Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Volume 5 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Thumb

Sekarang bulan Maret, beberapa hari setelah White Day.

Minggu pagi, karena beberapa alasan, aku membersihkan ruang tamu berantakanku, merasa marah terus menerus. Bau dari murid sekolah di mana-mana, dan itu membuatku sangat tidak nyaman.

“Ha ~ aku sangat bosan....”

Aku mendesah, tapi tiba-tiba ada suara langkah kaki datang dari tangga.

“Mungkinkah itu Sagiri?”

Aku berbalik padanya - bukan, bukan Sagiri. Itu Elf. Dia datang dari balkon, via kamar terlarang. Dasar, padahal aku sudah bilang pada Sagiri untuk tidak membiarkan orang menggunakan kamarnya sebagai jalan masuk.

“Selamat pagi Masamune! Si gadis manis ini datang untuk bermain ---” Dia menangkap pemandangan dari ruang tamu menjijikan ini, mengeluh dan menutup hidungnya.

“Bau alkohol? Apa yang terjadi?”

“Pertama, aku tidak minum.”

“Aku sudah tahu itu. Yang aku maksud itu! Benda aneh disebelah sana!”

Dia menunjuk ke sofa, di mana seorang remaja laki-laki tertidur. Dia juga merupakan sumber dari baunya.

“Orang itu? Seperti yang kau lihat, itu Shidou-kun. ” Masih menutup hidungnya, Elf datang mendekat untuk melihat, dan bilang:

“Eh? Kunimitsu? Wah, mengejutkan. Aku tidak mengenalinya.”

Dia nampak seperti mayat, dengan air liur keluar dari mulutnya. Dia sangat-sangat tidak seperti remaja ceria biasa yang aku kenal.

“Apa yang terjadi? Mengapa dia tergeletak disini? Apa dia masih hidup?”

“Hidup? Ya. Dan alasannya....yah, apa kau ingat White Day beberapa hari yang lalu?”

“Ya ya. Aku ingat kalau Kunimitsu menyukai si iblis tua itu, dan dia membuat coklat untuknya.”

“Yup, dan ini adalah hasilnya.” Aku menunjuk ke sofa dengan jijik.

“Ada yang salah? Ah ~ aku bilang padanya untuk tidak banyak berharap....jadi itulah kenapa dia berakhir seperti ini?”

“Ya, meski Kagurazaka-san tidak akan menolak secara langsung, tapi versi singkatnya seperti ini: dia memberinya coklat, dan dia seperti [Terima kasih, semuanya akan mengambilnya sedikit]. Lalu ya, semua orang dalam editorial department mengambil sedikit sampai semuanya habis.”

Sangat menyedihkan. Sangat menyakitkan hati.

“Itulah yang aku tahu, Shidou-kun menampakkan diri ke rumahku sudah dalam keadaan seperti ini.”

“Lemah sekali. Aku pasti akan masa bodoh kalau hanya karena itu. Paling buruk pun, aku hanya akan menganggapnya seperti kekalahan kecil. Kita selalu bisa mencoba lagi, jadi kenapa menghamburkan waktu untuk depresi? Dasar idiot.”

Kejamnya.

Elf nampak seperti dia kehilangan ketertarikannya, dan mendesah:

“Masamune, apa kau tahu? Di alam semesta yang sangat luas, ada seorang gadis kasihan, yang memberikan coklat cintanya tapi tidak mendapatkan apapun sebagai imbalan.”

Sepertinya ada yang lagi mengeluh di sini...

“Tunggu tunggu, aku memberimu hadiah untuk White Day.”

“Kau memberiku sesuatu yang hanya cocok untuk orang tua....tidak pernah terpikir, rasanya cukup enak. Tapi aku yakin hadiahmu ke semua gadis sama, kan?”

Elf berkata, dan sedikit mengangkat tangannya untuk menyentuh bibirku.

“Tidak tidak, masing-masing orang punya hadiah berbeda.”

“Hmhm, ~ beritahu aku, apa saja hadiahnya.”

“Kenapa?”

“Karena aku memerintahkanmu untuk mengatakannya!”

Elf mencibir. Sepertinya dia tidak mau menjelaskan alasannya. Aku tidak punya pilihan selain menurut.

“....Pertama, Muramasa-senpai. Aku memberinya salah satu koleksi cerita pendekku.”

“Aku tahu. Aku sudah bertanya padanya. Dia sendiri yang memintanya, kan?”

“....Yap. dan.....Tomoe dapat tanda tangan dari Muramasa-senpai juga ceritanya.”

“Begitu yah. Jika aku ingat dengan benar, dia penggemar Muramasa.”

"Kagurazaka-san, aku mencoba yang terbaik untuk memberinya manuskripku yang selesai. Megumi....yah, dia tidak mendapatkan apapun, tapi.....yah.....”

“Jangan banyak omong, cepat, apa yang terjadi?”

“Aku tidak mengingatnya dengan baik, bisakah kita melewati itu?”

“Tidak. Jelaskan.”

Elf tersenyum lebar. Aku menyerah dan bilang padanya tentang White Day Megumi.

Aku mengambil tumpukan kertas di samping televisi dan bilang:

“Lihatlah. Megumi memberinya padaku sebelum White Day.”

“Apa itu? Seorang gadis memberimu hadiah sebelum White Day?”

“Lihat saja.”

“........” Elf mulai membaca. Di dalamnya adalah sebuah daftar, dengan ilustrasi penuh warna.

“Hak untuk pergi ke taman dengan Onii-san ♥ (lebih jelasnya akan dibahas nanti)” “Hak untuk pergi menonton film dengan Onii-san ♥ ” “Hak untuk meminta Onii-san untuk memperkenalkan sepuluh penulis terkenal” “Hak untuk tidur di kediaman Izumi ♥ ” “Hak untuk meminta Onii-san datang dan menginap” “Hadiah spesial jika Onii-san bisa membuat Izumi-chan pergi kesekolah!”

“Ini.....”

Aku bisa melihat wajah Elf terpintal dalam kengerian. Yap, dia sudah paham, tapi aku perlu menjelaskan.

“Lihat? Ini adalah daftar hadiah yang Megumi beri padaku, yang mana isinya adalah ---”

“....Dia menulis daftar hadiah White Day. Dia memberi sebuah daftar? Serius?”

“Ya.”

“Wah, gadis yang tak tahu malu.”

Megumi tidak tak tahu malu seperti yang Elf bilang, tapi ya, dia memang keluar haluan dengan meminta hadiah via daftar. Aku tercengang ketika aku menerima daftar ini juga.

“....ini harga untuk cokelatnya. Aku perlu membayar daftar ini sebelum Mei.”

Aku berencana membayarnya, tapi daftar ini membuktikan terlalu sulit. Aku tidak tau harus apa.

“Hmm ~ Aku mengerti! Ha, mungkin itu masih mending. Kau akan mati jika Muramasa membuat daftar sama.”

“Mungkin tidak separah itu.”

Elf dengan senang mengmbil daftar, dan menujuk pada satu baris:

“Oke, aku ingin ini.”

“Eh? tunggu, aku berencana memberi Megumi ini....”

“Aku ingin ini untuk hadiah White Dayku. Berikan itu padaku, Masamune.”

Dia sama sekali tidak mendengarkanku. Yah, tak apa. Dia banyak membantuku, sekarang ini kesempatanku untuk membayarnya. Aku mengangguk, dan tersenyum:

“Baiklah, apa yang kau inginkan dari daftar itu?”

Aku melihat jarinya, mataku terbuka lebar:

“Yang ini.....!”

“Ehehe.....!”

Permintaan Elf adalah “Hak untuk pergi ke taman dengan Onii-san ♥ (lebih jelasnya akan dibahas nanti)”

“Aku akan menunggunya, Onii-san ♥”

Dia tertawa, yang membuat jantungku berdegup kencang.


“Selanjutnya adalah ~ rencana untuk kencan kita....yah, itu bagus, tapi bau mengerikan, aku jadi tidak mood untuk membicarakannya.”

Meskipun dia mengatakan itu , Elf mengembalikan daftar itu padaku.

“Mari kita lanjutkan pembicaraan kita yang tadi. Aku bisa mengerti situasi Kunimitsu, tapi.....” dia menunjuk ke sudut ruangan “Bagaimana dengan orang aneh yang minum di sudut sana?”

“....Yah ---”

Aku mengikuti jarinya dan melihat laki-laki berusia dua puluhan yang dikelilingi oleh atmosfer tak tertahankan.

Dia tinggi, rambut pirang diwarna, dengan baju hitam, dan aksesoris perak. Dipandangan pertama, dia nampak seperti seorang model dari Me*’s Knuckle[1]. Dia pasti punya tampang yang sangat bagus, tapi hari ini jenggotnya tidak dicukur, dan dia punya mata hitam yang dalam dan nampak lemah.

Dia -

“Novelis, seniorku, Kusanagi Ryouki-sensei.”

Tidak seperti penampilannya, novelnya sangat bagus, terutama dalam genre romantis. Baru-baru ini, salah satu novelnya, “Pure Love”- yang menceritakan tentang cinta dari tuan putri kelas atas - diadaptasi menjadi anime. Karena penampilanya, tidak ada keluarganya yang tahu (mereka mungkin tidak akan percaya padanya) bahwa dia adalah novelis.

Mendengar namanya. Elf langsung mengenalinya, dan menepukkan tangannya:

“Kusanagi Ryouki - Ah, orang yang animenya di siarkan di waktu yang sama seperti Dark Elf-ku, kan?”

“Yup, inilah dia.”

Dia masih menikmati pengalaman hebat sewaktu pesta tahun baru -

“Lihat? Dia tidak terlihat jauh berbeda dari seorang zombie sekarang. Dia sudah seperti itu sejak dia pulang ke sini dengan Shidou-kun - benarkan, senpai?”

Apa yang coba aku katakan adalah: kalian berdua, harus pulang kerumah kalian.

Kusanagi-senpai sedikit melihat keatas, meneguk beer, dan bergumam:

“.....Siapa, siapa....beraninya kau berbicara seperti itu pada seniormu?”

Kemunculan zombie, berbau alkohol. Menjijikkan, tapi aku tidak takut, dan aku membalas:

“Kalian berdua muntah di ruang tamuku, aku tidak bisa menahannya lagi! Aku marah!”

Suasana ruanganku benar-benar tak tertahankan. Apa yang akan kulakukan jika adikku menyalahkanku?

“...Aku tidak muntah.”

“Tetap saja! Bawa temanmu keluar.”

Hening. Kusanagi-senpai minum lagi, dan bekata:

“Beri aku uang, aku bokek.”

“Eh? Mengapa kau terdengar seperti Muramasa-senpai? Kau sudah dewasa, mengapa kau pergi dari rumah tanpa dompetmu?”

“Kemarin. Shidou memintaku untuk pergi minum dengannya” Dia melirik kesamping, dan melanjutkan “Ketika aku pergi ke toilet, dia memintaku untuk belil uxury ¥120.000[2] perbotol.”

“Ah ah....”

Aku hampir bisa melihat pemandangan momen itu.

“Bisakah kau percaya itu? Tentu saja kau tidak bisa. Aku hanya sadar ketika kami membayar!”

“Yah, Shidou-kun akan jadi sangat berbeda setelah dia minum, apapun bisa terjadi....”

“....Aku harus mengatakanya sebelumnya, aku tidak tahu bahwa orang ini akan berubah seperti itu.”

“Itu bukan urusanku, aku tidak disana juga.”

Ngomong-ngomong, bagaimana bisa mereka menjadi dekat? Mereka hanya bertemu sekali di pesta tahun baru, tapi sekarang mereka bisa pergi bersama ke bar.

“Singkatnya, aku bokek” Kusanagi-senpai mengangkat tangannya “Jadi beri aku uang. Untuk taksi, bus atau kereta, semacamnya.”

Apa kalian dengar? Dia bilang beri bukan pinjam. Mengerikan. Mungkin itu karena alkohol, atau mungkin bukan....

“Pulanglah!” Aku dengan dingin menolak permintaan tak tahu malunya.

“Jangan marah. Itu tidak bagus untuk tubuhmu” Dia. Melihat sekitar “Lihat, bekas muntahan ini seharga ¥ 120.000, apa kau merasa lebih baik sekarang?”

“Merasa lebih baik dengkulmu! Pulanglah!”

Aku ingin untuk berteriak, tapi si pemabuk ini tidak menurut. Dia hanya menaikkan botol birnya lalu menaruhnya.

...Sebenarnya, aku tidak habis pikir kenapa Kusanagi-senpai bisa berubah seperti itu.

“.....Mau bagaimana lagi....” Desahku, menerima fakta ini “Sialan....aku tidak punya pilihan...selain mengurus ini.”

Elf menepuk bahuku:

“Perlu bantuan?”

“Tidak, aku bisa mengurusnya sendiri. Terima kasih atas tawarannya.”

“Tak apa. Tunggu aku ganti pakaian dulu.”

“Terima kasih banyak.”

Aku harus mengatakannya lagi - siapapun yang menikahinya nanti akan jadi sangat bahagia.

* * * * *

Berkat bantuan Elf, semuanya berjalan lancar. Kami melepas karpet dan membawanya ke laundry, melempar semua botol beer menjauh, menggunakan deodoran....dan mengingatkan Sagiri untuk mengunci jendelanya.

“Hah....hampir selasai.”

“Mungkin akan butuh waktu sebelum baunya benar-benar hilang.”

Kami seharusnya mulai bersih-bersih.

Ngomong-ngomong, Shidou-kun dibiarkan di koridor, Kusanagi-senpai duduk seperti orang mati, dikelilingi oleh botol-botol (kami tidak tahu dari mana dia mendapatkannya.)

“Senpai, hentikan! Kau akan jadi makin buruk!”

“Satu botol lagi...jika tidak, kehidupan nyata ini hanya membuatku ingin mati...”

Tak apa tak apa, terserah - itu yang aku rencanakan untuk kukatakan, tapi rasa penasaran Elf mencapai puncaknya, dan dia bertanya:

“Hey Masamune, apa yang terjadi padanya? Bagaimana dia bisa berubah jadi seperti ini?”

“.....Kau lebih baik tidak tahu.”

Aku tahu, tapi aku tidak punya alasan untuk menyebutkanya.

Elf melihat pada senpai, lalu pada poster Pure Love (yang dia dapat dari tempat sampah), dan pada Blu-ray DVD yang masi proses sebelum menepukkan tangannya.

“Aku mengerti!”

“Kau tidak perlu mengatakannya dengan keras!”

Tapi terlambat. Elf sudah bicara:

“Karena Blu-ray dar Pure Love terjual dengan buruk,, hatinya mendapat tamparan yang kuat dan berakhir seperti itu!”

“Aku bilang berhenti mengatakanya dengan keras!”

“Jika aku ingat dengan benar, itu terjual sekitar dua ratus ---”

“Berhenti! Aku mohon padamu, tolong berhenti!”

Di kalangan penulis light novel, penjualan adalah kata terlarang. Dua penulis dengan pejualan yang sama mungkin bisa berbicara satu sama lain dengan senang. Atau jika semuanya sedang dalam mood yang bagus, kita bisa menggunakannya untuk menghilangkan stres.

Tapi itu hanya dalam situasi tertentu yang pas saja. Dulu saja ketika pertemuan pertamaku dengan Elf: kami berdebat tentang hal itu hingga sebuah pertengakaran bisa pecah kapan saja.

Syukurlah aku di sana untuk menormalkan situasi, jika tidak.....

“Kukuku....Jadi kau berani membicarakan itu di depanku....”

Akan menjadi berantakan.

* * * * *

Setelah itu ada sepuluh menit dimana kedua sisi saling melempar bola meriam, tapi aku tidak akan menulisnya.

Kusanagi-senpai menangis:

“Sebenarnya, aku tidak punya masalah dengan kualitas anime...sebagai penulis yang orisinil, kurasa anime itu cukup bagus, semuanya sudah berusaha.... Asalkan aku bisa melihat karakterku bergerak-gerak, dan bicara....itu cukup....tapi....tapi.....tapi itu tidak terjual cukup baik!!”

“Ya ya aku tahu.”

Jawabku dengan enggan. Itu sisi negatif untuk menjadi penulis muda. Andai aku punya junior yang lebih permisif (dan tidak muntah di ruanganku).

Tetapi, Aku tidak bisa mengerti Kusanagi-senpai. Tidak ada novelku yang diadaptasi menjadi anime, aku hanya bisa mengagumi Kusanagi-senpai. Aku tidak mengatakan apapun, hanya mendengarkan. Sama seperti ketika Elf depresi (meski hanya sebentar), tidak ada apapun yang bisa kulakukan.

Kusanagi-senpai berkata dengan nada serak:

“.....Izumi, apa kau tahu bahwa aku dipanggil NEET dirumah?”

“Aku mengerti.”

Aku bisa mengerti kenapa. Penulis light novel berkeja dengan medudukan pantat mereka di depan layar, sama seperti NEET manapun. Bukan hanya dia yang dianggap seperti itu. Shidou-kun dan aku masih pelajar, dan dia masih cukup muda untuk tidak perlu memikirkannya, tapi jika kami sedikit lebih tua kami, akan dianggap sebagai NEET.

“Menurutku segera setelah novelku menjadi anime, aku bisa dengan bangga mengumumkan pekerjaanku pada orang laiin, dan bisa dengan bebas mengabaikan beberapa pertanyaan bodoh seperti dimana kau bekerja sekarang? .....jadi aku mencoba yang terbaik, berharap anime akan mengubah kehidupanku....tapi..... kenapa! Kenapa penjulannya sangat buruk!? Mengapa orang-orang yang bahkan tidak membaca bukuku menghancurkanku? Aku tidak peduli jika kau bicara jelek tentangku, tapi jangan mengatakan apapun tentang penjualan! Blog sialan itu seharusnya mati saja!”

Masih duduk di bawah, dia berteriak.

“Ya ya, aku tahu itu sulit.”

Hanya bisa mendengar saja, aku merasa jahat. Berpikir bahwa masa depanku mungkin akan seperti itu membuatku tidak sanggup memikirkan masa depan.

“Tapi yang paling kubenci adalah si orang yang memberi review tidak informatif itu! Aaaaagrh, itu membuatku tidak ingin bekerja lagi! Mereka bilang kau punya anime saja sudah bagus atau ada seseorang yang menyukaianya saja sudah bagus -- seperti itu! Aku manusia juga! Sampah itu tidak bisa mengerti aku! Sampah, sampah! Mereka semua! Ohhhh.....Dan aku salah satu dari mereka juga....”

Dia pecah dalam tangis, dan tangannya masih mengklik-klik teleponnya.

“Sialan! Ini yang kudapat setelah memaksakan diri menulis light novel!? Izumi, apa kau mendengarkanku!? Aaaaghhhh!!”

Sial, dia dimakan oleh kegelapanya sendiri.

Di waktu yang sama, Elf menarik lengan bajuku, dan bertanya dengan diam-diam:

“Hei Masamune, dia sudah dewasa, tapi dia terlihat sangat lucu ketika menangis.”

“Tolong diamlah.”

Jangan menuangkan minyak ke dalam api.

“Tapi ~ Aku mengerti dia. Aku sangat mengerti dia.” Elf tiba-tiba mengangguk beberapa kali, lalu menjadi sedih “.....Masamune....tolong dengarkan keluhanku....Dark Elf-ku, yang versi Blu-ray hanya terjual sekitar tiga puluh ribu kotak....”

“Begitu yah - hanya tiga puluh ribu....hah?”

Apa tidak salah? Kupikir penjualannya akan sepuluh kali lebih tinggi dari Pure Love.

“Kukira aku bisa menjual sekitar enam ratus ribu kotak....lalu mengambil kentungan dari situasi ini untuk menjual enam juta copy dari novel.....”

Elf mengatakan hal yang sama selama pertemuan pertamanya dengan Muramasa-senpai. Kupikir dia hanya bercanda, tapi sepertinya tidak.

“Ah....aku tidak bisa melakukannya....aku tidak bisa mencapai angka itu...anime selesai tapi penjualan novelku hanya sekitar dua ratus ribu....”

Hanya sekitar dua ratus ribu! Dia masih tidak puas?! Dia bilang itu tanpa merasa bersalah sedikitpun!

“.......”

“.......”

Tentu saja, aku dan Kusanagi-senpai hanya bisa menatap dalam ketidakpercayaan.

“Sialan....” Senpai bergetar dengan geram, sama seperti pertemuan pertamaku dengannya. “Izumi, aku tidak percaya kau masih bisa tetap tenang.”

“Tidak, aku sudah melihat sesuatu yang sama beberapa kali sebelumnya, jadi aku agak kebal.” Aku tersenyum masam, dan menjelaskan “Dia benar-benar ingin mencapai peringkat teratas dalam industri light novel, dan benar-benar percaya bahwa tidak peduli seberapa besarnya perbedaan, dia bisa mengalahkan jarak itu. Dia bisa dengan senang mengumumkan bahwa: light novel terbaik memerlukan kombinasi antara cerita bagus dan ilustrasi yang cantik. Jadi barusan, dia tidak bermaksud menghinamu. Dia benar-benar sedih karena bukunya tidak terjual cukup baik - bodoh, bukan?”

Dahi Kusanagi-senpai mengerut:

“Tch, kau membuatku merasa seperti orang bodoh juga.... terserah, aku akan tidur.”

“Tidur di rumahmu sendiri!”

* * * * *

....Dan itulah alasan hari berhargaku tersia-siakan.

Seperti yang kau lihat, pagi ini cukup buruk - tapi bagian sedihnya, yang terjadi di sore hari itu tidak ada apa-apa kecuali malapetaka.

Si senpai pemuntah dan si pemabuk yang jatuh cinta pergi untuk menghadapi sang bos terakhir dan menerima pukulan - itulah hasil terjemahanku yang sebenar-benarnya akan hari itu. Seperti yang aku bilang, itu terjadi di hari yang sama.

Ijinkan aku mengatakan kembali situasinya: aku membersihkan ruang tamu yang benar-benar kotor dengan gadis cantik berpakaian olah raga. Selama waktu itu, tersangka dengan pakaian hitam masih duduk di lantai dikelilingi oleh botol bir. Ada juga pemabuk lain di koridor, jadi seluruh lantai pertama ditutupi oleh bau alkohol.

Tiba-tiba, pintu memberi sebuah sinyal bahaya *Ngiik*. Seluruh tubuhku tegang, dan mataku terkunci pada gerakkan gagang pintu.

“----”

Elf juga ingin tahu. Pintu terkunci, aku disini, dan tentu saja Sagiri diatas. Namun gagang pintu dengan perlahan bergerak.

Seperti dua protagonis dalam light novel pertarungan, kami berdua berbalik padanya. Setelah ada suara *ngiik* lagi, pintu itu terayun terbuka, seseorang masuk dan melihat seisi rumah. Bukannya dia melihat dua saudara bahagia, dia malah. melihat sebuah rumah seperti kapal pecah.

“...................”

Melihat kekacauan “rumahnya”, dia melirik pada “Orang cantik berambut pirang aneh” dan “Keponakkannya”, Dan dengan dingin bertanya:

“Masamune-kun, ini maksudnya apa.”

Aura sedingin es, tak tertahankan - itu adalah “Musuh yang ingin memisahkan Sagiri dan aku.”

“Kyo-Kyouka-san? Kenapa kau disini?”

Aku merasa seperti seorang murid yang tiba-tiba disela oleh gurunya ketika mengobrol dengan teman di dalam kelas. Bahkan Elf hanya bisa bertanya dengan kaku:

“Masamune, ini ---?”

“Wali kami.”

Thumb

Ya. Wali. Adik perempuan ayah. Dia terlihat muda - faktanya, cukup muda untuk salah sangka dia mahasiswa. Orang mungkin akan mempercayainya jika dia bilang dia seumuran dengan Shidou-kun, apalagi dia benar-benar lebih muda daripada Kagurazaka-san. Dia pendek, rambut hitam, kecil, mata halus dan dia orangnya terasa kalem. Hari ini, pakaian baratnya dengan jelas menekankan orang seperti apa dia.

Tanpa ragu, Kyouka-san datang ke Elf, dan memperkenalkan dirinya:

“Senang bertemu denganmu, Aku Izumi Kyouka, dan kamu?”

“Aku Yamada, tetangganya.” Elf melihat kembali ke matanya, dan menjawab begitu.

Menakjubkan, dia berani bertatap mata dengan Kyouka-san. Aku tentu saja tidak akan bisa.

Mendengar itu, bibiku hanya berkata:

“Begitu yah, aku minta maaf Yamada-san, tapi bisakah kamu pulang untuk sekarang?”

“Ara? Mengapa, boleh aku tahu?” jawab Elf, bahasa tubuhnya dengan jelas menyarankan bahwa dia bersiap untuk diam.

Aku sudah terbasahi keringat, aku bergumam padanya:

“Kumohon, hanya hari ini. Pulanglah.”

“Baik.”

Melihat ekspresiku, Elf mengerti dan pulang.


Lalu ―

“Masamune-kun.”

“Ya!”

Kami berhadapan satu sama lain di ruang tamu. Kyouka-san mulai menceramahiku:

“Aku walimu. Aku setuju membiarkan kalian berdua tinggal bersama supaya anak itu bisa tenang, jadi dia bisa sembuh. Aku tidak membolehkanmu mengadakan pesta alkohol di rumah dan terlibat dalam hubungan yang tidak baik!”

“Ya ya! Kau benar! Sangat-sangat benar!”

Dia benar, jadi aku tidak bisa melakukan apapun selain mengangguk. Kami berdua masih belum dewasa, jadi jika kami ingin melakukan sesuatu - tidak, jika kami ingin melakukan apapun, kami perlu persetujuannya. Tidak mungkin kami boleh tinggal hanya. berduaan.

Kenyataan tidak seperti light novel.

Shidou-kun, Elf dan Kusanagi-senpai pergi. Dengan satu tatapan dari bibiku, Kusanagi-senpai seperti terteror. Jadi dia dengan cepat mengucapkan selamat tinggal dan lari dengan Shidou-kun. Sialan, setidaknya bantu aku menjelaskan semua ini!

“Ah Um....Kyouka-san.....Mengapa kau kesini hari ini? Biasanya kau akan menghubungiku dulu....”

“Kamu membuatnya terdengar seperti jika aku datang tanpa memberitau dulu, sesuatu yang tidak baik akan terjadi.”

Dia dengan dingin menjawab, dan lalu melihat ke ruang tamu. Atau mungkin, ruang tamu yang aku bersihkan, yang dengan masih menyisakan beberapa botol tersisa.

“Aku tanya lagi....ini maksudnya apa?”

“Tidak....ada alasan ―”

“Aku tidak kesini untuk mendengar alasanmu.”

“Sial....”

Sial. Sial. Sial. Dia berpikir aku yang mengadakan pesta ini. Cukup sulit untuknya membolehkan kami tinggal berdua, dan sekarang kami dalam masalah serius.

“Aku tidak minum setetes pun. Hanya mereka berdua yang minum! Mereka minum sampai kejang-kejang lalu datang kesini - aku serius, tolong percaya padaku!”

“....Benarkah?”

Kyouka-san melihatku dengan tatapan marahnya yang seperti pisau. Aku merasa seakan Medusa menatap padaku, tubuhku tidak bisa bergerak sedikitpun.

“.....Ya.”

Tapi aku tidak berani untuk berpaling. Aku hanya bisa mengumpulkan keberanian untuk mengahadapinya.

Lalu ―

“!”

Dia mendekatkan wajahnya ke dadaku.

“Ap....apa?”

Bau harum memasuki hidungku, dan membuatku panik. Tapi, dia tidak sadar, dia berdiri lagi, dan sedikit tersenyum:

“Baiklah, tidak ada bau alkohol. Ya, aku percaya padamu.”

“Hah....”

Aku menghembuskan napas lega, tapi dia langsung mengeluakan aura “terlalu cepat untukmu tenang”:

“Barusan...Apa dia itu pacarmu?”

“Bukan, dia hanya pemilik rumah sebelah!”

“Pemilik rumah sebelah? Di umur segitu? Dia masih anak-anak!”

“Jika seperti itu, aku dan Sagiri masih anak-anak juga.....”

Jujur saja, aku tidak perlu menyembunyikan apapun. Dia wali kami, orang yang sama yang mewakili kami ketika berurusan dengan perusahaan penerbit.

“Dia hanya datang untuk main dan membantu bersih-bersih.”

“Benarkah? Apa kau berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak baik ketika aku tidak disini?”

“Tentu saja tidak! Sagiri di atas, tolong jangan mengatakan sesuatu yang aneh!”

Dasar, mengapa bibiku berpikir yang aneh-aneh?

Mungkin karena aku menaikkan suaraku, dia nampak sedikit marah. Menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya, dia bilang “Maaf” dengan pelan.

“Aduh, apa aku perlu mengecilkan suaraku? Dokter sialan itu bilang aku hanya akan memperparah situasi. Apa seharusnya kita membuat anak itu tidak mengetahui aku datang?”

“Kupikir Sagiri sudah tahu. Tapi ya, tolong kecilkan suaramu.”

Tanpa memeriksa pun, aku yakin bahwa saat bibiku datang, Sagiri sudah sembunyi di dalam selimutnya dan gemetaran. Tapi benar, dia sangat takut dengan bibiku, jadi mungkin mengecilkan suaranya akan jadi lebih baik.

“Oke, kecilkan saja suaramu.”

Dia menyempitkan matanya. Tiba-tiba, aku merasa bahwa suhu ruangan turun beberapa derajat.

“Sekarang aku akan memberitahumu mengapa aku datang tanpa memberitau terlebih dahulu.”

“!”

“Ya, alasan utama adalah untuk memantau kalian berdua, tapi ―”


Ujian periodik


Ujian periodik. Sebulan lebih cepat dari tahun lalu. Sebelum aku menjelaskan ini, biarkan aku menceritakan sesuatu tentang bibiku, Izumi Kyouka.

Izumi Kyouka. Adik kandung ayahku. Wali kami. Dia satu-satunya anggota keluarga yang masih punya hubungan darah dengan Izumi Masamune. Karakteristiknya seperti apa yang kalian lihat - dalam istilah light novel, dia adalah seorang “putri es”, yang membekukan apapun ke manapun dia pergi.

Kalian mungkin akan mengatakan kalau dia adalah musuhku. Tapi tidak, bukan begitu. Sejak aku anak-anak, aku sudah tidak tahu bagaimana cara menanganinya.

Sewaktu masa kanak-kanakku, sesuatu seperti ini banyak terjadi ―

“Kyouka-chan, ayo kita makan.”

“Aku membecimu!”

“Aku tahu. Sekarang, ayo kita makan.”

“Aku sangat membencimu!”

Hubungannya dengan ibu ― ibu kandungku - buruk. Benar-benar buruk. Dia selalu menatapku dengan tatapan tajam.

Bahkan sekarang, ketika aku melihat gadis dengan seragam sekolah, terutama seragam pelaut, aku kerap mengingat waktu itu, ketika sang “putri es” mentatapku.

Waktu itu, aku selalu besembunyi di belakang ayahku untuk menghindari tatapan Kyouka-san. Dia tahu bahwa di dalam rumah kakaknya ada seseorang yang dia benci, jadi kenapa dia masih datang? Aku tidak bisa mengetahui alasannya.

Setelah ibu meninggal karena kecelakaan, aku dan ayahku hidup hanya berdua. Lalu frekuensi datangnya dia ke rumahku pun bertambah.

“....Eh.....Kyouka-san....kenapa kau....kesini?”

Mendengarku, dia melihat ke bawah, dan berkata:

“Aku datang untuk melihat apakah Masamune-kun berkelakuan baik atau tidak, untuk melihat apakah kau mengurus rumah atau tidak.”

“....Ya?”

Bukannya dia membenciku?

“Ya ampun, Nii-san....tidak peduli seberapa sibuknya kamu, membiarkan Masamune-kun makan makanan instan itu tidak bagus....Dasar pria tidak berguna.”

“.....Kau seharusnya tidak....menghina....ayah.”

“Hmm, aku bahkan belum mulai. Dia selalu seperti ini, bertingkah serampangan dan sembarangan. Lihat, hanya ada kalian berdua di rumah namun kamar belum - eh? Bersih?”

“....Aku bisa melakukan itu sendiri.”

“....Kau membersihkan rumah sendiri?”

“Ayah...tidak bagus...soal itu....”

“......”

Aku masih bisa mengingat tatapan mengerikannya di waktu itu.

“....Kau seharusnya tidak terlalu memikirkan masalah yang addaa. Sebagai seorang anak kecil, kau seharusnya menikmati sekolah, menikmati bermain dengan teman-teman. Itu bagaimana anak kecil seharusnya.”

“....Aku, aku hanya melakukan apa yang aku rasa perlu.... maaf.”

“Kau tidak salah, jadi tidak perlu meminta maaf.”

Orang tuaku murah hati, jadi rasanya mengerikan untuk punya bibi yang bertingkah seperti ibu tiri dari Cinderella.

Tapi.....

“Masamune-kun, selamat datang. Kau pasti lapar, aku sudah membuat makan malam”

“Ah, terima kasih...”


Tapi berkatnya, aku tidak harus menghabiskan banyak waktu sendirian di rumah. Ngomong-ngomong, karena masakan Kyouka-san masih (dibandingkan ibuku yang seorang guru masak) sangat buruk, aku mencoba belajar memasak.

Oh benar, setelah ayah menikah dengan ibu - ibu kandung Sagiri - hal yang sama terjadi sekali lagi. baiklah, itu seharusnya cukup. Singkatnya, aku tidak tahu bagaimana menangani Kyouka-san.

Dan alasan aku menganggapnya seorang musuh, karena: dia pernah mencoba secara paksa membawa Sagiri sang hikikomori keluar kamar. Itu memberikan dampak yang mengerikan dan membuat hal menjadi semakin rumit. Bahkan sekarang, dia memberi persyaratan untuk kami hidup hanya berduaan - satu kesalahan saja sudah cukup untukku terpisah dari Sagiri.

Itulah kenapa dia adalah “musuh” kami.

* * * * *

Kami kembali ke ruang tamu dan duduk saling berhadapan.

“Ujian periodik? Tapi ini baru maret.”

“Apa aku pernah bilang bahwa tahun ini ujian periodik akan di bulan april?”

“....”

Tidak, dia tidak pernah. Tapi waktu ujian pertama ---

“Tahun lalu, di bulan april kau bilang ujian periodik selanjutnya akan jadi setahun lagi.

“Ini sudah maret, tidak jauh berbeda. Lagipula, ujian tanpa peringatan akan menghasilkan hasil yang lebih baik.”

“.....Mengapa....”

“Apa ada masalah?”

“Tidak.....”

Aku terkejut, itu saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Tidak masalah.”

Dia mengangguk, dan berkata:

“Ada dua syarat untuk kamu terus hidup seperti ini, kamu ingat?”

“Ya.”


Lakukan yang terbaik dalam bekerja dan belajar. Kau harus menunjukkan keberhasilan.

Perbaiki kondisi Sagiri.

Itu adalah persyaratan yang aku setujui. Asalkan aku bisa memenuhi keduanya, aku boleh hidup hanya berdua. Aku bisa menggunakan caraku sendiri untuk menangani situasi hikikomori Sagiri. Tapi jika aku gagal - maka cara Kyouka-san yang akan diambil. Aku akan dipisahkan darinya, dan kami tidak bisa saling bertemu lagi.

Dulu, itu persetujuan kami.

“Aku ingat.” Aku mengangguk.

“Bagus” bibiku dengan dingin berkata, dan mengambil tumpukkan kertas “Mari kita mulai.”

Rasanya ruangan seakan menjadi lebih dingin dan lebih dingin lagi...

“Masamune, kau siap?”

“....Ya.”

Seakan aku berdiri di tengah badai salju, perutku mulai sakit.

Dia mengambil kertas pertama:

“Pertama, hasil belajarmu.”

“Ini hasil tahun ini.”

Aku menyerahkan raporku. Dia mengambilnya dan mulai membaca.

Aku tidak membual, tapi nilaiku sangat bagus. Selama ujian periodik sebelumnya. Masih bisa lulus dari standarnya.

Kyouka-san melihat ke atas, berkata:

“Aku sudah bertemu dengan wali kelasmu.”

“Eh? Kenapa.....”

“Karena....” Berhenti sesaat “Aku ini pengganti orang tuamu.”

Dia berdehem, dan melanjutkan:

“Aku bicara dengan wali kelasmu, belajarmu berjalan baik, dan tidak ada apapun untukku kritik. Prestasi bagus dan kelakuan baik. Hanya hal yang perlu diperbaiki adalah kamu tidak bergabung dalam klub atau tim manapun.”

“Maaf, aku tidak punya waktu....”

“Karena kamu harus mengurus adik tirimu dan bekerja, kamu tidak bisa menikmati kehidupan sekolah biasa?”

Aku tidak menyukai itu. Cara dia bicara mengesalkanku.

“Untuk melanjutkan gaya hidupku seperti saat ini, aku mencoba yang terbaik - bekerja atau adik perempuanku, keduanya sangat penting untukku. Jadi aku harus lulus tesmu....aku sangat lamban, dan tanpa mencoba, aku hanya akan jadi manusia tidak berguna. Maaf, tolonglah mengerti.”

“....”

Dia hanya medengarkan dalam sunyi, lalu berkata:

“Aku tidak perlu berkata apa-apa lagi.... Ok, lulus. Tidak ada yang perlu diperiksa lagi dalam perkembangan belajarmu.”

Tapi matanya tertutup beberapa saat, lalu terbuka:

“Seorang anak yang tidak bisa hidup seperti anak-anak, seorang anak yang tidak punya pilihan selain hidup seperti orang dewasa - aku benci orang yang menyebabkanmu harus begini.”

“....Apa maksudmu?”

“Aku benci melihatmu harus berusaha sangat keras.”

Dia membenciku. Lalu kenapa dia mau mejadi wali kami? Meski aku bersyukur - aku tidak bisa mengerti dia.

“Selanjutnya tentang pekerjaanmu.”

Dia melihat pada kertas di tangannya lagi. Apa yang tertulis di dalamnya? Apa dia menginspeksiku? Dia tidak percaya padaku? Tes ini nampak jauh lebih sulit daripada yang kupikirkan, aku harus berhati-hati.

“Ini adalah dokumen yang berhubungan dengannya.”

Aku memberinya dokumen yang telah aku siapkan.

“Ini adalah laporan royaliti dari perusahaan penerbitku. Ini adalah laporan pajak yang editorku dan sudah aku penuhi.”

“Biarkan aku melihatnya.”

Oh sial, ini seperti aku berhadapan dengan agen penagih pajak. Mengapa aku takut? Mungkinkah itu karena mata Kyouka-san? Jika dia bertanya “Apa kau menghindari pajak?” Aku mungkin akan bersujud dan memohon untuk belas kasihan.

“Oke, tidak masalah.”

Dia menaruh tumpukan dokumen tadi, dan berkata:

“Tentang etika kerjamu, aku sudah berbicara dengan editormu.”

“.....”

Kagurazaka-san pernah mengatakannya padaku...Entah kenapa aku dapat perasaan buruk.

“Apa kau berbicara dengan Kagurazaka-san?”


“Aku membencinya!”


Reaksi yang spontan.

“Ah, begitu yah.”

Yah, aku tidak akan mengatakan aku menyukainya juga, tapi dia banyak membantuku.

“Aku bukan menghina rekan kerjamu, tapi aku merasa dia adalah tipe orang dewasa busuk yang mengambil keuntungan dari anak kecil demi keuntungannya sendiri.”

Itu sebenarnya memang betul. Brutal, tapi itu kebenarannya.

Apa bibiku berpikir seperti itu karena aku anak kecil? Tapi bekerja adalah bekerja, jelas rekan kerja mungkin akan mengambil keuntungan dari rekannya.

“Jika Kagurazaka-san orang dewasa busuk, jadi aku ini anak kecil busuk juga, 'kan?”

“Aku benci kamu harus bekerja sangat keras! Bekerja sebagai penulis light novel hanya membawa hal buruk untukmu!”

Sungguh, Kagurazaka-san, sebenarnya apa yang kau beritahu pada bibiku hingga memberinya kesan buruk demikian?

“Tapi, Kyouka-san, soal itu....”

“Aku tahu. Persetujuan kita, asalkan kau lulus tes ini, aku tidak akan banyak bicara mengenai pekerjaanmu.”

Lakukan yang terbaik dalam bekerja dan belajar. Kau harus menunjukkan keberhasilan.

“Apa Kagurazaka-san mengatakan sesuatu yang lain tentang pekerjaanku?”

Novel terbarumu terjual dengan sangat baik. Itu saja.”

Langsung to the point, ya?

Dan dari awal, aku tahu bahwa jika aku bekerja sama dengannya, kami bisa mendapatkan hasil yang sangat besar! Sebenarnya, kami sedang mencoba meningkatkan iklan untuknya sekarang!

“....”

Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan lagi. Dia seharusnya bilang sesuatu yang lain. Bibiku tidak jauh berbeda dari anggota PTA[3], dia tidak akan dikelabui oleh ini.

“Apa yang kau takutkan? Berbenahlah! Kamu pria, kan?”

“Ya.”

Aku dengan cepat duduk tegak.

“....Kamu takut?”

Bagaimana mungkin tidak takut?

“Jangan khawatir, tidak ada masalah di sini juga. Setidaknya pendapatanmu masih stabil.”

Kau membuatku jauh lebih khawatir lagi! Slanjutnya apa? Sesuatu yang mengerikan?

“Selanjutnya tentang novelmu.”

“Ya?”

“Mengapa kamu sangat terkejut?”

“Ah, yah....anu....novelku.”

Bibiku dengan perlahan mengambil buku dari tasnya, dan mengatakan namanya dengan jelas “Adik Perempuan Terimut di Dunia”, oleh Izumi Masamune.

“Sial!”

Tubuhku terpintal, seperti aku baru menerima pukulan di perut. Kyouka-san melanjutkan:

“Ilustrator: Eromanga.....”

“Aggrhhh!!!”

Aku tidak bisa menerimanya lagi, dan aku bertanya dengan lemah:

“Bisakah kau tidak mengatakannya dengan keras?”

“Maksudmu aku harus mengecilkan suaraku?”

“Ah, tidak, lupakan.”

Dia melihatku, matanya mengatakan “Dasar bocah, aku sedang bicara denganmu, dengarkan baik-baik”, lalu dia bilang bagian terakhir:

Adik Perempuan Terimut di Dunia - Volume 3 Kencan dan Saat Hati Berdegup Kencang Antara Aku dan Adik Perempuanku"

".........................Kuhhhhhhhhhhhhh”

Seluruh tubuhku bergetar malu.

Jujur saja - akhir-akhir ini, aku melihat beberapa light novel dengan nama yang sangat memalukan. Apa yang penulis itu pikirkan, menamai mereka seperti itu? Bagaimana bisa mereka memperkenalkan novel mereka?

“.....Kamu meresa malu dari mendengar judul, nama penulis dan ilustratornya? Apa novel ini sememalukan itu bagimu?”

“Tidak! Itu anakku! Aku bangga padanya!”

Aku dengan cepat membenarkannya. Asalkan dia tidak salah mengerti poin ini.

Melihat betapa gugupnya aku, dia menyerang:

“Benarkah begitu? Lalu mengapa kau bereaksi seperti ini?”

Aku membetulkan posturku, melihat langsung padanya, dan menjawab:

“Bagaimana aku harus mengatakannya....?”

Maksudku, aku bukan malu ketika orang lain membaca novelku, tapi membiarkan orang normal membacanya masih memalukan untukku. Aku tidak kuat jika orang lain menyebutkan “Kencan dan Saat Hati Berdegup Kencang Antara Aku dan Adik Perempuanku” di depanku.

Ini adalah perasaan yang aneh. Rumit, ragu tapi juga senang.

“Dan....”

“Dan?”

“Melihat wanita cantik dan serius sepertimu mengatakan Eromanga sedikit....”

“Ap....!” Untuk pertama kalinya, ekspresi Kyouka-san berubah. Pipinya memerah, dan gemetar “Ap, apa yang kau katakan! Cantik, serius....tidak.....tidak membuatku senang!”

Aku kemungkinan besar baru menekan tombol yang salah, dia nampak marah. Aku perlu menjelaskannya. Cepat.

“Tidak, maksudku Eromanga (nama), bukan manga erotis.

“Aku, aku tahu itu.”

“Eh? Maksudmu ―”

“Ini adalah nama pena dari anak itu, bukan? Aku sudah tahu itu....bahkan sebelum dirimu. Pemegang sebelumnya nama pena itu adalah orang yang paling kubenci. Aku masih membencinya hingga sekarang!”

Bah, mengapa kau harus mengatakanya seperti itu.

Pemegang sebelumnya dari Eromanga-sensei adalah ibu - ibu kandung Sagiri. Entah bagaimana, hubungan antara Kyouka-san dan dia benar-benar buruk - sepertinya dia sudah tahu Eromanga-sensei yang asli dari dulu.

“Apa maksudmu?”

“Bukan apa-apa, lupakan. Ada beberapa hal yang perlu aku bahas tentang novelmu.”

Katanya dan mengangkat “Kencan dan Saat Hati Berdegup Kencang Antara Aku dan Adik Perempuanku”, dan menunjukkannya padaku.

Kamu butuh pencapaian.

Pendapatan normal, selanjutnya adalah memeriksa isi dari novelku - untuk melihat apakah aku punya pencapaian atau tidak.

Aku menelan ludah dengan keras, dan bertanya:

“.....Ya, silahkan.”

“Bagus - lalu, narasi pembuka novelmu Adik Perempuan Terimut di Dunia [Sebuah kisah siscon love comedy yang Izumi Masamune coba tulis sebaik mungkin] . Apa artinya itu?”

Apa artinya itu? Sial....

“Maksudku, aku mencoba yang terbaik untuk..... menulis kisah tentang siscon love comedy.....”

Aku merasa wajahku mejadi lebih panas.

“Oh? Siscon disini artinya sister complex, bukan? Kata ini tidak ada dalam psikologi, tapi aku pikir itu artinya situasi ketika seseorang punya jauh lebih dari perasaan sekedar kakak terhadap saudara perempuan mereka sendiri....”

“Um....itu.....”

Apa yang bisa aku katakan? Ini pertanyaan yang sulit! Sejujurnya, “siscon” yang digunakan dalam Sekaimo sedikit berbeda dari “siscon” atau “sister complex” yang biasa otaku gunakan sehari-hari. Akan sulit jika aku tidak menjelaskan itu, tapi melakukan itu akan memakan banyak waktu ―

Siscon love comedy artinya dua saudara dengan bahagia bermain bersama.”

Kataku. Bibiku bilang “Hah”, dan melihat padaku seperti dia punya masalah kepercayaan pada telinganya sendiri.

“Itu artinya laki-laki dan perempuan yang ada di sampul ini ada kakak-adik?”

“.....Ya.”

Love comedy....Itu artinya sesama saudara salaing jatuh cinta?”

“.....Ya, kurang lebih begitu.”

“Meskipun mereka kakak-beradik?”

“Terutama karena mereka kakak-beradik”

“.....Aku tidak mengerti.”

Interogasi. Dia menginterogasiku!

“Lalu.....karakter ini mencurigakan....” dia menunjuk pada [Karakater wanita tertentu] “Apa itu Sukebeningen-chan[4]?”

“Sukebeningen-chan....adalah alias onlinenya”

"Kamu serius?”

“Ya.”


Menakutkan! Mengapa aku mencoba menjelaskan isi novelku pada orang dewasa yang punya prasangka buruk terhadap otaku?

Tentu saja, tidak berhenti disana. Dia melanjutkan:

“Hmm ~ Dengan kata lain, novel terbarumu tetang cinta antara kakak-adik - baiklah, aku paham.”

Lihat matanya! Dia bahkan tidak menganggapku seperti manusia lagi!!!

“Ya itu benar, tapi itu bukan hal erotis yang tak baik seperti yang kau bayangkan!” Aku dengan nekat mencoba untuk menjelaskan “Adik-kakak yang tinggal bersama, tapi hubungan mereka sangat buruk. Lalu berkat sebuah kesempatan, situasi mereka tiba-tiba berubah - novelku menceritakan tentang itu - bukan sesuatu yang tidak baik!!”

“Benarkah? Tapi orang tidak akan tahu itu tanpa membacanya dulu, 'kan? Mereka sebatas melihat pada sampulnya. Lalu hanya membaca narasi pembuka. Siapapun akan berpikir itu sesuatu yang mesum, bukankah begitu?”

“......”

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sialan, apa bibiku seorang yang sadis?

“Terlebih, kamu tidak punya bukti kalau novel ini [tidak memiliki efek negatif. pada pembaca], kan?”

“Tidak juga, beberapa efek negatifnya lebih terjamin.”

“Eh? Apa?”

Wah, barusan suaranya terdengar sangat imut.

“Masamune-kun, apa yang barusan kamu katakan?”

“.....”

Aku mati! Aku tidak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak sepantasnya!

“Um, kau bertanya apakah [Novelku punya efek negatif pada pembaca], kan? Apa yang aku coba katakan adalah baik. positif dan negatifnya, itulah yang membuatnya menarik.”

Aku tidak mungkin menghindari pertanyaan ini, jadi aku hanya bisa berharap untuk yang terbaik.

“Begitukah?”

Dia menatapku dengan matanya yang seperti pisau. Aku dengan cepat menambahkan:

“Itu hanya sedikit. Sangat kecil sekali untuk bisa mempengaruhim Masih di dalam batas wajar perusahaan! Lagipula - itu tidak bisa memberikan efek yang langsung.”

Jika Elf mendengarku mengatakan sesuatu yang sangat negatif, dia mungkin akan mendesah depresi.

“Oke, itu saja yang perlu aku tanyakan darimu.”

“Lalu.....bagaimana hasilnya....?”

Kyouka-san menutup tumpukkan dokumen tadi, dan menjawab:

“Kamu lulus.”

“Wah!”

Mataku terbelalak dalam keterkejutan. Kyouka-san mengambil Sekaimo, dan bilang:

“Aku belum membacanya....tapi setidaknya aku tahu itu bukan kegagalan. Aku hanya perlu kepastian darimu.”

“.....Ha?”

Kau tahu? Lalu kenapa kau menginterogasiku begini?

Dia selesai memasukkan semuanya kedalam tasnya, dan terus bicara:

“Ujian selesai. Lulus.”


“Kamu lulus.”


“Eh?” Aku lulus “Apa maksudnya itu ―”

Dia dengan perlahan melihat ke langit-langit

“Selanjutnya ujian untuk Sagiri.”

“Ha - bukan hanya aku orang yang menerima ujian?”

“Hanya kamu orang yang menerima tes tahun lalu, tapi tahun ini Sagiri menerimanya juga. Aku harus bicara dengannya.”

“!”

Itu artinya....Sagiri memang pernah bilang dia punya janji dengan Kyouka-san....jadi ini yang dia maksud....

“Bagaimana bisa tes ini selesai hanya denganmu saja? Lagipula, aku sudah mengatakannya tahun lalu.”


Perbaiki kondisi Sagiri


“Aku akan melihat apakah ada perkembangan atau tidak. Biarkan aku melihat apakah Sagiri bisa bergabung kembali dengan masyarakat atau tidak.”








Investigasi Izumi Kyouka[edit]

Thumb











Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Men's Knuckle adalah salah satu majalah terkenal untuk pria.
  2. sekitar dua belas juta-an.
  3. Parent-Teacher Assosiation (Asosiasi Guru dan Orang Tua Murid) adalah organisasi formal yang ditujukan untuk memberi bimbingan pada murid.
  4. Orang bejad-chan



Bab 2 Halaman Utama Bab 4