Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 47

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 47: Tujuan Lain Arnold[edit]

Hiiro,yang memutuskan untuk meninggalkan [Beast Kingdom Capital: Passion] selama seminggu, mengelilingi kota dengan didampingi Arnold. Tentu saja, Muir ikut bersama mereka. Kebetulan, Rarashik mengatakan ia ingin mengasingkan dirinya di laboratoriumnya sendirian, walaupun saat ia mengatakan itu, Rarashik sedang menghembus nafas beratnya serta menggondol madu yang di bawa Arnold untuk dirinya.

“Sepertinya apa yang terjadi di peperangan belum menjadi rumor di sini, huh.” (Arnold)

Menatap orang-orang yang berlalu-lalang di setiap persimpangan jalan, Arnold mengangkat suaranya. Sebuah Kegagalan Perang. Sebenarnya, mungkin akan lebih baik jika menyebut peperangan telah berakhir. Kendati demikian rakyat masih merasa was-was akan perang.

Tentu saja, jika mereka sudah mengetahui hal ini, itu akan menjadi buah bibir yang tak akan berhenti di sini. Dan juga, kegemparan yang tak hilang dari itu.

Setelah apa yang terjadi, [Spirit] milik Rarashik, Yuki, pergi untuk menyelidiki seluruh rincian akan perang. Mendengarkan hal itu, Rarashik kemudian berkata kepada Arnold tentang situasi saat ini.

"Tetap saja, mereka benar-benar menghancurkan jembatan itu. Seidiot apa Maou-sama saat ini?" (Arnold)

"Tetapi dengan hal ini, tidak ada orang yang tersakiti, kan?” (Muir)

"Nn~, seperti yang dikatakan Muir. Namun, bagi Gabranth, seolah-olah kebanggaan dari Gabranth sedang diguncang dan dirontokkan. Aku sangat yakin mereka akan marah. Yah, bagaimanapun aku juga seorang Gabranth.” (Arnold)

“Aku tak benar-benar paham, tetapi jika tidak seseorang yang mati, seharusnya itu baik-baik saja, kan…” (Hiiro)

"Well, memang benar pemikiran seperti itu. Tetapi masalah terbesar adalah untuk apa Evila melakukan hal itu? Jika ras Humas yang merusak jembatan mungkin aku masih bisa mengerti. Jika mereka benar melakukannya, Evila tak akan mampu menyeberangi Human Continent dengan lancar. Namun, saat ini Evila sedang berperang dengan Gabranth. Orang-orang Humas tidak punya manfaat akan hal itu.” (Arnold)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Tak mampu mengungkap maksud dari Maou, Muir juga memiringkan kepalanya. Lalu, sesaat kemudian dia teringat sesuatu, Muir mengajukan sebuah pertanyaan kepada Arnold.

"Nee, Oji-san. Membicarakan hal itu, mengapa para Humas tak menghancurkan jembatan mereka?" (Muir)

"Nn? Apa yang kamu bicarakan?" (Arnold)

"Hora, bukannya kau yang membicarakannya? Jika mereka benar-benar ingin mencegah serangan Evila, mengapa mereka tak menghancurkan jembatan itu segera?” (Muir)

Persis dengan apa yang dikatakan Muir. Di antara setiap dua benua selalu terdapat satu jembatan yang menghubungkan keduanya. Jelas, hal itu menandakan adanya jembatan yang menghubungkan benua Humas dan benua Evila.

Jembatan itu bernama [Schlecken Bridge], baik ukuran maupun ketahanannya sebanding dengan [Gedult Bridge]. Sayangnya, pemilihan bahannya membuat Humas sangat mudah meruntuhkannya jika mereka ingin.

“Bukannya mereka tak ingin menghancurkannya, melainkan ada penghalang besar untuk itu." (Arnold)

"... Maksud ossan?" (Muir)

Muir memiringkan kepalanya dengan tanda tanya besar.

"Jembatan itu memiliki pos penjagaan dari Evila." (Arnold)

"Ah, bagaimana mungkin?" (Muir)

"Terlebih, orang yang ada di pos itu termasuk orang yang merepotkan." (Arnold)

"Merepotkan?" (Muir)

"Aa, Jika tidak salah orang itu adalah.... Iraora?" (Arnold)

"Apakah orang itu kuat?" (Muir)

"Aa, jika boleh kukatakan, benar-benar kuat. Bahkan, Judom-san setuju akan hal itu." (Arnold)

Sambil mendengarkan pembicaraan itu seolah-olah bukan urusannya, Hiiro menyipitkan matanya saat ia berjalan. Jika seorang Rank SSS, Judom Lankars, yang mengatakan hal itu, tentu saja kekuatan orang itu pasti bukan main-main.

Pada awalnya, jika mereka mengharuskan menjaga jembatan yang berharga itu, sangat tak diragukan mereka akan memilih orang yang memiliki kekuatan besar.

"Terlebih, dia juga seorang mantan [Cruel Brigade]. Mereka orang-orang yang terpilih menjadi pengawal Maou." (Arnold)

Pengawal pribadi Maou, [Cruel Brigade], adalah pasukan khusus yang sudah ditetapkan sebanyak 6 orang. Tak perlu diragukan lagi akan kekuatan setiap individu mereka. Bahkan jika terkumpul ratu- ribuan petualang, mereka sama sekali bukan ancaman bagi Cruel.

"Aku mengerti, jika orang seperti itu yang menjaga jembatan itu, akan menyulitkan untuk merobohkan jembatan itu." (Muir)

"Well, bahkan jika jembatan itu hancur, pasukan Evila masih mampu untuk menyeberang antar benua melewati lautan, jadi, aku ragu itu akan dapat mengubah keadaan..." (Arnold)

Di laut yang berisi monster mengerikan dan pusaran air berbahaya, mencoba lautan seperti itu tidak diragukan lagi akan sangat berbahaya. Meskipun begitu, Arnold tetap berasumsi jika Evila tetap menyeberangi laut itu.

"Omong-omong, kemana kalian akan pergi?" (Hiiro)

"Ah? Pastinya akan ke Guild. Kita harus menukarkan berapa item dengan uang, kan? Seperti barang yang jatuh dari ular sialan itu." (Arnold)

Mendengarkan perkataan Arnold, Hiiro berhenti mendadak mengingat kembali beberapa kejadian yang berlalu.

"Nn? Ada apa, Hiiro?" (Arnold)

"......" (Hiiro)

"Oi, mengapa kau memalingkan muka?" (Arnold)

"......" (Hiiro)

"............ kau, kau mengambil item-item yang jatuh, kan?" (Arnold)

"......" (Hiiro)

"Yo~sh, yosh, yosh. Mari kita pelan sejenak. Saat itu, kita harus berterima kasih kepada malaikat imut Muir, kita dapat dengan mudah mengalahkan Clay Viper, bukan?” (Arnold)

"......" (Hiiro)

Dipanggil imut, Muir mulai merona. Namun, Hiiro tetap diam ketika dia mengalihkan pandangannya.

"Setelah itu, Muir dan aku keluar dari [Gree cave] terlebih dahulu, meninggalkanmu yang ingin mengambil item yang jatuh, kan?" (Arnold)

Hiiro: "......"

"Kau mengambil terlalu lama ketika berada di gua… kau, apa yang sebenarnya kau lakukan selama itu?" (Arnold)

Hiiro ditatap dengan pandangan penuh kecurigaan. Saat ditatap dengan tajam seperti itu, Hiiro dengan enggan mencolok kedua mata Arnold dengan jarinya.

"Angyaaaaaaaa!" (Arnold)

Arnold mulai berguling-guling di lantai dengan menutup matanya. Tingkah aneh Arnold menarik perhatian semua orang yang ada di sana.

"Yosh, ayo, Chibi." (Hiiro)

"Tunggu, kau sialAAAAAAN!" (Arnold)

Melihat Arnold pulih dengan cepat, Hiiro menjadi takjub.

"BAJINGAAAAN! Bagaimana kau akan memberitahukannya!?" (Arnold) 

Bagaikan seorang Yakuza, Arnold menatap Hiiro dengan mata melotot. Hiiro mempertimbangkan untuk menusuk kedua mata Arnold sekali lagi. Namun, Arnold berada pada jarak yang cukup jauh dari Hiiro. Apakah dia secara naluriah belajar dari pengalaman sebelumnya atau tidak, atau saat ini dia tak bisa melihat. Apa pun itu, Hiiro tidak punya pilihan selain menjelaskan apa yang telah terjadi.

"Apakah ada orang aneh yang mengambil item yang terjatuh dari ular itu?" (Arnold)

"Aa." (Hiiro)

"Namanya?" (Arnold)

"............ tidak tahu." (Hiiro)

"Kau lupa, bukankah begitu?” (Arnold)

"Aku hanya tak tertarik mengingatnya." (Hiiro)

Hiiro membusungkan dadanya, seolah itu bukanlah hal yang buruk.

"Nn ~ Tapi apakah memang ada orang yang sekuat itu? Selain itu, Hiiro adalah lawan mereka. Pertama-tama, mengapa mereka mengumpulkan mayat ular?" (Arnold)

"Apa hubungannya denganku untuk tahu?" (Hiiro)

“Seperti yang aku duga. Apa yang kau tahu, Muir?” (Arnold)

"Etto… mungkin ingin menguburnya… atau sesuatu yang lain?" (Muir)

"Oo~! Seperti yang diduga dari Muir! Ide yang menakjubkan!" (Arnold)

Dipeluk dengan kuat, membuat Muir bernafas dengan susah payah. Menatap keduanya, Hiiro hanya mengatakan satu hal.

"Lolicon." (Hiiro)

"Setidaknya panggil aku ‘Ayahnya’ kau idiot!" (Arnold)

Arnold berteriak seolah berkata, ‘Bagaimana kau membayarnya jika di sini aku mendapatkan title lain?’

"Well, untuk permulaan, apa yang terjadi sebenarnya adalah pencurian. Aku terlalu lelah untuk berusaha mengambilnya. Di samping itu, kita sedang tidak mengalami krisis ekonomi, kan?” (Hiiro)

"...well, aku rasa benar. Sebenarnya, kenapa tak kau katakan itu lebih cepat!? Dan mengatakan jika hal itulah yang terjadi!" (Arnold)

Perkataan Arnold memang benar adanya.

"Tetap saja, kita tetap harus ke Guild dan menguangkan item yang jatuh dari monster lain.” (Arnold)

Ketiganya segera melangkahkan kaki ke arah guild.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Di dalam Gulid itu, sama sekali tidak terlihat petualang. Seperti yang mereka pikirkan, tampaknya semua orang juga telah dikerahkan ke garis depan. Melihat Hiiro dan party-nya, petugas guild di sana benar-benar terkejut. Setelah mengatakan bahwa mereka baru saja kembali dari perjalanan, petugas itu memberikan ekspresi percaya.

Ketika mereka selesai menguangkan item yang mereka punguti, mereka segera meninggalkan guild.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" (Hiiro)

"Ada alasan lain mengapa aku pulang ke kerajaan ini, kau tahu." (Arnold)

"Aa, omong-omong, kau memang mengatakan sesuatu seperti itu sebelumnya. Tentang rencanamu untuk pergi ke suatu tempat ..." (Hiiro)

"Ou, aku ada kepentingan untuk ke [King’s Tree] sebentar." (Arnold)

"[King’s Tree]? Apakah kau kenal seseorang dari keluarga bangsawan?" (Hiiro)

[King’s Tree] merujuk pada pohon besar yang ditinggali para bangsawan. Karena negara ini dibangun dengan menggunakan pohon sebagai rumah untuk mendukung kehidupan, tidak ada rumah yang dibangun menggunakan batu seperti yang ada di Humas Continent. Semuanya bangungan hanya dibangun menggunakan pohon.

Dengan demikian, [King’s Tree] memiliki arti yang sama dengan istana Raja. Itu adalah tempat di mana keluarga Bangsawan Gabranth tinggal.

"Tidak, tidak. Aku tidak pergi ke sana untuk mengunjungi keluarga kerajaan. Aku punya urusan dengan seorang yang bekerja di sana. Jika dia tahu aku sudah pulang dan tidak segera mengunjunginya, itu akan membuat pantatku terasa sakit." (Arnold)

Meskipun Arnold mengatakan dengan wajah pahit, akhir perkataannya bernada nostalgia. Sepertinya dia tak terlihat menolak untuk bertemu dengan orang itu.

Di pintu masuk [King’s Tree], dua orang yang tampak seperti prajurit sedang berjaga. Singkatnya, mereka adalah penjaga gerbang.

"Permisi." (Arnold)

Ketika Arnold berkata dengan nada pelan kepada mereka, kedua penjaga gerbang itu dengan segera mengarahkan tombak ke arahnya, diikuti dengan tatapan tajam yang menusuk. Lirikan para penjaga gerbang kemudian bergerak menuju ke dua lainnya.

"Siapa kalian?" (Penjaga)

Tentu saja, mengingat ini adalah kediaman Raja, mereka tidak punya pilihan selain waspada. Namun, saat ini mereka sedang berperang, dan tentu saja mereka sangat waspada. Dan tampaknya mereka masih belum mendengar akhir dari perang.

"Aku bukan orang yang mencurigakan. Aku hanya datang ke sini karena aku ingin bertanya sesuatu kepadamu." (Arnold)

"Ada yang ingin kau tanyakan.... Dan itu adalah?" (Penjaga)

Seolah-olah mereka sedang menilai Arnold, mereka berhati-hati mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Setelah itu, salah satu penjaga membuka mulutnya.

"Kami sekarang berada dalam keadaan darurat. Kau pasti sudah sadar bahwa kami tidak dapat mengizinkan seseorang masuk ke [King’s Tree]?" (Guard 1)

"Aku sudah tahu akan hal itu. Namun, walaupun itu di luar, aku berharap untuk berbicara dengan seseorang." (Arnold)

"... Siapa yang ingin kau temui?" (Guard 2)

"Baiklah, tentang itu ..." (Arnold)

Saat dia mengatakan itu, langkah kaki berat yang membawa momentum luar biasa bisa terdengar dari jauh. Setelah itu ...

Dokka-! 

“Coueghh--!?" (Arnold)

Arnold tiba-tiba melompat karena menerima serangan dari seseorang yang tiba-tiba muncul. Dia mulai berguling-guling di tanah dengan kecepatan luar biasa. Seolah-olah Arnold ditabrak mobil yang melaju kencang. Setelah itu, tubuh Arnold bertabrakan dengan pohon yang ada di lajunya, menyebabkan ia berhenti.

"O-Ojisan !?" (Muir)

Kelopak mata Muir terbuka lebar saat dia berteriak. Kedua prajurit itu benar-benar terpana, tidak bergerak seolah-olah waktu telah berhenti.

"Apakah dia sudah mati?" (Hiiro)

Suatu hal yang menyeramkan keluar dari mulut Hiiro. Namun, setelah melirik Arnold, garis pandangnya bertemu dengan orang yang baru saja muncul. Orang itu datang dengan menggertakkan gigi, dan mengatakan suatu kepada mereka.

"Aku tidak percaya kau datang ke sini! Berapa lama kau akan terbaring? Kau idiot, Arnold!" (???) 

Dengan asap rokok yang terbang ke langit. Dari apa yang bisa dilihat, sosok orang ini adalah seorang wanita Gabranth yang tampaknya berasal dari ras yang sama dengan Arnold. Wanita itu memiliki kecantikan yang luar biasa dan memiliki pandangan mata pantang menyerah persis seperti Arnold. Namun, postur fisiknya sangat berotot. Selain itu, wanita itu mengeluarkan pemandangan aneh dengan mengenakan pakaian maid.

Ketika kesadaran Arnold mulai menghilang, dia menggenggamkan tangannya ketika dia melihat sosok wanita yang memelototinya. Arnold bersuara dengan gemetar.

"...... Ne...... nee......- chan......" (Arnold)

Karena jarak antara Arnold dengan Hiiro yang terlalu jauh, membuat Hiiro tidak dapat mendengar apa yang dia katakan. Namun, Muir dengan telinga binatangnya dapat dengan jelas mendengarnya, mengalihkan pandangan di antara kedua saudara secara bergantian.

"Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhh !?" (Muir)

... adalah bagaimana Muir mengekspresikan keterkejutannya. Kedua prajurit itu juga menunjukkan keterkejutan yang sama.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>