Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

Sebuah bayangan menari-nari dalam kegelapan malam.

Melompat dari atap ke atap, dan dari gedung ke gedung yang lain. Dengan kelincahan yang tidak manusiawi dan langkah-langkah yang menawan, bermandikan cahaya terang rembulan, setiap yang melihat pasti akan langsung terpikat olehnya.

Langkah yang menawan itu, membuat orang terbayang akan kecantikannya. Dan jujur saja, sepasang kaki panjang dengan langkah yang indah itu, hanya di miliki oleh seorang wanita muda pada masa kejayaannya.

Gelap malam yang menyelimuti kulit seputih salju, memurnikan kecantikan supernaturalnya.

Jika kita berbicara tentang sosoknya; sebuah gaun hitam indah yang dengan ketat menyelimuti tubuhnya, dengan hanya menunjukan belahan dadanya, membuat keseluruhan dada miliknya tersembunyi dalam gelap.

Bagian yang paling mempesona adalah bibir merah delima miliknya.

Berteteskan kekuatan erotis, entah itu pria atau wanita, tidak akan ada yang bisa menolak untuk tidak terpesona oleh itu. Tapi sering kali, bibir itu menunjukan rahasia sejati darinya.

Sepasang taring tajam.

Bibir yang menunjukan sepasang gigi yang ketajaman dan kerampingannya tidaklah normal. Meskipun dengan kecantikan yang memikat, setiap orang pasti akan merasakan bahaya di baliknya.

Bahaya - dengan kecantikan yang hampir membuat seseorang ingin di gigit.

Si cantik di malam hari, dengan kekuatan untuk melompat dari bangunan ke bangunan yang lain, dan juga sepasang taring.

Berdasarkan legenda dunia, dan kebenaran akan kecantikan tubuhnya.

Ya itu dia - Sang Raja Malam Hari.

Dengan kata lain - Vampir.

Dengan kemampuan meloncat jauh di atas manusia, orang-orang selalu berpikir jika mereka memiliki sayap seperti kelelawar.

Ketika mendiskusikan tentang legenda vampir, pasti yang terlintas adalah jenis hewan peminum darah. Mungkin karena kelelawar mampu melesat dalam gelapnya malam seperti bayangan, jadi orang-orang membayangkan hal-hal seperti itu.

Kenyataannya, mereka tidak memiliki sayap, tapi mereka memang memiliki mata seperti burung pemangsa.

Saat ini dia sedang haus.

Haus yang teramat sangat.

Satu-satunya cara untuk memuaskan dahaganya - hanya ada satu.

"Ketemu... <3"

Berbisik dengan suara yang memikat nan menggairahkan, si gadis berhenti.

Kelopak matanya memancarkan cahaya merah tua, mengunci mangsa.

Pengelihatannya terkunci pada seorang pria muda, yang berjalan sendirian di jalan yang kecil.

Pria itu tampak seperti seumuran dengannya - meskipun tidak mungkin untuk mengetahui umur vampir - yaitu sekitar 16 atau 17 tahun.

Bagi seorang vampir wanita, seorang pria langsing nan tampan adalah tangkapan besar.

Tubuh langsing, penampilan yang layak, selaras dengan rambut sewarna teh. Di jalan yang nyaris tidak diterangi oleh cahaya lampu, mungkin saja untuk salah kira pria ini sebagai wanita. Meskipun tidak secantik dirinya, kulit si pria sangatlah halus dan mengkilat.

"Dia kelihatannya enak~"

Menemukan mangsa berharga, si gadis tanpa sadar menjilati mulutnya.

Dalam sekejap, dia muncul di hadapan si pria muda.

Seakan terpana oleh kecantikan yang muncul di depannya, pria muda ini membeku.

"Jangan takut, manusia."

Kepada si mangsa yang gelisah yang berada di depannya, si gadis tersenyum hangat.

"Namaku, Rushella Dahm Dracula. Aku seorang vampir peringkat tertinggi, salah satu dari keturunan darah murni. Berbanggalah, karena kau telah di pilih olehku."

Si pria muda masih tak bereaksi.

Ini tidaklah mengejutkan.

Seorang manusia bertemu dengan vampire di malam hari, reaksi mereka pasti akan seperti ini.

"Tidak bisa aku pungkiri jika aku telah mencium bau lezat darahmu. Aku terpikat oleh aroma dari baumu itu. Aku pikir kau pendarahan, tapi sepertinya kau tidak terluka. Namun aroma lezat ini masih tercium oleh hidungku - sungguh aroma yang lezat, sangat lezat."

Di saat dia sedang berjalan-jalan di malam hari, dia tiba-tiba dia mencium aroma yang lezat.

Terpikat oleh aroma itu, dia muncul di depan si pria.

"Kemarilah... Kemari layani aku."

Dia menempatkan lenganya disekitar bahu si pria, memperlihatkan taring tajam menakutkan, dan menggerakkan kepalanya ke sisi kiri leher si pria.

Tidak perlu berjingjit, tidak perlu merunduk. Tinggi yang sempurna.

Dengan itu, ini menjadi lebih menyenangkan.

Sisanya tinggal menikmati ini.

Rushella menusuk kulit si pria dengan taringnya, dan mulai meminum darahnya, tetes demi tetes.

"..................................!!!!"

Ini lebih dari sekedar nikmat.

Sedikit padat, penuh dengan kenikmatan jiwa muda.

Kelezatan ini jelas tidak hanya untuk memuaskan dahaga, namun juga menjadi hidangan utama malam ini.

Setetes lagi, dan rasa dahaganya pun mereda.

Darah kelas atas seperti ini pasti bukan untuk dijadikan makanan terakhir.

Berdasarkan legenda vampir, setelah seseorang di hisap darahnya selama beberapa malam, orang itu akan menjadi budak sang vampir.

Rushella terbenam dalam khayalan manisnya, yang kemudian tersadarkan oleh sebuah kalimat.

"Aku bilang... ini sangat sakit, tahu!"

Ah?

Dia langsung menarik diri dari si pria.

Yang mengakibatkan mereka saling menatap.

Pria muda di depan Rushella itu menatapnya tidak sedang, sambil menutupi lukanya dengan satu tangan.

"INI SAKIT, SAKIT, SAKIT... apa yang tiba-tiba kau lakukan? Menghisap tanpa henti... Aku pasti sudah kehilangan darah sekitar 500cc... Jika itu bukan aku, ini akan jadi menyusahkan."

Dengan tampang pucat dia terlihat khawatir, dan kemudian dia mulai pergi dari tempat itu dengan lemas.

Rushella menatapnya dengan tatapan kosong saat si pria mulai menentangnya, tapi dia pun segera tersadar, lalu berlari dengan kecepatan tidak manusiawi, dan memegang pundak si pria.

"Kau, kau pikir siapa aku!? Bisa-bisanya kau berkata tidak sopan padaku...!"

"Vampir, ya kan? Akhir-akhir ini belum pernah berjumpa mereka... kau harusnya lebih berhati-hati; di jaman yang kacau ini, kalau kau terus mengejar lalu menangkap setiap mangsa yang kau temui, kau akan cepat di basmi."

"Omong kosong manusia! Dan juga, kau sudah menerima <<kiss>> dariku, kau sekarang budakku-"

Tapi sebelum dia selesai berbicara, Rushella sadar akan kondisi si pria.

Leher yaang sudah tidak di tutupi lagi oleh tangan si pria, tidak ada tanda pernah di gigit.

Lenyap tak berbekas.

Benar, tanda yang terukir di lehernya <<kiss>> atau lubang kembar yang di kenal dengan 'baptis', telah sepenuhnya lenyap.

"Tidak mungkin!"

Seakan yang terjadi di depannya itu mustahil di percaya, Rushella menggelengkan kepalannya.

Karakteristik vampir #1: "Seseorang yang telah di gigit vampir, akan berubah jadi vampir."

Tetapi, perubahan sempurna memerlukan korban untuk terus dihisap darahnya, dan selama masa perubahan, sang korban akan memiliki tanda yang takkan bisa di hapus.

Draculea V01 - 009.PNG

Tapi... Tapi di leher pria muda ini tidak ada tanda.

"Kenapa...? Aku sudah menggigitmu... dan meminum darahmu."

"Haha, semua itu percuma terhadapku."

"Apa?! langkah macam apa yang kaugunakan?"

"Ini cuma ciri fisik dari tubuhku. Entah berapa banyak darah yang kau minum, aku tidak akan pernah jadi vampir."

Malas menjelaskan peristiwa yang mengejutkan itu, Si pria muda melangkah pergi.

Rushella mengikutinya, seakan ini mustahil untuk dia terima.

Karakteristik vampir #2 perubahan: "Setelah darahnya di hisap, bagi manusia tidak ada cara untuk lari dari takdir menjadi vampir; satu-satunya cara yaitu melenyapkan vampir yang menghisap darahnya sebelum proses Transformasi selesai."

Tidak ada cara lain.

"Siapa kau sebenarnya?"

Menghadapi pertanyaan, pria muda itu berbalik, menjawab setengah hati

"Kujou Hisui".


Sebelumnya Ilustrasi Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 1