Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 3 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Konspirasi Pantai[edit]

Part 1[edit]

Senin, 11 Agustus

Theia dan Ruth datang ke Bumi dengan kapal tempur luar angkasa yang mereka sebut Ksatria Biru.

Ksatria Biru butuh beberapa tahun untuk dibangun dan diberikan kepada Theia sebagai kapal pribadinya untuk membantu Theia menghadapi ujiannya.

Setelah mereka mencapai Bumi, kapal itu ada di orbit sejak saat itu.

Kapal sepanjang satu kilometer itu mempunyai fitur yang bisa langsung digambarkan hanya dengan melihatnya.

Lambung kapalnya yang berwarna biru langit mempunyai bentuk seperti manusia.

Dengan warna dan desain seperti itu, nama Ksatria Biru memang cocok.

"B-Besarnyaim!! Besar banget!! Kamu bisa memasukkan banyak kamar 106 di dalam sini! Tulip, berapa banyak tatami yang bisa muat disini!?"

"Primitif, apakah tidak ada hal lain yang bisa membuatmu terkejut!? 'Jadi inikah Ksatria Biru yang dikatakan selalu dibicarakan oleh Theia-sama' atau 'Seperti yang diharapkan dari Theia-sama, anda mengepalai kapal yang benar-benar hebat!', tidak bisakah kau bisa mengatakan itu!"

Koutarou dan yang lainnya berada di anjungan Ksatria Biru.

Mereka sedang dalam perjalanan ke penginapan dan pemandian air panas, dan mereka sudah memakai pakaian musim panas mereka dan membawa keperluan mereka.

"Satomi-sama, anjungan ini dapat memuat 500 tikar tatami~"

Anjungan itu bertempat di kepala Ksatria Biru.

Tapi karena itu adalah kepala dari raksasa sebesar satu kilometer, tentu saja ukurannya sangat besar.

"Ruth, kau tidak perlu mengatakan hal itu kepada mereka! Yang lebih penting lagi, kenapa kamu kelihatan senang!?"

"500!? Tulip, kalau kamu punya tempat sebesar ini, kenapa kamu masih mau menjajah kamar 106!? Ini nggak adil!"

"Sudah kukatakan kepadamu, ini untuk membantu ujianku!"

Di anjungan yang besar itu, suara Koutarou dan Theia menggema.

Anjungan itu mempunyai panjang dan lebar sekitar 30 meter, dan dibuat dari bahan berwarna putih yang indah.

Di dalam ruangan yang besar itu terdapat kursi untuk operator, pengemudi dan yang lainnya. Ruangan itu terlihat seperti pusat kendali militer yang biasa terlihat dalam film.

"Sialan, kalau kamu memang seorang tuan puteri, kenapa nggak tinggal saja di rumah gede ini!"

"Kalau kamu mengerti bahwa aku adalah seorang tuan puteri, jaga bicaramu!"

"Enak saja!"

"Kalau begitu aku juga menolak! Aku akan tinggal di dalam kamar itu meskipun aku masih punya rasa dendam!"

Terdengar suara keras saat kepala Koutarou dan Theia beradu.

Situasi saat itu memang serius, tapi untuk Koutarou dan Theia hal itu sudah biasa, jadi tidak ada yang mempedulikan.

"Hmm, jadi sisi lain dari tembok yang bersinar dengan mencurigakan itu seperti ini rupanaya"

"Aku tahu itu gerbang transfer, tapi tidak kusangka kita ada di orbit.."

Kalau mereka menggunakan tembok yang bersinar biru yang digunakan Theia dan Ruth untuk berpergian antara kamar 106 dan Ksatrai Biru, mereka bisa pergi ke penginapan lebih cepat dibandingkan dengan naik kereta atau bis.

"Eeeh!? Kita di luar angkasa!?"

"Tapi kalau kita memang di luar angkasa, kenapa kita tidak melayan atau berenang di udara?"

"Itu karena ada gravitasi buatan. Kami menggunakan energi dari Ksatria Biru untuk membuat gravitasi buatan ke arah bawah anjungan. Kita bisa menonaktifkannya kalau kalian mau"

"Kita akan lakukan itu lain kali. Aku merasa kalau rambut atau bajuku akan jadi berantakan nantinya"

"Baiklah. Kalau begitu, silahkan duduk sebentar. Aku akan mengganti gerbangnya"

Saat Ruth mengatakan itu, dia mengatur panel operator untuk mengganti gerbangnya.

Teknologi yang digunakan Theia dan Ruth untuk berpergian lewat gerbang dan memanggil senjata adalah teknologi yang sama.

Jadi, mengatur sebuah gerbang dan memanggil senjata akan membutuhkan durasi waktu yang sama.

Tapi bagi manusia untuk bisa melewati gerbang itu, kualitas keselamatan yang tinggi diperlukan untuk itu.

Sebuah senjata bisa dibuat ulang, tapi hal yang sama tidak bisa diterapkan untuk manusia.

Itulah kenapa dibutuhkan waktu untuk membuka gerbang ke tempat lain.

Tapi setelah gerbang itu terbuka, seseorang bisa berpergian dengan bebas.

"Sebentar lagi kita akan membuka gerbang yang dekat dengan penginapannya"

"Ya, kerja bagus"

Setelah menyelesaikan persiapannya, Ruth kembali saat Theia mengucapkan terima kasihnya.

Ruth tersenyum dan duduk di sebelah Theia.

Koutarou dan yang lainnya sedang duduk di kursi yang dimaksudkan untuk rapat strategi.

Sebenarnya kursi itu ditujukan untuk komandan, kapten dan para staff untuk mendiskusikan strategi selagi mereka membaca bintang dan data musuh, tapi sekarang itu menjadi tempat bagi para gadis untuk berbicara.

Tidak ada ketegangan di sana dan cemilan menggantikan monitor yang menampilkan data.

Selain itu, haniwa milik Kiriha telah membuat teh dan menyajikannya.

Jika para pejabat militer Forthorthe melihat hal itu, mereka pasti akan menangis.

"Ngomong-ngomong, Theia-dono, aku punya pertanyaan"

Sambil menunggu Ruth untuk duduk, Kiriha berhenti memakan manjuunya[1] dan mulai bicara.

"Apa?"

"Apakah tidak apa-apa untuk sebuah kapal tempur, atau sebuah struktur yang besar untuk bertempur memiliki desain seperti manusia?"

Pertanyaan Kiriha memang sederhana.

Semakin rumit bentuk dari suatu struktur yang besar, maka integritas strukturnya akan semakin rendah.

Biasanaya, semakin besar ukuran sesuatu, desainnya akan semakin simpel.

Tapi, Ksatria Biru sepanjang satu kilometer itu mempunyai bentuk layaknya manusia.

Ini bisa dikatakan sebagai kelemahan yang besar bagi sebuah senjata.

"Pertanyaan yang bagus. Kau memang benar. Bentuk seperti ini memang bukan apa-apa selain kelemahan"

"Jadi, kenapa?"

"Ruth"

"Ya, Yang Mulia"

Ruth mengambil alih untuk penjelasan lebih rinci.

Meskipun penampilannya seperti itu, Ruth adalah seorang petugas militer, dia lebih tahu tentang kapal itu dibandingkan dengan Theia.

"Dasarnya, penampilan seperti ini adalah suatu kelemahan. Integritas strukturnya hanya cukup untuk menopang persendiannya, dan hampir tidak mungkin untuk bergerak selama bertempur"

"Jadi kapal ini kekurangan kalsium"

Sanae memukul meja saat mendengar penjelasan itu.

"Sanae-chan, aku rasa bukan itu masalahnya disini.."

"Tapi, peradaban kami berhasil dalam mengendalikan grafitasi sekitar 150 tahun lalu. Karena itu, kekuatan kapal ini tidak begitu penting, tapi, apa yang penting adalah hasil keluaran dari generatornya"

"Begitu, dengan menggunakan pelindung dari energi dan mengontrol massa inertia [2] dari kapal ini, bentuk dari kapal ini tidak akan begitu berpengaruh. Terlebih lagi, struktur fisik kapal ini tidak akan bisa menghalangi senjata dengan kekuatan seperti itu"

Kemajuan ilmiah Forthorthe telah mencapai tingkatan dimana mereka bisa mengatur berat dari suatu benda.

Jadi saat kapal itu terkena serangan, dia akan menjadi lebih berat. Untuk bergerak, dia akan menjadi lebih ringan.

Selain itu, senjata milik Forthorthe sangat kuat, pelindung biasa tidak akan bisa menghalangi serangan yang datang dari senjata itu.

Tidak peduli seberapa kuat lempengan metal yang dibuat, itu tidak akan bisa melindungi serangan dari meriam laser.

Karena itu, sesuatu selain lambung kapal dibutuhkan untuk perlindungan.

Jadi yang penting bukanlah bentuk kapalnya, tapi jumlah energi yang tersedia.

Hasil keluaran generator adalah faktor yang menentukan.

"Kamu bisa mengganti kekurangan kalsiumnya dengan keberanian"

"Uhm, aku rasa itu agak salah..."

"Ngomong-ngomong, karena kapal ini berbentuk manusia, ukuran generatornya sedikit lebih kecil. Luas permukaannya lebih besar dan efisiensi dari medan gayanya bukan yang terbaik. DIbandingkan dengan kapal milik puteri yang lain, kapal ini bisa dibilang lebih lemah"

Ukuran generator itu sendiri memainkan peranan lebih besar daripada hasil keluaran generator yang sebenarnya.

Tapi karena Ksatria Biru berbentuk manusia, generatornya lebih kecil dibandingkan kapal lain yang ukurannya sama.

"Tapi, aku tidak bisa mengutamakan efisiensi begitu saja dan terbang dengan kapal berbentuk bulat"

Wajah Theia terlihat muak.

Dia kesal karena bentuk yang dianggapnya ideal tidak menghasilkan kekuatan ideal yang diinginkannya.

Mencoba mengoptimalkan bentuk kapal untuk memuat generator sebesar yang memungkinkan akan menjadikan bentuk kapalnya bulat.

Sebagai contoh, luas permukannya semakin kecil, membuat kapal itu cocok untuk pertahanan.

Tapi Theia tidak mau terbang dengan kapal seperti itu.

"Berarti, masalahnya ada pada keindahan kapalnya"

"Benar sekali. Itu juga akan meninggalkan kesan saat menarik perhatian rakyat saat upacara"

"Benarkah? Aku rasa kapal berbentuk bulat itu imut"

Yurika membuat bentuk bulat dengan ujung jarinya dan mengutarakan pendapatnya.

Tapi, Theia menaikkan alisnya saat mendengar hal itu.

"Yurika, jangan kelompokkan aku dengan seseorang sepertimu! Aku tidak mau kapal perang yang jelek seperti itu! Para puteri yang lain akan tertawa kepadaku!"

"T-Tapi, tapi, bukankan kapal yang bulat lebih baik daripada kalah"

"Jangan bandingkan aku dengan pecundang sepertimu! Lagipula, Ksatria Biru melindungi kapal ini. AKu tidak akan kalah tidak peduli siapapun yang aku lawan!"

"..P-Pecun,dang? Ahhh~"

Terkejut dengan beratnya kata-kata itu, Yurika kehilangan kekuatannya dan jatuh ke atas meja.

"Aku tahu itu, tapi..."

Yurika cukup mengerti kalau dia mengeluarkan aura dari seorang pecundang.

Tapi, hidup setelah mengakui hal itu adalah hal yang kejam dan menyakitkan.

Air mata Yurika terus mengalir tanpa henti.

"Aku bukan Yurika, tapi aku pikir kapal luar angkasa yang bulat memang cocok untukmu, Tulip"

Koutarou menyilangkan tangannya dan mengangguk sambil mengacuhkan Yurika yang terus menangis.

"Diam, Primitif! Apa kau mau kulempar dari ruangan ini!?"

"Aku rasa kapal seperti itu akan kehilangan ujung tanduknya"[3]

"Kau ingin bertengkar denganku dengan bertingkah sok pintar seperti itu!?"

"Yang Mulia, tolong tenanglah!"

Ruth dengan susah payah mencoba menahan Theia, yang kelihatannya akan melompat ke arah Koutarou dan menggigitnya.

Tapi, kata-kata Koutarou selanjutnya membuat Theia lepas kendali.

"Lagian, nggak baik memberi anak-anak mainan yang tajam-tajam.[4]Bahaya kalau sampai tertelan"

"Akan kubunuh kau!! Tetap duduk di sana, Primitif, akan kupukul kau sampai mati!"

"Waaah! Dia datang!?"

Koutarou berasumsi dia akan aman selama Ruth menahan Theia, tapi tidak disangka, Theia datang melayang ke arahnya.

Theia, yang meloncat dari atas meja, melayang turun ke arah Koutarou layaknya burung pemangsa.

"Aku bakal mati!"

"Yang Mulia, tolong tenanglah!"

"Koutarou, jangan ke sini! Kalau kamu mau berantem, lakukan di sebelah sana!"

"Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi! Jurus rahasia: Yurika Shield!"

"Kyaaa!?"

Suara dari sesuatu yang terkena serang dapat terdengar.

"Ah, maaf:

"...K-Kamu jahat..ugh.."

"Nijino-san!? Nijino-san, kamu baik-baik saja!?"

"N-Nggak.."

"Aku takkan melupakan pengorbananmu, Yurika"

"..Koutarou, kamu kadang-kadang jahat juga ya..Yah, karena yang kena Yurika, tidak masalah"

"Begitukah?"

"Mmm, dorayaki[5] ini enak juga. Yurika, kamu mau coba?"

"Apapun yang kumakan sekarang akan berasa seperti darah.."

Anjungan kapal itu sedang dalam kekacauan.

Karena itulah, tidak ada yang menyadari kalau gerbangnya sudah bisa mereka lewati.


Part 2[edit]

Penginapan yang akan ditempati oleh Koutarou dan yang lainnya adalah penginapan yang tua, yang sudah didirikan sejak lama.

Tapi, sejak gelembung ekonomi[6] terjadi, pengunjung yang ada banyak yang beralih ke hotel resort dan penginapan itu mulai terhenti aktifitasnya.

Para pemburu hantu mengambil kesempatan yang muncul dari situasi penginapan itu .

Mereka menjanjikan penginapan itu hadiah yang besar sebagai imbalan atas kerja samanya.

Pada hari itu, para pemburu hantu itu berpakaian sebagai petugas dan berdiri di pintu masuk menggantikan petugas yang asli.

Dan mereka menyambut kedatangan Koutarou dan yang lainnya dengan senyuman yang aneh sambil memainkan jarinya.

"Kalian sudah datang dari jauh"

"Selamat datang"

Pria yang tinggi kurus dan pria yang pendek dan gemuk itu sama-sama mencurigakan, tapi menginap di penginapan bagi Koutarou dan yang lainnya adalah hal yang tidak biasa bagi mereka, jadi Koutarou dan yang lainnya tidak memperhatikan itu.

"Kalian dari rombongan Satomi, benar?"

"Benar. Kami akan menginap disini"

Koutarou dan Shizuka pergi ke meja resepsionis dan menyalami kedua orang itu.

"Baiklah. Sekarang, bisakah seorang perwakilan mengisi buku tamu ini?"

"Baiklah"

"Untuk para tamu yang lain, mohon ikuti saya. Saya akan membawa kalian ke kamar kalian"

"Baiiiiik"

Saat kedua orang itu mulai bekerja, tidak ada yang aneh dari mereka.

Sesaat setelahnya, Koutarou dan yang lain dibawa menuju kamar mereka.

"Mereka kena, mereka kena"

"Semua sesuai rencana, ayo kita lakukan, Hachi"

"Ya!"

Rokujouma V3 077.jpg

Setelah membawa para tamu ke kamarnya, kedua pemburu hantu itu saling menyeringai ke arah masing-masing.

Sampai saat itu, semuanya berjalan sesuai rencana.

Dan jika semuanya berlanjut sesuai rencana, mereka akan segera mendapat uang yang sangat banyak.

"300 juta yen itu akan jadi milik kita. Ayo kita lakukan, Hachi!"

"Yeah!"

Mata mereka dipenuhi sinar harapan akan masa depan dan keserakahan.

Tidak menyadari rencana kedua orang itu, Koutarou dan yang lain kebingungan dengan kamar mereka.

"K-Kecil..."

"Koutarou, apa kita akan benar-benar menginap di sini?"

"Kelihatannya begitu, tapi..."

"Apakah kamarku lebih besar dari ini?"

"Shizuka, ini kelihatannya kecil karena perabotannya"

"Aku sudah selesai mengukurnya Ho-! Ukuran kamar ini tidak berbeda dengan kamar 106 Ho-!"

"Tidak, kelihatannya lebih kecil"

"Yang Mulia?"

"Itu karena Yurika tidak berada di lemari"

"Mengurangi sejumlah itu, kamar ini luasnya lima setengah tatami Ho-!"

"Aku nggak mau tidur di lemari setelah jauh-jauh kesini!!"

Koutarou dan yang lainnya kebingungan dengan ukuran kamar mereka yang kecil.

Saat diuku, luasnya sama dengan bagian dalam kamar 106.

Dengan tujuh orang dengan barang bawaannya dan dua buah haniwa, kamar itu terasa lebih kecil.

Dan setelah merasakan luasnya anjungan Ksatria Biru, kamar itu terasa lebih kecil lagi.

"Bukannya ini kelihatan murah untuk hadiah utama?"

"TV LCD sebagai hadiah kedua kelihatannya lebih mahal dari ini"

"Penginapan ini punya atmosfir pedesaan yang kuat~"

"Aku mulai mengerti kenapa penginapan ini hampir tutup"

"Kalau ternyata jadinya seperti ini, aku tidak yakin kenapa kita datang kesini"

Semuanya mulai mengutarakan ketidakpuasan mereka.

Mereka berpikir kalau mereka bisa merasakan kamar yang cukup luas untuk sementara waktu, tapi ternyata mereka dipaksa untuk menikmati kamar yang lebih kecil dari biasanya. Wajar bagi mereka untuk merasa seperti itu.

"Maaf semuanya. Meskipun aku sudah mengundang kalian semua..Kalau saja aku tahu kamarnya seperti ini, aku akan pergi berdua saja dengan Yang Mulia..."

Ruth merasa bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.

Dialah yang telah memenangkan undian dan mengundang mereka.

Bahunya menurun saat dia menundukkan kepalanya dengan wajah penuh maaf.

"I-Itu bukan salahmu, Ruth-san! Kalau kita nggak datang ke sini, kita nggak akan bisa main ke pantai, jadi kami senang sekali, ya kan, Tulip!?"

"I-Itu benar, Ruth! Ini tidak semerepotkan yang kau bayangkan, dan karena tempat ini dekat dengan pantai, penginapan ini hebat sekali!"

Koutarou dan Theia yang biasanya bertengkar bekerja sama untuk menyemangati Ruth.

"...Apa itu benar?"

"T-Tentu saja! Ya kan, Tulip? Aku nggak sabar buat berenang!"

"Y-Ya! Aku akan mengajarkanmu bagaimana caranya berenang dengan elegan!"

"Kalau begitu semua baik-baik saja"

Ekspresi Ruth terlihat kembali ceria.

Melihat itu, Koutarou dan Theia hampir menghela nafas lega saat Sanae menyela mereka dengan mengatakan sesuatu yang aneh.

"Tapi Koutarou, kamar ini sudah ada tamu duluan"

"Tamu?"

Koutarou memiringkan kepalanya dengan bingung.

Penginapan itu kelihatannya tidak membuat kesalahan dengan mencatat pemesanan ganda.

Tapi kalau hal itu memang terjadi, mereka harus berpindah kamar.

Jadi, Koutarou menanyakan Sanae untuk informasi lebih lanjut.

"Apa maksudmu?"

"Hmm, energi spiritualnya terlalu lemah untuk bisa kudeteksi, tapi aku bisa merasakan jejak dari leher yang tercekik, jadi kemungkinan itu adalah hantu dari seseorang yang dibunuh atau bunuh diri"

Sanae mengernyitkan alisnya saat dia melihat ke langit-langit, terlihat seperti orang dengan rabun jauh yang mencoba melihat sesuatu yang jauh.

"H-H-Hantu!?"

Yurika dengan cepat bereaksi dengan perkataan Sanae.

Gemetar karena ketakutan, Yurika melempar barang bawaannya dan lari ke arah lemari.

"Tidaaaaaaak! Jangan hantuuuuu!!"

Yurika melempar futon[7] di dalamnya keluar dan langsung melompat masuk.

Dia menutup pintu lemari dengan sekuat tenaga.

"Ya ampun, Yurika, tenanglah! Hawa keberadaannya lemah, jadi dia nggak akan membuat suara!"

"Tidaaaaaak! Aku benci kalau ada hantu di sini!"

"Kamu selalu bersamaku?"

"Itu karena aku lupa kalau kamu itu hantu! Tidaaaaaaak!"

Bujukan Sanae gagal dan Yurika gemetar ketakutan didalam lemari.

"Tidak berhasil. Dia pasti benar-benar ketakutan"

Saat Shizuka mencoba pintu lemarinya, Yurika dengan sekuat tenaga menahan pintunya.

Shizuka lebih kuat dari Yurika, jadi dia bisa memaksa pintunya untuk terbuka. Tapi jika dia melakukan itu, pintunya akan rusak.

"Yurika-sama..."

Raut wajah Ruth mulai suram kembali. Koutaou yang memperhatikan itu dengan cepat menggenggam tangan Ruth.

"Nah, ayo kita berenang!"

"S-Satomi-sama!?"

"Dia benar, dia benar! Itulah kenapa kita datang ke tempat ini!"

Theia menggenggam tangan Ruth yang satu lagi.

"Satomi-sama, Yang Mulia, kenapa kalian tiba-tiba melakukan ini?"

"Aku ingin cepat-cepat melihatmu memakai pakaian renang! Aku yakin kamu bakal kelihatan imut!"

"Dia tidak sebanding denganku, tapi Ruth memang imut!"

Koutarou dan Theia dengan paksa menyeret Ruth ke arah pantai.

"Aku sih nggak apa-apa nggak melihat pakaian renangnya Tulip"

"Akan kubunuh kau, Primitif. Sekarang bukan saatnya, tapi aku akan benar-benar membunuhmu nanti! Jangan lupa!"

"Aku lupa~"

"Hei!!"

"Y-Yang Mulia? Satomi-sama?"

Dan saat keduanya melanjutkan perdebatan aneh mereka, mereka bekerja sama sambil membawa Ruth dengan mereka.

"Ah, tunggu Koutarou! Aku juga ikut!"

"S-Semuanya, tunggu! Bagaimana dengan Nijino-san!?"

Sanae dengan cepat mengikuti Koutarou, tapi Shizuka bingung dengan apa yang harus mereka lakukan terhadap Yurika yang masih di dalam lemari.

"Tidak apa-apa. Dia akan keluar setelah dia menenangkan dirinya, dia bukan anak-anak"

"Tapi..."

"Jangan kuatir. Aku akan meninggalkan Karama dan Korama disini"

"Kalau begitu, aku serahkan pada kalian, Karama-chan, Korama-chan"

"Ho-!"

"Serahkan kepada kami Ho-!"

Shizuka mengubah pikirannya setelah Kiriha membujuknya.

Shizuka juga adalah seorang gadis dalam masa remajanya.

Tentu saja dia ingin bermain di pantai dengan yang lainnya.

Dan dengan Karama dan Korama yang berjaga di kamar itu, mereka tidak akan meninggalkan Yurika sendiri tanpa bertanggung jawab.

"Kalau begitu, Nijino-san, kami akan pergi ke--"

"J-J-Jangan tinggalkan aku sendiri! Aku nggak mau sendirian di kamar berhantu!!"

Tapi setelah Shizuka mengubah pikirannya, Yurika melompat keluar dari lemari.

Masih gemetar ketakutan, Yurika melihat ke sekeliling kamar.

"Satomi-san, tunggu! Satomi-san!!"

Yurika mengambil perlengkapan berenangnya dan dengan cepat mengejar Koutarou dan yang lainnya.

"Ah..um.."

Karena tiba-tiba menjadi yang tertinggal, Shizuka hanya bisa menghela nafas.

Bahkan Shizuka hanya bisa merasa takjub dengan ketidakgunaan Yurika.

"...Shizuka, ayo kita pergi"

"Ya"

Shizuka tersenyum ke arah Kiriha yang sama-sama takjub seperti dia dan menyusul yang lainnya bersama-sama.


Part 3[edit]

Hal pertama yang dilakukan Koutarou saat dia tiba di pantai adalah menyeka keringat di dahinya dengan handuk.

Memasuki pertengahan musim panas, matahari bersinar dengan sangat teriknya.

Karena itulah, suhu saat itu benar-benar tinggi dan pasir yang panas membakar kaki Koutarou.

"Panas, panas"

Saat itu, Koutarou sedang bersiap-siap di pantai sendirian.

Dia menggelar selembar kain dan memasang payung pantai sambil berjinjit.

Tidak seperti para gadis, Koutarou selesai mengganti pakaiannya dengan cepat.

Jadi, karena bosan, Koutarou memulai persiapannya.

"Oke, kelihatannya udah cukup bagus"

"Oh, ternyata Satomi-kun!"

Setelah Koutarou selesai, dia mendengar seseorang memanggilnya.

"Eh, dimana!? Ah, kau benar!"

"Halo, Koutarou-kun!!"

"Kebetulan sekali, Satomi-kun, kamu datang kesini buat bermain juga!?"

Gadis-gadis dengan pakaian renang datang berlarian ke arah Koutarou.

Ada sejumlah enam orang gadis yang datang, mereka adalah anggota klub cosplay.

"Hai semuanya. Itu benar. Temanku kebetulan menang beberapa tiket ke penginapan dekat sini, jadi kami datang ke sini buat main"

"Benarkah..Kita benar-benar terikat dengan takdir ya, Satomi-kun?"

"Ahahaha, yang benar saja"

"Aku sih nggak apa-apa kalau kamu jadi pacarku, Koutarou-kun"

"Aku juga! Aku juga!"

"...Punya pacar cosplayer kelihatannya bakal butuh banyak duit, aku jadi kuatir.."

"Uh, Koutarou-kun memang hebat, itu tepat sasaran"

"Satomi-kun hidup sendiri sih"

"Kalau aku jadi orang kaya dan kamu tetap merasa seperti itu, aku akan bilang 'ya' untuk itu"

"Cowok yang bikin cewek menunggu nggak akan populer loh"

"Aku tahu itu"

Koutarou dan anggota klub cosplay tertawa bersama.

"Ngomong-ngomong, kenapa klub cosplay ada disini? Apa kalian juga mau main?"

Setelah tertawa untuk beberapa saat, Koutarou menanyakan apa yang ada di pikirannya.

"Setengahnya adalah kegiatan klub, dan setengahnya lagi untuk bermain. Sebenarnya, Comiha tinggal tiga hari dari hari ini"

"Kalau dipikir-pikir lagi, kamu bilang sesuatu seperti itu juga bulan lalu"

Anggota klub cosplay sedang membuat persiapan untuk melakukan cosplay di event itu dan Koutarou sering dipanggil oleh mereka untuk memberi mereka pendapat.

Itulah kenapa Koutarou yang hanya punya baseball di kepalanya bisa mengetahui hal itu.

"Itulah kenapa kami tinggal di htel yang dekat dengan lokasi event nanti, dan menikmati indahnya pantai"

"Begitu, itu memang rencana yang bagus"

"Ya kan? Lagipula, kita bisa bertemu Sakuraba-san disini"

"Sakuraba-senpai, kau bilang?"

Nama yang tidak disangka-sangka muncul.

Sakuraba Harumi, dia adalah ketua klub merajut yang diikuti oleh Koutarou.

Koutarou memiringkan kepalanya dengan wajah kebingungan saat ketua klub cosplay menjelaskan itu.

"Sebenarnya, Sakuraba-san punya villa dekat sini. Saat aku berbicara dengannya bulan lalu, kami sempat berbicara soal libur musim panas. Dia bilang kalau dia akan berlibur disini, jadi kami pikir itu adalah ide yang bagus dan melakukan hal yang sama"

"Begitu, terima kasih sudah menjaga Sakuraba-senpai"

Mendengar penjelasan itu, Koutarou dengan pelan membungkukkan badannya ke arah anggota klub cosplay.

"Enaknya...aku juga mau diperlakukan dengan penuh perhatian sama adik kelas seperti itu juga"

"Mari letakkan harapan kita pada Yurika-chan"

"...Tidak ada harapan disana"

Sejak Harumi dan Yurika menang di festival olahraga, anggota klub cosplay sudah sering berinteraksi dengan Harumi juga.

Alasan terbesarnya adalah karena Harumi menghubungkan Koutarou dan Yurika, alasan lainnya adalah karena mereka memperhatikan kalau Harumi selalu sendiri.

Karena itulah, mereka terkadang memulai percakapan dengan Harumi.

"Saat aku bertemu dengannya tadi, dia bilang dia akan kesini nanti"

"Terima kasih sudah menjaga Yurika dan Senpai"

"Nggak apa-apa. Sakuraba-san itu imut, semoga kita bisa mengajaknya masuk ke CosKlub~"

"Ahahaha"

"CosKlub dan klub merajut sama-sama kecil kan? Manusia harus menggunakan kesempatan yang telah diberikan dengan efektif"

"Jadi, kalau waktunya tiba nanti, kalian akan bergabung dengan kami?"

Koutarou dan yang lainnya mulai tertawa sekali lagi.

"Ngomong-ngomong, ketua, apa sebaiknya kita juga pindah kesini juga? Kalau kita mau bermain, semakin banyak orangnya, semakin baik"

"Itu benar. Ide bagus, wakil ketua"

"Kalian baik sekali"

Setelah mengangguk ke arah wakil ketua, si ketua menoleh ke arah Koutarou lagi.

"Satomi-kun, dengan itu, kami akan pergi lebih dulu. Kami harus mengambil barang bawaan kami"

"Oke, aku tunggu"

"Baik semuanya, ayo berangkat!"

"Okeeee"

Dan anggota klub cosplay pergi dengan semangat seperti saat mereka tiba.

Beberapa saat setelah Koutarou dan klub cosplay berpisah, para gadis dari kamar 106 selesai berganti pakaian dan tiba di pantai.

"Wow...apa-apaan cewek-cewek ini.."

"Apa mereka model?"

"Mungkin ada acara pemotretan atau semacamnya"

"Wow, dada cewek itu gede juga"

"Yang pendek itu juga gede..."

Saat mereka muncul, setiap pria di pantai itu melihat ke arah mereka.

Para wanita yang lain melotot ke arah mereka mengikuti para pria.

"Hey Koutarou, maaf membuatmu menunggu!"

"Satomi-kun, kau sudah selesai dengan persiapannya? Terima kasih~"

"Mmm, kerja bagus untuk seorang primitif"

"M-Maaf membuatmu menunggu, S-Satomi-sama"

"Tenanglah sedikit, Ruth"

"Satomi-san, kamu tidak tahu kemana hilangnya pakaian dalamku kan!?"

Dalam penampilan, mereka semua terlihat menawan, wajar jika semua orang di pantai melihat ke arah mereka.

Tapi selain Ruth, tidak ada yang mempedulikan hal itu.

Mereka bukan tipe orang yang peduli dengan hal itu.

Ruth adalah satu-satunya yang kuatir dengan tatapan mata yang diperolehnya saat dia dengan gugup berjalan menyusuri pantai.

"Bagaimana, Koutarou!? Apakah kau jatuh cinta dengan keimutan luar biasa Sanae-chan!?"

"Ngomong-ngomong Kurano-san, dadamu besar sekali..seperti mau tumpah dari baju renang..aku iri.."

"Shizuka, punya dada besar tidak sebagus yang terlihat. Tidak banyak baju yang cocok untuk badan seperti ini dan aku mendapat banyak perhatian yang tidak perlu"

"Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, semua orang melihat ke sini~"

"Itu karena mereka tertarik dengan keanggunan kita. Bagus sekali"

"S-Satomi-sama, tolong aku! S-Semua orang melihat ke sini!!"

Saat Ruth berusaha kabur dari pandangan orang-orang, kelima gadis sisanya mendekati Koutarou sambil memamerkan pakaian renang mereka.

Selain Ruth, kelimanya punya berbagai alasan untuk mengharapkan Koutarou untuk terkejut.

"Bagaimana? Apakah kamu senang, Satomi-kun? Kamu adalah target rasa iri dari semua orang di pantai, dan kamu punya enam orang cewek untuk dirimu sendiri! --Huh?"

Tapi, rencana mereka dengan indahnya runtuh.

Saat semua pria memandang ke arah mereka, hanya Koutarou yang menoleh ke arah lain.

"Begitu, kalau kamu punya villa yang besar, kamu pasti nona golongan atas ya, Senpai"

"S-Satomi-kun, n-nona...itu.."

"Kalau kamu punya villa yang lebih besar dari rumahku dulu, kamu pasti akan dipanggil nona. Lagipula, pakaianmu cocok"

"I-Ini..karena..!"

Koutarou sedang memandangi Sakuraba Harumi yang sedang memakai gaun musim panas dan membawa payung.

Harumi memakai apa yang biasa dipakai oleh golongan atas dan meskipun cuacanya panas, atmosfir dari dirinya terlihat sejuk.

"Kamu kelihatan cantik, wahai nona. Nahahahahaha"

"..Satomi-kun, kamu jahat..."

Meskipun atmosfirnya sejuk, pipi Harumi mulai memanas.

"S-Sialan kau Koutarou...Kau benar-benar mengacuhkan kami!?"

"Sakuraba-senpai!? Kenapa kau disini!?"

"Jangan kau lagi, Sakuraba Harumi!"

"Kalau tidak salah, cewek itu ada di klub--"

"Sakuraba Harumi. Dia ada di kelas 2-A dan ketua dari klub merajut. Selain teman terdekatnya, Matsudaira Kenji, dia adalah orang terdekat kedua dari Koutarou"

Karena perkembangan yang tidak diduga ini, kelima gadis itu menjadi sangat kesal terhadap Koutarou.

Dalam situasi ini, hal itu adalah rasa kesal yang tidak adil, tapi kelimanya tidak peduli.

"Satomi-sama, tolong jangan melihat ke arah lain dan selamatkan aku!"

Tapi saat itu Ruth masih saja lari dari pandangan ke arahnya.

"Koutarou bodoh!! Kepala batu! Kembalikan rasa kuatir kami!"

"Uwah!? A-Apa!?"

"Satomi-kun!?"

Sanae melempar dirinya ke arah Koutarou dan memukulnya jatuh ke atas pasir.

Dan sebelum Koutaoru merasakan panasnya pasir pantai yang membakarnya, Sanae dan Theia menyerang.

"Kubur dia! Pemberontak ini lebih baik tenggelam oleh ombak!!"

"Aku tidak akan bilang kamu harus bersemangat, tapi setidaknya lihat kami! Paling tidak, beri kami respon standar! Tersenyumlah dan bilanglah 'baju renang barumu imut juga'!!"

"Ahhh! A-Apaaa!?"

Karena kaget, Theia berhasil memojokkan Koutarou.

Sementara itu, Sanae mulai menumpuk pasir ke atas Koutarou.

"M-Memangnya Tulip bisa menahanku!"

"Ah, ah, wah!"

Karena badan Theia yang kecil, Koutarou dengan paksa mulai berdiri sementara Theia masih berusaha menahannya.

"Takkan kubiarkan, Satomi-kun!"

"Ibu Kos-san!?"

"Sanae, biar aku bantu!"

"Yurika, kami gali lubangnya! Kamu bisa menggali liang kubur dengan bagus kan!?"

"Fueeeeeh, aku nggak mau!"

"Aku akan membantu juga. Karama, Korama, mulai menggali"

"Mengerti Ho-!"

"Serahkan pada kami Ho-! Menggali adalah keahlian kami!"

Tapi karena banyak yang mulai berpartisipasi, Koutarou mulai kewalahan.

"Kau akan belajar apa yang terjadi kalau kau menyakiti harga diri seorang gadis"

"Au, auauauauau, I-Ibu Kos-san, jangan girang begitu pas lagi mengunci lenganku dong!"

Rokujouma V3 093.jpg

Sembari menggumam, Shizuka meraih kaki Koutarou dan menahannya di tempat dengan cara mengunci sendinya.

"Bagus sekali Shizuka! Kau mendapat pujianku!"

"Mungkin aku akan tambah sedikit lagi, ei~"

Sebenarnya Shizuka tidak begitu marah dengan Koutaruo, tapi dia bergabung karena itu kelihatannya menyenangkan.

Karena mereka datang ke sini untuk bermain, Shizuka ingin bersenang-senang sepuasnya sebelum pulang.

"Owowowowow, sakit! Sakit!"

Koutarou dengan susah payah meronta-ronta dan mencoba untuk kabur, tapi dia tidak bisa menandingi Shizuka.

Dan sementara Theia dan Shizuka menahan Koutarou, yang lainnya sudah menggali lubang yang cukup besar.

"S-Satomi-kun sedang dikubur..apa yang harus kulakukan..."

"Mohon maaf, Yang Mulia, ada baiknya kalian tidak terlalu keras..."

Harumi dan Ruth mencoba menghentikan mereka.

Tapi, Harumi masih kaget dengan kejadian yang mendadak itu.

Jadi, pada nyatanya hanya Ruth yang mencoba menghentikan mereka.

"Ruth-san?! Tolong aku, Ruth-san!!"

Saat ini, Ruth adalah satu-satunya harapan Koutarou.

Koutarou dengan putus asa memanggilnya untuk menolongnya.

"Satomi-sama, tunggulah sebentar! Aku akan segera--"

"Ruth! Untuk apa kau datang ke tempat ini!?"

Tapi saat Theia membentaknya, Ruth menjadi terdiam.

Hanya saat-saat seperti inilah Theia menggertak.

Theia mengambil inisiatif melawan Ruth yang cenderung labil.

"Y-Yah.."

"Ingatlah apa yang sedang kau pakai! Apa yang kau rasakan saat kau memilih itu!? Dan apa yang kau rasakan saat kau memakainya hari ini!? Dan dengan itu, apakah kau masih mau memaafkan pengikut bodoh ini!?"

"..Apa yang aku pakai--"

Ruth berhenti sesaat setelah mencerna apa yang dikatakan Theia.

Dan dia melihat ke arah pakaian renang milik Theia dan miliknya.

Meskipun pakaian itu tidak mahal, pakaian itu imut dan cocok dengan mereka.

Pakaian renang itu adalah yang dibelikan Koutarou kepada mereka.

"Dia tidak perlu memujiku! Aku tidak apa-apa dengan dia hanya melirik sedikit! Tapi tidak, apa yang si bodoh ini lakukan!?"

Perasaan yang dirasakan Ruth saat dia membeli pakaian renang itu, dan hari-hari yang dia habiskan untuk menunggu saatnya untuk memakai pakaian itu muncul di pikirannya.

Dan dari semua itu, perasaan yang muncul saat Ruth memakai pakaian renang itu muncul kembali.

"Aku tidak akan memaafkannya! Kalau begini, harga diriku sebagai seorang wanita tidak akan memaafkannya! Bagaimana denganmu, Ruth!?"

"Aku.."

Dan hal terakhir yang diingatnya adalah Koutarou tidak melihat ke arahnya ataupun Theia.

Koutarou sedang berbicara kepada wanita lain tanpa sekalipun melirik ke arah mereka.

Karena Koutarou yang membelikan mereka pakaian itu, setidaknya dia memiliki sedikit rasa penasaran.

Aku...!!

Dan tiba-tiba, sesuatu didalam diri Ruth terputus.

"...Mari kita kubur dia, Yang Mulia, dari atas hingga bawah. Tidak, hanya menguburnya saja itu masih terlalu baik. Untuk memastikan dia tidak bisa merangkak keluar, mari kita ikat tangan dan kakinya!"

Ruth melihat ke arah Koutarou dengan api di matanya, seakan-akan kemarahan Theia telah mengambil alih dirinya.

"Bagus sekali Ruth! Akan aku serahkan padamu!"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri!"

Dan Ruth dengan ceria bergabung untuk mengubur Koutarou.

Ruth dengan cepat mengikat kaki dan tangannya dengan tali dan mengurangi ruang geraknya.

Ruth tidak menunjukkan keraguan maupun belas kasihan.

"Waaa, Ruth-san juga!? Apa aku sudah melakukan sesuatu yang menyinggungmu, Ruth-san!?"

"Terkadang tidak melakukan apapun adalah kejahatan! Ada batasan untuk seberapa baik kau bisa bertingkah!"

"K-Kenapaaaaaa!?"

Koutarou dengan putus asa mencoba melepaskan ikatannya, tapi melawan keenam gadis yang sedang bersatu menguburnya, dia tidak bisa menang.

Akhirnya, Koutarou terkubur di pantai.


Part 4[edit]

Ombak yang datang sampai ke wajah Koutarou dengan pelan mengalir kembali menuju laut.

Karena sedang pasang, ombaknya perlahan-lahan mendekat ke arah Koutarou.

Dengan badannya yang berada di dalam pasir, hal yang bisa dilakukan oleh Koutarou hanyalah menggerakkan kepalanya.

Karena tidak bisa bergerak, Koutarou hanya bisa menarik kepalanya menjauh dari ombak yang datang.

"...Kenapa jadi begini?"

Koutarou tidak bisa memikirkan alasan apapun untuk kenapa dia dikubur.

Bagi Koutarou, setelah dia selesai menyiapkan semuanya, dia berbicara dengan Harumi seperti biasanya.

"Atau aku melakukan sesuatu sebelum itu...?"

Koutarou benar-benar kebingungan.

Bagi Koutarou yang tidak terbiasa berada dekat dengan wanita, dia tidak bisa mengerti perasaan mereka.

Meskipun mereka tidak sedang jatuh cinta, mereka ingin orang-orang yang ada di dekat mereka untuk setidaknya menunjukkan ketertarikan.

"...Aku nggak ngerti.."

Dan selagi Koutarou memiringkan kepalanya, sebuah bayangan menutupi dirinya.

"Satomi-kun"

"Sakuraba-senpai!"

Bayangan yang menutupinya adalah bayangan dari payung milik Harumi.

Dia mendekati Koutarou tanpa disadari Koutarou dan melindunginya dari sinar matahari.

"Pas sekali Senpai! Tolong aku!"

"....Hmm..apa yang harus aku lakukan?"

Harumi berjongkok di sebelah Koutarou dan tersenyum.

"Jangan goda aku dan tolonglah aku"

"Tapi kalau aku mengeluarkanmu, kamu akan lari entah kemana...Kalau kamu mau berbicara denganku sebentar saja, aku mungkin akan mengeluarkanmu"

"Senpai, kau menggodaku lebih banyak dari biasanya"

"Fufu, mungkin karena kita sedang berada di pinggir pantai, aku sedang bersemangat hari ini"

"Yah, jelas saja"

Senyum Harumi terlihat lebih cerah dari biasanya, yang mungkin karena cerahnya matahari siang itu.

Pertemanannya dengan Yurika mungkin memang hal yang baik..

Koutarou merasa tingkah laku Harumi saat ini adalah hal yang baik.

Tapi ada yang merasa bahwa saat Koutarou dan Harumi sedang berbincang itu adalah hal yang buruk.

"T-Terkutuk kau Sakuraba Harumi, seberapa hebatkah dirimu?!"

"Dan apa yang Koutarou pikirkan!? Terjebak oleh gombalan cewek itu!"

"Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan?"

"Hanya menguburnya ternyata terlalu naif bagi kita! Si Primitif itu perlu hukuman yang lebih berat lagi!"

Theia, Ruth dan Sanae jelas-jelas marah besar.

"Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan?"

Dan Shizuka sedang menikmati situasi itu.

Dia sedang menikmati rasa dari kebebasan setelah datang ke pantai.

"...Ayo bermain belah semangka!"

Meskipun Kiriha yang mengusulkan itu, tidak jelas apakah dia bercanda atau serius.

Dia bertingkah seperti biasanya dan menunjukkan semangka besar yang dia bawa.

"Ah, kelihatannya boleh juga!"

"Aku penasaran apa yang akan terbelah duluan, semangkanya atau kepala Koutarou"

Kiriha tersenyum saat dia mengatakan itu dan menarik sebuah pedang kayu.

"Ayo kita lakukan!"

"Aku tidak tahu apa yang akan kita lakukan, tapi ayo kita lakukan"

"Tidak, ayo berhenti, aku merasa kasihan dengan Sakuraba-senpai~"

Yurika mencoba menghentikan yang lain.

Setelah Koutarou dikubur, Yurika memperhatikan Harumi dan tetap diam agar Yurika tidak mengganggu mereka.

"Tidak ada yang meminta pendapatmu!"

"Hiiiih! Lari! Sakuraba-senpai, lari!"

Tapi pada akhirnya, justru Yurika yang lari.

Dia kalah dari kekuatan Theia dan mundur.

Tidak berusaha untuk tetap tegar memang persis seperti gadis penyihir kita semua, Rainbow Yurika.

Sementara itu, Koutaroru dan Harumi tidak sadar dengan konspirasi yang sedang berjalan saat mereka dengan cerianya berbincang.

"Satomi-kun, kamu keringatan. Pasti panas di dalam pasir itu ya?"

"Ah, nggak apa-apa. Nanti sapu tanganmu kotor"

Harumi mengambil sapu tangan dari kantungnya dan dengan lembut menyeka keringat di dahi Koutarou.

"Nah, sekarang kamu sudah bersih"

"Senpai.."

"Fufufu, aku jadi seperti ibumu, Satomi-kun"

Koutarou terganggu dengan sapu tangan yang tadinya harum menjadi tidak lagi karena keringatnya, tapi Harumi tidak mempermasalahkan itu sama sekali.

"Sakuraba-senpai~ Ayo bermain belah semangka bersama-sama~"

Theia, yang sedang memegang semangka besar, mendekati mereka.

Karena badannya yang kecil, semangka itu menutupi setengah badan Theia.

Terkejut karena ada seseorang yang memanggilnya, Harumi kehilangan kata-kata.

Dia biasanya tidak begitu bisa berkomunikasi dengan orang asing, dan dia menjadi kurang waspada saat dekat dengan Koutarou.

Itulah kenapa dia menjadi lebih terkejut dibandingkan biasanya.

"Sakuraba-senpai~ Ayo kita buat kenangan musim panas yang indah bersama-sama~"

"A-Ayo"

Harumi langsung mengangguk mengikuti intuisinya.

"Siapa itu? Tulip ya?"

Karena tidak bisa memutar badannya, Koutarou tidak bisa menoleh untuk melihat ke arah Theia.

Koutarou hanya bisa menebak suaranya, dan karena Theia tidak berbicara seperti biasanya, Koutarou menjadi tidak yakin.

"...Tepat sekali. Ini aku, Primitif"

Saat Theia berbicara kepadanya, dia menaruh semangka itu tepat disebelah kepala Koutarou.

Pada saat itu, Koutarou bisa merasakan seberapa besar dan berat semangka itu dari getaran yang dihasilkan.

Semangka itu kira-kira tiga kali lebih besar dari kepala Koutarou.

Dan wajah Theia mengintip keluar dari balik semangka itu.

Theia mendekat ke telinga Koutarou dan berbisik.

"Kukuku, aku juga akan menyertakanmu dalam membuat kenangan bersama kami"

"Apa yang akan kau lakukan, Tulip!?"

"Oh, bukan apa-apa, hanya membelah semangka. Kami hanya akan membelahnya dengan sekali tebas, kukukukuku"

Theia tertawa saat dia bicara dengan Koutarou sambil memastikan kalau Harumi tidak melihatnya.

Theia tersenyum dengan lebih jahat daripada sebelumnya.

Saat Koutarou terlibat dengan konspirasi itu, sebuah konspirasi lain akan dimulai tidak jauh dari mereka saat itu.

"Kakak, kelihatannya mereka bermain belah semangka"

"Bagus, sekarang semua perhatian mereka akan terfokus ke semangkanya. Sekarang kesempatan kita menangkap target kita"

"Apa kita akan melakukannya?"

"Ya iyalah. Kalau nggak, kita mau tidur dimana?"

"Iya sih, kita udah memakai semua uang kita sih"

Pelaku utama pemimipin konspirasi itu tidak lain adalah para pemburu hantu.

Mereka mengawasi Koutarou dan yang lainnya lewat teropong dari balik bebatuan.

"Kalau kita berhasil menjual hantu itu, kita bakal kaya"

"Kita bisa beli TV sama sepeda"

"Itu benar. Ikuti aku, Hachi"

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Jalannya agak berbelok, tapi kita akan mendekati mereka dari laut. Dengan begitu, mereka tidak akan memperhatikan kita, dan kalaupun mereka tahu, kita bisa menyembunyikan perlengkapan kita di dalam laut dan mereka tidak akan mencurigai apapun!"

"Kakak memang hebat! Meskipun pemburu hantu selalu berbuat benar, Kakak selalu bisa membuatnya menjadi kelihatan jahat!"

"Diamlah Hachi! Aku masih pahlawan kebenaran! Aku tidak salah, salahkanlah kemiskinan!"

Keduanya membawa peralatan dan mesin mencurigakan mereka dan melompat ke laut.

Tujuan mereka adalah menangkap Sanae.

Part 5[edit]

"Ei!"

Harumi gagal untuk yang ketiga kalinya setelah mengayunkan pedang kayu itu dengan sekuat tenaganya.

Sampai sekarang dia sudah mengenai sesuatu yang keras dan serangannya memantul kembali.

Tapi sekarang dia mengenai sesuatu yang lunak dan ujung pedangnya seperti memasuki sesuatu.

Dan dia tidak mendengar teriakan Koutarou lagi.

"Kamu berhasil, Yurika-senpai!"

Sebagai gantinya, Yurika berteriak.

Mendengar itu, Harumi dengan cepat melepas penutup matanya.

"Satomi-kun, Satomi-kun! Apa kamu baik-baik saja!?"

Harumi telah mengenai kepala Koutarou tiga kali.

Koutarou sudah bilang agar jangan memikirkan itu, tapi tentu saja Harumi akan tetap kuatir.

Itulah kenapa saat Harumi melepas penutup matanya, dia langsung mencari Koutarou.

"Ah, enaknya"

Tapi Koutarou berada di depannya dan sedang memakan semangka yang sudah terbelah.

Koutarou terlalu menikmati semangka itu sampai-sampai dia tidak memperhatikan Harumi yang cemas terhadapnya.

"S-Syukurlah.."

Theia atau Sanae mungkin akan marah, tapi lain halnya untuk Harumi.

Melihat Koutarou yang makan semangka dengan penuh semangat, Harumi bernafas lega dan langsung duduk.

"Apa kamu ma...haup...makan...haup..juga, senpai?"

"S-Setelah aku agak tenang, aku akan makan juga"

"Tch, dia berhasil..."

"Nyahaha, Harumi terlalu lemah buat ngebelah kepala Koutarou jadi dua"

Theia dan Sanae menghampiri mereka dengan kesal.

Setelah memakan sebagian semangka itu, Koutarou mengeluh kepada keduanya.

"Sudah selesai kan? Keluarkan aku dari sini"

Tapi keduanya menggelengkan kepala mereka.

"Aku menolak"

"Habis ini giliran Shizuka"

"A-Apa!?"

Koutarou melotot ke arah Theia dan Sanae.

Kalau Shizuka, yang dikenal dengan kemampuan bertarungnya, yang akan memegan pedang kayu selanjutnya, Koutarou tidak yakin apa yang akan terjadi dengan kepalanya.

"Hiyaaaaa!!"

Lagipula, Shizuka kelihatan bersemangat saat mengayunkan pedang kayu itu ke arah laut berkali-kali.

Kecepatan dan tekanan darinya tidak normal, semua orang tahu kalau Koutarou dalam bahaya.

"S-Satomi-kun, aku akan menyelamatkanmu sekarang!!"

Bahkan Harumi tahu dan dia mulai menggali untuk menyelamatkan Koutarou.

Tapi seseorang menghalanginya.

"Sakuraba-senpai, tolong ke sini~ Kamu nanti menghalangi belah semangka selanjutnya"

"Kya!? Tapi, Satomi-kun masih..!!"

"Tidak apa-apa, Sakuraba-senpai. Serahkan Satomi-san kepada kami"

"Bahkan kamu juga, Nijino-san!?"

Theia dan Yurika menyeret Harumi menjauh.

Mengesampingkan Theia, Yurika bekerja sama dengannya bukan karena dia takut dengan Theia, tapi karena dia ingin Harumi menjauh.

Sebagai gantinya, Kiriha datang dan mengambil semangka yang sudah terbelah sementara Ruth meletakkan yang baru.

"Gawat, aku harus berbuat sesuatu!"

Dengan panik, Koutarou mencoba untuk keluar dari pasir.

Untungnya, karena Harumi sempat menggali, Koutarou berhasil mengeluarkan tangannya dari pasir.

"Siiip!"

"Sayang sekali!"

"Tolong tunggu disana, Satomi-sama"

"Waaah!"

Tapi Sanae dan Ruth menguburnya lagi.

"Tolong hentikan ini, Sanae!"

"Nggak mau♪ ”

"Dan kenapa kamu marah sih, Ruth-san!?"

"Apa aku harus mengatakannya kepadamu!? Jangan buat aku tertawa! Penghianatan seperti itu pantas dihukum mati!"

"Menyerahlah, Koutarou"

"Apa yang kamu maksud dengan penghianatan!?"

Saat Sanae dan Ruth mengubur kembali Koutarou, Theia dan Yurika menyeret Harumi menjauh, Shizuka dengan riangnya mengayunkan pedang kayu dan Kiriha tersenyum sambil memakan semangka.

Semuanya terfokus pada apa yang mereka masing-masing lakukan sampai mereka tidak memperhatikan sekeliling mereka.

Kau bisa bilang kalau mereka menikmati saat-saat itu di pantai.

"Sekarang, Hachi!"

"Ya!"

Dan itulah saat dimana para pemburu hantu menjalankan rencana mereka.

Muncul dari dalam laut, mereka mendekati Koutarou dan yang lain.

Mereka masing-masing memegang jaring penangkap serangga di tangannya,

Itu adalah alat untuk menangkap hantu. Mereka sangat hebar dalam menangkap hantu layaknya seseorang menangkap serangga.

Mereka mulai bersiap dan lari ke arah Sanae.

"Hmmm?"

Koutarou yang dikubur dalam pasir lagi adalah orang pertama yang memperhatikan mereka.

Tapi Koutarou tidak membayangkan mereka akan menangkap Sanae dengan jaring serangga itu, jadi awalnya Koutarou hanya melihat mereka sebagai orang aneh yang sedang berkeliaran.

"Tunggu saja, akan kami tangkap kau sekarang, kucing manis!"

"Uang! Kami akan membuat video dan meraup banyak uang! Uang! Kami akan menjualnya dan meraup lebih banyak lagi!"

Tapi saat mereka mulai mendekat, Koutarou mulai mendengar hal-hal aneh yang mereka bicarakan dan mulai kuatir.

Dan selagi semangat pemburu hantu meningkat, begitu juga dengan rasa kuatir Koutarou.

"Hei semuanya, ada yang datang dari belakan kalian. Tenanglah sedikit"

Tidak ada orang selain Koutarou yang memperhatikan kedua orang itu..

Jadi Koutarou berusaha memberitahu para gadis di dekatnya, tapi satu-satunya yang percaya dengannya hanya Harumi.

Begitu mendengar kata-kata Koutarou, Harumi menoleh ke belakang.

"Ah.."

Dan dia melihat dua orang yang mencurigakan.

Saat Harumi melihat mereka, badannya menegang.

Mereka terlihat seperti orang mesum, tipe orang yang paling ditakuti oleh Harumi.

"Aku nggak akan tertipu ♪ ”

"Kau terlalu simpel, Primitif! Kalau kamu mau berbohong, setidaknya buatlah sesuatu yang lebih bagus!"

"Kita harus menghukumnya"

Tapi Sanae, Theia dan Ruth, yang ada di sebelah Harumi, beranggapan kalau Koutarou hanya mencoba untuk kabur dan tidak percaya sama sekali kepadanya.

Di antara mereka, hanya Yurika yang juga menoleh setelah melihat raut wajah Harumi yang berubah.

"Aku penasaran siapa mereka..."

Tapi, Yurika yang berpikiran simpel tidak berpikir kalau para pemburu hantu itu berbahaya.

"Awas, Koutarou!"

"Semuanya! Ada yang mendatangi kalian!"

Sedikit jauh dari mereka, Kiriha dan Shizuka memperhatikan para pemburu hantu yang mendekati Koutarou dan yang lainnya.

Tapi karena mereka sedang lengah, yang bisa mereka lakukan hanya berteriak kepada yang lain.

"Apa?"

"Siapa?"

"Apa ada yang terjadi?"

Dan Theia, Sanae dan Ruth akhirnya membalikkan badan mereka.

"Kena kauuu!"

"Ayo, malaikat kecilku!!"

Tapi di saat itu pada pemburu hantu mengayunkan jaring mereka sekuat tenaga.

"Kyaaa!?"

Tapi untuk bisa kabur dari jaring yang datang dari atas, Sanae dengan cepat bersembunyi di dalam pasir.

Sanae sudah terbiasa dengan serangan dadakan karena terbiasa berkelahi dengan Koutarou sehari-hari.

"Kya!?"

"A-Apa ini!?"

Karena Sanae berhasil menghindar, Harumi dan Ruth yang tertangkap.

Karena tidak bisa mengelak, jaring itu mengenai kepala mereka.

"Kita berhasil, Hachi! Menangkap satu cewek bukan masalah buatku!"

"Aku menangkapnya juga! Sekarang kita bisa berbuat apapun yang kita mau!"

Para pemburu hantu itu pun senang.

Yang ada di pikiran mereka saat itu adalah kehidupan mewah yang akan mereka jalani setelah menjual Sanae.

Mereka akan mendapat banyak minuman keras sampai bisa berenang di dalamnya, dan mendapat TV dan sepeda baru.

Masa depan yang mereka bayangkan kelihatan cerah...setidaknya itulah yang mereka pikirkan.

"Hey Hachi, apa maksudmu 'aku menangkapnya juga'?"

"Kakak, akulah yang menangkapnya"

Di saat itu mereka sadar kalau mereka masing-masing menangkap satu hantu(?).

Tapi yang mereka targetkan adalah satu hantu.

"Hmm? Apa maksudnya ini?"

"Kakak, hantu ini kelihatan seperti manusia buatku"

"Ini juga. Hei Hachi, kita meleset dari target kita!"

"Sial! Kita salah tangkap!"

Saat mereka menyadari kesalahan mereka, mereka sudah sangat terlambat karena Sanae sudah lama pergi.

"T-Tidaaaaak! Tolong aku, Satomi-kuun!"

"M-Mesum!!"

Lebih buruk lagi, gadis yang mereka tangkap mulai berteriak.

Kedua orang mencurigakan yang muncul dari laut itu berhasil menangkap kedua gadis yang sedang duduk di atas pasir dengan jaring.

Mata mereka terlihat penuh dengan semangat, mereka bernafas dengan terengah-engah dan air menetes dari badan mereka.

Mereka adalah gambaran sesungguhnya dari orang mesum.

"Apa-apaan yang kalian lakukan!?"

Koutarou dengan paksa melompat keluar dari pasir begitu mendengar Harumi dan Ruth berteriak.

Kaki dan tangan Koutarou telah diikat oleh Ruth, tapi setelah memaksa untuk keluar dari pasir, tali itu terpotong.

Itu adalah kekuatan super manusia yang keluar dalam situasi antara hidup dan mati.

"Senpai dan Ruth menangis!"

Setelah bebas dari dalam pasir, Koutarou melotot ke arah para pemburu hantu dengan amarah yang besar di matanya.

Para pemburu hantu itu melepaskan jaring mereka dan mulai membuat alasan.

"T-Tunggu sebentar mas! Kami bukan mau menangkap mereka!"

"B-Betul! Yang kami kejar berbeda, cewek yang kecil tadi!"

"Dia benar, mas! Kami hanya mau menangkap cewek kecil sebelumnya biar bisa kami jual!"

"Tolong percaya dengan kami! Kami tidak tertarik dengan cewek normal!"

Tapi alasan mereka hanya membuat Koutarou semakin marah.

"J-Jadi, kalian nggak hanya mesum, tapi juga mengincar cewek kecil semacam Theia!?"

Koutarou tidak berpikir kalau kedua orang itu mengincar Sanae.

Itu karena dia berpikir kalau mereka tidak bisa melihat Sanae.

Dan tidak hanya Koutarou, para gadis lain pun memikirkan hal yang sama.

"J-Jadi mereka mengincarku!? Sudah kuduga, meskipun aku berbaur dengan rakyat jelata, aura bangsawanku masih saja membuatku terlihat di antara yang lain!"

Sebagai hasilnya, tidak ada yang berpikir kalau mereka mengincar orang lain selain Theia.

Mereka berdua berencana menculik gadis-gadis kecil dan melakukan hal-hal yang aneh-aneh dengan mereka, para orang mesum tak termaafkan.

"Dasar kalian para mesum brengsek! Aku nggak peduli siapa yang kalian incar! Aku udah repot dengan Yurika sebagai satu-satunya yang mesum!"

"S-Satomi-san, paling nggak, bilang kalau itu cosplay! Mesum itu berlebihan!"

Saat Koutarou mengatakan perasaannya yang sejujurnya, air mata mulai membasahi wajah Yurika.

"...Begitu...jadi menurut Satomi-san, aku hanya orang mesum..."

Mendapat pukulan berat dari sumber yang tidak seharunsya, Yurika roboh dan mulai menangis.

"Aku mulai membenci semuanya...Mungkin aku harus pulang sesekali.."

"Tenanglah mas! Kami cuma butuh cewek itu buat keamanan lingkungan dan buat mencari nafkah!"

"Dia benar, kami tidak punya niatan lain!"

"Kalian mencari nafkah dari itu!? Dasar penjahat kelas kakap! Dan kalian juga berani membuat Sakuraba-senpai dan Ruth-san menangis!? Akan kutendang kalian ke laut dan aku buat kalian menjadi makanan ikan!"

Koutarou mendekat ke arah para pemburu hantu itu dengan amarah yang luar biasa.

Di saat yang sama, para pemburu hantu itu mulai melangkah mundur.

Tapi sesaat setelahnya mereka tidak bisa mundur lebih jauh lagi.

"Kalian mau kemana!?"

"Eh? Dari belakang juga!?"

Shizuka berdiri di belakang mereka dengan pedang kayu ditangannya.

Dahinya mengerut, pembuluh darahnya menonjol dan matanya penuh dengan kebencian.

"Gawat! Ayo kita kabur, Hachi!"

"N-Nggak bisa, Kakak! Kita udah terkepung!"

Selain Yurika, Harumi dan Ruth, para gadis yang lain sudah mengelilingi para pemburu hantu itu.

Koutarou menggenggam tinjunya, Shizuka menggenggam erat pedang kayunya, Theia memanggil meriam laser dari Ksatria Biru dan Kiriha memerintahkan kedua haniwa untuk menyerang.

Dan Sanae muncul dari dalam pasir, membuat semangka yang sudah terbelah menjadi melayang dan mulai mengarahkannya ke kedua orang itu.

"Ada apa Satomi-kun? Apa yang terjadi!?"

Dan sekutu Koutarou yang lain pun bermunculan.

Mereka adalah keenam anggota klub cosplay.

Mereka membawa barang bawaan mereka setelah berencana untuk bergabung dengan Koutarou dan yang lainnya.

"Sebenarnya, ada orang mesum yang muncul! Jaga jarak kalian!"

"Orang mesum!?"

"Mereka suka muncul kadang-kadang"

"Tidak bisa dimaafkan!"

"Musuh wanita"

Mendengar situasi itu, mereka justru ikut mengepung para pemburu hantu.

Keenam orang itu menggenggam botol minum plastik dan termos besi.

Kalau memang mereka harus bertindak, mereka bisa melempar benda-benda itu.

"Ada orang mesum"

"Beneran?"

"Yah, cewek-cewek itu imut sih.."

"Aku bener-bener ngga percaya..."

Selain itu, orang-orang lain di pantai mulai memelototi para pemburu hantu itu dan mulai mengelilingi mereka agar mereka tidak bisa kabur.

Sudah tidak ada kemungkinan lagi bagi para pemburu hantu untuk mundur.

"T-tidak mungkin.."

"Tamat sudah"

Keduanya akhirnya menyerah mencoba untuk membujuk orang lain.

Dan seperti Yurika, mereka mulai menangis.

"Ngomong-ngomong, kami tadi sedang main belah semangkam tapi..kalian mau ikut?"

Di saat itu, senyum manis Shizuka meninggalkan kesan mendalam bagi para pemburu hantu itu dengan kenangan musim panas yang tak terlupakan.


Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Makanan khas Jepang, mirip bakpia. http://blog-imgs-42-origin.fc2.com/m/i/a/miasletters/manjuu.jpg
  2. Kemampuan benda untuk berputar pada porosnya
  3. ..it would take the edge off..bisa diartikan kehilangan ujung(edge), atau bisa berarti kekuatannya (losing edge). Dualisme makna..
  4. Referensi ke lawakan dualisme soal 'edge'
  5. Makanan favorit Doraemon. Mirip burger, tapi dengan isi selai kacang merah
  6. Terjadi di Jepang tahun 1980an. https://id.wikipedia.org/wiki/Gelembung_ekonomi
  7. Semacam kasur yang digelar di atas lantai. Orang Jepang suka memakainya untuk tidur dibanding kasur biasa


Kembali ke Bab 1 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 3