Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 1 Chapter 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3[edit]

Seruan "SMA Satu" terdengar dengan jelas disebutkan, stasiun ini adalah pemberhentian wajib bagi semua siswa yang sekolah di SMA Satu.

Praktisnya hanya ada satu jalur antara stasiun kereta dan sekolah.

Karena perubahan pada trem dan penurunan jumlahnya, peristiwa yang dikenal sebagai "naik trem bersama" mungkin lebih akurat berubah menjadi "berjalan ke sekolah dengan teman-teman". Untuk sekolah ini, kejadian ini masih sangat umum. Memang, kejadian ini bisa dilihat berkali-kali kemarin, sehari setelah dimulainya, hari ini, dan terus berlangsung sejak awal.

"Meskipun mungkin tidak begitu mendadak," pikir Tatsuya.

"Tatsuya-kun ... Apakah kamu kenal dengan Presiden?"

"Kami bertemu untuk pertama kalinya sebelum upacara penerimaan siswa baru ... Jadi, ya."

Untuk menjawab pertanyaan Mizuki, Tatsuya juga sama bingungnya seperti dia.

"Itu pasti tidak terlihat seperti pertemuan pertama."

"Seolah-olah dia sengaja mencarikanmu jalan keluar."

Tatsuya memiliki keyakinan yang cukup dalam ingatannya untuk mengatakan bahwa hari pendaftaran adalah pertama kalinya ia bertemu Saegusa Mayumi. Namun, seperti yang Leo dan Erika katakan, pendekatan itu tidak tampak seperti seorang yang baru berkenalan untuk pertama kalinya.

"... Mungkin karena Miyuki?"

"... Tapi dia menyebut nama Onii-sama secara khusus?"

Tatsuya dikelilingi oleh Mizuki, Erika, dan Leo, orang yang bisa disebut "wajah-wajah" yang tanpa kesulitan. Sama seperti kemarin dan kemungkinan besar di masa depan, kelompok ini akan berkumpul di sekitar Tatsuya dan Miyuki dekat stasiun, bertukar salam, dan pergi ke sekolah bersama-sama.

Itu bukan firasat buruk sama sekali.

Bahkan, itu adalah cara yang cukup bagus untuk memulai hari.

Namun, ketika mereka berlima berjalan dengan santai di jalan yang jaraknya cukup pendek untuk sampai ke sekolah, mereka mendengar panggilan "Tatsuya-kun ~ ~" dari belakang mereka dimana setiap orang yang melihat pada umumnya akan merasa ini memalukan. Hal ini disertai dengan seorang individu mungil yang mendekat dengan cepat dan, menurut keyakinan Tatsuya, itu adalah akhir dari kedamaian dan ketenangan.

"Tatsuya-kun, selamat pagi ~. Dan Miyuki juga, selamat pagi."

Dibandingkan dengan salam Miyuki, salam diarahkan langsung pada dirinya terasa lebih santai, pikir Tatsuya. Namun, dia adalah siswa kelas 3 yang merupakan Presiden Dewan Siswa.

"Selamat pagi, Presiden."

Perlu untuk memberi salam yang tepat, hanya untuk jaga-jaga.

Segera mengikuti Tatsuya, Miyuki juga membungkuk hormat. Tiga lainnya juga memberi salam dengan sopan, meskipun sedikit terpesona dengan salam tersebut . Itu wajar untuk memiliki reaksi seperti itu.

"Apakah anda sendirian, Presiden?"

Meskipun sekilas cukup jelas, pertanyaan itu masih ditanyakan, sebagai undangan halus untuk berjalan bersama-sama ke sekolah.

"Hm. Sebenarnya tidak ada siapapun yang berjalan bersamaku ke sekolah di pagi hari."

Sebuah konfirmasi atas permintaan yang jelas dan undangan halus itu.

Meskipun, kalau diperhatikan ... kepribadian presiden terlihat cukup individual.

"Aku ingin berbicara dengan Miyuki tentang beberapa hal ... Bolehkah aku berjalan bersama kalian ke sekolah?"

Komentar yang diarahkan pada Miyuki terucap dengan nada yang akrab, tapi berbicara ke tingkat yang berbeda dibandingkan dengan percakapan mereka sebelumnya.

Tampaknya Tatsuya tidak salah membaca situasi.

"Hm, kalau itu baik-baik saja menurutmu..."

"Oh, bukan berarti topik ini rahasia. Atau kamu lebih suka berbicara di lain waktu?"

Ketika dia mengatakan hal ini, Presiden tersenyum pada tiga orang yang perlahan-lahan mundur, dan berdiri kaku.

"Presiden .. Aku merasa seolah-olah sikap Anda terhadap salah satu dari kami sedikit berbeda, atau ini hanya salah tafsirku?"

Tentu saja tidak, mereka bertiga menjawab secara lisan atau dengan isyarat tangan. Mayumi tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada saat yang sama ketika Tatsuya menunjukkan ekspresi kecewa.

"Eh? Apakah itu masalahnya?"

Sekarang, mengubah pilihan kata dan berpura-pura tidak menyadari itu sudah terlambat. Nada dan ekspresi sudah mengkhianatinya.

"Apakah subjek yang ingin anda bicarakan berhubungan dengan Dewan Siswa?"

Pada titik ini, Tatsuya tidak berencana mundur, tapi ia merasakan tekanan juga.

Miyuki panik dan mengubah subjek kembali ke dirinya sendiri.

"Hm, aku berencana mencari kesempatan untuk berbicara denganmu secara rinci. Apakah kamu memiliki rencana apapun selama istirahat makan siang?"

"Aku berencana untuk makan di kantin."

"Dengan Tatsuya-kun?"

"Tidak, Onii-sama dan aku berada di kelas yang berbeda ..."

Sepertinya dia ingat apa yang terjadi kemarin.

Saat melihat Miyuki sedikit menurunkan kepalanya dan menurunkan suaranya, Mayumi mengangguk seolah sudah mengerti.

"Ada cukup banyak siswa yang peduli tentang kejadian kecil ini."

Tatsuya sedikit melirik ke sisinya.

Tidak mengherankan, Mizuki mengangguk sebagai penegasan. Sepertinya insiden kemarin tidak akan selesai begitu saja.

Namun, jika Presiden berbicara seperti ini, apakah ini tidak akan menjadi masalah? Pikir Tatsuya.

"Kalau demikian, mengapa tidak bergabung saja denganku di ruang Dewan Siswa untuk makan siang? Jika kamu tidak keberatan dengan ‘bento’, ruangan kami memiliki dispenser makanan otomatis."

"... Ruangan Dewan Siswa dilengkapi dengan Modul Penyedia Makanan?"

Miyuki yang biasanya cukup tenang tidak bisa menyembunyikan kekaguman saat ia menjawab.

Yang juga disertai oleh rasa kebingungan.

Sesuatu yang biasanya terlihat di terminal penerbangan atau kereta jarak jauh bisa berada di Ruang Dewan Siswa ?

"Sebelum memasuki Ruang Dewan Siswa, aku tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang hal itu. Tapi itu untuk siswa yang bekerja sampai larut."

Mayumi tersenyum malu ketika mencoba membujuk Miyuki.

"Jika itu adalah Ruang Dewan Siswa, itu tidak masalah jika Tatsuya-kun ikut makan bersama juga."

Pada saat itu, wajah tersenyum Mayumi menjadi menggoda dan, terus terang saja, nakal. Mudah-mudahan, itu adalah kesalahpahaman dari Tatsuya saja.

Bahkan jika itu adalah salah tafsir, dari caranya untuk menggambarkannya masih membuatnya sakit kepala.

"... Kalau begitu, masih ada satu masalah. Tampaknya ada beberapa konflik antara aku dan Wakil Presiden. Aku minta maaf."

Tatsuya tidak berencana untuk ikut campur antara Miyuki dan Dewan siswa, dan sehingga ia meninggalkan interupsi pada saat itu.

Pada hari pendaftaran, siswa laki-laki di belakang Mayumi yang terus memelototi Tatsuya mungkin adalah Wakil Presiden.

Saat berhadapan dengannya, tampaknya itu bukan salah tafsir.

Jika Tatsuya sembarangan pergi ke Ruang Dewan Siswa untuk makan siang, niscaya hal ini akan menimbulkan konflik antara mereka berdua.

Namun, tampaknya Mayumi tidak memahami makna di balik kata-kata Tatsuya itu.

"Wakil Presiden ...?"

Mayumi sedikit memiringkan kepalanya tapi dengan cepat menepuk kedua tangannya, dalam suatu tindakan langsung seperti dalam drama film.

"Jika itu Hanzou-kun, kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, tidak akan ada masalah."

"Bahkan jika itu masalahnya, tapi…?"

Pada saat itu, Tatsuya memutuskan untuk menghindari insiden yang mengakibatkan adiknya menerima julukan itu, tanpa peduli apapun akibatnya.

"Hanzou-kun akan berada di ruang klub untuk istirahat makan siang."

Itu sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang Tatsuya pikirkan - itu wajar saja – tetapi senyum Mayumi tidak berkurang sedikit pun saat ia terus berbicara.

"Dalam hal ini, setiap orang boleh datang juga. Membiarkan semua orang tahu tentang kegiatan Dewan Siswa adalah salah satu tugas kami juga."

Meskipun begitu, ada orang-orang yang secara langsung menolak undangan sosial Mayumi.

"Meskipun itu adalah kesempatan langka, aku pikir kami akan melewatkannya."

Bahkan menggunakan kata "melewatkan" dengan cara ini, masih bisa dianggap "penolakan".

Respon yang tak terduga dari Erika dan kawan kawan menyebabkan situasi menjadi sedikit canggung.

Meskipun demikian, mencoba untuk mendapatkan perasaan mereka yang mendasari hal itu, atau bahkan untuk kelancaran hal-hal itu, terus terang sudah tidak mungkin.

"Jadi begitu."

Tapi ada satu orang yang tidak berubah, dan itu wajah Mayumi yang tersenyum.

Apakah ia hanya terus terang atau mampu memahami sesuatu yang orang lain tidak bisa ikuti?

Tatsuya merasa bahwa dia hanya tidak memerlukan alasan tertentu.

"Kalau begitu, hanya kalian berdua saja nanti."

Apa yang harus kita lakukan, mata Miyuki diam-diam bertanya pada Tatsuya.

Menolak masih pilihan yang berlaku sampai saat itu, tapi setelah tanggapan dari kelompok Erika, tidak ada cara untuk menolak dengan halus.

"... Aku mengerti. Kalau begitu Miyuki dan aku akan menerima undangan anda."

"Bagus sekali. Rinciannya bisa menunggu sampai nanti. Aku akan menunggu kalian berdua."

Karena beberapa alasan, Mayumi sangat senang dengan jawaban ini. Berpaling dengan cepat, dia meninggalkan mereka dengan langkahnya yang riang.

Meskipun mereka semua menuju ke sekolah yang sama, jejak dari mereka berlima yang melihat Mayumi pergi memang menjadi cukup berat.

Tatsuya menghela napas.


◊ ◊ ◊


Istirahat makan siang akhirnya tiba.

Langkah-langkah kaki mereka tetap berat.

Hanya mendaki dua tangga menjadi tugas yang melelahkan, dan itu bukan karena kurang olahraga.

Sesungguhnya langkah berat itu datang dari perasaan yang suram, langkah-langkah berat hanya metafora, meskipun keengganan terhadap hal itu akan tetap sama.

Dibandingkan dengan Tatsuya, Miyuki malah sebaliknya. Langkahnya ringan dan energik.

Tatsuya tidak cukup sensitif sampai benar-benar tidak mengerti penyebab perasaan senang Miyuki, jadi dia diam saja.

Tujuan mereka berada di ujung lorong di lantai empat.

Dari luar, semua ruangan itu sama. Semuanya memiliki pintu kayu yang sama.

Yang berbeda adalah ukiran kayu tertanam di pintu, speaker di dinding, dan perangkat keamanan yang disamarkan dengan sangat baik.

Tanda di pintu dengan jelas menampilkan tulisan "Ruangan Dewan Siswa".

Undangan itu untuk Miyuki, Tatsuya hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, tugas mengetuk pintu jatuh kepada Miyuki. (Tentu saja, ini adalah metafora lain, karena komunikasi melalui speaker bukan mengetuk.)

Setelah Miyuki sungguh-sungguh meminta ijin masuk melalui speaker, dari sisi sebaliknya terdengar sambutan ceria.

Dengan sedikit ribut, sangat sedikit yang bahkan menempelkan telinga pada pintu juga tidak akan terdengar, kunci dibuka.

Tatsuya meletakkan tangannya di kenop pintu dan membuka pintu, bersikap seakan melindungi Miyuki dalam perjalanan ke dalam.

Pada kenyataannya, tidak diperlukan respon tersebut. Tatsuya sangat menyadari hal ini.

Perilaku ini adalah sesuatu yang tertanam ke dalam kegiatan sehari-hari kedua saudara kandung itu'.

-Dan tentu saja, tidak ada yang terjadi.

"Selamat datang, jangan pedulikan kami, silahkan masuk"

Langsung di depan, terdengarlah suara dari ujung meja.

Tatsuya benar-benar ingin bertanya apa yang menyebabkan Mayumi begitu bahagia untuk menyambut mereka dengan senyum seperti itu sambil memberi isyarat mereka masuk.

Miyuki memimpin jalan ke ruangan, diikuti oleh Tatsuya yang terburu-buru. Dia berhenti satu langkah dari pintu, dengan Miyuki dua langkah dari pintu.

Dengan kedua tangan di depannya, Miyuki membungkuk memberi salam, mirip dengan contoh dalam buku teks formalitas.

Bila dibandingkan dengan gerakan terpelajar tersebut, Tatsuya tidak memiliki kesempatan untuk meniru itu.

Pidato Miyuki dan pola pergerakan yang sama sekali berbeda dari Tatsuya itu. Ini kemungkinan besar karena pengaruh almarhum ibu mereka.

"Eh ... Tidak perlu terlalu formal."

Setelah melihat Miyuki mengeksekusi salam yang sempurna yang biasanya tidak akan keluar selain di tempat gala formal, Mayumi tampak mengerut sedikit.

Meskipun ada dua anggota lain yang hadir, mereka tampaknya kewalahan oleh atmosfer itu juga.

Ada satu orang lain yang hadir yang bukan anggota dari Dewan Siswa. Perwakilan dari Komite Disiplin tetap bersikap tenang, tapi siapa pun bisa mengatakan bahwa itu adalah gaya yang berani, belum lagi seorang pengamat veteran seperti Tatsuya. Sesungguhnya, adikku cukup termotivasi hari ini, pikir Tatsuya.

Satu-satunya hal yang membingungkan Tatsuya mengapa Miyuki memilih taktik intimidasi seperti ini.

"Silakan duduk. Kita bisa bicara saat kita makan."

Mungkin itu karena pembukaan salam Miyuki membuatnya bingung, tapi suara Mayumi telah berubah. jika menjelaskannya secara positif, suara itu masih harmonis. Jika menjelaskannya secara negatif, keramahan intim tadi sudah hilang.

Dia mungkin mengacu pada meja panjang di ruang rapat.

Pada saat ini, isyarat untuk merapikan interior meja, menata ulang meja sehingga pantas digunakan saat makan.

Apapun itu, kedua bersaudara itu mendekati meja mahal dan memilih kursi mereka. Miyuki menarik sebuah kursi dan duduk, sementara Tatsuya memilih tempat duduk tepat di sebelahnya.

Untuk seseorang yang selalu tegas bersikeras bahwa kakaknya harus mengambil kursi yang lebih ‘ tinggi ‘ dari dirinya sendiri, satu-satunya alasan Miyuki mengendalikan emosinya adalah karena dia paham harus fokus pada pertemuan hari ini.

"Daging, ikan, atau vegetarian. Mana yang kamu pilih?"

Yang menakjubkan bukan hanya modul server makan malam, tetapi pilihan yang kompleks juga tersedia.

Tatsuya memilih vegetarian, sedangkan Miyuki masih bingung dengan pilihannya. Setelah menerima pesanan mereka, siswa kelas 2 - mungkin Sekretaris Nakajou Azusa - mengaktifkan mesin kabinet besar yang terselip dekat dinding.

Sekarang satu-satunya hal yang tersisa sudah menunggu.

Mayumi duduk di kursi utama. Di sebelahnya dan di seberang Miyuki duduk siswa perempuan kelas 3 lainnya. Satu kursi lain yang di seberang Tatsuya adalah anggota Komite Disiplin. Azusa duduk di sisi lain dari anggota komite. Setelah mendapatkan kembali wibawanya, Mayumi memulai pembicaraan.

"Perkenalan sudah dilakukan saat upacara penerimaan siswa baru, tetapi, mari kita membahas ini lagi. Di sebelahku adalah Akuntan kami, Ichihara Suzune, juga dikenal sebagai Rin-chan."

"... Satu-satunya yang memanggilku seperti itu adalah Presiden."

Setiap bagian dari wajah seriusnya memberi kesan keras, meskipun dengan tubuh tinggi dan anggota badan ramping, Suzune sudah menampilkan secara penuh deskripsi "keindahan".

Harus diakui bahwa "Rin-chan" lebih sesuai dengan profilnya daripada "Suzune".

"Kalian berdua seharusnya mengenal orang di sebelah Rin-chan, kan? Dia adalah Ketua Komite Disiplin Watanabe Mari."

Mari tidak mengatakan apa-apa, tapi dia tidak menerima pengecualian dari siapa pun terasa cukup alami.

"Dan di sebelahnya lagi Sekretaris kami, Nakajou Azusa, yang juga dikenal sebagai A-chan."

"Presiden ... Tolong jangan panggil aku 'A-chan' di depan adik kelas. Aku punya posisi yang harus aku pikirkan juga."

MKnR v01 15.jpg

Karena dia bahkan lebih mungil daripada Mayumi dan memiliki wajah yang lebih kekanak-kanakan, setiap kali Azusa mengarahkan wajah yang berlinang air mata, dia sengaja menebarkan kesan seorang anak yang akan menangis.

Dan itu mungkin yang menjadi alasan dia disebut "A-Chan", pikir Tatsuya. Itu mungkin kenyataan yang terlalu kejam bagi orang tersebut.

"Yang terakhir akan Wakil Presiden Hanzou. Dan itu sudah mencakup semua anggota Komite Dewan Siswa."

"Yang mana aku bukan bagian dari mereka."

"Oh ya, Mari bukanlah anggota dari Dewan Siswa. Ah, persiapannya sudah selesai."

Penutup dari penyedia makan malam dibuka, menyajikan makanan dengan rapi dan tepat tanpa sedikitpun noda pada serangkaian nampan.

Hanya ada lima makanan yang siap disajikan.

Sepertinya kita kekurangan satu ... Meskipun Tatsuya memikirkan hal ini, dia tidak menyebutkan keras-keras karena ia sedang memikirkan solusi. Sementara Tatsuya sedang memikirkan ini, Mari diam-diam mengeluarkan kotak bento.

Melihat Azusa berdiri, Miyuki juga segera meninggalkan meja. Seperti yang tersirat dalam namanya, penyedia makan malam mampu menghasilkan makanan, tapi tanpa seperangkat alat makan yang cocok, akan lebih efisien kalau membawa nampan sendiri secara manual.

Azusa pertama kali meletakkan nampannya di atas meja, kemudian membawa bagian Mayumi dan Suzune juga.

Setelah itu, Miyuki membawa dua nampan untuk Tatsuya dan dirinya sendiri, dan setelah itu makan siang paling menarik dimulai.

Pada awalnya, pembicaraan itu benar-benar terbuka satu sama lain.

Bahkan kemudian, Tatsuya dan Miyuki juga sedikit melakukan percakapan biasa dengan anggota komite.

Percakapan alami mengalir sampai ke topik makanan.

Tidak dapat terhindarkan bahwa penyedia makan malam hanya menghasilkan makanan cepat saji, tapi makanan modern olahan memiliki kualitas yang hampir sama seperti masakan normal. Bisa dikatakan, kualitasnya hanya bisa hampir sama dengan "kualitas normal" dari suatu masakan, karena itu kekurangan dalam makanan olahan tidak bisa dipungkiri.

"Apakah kau membuat bento sendiri, Watanabe-senpai?"

Niat Miyuki hanya untuk memulai percakapan dengan orang lain, dan tidak menyembunyikan alasan lain.

"Ya, kamu terkejut?"

Namun, ketika ditanya oleh Miyuki, Mari mengangguk dan membalas dengan pertanyaan menggoda yang sulit untuk dijawab.

Pada kenyataannya, Mari tidak berniat untuk menyiksa Miyuki, tetapi ingin memainkan lelucon kecil kepada adik kelas yang lugas dan sopan ini.

"Tidak, hanya sedikit penasaran saja."

Ketika Miyuki mulai panik,terdengar suara dari sebelahnya yang membalas untuknya.

".... jadi begitu."

Mata Tatsuya yang sedang melihat gerakan tangan Mari, atau lebih tepatnya jari-jarinya. Jika itu dibuat oleh sebuah mesin, atau dengan tangan sendiri, jenis masakan apa saja yang mungkin atau tidak mungkin dihasilkan ... Ini memberi kesan bahwa ia bisa mengetahui semuanya, sehingga menyebabkan Mari merasa cukup malu.

"Bagaimana kalau kita juga membawa bento kita sendiri besok."

Ketika Miyuki berbicara seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tatsuya juga menggeser pandangan.

"Bento Miyuki pasti luar biasa, tapi kita harus mencari tempat untuk makan bersama ..."

"Oh, ya ... Pertama kita perlu mencari tempat untuk memakannya..."

Dialog dua bersaudara ini '- tidak hanya isi, tetapi suasana itu sendiri, tampak agak terlalu intim untuk sepasang remaja yang berhubungan darah.

"... Sama seperti sepasang kekasih."

Suzune memakai senyum yang agak sinis, dan menjatuhkan sebuah komentar yang meledak.

"Benerkah begitu? Jika tidak ada hubungan darah, maka mereka pasti sepasang kekasih, itukah yang kamu pikirkan?"

Tatsuya dengan tenang membalas dan dengan cepat menjinakkan ledakan.

Atau malah sengaja meledakkannya.

"... Tentu saja, itu adalah lelucon."

Ketika menghadapi Azusa yang wajahnya memerah, Tatsuya meniru "senyum" Suzune dan melanjutkan makan dengan tenang. Wajahnya tidak terganggu sedikit pun.

"Kamu membosankan."

Mari berkata dengan nada jengkel.

"Aku juga berpikir begitu."

Tatsuya menjawab dengan cara yang sama.

"Ok, Ok, mari kita mengakhiri masalah ini di sini. Mari, aku tahu itu sulit untuk mengakuinya, tapi Tatsuya-kun memang orang yang sulit untuk ditangani."

Mungkin itu karena dia merasa kalau percakapan ini akan berlangsung terus-menerus tanpa henti, akhirnya Mayumi ikut campur tangan dengan senyum yang sedikit pahit.

"... Itu benar. Aku menarik kembali komentarku sebelumnya. Kamu mungkin orang yang menarik, Tatsuya-kun."

Dengan sedikit senyum - dan untuk seorang wanita muda yang cantik, ia sering menunjukkan senyum kepada anak laki-laki - Mari mengubah evaluasinya sebelumnya.

Pertama Presiden Dewan Siswa, sekarang Ketua Komite Disiplin. Kurasa aku sebaiknya segera terbiasa dengan orang memanggilku dengan nama.

"Sudah saatnya kita sampai ke pokok pembicaraan."

Mungkin sedikit tak terduga, tetapi waktu yang dialokasikan untuk istirahat makan siang itu terbatas.

Setelah semua orang selesai makan, baik Tatsuya dan Miyuki mengangguk setelah mendengar kata-kata Mayumi itu.

"Karena sekolah kita menempatkan penekanan pada penentuan nasib kita sendiri, Dewan Siswa telah diberikan kekuasaan besar dalam batas-batas sekolah. Tidak hanya sekolah kita, tapi SMA yang paling umum juga mengadopsi metode yang sama."

Tatsuya setuju dengan prinsip itu. Manajemen-sentris dan deterministik-sentris itu seperti pasang surut dan pasang naik gelombang, pada dasarnya berbeda tetapi pada saat yang sama berdampak satu sama lain. Setelah kemenangan dalam Pertempuran 3 tahun yang lalu di Okinawa dan peningkatan dalam suara internasional, gaya manajemen-sentris yang lama yang menyebabkan kerugian diplomatik dan kerusuhan internal tersapu dan terganti dengan mendukung penentuan nasib sendiri dan sudah menjadi tema masyarakat pada umumnya. Saat ini, ada kejadian sebaliknya , sebagian dari SMA swasta mengadopsi filosofi manajemen-sentris yang keras. Walaupun demikian, sulit untuk secara sepihak menghitung perkembangan dari pinsip ini.

"Dewan Siswa kita menggunakan metode tradisional yang mengkonsentrasikan kekuatan dan otoritas pada presiden. Gaya presidensial juga dapat digambarkan sebagai sentralisasi ekstrim."

Mendengar kata-kata ini memang memicu sedikit ketidaknyamanan, meskipun mungkin akan tidak sopan pada Mayumi.

Tatsuya mengepalkan tangannya.

"Presiden dipilih oleh badan siswa, anggota lain diangkat oleh presiden. Dengan beberapa pengecualian, presiden memiliki hak pengangkatan dan pemberhentian untuk semua anggota."

"Posisiku sebagai Ketua Komite Disiplin adalah salah satu pengecualian. Dewan Siswa, Komite Manajemen Klub, dan guru-guru bisa memilih perwakilan untuk menentukan posisi ini."

"Dan karena ini, pada tingkat tertentu Mari memegang otoritas yang sama dengan apa yang aku lakukan. Berdasarkan aturan, presiden memiliki jangka waktu masa bekerja, tapi yang lain tidak. Masa kerjanya berlangsung dari 1 Oktober sampai dengan 30 September tahun depan. Antara waktu sekarang ini, presiden memiliki hak pengangkatan dan pemberhentian bagi semua anggota."

(Sudah waktunya masuk ke pokok masalah.) Tatsuya tidak menginterupsi pembicaraan, tapi hanya mengangguk untuk menunjukkan bahwa ia mengerti.

"Ada tradisi tahunan untuk mengundang perwakilan siswa tahun pertama menjadi anggota Dewan siswa, dengan maksud melatih mereka untuk menjadi penggantinya. Semoga, perwakilan kelas satu akan terpilih menjadi Presiden Dewan Siswa berikutnya. Meskipun itu bukan jaminan, tetapi hal ini telah terjadi selama 5 tahun terakhir. "

"Jadi Presiden dulunya juga perwakilan siswa tahun pertama? Cukup mengesankan."

"Ah ~, err, ya."

Mayumi tersipu dan tergagap karena jawaban Tatsuya.

Tanggapan Tatsuya itu hanyalah pujian, karena ia sudah tahu jawabannya. Yang aneh adalah bahwa Mayumi yang seharusnya sudah terbiasa dengan pujian tersebut mengingat posisinya, namun wajahnya masih memerah karena malu. Ini bukan akting, tapi malu yang sesungguhnya. Hal ini kelihatan cukup licik ... Dia tampak seperti siswa SMA pada umumnya. –jangan-jangan dia sengaja membiarkan orang melihat kalau dia mudah malu - dan itu adalah bagian dari akting yang sebenarnya ?

"Jadi ... Miyuki, aku harap kamu bisa masuk Dewan Siswa."

Pada tahap ini, mengatakan "masuk Dewan Siswa" pada dasarnya berarti menjadi anggota Dewan siswa.

"Apakah kamu bersedia untuk menerimanya ?"

Mengambil napas, kepala Miyuki tertunduk ke bawah dan menatap tangannya, kemudian menatap ke arah Tatsuya.

Tatsuya mengangkat bahu, menahan perasaannya sendiri, dan sedikit menganggukkan kepalanya.

Miyuki menunduk lagi sebelum menegakkan kepalanya kembali. Namun kali ini, matanya menyala semangat seperti orang yang siap terjun dari ketinggian.

"Presiden, apakah anda menyadari nilai ujian masuk Onii-sama?"

"-?"

Pada perkembangan yang benar-benar tak terduga ini, yang bisa Tatsuya lakukan hanya tetap diam.

Apa yang kamu katakan......, adikku?

"Hm, aku tahu itu. Sesungguhnya itu luar biasa ... Sejujurnya, ketika aku mengintip hasil ujian yang diperiksa guru, bahkan aku sampai kehilangan kepercayaan diriku."

"... Jika Dewan Siswa menerima siswa dengan nilai ujian yang tinggi dan kemampuan yang luar biasa, aku percaya Onii-sama akan memenuhi kriteria juga."

"Tunggu, Mi-"

"Dan dalam hal pekerjaan di atas meja (Manipulasi Teoritis), aku percaya bahwa tidak ada hubungannya dengan keterampilan praktek dan tingkatan. Dengan kata lain, pengetahuan dan penilaian yang lebih penting."

Bagi Miyuki, tidak mengijinkan orang lain untuk menyelesaikan kalimat mereka dan menyerobot kesempatan mereka untuk berbicara termasuk kejadian yang langka.

Dan jika pembicara lain adalah Tatsuya, maka frekuensi kejadian akan turun jauh lebih rendah.

"Aku merasa terhormat untuk menerima undangan dari Dewan Siswa. Akan tetapi aku bahkan akan cukup senang untuk menerima posisi terendah, tetapi apakah ada cara supaya Onii-sama bisa bergabung?"

Tatsuya benar-benar ingin untuk menutupi wajahnya dan melihat ke angkasa.

Apakah mungkin bahwa pengaruh negatifnya pada adiknya telah mencapai sejauh ini?

Miyuki harus tahu bahwa nepotisme terang-terangan hanya akan menyebabkan ketidaknyamanan pada orang lain.

"Sayangnya, hal ini tidak mungkin."

Orang yang menjawab bukan Presiden, tapi anggota dewan siswa yang duduk di sebelahnya.

"Anggota Dewan Siswa harus dipilih dari siswa jalur 1. Ini bukan aturan tak tertulis, tapi aturan yang disebutkan. Ini adalah satu-satunya klausul yang melekat pada hak pengangkatan dan pemberhentian oleh presiden. Untuk mengubah peraturan ini, diperlukan rapat amandemen khusus dengan kehadiran siswa seluruhnya dan diterima oleh mayoritas dua pertiga. Dan karena jumlah siswa jalur 1 dan jalur 2 praktis sama, secara realistis ini tidak mungkin. "

Suzune dengan lembut menjelaskan hal ini dengan nada yang sedikit menyesal.

Dari suaranya, terdengar jelas bahwa dia juga adalah seseorang yang menentang perlakuan yang berbeda antara Blooms dan Weeds.

"... Aku minta maaf. Aku mengatakan semua itu tanpa memahami situasi. Maafkan aku."

Miyuki hanya bisa terus terang mengakui kesalahannya.

Miyuki berdiri dan membungkuk dalam-dalam untuk meminta maaf, tetapi tidak ada yang menegurnya.

"Kalau begitu, Miyuki akan bergabung dengan Dewan Siswa saat ini dengan jabatan sekretaris, apakah kamu mau menerimanya ?"

"Ya, aku akan bekerja keras untuk memenuhi tugas-tugas saya. Tolong bimbing saya."

Miyuki menunduk lagi, tapi kali ini demi kesopanan daripada menyesal. Mayumi mengangguk pada Miyuki dengan senyum di wajahnya.

"Kamu akan mendapat rinciannya dari A-chan."

"Seperti yang aku katakan, Presiden ... Tolong berhenti memanggilku A-chan ..."

"Jika tidak ada komplikasi, bisakah kamu datang hari ini sepulang sekolah?"

Sepenuhnya mengabaikan protes di sampingnya, Mayumi melanjutkan percakapannya.

"Miyuki."

Sebelum Miyuki bisa berbalik dan bertanya, Tatsuya menghentikannya dengan nada lisan pendek tapi kuat. Dia mengangguk setuju dengan saran Mayumi itu.

Miyuki mengangguk juga, sebelum berbalik menghadap Mayumi.

"Aku mengerti. Namun, itu akan lebih baik bagiku untuk datang ke sini sepulang sekolah?"

"Tentu saja. Aku akan menunggumu, Miyuki."

"Hei ~ Mengapa aku dipanggil 'A-chan', sementara Shiba dipanggil 'Miyuki' ...?."

Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang valid, tapi sekali lagi diabaikan.

Tatsuya mulai mengasihani Azusa sedikit.

"... Masih ada sedikit waktu yang tersisa sampai waktu istirahat makan siang berakhir. Bolehkah aku mengatakan sesuatu?"

Alasan kenapa kali ini semua orang mengabaikan Azusa, dan bukan karena alasan dendam atau sedang menggodanya, mungkin karena perhatian semua orang terarah pada tangan Mari yang terangkat ke atas.

"Daftar nama untuk Komite Disiplin masih memiliki satu tempat kosong yang belum diisi."

"Aku hanya mengatakan bahwa kita masih mengkaji kandidat. Selain itu, kegiatan sekolah juga baru dimulai seminggu yang lalu, kan? Tidak perlu terburu-buru, Mari."

Tidak senang dengan sikap Mari yang terlalu tergesa-gesa, Mayumi menegurnya. Namun, tampaknya Mari tidak peduli.

"Aku kira, sesuai dengan aturan Dewan Siswa, semua anggota selain dari presiden harus siswa jalur 1, kan?"

"Ya."

Mayumi mengangguk sebagai konfirmasi sementara ekspresi wajahnya mengatakan bahwa hal itu tidak bisa dihindari.

"Hanya siswa jalur 1 yang diperbolehkan untuk mengisi posisi Wakil Presiden, Akuntan, Sekretaris, dan peran terkait, kan?"

"Ya. Aturan menetapkan bahwa Dewan terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, Akuntan, dan Sekretaris."

"Dengan kata lain, tidak ada pembatasan untuk membawa siswa jalur 2 menjadi anggota Komite Disiplin."

"Mari, kamu ..."

Mata Mayumi melebar, sementara Suzune dan Azusa keduanya dengan ekspresi terkejut yang sama.

Proposal ini sama mengejutkannya dengan saran Miyuki sebelumnya.

Rupanya, siswa kelas 3 yang dikenal sebagai Watanabe Mari ini berperan sebagai joker, pikir Tatsuya.

-Namun.

"BAGUS!"

"Ah?"

Bertepatan dengan seruan senang Mayumi ini, Tatsuya terkejut bingung.

"Ya, tidak ada masalah dengan Komite Disiplin. Mari, sekarang Dewan Siswa akan mencalonkan Shiba Tatsuya sebagai anggota Komite Disiplin.”

Sebuah perkembangan yang tak terduga terjadi dalam sekejap.

"Tunggu dulu! Bukankah anda seharusnya mempertimbangkan pendapat saya tentang masalah ini? Selain itu, Anda juga belum menceritakan apa tugas anggota Komite Disiplin itu sendiri."

Daripada keberatan dari perspektif logis, itu lebih penting untuk mendengarkan naluri yang memperingatkan pada perkembangan yang berbahaya.

"Kami juga tidak benar-benar menjelaskan secara detail tentang tugas adikmu di Dewan Siswa, kan?"

"... Tidak, itu benar, tapi ..."

-Sayangnya, keberatan Tatsuya itu langsung dimentahkan oleh komentar Suzune itu.

"Eh, Rin-chan, tidak apa-apa. Tatsuya-kun, tugas Komite Disiplin adalah untuk menegakkan disiplin di kampus."

"..."

"..."

"... Apakah hanya itu saja ?"

"Sementara pekerjaan ini tidak memiliki pencapaian tujuan yang pasti, dan juga cukup merepotkan ... Err, sepertinya ini masih tugas yang cukup penting?"

Pertama-tama, dengan mengabaikan fakta bahwa dia mencoba untuk menyembunyikan kata-katanya di balik senyum itu. Yang lebih penting adalah bahwa Tatsuya tidak berpikir mereka akan mendengarkan pendapatnya dengan serius . "Bukan begitu maksudku."

"Hm?"

Sepertinya mereka tidak berpura-pura bodoh atau tidak mengerti.

Tatsuya mengalihkan pandangannya ke kanan.

Di mata Suzune, Tatsuya melihat pandangan yang mengasihani dirinya.

Meskipun pandangannya seperti itu, tampaknya dia tidak akan membantu.

Dan di sebelah Suzune.

Mari tampak seakan dia menemukan seluruh rangkaian kejadian ini akan sangat menarik.

Dan di sisi lainnya dari Mari.

Ketika mengunci mata ke arah Azusa, matanya merasakan tatapan yang mengganggu.

Tatsuya terus menatapnya.

Meskipun Azusa sangat berusaha melirik kiri dan kanan, Tatsuya tidak melepaskan pandangannya dan terus menatap.

"Um, Komite Disiplin sekolah kita adalah sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk memperingatkan mereka yang melanggar peraturan sekolah."

-Sama seperti penampilan luarnya, Azusa lemah terhadap tekanan.

"Dalam hal disiplin siswa, biasanya terdiri dari hal-hal seperti peraturan seragam atau keterlambatan, tetapi ini ditangani oleh anggota yang ditunjuk oleh Komite Disiplin itu sendiri."

Secara konservatif, Dewan Siswa ini benar-benar sangat unik dan beragam, dia mungkin satu-satunya rentan terhadap taktik ini.

Tatsuya mulai khawatir dengan tugas pekerjaannya di masa mendatang.

"Um ..., apakah kamu memiliki pertanyaan?"

"Tidak, lanjutkan."

"Ah, OK. Tugas utama Komite Disiplin adalah mengidentifikasi orang-orang yang menggunakan sihir yang melanggar peraturan sekolah dan untuk menundukkan orang-orang yang menggunakan sihir di kampus sehingga menyebabkan gangguan. Setelah anggota Komite disiplin memutuskan hukuman yang diperlukan, dia akan dipanggil di depan Komite Disiplin bersama Presiden dan perwakilan siswa. Singkatnya, mereka adalah polisi dan jaksa. "

"Bukankah itu menarik, Onii-sama."

"Tidak, Miyuki ... Tunggu sebentar sebelum berpikir " Kalau sudah diputuskan ' terlihat di matamu... Hanya jaga-jaga, biarkan aku memastikan beberapa hal."

"Memastikan apa?"

Tatsuya tidak terfokus pada Azusa yang baru selesai menjelaskan, tetapi berganti kepada Mari.

"Menurut penjelasan sebelumnya, misi anggota Komite Disiplin adalah untuk menghentikan konflik yang ditemukan, kan?"

"Yah, itu benar. Kami juga berurusan dengan konflik non-sihir."

"Selain itu, jika sihir digunakan, kita wajib mengintervensi."

"Jika memungkinkan, akan lebih baik jika konflik itu diselesaikan sebelum menggunakan sihir."

"Itu maksudku! Teknik saya tidak bagus, dan di atas semua itu, aku ini siswa jalur 2!"

Akhirnya, bahkan Tatsuya mulai menaikkan volume suaranya.

Tugas ini jelas membutuhkan kekuatan sihir yang luar biasa untuk menundukkan lawan.

Tidak peduli dari sudut pertimbangan yang mana, tugas ini tidak cocok untuk siswa jalur 2 dengan keterampilan teknis yang buruk.

Namun, meskipun mendengar pertanyaan Tatsuya itu, Mari benar-benar tidak gentar dan menjawab dengan komentar sederhana.

"Ini bukan masalah."

"Apa yang kamu katakan?"

"Dalam kompetisi kekuatan, aku akan menanganinya ... istirahat makan siang hampir berakhir. Ayo kita simpan sisa penjelasan sampai sepulang sekolah, keberatan?"

Memang benar waktu istirahat makan siang hampir berakhir, dan benar bahwa hal ini tidak hanya sekedar berlalu begitu saja.

"... Aku mengerti."

Tatsuya sepenuhnya memahami bahwa jika ia memasuki ruangan ini sepulang sekolah, ia harus masuk lumpur ini lagi, tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Kalau begitu kita akan bertemu lagi di sini."

Tatsuya menekan setiap perasaan yang tidak masuk akal dan menganggukkan kepalanya. Di sisinya, sementara walaupun sepenuhnya memahami pikiran kakak laki-lakinya, Miyuki tidak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya.


◊ ◊ ◊


Karena pendidikan sudah semakin meluas dan mudah diakses, anggapan kalau datang ke sekolah itu tidak penting menjadi sikap yang populer.

Sejak kelas online menjadi kenyataan, banyak perdebatan yang menghabiskan waktu di ruang kelas yang sebenarnya hanya buang-buang waktu dan sumber daya.

Pada akhirnya, anggapan kalau sekolah itu tidak penting hanya mencapai tahap ramai dibicarakan dan tidak diperdebatkan lebih jauh.

Tidak peduli seberapa canggih tampilannya, pengalaman virtual dianggap tidak nyata. Latihan dan eksperimen harus dipasangkan dengan tanya jawab langsung antara instruktur dan siswa. Selain itu, sesuatu yang tidak dilakukan dalam keadaan nyata tidak akan menghasilkan pengalaman belajar yang sebenarnya. Siswa belajar bersama di kelas yang sama dapat mendapatkan pelajaran tambahan. Kedua poin yang telah terbukti tanpa bisa diragukan lagi dari pengalaman selama ini.

Tahun pertama Kelas E sedang menjalani kelas praktek.

Sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada guru real-time yang hadir. Ini adalah contoh sederhana ketika hasil penelitian tidak dilakukan dalam praktek.

Para siswa Kelas E mengikuti petunjuk yang ditampilkan pada monitor dinding untuk mengoperasikan pelajaran tentang menggunakan CAD. Materi pelajaran hari ini adalah dasar dari segala dasar, yang merupakan operasi sederhana dengan menggunakan perangkat ini.

Meskipun secara resmi sesi pembelajaran ini dipandu, masih ada tugas yang harus diselesaikan. Karena tidak ada guru pembimbing, penyelesaian laporan tugas menjadi satu-satunya kriteria penilaian untuk kelas ini. Tugas hari ini adalah menggunakan CAD untuk mengarahkan mobil papan luncur dari satu ujung track ke ujung yang lain, harus diulang tiga kali. Meskipun tanpa ada pembimbing yang mengawasi, sudah diperingatkan bahwa operasi manual dilarang keras.

"Tatsuya, bagaimana rasanya Ruang Dewan Siswa?"

Sementara menunggu dalam antrean untuk menggunakan CAD, Leo bertanya setelah menyodok Tatsuya dari belakang.

Wajahnya tidak menunjukkan adanya motif tersembunyi. Dia hanya ingin tahu.

"Berubah menjadi percakapan yang menarik ..."

"Menarik?"

Erika, yang berada di depan Tatsuya di baris ini, juga berbalik bertanya.

"Mereka memintaku untuk bergabung dengan Komite Disiplin. Bagaimana mungkin tiba-tiba bisa jadi begini?"

Tatsuya dan Erika kedua memiringkan kepala mereka. Sejujurnya, satu-satunya cara untuk menggambarkan itu adalah "bagaimana mungkin hal-hal ini akan berkembang seperti ini".

"Kamu benar. Hal ini cukup mendadak."

Leo juga sepakat bahwa itu adalah kejadian tak terduga.

"Tapi bukankah hebat kalau kamu sampai diminta oleh Dewan Siswa?"

Pendapat Mizuki berbeda dari yang lain. Dia berhenti saat ia sedang dalam perjalanan kembali ke akhir baris untuk mencoba tugas itu lagi.

"Hebat? Bukankah ini hanya paket komplementer untuk adikku?"

Tatsuya membalas pertanyaan mereka semua karena Tatsuya juga tidak dapat menerima pujian Mizuki.

Erika sedikit tersenyum ketika ia melihat sikap curiga dan keras kepala Tatsuya.

"Yah, yah, mari kita berhenti berbicara tentang hal-hal yang akan merendahkan diri sendiri ini. Jadi, apa yang biasanya dikerjakan Komite disiplin?"

Setelah mendengar pertanyaan Erika, Tatsuya mengulangi apa yang ia dengar dari Azusa. Mendengar semua itu, ketiga pasang mata di dekatnya melebar.

"Tugas yang cukup merepotkan ..."

Leo menghela nafas sementara ekspresi Mizuki menjadi khawatir.

"Jika ini tidak aman, maka ... Erika-chan, apa ada yang salah?"

Erika terlihat sangat marah, meskipun berbicara tentang hal itu, sejak kapan dia menjadi sangat marah.

"... Sungguh, begitu impulsif ..."

Penglihatannya melayang. Berbisik sendiri sambil menghadap ke atas, tampaknya dia memarahi seseorang yang tidak ada di sana.

"Erika-chan?"

"Ah, eh, maaf Tatsuya-kun. ini benar-benar sudah terlalu berlebihan., Kamu lebih baik menolak tugas berbahaya seperti ini."

Ekspresi serius itu berubah menjadi senyum nakal, suara Erika menjadi terasa lebih cerah saat ia menggoda Tatsuya.

"Eh, itu mungkin cukup menarik! Mengapa kamu tidak menerimanya, Tatsuya. Aku akan mendukungmu."

Meskipun itu bisa dimengerti bahwa Erika sedang bercanda untuk menyamarkan apa yang dia katakan sebelumnya, terkesan Erika masih menyembunyikan sesuatu.

"Tapi jika kamu harus campur tangan dalam konflik, bukankah kamu akan menjadi target serangan sihir juga?"

Ada tebakan yang masuk akal pada siapa sebutan"impulsif " itu ditujukan.

"Ya, dan pasti akan ada orang yang salah mengira niat baik sebagai suatu tindakan berdarah dingin."

Namun, rincian yang tepat di balik perasaan itu masih tetap menjadi misteri.

"Di sisi lain, daripada membiarkan siswa jalur 1 yang kurang ajar itu jadi pusat perhatian, bukankah kalian juga berpikir akan lebih baik jika Tatsuya yang melakukannya?"

Tatsuya tidak cukup gegabah untuk bergabung dalam percakapan mereka.

"Hm ... Yah, itu mungkin benar."

"Erika-chan, jangan berpikir seperti itu! Jika kita tidak ingin itu terjadi, bukankah lebih baik untuk tidak terlibat dalam perkelahian?"

"Tapi Mizuki, bahkan jika kita tidak merencanakan itu, akan ada saat-saat di mana kita harus ‘ memadamkan api ‘ ? Seperti kemarin, misalnya."

"Yah, itu ..."

"Ada banyak kecurigaan dan ketidakadilan di dunia. Kita tidak bisa selalu mengharapkan hasil yang positif jika kita mengalah sepanjang waktu."

Sampai titik ini, tanpa sadar Tatsuya merasa bahwa sudah saatnya bagi dia untuk mengakhiri percakapan ini sebelum menjerumuskan dirinya ke wilayah berbahaya.

"Erika, giliranmu."

"Ah, maaf, maaf."

Pada seruan Tatsuya, Erika yang sedikit bingung dengan cepat mengasumsikan posisinya. Dilihat dari punggungnya, dia dalam keadaan sangat serius dan benar-benar tidak terpengaruh oleh pembicaraan sebelumnya. Sepertinya dia adalah tipe yang mudah berubah dari satu kondisi mental ke kondisi berikutnya. Meskipun penampilannya yang unik, salah satu sikap alaminya mungkin keseriusan.

Punggung Erika terguncang sedikit, mungkin karena dia mengambil napas dalam-dalam.

Itu terjadi dalam satu detik, meskipun tak terlihat dengan mata telanjang, fluktuasi dari psions melewati punggung Erika dan bisa "dilihat" dalam bentuk cahaya yang hanya bisa dilihat penyihir. Ini adalah tanda bahwa aktivasi dan rapalan berikutnya tidak mengkonsumsi semua psions, sebagai psions sisa menciptakan cahaya psion. Penyihir yang sangat terampil hanya meninggalkan sejumlah kecil cahaya psion, tetapi untuk siswa SMA kelas satu, ini masih tingkat yang dapat diterima. Ketika ada cukup psions sisa, gangguan foton antara psions mengakibatkan manifestasi fisik dari cahaya. Tidak adanya cahaya psion akan menunjukkan kontrol yang sangat baik atas kemampuan seseorang.

Mobil papan luncur di depan CAD bergeser ke depan, lalu kembali ke posisi semula. Hal ini terjadi tiga kali. "Ya!" jelas terlihat kalau Erika sangat senang dengan hasilnya, seperti dapat dilihat dari kepalan tangan dan cara dia berpaling untuk melihat Tatsuya. Memang, dia lebih cekatan saat ini dibandingkan ketika pertama kalinya mereka melakukan latihan ini, dan ada peningkatan yang ditandai dengan percepatan dan perlambatan.

Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempercepat mobil papan luncur ke tengah lintasan, kemudian melambat ke ujung yang lain, mempercepat dari akhir dan kembali ke tengah, dan mengurangi kecepatan ke titik awal ... Harus diulang tiga kali. Rangkaian aktivasi dimasukkan ke dalam CAD adalah untuk 6 rapalan percepatan dan perlambatan ini. Karena tidak ada set percepatan atau perlambatan kecepatan, ini dapat digunakan untuk menguji tingkat keterampilan antar siswa. Apakah mobil papan luncur bergerak dalam gerakan yang stabil cukup untuk mengukur kemampuan pengguna itu terampil atau tidak.

Erika diam-diam menunjukkan sinyal tangan atas kemenangan yang tidak sombong sama sekali saat ia bergerak menuju akhir baris di belakang Mizuki. Selanjutnya, Tatsuya mengambil tempat di depan CAD yang terpasang.

Ia menginjak pedal saklar untuk menyesuaikan tinggi CAD, menempatkan telapak tangannya di atas touchpad transparan yang terletak di atas sebuah kotak besar, dan mulai memanipulasi aliran psion.

Apa yang kembali adalah suara konfirmasi aktivasi, bercampur dengan berbagai suara yang bertentangan. Sambil menahan dorongan untuk mengerutkan alis, Tatsuya mulai membangun rangkaian rapalan.

Mobil papan luncur tersandung dua atau tiga kali sebelum bergerak maju dalam gerakan yang stabil.

Karena tugas hari ini adalah untuk membiasakan diri mengoperasikan CAD, tidak ada waktu yang dibatasi.

Selain Tatsuya sendiri, tidak akan ada yang tahu.

Sampai saat mobil papan luncur mulai bergerak , waktu yang dihabiskan lebih banyak dari Erika dengan margin yang cukup besar. Sebenarnya, bukan hanya dibandingkan dengan Erika. Dari 25 orang di Kelas E, dia pasti akan menjadi salah satu di urutan bawah.

Satu-satunya alasan ini tidak begitu jelas diketahui orang lain adalah karena gerakan dari mobil papan luncur kira-kira sama seperti yang lain lakukan.

Namun, Tatsuya sangat menyadari kinerjanya yang mengecewakan.


◊ ◊ ◊


Terima kasih Tuhan karena tidak ada yang cemburu.

Meskipun serangkaian ucapan "Good luck ~" datang dari teman-temannya, suasana hatinya tidak membaik, dan sebaliknya bahkan lebih tertekan.

Alasannya mungkin karena Tatsuya awalnya tidak tertarik pada pelajaran ini, sehingga mengarah ke depresi yang lebih lanjut.

Seusai sekolah, Tatsuya menuju ruang Dewan Siswa, menyeret langkah kaki yang bahkan lebih berat daripada saat istirahat makan siang.

Meskipun keadaan suasana sekitarnya agak menyedihkan, tetapi karena Miyuki bisa memahami perasaan Tatsuya, dia tetap diam.

Faktanya ID Card yang sudah terdaftar dalam sistem sertifikasi (Bergabung dengan Dewan siswa rupanya dianggap jaminan. Meskipun resistensi mungkin terjadi, Mayumi dan Mari mungkin akan bersikeras), kedua saudara kandung itu memasuki ruangan.

Segera setelah memasuki ruangan, ada tatapan tajam diwarnai dengan permusuhan. Sumber itu datang dari sisi berlawanan dari mesin di dinding, di kursi yang kosong selama istirahat makan siang.

"Permisi!"

Sulit untuk mengatakan apakah itu keluar dari kesedihan atau kebanggaan, tapi Tatsuya sudah terbiasa dengan jenis tatapan dan suasana semacam itu. Dia mempertahankan wajah pokernya, membungkuk dalam keheningan, dan dengan itu tatapan bermusuhan dihamburkan seperti awan mendung yang menutupi matahari. Bahkan kemudian, itu bukan berarti permusuhan telah menghilang sepenuhnya, akan tetapi tatapan bermusuhan sebelumnya kini diarahkan dalam cahaya yang lebih hangat terhadap Miyuki, yang sekarang berdiri di depan. Alasan di balik ini seharusnya tidak perlu penjelasan lebih lanjut.

Pemilik tatapan ini berdiri dan berjalan menuju kedua bersaudara itu. Tidak, lebih tepatnya berjalan menuju Miyuki. Tatsuya ingat wajahnya. Pada hari pendaftaran, ia adalah siswa kelas 2 yang berdiri dekat di belakang Mayumi seakan menunggu perintah, sehingga seharusnya dia adalah Wakil Presiden Dewan siswa.

Wakil Presiden berdiri kira-kira setinggi Tatsuya. Perbedaannya adalah bahwa bahunya sedikit lebih sempit.

Dia memiliki wajah yang tampan yang tidak memerlukan kata-kata tambahan lagi untuk menggambarkan dirinya dan bentuk tubuh yang biasa-biasa saja. Dia tidak mengeluarkan kesan kuat, tapi dari cahaya psion secara padat menempel ke udara di sekitar tubuhnya, ia seharusnya seorang pemuda dengan kekuatan sihir yang patut diperhitungkan.

"Saya Wakil Presiden, Hattori Gyoubu. Shiba Miyuki., Selamat datang ke Dewan Siswa."

Suaranya agak tidak normal, tapi mengingat usianya ia mungkin menekan reaksi pribadinya.

Tangan kanannya bergetar sedikit, mungkin karena keinginan berjabat tangan tidak sepenuhnya terhapus.

Alasan mengapa jabat tangan itu berhenti hanya sampai pada adiknya saja, Tatsuya tidak peduli untuk mempertimbangkan apa yang terjadi.

Hattori kembali ke kursinya sementara sepenuhnya mengabaikan Tatsuya. Dibelakang Miyuki, tampak aura tidak senang sedang terkumpul, tapi itu juga menghilang dalam sekejap. Satu-satunya yang mungkin menyadarinya adalah Tatsuya, berkat kedekatannya. Untungnya dia berhasil mengendalikan diri, Tatsuya menepuk dadanya diam-diam.

Wakil Presiden benar-benar menyadari kekhawatiran Tatsuya - meskipun itu seharusnya tidak mengejutkan, mengingat mereka baru saja bertemu - atau itu hanya dari kekhawatiran Tatsuya saja. Saat itu, dua salam yang sangat kasual terdengar.

"Ah, kamu di sini."

"Selamat datang, Miyuki .Kamu juga, Tatsuya-kun.. Kerja bagus."

Dari cara Mari dengan santai mengangkat tangan untuk menyapa, dia sudah memperlakukan Tatsuya sebagai salah satu dari mereka. Mayumi melakukan kebalikannya, sikapnya jauh berbeda dari sebelumnya. Kemudian, kebanyakan kelompok akan marah jika orang luar datang mengganggu, meskipun tidak ada keributan yang sebenarnya terjadi. Tatsuya, sama seperti orang lain, sudah sejak lama sampai pada kesimpulan bahwa mencoba untuk memahami keduanya adalah sia-sia.

"Kalau begitu, tidak perlu lagi untuk menunda. A-chan, silahkan."

"... Ya."

Ternyata dia sudah menyerah. Untuk sesaat, kepala Azusa terkulai dengan ekspresi sedih sebelum dia tersenyum kaku dan memimpin Miyuki menuju terminal di samping.

"Nah, mari kita mulai."

Ini bahkan belum satu hari berlalu dan dia sudah berbicara begitu santai. Mungkin kesembronoan juga adalah bagian dari karakter diri Azusa, pikir Tatsuya.

"Di mana?"

Kemudian, latar belakang Tatsuya itu tidak cukup istimewa baginya untuk peduli pada pilihan kata-kata orang lain. Dia menjawab dengan singkat, mungkin ini metode yang paling efisien.

"Markas Komite Disiplin. Ada banyak hal yang perlu untuk dilihat secara langsung untuk dipahami. Ruangan itu terletak tepat di bawah ruangan ini. Dapat dikatakan, kedua ruangan ini terhubung."

Setelah Mari selesai berbicara, Tatsuya menghela napas sebelum menjawab.

"... Itu desain yang cukup aneh."

"Aku juga berpikir begitu."

Ketika dia mengatakan hal ini, Mari mulai berdiri. Tapi saat ia hendak meninggalkan kursi, Terdengar komentar yang mencoba menghentikannya.

"Watanabe-senpai, mohon tunggu sebentar."

Suara itu datang dari Wakil Presiden Hattori. Setelah mendengar hal ini, Mari menjawab dengan cara yang sampai hari ini Tatsuya masih belum bisa terbiasa dengannya.

"Apakah ada masalah, Hattori Gyoubushoujou Hanzou?"

"Tolong jangan memanggilku dengan nama lengkapku!"

Tatsuya melirik Mayumi.

Melihat tatapan Tatsuya itu, Mayumi memiringkan kepalanya dengan "Hm?".

Kamu mengatakan bahwa "Hanzou" adalah nama sebenarnya ... Selengkapnya. Tak terduga.

"Kalau begitu, mari kita dengar pendapat Wakil Presiden Hattori Hanzou."

"Panggil saja aku Hattori Gyoubu!"

"Itulah julukan resmi keluargamu, bukan."

"Ini tidak ada hubungannya dengan julukan sekarang. Sekolah telah menerima nama 'Hattori Gyoubu'! ... Tidak, bukan itu yang ingin kukatakan."

"Itu karena kamu terlalu formal, bukan?"

"Ok, ok, Mari, Hanzou juga memiliki hal-hal yang tidak dia sukai."

Tatapan semua orang jatuh ke arah pembicara, Mayumi.

Kamu juga bukan orang yang pantas untuk mengatakan itu.

Tapi Mayumi tidak bereaksi sama sekali.

Mungkin karena dia tidak menyadari hal itu.

Lebih penting lagi, mengapa Hattori tidak mengatakan apa-apa.

Hal ini sedikit berbeda daripada hanya sekedar tidak terbiasa berbicara dengan Presiden.

Bahkan ketika menghadapi Mari, ekspresi Hattori tidak berubah. Tapi dibandingkan dengan ekspresinya sekarang, Tatsuya merasa bahwa itu menjadi sangat menarik.

-Tentu saja, itu hanya di bawah kondisi bahwa ia adalah seorang pengamat.

Sayangnya, waktu yang diberikan untuk mengamati sangat pendek.

"Watanabe-senpai, topik yang ingin aku bicarakan denganmu justru mengenai pengganti Komite Disiplin."

Darah yang awalnya menyebabkan wajah Hattori untuk memerah sekarang telah surut. Sama seperti pemutaran film gerak lambat untuk animasi, Hattori telah menenangkan dirinya.

"Apa?"

"Saya keberatan dengan anda karena menunjuk siswa kelas satu ini menjadi anggota Komite Disiplin."

Ketika Hattori menyatakan pendapatnya, dia terlihat sangat tenang, atau secara terpaksa menahan emosinya.

Alis Mari berkerut sedikit, dan itu tidak berlanjut menjadi suatu tindakan. Tatsuya tidak tahu apakah dia hanya terkejut atau terganggu oleh ini.

"Omong kosong apa ini? Orang yang menominasikan Shiba Tatsuya-kun adalah Presiden Saegusa. Meskipun itu verbal, hak pengangkatan itu adalah miliknya."

"Aku telah mendengar bahwa pihak penerima belum disetujui. Meskipun nominasi, hal ini tidak resmi sampai ia secara pribadi setuju."

"Itu terserah Shiba Tatsuya-kun sendiri. Presiden telah menguraikan hal itu pada keputusan Dewan Siswa. Keputusan akhir adalah miliknya, bukan milikmu."

Mata Mari tertuju pada Hattori saat dia mengatakan ini.

Hattori tidak pernah menatap Tatsuya. Atau mungkin akan lebih tepatnya bisa dikatakan bahwa ia mengabaikan kehadiran Tatsuya itu.

Menonton dua orang ini, Ekspresi Suzune sangat tenang, Azusa sangat gugup, dan Ekspresi Mayumi benar-benar tidak terbaca, duduk di sana dengan senyumnya yang biasa di wajahnya.

Miyuki menatap terminal di sisi dengan ekspresi halus di wajahnya. Namun, dia mungkin sudah setengah pemicu dari meledak setiap saat. Untuk alasan yang sama sekali berbeda, baik Tatsuya dan Azusa merasa sangat khawatir.

"Tidak ada presiden untuk menunjuk Weed menjadi anggota Komite Disiplin.

Sanggahan Hattori tercampur dengan istilah menghina. Setelah mendengar hal ini, Mari sedikit mengangkat alis.

"Itu istilah tabu, Wakil Presiden Hattori. Sebuah istilah yang tabu karena dilarang oleh Komite Disiplin. Kau cukup berani berkata seperti itu di depanku, Ketua Komite Disiplin."

Menghadapi teguran Mari , peringatan, atau mungkin sedikit dari keduanya, Hattori tidak menunjukkan tanda–tanda untuk mundur.

"Anda dapat melarang semua istilah yang Anda inginkan. Kecuali anda berencana untuk menghukum 1/3 dari seluruh siswa? Perbedaan antara Blooms dan Weeds adalah sesuatu yang ditulis ke dalam sistem sekolah dan diakui oleh sekolah itu sendiri. Sumber dari perbedaan antara Blooms dan Weeds adalah perbedaan dalam kemampuan. Anggota Komite Disiplin bertanggung jawab untuk tugas menundukkan siswa yang melanggar peraturan sekolah. Seorang Weed dengan kemampuan rendah tidak mampu menyelesaikan tugas itu."

Terhadap pernyataan bangga Hattori, Mari hanya tersenyum dingin.

"Memang benar bahwa Komite disiplin berbasis kemampuan, tetapi kemampuan datang dalam berbagai bentuk. Jika kita perlu menggunakan kekuatan untuk menekan perkelahian, untuk itulah aku di sini. Bahkan jika aku melawan 10 atau bahkan 20 lawan, aku bisa menangani mereka sendirian. Di sekolah ini, satu-satunya orang yang bisa melawanku 1 lawan 1 adalah Presiden Saegusa and Ketua Komite Manajemen Klub Juumonji. Menurutmu, orang-orang dengan kemampuan tempur rendah tidak diperlukan. Kecuali, kamu berencana untuk menantangku, Wakil Presiden Hattori?"

Satu-satunya cara bahwa Mari bisa mengatakan ini adalah karena kepercayaan dirinya dan catatan tempur miliknya. Namun, meskipun sedikit mundur dari tekanan yang sangat besar ini, Hattori tidak punya rencana untuk menyerah.

"Ini bukan masalah aku. Ini tentang kemampuannya untuk beradaptasi."

Intinya adalah Hattori percaya bahwa sikapnya benar. Siswa jalur 2 dengan kemampuan rendah tidak bisa menangani tanggung jawab Komite Disiplin yang begitu sangat bergantung pada kemampuan. Fakta bahwa tidak pernah ada siswa jalur 2 yang ditunjuk untuk Komite Disiplin juga mendukung fakta ini.

Terlepas dari itu, kepercayaan diri Mari melampaui Hattori.

"Apakah aku tidak mengatakan bahwa kemampuan bisa datang dalam berbagai bentuk? Tatsuya-kun bisa membaca Rangkaian Aktivasi dan dengan demikian akurat memprediksi rapalan sihir dengan mata dan otaknya."

"... Apa katamu?"

Setelah mendengar hal detil yang tak terduga ini, Hattori secara refleks bertanya. Daripada mengatakan ini tak terduga, akan lebih tepat untuk mengatakan ini adalah hal yang mustahil untuk dipercaya.

Membaca Rangkaian Aktivasi. Seharusnya itu tidak mungkin.

Bagi Hattori, itu adalah "akal sehat".

"Dengan kata lain, bahkan sebelum sihir telah dirapal, dia sudah tahu sihir apa yang lawannya gunakan."

Namun, jawaban Mari tidak berubah. Ini adalah kebenaran, itu pasti mungkin, dan Mari tidak punya keraguan apapun saat mengatakan itu.

"Menurut peraturan sekolah kita, tergantung pada jenis sihir yang digunakan, tingkat hukuman juga berubah. Sayangnya, jika kita mengganggu rangkaian aktivasi sebelum rapalan seperti Mayumi, tidak ada cara untuk mengetahui jenis sihir apa yang pada awalnya digunakan. Jika kita menunggu sampai rangkaian aktivasi selesai, maka itu akan bertentangan dengan tujuan awal. Oleh karena itu lebih aman untuk mengganggu sihir selama rangkaian aktivasi. Tanpa tuduhan yang pasti akan kesalahan apa yang dilakukan, satu-satunya hal yang dapat kita berikan pada mereka adalah percobaan melakukan keributan dan selanjutnya hukuman ringan. Tetapi dengan Tatsuya, kita dapat dengan benar menangkap orang-orang yang telah mencoba untuk menggunakan sihir yang lebih kuat. "

"... Tapi, bagaimana jika ia berlari melintasi TKP yang sebenarnya, dan tidak dapat menghentikan rapalan sihir ..."

Hattori tidak bisa mengatasi syok, tapi masih berhasil untuk membantah pernyataan Mari.

"Kalau begitu, bahkan siswa jalur 1 juga tidak akan bisa. Dan mungkin di luar siswa kelas 2 juga. Berapa banyak orang yang kamu kenal yang mampu merapal sihir dalam sedetik dan masih berhasil membatalkan sihir yang dirapal lawan mereka? Selain itu, masih ada satu lagi alasan aku ingin dia bergabung dengan Komite Disiplin."

Mari mengajukan alasan pertama dan mulai lagi dengan alasan selanjutnya.

Bagaimanapun juga, Hattori tidak bisa memberikan argumen kontra secara langsung.

"Sampai hari ini tidak ada anggota Komite Disiplin yang berasal dari siswa jalur 2. Dengan kata lain, siswa jalur 2 yang menggunakan sihir dengan melanggar peraturan sekolah yang ditangkap oleh siswa jalur 1. Seperti yang kamu katakan, ada kesenjangan yang lebar antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Siswa jalur 1 dapat menangkap siswa jalur 2 ,tetapi sebaliknya tidak bisa. Konfigurasi ini hanya akan memperlebar kesenjangan itu. Aku tidak suka bahwa anggota komite di bawah komandoku hanya menguatkan kesan pembeda-bedaan ini."

"Ah ... Cukup mengesankan, Mari. Kau bahkan telah memasukkan ini dalam perhitunganmu?. Aku pikir kau hanya peduli tentang Tatsuya-kun."

"Tolong diam, Presiden."

Mayumi ingin mengubah suasana sekitarnya, tetapi dihentikan oleh Suzune.

Sebuah tatapan mencela.

Kepala yang menggeleng.

Yang pertama adalah dari Mayumi, yang terakhir dari Suzune.

Maka, dua konflik emosi yang dicampur bersama menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan siap meledak keluar dengan kebencian.

"Presiden ... sebagai Wakil Presiden, saya keberatan menunjuk Shiba Tatsuya sebagai anggota Komite Disiplin. Sementara saya menerima bahwa Ketua Watanabe telah menunjukkan fakta dalam pernyataannya, misi asli dari anggota Komite Disiplin adalah untuk mengungkap dan menundukkan aturan pada pelanggar peraturan sekolah. Seorang siswa jalur 2 yang kurang dalam kemampuan sihir tidak dapat melakukan tugas-tugas anggota Komite Disiplin. Penempatan yang salah pasti akan merusak reputasi Anda sebagai Presiden. Tolong pertimbangkan kembali. "

"Tunggu sebentar!"

Tatsuya berbalik panik.

Seperti yang dia takutkan, Miyuki tak tahan lagi dengan itu.

Terserap dalam pidato Mari, Tatsuya melupakan waktu yang tepat untuk menahannya.

Sementara ia panik dan berusaha untuk menghentikannya, Miyuki, yang telah mulai berbicara, lebih cepat.

"Kata-kata saya ini mungkin terdengar berani, Wakil Presiden, kemampuan praktikal sihir kakakku mungkin memang tidak menguntungkan, tapi itu hanya karena ujian praktek tidak efektif dalam mengukur kekuatan kakakku. Dalam pertempuran nyata, kakakku tidak akan kalah dari siapa pun."

Mendengar kata-kata yang penuh dengan kepastian, mata Mari melebar sedikit. Senyum tipis Mayumi menghilang juga, dan matanya yang serius berpaling ke arah Miyuki dan Tatsuya.

Namun, keseriusan dalam tatapan Hattori pada Miyuki menjadi lebih tipis.

"Shiba-san."

Yang Hattori maksud adalah, tentu saja, Miyuki.

"Terlepas dari apa yang terjadi, Penyihir harus membuat penilaian dengan tenang dan logis. Pendapat yang bias mungkin tidak dapat dihindari bagi orang normal, tapi bagi orang yang bertujuan untuk menjadi penyihir, harap diingat bahwa anda tidak boleh membiarkan pendapat anda menjadi Bias dan mengaburkan keputusan anda."

Tidak ada tujuan baik yang terasa dalam teguran tersebut. Dia mungkin hanya bertindak sebagai "Kakak kelas" yang baik, yang meskipun dalam pembenaran dirinya, membimbing junior yang sesama siswa jalur 1. -Tapi, dalam situasi seperti ini, Tatsuya tampaknya tahu bahwa cara berbicara seperti itu akan menyebabkan efek yang berlawanan, dan Tatsuya sudah tahu saat-saat ketika Miyuki akan menegur Hattori.

Benar saja, Miyuki sudah semakin memanas.

"Maafkan saya karena mengatakan begitu, tapi penilaian saya tidak bias! Jika Onii-sama bisa menggunakan lebih dari kekuatannya -"

"Miyuki."

Tatsuya mengulurkan tangan di depan Miyuki, yang telah benar-benar kehilangan ketenangannya.

Dengan wajah kaget, Miyuki menutup mulutnya dengan campuran rasa malu dan penyesalan, dan menundukkan kepala karena malu.

Setelah menghentikan kata-kata Miyuki dengan gerakan tangannya, Tatsuya berjalan ke Hattori.

Miyuki memang bicara terlalu banyak. Dia hampir mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan. Namun, itu terjadi karena Hattori yang telah membuat Miyuki mengatakan terlalu banyak. Tatsuya tidak berniat menempatkan semua kesalahan pada Miyuki saja.

"Wakil Presiden Hattori, kenapa kita tidak melakukan pertempuran latih tanding saja?"

"Apa ...?"

Orang-orang yang kehilangan kata-kata dari permintaan yang mengejutkan itu, tidak terbatas pada orang yang ditantang, Hattori saja.

Mayumi, dan juga Mari, menatap mereka berdua dengan takjub karena tercengang dengan pembalasan berani yang tak terduga.

Di bawah tatapan semua orang, tubuh Hattori mulai bergetar dan berkata.

"Jangan terlalu sombong, kamu hanya seorang cadangan!"

Orang yang menjerit kecil adalah Azusa.

Tiga lainnya, seperti yang diharapkan sebagai kakak kelas, tetap tenang.

Dan kemudian, senyum kecut kecil muncul di wajah orang yang bermasalah yang mendapatkan caci maki.

"Apa yang lucu!"

"Seorang Penyihir harus tetap tenang, kan?"

"Kuh!"

Setelah kata-katanya sendiri dilemparkan kembali padanya dalam bentuk ejekan, Hattori menahan napas.

Tatsuya tidak berhenti di situ. Ia tidak merasa ingin berhenti.

"Seperti itu, saya berpikir bahwa kita tidak akan tahu keterampilan pertempuran anti-personil masing-masing tanpa melakukan perkelahian yang sebenarnya. Bukan berarti aku ingin menjadi anggota Komite Disiplin tapi ... jika itu untuk membuktikan bahwa keyakinan adik saya tidak bias, maka itu tidak bisa dihindarkan."

Dia tampak bergumam pada dirinya sendiri.

Bagi Hattori, itu terdengar seperti tantangan.

"... Baik. Aku akan memberikan pelajaran yang baik supaya kau mengetahui tempatmu yang seharusnya."

Bukan hanya mulutnya yang telah mengkhianati kegelisahannya. Nada yang dikendalikannya, sebaliknya, menunjukkan kedalaman kemarahannya.

Tanpa menunda waktu sejenakpun, Mayumi menyela.

"Sebagai Presiden Dewan Siswa, aku memberi wewenang pertandingan pertempuran latih tanding formal antara siswa tahun ke 2 Kelas B, Hattori Gyoubu dan siswa tahun pertama Kelas E, Shiba Tatsuya."

"Atas dasar deklarasi Presiden Dewan Siswa, sebagai Ketua Komite Disiplin, aku mengakui bahwa pertandingan antara kalian berdua sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang sah yang sesuai aturan sekolah."

"Waktu pertandingan dimulai adalah tiga puluh menit dari sekarang, di ruang latihan ketiga, pertandingan tertutup untuk umum, dan aku mengizinkan penggunaan CAD oleh kedua belah pihak."

Itu adalah tindakan untuk mencegah pertandingan menjadi insiden perkelahian - tindakan kekerasan dilarang oleh peraturan sekolah.

Mendengar deklarasi dari Mayumi dan Mari dengan ekspresi serius dan suara acuh tak acuh, Azusa mulai mengetik dengan cepat ke terminal.


◊ ◊ ◊


"Ini hari ketiga sekolah, dan CAD milikku sudah akan keluar dari tas ya ..."

Setelah mengambil sarung CAD nya untuk mendapat surat persetujuan dicap dengan stempel presiden Dewan Siswa (bahkan sekarang, hal semacam ini masih dilakukan di atas kertas), Tatsuya menggerutu di depan pintu ke ruang latihan ketiga, dan dari belakangnya, terdengar suara yang menahan tangis.

"Aku benar-benar minta maaf ..."

"Tidak apa-apa yang perlu dimaafkan."

"Tapi Onii-sama, itu karena kesalahanku yang menyebabkan masalah untukmu lagi ..."

Berbalik, dan mengambil setengah langkah, Tatsuya mengangkat tangannya di atas kepala adiknya.

Tubuh Miyuki gemetar saat dia menutup matanya. Tapi, setelah merasakan tepukan lembut di kepalanya, ia takut-takut mendongak.

Bahkan sekarang, air matanya terancam tumpah dari matanya.

"Aku mengatakan hal ini juga saat upacara penerimaan siswa baru bukan? Aku selalu merasa bahwa aku diselamatkan olehmu setiap kali kamu marah demi aku, ketika aku tidak dapat marah atas diriku sendiri. ... Jangan minta maaf. Sekarang adalah waktu untuk mengatakan sesuatu yang lebih tepat."

"Ya ... semoga Oni-sama bisa melakukan yang terbaik."

Menyeka air mata dengan jari, Miyuki tersenyum, dan dengan cara yang sama, Tatsuya tersenyum, mengangguk, dan membuka pintu ke ruang praktek.

"Ini mengejutkan."

Setelah membuka pintu, terdengar sesuatu yang dikatakan kepadanya.

"Apa itu?"

Orang yang menyambut Tatsuya di pintu, adalah hakim yang ditunjuk untuk pertandingan ini, Mari.

"Aku mengacu pada antusiasmemu yang tak terduga pada pertempuran. Kupikir kamu orang yang tidak terganggu oleh pernyataan orang lain."

Bahkan saat Mari berbicara tentang keterkejutannya, matanya berkilau penuh antisipasi. Ketika napas panjang menggenang ke tenggorokannya, tetapi Tatsuya, dengan ketahanan diri -seperti baja - menjelaskan dalam cara ini mungkin sedikit melebih-lebihkan tapi – apapun itu, diterima saja.

"Aku pikir itu adalah tugas anggota Komite Disiplin untuk menghentikan perkelahian pribadi."

Alih-alih menghela nafas, Tatsuya tidak bisa menghindar tetapi melepaskan pernyataan agak sinis.

Sementara tidak ada satu tanda pun dari Mari yang membantah itu.

"Ini bukan pertarungan pribadi. Ini pertandingan resmi. Mayumi mengatakan itu juga, kan? Aturan kalau kekuatan bukanlah sesuatu yang diterapkan antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang diterapkan di antara siswa jalur 1 sendiri. Ini adalah pertama kalinya kami menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan hal-hal antara siswa jalur 1 dan siwa jalur 2, kamu bisa lihat sendiri."

Jadi begitu, sebaliknya, dianjurkan untuk menyelesaikan perselisihan dengan kekerasan jika mereka tidak dapat menyelesaikan dengan kata-kata saja.

"Bukankah ' pertandingan formal ' meningkat sejak kamu menjadi Ketua Komite Disiplin, senpai?"

"Memang, hal itu memang meningkat."

Sikap tenangnya disebabkan bukan hanya Tatsuya, tapi bahkan Miyuki yang menunggu di belakangnya tersenyum kecut.

Kemudian, Mari tiba-tiba berubah serius dan mendekatkan wajahnya.

"Nah, apakah kamu yakin?"

Pada jarak di mana ia bisa mendengar napasnya, dia bertanya dengan berbisik.

Alis indah Miyuki naik pada jarak terlalu dekat, tapi dari jarak pandang Tatsuya sebagian besar ditutupi oleh wajah Mari yang memberi senyum yang berarti, Untung saja Tatsuya tidak bisa melihat reaksi berlebihan adiknya.

Dengan kepalanya sebagian diturunkan dengan sepasang mata berbentuk almond yang terbalik, dan di samping itu, samar, aroma manis melayang ke arahnya, Tatsuya menjadi sadar dengan gairah seksualnya sendiri.

Pada detik ia sadar akan hal itu, ke objek yang disebut 'dirinya sendiri', itu menjadi fenomena lahir dari dalam dirinya, yang kemudian dipisahkan dari dirinya. Ketertarikannya dikonversi menjadi sekedar informasi dalam dirinya.

"Hattori cukup terampil untuk menjadi di antara 5 yang terbaik di sekolah kita. Jika aku harus mengatakan, dia lebih cenderung ke arah pertempuran kelompok, dan perkelahian individu bukan spesialisasinya, tapi tetap saja, hampir tak ada orang yang bisa menang melawan dia dalam satu lawan satu."

Dalam suara nada tinggi yang memikat, Mari berbisik dengan kata-kata yang tidak memiliki pesona seksual apapun.

"Aku tidak berpikir menghadapinya dari depan."

Tapi, tanpa sedikitpun keraguan, Tatsuya membalas dengan suara yang bisa dikatakan terdengar lebih mekanis daripada sekedar tanggapan yang dingin.

"Kamu cukup tenang ... aku sampai kehilangan sedikit kepercayaan diri."

Sementara mengatakan itu, tampaknya Mari terkesan.

"Haah."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Tatsuya mengangguk samar.

"Pada saat seperti ini, jika wajahmu berubah merah yang akan membuatmu lebih manis, jumlah orang yang akan meminjamkan kekuatan mereka padamu akan meningkat, aku pikir."

Sambil tersenyum ketika melangkah mundur, Mari kemudian berjalan ke garis start di tengah.

"Sungguh orang yang merepotkan ..."

Dia mungkin tipe orang yang akan mencari kekacauan dengan sengaja untuk memberi perintah dalam kekacauan, pikir Tatsuya.

Bagi seseorang yang hidup dalam ketenangan, dia pasti dianggap seorang pembuat onar.

Sementara kemunculan pertamanya dalam hubungan manusianya yang penuh dengan pasang dan surut yang luar biasa sejak masuk sekolah ini, Tatsuya membuka kotak CAD nya.

Kotak atase hitam berisi sepasang CAD berbentuk pistol.

Dia mengambil salah satu dari mereka, mengeluarkan bentuk cartridge dari tempat peluru yang akan dimasukkan ke pistol asli, dan ditukar untuk sesuatu yang lain.

Kecuali bagi Miyuki, semua orang yang menyaksikan dengan cermat dengan minat yang mendalam.

"Maaf sudah menunggu."

"Apakah kamu selalu membawa cartridge penyimpanan tambahan bersamamu?"

Jumlah Rangkaian Aktivasi yang dapat digunakan dengan CAD Khusus terbatas. Berbeda dengan CAD Umum yang dapat menyimpan hingga 99 jenis Rangkaian Aktivasi tanpa memperhatikan sistem sihir, CAD Khusus hanya bisa menyimpan 9 jenis Rangkaian Aktivasi satu sistem sihir. Untuk memperbaiki kelemahan ini, perangkat CAD ini dapat menyimpan alternatif, Rangkaian Aktivasi yang dapat ditukar dikembangkan, tapi karena CAD Khusus awalnya ditujukan untuk penyihir yang kuat dalam Rangkaian Sihir tertentu, peningkatan kebutuhan untuk gudang sihir tidak terlalu tinggi. Bahkan cukup sering terjadi ketika banyak penyimpanan sihir dilakukan, sebagian besar orang masih mengandalkan dan menggunakan hanya satu jenis sihir .

Namun, dari jawaban Tatsuya untuk rasa ingin tahu Mari, akan lebih aman untuk mengasumsikan kalau dirinya termasuk minoritas.

"Ya, aku tidak dapat lancar mengoperasikan CAD umum karena aku tidak bisa memakainya dengan baik."

Hattori, yang berdiri di hadapannya, mengejek sedikit setelah mendengar ini, tapi ini tidak mempengaruhi pola pikir Tatsuya itu sedikit pun.

"Baiklah, ijinkan aku untuk menjelaskan aturan. Dalam hal serangan langsung maupun tidak langsung, serangan mematikan dilarang. Teknik yang menyebabkan cacat permanen pada lawan juga dilarang. Kemampuan yang menyebabkan kerugian langsung bagi tubuh fisik juga dilarang. Namun, serangan langsung yang tidak menghasilkan sakit yang lebih berbahaya dari patah tulang yang diizinkan. Tidak boleh menggunakan senjata apapun. Pertempuran tangan kosong diperbolehkan. Jika kalian berencana untuk menggunakan teknik menendang, silakan lepaskan sepatu dan ganti dengan sepatu sekolah yang lembut. Kondisi dinyatakan kalah adalah ketika hakim telah menetapkan satu sisi tidak dapat melanjutkan pertempuran. Kedua belah pihak silahkan pindah ke belakang garis start masing-masing, dan tidak mengaktifkan CAD sampai aku memberi sinyal. Melanggar aturan akan menyebabkan kekalahan otomatis. Aku akan menggunakan kekuatan penuhku untuk menghentikannya, jadi ingatlah semuanya. Itu saja."

Baik Tatsuya dan Hattori mengangguk ini, berjalan menuju garis start yang terpisah lima meter, dan berdiri saling berhadapan.

Ekspresi Hattori tampak lebih serius daripada sekedar mengejek atau menantang, tapi wajahnya masih mengkhianati sikapnya yang santai.

Posisi awal jauh dari jarak yang bisa bisa dicapai secara fisik. Bahkan jika lawan memiliki kekuatan tolakan seorang pemain sepak bola profesional, sihir masih lebih cepat pada jarak ini. Karena ini adalah kontes berbasis sihir, pihak dengan serangan sihir yang lebih unggul akan secara alami memiliki keuntungan.

Dalam situasi ini, orang yang merapal sihir mereka pertama kali biasanya akan menang. Bahkan jika serangan awal tidak sepenuhnya mengalahkan lawan, tetapi beberapa tingkat kerusakan tak terhindarkan. Ada sangat sedikit orang yang memiliki disiplin mental untuk menerima kerusakan dari serangan sihir dan masih bisa tenang melanjutkan rapalan sihir mereka. Karena mengalami kerusakan dari serangan sihir juga mengganggu proses penciptaan sihir, asalkan ia terus menyerang, kemenangan dapat dipastikan.

Selain itu, dengan ketentuan bahwa kedua belah pihak mengaktifkan CAD mereka pada saat yang sama, Hattori sangat yakin bahwa ia, siswa jalur 1, tidak ada kemungkinan kalah melawan siswa jalur 2 pemula. CAD adalah alat untuk meminimalkan waktu casting. Bahkan jika seseorang mencoba untuk diam-diam menggunakan kemampuan sihir- berbasis non-CAD sebelum sinyal awal, itu masih tidak akan mampu melawan kecepatan CAD. Di atas semua itu, seberapa cepat seseorang bisa merapal sihir mereka menggunakan CAD terdiri dari sebagian besar skor teknis sihir individu. Ini adalah perbedaan definisi antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2.

Tatsuya memegang pistol berbentuk CAD khusus.

Hattori memakai CAD umum tradisional berbentuk gelang.

CAD khusus memiliki keunggulan dalam kecepatan, sementara CAD umum memiliki keuntungan dalam fleksibilitas.

Meskipun demikian, bahkan jika CAD khusus memiliki keunggulan kecepatan lebih dibanding CAD umum, itu saja tidak bisa mengatasi perbedaan antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Dan lawannya adalah seorang siswa baru. Kesimpulan Hattori adalah bahwa sama sekali tidak ada kemungkinan dimana dirinya akan kalah, pertimbangan yang tidak sombong atau terlalu percaya diri.

Tatsuya mengarahkan CAD yang dipegangnya di tangan kanannya ke arah lantai,

Dan menunggu sinyal Mari.

Ruang Simulasi kembali menjadi hening.

Ketika keheningan hendak mengisi setiap sudut ruangan.

"Mulai!"

"Pertandingan resmi" antara Tatsuya dan Hattori resmi dimulai.

Hattori mengangkat tangan kanannya yang memegang CAD.

Sementara tindakan itu hanya terdiri dari menekan tiga poin kunci, tidak ada satupun gerakan yang sia-sia.

Aslinya, spesialisasinya adalah dalam serangan sihir jarak menengah.

Untuk bertarung satu lawan satu pada jarak cukup dekat, bukanlah keahliannya.

Tetapi bahkan ketika kita mengatakan bahwa "itu bukan keahliannya", sejak memasuki SMA satu tahun yang lalu, Hattori masih berdiri tak terkalahkan dalam pertempuran.

Sementara ia mungkin masih di bawah Big Three yang terdiri dari Mari, seorang spesialis dalam anti-personil tempur dalam individu dan kelompok, Mayumi, yang dapat dengan bebas menggunakan sihir yang mencengangkan, kecepatan tinggi, tembakan sihir dengan presisi tinggi, dan Juumonji, seorang kapten klub yang memperoleh gelar aneh yang dikenal sebagai "Iron Wall", Hattori memiliki keyakinan bahwa dia bisa melawan sendiri terhadap siswa lain atau bahkan kelompok guru.

Kebanggaan yang tidak datang dari terlalu percaya diri.

Rangkaian Aktivasi sederhana yang sangat mengandalkan kecepatan sudah selesai, dan dalam sekejap, Hattori sudah memasuki tahap merapal sihir.

Pada saat ini, dia nyaris menjerit kaget.

Lawannya, siswa kelas satu yang arogan, entah bagaimana cukup dekat untuk menutupi seluruh padangannya.

Dia buru-buru mengubah sasarannya, dan siap untuk melepaskan sihirnya.

Sihir tipe - Sistem Pergerakan Dasar Tunggal.

Setiap lawan yang tertangkap oleh sihir ini akan terlempar kembali lebih dari selusin meter dan tak sadarkan diri oleh dampaknya, mengakhiri pertempuran.

Tapi, sihir berakhir tanpa rapalan.

Seharusnya tidak ada masalah dengan Rangkaian Aktivasi.

Lawannya telah lenyap dari pandangnya.

Sementara target Rangkaian Sihir tidak harus sangat spesifik, jika target yang awalnya di garis pandang tiba-tiba menghilang, mantra menjadi gagal pasti tak terelakkan.

Psion Information Aide yang seharusnya membantu melacak status lawannya dan lokasi lenyap tanpa efek apapun, ketika "gerakan gelombang" yang kuat mendekati Hattori dari sayap, yang terlalu sibuk melihat kiri dan kanan untuk mencari lawannya.

Tiga gerakan gelombang berturut-turut dilancarkan.

Setiap gerakan gelombang tumpang tindih dengan satu sama lain dalam tubuh Hattori, menyebabkan gelombang besar untuk keluar yang pada akhirnya mengakibatkan Hattori kehilangan kesadaran.

Kemenangan diputuskan dalam sekejap.

Seluruh pertandingan berlangsung kurang dari 5 detik, dan bisa dengan tepat digambarkan sebagai kemenangan instan.

Di depan CAD Tatsuya itu, Hattori jatuh pingsan.

"... Pemenang, Shiba Tatsuya."

Mari hati-hati mengumumkan nama pemenang.

Tidak ada jejak sukacita di wajah pemenang.

Ekspresi yang tepat untuk seseorang yang hanya tiba pada hasil yang diharapkan.

Dia membungkuk sedikit, lalu berjalan menuju meja dimana ia meletakkan kotak penyimpan CAD.

Bukan hanya postur tubuhnya, Tatsuya sepenuhnya tidak tertarik dalam kemenangannya.

"Tunggu."

Mari berteriak dari belakangnya.

"Gerakan tadi di sana ... Apakah kamu masukan Kemampuan Kecepatan terlebih dahulu?"

Mendengar ini, Mayumi, Suzune, dan Azusa semua mulai merenungkan pertandingan.

Pada saat sinyal start diberikan, Tatsuya telah pindah di depan Hattori.

Pada detik berikutnya, ia beberapa meter di belakang sayap kanan Hattori.

Siapapun akan salah sangka kalau kecepatan itu adalah Flash Step.

Tubuh manusia normal tidak mampu melakukan gerak semacam itu.

MKnR v01 16.jpg

"Fakta bahwa itu tidak mungkin dilakukan, aku pikir senpai lebih tahu itu dari siapa pun."

Seperti yang Tatsuya katakan. Sebagai hakim, Mari dengan jelas mengamati apakah CAD sedang diaktifkan. Bukan hanya CAD yang terlihat, tetapi bahkan walaupun memakai CAD tersembunyi, aliran psions akan terlihat jelas olehnya.

"Tapi, itu."

"Itu bukan sihir, itu adalah teknik fisik bonafit."

"Aku bisa bersaksi untuk itu juga. Itu teknik fisik Onii-sama. Onii-sama dibimbing oleh Kokonoe Yakumo-sensei."

Mari menahan napas. Untuk seseorang yang berpengalaman dalam pertempuran sepertinya, nama Kokonoe Yakumo cukup familiar. Mayumi dan Suzune tidak tahu Kokonoe seperti Mari, tetapi mereka juga tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka bahwa seseorang bisa mencapai hasil akhir yang biasanya ditulis sebagai sesuatu yang hanya bisa dicapai melalui bantuan sihir.

Mayumi pulih dari keterkejutannya. Dari perspektif seseorang yang telah mempelajari sihir, dia juga punya pertanyaan sendiri.

"Apakah serangan tadi juga Ninjutsu? Aku pikir melihat gerakan gelombang Psion."

Dapat dikatakan, suaranya dan pemilihan katanya menegang, mungkin karena dia masih belum sepenuhnya mengatasi keterkejutannya.

Umumnya, bertanya tentang kemampuan yang belum pernah dirilis penyihir lain, atau bahkan untuk menanyakan cara kerja kemampuan sihir seseorang, itu bertentangan dengan aturan. Tapi, bagi seseorang seperti Mayumi yang menggunakan Peluru Psion, bagi Tatsuya untuk menggunakan Psions yang tidak memiliki manifestasi fisik sebagai senjata, dan bagaimana ia berhasil menyerang Hattori, pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat ditekan.

"Anda benar, serangan itu bukan Ninjutsu, tetapi berdasarkan gerakan gelombang Psion. Landasan gerakan gelombang Psion berasal dari sistem tunggal sihir dasar jenis Osilasi."

"Walaupun kamu berkata demikian, aku masih tidak mengerti bagaimana kamu menjatuhkan Hanzou."

"Menyebabkan dia pingsan sudah cukup."

"Pingsan? Bagaimana itu terjadi?"

Saat ia melihat Mayumi memiringkan kepalanya, ekspresi Tatsuya itu tidak terlihat keberatan karena ia terus menjelaskan.

"Bagi penyihir, Psions bisa dilihat seperti cahaya tampak dan gelombang suara. Ini adalah keterampilan wajib untuk sihir, tapi efek sampingnya adalah bahwa ketika penyihir terkena gerakan gelombang Psion tak terduga, mereka sering salah menafsirkan bahwa tubuh mereka bergoyang. Ini kesalahpahaman yang secara langsung mempengaruhi tubuh fisik. Alasan di balik ini sangat mirip dengan sugesti hipnotis, di mana orang di bawah hipnosis yang diinduksi untuk berpikir bahwa mereka mengalami 'luka bakar', kemudian menemukan bahwa gejala-gejala fisik mencerminkan pemikiran mereka. Selama pertandingan, saya menggunakan ilusi ' gerakan bergoyang' ini, menyebabkan dia merasa kasus ekstrim mabuk laut."

"Aku tidak percaya ... Penyihir biasanya terkena gerakan gelombang Psion, dan dengan demikian menjadi terbiasa dengan lonjakan. Untuk Sihir sistemik Eksternal, baik Rangkaian Aktivasi dan Rangkaian Sihir adalah jenis gerakan gelombang Psion. Namun meskipun ini, bisa menonaktifkan penyihir hanya melalui gelombang Psion sendiri, dan menyebabkan seperti efek yang kuat, bagaimana ... "

Yang menjawab pertanyaan Mayumi adalah Suzune.

" Compound Wave."

"Rin-chan?"

Hanya kalimat pendek ini tidak akan cukup untuk dipahami Mayumi yang cerdas. Tentu, penjelasan Suzune itu belum selesai.

"Dengan berturut-turut menciptakan tiga getaran yang bervariasi, kemudian mengarahkan titik persimpangan mereka di lokasi Hattori-kun, sehingga menciptakan gelombang sama sisi melalui gerakan gelombang kuat. Aku tidak menyangka kamu mampu membuat perhitungan yang tepat seperti itu."

"Penjelasan yang cukup baik, Ichihara-senpai."

Meskipun Suzune juga cukup terkejut pada kemampuan perhitungan Tatsuya, ia juga layak diberi kredit yang cukup karena memahami mekanika setelah melihat itu hanya sekali, pikir Tatsuya.

Namun, pertanyaan sesungguhnya Suzune ada di daerah lain.

"Berbicara tentang ini, bagaimana kamu bisa berturut-turut merapal getaran sihir 3 kali? Jika kecepatan teknismu begitu tinggi, kenapa skor teknismu rendah?"

Pada saat dia memakai referensi langsung tentang skor rendahnya, Tatsuya hanya bisa memaksa senyum kecil.

Sejak meletakan mata pada CAD Tatsuya itu, Azusa tidak bisa tenang sedikit pun dan sekarang mencoba menawarkan pertanyaan.

"Tatsuya-kun, apakah CAD itu ‘ Silver Horn ‘?"

"Silver Horn? Silver, apakah Silver dari si jenius misterius desainer sihir Taurus Silver?"

Mendengar pertanyaan Mayumi itu, Azusa tampak cerah.

Pada saat digambarkan sebagai "Device Geek", Azusa dengan bahagia menjelaskan.

"Itu dia! Insinyur CAD ajaib yang berhubungan dengan Four Leaves Technology, yang namanya, penampilan, dan semua data tetap menjadi misteri! Programmer jenius yang pertama di dunia yang membuat Loop Cast System menjadi kenyataan. Ah, Loop Cast System adalah Rangkaian Aktivasi yang melompati langkah mengulang setiap Rangkaian Aktivasi. Jika Rangkaian Sihir adalah sama, maka CAD tidak lagi harus mengulang Rangkaian Aktivasi setiap kali. Hal ini dilakukan dengan menambahkan kekuatan menyalin ke mode eksekusi perhitungan area sihir, menambahkan salinan bagian terakhir Rangkaian Aktivasi pada Rangkaian Aktivasi itu sendiri, sehingga penyihir dapat tanpa henti merapal Sihir dalam kemampuan mereka. Meskipun teori itu sudah ada di masa lalu, tapi untuk menghitung rangkaian rapalan dan menyalin Rangkaian Aktivasi secara terpisah pada saat yang sama, tidak ada yang bisa melakukannya sampai sekarang ... "

"Berhenti! Aku tahu apa loop cast."

"Kalau begitu ... Kalau begtu, Silver Horn adalah nama CAD khusus yang dapat disesuaikan sendiri yang dikembangkan oleh Taurus Silver!Biasanya, CAD ini memiliki penyesuaian terbaik untuk Sistem Loop Cast dan mampu merapal sihir secara stabil menggunakan jumlah kekuatan sihir paling sedikit, sudah sangat diakui, dan sangat populer di kalangan penegak hukum.Meskipun itu dijual di pasaran, tapi itu memerlukan prosedur khusus dan biaya! Dan punyamu pasti model edisi terbatas, dari bentuk laras yang lebih panjang dari model tradisional? Di mana kau dapatkan itu? "

"A-chan, tenang sedikit."

Mungkin itu karena asma, tapi dada Azusa naik-turun saat matanya terpaku ke barang yang dipegang di tangan Tatsuya itu. Jika Mayumi, yang sangat menyadari ketertarikan Azusa, tidak membantu untuk menghentikannya, dia mungkin akan mengaguminya dari jarak yang sangat dekat.

Di sisi lain, Mayumi masih memiliki pertanyaan lain.

"Tapi, Rin-chan. Bukankah itu aneh? Tidak peduli seberapa mampu Loop Cast CAD, loop Cast masih tidak bisa ..."

Setelah berbicara berhenti, Suzune mengangguk sambil memiringkan kepalanya seperti Mayumi.

"Itu aneh. Loop Cast dirancang untuk rapalan berturut-turut satu jenis sihir. Bahkan jika itu adalah sihir dengan gelombang yang sama, jika panjang gelombang dan jumlah getaran yang ditetapkan oleh perubahan dari penyihir, Hal ini akan menyebabkan perbedaan terjadi dalam Rangkaian Aktivasi. Jika Loop Cast otomatis menyalin Rangkaian Aktivasi asli, maka akan mustahil untuk menjelaskan perbedaan dalam rangka mencapai ‘ Compunding Waves ‘.Jika kamu menetapkan jumlah getaran sebagai variabel lain, maka dimungkinkan untuk menggunakan Rangkaian Aktivasi yang sama untuk mencapai ‘Compounding Waves’ sementara masih menghitung untuk semua perbedaan. Tapi jika target, kekuatan, waktu durasi adalah semua variabel, dan kamu memasukkan jumlah getaran sebagai variabel lain ... Jangan katakan kamu berhasil menghitung semua itu?"

Kali ini bahkan Suzune tertegun ke titik tak bisa berkata-kata, dan di bawah tatapannya Tatsuya hanya mengangkat bahu.

"Tidak peduli apakah itu kecepatan pengolahan kuantitatif multi-variable, skala perhitungan, atau bahkan kekuatan gangguan. Tak satu pun dari ini adalah mata pelajaran yang diajarkan kelas."

Sebelum tatapan Mayumi dan Mari , Tatsuya tetap tenang ketika ia mengatakan bahwa dengan keras.

"... Evaluasi keterampilan teknis sihir hanya mencakup Kecepatan rapalan, skala rangkaian Sihir, dan kemampuan menulis ulang fenomena. Aku mengerti sekarang, jadi tes ini tidak sepenuhnya mampu mengukur kemampuan seseorang ... "

Sambil mengerang, Hattori duduk dan menjawab pernyataan ironis Tatsuya itu.

"Hanzou-kun, kamu tidak apa?"

"Aku baik-baik saja !"

Mayumi membungkuk sampai ke pinggang dan melihat Hattori. Sebagai tanggapan, Hattori dengan cepat menghindar wajah yang datang dan buru-buru bangkit.

"Jadi begitu, jadi kalian semua khawatir tentang hal ini dari awal."

Hattori tidak bisa mengatakan hal ini jika ia tidak mendengar percakapan mereka sebelumnya.

Mayumi menegakkan dirinya, lalu mengangguk dengan ekspresi pemahaman di wajahnya. Hattori langsung menghadap ke arahnya.

"Tidak, pada awalnya aku benar-benar tidak menyadarinya !"

Wajahnya masih merah, dia buru-buru mencari argumen.

"Setelah aku kehilangan kesadaran, aku masih dalam keadaan bingung ... Aku baru saja hanya mampu bergerak !"

Walaupun Begini ... Sepertinya itu sangat mudah untuk memahami emosi yang mendasarinya.

"Apakah benar begitu ... Lalu apa yang kita katakan barusan, kamu juga memahami sepenuhnya?"

"... Eh, ya! Bahkan walaupun masih pusing, telingaku masih bisa mendengar kata-kata ..."

Sepertinya Mayumi memahami dengan sempurna perasaan Hattori kepadanya.

Wanita jahat? Bahkan jika ada kesan ini, tetapi konotasi di balik kata-kata tidak cukup cocok untuk penampilannya, Tatsuya memutuskan untuk berhenti mengejar garis pemikiran ini.

Apapun kenyataannya adalah, ada juga kemungkinan bahwa ia hanya salah membaca situasi.

Tatsuya melanjutkan pekerjaan yang terganggu oleh teriakan Mari.

.....mengatakan hal seperti itu akan terlalu berlebihan, karena semua yang dilakukannya adalah mengembalikan CAD ke dalam kotaknya.

Tatsuya pura-pura tidak melihat Azusa, yang menatap benda di tangannya dengan ekspresi yang jelas mengatakan "Aku Mau".

Tatsuya juga mengabaikan tatapan adiknya yang menyarankan dia ingin membantu. Itu karena Miyuki tidak sangat mahir dengan mesin. Gagap teknologi, atau alergi teknologi tinggi bukan menjadi deskripsi yang tidak pantas, terutama karena CAD Tatsuya itu yang disesuaikan ke titik dimana seorang siswa SMA normal tidak akan mampu menanganinya (di sisi lain, karena CAD sekolah hanya menerima penyesuaian terbatas , Tatsuya tidak bisa menggunakannya untuk menunjukkan kemampuannya sepenuhnya ). Sebenarnya, jika Miyuki datang untuk membantu, itu hanya akan meningkatkan beban kerjanya.

Ia memindahkan perangkat penyimpanan, memasukkan kode keamanan, suara langkah kaki mendekati Tatsuya dari belakang.

Sepertinya penjelasan sudah berakhir.

Apa yang terjadi berikutnya tidak jadi persoalan baginya, sehingga Tatsuya tidak berbalik.

"Shiba-san."

"Ya."

Miyuki menjawab dengan nada tidak senang.

Termasuk Tatsuya, hanya ada dua laki-laki di dalam ruangan, sehingga bahkan jika nada itu benar-benar berbeda dari sebelumnya, tidak salah siapa lagi pembicaranya adalah.

"Sebelumnya, aku membuat komentar kasar tentang pendapatmu."

Juga tidak ada kesalahan siapa yang menjadi lawan bicara dari suara itu.

"Aku adalah orang yang penilaiannya bias. Maafkan aku."

"Aku juga berbicara terlalu arogan. Maafkan aku."

Siapa yang membungkuk dalam-dalam ke yang lain, Tatsuya juga sangat menyadari meskipun dia membelakangi mereka.

Kadang-kadang sulit untuk mengatakan siapa yang lebih tua dan yang lebih dewasa, Tatsuya mengerucutkan bibir dan mengunci kotak CAD.

Dia perlahan-lahan berbalik.

Untuk sesaat, Hattori mengungkapkan ekspresi mencekam, tapi dengan cepat kembali ke sikap lebih keras.

Selama sepersekian detik perdamaian, apakah itu persiapan untuk rekonsiliasi, atau pertanda untuk pertandingan ulang.

Sebelum salah satu kemungkinan bisa terjadi,momen itu menghilang.

Pada akhirnya, Hattori hanya membalas tatapan Tatsuya secara singkat, sebelum berbalik.

Merasa kemarahan yang panas berasal dari sampingnya, Tatsuya hanya sedikit menepuk Miyuki di bahu.

Mereka akan bekerja sama dalam Dewan Siswa yang sama dari sekarang dan seterusnya, sehingga meninggalkan jejak yang buruk hanya akan menyakiti Miyuki.

Seolah-olah pikiran Tatsuya sedang ditransfer melalui telepati, Miyuki dengan cepat menguasai dirinya.

"Ayo kita kembali ke Ruang Dewan Siswa!"

Mendengar kata-kata Mayumi itu, setiap anggota mulai bergerak.

Dibelakang Suzune, Azusa, dan Hattori, wajah Mayumi mengungkapkan pandangan yang mengatakan "tidak bisa terhindarkan".

Setelah itu, Mari menyadari tatapan Tatsuya, dan mengangkat bahu seolah-olah dia tidak ingin empat orang lainnya untuk menyadarinya.


◊ ◊ ◊


Setelah menempatkan kembali CAD ke ruang kerja, Tatsuya kembali ke Ruang Dewan Siswa, di mana Mari segera meraih pergelangan tangannya.

Miyuki, yang sedang dibimbing langsung oleh Azusa di dekat terminal di dinding, mengangkat alis melihat hal itu, sementara Tatsuya hanya bisa memberi sinyal melalui matanya bahwa ini tidak bisa dihindari ... Meskipun, Tatsuya memendam keraguan apakah dia bisa memahami hal ini.

Dia dipaksa menekan dorongan bawah sadarnya untuk melepaskan orang lain di sampingnya, meskipun berbicara tentang hal itu, untuk dapat menangkap sasarannya dalam ruang yang sedemikian sempit, kemampuan fisik Mari pasti cukup mengesankan juga.

"Sementara banyak kejadian tak terduga terjadi, ayo kita lakukan rencana semula dan pergi ke markas Komite Disiplin!"

Seolah-olah tidak peduli tentang masalah mental Tatsuya itu (sebagian besar bingung), Mari menyeretnya pergi dengan lengannya.

Miyuki akhirnya melihat ekspresi bingung Tatsuya, dan mengarahkan tatapannya kembali ke terminal. Meskipun, dengan kesulitan besar.

Hattori tidak pernah mengangkat kepalanya sejak Tatsuya memasuki Ruang Dewan Siswa.

Sepertinya dia berusaha untuk mengabaikan segala sesuatu dari arah itu, yang mungkin konsesi yang terbesar dari sudut pandang emosional. Untuk ini, Tatsuya sangat bersyukur.

Mayumi buru-buru memukul tangannya. Persis untuk apa itu, atau apa artinya yang dicoba untuk disampaikan ... Di antara orang-orang yang sudah Tatsuya temui, dia mungkin yang paling sulit untuk dimengerti.

Itu mungkin harus ditunda untuk kemudian hari.

Setelah banyak kesulitan (sebagian persuasi), Tatsuya mampu membebaskan pergelangan tangannya, dan patuh mengikuti Mari.

Di sudut terjauh dalam ruangan, di tempat di mana ada biasanya terdapat pintu darurat, sebaliknya ada tangga yang menuju ke Komite Disiplin.

Apakah kita mengabaikan standar keamanan kebakaran?

Tatsuya merenung tentang hal ini, tetapi bahkan jika siswa itu memperlajari hal itu, atau bahkan masih baru, asalkan ada penyihir yang cukup baik dalam menangani kebakaran kurangnya peralatan pemadam kebakaran seharusnya tidak menjadi masalah. Cukup menggunakan getaran atau kecepatan Sihir yang cukup untuk memadamkan api, kemudian menggunakan kombinasi Sihir untuk mengumpulkan dan memindahkan asap untuk mengusir itu. Sebenarnya, kebakaran skala besar di pencakar langit yang tinggi adalah daerah lain dimana Penyihir bisa menampilkan keterampilan mereka.

Mengingat bahwa kurangnya elevator masih dalam batas-batas keselamatan kebakaran, sisanya masih bisa dimaklumi, pikir Tatsuya.

Diikuti Tatsuya, yang tepat di belakangnya melalui pintu ke markas, Mari menunjuk ke arah kursi sebelah meja, dan berkata:

"Walaupun ini sedikit berantakan, kamu bisa beristirahat di sana untuk sementara."

Jadi ini hanya memenuhi syarat sedikit. Bisa kamu lihat sendiri, bukan berarti tidak ada tempat untuk menaruh kakimu ke bawah, atau semua kursi ditutupi dengan barang-barang. Ini mungkin karena mereka baru saja datang dari Ruang Dewan Siswa yang rapi dan bersih, sehingga tempat ini terkesan sangat menggelegar, tapi memang hanya sebanyak itu yang bisa diharapkan.

Buku, terminal portabel, dan bahkan CAD, segala macam barang menutupi meja. Tatsuya sedikit membersihkan salah satu kursi yang setengah keluar di samping meja.

"Ruang Komite disiplin adalah seperti rumah seorang siswa. Meskipun aku sudah mengatakan kepada mereka untuk merapikan tempat mereka sendiri lagi dan lagi, masih saja ada orang yang tidak mendengarkan ..."

"Hal ini tidak dapat dihindari ketika tak ada seorang pun di sekitar sini yang mengawasi."

Tidak tahu apakah komentar Tatsuya adalah ejekan atau menghibur, Mari mengerutkan alisnya setelah mendengar ini.

"... Tujuan utama kita adalah berpatroli di sekitar sekolah. Keadaan urusan dalam markas tidak sempat diurus."

Saat ini, hanya ada dua orang di dalam ruangan. Komite disiplin terdiri dari sembilan orang, tapi ruang kosong di dalam ruangan ini bisa menampung sekelompok orang dengan jumlah yang berkali lipat lebih besar dari daftar saat ini. Dalam ruang ini, suasana siaga dan barang yang tersebar hanya akan meningkatkan kesan tidak bersih.

Apa yang menarik perhatian Tatsuya itu, selain dari kekacauan yang jelas di dalam ruangan, adalah benda berantakan di atas meja.

"Meski begitu, Ketua, apakah boleh jika aku merapikan sedikit ruangan ini?"

"Apa ..."

Mendengar usulan Tatsuya yang mendadak itu, Mari mengangkat alis karena terkejut. Terkejut –karena kesediaan adik kelas itu untuk melakukannya.

"Sebagai seseorang yang bertujuan untuk menjadi magic artificer, aku tidak tahan melihat CAD tersebar di sekitar seperti ini. Saya juga memiliki sikap yang sama terhadap terminal yang ditinggalkan atau dinonaktifkan."

Karena itu, prioritas Tatsuya dalam manajemen tugas telah berubah.

"Bertujuan untuk menjadi magic artificer? Bahkan dengan tingkat kemampuan tempur anti-personil seperti itu?"

Mendengar kata-kata Tatsuya itu, Mari sungguh-sungguh memiringkan kepalanya sedikit. Dari kontes tadi, meskipun dalam waktu singkat berlalu, tingkat kemampuan tempur anti-personilnya termasuk luar biasa.

"Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, kemampuanku yang terbaik hanya bisa mencapai peringkat Lisensi C."

Tapi, sama seperti jika ia membahas urusan orang lain, Tatsuya sedikit menggunakan komentar merendahkan diri untuk melawan Mari, Mari terlalu kaget untuk menemukan kata-kata untuk membantah itu.

Di kebanyakan negara, penyihir dioperasikan di bawah sistem perizinan. Sistem ini didasarkan pada standar internasional, dimana negara ini tidak terkecuali. Tidak peduli jika kau bekerja untuk perusahaan, pemerintah, atau bahkan membuka praktek pribadi, kesulitan dan membutuhkan keduanya merefleksikan tingkat lisensi. Penyihir dengan tingkat yang lebih tinggi menerima lisensi tingkat yang lebih tinggi sebagai kompensasi, ini adalah aturan masyarakat.

Lisensi internasional memiliki 5 tingkat antara A sampai E.

Seleksi dan peringkat didasarkan pada desain rangkaian sihir dan kecepatan penggunaan, skala, dan kekuatan interferensi, yang merupakan skala yang sama persis digunakan pada pengujian keterampilan teknis di SMA. Dengan kata lain, skala penilaian pendidikan keterampilan teknis dirancang untuk secara alami menuju ke standar lisensi internasional.

Ada standar terpisah, paket khusus dalam penegakan hukum dan militer, tapi pada akhinya, standar mereka adalah untuk "penegakan hukum" atau "jenis militer", dan tidak dirancang untuk mengukur kemampuan penyihir.

"... Jadi, tidak apa-apa jika aku membersihkan daerah ini?"

"Ah? Hm, aku akan membantu juga. Kita bisa bicara sementara kita bekerja."

Mari buru-buru berdiri, mungkin karena dia tipe yang secara alami membimbing orang lain.

Atau mungkin itu karena hanya duduk sambil menonton Tatsuya bekerja keras dalam tumpukan buku dianggap tidak sopan.

Sementara keduanya bekerja pada kecepatan yang sama, jika dibandingkan dengan ruang kosong di depan Tatsuya, tumpukan di depan Mari tidak berkurang dalam jumlah, dan permukaan meja masih tidak terlihat.

Tatsuya melihatnya sekilas.

Dan menghela nafas kecil.

Mari menghentikan tangannya, tanda yang jelas dari menyerah.

"Maaf, aku benar-benar buruk dalam jenis pekerjaan seperti ini."

Dia mungkin memikul tanggung jawab terbesar untuk ruangan ini, pikir Tatsuya.

Hal yang hanya bertahan dalam pikirannya dan tidak diungkapkan dengan kata, mengingat bahwa ia adalah orang dewasa yang matang, mungkin.

"Omong-omong, kamu cukup terbiasa dengan hal ini."

"Apa yang kamu maksud?"

"Kategori buku. Kupikir kamu hanya akan menempatkan mereka di tempat lain, tapi aku tidak menyangka kamu akan mengurutkan mereka berdasarkan subjek."

"... Permisi, duduk di meja itu sedikit ..."

Dalam perubahan sikap yang tiba-tiba, Mari duduk di meja di daerah terbuka yang Tatsuya bersihkan, melihat tumpukan buku yang terorganisir. Gaunnya langsung menyentuh pergelangan tangan Tatsuya itu. Kain halus menutupi daerah paha, yang mengarah ke sepasang kaki ramping menawan. Bahkan jika daging itu benar-benar tertutup, garis tubuhnya akan meninggalkan imajinasi, sehingga melihat posisi itu akan menjadi gangguan yang mengerikan untuk kesehatan mental.

"Ah, maaf."

Tak perlu dikatakan, suara Mari tidak menunjukkan tanda menyesal. Setiap respon yang disengaja hanya akan mengakibatkan efek sebaliknya, sehingga membuktikan idiom itu, diam adalah emas.

Dia menggali rak buku dari tumpukan buku, dan menempatkan mereka dengan benar di rak. Di jaman sekarang, baik buku berbasis kertas dan rak buku dianggap langka.

Belum lagi bahwa mereka hanyalah teks sihir.

"Mengenai mengapa kami merekrutmu - dalam hal ini, kami sudah menjelaskan ini sebelumnya. Ini adalah untuk benar mengadili kasus penggunaan sihir yang tidak tepat, dan untuk meningkatkan persepsi dari siswa jalur 2."

"Aku ingat, tapi aku berpikir bahwa taktik ini dapat menyebabkan reaksi sebaliknya... Bolehkah aku melihat buku ini?"

Setelah memilah buku-buku, terminal masih harus dirapikan. Setelah meminta izin dari Mari untuk memeriksa data, di mana juga Mari mengangguk setuju, Tatsuya kembali terminal untuk merapikan pekerjaan, memutus aliran listrik, menggeser terminal ke mode penyimpanan, dan mengumpulkan bagian alat-alat dalam satu area.

"Mengapa kamu berpikir seperti itu?"

"Meskipun kita tidak pernah menyebutkan ini dengan jelas, tapi jika seorang adik kelas ditangkap oleh seseorang yang derajatnya sama, ini secara alami menyebabkan reaksi negatif."

Dia meninggalkan kursi, dan mulai mencari lemari di dinding.

Setelah menempatkan terminal dalam suatu kabinet kosong, ia mendengar komentar sepenuhnya tidak bertanggung jawab "Itu benar" datang dari belakangnya.

"Tapi pada saat yang sama, siswa kelas akan menyambut perubahan ini. Bukankah sesama siswa kelas satu juga membicarakan hal ini?"

"Ya ..."

Setelah memilah terminal, ia melihat ke arah lemari lainnya.

"Aku berpikir bahwa jika siswa jalur 1 mengambil alih, reaksi negatif akan melebihi reaksi yang menyambut baik hal ini."

Setelah menemukan target, Tatsuya menegakkan dirinya, memutar bahunya sebelum melepas jaketnya dan menggulung lengan bajunya.

"Penolakan akan hal itu kemungkinan tak terelakkan. Tapi untuk yang baru masuk menjadi siswa jalur 1, mereka mungkin belum tercemar pemikiran pembeda-bedaan yang cukup lama dan menjadi berprasangka, kan?"

"Siapa tahu?"

Objek yang Tatsuya bersihkan dengan hati-hati dari kabinet, tampak seperti kotak CAD.

"Baru kemarin aku terlibat dalam deklarasi 'Aku tidak mengakui kamu'."

Setelah membungkus pelindung didasarkan sekitar pergelangan lengannya, ia mengulurkan tangan ke arah tumpukan CAD.

"Syukurlah kamu bahkan membawa jenis peralatan seperti ini ... Apakah orang itu Morisaki?"

"Cukup nyaman ... Kamu mengenalnya juga?"

"Para guru merekomendasikan dia untuk bergabung dengan komite."

"Eh?"

Tangan yang memeriksa status CAD menjadi goyah sedikit.

Dia buru-buru mengambil CAD yang jatuh ke lantai.

"Jadi, bahkan kamu bisa terkejut."

"Tentu saja."

Dalam menanggapi tawa Mari, respon Tatsuya yang diwarnai nada mendesah.

Kalau saja ada cara untuk melemahkan semua antagonisme ini.

"Karena keributan kemarin, ada dasar untuk menarik rekomendasi, yang adalah apa yang aku rencanakan untuk lakukan, tapi acara kemarin tidak ada hubungannya denganmu."

"Aku terlibat juga."

"Kalau begitu, jika kami boleh merekrutmu, itu akan menjadi jauh lebih sulit untuk menolak dia."

"Mengapa tidak hanya mengambil salah satu dari kami, bagaimana menurutmu?"

"Apakah kamu tidak menyukai hal itu?"

Setelah menerima pertanyaan langsung seperti itu, Tatsuya menghentikan pekerjaan di tangannya.

Untuk sementara, ia meletakkan CAD kembali ke kotak, dan mengangkat kepalanya.

Mari duduk di meja melihat ke bawah wajah Tatsuya tanpa senyum di wajahnya.

Tatapanya yang lurus dan halus tampaknya melihat apa yang dipikirkan Tatsuya.

"... Terus terang, aku merasa ini sangat merepotkan."

"Hm ... Dan?"

"Meskipun berpikir bahwa itu merepotkan, aku tidak berencana untuk mundur pada saat ini."

Wajah Mari sekali lagi menyeringai senang.

Ekspresi jahatnya tampaknya telah meningkatkan kecantikannya dua kali lipat.

"Senpai adalah tipe orang yang membenci kesulitan juga ..."

"Kamu juga tipe orang yang suka mengambil jalan pintas."

Sayangnya, Tatsuya hanya bisa mengakui bahwa Mari memenangkan perdebatan itu.


◊ ◊ ◊


"... Ini adalah Markas Komite Disiplin, kan?"

Itulah pertanyaan pertama Mayumi setelah menuruni tangga.

"Itu sambutan yang cukup tak terduga."

"Apa, ini semua karena kamu, Mari. Tidak peduli berapa kali Rin-chan mengingatkanmu atau berapa banyak A-chan memohon padamu, kamu masih belum membersihkan tempat ini."

"Aku keberatan dengan deskripsi yang menyakitkan dan tidak akurat dalam situasi ini, Mayumi! Ini bukan berarti aku tidak ingin membersihkan, tapi aku belum mulai melakukannya !"

"Sebagai seorang wanita, kamu harus lebih memperhatikan hal ini."

Mayumi menyipitkan matanya saat dia menyudutkan Mari, yang buru-buru berbalik.

"Ini bukan berarti aku tidak ingin ... Ah, itu."

Setelah melihat Tatsuya sibuk memeriksa kondisi internal terminal setelah melepas penutup pelindung, Mayumi menunjukkan ekspresi kalau dia paham sambil mengangguk.

"Jadi itu karena dia telah dimanfaatkan dengan baik."

"Meh, begitu."

Mari kembali menghadapi Mayumi saat ia menjawab, seperti saat Tatsuya menutup tutup pelindung dan berbalik.

"Ketua, pemeriksaan sudah selesai. Bagian yang rusak telah diganti,. Seharusnya tidak ada masalah lagi."

"Kerja bagus."

Mari mengangguk cepat, tapi mungkin dia terlalu banyak memikirkanya, karena Tatsuya pikir dia bisa melihat butiran keringat pada pipi Mari.

Keringat dingin.

"Eh ... Jadi kamu memanggail Mari sebagai Ketua, yang berarti kita telah berhasil merekrutmu."

"Aku pikir tidak pernah punya hak untuk menolak sejak awal ..."

Tatsuya bahkan tidak melihat ekspresi menggoda Mayumi, dan tanpa ekspresi memberi tanggapannya.

Mayumi tampak tidak menyetujui sikap Tatsuya itu. Dia menempatkan satu tangan di pinggul, mengangkat telunjuk di tangan lainnya, mengarahkan tatapan paling tidak senang ke arah Tatsuya saat ia hendak melepaskan sikap yang paling berlebihannya untuk menyuarakan keberatannya.

"Tatsuya-kun, bukankan responmu terhadap kakakmu ini terlalu kasar?"

... Singkatnya, cara Tatsuya membingkai jawabannya adalah karena ia tidak memiliki seorang kakak. Jika dia mengakui hal ini dengan suara keras, Tatsuya merasa bahwa situasi hanya akan bertambah buruk, sehingga ia tidak mengucapkannya.

Tidak peduli di mana ia mulai atau di mana itu berakhir, pola itu begitu dasar sampai tidak ada respon nyata yang mungkin.

Jika ada, sikap Mayumi terhadap dirinya adalah terlalu santai, Tatsuya berpikir untuk dirinya sendiri.

Dia telah memasuki situasi semacam ini dengan kesan yang serupa di masa lalu, dan berhasil menghindari masalah setiap kali. Namun kali ini, Tatsuya entah bagaimana merasa bahwa ia tidak mampu melakukannya.

"Presiden, hanya untuk persiapan, aku ingin mengklarifikasi satu hal dengan Anda."

"Hm, apa itu?"

"Kita bertemu untuk pertama kalinya sebelum upacara penerimaan siswa baru, kan?"

Tak usah dikatakan kalau pertemuan untuk pertama kalinya itu mungkin merupakan sikap yang terlalu akrab, belum lagi semua makna tambahan di belakang kata-katanya, ketika mata Mayumi melebar setelah mendengarnya. Namun, matanya cepat kembali ke ukuran normal dan menyempit bahkan lebih, sampai-sampai ekspresinya hanya bisa digambarkan sebagai "jahat".

Tatsuya akhirnya menyadari apa langkah mengerikan yang telah dibuatnya.

Tepat sebelumnya, Mari memiliki ekspresi wajah yang sangat mirip, sekarang Tatsuya memikirkannya. Jadi, ini adalah apa yang orang maksud dengan ‘birds of a feather flock together ’ , Tatsuya pikir ia berharap bisa melarikan diri dari kenyataan.

"Jadi begitu rupanya ... Ho ho ho ho ho."

Iblis kecil, akan menjadi deskripsi yang sangat tepat untuk wajah tersenyum itu.

"Tatsuya-kun berpikir bahwa kita pernah bertemu sebelumnya, kan? Dan hari upacara penerimaan siswa baru pasti reuni yang sudah ditakdirkan!"

"Tidak, tunggu, Presiden?"

Persis ketika ketegangan meningkat begitu cepat.

"Beberapa waktu yang lalu kita mungkin telah bertemu sekali. Lalu, terpisah oleh nasib kejam, hanya untuk dipersatukan oleh takdir sekali lagi!"

Jika hal ini benar-benar terbukti dalam kata-kata itu, dia akan menjadi orang yang berbahaya. Tapi jika dia berakting sesuai seluruh urutan ini dengan sengaja membiarkan orang lain tahu dia sedang berakting, ada sesuatu yang sangat salah dengan jenis kepribadian seperti ini.

"... Sayangnya, itu tidak diragukan lagi adalah pertemuan pertama kita."

"... Aku juga berpikir begitu."

"Aku katakan, aku katakan sekali lagi, kecuali jika kamu benar-benar merasakan getaran bahwa itu adalah pertemuan yang ditakdirkan?"

Mayumi mengatupkan kedua tangannya di depan dada dan menekan wajahnya lebih dekat menuju Tatsuya. -Dia tampak sangat gembira. Namun dalam kenyataannya dia sedang main-main. Sikap ini memang cukup cocok dengannya... Sesungguhnya, kepribadian yang mengerikan.

"... Maaf, kenapa kamu begitu senang tentang hal ini?"

Bahkan jika Tatsuya menggunakan pertanyaan ini untuk menjawab pertanyaan, ia tidak akan menerima jawaban.

Satu-satunya hal yang ia terima adalah sebuah tatapan penuh dengan harapan.

Dia adalah "S", Tatsuya menuliskan dalam buku catatan mentalnya.

Merebut kesempatan, Tatsuya menjawab.

"... Jika ini adalah takdir, maka itu pasti bukan nasib baik, dan lebih mirip kutukan karma buruk."

Balasan Tatsuya itu menyebabkan wajah Mayumi semakin gelap saat ia berbalik. "Begitukah ..." gumaman kesepian berkelok-kelok ke telinga Tatsuya itu.

Awan gelap depresi berkumpul di belakang punggung Mayumi.

Tatsuya juga merasa bahwa ia mungkin telah berlebihan. Meskipun jawabannya didasarkan pada estimasi bahwa Mayumi benar-benar sedang menggodanya, tetapi jika ada naungan ketulusan di dalamnya, maka ia harus meminta maaf.

Namun.

Tidak ada cara untuk mengetahui apakah itu nasib baik atau buruk, tapi rasa bersalah tidak berlama-lama terlalu lama.

Itu mungkin karena kebingungan, mengingat keadaan saat ini.

"... Cih."

Ketika bahunya merosot sedikit, bibir Mayumi mengeluarkan suara yang hanya bisa berarti rasa kekalahan.

Sekarang giliran Tatsuya untuk melebarkan matanya.

Itu hanya suara kecil untuk memastikan, dan tidak anggun dengan cara apapun, tapi masih bisa diidentifikasi.

"Um, Presiden?"

"Hm, apa itu?"

Mayumi berbalik untuk menghadapi Tatsuya, senyum elegan akan mempesona setiap siswa laki-laki yang baru terdaftar.

"... Mengapa aku merasa sepertinya mengerti Anda sedikit lebih baik sekarang, Presiden?"

Merasa sangat letih, Tatsuya berpikir bahwa ia melihat wajah Mayumi yang sebenarnya di balik topeng.

Dan itu adalah, wajah tersenyum yang suka menggoda orang lain.

"Sudah waktunya untuk menghentikan lelucon. Tatsuya-kun, terlalu banyak waktu santai bisa menjadi hal yang buruk."

Kepada Mayumi, yang benar-benar tanpa rasa bersalah dan memperlakukan seluruh hal sebagai lelucon, kata Mari.

"Kamu tidak dapat menggunakan trik yang sama yang digunakan pada Hattori, Mayumi. Penampilanmu tidak bekerja pada dirinya."

Mari mengambil kesempatan untuk melempar tanggapannya.

"Jangan menggambarkan orang lain sedemikian rupa dengan cara yang jahat. Seolah-olah aku suka bermain-main dengan adik kelas."

Tidak dapat mengabaikan komentar sebelumnya, jawaban Mayumi menjadi sedikit panas.

"Mengenai apa yang aku dengar ..."

Tatsuya sangat menyesalkan membuka mulutnya dengan pertimbangan awal, dan mulai membersihkan lagi. Jika dia tinggal terlalu lama dalam penyebaran racun oleh orang lain, dia pasti akan menderita kerusakan tambahan.

"Perbedaan dalam sikap Mayumi adalah karena dia sudah mengakuimu, Tatsuya-kun. Dia mungkin menganggap kalian berdua cukup mirip dalam beberapa hal. Dengan kata lain, dia pura-pura malu. Dia hanya melepas topeng di depan orang-orang yang ia akui."

Melihat ekspresi aneh yang serius dari Mari, Tatsuya merasakan sesuatu yang janggal.

"Jangan percaya apa yang Mari katakan, Tatsuya-kun. Tapi, Kukira aku memang mengakuimu? Sepertinya aku tidak bisa berurusan denganmu dengan cara yang sama yang aku lakukan kepada orang lain. Mungkin yang tersentuh oleh nasib adalah aku."

Mendengar ini, dan melihat wajah Mayumi yang tersenyum mungkin tidak ada orang waras yang bisa membencinya, kecepatan internal Tatsuya telah benar-benar terganggu.

Sepertinya menantang mereka kedua secara langsung dari depan, akan berujung sia-sia, pikir Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Alasan Mayumi datang berkunjung, sebenarnya untuk memberitahu mereka bahwa ruang Dewan Siswa ditutup lebih awal. Dia hanya ingin memeriksa Tatsuya secara sepintas, tapi itu dengan cepat menjadi tujuan utama dia belum lama ini. Ini mungkin bukan ide yang baik untuk tinggal terlalu lama dalam subjek itu.

Sejak akhir upacara pendaftaran, banyak tindakan yang berbeda juga datang ke kepalanya. "Lalu, aku pergi dulu." Mayumi melambai dan berjalan menuju ruang Dewan Siswa.

Besok menandai hari pertama untuk kompetisi untuk anggota klub baru, sehingga tingkat aktivitas Komite disiplin akan meningkat juga. Percakapan Mayumi dengan Mari dan Tatsuya berakhir pada saat ini.

Sistem informasi saat ini, seperti pendahulu mereka, dibutuhkan waktu yang sangat sedikit untuk beroperasi.

Beberapa dari klub itu perlu ditutup, tetapi bahkan jika langkah ini diabaikan, mereka masih akan otomatis masuk ke mode sleep.

Satu-satunya hal yang harus dilakukan pada saat ini adalah menetapkan protokol keamanan, tapi ini saat yang tepat - atau mungkin momen yang disayangkan, dua siswa laki-laki memasuki markas Komite Disiplin.

"Hai."

"Selamat pagi!"

Sebuah ucapan yang semangat menyebar ke seluruh ruangan.

"Oi, Nee-san, kami boleh masuk?"

Di mana sih ini, dan pada tahun berapa kita sekarang, pikir Tatsuya.

Subyek yang dimaksud memang tidak terlalu tinggi, tapi memiliki tubuh yang kokoh, dengan rambut yang dipotong yang sangat cocok untuk ikat kepala. Dan menggunakan "Nee-san" dengan kasual, dia pasti mengacu pada----

(seharusnya Watanabe-senpai ...)

Tatsuya melirik sebentar pada Mari, yang sedikit malu.

Bahwa dia masih mempertahankan (setidaknya) beberapa rasa formal, memberi kelegaan dalam jumlah yang besar pada Tatsuya. "Ketua, Patroli hari ini sudah selesai! Tidak ada penangkapan!"

Bila dibandingkan dengan lelaki lainnya, yang satu ini memiliki penampilan yang hambar dan pola sambutannya cukup normal, tapi penuh dengan cara yang mengesankan. Sikap tak bergerak yang dilakukan saat ia memberikan laporannya mengingatkan pada seorang prajurit, atau mungkin seorang polisi, atau seseorang yang bagian dari sistem yang sebagian besar tetap tidak berubah selama bertahun-tahun.

"... Jangan bilang bahwa Nee-san membersihkan ruangan ini?"

Pada perubahan mendadak di ruang aktivitas, lelaki yang kokoh tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ia berjalan menuju Tatsuya.

Tidak boleh ada perbedaan besar dalam berat badan, tapi luar biasa, langkah kakinya terasa sangat lambat dibandingkan dengan yang lain.

Saat lelaki itu lewat di depan Mari, Mari dengan santai berdiri, memandang ke arahnya-

"A-ya!"

SPA! Ada suara yang enak didengar, saat anak itu berjongkok dan menutupi kepalanya.

Mari memegang notebook yang digulung menjadi tongkat.

Kapan dia menarik itu keluar.

"Jangan panggil aku Nee-san! Berapa kali harus kukatakan padamu supaya kamu bisa mengingatnya! Koutarou, apakah otakmu hanya hiasan!"

Tatsuya belum nyambung dalam kebingungan, tapi Mari sudah meraung ketidaksenangannya pada anak yang menutupi kepalanya.

"Tolong jangan memukul kepalaku, Nee ... Tidak, Ketua. Omong-omong, siapa ini? Rookie?"

Mungkin itu tidak terlalu sakit, meskipun lelaki bernama Koutarou ini heboh. Namun, memperhatikan Notebook yang digulung bergerak, ia dengan cepat merubah Nee-san menjadi jabatan Mari yang resmi.

Di depan Koutarou, yang sudah kaku dalam kegugupan, Mari menurunkan bahu dan mendesah.

"... Seperti yang kamu katakan, dia rookie. Tahun pertama kelas E Shiba Tatsuya. Direkomendasikan oleh Dewan siswa."

"Eh ... Tidak ada lencana."

Koutarou sangat tertarik saat ia memeriksa mantel Tatsuya, sementara pada saat yang sama memeriksa postur tubuh Tatsuya.

"Tatsumi-senpai, itu melanggar peraturan kalau memakai kata-kata tertentu! Pada saat ini, aku pikir siswa jalur 2 akan menjadi deskripsi yang tepat."

Anak laki-laki lain, meskipun mengatakan hal ini di luar, tidak bisa menyembunyikan bahasa tubuh dingin analitis. "Kalian berdua harus berhati-hati, pemikiran seperti itu dapat menyebabkan kalian terluka dalam pertempuran? Aku hanya akan mengatakannya ini sekali. Dia baru saja mengalahkan Hattori."

Namun, ketika Mari mengatakan hal ini dengan senyum menggoda di wajahnya, ekspresi kedua anak laki-laki ini menjadi seram.

"... Orang ini, mengalahkan Hattori?"

"Ya, dalam duel formal."

"Apa! Hattori yang tak terkalahkan , kalah dari pendatang baru."

"Tidak perlu berteriak, Sawaki. Bukankah aku baru mengatakannya."

Tatsuya tidak senang karena telah ditatap begitu lama, tetapi mereka bukan hanya kakak kelas, tapi senior di Komite disiplin. Dia hanya harus bertahan untuk itu sedikit lebih lama.

"Orang ini cukup mengesankan."

"Dia punya potensi, Ketua."

Seperti musisi yang pulih dari ritme yang mengganggu, tatapan mereka berubah. Hampir seolah-olah mereka bisa mengubah penampilan dalam aba-aba.

"Terkejut?"

"Hm?"

Pertanyaan itu terlalu samar, sehingga sulit untuk mengatakan apa yang diminta, tapi itu tidak tampak seperti Mari mengharapkan Tatsuya untuk menjawab.

"Sekolah ini dipenuhi dengan orang-orang tenggelam dalam gagasan bahwa Blooms dan Weeds menentukan keunggulan mereka. Sejujurnya, aku benci itu. Jadi aku sangat senang dengan hasil pertandingan hari ini.Untungnya, Mayumi dan Juumonji mereka berdua mengerti kepribadianku. Dengan demikian, para anggota yang direkomendasikan oleh Dewan Siswa dan Komite Managemen klub bukan orang yang bisa dicuci otak dengan pikiran semacam itu. Sementara aku tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada rasa superioritas di sini, tapi kami semua orang yang secara obyektif dapat mengevaluasi kemampuan orang lain. Sayangnya, tiga siswa yang direkomendasikan oleh guru lebih tertuju dari kategori pertama, jadi tidak ada yang bisa kita lakukan tentang hal itu, tapi aku pikir tempat ini tidak akan menjadi terlalu buruk untukmu."

"Tahun ke -3 kelas C Tatsumi Koutarou. Selamat datang Shiba. Jika kamu punya kemampuan, kamu pasti akan baik-baik saja dalam panduanku."

"Tahun ke-2 Kelas D Sawaki Midori. Selamat datang di kelompok kami, Tatsuya-kun."

Koutarou dan Sawaki keduanya mengulurkan tangan. Sama seperti kata Mari, tidak ada tanda-tanda penghinaan dalam ekspresi mereka. Evaluasi mereka sebelumnya, hanya untuk melihat apakah Tatsuya punya kemampuan atau tidak, dan apakah dia seorang siswa jalur 1 atau jalur 2 tidak membuat perbedaan bagi mereka, Tatsuya akhirnya mengerti ini.

Dia harus mengakui bahwa ia agak terkejut. Memang, ini bukan suasana yang buruk.

Ia mengembalikan salam mereka dan menjabat tangan Sawaki itu. Untuk beberapa alasan, tangan itu tidak dilepaskan begitu saja.

"Juumonji adalah dari Kelompok Manajemen Klub; kamu dapat merujuknya sebagai Pemimpin Grup Juumonji."

Apakah itu hanya untuk memberitahuku hal itu? Kamu bisa saja mengatakan kepadaku tentang hal itu setelah kamu melepaskan tanganku.

"Aku selanjutnya. Silakan memanggilku dengan nama keluargaku Sawaki."

Setelah merasakan tekanan pada tangannya, kesadaran Tatsuya itu ditarik kembali pada kenyataan.

Kekuatan cengkeraman-nya meningkat ke titik di mana kamu bisa mendengar gerakan, Tatsuya terkejut menyadarinya.

Sekolah ini memiliki siswa yang sangat baik, dan tidak hanya semata-mata di departemen sihir.

"Jangan memanggilku dengan namaku."

Yang muncul selanjutnya menjadi peringatan.

Tidak perlu rasanya untuk memberikan peringatan semacam ini, karena Tatsuya tidak dalam kebiasaan mengacu kakak kelas dengan nama, tapi karena Sawaki sengaja meluangkan waktu untuk secara khusus menyebutkan hal ini, ia harus merespon juga.

"Aku akan mengingatnya."

Pada saat yang sama kata-kata itu terucap, tangan kanannya dilepaskan.

Setelah melihat kemampuan fisik Tatsuya itu, keterkejutan Koutarou melampaui Sawaki sendiri.

"Ho, itu cukup mengesankan. Kekuatan cengkeraman Sawaki setidaknya tiga digit."

"... Aku berpikir bahwa cukup sulit menentukan kualitas sebagai kemampuan fisik normal, bahkan untuk Penyihir."

Tatsuya pura-pura tidak tahu, hanya memberikan respon ringan.

Dia mungkin bisa bergaul cukup baik dengan mereka berdua, pikir Tatsuya.



Kembali ke Chapter 2 Menuju ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 4