Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 160

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 160: Datangnya seperti Hiiro

“Mana mungkin aku dapat melupakan hal itu. Katakan, Mimir, sejak itu, kau memang bertemu dengan [Spirit], kan?” (Leowald)

“Eh… A-aku … itu... tetapi….” (Mimir)

Mimir menatap Arnold, memberikan pandangan kegelisahan. Hiiro mengatakan kepadanya agar tetap diam, lalu dia mengaku kepada yang lain jika dia disembuhkan oleh [Spirit] kala itu.

“Tentang [Spirit] itu, silakan coba ingat kembali. Seperti apa penampilannya yang dika­takan oleh Mimir-sama?” (Arnold)

“Fu-fumu.” (Leowald)

Meskipun dia kebingungan karena perkataan tiba-tiba Arnold, dia akhirnya mengeluarkan ketertarikan, Leowald kembali mengingat detail penampilan [Spirit] yang ia dengar dari Mimir sebelumnya.

“Jika aku ingat…. Dia memakai kaca mata, dan mengenakan tudung merah… hm?” (Leowal)

“Kau ingat sekarang?” (Arnold)

“……. Tu-tunggu sebentar.” (Leowald)

Leowald menatap ke arah Arnold yang menyeringai, menetapkan ingatannya yang dia katakan adalah kebenaran. Lalu, dia memutarkan kepalanya ke arah Mimir.

“Mimir, jawab pertanyaanku dengan jujur.” (Leowald)

“Umm…..” (Mimir)

Dia melihat wajah Mimir yang gelagapan, sedangkan Muir semakin gugup, seperti tak tahu apa yang harusnya dia lakukan.

“Seseorang yang menyembuhkanmu bukan seorang [Spirit]….. kan?” (Leowald)

“…………………” (Mimir)

Dia tetap diam dan menatap ke arah Leowald. Dia terlihat seperti tetap menutup mulutnya seperti diperintahkan oleh Hiiro untuk menjaga janjinya. Arnold pun membuka mulutnya guna membantunya.

“Mimir-sama diperintahkan Hiiro untuk tetap diam. Itu adalah janjinya kepada Hiiro dan itu adalah ikatan Mimir-sama yang berharga. Itulah mengapa dia tak dapat melanggar janjinya. Lagipula, Leowald-sama, akulah yang akan menceritakan kebenarannya sendiri.” (Arnold)

“…….. Hou.” (Leowald)

“Seperti yang mungkin Anda duga, seseorang yang mengembalikan suara Mimir-sama adalah Hiiro. Lebih dari itu, aku rasa itu salah satu kemampuan yang dapat dilakukan oleh Hiiro.” (Arnold)

“O-Ojisan! Apakah ini baik-baik saja untuk mengatakannya!?”(Muir)

Tak dapat menahannya, Muir dengan tak disangka-sangka berteriak. Namun, Arnold hanya menggelengkan kepalanya.

“Itu akan baik-baik saja. Dia tak terlihat mencoba menyembunyikan sihirnya lagi. Juga ini menyedihkan untuk Mimir-sama jika terus-terusan menyembunyikan kebenaran dari keluarganya.” (Arnold)

“Ah….” (Muir)

Setelah mengetahui alasan Arnold yang tidak sepele, tetapi juga memikirkan keberlangsungan hidup Mimir, dada Muir menjadi hangat.

“Yah, sejujurnya, aku sudah menyadarinya, orang itu bakal terkena masalah.” (Arnold)

Perasaan hangat di dada Muir segera menghilang dalam sekejap.

“O-Ojisan….” (Muir)

Melihat wajah gelap Muir yang mengarah kepadanya, Arnold mulai mencari-cari alasan.

“Ti-tidak, pada awalnya, ini benar-benar kesalahannya. Dia selalu, selalu, dan selalu menjadi pusat masalah! Alasannya ikut berpartisipasi dalam perang ini mungkin karena ‘itu’, kau tahu kan? Aku cukup yakin hal ‘itu’ karena [Xaos] pasti memiliki makanan yang enak atau buku langka, kan?” (Arnold)

“Uuu….” (Muir)

Dia tak dapat menolaknya. Lagipula, Muir juga sudah menduganya. Orang itu bukanlah orang yang memiliki sifat kepahlawanan yang berjalan di atas keadilan. Dia adalah orang yang bakal selalu mengikuti jalan sesuai yang dia inginkan.

Bagaimanapun, jika itu masalah makanan atau buku dia pasti bakal tertarik, Hiiro mungkin dapat dengan tenang pergi ke tempat yang berbahaya atau melakukan aksi yang berbahaya lainnya. Dia dengan mudah mempertaruhkan hidupnya dengan alasan yang remeh-temeh yang orang lain tak dapat mereka pahami.

Leowald terlihat memerhatikan percakapan antara Arnold dan Muir dengan tertarik, lalu mengeluarkan suara tertawa keras dengan “Gahahaha!”

“Anak muda itu, Hiiro seharusnya adalah seorang yang eksentrik! Kau mengenalnya juga, kan, Rara?” (Leowald)

“Yeah, dia benar-benar orang yang menarik.” (Rarashik)

“Hohou, jika kau mengatakan hal semacam itu…umu. Mimir kemarilah.” (Leowald)

Mimir sedikit terkejut. Seperti sebelumnya, daripada memilih diam sampai sekarang, dia takut diomeli karena telah berbohong.

Leowald mengangkat putrinya dengan tangannya, mendudukkan Muir dalam pangkuannya dan memberikan sebuah tepukan kecil di kepalanya.

“Maaf.” (Leowald)

“Eh? O-Otou-sama?” (Mimir)

Dia terkejut karena mendengar permohonan maaf dari ayahnya.

“Aku langsung bertanya tanpa memikirkan perasaanmu. Itu benar, untukmu, dia adalah penyelamatmu. Tidak, dia penyelamatmu yang agung. Kau tak bisa mengingkari janjimu yang telah kau buat dengannya.” (Leowald)

“Otou-sama…….” (Mimir)

“Namun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Seperti yang dikatakan Arnold, penolongmu itu tampaknya tak lagi berusaha menyembunyikan kekuatannya lagi. Itulah mengapa kau tak bisa mengatakan kebenaran kepada keluargamu sampai sekarang.” (Leowald)

“Uu…. A-aku….. minta…..maaf….” (Mimir)

Mimir memendamkan kepalanya ke dada Leowald dan sedikit terisak. Leowald pelan-pelan menegakkan kepala putrinya, semuanya tetap diam hingga dia berhenti terisak.

‘Bukannya itu bagus, Mimir-chan?’ (Muir)

Muir juga menatap keduanya dengan perasaan hangat. Untuk sesaat dia tampak khawatir, tetapi aksi Arnold sepertinya memberikan kejadian positif. Namun, itu juga ada kemungkinan mendapatkan kejadian negatif.

‘Itulah mengapa, tak ada makanan untuk Ojisan hari ini!’ (Muir)

Ketika dia menatap Arnold saat memikirkan hal itu, Arnold mengeluarkan teriakan kecil dan berteriak “Hii!”, dan meminta ampunan kepada Muir. Itu seperti dia seolah-olah terlihat sedikit kelewatan.

“Umu, tetapi tetap saja, ini masihlah menjadi masalah.” (Leowald)

Karena Leowald tiba-tiba berbisik, Rarashik bertanya,

“Ada apa?” (Rarashik)

“Hal itu, seperti yang kalian tahu, seperti yang kita bahas sebelumnya, saat ini anak muda itu ada di pihak [Evila].” (Leowald)

Semuanya tampak megap-megap. Memang, saat ini Hiiro sedang diposisi sebagai musuh para Beastman.

“Untuk berpikir jika dia menjadi teman Arnold dan penyelamat Mimir…..muu.” (Leowald)

Tidak ada orang yang mau mengatakan sesuatu di situasi ini, mereka kembali diam.

‘Itu benar… saat ini kita masih berperang dengan [Demon Continent] dan Hiiro-san di pihak mereka.’ (Muir)

Tatapan Muir menjadi tak enak, matanya tiba-tiba bertemu dengan Mimir. Mimir juga tampak seperti sedang gelisah.

Saat mereka melakukan itu, Leowald tiba-tiba menepuk tangannya bersamaan.

“Ooh, jika memang seperti itu, bukannya ini menjadi mudah?!” (Leowald)

Semuanya memberikan tatapan kosong saat menatap ke arahnya.

“Ayo kita buat anak muda itu mengikuti duel! Tidak, orang yang memiliki kemampuannya seperti itu pasti akan berpartisipasi. Dan sekali kita menang, kita akan mendapatkannya!” (Leowald)

“…… Duel? Apa yang kau maksud dengan duel?” (Rarashik)

“Ohh, sekarang aku memikirkan hal itu, Rara, aku belum mengatakannya kepadamu. Saat ini, mengapa kau tak membaca surat ini?” (Leowald)

Setelah mengatakan itu, Leowald mengambil surat yang diberikan Maou Eveam dari dadanya. Daripada mengusulkan pertempuran besar, isinya malah memilih mengadakan pertarungan duel antara orang yang terkuat di negaranya.

Mengambil kertas itu, Rarashik terlihat membaca isinya. Lalu-

“……haha, nahahaha! Kau benar-benar gila Maou! Nahahahaha!” (Rarashik)

“Benar? Tetapi itu sedikit menarik dan itu adalah pikiran yang menyenangkan.” (Leowald)

“Jadi seperti itu. Kukuku.” (Rarashik)

Tak mengerti alasan mereka tertawa, Arnold menanyakan hal itu dan Rarashik menjelaskan isi dari surat itu.

Arnold dan Muir, keduanya cukup terkejut dengan isi surat yang mereka dengar.

‘Entah mengapa, mungkin hanya imajinasiku, tetapi duel ini… Aku cukup terkejut mengapa surat ini seperti ide Hiiro-san…?’ (Muir)

Kenyataannya, Eveam memang menggunakan ide Hiiro. Seperti yang diduga intuisi Muir.

“Jadi, bagaimana kalau begini…… Rara?” (Leowald)

“Tidak, aku mengerti tanpa kau beritahu. Kau ingin aku berpartisipasi dalam pertarungan, kan?” (Rarashik)

“Tepat. Jika ini adalah pertarungan yang menarik, aku bakal menduga kalau kau akan mencoba untuk ikut berpartisipasi.” (Leowald)

“Itu benar…. Aku tertarik. Aku ingin melihat Maou yang mengusulkan ide gila dengan mataku sendiri, tetapi di atas segalanya…” (Rarahik)

Dia memutarkan kepalanya menatap Muir dan Arnold.

“Aku memang ingin bertemu dengan orang kurang ajar itu sekali lagi.” (Rarashik)

“Degan begitu-“ (Leowald)

“Yeah, aku akan berpartisipasi, tetapi jika kau menyetujui persyaratanku.” (Rarashik)

“…..persyaratan? Katakan saja.” (Leowald)

“Baiklah, ini begitu simpel. Mereka berdua…..” (Rarashik)

Alaminya, dia mengatakan tentang Muir dan Arnold.

“Jika kau memerintahkan Arnold dan Muir ikut berpartisipasi, lalu aku akan mengikutinya.” (Rarashik)

Untuk sementara, sekeliling mereka menjadi hening. Dan kemudian-

“”EHHHHHHHHHHHHHH!”” (Arnold dan Muir)

Mereka berdua mengeluarkan teriakan yang luar biasa.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>