Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 1 Chapter 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2[edit]

Tatsuya terbangun di hari kedua dalam kehidupan SMA-nya yang biasa-biasa saja.

Meskipun ia telah mulai masuk SMA, itu bukan berarti bahwa rutinitas sehari-hari akan terpengaruh.

Tatsuya hanya sedikit membasuh wajahnya - karena dia akan mencucinya dengan benar lagi nanti - dan mengenakan pakaian biasa.

Kemudian dia turun ke ruang makan dan melihat Miyuki mulai membuat sarapan.

"Pagi, Miyuki. kamu bangun cukup pagi hari ini."

Hari masih fajar, dan belum ada tanda-tanda matahari mulai naik.

Masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Pelajaran pertama dimulai pukul 8:00 pagi tepat dan perjalananan ke sekolah akan memakan waktu sekitar 30 menit, sehingga akan ideal untuk meninggalkan rumah pukul 7:30 pagi. Menyiapkan sarapan, makan, beres-beres ... jika kita memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk semua ini, masih tersisa waktu satu jam.

"Selamat pagi, Onii-sama ... silahkan."

"Terima kasih."

Miyuki menyerahkan segelas jus segar.

Setelah kata terima kasih yang tulus, Tatsuya mengosongkan gelas dengan cepat, kemudian mengembalikannya ke tangan Miyuki yang terulur. -Miyuki sudah memiliki pemahaman yang sempurna dari pola Tatsuya itu.

Kemudian pada saat yang tepat ketika Tatsuya akan mengatakan "Aku berangkat" pada adiknya, yang sedang menghadap ke meja dapur, tangan Miyuki berhenti dan dia berbalik.

"Onii-sama, sebenarnya aku berencana untuk berangkat bersama denganmu hari ini ..."

Setelah mengatakan itu, Miyuki mengangkat keranjang yang penuh sandwich. Tampaknya lebih tepat untuk mengatakan bahwa ia telah "selesai membuat sarapan" daripada "mulai membuat sarapan".

"Aku tidak keberatan, tapi ... kamu akan pergi memakai seragammu ?"

Tatsuya bertanya sambil melirik seragam sekolah di bawah celemek, sangat kontras dengan kaos yang ia kenakan.

"Aku belum melaporkan ke sensei tentang pendaftaran sekolah ... dan juga, sepertinya aku tidak bisa lagi ikut latihan bersamamu, Onii-sama."

Dan itu jawaban Miyuki.

Alasan mengapa Miyuki sudah memakai seragam sekolah sejak awal pagi hari adalah untuk menunjukkan tampilannya dalam seragam sekolah kepada Tatsuya.

"Aku mengerti. Miyuki, kamu tidak perlu untuk ikut melakukan latihan pagi yang sama sepertiku, tetapi Master mungkin akan senang melihatmu. Meskipun ... Aku berharap bahwa dia tidak mulai iseng karena terlalu senang. "

"Jika itu terjadi, Onii-sama pasti akan melindungiku."

Kedipan mata yang manis dari adiknya membawa senyum ke wajah Tatsuya itu.


◊ ◊ ◊


Udara pagi yang cukup dingin dan menyegarkan , seorang wanita muda sedang meluncur di jalan menanjak dengan rollerblade nya, rambutnya yang panjang dan roknya berkibar tertiup angin.

Tanpa perlu menggerakan kakinya untuk bergerak ke atas, Miyuki mendaki jalan menanjak itu melawan gravitasi.

Kecepatannya mungkin mencapai 60 kilometer per jam.

Tatsuya menjaga jarak di sampingnya.

Meskipun Tasuya hanya joging, setiap langkahnya mencapai jarak 10 meter.

Tapi, dia tidak terlihat santai seperti yang Miyuki lakukan.

"Mungkin, aku harus memperlambat sedikit?"

"Tidak, kalau kamu melakukannya , ini tidak akan dianggap sebagai latihan."

Ketika ditanya Miyuki yang sedang berputar dan meluncur mundur dengan satu kaki, Tatsuya menjawab tanpa kehilangan napas meskipun dia terlihat kelelahan.

Keduanya tidak memiliki jenis perangkat pendorong dipasang di sepatu mereka.

Tak perlu dikatakan, kecepatan mereka ini ada pengaruhnya dengan Sihir.

Apa yang Miyuki lakukan adalah sihir yang menurunkan percepatan gravitasi dan sihir yang akan memungkinkan tubuhnya untuk mengikuti kemiringan jalan untuk bergerak ke arah tujuannya.

Apa yang Tatsuya lakukan adalah sihir yang meningkatkan baik kekuatan akselerasi dan deselerasi yang dihasilkan ketika ia menendang tanah, dan sihir yang akan menekan gerakan ke atas dalam rangka untuk mencegah dia dari melompat terlalu tinggi.

Keduanya menggunakan kombinasi sederhana dari mantra gerak dan percepatan. Karena betapa sederhananya sihir itu, bukan hanya Miyuki, bahkan Tatsuya yang hanya bisa mendaftarkan diri sebagai siswa jalur 2, mampu mempertahankan rapalan sihir itu.

Dalam situasi seperti itu, tidak bisa dikatakan sihir yang mana, yang digunakan oleh Miyuki yang mengenakan rollerblade, atau yang digunakan oleh Tatsuya yang berjalan dengan kakinya sendiri, memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Sekilas, dengan roller untuk mengurangi beban gerak, yang Miyuki lakukan lebih kelihatan tanpa usaha, namun, tanpa menggunakan kakinya sendiri, itu berarti bahwa dia harus mengendalikan vektor geraknya dengan sihir.

Di sisi lain, untuk Tatsuya, dia bisa menentukan arah gerakan dengan menggerakkan kakinya.

Tatsuya yang harus terus menerus mengaktifkan mantra di setiap langkahnya, dan Miyuki yang tidak bisa melepaskan kendalinya pada mantranya, walaupun hanya sesaat.

Latihan yang mereka berdua lakukan adalah jenis sihir yang sama sekali berbeda.


◊ ◊ ◊


Tujuan mereka berjarak sekitar 10 menit dari rumah mereka - dengan kecepatan mereka bergerak saat ini - tempat itu berada di atas sebuah bukit yang sedikit lebih tinggi.

Jika kita menggunakan satu kata untuk menggambarkan tempat itu, bisa dikatakan tempat itu adalah " Kuil ".

Namun, orang-orang yang berkumpul di sana tidak mencerminkan seorang "pendeta", "biksu", atau bahkan "biksu pemula" sedikit pun.

Jika kita cukup berani untuk memberikan sebutan yang cocok kepada mereka, "Praktisi pertapaan" atau " Pasukan Pendeta " mungkin lebih tepat.

Diselimuti oleh suasana yang kaku terhadap perempuan, khususnya terhadap orang-orang muda yang akan membuat mereka begitu takut sehingga mereka tidak akan mencoba untuk datang ke sana, Miyuki meluncur di atas rollerblade tanpa ragu-ragu sedikitpun. Sementara tindakannya kelihatan tidak sekaku atau seformal biasanya, kepalanya telah berulang kali mengatakan "Tidak apa-apa", jadi dia tidak lagi memikirkan formalitas.

Sedangkan apa yang Tatsuya lakukan pada saat itu, ia tidak meneruskan langkahnya, bukan berarti ia tidak bisa, tetapi, ia sebenarnya bertemu dengan sambutan yang keras saat ia melewati gerbang kuil.

Ketika seseorang mulai memasuki kuil ini, latih tanding akan dimulai dengan satu lawan satu, tapi sekarang ada sekitar 20 dari para murid peringkat menengah atau lebih rendah datang pada Tatsuya sekaligus – bukan round-robin – suatu hal yang tidak biasa.

"Miyuki-kun! Lama tak bertemu."

Sebuah suara riang tiba-tiba terdengar dari sudut mati Miyuki, yang sedang berdiri di halaman depan bangunan kuil, segera berbalik dan berpaling dari melihat dengan cemas pada kakak laki-lakinya yang dikeroyok banyak orang.

"Sensei ... tolong berhenti menghapus kehadiran anda dan menyelinap di belakang kami, kami telah mencari-cari anda dari tadi ..."

Meskipun sudah meningkatkan kewaspadaan, tetapi hal yang sama terus terjadi berulang-ulang, sampai ke titik bahwa itu sudah tidak begitu mengejutkan lagi dan dianggap kejutan yang tidak ada pengaruhnya lagi bagi Miyuki.

"Memintaku untuk tidak menyelinap, Miyuki-kun, seperti memberikan perintah yang sangat sulit dilakukan. Aku 'shinobi'. Menyelinap adalah pekerjaan yang aku lakukan sehari-hari. "

Mengenakan jubah hitam biarawan, dengan kepala yang dicukur bersih, dia tampak tidak cocok sama sekali dengan tempat ini dan penampilannya sama sekali tidak memberikan kesan usianya.

Satu-satunya penjelasan yang benar-benar bisa digunakan adalah 'terasing', dan meskipun ia berpakaian sebagai seorang biksu, itu mustahil untuk dipercaya.

"Jaman sekarang, tidak ada pekerjaan seperti Ninja. Kuharap anda bisa mengkoreksi pernyataan anda sesegera mungkin."

Bahkan saat Miyuki sungguh-sungguh memprotes,

"Tut tut tut, jangan salah paham dengan menyebut kami ninja, kami sepenuhnya 'shinobi'. Ini adalah tradisi, bukan pekerjaan.."

Dia menjawab sambil mengibaskan jarinya ke depan dan ke belakang. -Itu kelihatannya tidak sopan.

"Kami menghormati legitimasi Anda. Jadi tolong hentikan semua permainan misteri ini. Mengapa sensei begitu ..."

Sembrono, itu yang Miyuki hampir saja katakan, tetapi menyerah. Itu akan sia-sia saja, dia telah menyadarinya sejak tadi.

Biksu ‘wannabe’ ini - sebenarnya, ia tidak memiliki kualifikasi dari seorang biksu asli - Kokonoe Yakumo, menyebut dirinya sendiri "shinobi".

Atau seharusnya, "pengguna ninjutsu".

Walaupun dia bersikeras, ia adalah seorang yang sangat dikenal hanya kelebihannya dalam kemampuan fisiknya, dan mengajarkan cara-cara memakai sihir kuno.

Pada saat sihir menjadi target dari ilmu pengetahuan, namun masih dirahasiakan dari publik dunia, dan dianggap sebagai fiksi, terungkap bahwa menguasai kemampuan seperti ninjutsu entah bagaimana menjadi diklasifikasikan tidak hanya sebagai sekedar seni bela diri abad pertengahan, namun masuk kategori sihir.

Meskipun bukan fiksi, itu mungkin lebih cocok dengan menganggapnya sebagai "seni" misterius.

Tentu, sama halnya dengan sistem sihir lainnya, legenda tidak selalu memberitahu seluruh kebenaran.

"Transformasi" dalam ninjutsu hanya pada gerakan kecepatan tinggi dan ilusi.

Bukan hanya ninjutsu, tapi semua bentuk sihir tradisional mengandalkan trik seperti itu, dan hal-hal seperti transformasi, pergeseran bentuk, dan alkimia dianggap mustahil di berbagai bidang sihir modern.

Kokonoe Yakumo yang Miyuki panggil sebagai sensei, dan Tatsuya panggil master, adalah salah satu orang yang menurunkan dan mengajarkan sihir tradisional shinobi.

Namun, menyisihkan pakaiannya pendetanya (yang kelihatannya tidak pantas dia pakai), penampilannya dan tempat tinggalnya tidak pantas, tidak peduli bagaimana kamu melihatnya ia tidak memiliki rasa kesopanan-

"Apa itu seragam dari SMA Satu ?"

"Ya, kami mengikuti upacara penerimaan siswa baru kemarin."

"Begitu rupanya. Mmm, itu bagus."

"... Hari ini, aku tahu kamu akan mulai masuk sekolah ..."

"Seragam hijau yang baru, rapi dan bersih, memiliki semacam pesona tersembunyi."

"..."

"Hampir seperti kuncup bunga yang akan membuka, tunas yang akan tumbuh. Ah ya ... moe, ini benar-benar moe! Mrmph? "

Ketegangan yang semakin meningkat pada diri Miyuki membuat Yakumo mundur perlahan-lahan, lalu tiba-tiba Yakumo memutar tubuhnya sambil mengangkat tangan kirinya di atas kepalanya.

Thwak, suara lengan yang menahan pukulan potong dari lawannya.

"Master, anda menakuti Miyuki, bisa tolong tenang sedikit?"

"... Tidak buruk, Tatsuya-kun. Menyerangku dari belakang, hah."

Sementara memblokir lengan kanan Tatsuya dengan tangan kirinya, Yakumo menyerang dari kanan.

Mengaitkan lengannya seperti angka 8, tinjunya hampir mencapai sisi lawannya.

Yakumo dengan mudah berguling ke depan, membidik tendangannya ke bagian belakang kepala Tatsuya, Tatsuya dengan cekatan berputar dan menghindar.

Jarak antara keduanya semakin sedikit.

Nafas panjang terdengar dari penonton.

Sekarang, keduanya telah dikelilingi oleh lingkaran besar orang.

Yakumo dan Tatsuya bertukar pukulan lagi.

Bukan hanya Miyuki yang tangannya terkepal dalam kecemasan.


◊ ◊ ◊


Sejak Tatsuya masih menjadi siswa SMP kelas satu, atau tepatnya sejak Oktober, kekacauan semacam ini akan terjadi dan selesai sebelum latihan selesai dengan damai setiap pagi. Para murid akan kembali ke latihan mereka sendiri, dan satu-satunya yang tersisa di bangunan utama adalah kedua saudara kandung itu, Tatsuya dan Miyuki, bersama dengan Yakumo.

"Sensei, ini untuk anda. Apakah Onii-sama juga menginginkannya?"

"Ooh, Miyuki-kun, terima kasih."

"... Tolong tunggu sebentar."

Dengan satu tangan Yakumo, masih berkeringat, mengambil cangkir dan handuk dari Miyuki dengan senyum sementara Tatsuya, kehabisan nafas dan tergeletak di tanah, merentangkan tangan dalam pengakuannya kalah dari Yakumo kemudian susah payah mengangkat dirinya sendiri.

"Onii-sama, kau baik-baik saja ...?"

Ketika Tatsuya berusaha bangkit, Miyuki, dengan ekspresi cemas, berlutut di sampingnya tanpa memperdulikan pakaiannya dan mulai menyeka keringatnya dengan handuk di tangan.

"Ya, aku baik-baik saja."

Tak satu pun dari mereka melihat ekspresi hangat yang Yakumo tunjukkan ketika Tatsuya mengambil handuk dari Miyuki dan, setelah jeda, mengumpulkan tenaganya dan bangkit.

"Maafkan aku, aku membuat rokmu kotor."

Jaket Tatsuya tentu saja juga ternoda dengan kotoran, tetapi Miyuki tidak perlu menunjukkan hal itu.

"Kalau hanya seperti ini tidak apa apa."

Miyuki tersenyum dalam menanggapi dan bukannya membersihkan roknya, mengeluarkan mobile terminalnya yang tipis. Bagian depan perangkat hampir seluruhnya terdiri dari sebuah panel umpan balik, di mana ia mulai memasukan digit angka.

Miyuki memegang CAD berbentuk seperti ponsel pada umumnya. Bentuk yang paling populer adalah gelang, tetapi risiko menjatuhkan mobile ini cukup besar. Keuntungan dari CAD yang digunakan Mikyuki itu adalah bahwa CAD itu dapat digunakan dengan satu tangan, karena penyihir tidak suka kalau harus memakai kedua tangan, sehingga pada akhirnya CAD ini lebih disukai.

Sebuah pola kompleks cahaya tergambar pada tangan kiri yang memegang CAD, ketika sihir dimulai.

Alat dari penyihir modern, sebagai pengganti tongkat dan buku-buku tebal, mesin yang dihasilkan oleh sihiral engineering yaitu CAD.

Perangkat ini, yang menggabungkan bahan sintetis yang mengubah sinyal Psion menjadi sinyal elektrik, menggunakan Psion dari ritual sihir untuk menghasilkan koleksi dari sihir elektronik itulah aktivasi ritual.

MKnR v01 12.jpg

Aktivasi ritual adalah cetak biru sihir. Di dalamnya terdapat informasi yang sama atau lebih besar dari data gabungan mantra panjang, simbol kompleks, dan Mudra perubahan cepat.

Penyihir menanamkan partikel Psion yang melekat dalam tubuh mereka ke output rangkaian aktivasi oleh CAD, dan mengisinya dari sistem bawah sadar pengolahan sihir yang terdapat dalam diri semua penyihir ke sihir operations area. Berikut rangkaian aktivasi berkembang, dan semua parameter yang diperlukan dimasukkan, untuk dapat mulai merakit ritual sihir.

Dengan cara ini, CAD memungkinkan pengolahan semua komponen yang diperlukan dalam sihir dalam waktu singkat.

Kabut muncul entah dari mana dan mengelilingi Miyuki dari roknya ke legging hitamnya, dari atas turun ke bawah sampai alas kakinya.

Partikel juga terbang keluar dari udara, dan masuk dari punggung Tatsuya dan mengelilinginya ke sekitar seluruh tubuhnya.

Setelah kabut tipis itu hilang, seragam dan jaket dari keduanya menjadi rapi seperti biasa.

"Onii-sama, kamu ingin sarapan? Jika sensei ingin, anda juga boleh ikut bergabung."

Miyuki, seolah-olah itu sudah wajar, bertanya dengan nada ringan sambil mengangkat keranjang.

Bahkan, Tatsuya tahu dengan yakin kalau jumlah sihir seperti itu memang "tidak ada apa-apanya" bagi adiknya.


◊ ◊ ◊


Tatsuya dan Yakumo sedang duduk di beranda, mengisi perut mereka dengan sandwich.

Miyuki memegang sandwich di satu tangan, dan tangan lainnya melayani Tatsuya dengan menyerahkan teh dan piring.

Saat ia menyaksikan adegan ini dengan senyum, Yakumo merasakan niat tidak baik akan datang dari suatu tempat, setelah menyeka tangan dan mulut dengan handuk yang diberikan oleh seorang murid yang dicukur rambutnya, ia meletakkan tangannya dan membungkuk ke arah Miyuki, membisikkan sesuatu dengan suara yang kecil :

"Ada kemungkinan kalau aku tidak dapat mengalahkan Tatsuya-kun dalam seni bela diri murni lagi ..."

Itu adalah kekaguman yang jelas.

Jika ada siswa lain di sekitar sana, iri hati tidak akan terelakkan lagi. Memang, murid yang sedang menunggu Yakumo menunjukkan campuran rasa cemburu dan iri pada Tatsuya setelah mendengar kata-kata itu.

Miyuki sangat berseri-seri seolah-olah kata-kata itu ditujukan padanya.

Namun, hati Tatsuya itu tidak goyah oleh pujian sederhana seperti itu.

"Aku tidak bisa mengatakan kalau aku sangat bersyukur dengan kata-kata itu, mengingat anda baru saja menghancurkan aku sebelumnya ..."

Melihat Tatsuya yang menyanggah dan menggerutu itu, Yakumo tertawa.

"Itu wajar saja, Tatsuya-kun. Bagaimanapun juga aku gurumu, dan aku telah menghadapimu di arena dimana kemampuanku paling dominan. Kamu masih 15 tahun. Jika aku kalah dari seseorang yang hanya setengah usiaku, semua muridku pasti akan kabur. "

"Aku rasa Onii-sama harus lebih jujur. Sangat jarang untuk dipuji oleh sensei, jadi aku pikir kamu harus mengambil kesempatan ini untuk tertawa bangga."

Miyuki masih meneruskan ceramahnya, tapi mulutnya tersenyum.

"... Aku pikir itu akan membuatku terlihat sedikit menyebalkan ..."

Yakumo dan Miyuki tertawa gembira, dan bahkan Tatsuya tidak begitu keras kepala untuk tidak menegur dirinya dan bergabung dalam tawa mereka.

Senyum pahit Tatsuya berubah menjadi masam, semua perasaan kelam itu memudar.


◊ ◊ ◊


Secara umum komuter yang digunakan untuk menuju ke tempat kerja dan sekolah kini dilakukan dengan mini railcars di depot yang berangkat pada jadwal yang sistematis. Konsep 'kereta penuh' sudah menjadi kenangan dari masa lalu.

Bukan hanya kereta, tapi semua bentuk transportasi umum telah mengalami perubahan drastis dalam abad terakhir.

Kendaraan besar yang menampung puluhan penumpang dengan kursi yang ditentukan tidak lagi digunakan, kecuali dalam beberapa kasus perjalanan jarak jauh kecepatan tinggi.

Sebuah kendaraan kecil yang disebut Kabinet, yang terdiri dari mobil kecil dengan dua atau empat kursi yang terhubung ke sistem kontrol pusat, sekarang sangat umum digunakan.

Kekuatan dan energi berasal dari trek, sehingga ukurannya sekitar setengah dari mobil pendorong mandiri dengan kapasitas yang sama.

Orang-orang berbaris secara berurutan pada platform untuk naik Kabinet, terbagi-bagi sesuai tujuan dari tiket, kemudian bergerak turun di sepanjang trek.

Trek dibagi menjadi tiga kecepatan dan ada sistem kontrol lalu lintas yang mengelola arus lalu lintas, serta mengawasi transisi mobil dari trek lambat menuju ke trek kecepatan tinggi, pergeseran dari kecepatan tinggi kembali ke jalur lambat ketika mobil mendekati tujuan, dan docking mobil di platform tujuan.

Hal ini mirip dengan perpindahan jalur saat berada di jalan tol, dan operasi dengan kepadatan tinggi seperti ini hanya dimungkinkan berkat kemajuan dalam teknologi kontrol, karena itu perlu untuk aman mengkonsolidasikan dan menjalankan puluhan mobil yang mengangkut jumlah yang sama seperti kendaraan yang lebih besar yang dipakai di masa lalu.

Dalam kasus angkutan jarak menengah sampai jarak jauh antar kota, Kabinet tidak digunakan dan trailer berjalan di jalur kecepatan tinggi keempat sebagai gantinya. Trailer yang lebih besar memungkinkan penumpang untuk bepergian dalam kondisi yang lebih nyaman dengan lebih banyak fasilitas, tetapi ini jarang digunakan dalam Komuter biasa.

Romantis klise di masa lalu, seperti kesempatan bertemu orang lain di kereta, tidak bisa terjadi lagi pada perjalanan sehari-hari ke sekolah.

Sebagai gantinya karena tidak akan bertemu dengan teman-teman, ancaman dari 'chikan' secara menyeluruh diberantas.

Dalam Kabinet tidak ada kamera keamanan atau mike.

Seseorang tidak bisa meninggalkan tempat duduk saat mobil bergerak, dan ada pintu darurat yang memisahkan kursi. Selain itu, dari konsensus umum diketahui bahwa privasi lebih disukai.

Kereta saat ini memiliki privasi yang sama dengan mobil pribadi. Ada Cabinet dengan tingkat keamanan tertentu yang tempat duduknya hanya untuk satu penumpang, atau bisa juga naik sendirian di kendaraan yang memiliki 2 tempat duduk penumpang (mengambil empat kursi dengan dua orang atau kurang menimbulkan biaya tambahan), tapi tentu saja, Tatsuya dan Miyuki tidak melakukan perjalanan secara terpisah dan hari ini mereka berangkat ke sekolah bersama-sama juga.

"Onii-sama, ada sesuatu yang ingin kubicarakan ..."

Tatsuya, yang sedang melihat berita melalui layar terminal, mendengar keraguannya, dia segera mendongak ke arah adiknya.

Sangat jarang bagi adiknya untuk berbicara sedemikian sungkan. Sepertinya ada sesuatu yang buruk.

"Kemarin malam, aku menerima telepon dari orang-orang itu ..."

"Orang-orang itu ? Ahh ... itu rupanya, apakah Ayah melakukan sesuatu yang membuatmu marah lagi?"

"Tidak, ini ... Orang-orang itu, dengan penuh semangat mengucapkan selamat karena putri mereka masuk SMA Satu. Dan ... Onii-sama, apakah mereka juga sudah mengucapkanya padamu ...? "

"Ahh, seperti yang kamu bayangkan ... sama seperti biasanya."

Mendengar kata-kata kakaknya dia menjatuhkan wajahnya sesaat wajahnya murung, dan di saat berikutnya suara giginya beradu bersama dalam kemarahan hingga bisa terdengar keluar dari bawah rambut panjangnya yang menyembunyikan ekspresinya.

"Aku tahu ... tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, itu adalah harapan yang agak sia-sia, tetapi pada akhirnya, mereka bahkan tidak mau repot-repot mengirim email ke Onii-sama ... orang-orang seperti mereka ... "

"Tenang saja."

Miyuki berjuang menahan kemarahannya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Tatsuya yang duduk di sampingnya, mengambil tangannya dan menggengam tangannya dengan erat dan sedikit meremasnya.

Suhu di dalam mobil, yang tiba-tiba anjlok, mengaktifkan pemanas di luar musim, dan angin bertiup hangat di seluruh kabin yang menjadi sepi.

"... Aku sangat menyesal. Aku terlalu cepat emosi."

Setelah memastikan bahwa aliran sihir yang tidak terkendali itu telah berhenti, Tatsuya melepaskan Miyuki.

Dia kemudian menepuknya ringan sambil melihat ke mata Miyuki dan tersenyum lembut, menunjukkan tidak ada yang salah.

"Aku mengabaikan keinginan ayah untuk terus membantu pekerjaan perusahaan dan masuk SMA. Aku tidak mengharapkan ucapan selamat sama sekali. Itu sifat ayah yang setidaknya harus kamu mengerti kan?"

"Memang menyebalkan rasanya kalau orang tua kita sendiri bertindak sangat kekanak-kanakan. Jika ia ingin memisahkan aku dari Onii-sama, ia seharusnya memberitahuku dan bibi dulu, tapi ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk itu. Selain itu, kapan mereka akan berhenti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan Onii-sama kapanpun mereka mau? Bukankah sudah sewajarnya anak berumur 15 tahun akan memasuki SMA? "

Keinginan bibinya terucap dengan gamblang dan menyebabkan dia mengingat ketidaknyamanan yang luar biasa tapi - hanya karena seseorang memerintahkan, Tatsuya tidak akan pernah punya niat untuk meninggalkan Miyuki sendirian - tanpa membawa permasalahan itu, wajah Tatsuya yang tidak sengaja terlihat seperti memakai Topeng hampa dan dia tertawa sinis.

"Tidak ada pendidikan wajib, sehingga tidak persis seperti yang diharapkan. Ayah dan Sayuri-san juga sudah tahu berapa usiaku sekarang, jadi aku yakin mereka hanya mencoba untuk menemukan cara untuk membuat aku berguna. Jika mereka pikir mereka dapat membuatku merasa berhutang pada mereka dengan cara seperti itu, maka aku juga akan menunjukkan tujuanku yang sebenarnya. "

"... Jika kamu bilang begitu, Onii-sama ..."

Ada keengganan yang cukup besar, namun Miyuki mengangguk, dan Tatsuya menghela napas lega.

Miyuki tidak tahu seluruh kebenaran tentang keterlibatan Tatsuya dengan pembuat peralatan untuk Teknisi Sihir , ‘Four Leaves Technology', di mana ayah mereka berfungsi sebagai kepala bagian perkembangan.

Dia telah berbuat banyak hal di waktu luangnya, sehingga memberikan informasi yang kurang akurat tentang dirinya untuk membuat Miyuki percaya kalau dia sedang melakukan pekerjaan yang masuk akal adalah hal sederhana.

Jika dia tahu bahwa sebenarnya ia sedang menggunakan sebuah peralatan pemulihan untuk sampel penelitian, itu sangat mungkin bahwa dia bisa melumpuhkan seluruh sistem transportasi.

Terlepas dari ketakutannya, kereta bergerak terus dan mulai transisi ke jalur lambat.


◊ ◊ ◊


Di kelas E tahun pertama, terasa cukup kacau dan ramai. Dan kemungkinan, adegan serupa juga sedang terjadi di seluruh ruang kelas lainnya.

Banyak siswa baru bertemu satu sama lain kemarin, dan sudah terbentuk kelompok-kelompok kecil di sana-sini yang mengobrol.

Karena tidak ada kenalan baru yang perlu disapa, Tatsuya sedang berusaha mencari terminal sendiri dengan mengamati angka yang dicap di setiap meja, ketika tiba-tiba namanya dipanggil tanpa diduga, dia mendongak.

"Pagi ~!"

Suara Erika yang riang seperti biasa.

"Selamat pagi."

Di sampingnya, senyum Mizuki relatif sederhana.

Seolah-olah mereka sudah kenal baik satu sama lain, Erika duduk di sebelah Mizuki melambaikan tangannya.

Sepertinya mereka sedang mengobrol sampai mereka menemukannya.

Tatsuya mengangkat tangan seakan sudah mengerti, lalu berjalan ke pasangan itu.

Daripada kebetulan, sepertinya mereka telah diurutkan sesuai abjad, maka sebagai Shiba dan Shibata, Tatsuya di sebelah Mizuki.

"Tampaknya kita akan bersebelahan, senang bisa duduk dekat dengan teman yang sudah dikenal."

"Ya, aku mungkin akan merepotkanmu."

Mizuki menjawab kata-kata Tatsuya dengan senyum. Selain mereka (atau lebih tepatnya, di atas mereka), Erika menunjukkan ekspresi yang agak tidak puas, mungkin dia sengaja.

"Untuk beberapa alasan, aku merasa dilupakan?"

Suaranya menggema dalam nada yang agak imut.

Namun, tingkat keimutan itu tidak cukup untuk menggugah Tatsuya.

"Meninggalkan Chiba-san sendirian akan menjadi suatu hal yang sangat sulit."

Nada dan ekspresinya datar, ia memandang Erika dengan mata yang datar. Setidaknya dia tidak tampak seperti sedang berpura-pura.

"... apa sih maksudnya itu?"

"Sederhananya begini, bahwa sosialisasimu tidak mengenal batas."

Meskipun tatapan Erika yang tak tergoyahkan, wajah poker Tatsuya itu tidak berkedip satu inci pun. Sebaliknya, Erikalah yang kalah duluan.

"... Jadi Shiba-kun, sebenarnya karakter yang jahat?"

Ketika Mizuki tertawa lepas, Tatsuya memasukkan kartu identitasnya ke terminal dan mulai pemeriksaan informasi.

Dari peraturan mata pelajaran, peraturan disiplin dan aturan tentang penggunaan fasilitas untuk izin masuk peristiwa terkait, panduan aktivitas otomatis dan kurikulum untuk semester, tak terhitung kilatan informasi bergulir melalui kepalanya saat ia mengoperasikan terminal hanya dengan keyboard, dan ketika ia melihat ke atas, wajah seorang siswa laki-laki melihat kepadanya dari kursi di depannya dengan mata terbelalak.

"... Bukan berarti aku punya masalah kalau kamu melihatku seperti itu, tapi ..."

"Eh ? Ahh, maafkan aku. Ini sesuatu yang sangat langka, jadi akhirnya aku menatapmu. "

"Langka?"

"Aku cukup yakin sekarang ini sudah sekarang, kan? Ini adalah pertama kalinya aku telah melihat seseorang hanya menggunakan input keyboard."

"Jika kamu berpengalaman, metode ini lebih cepat. Meskipun antara ini, pointer visual, dan bantuan neural, cara ini juga yang paling akurat."

"Ya. Kecepatan yang menakjubkan. Itu seharusnya cukup untuk membuatmu nyaman untuk beberapa saat kan?"

"Tidak .. mungkin pekerjaan paruh waktu yang terbaik."

"Benarkah begitu ...? Whoa, aku belum memperkenalkan diri. Aku Saijou Leonhart. Ayahku setengah jepang dan ibuku seperempat jepang, jadi walaupun aku terlihat seperti orang Jepang, namaku Barat, dan spesialisasiku adalah sihir Penguatan Konvergen sistematis. Tujuan yang aku inginkan adalah untuk mengasah tubuhku dan menjadi polisi antihuru-hara atau tentara gunung. Kamu bisa memanggilku Leo. "

Untuk pemuda jaman sekarang, memiliki cita-cita yang sudah mereka putuskan sebelumnya untuk dicapai ketika masuk SMA cukup jarang terjadi, tapi SMA sihir adalah pengecualian. Penjurusan yang penyihir (pada tahap ini masih telur, atau ayam) lakukan terkait erat dengan bakat mereka, atau lebih kepada kemampuan alami. Itu sebabnya Tatsuya tidak merasa aneh dengan harapan Leo untuk masa depannya dalam pengenalan dirinya.

"Aku Shiba Tatsuya. Tapi Tatsuya saja juga boleh."

"Ok, Tatsuya. Jadi, kamu spesialisasi dalam sihir apa ? "

"Keterampilan praktekku sangat kurang, jadi aku berencana untuk menjadi Teknisi Sihir."

"Jadi begitu ... Tidak heran kamu kelihatan begitu cerdas."

Teknisi Sihir, atau Pembuat formula Rangkaian Sihir, adalah singkatan untuk spesialis rekayasa sihir dan mengacu pada orang-orang yang mengkoordinasikan, mengembangkan dan memproduksi mesin yang memperkuat, menguatkan dan membantu dengan sihir.

Dalam hal status sosial mereka di bawah penyihir pada umumnya, tetapi permintaan akan kemampuan mereka dalam industri ini jauh lebih besar daripada penyihir. Pendapatan dari pencipta sihir kelas atas dapat dengan mudah melampaui penyihir kelas atas.

Karena itu, bukan hal yang aneh bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan dalam sihir murni bertujuan untuk menjadi pencipta sihir ......

"Eh, apa ini? Shiba-kun, kamu ingin menjadi Pembuat formula Rangkaian Sihir?"

MKnR v01 13.jpg

"Tatsuya, siapa sih orang asing ( random guy ) yang tiba-tiba muncul ini ?"

Saat melihat Erika berlari dengan semangat sekali untuk menyelinap di sekitar dan mencampuri urusan orang lain, Leo menunjuk dan bertanya dengan rasa tidak suka.

"Wha, tiba-tiba menyebut seseorang sebagai orang asing? Belum lagi menunjuk orang? Kasar sekali, sungguh tidak sopan! Sangat tidak pantas untuk dilakukan! Pasti ini alasan mengapa kamu tidak populer!"

"Apa katamu? Yang kasar di sini adalah kamu! Hanya karena kamu sedikit menarik, tidak berarti semua orang akan terjebak karena penampilanmu!"

"Kau tau? penampilan itu sangat penting. Meskipun aku kira seseorang yang ceroboh dan liar sepertimu tidak akan mengerti."

"Dan bahasa gaul apa itu, hal semacam itu berasal dari abad yang salah. Mengapa kamu ketinggalan jaman sekali ~? "

"Wha, wha, wha ..."

Wajah Erika tampak mengejek, sementara Leo terdiam dan menggerutu.

"... Erika-chan, tolong hentikan. Kamu sedikit berlebihan."

"Leo, hentikan saja. Kalian berdua salah dan berdebat lebih jauh tidak akan ada gunanya."

Mizuki dan Tatsuya menengahi mereka, dalam upaya untuk menghilangkan udara permusuhan.

"... Jika Mizuki berkata demikian."

"... Aku mengerti."

Keduanya mengalihkan pandangan mereka saat mereka berbalik.

Tatsuya berpikir bahwa kesamaan mereka berdua ada pada kekuatan pikiran dan sikap pantang menyerah, mereka sebenarnya cocok satu sama lain.


◊ ◊ ◊


Ketika Bel tanda pelajaran pertama akan dimulai berbunyi, para siswa mulai membubarkan diri dan mereka kembali ke tempat duduk mereka sendiri.

Sistem ini tidak berubah sejak era sebelumnya, meskipun ada beberapa perbedaan.

Semua Terminal dinyalakan secara otomatis, dan layar mereka sudah di-refresh. Pada saat yang sama, sebuah pesan muncul pada layar di depan kelas.

"Orientasi dimulai dalam lima menit, jadi harap tunggu di meja kalian. Siswa yang belum dimasukkan kartu ID, silahkan melakukannya sesegera mungkin-"

Pesan itu tidak terlalu penting bagi Tatsuya. Itu hanya masalah kecil seperti mendaftar untuk kelas yang sudah dia pilih, bersama dengan bimbingan secara online dan efek visual yang berlebihan. Ketika ia sedang mempertimbangkan melewatkan seluruh proses dan akan menelusuri melalui ruang referensi sekolah, dua hal yang tak terduga terjadi.

Pertama, disertai dengan lonceng kelas, pintu kelas dibuka.

Itu bukan siswa yang terlambat. Alih-alih berseragam, wanita itu mengenakan jas.

Semua orang memperhatikan, tidak berlebihan karena, wanita cantik dan terlebih lagi sangat menarik menuju ke meja guru, mendirikan terminal mobile besar, yang ia bawa di bawah lengannya, dan kemudian melihat sekeliling kelas.

Bukan hanya Tatsuya yang terkejut, tapi seluruh kelas juga diliputi rasa kebingungan.

Di sekolah yang telah mengadopsi kursus online, tidak ada guru yang berdiri di depan kelas. Pelajaran di kelas dilakukan sendiri melalui terminal, bahkan semakin sedikit alasan untuk mengirim anggota staf untuk ruang kelas hanya untuk menyampaikan informasi. Satu-satunya waktu dimana staf console mengajar di kelas adalah untuk kondisi khusus, seperti dalam kasus pengajaran teori.

Namun, tidak ada yang menunjukkan bahwa wanita ini adalah seorang anggota fakultas.

"Baiklah, tampaknya tidak ada orang yang absen. Maka pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada semua orang yang sudah masuk sekolah. "

Ada beberapa siswa yang membalas sambutan itu - pada kenyataannya, pria yang duduk di kursi di depanTatsuya yang baru saja berkenalan dengannya menjawab "Ah, terima kasih", tapi Tatsuya hanya memiringkan kepalanya karena tingkah laku yang aneh dari wanita itu.

Pertama, untuk memverifikasi kehadiran, tidak perlu untuk melihat-lihat sekeliling. Kartu ID di terminal sudah memperbarui status tempat duduk secara real time.

Kemudian, tidak perlu bagi ofisial sekolah untuk membawa terminal dengan ukuran sebesar itu. Kampus ini penuh dengan konsol. Bahkan, harus ada monitor konsol dipasang ke meja guru tempat ia berdiri sekarang.

Pada akhirnya, Tatsuya bertanya-tanya siapa dia sebenarnya? Dari informasi yang dihimpun, sekolah ini tidak menggunakan suatu sistem yang ketinggalan jaman seperti halnya guru wali kelas, atau setidaknya itu pasti tidak dalam prospektus-

"Senang bertemu kalian semua. Aku konselor integrasi untuk sekolah ini, Ono Haruka. Aku di sini untuk membangun hubungan mentoring dengan kalian masing-masing dalam hal apapun jika kalian merasa kalian ingin konseling dalam hal aspek khusus mengenai pelajaran kalian."

(... Kalau dipikir-pikir, ada sesuatu di sepanjang kata-katanya ...)

Memiliki seseorang untuk diajak bicara tentang keprihatinan pribadi, adalah konsep yang telah Tatsuya langkahi karena dianggap tidak perlu, tetapi kenyataannya adalah bahwa sistem konseling adalah salah satu nilai jual sekolah.

"Ada 16 konselor di sekolah seperti ini. Kami dikelompokkan dalam pasangan pria dan wanita, dan akan bertanggung jawab untuk satu kelas di setiap tingkat. Yanagisawa-sensei dan saya telah ditugaskan untuk kelas ini. "

Saat itu dia berhenti bicara dan mengoperasikan konsol di meja guru, tubuh bagian atas seorang pria di pertengahan umur 30an ditampilkan di depan kelas.

"Senang bertemu denganmu, aku konselor kalian Yanagisawa. Bersama dengan Ono-sensei, saya akan bertanggung jawab memperhatikan kalian. Saya harap kita akan akur."

Selagi layar proyeksi menampilkan konselor Yanagisawa, "Ono-sensei" melanjutkan penjelasannya pada platform.

"Konseling tersedia melalui terminal, sehingga kalian tidak perlu datang ke kami secara langsung. Komunikasi dilakukan melalui enkripsi kuantum, dan laporan disimpan melalui data bank mandiri, sehingga privasi setiap orang terjamin."

Saat ia mengatakan hal itu, Haruka mengangkat buku bank data yang besar, yang Tatsuya keliru mengira kalau itu adalah terminal mobile yang ukurannya sangat besar.

"Sekolah akan sepenuhnya mendukung kalian semua, sehingga kalian dapat menjalani kehidupan di sekolah secara maksimal.

... Dengan demikian, semua orang, mari kita bekerja keras bersama-sama. "

Dia telah berbicara dengan suara agak serius sampai sekarang, tetapi saat ini dia beralih nada, dan berbicara lembut.

Semua energi tampaknya bocor keluar dari ruangan.

Baik ketegangan dan relaksasi, bahkan mampu menghitung bahasa tubuhnya, kontrol emosinya luar biasa.

Meskipun dari luar dia tampak cukup muda dan baru saja lulus dari universitas, pengalamannya sangat baik.

Jika kamu berbicara 4 mata dengannya, kamu bisa dengan mudah mengatakan lebih banyak dari yang kamu inginkan.

Kualitas seperti itu yang penting bagi seorang konselor, tapi ia tampaknya memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi mata-mata perempuan.

Ia adalah seseorang yang harus diwaspadai, pikir Tatsuya.

-Perasaan itu hanya diintensifkan saat ia berbalik ke layar di latar belakang, membungkuk untuk memberi hormat pada rekan senior dan memotong sambungan.

Dengan batuk kecil senyum profesionalnya kembali, dan dia meneruskan ceramahnya seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Sekarang, kurikulum sekolah dan panduan pada fasilitas seharusnya telah dikirim ke terminal kalian. Setelah itu, kalian akan mendaftar untuk pilihan kalian, dan itu akan menjadi akhir dari orientasi. Jika ada sesuatu yang tidak kalian mengerti, silakan menggunakan tombol panggilan. Mereka yang telah membiasakan diri dengan kurikulum dan fasilitas bebas untuk melewati bimbingan dan lanjutkan langsung ke pendaftaran. "

Pada titik ini, Haruka dengan cepat melirik monitor di meja guru, dan membuat sebuah ekspresi 'oh?' .

"Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendaftaran juga, tidak apa-apa untuk meninggalkan kelas. Namun kalian tidak boleh melakukannya setelah bimbingan dimulai, jadi jika kalian ingin melakukannya, silakan pergi sekarang. Jika itu terjadi, jangan lupa kartu ID kalian. "

Seolah-olah menunggu kata-kata itu, suara gesekan kursi di lantai menggema di seluruh kelas.

Itu bukan Tatsuya.

Orang yang berdiri itu duduk di barisan depan kursi jendela, jaraknya hanya sedikit lebih jauh, seorang yang ramping, dan tampaknya agak gugup.

Dia membungkuk ke arah meja guru, kemudian keluar ke koridor dekat bagian belakang ruang kelas.

Dia melihat ke depan sepanjang jalan, tidak melihat ke kiri atau kanan, dan itu agak menarik menonton orang yang memasang wajah berani dan meninggalkan kelas dengan bangga, tapi itu hanya sesaat. Itu bukan hanya Tatsuya, tapi hampir setengah kelas yang menyaksikan punggung pemuda itu menghilang ke koridor, tapi dengan segera semua mata tertuju kembali di meja mereka.

Tampaknya tidak ada orang lain yang hendak pergi selanjutnya. Tatsuya tidak ingin meninggalkan kelas karena ia tidak ingin mengambil resiko menghadapi semua tatapan seperti itu juga.

Kembali ke tugas di tangan, Tatsuya menaruh tangannya di atas keyboard dan memikirkan hal yang harus dilakukan untuk menghabiskan waktu, ketika ia merasakan sekilas dan mendongak.

Dari sisi lain dari meja guru, Haruka mengawasinya.

Bahkan saat mereka bertatapan dia tidak berpaling, tapi memberikan senyuman padanya.

(Apa maksudnya itu ...)

Seolah-olah menyadari hal itu, senyum Haruka melebar. Itu bukan untuk waktu yang lama, tidak juga begitu singkat dan bijaksana bahwa tidak ada siswa lain yang melihat, tapi tetap membawa atmosfir yang terkesan sangat rahasia.

Tatsuya yakin bahwa ini adalah pertemuan pertama mereka.

Namun itu terkesan lebih dari senyum palsu, sehingga Tatsuya mencoba mengingat-ingat kejadian di masa lalu.

Berkat itu, dia menghabiskan banyak waktu tapi ...

(Kamu harus rileks ... apa makna di balik itu? Atau dia mencoba untuk mengacaukan ketenanganku ... Aku bahkan tidak akan pernah berpikir kalau ada kemungkinan dia datang ke ruang kelas di sekolah tanpa guru untuk mencoba menggoda para siswa ...)

Saat ia memikirkan hal itu, ia tidak mengikuti siswa lain yang telah menyelesaikan pendaftaran dan pergi keluar kelas, melainkan tinggal di kursinya merenungkan hal itu. Sampai seseorang berbicara dengan nada ramah.

"Tatsuya, apa yang akan kau lakukan sampai waktu makan siang?"

Ketika ia mengangkat kepalanya, suara terdengar dari kursi di depan.

Seolah-olah itu pose kesukaannya, Leo sedang meletakkan dagu di atas lengan yang disilangkan di atas kursinya dalam posisi yang sama persis seperti sebelumnya.

Bukan hal yang umum dilakukan lagi, baik di SMP dan SMA, untuk makan di dalam kelas. Meskipun kemajuan teknologi anti-air dan teknologi anti-debu, terminal informasi merupakan instrumen presisi. Jika kamu akhirnya melakukan sesuatu seperti tidak sengaja menumpahkan sup seluruhnya, akibat yang tidak menyenangkan akan terjadi.

Ini akan lebih baik untuk menemukan lokasi yang lebih cocok di suatu tempat, seperti ruang kantin, halaman, atap atau ruang klub.

Meskipun masih satu jam lagi sampai kantin terbuka.

"Aku telah merencanakan untuk pergi mencari melalui katalog referensi ruang dari sini tapi ... OK, aku akan menemanimu."

Mendengar jawaban Tatsuya, Leo bergumam kecewa, tapi matanya bersinar cerah dengan antusias. Tatsuya tersenyum melihat ekspresi Leo yang mudah dibaca.

"Lalu, apa yang ingin kamu lihat?"

Sihir tidak diajarkan di sekolah umum sampai SMP. Untuk anak-anak dengan bakat dari seorang penyihir, Sekolah Persiapan adalah dasar-dasar pengetahuan sihir mereka. Langkah ini bukan untuk mencari keterampilan teknis, tapi untuk menentukan bagi diri mereka sendiri dan orang tua mereka apakah mereka memiliki bakat dasar yang cukup untuk membuatnya sebagai seorang penyihir.

Sementara beberapa sekolah swasta menggabungkan bentuk pendidikan sihir sebagai kegiatan ekstra kurikuler, ini menekankan bahwa mereka tidak berarti merupakan cerminan dari kinerja sihir.

Sihir dimulai sebagai pendidikan penuh sejak kurikulum pendidikan SMA dan seterusnya. Meskipun di antara semua SMA sihir, SMA Satu dianggap paling sulit untuk dimasuki, ada banyak siswa yang berasal dari SMP biasa. Ada kelas pada mata pelajaran sihir khusus yang belum pernah diketahui beberapa siswa sebelumnya.

Dalam rangka untuk mengurangi kebingungan yang dikarenakan dari ketidakbiasaan dengan beberapa program khusus, mereka memiliki kesempatan untuk pergi dan mengamati kelas baik hari ini dan besok.

"Mau pergi ke bengkel ?"

Ini adalah jawaban Leo untuk pertanyaan Tatsuya itu.

"Bukan ke arena?"

Terkejut dengan pertanyaan Tatsuya berikutnya, Leo menyeringai.

"Sepertinya aku memang kelihatan tipe seperti itu yah. Nah, kamu memang tidak salah. "

Meski tidak meremehkan kemampuan intelektual Leo, sejak dia lulus ujian masuk, kenyataannya orang ini memiliki penampilan yang cocok dengan kegiatan di luar, atau lebih tepatnya atmosfir liar. Kemungkinan besar itu bukan hanya Tatsuya yang merasa dia lebih cocok untuk aksi arena daripada mengutak-atik mesin presisi di bengkel.

Mendengarkan kata-kata Leo berikutnya, bagaimanapun Tatsuya mengakui kesalahannya.

"Sihir Penguatan menghasilkan efek terbesar bila dikombinasikan dengan keterampilan senjata. Aku ingin dapat mempertahankan senjataku sendiri sebanyak dan selama mungkin."

Ambisi Leo adalah menjadi korps gunung atau polisi anti huru hara. Jika ambisi itu terealisasi, dia akan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan senjata sederhana seperti pentungan, tameng, parang, dll Mereka semua kompatibel dengan sihir penguatan, dan tergantung pada komposisi bahan yang digunakan akan menghasilkan efek yang berbeda.

Teman sekelas ini tampaknya memiliki pemahaman yang jauh lebih kuat dari apa yang kelihatan dari penampilannya.

"Jika kamu akan ke bengkel, mengapa kamu tidak ikut dengan kami?"

Sementara mereka berdua berbicara, mereka menerima ajakan tiba-tiba dari kursi di samping mereka.

"Shibata-san juga akan ke bengkel?"

"Ya ... aku juga ingin menjadi pencipta Sihir."

"Ah, jadi begitu!"

Erika yang menyerobot ke arah Mizuki. Itu pola yang agak mirip dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, tapi wajah Leo biasa saja.

"Bagaimanapun juga kelihatannya, kamu jauh lebih cocok untuk urusan fisik. Pergi sana ke arena."

"Aku tidak ingin diberitahu seperti itu oleh binatang liar sepertimu."

Gayung bersambut.

"Apa katamu ? Kamu bahkan tidak ragu berkata kasar seperti itu !"

Pertengkaran antara mereka sudah hampir sama kualitasnya dengan mengetik keyboard.

"Hentikan kalian berdua ... kalian baru saja bertemu hari ini kan?"

Kompatibilitasnya mereka benar-benar “sesuatu “, bukan? Tatsuya berpikir, ketika mencoba untuk menengahi sambil menghela napas, tapi keduanya tidak akan begitu mudah dihentikan.

"Heh, kamu pasti menjadi musuh bebuyutannya dari beberapa kehidupan sebelumnya."

"Kamu adalah beruang yang menjarah ladang, dan aku adalah pemburu disewa untuk menyingkirkan kamu."

"Sudah sudah, mari kita pergi! Kita membuang-buang waktu saja sekarang."

Mizuki yang sampai sekarang telah dengan sabar menahan diri untuk menengahi, tapi sekarang dia akhirnya menimbang dan mencoba untuk memaksa merubah haluan.

"Yeah! Jika kita tidak terburu-buru, kita akan menjadi satu-satunya yang tersisa di kelas."

Segera, Tatsuya juga menengahi. Dengan argumen mereka yang cepat bak peluru , baik Leo dan Erika melotot tajam satu sama lain, kemudian segera berbalik dan berpaling.


◊ ◊ ◊


Pada awal hari kedua masuk sekolah, ada beberapa siswa yang mulai mengambil tindakan.

Tatsuya tidak tahu apakah harus menganggapnya terlalu cepat atau hanya normal-normal saja.

Yang dia tahu adalah bahwa jika datang ke konfrontasi atau mundur, kemungkinan besar akan menjadi pilihan yang pertama.

Erika dan Leo keduanya semangat dan optimis, dan Mizuki tampak pemalu namun riang.

Sementara walaupun menyadari kecenderungan dirinya terhadap sinisme dan kemurungan, Tatsuya menganggap dirinya beruntung kalau teman pertamanya di SMA adalah mereka.

Namun, kemungkinan besar tidak 100%.

Kurang dari 10-20%.

Itu bagus mereka tidak tertindas seperti budak belian, tapi bagaimana ini akan berubah. Tatsuya yang merenungkan masalah ini dengan tajam.

"Onii-sama ..."

Miyuki dengan ringan menggenggam ujung seragam Tatsuya dengan ujung-ujung jarinya, dan wajahnya tercampur perasaan cemas dan malu saat dia menatap kakaknya.

"Jangan minta maaf, Miyuki. Kamu tidak bersalah sedikit pun."

Dalam rangka memberikan kekuatan untuk adiknya, Tatsuya menjawab dengan nada tegas.

"Ya, tapi ... Kamu akan menghentikan mereka?"

"... Itu akan menjadi kontraproduktif."

"... Kau benar. Mengesampingkan sifat Erika, untuk Mizuki memiliki jenis kepribadian seperti itu adalah ... tak terduga."

"... Aku setuju."

Menonton dari belakang - atau dengan kata lain, langsung di depan kedua saudara kandung itu, sekelompok siswa baru saling melotot dengan suasana bergejolak mendidih di antara mereka. Satu kelompok terdiri dari beberapa teman sekelas Miyuki, dan lainnya adalah, tentu saja, Mizuki, Erika, dan Leo.

Kejadian pertama adalah di ruang makan saat makan siang.

Ruang makan dari SMA Satu jauh lebih besar dari kantin yang ditemukan di sebagian besar SMA lainnya, tetapi sebagai siswa baru masih tidak sadar dan yakin, sebab saat-saat penerimaan siswa baru seperti ini pada umumnya ramai.

Namun, karena mereka berempat telah meninggalkan kunjungan kelas spesialis lebih awal dan datang ke ruang makan, mereka telah mengamankan meja untuk empat orang tanpa kesulitan apapun.

Memang itu meja untuk empat orang namun karena itu bangku panjang, bangku panjang itu mungkin bisa terisi oleh tiga gadis yang lebih langsing di satu sisi.

Ketika mereka sudah setengah jalan menghabiskan makanan mereka (Leo bahkan sudah selesai makan), Miyuki tiba dengan dikelilingi oleh sekelompok siswa pria dan wanita, melihat Tatsuya, dan dengan cepat langsung menuju ke arahnya. Pertengkaran ini dimulai dari sana.

Miyuki telah mencoba untuk makan bersama-sama dengan Tatsuya. Ini tidak berarti bahwa dia adalah tipe orang yang akan menolak untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, tetapi hanya bahwa, untuk Miyuki, partner prioritas utama akan selalu Tatsuya.

Hanya satu orang lagi yang bisa muat di meja makan. Apakah akan memilih teman-teman sekelasnya atau Tatsuya adalah masalah yang bahkan tidak akan dipertimbangkan Miyuki .

Namun teman sekelas Miyuki, dan terutama anak-anak laki-laki, yang tentu saja berusaha untuk duduk dengannya.

Mereka awalnya berpura-pura bersikap sopan mengatakan hal-hal seperti tempat ini cukup sempit dan akan merepotkan, tapi melihat tekad Miyuki tak tergoyahkan, mereka sampai mengatakan bahwa itu tidak cocok untuk seorang siswa Jalur 1 untuk berbagi meja dengan siswa Jalur 2 kalau mempertimbangkan kesenjangan di antara mereka, dan akhirnya menyuruh Leo yang telah selesai makan untuk segera berdiri dan mengosongkan tempat duduknya.

Pada sikap egois yang menunjukkan arogansi luar biasa, baik emosi Erika dan Leo berada di ambang meledak. Tatsuya terburu-buru menyelesaikan makanannya, berbicara dengan Leo dan Mizuki yang masih makan dan Erika kemudian berdiri.

Miyuki meminta maaf kepada Tatsuya dan lain-lain, sebelum berjalan melewati kursi kosong di dekat kakaknya.

Kejadian kedua terjadi saat kunjungan sore untuk kelas khusus.

Di laboratorium presisi sihir jarak jauh atau dikenal sebagai 'lapangan tembak', kelas praktek sedang dilakukan oleh siswa tahun ke 3 kelas A.

Itu adalah kelas dari Presiden Dewan siswa, Saegusa Mayumi.

Dewan siswa tidak harus dipilih dari tingkatan kelas, tapi presiden saat ini adalah presiden yang hanya muncul sekali dalam satu dekade dalam hal sihir presisi, dan sudah tak terhitung jumlahnya trofi yang ia sumbangkan pada sekolah.

Itu adalah sesuatu yang bahkan diketahui oleh siswa baru.

Mereka juga telah mengkonfirmasi rumor tentang sikap centilnya pada upacara penerimaan siswa baru.

Ada banyak siswa yang berkumpul sekitar sana dan berusaha untuk bisa melihat keahliannya, namun jumlah yang bisa melihatnya sangat terbatas. Karena itu, di antara tempat tersisa untuk siswa jalur 1 dan siswa jalur 2, Tatsuya dan kawan kawan dengan megahnya menonton dari barisan depan.

Tentu, Tatsuya sebenarnya tidak berniat untuk kelihatan menonjol.

Kemudian kejadian ketiga, berlangsung saat ini, Mizuki dengan ketus menentang mereka.

"Apakah kalian semua tidak bisa berhenti menjadi pecundang seperti itu? Miyuki-san mengatakan dia ingin pergi dengan kakaknya. Kalian tidak sepantasnya mencampuri urusan mereka kan ?"

Lawannya adalah seorang siswa dari kelas A. Dia adalah orang yang mereka lihat di ruang makan selama istirahat.

Awal kejadian ini, sepulang sekolah, Tatsuya telah menunggu Miyuki, yang teman sekelasnya masih terus menyertainya sudah mulai mencari masalah. Sekedar informasi, mereka adalah gadis-gadis teman sekelas. Jelas ada juga kawanan siswa laki-laki di sekitarnya (dari Miyuki) yang pada awalnya diam, tetapi pengendalian diri mereka dengan cepat hilang dan semua tata krama mereka mulai berubah menjadi olok-olok.

"Bukankah Miyuki memperlakukan kalian sudah cukup baik? Jika dia ingin pergi dengan kalian, dia akan berkata begitu. Apa hak kalian untuk harus mencoba memisahkan mereka berdua ?"

Orang yang mengecam mereka pertama kali atas perilaku yang tidak masuk akal dari siswa Jalur 1 itu, secara mengejutkan, Mizuki.

Sementara mempertahankan sikap sopan, dia menentang mereka tanpa ampun.

Bahkan sekarang ketika Mizuki menentang siswa jalur 1, kelancaran bicaranya tidak bergeser satu inci pun.

Ya, semua kata-katanya keluar dengan sempurna dan logis, tapi ...

"Meskipun aku harus mengakui , mengatakan bahwa mereka berusaha untuk memisahkan kami ..."

Tatsuya bergumam pelan. Ia jelas merasa ada sesuatu yang bergeser agak tegas.

"Mi-Mizuki, kau tidak salah paham akan sesuatu kan?"

Mendengar kakaknya bergumam, Miyuki untuk beberapa alasan terkesan terburu-buru.

"Miyuki ... kamu tampaknya agak terburu-buru?"

"Eh? Tidak, aku tidak seperti itu?"

"Dan kelihatannya agak memaksa ?"

Awalnya melirik kepada kedua bersaudara itu dengan hubungan yang sangat dekat dalam kebingungan, teman-teman mereka penuh perhatian, mulai memanas lebih dan lebih.

"Kami sudah memintanya !"

Itu adalah salah satu teman laki laki yang sekelas dengan Miyuki.

"Itu benar! Kami mohon maaf atas Shiba-san, tapi kami hanya ingin sedikit lebih banyak waktu bersamanya!"

Kali ini salah satu teman sekelas perempuan Miyuki.

Pada keegoisan mereka, Leo tertawa hangat.

"Ha! Kalian hanya mencari pembenaran. Lebih baik cari waktu yang lebih baik untuk itu."

Erika juga membalas dengan senyum dan sarkasme tajam.

"Jika kalian benar-benar memintanya, mungkin kalian akan punya persetujuannya dari awal? Kalian telah mengabaikan keinginan Miyuki dan tidak berkonsultasi padanya atau apa pun. Sudah ada aturan untuk itu. Kalian kan sudah jadi siswa SMA, apakah kalian tidak tahu apa-apa?"

Kata-kata dan sikap Erika, sengaja dirancang untuk menyinggung pihak lain, seperti yang diharapkan, mempengaruhi satu siswa laki-laki khususnya.

"Diam! Kelas lain, apalagi cuma Weeds, tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam hal-hal mengenai kami para Blooms!"

Karena sifat diskriminatif itu, penggunaan kata 'Weed' dilarang oleh peraturan sekolah. Ini adalah aturan masih dipelajari, tapi tetap saja itu kata yang tidak pantas digunakan dalam konteks ini dengan begitu banyak orang mendengarkan.

Orang yang bereaksi terhadap kata-kata kasar ini adalah, apakah bisa dikatakan tak terduga atau yang diharapkan (mungkin benar benar 'diharapkan'), lagi lagi adalah Mizuki.

"Kita semua sama sama siswa baru. Kalian Blooms, tapi sekarang apakah kalian lebih baik dari kami?"

Itu tidak terlalu keras, tapi suara Mizuki terdengar ke seluruh halaman sekolah.

"... Yah."

Masalah ini mulai memburuk, pikir Tatsuya, sambil mendesah pelan.

Gumamannya tenggelam oleh teriakan marah para siswa jalur 1, dan hanya Miyuki yang di sampingnya mendengar Tatsuya.

"... Jika kalian ingin tahu kami seberapa jauh lebih baik, aku bisa menunjukkan padamu."

Meski kata kata Mizuki sudah sah sesuai dengan peraturan sekolah, pada saat yang sama, itu juga disangkal oleh sistem sekolah.

"Hah, menarik! Dengan segala cara, silahkan tunjukkan pada kami !"

Pada ancaman siswa jalur 1 itu, Leo menjawab agresif. Sudah sampai di sini, tidak ada hasil lain yang bisa diharapkan selain 'gayung bersambut'.

Kenyataan itu disadari Mizuki.

Karena mereka mengerti dengan sepenuhnya, mereka puas dengan sistem saat ini, baik guru dan siswa sama-sama, menepi.

Meskipun telah terjadi pelanggaran aturan yang jelas di sini, sebagian besar akan mengabaikan situasi mereka dan berpura-pura tidak melihat sesuatu.

Bahkan jika pelanggaran itu tidak hanya pada peraturan sekolah, tetapi hukum itu sendiri.

"Baik, akan kulakukan!"

Satu-satunya yang diizinkan untuk membawa CAD di sekolah adalah anggota senior dewan Dewan siswa dan anggota komite tertentu.

Penggunaan sihir di luar kampus diatur secara ketat oleh hukum.

Namun, hak milik CAD di luar kampus tidak dibatasi.

Tidak akan ada gunanya.

CAD saat ini alat yang sangat diperlukan untuk penyihir, tetapi mereka bukanlah yang paling penting untuk penggunaan sihir. Sihir dapat digunakan bahkan tanpa CAD. Oleh karena itu, hukum tidak membatasi hak milik dari CAD.

Prosedur bagi siswa yang memiliki CAD adalah mereka harus meninggalkan CAD di kantor guru sebelum pelajaran dimulai, dan dapat mengambilnya kembali sebelum pulang ke rumah.

Jadi tidak mengherankan bagi siswa untuk memiliki CAD dalam perjalanan pulang dari sekolah.

"Sebuah CAD khusus ?"

Namun, jika CAD diarahkan pada sesama siswa, maka itu menjadi masalah, tidak, keadaan darurat.

Apalagi jika CAD yang ditujukan dengan kekuatan serangan yang menekankan pada serangan khusus.

Ada 2 jenis CAD yaitu bersifat umum dan khusus. Jenis umum menempatkan beban yang lebih besar pada pengguna namun mampu melakukan berbagai hal hingga 99 rangkaian aktivasi, sedangkan tipe khusus hanya mampu memuat hingga 9 rangkaian aktivasi tapi memiliki subsistem yang dapat mengurangi beban pada pengguna, sehingga mungkin untuk merapal sihir lebih cepat.

Karena alasan itu, rangkaian sihir jenis tempur agresif umumnya disimpan dalam CAD khusus.

Pada suara teriakan penonton, 'moncong' dari CAD khusus itu, berbentuk seperti pistol kecil, dan disodorkan ke arah Leo.

Siswa itu ternyata tidak hanya bicara.

Kemahirannya menarik CAD, bersama dengan kecepatan yang ia membidik, adalah gerakan seseorang terbiasa dengan pertarungan antara penyihir.

Sebagian besar sihir tergantung pada bakat.

Pada saat yang sama, itu berarti garis keturunan memainkan peran penting.

Ada banyak siswa jalur 1 yang masuk sekolah dengan hasil yang sangat baik bukan dari hasil belajar sihir di sekolah tetapi karena orang tua, bisnis keluarga, bahkan mungkin mendapatkan pengalaman tempur dari sana.

"Onii-sama!"

Bahkan sebelum Miyuki selesai menjerit, tangan kanan Tatsuya sudah teracung.

Tidak mungkin tangganya mencapai CAD lawan., tapi dia tetap mencobanya. Apakah itu tindakan yang berarti, atau apakah itu hanya tindakan refleks yang sia-sia.

Apa pun itu, dalam kasus ini, tidak ada hasilnya.

Itu karena-

"Eek!"

Jeritan yang berasal dari siswa jalur 1 yang sedang membidik dengan CAD nya.

Pistol CAD itu telah terjatuh dari tangannya.

Sebelum mata mereka, sambil mengayunkan tongkat yang tiba-tiba muncul entah dari mana, dengan santai, Erika tersenyum. Tidak ada gemetar atau tergesa-gesa dalam senyum itu. Kalau melihat siakpnya yang penuh kewaspadaan dan percaya diri, kau bisa mengatakan tidak ada hal seperti itu pada awalnya. Jika situasi yang sama telah terjadi 100 kali, CAD siswa jalur 1 itu akan terlempar 100 kali. Itu sudah pasti.

"Pada jarak ini, tubuh bergerak lebih cepat."

"Aku setuju, tapi kamu berencana memukul tanganku juga, yah?"

Yang menjawab Erika yang memasang kuda-kuda santai dan penuh kemenangan adalah Leo, yang tangannya membeku di tengah-tengah saat mencoba mengambil CAD lawan.

"A ~ ra, aku tidak akan melakukan hal seperti itu."

"Jangan tertawa lepas tak wajar seperti itu!"

MKnR v01 14.jpg

Erika menempelkan punggung tangan yang memegang tongkat ke mulutnya dan memberikan tawa 'ohohohoho', tawa menipunya yang menyembunyikan maksud sebenarnya, Leo sudah mendekati akhir kesabarannya.

"Aku serius. Apakah kamu memang berniat melakukannya atau tidak, aku tahu dari kuda-kudamu. Kamu tampak seperti idiot, tapi tampaknya lenganmu berbicara sebaliknya, "

"... Apakah kamu sedang mengolok-olok aku ? Kamu mengolok-olok aku tepat di wajahku ?"

"Itu sebabnya aku bilang kamu terlihat seperti idiot kan?"

Melupakan 'musuh' mereka di depannya, kedua orang itu malah terlibat dalam konfrontasi lucu lain, tidak hanya Miyuki dan Tatsuya yang terkejut tapi orang lain juga, tapi yang bersiap duluan adalah teman sekelas Miyuki yang menghadapi mereka.

Itu bukan siswa pria yang memakai CAD khusus yang terlempar tadi, itu adalah siswi di belakang yang menggerakkan jari-jarinya di gelangnya yang berbentuk CAD umum.

Sistem yang dirancang di dalamnya dimulai, dan mulai rangkaian aktivasi.

Rangkaian aktivasi adalah cetak biru sihir, sebuah program yang mengarahkan pembangunan ritual sihir.

Setelah ekspansi, rangkaian aktivasi diperluas dan dibaca oleh daerah pengolahan sihir di bawah sadar dan variabel seperti koordinat, output, dan durasi yang diinput, hasilnya dimasukkan bersama rangkaian aktivasi dan ritual sihir selesai.

Ritual Sihir yang sudah lengkap ini diambil dari daerah operasi alam bawah sadar dan dipindahkan ke tingkat terendah dari alam sadar, 'akar', dari daerah antara sadar dan bawah sadar, yang disebut 'gerbang', dimana itu dapat diproyeksikan ke dunia luar, sebagai proyek ritual sihir dengan target 'informasi peristiwa' - dalam studi sihir modern, ini diberi nama 'Eidos' dari filsafat Yunani, dan mengacu pada peristiwa di mana informasi dari target sementara ditimpa.

Informasi terkait dengan peristiwa.

Jika informasi yang ditulis ulang, peristiwa tersebut akan ditulis ulang.

Karena sifat fenomena ditulis dalam Psions, modifikasi ini akan mengakibatkan kejadian dunia nyata yang sementara dimodifikasi juga.

Ini adalah sistem sihir di bawah penggunaan CAD.

Kecepatan yang ditulis Psions adalah kekuatan pemrosesan sihir, skala yang dapat dibangun mereka adalah kapasitas sihir, dan kekuatan dimana ritual sihir dapat menulis ulang Eidos adalah kekuatan gangguan. Saat ini, tiga hal ini secara komprehensif disebut kekuatan sihir.

Bahkan cetak biru untuk ritual sihir, rangkaian aktivasi, adalah jenis Psion. Namun, rangkaian aktivasi saja tidak dapat mempengaruhi realitas.

Psions diproses oleh pengguna hanya akan teracak dan kemudian kembali lagi.

Secara umum, ini adalah fungsi dari CADs, untuk mengambil Psions yang awalnya disediakan oleh rangkaian aktivasi, dan membentuk mereka menjadi Psions yang dapat digunakan penyihir untuk menulis ulang fenomena: ritual sihir.

CAD khusus sering berbentuk dalam bentuk senjata karena menggunakan sistem bantu pembidik yang tergabung dalam daerah sesuai dengan laras, koordinat data dimasukan pada saat rangkaian aktivasi dimulai, dan untuk mengurangi beban perhitungan pada pengguna, Psions tidak dipancarkan dari moncongnya.

Dari penyihir ke CAD, kemudian CAD kembali ke penyihir.

Jika aliran Psions ini terganggu, maka sihir yang tergantung pada CADs tidak akan lagi bekerja.

Misalnya, jika selama perhitungan atau perluasan sejumlah Psions ditembak dari luar, pola Psion dari ritual aktivasi akan diacak, menggagalkan pembangunan sebuah ritual sihir yang efektif dan menghapus sihir itu.

Seperti saat ini.

"Berhenti sekarang juga! Menggunakan sihir serangan pada orang lain untuk alasan apapun selain pertahanan diri tidak hanya merupakan pelanggaran aturan sekolah, itu tindak pidana!"

Rangkaian aktivasi yang sudah berkembang dari siswi itu hancur oleh peluru Psions.

Melepaskan peluru Psion, sementara itu sendiri adalah bentuk paling sederhana dari sihir, membutuhkan kontrol yang sangat tepat untuk menghancurkan hanya Rangkaian aktivasi dan menghindari kerusakan lain, dan menunjukkan keterampilan yang luar biasa dari penggunanya.

Setelah mengenali pemilik suara itu, siswi yang bermaksud menyerang Erika dan kawan kawan menjadi pucat, dan bukan sebagai akibat dari sihir. Dia jatuh ke pelukan siswi lain, dan mereka terduduk di lantai.

Orang yang memberi peringatan, dan telah menembakkan peluru Psion, adalah presiden dewan siswa, Saegusa Mayumi.

Dia - sejauh yang Tatsuya perhatikan - senyum di wajahnya, bahkan sekarang, tidak memiliki perasaan tidak menyenangkan di dalamnya.

Namun di mata seseorang yang mampu dalam sihir, sosok mungil itu terbungkus aura dari cahaya Psion yang jauh melampaui penyihir biasa, memberikan atmosfir berkharisma yang tidak dapat diganggu gugat.

"Kalian adalah siswa dari 1A dan 1E kan. Aku akan mendengar penjelasan kalian. Tolong datang kemari."

Sebuah suara yang keras bahkan dingin, datang dari gadis di sebelah Mayumi. Menurut pengenalan dewan siswa saat upacara masuk, dia adalah siswi tahun ke 3 yang menjadi Ketua Komite Disiplin, Watanabe Mari.

CAD milik Mari memiliki Rangkaian aktivasi yang sudah dikerahkan dan dikembangkan.

Itu tidak sulit untuk dibayangkan apa bentuk resistensi di sini yang akan terjadi.

Leo, Mizuki, dan teman sekelas Miyuki, tanpa berkata-kata, berdiri kaku.

Bergerak tidak keluar dari pemberontakan, melangkah di samping teman-teman sekelasnya yang dibekukan oleh atmosfer, tanpa jejak yang sombong atau bangga, tidak sedih atau takut-takut, Tatsuya berjalan dengan kiprah bahkan diukur, diikuti oleh Miyuki, untuk berdiri di depan Mari.

Mari melirik bingung pada siswa tahun pertama yang tiba-tiba datang melangkah ke depan.

Menurut Mari, keduanya tidak tampak terlibat dalam masalah itu.

Tatsuya menerima tatapannya tanpa berkedip, dan berhenti pada jarak yang pantas dari dia.

"Maaf, lelucon kami terlalu berlebihan."

"Lelucon?"

Pada kata-kata yang tak terduga itu, alis Mari terangkat naik.

"Ya. Morisaki terkenal karena kemampuannya yang cepat menarik CAD, jadi aku memintanya untuk memberikan demonstrasi untuk referensi di masa mendatang, tetapi menjadi terlalu nyata dan keluar dari kendalinya."

Siswa yang telah bertengkar dengan Leo menggunakan CAD nya membuka mata lebar-lebar karena terkejut.

Sementara siswa tahun pertama lainnya kehilangan kata-kata, Mari melirik tongkat di tangan Erika, perangkat berbentuk pistol tergeletak di tanah, kemudian setelah memberikan dua siswa yang telah mencoba menggunakan CAD secara ilegal sebuah tatapan yang terlihat mengerikan, berbalik ke Tatsuya dengan senyum dingin.

"Lalu kenapa gadis dari 1A mencoba menggunakan sihir?"

"Gadis 1A itu terkejut. Mampu untuk memulai proses aktivasi dengan kondisi refleks benar-benar layak untuk seorang siswa jalur 1."

Ekspresi wajahnya datar saja ketika ia menjawab, meskipun suaranya agak tak tahu malu.

"Teman-temanmu hampir celaka diserang dengan sihir, tetapi kamu masih bersikeras itu adalah sebuah lelucon?"

"Bahkan jika kau menyebutnya serangan, sebenarnya ia hanya berniat untuk menembakkan kilatan sihir menyilaukan. Itu tidak pada tingkatan di mana itu bisa menyebabkan kebutaan atau gangguan kesehatan."

Sekali lagi, ada tarikan napas serentak.

Cibiran itu berubah menjadi kekaguman.

"Hoou ... tampaknya kamu entah bagaimana caranya bisa membaca rangkaian aktivasi sebelum itu dikerahkan."

Aktivasi ritual adalah sebuah blok besar data untuk membangun ritual sihir.

Penyihir bisa menebak dengan intuisi apa efek ritual yang akan terjadi.

Dengan melihat bagaimana ritual sihir akan mengganggu Eidos, dan bagian apa yang tidak akan terpengaruh, sangat memungkinkan untuk membaca dan mencoba menebak apa yang dimiliki dalam efek ritual sihir.

Namun rangkaian aktivasi sendiri hanya sepotong data, mewakili sejumlah besar informasi, dan bahkan penyihir melepasnya hanya secara dinamis dapat berinteraksi dengan itu di alam bawah sadar.

Oleh karena itu, tindakan membaca rangkaian aktivasi memerlukan penghitungan deretan data gambar tak berujung, kemudian mereproduksi gambar itu di kepala kalian.

Biasanya, hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam kesadaran.

"Aku memang tidak ahli dalam praktek, tapi aku meyakini analisisku."

Seolah-olah itu bukan apa-apa, Tatsuya menepis bahwa keterampilan gila itu dengan satu kata, 'analisis'.

"... Keterampilanmu membaca informasi itu sungguh ‘sesuatu ‘."

Tatapan Mari seperti sesuatu di antara penilaian dan sorotan tajam.

Orang yang melangkah untuk melindungi kakaknya menanggung beban penyelidikan, Miyuki, maju ke depan.

"Seperti yang kakak saya katakan, ini semua benar-benar hanya kesalahpahaman. Kami sangat menyesal untuk mengganggu kalian semua, senpai."

Tanpa penipuan sedikitpun, dia membungkuk dalam-dalam, dan seolah-olah racun itu terhalau, Mari melengos ke arah lain.

"Mari, sudahlah, tidak apa-apa. Tatsuya-kun, tadi itu benar-benar hanya demonstrasi kan?"

Sejak kapan dia mulai memanggilnya dengan nama depannya, pikir Tatsuya, tapi ia tidak bisa menolak bantuan yang tepat pada waktunya dari Mayumi.

Saat Tatsuya mengangguk dengan ekspresi datar yang sama ia digunakan sampai sekarang, Mayumi merasa meraih kemenangan - itu seperti dia mengatakan 'pinjaman ~' – yang terlihat pada senyumnya.

"Hal ini tidak dilarang bagi siswa untuk mengajar satu sama lain, tetapi dalam hal latihan sihir, kalian dilarang menjalankannya. Hal ini diajarkan pada semester pertama di kelas. Dalam hal mempelajari latihan sihir secara mandiri, mungkin lebih baik untuk menahan diri."

Kembali ke tatapan seramnya setelah Mayumi selesai memberi ceramah inspirasionalnya, Mari juga memberikan sepatah kata tentang masalah tersebut.

"... Karena Presiden mengatakan demikian, aku akan menahan diri kali ini. Aku tidak ingin ada yang menjadi kedua kalinya."

Tanpa terlihat seperti musuh bebuyutan, bersama-sama mereka membungkuk dan memberikan hormat, Mari berbalik.

Tapi setelah satu langkah, ia berhenti dan mengajukan pertanyaan dengan kembali kepada mereka.

"Namamu?"

Ketika kepalanya berpaling, penampilan Tatsuya yang tercermin dalam sorot matanya yang panjang dan sempit.

"Tahun pertama kelas E, Shiba Tatsuya."

"Aku akan mengingatnya."

Sambil menahan lidahnya sebelum ia hampir secara naluriah kelepasan berkata 'tidak masalah', Tatsuya menghela nafas.


◊ ◊ ◊


"... Jangan berpikir aku berutang apa-apa padamu."

Setelah petugas pergi dari pandangan, orang yang memulai keributan pertama kali, dengan kata lain siswa jalur 1 yang telah dilindungi Tatsuya, memelototi Tatsuya dan berkata dalam suara yang tajam.

Ekspresi Tatsuya terlihat agak ‘ ah orang itu lagi ‘.

Semua teman-teman Tatsuya juga melihat dengan tatapan dan perilaku yang sama.

Lega bahwa setidaknya karakter yang berperilaku berlebihan ini tidak akan mencari masalah lagi di sini, Tatsuya mengembalikan tatapan pada siswa kelas A itu yang merasa sombong.

"Aku tidak memikirkan itu sama sekali, jadi jangan khawatir. Apa yang membuatmu selamat kali ini bukan karena permainan kata-katamu melainkan ketulusan Miyuki."

"Aku datang karena meskipun Onii-sama pandai berbicara dengan orang lain, dia memiliki masalah dalam meyakinkan mereka."

"Memang."

Penampilannya yang penuh celaan memudar, digantikan oleh tersenyum kecut.

"... Namaku Morisaki Shun. Seperti yang kamu bayangkan, aku dari keluarga Morisaki."

Melihat olok-olok hangat antara kedua bersaudara itu, permusuhan memudar sedikit, dan ia memberikan namanya.

"Aku hanya mengatakan itu bukan karena merasa ini akan jadi masalah besar. Aku telah melihat banyak contoh praktis dalam materi visual."

"Ah, sekarang setelah kamu mengatakannya, aku pikir aku telah melihat itu sebelumnya juga."

"Kamu hanya baru ingat sekarang kan. Seperti yang aku pikir, Tatsuya pada tingkat yang berbeda denganmu."

"Kamu mencoba menggurui. Seorang idiot yang mencoba untuk mengambil Houki di tengah aktivasi tidak pantas berbicara soal tingkat kemampuan."

"Ah? Siapa yang kamu sebut idiot, tolol?"

"Uhm ... itu benar-benar berbahaya. Psions dihasilkan oleh ritual aktivasi penyihir lain akan menyebabkan penolakan oleh alam bawah sadar kamu sendiri ..."

"Sudah dengar apa yang dikatakannya. Mengerti?"

"Erika-chan kamu juga baik-baik saja? Jangan gunakan tanganmu secara langsung, kamu akan menerima interferensi 1.000 kali lipat."

"Tidak apa-apa. Ini terlindung."

Seperti pembicaraan antara teman-temannya, berarti dalam cara mereka sendiri, akhirnya bergeser kembali ke arah mereka, Tatsuya dan Morisaki berbagi tatapan tanpa bergerak.

"Aku masih tidak mengakui kau, Shiba Tatsuya. Shiba-san seharusnya bersama kami."

Dengan catatan tanpa menunggu jawaban Tatsuya itu, Morisaki pergi. Dia mungkin mengatakan itu justru karena itu adalah pengakuan yang tidak perlu jawaban, sesuatu yang disadari sepenuhnya oleh lawannya.

"Tiba-tiba memanggil dengan nama lengkapku ya."

Mendengar Tatsuya bergumam sendiri dengan volume cukup keras, Morisaki dengan spontan bergidik. Karena dirinya tidak mungkin untuk berhenti di situ. Namun, tampaknya kemungkinan harga dirinya yang seperti itu adalah bagian dari sifat alaminya.

Di sampingnya, mendengar gumamannya, Miyuki tampak gelisah. Dia selalu khawatir bahwa bakat kakaknya untuk membuat permusuhan adalah kerugian bagi Tatsuya.

Tapi lebih dari itu, ia punya cukup tahu tentang prasangka Morisaki itu.

"Onii-sama, kita pulang sekarang?"

"Ya, kau benar. Leo, Chiba-san, Shibata-san, mari kita pergi."

Berbagi perasaan kelelahan mental, mereka berdua mengangguk pada yang lainnya, dan mulai meninggalkan tempat itu.

Seolah-olah untuk memotong mereka, untuk membuat hal-hal semakin buruk, sepasang siswi kelas A berdiri di jalan mereka, tetapi bahasa tubuh mereka jelas menunjukkan mereka tidak berniat untuk melakukannya lagi hari ini.

Bertukar tatapan dengan Miyuki, saat berlarut-larut.

Memahami maksud kakaknya, Miyuki hendak menyampaikan perpisahan dengan mereka, tapi kemudian yang lain membuka mulutnya.

"Aku Mitsui Honoka. Aku minta maaf karena mengatakan semua hal tadi."

Dia tiba-tiba membungkuk, jujur sepenuh hati, sampai Tatsuya merasa agak malu.

Gadis ini, yang sebelumnya bisa dikatakan tidak menyembunyikan elitismenya, tampaknya telah berubah haluan.

"Terima kasih karena melindungiku. Morisaki-kun memang mengabaikannya, tapi itu berkat Onii-san hal itu tidak menjadi masalah besar."

"... Bukan apa-apa. Tapi, tolong hentikan memanggilku Onii-san. Kita siswa di tahun yang sama."

"Aku mengerti. Lalu, bagaimana aku harus memanggilmu ..."

Sebuah keyakinan sengit berkobar di matanya.

Ini akan sangat baik jika hal ini tidak menjadi merepotkan, pikirnya, karena ia membalas dengan cara yang tidak menyebabkan perasaan tidak senang.

"Tatsuya saja."

"... Baiklah. Dan, um ... "

"... Apa itu?"

Pada kontak mata yang cepat, Miyuki berdiri di depan Honoka.

"... Apakah kami boleh ikut pergi bersama-sama dengan kalian ke stasiun?"

Dengan gugup, tetapi dengan keyakinan tersembunyi di wajahnya, Honoka meminta untuk menemani mereka.

Dengan rasa terkejut yang tidak begitu banyak pada kata-kata Honoka itu tapi tidak disangka-sangka dari semuanya, Erika dan Mizuki saling menatap.

Meskipun bahkan mereka berdua, ditambah Leo dan tentu saja kedua bersaudara Miyuki dan Tatsuya, tidak punya alasan untuk menolak, dan memang tidak menolak.


◊ ◊ ◊


Terasa udara halus dalam perjalanan kembali ke stasiun.

Para anggota terdiri dari Tatsuya, Mizuki, Erika, dan Leo dari kelas E, bersama dengan Miyuki, Honoka, dan Kitayama Shizuku dari kelas A, gadis yang telah menangkap Honoka selama kemunculan Mayumi tadi.

Sebelah Tatsuya adalah Miyuki, dan untuk beberapa alasan aneh, di sisi lain adalah Honoka.

"... Kemudian, orang yang membantu dengan penyetelan CAD milik Miyuki-san adalah Tatsuya-san?"

"Ya. Aku merasa paling nyaman ketika mempercayakan hal pada Onii-sama."

Menanggapi pertanyaan Honoka itu, Miyuki menjawab bangga.

"Aku hanya melakukan sedikit pengaturan. Miyuki memiliki kemampuan pemrosesan yang menakjubkan, sehingga tidak ada banyak pemeliharaan yang diperlukan pada bagian dari CAD."

"Meski begitu, jika kamu hanya memiliki pengetahuan untuk hanya memahami perangkat OS kamu masih tidak bisa berbuat banyak."

Mengintip keluar dari samping Miyuki adalah Mizuki, yang bergabung dalam percakapan. Dilihat dari senyum ringan Tatsuya saat ia menjawab, itu tidak benar-benar efektif.

"Aku tidak memiliki keterampilan untuk mengakses sistem inti CAD. Itu terlalu berlebihan."

"Tatsuya-kun, bisakah kamu juga menyetel CAD milikku?"

Melihat ke belakang, Leo dan Erika.

Alasan Erika mengubah caranya memanggil Tatsuya dari 'Shiba-kun' untuk 'Tatsuya-kun' karena Mitsui-san memanggilnya begitu tidak apa-apa, ia secara sepihak mendeklarasikannya. Sebagai gantinya, kamu juga bisa memanggilku Erika juga, ia memaksakan secara kondisional.

Tentu, Mizuki juga bersikeras ikut melakukannya, dan semuanya menjadi resmi dengan cukup cepat.

"Mustahil. Aku tidak yakin pada kemampuanku untuk menangani CAD khusus seperti itu."

"Ah ha, kau benar-benar ‘sesuatu’ , Tatsuya-kun."

Sulit untuk mengatakan jika Tatsuya sedang serius atau hanya rendah hati, namun reaksi Erika adalah pujian sederhana.

"Kenapa?"

"Kamu menyadari bahwa ini adalah CAD milikku."

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Erika tertawa riang sambil memutar-mutar tongkat yang ditarik oleh tali yang melekat pada pegangan.

Namun, ada kilatan di matanya yang melampaui senyum sederhana.

"Eh? Tongkat itu adalah perangkat?"

Benar saja, seolah-olah memberi aba-aba, mata Mizuki melihat sekeliling dengan terkejut, dan Erika hanya memberi dua kali anggukkan dalam kepuasan.

"Terima kasih atas reaksi normalmu, Mizuki. Jika setiap orang sudah menyadarinya, wajahku pasti sudah tertanam."

Mendengarkan obrolan mereka, Leo bertanya lebih lanjut.

"... Dimana sistem dibangun? Dari perasaan sebelumnya, itu tidak benar-benar kosong kan?"

"Kamu benar. Selain pegangan itu benar-benar kosong. Hal ini meningkatkan kekuatan dengan menggunakan teknik ukiran segel ke dalamnya. Sihir Penguatan adalah bidangmu kan?"

"... Teknik ini mengambil pola geometris dan mengukirnya dengan logam campuran sensitif, yang diaktifkan dengan menyuntikkan Psions, kan? Jika kamu melakukannya, bukankah akan cukup banyak Psions yang bocor? kamu akan kehabisan bahan bakar cukup sering kan? Segel yang diukir sangat tidak efisien utamanya, jadi aku pikir itu bukan teknik yang digunakan sangat sering saat ini. "

Pada poin Leo, mata Erika melebar sedikit dalam kejutan dan kekaguman.

"Ooh, memang ini bidangmu. Tapi ada satu hal lagi. Penguatan hanya diperlukan selama ekspansi dan saat dampak. Jika aku membatasi emisi Psion untuk momen tersebut, aku tidak menyia-nyiakan terlalu banyak. Ini prinsip yang sama dengan helm splitter. ... Eh, apa yang terjadi kawan kawan?"

Campuran kekaguman dan shock terasa memenuhi atmosfir, ketika Erika menanyakan pertanyaan itu,

"Erika ... Aku cukup yakin sesuatu seperti helm splitter diklasifikasikan sebagai rahasia atau teknik misteri. Itu jauh lebih menakjubkan dari sekedar memancarkan sejumlah besar Psion. "

Miyuki menjawab atas nama semua orang.

Hal itu ditunjukkan agak santai.

Dilihat dari ekspresi Erika, ia terkejut.

"Baik Tatsuya-kun dan Miyuki-san luar biasa, tapi Erika-chan juga menakjubkan ... Apakah orang normal langka di SMA kita ? "

"Aku tidak berpikir ada orang normal di SMA sihir."

Pada pernyataan alami Mizuki, Kitayama Shizuku yang tetap diam sampai sekarang kemudian menjatuhkan bantahan yang sangat tepat, dan inti dari masalah ini menghilang dalam berbagai cara.



Kembali ke Chapter 1 Menuju Ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 3