Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3: Kekuatan Sihir Dan Sihir[edit]

Hiiro meninggalkan istana dan berjalan ke arah jalan utama, sambil berjalan, dia memikirkan apa yang akan dilakukannya selanjutnya.

‘Ah.. Sekarang waktunya untuk mencari informasi. Mencari informasi sangatlah penting di RPG’

Sebenarnya, dia bisa saja menanyakan pada raja, tapi ada kemungkinan dia akan terlibat sesuatu dan tertahan disana. Oleh karena itu Hiiro langsung pergi dari sana. Disamping itu, karena mereka Pahlawan, keempat orang itu bisa melakukannya. Hiiro berpikir kalau dia tidak dibutuhkan disana.

“Pertama, apa maksudnya Word Magic yang ada kolom sihirku? Apalagi sihir ini tipenya Tanpa Atribut.”

Menurut pengetahuannya dari game dan buku, dia juga ingat tentang keberadaan Guild, raja juga menyinggung tentang Guild ada di dunia ini dalam penjelasannya tadi.

Hiiro memutuskan untuk menanyakan pada penduduk kota tentang lokasi Guild. Setelah menanyakannya, Hiiro tahu kalau letak Guild tidak jauh dari tempatnya sekarang.

Dia langsung menuju Guild untuk mendaftar sebagai petualang. Kebutuhan sehari-hari itu tidak gratis, apalagi untuk menjelajahi dunia ini. Bagaimanapun juga dia harus menyiapkan uang untuk itu.

Ngomong-ngomong, uang di dunia ini bisa disimpan di kartu Guild; itu yang orang-orang katakan.

Hiiro pun tiba di Guild, bagian dalamnya terlihat penuh. Banyak orang-orang yang terlihat kuat, sepertinya mereka adalah petualang. Orang-orang itu berbaris di depan berbagai meja resepsi. Salah satu meja resepsi terdapat formulir pendaftaran untuk menjadi petualang.

Dengan rambut dan mata hitamnya, Hiiro menjadi pusat perhatian. Wajar saja, itu semua karena dia memakai seragam sekolah yang merupakan hal aneh di dunia ini. dia mengingatkan dirinya sendiri untuk membeli beberapa baju dan perlengkapan nanti.

Dia langsung pergi ke meja resepsionis itu sambil mengabaikan semua pandangan yang tertuju padanya.

“Hey, aku ingin mendaftar.”

Saat Hiiro mengatakan itu, wanita yang menjaga meja resepsionis itu menjelaskan kepadanya dengan senyuman bisnis.

Banyak quest yang ada di guild. Para petualang mendapat uang dari menyelesaikan quest-quest itu. Quest-quest yang ada dibagi berdasarkan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan dimulai dari F, E, D, C, B, A, S, SS, sampai SSS.

Kartu Guild diberikan setelah pendaftaran selesai, kartu Guild itu fungsinya sama seperti kartu yang dimiliki oleh semua penduduk kota punya. Bisa dibilang kartu tanda pengenal.

Petualang juga punya tingkatan yang sama dengan quest. Hanya sedikit petualang yang punya tingkat S ke atas. Terutama tingkat SSS yang hanya ada 3 orang dari Humas. Wanita yang ada di meja resepsionis memberikan kartu berwarna putih dan memberitahunya agar meneteskan darahnya di atas kartu. Hiiro lalu menusuk jarinya dengan jarum kecil yang diterimanya. Setelah meneteskan darah, kartu itu menghilang.

“Huh? Menghilang?”

“Tolong katakan Kartu Guild di dalam pikiranmu.”

Saat Hiiro melakukannya, sebuah kartu muncul di tangannya. Tapi kartunya berbeda dari sebelumnya. Kartu yang sebelumnya berwarna semuanya putih, tapi sekarang ada batas berwarna biru.

“Warna melambangkan tingkat. Warna pada kartu berubah sesuai tingkatan. Dari tingkat terendah yang berwarna biru ke ungu, hijau, kuning, jingga, pink, merah, silver, emas, dan yang terakhir hitam.”

Hiiro mendengarkan penjelasannya dengan seksama. dia melihat ke kartu Guild miliknya, untuk mengecek apa yang dijelaskan.

Nama : Okamura Hiiro

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 17

Asal : Tidak diketahui

Tingkat : F

Quest : -

Perlengkapan

  • Senjata : -
  • Armor : -
  • Aksesoris : -

Rigin : 0

ED Note: Ada 10 warna kartu guild dan 9 rank guild… berarti warna Biru belum jadi anggota resmi. Tapi kenapa Hiiro rank F?

Hiiro bersyukur kolom tempat asalnya menunjukkan tidak diketahui. Kalau disitu tertulis dia berasal dari dunia lain, Hiiro akan kerepotan untuk menjelaskannya. Perlengkapan menunjukkan perlengkapan miliknya. Itu dibagi menjadi kolom Senjata, Armor, dan Aksesoris. Tapi ada satu hal yang mengganggu benak Hiiro.

“Hey, Apa artinya Rigin di sini?”

“Mh? Itu adalah mata uang.”

Wanita itu memiringkan kepalanya karena kebingungan. Seharusnya orang-orang tahu kalau Rigin itu mata uang di dunia ini. Tapi Hiiro yang baru saja ada di dunia ini, tentu saja tidak tahu tentang hal seperti itu.

Dan Hiiro pun mengetahui bahwa Rigin punya nilai yang sama dengan YEN Jepang. Lalu kolom Quest menunjukkan quest yang sedang aktif dikerjakan Hiiro.

‘Kartu ini sangat berguna.’

Hanya dengan satu kartu dia bisa melakukan aktivitas perdagangan sekaligus menjadi alat identitas. Apalagi kartu ini bisa dikeluarkan kapan saja.

“Dimana aku bisa mengambil quest?”

“Quest bisa dipilih dari papan pengumuman di sebelah sana. Tapi tolong diingat bahwa kau masih tingkat F. Kau hanya bisa mengambil quest sampai 1 tingkat di atasmu, yaitu E.”

“Aku mengerti. Lalu bagaimana caraku menaikkan tingkat?”

“Saat menyelesaikan quest dan menaikan level, rankmu akan naik secara otomatis.”

“Dengan kata lain, setelah aku menyelesaikan beberapa quest, batas biru ini akan berubah menjadi… um, apalagi tadi?”

“Ungu”

“Ah! itu.”

Hiiro kagum dengan fasilitas kartu ini.

“Lebih baik aku tidak menyia-nyiakan waktu.”

Mengatakan itu, dia langsung menuju ke papan pengumuman.

Perbaikan atap gereja

F

Membantu memperbaiki atap gereja Amarukh. Pengalaman diperlukan.

Hadiah : 10.000 Rigin

Panen Lucky Herb

F

Kumpulkan Lucky Herbs di dataran tinggi Asbit.

Hadiah : 300 Rigin per ikat

Memburu Goblin

E

Bunuh 10 goblin di Hutan Clare

Hadiah : 35.000 Rigin

Disana ada banyak jenis quest, tapi Hiiro memilih [Panen Lucky Herb]. Sejujurnya, dia merasa kesulitan tentang quest berburu karena dia masih level satu, meskipun beginner sekalipun bisa berburu goblin.

Tapi dia akan memilih quest berburu jika dia sudah naik beberapa level dan mulai terbiasa bertarung.

“Aku mengerti. Tapi tolong berhati-hati, jika kau membatalkan quest saat quest berlangsung, kau harus membayar denda 10.000 Rigin.”

Hiiro menerima quest dengan membawa catatan quest dari papan pengumuman ke meja resepsionis. Karena ada denda, dia tidak boleh menghentikan quest entah bagaimanapun caranya. Setidaknya untuk sekarang, saat dia tidak punya uang sepeserpun.

Pertama dia menanyakan dimana dataran tinggi Asbit. dia beruntung, karena ternyata itu terletak di kanan daerah ini. Dan dia ditunjukkan gambar dari Lucky Herb di buku referensi untuk mengetahui bagaimana tanaman itu terlihat.

‘Aku ingin membaca buku referensi itu.’

Hiiro sangat menyukai buku, kehausan akan pengetahuan Hiiro bangkit. dia akan diam di perpustakaan untuk sementara waktu setelah dia punya cukup uang.

Setelah melihat gambar dari tanaman Lucky Herb, dia diberi kantong besar untuk menyimpan hasil panen dan segera meninggalkan Guild.

Saat dia sedang berjalan keluar kota, dia mengingat tentang Status kembali. Word Magic kembali memberatkan pikirannya.

Jika dia punya bakat, itu akan sia-sia jika dia tak tahu cara menggunakan bakat itu. dia perlu mengetahui cara menggunakan sihir secepatnya.

Dia cukup menyesal karena tidak menanyakan tentang sihir di meja resepsionis tadi. Sihir merupakan hal yang biasa di dunia ini. Semua orang yang memiliki kekuatan sihir, tidak peduli kekuatan sihirnya tinggi atau rendah, bisa menggunakannya.

Lalu, dia menyadari ada seseorang disitu. Hiiro lalu diam dan melihat ke sebelah kanan. Disana dia melihat seseorang duduk di atas kursi yang di depannya ada sebuah meja dengan bola kristal di atasnya.

‘Peramal?’

Orang itu mengenakan jubah hitam dan tudung yang ia gunakan untuk menyembunyikan wajahnya, tapi itu jelas penampilan seorang peramal baginya.

“Oh… silahkan tuan.”

Dari suaranya, seperti dia adalah wanita tua.

“Ah, aku tidak memiliki uang.”

“Oh begitu… tapi sepertinya tuan ingin menanyakan sesuatu.”

“…”

“Apakah tuan bukan dari sini? Saya belum pernah melihat tuan sebelumnya.”

“Alasannya?”

Hiiro merasa sedikit curiga.

“Fuahahaha.. Jangan memasang wajah curiga begitu. Bagaimana kalau aku memberitahu sedikit tentang masa depan tuan.”

“Tidak tertarik.”

“Fuhahaha… jangan bilang begitu tuan, silahkan duduk.”

Karena Hiiro sedang tidak terburu-buru, dia duduk di kursi yang ada di depan meja seperti yang dikatakannya.

“Fuhahaha… kalau begitu saya mulai.”

Dia menaruh tangannya di bola Kristal dan mulai berkonsentrasi. Hiiro melihatnya dengan dia m sambil menyilangkan tangannya. Peramal itu pun menajamkan matanya.

“… oho, tuan punya bintang yang aneh.”

“Aneh?”

“Fuahahaha, semua orang punya bintang di hatinya. Setiap bintang punya bentuk, warna, ukuran dan cahayanya masing-masing. Ramalan saya membuat saya bisa melihatnya. Dan saya telah melihat berbagai jenis bintang hingga sekarang, tapi saya belum pernah melihat bintang yang sangat kuat seperti tuan sebelumnya.”

“Mhm..~”

“Bintang ini sangat berkuasa, dan mengeluarkan warna merah menyala, warna biru gelap mengelilinginya. Bentuknya bola sempurna tanpa celah sedikitpun dan bintang ini bersinar sangat terang. Aku mengerti… kesampingkan negara ini, tuan bahkan bukan dari dunia ini.”

Hiiro langsung berdiri dari kursinya. Bagaimana bisa peramal ini tahu? Hiiro merasa penuh keraguan.

‘Apa semua peramal bisa melakukan ini? Tidak, mungkin ini... sihir?’

Memikirkan itu, dia menatap peramal itu dengan tatapan tajam. dia tidak peduli kalau peramal itu tahu, tapi dia berhati-hati.

“Duduklah. Saya tidak akan menyebarkannya. Dan walaupun orang dari dunia lain adalah langka, ini bukan pertama kalinya.”

“Kau bertemu satu sebelumnya?”

“Ya, itu saat saya masih muda. Orang itu juga punya bintang yang aneh seperti tuan.”

“Aku mengerti, jadi apa masalahnya?”

“Fuahahaha... tuan akan dapat... tidak, tuan punya sayap kebebasan. Sayap itu akan tumbuh lebar dan menghangatkan segala aspek.”

Dia tidak mengerti apa yang peramal katakan. Tapi itu sepertinya bukan sesuatu yang buruk.

“Banyak yang akan berkumpul di sinar yang tuan pancarkan dan mengejar sayap tuan.”

“Geh, itu buruk. Aku lebih suka sendiri.”

“Fuahahaha, ya… itu hanyalah salah satu dari masa depan yang mungkin terjadi. Tapi mendengar ini hari ini, masa depan ini akan lebih dekat dengan tuan.”

“Hm… aku tidak begitu mengerti. Aku hanya akan melakukan sesuatu yang aku mau, hanya itu.”

“Fuahaha. Oh, bukannya tuan ingin menanyakan sesuatu?”

“Ya, seperti yang kau katakan, aku berasal dari dunia lain. Disana tidak ada sihir, jadi aku tidak terlalu mengerti tentang sihir, aku juga tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Aku ingin mempelajarinya secepatnya kalau bisa.”

“Oho.. saya mengerti. Dunia tanpa sihir, menarik...”

Lalu hiiro tiba-tiba menyadarinya dan melihat ke peramal.

“Hey, apa kau bisa mengajari aku cara menggunakan sihir?”

“Tentu saja bisa.”

Hiiro mengira kalau peramal itu akan menolaknya, tapi ternyata peramal itu tidak keberatan.

“Apakah tuan tahu darimana asalnya kekuatan sihir?”

“Mungkin hati, atau otak.”

“Bukan bukan. Kekuatan sihir berasal dari darah.”

“Darah?”

“Ya, setiap makhluk hidup mempunyai darah. Itulah sumber sihir.”

“Oh…”

“Itu kenapa tuan harus memfokuskan aliran darah di urat nadi tuan saat mengkonsentrasikan kekuatan sihir.”

“Aliran darah?”

“Ya, coba perhatikan.”

Sambil mengatakan itu, si peramal memperlihatkan tangannya. Sesuatu seperti asap yang berwarna biru keluar dari telapak tangannya. Lalu secara perlahan membentuk bola.

“Inilah kekuatan sihir”

“Wow! Jadi itu adalah sesuatu yang bisa dilihat?”

“Em...  itu butuh banyak latihan agar bisa terlihat seperti ini. Saya memfokuskan aliran darah dan mengimajinasikan semua berkumpul di tangan saya.”

“Imajinasi ya..”

“Sihir adalah kekuatan imajinasi. Dan juga kekuatan dari aliran. Aliran kekuatan sihir tadi beredar di bola ini seperti darah.”

“Terdengar rumit, tapi aku mengerti sebagian besar. Ngomong-ngomong, aku tidak salah kalau menyebut aliran darah adalah kekuatan sihir kan?”

“Benar.”

“Dan untuk memanfaatkan kekuatan sihir, aku harus mengimajinasikan aliran darah di seluruh tubuhku. Lalu…”

Sambil mengatakannya, dia mengimajinasikan aliran darahnya menuju ke jari telunjuknya. Saat itu, jarinya bersinar pucat dan menjadi sedikit hangat.

“Jadi kita bisa melakukan hal seperti ini yah. Aku paham, jadi ini yang namanya sihir.”

Sang Peramal yang berada di depannya memegang membuka mulutnya karena terkejut.

“Oh! Betapa terkejutnya saya! Tuan bilang ini pertama kalinya tuan menggunakan sihir kan?”

“Hm... Iya.”

“Meskipun demikian, tuan sudah bisa mengontrolnya. Tuan pasti punya imajinasi yang sangat hebat.”

“Ya... aku adalah seorang kutu buku, jadi aku punya kepercayaan kalau soal berimajinasi.”

Buku hanya terisi oleh kata dan orang yang membacanya harus bisa mengimajinasikan kata-kata itu di kepalanya. Untuk memvisualisasikan tempat, orang      dan aksi dari narasi membutuhkan imajinasi.

Hiiro sudah membaca buku sejak kecil, jadi imajinasinya juga sudah sangat terlatih. Malah bisa dibilang, itu adalah satu-satunya keunggulannya dan dia merasa sangat percaya diri karenanya.

Saat dia berhenti berimajinasi, cahaya dan hangat di jarinya menghilang.

“Terima Kasih. Sekarang aku tahu apa itu kekuatan sihir.”

“Senang mendengarnya.”

“Satu lagi, apakah aku harus menyebutkan nama sihir sambil memfokuskan aliran kekuatan sihir seperti tadi saat aku menggunakan mau menggunakan sihir?”

“Begitulah. Lihatlah. Fire Ball.”

Sang Peramal mengangkat jari telunjuknya dan mengucapkan nama sihirnya, lalu bola api sebesar bola tenis muncul.

“OHHHHHHH.”

Hiiro mengeluarkan suaranya penuh kekaguman. Minatnya tentang sihir muncul saat menggunakannya pertama kali.

“Saya menjaganya tetap kecil, tapi ini bisa jadi besar bergantung sama imajinasi dan kekuatan sihir tuan.”

“Aku mengerti. Tapi ku pikir aku tidak akan bisa memakai sihir Fire Ball.”

“Hm? Apakah atribut tuan berbeda?”

“Ya, ini tidak memiliki atribut.”

“Wow itu atribut langka. Mereka yang tidak memiliki atribut punya sihir unik yang hanya bisa digunakan oleh mereka sendiri dan takkan gagal. Mungkinkah tuan…”

“Tunggu sebentar. Unik? Maksudnya sihir spesial hanya untukku saja?”

“Ya”

Menurut Peramal, ada 8 atribut sihir : Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es, Cahaya dan Kegelapan. Tanpa Atribut berarti tidak punya salah satu dari atribut di atas. Dengan kata lain, seseorang yang Tanpa Atribut tidak bisa menggunakan sihir dari atribut lain.

Sebagai gantinya, sihir itu hanya bisa digunakan oleh orang yang memilikinya saja, atau biasa dikatakan sihir unik.

“Ngomong-ngomong, sihir unik sangat berharga di dunia ini. Kenyataannya tidak banyak orang yang bisa mengontrolnya.”

“Apa maksudnya?”

“Sihir Unik sangat kuat. Dan saya dengar sangat sulit dikontrol. Kebanyakan orang mati dari Rebound karena kekuatan sihir mereka meledak.”

Cerita itu membuat Hiiro ketakutan. dia tidak pernah berfikir sihir unik akan sangat berbahaya.

“Kontrol memang sangat diperlukan, tapi pengetahuan juga penting.”

“Pengetahuan?”

“Ya, karena orang yang berakhir dengan Rebound, karena mereka belum sepenuhnya mengerti sihirnya sendiri. Pengetahuan tentang kekuatan sihir, dan pengertian sihir miliknya sendiri. Saat semua itu berhasil dikuasai, orang itu bisa menjadi pengguna sihir tingkat satu.”

“Aku mengerti. Terima kasih telah memberitahuku semua ini.”

“Sama-sama. Ini sudah lumayan lama semenjak saya menikmati cahaya sepertimu.”

Hiiro masih belum bisa melihat wajah dari Sang Peramal. Tapi dia yakin peramal itu sedang tersenyum.

“Saya selalu disini. Jadi saat tuan perlu sesuatu, datang saja. Tapi pastinya saya akan menagih bayaran selanjutnya.”

“Ya ya.”

Lalu dia berpisah dengan Sang Peramal dan kemudian berjalan kembali menuju gerbang kota.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>