakuraba-senpai…

Saat Harumi menggunakan kekuatan sihirnya sebelumnya, rambutnya mengeluarkan kemilau perak. Namun, sekarang saat dia sedang menarik keluar semua kekuatan dari Signaltin, perubahan itu tidak berhenti sampai di sana. Rambutnya tidak hanya berkilau, tapi juga berubah menjadi berwarna perak.

Yang mulia Alaia….?

Perhatian Koutarou tanpa sadar tertuju ke arahnya. Dengan rambutnya yang berwarna perak, saat ini Harumi terlihat persis seperti Alaia, sang Puteri Perak yang dijumpainya 2000 tahun lalu. Koutarou juga bisa merasakan keberadaan yang sama seperti Alaia dari kekuatan sihir yang meluap-luap. Jika Koutarou tidak tahu bahwa itu berasal dari Harumi, dia tidak akan bisa membedakan mereka berdua.

“Dulu, sekarang dan masa yang akan datang, oh ibu dari segala sesuatu, dewi fajar.”

Lalu, ada ucapan doa yang keluar dari mulut Harumi. Ucapan itu pun sama dengan yang diucapkan Alaia[4]. Saat ini, bahkan Koutarou yang sudah kenal dengan Alaia dari 2000 tahun lalu pun akan kesulitan membedakan mereka.

"Seorang anak dari Forthorthe, pelayanmu yang setia memohon kepada engkau. Sekarang waktunya bagi engkau untuk melepaskan kekuatan sejatimu dan berikan pada kami kekuatan untuk memulihkan kemelut bangsa ini.”

Sementara Harumi terus berdoa, pedang energi anti-kapal Blue Knight mulai diselimuti cahaya putih bersih, dan mulai bercahaya seperti Signaltin di tangan Koutarou.

"Angin surgawi. Tanah yang subur. Air samudra. Api gunung. Dengan jiwa saya sebagai sumbernya, ungkapkanlah kekuatan untuk menyatukan segala sesuatunya!"

Cahaya yang menyelimuti kedua pedang itu pun berdetak seperti halnya detak jantung makhluk hidup. Kedua detakan itu berbunyi serentak dengan detak jantung Harumi.

"Nama saya adalah Alaia! Sang salju putih perak dari Mastir! Oh, pedang suci dari kuil, jawablah panggilan saya dan bukakanlah jalan menuju masa depan kami!”

Harumi menyelesaikan doanya dan semua kekuatan Signaltin mengalir ke pedang energi kapal. Pedang raksasa itu sekarang menjadi Signaltin, tidak peduli jika pedang itu punya wujud fisik atau tidak. Sekarang pedang energi anti-kapal itu bercahaya sebagai Signaltin asli.

“Sekarang, Satomi-kun!”

Dengan doanya yang sudah selesai, Harumi menengadah ke arah Koutarou. Karena dia terlihat begitu serupa dengan Alaia, Koutarou sampai lupa dimana dia sekarang selama sesaaat.

Gawat, harus fokus! Sekarang bukan waktunya buat bengong!

Namun, hal itu terjadi hanya sesaat saja. Koutarou langsung teringat dengan pertempurannya, dan mengambil ancang-ancang dengan pedang Blue Knight. Saat ini mereka tepat berada di dekat kapal pertahanan, tidak ada waktu baginya untuk kehilangan fokus. Seakan menegur dirinya sendiri, Koutarou berteriak dengan lantang:

“Aku maju, semuanya!”

“Ayo maju!”

“Pedang Energi Anti-Kapal, Signaltin, sudah diisi dengan energi 100%!”

“Aku serahkan semuanya padamu, Koutarou!”

Hujan serangan Theia dan kendali medan pertahanan Ruth melindung Blue Knight. Kekuatan Harumi membuat pedang energi itu bercahaya putih, dan Koutarou memegang erat Signaltin dengan kedua tangannya dan menusuk maju sekuat tenaga.

Mengikuti gerakan Koutarou, lambung kapal Blue Knight meraung saat pedang raksasa itu menusuk ke depan. Targetnya adalah generator kapal pertahanan di depannya. Kapal itu membalas dengan meningkatkan medan pertahanannya untuk menghadang pedang itu. Sebagai ganti atas hampir tidak adanya persenjataan, kapal pertahanan itu dilengkapi dengan medan pertahanan yang sangat kuat. Itu sebabnya pedang energi anti-kapal sekalipun tidak akan bisa menembusnya.

“Majuuuuuuuuuuu!!”

Namun saat Koutarou berseru, pedang energi itu menembus medan pertahanan kapal itu, membuatnya seperti berteriak ketika mulai berkedip dengan cepat sebelum akhirnya pecah seperti kaca dan menghilang.

Inilah hasil dari kekuatan yang diberikan oleh Harumi pada pedang energi itu. Dengan menggunakan kekuatan Signaltin, Harumi mengganti ujung pedang energi itu dengan energi spiritual. Karena medan pertahanan Forthorthe tidak bisa menghadang energi spiritual, ujung pedang itu berhasil menembusnya, dan setelah pedang itu berhasil masuk, sisanya berjalan dengan mudah. Merusak sesuatu yang sudah retak jelas menjadi sesuatu yang mudah. Pedang energi itu akhirnya bisa menembus retakan itu dan menghancurkan medan pertahanannya.

“Kerahkan semua senjata!! Terus tembak sampai energinya habis!!”

“Baiklah, tuan puteri.”

Setelah medan pertahanannya hancur, Theia menggunakan hampir semua persenjataan anti-kapal Blue Knight untuk menyerang. Sinar, laser, misil – semua jenis senjata yang bisa dibayangkan digunakan untuk menyerang kapal yang sudah tak berdaya itu. Lambung kapal pertahanan itu sudah robek seperti kertas, membuktikan bahwa kekuatan tempur kapal kelas bangsawan bukan hanya hiasan semata. Kapal pertahanan itu pun hancur dengan segera, dan hanya kapsul penyelamat yang mencakup keseluruhan anjungan saja yang mengambang sendirian di luar angkasa.


Part 12[edit]

Koutarou dan yang lainnya bisa menghancurkan kapal pertahanan sebagian karena pesawat-pesawat tempur tidak bisa bergerak. Karena tahu akan hal itu, mereka tidak lengah setelah menghancurkan kapal itu dan langsung bergerak untuk menyerang kapal tempur. Kekuatan tempur musuh masih ada, jadi manuver bertahan justru akan beresiko bagi Koutarou dan yang lainnya.

“Koutarou! Kita fokuskan serangan ke meriam utama kapalnya!”

“Oke!”

Target Theia dan Koutarou adalah meriam utama yang menjulang di bagian atas lambung kapal yang bisa berputar sendiri.

Karena meriam utamanya bisa berputar, dia bisa menembak ke segala arah tidak peduli ke arah mana kapal tempurnya menghadap ke arah mana. Sebagai balasnya, meriam itu tampak sebagai bagian paling menonjol dari kapal itu, konstruksinya lebih lemah dan membuatnya menjadi target serangan yang mudah. Meriam itu menjadi senjata yang kuat setelah sebuah pertahanan yang cukup disiapkan.

Karena sekarang kapal pertahanan yang bertugas melindungi kapal tempur itu sudah hancur, mengincar meriam utama kapal itu menjadi strategi yang paling efektif. Setelah meriam itu dihancurkan, kapal tempur itu sudah bukan menjadi ancaman.

“Yang mulia, pesawat-pesawat tempurnya sudah kembali aktif! Mereka mengejar kita!”

“Koutarou, aku serahkan kapal tempurnya padamu! Lakukan sesuatu!”

“Apa maksudnya ‘sesuatu’!?”

Theia memulai hujan serangannya untuk mencegah pesawat-pesawat tempur yang sudah kembali aktif agar tidak mendekat, dan meninggalkan serangan terhadap kapal tempurnya pada Koutarou. Karena Koutarou berencana membiarkan Theia melakukan serangannya, dia sendiri tidak punya rencana serangan apapun.

“Sialan, kalau gitu--! Ruth-san, ganti pedangnya ke mode nembak!”

“Baik, tuan!”

Koutarou mengambil ancang-ancang dengan pedang energi anti-kapalnya. Saat dia melakukan itu, ada sinar yang ditembakkan dari ujungnya. Karena pedang sinar dan meriam sinar berfungsi dengan cara yang begitu mirip, pedang energi anti-kapal itu bisa bekerja sebagai keduanya.

“Uwoooooo!!”

Koutarou menembakkan sinar beberapa kali sambil mendekati kapal tempur pasukan kudeta. Tentu saja, pihak musuh tidak diam saja menerima serangan itu. Meriam utama kapal itu membidik dan lalu menembak berkali-kali ke arah Blue Knight.

“Nggak akan kubiarin sampai kena!!”

Koutarou berbalik dan memutar Blue Knight untuk berusaha menghindar. Saat Ruth melihat bahwa manuver itu saja tidak cukup, dia mengambil tindakan selanjutnya.

“Melepaskan satu bagian kendali gravitasi dan inertia!!”

“Uwoooo!? A-apa ini!?”

Tepat saat Ruth memasukkan perintah ke panel, rotasi Blue Knight menjadi semakin cepat. Hasilnya, kapal itu berhasil menghindari serangan yang datang, namun peningkatan kecepatan yang mendadak itu membuat Koutarou kaget.

“Tolong segera biasakan, Tuan! Saya yakin anda pasti bisa!”

“Yang bener aja!!”

Meskipun Koutarou panik, Ruth tampak tidak memberi ampun sama sekali. Saat ini pun dia terus mempercepat kapalnya agar sesuai dengan gerakan Koutarou. Koutarou mengarahkan bagian depan kapal ke arah pasukan kudeta sambil berusaha keras mengendalikan Blue Knight.

“…Bahkan setelah 2000 tahun berlalu, kau masih menjadi orang yang menarik…”

Setelah menghabiskan sebagian besar kekuatan sihirnya, Alunaya menyaksikan Blue Knight bergerak secepat kilat dalam wujud separuh manusia separuh naganya. Karena cara bertarung seperti ini berada di luar akal sehat naga, Alunaya menyaksikan Koutarou dan yang lainnya dengan raut wajah tertarik.

“Oke, kalo kamu mau main kayak gitu! Ruth-san, lima detik lagi fokusin medannya di sekitar kaki kanan!”

“Kyaaaa, tunggu, tungguuuu!!”

“Aku nggak mau nunggu!!”

Koutarou menembakkan sinar beberapa kali dari pedangnya sambil terus mendekati kapal tempur. Setelah terkena beberapa serangan, medan pertahanan kapal tempur itu hampir hancur, jadi Koutarou berputar dan mengayunkan kaki kanannya ke arah kapal itu.

“Terlalu cepat! Anda terlalu cepat, Tuan!!”

“Aku yakin kamu bisa kok, Ruth-san!!”

“Yang benar saja!!”

Sekarang giliran Ruth yang panik karena dia harus segera membuat penyesuaian untuk medan pertahanannya. Koutarou, tanpa menunggu Ruth selesai, melakukan tendangan berputar. Kekuatan tendangan dari sebuah mesin sepanjang satu kilometer dan seberat lebih dari 2000 ton jelas begitu mengerikan. Ditambah dengan medan pertahanan yang dikeluarkan tepat sebelum benturan, tendangan itu dengan mudah menghancurkan medan pertahanan kapal tempur itu dan membuat meriam utama kapal itu terbang jauh.


Part 13[edit]

Saat Koutarou melancarkan tendangannya, Theia menghujani kapal tempur itu dengan semua serangan yang dimilikinya, dan sebagai akibatnya, kapal itu kehilangan kemampuan tempurnya. Setelah meninggalkan kapal tempur yang sudah hancur itu, Koutarou dan yang lainnya pergi menuju kapal terakhir yang tersisa, yakni kapal induk. Satu-satunya hal yang tersisa yang bisa menjadi ancaman adalah pesawat-pesawat tempur yang dikendalikan oleh kapal itu.

“Ada sembilan pesawat tempur yang tersisa, dengan total tiga formasi! 27 sudah hancur sejauh ini!”

“Biarpun mereka itu pesawat tanpa awak, mereka memakainya seperti barang sekali pakai.”

“Mereka mungkin nggak bakal pakai itu lagi…Ruth-san, tolong hubungi kapal itu.”

“Itu armada kapal ilegal. Saya rasa mereka tidak akan menjawab…”

“Dia bakal jawab. Dia tipe orang kayak gitu. Tolong, Ruth-san.”

“Baik.”

Sebelum dia menyerang, Koutarou ingin agar pihak musuh menyerah. Ruth, yang menyadari niat Koutarou, mencoba menghubungi kapal induk. Sesaat setelahnya, Elexis muncul di layar Blue Knight.

“Aku heran dengan caramu berpikir, Koutarou-kun.”

“Aku cuma ngambil beberapa resiko, dan entah gimana, berhasil. Sekarang aku berusaha ngambil resiko lebih banyak.”

“Apa itu maksudnya kau memintaku untuk menyerah?”

“Aku nggak peduli kamu mau nyerah atau mundur. Kita sama-sama nggak dapet apa-apa dari pertarungan ini. Apa aku salah?”

“Benar. Itu yang diyakini oleh bawahanku. Itu sebabnya aku menyuruh mereka meninggalkan kapal ini. Kau bisa melihat mereka, benar?”

Elexis sudah mengevakuasi seluruh bawahannya dengan menggunakan sekoci. Mereka pergi menuju kapal tempur yang sudah rusak, dan meninggalkan Elexis seorang diri di kapal induk.

“Kamu nggak perlu ngulur-ngulur lagi.”

Koutarou tahu bahwa Elexis berniat mengulur waktu bagi para bawahannya untuk bisa kabur. Sesuatu yang mirip sudah terjadi beberapa kali sebelumnya.

“Aku bukan berusaha mengulur waktu. Aku sedang keras kepala. Aku ingin bertarung sampai habis.”

“Keras kepala, ya…kalau gitu aku nggak akan minta lagi.”

“Terima kasih, Koutarou-kun. Aku suka sifatmu yang satu itu. Itu mungkin sebabnya…”

Elexis ingin berjuang sekuat tenaganya. Dia menemukan sebuah kompetisi untuk pertama kali dalam hidupnya dalam wujud seorang lawan, Koutarou. Itulah sebabnya Elexis tidak ingin pertarungan di antara mereka berakhir begitu saja. Dia menjadi seperti seorang bocah yang tidak mau pulang. Dari sisi itu, bisa dikatakan kalau dia ingin bermain dengan Koutarou selamanya.

“Buat gantinya, boleh aku nanya sesuatu?”

“Apa itu?”

“Habis pertarungan ini selesai, apa yang bakal dilakuin pasukan kudeta?”

“Yah…mereka mungkin akan mundur untuk sementara waktu. Mereka mungkin akan memberikan pernyataan resmi bahwa kondisi yang mulia Elfaria semakin memburuk, dan dalam kurun waktu itu akan membuat barang bukti untuk membuatnya menjadi kriminal. Setelahnya, setelah barang bukti itu selesai dibuat, mereka akan memberi pernyataan bahwa mereka menyatakan Elfaria sedang sakit karena mereka tidak bisa menyatakan Elfaria sebagai kriminal sampai mereka mengumpulkan semua barang bukti yang diperlukan…mungkin seperti itu.”

“Lalu mereka bakal nyerang abis-abisan.”

“Mungkin. Yah, sampai waktunya tiba mereka mungkin akan mengirim beberapa pembunuh.”

“Begitu ya. Terima kasih, Elexis.”

“Sebagai gantinya, bisa aku minta kau untuk bertarung dengan serius?”

“Oke, aku terima.”

“Aku tunggu kalau begitu.”

Dengan kata-kata itu sebagai akhir percakapannya, Elexis memutus hubungan komunikasi mereka. Dia menghilang dari layar monitor Blue Knight dan sebagai gantinya menunjukkan kapal induk yang mulai bergerak.

Kamu mulai peduli sama bawahanmu…tapi kamu masih ngejalanin hidup dari satu momen ke momen berikutnya ya, Dextro…pikir Koutarou yang mengenang lawannya dulu dan mulai mengambil ancang-ancang dengan Blue Knight. Memang hanya ada satu kapal yang tersisa, tapi dia tidak bisa lengah terhadap lawan yang satu ini.

“Theia, dia bakal maju habis-habisan dari awal.”

“Aku tahu. Aku punya beberapa pengalaman dengan pertempuran.”

“Bukaan misil kapal induknya mulai terbuka, saya rasa itu misil-misil kendali. Kapal tempur masih tidak bergerak. Saya rasa kapal itu tidak akan ikut pertempuran ini.”

“…Dia mungkin nggak cocok buat bertarung, sama kayak aku…”

Kapal tempurnya memiliki bukaan misil yang masih tidak rusak. Namun, Elexis tidak menggunakannya. Itu karena Elexis tidak akan menyukai hasilnya jika dia menggunakan itu.

“Apa yang kau baru saja katakan?”

“Nggak, bukan apa-apa…Theia, kamu tolong urus misilnya! Ayo kita segera selesaiin ini!”

“Ya!”

“Baik, tuan.”

Elexis menantang mereka bertarung, walaupun dia tahu seberapa besar kerugian yang dialaminya saat ini. Koutarou tahu dia harus menanggapi hal ini dengan sangat serius, jadi dia mengaktifkan roket pendorong Blue Knight dan melesat maju ke arah kapal induk tempat Elexis berada. Namun, agar bisa menghentikannya, kesembilan pesawat tempur yang tersisa terbang menghalanginya. Sementara itu, kapal induk itu menembakkan misil-misilnya. Dengan jumlah pesawat tempur yang sudah berkurang, Koutarou dan yang lainnya bisa menghadapi pesawat-pesawat dan misil-misil itu di saat yang bersamaan.

“Gitu ya, itu serangan yang sulit buat dihadang!”

Saat melihat misil-misil itu diluncurkan, Koutarou menggunakan roket kendali postur Blue Knight untuk membuat manuver menghindar yang besar. Meskipun jumlah pesawat dan misilnya kecil, karena karakteristik mereka berbeda, serangan gabungan dari keduanya akan sulit untuk dihadang.

“Dia mungkin mencoba memperlambat kita dengan pesawat tempurnya dan mengalahkan kita dengan misil! Biar aku yang urus misilnya! Kau yang urus pesawatnya! Kau juga bisa abaikan serangan dari kapal induknya juga!”

“Baik, tuan puteri!”

Koutarou dan Theia segera bertindak setelah membagi peran mereka. Koutarou akan menggunakan mobilitasnya untuk mencegah pesawat-pesawat tempurnya mendekati mereka, sementara Theia menangani misil-misil yang mendekat dari posisi yang berbeda. Dengan berkurangnya jumlah hal yang harus mereka tangani, mereka mungkin bisa menanganinya.

“Yang mulia, kapal induknya masih meluncurkan misil! Anehnya, ada lebih banyak misil dari sebelumnya!”

“Itu bom asap! Kamu udah mikir jauh-jauh ya, Elexis!”

Sebagai balasan, Elexis menembakkan misil yang menggunakan sistem kendali standar. Karena Koutarou dan yang lainnya tidak bisa membedakan misil-misil itu, mereka harus waspada terhadap semua misil. Theia dengan sibuk menembak untuk menghancurkan semua misil-misil itu.

“Berkumpullah, wahai roh-roh tanah. Tunduklah di hadapanku dan tunjukkanlah kekuatan di balik namamu. Berserulah, keturunan tanah!”

Harumi memberikan mantranya kepada Theia. Sesaat kemudian, Theia bisa merasakan misil-misil dan pesawat-pesawat tempur yang sedang terbang. Rupanya, itu adalah mantra untuk mendeteksi logam.

“Terima kasih, Harumi!”

“Semoga berhasil!”

Bahkan sihir yang mungkin bisa digunakan di hampir segala situasi ternyata tidak mempan terhadap benda-benda yang terbang dalam kecepatan sangat tinggi. Itulah sebabnya hanya inilah yang bisa dilakukan oleh Harumi. Hanya bisa menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung membuatnya kesal.

“Jumlah pesawat tempurnya berkurang! Segera tangani kapal induknya!”

Dengan begitu banyaknya misil yang beterbangan dan tidak adanya cara untuk membedakan mereka, Koutarou dan yang lainnya didesak untuk segera menghabisi kapal induk itu. Koutarou menghindari serangan pesawat-pesawat tempur dan mengarahkan haluan Blue Knight ke arah kapal induk. Sementara itu, Theia memprioritaskan menembak misil dari arah mereka pergi. Berkat itu, Koutarou bisa fokus menghadapi pesawat-pesawat tempur dan kapal induk.

“Maju, akan kubuatkan jalannya!!”

“Uwooooooo!!”

Saat Theia membukakan jalan bagi Koutarou, dia menggerakkan Blue Knight untuk melintasinya dengan kelincahan seorang akrobat. Beberapa ledakan terjadi di sekitar mereka, membuatnya tampak seperti festival kembang api. Namun, hal ini bukanlah sesuatu yang elegan, karena ini menyangkut masalah hidup dan mati.

“Kapal induknya sudah mengatur keluaran generatornya menjadi maksimum!”

“Jangan biarkan dia kabur, Koutarou! Selesaikan pertarungan ini sekarang juga! Kita tidak akan bertahan selama itu!"

“Tenang aja!”

Saat Koutarou mendekat, ELexis menggunakan sebanyak mungkin tenaga yang bisa dia dapatkan dari generator kapal induk. Theia tidak akan bisa terus-menerus menembak dengan akurat, jadi dia merasa bahwa Elexis akan memperkuat medan pertahanannya dan menjauhkan dirinya dari Blue Knight.

“Gawat, ini--!?”

Namun, situasinya berbelok ke arah yang tidak mereka duga.

“Kapal induknya mulai maju ke arah kita! Dia tidak berusaha mengulur waktu!”

“Apa dia berusaha menabrak kita!?”

“Jadi gitu rupanya, Elexis!”

Jarak antara Blue Knight yang melesat maju untuk mencegah Elexis kabur dengan kapal induk yang memutuskan untuk malah maju menyerang dan bukannya mundur segera berkurang dengan cepat. Meskipun mereka berusaha untuk menghindar, jalan mereka untuk kabur sudah dihadang oleh misil-misil dan pesawat-pesawat tempur. Tujuan Elexis sejak awal ternyata adalah untuk menghantam mereka dengan kapal induk.

“Jadi itu sebabnya dia nyuruh semua tentaranya buat evakuasi! Dia makai misil sama pesawatnya buat nutupin tujuan aslinya dan nutupin semua jalan kabur! Kamu mau nekat sejauh apa lagi, Elexis!?”

Koutarou tampak gusar saat dia merentangkan tangan Blue Knight. Serangan Theia sudah menghancurkan medan pertahanan kapal induknya, namun kapal itu tetap maju ke arah Blue Knight.

“Ruth-san, fokusin—“

“Memfokuskan medan distorsi di kedua tangan!! Mengatur keluaran generator ke maksimum dan memusatkan semua energi yang ada ke medan distorsi!!”

Ruth langsung mengetahui niatan Koutarou dan memfokuskan medan pertahanan di sekitar tangan Blue Knight sebelum Koutarou selesai berbicara. Kapal induknya begitu berat, dan masalah Blue Knight bisa menangkapnya atau tidak adalah sesuatu yang lain lagi.

Blue Knight berhasil menangkap kapal induk itu, dan benturannya terasa ke seluruh penjuru kapal dan membuat anjungannya bergetar. Benturan itu bahkan melewati batas toleransi kendali gravitasi dan inertia yang melindungi anjungan.

“Kyaaaa!?”

Para gadis langsung berteriak saat kapal itu berguncang. Di saat yang sama, banyak suara peringatan memenuhi anjungan itu. Layar monitor dipenuhi dengan laporan kerusakan, diiringi warna kuning dan merah yang berkedip berulang kali di anjungan itu.

“Uwooooooooooo!!”

Sambil terus memperhatikan, Koutarou mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong kapal induk itu. Jika dia membuat kesalahan sedikit saja, kapal induk itu akan menghantam Blue Knight dan akan menimbulkan kerusakan fatal. Menangkap kapal induk itu dari depan, dan dalam situasi terburuk, jatuh mundur, hanyalah satu-satunya cara untuk bisa bertahan dalam situasi ini.

Bagian-bagian kapal induk yang hancur dari serangan Theia membentur Blue Knight, dan meskipun itu tidak cukup untuk menghancurkan Blue Knight, benturan-benturan itu nampak buruk. Koutarou menyingkirkan suara-suara itu dari pikirannya dan berkonsentrasi mengendalikan kapal. Hal itu jauh lebih penting dari yang lainnya pada saat ini.

Tepat pada saat itulah monitor di bagian depan anjungan pecah berkeping-keping. Sebagai gantinya, sebuah lubang besar berukuran beberapa meter menganga lebar, menampilkan luar angkasa yang gelap di baliknya. Sesaat kemudian, udara di anjungan mulai terhisap keluar.

Walaupun sistem perlindungan awak kapal mencegah Koutarou dan yang lainnya agar tidak terhisap atau tidak bisa bernafas, udara yang ada langsung terhisap habis dalam sekejap. Setelah aliran udaranya terhenti, sebuah siluet raksasa muncul di balik lubang itu.

“Kau pasti tidak bisa bergerak dalam situasi ini! Aku menang, Koutarou-kun!”

Elexis muncul dengan menggunakan senjata bergerak raksasanya, Warlord. Dengan menggunakan Warlord cadangan yang disimpannya di kapal induk, Elexis berniat melancarkan satu serangan terakhir.

Elexis sudah merencanakan semuanya untuk membuat satu momen ini. Dia mengevakuasi pasukannya dan menghantam Blue Knight dengan kapal induknya. Meskipun kapal induknya tertangkap, Blue Knight tidak akan bisa bergerak jika dia berhasil melakukan itu – yang berarti Koutarou yang mengendalikan Blue Knight juga tidak bisa bergerak. Yang perlu dilakukan Elexis hanyalah menyembunyikan dirinya di antara puing-puing kapal induk dan menyerang anjungan Blue Knight dengan Warlord. Inilah satu kesempatan menang yang dibuat Elexis, dan dia mempertaruhkan segalanya pada satu momen ini.

“Sampai jumpa, Koutarou-kun! Kau benar-benar kuat!”

Elexis, yang senang karena taruhan besarnya berhasil, mengarahkan senapan sinarnya ke arah Koutarou.

“Cih!”

Sementara itu, Koutarou masih tidak bisa bergerak. Jika dia berhenti mengendalikan Blue Knight sekarang, kedua kapal itu akan bertabrakan dan mengalami kerusakan serius. Tentu saja, para awak tidak akan menginginkan hal itu. Walau begitu, jika dia tidak bergerak, Koutarou akan ditembak. Apapun pilihannya, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Koutarou.

“Tidak akan kubiarkan!!”

Tepat pada saat itulah sebuah siluet kecil berdiri di depan Koutarou – si gadis mungil dan lemah, Theia, dengan rambut emasnya dan mata birunya.

“Tidak akan kubiarkan kau membunuh ksatriaku!!”

“Apa!?”

Theia berdiri di depan Koutarou, dengan tangannya terentang lebar, menempatkan dirinya di antara Koutarou dan senapan laser. Tidak ada rencana di balik semua itu. Theia hanya menggunakan tubuhnya yang mungil untuk melindungi Koutarou.

“Dasar bego! Kamu tahu apa yang kamu lakuin!?” teriak Koutarou ke arah Theia. Seorang tuan puteri menempatkan dirinya dalam bahaya demi ksatrianya – jelas sebuah tindakan yang tidak bisa diampuni bagi seorang bangsawan yang punya kewajiban terhadap negeri dan rakyatnya.

“Tidak! Tapi, aku harus melakukannya! Biarpun aku gagal menjadi seorang tuan puteri, hanya kau sendiri yang spesial bagiku! Aku akan melindungimu biarpun aku harus berada dalam bahaya!” jawab Theia sambil menangis. Dia tahu betul bahwa dia seharusnya tidak melakukan ini. Walau begitu, dia tidak bisa berdiam diri begitu saja. Tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Baik jiwa dan raganya tahu bahwa dia membutuhkan Koutarou sebagaimana dia perlu bernafas.

“…Koutarou, jadi kau dicintai oleh yang mulia…”

Tindakan Theia pun membuat Elexis ikut terkejut. Dia tercengang sesaat, memikirkan apa yang harus dilakukannya: menembak mereka berdua atau menangkap Theia. Dia menghabiskan beberapa detik menimbang pilihannya, namun beberapa detik itu mengubah situasi saat itu.

“Berkumpullah, wahai roh-roh air! Menarilah, wahai roh-roh angin! Gabungkanlah kedua kekuatan ini dan muncullah, roh-roh es! Oh bongkahan es yang membubung tinggi, liputilah dengan gletsermu yang terus meluas! Keranda Es!”

Tiba-tiba, tangan kiri Warlord dibungkus oleh bongkahan es dan tidak bisa berfungsi, termasuk senapan sinar yang terpasang di tangan itu. Ini adalah mantra serangan dari Harumi yang tidak melewatkan kesempatan ini.

“Apa!?”

“Blue Knight! Senapan mesin anti-material!”

Sementara Elexis terkejut dengan perkembangan situasi ini, Ruth yang duduk di kursi operator memasukkan perintah ke Blue Knight dan memanggil senjata ke anjungan. Karena senjata energi butuh waktu untuk ditembakkan, dia memilih senjata kaliber besar yang dapat menembak secara beruntun.

“Segera tembak menggunakan bidikan otomatis!”

Karena mereka berada dalam ruangan hampa udara, suara tembakan senapan mesin tidak terdengar oleh siapapun. Hanya sayup-sayup suara selongsong yang jatuh ke lantai yang bisa terdengar oleh orang-orang di dekatnya. Namun, kekuatan senapan mesin itu jauh dari kata ‘sayup-sayup’.

“Uwooooooo!!”

Dengan hancurnya medan pertahanannya, dan terkena banyak serangan, Warlord tidak bisa bertahan di lubang yang dia buat dan kembali terdorong menuju luar angkasa.

“…Kau…kau berusaha membunuh Koutarou kami tersayang…”

Sebagai yang terakhir, Theia, bergumam dengan suara bergetar sambil memandang tajam ke arah Warlord yang terbang mundur melewati lubang di anjungan. Matanya begitu penuh dengan amarah.

“Aku tidak akan memaafkanmu…bahkan jika Tuhan memaafkanmu, aku tidak akan pernah sudi! Elexis, kau sudah mencoba melakukan sesuatu yang seharusnya tidak pernah kau coba lakukan, semoga kau menyesalinya untuk sisa hidupmu!!”

Saat Warlord meggunakan berbagai roket pendorong untuk menegakkan dirinya, segaris sinar yang panjang datang ke arahnya, menembus Warlord dan mengakhiri pertarungan panjang itu.


Part 14[edit]

Saat kapal induk itu hancur, kapal tempur yang sudah kehilangan senjatanya pun menghilang menggunakan warp. Setelah melihat mereka pergi, Clan menghela nafas panjang dan bersandar di kursinya. Keheningan kembali memenuhi anjungan Hazy Moon, dan hela nafas Clan bisa terdengar di seluruh penjuru anjungan itu.

“…Hhhh, betul-betul resiko yang besar untuk diambil…”

Meskipun hasil akhirnya berbuah kemenangan, pertempurannya penuh dengan krisis sejak awal hingga akhir. Clan merasa terdorong untuk menolong mereka beberapa kali, namun untungnya, situasinya tidak berkembang menjadi begitu serius, jadi dia tidak perlu memberikan bantuan. Namun Clan menjadi stres karenanya saat dia menyaksikan pertempuran itu. Bagi Clan, dia akan merasa lebih baik jika dia berada bersama yang lainnya dan bertempur bersama mereka.

“…Karena kau nantinya akan menjadi pengikutku, kau harus menang dengan lebih elegan dan luar biasa…”

Clan merasa ingin memaki Koutarou karena sudah membuatnya begitu cemas, jadi dia menghubungi Koutarou menghubungi saluran langsung.

“Hm? Clan? Ada apa?” tanya Koutarou yang muncul di monitor di hadapannya.

“Aku tidak mau dengar ‘ada apa’!”

Setelah melihat Koutarou dalam keadaan aman, Clan dilingkupi dengan perasaan lega yang begitu besar. Koutarou terlihat lelah dan wajahnya terlihat kotor, namun dia tidak terlihat terluka parah dan suaranya terdengar tegar. Rasa lega karena bisa melihat Koutarou seperti ini lagi tidaklah sedikit. Sulit rasanya bahkan bagi Clan sekalipun untuk tahu apakah dirinya ingin memastikan bahwa Koutarou baik-baik saja atau ingin mengeluh padanya.

“Tolong menang dengan cara yang lebih elegan untuk lain kali. Rasanya aku seperti mau mati saat melihat itu.”

“Maaf, lain kali aku coba deh.”

“Asal kau mengerti saja. Fufufu, kerja bagus, Veltlion.”

“Apaan sih, tumben kamu baik—“

Veltlion.

Tepat saat Clan menyebut nama itu, suara sorakan penuh girang memenuhi anjungan yang tadinya sunyi.

“A-Apa!?”

Clan, yang kaget dengan sorakan itu, hampir terpeleset dari sandaran kursinya. Dia segera menggenggam sandaran tangannya dan berbalik menghadap asal sorakan itu. Dia bisa melihat pria dan wanita dari segala usia berkumpul. Baru pada saat itulah Clan teringat dengan keberadaan rakyat biasa yang berada di anjungan bersamanya, yang ikut cemas dengan keadaan Theia dan Elfaria.

“Bener kan! Bahkan puteri Clan sendiri bilang ‘Veltlion’! Dia memang Ksatria Biru yang asli!”

“Benar! Dari caranya bertarung, tidak diragukan lagi!”

“Kalau bukan, itu tidak akan mungkin!”

“Tidak disangka, dia bisa membalikkan keadaan ini!”

“Kalau begitu, pedang itu memang betul-betul Signaltin!?”

“Lambang Alaia terukir di pedang itu! Pasti itu pedang yang asli!”

“Kelihatannya Alaia-sama juga bersamanya!”

Rakyat yang ada bersama Clan mulai menganggap Koutarou sebagai Ksatria Biru, yang sudah sewajarnya bagi mereka untuk berpikir demikian. Seorang tuan puteri dan permaisuri dikejar dari negeri mereka sendiri oleh pasukan kudeta, dan seorang ksatria berzirah biru menyelamatkan mereka. Tidak hanya itu, ksatria itu juga membalikkan keadaan berbahaya dan meraih kemenangan gemilang. Selain itu, barang-barang legendaris muncul satu demi satu. Ada zirah biru itu salah satunya, lalu pedang yang mengandung kekuatan misterius, dan gadis berambut perak yang mengendalikan kekuatan itu. Lalu, adanya naga bersisik merah. Melihat semua bukti-bukti itu dan kemenangan Koutarou beserta yang lainnya, rakyat di anjungan itu pun mulai menduga jika dia memang Ksatria Biru yang sesungguhnya. Tepat pada saat itulah tuan puteri yang begitu mereka hormati, Clan, menyapa ksatria yang dimaksud dengan sebutan Veltlion.

Jika puteri Clan memanggilnya demikian, maka sudah tidak perlu diragukan lagi. Mereka yakin bahwa ksatria itu, sang Ksatria Biru yang legendaris, Layous Fatra Veltlion, muncul dalam sejarah sekali lagi.

Anjungan itu pun dipenuhi dengan sorakan bagi sang Ksatria Biru. Suara mereka begitu riuh hingga Koutarou yang berada di sisi lain alat komunikasi itu sampai kaget.

“A-Apa!? Ada apa itu?”

Clan tidak mengerti mengapa para rakyat tiba-tiba bersorak gembira. Saking banyaknya sorakan mereka, Clan sampai tidak mengerti apa yang mereka sorakkan.

“Clan! Kenapa berisik gitu di sana!?”

“Aku juga tidak tahu! Mereka kelihatannya gembira karena sesuatu!”

Percakapan antara Koutarou dan Clan tentunya menjadi semakin keras agar suara mereka tidak tenggelam oleh sorakan itu.

“Kita nggak bisa ngomong kalau berisik begini! Kita ngomong nanti aja!”

Karena dia tahu terus berbicara dalam kondisi seperti ini akan menyulitkan, Koutarou memutuskan untuk menunda pembicaraan mereka untuk nanti. Karena mereka sudah berhasil selamat dari pertempuran itu, tidak perlu bagi mereka untuk berusaha meneruskan pembicaraan mereka dalam situasi seperti itu.

“Benar! Kita bicara nanti!”

Tentu saja, Clan tidak punya alasan untuk menolak. Namun, Clan akan menyesali mengakhiri pembicaraan mereka beberapa detik kemudian.

Para rakyat pun bersorak semakin keras.

“E-Eh? Ada apa ini!?”

Itu karena setelah dia mengakhir komunikasinya dengan Koutarou, para rakyat mengerubunginya dengan penuh pertanyaan.


Part 15[edit]

Beberapa jam setelah pertempuran berakhir, Elexis menatap langit Bumi sendirian dari sebuah pantai dekat kota Kisshouharukaze. Langit malam mulai menjadi cerah saat sinar matahari mulai mengintip dari cakrawala.

“Fiuh, aku betul-betul kalah…tidak kusangka aku tidak bisa menang bahkan setelah sejauh itu. Ternyata rasanya betul-betul menyenangkan…”

Walaupun Warlord kalah karena serangan Theia, Elexis masih bisa kabur menggunakan kursi pelontar dan berhasil kembali ke Bumi. Dia sudah mengalami kekalahan yang begitu besar, kehilangan kontak dengan rekan-rekannya dan sekarang sendirian di Bumi. Orang lain akan menganggapnya sebagai situasi yang serius, namun Elexis justru merasa puas karenanya. Itu karena dia sadar bahwa meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaganya, dia tetap tidak bisa menang.

“Aku kalah bukan karena Koutarou-kun kuat, tapi karena aku sendirian. Di pertarungan terakhir itu, aku melepaskan semua rekan-rekanku. Itu alasannya.”

Meskipun masa lalu tidak bisa diubah, jika saja Elexis bertarung bersama seluruh rekan-rekannya, dia mungkin akan menang. Namun, dia sudah memilih untuk tidak melakukan itu. Malah, dia justru meremehkan kekuatan mereka atas dasar keinginannya untuk melindungi mereka. Rasa tidak percaya atau kesombongannya menjadi alasan kekalahannya.

Meskipun dia bertarung untuk meraih tatanan masyarakat ideal yang diimpikannya, dia kalah setelah berusaha sekuat tenaganya, ditambah lagi dengan alasan kekalahan yang begitu jelas. Walau begitu, dia tidak mengeluh sedikitpun. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan Elexis. Dia puas dengan hasil ini.

“…Kalau begitu, bagaimana kalau kau ikut denganku?”

Tepat pada saat itulah ada seseorang yang memanggil Elexis dari belakang, dengan suara seorang wanita muda. Orang bisa mengira dia sebagai seorang gadis, namun suaranya nampak tenang dan terkesan seperti seorang wanita dewasa.

“Dan siapa kau?”

Elexis terus menatap laut sambil menanyakan nama wanita yang berdiri di belakangnya. Pemandangan matahari terbit yang berada di hadapan Elexis tampak begitu indah.

“Namaku Maya. Seperti kau, aku bertarung melawan bocah itu sendirian dan kalah.”


Dengan begitu, Elexis dan Maya pun bertemu.


Kembali ke Bab 5 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 7
  1. ’’Computer Generated Image’’
  2. Di sumber aslinya, ditulis 聖女
  3. Space Age
  4. V8.5C4