Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 21

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 21: Pentingnya Level[edit]

Hiiro sudah mengeluarkan hampir semua MP yang ia miliki untuk mengalahkan monster itu. Namun, itu rasanya sepadan. Monster Rank S itu telah memberikan exp yang cukup untuk naik 4 level.

Dan HP Hiiro yang juga berkurang dengan sangat besar. Hanya sekali serangan kecil itu, HP Hiiro jatuh lebih dari setengah dari aslinya.

Beberapa title baru dan skill telah ditambahkan ke status Hiiro. HIiro segera membuka informasi skill yang bernama [Multiple Chain].

[Multiple Chain] Mengonsumsi 50 MP.

Kau dapat menuliskan lebih dari satu karakter. Menulis karakter lain setelah karakter pertama tak menghentikan efek dari karakter pertama. Juga, kau dapat menulis karakter yang sama terus menerus dan menghasilkan efek yang sinergis.

Hiiro menyeringai. Dia menyadari dia sudah tak perlu lagi menunggu 40 detik untuk kembali menuliskan karakter lainnya.

Menulis karakter bertubi-tubi memiliki banyak manfaat. Skill itu sangat berguna ketika Hiiro akan melewati pos pemeriksaan. Hiiro sekarang hanya perlu menuliskan [Fly] tanpa secara bergantian menuliskan karakter [Fly] dan [Float].

Efek skill bertumpuk ini bagaimanapun…

“Apa kau melihat statusmu?”

Arnold mengeluarkan suaranya mengeluarkan Hiiro dari pikiranya.

“Jadi Hiiro, berapa banyak kau naik level?”

“Tunggu, kau naik level?”

“Tidak, aku penasaran.”

“Kau penasaran? Apa kau ingin tahu exp yang diterima dari membunuh monster tadi?”

“Yep, aku hanya ingin tahu seberapa besar exp yang diterima sebuah party yang membunuh monster Rank S.”

Aku mengerti. Kau dapat mendaftar sebagai party di guild. Jika kau melawan monster dengan party maka akan dibagikan exp yang sama rata. Namun, aku dan Arnold bukanlah party sehingga menerima exp yang berbeda.

“Oh, kita dapat melakukan party jika kau mau, Hiiro.”

“Aku dan paman sudah ada di dalam party!”

“Oi, Hiiro berapa levelmu sekarang?”

“Ossan katakan terlebih dahulu punyamu.”

“Sepertinya memang harus… Aku level 35.”

“Sial!”

“... Apa-apa? Apa yang kau katakan?”

“...”

“Jadi, berapa levelmu sekarang?”

Hiiro sedikit kesal karena levelnya masih di bawah Arnold.

“Omong-omong, Muir sekarang level 13.”

“Yup!”

“Jadi, berapa levelmu sekarang?”

“.... 33.”

“Itu menakjubkan! Tapi tunggu dulu, berapa levelmu sebelum mengalahkan monster Rank S?”

“Sebelumnya, aku berada di level 29.”

“Aku penasaran, apakah di luar sana ada orang idiot yang dapat mengalahkan monster Rank S… dan mengalahkannya di bawah level 30.”

“Hoi, mesum. Apa yang ingin kau katakan?”

“Aku bukan mesum! Monster itu seharusnya berada di atas level 50 atau lebih! Kau bahkan berada di setengah levelnya. Itu yang membuatku heran.”

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Hiiro memikirkan itu beberapa saat. Itu memang situasi abnormal jika dibandingkan rata-rata petualan lainnya. Namun, di dunia ini, status yang tinggi sama sekali tak menjamin kemenangan.

HP Hiiro memang jatuh saat menerima serangan hanya dengan serangan kecil dari Red Boar. Tetapi, dengan [word magic]-nya dia dapat mengalahkan Red Boar.

Unique Magic merupakan lebih dari sihir konyol yang terlalu kuat.

Tanpa sihir [Word Magic] akan lebih baik untuk lari seperti ucapan Arnold. Melawan babi hutan ini sangat membahayakan jiwa.

“Aku pergi untuk mengambil bagian-bagian dari Red Boar yang dapat ditukar di Guild.”

“Bagian apa yang ingin kau ambil?”

“Bagian yang biasanya...”

“... Aku mengerti.”

Arnold mengangguk, dan mulai mengambil bagian-bagian tubuhnya. Siung dari Red Boar tampak menghitam, tapi sepertinya ini adalah ciri khas dari unique monster.

“Tetap saja aku terkejut… Bahkan untuk mengalah Unique Monster di daerah seperti ini.”

“Apakah itu tak biasa?”

“Yah,,, itu tak biasa karena monster itu sendiri sangat jarang. Seumur-umur aku mengelilingi dunia, belum pernah melihatnya satupun.”

“Aku mengerti. Jadi dirimu lebih dari sekadar petualang biasa, tetapi belum pernah bertarung melawan unique monster sebelumnya.”

Tanpa kami membunuhnya, kemungkinan akan datang lebih banyak kematian. Banyak petualang yang mati karena mencoba membunuhnya.

“Namun, sejak monster ini mati, hal yang aku takutkan adalah monster di hutan ini akan muncul kembali.”

“Benar, mungkin saja itu terjadi.”

Sejak kami masuk ke dalam hutan, kami belum bertemu monster selain monster Rank S ini. Red Boar sepertinya membuat monster lain lari ketakutan.

“Yah, seharusnya akan lebih baik-baik saja. Dan sepertinya tak ada monster yang akan menyerang kita sekarang.”

Ketika Arnold meregangkan tangannya ke belakang, monster tiba-tiba terlihat.

“Bohongkan…”

Pikiran Arnold bukannya tidak masuk akal, sayangnya itu sepenuhnya salah.

“Hoi, Ossan, aku lelah, jadi urusi mereka sekarang.”

“Apa? Tolong aku!?”

“Mereka bukan unique monster. Jadi, kau seharusnya tidak akan mati dengan cepat… jadi cepatlah.”

“Kumohon tolong aku~~~!”

“Baiklah, aku akan melindungi Muir, jadi lakukan sisanya.”

“Tidaaaaaaak! Tolong aku~~!”

“Berisik. Bunuh saja mereka.”

“Kau bajingan tengik! Baiklah, sekarang bagianku!”

Arnold melompat ke dalam gerombolan monster.

‘Huh, apa dia ingin cepat mati?”

Muir dengan malu-malu tampak mengharapkan sesuatu kepadaku. 

“Baiklah, aku akan mengobatinya jika dia berhasil selamat.”

Setelah Hiiro mengatakan hal itu, Muir kembali duduk di sebelah pohon dia bersandar.

“Muir, apa kau lelah?”

“Aku… sepertinya tetapi aku harus tetap bangun untuk saat ini. Sehingga aku dapat membantu Paman jika dia butuh bantuan.”

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Muir mengatakan itu dengan tangan terlipat. Dia menduga dia dapat membantu Arnold jika dia sudah pulih, dan dia kembali memutuskan untuk istirahat.

Muir tidak mengikuti Hiiro yang memilih untuk tidur, dan menyaksikan pertarungan Arnold yang tampak putus asa ketika hari berlalu dengan sangat lambat.

Setelah beberapa saat kemudian Arnold kembali ke tempat dimana Hiiro dan Muir beristirahat.

“Lelahnya~!”

“Bagus, Paman.”

“Ah, senyuman itu membuatku lebih baik, Muir~”

Arnold kemudian menatap tajam Hiiro yang tertidur. 

“Kau, Bocah! Ketika aku bertarung, dan katamu yang akan melindungi Muir kau tertidur?!?”

Ketika HIiro mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya, Hiiro mengucapkan,

“Karena aku mengalahkan Unique Monster tadi jadi rasanya lelah sekali.”

“Tidak…. Dengan kemenangan seperti itu…. Orang ini, kau kurang ajar!”

“Hehehe, iyah~”

Arnold duduk di sebelah Muir dan ikut beristirahat. Sinar matahari datang dari arah pohon bagaikan dengan lembut menyelimuti mereka.

“Hiiro, sebenarnya, siapa kau sebenarnya?”

“Apa maksudmu?”

“Kau lebih kuat dari rata-rata orang berkat unique magic yang kau miliki. Sikap egois itu… kesampingkan itu dulu. Kau melakukan perjalanan sendirian, dan terlebih ingin ke benua beastman.”

“Yeah,... itu karena aku ingin pergi ke benua beastman.”

“Baiklah. Petualang biasa tidak akan melakukan hal yang sama sejauh ini. Dan juga, melawan Red Boar dengan levelmu seharusnya menjad cara bunuh diri.”

“Hmm..”

Muir yang mendengar pengakuan Arnold, mengangguk.

“Walaupun di level 33 kemampuan fisikmu sangat kuat. Dan juga, kepribadianmu…”

“Hah, kepribadian seharusnya tak membuat masalah.” 

“Ini pertama kalinya aku bertemu dengan seorang bocah. Bocah sepertimu bahkan di antara para Beastman.”

“Yeah, karena aku tak tertarik.”

“Kau memandang rendah orang, yang aku takutkan hal itu membuatmu terjebak di masalah buruk.”

“Kalau begitu, tinggalkan aku sendirian.”

Arnold menatap wajah Muir dan mendapatinya sedang kebingungan.

“Muir, kau masih takut terhadap manusia?”

“Iya, itu benar, tetapi…”

“Lalu, bagaimana denganku?”

“Hiiro… tidaklah jahat.”

“Kalau begitu, baiklah,” Arnold menyela. “Kau berbeda dari kebanyakan Humas yang pernah aku temui.”

“Haha, begitukah?”

“Sayangnya, kau lebih seperti reinkarnasi dari para Evila. Cara melihatmu ke Muir begitu memuakkan.”

Muir tertawa dan sepertinya dia tahu ras Evila itu.

“Aku senang Muir-chan dapat tertawa seperti itu.”

“Paman…”

“Kau adalah anak yang ‘ia’ percayakan padaku. Bahkan jika aku mati, aku akan melindungimu." 

“... Tidak, akan aku pastikan aku akan lebih kuat. Aku akan seperti paman dan para beastman yang lain ketika aku tumbuh besar!”

“Muir…”

Ketika Arnold dan Muir saling pandang untuk sesaat, Arnold mengelus kepala Muir yang terlihat bahagia.

Hiiro dengan pelan membuka matanya. Setelah melihat mereka berdua, dia kembali menutup mata dan kembali tidur.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>