Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Volume 5 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Thumb

Sebelum bibiku bisa keluar dari ruang tamu dan pergi ke kamar terlarang, aku dengan buru-buru memanggilnya: “Tolong tunggu! Meskipun dia ingin, Sagiri tidak bisa mengambil tesmu sekarang!”

“Kenapa? Aku hanya ingin melihat apa dia sudah bisa kembali pada masyarakat atau tidak.” jawab dia, dengan sudah memegang gagang pintu.

Aku masih tidak mengerti apa yang dia maksud dengan “Kembali pada masyarakat”, tapi pastinya, itu berhubungan dengan membuat Sagiri meninggalkan kamarnya. Tentu saja dia tidak bisa, sikap hikikomorinya tidak bisa disembuhkan dengan mudah.

“Apa kau....sudah bicara padanya?”

“Sudah. Tahun lalu, sewaktu tesmu, aku sudah bicara dengannya. Aku perlu melihat apakah dia siap untuk kembali pada masyarakat atau belum.”

“Benarkah? Dia bilang begitu?”

Dia bilang dia akan kembali pada masyarakat. Aku tidak bisa percaya ini.

“Tepatnya tahun lalu, bulan Juni. Dia sembunyi di balik pintunya ketika dia berjanji padaku, kamu bisa tanya sendiri padanya."

Juni? Itu ketika mimpi kami dimulai.

“Janji apa?”

“Kau bisa bertanya padanya sendiri.”

Jadi dia tidak ingin memberitahuku.

Aku tidak bisa membiarkannya bertemu Sagiri sekarang - tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku dengan nekat mencoba untuk menghentikannya:

“Itu artinya tesnya dijadwalkan bulan Juni, kan? Makaa kau seharusnya menunggu sampai Juni, lagipula ini tes tahunan, 'kan?!”

“...................”

Dia menapatap padaku.

“Sial.....”

Aku takut sekali dengan tatapan itu ketika aku kecil. Mencoba menenangkan diri, aku bilang:

“Meskipun itu tes, ada persiapan yang perlu disiapkan....lagipula, ini adalah pertama kalinya aku mendengar itu....itu adalah masalah keluarga, mengapa tidak ada orang yang memberitahuku!? Kau keterlaluan!”

“--- Masalah keluarga, kamu bilang?”

“Ya ya! Masalah keluarga, tapi tidak ada orang yang bilang padaku. Menurutku itu keterlaluan!”

Aku tahu bahwa aku hanya membual, tapi terserahlah.

“Tolong! Tunggu sebentar lagi!”

“Oke.”

“Benarkah?”

Dia setuju? Aku membeku, mataku terbuka lebar karena terkejut. Kyouka berdehem, dan melanjutkan:

“....Silahkan. Aku akan membiarkanmu bersiap sedikit.”

“Terima kasih banyak!”

Dia menyetujuiku dengan mudah?

“Tapi....aku tidak bisa menunggu selama itu. Di bulan Juni, Sagiri akan naik kelas.”

Naik kelas? Tunggu, apa kembali pada masyarakat artinya pergi ke sekolah? Apa kau bercanda? Itu terlalu sulit! Adikku hampir tidak bisa keluar dari kamarnya, dia tidak mungkin bisa keluar dari rumah!

Melihatku goyah, dia menikkan jarinya, dan mengumumkan:

“Tes untuk Sagiri akan mulai tanggal 1 bulan April. Tidak ada hari lain - jelas?”

“Ya.”

“Baiklah.” Katanya, dan mulai memakai sepatunya. Sebelum dia pergi, dia berbalik dan berkata:

“Ngomong-ngomong, cinta antara kakak dan adik yang kau tulis, kupikir itu menjijikan.”

“Karena aku juga adik perempuan.”


* * * * *


Sesudah mengatakan itu, bibiku pergi.

Setelah itu, aku cepat-cepat ke kamar terlarang, untuk memberitahu Sagiri tentang percakapan kami barusan dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

“Aku penasaran apa Sagiri baik-baik saja.”

Dia takut sekali dengan Kyouka-san, jadi aku sedikit khawatir.

Menarik napas panjang, aku hendak mengetuk pintu ketika - *Klik*. Pintu terbuka. Tidak peduli seberapa lama aku menunggu, Sagiri tidak muncul.

“Sa, Sagiri?”

Aku mengintip ke dalam dan melihat dia bersembunyi dibawah selimutnya, menggunakan tongkat panjang untuk membuka pintu barusan.

“....Apa yang kamu lakukan?”

Aku tidak tau harus bilang apa. Ya, aku sudah terbiasa memasuki kamarnya, tapi aku masih sulit beradaptasi.

“Karena....” dia mengintip keluar, melihat kesekeliling dan bergumam “Jika aku melihat Kyouka-sama di balik pintu....aku akan ketakutan hingga mati...”

Kyouka-sama kamu bilang!? Kalau dia setakut itu, nampaknya kejadian itu meninggalkan banyak ingatan buruk. Meskipun dia nampak sangat moe di bawah selimut, kejadian itu bukan main.

Ketika aku memangil kembali hatinya yang hancur lebur dari waktu itu, aku tidak bisa kuasa mendengarnya lagi. aku masuk dan menutup pintu di belakangku, dan bertanya dengan suara yang paling lembut yang aku bisa.

“Kamu tahu Kyouka-san datang, kan?”

“Ya.”

“Apa kamu tahu apa yang kami bicarakan?”

“...................”

Dia menggelengkan kepalanya tanpa menjawab. Dia seharusnya bisa mendengar percakapan kami.....tapi lalu bagaimana bisa dia mendengar percakapan antara aku dan Elf atau Megumi? Jangan dipikirkan, sekarang bukan waktunya.

“Tentang itu....Sagiri....bibi bilang....” aku terbata.

“....Dia ke sini untuk mengetesku, bukan?”

“!”

Sudah kuduga! Dia bisa mendengar percakapan kami!

Sagiri mungkin berpikir apa yang kupikirkan, dia menggelengkan kepalanya.

“....Itu perkiraanku.”

Mengatakan itu, dia mengguncangkan badannya dan dengan perlahan merayap dari bawah selimut. Dari posisiku, aku bisa melihat bagian dari pakaiannya tidak dikancingkan. Seharusnya pakaian itu seperti ini!

Aku memaksa mataku berpaling sewaktu Sagiri berganti.

“....Juni, tahun lalu....aku berjanji padanya....bahwa aku akan kembali pada masyarakat....”

“............”

Aku akhirnya mendengarnya darinya, tapi ---

“Apa...kamu sudah tahu apa yang Kyouka-san maksud dengan kembali pada mayarakat?”

Dan kancing pakaianmu! Aku sudah melihat terlalu banyak!

“Kamu....tidak ingin aku kembali pada masyarakat?” dia bertanya, bingung.

“Ya! Aku ingin! Tapi kamu tidak akan bisa! Kamu adalah Sagiri! Izumi Sagiri, seorang hikikomori!”

“Mwu....kamu tidak harus mengatakanya seperti itu....”

Dia mencibir. Aku menggelengkan kepalaku:

“Aku sudah membuat situasimu sedikit lebih mudah. Apa kamu sudah tahu bahwa waktu diperpanjang sampai April ....eh? Mengapa kamu tersenyum?”

“Hmhm....apa kamu pikir aku belum menyiapkan apapun?” dia membusungkan dada (rata) nya, dan mengumumkan “Nii-san, biarkan aku memperlihatkanmu bagaimana aku akan kembali pada masyarakat.”

“Ap, apa?”

Sagiri puas dengan ekspresi tercengangku, lalu menyadari pakaiannya yang tidak dikancingkan, dan merasa malu.

“Me, mesum!”

“Maaf!” aku dengan cepat berbalik.

Keheningan memenuhi kamar, atmosfer yang tidak tertahankan ---

Tiba-tiba, suaranya datang dari belakang:

“....Kau bisa berbalik sekarang.”

“Baik.”

Setelah sunyi sesaat, Sagiri berkata:

“Apa yang mau kita bicarakan?”

“Kamu mau menunjukkanku hasil darimu kembali pada masyarakat.”

“Nii-san...sekarang, aku akan pergi ke sekolah.”


“....Ya?” Aku terbengong beberapa saat “Apa yang kamu katakan?”

“Kamu tidak dengar? Aku akan mengatakannya lagi: Aku...akan pergi ke sekolah.”

“-------------------------“ rahangku jatuh “Sa, Sagiri? Maksudmu....kamu akan pergi ke sekolah?”

“Pergi ke sekolah sama seperti kembali pada masyarakat, kan?”

“Tepat! Kamu berhasil Sagiri! Kamu akhirnya berhasil! Aku selalu percaya padamu!”

“Wah!”

Dia mundur karena ragu “Kamu menakutiku!”

“Ah, maaf....aku sangat senang.”

Sagiri pergi ke sekolah! Hanya sekali tak masalah! Sehari tak masalah! Kita bisa lulus tes ini! Dan satu dari sekian banyak hal yang kuingin adalah melihat adikku pergi ke sekolah.

“Hmhm~” Dia memerah, dan berbalik “Licik..bagaimana bisa aku marah padamu....”

“Asalkan kamu memang mau. Aku khawatir kamu mungkin tidak bisa meninggalkan kamar ―“

Mendengar pertanyaanku, Sagiri tersenyum puas, dan melambaikan tangannya “Lihat aku pergi ke sekolah, ya.”

“Tentu.”

Dia menyalakan komputer, menggunakan web browser untuk membuka laman peta daring. Ikonnya di gerakkan kesekitar sebentar sebelum berhenti di Adachi - tepatnya rumahku.

“Aku berangkat!”

Dia dengan senang mengklik tetikusnya. Layar pun mulai bergerak menuju sekolah.

“Kau...kau....mungkinkah....”

Mungkinkah...itu yang dia maksud? Ini aku yang salah tanggap atau bagaimana?

Ini membingungkan, tapi Sagiri masih sibuk mengklik. Layar sudah menunjukkan jalan utama.

“Ha...ha....sedikit lagi....”

Melihat dia begitu membuatku sadar apa yang dia coba lakukan: pergi ke sekolah --- dalam jaringan!!!!!

“Aku sudah sampai! Bagaimana, Nii-san....aku hebat, 'kan?”

“Ini hanya street view!” Teriakku “Kamu....kamu bilang kamu ingin pergi ke sekolah, tapi kenyataannya kamu hanya menggunakan street view! Jangan bertingkah seakan itu sesuatu yang hebat!”

“Tapi......” Dia mencibir “Ini sudah usaha terbaikku.”

“Oh....”

“Aku sudah berusaha.”

“Ya. Oke.”

Dia memang benar. Tapi aku juga tidak salah― ya, dia memang sudah berusaha. Memang.

“Maaf.” Gumamku “Tapi apa yang bisa kita lakukan sekarang? Aku tidaka yakin Kyouka-san akan menerima ini.”

“.....Dia tidak akan?”

Melihat bingungnya dia, aku tidak punya pilihan selain memberitahu yang sebenarnya.

“Tidak, dia tidak akan, kamu harus menunjukkan kesungguhanmu kalau kamu betul-betul ingin kembali pada masyarakat.”

“Sejak Juni....setelah janji itu...aku berlatih....tapi aku tidak bisa.”

Kamu berlatih keluar? Kupikir ketika dia menyambutku di pintu itu hanya menyambut biasa, tapi dia bersiap untuk tes ini.

“....Um.”

“Dan kenapa kamu menjanjikannya? Aku rasa kamu tidak bisa berpikir sampai sejauh itu tahun lalu."

“Karena....aku....juga....”

“Juga?”

“Bersama....itu bagus.”

“Maaf, bisakah tolong ulang?”

Aku tidak bisa mendengarnya, bukan aku tidak terbiasa dengan suara kecilnya, tapi barusan suaranya terlalu kecil, aku tidak mendengar apapun.

Sagiri ragu-ragu, dan mengangguk:

“Aku tidak ingin menjadi beban untukmu!”

“Apa bibi bilang sesuatu?”

Dia menggelengkan kepalanya, dan menggagap:

“Tidak, ini masalahku....tidak seorangpun bisa melakukannya untukku....dan....aku....tidak bisa melakukan apapun....jadi, aku--“

“Aku perlu melakukan sesuatu juga.”


Masih kata yang sama, tapi kali ini aku mengerti perasaannya.

“Begitu yah? Aku mengerti, lakukan yang terbaik.”

“Ya.”

Kami tertawa dengan pelan. Sagiri melanjutkan:

“Jadi....apa yang bisa kita lakukan sekarang? Untuk mengujiku...agar bisa kembali pada masyarakat....”

“Yah, kita masih punya sepuluh hari tersisa, mari pikirkan sesuatu.”

Meskipun aku berkata begitu, tapi sepuluh hari tidak cukup. Untuk membiarkan seorang hikikomori akut seperti Sagiri kembali pada masyarakat dalam sepuluh hari....mungkin bahkan setahun pun tidak akan cukup. Itu hanya mimpi.

Kembali pada masyarakat..... Kembali pada masyarakat....sebenarnya apa yang bisa termasuk sebagai kembali pada masyarakat? Sayang sekali, semua itu tergantung bagaimana Kyouka-san menanggapinya. Tidak peduli seberapa keras Sagiri mencoba, tetap tidak bisa diterima jika bibiku tidak mau mengakuinya ― tapi, jika dia mengakuinya -- “Um---“*2

Kami berdua mencoba memikirkan sesuatu. Tiba-tiba, bel rumah pun berbunyi -

“Izumi-chan ~ aku kesini untuk bermain ~”

Suara Megumi datang dari luar.

Beberapa menit kemudian -

“Jadi Izumi-chan mau kembali pada masyarakat? Itu perintah Kyouka-san, walimu? Dia baru kesini? Ah, aku mengerti ―“

Di lantai atas, di koridor sebelah kamar terlarang, Megumi meletakkan telinganya ke dinding dan menguping kami dengan pose yang aneh. Segera setelah selesai, dia mengangkat jarinya, berkata: “Seperti Papa_no_Iukoto_wo_Kikinasai Papakiki ya[1].”

“Aku tidak mengira suatu hari Megumi-sama akan membuat sebutan itu....yah, itu memang pas, tapi jadi kau pikir Kyouka-san ini versi perempuan dari si [Oji-chan]?[2]?”

“Yap, betul sekali."

“Jangan bercanda, sejak kapan Oji-chan Papakiki seperti itu?”

Detailnya sih tidak masalah, tapi perbedaannya kelewat besar.

“Onii-san seperti Sora-chan[3].”

“Aku benar-benar ingin memukulmu sekarang.”

Berapa banyak volume yang sudah kau baca? Kenapa bisa-bisanya memikirkan perbandingan menggelikan itu?

“Ehehe” Megumi menjulurkan lidahnya “Hari ini onii-san tsun-tsun ya ketika aku menyebutkan bibimu, sama seperti gelagat wanita-wanita di light novel. Hmhm ~ apa benar kali ya? Insting wanitaku sangat akurat.”

“Berhenti seenaknya! Kau tidak seperti sedang bercanda!"

“Itu hanya bercanda, aku tidak bermaksud memandang rendah situasi Izumi-chan. Tolong ceritakan situasinya padaku.”

Aku heran, kenapa aku memutuskan untuk memberitahukanya sesuatu yang sangat penting? Sebelum aku membuka pintu, sesaat terpikir untuk memberitahunya “Sekarang bukan saat yang tepat, pulanglah”. Tapi malahan, aku membiarkannya masuk, dan memberitahunya.

Tidak bisa dipercaya bukan? Apa itu skill komunikasi Megumi?

“....Kenapa juga aku memutuskan untuk memberitahumu....”

Aku berbicara pada diriku sendiri, tapi Megumi mencibir:

“Ah ~ maaf. Aku tidak bermaksud buruk atau apa.” Jeda sebentar “Tapi Onii-san melakukan itu karena kita teman.”

“------“

Itu tiba-tiba menjawab kelengahanku sebentar.

“Aku akan mendengarkan dengan seksama, dan bahkan jika aku tidak bisa melakukan apapun, aku tidak akan memberitahu siapapun. Dan jika ada sesuatu yang bisa aku lakukan, aku akan melakukannya.” Katanya, sambil membuat gerakan *Shhhhh* dengan jarinya di depan mulut.

“Aku mengerti....terima kasih.”

“Um.”

Jadi....aku bahkan dianggap teman oleh Megumi.....teman....yah, kami menjadi teman.

Tanpa menyadarinya.....

Sial, aku mulai merasa malu.

“Jadi.....”

Itulah yang bisa aku katakan sebelum *Bam* keras menyela.

Pintu terbuka. Di belakangnya adalah Sagiri, wajah jelas, terbakar semangat.

“Kenapa―“

Aku mengerti, di dalam kamar dan di luar kamar adalah citra yang sangat terlalu berbeda. Satu langkah keluar saja sudah cukup untuk membuatnya basah kuyup dengan keringat.

Sepucat hantu, dia bilang:

“Karena....aku....teman juga....jadi aku harus.....bisa sendiri.....”

Bagiku, dengan hanya kata-kata ini saja sudah cukup untuk dihitung lulus.

Meski aku tidak punya bukti, tapi tetap saja Sagiri menganggap Megumi sebagai temannya....itu lebih baik daripada sebelumnya. Aku harus membuat Kyouka-san melihat semua ini.

“Um..Megumi-chan.”

“Ya, Izumi-chan.”

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

“Ya!” Dia dengan senang mengangkat tangannya.

“Tapi sebelum itu....”

“Sebelum itu?”

“Ada sesuatu yang sudah aku sembunyikan darimu.”

“!”

Matanya tebuka lebar terkejut. Bahkan aku tidak mengira hal ini sama sekali.

“Sagiri, apa kamu....”

“....Ya.” Dia mengangguk “Megumi-chan tak masalah.”

Dia mengambil langkah mendekati Megumi:

“Sebelum kita bicara....apa kau ingin mendengar rahasiaku?”

“Rahasia yang sangat penting?”

“Ya....sangat penting. Aku akan mati jika seseorang selain teman terbaikku tahu tentangnya.”

“....Aku mengerti.”

Megumi melihat langsung pada mata Sagiri, lalu menampar-nampar wajahnya sendiri, dan membuat tatapan lucu, pose siaga tempur sambil tertawa “Aku sudah siap! Lanjutkan, Izumi-chan.”

Sagiri juga tertawa “Kalau begitu, aku akan mengatakannya.”

“Um um”

“Aku....aku.....” Dia memerah dengan cepat, matanya berubah menjadi ><, dan dia berteriak “Aku Eromanga-sensei!!!!!!”

“Ya, aku sudah tahu itu.”

Beberapa menit kemudian ----

“......Hmmmmmmmmmm”

“Wah!, Apa kamu marah, Izumi-chan?”

“Hm ~ aku tidak tahu itu, Megumi!”

“Bukannya tidak perlu semarah itu? Ada banyak petunjuk, lho, siapapun bisa menyadarinya, 'kan, Eromanga-sensei?”

“Aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.”

Megumi mencoba untuk mencairkan suasana, meski Sagiri hanya duduk di sana sambil memeluk lututnya.

Rahasia besar yang kami coba sangat sangat keras tutupi langsung terbongkar bahkan sebelum kami punya kesempatan untuk mengatakannya. Berdasarkan apa yang dia bilang, Megumi sudah tahu itu sejak waktu dia diminta untuk menjadi model - dan dia sudah mengetahuinya ketika natal. Tentu saja Sagiri tidak senang dengan itu, semua keberaniannya baru saja tersiasiakan.

“Tapi itu masih bagus. Megumi tidak berubah setelah mengetahui tentang rahasiamu.”

“Ehehe, tentu saja! Bagaimana bisa aku membenci temanku karena itu!” Dia dengan bergaya mengatakannya.

Sagiri mengangkat lehernya untuk melihat Megumi, matanya dipenuhi dengan ketetapan hati.

“....Apa kamu tahu kalau aku menyukai gambar yang ecchi?”

“Yap. Aku tahu itu sejak April, tahun lalu.”

“Ah, itu kesalahanku.” Aku bilang.

“......................” Dia melirikku dengan ekspresi rumit, sebelum mendesah “.....Kamu seharusnya memberitahuku langsung.”

“Kamu benar.”

Dengan begitu kami tidak perlu menyembunyikan itu dari teman untuk waktu yang sangat lama.

“Megumi-chan juga....jika kau tahu maka....katakanlah sesuatu.”

“Aku tidak akan. Karena kau mencoba terus merahasiakannya, aku tidak akan mengatakan apapun juga. Lagipula.....aku senang jika Izumi-chan bisa memberitahuku rahasiamu sendiri.”

“.....Aku mengerti.”

Malu! Malu!

“Kalau begitu...mari kita bicara.”

Setelah itu, dia memberitahu Megumi mengenai apa yang kami bicarakan barusan - masih tergagap terkadang, tapi setidaknya dia bisa mendengarkan cerita temannya, Megumi penasaran sebentar lalu melihat secara langsung pada mata Sagiri, dan bertanya:

“Izumi-chan....ini....harus sukses, kan?”

“Ya. Harus.”

“Lalu.....”

“Megumi, apa kau punya ide?”

“Ya.”

“.....Benarkah?” Kami bertanya dengan penuh harap. Dia mengibas-ngibaskan jarinya:

“Ke sini sebentar -- *Bla bla bla*”

“----Bagaimana menurutmu?”

“!” *2 Kami berdua menatap padanya dengan terkejut.

“Tidak mungkin, Megumi....itu tidak mungkin! Kami hanya punya sepuluh hari lagi! Kami tidak akan tepat waktu.”

“Ya, benar.”

“Terus kenapa.....”

“Tapi hanya cara ini yang bisa membuatmu bisa diakui.”

“------“

“Kyouka-san ini wanita yang serius, kan? Kalian berdua harus meyakinkan dia kalau Izumi-chan berhasil untuk kembali pada masyarakat, bukan? Kupikir kamu harus menunjukkan padanya kalau Izumi-chan sudah berusaha keras, tidak ada cara lain.”

“..................”

Ide Megumi akan menyebabkan tekanan dahsyat pada Sagiri, aku akan membatalkannya.

Tapi alasannya konkrit, karena ini memang tes untuk Sagiri. Tapi ―

Baru saja mau menyarankan cara lain ―

“....Ayo pakai itu.” Adikku berkata dengan suara rendah tapi tegas “Aku tidak tahu mampu atau tidak...tapi aku akan melakukan yang terbaik.”

“Ya, kamu bisaa.”

“Sagiri, apa kamu benar-benar tak masalah?”

“.....Ya!”

“Oke, jangan terlalu memaksakan dirimu terlalu keras.”

Jika dia memutuskan untuk begitu, maka sebagai kakaknya, aku hanya bisa mendukungnya.

* * * * *

Waktu berlalu ― dan 1 April pun datang. Libur musim panas berakhir dan semua kembali bersekolah.

Aku sekarang di kelas dua SMA. Sagiri masuk kelas satu di SMP - tentu saja, hanya di kertas saja.

Di sepuluh hari terakhir, Sagiri mengurusi dulu hal yang sangat penting. Urusannya itu? jawabannya akan dibeberkan dengan perlahan.

Jam sepuluh pagi, pintu dari kediaman Izumi dengan perlahan terbuka, Kyouka-san masuh dengan pakaian formal.

“Pagi, Masamune-kun. Ayo kita mulai tes untuk Sagiri.”

“Ya.” Aku dengan cepat menjawab.

“Hm? Sepatu? Ada....orang lain di rumah?” Dia bertanya, melihat pada rak sepatu.

“Ya....tapi tolong, jangan dipikirkan.”

“Oke.” Dia melihat ke atas “Jadi sekarang apa? Biarkan aku melihat bagaimana Sagiri akan kembali pada masyarakat.”

“Ya. Tolong tunggu, Sagiri akan menunjukkan padamu hasil yang dia buat tahun ini.”

“Mana?”

Wajar saja dia akan bingung. Normalnya Sagiri tidak pernah meninggalkan kamarnya ketika ada orang lain di rumah - tapi kali ini, aku memanggilnya dari lantai dua.

“Sagiri, kamu bisa mulai sekarang.”

“....Masamune-kun?”

Tanya bibiku....sebenarnya, bahkan aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tahu apa yang akan Sagiri lakukan, tapi hanya Tuhan yang tahu apakah dia akan sukses atau tidak.

Aku menunjuk pada tangga, dan mengumumkan:

“Lihat....ini adalah bagaimana Sagiri akan kembali pada masyarakat!”

“------------------“ Melihat “Itu” terjadi, ekspresinya membeku.

Dengan deretan langkah kaki datang dari tangga --- Sagiri, menunjukkan pada semuanya seberapa keras dia mencoba.

Dia datang ke bawah dari lantai dua, sama seperti dia yang untuk menyambutku - tidak, dibandingkan dengan waktu itu, dia lebih pucat, kakinya gemetar lebih kencang, tapi dia terus berjalan―

“Sagiri-san, itu.....”

Bibiku menatap dengan terkejut. Aku sudah tahu kenapa, tapi bahkan aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menelan ludah.

“...................”

Hari ini dia memakai seragam SMP. Seharusnya dia mengenakannya untuk pergi ke sekolah bersama teman-teman ― atau tidak, karena dia tidak sekolah. Yah, meskipun tidak juga, berkat Megumi, dia akhirnya bisa merasakan seragam di tubuhnya ― jika kedua orang tua kami masih hidup, jika hubungan kami masih baik, mungkin kami akan tetap dekat seperti adik-kakak sewajarnya.

Di saat itu, aku hanya bisa membayangkan kemungkinan lain - aku melihat adikku, perasaan kemurungan bangkit dalam hatiku.

“.............”

Akan jadi seperti apa reaksi Kyouka-san? Aku ingin tahu, tapi aku tidak bisa memalingkan mataku dari adikku.

“....Hah....hah.....”

Akhirnya, Sagiri mencapai kami. Jarak dari kamarnya hanya beberapa meter, tapi dia bernapas keras, bahunya bergetar, dan tenaganya terkuras. Dengan wajah pucat, dia mendorong dirinya beberapa langkah ke arah Kyouka-san lagi, dia mengangkat kepalanya dan menyapa:

“Selamat....selamat pagi.”

Dalam sebuah interview, sapaan gagap akan berarti game over untuk peserta, tapi sekarang itu adalah usahanya yang terbaik. Kyouka-san akan bereaksi seperti apa?

“....Pagi, Sagiri. Aku terkejut, kau bisa keluar dari kamar sekarang.”

Aku tidak bisa melihat tanda apapun dari ekspresi sedingin esnya.

“Hanya, hanya sedikit.”

Merasakan adikku akan pingsan karena aura bibiku, aku dengan cepat menambahkan:

“Dia berlatih setiap hari.”

Ini hasil dari latihan panjangnya selama sepuluh hari. Jantungku berdegup kencang ketika aku melihat dia datang padaku seperti ini.

“Hanya sedikit....tapi kau bisa pergi keluar sekarang.”

Kyouka-san tidak mengatakan apapun lagi. matanya menyempit, seperti dia marah dengan sesuatu. Sagiri tidak mengatakan apapun juga, dia nampak seperti dia akan pingsan.

Lalu, bibiku berkata:

“Terus?”

“!”

Masih belum lulus? Masih perlu ditingkatkan? Apa itu yang kau maksud? Meski aku bersiap lebih dalam situasi ini, kepalaku penuh dengan kemarahan. Dalam waktu itu, aku benar-benar lupa tentang apa yang dia lakukan untukku dan di saat hampir meletus keluar amarahku― “Nii-san, ada lagi....”

Ya. Ada lagi.

“Kyouka-san....ini....semua yang bisa aku lakukan sekarang.”

Itu benar. Sagiri hanya bisa pergi sampai ke pintu. Dia tidak bisa meninggalkan rumah.

Bibiku menambahkan, dan dengan dingin berkata “Hanya ini?”

Sagiri mengambil napas panjang, menggelengkan kepalanya

“Meski....aku tidak bisa pergi keluar....aku ingin pergi ke sekolah.”

Kata-katanya saling bertentangan, tapi dia mengatakannya dengan jelas.

Kyouka-san makin bingung, dan dia bertanya:

“Kau tidak bisa pergi keluar....tapi kau ingin pergi ke sekolah? Apa maksudnya itu?”

Di waktu yang lain, aku mungkin suka melihat ketika sang “Ratu Es” bingung.

“Ma, Masamune-kun, jelaskan! Aku tidak mengerti apapun!”

“Sagiri menunjukkan hasilnya tahun ini.”

“Aku tahu dia ingin pergi ke sekolah, tapi....”

Bagaimana bisa dia pergi ke sekolah tanpa pergi keluar dari rumah? Belum lagi, tidak ada sekolah yang buka sedini ini.

“Seperti yang bibi lihat, pergi ke sekolah tanpa pergi keluar.” Kataku dan berkedip, dan memberi isyarat pada Sagiri “Ikutlah denganku.”

“Masamune-kun, ada orang lain di ruang tamu?”

Aku menunjukkan ruang tamu dan seseorang lain yang ada di dalam.

“-----------Ini?”

“Ini - teman sekelas Sagiri.”

Ruang tamuku sudah berubah. Semua perabotan dipindahkan ke samping, digantikan oleh kursi dan meja seperti di sekolah dan papan tulis. Tentu saja, ada murid juga.

Kyouka-san melihat ke ruang tamu - bukan, ruang kelas dengan terkejut. Dari posisi kami, tempat kami adalah pada sisi kiri dari pintu - tempat dimana orang dewasa biasanya duduk.

“Tolong perhatikan.”

“Masamune-kun, apa kau bermain-main denganku?”

Keterkejutan menghilang dari matanya, dan digantikan dengan kedinginan. Tapi aku tidak bisa menunjukkan kelengahan sedikitpun sekarang.

“Itu bukan yang aku maksud.”

Sepuluh hari yang lalu, pada dasarnya rencana Megumi seperti ini:

  • Pergi keluar dari kamar. Pergi sejauh mungkin.
  • Buka ruang kelas disana.

Sagiri hampir tidak bisa menangani yang pertama, dan yang kedua....kupikir kami tidak bisa melakukannya. Tapi karena tidak ada orang yang punya ide yang lebih baik, kami tidak punya pilihan selain mencobanya.

“Tolong, perhatikanlah.” Aku memohon dan membungkuk.

“Baiklah” Dia mendesah.

“Terima kasih.”

Aku pergi ke papan tulis dan berdehem, dan berkata:

“Baiklah, kelas dimulai.”

Aku melihat ke ruang tamu (ruang kelas), mataku berhenti pada bibi Kyouka, dan aku berkata:

“Pertama, semua siswa tolong perkenalkan dirimu.” “Aku pertama aku pertama!” Megumi dengan senang mengangkat tangannya, dan berbalik ke Kyouka-san, membungkuk “Aku Jinno Megumi, masih kelas satu! Aku teman sekelas dan ketua kelas dari Izumi-chan! Senang bertemu denganmu!”

“....Senang bertemu denganmu juga.”

“Sejujurnya, kelas ini adalah ideku! Bulan lalu, Izumi-chan memintaku untuk mencari cara!”

“....Memintamu? Anak itu memintamu?”

“Yah!”

“.............”

Wajah bibiku mengeras, matanya membuat takut semua orang di ruangan, Megumi termasuk.

“Um....bisa aku melanjutkan?”

“.....Silahkan.”

Megumi menutup matanya beberapa detik, ketika dia membukanya kembali, semua keraguan darinya lenyap. Dia berbicara dengan nada yang memikat orang: “Aku pertama kali bertemu Izumi-chan tahun lalu, di bulan April. Pertama, aku datang untuk meminta Izumi-chan pergi ke sekolah. Aku ingin menjadi temannya, pergi ke sekolah bersama, dan pergi ke kelas bersama...hanya itu yang aku inginkan.”

Apa itu cara dia mengontrol aliran dari percakapan?

“Dan kemudian aku bertemu Onii-san, lalu bicara dengan Izumi-sensei, aku tahu hal itu tidak sesederhana itu. Guruku bilang bahwa aku seharusnya tidak tergesa-gesa dalam apapun. Sebenarnya, aku merasa sedikit down, dulu. Kupikir kami bisa dengan cepat menjadi teman.....”

Ya, itulah Megumi.

“Lalu....banyak hal terjadi.....” Dia memerah, dan melihat kebawah.

Yap. Celana dalam bergaris yang sangat manis.

Celana dalamnya diambil, dia membaca light novel untuk pertama kalinya, pesta natalnya - banyak hal yang sudah terjadi.

“Aku meminjam bukunya, kami bertukar hadiah....terkadang dia bahkan membiarkanku untuk berbicara. Lalu tiba-tiba bulan lalu, dia memberitahuku tentang idenntitas dirinya....sekarang kami sudah super dekat!”

Dia menutup matanya, dan mengacungkan jarinya “Nanti lagi, aku akan menceritakan masalahku pada Izumi-chan!"

Lalu dia duduk dengan tersenyum lebar.

“.........................”

Setelah Megumi selesai berbicara, Kyouka-san menatapku. Dia sepertinya sudah mengerti maksud dari ruang kelas ini. Aku mengangguk sedikit dan memberi sinyal untuk murid selanjutnya.

“.....Selanjutnya aku.”

Itu Muramasa-senpai. Aku tidak berpikir tau dia bisa dapat seragam sekolah seperti Sagiri, mungkin itu dari Elf.

.....Ngomong-ngomong, karena ukurannya salah, tiga dari kancing atasnya tidak dikancingkan....dasar, senpaiku ini....

“Ma, Masamune-kun, matamu melihat ke mana?”

“Aku tidak melihat apapun! Sungguh! Sekarang bukan waktunya.”

Aku langsung ditegur. Dia dengan cepat menutup dadanya dan berbalik pada Megumi.

“....Jinno....apa kau sengaja memberi seragam kecil untukku?”

“Tidak! Aku bahkan memintanya pada gadis dengan dada terbesar di kelasku!”

“Kuh.....!!!!”

Muramasa-senpai memerah, lalu dia berbalik pada Kyouka-san, dan dengan elegan menyapa:

“Namaku adalah Senju Muramasa. Aku teman Masamune-kun. Dan hobiku adalah menulis.”

Itu pertama kalinya aku melihat dia berbicara dengan nada yang sopan.

“Di masa nanti, aku berencana untuk menjadi kakak ipar Sagiri-kun....”

Aku tarik kata-kataku. Dia masih bicara dengan semena-mena.

“.....Apa kamu teman Sagiri juga?”

“Sejujurnya, aku tidak yakin. Tapi....”

“Tapi? Apa maksudmu?”

“Terkadang dia memintaku untuk memakai pakaian terbuka di kamarnya.”

“Masamune-kun! Apa maksudnya ini!!!”

Senpai! Apa kau mencoba untuk membunuhku atau apa? Bisakah kau tidak mengatakan bagian itu?

“Model! Dia diminta untuk menjadi model! Dia senpaiku, kami memintanya untuk menjadi model kami!”

“Begitukah? Model seperti apa?”

“Yah....aku diminta memakai bikini....Sagiri-kun dengan senang menggambar....Masamune-kun juga ikut di sana.....”

“Masamune-kun? Apa yang kamu lakukan ketika aku tidak di sini?”

Itu bukan kesalahanku, sungguh! Mengapa kau menganggapku seperti bos kriminal?

Oh yah, tak apa, bos kriminal pun tak apa juga! Tak apa!

“Itu referensi untuk novelku! Aku perlu menulis adegan dengan banyak gadis dalam pakaian renang! Semua untuk novelku! Untuk cerita masa depan! Apa ada masalah dengan itu!”

“Aku melarang keras untukmu menulis itu! Kita bicara empat mata nanti!”

Setelah rasa maluku meluap semua, akhirnya perkenalan Muramasa-senpai selesai. Ngomong-ngomong, dalam volume tiga ada adegan ketika gadis muncul dengan pakaian renang.

“....Maaf....aku belum selesai berlatih....aku sangat gugup.”

Senpai duduk dengan penuh rasa sesal.

Selanjutnya adalah Army. Hari ini dia mengubah gaya rambutnya lagi. dia yang tertua di antara kami, jadi dia nampak seperti cosplay yang dilakukan orang asing --- tapi itu manis.

“Halo.”

“....Kamu....”

“Amerika, Kyouka-chin. Sudah dua tahun.”

“.................”

Mata bibiku menyempit. Jadi mereka berdua sudah saling kenal. Army adalah “murid mamanya Sagiri”, tentu saja mungkin untuknya tahu karena dia adalah “adiknya ayah”. Ketika ayahku menikah kembali, bibiku adalah orang yang paling keras menentang keputusan itu.

“Aku menangani manga Adik Perempuan Terimut di Dunia, bisa dibilang aku ini rekan kerjanya. Aku membawa beberapa gambarnya denganku kesini”. Katanya, sambil memegang kumpulan kertas penuh warna.

Itu semua adalah gambar yang Eromanga-sensei buat, dari ilustrasi, gambar pribadi....yang mana termasuk prestasinya.

“....Biarkan aku melihatnya.” Kyouka-san mengambilnya dari Army, menambahkan “Tidak perlu takut. Meskipun aku hampir tidak pernah membaca novel seperti ini, setidaknya aku tahu bahwa banyak orang menyukainya. Kita tidak bisa menilai prestasi Sagiri tahun lalu tanpanya.”

Dia melihat mereka semua. Meski beberapa bisa dianggap sebagai gambar yang ecchi, aku merasa kami memang harus membiarkannya melihat semua.

Lalu, dia menaruh semua ke dalam tasnya, dan mengumumkan: “Masih perlu dipertimbangkan.”

Army mengangguk dan duduk. Di sampingku, si teman sekelas satunya lagi sepertinya tidak sabar lagi.

“Akhirnya, ini giliranku!” Elf berteriak dan berdiri. Dia memakai seragam juga, sangat cocok sekali dengannya.

Dia berputar 360 derajat penuh, lalu melihat ke Kyouka-san, dan membusungkan dada (rata)nya:

“Aku Yamada Elf, teman....Sagiri, tapi terkadang kami berdebat satu sama lain....dan kami rival dengan tujuan yang sama....kau bisa memanggil tetangga.”

“Yamada-san yang tinggal disebelah, kan?”

“....Kuh” Elf menjentikkan lidahnnya “Ya. Sekarang aku akan memberimu cerita masa lalu yang mempesona.”

“Tidak perlu, aku sudah menyelidikinya sendiri, Yamada Elf-sensei.”

“Tunggu tunggu! Aku sudah banyak berlatih kemarin! Biarkan aku bicara!”

“Tidak perlu.”

“Ya sudah.....” Elf tertekan, tapi dia dengan cepat kembali bernyawa “Kalau begitu versi singkatnya saja ― ini adalah tes yang disiapkan oleh guru privat Sagiri. Semua mata pelajaran termasuk. Masamune, ambillah.”

Aku mengikuti dan memberi bibiku buku tes tadi. Itu bagian dari rencana. Dalam sepuluh hari, Sagiri (tinggal di rumah, di. dalam kamarnya) mengambil tes dan menunjukkan bahwa dia benar-benar sanggup masuk SMP. Dana hebatnya, dia (hampir tidak) lulus.

Kupikir dia tidak tahu apa-apa selain menggambar, tapi ternyata dia masih belajar....hebat, masih bisa berusaha.

“Seperti yang kau lihat disini, Sagiri bisa masuk SMP.” Elf dengan senang mengumumkan.

Ngomong-ngomong, Chris-aniki menyarankan Elf menerima tes juga. Jika aku ingat dengan benar, dia dapat tiga nilai 0. Imej gadis itu benar-benar hancur.

“................................”

Bibiku melihat pada tesnya, lalu dengan perlahan menatap pada semuanya yang di dalam “Ruang kelas”. Matanya mulai menatapku, lalu Elf, Muramasa-senpai, Army, Megumi. Tidak ada orang yang berani mengatakan apapun, sampai Elf akhirnya berhasil mengatakan: “Kau bisa lihat itu - meski masing-masing dari kami punya alasan sendiri untuk kesini, kami semua membantu Sagiri” dia menutup mata, melirik padaku, dan menambahkan “Aku serahkan sisanya padamu, Masamune-sensei.”

Bagus. Sensei bisa digunakan untuk “guru” dan “novelis”.

Di bawah perngawasan mata semuanya, aku berbalik dan berjalan ke arah bibiku:

“Kyouka-san, Sagiri tidak bersembunyi di kamarnya tahun ini. Dia punya teman sekarang, teman yang cukup dekat untuk mencuri celana dalam.”

“Menjadi teman dekat tidak diizinkan untuk mencuri celana dalamku!”

“Aku tidak melupakan waktu ketika dia menipuku untuk memakai pakaian renang!”

Megumi, senpai. Diamlah.

Ya. Mereka semua adalah teman Sagiri. Jika kami memasukkan beberapa orang yang tidak bisa datang kesini, jumlahnya akan bertambah.

Mereka semua adalah teman dekatnya. Setidaknya, menurutku semua ini cukup - bukan karena Sagiri adalah adik perempuanku. Contohnya, jika aku harus bertahan menghadapi mereka berempat untuk setahun, aku mungkin tidak akan bisa.

Mungkin orang lain pasti tidak setuju, tapi bagiku, teman sangat penting, mereka adalah hal yang sangat berharga.

“Belajarnya juga bagus. Hampir tidak lulus tetaplah lulus. Dia bakhan bisa keluar dari kamar sekarang. kau lihat, dia sudah punya teman! Dibandingkan Sagiri yang dulu ini sudah terhitung kembali pada masyarakat, 'kan?"

“Ah, aku mengerti. Jadi semua drama ini untuk Sagiri? Aku mengerti.”

Dia dengan tenang menjawab. Lalu dengan desahan, dia bertanya:

“....Bagaimana yah aku harus mengatakanya....ini sangat keras untuk dikatakan....tapi untuk apa kalian melakukan semua ini?"

“!”

Kupikir aku salah mendengarnya! Aku mempersiapkan diri, tapi aku tidak berpikir bahwa aku akan mendengar sesuatu yang sangat menyakitkan begitu. Perasaan kami tidak mengefek sama sekali padanya. Itu seperti dari yang buruk jadi lebih buruk.

“.....Jadi ini berakhir?”

.....Sebenarnya, aku mengerti itu karena ini tes Sagiri, Sagiri sendiri yang harus mengakhiri ini. Tidak ada pilihan lain, ini kartu terakhir kami untuk dimainkan.

Aku berbalik ke papan tulis dan bertanya keluar:

“Sekarang, teman sekelas kita akan datang.”

Pintu terbuka, muncullah Sagiri. Di waktu itu, Kyouka-san mengerutkan dahinya.

“.............................”

Dia berdiri di pintu dan mencoba untuk masuk, tapi tidak peduli seberapa keras dia mencoba, dia tidak bisa. Tangan dan kakinya bergetar, dia nampak seperti akan menangis - dia pasti ketakutan dan penuh luka.

“...U....u....”

Dari ketika waktu latihan, Sagiri tidak pernah bisa menyelesaikan tahap terakhir ini. Setiap kali, dia akan jatuh sebelum pintu itu. Sepuluh hari hanya cukup untuk membawanya pada semua, bukan pergi keluar.

Tapi meski begitu, aku tidak bisa menghentikan dia. Sagiri sendiri bilang dia akan mencoba yang terbaik, jadi aku hanya bisa melihat dengan diam.

Di momen ini, dia melihat padaku. Menggigit bibirnya, dengan mata berair, dia mengambil langkah pertama. Dan yang lainnya. Di momen itu, dia mencapai hasil tertinggi sampai sekarang.

“.....................................”

“.....................Oh.....”

Melihat Sagiri meneteskan air mata membuatku sangat khawatir.

“.....Hah....hah.....”

Aku tidak tahan ini, semakin lama, semkain keras juga untuknya. Aku mencoba tetap tenang dan mengumumkan:

“Akhirnya, semuanya, mari kita rayakan pertama kalinya Izumi Sagiri pergi ke sekolah!”

Aku menepuk bahu Sagiri. Elf. Army. Megumi. Muramasa-senpai. Bahkan Kyouka-san bertepuk tangan.

“~~~~~~ Ah...itu....”

Dia memerah dan bernapas berat. Mungkin berdiri di sini membuatnya gugup. Biasanya, hanya pergi keluar dari kamar terlarang sudah cukup sulit, dapat dipahami dia akan seperti itu.

Tapi tidak ada seorangpun yang mentertawakannya. Bahkan Elf si cerewet tidak bilang apa-apa, menunggu dengan sabar. Ruang kelas terasa sangat damai.

“....Te-Terima kasih, semuanya....terima kasih banyak.”

Kata-katanya dipenuhi dengan penuh emosi.

“Aku, aku....selalu tidak bisa pergi ke sekolah. Aku tidak bisa....pergi keluar kamar....dalam dua tahun....aku kerap merepotkan Nii-san.”

Dia menaruh tangannya di dadanya, dan mengatakan apa yang ada dibenakku:

“Tapi, Nii-san bilang...tak apa...tak masalah jika aku tidak pergi ke sekolah....aku tidak harus memaksakan diri....bahkan jika aku tidak bisa pergi keluar....aku tetap adik perempuannya yang berharga.”

Hm? Tunggu, bagaimana bisa dia tahu tentang percakapanku dengan Megumi --- Hei, apa kau memberitahunya? Kau berani melanggar janji kita? Aku akan memberimu hukuman! Aku benar-benar akan melakukannya!

Melihat kemarahanku, Megumi buru-buru mengibaskan tangannya, membantah: Salah paham! Aku masih menjaga janjiku. Aku tidak memberitahu siapapun!

Lalu bagaimana bisa Sagiri tahu? Sialan, ini sangat memalukan! Sangat memalukan! Dia tahu sekarang!

Suara Sagiri membawaku kembali ke kenyataan.

“Aku sangat senang.”

Air mata mulai berjatuhan.

“Sangat, sangat senang....dulu....aku tidak tahu apa yang harus dilakukan....aku berasa bahwa aku sangat tidak berguna....aku merasa bahwa aku hanya....hanya melakukan apa yang aku ingin lakukan.”

Membuat live video. Menggambar ilustrasi daring ―

“Semua itu menyenangkan....tapi itu tidak bermakna berarti bagi Izumi Sagiri....tidak seorangpun melihat dirinya.”

Mereka hanya melihat Eromanga-sensei.

“....Aku kesepian.” Dia menangis “Tapi....Nii-san....menunjukkanku mimpi....dia bilang....untuk membuatnya bersama.”

Dia melirik padaku.

Semua itu tidak ada dalam skrip ― aslinya, bagian Sagiri tidak sepanjang itu, jadi aku sedikit bingung. Tapi aku tidak bisa sembunyi disini -- adikku berusaha sangat keras untuk mengatakannya, jadi itu pasti penting. Aku dibutuhkan disini.

“Dan lalu....tiba-tiba.....”

Dia menaruh tangan putih jernihnya di atas wajah merahnya, dan berteriak dengan keras:

“Nii-san bilang....dia menyukaiku!”


“Eh? eh?”

Mengapa kau membicarakan tentang itu sekarang?

“Dia bahkan bilang....dia menyukaiku dari sejak pertama kali bertemu."

“Oooiiiii!?????”

Dialog kacau apa itu!? Sagiri....apa kau memikirkan perkataanmu barusan? Itu adalah sesuatu yang aku katakan padamu secara pribadi, tapi sekarang, ketika diulangi pada orang lain, apa kamu mengerti apa yang akan mereka pikirkan? Aku hanya berkata begitu karena aku tidak memikirkannya!

“---------------------------------“

Lihat!? Meski Elf dan Muramasa-senpai bisa dipanggil “Normal”, Army, Megumi dan Kyouka-san nampak seperti mereka ingin mengatakan “Apa orang ini serius!?”

Sial? Bagaimana bisa ini terjadi padaku? Mengapa “Sambutan dalam kelas baru” berubah jadi seperti ini?

Apa yang adik perempuanku ini coba lakukan?

Aku melihat pada Sagiri, dia menangis. Tangan dikepalnya, lalu...

“....Aku juga.”

Suaranya sangat kecil, tapi menghantamku dengan keras seperti truk. Kepalaku terlempar ke dalam kekacauan, dan

“Ap, ap, apa?”

“....Aku juga! Aku menyukainya juga! Sama seperti dia menyukaiku, aku sangat menyukainya!” masih menangis, dia mencondong kedepan dan mengaku padaku.

“~~~~~~~~~~~~~~~~~~”

Dia dan aku sama-sama memerah, wajah kami sudah merah sekali!

“Jadi, aku ingin berusaha lebih keras denganmu! Aku ingin...bersama! Aku ingin hidup denganmu! Itulah mengapa aku bilang pada Kyouka-san!”

“Karena....aku juga....kita bisa bersama....itu bagus.”


Itulah kata-katanya, yang belum pernah aku dengar sebelumnya.

Masih memerah, Sagiri berbalik ke Kyouka-san, berkata:

“....Meski aku tidak bisa pergi keluar sekarang....meski hanya ini yang bisa aku lakukan sekarang....akan ada hari di mana aku bisa pergi keluar, bisa pergi ke sekolah! Bisa menggapai mimpi kami!"

Dulu, Sagiri tidak akan pernah bisa mengatakannya seperti ini.

“Terus....terus.....”

Bagian selanjutnya diucapakan dengan suara yang sangat pelan, hingga aku tidak bisa mendengarnya lagi. dari gerakan mulutnya, menurutku, dia bilang “mencapai mimpi kami”, begitu.

“Tolong! Tolong....beri aku waktu!”

Ini adalah akhirnya. Sagiri sudah melakukan semua yang dia bisa. Jika itu tidak berhasil, kami tamat sudah.

“....................”

Kami menunggu reaksi Kyouka-san. Suasana tidak tertahankan, sepuluh menit terasa seperti sejam.

Tanpa mengubah ekspresinya, “Ratu Es” mengerutkan dahinya, dan melihat pada Sagiri:

“.....Dasar kalian ini. Apa yang bisa aku katakan padamu?”

“----------------------“

Aku merasa putus asa. Bibiku berkata “Hm”,

“Jangan membuat ekspresi begitu. Aku tidak akan menyiksamu.”

Sebuah tekanan yang tidak dapat terbayangkan mengelilingiku. Dia melambaikan jarinya pada wajahku, dan menambahkan:

“Kuh...ada sesuatu yang belum aku katakan sebelumnya, jadi dengarkan baik-baik. Dalam tes ini, syarat untuk lulus adalah dengan bertemu aku di luar kamar, meski itu dengan menyeret kakinya dari kamar."

“.....Ya?”

“Asalkan dia bisa melakukan itu, Sagiri lulus.”

“...Itu....itu artinya?”

Jadi bagimu “Drama untuk Sagiri ini” tidak berarti tidak cukup, aku tolak

“Tentu saja dia lulus. Dia lulus dari saat aku bertemu dengannya di pintu masuk.”

Kami lulus tanpa drama itu?

“Sebuah drama yang lucu dan polos, permainan yang sangat kekanak-kanakkan. Bagus, seperti itulah bagaimana anak-anak seharusnya.” Dia mengangguk, tapi menatap dengan marah “Tapi kalian sudah kelewatan. Siapa yang memaksa Sagiri untuk melalui ini? Itu keterlaluan untuknya!”

“Siapa....”

Kau bertanya? Mengapa kau marah?


“Kau.”

“Aku? Kapan?”

“Kau yang bilang terus? Itu saja?! Dasar!”

“Tadi aku akan bilang lulus.”

“Kau bercanda? Auramu pada dasarnya bilang aku akan mengagalkanmu! Persiapkan dirimu! Kau seperti bos terakhir.”

“Sepertinya ini salah paham...setelah waktu itu, apa kau berpikir aku tidak merenungkan tindakkanku?”

Dan sama seperti bos terakhir, tekanan yang kurasakan darinya bertambah. Aku bahkan bisa melihat awan hitam datang dari belakangnya.

“Setelah waktu itu....bukan hanya aku merenungkan diri atas kesalahan, aku tidak mendengarkan saran dokter mengenai kalian berdua, secara kejam menekan Sagiri - apa kau pikir aku sama seperti seorang penindas, seorang wali yang kejam?”

Ya. Tentu saja, aku tidak punya keberanian untuk mengatakanya sekarang, tapi....ekspresiku kemungkinan besar sudah mengatakannya.

“-----------------------------------“

Kreekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk


Gertakan gigi yang menakutkan. Benar-benar sangat menakutkan sekali! Apa aku akan mati!?

“Sekarang ~~~~~ akhirnya aku mengerti bagaimana kalian menganggapku!! ........Masamune-kun.......aku sangat membencimu!!!!” Bibiku mulai menangis.

.....Apa ini kesalahanku? Dia tidak pernah mencoba memberiku masalah? Aku bahkan tidak bisa percaya pada apa yang sedang kulihat, mungkinkah dia benar-benar memperdulikan kami?

“Ma, maaf. Terkadang aku menyebabkan orang salah paham padaku.....”

Dengan ekspresi sedih, dia menyeka air matanya dan terseyum pada Sagiri.

“Baiklah....kamu sudah berusaha, Sagiri.”

Melihat senyum (agak) terpintalnya....aku akhirnya merasa tenang. Sagiri mungkin akan setuju juga.

“.............Hah....”

Kemudian, adik perempuanku jatuh ke lantai dengan senyum puas.


Thumb











Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Papa no Iukoto wo Kikinasai. Cerita tentang seorang laki-laki yang tinggal dengan tiga sepupunya yang tidak sehubungan darah.
  2. [Itu adalah sebutan untuk si main character, character/50775/Yuuta_Segawa Segawa Yuuta dari sepupunya yang paling muda.
  3. Sora_Takanashi Takanashi Sora, sepupu tertua, yang punya perasaan spesial sama si oji-chan.



Bab 3 Halaman Utama Epilog