Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Volume 4 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Thumb

Bab 2[edit]

Dan begitulah ─

Bersama dengan Elf, kami naik kereta ke Tokyo.

Karena ini hari minggu, tidak banyak orang di kereta. Biarpun begitu, pemandangan dari gadis berambut pirang yang memakai pakaian lolita masih menarik banyak perhatian, kebanyakan dari gadis yang berbisik satu sama lain berkata “Manisnya~” atau “Seperti boneka dari Perancis”.

Kelihatannya Elf sengaja menggunakan itu demi mendapatkan pujian. Dia dengan gugup berdiri di sebelahku, dan sudah mengobrol sejak saat masuk kereta.

“Hei, hei, Masamune-kun! Apa seru pergi keluar denganku di hari minggu? Apa terasa lega melepas semua masalahmu?"

Kita hanya naik kereta, apa yang kau bicarakan....

“Aku tidak punya masalah apapun. Aku percaya pada Eromanga-sensei.”

“Masa? Kupikir kau adalah tipe karena adikku mempunyai masalah, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan dan menjadi bermasalah juga.”

Dia benar.

“Mungkin. Soalnya aku tidak bisa melakukan apapun untuknya....disamping memberinya kepercayaanku.... sebenarnya aku merasa bermasalah.”

“Iya iya! Jadi ayo kita pergi keluar untuk bersantai.”

“....Kau....benar.”

Pergi keluar, mandi dibawah sinar matahari -- itu sangat berbeda daripada hanya duduk dirumahku.

Aku benar-benar berpikir begitu.

“....Terima kasih, Elf. Itu adalah cara yang bagus untuk mengurangi stress.”

“!” Elf terdiam sebentar, dan lalu berkata “Bukan apa-apa. Kita adalah teman, bukan?”

Senyum yang ceria.

Sungguh, aku merasa lebih baik hanya dengan berbicara dengannya.

“Tapi bukannya aku bilang supaya kalian berdua agar ikut denganku. Di mana Eromanga-sensei?”

Aku dengan hati-hati memperlihatkannya tablet di dadaku.

Karena Eromanga-sensei tidak bisa pergi dari kamarnya, kami menggunakan metode ini sebagai gantinya.

Menggunkan skype selama kereta bergerak tidaklah mungkin, apalagi baterai akan terkuras dengan sangat cepat, jadi kami menggunakan LINE untuk sekarang.

Setelah kekacauan kemarin, untungnya aku mendapatkan ID Linenya.

[Elf-chan, siapa yang akan kau kenalkan pada kami?]

Pesan Eromanga-sensei datang.

Elf dan aku melihat ke smartphone di tanganku.

“Fufufu, kau akan tahu ketika kau sampai.”

[Kenapa kau mencoba bertingkah misterius sekarang? Apa kau ingin aku membeberkan padamu bahwa kau memakai celana dalam dengan garis pink?]

“─-Ha? Bagaimana, bagaimana, bagaimana bisa kau tahu?”

Elf berteriak dengan keras dan dengan cepat mengetik jawabannya. Dengan *Ding*, pesan dari Eromanga-sensei datang dengan lampiran gambar


Itu adalah gambar lipatan celana dalam.


“Sial! Kau, bagaimana bisa....bagaimana...”

Elf berputar, memerah dan bergetar~:

“Mungkinkah, mungkinkah mungkinkahmungkinkah...... Kau....kau....ku....”

[Aku hanya mencurinya.]

“~~~~~~~~~~~~~~~~Nya, nya! Apa yang coba kau lakukan?”

Dengan *Swusshh*, Elf langsung mengenggam roknya dan mendorongnya kebawah, suaranya secara mendalam tergoncang:

“Eeeee.....nanti ada tangga waktu kita meninggalkan kereta! Anak SD akan melihat semuanya!”

[──--aku cuma bercanda]

“Pastinya, mereka akan berpikir bahwa aku ini gadis yang super cantik mesum ─ eh? Bercanda?”

[Ya. Itu celana dalam gambarku.]

“..............................Be, benarkah?”

Elf dan aku melihat pada gambar.

Tidak peduli bagaimanapun aku melihatnya, itu nampak seperti celana dalam asli.

“Gambar....ya...” “Gambar....kan?”

[Aku hebat, 'kan?]

Eromanga-sensei dengan bangga menambahkan.

Hehe -- aku bisa membayangkan dia membusngkan dadanya dengan bangga.

Nampaknya pergi keluar dengan Elf membawa kebaikan tidak hanya untukku, tapi juga untuk Sagiri.

“Akan kukatakan itu luar biasa...tapi apa ini benar-benar sebuah gambar? Atau....apa kau mengintipku....”

....Celana dalamnya Elf.....

“Selain itu....bagaimana bisa ini...kelihatan persis sama seperti milikku....”

[Aku bisa tahu tanpa melihat.]

Jawab Eromanga-sensei. Suaranya (kata-katanya) penuh dengan kepercayaan diri.

[Untuk bisa dengan benar menggambar celana dalam gadis manis tanpa melihatnya adalah salah satu skill spesial yang guru ajarkan padaku.]

“Aku bilang berhenti melakukan pelecehan seksual padaku di kereta!”

“Jangan mengatakan itu waktu duduk di sebelahku! Aku tidak melakukan apapun padamu!”

Dasar - Eromanga-sensei pertama tidak mengajari muridnya dengan rasa malu.

Aku takut skill spesial ini akan berubah jadi seperti trik gaya Sherlock Holmes[1].

[Selain itu, aku dekat dengan targetku, gambarku jadi lebih baik.]

“Ini kemampuan manusia luar biasa! Itu selevel dengan skill kelas A dari penulis light novel profesional!"

Tolong, jangan bilang aku harus menyetarakan level si orang yang kalau memberi nama bakalan aneh (Elf) dengan Eromanga-sensei pertama.

Belum lagi “maksud tersembunyi ilustrasi” itu menjadi semakin mesum.

Sebagian diriku ingin tahu apa ada arti tersembunyi lainnya, tapi bagian lain tidak ingin tahu.

[Diantara para ilustrator perfesional, aku dengar beberapa ilustrator ini menjadi makhluk biru yang bisa mengendalikan tentakel untuk menarik rok gadis ke atas.]

“Mereka bahkan tidak bisa mempertahankan bentuk manusia mereka lagi?”

Tiba-tiba, percakapan antar Elf dan Eromanga-sensei menjadi lebih panas.

Setelah cukup lama, kami pun sampai di sebuah hotel di area Shinjuku, dan lalu kami naik lift menuju lantai tertinggi.

Suara mekanis Eromanga-sensei datang melalui tablet:

[Orang yang Elf-chan ingin kami temui....tinggal di hotel mewah ini?]

“Mewah? Menurutku ini sangat normal.”

Tidak tidak, ini normal dalam opinimu, tapi dari sudut pandang manusia normal itu sebenarnya super mewah.

....Orang yang Elf ingin kami temui mungkin wanita dalam pakaian mentereng. Aku secara mental harus menyiapkan diri.

“Hei Elf, kenapa kau membawa keranjang itu?”

“Hm? Ini? Anggap saja uang sogokan.”

“....Apa?”

Aku meninggalkan elevator dan dengan kecil hati mengikuti Elf, yang dengan lemah lembut berjalan ke depan. Dia berhenti di depan pintu dari sebuah kamar, dan berkata:

“Sini.”

Dia membunyikan bel, *Ding dong* suara bel ──-

“Emilyyyyyyyyyyyyyyy~~~~~~~~~~~~♥ Kamu kesini!”

Pintu meledak terbuka dan seseorang cepat-cepat keluar.

Itu adalah gadis berambut pink, yang punya tubuh seperti atlit. Di memakai T-shirt, jeans pendek. Dia sedikit lebih tinggi dari Elf. Umurnya....mungkin sama sepertiku. Dia tersenyum lebar dan menampakkan gigi taringnya.

Elf tersenyum:

“Halo halo ~ Amelia. Maaf mengganggumu ketika kau sangat sibuk.”

“Jangan begitu, kamu selalu di terima disini! Hari ini kamu terlihat sangat manis!”

“Tentu saja. Ah, hari ini aku ingin memperkenalkanmu seseorang.”

“Eh? Memperkenalkan?”

Gadis yang dipanggil Amelia membuka lebar matanya - lalu dia akhirnya menyadari bahwa aku berdiri di sebelah Elf. Dia memberiku setengah lirikan dan berkata dengan nada yang sangat tidak senang:

“Ha? Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Emily? Dan kenapa kau terlihat familiar.....?”

Wah, sepertinya aku tidak diterima di sini.

Hei Elf, cepatlah katakan sesuatu - aku memberinya sinyal tanpa suara. Dia mengangguk, ekspresinya bilang “Serahkan padaku.”

“Dia adalah pacarku, Izumi Masamune!”

“Kamu bercanda, 'kan?!”

Aku tidak tahu hubungan seperti apa yang mereka punya, tapi dengan caraku dikenalkannya begini saja aku tau kalau ini bukan sesuatu yang menyenangkan.

“Tidak tidak, sebenarnya ─”

Aku mencoba menjelaskan, tapi gadis berambut pink membuka matanya sebelum dia menyerangku.

“Ah ah ! Izumi Masamune ! Kau Izumi Masamune?”

"Um.....ya.....?”

“Begitu yah! Tidak aneh kau nampak sangat familiar!”

“....Pernahkan kita bertemu sebelumnya?”

Meskipun aku benar-benar terkejut oleh kemunculannya, aku bisa bertanya. Tapi dia mengabaikan pertanyaan itu dan memberiku tatapan dari kepala hingga jari kaki.

“Hm ~ kau laki-laki yang mencoba mendekati Emily sebagai pacarnya, bukan ─ Izumi Masamune....”

Dia mendorongkan jarinya ke wajahku:

“Payah!”

“Ya?”

“Kau kelihatan terlalu miskin! Kau sangat-sangat ~ tidak punya apa yang dibutuhkan untuk jadi pacarnya Emily.”

“Sudah kubilang aku bukan pacarnya! Dan....lagipula, siapa kau?”

Jika dia tahu nama asli Elf, hubungan mereka pasti sangat dekat.

“Ah benar juga, aku lupa memperkenalkan diriku.”

Dia menunjukan ibu jarinya pada dirinya sendiri:



“Aku Amelia Armeria yang agung! Nama penaku ketika menggambar adalah Army!”


“Eh? Amelia-sensei?”

“Satu-satunya ilustrator cantik, Army-chan!”

Dia berdiri tegak dan dengan angkuh memperkenalkan dirinya.

Setidaknya egonya setara dengan Elf.

Biarkan aku sedikit menjelaskannya.

Army-sensei adalah orang yang menggambar mahakarya Yamada Elf-sensei Purgatorium dari Sang Dark Elf.

Dia bisa menggambar dengan banyak style, secara aktif berpartisipasi dalam acara ilustrator dan manga, dia pun bagus di keduanya. Sampai orang-orang memanggilnya ilustrator multi-talenta.

Gambaran Army Sensei selalu ada gadis sensual dan erotis, yang mana cocok dengan tulisannya Elf, dengan begitu, mereka menjadi combo yang pas. Purgatorium dari Sang Dark Elf menjadi terkenal, bukan hanya karena pekerjaan penulisnya, namun juga sukses karena ilustratornya.

Tapi aku harus mengakuinya, ceritanya sendiri sudah bagus, ditambah ilustrasi hanya menjamin itu semakin sukses.

Singkatnya, dia seorang ilustrator terkenal yang menakjubkan.

“....Tapi aku tidak pernah mengira kau adalah gadis yang sangat muda....”

Pertama Sagiri, lalu Elf, Muramasa-senpai (yah, aku juga muda, jadi itu tidak seperti aku bisa mengatakan apapun) - itu tidak bisa dipercaya.

[Manisnya. Baju seperti apa yang kau pakai?]

‘’Diamlah, Eromanga-sensei.’’

Elf menepuk bahu Army-sensei dan memperkenalkan kami:

“Armeria - Army-chan adalah teman masa kecilku. Apa kau ingat apa yang kubilang tentang seberapa parahnya aku dipaksa untuk belajar? Orang tua Armeria membawa dia padaku. Karena umur kami sama, kami mulai berlajar bersama.”

“Lalu setelah beberapa lama, kami sadar bahwa kamu saling mencintai satu sama lain! Emily adalah istriku.”

Army-chan dengan lembut menaikkan kepala dan lengannya ke depan dadanya.

“Bahasa jepang Army-chan sangat jelek, jadi tolong maafkan dia.”

Tidak, bukan hanya kata dalam bahasa jepang....semua kalimatnya terdengar aneh....seperti aku menonton program televisi yang punya orang asing sebagai MC.

“Elf, jadi orang yang ingin kau tunjukan pada kami.....?”

“Yep, itu adalah Army-chan.”

[Aku ingin melihat celana dalammu!]

Diamlah, Eromanga-sensei.

“...............”

“............................”

Aku dan Army-sensei menatap satu sama lain, tidak ada diantara kami yang tahu apa untuk dikatakan.

Tetap saja...dia hampir semanis Elf. Betuk matanya dan gigi taringnya memberinya pesona spesial.

─Tapi....kenapa aku tidak merasakan apapun? Memang, aku sudah tinggal dengan adikku lama, jadi aku sudah kebal berhadapan gadis manis ─ tapi seharusnya itu tidak cukup untuk membuatku tidak merasakan apapun seperti aku sekarang. Aneh.

Tentu saja itu bukan berarti aku membecinya. Faktanya, melihat tampangnya membuatku sangat menyukainya.

......Gadis ya?

Mataku secara tidak sadar berbelok ke dadanya ─

“Kau!”

“!?”

Dia tiba-tiba berteriak hingga mengejutkanku.

“Y, ya?”

“Kau benar-benar tidak berhubungan dengan Emily?”

“Tidak, aku tidak! Sudah kubilang padamu!”

“Hm, begitukah?”

Aku tidak bisa menceritakan apapun dari reaksinya itu.

Dia mengerti aku atau tidak? Apa dia menyadari kalau aku melihat ke dadanya? Aku tidak bisa tahu.

“Kalau begitu aku akan membuatnya jelas, panggil aku Yang Mulia.”

Army-sensei mendorongkan jarinya ke wajahku dan berkata:

“Aku tidak punya ketertarikkan untuk mencintai laki-laki. Dan jangan pikirkan soal itu hanya karena aku super manis. Aku tidak punya sedikit pun ketertarikan padamu.”

“Iya iya! Kau tidak perlu mengulangi itu....!”

“Tidak tidak, aku harus membuatnya jelas untuk orang mesum sepertimu.”

Sial, jadi dia tahu bahwa tadi aku melihat dadanya.

Sekarang aku mengerti....dia membenci laki-laki bahkan lebih dari gadis biasanya....bagiamana itu dipanggilnya?

“....Aku paham.”

Aku menaikkan kedua tanganku ke atas. Lalu Army berbalik pada Elf.

“Jadi apa Emily? Kenapa kamu membawa orang mesum ini padaku?”

“Ah, itu topik utamanya. Um, Army-chan, apa kau tahu tentang Eromanga-sensei?”

“!”

Army-sensei terdiam selama beberapa detik, matanya terbuka.

“Aku tahu.”

“Lalu apa kau tahu tentang masalah Eromanga-sensei akhir-akhir ini?”

“Pertandingan kematian dengan yang kalah harus melepaskan topengnya? Ya.”

Sepertinya semua dalam industri sudah mendengar tentang itu.

“Oh? Mudah kalau begini. Eromanga-sensei ingin menang, jadi dia berlatih benar-benar keras. Tapi nampaknya ada masalah.”

“......................Oh! Begitukah?”

Tiba-tiba saja ekspresi Army-chan jadi datar. Apa yang dia pikirkan?

“Sebenarnya, Eromanga-sensei kesini juga.”

“Eh? Di mana?”

Army-sensei melihat ke sekeliling. Elf menunjuk ke tabletku.

“Disini. Orang dengan topeng ini adalah Eromanga-sensei.”

[Halo ~ Ngomong-ngomong aku tidak kenal seseorang dengan nama memalukan itu.]

Eromanga-sensei mengangkat tangan sebagai ucapan salam.

“Eh.....Senang bertemu denganmu.”

Mata Army-sensei terbuka lebar.

Eromanga-sensei melanjutkan dengan nada yang sangat bersahabat:

[Senang bertemu denganmu, Army-chan. Kau sangat manis ~ Celana dalam seperti apa yang kenakan saat ini?]

“Ini pertama kalinya aku mendengar perkenalan demikian!”

Aku berhadapan dan membungkuk pada Army-sensei sebagai permintaan maaf:

“Aku minta maaf! Orang ini ada baut yang lepas di kepalanya.”

[Izumi-sensei, kenapa kau menyebut partnermu seperti itu!]

“Diam, mesum! Cepatlah minta maaf!”

“Ah ~ tak apa. Tidak perlu untuk meminta maaf.”

Aku sangat tersentuh -- Army-sensei tersenyum dan memaafkan kami! Dia sedikit menggelengkan tangannya sinyal untukku berhenti membungkuk, dia berbalik ke tablet dan tersenyum, gigi taringnya terekspos.

“Helo, Eromanga-sensei. Aku memakai pakaian kasual dari kepala hingga jari kaki.”

Jawabnya dengan tenang pada pertanyaan tentang pakaian dalamnya sebelum dia menyerang balik:

“Bagaimana denganmu Eromanga-sensei, celana dalam seperti apa yang kau pakai?”

[Eh....]

“Eh? Meskipun kau menggunakan voice changer, kau seorang gadis, 'kan? Heheheh ~ Jadi celana dalam seperti apa yang kau pakai?”

[Ah....itu....itu....]

Wah... Eromanga-sensei terkejut oleh serangan baliknya. Adegan sebelumnya menjadi terbalikkan.

Tapi ternyata Army-sensei bisa tahu jenis kelamin Eromanga-sensei hanya dengan beberapa kata percakapan....

Menyadari Eromanga-sensei panik, Army-sensei terus menyerang:

“Ada apa? Aku sudah menjawab pertanyaanmu, sekarang giliranmu.”

[.....Eh....eh....]

Topengnya menjadi tidak berguna, Sagiri bicara dengan nada lemah:

[....Nii.....Aku, Izumi-sensei.....tolong.....]

“......................................”

[I, Izumi-sensei!? Kau ingin dengar jawabanku, ya?]

“Tidak, tidak tidak aku tidak.”

[Kau pembohong! Kau pasti bohong! Kau diam-diam mencoba mendengarkan! Kau ingin mendengar celana dalam apa yang kukenakan!]

“Aku tidak mau! Aku tidak bersalah!”

Sebenarnya, aku ingin dengar. Ya, Sagiri meminta pertolongan, tapi aku tidak bisa menghentikan diriku! Bagaimana aku bisa! Aku ingin tahu juga!

[Ecchi! Mesum! Aku tidak peduli sama Izumi-sensei lagi....! Hmmmm!]

*Klik* dia memutuskannya.

“Bagaimana....bisa ini terjadi?”

Aku pucat, dan bergumam dalam keputusasaan. Army-sensei bergumam sendiri:

“......Jadi dia kabur.”

Ya. Dia kabur.

“Masamune, kita tidak bisa melanjutkan tanpa Eromanga-sensei, pikirkan sesuatu.”

“Aku akan mencoba menyambungkannya lagi melalui Skype....tapi aku tidak tahu dia akan dengar atau tidak.”

Aku mendengarkan Elf dan mencoba menyambungkannya, tapi....

“......Dia tidak mengangkatnya.”

“Kirim dia pesan dan katakan bahwa kami tidak akan bertanya tentang celana dalam lagi.”

“Itu malah bakal makin jadi pelecehan seksual! Kenapa bukan kau yang menggunakan Line dan kirimi dia pesan?”

“Itu merepotkan ─”

Setelah beberapa saat, kami mencoba menghubungi kembali Eromanga-sensei via Skype.

[Reconnected~]

Dia bilang dengan nada kurang nyaman. Elf mengangguk dalam kepuasan.

“Kalau begitu, ayo kembali ke topik utama.”

Army-sensei bertanya pada Elf:

“Topik utama....sebenarnya apa yang kau ingin aku lakukan?”

Pertanyaan bagus. Aku ingin bertanya itu juga. Apa yang Elf coba lakukan dengan mempertemukan aku dan Eromanga-sensei dengan Army-sensei?

“Kufufu - pertanyaan bagus. Masamune, Eromanga-sensei. Dengar baik-baik!!”

Elf menunjukkan senyum misterius dan membuat pose keren:

“Army-chan, biarkan Eromanga-sensei tahu tentang maksud tersembunyi ilustrasi-mu!”

[!]

Maksud tersembunyi ilustrasi-ku?”

“Ya - skill spesial dari ilustrator multi-talenta Army-sensei - maksud tersembunyi ilustrasi!”

Hei Elf....kau juga bilang itu ke Eromanga-sensei di kereta, bukan?

Meskipun berdasarkan yang Elf bilang, semua ilustrator punya skill spesial dan maksud tersembunyi ilustrasi mereka sendiri, tapi aku takut Eromanga-sensei pertama mengajari Sagiri (atau mungkin Great juga) sekumpulan omong kosong. Tiba-tiba membicarakan tentang maksud tersembunyi ilustrasi mungkin menyerang pertahanannya Army-sensei.

Tapi aku tidak pernah menduga bahwa mata Army-sensei akan terbuka lebar, lalu dia berkata:

“──-Mengejutkan. Pembicaraan bagus.”

Eh? Dia mengerti hanya dari kata maksud tersembunyi ilustrasi?

“Ahaha, kau pikir siapa aku? Jadi kau mengerti apa maksudku? Bagaimana? Bisakah kau membantu?”

“Hmm ~~~~~~~ bagaimana ya ~~~~~~”

Army-sensei menyilangkan tanganya di dadanya.

“Aku sudah membantumu sebelumnya. Kau masih berhutang padaku sekali!” Kata Elf dan menaikkan keranjang di tangannya “Juga, ini kue buatanku untukmu.”

Mendengar pernyataan dan rasa malu Elf, Army-sensei berubah menjadi lembut, dia menunjukan ibu jarinya ke dalam:

“Jangan hanya berdiri di sini. Masuklah.”

* * * * *

Kami memasuki kamar yang sangat besar. Sofa. Teko teh. LCD tv....hampir sama seperti rumahku, perbedaannya hanya itu semua jauh lebih mahal. Ada layar LCD PC lain di meja, ada headphone tergeletak di dekatnya.

“.......”

─Aku jadinya membandingkan kamar ini dengan milik Sagiri.

“Duduk di sana - Eh? Kenapa? Kau menyukainya?”

“Ah, lumayan. Ini peralatan untuk membuat siaran live video....kan?”

“Ya ya. Akhir-akhir ini aku belajar membuat live video.”

[Ah, sama sepertiku] Sagiri diam-diam berbisik.

“Terserah! Itu hanya masalah sepele!”

Elf menghentikan percakapan untuk berlanjut. Army-sensei duduk di depan televisi dan aku memilih tempat duduk di sebelah sofa.

“Aku akan menyiapkan teh dan makanan ringan, kita akan bicara sambil makan!”

Elf mengambil keranjang dan pergi, sepertinya dia tahu tempat ini dengan sangat baik.

Pandangan Army-sensei mengarah punggungnya -- atau mungkin, pantatnya sampai Elf hilang dari pandangan.

“Ehehehe.”

Senyum yang ceria.

Bagaimana bisa semua ilustrator yang kukenal itu mesum? Apa mereka semua seperti itu?

Ketika Eromanga-sensei bilang “Sebagai seorang ilustrator, ketika aku melihat gadis manis, aku hanya bisa memikirkan celana dalamnya”, kupikir itu omong kosong, tapi.....

“...............”

Ketika aku mulai takut padanya, Army-sensei berbalik padaku:

“Itu menakjubkan! Kau cemburu?”

“Y, ya?”

“Teman masa kecil manisku datang padaku, dia bahkan secara pribadi membuatkanku kue! Itu jelas bahwa aku yang menang, bukan?”

Mendengar Army-sensei memuji “Kekasih”nya, Eromanga-sensei menyetujui:

[Kau menang. Mungkin.]

“Benar, benar?”

Aku menambahkan:

“Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini Elf juga datang ke rumahku.”

“Eh?”

“Dia juga membawa kue setiap kali dia datang.”

“Apaaaaaaaaaaaaaaa? Apa maksudnya ini? Aw aw aw.....”

Sepertinya dia menggigit lidahnya. Wajahnya terpintal rasa sakit.

Sial, jika aku membuat gerakan yang salah aku pasti memicu nafsu Army-sensei untuk menang, akan jadi merepotkan nanti kalau aku membuat orang mesum berpikir aku adalah musuh. Jadi, aku dengan tenang menjelaskan:

“Aku tidak pacaran, itu hanya hubungan normal antara tetangga.”

“Tapi....kue....”

Melihatnya seperti itu membuatku merasa sedikit bersalah.

[Ah, Izumi-sensei membuatnya menangis.]

“Tidak , tidak aku tidak melakukannya.”

Kenapa Sagiri begitu suka menggodaku segera setelah dia mengenakan topeng Eromanga-senseinya?

Juga....

Akhir-akhir ini, keputusan Elf untuk membuat kue mungkin karena dia ingin menang melawan Shidou-kun. Selama pesta kami, semuanya bilang kue buatannnya enak....dia pasti memutuskan untuk membalasnya karena itu....

Dia benar-benar ingin menang dalam semuanya.

Aku bertanya-tanya sebentar sebelum menjawab:

“Oh ya, menurutku kue itu hanya latihan untuk membuat hasil yang enak ini.”

“Eh?”

“Jadi hari ini dia bisa memberikan kue terbaik untuk Army-sensei!”

“!”

Army-sensei langsung pergi dari rasa sedih ke senyum cerah.

“Ya! Itu pasti begitu! Dasar, aku cemburu karena temanku, aku sangat malu.”

Dia menarik kedua kakinya ke atas tempat duduknya dan tersenyum.

“Ehehehehe.....sangat manis!......Super manis.”

Sebenarnya, cara dia bertingkah sekarang manis juga.

Tapi kenapa aku tidak merasakan apapun?

Mengatakan ini pada seorang gadis pasti terhitung kurang ajar, tapi.....ketika aku berbicara dengannya, aku merasa seperti aku berbicara dengan saudara laki-lakiku yang lebih muda atau teman laki-laki.

Army-sensei menepuk bahuku dengan malu:

“Hey! Masamune! Kau juga sangat ramah! Tapi kenapa kau sangat kecil?”

“Ap-apa? Aku tidak pendek! Aku hanya sedikit lebih pendek dari teman sekelasku! Aku masih bisa jadi lebih tinggi!”

“Ahaha, kau terdengar seperti heroin berdada rata dalam light novel!”

“Jangan menambahkan hinaan yang bertujuan melukai!”

[.....Novelmu penuh dengan gadis seperti itu....ini adalah hukuman ilahi.]

Eromanga-sensei juga menggumamkannya.

─Sial, tidak ada yang bisa kukatakan dalam pembelaanku.

Aku menutup mataku, dan mengepalkan tinjuku, dan berkata:

“Kuh....aku sangat minta maaf...pada semua gadis yang aku ciptakan! Meskipun ini tidak dapat dihindarkan, aku seharusnya tidak memanggilmu ‘dada rata’ atau ‘papan cucian’........tentu saja itu melukaiku! Aku tidak menyukainya juga! Itu tidak seperti aku menyukai gadis berdada kecil atau semacamnya! Itu semua karena Eromanga-sensei tidak pernah menggambar gadis berdada besar sebelumnya dan dia tidak bisa menggambarnya!”

[Jangan menyalahkan aku....]

“Itu semua karena semua gadis yang kau gambar hanya punya dada yang rata!”

[Dasar, aku akan mengingat ini!]

Grrr! Eromanga-sensei menggeram.

Melihat itu, Army-sensei pecah dalam tawa:

“Ahahahahaha! Bagus, bagus Masamune! Eromanga-sensei! Mulai sekarang panggil aku Army-chan!”

[Aku sudah memanggilmu begitu dari awal.]

“Aku tidak akan memanggil siapapun yang memanggilku pendek dengan sebutan ‘Chan’.”

“Jangan pikirkan itu! Aku minta maaf, oke!”

Army-sensei terus menepuk bahuku - baiklah, mulai sekarang, mari memanggilnya Army.

Di waktu yang sama, Elf kembali deng teh dan kue.

“Arara, hubungan kalian menjadi sebaik itu?”

“Tidak, kurang tepat” Aku menjawab.

“Jangan jadi sangat rendah hati begitu!”

Army menaruh tangannya di sekitar bahuku.

Yup, aku tidak merasakan apapun, walaupun fakta bahwa bahuku disentuh dadanya.

Aku melirik:

“Menyingkirlah, jadi panas tau.”

“Bagus! Kau lulus!”

“Apa?”

“Haha, aku cuma memeriksa apa kau menyukaiku atau tidak. Aku tidak akan menjadi teman denganmu jika jawabannya adalah ya.”

“Apa itu?”

“Masamune - kau sudah menyukai seseorang, bukan?”

“Um....ah.....”

“Haha, jadi aku benar?”

Army dengan senang menendang kakinya, kaki panjang dan padat telanjangnya bisa dilihat semuanya. Jika Sagiri melakukan hal yang sama untukku, aku mungkin akan mati karena serangan jantung.

“....Kau hanya menggodaku.”

Meskipun dia bilang begitu, aku tidak marah padanya. Tidak ada orang yang bisa marah pada Army dengan tawa tak berdosanya.

“Maaf, aku ini sangat manis - jika kau tidak punya seseorang yang kau suka, maka kau akan jatuh padaku dengan sangat cepat.”

.....Egomu sedikit terlalu besar.

Elf melihat percakapan kami dengan ekspresi puas.

“Karena semuanya sudah menjadi sangat dekat - tolong ajari kami tentang maksud tersembunyi ilustrasi.”

* * * * *

Kami mulai dengan meminum teh dan mediskusikan situasi.

Dari kiri, di sofa adalah Elf, Army dan aku. Eromanga-sensei dalam tablet di dadaku.

[Jadi kau berencana untuk membiarkan kami melihat maksud tersembunyi ilustrasi Army-chan, kan ─]

Eromanga-sensei langsung mulai dengan main topik.

“Santailah. Coba segigit dulu” Army mengambil gigitan besar “Sangat enak! Sangat enak! Sangat enaaaaaaaaaaaaaaaak!”

Reaksinya sedikit terlalu ekstrim. Apa kau adalah juri dalam manga bertema masakan?

“Terima kasih, dasar, Army-chan, kau belum berubah.”

Elf dengan elegan mengambil tegukan teh, dan tersenyum:

“Baiklah, Masamune, Eromanga-sensei, jangan terlalu sopan. Cobalah kueku.”

“Um....tapi....”

Aku melirik pada Eromanga-sensei.

[Kuh....aku tidak bisa makan melalui layar. Dan aku tidak kenal seseorang dengan nama itu.]

“....Aku akan membawanyaa ketika pulang, ayo makan bersama.”

[...Aku ingin makan sendiri.]

“....Begitu yah.”

Selama beberapa waktu, kami menikmati teh dan kue yang Elf buat. Eromanga-sensei hanya bisa menonton dengan ekspresi kurang nyaman.

“Bagaimana? Lebih enak dari pada milik Kunimitsu, kan?”

“Sudah kuduga, kau mencoba untuk bersaing dengan Shidou-kun.”

“Hm? Memangnya kenapa? Jadi, bagaimana menurutmu Masamune? Siapa yang akan kau pilih, aku atau Kunimitsu?”

“Ada apa dengan pilihan seperti gal-game itu?”

Ngomong-ngomong, Shidou Kuinimitsu - Shidou-kun adalah juniorku, seorang novelis yang bagus membuat kue.

Sejujurnya, kue mereka enak, sulit untuk memutuskan pemenangnya. Tapi jika dengan seksama memikirkannya...

“Baiklah, kali ini Elf menang.”

“Bagus ♪”

Elf dengan senang membuat pose kemenangan, dan tersenyum dengan ceria:

“Kukukukuku! Itu seharusnya seperti ini! Aku membuat kue ini dengan sepenuh hatiku! Tentu saja itu akan jadi enak.”

[Mwu ~]

Entah kenapa, Eromanga-sensei membuat suara kurang menyenangkan.

“Kamu bilang - dengan sepenuh hatimu?”

“Um? Ada apa Army-chan?”

“Tidak, aku hanya berpikir itu adalah metode terbaik dalam membuat apapun.”

Army sedikit tersenyum:

“Aku tidak persis seperti Itu, kamu tahu. Mereka menggunakan ‘Ilustrator tanpa perasaan’ atau ‘Sang mesin gambar, Armeria’ untuk memanggilku.....mereka bilang gambarku kosong ─“

“Ah, itu sangat nostalgia! Aku yang bilang begitu."

“Cih, aku tidak akan melupakan itu. Kau sudah seperti itu padaku sejak pertemuan pertama kita!”

“Aduh aduh. Army-chan, kau terlalu berlebihan. Dengan guru lukis yang ada di dekat sana, terus aku adalah teman dengan umur yang dekat dengganmu dan anak dari pemilik rumah, tapi kau menendangku. Dipikir kembali, itu mungkin pertemuan pertama yang terburuk yang pernah ada.”

Aku tidak tahu kapan cerita itu terjadi, tapi nampaknya pertemuan pertama Elf dan Army tidak persis bahagia.

─ Itu sama untukku juga.

Elf menutup satu mata dan menaikkan jarinya:

“Kau bisa menggambar apapun tidak peduli seperti apa permintaan orang. Kau bisa menggunakan style apapun setelah melihat satu kali - jujur saja, kau gadis yang berbakat. Tapi gambarmu kosong, tidak punya jiwa, tidak bisa menyentuh siapapun. Itu tidak bisa melampaui yang asli.

Seperti itulah sang ilustrator, Amelia Armeria selama pertemuan pertama kami.”

“Kau membuatnya terdengar seperti seorang antagonis.”

“Hmhm, itu benar Masamune. Skill untuk mencopy kemampuan orang lain adalah salah satu dari tiga besar skill curang dalam menulis/menggambar. Ada Sharingan[2], Pride Snatch[3], Perfect Copy[4], Skill Hunter[5]-- dan masih banyak lagi. tapi dari sudut pandang sebagai seorang pencipta, itu semua Armeria bisa lakukan. Itulah kenapa gadis manis yang dia baru jumpai menertawainya.”

“Ahahahahaha.”

Mendengar provokasi Elf, Army memegang perutnya menahan tawa.

“Itulah kenapa aku menyukaimu - hanya kamu yang bisa menghina orang lain tanpa ampun seperti itu.”

“.....Aku tahu perasaan ini juga.”

Bagus. Bagus kau Elf sialan. Aku pasti akan mengahancurkanmu di bawah kakiku.

Bahkan aku pernah bilang begitu.

“Iya, kan? Yah, ini sudah lama berlalu. Aku sudah memperbaikinya.”

Army tersenyum dengan nakal. Ini pasti artinya bahwa dia tidak lagi menggambar ilustrasi tanpa jiwa.

“Aku memperbaiki kelemahanmu? Benarkah? Kadang-kadang Army-chan tanpa sadar menggambar gambar ecchi dari gadis telanjang?

“Ha? Maksudmu gambar dalam Dark Elf? Memang isi ceritamu mesum begitu, kenapa kau menyalahkanku? Ilustrasi jadi seperti itu karena idemu.”

“Apa yang kau katakan? Meskipun, dulu aku menulisnya, tapi aku meminta ilustrasi telanjang sepenuhnya untuk mendorong motivasiku ke maksimal. Namun kau menggambar ilustrasi setengah telanjang! Aku tidak ingin sesuatu seperti itu!”

“Oh ya? Terus kemana libidomu pergi sekarang?”

“Di hatiku!”

...............................................

Tidak mudah untuk menonton dua gadis cantik saling menanduk seperti ini, tapi siapapun bisa melihat kalau hubungan mereka sangat baik.

“Nampaknya aku harus membuktikan bahwa aku sudah memperbaiki kelemahanku. Sehubung kita sudah selesai makan, mari kita mulai.”

Army mengambil tisu untuk membersihkan tangannya dan mengangkat pena.

“Aku akan menunjukan pada kalian - maksud tersembunyi ilustrasi-ku.”

[Baiklah ─]

Suara Eromanga-sensei berubah menjadi serius. Dia menerima syarat Elf karena dia sendiri tidak bisa membuat sebuah terobosan besar.

“....Aku harus melihat baik-baik juga.”

Meskipun aku tidak tahu apapun tentang menggambar, mungkin aku bisa belajar sesuatu dari melihat Army-sensei bekerja.

─Tentu saja, aku punya motif lain. Semua ilustrator nampak luar biasa ketika mereka berkonsentrasi pada pekerjaan mereka.

“Baik. Emily, buatlah pose di sana.”

“Ah, kau membutuhkan aku untuk jadi modelmu? Baiklah - apa ini tidak apa-apa?”

Elf duduk di sofa dan menyilangkan kakinya.

“Um, super manis! Seperti yang diharapkan dari istriku!”

“Ehehehe, tentu saja! Kau pikir siapa aku?”

Melihat senyum cerahnya, aku tidak bisa menahan untuk tidak bertanya:

“Kau sangat tenang ketika orang memujimu di kereta, jadi kenapa kau sangat senang sekarang?”"

“Perbedaannya adalah apakah orang yang memujiku orang asing atau bukan.”

“Begitukah?”

“Ya. Kau puji aku juga.”

“Iya iya. Manis, manis.”

“Hmhm ~ tentu saja!”

Elf tersenyum dalam kepuasan.

Selama kami mengobrol, Army masih tetap tidak begerak dan fokus pada Elf. Dia nampak seperti pedang sebelum meninggalkan sarungnya.

“Baik - lah!”

Dia mengambil napas dalam ─

“Mulai.”

Tangannya mulai menari. Di layar digital, gambar Elf dengan perlahan muncul. Tidak ada style menggambar spesial, hanya benar, gambar realistik dari orang di depan....dengan perlahan....

“Sial...Army...ini...”

Ketika aku menyadari apa yang Army gambar, aku mulai gemetaran dalam ketakutan.

Tanpa melihat padaku, dia berkata dengan geram.

“Diamlah! Sekarang bukan waktu yang bagus! Baiklah... selesai!”

“Bagaimana? Aku tidak meragukan skill Army-chan atau semacamnya - tapi apa itu menunjukan sepenuhnya pesonaku?” Elf bertanya dalam nada yang penuh semangat.

“Aku menggambarnya dengan kemampuan terbaikku! Iya kan, Masamune, Eromanga-sensei?”

“Jangan, jangan tanya aku!”

Ada alasan yang membuat kalimat itu jadi satu-satunya yang kukatakan. Eromanga-sensei juga tidak mengatakan apapun, dan tetap diam.

Melihat bagaimana situasinya berubah, Elf memiringkan kepalanya dan, menyempitkan matanya:

“Hm...ada yang aneh....”

Tiba-tiba, sepertinya dia mengingat sesuatu, mata Elf terbuka lebar dan dengan cepat berdiri:

“Biar....biarkan aku melihatnya.”

Dia berlari pada kami dan melihat pada layar. Dan yang ditunjukannya ─-

“Armiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii~~~~~~~~! Mengapa aku telanjang!?”

“Biar aku menjelaskan! Untuk bisa menggambar gambar telanjang dari gadis manis adalah skill spesial yang master ajarkan padaku, maksud tersembunyi ilustrasi!”

Tada! Army melakukan pose guts.

“Namanya adalah Nude Analyze Skill - aw! Sakit!”

Elf menarik pipinya, menyebabkan wajah Army berubah menjadi bentuk >.<

“Tunggu! Emi....sakit! Hentikan....aku minta maaf....aku minta maaf!”

Thumb

“Sudah lama sejak terakhir kali kita mandi bersama! Bagaimana bisa kau menggambar gambar yang sangat akurat dari aku yang telanjang?”

“Itu adalah hasil dari maksud tersembunyi ilustrasi! Karena aku sangat menyukaimu!”

“Jawabanmu tidak sedikitpun menjawab aku! Dasar, walau aku mengerti intinya...tapi.....”

Aku memilih saat ini untuk bergumam sendiri:

“Ah, jadi gambar ini...akurat?”

“!? Itu cukup! Jangan lihat! Hapus langsung!”

Ini pertama kalinya aku melihat Elf merasa malu seperti gadis normal seperti ini. Biasanya, apapun yang terjadi selanjutnya akan jadi berbahaya untuk siapapun yang melihat. Mungkin itulah kenapa ─ jantungku berdegup kencang.

Elf melepaskan Army, dan mengerang:

“Apa yang kau lakukan?! Harusnya aku tahu! Meminta ilustrator spesialis gambar ecchi untuk maksud tersembunyi ilustrasi...ini salah aku."

“Aw aw aw...sakit - menurutku itu penjelasan yang bagus.”

“Aku sudah menyiapkan diri! Serius! Tapi ini diluar dugaanku! Dasar, mastermu sebegitu lacurnya hingga bisa memikirkan skill ini!”

Nampaknya master yang mengajarkan Army - adalah orang yang melahirkan maksud tersembunyi ilustrasi sebelumnya.

Yah....bagaimana aku harus mengatakannya....aku mulai mengerti walaupun otakku ini dangkal.

Alasan Elf memperkenalkan kami pada Army. Identitas sebenarnya Army dan masternya.

Eromanga-sensei pasti menyadarinya juga. Suaranya menjadi serius.

[Eh.....Army-chan....Mastermu....Wanita seperti apa dia?]

Army nampak seperti dia menyadari pertanyaan ini, dia tersenyum lebar:

“Hm....izinkan aku berpikir....kalau aku harus membuatnya singkat....”

[Apa?]

“Dia jauh lebih busuk daripada aku.”

Sialan kalau begitu.

“Biasanya, tidak ada orang yang bisa mengerti apa yang dia bicarakan. Kau bisa mengatakan dia adalah jenius alami. Dia sangat bagus dalam menggambar, tapi dia tidak perlu siapapun untuk mengajarinya. Dipikir lagi, aku tidak tahu bagaimana bisa dia mengajari murid yang sedemikian bagusnya sepertiku. Yah, kupikir dia hanya mengajari apapun yang datang di pikirannya.”

Army nampak senang ketika dia membicarakan masternya. Dia terus tersenyum, gigi taringnya kadang-kadang terekspos.

Aku melanjutkan:

“....Apa yang kau maksud dengan jenius alami?”

“Sebagai contoh, ketika dia ingin menggambar pemandangan alam, dia memintaku untuk melakukan cosplay erotis.”

“Jadi dia hanya memintamu untuk bercosplay?”

Singkatnya, tidak penting dia menggambar pemandangannya atau tidak.

“Aku juga berpikir begitu. Tidak hanya aku tidak tahu apa yang dipikirkan master, dia bilang aku membuatnya marah dan dia ingin menghukumku, dll...tetap saja, tetap saja - entah bagaimana, ketika aku mengikuti nesihatnya aku selalu dengan heran membuat gambar yang cantik.”

“.............”

“Apa yang kau pikirkan? Bingung, kan? Apa kau pikir isi kepalanya sangat kacau?”

Sangat-sangat setuju. Aku tidak mengerti dia sedikitpun.

Tetap saja ─

Singkatnya, carikan untukku gadis yang bisa membakar semangatku.

Bahkan Sagiri meminta permintaan itu sebelumnya.

“Dulu, aku bahkan tidak bisa melakukan percakapan normal, jadi aku tidak bisa bilang aku sepenuhnya mengerti apa yang master maksud. Hm, dia bilang ─”

“’’’Masukkan hatimu ke dalam gambar...

Army berkata begitu dan menjadi menjadi merasa malu.

“Ah ~ Aku sangat malu. Aku orang yang realistik. Hati, belas kasihan, empati ─- Mereka semua adalah hal yang tidak jelas, aku tidak menyukainya. Aku tidak ingin menggunakan mereka.”

“.....Aku bisa mengerti itu.”

Itu sama juga untuk penulis.

Orang-orang bilang “Menulislah dengan hatimu” adalah rahasia untuk menulis sebuah novel yang bagus. Setiap kali aku mendengar itu, aku hanya merasa kesusahan. Aku hanya tidak bisa membayangkan konsep tidak jelas seperti itu.

Tapi di waktu yang sama, aku merasa bahwa instruksi ini sangatlah benar. Akan tetapi, jika seseorang memintaku menjelaskannya, aku tidak bisa.

Cara menggambar gambar bagus adalah berdasarkan pada pengalaman yang tak terhitung, itu prinsip dasar yang sangat sederhana. Tapi kebanyakan orang yang mencoba menggambar gambaran bagus berakhir dengan cara yang bagus untuk menggambar sebagai ganti dari gambar yang bagus.”

Bagaimana supaya bagus dalam menggambar? Kami sudah tahu jawabannya.

Tapi cara membuat gambar yang bagus adalah masalah lain - itu apa yang Army-sensei maksud.

[Jadi, intinya, apa itu gambar yang bagus?]

Tanya Eromanga-sensei. Pertanyaan yang langsung ke poinnya.

Army-sensei menjawab:

“Itu adalah gambar yang bisa menyentuh siapapun yang melihatnya, yang bisa membuat gambar bersinar. Musik bisa membuat orang merasa senang atau sedih, itu sama juga dengan gambar. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, kau bisa mengatakan bahwa otak menciptakan sesuatu seperti dopamine[6] dan serotonin[7] yang menyebabkan perubahan dalam kualitas. Sebenarnya, dalam semua gambar, foto, musik...dll, pertanyaan tentang ‘’bagaimana bisa sesuatu itu menyentuh orang. Bagaimana bisa aku menciptakan sesuatu yang bisa menyentuh orang’’ masih tetap belum terjawab oleh sains. Jadi aku hanya bisa menjelaskan dengan metode mengajar bodoh masterku”

[Masukkan hatimu ke dalam gambar]

“Sama seperti dalam game, setelah kau mencapai level terakhir, sisanya adalah masalah keberuntungan. Menciptakan seni pun sama, semuanya kaan berakhir dengan emosi.”

Army duduk di sofa, menumpangkan kakinya dan melanjutkan:

“Mungkin itu hanya bagus untukku, tapi mungkin ‘’masukkan hatimu ke dalam gambar’’ maksudnya itu adalah menggunakan emosimu sendiri sebagai referensi. Pikirkan kembali waktu ketika jantungmu berdegup kencang -- lalu pikirkan tentang alasan yang membuat jantungmu seperti itu - yah , apa kau paham?”

“Tidak.” [...............Sedikit.]

“Aku sangat-sangat paham! Seperti yang diharapkan dari Army-chan, penjelasan yang sempurna.”

Kami memberi jawaban kami sendiri. Tentu saja, orang yang punya jawaban dengan keyakinan tinggi itu pastinya Elf.

Tetap saja, kupikir itu seratus kali lebih mudah untuk mengerti metode mengajar tradisional. Maka aku mengangkat jariku:

“Jika kau bisa memberi kami sebuah contoh, itu pasti akan lebih untuk dimengerti.”

“.....Contoh? Seperti apa?”

“Seperti - apa yang akan Army-sensei lakukan jika kau ingin menggambar ‘’gadis super manis’’ dalam kemampuan terbaikmu, apa kira-kira?”

“──--Itu.”

“Itu?”

“.......................Itu....dan ini.....”

Army dengan perlahan memerah.

“.....Ini.....dan itu......”

Isyarat lembut, bersama dengan sedikit kesedihan muncul di matanya.

Itu bukan marah. Itu bukan malu.

─ Ah, aku tahu ini juga.

Aku sudah banyak melihat ekspresi ini di kaca sebelumnya. Ini adalah ─

“Aku akan menggambar ‘’gadis yang kucinta’’.”

Army-sensei mengigit bibirnya, menaruh tangan di dadanya dan menjawab.

Tangannya, masih gemetaran, dengan perlahan tangannya menari-nari di atas gambar yang selesai.

“Ketika menggambar ─ pikirkan kembali seperti apa cintaku.”

Dengan perlahan - dia memberi kehidupan padanya.

“Pikirkan kembali wajah orang yang kau cinta...bakar perasaan dalam hatimu...gunakan itu sebagai referensi untuk mengambar....”

Sakit. Dadaku sakit. Aku tidak bisa bernapas.

“Sebenarnya, aku hanya kadang-kadang menggunakan skill ini. Ini adalah satu kesempatan langka aku benar-benar menaruh hatiku ke dalam gambar.”

Mataku melekat pada Army-sensei.

Tidak perlu untukku melihat seperti apa jadinya gambar ini.

‘’‘’’Nii-san, ada seseorang yang aku suka.’’’’’

Perasaan itu masih terbakar dalam dadaku. Dia pasti punya pengalaman yang sama juga.

“...Ketika ada ingatan yang tidak terlupakan dalam pikiranmu....itu akan melebur dengan hatimu....dan muncul dalam gambar.”

Pengalaman paling menyakitkan ketika cintamu tidak diterima.

Kau tidak ingin menyerah, tapi kau tidak punya pilihan selain menyerah. Cintamu tidak diterima. Untuk mencintai seseorang yang tidak akan pernah jadi milikmu, hatimu akan seperti ada kawat berduri di sekelilingnya.

“Gambar seperti itu akan bisa menyentuh hati orang-orang. Karena, tidak ada orang yang hidup tanpa pernah jatuh cinta sebelumnya.”

Dia menggambar sambil menahan rasa sakit patah hati ─

“Haah ~~~~~~~”

Dia mengambil napas dalam, berdiri, dan berteriak:


“Aku menyukaimuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”


Dia berteriak sekuat tenaga - lalu Army jatuh ke bawah, dan berkata dalam nada mati:

“....Itulah caraku menggambar.....kalian paham?”

Tidak ada alasan atau teori atau apapun untuk itu. Tapi cara dia memberi contoh supaya aku mengerti intinya. Rasa simpati yang mengerikan.

Jika aku ingat dengan benar, setelah aku menulis novel, aku juga sama.

“....Army-sensei....setiap kali kau menggambar....apa seperti itu?”

“Jika aku melakukan itu setiap kali....aku akan mati.”

Itu benar. Bahkan seseorang dengan syaraf dari baja tidak akan bisa menanganinya.

Dia mengelap keringat dan berkata dengan posisi duduk.

“Barusan aku hanya melakukan itu supaya lebih mudah dimengerti - setiap permintaanmu....~ ah aku sangat lelah.”

Setelah mengerang sebentar, Army berdiri.

“Baik, sudah selesai.”

Dia memberiku tabletnya. Aku dan Eromanga-sensei sama-sama melihatnya.

“────”

Itu masih gambar yang sama, gambar Elf yang tidak pantas dilihat. Tapi sekarang, itu penuh dengan kehidupan.

Sekarang aku mengerti apa yang Elf bilang tadi pada Army.

“....Aku mengerti, ini jauh lebih mudah untuk dimengerti.”

Gambar indah itu nampak seperti bersinar - itu punya kekuatan yang bisa menyentuh hati siapapun yang melihat.

Curahan hatinya digambarkan hingga dapat menyentuh orang, membuat siapapun yang melihat jatuh cinta dengan gadis didalamnya.

[......Betapa nostalgianya. Sudah kuduga....ini......]

Dengan nada yang belum pernah aku dengar sebelumnya, Eromanga-sensei/Sagiri berbisik:


[Ini gambaran mama.]


Dia terdengar seperti dia akan menangis. Kerena bahagia dan menyesal.

“Jadi....”

Army melihat pada Sagiri, dan mengangguk:

“Ini adalah maksud tersembunyi yang masterku sudah tidak hidup lagi ajarkan padaku. ‘’Skill’’ menciptakan dengan mencurahkan hatimu ke dalam gambar.”

Dia menaikkan tangannya dan menerima sesuatu yang hitam dari Elf.

“Eromanga-sensei - sebuah nama yang memalukan - aku ragu ada orang yang akan suka menggunakan itu sebagai nama pena mereka.”

Dia mengambil itu -- sebuah topeng hitam dan dengan perlahan memakainya.

“Tapi itu adalah nama pena dari orang yang mengajariku cara untuk menggambar - nama pena spesial dari dari guru bodoh mesumku.”

Dia mengepalkan tangannya - dan berteriak:

“Tapi aku tidak akan memberikannya pada siapapun! Meskipun orang itu adalah anaknya master!” [Sudah kuduga....Army-chan adalah ─]


‘’’’’“─Awalnya.....mama yang mengajariku menggambar...”

“─Eromanga-sensei....aku...aku...aku...”

“─Orang yang mengajariku menggambar.”’’’’’


[Eromanga-sensei The Great!]


Semuanya menjadi jelas. Identitas dari Eromanga-sensei pertama, dari Eromanga-sensei The Great, dari orang yang bilang ilustrator kegelapan pada kami. Semuanya jelas sekarang.

“Fufu, jadi semuanya jelas sekarang - apa yang kau pikirkan tentang nama pena ini, Eromanga-sensei The Great?”

Elf berkedip padaku, menggoda.

“Itu artinya dia adalah senior Eromanga-sensei. Aku yang membuatnya!”

“Elf! Itu artinya ─”

“Ketika kau menerbitkan novel terbarumu, Adik Perempuan Terimut di Dunia, Army-chan menyarankan bergabung paksa denganku. Dia bilang sekarang waktunya untuk menghancurkan Eromanga-sensei palsu!”

Berdasarkan apa yang Elf jelaskan, dia sudah banyak berdiskusi dengan Army-chan.

Dengan kata lain, selama pertemuan pertama antara Eromanga-sensei dan Eromanga-sensei The Great ─

“Kau mengkhianati kami!”

“Berkhianat? Kufufufu, apa yang kau bicarakan, Masamune ─ sejak kapan novelis yang agung sepertiku menjadi teman dengan novelis rendahan sepertimu? Kita hanya tetangga, jangan salah paham.”

“Apa....”

Elf memotongku dengan nada bermusuhan:

“Kali ini, aku memihak pada Eromanga-sensei! Aku membiarkan kalian berdua kesini hanya untuk membuat kalian putus asa! Baiklah, Army-chan - bukan - Eromanga-sensei The Great! Selesaikan mereka!”

“Aku akan mengatakannya satu kali lagi - Sagiri!”

[!]

“Aku tidak akan memberikan nama pena ini pada siapapun! Ambillah dariku jika kau bisa!”

[..............................Bahkan tanpa.....]

[............................Bahkan tanpa kau mengatakan itu, aku tidak kalah dari Onee-chan!]

“────”

Great terkejut sebentar. Suara Sagiri melanjutkan dalam nada gugup:

[Aku....aku.....! Aku ingin menggapai mimpiku dengan kakakku! Aku tidak bisa kalah disini! Jadi - tidak peduli seberapa memalukannya....aku akan melakukannya! Tunggulah! Aku juga akan menggambar dengan sepenuh hatiku! Aku tidak akan kalah dari Onee-chan - aku tidak akan kalah dari gambar mama!]


[Ini adalah jiwa Eromanga-ku!]


Lalu - Eromanga-sensei menutup siarannya.

Army - Great melepas topeng hitamnya, dan berbisik:

“Kau memanggilku Onee-chan?

Jika seperti itu. Bagaimana bisa aku kalah dari adikku?!”

Senyumnya menunjukkan nafsu membara untuk menang, diikuti dengan kebahagiaan yang tidak begitu besar.

* * * * *

Beberapa hari kemudian - hari sebelum duel kematian melepaskan topeng.

Matahari sekarang terbenam.

“Besok....semuanya akan berakhir.”

Setelah kembali dari sekolah, aku duduk di ruang tamu dan bergumam sendiri.

Hari itu, kami tahu identitas dari Eromanga-sensei The Great, dan kami menempa kembali tekad kami untuk menang.

Setelah itu, Sagiri terus berlatih di dalam kamar terlarang.

Sagiri - bisa-tidaknya dia memperlajari skill spesial untuk mengalahkan Great, hal yang dia pikirkan - aku tidak tahu.

Perubahan pun datang ketika waktu makan datang, dia menendang-nendang lantai untuk memberi sinyal padaku. Yah, itu lebih baik daripada tidak ada, kupikir.

“....................Aku sangat khawatir....”

Itu tidak seperti aku orang yang harus bertarung atau semacamnya, tapi kenapa aku sangat khawatir?

Dan saat itu juga─

*Bam bam* langit-langit bergetar. Yang itu lebih terkendali, dan lebih lembut dari biasanya.

Itulah bagaimana seorang adik perempuan memanggil kakaknya.

“......Getaran langit-langit yang lemah lembut....aku sendiri tidak bisa mengerti.”

Tapi aku benar merasa begitu.

Aku menaiki tangga menuju kamar terlarang.

“Ada apa, Sagiri?”

Aku mengetuk dan pintu pun terbuka, Sagiri muncul. Setengah tahun ini, aku sudah banyak melihat pemandangan seperti ini.

Tapi kali ini, ketika aku melihat adikku - aku tidak bisa mengatakan apapun.

“──”

Dulu, ketika dia mengenakan pakaian bagus atau kimono - aku sangat terkejut.

Tapi kali ini berbeda dari sebelumnya. Aku merasa sangat emosional.

“Sagiri....ini.....”

“.....Um.....”

Dia mengangguk, melihat ke bawah dan memainkan jarinya. Mungkin karena dia baru selesai mandi, wajahnya merah. Uap masih keluar dari tubuhnya, dan sedikit bau harum masih menempel padanya.

Dia juga tidak memakai headset.

Bibirnya sedikit begerak dan sebuah suara seperti mimpi keluar ─

“....Pakaian....waktu pertemuan pertama kita.”

Rok dan gaun sederhana. Siapapun bisa melihat bahwa dia mencoba untuk memilih pakaian demi bertemu keluarga barunya.

Belum lagi─

Ini adalah apa yang Sagiri pakai ketika aku jatuh cinta dengannya pada pandangan pertama.

“Betapa nostalgianya...”

“....Ini....hari ini.....adalah.....”

“?”

Aku tidak mengerti. Dia masih sangat payah saat bicara.

Sagiri melirikku.

“~~~~~~~~~~~~”

Dia langsung melihat ke bawah, memerah. Sekujur tubuhnya membeku, dan bahunya bergetar.

“Apa kamu baik-baik saja?”

“.....Bukan....bukan apa-apa....”

Meskipun dia bilang begitu, kondisinya sama sekali tidak membaik. Akhir-akhir ini kami bisa berbicara dengan normal, tapi sekarang aku punya perasaan bahwa jarak di antara kami membesar.

Itu seperti aku kembali ke masa lalu, ke pertemuan pertama kami.

Entah bagaimana itu menakutiku, membuatku mengingat beberapa ingatan buruk.

“Pertemuan pertama kita sekitar satu setengah tahun yang lalu, bukan?”

“.....Um....tentang itu.”

“Kamu sudah tumbuh ya.”

“.....Benarkah?”

Aku mengangguk. Sejujurnya aku hanya menyadarinya ketika aku melihat Sagiri memakai pakaian ini.

Atau mungkin karena dia baru selesai mandi jadi aku bisa melihat pesonanya lebih baik. Tapi tidak mungkin sesederhanaa itu....

“Hari ini, Sagiri.....jauh lebih cantik dari biasanya.”

“..................................Bodoh.”

Aku butuh banyak energi untuk menahan doronganku yang ingin memeluknya.

Aku mengelakkan mataku dan mengubah topik:

“Apa kamu....memanggilku ke sini untuk menunjukkanku pakaian ini?”

“.....................”

Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Bukan....itu.....”

“Itu.....” dia menaruh tangannya di dadanya, memerah “.....Aku punya permintaan....untukmu”

“Begitu yah. Apa itu?” jawabku.

Dia mengangkat kepalanya melihatku, matanya terbuka lebar.

“Benarkah?”

“Dari intonasimu, itu pasti sesuatu yang penting, 'kan?" Aku menepuk dadaku “Apapun tak apa! Aku 'kan kakakmu!”

“Begitu yah.....”

Dia berbalik, dan menggumamkan sesuatu.

“Masuklah....latihan rahasia....langkah terakhir.....”

* * * * *

Setelah sedikit ragu, aku mengikutinya ke dalam kamar terlarang.

Sagiri duduk di tempat tidurnya dan menunjuk pada tempat di depannya.

“Ni, Nii-san....duduk disini.”

“Erhhh....eh....”

Kenapa di kasur? Tidak bisakah kita duduk seperti biasa?

Aku sudah punya banyak pertanyaan, tapi aku tidak bisa bertanya, dan dengan sunyi aku duduk.

Sagiri membuat permintaannya yang selanjutnya:

“....Jangan, jangan bergerak.”

“....Baiklah....seperti ini?”

“....Ya....dan....sekarang....tutup matamu.”

“Tutup....mataku?”

“Ya.”

............Apa yang dia coba lakukan?

Apa yang Sagiri inginkan dengan memintaku menutup mata?

“Cepatlah....lakukan apa yang aku katakan”

“......Baiklah.”

Aku memberinya kalimatku. Aku harus mencobanya.

“Seperti - ini?”

Aku menutup mataku. Tiba-tiba kehilangan penglihatan membuat pendengaranku jadi lebih baik.

Aku bisa mendengar detak jantungku, dan - napas Sagiri, juga.

Napas?

“Apa....?”

Aku bisa memberitahu bahwa wajahku dan wajah Sagiri sangat dekat.

“─ Sial ─ Sa, Sa ─”

“Jangan, jangan bergerak....”

“Ah ah........”

Telingaku bisa merasakan napasnya.

Aku terus menutup mataku, dan tanganku di lutut gemetaran.

Aku sangat gugup yang setelah beberapa saat, indraku menjadi mati rasa. Dan lalu ─

“!”

Bau manis memasuki hidungku. Lalu dadaku merasakan sesuatu yang lembut.

“Sa,SaSaSaSaSaSaSa.....Sagiri?”

Aku tidak perlu membuka mataku untuk tahu bahwa dia memelukku.

“Baiklah....jangan bergerak....diamlah...”

Mana mungkin aku bisa. Aku pasti sudah mati.

Thumb

Ini pasti adalah ilusi yang aku lihat sebelum mati. Bagaimana bisa ini nyata?

“Apa kamu masih belum selesai?”

“Be...belum....”

“Uh....merepotkan....jelaskan lebih baik....apa ini.... latihan rahasia terakhir....?!”

Sulitku sampaikan itu dalam dalam harap dia akan menjelaskan alasan untuk tindakan tiba-tiba ini.

“....Recharge.” Sagiri bergumam.

“Eh?”

Recharge....untuk menang melawan Onee-chan.... harus.”

“Maksudmu...cara untuk belajar tentang maksud tersembunyi?”

“.......................Ya.”

“Terus...kenapa...ini?"

Apa memelukku bisa memecahkan masalahnya?

Cara untuk menggambar gambar bagus yang Army - Eromanga-sensei The Great bilang pada kami. Rahasia terakhir dari Eromanga-sensei pertama, Eromanga Flash - semuanya secara perlahan melebur ke dalam skill spesial itu.

“.....Kamu tidak mengerti?”

“Aku akan menggambar ‘’gadis yang kucinta’’.”

“Ketika menggambar ─ pikirkan kembali seperti apa cintaku.”


“Tidak, aku tidak mengerti.”

Jika dia harus me-recharge dengan memeluk orang yang dia suka - maka aku bisa mengerti. Tapi aku bukan orang yang dia suka, dia menyukai orang lain.

Jadi aku tidak mengerti apapun!

Melihat ekspresi bingungku, Sagiri berkata:

“.....Apa aku pernah bilang bahwa aku ingin jadi adik perempuanmu?”

“Eh.....”

Saat libur musim panas, ketika aku bilang aku ingin jadi keluarganya....

Aku...tidak pernah menganggapmmu sebagai keluargaku....aku tidak ingin jadi adikmu.

Aku akan menjadi adikmu untuk sementara.

Dia pernah bilang begitu padaku.

“....Kamu....sekarang....kamu adalah kakakku....kan?”

“─-Ya.”

Mungkin aku tidak bisa langsung memberinya jawaban, tapi aku sudah menjawab.

“Jadi....seorang adik....bisa meminta....kakaknya....untuk memanjakannya....kan?”

“......”

Ya. Kami adalah keluarga. Kami adalah kakak dan adik. Tidak ada yang aneh tentang itu.

Meskipun hatiku dalam kekacauan, meskipun aku ingin menghentikan diriku dari menyukai Sagiri.

Meskipun aku tidak tahu apa maksudnya tindakan ini.

Aku masih harus berpura-pura menjadi seorang kakak.

Aku menutup mataku dan menjawab.

“Aku paham --- apapun yang kamu butuhkan! Asalkan kamu menang melawan Eromanga-sensei The Great!”

Lalu Sagiri menaruh kepalanya di dadaku:

“Kalau begitu...usap kepalaku."

“Ba....baik....”

Aku mengangkat tangan kakukku - dan mengusap kepala adikku.

Aku sudah melakukan sesuatu yang sama sebelumnya....dulu, atmosfernya sangat aneh. Setelah itu, setiap kali aku mencoba untuk menepuk kepalanya, dia menjadi marah.

“.....Boleh....ini?”

“Yah.”

Jantungku berdegup kencang.

Dia adalah adikku!

Tapi cinta adalah cinta. Aku jatuh cinta dengannya pada pandangan pertama.

Jantungku berdegup sangat keras sampai aku takut dia bisa mendengarnya.

“............”

Aku tidak tahu seberapa lama itu terjadi. Mungkin beberapa detik, mungkin sejam. Mataku yang tertutup membuatnya tidak mungin untuk mempersepsikan waktu dengan benar.

Akhirnya, Sagiri meninggalkan dadaku.

Setelah hening beberapa saat...aku bertanya:

“Apa itu cukup?”

“Ya...mungkin ─ kamu bisa membuka matamu sekarang.”

Aku membuka mataku,.

Di depanku, Sagiri setengah berlutut, setengah duduk di tempat tidur. Dia memerah, dan matanya penuh dengan keyakinan.

“Jadi....latihan rahasia....selesai....aku pasti tidak akan kalah.”

“Benarkah? Aku tidak begitu mengerti - tapi kau bisa menggunakan maksud tersembunyi hanya dari itu?”

“Mungkin.”

“Mungkin....Apa kamu mempelajarinya sendiri?”


Cara untuk melatih maksud tersembunyi itu.

Kukira dia akan mengangguk, tapi dia tidak.

“...Ini masih belum sempurna. Tapi kupikir aku bisa menang.”

“Oi oi, belum cukup bagus kalau begitu. Kamu harus─“

Aku mencoba untuk menyuarakan kecemasanku, tapi dia memotong.

“Tidak.”

“Ke, Kenapa?”

Aku bertanya dengan canggung, tapi Sagiri memerah dengan marah. Sampai aku mengira alu bisa merebus telur di atas tubuhnya.

“~~~~~~~~~~~~~~Tidak ya tidak!”

“Sekarang bukan waktunya untuk merasa malu! Jika kamu kalah -”

“Kamu benar, tapi tidak ya tidak!” Teriak dia sembari melambaikan tinjunya padaku.

......................Jika itu jauh lebih memalukan daripada Latihan untuk menggunakan maksud tersembunyi dan masih terhitung sebagai Tidak sempurna maka...

“Jangan memikirkan sesuatu yang aneh!”

“Tidak!”

“Itu bukan sesuatu yang mesum seperti yang kamu pikirkan! Ini....ini adalah tindakan dari kesucian! Karena sekarang ini, sebagai seorang adik, itu tidak mungkin!”

“??????”

Bukan sesuatu yang mesum - tapi sebuah tindakan suci. Sebagai seorang adik, itu tidak mungkin.

Apa maksudnya itu? Aku sangat-sangat tidak paham.

“Pokoknya - walau masih belum sempurna, aku bisa mengatakan itu kali ini, aku pasti akan menang.”

Sagiri berdiri, menggenggam topengnya, dan mengumumkan:

“Serahkan padaku.”


* * * * *

Hari selanjutnya.

Pertarungan kematian melepas topeng - Eromanga-sensei VS Eromanga-sensei The Great.

Aku datang ke gedung yang telah dipersiapkan di Tokyo, perusahaan yang sama yang menyiarkan siaran langsung Sagiri. Kontes menggambar akan diadakan di sana.

Tentu saja, hikikomori seperti Sagiri tidak bisa datang kesini. Kedua peserta akan tetap tinggal di rumah. Pegawai perusahaan akan menyiarkan tayangan dari rumah masing-masing. Selama pertarungan, Eromanga-sensei dan Great bisa dengan bebas melakukan percakapan.

“......................Sial.....aku merasa ini menjadi semakin besar dan besar lagi.”

Aku melihat studio itu dan bergumam sendiri.

Bagaimana bisa berubah seperti ini? Tentu saja ini pekerjaannya Kagurazaka-san.

Karena Elf dan Army memutuskan pertarungan ini sendiri, duel antara dua Eromanga-sensei menjadi terkenal di antara industri light novel.

Sebagai editor Izumi Masamune dan Eromanga-sensei, tidak ada alasan bagi Kagurazaka-san untuk bisa melewatkan kesempatan ini. Dia (dia tanpa memperdulikanku) berhubungan dengan Eromanga-sensei The Great dan menyiapkan semuanya - seperti sekarang ini.

Sekarang, “Pertarungan kematian melepas topeng antara Eromanga-sensei VS Eromanga-sensei Great” sudah berubah menjadi acara iklan untuk perusaan penerbit.

Ngomong-ngomong, dia tidak menceritakan ini sama sekali padaku. Aku mencoba menghubunginya, tapi─

[Adalah kesempatan langka untuk mengiklankan Izumi Masamune-sensei! Ini akan bermanfaat!]

“Bermanfaat apanyaa? Aku tidak tahu bagaimana menangani kekacauan sebanyak ini!”

[Yah, ini sudah kacau dari awalnya bukan ~ jangan khawatir ♪ asalkan kau menang - menang adalah hal bagus - menang adalah iklan yang bagus ♪]

“Apa yang kau katakan? Jika, aku kalah ─”

[Kalah juga bisa jadi iklan juga. Tapi aku ragu Eromanga-sensei bisa tahan jika harus melepas topeng. Dasar, ilustrator berhati lemah.]

Aku tidak punya pilihan selain setuju dengannya di sana.

“Pertarungan kematian melepas topeng” - jika dia kalah, Eromanga-sensei harus melepas topeng di depan semua orang di televisi secara langsung.

Aku takut akan itu....orang berhati lemah seperti Sagiri, dia tidak akan bisa melanjutkan karirnya lagi sebagai ilustrator.

[Sekaimo adalah novel yang tidak bisa mengganti ilustratornya di tengah jalan. Jika Eromanga-sensei tidak bisa menggambar lagi, novelmu juga tamat, Izumi Masamune-sensei. Taruhan pertarungan ini benar-benar terlalu besar.]

“Jika kau tahu itu, lalu kenapa....”

[Tapi Izumi-sensei bilang padaku --- Eromanga-sensei pasti akan menang. Jangan khawatir.]

“Aku bilang begitu, tapi ─”

Meskipun sudah kacau dari awal, tapi Eromanga-sensei tidak bisa menghindarinya, dia tidak ingin menghindari pertarungan ini, tidak perlu membuatnya jadi besar. Panggung yang besar begini....sekarang menang atau kalah jadi jauh lebih penting.

Dia memotong rute meloloskan diriku. Sialan.

Kagurazaka-san bertanya:

[Eh....mungkinkah...kau tidak yakin kau bisa menang? Itu bukan sesuatu yang aku harapkan....bukankah itu buruk? Bisakah kau menang?]

Mengapa kau mencoba menenangkanku sekarang?

[Jika kesempatanmu untuk kalah terlalu besar, kamu harus memberitahuku dari awal. Ini salahmu sendiri karena terus bilang bahwa sisimu akan menang sampai aku membuat keputusan yang salah. Pokoknya, situasi saat ini adalah kesalahan Izumi-sensei. Itu semua akan mengarah padamu ketika kami memutuskan siapa yang tertuduh bersalah.]

Aku mengatakan “Eromanga-sensei pasti akan menang”. Tapi itu datang dari kepercayaanku pada partnerku - Ahhh....setiap kali aku berbicara dengannya, selalu berakhir seperti ini.

Jadi itu kesalahanku...?

[Jika seperti itu....mari kita lihat.....kalau Eromanga-sensei kalah, kamu harus naik ke atas panggung....dan memberiku beberapa ilustrasi bagus....bukan... kau seharusnya bersiap untuk menenangkan hati adik perempuanmu yang menerima dampak secara mendalam dan pulihkan dia dengan cepat.]

“Tentu saja! Tidak perlu beritau aku juga.”

Jawabku...dan kugelengkan kepalaku....

Eh? Barusan....bukankah dia....mengatakan sesuatu yang aneh?

“Um, Kagurazaka-san? Barusan, apa yang kau katakan?”

[Hm? Aku bilang padamu bersiap untuk menenangkan hati adik perempuanmu yang menerima dampak secara mendalamnya dan pulihkan dia dengan cepat.]

“Ke, Ke, Kenapa kau mengatakan Eromanga-sensei adalah adik perempuanku....!”

Aku panik, tapi Kagurazaka-san....

[Kenapa? Eromanga-sensei itu Sagiri-chan, adik perempuanmu, 'kan? Ya tentu aku tau, soalnya aku ini editormu.]

“Tapi! Tapi kau bilang kau tidak pernah bertemu Eromanga-sensei!”

[Kami tidak pernah bertemu. Tapi biasanya ketika ada sesuatu untuk didiskusikan, aku masih menggunakan nama aslimu untuk menghubungimu ─ ketika kamu membuat debutmu, karena kamu masih anak-anak, aku harus berbicara dengan orang tuamu juga. Aku bilang padamu sebelumnya, aku masih punya hubungan dengan walimu, Kyouka-san.]

“Tapi aku tidak tahu apapun soal itu! Aku baru tau kalau partnerku selama tiga tahun ini adalah adikku baru-baru ini.”

Kenapa tidak ada orang yang memberitahuku?

Mendengar pertanyaanku, Kagurazaka-san menjawab dalam sikap praktis:

[Salah satu syarat dalam tanda tangan kontrak masuk adalah melindungi secara absolut informasi pribadi.]

“..................!”

Ya! Aku tahu itu! Aku ingat pernah membacanya juga.

Tapi...tapi! itu tidak benar! Tidak ada orang yang menganggapnya keterlaluan! Orang dewasa ini...tidak ada dari mereka yang mengatakan apapun padaku ketika aku pertama kali bertemu Sagiri! Kami harus mencaritau identitas satu sama lain sendiri.

[Melindungi secara absolut informasi pribadi mencangkup dari anggota keluarga juga. Um, karena kau sudah tahu ini, aku bisa memberitahumu tanpa khawatir lagi....ngomong-ngomong, Eromanga-sensei juga bilang padaku untuk jaga rahasia ini antara saudara...jadi kalian berdua baru mengetahuinya baru-baru ini?]

“Kuh.....”

Ya, betul.

[Pikiranmu benar-benar lamban.]

“Ohhhhhhhhhhhhh......”

Aku...aku tidak ingin menerimanya...meskipun...meskipun dia benar....

Ya. Semua harus menghubungi penerbit dan meminta informasi kontak juga identitas Eromanga-sensei terdahulu. Meskipun seseorang mengaku sebagai dia, kita akan langsung tau --- kyaahhhh!!!

Bodohnya aku! Ada sangat banyak kesempatan dulu, tapi aku justru menghamburkannya! Aku sebodoh protagonis laki-laki bodoh dalam light novel mainstream!

─Singkatnya, kami melakukan percakapan seperti ini kemarin.

* * * * *

Sekarang, aku berdiri di depan studio dan akan masuk.

Hari ini aku datang ke sini sebagai tamu, M.C paruh waktu yang juga merangkap sebagai juri pertandingan kematian melepas topeng. Penonton bisa menonton semuanya secara langsung.

Aku sudah datang ke studio sebelumnya untuk berpartisipasi dalam acara penandatanganan. Dan kini pun terasa sama.

“Sial....aku jadi resah.”

Aku tidak ingin teman sekelasku tau siapa aku. Tapi begini adalah cara terbaik untuk menunjukkan dukunganku ke Eromanga-sensei. Bukan untuk iklan seperti yang Kagurazaka-san bilang.

....Sagiri mungkin jauh lebih gugup daripada aku, bagaimana aku bisa jadi ragu sekarang?

Aku menampar wajahku beberapa kali untuk menenangkan kepalaku, dan lalu ─

[Sambutlah juri kita! Silahkan masuk!]

Sang perempuan yang menjadi MC membuka pintu. Aku mendorong tubuh kakuku untuk bergerak ke pannggung.

“Halo, semuanya....aku Izumi-sensei! Sekarang aku sedang menulis Adik Perempuan Terimut di Dunia bersama Eromanga-sensei!”

Fufu, aku bintang sekarang....aku menyelesaikan sambutanku dan mencoba berpikir positif.

Di depanku ada kamera besar. Aku bisa melihat pantulan dari ekspresi gugupku.

[Izumi-sensei datang ~!] [Eh? Dia bukan gadis cantik?] [Sangat muda! Benar-benar muda!] [Apa kau berkencan dengan Yamada Elf-sensei?] [Apa kau pacarnya Senju-sensei?]

─Banyak komentar datang padaku. Beberapa dari mereka menyindir aku.

Apa kau berkencan dengan Yamada Elf-sensei? -Skip Tidak begitu buruk, hanya saja sekarang bukan waktunya. Tapi - pacar? Apa-apaan?

Jadi netizen menganggapku pacarnya Muramasa-senpaai? Mereka jadi melihatku sebagai playboy yang berkencan dengan Elf dan Muramasa-senpai?

Ya ampun....aku benar-benar ingin mati sekarang.....!

Jika teman sekelasku tahu tentang ini, aku tidak akan berani untuk menunjukan wajahku di sekolah lagi.

“A....ah....”

Sewaktu aku mencoba untuk tersenyum, juri lain datang.

─Ngomong-ngomong, aku tidak tahu apapun tentang mereka, itu mungkin untuk membuktikan kesetaraan.

Tentu saja, setelahku ada ilustrator terkenal, produser vocaloid terkenal, dan live streamer populer dipanggil memasuki studio. Kemudian, orang terakhirnya adalah...

“Yamada Elf! Aku bersumpah atas God Eye-ku, aku akan membuat keputusan yang sempurna!”

Seorang novelis wanita cantik yang sangat kukenal. Setelah perkenalan megahnya, Elf dengan pasrah duduk di sebelahku.

“Mohon kerja samanya, Izumi Masamune-sensei ♪”

“...........Mohon kerja samanya.”

Jawabku dengan dingin.

“Aku seharusnya sudah tahu...jika aku ada di sini untuk menjuri Eromanga-sensei.....maka kau pasti akan ke sini juga."

“Kufufu, tentu saja!”

Untuk membuktikan kesetaraan, mereka mengundang teman dekat dan partner dari Eromanga-sensei The Great -Army. Kagurazaka-san tidak akan membiarkan sisi manapun lemah.

Lupakan. Lagipula Elf tidak akan menolong siapapun. Dia menganggap semua hal "Tidak menarik.”

“Hei, hei, Masamune ♪ Apa yang terjadi pada Eromanga-sensei setelah waktu itu? Apa kekuatanku membantu? Bisakah dia mengerti maksud tersembunyi? Bisakah dia bertarung melawan tangan kananku, Eromanga-sensei The Great?”

Lihat? Dia orangnya seperti itu.

Bahkan meskipun melawan musuh yang kuat, dia masih memutuskan untuk membantu musuhnya.

“Aku tidak tau. Tonton dan lihat sendiri.” Jawabku.

Elf terlihat kaget dan takut, dia dengan kecil hati bertanya:

“?............Eh..............Masamune.............Apa kau marah?”

Aku mendengkur, dan berbalik:

“Hm, aku membencimu.”

“!”

Mendengar itu, Elf memucat.

“Ke, Kenapa? Bagaimana bisa kau?”

“Orang sepintar dirimu seharusnya sudah tahu jawabannya.”

“Ah! Aku tahu! Kau marah karena orang yang kau cinta, yakni aku, mengkhianatimu!”

“Bukan, dasar bodoh!”

Kenapa aku berlaku seperti ini?

“Eh? Mungkinkah....karena aku membiarkan Great....mendorong Eromanga-sensei terlalu keras....jadi kau marah?”

Tentu saja! Memangnya apa lagi? Kenapa kau tidak mengerti?

Disamping God Eye bodoh itu - Elf sangat tajam, dan sangat bagus dalam membaca orang. Dia akan khawatir tentang mereka - dia peka, teliti, dan lemah lembut.

Bagaimana bisa dia tidak mengerti kenapa aku marah sekarang?

Karena dia melakukan sesuatu yang tidak kuinginkan untuk terjadi - dia melakukan itu pada Sagiri?

Iya, 'kan? Ada yang tidak beres...

“......Aku paham sekarang. Kau ─”

Kemarahanku hilang, aku menutup mataku.

“─Dari sudut pandangmu....kau menganggap bahwa yang kau lakukan adalah sesuatu yang menarik.”

“Eh? Ya? Kenapa kau mengatakan sesuatu yang sudah sangat jelas? Lawan yang sangat kuat, pertarungan yang kau tidak boleh sampai kalah - bukankah itu menarik? Ini kesempatan besar untuk jadi terkenal - aku memberimu hadiah yang sangat besar, kenapa kau membenciku?”

Elf hampir menangis - dia benar-benar tidak mengerti.

Mendengar alasannya, pertama aku terkejut, lalu kemarahanku benar-benar hilang.

“Ha.....bagaimana aku harus mengatakannya.....kau benar-benar seorang egois yang sangat bodoh!”

“Aku benar-benar tidak mengerti, tapi kau menyukaiku lagi, kan?”

“Dasar bodoh! Dasar - meskipun sebagai musuh kami, kau masih bisa berguna!”

“Itu terdengar seperti pujian yang bagus.”

Sewaktu kami saling mengadu Eromanga-sensei, sang MC menyela:

“Izumi-sensei ~ Yamada-sensei ~ maaf menyela percakapan manis kalian ~ bisakah kita mulai?”

“Ah, maaf!”

“Baiklah! Kita akan menyelesaikannya di rumah, Masamune!”

Kuh...yang kau katakan bisa dengan mudah memicu kesalah pahaman.....

Komentar yang datang penuh dengan [Matilah!] , [Jadi rumor itu benar] dan [Apa!] ─

* * * * *

“Selanjutnya - Pertarungan kematian melepas topeng antara Eromanga-sensei dan Eromanga-sensei The Great! Dimulai!”

Pertarungan dimulai.

Di depan kami, layar putih muncul. Tulisan Eromanga-sensei G muncul di sudut. Nampaknya itu adalah milik Great.

Waktu dia menggambar, sebuah window yang lebih kecil muncul menampilkan sebagian frame dari Great. Biasanya mereka menggunakan trik ini dalam program komersial [8].

[Jadi - biarkan aku memperkenalkan diriku sambil menggambar.]

Karena dia menggunakan voice changer juga. Suara Army berbeda.

[Aku Eromanga-sensei The Great! Aku Eromanga-sensei yang asli. Hari ini aku memasuki pertarungan ini dengan nama pena dan topengku sebagai taruhan! Itulah kenapa aku memanggilnya pertarungan kematian melepas topeng! Yah, mohon kerja samanya.]

[Uohhhhhhhhhhhhhh] [Aku melihat ini selama live stream terakhir!] [Super Eromanga-sensei sangat manis!] [Eromanga-sensei yang asli!] [Eromanga flash lololololololol]

Dilihat dari komentarnya, orang-orang nampak besemangat.

“Wow ~ sangat terkenal ~! Orang seperti apa ya Eromanga-sensei The Great?”

Mengikuti atmosfirnya, sang MC juga menjelaskan.

“Selanjutnya adalah orang yang di tantang! Mantan Eromanga-sensei!”

Woi! Meskipun itu demi menyederhanakan, jangan menambahkan kata mantan! Kau membuatnya terdengar seperti kami sudah kalah!

Layar membelah untuk bagian Eromanga-sensei, dengan window yang lebih kecil menunjukkan tubuh bagian atasnya.

[Seperti yang kalian sudah tahu, aku adalah Eromanga-sensei.]

Suaranya juga datang melalui voice changer.

[Hanya untuk hari ini, aku tidak akan mengatakan aku tidak kenal seseorang dengan nama memalukan seperti itu. Hari ini aku ikut pertarungan ini untuk membuktikan bahwa aku adalah yang asli.]

[Mantan Eromanga-sensei lolololol] [Tidak masalah lololololol] [Tapi kau kalah terakhir kali lololol] [Aku masih percaya bahwa Eromanga-sensei akan menang!]

─Komentar itu nampak beringas. Yah, dia pernah kalah sekali.

Reaksi ini normal. Terus terang saja, itu tidak menjadi komentar sepihak saja karena berkat penggemar setianya.

Jika penonton tahu bahwa jika dia kalah, dia tidak akan bisa melajutkan bekerja sebagai ilustrator, mereka pasti akan jauh lebih menyemangatinya. Adik perempuanku dicintai oleh sangat banyak orang.

Tapi - kalau begitu ini tidak akan jadi pertarungan yang adil lagi. itu bukan apa yang Eromanga-sensei inginkan.

[Terakhir kali, aku kalah. Tapi sekarang tidak sama seperti sebelumnya. Aku hanya punya satu hal untuk dikatakan.]

Eromanga-sensei berdehem:

[Kali ini, aku akan menggambar gadis termanis, dan sangat erotis! Tunggulah!]

[Uooooooooooooooooooooooooooooooooo!!!!!!!!]

Meskipun komentar yang ada hanya satu kata -aku bisa merasakan bahwa mereka berteriak.

Di sisi lain, dua ilustrator selesai berbicara dan mulai fokus untuk menggambar.

Eromanga-sensei jauh lebih fokus kali ini, penanya bergerak dengan sangat cepat.

Window yang lebih kecil menampakkan si ilustrator sebelum di zooming in menuju kanvas.

“Hebat sekali, terima kasih atas tekad kalian! Komentar penonton juga datang!”

Sang MC melanjutkan untuk menjelaskan:

“Saat ini, biarkan kami menjelaskan peraturannya! Eromanga-sensei, Eromanga-sensei G - akan menggambar ilustrasi dengan tema gadis cantik! Lalu lima juri akan menilai mereka!”

Syarat penilaian - “Siapapun yang menggambar gadis yang lebih manis akan menang”.

Sangat sederhana, solusi efektif untuk mengetahui pemenangnya.

“Pemenang akan diputuskan oleh banyaknya vote” Sang MC mengacungkan tiga jari “Dengan kata lain, pemenang hanya membutuhkan tiga vote! Pemenang akan mendapatkan nama pena legendaris Eromanga-sensei!”

Ngomong-ngomong, banyak komentar bilang [Tidak perlu untuk itu!]

Aku mengerti apa yang mereka pikirkan, tapi kedua pihak ingin pertarungan yang begini.

Dan jadi....pertarungan berlanjut.

Seperti perkenalan, kedua sisi memilih karakter yang sama untuk di gambar - protagonis wanita di novel terbaru Izumi Masamune Adik Perempuan Terimut di Dunia.

Great juga menggunakan gaya menggambar Eromanga-sensei dan bukan gaya khasnya sendiri. Karena itu, gambarnya terlihat seperti salah satu halaman cover.

“........Gambarnya sudah sangat baik.”

Army-sensei lebih baik dalam manggambar gadis ecchi. Aku tidak yakin dia akan bisa dengan sempurna menggunkan gaya menggambar orang lain.

Mungkinkah dia sebagus itu, tidak hanya dalam menggambar ilustrasi novel, tapi manga juga?

Aku tidak tahu begtiu tau soal menggambar, tapi aku tahu bahwa mengcopy gaya menulis orang lain dalam menulis sangat-sangat sulit. Jadi mengcopy gaya menggambar orang lain seharusnya sangat sulit juga.

Sangat menakutkan hingga aku hanya bisa membayangkan seberapa menyeramkannya. Dia pasti jadi lawan terkuat yang Sagiri - Eromanga-sensei hadapi sampai sekarang.

Tiba-tiba, window muncul dan menunjukkan Great:

“Fufufu, .....hey Eromanga-sensei palsu, apa kau tahu kenapa aku memutuskan untuk menantangmu sakarang?”

.....Apa.....yang dia coba katakan?

“Aku sudah tahu tentangmu sejak lama. Setidaknya tiga tahun - ketika kau memulai debutmu. Tapi aku tidak menghubungimu sampai sekarang - apa kau tahu kenapa?”

Window kecil lain muncul dan menunjukan Eromanga-sensei.

“Karena....tiga tahun yang lalu, Master masih hidup?”

“Hampir” Great menjawab “Dulu, aku merasa kasihan pada siapapun yang bertahan menggunakan nama pena memalukan ini. Tapi master sudah tidak di sini lagi.... aku tidak bisa terima kau menggunakan nama pena itu tanpa memberitahuku. Itulah salah satu alasannya.”

“Tapi aku tidak akan memberikannya pada siapapun! Meskipun orang itu adalah anaknya master!”

“Akan tetapi, ada alasan lain yang sangat penting untukku.”

Alasan lain untuk Army - Eromanga-sensei The Great meminta pertarungan ini.

“....Hei Elf, apa ada alasan lain?” Aku melirik ke samping dan bertanya pada musuhku, yang hanya menggelengkan kepalanya.

“....Ini pertama kalinya aku mendengar tentang itu juga. Sejujurnya, aku hanya membantu sedikit. Aku tidak benar-benar tahu alasan yang membuat Army-chan ingin menantang Eromanga-sensei.”

“Oi, kau rekan kerjanya, temannya, pertner kejahatannya, tapi kau tidak tahu?”

Ketika dia bilang “Army telah ceritakan semua padaku" kupikir itu maksudnya dia tahu semuanya, tapi kenyataanya dia tidak.

“Bagaimana dengan God Eye-mu? Gunakan itu.”

“Sebenarnya....ada beberapa perdebatan antara Army-chan dan aku....kami hanya baru baikkan akhir-akhir ini.”

“Eh? Benarkah?”

Aku rasa bukan itu masalahnya. Meskipun mereka melakukan perdebatan ringan karena ilustrasi - mereka nampak benar-benar dekat.

“Akunya kelewatan ~ ...selama waktu kami terpisah, kami tidak bicara satu sama lain kecuali bilang sesuatu yang berhubungan dengan pekejaan - jadi untuk beberapa bulan terakhir, aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada di kepala Army-chan. Maaf.”

“......Mwu....”

“Dalam opiniku - kupikir Army-chan menantang Eromanga-sensei karena dia terpisah denganku, jadi tidak ada orang yang bisa dia ajak bicara.”

Tapi ada yang tidak beres. Kami masih kekurangan sesuatu - Elf menambahkan.

Mungkin dia tidak mengatakan sesuatu itu secara spesifik, tapi aku punya perasaan yang sama dengannya.

Meski aku ingin tahu kenapa Elf dan Army memilih bertarung dengan kami, tapi seperti itu tidak begitu penting.

Great menyembunyikan kemarahannya di balik topengnya dan tertawa:

“Kenapa aku memilih cara ini untuk bertarung denganmu? Karena itu akan lebih mudah untuk memutuskan siapa pemenangnya. Kita berdua akan menggambar karakter dengan cara yang sama, semuanya bisa melihat siapa yang lebih baik. Itu sangat penting - sangat sangat penting.”

─Ah ah, sekarang aku ingat.

“Sagi - Eromanga-sensei, aku ingin mengalahkanmu, aku ingin melepaskan topengmu. Gambarmu dibandingkan dengan milikku....bermutu rendah, baik dalam skill dan pengalaman! Aku sudah belajar menggambar sejak aku kecil! Aku lebih baik darimu! Aku harus membuktikannya!”

Army tidak melanjutkan, tapi aku sudah mengerti. Aku mengerti karena aku bisa memahami apa yang dia rasakan.

Mengapa Army harus membuktikan dia lebih baik? Supaya orang itu melihatnya.

“Untuk bukuku selanjutnya, aku ingin Eromaga-sensei membantu menggambar ilustrasinya!"

“Sekarang, meskipun ilustrator cantik dan pintarku saat ini Army-chan bisa menggambar ilustrasi telanjang yang membuat orang terangsang ─- dia tidak sebagus Eromanga-sensei”

“Aku benar-benar tertawan oleh ilustrasinya! Kau bisa mengatakan bahwa aku cinta dia!”

Sewaktu pertemuan pertama kami, itu adalah apa yang Elf katakan.

“Elf ~~~~~~~~ Jadi kau yang menyebabkan semua ini!”

“.....Kelihatannya...memang begitu...sih..."

Di sebelahku, Elf menyadarinya juga. Dia berkeringat dingin.

God Eye dengkulmu! Dia tidak bisa menggunakannya pada dirinya sendiri!

“Jadi itu alasan untuk pertarungan ini?”

“Ya.”

Kau masih melipatkan lenganmu di dadamu dengan bangga? Aku tidak lagi memujimu!

“Ketika kami bertengkar aku bukan bermaksud Aku tidak akan bekerja sama dengan Army-chan lagi....Tapi dia masih belum menyetujuinya.....sebenarnya, sebagaai seorang penulis light novel, berganti ke ilustrator yang lebih baik bukan hal aneh, jadi menurutku dia hanya tidak tau saja...sekarang kelihatannya seperti aku yang salah. Dasar, Army-chan....lihat berapa umurmu, kenapa kau masih bertingkah seperti anak kecil - tidak, mengatakan itu tidak benar. Aku seharusnya merasa terhormat, kan? Ehehe....aku jadi mulai suka.”

Thumb

Elf memerah dan menjelaskan.

Sebagai penjahat utama, bisakah kau menunjukan sedikit penyesalan?

Singkatnya, karena Elf memuji ilustrasi Eromanga-sensei dan bilang dia ingin bekerjasama, Army jadi marah. Tentu saja, yang dia bilang tentang “Tidak memberikan nama pena itu” benar juga, tapi itu bukan alasan utamanya.

Sejujurnya, aku tidak bisa benar-benar menyetujui alasan kecemburuan. Tapi aku mengerti bagaimana perasaannya.

Kami sama. Baik aku dan Army bertarung karena kami tidak ingin melihat “Elf mengambil Eromanga-sensei.”

[Aku tidak akan kalah] , [Hanya aku yang pantas untuk menang] - dia membagi tekad yang tetap. Musuh lama yang Army bicarakan tidak ada yang lain selain Sagiri.

* * * * *

Biarkan aku melanjutkan penjelasanku.

Di atas panggung, lima juri termasuk Elf dan aku berdiri berdampingan. Di sebalah kami adalah sang MC dengan microphonenya.

Di depan kami adalah layar yang menunjukkan pertarungan antara dua ilustrator. Itu menayangkan gambar Eromanga-sensei saat itu.

Lalu dua window lain terbuka, dan bergerak kesamping hingga meraka menutupi sebagian dari layar. Sama seperti pertunjukan komersial.

Dari percakapan terakhir kami, kami mengerti alasan Eromanga-sensei The Great menantang kami --

Menghadapi semangat pertempuran yang membara ini, Eromanga-sensei dengan tenang menjawab:

“Sejujurnya, ketika aku kalah darimu waktu itu....aku tidak merasa menyesal sedikitpun.”

“─”

Great berhenti sebentar. Bahkan aku terkejut karena momen kelemahan yang tiba-tiba ini.

“Ketika aku benar-benar melihat gambar yang bagus, aku hanya merasa berhormat. Bagiku, gambar yang lebih baik dari milikku adalah menakjubkan - aku tidak berpikir sedikitpun tetang bagaimana aku harus menang atau punya maksud yang tidak-tidak. Semakin bagus gambar, semakin bagus karakter, semakin pula aku menyukainya…tentu saja aku tidak menyukai fakta bahwa kau men’’-copy’’ gaya menggambarku, tapi itu saja.”

Setiap ilustrator seperti itu – simpul Eromanga-sensei.

Apa itu benar? Mungkinkah ada banyak ilustrator seperti Elf yang suka melakukan pertarungan dengan yang lain?

Tapi.....Sagiri bukan tipe yang menggambar untuk bertarung dengan yang lain.

“Akan tapi......itu sangat nostalgia....sangat, senang....”


“Aku merasa seperti bisa melihat ‘’master’’-ku lagi setelah sekian lama.”


“.............”

............Jadi itu yang dia rasakan.

Dia merasa seperti dia bisa melihat ibunya - skill menggambar Eromanga-sensei pertama.

Dia sangat senang.

Aku mengerti....jadi begitu.

“Dulu, aku berpikir bahwa jika seseorang lebih pantas mendapatkan nama pena ini daripada kau, aku bisa memberikannya pada mereka tanpa khawatir....karena itu bukan seperti akan mempengaruhi mimpi kami....tidak ada yang salah dengan itu.”

Suara Sagiri dan Eromanga-sensei melebur bersama, dia mulai menambahkan warna pada gambarnya.

“Tapi pada akhirnya, aku menolak ide ini.”

Gaya menggambarnya berubah. Itu tidak anggun dan cepat seperti biasa. Itu berbeda dari Army juga.

“Aku punya alasan kenapa aku tidak boleh kalah.”

Layar tidak menampakkan tangannya.

Tapi meski begitu - dari gayanya, aku bisa merasakan kalau gerakan tangannya lebih lembut dari sebelumnya.

“Karena seseorang bilang padaku untuk menang.”

Semangat yang kuat.

“Jawabannya berada dalam diriku.”

.....Sagiri....

Berhenti....aku.....kami sedang siaran langsung sekarang....

....Aku akan menangis.

“Itulah kenapa hari ini aku akan menang.”

Itu bukanlah kesombongan. Bukan ucapan mengejek diri sendiri. Itu deklarasi yang sangat tenang.

“Begitu, ya? Mari kita lihat bagaimana akhirnya!”

Army dengan senang menjawab dan terus menyerang.

Layar berganti ke gambar Great. Sekarang itu selevel dengan gambar yang mengalahkan Sagiri sebelumnya.

Akhirnya ─


“Beres!”

“Selesai!”


Mereka berdua selesai di waktu yang bersamaan.

“Semuanya, maaf sudah membuat menunggu lama. ~~~~~ ~~~~~~~~ sekarang adalah momen yang kita tunggu-tunggu! Ilustrasi untuk memutuskan pemenang sekarang ~~~~ ~~~~~~~ selesai!”

Dengan gerakan yang hiperbol, sang MC mengumumkan.

Ngomong-ngomong, sepuluh menit sebelum kedua pihak selesai, untuk menambah ketegangan, penonton (dan juri) tidak diperbolehkan melihat gambar yang telah selelsai. Selama waktu itu, MC dan juri mengobrol untuk mengahabiskan waktu.

Musik background dengan perlahan naik, sangat-sangat berlawan dengan atmosfer.

“Jadi~~~~~~~~~~~~mari kita mulai! Kita akan secara bergiliran melihat gambar gadis kedua ilustrator.”

Dia mengangkat tangannya ke layar.

“Pertama, dari sang penantang, Eromanga-sensei The Great! Silahkan”

*Klik* gambar Army - Eromanga-sensei The Great muncul di layar.

Baik penonton dan seniman lain melihat hal yang sama.

“───”

Dan semuanya, dari sang MC hingga juri terdiam tercengang.

Segunung komentar yang sudah datang dari awal jadi hening.

“Sungguh ─ hebat! Hebat hebathebat! Ilustrasi yang menakjubkan! Aku, aku tercengang! Ah....apa itu hanya imajinasiku? Gambarnya.....bersinar ~~~~!?”

Sang MC melilitkan lidahnya, dia hanya bisa melambaikan microphonenya kesekitar:

“Ini ‘’maksud tersembunyi’’ terakhir dari Eromanga-sensei pertama! Eromanga flash ~~~~~~~!! Eromanga-sensei The Great! Eromanga-sensei The Great! Hari ini menjawab harapan penonton dengan gambar yang menakjubkan! Hari ini, selama kompetisi legendaris ini, ia menunjukan pada kita ~~~~~~~~! Uhuk uhuk uhuk!!”

Dia tersedak. Mungkin karena mencoba terlalu keras.

“................”

Aku melihat ke gambar lagi.

Gaya menggambar yang sama dari Sagiri - Eromanga-sensei, itu dasar yang sama dari halaman cover novel terbaruku. Itu nampak seperti topik kompetisi ini berubah menjadi menggambar ilustrasi dari heroin adik perempuan.

Jadi kedua pihak berusaha untuk menggambar adik perempuan yang manis.....sepertinya pertarungan punya lapisan lain yang membuatnya makin sulit.

“......Sial.”

Hanya dari melihat saja, aku takut bahwa Sagiri tidak punya kesempatan.

Gambar ini penuh dengan ‘’cinta sepihak’’, jadi karakter di dalam bisa menyentuh siapapun.

‘’’Skill spesial’’’ yang membuat orang mencintai gadis dalam gambar.

Eromanga-sensei tidak mungkin bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari ini.

Meskipun dia bisa menggunakan ‘’maksud tersembunyi’’ - itu saja tidak cukup.

Karena....

Sebagai penulis aslinya, aku harus mengakui gambar Great lebih baik dari pada halaman cover volume pertama. Setelah bekerja sama dengan Eromanga-sensei sekian lama, aku tahu itu dari lubuk hatiku.

Perasaan ini tidak tertahankan! Aku tidak bisa menghentikan diriku dari menggenggam dadaku ─

“Masih ada lagi.”

Great berkata. Sebuah ‘’window’’ kecil muncul dan menunjukkan topeng hitam.

“Aku menggunakan, Eromanga flash yang tidak sempurna, masih benar-benar sulit - aku tidak bisa menggunakannya pada setiap gambar. Aku tidak bisa menaruh hatiku ke dalam semuanya. Sederhanya, aku hanya bisa menggunakannya pada sesuatu yang aku suka -”

Great menunjuk padaku:

“Izumi-sensei. Aku sekarang penggemarmu. Volume pertama dari Adik Perempuan Terimut di Dunia sangat bagus! Sangat menyentuh! Partnerku sangat bagus dalam menulis gadis manis- tapi kalian berdua dalam level yang sama! Aku bisa mengatakan bahwa kau lebih baik dalam beberapa aspek! Itu benar! Semuanya benar! Kau bisa mengatakan bahwa aku mencintai karakter ini!”

Itu pujian tertinggi yang Great - Army bisa berikan.

.....................Semua yang dia katakan adalah perasaan sebenarnya.

Itulah kenapa dia bisa dengan senang membaca novelku, menaruh hatinya ke dalamnya - jadi dia bisa menggunakan skill terkuatnya.

“Grr... Army-chan....”

Tatapan kecemburuan yang Elf tembakan padaku adalah bukti terbaik untuk itu.

Wajah Army - Great tesembunyi oleh topeng, jadi tidak ada orang yang tahu seperti apa ekspresinya.

“Jadi, setelah melihat ilustrasi ‘’Sekaimo’’, kupikir - jika aku menaruh hatiku ke dalam mereka, mereka akan jadi lebih baik.”

“─────-”

Great berbalik padaku dan melakukan serangan terakhir:


“Mulai dari sekarang, aku adalah Eromanga-sensei. Mohon kerja samanya, partner.”


Itu mungkin jadi kenyataan di masa depan.

Aku melihat ke bawah, menggigit bibirku dan tidak mengatakan apapun.

* * * * *

“Selanjutnya gambar Eromanga-sensei! Pemenangnya akan di tentukan ~~~~~~~”

Segera setelah gambar Eromanga-sensei di tunjukkan ─ pertarungan akan berakhir.

Great akan - Army akan menjadi Eromanga-sensei selanjutnya, menjadi partnerku.

Itu yang dia pikirkan.

Sewaktu aku berharap itu tidak akan terjadi, hatiku dalam kekacauan.

Sebagai seorang novelis, bagikku - itu akan jadi keuntungan yang sangat besar jika ilustrator bagus yang membantuku.

Kecantikan dari light novel hanya bisa bersinar dengan ilustrasi dan teks-nya.

Aku bisa mendengar tangisan novelis di dalamku.

Pikirkan kembali, selama debutku, aku punya perasaan yang sama juga.

Itulah kenapa, dulu - aku bilang padanya “Menanglah untukku.” Tapi......

“Ada apa dengan wajahmu? Apa kau bodoh?”

Suara partnerku datang.

Aku melihat ke atas dan melihat topeng yang familiar. Itu juga menghalangiku untuk melihat ekspresinya.

“Haha, apa kau pikir aku akan kalah?”

‘’Voice changer’’ membuatku sulit tahu apa yang dia rasakan.

“Yah, dia adalah senpaiku, tentu saja dia jauh lebih banyak punya pengalaman, bagus dalam teori dan latihan. Multi-talenta, dan dia menang selama pertarungan kami dulu....Apalagi dia adalah penggemar Izumi-sensei, hingga bisa menaruh hatinya ke dalam gambar. Dia juga bisa menggunakan gaya menggambarku untuk membuat ilustrasi yang menakjubkkan. Aku bisa mengerti bahwa kau khawatir - karena kau tidak bisa melihat bagaimana aku bisa menang. Akan tetapi.....”

Mungkin aku tidak tahu ekspresinya.

“Sudah kubilang, jawabannya berada dalam diriku.”

Tapi aku bisa merasakan senyumnya.

“Percayalah padaku. Aku akan menang.”

Dia tersenyum.

Kalimat yang desisif.....sama seperti heroine light novel.

“Kau heran bagaimana aku bisa sangat yakin. Haha, bukankah itu sudah jelas?”

Di dalam mataku, heroine terkeren menaikkan jarinya:

“Hanya ada satu fakta yang akan memutuskan pemenang.”

“Tidak ada gambar dari adik perempuan yang bisa lebih manis daripada aku!”




‘’’“Akhirnya! Voting berakhir! Pemenangnya..... pemenangnya adalah ─────--”




“Pemenangnya adalah Eromanga-sensei!”’’’





















Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Seolah-olah tau segalanya; Misterius.
  2. Diambil dari klan Uchiha seri Naruto
  3. mungkin diambil dari skill-nya Ban Nanatsu no Taizai.
  4. Skill-nya Kise Ryouta dari Kuroko no Basket
  5. Skill Chrollo Lucifer dari Hunter x Hunter
  6. Untuk mengontrol gerakan tubuh, perilaku, motivasi, mencari kesenangan, perhatian, pembelajaran dan ‘’mood’’ alias suasana hati.
  7. Membantu mengurusi regulasi tidur dan berbagai kondisi emosional, nafsu makan, ingatan dan belajar.
  8. [Seperti Youtuber]



Bab 1 Halaman Utama Bab 3