Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 44

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 44: Ujian Muir Terselesaikan![edit]

Dua hari telah berlalu. Hari terakhir sangat cepat berlalu. Selang waktu ini, Muir belum dapat kesempatan untuk menyentuh Rarashik sama sekali.

Karena kelelahan yang disebabkan kerja kerasnya, saat ini Muir nyaris tidak bisa berdiri. Kondisinya benar-benar compang-camping. Selama dua hari tersebut, dia telah membuang-buang dengan kehilangan kesadaran beberapa kali.

Seperti yang diduga, tanpa makan, minum, atau beristirahat, melanjutkan pertempuran terus menerus selama tiga hari adalah hal yang mustahil. Oleh karena itu, istirahat singkat perlu tetap saja ia perlukan. Namun, hal itu bagaikan tak bermanfaat bagi Muir.

Bahkan selama tiga hari ini, senyum di wajah Rarashik belum juga menghilang.

"Nn~, tampak sangat buruk, ya." (Rarashik)

Sambil menggaruk kepalanya, Rarashik menatap Muir yang terbaring di tanah, kehabisan nafas dalam kelelahan. Tidak heran bagi Muir, yang telah melakukan banyak cara penyerangan. Ia saat ini telah kehabisan tenaga.

"Senang mengetahui bahwa kau adalah seorang anak kecil yang keras kepala tetapi, jika kau hanya berada di tingkatan ini maka aku pikir kau gagal menjadi muridku." (Rarashik)

"Uu ...." (Muir)

Muir dengan sekuat tenaga mengangkat tubuhnya sendiri dari tanah. Arnold memejamkan matanya, tidak sanggup lagi dengan pertarungan ini. Melihat rasa resahnya, Hiiro membuka mulutnya.

"Mengejutkan tapi tak aneh. Akan lebih baik kau meminta mereka berhenti sekarang, bukan?” (Hiiro)

“Jika seandainya aku bisa! Anak kecil itu... memiliki ekspresi putus asa di wajahnya, tapi tidak ada orang tua yang akan menghentikan kegigihannya." (Arnold)

"Menyenangkan."

"Yang ingin aku katakan adalah bahwa aku percaya Muir dapat menang!" (Arnold)

Arnold mengangkat kedua tangannya seolah-olah sedang berdoa. Mempertimbangkan kepribadian Arnold, Hiiro sudah menduga hal itu, dan dia segera menghentikan perdebatan. Namun, hal yang Hiiro gagal sadari, adalah kenyataan bahwa Arnold selalu memikirkan apa yang terbaik untuk Muir. 

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Karena ini merupakan keputusan Muir untuk melawan Rarashik, Arnold harus menerima hal itu. Jika Arnold menghentikan mereka sekarang, ia bagaikan sedang menolak keputusan Muir. Jika dia melakukannya, ia tak mampu berpikir bagaimana hubungan keduanya kedepannya.

‘Yah, mereka berdua boleh saja berencana sesuai keinginan mereka. Hanya saja, hal yang tak dapat disangkal adalah ia tak memiliki kemajuan.’ (Hiiro)

Selama selang waktu dua hari ini, Muir nyaris tak ada kemajuan. Bahkan jika gerakan Muir menjadi lebih baik, itu sama saja tak menyentuh Rarashik.

Apakah Muir dapat lulus atau tidak dalam pertarungan ini, Hiiro sejujurnya tak peduli. Karena Hiiro sama sekali tidak ingin campur tangan dengan masalah ini. Namun, melihat tubuh compang-camping dari seorang anak kecil yang gigih, Hiiro berpikir bahwa itu mungkin secara alami memberikan rasa hina terdapat lawannya.

Lawan gadis ini memancarkan senyum licik, seolah-olah gadis itu sedang menari di telapak tangannya. Sangat masuk akal jika ini bisa diartikan sebagai ‘sesuai rencana’. Hiiro memang tidak bisa membantu dalam pertarungan tetapi saat ini dia ingin menggantikan senyum itu menjadi raut kebingungan.

Itulah sebabnya Hiiro memutuskan untuk berteriak.

"Oi, Chibi" (Hiiro)

Secara mengejutkan semuanya menjadi tenang, dan Hiiro satu-satunya yang menjadi sumber kebisingan. Bahkan Muir yang babak belur dan mengeluarkan ekspresi lelah, bereaksi terhadap suara Hiiro.

"Jika kau ingin menjadi lebih kuat, maka berhentilah berpikir muluk." (Hiiro)

“…….?” (Muir)

“Ingatlah apa yang terjadi sebelumnya. Bahkan jika itu terasa samar, lakukan apa yang kau rasakan saat itu.” (Hiiro)

"P-pada waktu itu ...?"

Hiiro melipat tangannya dengan menutup matanya. Sikap itu cukup ia kenal sebagai sikap saat ia ingin tutup mulut dan tak ingin mengatakan sepatah katapun lagi.

"Hiiro... kau...." (Arnold)

Mata Arnold membelalak saat dia menatap Hiiro. Sulit dipercaya jika Hiiro akan memberi saran kepada orang lain. Saat keadaan baik ataupun buruk, Hiiro hanya peduli pada dirinya sendiri, namun, dia baru saja memberi nasihat kepada Muir. Entah bagaimana, Arnold merasakan kebahagiaan keluar dari dalam dirinya.

“Itu benar, Muir! Bahkan jika kau tidak memiliki rasa percaya diri terhadap kekuatanmu, berikan rasa percayamu itu kepadaku yang sudah sangat percaya padamu!" (Arnold)

"O-Ojisan..." (Muir)

"Dengarkan! Kau pasti akan menjadi lebih kuat! Aku menjamin hal itu!" (Arnold)

Kata-kata Arnold sepertinya menembus dada Muir. Setelahnya, Muir merasa perkataan Hiiro berhasil dia pahami dan sekarang menyelimuti tubuhnya.

“Astaga~astaga, mereka adalah party yang berisik. Jika kau berpikir satu atau dua buah kata dapat mengubah sesuatu, maka--”(Rarashik)

Secara mengejutkan, telinga panjang Rarashik menegang. Dia menatap Muir yang sedang terhuyung berdiri.

"Hiiro-san, Oji-san.... terima kasih." (Muir)

Sebuah kilatan cahaya kuat keluar dari dalam mata Muir.

"... Fu~n, selebihnya aku mengerti..." (Rarashik)

Rarashik tersenyum dengan penuh kebahagiaan. Entah matanya itu terisi dengan harapan atau perasaan terhibur pada perjuangan anak lemah di depannya, sama sekali tak tak diketahui.

Muir menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam.

‘Sekarang aku sama sekali tak yakin apakah aku kuat. Bahkan, aku juga tidak tahu apakah aku bisa menjadi lebih kuat. Namun, Oji-san percaya padaku. Orang itu telah menaruh kepercayaan pada aku!’ (Muir)

Dia mengepalkan tangannya dengan kuat.

‘Aku tidak akan ragu lagi! Aku hanya perlu mengingat apa yang terjadi pada saat itu!’

Muir mengingat di saat dia ditangkap oleh Clay Viper, dan kekuatannya terbangun kala itu. Namun, perasaan itu sama sekali tak jelas, karena waktu itu dia sendiri sangat ingin melarikan diri. Keinginannya untuk mendapatkan kekuatan pasti terlintas di benaknya.

"Benar! Aku pasti bisa melakukan sesuatu yang hanya aku sendiri yang bisa!” (Muir)

Dalam sekejap itu...

*PachiPachiPachiPachiPachiPachiPachi*

Kejadian samar-samar yang sudah dikenal berhasil dilihat untuk kedua kalinya. Tubuh Muir bersinar terang, mengeluarkan listrik yang kuat. Sambaran listrik dengan ganas keluar ke segala arah, seolah-olah mereka adalah binatang buas yang sedang mencari mangsa.

"Apa-?!" (Rarashik)

Seperti yang diharapkan, hasil ini berada di luar harapan Rarashik. Pupil matanya melebar saat ia tampak sedikit terbelalak karena kebingungan.

Namun, Rarashik bukan satu-satunya yang menjadi target listrik itu. Seluruh yang ada di dekat Muir menjadi target dari listrik itu

"W-whoa-!" (Arnold)

Arnold menghindari serangan listrik itu dengan putus asa. Sebuah sambaran petir menghanguskan tanah hitam. Itu adalah pemandangan yang mengerikan. Jika seseorang lalai, mereka tidak akan menghindar tanpa cedera.

Setelah itu, sambaran petir menargetkan Hiiro.

"Luar biasa. Aku tahu jika aku mengatakan untuk tidak berpikir terlalu muluk, tetapi melibatkan penonton sedikit berlebihan, kau tahu. ”(Hiiro)

Meskipun Hiiro mencoba untuk menghindar ke samping, sambaran lain sudah bergerak terlebih dahulu ketika ia meliriknya. Tidak, itu tampak seperti sambaran itu benar-benar mengelilinginya. Pada saat ini, dia benar-benar menjadi mangsa dari sambaran petir.

Lidahnya berdecak, Hiiro dengan enggan menulis karakter [Protect] untuk bertahan. Dinding sihir yang pucat mengelilingi tubuh Hiiro, menahan sambaran petir yang mengarah padanya.

"Itu... -tch!?" (Rarashik)

Melihat kejanggalan baru saja, Rarashik hanya mampu menyipitkan matanya. Namun, sambaran petir terus mendekatinya.

"Ini bukan saatnya untuk beristirahat." (Rarashik)

Lidahnya berdecak dengan ringan, Rarashik menghindari petir itu dengan gerakan yang sangat gesit. Ketika dia menghindari itu satu persatu, dia berpikir.

‘Jadi, ini hanyalah binding yang baru saja dilepaskan. Aku menduga bahwa gadis kecil itu kehilangan kesadaran... ap-!?’

Aliran energi yang keluar jelas tak terkendali. Muir, orang yang mengeluarkan pelepasan kekuatan itu, tampaknya telah kehilangan kesadarannya. Setidaknya, itulah yang diduga Rarashik. Namun, Muir menatap langsung ke arah matanya.

Tentu saja, wajah Muir tersirat kesakitan. Namun, kilat cahaya di matanya belum memudar, dengan jelas tercermin Rarashik di dalam matanya.

‘Tidak mungkin! Dia masih sadar!?’

Setelah itu, Muir melepas topinya yang sudah rusak, menampilkan rambut abu-abu keperakannya dan telinga kucing yang menakjubkan

‘Seperti yang kupikirkan, bukankah ia satu klan dengan Hiiro atau seperti itu, boya…?’

Dia ingat bahwa Hiiro menyatakan mereka berasal dari klan yang sama. Namun, yang selanjutnya terjadi mengejutkan Rarashik.

Telinga abu-abu perak milik Muir mulai bersinar cahaya perak, berubah dari telinga yang normal menjadi bentuk yang menyerupai sayap. Ukuran telinganya pun berlipat ganda jika dibandingkan dengan aslinya.

’Itu adalah [Silver Feather-Eared]-! Rambut dan telinga itu… tidak mungkin!? Masih ada yang tersisa dari klan itu!?’

Namun, pikiran itu sangat cepat terbesit ketika dia berlari dan melompat ketika sambaran petir yang mirip dengan yang sebelumnya telah berada di depannya. Rarashik sesaat berusaha menghentikan kakinya seolah sedang mengerem agar tidak terkena serangan itu. Namun, justru itulah yang sedang Muir incar.

‘Sekarang! Ini adalah satu-satunya kesempatan yang aku dapatkan! Alirkan seluruh kekuatan ke kakiku!’

Meskipun Muir masih tidak dapat dengan bebas mengontrol kekuatannya, cahaya berkumpul di pangkal kakinya. Pada saat itu, telinganya berkibar seolah-olah itu adalah sayap.

*Wung* 

Dari sikapnya yang sekarang, bagaikan ia sebuah pegas, dia menendang tanah.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

"S-sangat cepat!?" (Rarashik)

Melihat Muir dengan cepat menuju ke arahnya dengan momentum yang luar biasa, Rarashik secara naluriah menyentuh punggung Muir saat dia melompat di atasnya guna menghindari tubuh Muir.

Namun, sangat mungkin Muir akan menabrak tembok dengan momentum seperti itu.

"MUIR !!!" (Arnold)

Teriak Arnold ketika dia dengan kecepatan penuh menuju titik di antara Muir dengan dinding.

*Slaaaaaaaaaaam*

Arnold berhasil menangkap Muir menggunakan tubuhnya sendiri, suara saat tubuhnya bertabrakan dengan dinding juga cukup keras. Tubuh Arnold difungsikan sebagai bantal sehingga tubuh Muir tidak terluka. Namun, tetap saja…

*Pachipachipachipachipachipachipachiiiiiiiii* 

"Ma, mamamamamatamatatagagagagagaaaaaaaaaaaaaaa" (Arnold)

Sekali lagi, seperti waktu sebelumnya, Arnold mengerang kesakitan berkat serangan itu.

Setelah serangan itu diselesaikan, dengan perlahan cahaya memudar dari tubuh Muir. Tampaknya percikan petir juga mereda. Telinga Muir telah kembali ke keadaan normal.

“O-Oji-san! Ma-maafkan aku!” (Muir)

Dalam pelukan Arnold, Muir mendongak dan segera meminta maaf.

"Aha ... hahahah ... aku baik-baik saja, aku baik-baik saja… sungguh..." (Arnold)

Ketika tubuhnya menjadi kejang, jelas dia menerima kerusakan cukup besar dari itu. Namun, dia tetap tersenyum ketika dia mencoba meyakinkan Muir.

"A-aku sangat senang..." (Muir)

Mengekspresikan kelegaannya, dia jatuh ke dada Arnold karena kelelahan.

"Oi! Muir!" (Arnold)

Arnold menerima ke dalam pelukannya. Namun, setelah mendengar nafas Muir yang sunyi, wajah Arnold berubah menjadi lega. Dia dengan lembut mengusapkan tangannya di kepalanya.

"Kau benar-benar berusaha keras hari ini, Muir." (Arnold)

Arnold dengan penuh kasih sayang membelai kepalanya. Orang yang sedang dibelai menunjukkan muka tenang dalam ekspresi yang nyaman.

Melihat keduanya, Rarashik secara intuitif menunjukkan senyum masam.

"Aku tidak percaya itu. Berpikir bahwa aku akan kalah di permainan yang aku buat dalam dalam tiga hari..." (Rarashik)

Rarashik bergumam dengan menatap tangan kanannya. Memang, salah satu kemudahan yang ia berikan, ia tak akan menggunakan tangannya. Fakta bahwa dia menggunakan tangan kanannya menunjukkan jika ia sudah kalah.

"Dengan ini, dia sekarang muridmu, benarkah begitu, Chibi-Usagi?" (Hiiro)

"Sepertinya begitu. Jujur saja, meskipun aku mengatakan beberapa kali ucapan yang menyakitkan, yang ingin aku lakukan adalah mengukur kekuatan dan potensinya."

"Oi, apakah itu berarti jika ia tidak bersedia pertarungan kecil ini, kau akan tetap menjadikannya sebagai seorang murid?" (Hiiro)

"Ah? Kurang lebih seperti itu. Arnold memang idiot, tapi meski begitu, bukankah dia terlalu bodoh? Aku tidak berpikir dia akan membawa seseorang yang tidak memiliki bakat atau pengalaman ikut dalam perjalanan yang berbahaya. Karena itu, aku tahu ada sesuatu yang aneh dengan gadis itu tapi... berpikir bahwa dia adalah seorang dari klan [Ginryuu]...”

‘Ginyruu? Apakah itu klan Muir? Ryuu? Ryu adalah Naga, kan? Jadi pada dasarnya, dia adalah naga perak? Aku tidak ingat itu ada di buku referensi, tapi…’

Meskipun Hiiro begitu penasaran dengan sebuah informasi di luar bidang pengetahuannya, ada hal lain yang mengganggunya yang harus dia selesaikan terlebih dahulu.

“Oi, Chibi-Usagi. Jangan beritahu siapapun tentang kemampuanku, oke?” (Hiiro)

"Nn? Kemampuan? Apa yang kamu bicarakan?" (Rarashik)

“Jangan bodoh. Ketika aku menggunakan skill itu, aku memperhatikanmu melihat ke arahku.” (Hiiro)

"Ho~, ketahuan, ya." (Rarashik)

“Aku tidak peduli. Hanya saja, jangan beritahu orang lain.” (Hiiro)

“Yah, dari apa yang kulihat itu tampaknya itu adalah sihir unik. Aku mengerti kau punya alasan sendiri." (Rarashik)

"... tetap diam, oke?" (Hiiro)

"Entahlah, sekarang apa yang harus aku lakukan~?" (Rarashik)

"K-kau sialan!" (Hiiro)

‘Tapi mereka adalah party yang penuh kejutan. Aku harus menjaga sedikit rahasia gadis kecil ini adalah seorang [Ginryuu]. Hal yang benar-benar misterius adalah bocah satu ini. Meskipun dia seorang Gabranth, dia dapat menggunakan sihir? Belum lagi itu adalah sihir unik. Selain itu, dia satu klan yang sama dengan gadis kecil ini, [Ginryuu]…’

Jika Rarashik menemukan jawaban atas pertanyaannya, rahasia diantara teka-teki, Hiiro dengan serius mempertimbangkan untuk menggunakan karakter [Forget] untuk menghapus ingatannya. Saat dia mencoba merenungkan ini, Arnold berjalan ke arah mereka.

"S-Shishou, t-tesnya… bagaimana?" (Arnold)

“Nn, Ah? Aa, dia lulus. Pastikan untuk memberi tahu gadis kecil itu ketika dia bangun. Kita perlu memberikan banyak perhatian kepada murid kecil itu.” (Rarashik)

"Y-Ya!" (Arnold)

Arnold benar-benar membuat wajah gembira.

“Yah, mari kita kesampingkan itu untuk sementara waktu. Kita memiliki banyak hal untuk dibicarakan mengenai apa yang akan terjadi mulai sekarang.” (Rarashik)

*Pi~pi~pi~pi~pi~pi~*

Tepat setelah mereka meninggalkan ruangan itu, rangkaian alarm  bergema.

"S-Shishou, apa ini?" (Arnold)

"… mereka datang kembali? Apa-apaan maksud semua ini?” (Rarashik)

Rarashik tampaknya mengerti apa maksud sinyal itu. Namun, Rarashik menggerutu, seolah-olah tak mempercayai maksud dari alarm tersebut.

"S-Shishou?" (Arnold)

"Untuk saat ini, ayo kita periksa!”

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Menanggapi ekspresi serius Rarashik yang tiba-tiba, Hiiro dan Arnold hanya bisa memiringkan kepalanya dengan kebingungan. Namun, demi mendapatkan penjelasan lebih, keduanya mengikutinya.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>