Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 13 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Harumi dan Alaia[edit]

Sabtu, 1 Mei

Beberapa hari setelah Theia dan Ruth kembali ke Forthorthe, Koutarou pergi mengunjungi Clan.

Dengan perginya Theia dan Ruth, kemampuan pertahanan Rumah Corona menurun cukup besar. Ini disebabkan bukan hanya karena perginya Theia dan Ruth, tapi juga tidak adanya bantuan dari kapal luar angkasa Blue Knight. Meskipun Maki dan Harumi bisa membantu mengisi kekosongan itu, hanya kapal luar angkasa lainlah yang bisa menggantikan Blue Knight. Sebagai gantinya, Clan memanggil kembali kapal luar angkasa miliknya, Hazy Moon, dari Forthorthe. Hazy Moon memiliki kemampuan serangan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Blue Knight, namun karena kapal itu memiliki teknologi dari keluarga Schweiger, kapal itu memiliki banyak fungsi untuk operasi siluman atau pencarian. Karena itulah, Hazy Moon bisa menjadi alat penangkal serangan sekuat Blue Knight. Hasilnya, kamar 106 punya pertahanan sekuat yang dulu.

Ada satu keunggulan lagi yang muncul karena ini. Karena Hazy Moon dibangun atas pencapaian keluarga Schweiger, kapal itu memiliki fasilitas medis yang terbaru. Berkat itu, keberadaan Hazy Moon menjadi begitu menenangkan bagi seseorang yang memiliki penyakit kronis.

Koutarou datang berkunjung untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pemeriksaan kesehatan bagi Harumi yang dilaksanakan sehari sebelumnya. Dia ingin mendengar apa pendapat Clan mengenai Harumi yang bisa mengendalikan Signaltin seperti Alaia.

“Karena ini begitu personal, aku akan melewati data-data mengenai Harumi sendiri. Apa kau tidak apa-apa dengan hal itu?”

“Nggak apa-apa.”

Clan sedang duduk di balik mejanya dan membaca berkas menyangkut hasil pemeriksaan Harumi. Dia lalu mulai menjelaskan isi berkas itu dalam cara yang dipahami Koutarou.

“Ringkasnya, tidak ada masalah yang timbul. Dia lahir dengan tubuh yang lemah, tapi aku bisa membantu dengan peralatan medis dari Forthorthe.”

Kemajuan bidang medis Forthorthe jauh lebih hebat dibanding Bumi. Meskipun Harumi terlahir dengan tubuh yang lemah, dengan teknologi medis dari Forthorthe, tidak akan sulit untuk membuat Harumi menjadi hidup seperti orang sehat pada umumnya.

“Karena sekarang dia sudah bergabung dengan kita, kemungkinan bahwa dia akan diincar oleh musuh menjadi lebih tinggi, tapi di saat yang sama, resiko yang muncul dari penyakitnya akan berkurang. Jadi, dalam garis besarnya, tidak banyak yang berubah.”

“Begitu ya…kalau begitu, aku jadi ngerasa sedikit lebih baik setelah nyeret Harumi-senpai masuk ke masalah kita.”

Koutarou kuatir akan melibatkan Harumi dalam pertarungan-pertarungan yang akan datang. Namun, karena Harumi mendapatkan perawatan yang lebih canggih sebagai gantinya, Koutarou merasa bahwa tidak semuanya terlihat buruk.

“…Segala sesuatu ada baik dan buruknya.”

Saat mengatakan hal itu, Clan berhenti menggerakkan tangannya mengoperasikan komputer dan menyipitkan matanya sedikit. Matanya yang berada di balik kacamata terasa tampak lebih baik dibanding biasanya.

“Bukannya hal yang sama berlaku juga pas kita ketemu pertama kali?”

“Kalau dipikir-pikir lagi…”

Awalnya Koutarou dan Clan bertemu sebagai musuh. Mereka sempat bertarung sengit sampai-sampai tidak aneh kalau salah satu dari mereka sampai kehilangan nyawanya. Itulah sisi buruk dari pertemuan mereka. Namun saat ini, semuanya sudah berbeda. Mereka sudah saling menghargai dan membantu satu sama lain. Inilah sisi baik dari pertemuan itu.

“Hal yang sama juga berlaku bagi Theiamillis-san. Dia berpisah dengan kita, tapi dia bisa bertemu lagi dengan ibunya yang sudah lama tidak dilihatnya.”

“Ya, kamu bener juga.”

Theia sudah lama hidup terpisah dari keluarganya. Meskipun dia meninggalkan teman-temannya di Bumi, dia akan bisa bertemu dengan keluarganya. Dari sudut pandang Theia, tidak semuanya terlihat buruk.

“…Sekarang, kita lanjutkan ke topik utamanya.”

Sambil berkata demikian, Clan membetulkan kacamatanya dan kembali mengoperasikan komputernya lagi. Gambar yang ditampilkan pun berubah dan menampilkan data yang berbeda.

“Aku akan mulai dari kesimpulannya. Hasil dari analisis psikologis menunjukkan bahwa Harumi adalah Harumi.”

“Begitu ya…”

Setelah mendengar laporan dari Clan, Koutarou mengangguk sekali sambil menghela nafas lega. Dia sebenarnya datang ke sini dengan harapan mendengar hal itu.

Beberapa saat yang lalu, Harumi mengendalikan Signaltin seakan-akan dia sendiri adalah Alaia. Akibatnya, kecurigaan mengenai hal itu pun muncul dari dalam pikiran Koutarou. Dia pun penasaran jka ada semacam hubungan antara keduanya. Koutarou pun meminta Clan untuk tidak hanya menjalankan pemeriksaan fisik pada Harumi, tapi juga pemeriksaan psikologis. Hasilnya pun sudah dikatakan oleh Clan.

“Harumi punya ingatan Alaia-san, tapi kepribadiannya tidak dipengaruhi oleh hal itu. Ingatan Alaia di dalam pikiran Harumi bertumpuk dengan ingatan Harumi tentang perannya dalam drama. Akibatnya, ada batasan yang jelas antara ingatan Harumi dan Alaia, yang berarti bahwa ingatan mereka tidak tercampur.”

“Tunggu bentar, dari mana ingatannya yang mulia Alaia bisa muncul?”

“Sihir bukan keahlianku, tapi…aku rasa itu berasal dari Signaltin.”

“Dari pedang itu?”

“Itu menurutku. Agar Signaltin bisa mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya, dia membutuhkan Alaia-san. Tapi, Alaia-san tidak ada di zaman in, jadi Signaltin mencari seseorang sebagai penggantinya.

“Terus dia milih Sakuraba-senpai?”

“Benar. Harumi punya gambaran yang jelas tentang Alaia-san dari drama, benar? Dan entah kenapa, ada batasan yang jelas antara ingatan mereka berdua. Jadi, dengan memasukkan ingatan Alaia yang asli di atas hal itu, Harumi bisa menggunakan Signaltin tanpa membuatnya kebingungan.”

“Jadi begitu ya…”, balas Koutarou yang mengangguk mendengar penjelasan Clan.

Seperti halnya kontrak antara Koutarou dan Maki, Signaltin terkadang tidak mau mengganggu pikiran orang lain lebih dari yang diperlukan. Mungkin pedang itu mendapatkan hal itu dari Alaia yang sudah membuka segelnya.

Jika memang seperti itu, saat Signaltin mencari seseorang untuk menjadi pengganti Alaia, pedang itu akan memilih orang yang akan tidak begitu dipengaruhi oleh hal itu, dan tidak sulit untuk menebak siapa yang bisa dipilih.

Dengan begitu, Harumi menjadi seseorang yang bisa dipilih oleh Signaltin. Berkat dasar-dasar yang sudah dibentuk oleh pementasan drama, Signaltin tidak perlu takut membuat Harumi kebingungan. Ingatan Alaia yang dimiliki oleh Signaltin berakhir di tempat yang sama dengan adegan terakhir dalam drama. Berkat itulah, memasukkan ingatan Alaia ke dalam Harumi tidak menimbulkan kontradiksi apapun.

Karena alasan-alasan inilah tidak ada orang yang lebih sesuai untuk menerima ingatan Alaia selain Harumi.

“Yang mulia mungkin bakal ngelakuin hal itu.”

“Sebenarnya, ada satu kemungkinan lagi…meskipun hal ini lebih bisa dikatakan sebagai keajaiban dibanding sihir, jadi aku rasa bukan ini yang terjadi.”

“Apa itu?”

“Bahwa semua itu hanyalah kebetulan. Bahwa Harumi, yang bisa melakukan hal yang sama seperti Alaia, kebetulan berada di sana. Tapi tentu saja, hal itu tidak bisa dijelaskan oleh sains.”

“Betul juga, kamu bakal sulit buat nerima hal itu.”

“Sebagai ilmuwan, itu adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh harga diriku.”

Clan menyebutnya sebagai kebetulan, namun dia sebenarnya memiliki gambaran yang lebih jelas dalam benaknya.

Harumi adalah reinkarnasi dari Alaia-san, dan entah bagaimana, dia menjadi kakak kelas Veltlion di sekolah. Setelah Signaltin berhasil berhubungan dengannya, dia membangkitkan ingatan kehidupannya yang dulu…tapi itu kebetulan yang terlalu bagus. Mana mungkin hal seperti itu bisa terjadi!

Sebagai ilmuwan, sulit bagi Clan untuk mengatakan apa yang baru saja dibayangkannya, karena hal itu lebih terdengar sebagai dongeng dan harga dirinya sebagai ilmuwan tidak bisa menerima hal itu.

“Bagaimanapun juga, Harumi adalah Harumi. Dia bukan Alaia-san. Itu saja.”

“Oke. Makasih ya, Clan. Aku lega denger hal itu.”

Koutarou sempat kuatir jika Alaia berada di dalam Harumi entah bagaimana caranya. Karena itulah dia menjadi ragu bagaimana menghadapinya, membuat semua percakapannya dengan Harumi beberapa hari ini menjadi canggung. Berkat Clan, Koutarou sekarang tahu bahwa meskipun Harumi memiliki ingatan Alaia, Harumi masih tetap Harumi. Koutarou sempat merasa sedih begitu mengetahui bahwa dia tidak bisa bertemu Alaia lagi, namun dia lega karena tahu bahwa Harumi tetaplah Harumi.


Kembali ke Bab 1 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 3