Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Bab1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 - Iscariot[edit]


Ouch.

Ciuman ini, yang mengeluarkan darah, menodai hari pertama Kujou Hisui di SMA dengan warna merah.

Tepat setelah upacara pembukaan, dia tiba-tiba di gigit oleh seorang vampir dalam perjalanan pulang.

Mungkin siswa lain akan merayakan dengan orang tua mereka, bahkan mungkin akan keluar berpesta, untuk memperingati hari spesial ini. Tetapi bagi Hisui, yang tinggal sendirian, tidaklah mungkin mengadakan pesta seperti itu.

Sambil dia dengan santai berjalan pulang, langit telah gelap.

Dengan angin malam yang dingin bertiup ke wajahnya, Hisui berjalan ke sebuah taman dekat rumah.

Dedauan yang rimbun dan pohon-pohonan menghalangi cahaya lampu jalan, sehingga keseluruhan area tersebut sangatlah gelap, bahkan di siang hari. Itu bahkan jauh lebih gelap daripada malam hari, begitu redup sehingga orang tidak bisa melihat jari-jarinya sendiri di depannya.

Tetapi kenapa dia memilih rute seperti itu? ...bahkan Hisui sendiri tidak mengerti.

Jika dia harus membenarkan itu, itu adalah aroma yang dia cium.

Ketika dia melewati taman tersebut, dia mencium apa yang tampaknya seperti aroma mawar.

Dia tertarik oleh aroma tersebut, dan saat kembali sadar, dia mendapati dirinya sendiri berada di sebuah jalur yang biasanya tidak ada di sana.

Hasilnya — adalah sebuah bencana.

Seorang vampir dari mitos tiba-tiba muncul didepannya. Namun, sebelum dia bisa menolak, dia telah digigit.

Tidak, mundur ke belakang sedikit, digigit bukanlah masalah yang besar.

Meskipun itu kurang-lebih terasa mengerikan ketika mendapati begitu banyak darah terkuras dari tubuhnya, hidupnya sama sekali tidak terancam kematian.

Jika dia adalah orang biasa, dia akan dihadapkan dengan dilema mengucapkan selamat tinggal pada kemanusiaannya tepat sebelum sentuhan kematian. Tetapi bagi Hisui, itu bukanlah masalah yang harus dipedulikan.

Ada kemungkinan mati karena kehilangan darah, tetapi tak peduli seberapa banyak darah yang hilang, dia tidak akan menjadi seorang vampir.

Dengan kata lain — masalah yang dia hadapi adalah...

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini semacam sihir? Atau sebuah trik murahan? Jawab aku, manusia!"

Dia terjerat dengan gadis vampir keras kepala.

Setelah dia selesai meminum darah Hisui, dia terus mengikuti dan tanpa henti berteriak padanya dari belakang.

"Ini sudah malam, jadi bisakah kau sedikit lebih tenang?"

"Aku lebih hidup di malam hari!"

"Aku paham, bagaimanapun juga kau adalah seorang vampir..."

Karakteristik spesial vampir #2 - mereka menjadi aktif setelah matahari tenggelam dan mundur saat fajar. Oleh karena karakteristik inilah mereka disebut raja malam hari, tetapi bagi kucing malam seperti Hisui itu sangat menyebalkan.

"Kenapa tidak ada yang terjadi setelah aku menggigitmu? Setelah tergigit, kau seharusnya menjadi pelayanku dan mengikuti perintahku!"

"Aku tidak mau~." Hisui secara spontan menolak dia.

"Tidak mungkin... kau tidak mau mengikuti perintahku!? Meskipun aku sudah jelas-jelas menghisap darahmu!?"

Sejujurnya, bagi seorang vampir, hal semacam ini tidak mungkin terjadi, seolah-olah dunia telah terbalik.

Entah itu pendeta, bangsawan atau preman pembunuh, selama mereka dilahirkan sebagai manusia, tergigit oleh vampir akan memicu suatu transformasi.

Juga orang yang tergigit, akan mandapati pikiran mereka didominasi oleh vampir, dimana pertimbangan mereka hanyalah untuk kesejahteraan tuan... tapi Hisui bahkan tidak tampak memperhatikan.

"Orang macam apa kau?! Sihir macam apa ini!?"

"Aku tidak tahu, ini bukanlah skill, ini adalah sifat fisik, fi-sik."

Aku telah menjawab pertanyaanmu beberapa kali, sembari marah Hisui menjawab dengan nada tak bersahabat.

"Bagaimana bisa ada situasi semacam ini? Dan juga, aku adalah seorang VAMPIR, kau bertemu seorang wanita seperti aku! Dengan demikian, kau seharusnya seperti... itu kan??"

"Aku takut. Kau mengenakan pakaian 'aku vampir' ini, aku tidak menyangka aku akan diincar olehmu."

"Apakah kau berpikir bahwa dirimu adalah seorang ahli. Dari caramu berbicara, ini bukan pertama kalinya kau bertemu vampir?"

"...ah, aku terbiasa mengetahui vampir, itu saja."

Hisui tidak berbicara lagi, dan hanya terus berjalan dalam diam.

Rushella juga menyadari menanyakan pertanyaan semacam itu akan sia-sia, olah karena itu dia tetap diam selama beberapa menit sebelum menanyakan pertanyaan yang berbeda.

"...Berbalik, aku akan mengakui fakta bahwa kau memiliki tubuh yang tak masuk akal. Dan aku tidak peduli tentang para vampir itu, kau tidak bisa lepas dari taring (Leluhur Sejati). Mangakulah, trik apa yang kau gunakan?"

Hisui tiba-tiba berhenti.

Rushella tiba-tiba mengatakan penjelasan tertentu yang tak bisa di abaikan.

"Leluhur sejati? Apa kau bercanda?"

"Tentu saja tidak. Aku berada di puncak ras vampir, membawa darah dari pendiri, 'Leluhur sejati'-sama yang perkasa!"

Saat Rushella menjawab dengan bangga, dadanya membusung, dan Hisui hanya bisa merendahkan pandangannya.

"Dalam masyarakat seperti sekarang ini, sesuatu seperti seorang leluhur sejati jauh lebih langka daripada spesies yang terancam punah. Darimana kau berasal? Suatu tempat jauh di pegunungan?"

"Caramu berbicara sungguh kurang ajar..."

Ketika Rushella menjawab, Hisui mulai merasakan bahaya, dan tiba-tiba menjadi lebih waspada.

Lawan adalah seorang vampir. Di malam gelap gulita ini.

Selain tubuhnya, dia tidak memiliki kemampuan spesial lainnya, sehingga tidak mungkin untuk melawan atau menang.

Dan gadis vampir tersebut memiliki sepasang pedang pendek yang melekat pada masing-masing kakinya. Masing-masing kakinya yang seputih salju terbalut kain seperti jaring-jaring, melepaskan sebuah aura berbahaya.

Menghadapi itu, satu-satunya perlengkapan yang dia miliki hanyalah tas buku SMA.

Tentu saja, tak ada apapun dalam tas itu yang bisa digunakan melawan seorang vampir.

Menyadari kelemahannya sendiri, wajah Hisui menggelap ketakutan. Tapi Rushella menjawab dia dengan sebuah senyum mempesona.

"Jangan khawatir, aku tidak akan menggunakan kekerasan apapun yang akan membahayakan tubuhmu. Aku hanya ingin kau untuk sukarela menawarkan lehermu padaku."

Rushella menyipitkan mata hitamnya, mengubah bentuk mereka menjadi sesuatu menyerupai milik seekor kucing.

Lalu matanya - melepaskan seberkas cahaya merah.

Saat pandangannya bertemu dia, dia memahami apa yang Rushella coba lakukan.

Karakteristik Vampir yang Khusus #3 - Mystic Eyes.

Orang yang lemah akan terpesona oleh mata merah itu, dan jiwa mereka selamanya terjebak dalam kegelapan.

"Meskipun ini bukanlah pemikiran asliku, tetapi itu lebih mulia daripada memburumu. Belum lagi itu seorang yang keras kepala, seseorang sepertimu, tidak mungkin bisa lepas dari ikatan mataku. Berlututlah didepanku, dan persembahkan lehermu!"

"Ah, mystic eyes juga tidak akan bekerja padaku..."

Hisui menangangkat kepalanya, dan menjawab pelan.

Berdasarkan apa yang dia katakan, matanya tidak terpengaruh oleh «Mystic Eyes».

Rahang Rushella jatuh, dan menatap kosong.

Melihat dia, Hisui hanya bisa merasa menyesal, dan merendahkan pandangannya.

"Oleh karena itu... maaf."

"...jangan minta maaf! Ini membuat aku lebih gila, kenapa ini? Kenapa «Mystic Eyes» ku tidak bekerja?"

"Itu bisa juga dikatakan sebuah atribut fisik. Kau tahu aku tidak akan bisa bertransformasi menjadi seorang vampir, dan tidak menduga ini? Kemampuan vampir tidak bekerja padaku."

"Tidak... Tidak mungkin..."

Tubuh Rushella runtuh ke tanah karena syok.

Manusia yang tidak signifikan, dimana gigitan dan Mata Sihir milik vampir tampaknya tidak berguna.

Tampaknya bahwa eksistensinya sebagai seorang vampir diragukan.

"Aku benar-benar [dikalahkan] oleh seorang manusia?"

Melihat Rushella yang depresi, Hisui menyadari ini adalah kesempatannya untuk melarikan diri.

Sayangnya, Rushella kembali pulih dengan cepat.

"Tidak... Ini mustahil. Sesuatu pasti telah salah. Mungkin aku kurang berlatih!"

"....? Itu, menggunakan «Mystic Eyes» seharusnya sifat kedua bagi para vampir kan? Terutama bagi seorang 'Leluhur Sejati'-sama, yang seharusnya telah menggunakan ini selama bertahun-tahun kan?"

Menghadapi analisa Hisui, Rushella berpaling.

Seolah-olah dia mencoba menghindari pertanyaan orang lain, matanya jatuh pada kucing terdekat.

[Ayo mengujinya pada mangsa terdekat]

Rushella mengulurkan tangannya untuk menangkap kucing tersebut.

Kucing hitam ini tampaknya sedikit gemuk, tetapi sangat waspada. Segera saat Rushella mendekat, dia berlari menjauh.

Tapi pada akhirnya, itu hanyalah seekor kucing, dan dengan demikian, bukan tandingan bagi sang Raja malam. Setelah sebuah perjuangan sengit! Rushella menangkap kucing liar tersebut, dan memegangnya dengan tangannya.

"Membuat aku membuang-buang waktuku... hei, tatap aku!"

Tetapi kucing tersebut seketika berpaling.

Rushella menggunakan tangannya untuk memutar kepala kucing tersebut kearahnya, dan cahaya merah dari matanya menghadap ke kucing tersebut.

Meskipun dia tidak memerlukan untuk melepaskan «Scarlet vision», tetapi kucing liar tersebut menjadi tenang.

"Bukankah seharusnya kau segera menyapa tuanmu?"

Mendengar kata-kata ini, sikap kucing tersebut berbalik 180 derajat, dia mulai mengeong manis dan menjilat tangan Rushella.

"Bagus... bukankah itu efektif. Sepertinya aku tidak mengalami masalah. Ok, sekali lagi! Manusia, tatap mataku lagi!"

Dia berbalik, tetapi tak ada orang dalam pandangannya.

Hanya angin malam bertiup melintasi taman yang kosong.

Rushella membuka mulutnya, tak bisa berkata apa-apa.

Beberapa detik setelahnya, dia menyadari bahwa dia telah tertipu.

"Manusia itu.....!!!!"

"MELARIKAN DIRI!"

※※

Menghela pada langit malam, dia akhirnya sampai dirumah.

Rumah Hisui rumah berlantai dua bergaya barat, sangat besar untuk seseorang yang tinggal sendiri. dinding putih rumah tersebut telah berubah gelap dan abu-abu karena usia dan cuaca, memberinya sebuah penampilan kuno. Oleh karena itu, bisa dipahami bagi anak tetangga untuk menyatakan tempat tersebut angker.

Jika rumah ini milik orang lain, Hisui sendiri pasti tidak akan mengunjunginya atau bahkan melangkah disekitarnya. Tetapi bagaimanapun juga ini adalah rumahnya sendiri. Meskipun jalan-jalan malam hari tidak tenang, bagaimanapun juga, biarkan aku mandi terlebih dulu.

Setelah membasuh tubuhnya, Hisui masuk ke bak mandi, tetapi dia masih tidak bisa berhenti berpikir tentang gadis aneh itu.

"Vampir, huh... bukankah pernah bertemu dulu."

Dia bergumam sambil tersenyum pahit.

Siapa sangka di era ini, kau masih bisa menemui yang semacam itu -- harus dikatakan, archetypical atau mungkin bergaya tua... Bagaimanapun juga, seorang vampir yang sepenuhnya memasukan gaya dari seorang vampir klasik.

Dia berpikir dia tidak akan pernah bertemu seseorang seperti ini lagi... ataupun dia ingin bertemu.

Dia sudah pasti tidak ingin berurusan dengan seorang vampir lagi.

Hisui tanpa sadar meraih dadanya, yang mana berdenyut sedikit sakit. Sebuah garis menuruni dadanya. Bekas luka ini menodai dadanya yang pucat, membuat Hisui mengerutkan dahi.

"Tidak bisakah memilih orang lain, datang mengisap darahku...."

Hisui merasa sedikit menyesal untuk dia. Dari penampilannya yang kelaparan, dia pasti telah haus untuk waktu yang lama. Tetapi itu sudah jelas bukan salah Hisui.

Jika itu adalah orang normal, mereka akan bertransformasi menjadi vampir setelah tergigit, atau terjerat oleh «Mystic Eyes». Tentu saja, bagi orang normal, perasaan pertama ketika bertemu seorang vampir adalah teror murni.

Tetapi Hisui unik dalam segi ini.

Dari Vampir terkait pengetahuan dan pengalaman pertemuan pribadi -- bagian yang paling penting dari ini adalah fisiknya.

Tidak bertransformasi menjadi seorang vampir setelah digigit dan kemampuan untuk membatalkan kekuatan khusus adalah dikarenakan fisik spesial ini, oleh karena itu dia tidak memiliki ketakutan terhadap para vampir.

Namun, dia masih bisa mati karena sesuatu yang klasik seperti kekerasan, atau kehilangan darah dalam jumlah besar seperti orang normal.

Bahkan meskipun luka-lukanya bisa tertutup dengan cepat, dan kecepatannya dalam regenerasi darah setingkat manusia super. Selain itu, dia tidak ada bedanya dengan anak laki-laki rata-rata.

Selain itu, kekhususan ini, dia tidak menyadarinya sendiri.

Kecuali dia berlari pada seorang vampir, dia kemungkinan tidak merasa seberapa menguntungkan sifat ini.

Tetapi sekarang, darah merahnya terlalu menyusahkan.

Hanya keistimewaan dalam kegelapan gadis itu -- sang vampir yang dikenal sebagai kecantikan Rushella, tidak dapat menghilang dari pikirannya.

"....dia tampak sangat cantik."

Hisui menggelengkan kepalanya, menghamburkan semua informasi yang berkaitan dengan dia dari kepalanya dan kemudian meninggalkan kamar mandi.

Menggunakan handuk untuk mengusap kepalanya, Hisui berjalan menuju dapur.

Menarik botol susu dari kulkas untuk diminum, tetapi dia tiba-tiba mendengar ketukan keras dari pintu.

Meskipun ada sebuah intercom di pintu, orang itu terus menggedor pintu.

Sungguh perasaan buruk.

Benar-benar sebuah perasaan yang buruk.

"....seharusnya bukan... kan?"

Dengan perasaan yang tidak menentu, Hisui berjalan kearah aula masuk.

Tetapi bukan hanya ketukan tanpa henti, itu menjadi semakin keras.

"Ok, ok! Aku mendengarnya, aku datang untuk membuka pintu."

Hisui mengambil handuk di kepalanya, kemudian membuka pintu.

Mengamati dari celah pintu, dia melihat seorang gadis cantik dengan lengannya bersilang di depan pintu.

Rushella kembali.

Dan menatap dia dengan mata yang menusuk.

"Ketemu kau, Manusia... memutuskan untuk berjalan cepat dan melarikan diri kan? Kali ini kau akan menjadi pelayanku!!!!"

"Ini sudah larut, berjalanlah pulang lebih pelan."

Hisui kemudian dengan segera menutup pintu.

Tepat ketika dia berharap untuk melupakan segalanya, pukulan di pintu menjadi lebih keras. Khawatir tentang keluhan tetangga, pemuda tersebut hanya bisa dengan enggan membuka pintu.

"...apa yang kau mau? Dan bagaimana kau menemukan rumahku?"

"Hanya karena itu tidak bekerja padamu, «Mystic Eyes» ku masih bisa mengendalikan binatang. Jadi aku memutuskan untuk menggunakan mereka untuk membantuku."

Rushella mengeluarkan suara *hums* dengan hidungnya, dan menjentikan jari telunjuknya dibelakangnya.

Ada sekelompok anjing liar mengikuti dibelakangnya menunggu perintah.

Puluhan dari mereka menjadi pelayannya, dan berlutut di belakang sang Gadis Vampir.

Tampaknya dia memutuskan untuk menggunakan «Scarlet vision» untuk memikat para anjing, dan kemudian menggunakan hidung mereka untuk membantu nyonya mereka untuk mengendus rumah Hisui.

"Cukup mengesankan... itu penggunaan yang luar biasa dari kemampuanmu."

Hisui mendesah, tetapi kemudian dia menyadari wajah Rushella dengan cepat berubah merah.

"....? Apa?"

"Kenapa, kenapa penampilanmu seperti ini?! Ambillah pakaian!"

Hisui kemudian menyadari penampilannya.

Baru saja menyelesaikan mandi, setengah bagian atas tubuhnya telanjang, dan setengah bagian bawah hanya tertutupi oleh pakaian dalam untuk tidur.

Sementara itu bisa menggairahkan bagi jenis kelamin yang berlawanan, setengah telanjang seharusnya tidak semengejutkan itu.

Tetapi wajah Rushella menjadi benar-benar merah.

"Hei, apa? Apa kau malu? Kau melompat ke leherku sebelumnya, sekarang kau melihat badan telanjang dan...?"

"Berhenti bicara! Pakailah pakaian!"

"Kenapa kau tidak mengeluh didalam?"

Hisui membuka pintu, membiarkan dia masuk.

Meskipun dia bisa masuk dengan satu langkah tunggal, Rushella tidak masuk.

Seolah-olah dia dihentikan oleh sebuah kekuatan tak terlihat, tak mampu melangkah maju tak peduli seberapa keras dia mencoba.

"Dengan kata lain... kau tidak bisa masuk... jika kau tidak mendapat ijinku."

Karakteristik Spesial Vampir #4 - pertama kali mengunjungi rumah seseorang, mereka harus menerima ijin atau mereka tidak bisa masuk.

Meskipun karakteristik ini sepenuhnya tidak masuk akal, dan benar-benar tanpa alasan, tetapi itulah kebenarannya.

Rushella berdiri didepan pintu dan tak mampu untuk masuk adalah bukti kuat.

Tidak ada penghalang yang terpasang, tetapi dia tertahan oleh sifat rasialnya — dengan kata lain, dia terikat oleh kekuatan supranatural dan dengan itu, sebuah bukti seorang vampir.

"Jangan memandang rendah aku, Manusia. Berikan ijinmu segera, ini adalah untuk kebaikanmu..."

Rushella memperingatkan Hisui dengan dingin dengan suara yang penuh potensi supranatural, tetapi Hisui adalah orang dengan keuntungan.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Jika aku memberi ijin, bukankah kau memperoleh kebebasan pergerakan?"

"Jadi seperti itu, kalau bagitu aku tak punya pilihan, anak-anak, beri dia pelajaran!"

Rushella menjentikan jari-jarinya, anjing-anjing dibelakangnya mulai menggonggong seperti menggila.

WOOF WOOF WOOF WOOF WOOF!!!!

Gonggongan anjing bernada tinggi memenuhi jalanan dibawah langit malam.

Hisui menutupi telinganya, dan mengeluh pahit.

"Apa yang kau lakukan! Para tetangga akan datang padaku dan mengeluh! Aku akan diteriaki."

"Siapa yang peduli tentangmu. Aku akan menyatakan sekarang, sebelum kau memberi ijin, jangan berpikir tentang menghentikan mereka. Jangan berpikir kecerdasan manusiamu yang sedikit bisa mengakali aku!"

Bagaimanapun juga, Hisui telah melarikan diri sekali, sikap Rushella menjadi lebih keras.

Hisui berakhir menyerah, menghela nafas, dan menjawab permintaannya.

"Ok, Ok, aku mengerti. Tapi, sebelum aku mempersilahkan Vampir-sama untuk masuk, aku perlu untuk membuat beberapa persiapan, bisakah kau menunggu sebentar?"

"...jangan berpikir tentang mengunci pintu sepanjang malam dan menolak keluar, atau mereka akan menggonggong sepanjang malam!"

"Aku mengerti, itu tidak akan lama. Aku harus memakai pakaian, kan? Sekarang ini dingin, dan matamu cukup terganggu, kan?"

Dia sudah pasti tak nyaman dengan Hisui yang setengah telanjang, Rushella, yang jelas-jelas tak senang masih menganggukkan kepalanya.

"Harap tunggu sebentar."

Hisui menutup pintu tersebut, lalu lenyap ke kedalaman rumah.

Rushella menunggu selama menit yang tak terkatakan sebelum pintu akhirnya terbuka. Hisui kembali dengan setelan T-shirt hitam.

"Hum, kau telah memakai pakaian. Sekarang, menurut perjanjian kita, biarkan aku masuk!"

"Ya-ya, silahkan masuk."

Saat kata-kata ini diucapkan, suasana berubah.

Seolah-olah tali kuat telah dilepaskan, atau seolah gelas tipis telah tersebar — Hisui memiliki bayangan ini di benaknya.

"Ijin diterima. Bagus, sekarang persembahkan padaku darahmu!"

Kedua mata menyala, Rushella berjalan lurus melewati pintu.

Menatap leher Hisui, untuk merasakan kelezatan darah merah lagi...

"....Eh?"

Saat dia hampir meraih leher anak laki-laki tersebut, dia mencium bau busuk.

Meskipun indera penciuman seorang vampir tak sebagus anjing, itu secara signifikan lebih tajam daripada manusia dan mampu membedakan sumber bau.

Itu adalah aroma terlarang bagi vampir.

"Kau, apa kau?"

Mengambil keuntungan dari keterkejutan Rushella, Hisui menutupi wajah Rushella dengan handuk di tangan kirinya.

Sang raja malam yang agung segera runtuh dan pingsan di lantai.

Hisui menatap dia dengan mata memahami, dan memegang sebuah jaring plastik di tangan kirinya.

Di labelnya bertanda :

[Buatan khusus Serbuk Bawang Putih]

Kelemahan Vampir #1 - Takut pada Bawang Putih.

Meskipun itu adalah fakta lama, tetapi sangat efektif. Pada Rushella yang pingsan. Menuangkan keseluruhan pada handuk sangatlah efektif.

Untuk amannya, Hisui menunggu selama beberapa menit, lalu akhirnya mengangkat handuk tersebut dari wajahnya.

Seorang vampir cantik yang K.O karena wajahnya penuh bawang putih, terlihat sangat menyedihkan.

Tetapi tetap saja, kecantikan gelapnya tetap tak tersentuh. Kecantikan adalah senjata terbesarnya, sesuatu yang Hisui telah pahami.

Jika wajahnya mendekat, itu akan melebihi kekuatan pembunuh dari «Magic Eye».

"Sekarang... apa yang harus dilakukan selanjutnya."

Cara terbaik untuk melenyapkan seorang vampir adalah menikam tepat di jantungnya, dan langkah selanjutnya adalah memenggal kepalanya, tetapi Hisui tidak berencana seekstrim itu.

Karena, dia tidak bersedia. Meskipun dia bukan manusia, Hisui masih tidak mampu pada haus darah seperti itu. Selain itu, dia adalah seorang gadis dengan payudara besar, untuk menikam itu — sangatlah bertentangan.

Atau Hisui bisa meninggalkan dia dimana dia berada dan dia akan berubah menjadi abu saat fajar.

Sambil mempertimbangkan pilihannya, dia menyadari ada sesuatu yang sering dikaitkan dengan vampir di sebelah Rushella.

Itu adalah sesuatu untuk membantu dia untuk melewati siang hari -- sebuah peti mati.

Itu adalah item tua yang lain milik vampir, tetapi sesuatu yang sangat kritikal bagi seorang vampir. Hitam murni di belakang dengan pengerjaan yang rumit, itu terukir dengan ukiran rune yang baik. Desainnya bisa disebut sebuah karya seni. Ada sebuah gembok berat di sisinya, tetapi Rushella tampaknya tidak menguncinya.

"Dia bahkan membawa perlengkapan tidurnya... tetapi peti mati ini benar-benar kuno, apa yang dia..."

Hasui dengan wajah terkejut membuka penutupnya, desain bagian dalamnya dibuat dengan baik, dengan bantalan merah yang sangat lembut.

Dengan hati-hati menempatkan Rushella kedalam peti mati tersebut, Hisui menutup penutupnya.

"Ini yang harus dilakukan. Pergi pergi, kalian semua juga harus pergi."

Hisui mengusir anjing-anjing tersebut, karena Rushella pingsan, efek dari «Mystic Eyes» berakhir, sehingga kelompok Rushella semuanya pergi.

Saat pintu depannya bersih, Hisui mendesah lega.

Kelelahan. Mari tidur terlebih dulu. Aku akan memikirkan hal lainnya setelah tidur.

Menemukan tempat bagus untuk peti mati Rushella, anak laki-laki tersebut menguap, dan menuju ke kamarnya di lantai dua.

Memimpikan sebuah mimpi yang sangat tidak menyenangkan.

Mungkin karena bertemu seorang vampir, itu adalah sebuah skenario bahwa seseorang berharap tidak berada didalamnya, sebuah kenangan yang bukan untuk di ingat, tetapi tak terlupakan. Setengah mimpi, setengah sadar.

Itu bermandikan matahari di padang gurun.

Hisui mendapati dirinya tergeletak di tanah.

Panas membakar kulitnya, melemahkan kelembaban dan kekuatan.

Seperti kematian tidaklah jauh -- seolah satu kaki telah melewati gerbang neraka.

Kulit putih saljunya, menjadi pucat, dengan cepat kehilangan warna darah.

Detak jantungnya sudah berhenti, sumber aliran darah kehidupan, juga kehilangan fungsi.

Tetapi kesadarannya masih ada. Seolah dia melihat tubuhnya dari sudut yang berbeda, ini bisa dikatakan pengalaman kematian. Mencoba memerintah tubuhnya sendiri, mencoba untuk berteriak pada tubuhnya sendiri.

"....AYO! KAU TIDAK BISA... AHHHH!!!!"

Suaranya(perempuan) menyuarakan kelelahan di latar belakang.

Kedua tangan tak bisa untuk berhenti memompa dadanya.

Untuk memulihkan denyut jantung, untuk menyalakan api kehidupan.

"Ini... cukup. Ini benar-benar... cukup, ahhhh...."

Dia(laki-laki) ingin mengatakan itu pada dia(perempuan).

Ingin menggapai tangannya.

Tetapi dia tidak bisa melakukan itu, tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Dengan demikian, dia(perempuan) tidak pernah berhenti. Melakukan yang terbaik untuk memanggil kembali hidupnya(laki-laki).

Dibelakangnya adalah matahari yang bersinar, dengan kedua tangan tanpa henti menekan dadanya.

"Berhenti... jika kau terus melakukan ini, kau akan....!"

Akhirnya membuka matanya dan berteriak.

"....Ah?"

Hisui akhirnya menyadari mimpi tersebut berakhir.

Pandangannya kembali ke kamarnya yang familiar.

Yup... itu hanyalah sebuah mimpi, sebuah kenangan di masa lalu.

Itu sudah berlalu... tetapi masih ada sesuatu yang berat di dadanya.

Seolah-olah tertekan oleh sesuatu.

Itu memiliki kelembutan tertentu, tetapi itu tidaklah berat. Itu terasa seperti sesuatu yang lembut namun kenyal-kenyal yang menekan dia.

Dan ada parfum berkelas sangat tinggi mengalir kedalam hidungnya. Mungkin ini masih sebuah mimpi.

Jam alarm masih belum berdering. Mari tidur sedikit lagi, pikir Hisui. Dalam sekejap, ada rasa sakit yang tiba-tiba datang dari lehernya, dan dia terbangun.

AH WO! (jeritan rasa sakit.)

Ada suara tergigit dari sisi kiri lehernya.

"SAKIT!"

Hisui mau melompat dan memegang lehernya, tetapi hal berat di dadanya menolak untuk bergerak.

"Kau bangun."

"Kau!"

Itu adalah Rushella, berbaring di tubuhnya, menusuk leher Hisui dengan taringnya.

Hal ini sangatlah penting untuk ditunjukkan, penampilannya yang menggairahkan.

Hanya berbalut dalam handuk, dengan air menetes dan mendarat di dada Hisui.

Dari penampilan tubuhnya yang beruap, tampaknya dia baru saja mandi.

"Kenapa, kenapa..."

"Apa kau pikir bawang putih bisa menghentikan aku? Meskipun rasku membencinya, tetapi aku adalah [Leluhur Sejati] yang sebenarnya, sesuatu seperti itu hanya akan bekerja padaku dalam waktu yang singkat."

"...jadi bawang putih telah berkurang pengaruhnya terhadap para vampir kelas tinggi, jadi sekarang aku mengakui kau memang kelas tinggi. Tetapi kenapa mandi? Kenapa kau bisa menggunakan kamar mandiku?"

"Karena kau memberiku ijin untuk masuk rumahmu. Dengan kata lain, segala sesuatu yang ada disini terbuka untuk aku gunakan. Juga, kau tak bisa menyalahkan aku, karena kau adalah orang yang menyemprot aku dengan bawang putih, bahkan peti matiku bau itu! Akhirnya, air panas benar-benar nyaman. Aku khawatir tentang efek air yang mengalir, tapi tampaknya tak ada pengaruh. Manusia benar-benar mampu juga."

Melihat wajah senang Rushella, Hisui hanya bisa memikirkan tentang kelemahan lain dari vampir.

Kelemahan Vampir #2 - Air Mengalir.

Air bergerak dan pembersih - adalah sebuah kelemahan yang berbahaya bagi vampir.

Tapi tampaknya itu terbatas pada air mengalir yang alami, atau air suci.

Air buatan manusia, mengandung klorin dan berbeda dengan air alami, seharusnya tidak memiliki pengaruh pada Rushella.

"...dengan demikian, setelah kau dengan senang mandi, datang untuk menghisap darahku sekarang?"

"Sungguh berisik, diam. Tapi tampaknya kau benar-benar lemah sekarang. Apa karena itu? Meskipun seorang manusia, apa kau tidak suka pagi hari?"

Pertahanan Hisui memang sangat lemah. Sejujurnya, tetap ditekan seperti ini tidaklah buruk.

"Memang, aku mendengar semacam orang tertentu, karena tekanan darah rendah akan menjadi seperti ini. Biarkan aku melihat bagaimana aliran darahmu saat ini. Aku bisa merasakan aliran darahmu dengan sentuhan. Normalnya, dengan beberapa penyesuaian dan konsumsi darah akan lebih mudah... aneh, kenapa semua darah berada di bagian bawah tubuhmu?"

"Itu adalah area paling sensitif dari seorang pria muda, tolong jangan bermain dengan itu...tetapi, ini adalah fenomena pagi hari, bagaimana aku harus menjelaskan ini?"

Hisui tidak bisa menjelaskan dengan benar, jadi dia memalingkan wajahnya.

Tetapi garis pandangnya masih mencapai Rushella.

Dengan kata lain, itu mengarah pada dadanya.

Dua buah yang sangat matang mendorong ke dadanya sendiri.

Puncak kembar bersalju, didukung oleh tubuh ramping yang mustahil. Sebuah lembah dimana kau kehilangan pandanganmu...

Sejujurnya, handuknya hampir jatuh, dan area pink-nya hampir terungkap.

"IBLIS BEJAT!!!!"

Wajah Rushella menjadi merah, dia langsung meninggalkan dada anak laki-laki itu, dan secara berulang-ulang menampar wajahnya.

Draculea V01 - 033.PNG

Wajahnya dengan keras ditampar kiri dan kanan.

"Apa yang kau lakukan! Kau adalah orang yang mengungkapkan itu untuk dilihat olehku! Tubuhmu yang sepenuhnya tak masuk akal, keelastisan dan kelembutan adalah apa yang harus disalahkan!"

"Sungguh, sungguh berisik!"

Wajah cantiknya mendekat lagi pada Hisui, dan taringnya menusuk ke lehernya.

"HEI! LEPASKAN!!!!"

"Kali ini kau akan menjadi milikku, persembahkan semua darahmu padaku!"

Hisap dulu lalu bicara nanti — ini adalah strategi baru Rushella terhadap tubuh aneh Hisui.

Sepenuhnya tidak membiarkan dia meronta, tanpa waktu untuk menikmati rasa, hanya menghabisi dia dalam sekali tegukan.

Terhadap Rushella yang asli**, wajah anak laki-laki itu berubah warna.

[**Yang asli disini menunjukan bahwa dia serius]

Darah dari tubuh tersebut dengan cepat berkurang — jika dia tidak melakukan sesuatu, dalam beberapa detik itu akan melewati poin kritis, atau

"...menyingkirlah."

Situasi ini menjadi berbahaya, sehingga Hisui menggunakan langkah-langkah ekstrim.

Tepat disamping tempat tidur adalah jendela, Hisui menggeser tirai kesamping, membanjiri kamar tersebut dengan cahaya matahari.

"Sialan kau...!"

Rushella yang tak kenal takut, untuk pertama kalinya menunjukan ketakutan yang sebenarnya.

Dia segera menjauh dari Hisui, dan bersembunyi di sudut dimana cahaya matahari tak bisa menggapai.

Kelemahan Vampir #3 - Bagi vampir, setelah terserang sinar matahari, area yang terserang oleh sinar matahari akan berubah menjadi abu, benar-benar mengarah pada penghancuran total. Waktu total sampai kematian bergantung pada vampir tersebut, tetapi itu sudah pasti sebuah kelemahan yang fatal.

"Kau benar-benar takut pada ini..."

"Kau bajingan! Kau berani menggunakan cahaya matahari terhadap aku...!"

Rushella menjadi begitu penuh dengan kemarahan, pundaknya bergetar menyebabkan handuknya lepas, itu adalah yang menutupi tubuh telanjangnya, yang mana meluncur turun ke lantai.

Hisui mau berpaling, namun tiba-tiba, desakan lelakinya melebihi kemauannya, membiarkan dia memandang.

Ditengah-tengah penglihatannya, adalah dada putih kemerahan, sebuah tubuh lembut yang indah dan seperti mimpi.

Bagian paling lezat adalah, dada yang penuh dan lembut, berwarna cerah dan puncak yang cantik, menatap terus, sambil mengikuti kontur tubuh dan menelusuri kebawah, sebuah bagian kecil dari padang rumput...

"BERHENTI MELIHAT AHHHHHH!!!!"

Sesuatu yang terletak disana telah diambil oleh Rushella dan melayang kearah kepala Hisui, sehingga sosok indah semacam itu lenyap dalam serangan otak berikutnya.

"Kau mau membunuhku?!!... Hei, tidak sungguh-sungguh kan!?"

Melihat benda yang menghantam kepalanya, wajah anak laki-laki itu berubah pucat pasi.

Itu adalah jam alarm tercintanya.

Di sisi depan terdapat bentuk kepalan tangan tertanda kedalamnya, panah penunjuk menit benar-benar keluar.

"Oh, itu? Aku tidak tahu kenapa itu terus berdering tanpa henti, jadi aku memukulnya sekali. Para manusia menyimpan benda yang aneh."

"Ini adalah suatu yang diperlukan!! Sudah berdering?"

Wajah pucat Hisui melihat pada arlojinya di samping tempat tidur, dan memeriksa waktu yang tepat dan wajahnya menjadi lebih pucat.

"Ini buruk... Bahkan jika aku berlari dalam kecepatan penuh, aku tidak akan tepat waktu... tidak makan malam, bagaimana dengan sarapan pagi!"

Hisui bergumam pada dirinya sendiri, lalu mulai melepas pakaiannya.

Meskipun dia tidak ingin penghargaan apapun, ataupun dia berharap menjadi seorang siswa all-star, tetapi terlambat datang di hari pertama SMA adalah sesuatu yang sepenuhnya tak akan terjelaskan.

"Kenapa kau melepas pakaianmu!!! Mungkinkah...mungkinkah manusia tak signifikan ini ingin melakukan padaku!?"

Rushella meraih handuk tersebut secara defensif melindungi tubuhnya sendiri.

Tentu saja, Hisui bisa mengerti reaksinya.

"Jika kau tidak mau melihat, maka keluarlah dari kamar ini, aku tak punya waktu untukmu lagi."

Melihat Hisui hendak melepaskan celana pendeknya, Rushella hanya bisa berlari keluar dari pintu.

Tapi karena rasa ingin tahunya sendiri dia masih ingin mengintip, namun Hisui dengan cepat mengenakan seragamnya dan berlari keluar pintu, sehingga pengintipan tidak berhasil.

"Kemana kau akan pergi!?"

"Ke sekolah, sekolah. Tapi biarkan aku memberitahumu ini terlebih dulu. Tubuhku tidak akan terpengaruh oleh pengisapan darah. Bahkan jika semua darah terkuras, aku hanya akan mati karena kehilangan darah, aku tidak akan menjadi seorang vampir."

"Konstitusimu begitu aneh... tapi, kau masih takut mati. Itu sebabnya kau panik tadi."

"Semua orang akan takut mati. Rata-rata orang akan benci untuk mendapati darahnya dihisap."

"Hanya ini?"

Rushella mengejar dan bertanya, kedua matanya mengedipkan cahaya merah pada dia.

Hisui memalingkan matanya, dan dengan tidak sabaran memperingatkan, "Jika kau hanya ingin meminum darah... itu tidak apa-apa. Sedikit lebih banyak dari ini bukanlah masalah besar. Tetapi jangan menghisap melewati titik kematian, ini untuk kebaikanmu juga."

"Permintaanmu sedikit aneh. Apa kau mengancamku? Kau berani mengancam seorang vampir seperti aku?"

"Sederhananya... Kau harus melakukannya dengan aman. Jika kau meminum terlalu banyak, maka itu akan terlambat."

Mendengar nada serius Hisui, Rushella tidak mengatakan apapun. Hanya dalam diam membiarkan dia pergi kesekolah.

"Setelah senja kau harus kembali ke tempat dimana kau tinggal. Aku akan meninggalkan kuncinya padamu. Kunci pintu dan tinggalkan kuncinya di kotak surat."

Rushella, yang ditinggal sendirian, berdiri tercengang disana selama seperempat jam atau lebih, dan dia terus berpikir tentang sesuatu sambil menempatkan jarinya di dagunya, bergumam.

"Sekolah, kan?..."

"Aku Kujou Hisui dari Sekolah Menengah Akanishi. Minat, minat membaca dan memasak. Tak ada bakat khusus. Jika kalian menemukan salah satu tolong katakan padaku."

Menambahkan sedikit subtansi cerdas di akhir, Hisui menyelesaikan perkenalan dirinya sendiri, sebelum dia berjalan ke sebelah kanan ruang kelas dan mengambil tempat duduknya.

Sekarang ini adalah orientasi sekolah, bagian pengenalan diri.

Beberapa orang akan menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pidato besar, langsung menarik perhatian semua orang, tetapi Hisui bukanlah orang semacam itu.

Mampu menjaga jarak, namun cukup mahir untuk berbicara dengan siapa saja tentang apa saja, ataupun membuat suatu kesalahan besar, mendapati kehidupan sekolah yang damai adalah yang terbaik.

Semua yang dia inginkan adalah gaya hidup damai ini.

Setelah Hisui, adalah seorang siswa perempuan.

Meskipun dia sudah selesai, dia memutuskan untuk mendengarkan, tapi karena gadis ini setelah dia, jadi dia memberi sedikit perhatian.

"Aku Sera Reina dari Sekolah Menengah Aishin. Minatku adalah membaca dan membuat kue, keahlianku adalah berlari dan atletik. Mohon bantuannya."

Pada saat itu, matanya dan mata Hisui bertemu.

"Mohon bantuannya."

"Sama-sama."

Hisui menjawab wanita muda yang malu-malu ini dengan senyum tipis."

Reina, tepat setelah perkenalan diri, dia tiba-tiba ditunjuk perwakilan kelas, gadis ini sedikit kurang beruntung.

Di SMA bergengsi seperti ini, ketua siswa biasanya dipilih oleh guru wali kelas.

Terutama perwakilan kelas biasanya dipilih dari rekomendasi para siswa.

Kelas memilih Reina juga.

Gadis cantik ini yang tampak seolah dia keluar dari lukisan, tetapi tidak tampak sombong. Sebaliknya, dia memberikan kesan bahwa dia mudah didekati, sebuah gambaran dari seseorang yang selalu melakukan yang terbaik untuk semua siswa. Seharusnya reputasi alami dari kelas.

"Kelas ini sepertinya tak memiliki orang lain dari Sekolah Menengah Aishin... eh, itu bisa dimengerti..."

"Aishin, itu adalah sebuah sekolah Katolik kan? Jadi itu adalah untuk para Ojou-sama dari sekolah dasar dan yang terbaru. Biasanya mereka akan dimasukan ke divisi SMA mereka, tentu saja mereka tidak akan muncul disini."

"Benar, itu benar... ah, tapi nama sekolah menengah Kujou-san juga sangat langka."

"....aku pikir aku satu-satunya yang berasal dari sana."

"Benarkah? Lalu... aku pikir kita sama."

Datang ke SMA ini sendirian membentuk sebuah ikatan bersama, keduanya saling tersenyum.

Meskipun mereka memiliki perbedaan — tapi, di hari pertama yang sibuk ini, mereka bisa menemukan sebuah topik pembicaraan.

Hisui bisa bernafas lega, saat perkenalan diri akhirnya selesai.

"Ok, yang selanjutnya adalah jadwal sehari-hari." Wanita pendek yang tak diketahui usianya, berteriak.

Dia adalah guru yang melakukan perkenalan diri, Horie Jyuri.

Rupanya mata pelajarannya adalah sejarah dunia, sehingga dia juga mengenakan seragam yang membuat penampilannya tak ada bedanya dari para murid. Tubuhnya benar-benar tak terduga, tetapi rambutnya yang melengkung menghiasi wajah cantiknya, yang membuat dia populer pada siswa laki-laki. Namun, dia kekurangan suasana menakutkan yang seharusnya dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, ada segala macam obrolan terjadi di ruang kelas.

"Oke, sore ini ada pemeriksaan kesehatan, setelah istirahat tengah hari, harap berganti memakai seragam olahraga kalian, siswa perempuan akan berkumpul di gym, siswa laki-laki di halaman."

Hisui mendengarkan, kemudian hari pertama akan menjadi latihan yang melelahkan, tepat setelahnya, seseorang mengetuk pintu dari luar.

Semua orang menjadi ingin tahu siapa yang datang, Jyuri sebagai perwakilan membuka pintu, kemudian berjalan ke lorong untuk berkomunikasi dengan orang yang datang.

"Ah, Hashimoto-sensei, ada apa?"

Orang yang datang adalah seorang pria yang kuat dan tegas yang muncul di upacara pembukaan. Dia juga memiliki gelar yang setara dengan "Grade Administrator" atau seseorang yang mengurus siswa tahun pertama.

Dia berbicara pada wali kelas mengenai sesuatu, dan orang lain terus menggelengkan kepalanya.

"Ah? Disaat seperti ini...? Tapi, saya belum mendengar apapun... juga, kemarin juga tidak..."

"Ah, memang tidak ada, tetapi ini adalah perintah kepala sekolah...jadi, maaf merepotkan anda."

Pengurus tersebut tampaknya kebingungan juga.

Jyuri menjadi lebih bingung, kemudian kembali ke podium.

"Ada seorang siswa pindahan, sehingga ada teman baru untuk semua orang."

"Ah? Ada yang lain lagi?"

"Bukankah seharusnya mereka datang ke upacara pembukaan?"

"Jadi, mereka tidak datang kemarin?"

"Ah, tapi tak ada siapapun yang tidak ada dalam catatan."

Pengumuman ini menjadi lebih membuat penasaran dan kacau, dan seluruh kelas mulai membahas dan menggosip.

Bahkan guru itu sendiri telah curiga, wajahnya penuh kebingungan.

Tetapi, karena seseorang datang.

Dia menepukkan tangannya, mengindikasi semua orang untuk tenang, dan membawa masuk siswa baru tersebut.

"Silahkan masuk, um, ....Rushella...-san."

Hisui menenggelamkan wajahnya ke bangku.

Wali kelas tersebut mundur beberapa langkah, saat seseorang yang cantik berjalan ke ruang kelas.

Penampilannya menyilaukan, bahkan membuat para gadis dan anak laki-laki membuka lebar-lebar mata mereka.

"Namaku Rushella Dahm Draculea. Berlututlah didepanku, rakyat jelata!"

Rushella memerintahkan dengan kebanggaan besar.

Dengan Hisui sebagai pengecualian, semua orang merespon dengan [Huh?] dan sebuah tanda tanya, sementara waktu itu sendiri terhenti.

"Ah, Rushella-san... ah, menggunakan nama keluarga seharusnya Draculea-san.... kan?"

Mengabaikan guru yang kebingungan, Rushella dengan hati-hati mulai memeriksa seluruh kelas.

Hisui tidak ingin dia menemukannya, jadi dia merendahkan garis pandangnya, memeluk bangku seperti tidur.

BUKAN URUSANKU BUKAN URUSANKU BUKAN URUSANKU BUKAN URUSANKU BUKAN URUSANKU BUKAN URUSANKU

AKU TIDAK TAHU VAMPIR ITU AKU TIDAK TAHU VAMPIR ITU AKU TIDAK TAHU VAMPIR ITU AKU TIDAK TAHU VAMPIR ITU AKU TIDAK TAHU VAMPIR ITU

Menggumamkan keinginannya untuk lolos, Hisui dengan putus asa menuju dunia mimpi.

Tetapi, Rushella dengan mudah menemukan dia, mengangkatnya di leher dan membawa dia ke realitas.

"Ketemu kau. Sungguh, menyebabkan aku membuang-buang usaha...."

"....kenapa kau disini?"

Ini adalah mimpi buruk

Dalam beberapa detik itu, Hisui merasa seperti beberapa dekade. Tetapi Rushella melemparkan senyum padanya yang bisa melumpuhkan laki-laki manapun.

"Aku datang."

"Apa dia pacarmu?!"

Tak yakin siapa yang mengucapkan itu,

"Apa yang terjadi? Apa yang kalian lihat?"

Untuk menghindari Rushella menyebabkan masalah dengan siswa lain, Hisui menggenggam tangan Rushella dan membawanya ke sudut ruang kelas.

"...apa yang kau lakukan? Bagaimana kau tahu aku disini?"

Draculea V01 - 044.PNG

"Aku pergi ke tempat yang disebut 'Kantor Administrasi' dan bertanya tentang dimana kau berada. Pertama mereka mengatakan. Sesuatu seperti "privasi pribadi" atau sesuatu seperti 'tak ada hubungannya denganmu', jadi aku menatap mereka, dan mereka mengatakan semuanya."

"Ah, pasti menggunakan «Mystic Eyes», aku yakin."

"Juga, ada tempat yang disebut 'Kantor Kepala Sekolah', aku pergi untuk menemui pimpinan mereka, memberi dia perintah 'berikan aku kerjasamamu', lalu mereka membuat aku sebagai seorang 'siswa pindahan'."

"Um, ini pasti «Mystic Eyes» juga. Tapi kau benar-benar datang ke sekolah..."

Karena matahari adalah kelemahan terbesar, para vampir seharusnya tidak bergerak selama siang hari.

Rushella tertawa, dengan senang menunjukan payung yang dia pegang ditangan kirinya.

"Idiot, apa kau pikir ras kami hanya bersembunyi dalam kegelapan? Memegang payung buatan khusus untuk vampir ini, aku bisa sepenuhnya menghindari matahari. Ini juga bisa menangkal hujan. Bagi ras yang benci air hujan, ini adalah harta karun sejati."

"Jika aku punya kekuatan, aku benar-benar ingin merebut harta karunmu dalam sekejap..."

"Ah, aku membawa kuncinya, kerena kita akan pulang bersama-sama, kau bisa membawanya."

Rushella mengeluarkan kunci yang diberikan tadi pagi.

Sebagai reflek, anak laki-laki itu meraihnya, tapi dia segera menyadari arti tindakan itu, dan mulai diam-diam melihat ruang kelas.

Semua orang melihat dia.

Merasa itu adalah tugas dari perwakilan kelas, atau mungkin karena dia duduk disampingnya, Reina memberanikan untuk bertanya, "Kujou-san, kamu dan dia... saling mengenal? Dengan kata lain, mungkinkah kalian... tinggal bersama?"

"...itu bukanlah perkembangan yang buruk, kan?"

Dia mencoba melawak, tapi tampaknya itu sia-sia.

Semua orang sekarang sepenuhnya fokus pada dia.

BURUK BURUK BURUK BURUK BURUK BENAR-BENAR BURUK SEKARANG

"Apa-apaan itu? Orang itu kenal gadis kelas AAA seperti itu? Dan mereka tinggal bersama?"

"Hei, hei, ini hanyalah..."

"Membuat aku bersemangat, tapi tampaknya bunga ini punya seorang tuan**......"

[**Dengan kata lain, dia telah dimiliki]

"Tempat duduk ruang kelas belumlah hangat, namun sesuatu seperti ini terjadi...."

Menghadapi gosip dari seluruh kelas. Hisui mulai berkeringat, memeras otaknya untuk membuat ide.

Menjadi sorotan dari begitu banyak orang --- adalah sesuatu yang dia dengan serius tidak mengharapkannya.

Tidak membuat masalah besar, tidak dibenci oleh orang lain, tidak menciptakan musuh, menjalani kehidupan SMA yang normal... dia hanya memiliki harapan kecil ini.

"Kalian, apa yang kalian lihat!? Apakah karena kalian terpikat oleh kecantikanku, aku tidak bisa menyalahkan kalian, manusia menyedihkan..."

Rushella terus berbicara, jadi Hisui mengulurkan tangan dan menutup mulutnya.

"(Berhenti, apa yang kau lakukan?)"

Hisui mengabaikan dia, kemudian tergagap-gagap pada siswa-siswa yang berkumpul.

"Maaf, itu, orang ini... adalah kerabatku, kerabat! Datang dari jauh, selalu tinggal di negara lain, aku hanya bertemu dia baru-baru ini... dia menerima pendidikan kerajaan, tumbuh dinegara lain, sedikit...tidak, itu alami jika sedikit aneh, semuanya tolong maafkan dia!! Dia adalah seorang siswa pindahan, itu, kalian dengar, masuk dari negara lain membutuhkan kesepakatan besar diatas kertas, sangat melelahkan, jadi tak ada waktu untuk menghadiri upacara pembukaan... kan?"

Hisui menggunakan semua alasan untuk mencoba menjelaskan, melihat Rushella dan memohon persetujuannya.

Tentu saja dia tidak bekerjasama, dia bebas, kemudian mulai memprotes Hisui.

"Apa yang kau bicarakan? Aku seorang putri, bagaimana bisa aku berkerabat denganmu."

Sebelum dia selesai, Hisui memegang pipinya dan berbisik.

"Ok, ok, bisakah kau tidak berbicara sebentar... tolong?"

Mungkin karena wajah pucat Hisui, atau karena penampilannya yang hampa tapi kuat, bahkan seorang putri kerajaan seperti Rushella menjadi diam.

Dengan demikian, bahkan Rushella secara tak terduga mengangguk.

"...begitulah, perkenalan diriku sudah berakhir, silahkan lanjutkan pelajarannya!"

"Ah, bagus...."

Guru yang sepenuhnya tak bisa berkata apa-apa, akhirnya mengingat otoritasnya sebagai seorang guru, menepukkan tangannya, dan membuat semua orang melihat ke podium.

"Ok, kalau begitu, mari kita lanjutkan pelajaran. Rushella-san, silahkan duduk, duduklah di tempat duduk yang kosong."

Jyuri menunjuk tempat duduk yang jauh dari Hisui, pojok kiri belakang, tetapi Rushella tidak memperhatikan, malahan dia berjalan mendekati tempat duduk Hisui.

"Lalu...apa?"

Dia mengabaikan Reina, dan melihat pada siswa laki-laki berkaca mata yang duduk disebelah Hisui.

"Menyingkirlah."

Itu adalah perintah yang mustahil untuk dilawan.

Hanya seorang idiot yang mengikuti perintah ini, tetapi kedua mata Rushella menyala merah, anak laki-laki tersebut berdiri dan bergerak ke tempat duduk kosong, sebelum akhirnya duduk.

"Apa? Duduklah cepat, bukankah itu tempat dudukmu?"

Dia dengan gembira menunjuk kursi, memerintahkan Hisui untuk duduk.

Hisui, merasa tak berdaya, duduk, lalu memukulkan kepalanya ke bangku.

Bagi seorang pengamat, dia berada diantara kecantikan.

Dalam kenyataannya, hari-hari yang normal telah dihancurkan oleh vampir yang berada didekatnya dengan taringnya yang beracun, yang membuat dia seekor hewan kurban di sebuah altar.

Semua siswa laki-laki melemparkan pandangan iri, dan kebanyakan akan menyambut pertukaran tempat duduk dengan Hisui.

Tepat setelah sekolah dibuka dan kehidupan damainya terganggu, itu seperti akan ada masalah tak berujung.

Di hari pertama ketika berjalan pulang, dia diserang oleh seorang vampir, sekarang dihari pertama pelajaran, dia mendapati seorang vampir di kelas yang sama dan dia duduk disampingnya pula.

Dengan mata penuh air mata, Hisui hanya bisa menatap langit-langit, menahan keputusasaan dalam hatinya.

Selamat tinggal, kehidupan sekolahku yang normal dan damai.