Kokoro Connect (Indonesia):Jilid 2 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

Tanpa aba-aba.

“Lakukan!”

Sebuah suara bergema saking jelasnya sampai bisa membuat orang sakit.

Suara itu bergaung, mengakibatkan bulu kuduk merinding, seolah bisikannya merambat hingga ke ujung-ujung syaraf.

Siapa itu?

Meskipun pikiran ini muncul, tetap saja membingungkan. Karena suara itu jelas-jelas suaraku sendiri.

Sementara itu, tubuh ini terasa memanas.

Wajahku menjadi merah padam, dan seluruh kepalaku terasa pusing.

Seolah dirasuki kantuk yang hebat, seluruh inderaku terasa luluh.

Tubuhku sendiri hilang dari kendaliku.

Seolah aku bukan diriku sendiri.

Tubuh ini bergerak sendiri.

Seolah dilahap oleh sesuatu.

Tapi kesadaranku tak hilang, karena pikiranku benar-benar jelas.

Pikiran yang menentang keinginanku timbul.

Suatu perasaan “ingin” mulai mengamuk di dalam jasadku. Semakin kucoba menahannya, semakin besar perlawanannya. Hasrat itu justru semakin berkobar.

Sudah, cukup. Hentikan. Diam. Tahan. Kau tak boleh melakukannya.

Akan tetapi ...

Tubuhku bergerak. Meskipun aku sama sekali tak menginginkannya bergerak, tubuhku bergerak. Tubuh dan jiwaku seolah berpisah. Aku tak ingin melakukannya tetapi aku sangat ingin melakukannya... Aneh, bukannya itu berarti aku memang ingin melakukannya? Apakah tubuhku memang bertindak sesuai keinginan itu?

Pikiran yang melawan keinginan yang timbul itu,

Sebenarnya bukan melawan keinginanku?

“Wujudkan keinginan itu.”

Suara itu bergema lagi.

Itu betul-betul suaraku, tapi bukan keinginanku.

Bingung. Kepalaku pening. Tubuhku merinding.

Dan ketika aku menyadari situasi yang sedang kualami.

Aku hampir meneriakkan “Kapan kulakukan ...” tapi tak jadi.

Takut sendiri akan apa yang nyaris kulakukan.

Hatiku berkata, “Hentikan!” tapi tiada suara yang keluar.

Melihat diriku sendiri dari pengucilan yang jauh.

Mulutku bergerak.

Akan tetapi, kata-kata yang keluar bukan kata-kata yang kuinginkan.

Apakah tubuhku dikendalikan? Oleh siapa? Oleh apa? Olehku sendirikah?

Apa betul olehku sendiri?

Tunggu. Tak bisa menunggu. Tak ingin menunggu?

Berhentu. Tak ingin berhenti?

Sesuatu sedang terjadi.

Sesuatu telah berubah.

—Ah, tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti! Tak bisa berhenti!

—Tak ingin berhenti?