Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 30

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 30: Rumor Perang[edit]

“Oy, Hiiro! Ada apa dengan wajahmu?" (Arnold)

"Huh..." (Hiiro)

"Apa yang terjadi? Kamu memiliki kantung di bawah matamu."(Arnold)

"Diam." (Hiiro)

Hiiro menggerutu pada Arnold. Hiiro sama sekali tak mengedipkan mata semalam, atau bahkan berlatih [Word Magic]-nya.

Hiiro tentu saja mendapatkan beberapa pengalaman berharga, tetapi rasanya seperti semuanya tiba-tiba saja. Sungguh menjengkelkan. Tapi yang terpenting, dia lelah.

"Ini sedikit mengingatkanku Hiiro. Kemarin, apa kau pergi kemarin? Apa ada hal yang penting?" (Arnold)

"Jika kamu terus mengoceh, aku akan menusukmu, serius." (Hiiro)

"... Sheesh." (Arnold)

Terus terang, Hiiro terlalu jujur untuk mengancam. Satu-satunya hal yang membuat Hiiro tetap hidup sekarang adalah karena Tuhan. Selebihnya karena dia dalam suasana hati yang baik.

“Omong-omong, aku akan tidur siang. Jika sesuatu terjadi, jangan membangunkanku." (Hiiro)

Hiiro memposisikan diri di atas Raidpic dan mulai mendengkur.

"... Mau bagaimana lagi, kita akan berjalan perlahan." (Arnold)

"Tentu saja!" (Hiiro)

Kelompok itu sedang menuju [Passion] dengan mengendarai Raidpic. Mereka memang melewati sebuah kota, tetapi karena mereka memiliki cukup makanan, dan terlebih karena Hiiro tertidur, jadi, mereka memutuskan untuk melewatkannya.

"Walaupun kita bergerak seperti ini, kita akan tiba di [Passion] segera." (Arnold) 

Karena kecepatan Raidpic melebihi harapan mereka, mereka pasti akan tiba lebih cepat dari yang mereka harapkan. Namun, pantat Arnold masih terasa sakit.

"Woah! Monster?" (Arnold)

Seekor monster telah muncul. Dan monster itu berbentuk seperti badak.

“Itu monster Funsai. Aku cukup mudah mengalahkannya, hanya saja." (Arnold)

"Apakah... apakah semuanya baik-baik saja?" (Muir)

"Jika sesuatu terjadi, bangunkan si sleeping beauty di sana." (Arnold) 

"Ba-baik..." (Muir)

Arnold segera turun dari Raidpic. Dengan memegang gagang pedang di punggungnya, dia maju. Funsai bersiap menyerang.

"Baiklah ayo! [Wind Fang] "(Arnold)

Angin tampak sedang membelongsongi pedangnya. Dia memutar sisi pedangnya, dan  akhirnya mengayunkan ke Funsai.

Bushaaa-tsu!

"Haha! Rasakan [Binding]-ku! Akan aku kirim kau ke neraka! "(Arnold)

Arnold mengayunkan pedangnya, sesaat kemudian mengibaskan darah pada pedangnya, dan kembali ke Muir.

"Selamat datang kembali Paman" (Muir)

"Kemenangan mudah!" (Arnold)

"Tapi paman masih sangat luar biasa..." (Muir)

Muir gelisah akan sesuatu.

"Paman kuat, dan bisa menggunakan [Binding]. Berbeda denganku..." (Muir)

Arnold mengusap kepala Muir.

“Jangan merendahkan diri! Ketika aku sebaya denganmu, aku juga mana mungkin sekuat sekarang.” (Arnold)

"..." (Muir)

"Namun, suatu saat kamu telah menjadi kuat, jangan menjadi sombong!" (Arnold)

"Paman..." (Muir)

“Walaupun aku dulu adalah seorang budak, tetapi sekarang aku telah menjadi lebih kuat” (Arnold)

Seharusnya itu cerita masa lalu yang kelam. Tapi dia mengatakannya dengan tersenyum.

“Aku dulu juga sering menangis minta tolong, tetapi sekarang aku ingin menjadi lebih kuat, lagi dan lagi. Sama seperti keinginanmu! "(Arnold)

"..." (Muir)

"Apakah kau berpikir bahwa kau lebih lemah dari [Gabranth] lain? Ayolah! Kau masih memiliki darah orang 'itu' di dalam nadimu. Apalagi kau putri kesayangannya." (Arnold)

"... Baiklah." (Muir)

"Ayo kita menjadi kuat bersama. Setelah kita menetap di [Passion], kita akan berlatih bersama! "(Arnold)

"Be-... benarkah?" (Muir)

Wajah Muir kembali ceria, dan dia mengangguk.

"Ah! Tapi jangan pernah menjadi orang yang sangat kuat! Aku tak bisa membayangkan kau mengalahkanku, kan?” (Arnold)

"Terima kasih, Paman!" (Muir)

Saat Arnold mengusap kembali kepala Muir. Mereka tampak seperti keluarga.

"Omong-omong, apakah bocah itu masih tidur?" (Arnold)

"A-a... itu..." (Muir)

Keduanya entah bagaimana kagum mengetahui Hiiro masih tidur nyenyak.

.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

.

Beberapa hari kemudian.

"Cepatlah! Kita sudah berada di [Rintenbu]-!” (Arnold) 

Arnold berteriak.

"[Rintenbu] adalah kota di dekat [Passion]." (Arnold)

"Dan itu adalah tempat [Werecats] tinggal." (Arnold)

Kami akan bermalam di sini dan tiba di [Passion] besok. Bahkan, karena kita sudah sangat dekat, itu hanya akan membutuhkan setengah hari mengetahui kecepatan dari Raidpic.

"Sudah terasa lama sejak aku tidur di tempat tidur yang nyaman." (Hiiro)

Hiiro mengatakan jika menjadi seorang pengembara terasa membosankan. Dia sama sekali belum membaca buku dalam beberapa hari.

Selagi mereka berjalan, kota mulai terlihat.

"Ini adalah kota para [Werecat], [Rintenbu]-!" (Arnold)

Seperti yang ia ketahui, kota itu terletak di tengah hutan, ukurannya begitu mengesankan. Hiiro menempatkan Raidpic-nya di pinggiran kota. Muir mengingatkan Hiiro untuk memberinya makan terlebih dahulu. Setelah itu, Arnold mengajak mereka ke toko umum.

Saat memasuki kota, mereka melihat kerumunan [Werecats]. Tentu saja, banyak diantara mereka yang merupakan beastmen lain. Baik dari wisatawan seperti mereka, ataupun pedagang. Seperti yang diharapkan, banyak orang mengunjungi kota [Werecats].

‘Namun, aku sepertinya tidak suka ini karena mengingatkanku pada Nekomimi yang ada di Jepang. Aku tidak memiliki pemujaan terhadap itu. Aku bukanlah macam, Ossan. Itu mengingatkanku akan suatu hal. Apa ras dari ossan dan si chibi? Aku ingin bertanya...’

Telinga dan ekor binatang, adalah sesuatu yang umum pada beastman. Padahal ada juga beberapa beastmen yang memiliki paws. Arnold mengatakan kepada Hiiro untuk mencoba menyentuh paws mereka. Apakah rasanya begitu menyenangkan begitu menyentuhnya?

Lebih penting lagi, Hiiro melihat para beastman yang sedikit cemas. Ada juga beastmen yang memiliki wajah kebingungan di wajahnya. Dan Arnold pun juga menyadarinya. Arnold menimbangkan untuk menanyakannya atau tidak, tetapi setelah ia sampai ke dalam toko...

"A... apa!?!" (Arnold)

Saat memasuki toko, dia mendengar berita yang didengarkan oleh penduduk itu. Pantas saja seluruh penduduk tampak gelisah dan bingung.

"Apa… pe- ... PERANG!?!" (Arnold)

Arnold terkejut. Penjaga toko mengangguk.

“Ah, meskipun aku mendengar mereka tak akan berangkat menuju perbatasan itu besok." (Penjaga toko)

Hiiro terkejut. Dia hanya mendengar rumor. Sementara tentu saja ada ketegangan di antara ras. Perang adalah lelucon yang menyakitkan. Dia tidak berpikir bahwa [Passion] akan bergerak begitu cepat.

"Sekelompok pria muda dengan sukarela untuk menjadi ikut perang." (Penjaga toko)

Para sukarelawan yang ikut berperang sangat bersemangat. Tetapi banyak dari mereka yang belum merasakan peperangan.

"Apakah kau belum mendengar rumor itu sebelum ke kota ini?"

Saat menuju kemari, memang ada beberapa kota dan desa, tapi mereka melewati mereka karena mereka punya cukup makanan. Sepertinya mereka telah melewatkan beberapa informasi penting.

"Ta-... tapi! Perang itu... sudahkah Evila bergerak? Apakah tidak masalah meninggalkan ibukota kerajaan tanpa ada penjagaan?" (Arnold)

Arnold gelisah. Meski ibukota itu besar, [Passion] tidak memiliki banyak potensi perang selain keluarga kerajaan. Mendekati musuh dengan kekuatan penuh bisa dikatakan bunuh diri.

“Tidak, itu hanya rumor. Tidak semua prajurit dikerahkan." (Penjaga toko)

"Jadi begitu... mereka akan mengumpulkan lebih banyak pasukan dari kota-kota yang mereka kunjungi." (Hiiro)

Hiiro mengangguk.

"Aku hanya bisa berdoa untuk keselamatan mereka."

"I ... itu.." (Arnold)

Arnold tetap tak bisa menghilangkan keterkejutannya. Dia telah melalui banyak kesulitan untuk kembali ke tempat asalnya, hanya untuk mengetahui mereka akan segera berperang.

"Apa yang akan kau lakukan, Ossan?" (Hiiro)

"Apa yang harus aku lakukan... Aku tetap akan menuju ke [Passion]. Ada seseorang yang harus aku temui.” (Arnold)

"Aku mengerti. Kalau begitu kita akan menuju ke penginapan dan mengisi persediaan." (Hiiro)

Arnold akan pergi ke [Passion] untuk mendapatkan beberapa informasi. Itu tak mengejutkan. Mereka akan segera tiba ke tujuan utamanya besok. 

‘Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?’

"Oh ya, bukannya di sini ada guild??" (Hiiro)

.

Mereka tiba di guild dan mendaftar untuk party 3 orang. Selain berbagi EXP, mereka juga dapat dengan mudah mendapatkan quest yang lebih tinggi. 

Namun, ada kejutan yang menyenangkan bagi Hiiro. Ketika dia mendapatkan kartunya kembali, dia menemukan bahwa mengetahui kartu itu telah berubah menjadi warna merah muda. Tanda bahwa dia adalah seorang petualang Rank B.

Hiiro, Arnold, dan Muir semua terkejut. Hiiro mengira hal itu karena telah mengalahkan Red Boar. Karena bagaimanapun dia mengalahkan monster S-Rank sendirian, peringkatnya pun ikut melonjak.

Tapi tetap saja, lonjakan dari petualang Rank D menuju Rank B, Arnold menitihkan air mata karena ia berada di bawah peringkat Hiiro. Dan pastinya siksaannya yang ia peroleh akan segera bertambah. Di lain pihak, Hiiro sangat senang dan memamerkan kartu barunya ke pria malang itu.

Ada juga hadiah yang luar biasa berkat mengalahkan Red Boar. Kekayaan yang tertulis di kartu Hiiro telah diperbarui.

.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Name: Hiiro Okumura

Sex: Male

Age: 17

Origin: Unknown

Rank: B 

Quests: 

Equipment:

  • Weapon: Thorn Sword – Piercer
  • Guard: Red Robe
  • Accessory: Fairy Ring 

Rigin: 3 869 000

.

Dia tertawa karena sekarang menjadi seorang jutawan.

Ketiganya keluar dari guild dan pergi ke penginapan. Mereka akan menghabiskan malam di sini dan menuju ke [Passion] besok.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>