Difference between revisions of "Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab03"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (perbaikan link)
(telah disunting oleh obakasan)
Line 1: Line 1:
  +
'''Bab 3'''
Chapter 3
 
   
Dikarenakan peristiwa gadis kelinci yang terkenal, Asahina juga menjadi nama yang umum di sekolah. Setelah mengambil ijin sehari, dia kembali hadir dengan berani di ruang klub.
 
   
Karena belum ada aktivitas klub yang berarti, aku membawa papan Othello, yang terkubur dalam di rumahku, lama terlupakan, dan memainkan beberapa kali bersama Asahina sambil mengobrol dengannya.
 
   
Situs web-nya sudah selesai, tapi sama sekali tidak berguna karena tidak ada pengunjung maupun email satu pun. Komputer itu hanya berguna untuk menjelajahi internet. Kalau orang-orang dari Kelompok Belajar Komputer mengetahuinya, mereka pasti akan menangis sendirian sampai mati.
 
   
Duduk di sebelah Nagato Yuki, yang membaca buku seperti biasa, aku memulai ronde ketiga dengan Asahina.
 
   
  +
Dikarenakan insiden bunny girl yang terkenal, Asahina-san juga jadi nama yang umum di sekolah. Setelah absen sehari, dia berani muncul lagi di ruang klub.
"Suzumiya-san benar-benar makan waktu." Asahina berkata lembut sambil menatap ke papan.
 
   
  +
Karena belum ada aktivitas klub benaran, aku membawa papan Othello, yang terkubur dalam di rumahku, lama terlupakan, dan main beberapa kali bersama Asahina-san sambil mengobrol dengannya.
Mengetahui kalau dia tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi sebelumnya, aku mengeluarkan nafas lega. Apapun yang terjadi, bisa bersama dalam satu ruangan dengan gadis imut yang satu tahun diatasmu cukup membuat orang bergidik.
 
   
  +
Websitenya beres, tapi sama tiada gunanya karena tak ada pengunjung, ataupun satu email. Komputer itu hanya berguna untuk surfing internet. Kalau ketahuan sama anak-anak dari Kelompok Riset Komputer, mereka akan menangis sendirian sampai mati.
"Hari ini ada murid pindahan datang, aku yakin di pergi untuk mencarinya."
 
   
  +
Duduk di sebelah Nagato Yuki, yang membaca buku seperti biasa, aku memulai ronde ketiga dengan Asahina-san.
"Murid pindahan?"
 
   
  +
"Suzumiya-san lama banget ya." Asahina-san berkata lembut sambil menatap ke papan.
Asahina mengangkat kepalanya seperti burung kecil.
 
   
  +
Melihat bahwa dia tak terpengaruh dengan apa yang terjadi sebelumnya, aku menghembuskan desah lega. Apapun itu, bisa bersama dalam satu ruangan dengan cewek imut yang satu tahun lebih senior cukup membuat seseorang jadi puyeng.
"Haruhi menjadi bersemangat saat dia mendengar kalau ada murid pindahan di kelas 1-9. Dia sepertinya suka dengan yang namanya murid pindahan!"
 
   
  +
"Ada anak pindahan datang hari ini, aku yakin dia pergi buat ngeliat dia."
Aku menaruh keping hitan di papan dan membalikan keping putih.
 
  +
  +
"Anak pindahan?"
  +
  +
Asahina-san mengangkat kepalanya seperti burung kecil.
  +
  +
"Haruhi jadi semangat pas dia dengar kalo ada anak pindahan di Kelas 1-9. Dia kayaknya suka banget sama anak pindahan!"
  +
  +
Kutempatkan keping hitam di papan dan membalikan keping putih.
   
 
"Uh huh..."
 
"Uh huh..."
   
"Oh ya, Asahina-san, aku tidak pernah berpikir kalau kamu akan datang hari ini!"
+
"Oh iya, Asahina-san, aku ga nyangka kalo kamu bakalan datang hari ini!"
   
"Um... aku memang ragu-ragu untuk sementara, tapi aku agak penasaran, jadi pada akhirnya aku datang."
+
"Um... saya emang ragu-ragu sebentar, tapi saya agak khawatir, jadi akhirnya saya datang deh."
   
Di mana rasanya aku pernah mendengar itu sebelumnya?
+
Dimana ya aku pernah dengar kamu bilang gitu sebelumnya?
   
  +
"Kamu khawatir apaan?"
"Apa yang membuatmu penasaran?"
 
   
Plak! Dia menumpahkan papan kepingan satunya dengan jari kecilnya.
+
Plak! Dia membalikkan salah satu keping dengan jari kecilnya.
   
 
"Um... bukan apa-apa."
 
"Um... bukan apa-apa."
   
Aku berbalik dan menyadari Nagato menatap ke papan. Wajahnya kaku bagaikan boneka tanah liat, tapi di balik kacamatanya, matanya memperlihatkan kilau yang sebelumnya tidak pernah terlihat.
+
Aku berpaling dan menyadari Nagato menatap ke papan. Wajahnya kaku bagaikan boneka tanah liat, tapi di balik kacamatanya, matanya memperlihatkan sorot yang sebelumnya tak pernah terlihat.
   
 
"..."
 
"..."
Line 43: Line 47:
 
Tatapannya seperti kucing yang baru lahir terkejut melihat anjing untuk pertama kalinya. Aku merunut tatapannya yang menuju tanganku yang memegang papan kepingan.
 
Tatapannya seperti kucing yang baru lahir terkejut melihat anjing untuk pertama kalinya. Aku merunut tatapannya yang menuju tanganku yang memegang papan kepingan.
   
"...Nagato-san, kamu ingin bermain?"
+
"...Nagato-san, pengen maen?"
   
Setelah aku berkata demikian, Nagato mengedipkan matanya seperti robot, dan dengan cara yang sangat kecil yang kamu mungkin tidak sadari kecuali kamu memperhatikan dengan sangat, menganggukan kepalanya dengan ringan. Jadi aku bertukar tempat dengan Nagato dan duduk di sebelah Asahina.
+
Setelah aku mengatakan itu, Nagato mengedipkan matanya seperti robot dan, dengan cara yang sangat kecil yang kau takkan sadari kecuali kamu perhatikan dengan amat sangat, anggukan ringan kepalanya. Jadi aku bertukar tempat dengan Nagato dan duduk di sebelah Asahina-san.
   
Nagato mengambil salah satu keping dan mempelajarinya dengan seksama. Saat mengetahui kepingannya dapat menempel karena bersifat magnetis, dia tiba-tiba menarik tangannya seperti ketakutan.
+
Nagato mengambil salah satu keping dan mengkajinya dengan seksama. Saat menemukan bahwa kepingannya bisa menempel karena ada magnetnya, dia menarik tangannya seakan-akan ketakutan.
   
"Nagato-san, pernahkan kamu bermain Othello sebelumnya?"
+
"Nagato-san, kamu pernah maen Othello sebelumnya?"
   
 
Dia perlahan menggelengkan kepalanya.
 
Dia perlahan menggelengkan kepalanya.
   
"Apakah kamu tahu peraturannya?"
+
"Kamu tau peraturannya?"
   
Jawabannya negatif.
+
Jawabannya tidak.
   
"Jadi begini, karena kamu pegang hitam, tujuanmu adalah untuk mengelilingi keping putih dengan keping hitammu. Dan kemudian kamu membalikan keping putih yang telah dikepung dan mereka akan menjadi keping hitam. Pada akhirnya, yang memiliki lebih banyak keping yang menang."
+
"Jadi begini, karena kamu pegang hitam, tujuanmu mengelilingi keping putih dengan keping hitammu. Dan terus kamu balikin keping putih yang udah kekepung dan mereka bakalan jadi keping hitam. Akhirnya, siapapun yang punya banyak keping yang menang."
   
Dia menganggukan kepalanya. Kemudian, dia meletakakan keping dengan elegan di atas papan, walau dia agak ceroboh dalam membalikkan keping lawan.
+
Dia menganggukkan kepalanya. Kemudian, dengan elegan dia meletakkan keping di atas papan, walau dia agak ceroboh juga saat membalikkan keping lawan.
   
Setelah lawannya diganti, Asahina mulai terlihat lebih gelisah. Aku menyadari jari Asahina mulai gemetaran, dan dia tidak akan berani mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Nagato. Dia terkadang menoleh sekilah ke Nagato dan kemudian mengalihkan pandangan dengan cepat, yang dilakukannya beberapa kali. Pada akhirnya karena Asahina tidak bisa berkonsentrasi, jadi hitam dengan cepat mendapat keuntungan dalam permainan.
+
Setelah lawannya diganti, Asahina-san mulai kelihatan lebih gelisah. Kusadari jari Asahina-san mulai gemetaran, dan dia takkan berani mengangkat kepalanya untuk melihat Nagato. Dia terkadang mengintip Nagato dan kemudian cepat-cepat mengalihkan pandangannya, yang dilakukannya beberapa kali. Pada akhirnya mungkin Asahina-san tak bisa konsentrasi, jadi si hitam dengan cepat menguasai permainan.
   
Mengapa bisa? Asahina sepertinya sangat waspada terhadap Nagato, aku tidak mengerti mengapa.
+
Kok bisa? Asahina-san tampaknya sangat waspada terhadap Nagato, aku benar-benar tak mengerti kenapa.
   
Itu tidaklah lama sebelum hitam menang dengan meyakinkan. Saat mereka berdua akan memulai ronde selanjutnya, otak yang bertanggung jawab dari semua kekacauan kembali dengan korban baru.
+
Tidaklah lama sebelum hitam menang dengan meyakinkan. Tepat saat mereka berdua mau mulai ronde selanjutnya, si pelaku kejahatan yang bertanggung jawab akan semua kekacauan kembali dengan korban yang baru.
   
"Hiya, m'buat kalian menunggu!"
+
"Haiya, bikin kalian nunggu!"
   
Haruhi menyapa kita dengan kasual sambil menarik kerah dari murid laki-laki.
+
Haruhi menyapa santai kami sambil menarik lengan baju seorang murid laki-laki.
   
"Ini adalah murid pindahan baru di kelas 1-9, namanya adalah..."
+
"Dia adalah anak baru pindah di Kelas 1-9, namanya adalah..."
   
Haruhi tiba-tiba berhenti dan memberi tampang "ini giliranmu". Korban itu berbalik dan tersenyum ke arah kami.
+
Haruhi tiba-tiba berhenti dan memberi tampang "giliranmu nih". Si korban itu berbalik dan tersenyum ke arah kami.
   
 
"...Koizumi Itsuki, senang berkenalan dengan anda."
 
"...Koizumi Itsuki, senang berkenalan dengan anda."
   
Figur yang langsing, dia memberikan kesan akan pemuda yang energetik. Senyum yang sangat menyenangkan, mata yang lembut, dan wajah yang tampan. Kalau dia berpose sebagai model di selebaran supermarket, pasti dia akan mendapat banyak fans. Kalau dia orang yang baik, pasti dia akan lebih populer.
+
Sosok yang langsing, dia memberi kesan seorang pemuda enerjik. Senyum penuh kepuasan, mata yang lembut, dan wajah tampan. Kalau dia musti berpose sebagai model di selebaran supermarket, pasti dia akan dapat banyak fans. Kalau dia orang yang baik, pasti dia akan lebih populer.
   
"Ini adalah ruangan klub Brigade SOS. Aku adalah komandannya, Suzumiya Haruhi. Mereka ini adalah Bawahan Satu, Dua, dan Tiga. Oh dan, kamu Nomor Empat, ingat untuk bisa bersama dengan baik!"
+
"Ini ruang klub Brigade SOS. Aku komandannya, Suzumiya Haruhi. Mereka disini Bawahan Satu, Dua, dan Tiga. Oh dan, kamu Nomor Empat, ingat yang rukun ya!"
   
Perkenalan macam apa itu!? Nama yang disebutkan hanya kamu dan dia saja!
+
Perkenalan macam apa itu!? Nama yang disebutin cuman elo dan dia aja!
   
"Aku tidak masalah untuk bergabung!"
+
"Saya tak masalah bergabung,"
   
Koizume, sang murid pindahan, tersenyum lembut:
+
Koizumi, si anak pindahan, tersenyum ramah:
   
"Jadi klub macam apa ini?"
+
"Tapi klub macam apakah ini?"
   
Jika di sini ada seratus orang, pasti mereka akan bertanya hal yang sama. Banyak orang yang menanyakan hal ini kepadaku, tapi aku tidak pernah bisa mendapatkan jawaban untuk itu. Kalau seseorang bisa menjawab hal itu dengan lancar, maka dia pasti berbakat sebagai penipu! Meskipun begitu, Haruhi sepertinya tidak terlihat terlalu peduli, dan terseyum kepada kami dan berkata:
+
Jika disini ada seratus orang, pastilah mereka akan bertanya hal yang sama. Banyak orang yang menanyakan hal ini padaku, tapi aku tak pernah bisa mendapatkan jawaban untuk itu. Kalau seseorang bisa jawab dengan cekatan, maka pastilah ia penipu ulung! Haruhi tampaknya tidak khawatir, tapinya, dan tersenyum riang pada kami dan berkata:
   
"Biar aku menjelaskan kepada mu tentang apa Brigade SOS itu, dan itu adalah..."
+
"Kalo gitu biar kukasih tau kamu misi Brigade SOS itu, lihat dan dengarlah...!"
   
 
Haruhi perlahan mengambil nafas, dan lalu memaparkan secara dramatis kebenaran yang mengejutkan.
 
Haruhi perlahan mengambil nafas, dan lalu memaparkan secara dramatis kebenaran yang mengejutkan.
   
"Untuk mencari alien, penjelajah waktu dan esper, dan berteman dengan mereka!"
+
"Misi Brigade SOS adalah untuk mencari alien, penjelajah waktu dan esper, dan nongkrong bareng mereka!"
   
   
Waktu di seluruh dunia serasa terhenti sekarang.
 
   
Itu pernyataan yang agak konyol. Satu-satunya yang ada di pikiranku adalah "Sudah kuduga." Tapi bagi ketiga orang lainnya tidak berpikir seperti itu.
 
   
Asahina terbengong-bengong, mata dan telinganya melebar dan menatap ke arah Haruhi yang berbunga-bunga. Nagato Yuki tetap sama, setelah memutarkan kepalanya ke arah Haruhi, dia berhenti seperti kehabisan batere. Yang mengejutkanku adalah mata Nagato terbelalak sedikit. Untuk orang yang tidak menampilkan banyak ekspresi, ini sebuah reaksi yang mengejutkan.
 
   
  +
Seluruh dunia membeku pada saat ini.
Sedangkan untuk Koizumi, dia memberikan senyum yang agak misterius; susah ditebak untuk mengerti makna senyumannya. Sejenak kemudian, Koizumi adalah yang pertama sadar.
 
  +
  +
...Tidak, itu pernyataan yang agak konyol, satu-satunya yang ada di pikiranku hanyalah "sudah kuduga." Tapi tidak begitu bagi ketiga orang lainnya.
  +
  +
Asahina-san benar-benar tercengang, melebarkan mata dan telinganya dan menatap Haruhi yang riang gembira. Nagato Yuki juga begitu, setelah memutarkan kepalanya ke arah Haruhi, dia berhenti seperti kehabisan baterai. Yang mengejutkanku adalah mata Nagato membelalak sedikit. Untuk orang yang tak menampilkan banyak ekspresi, ini reaksi yang mengejutkan.
  +
  +
Sedangkan untuk Koizumi, dia memberikan agak senyum teka-teki; sulit ditebak apa makna senyumannya. Sejenak kemudian, Koizumilah yang pertama kembali kesadarannya.
   
 
"Ah, rupanya begitu."
 
"Ah, rupanya begitu."
   
Bagai sudah mengerti sesuatu, dia melihat ke Asahina dan Nagato, dan mengangguk tanda mengerti.
+
Seakan-akan mengerti akan sesuatu, dia melihat ke Asahina-san dan Nagato, dan mengangguk tanda mengerti.
   
 
"Seperti yang sudah diduga dari Suzumiya-san."
 
"Seperti yang sudah diduga dari Suzumiya-san."
   
Setelah membuat komentar yang ambigu, dia melanjutkan:
+
Setelah membuat komentar ambigu ini, dia melanjutkan:
   
"Tidak masalah, saya akan bergabung. Saya menantikan untuk berkerja sama dengan kalian."
+
"Tak masalah, saya akan bergabung. Saya nantikan kerja sama dengan kalian semua."
   
Dia tersenyum menampilkan giginya yang putih terang.
+
Dia tersenyum menampilkan giginya yang putih, menyilaukan.
   
  +
<!-- masih blom kenalan sama Koizumi si Kyon ini, makanya blom pake loe-gue -->
Hey! Kamu langsung menerima penjelasannya seperti itu? Kamu benar-benar mendengarkannya?
 
  +
Hey! Kamu langsung nerima gitu aja penjelasannya? Loe tuh ngedengerin kagak sih?
   
Menyadari aku yang tampak keheranan, Koizumi tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya ke arah ku.
+
Menyadari aku yang tampak keheranan, Koizumi tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya ke arahku.
   
 
"Saya Koizumi. Karena saya baru pindah hari ini, masih banyak yang harus saya pelajari. Senang bertemu dengan anda."
 
"Saya Koizumi. Karena saya baru pindah hari ini, masih banyak yang harus saya pelajari. Senang bertemu dengan anda."
Line 128: Line 136:
 
"Tentu, aku..."
 
"Tentu, aku..."
   
"Dia itu Kyon!"
+
"Dia Kyon!"
   
Haruhi memperkenalkan aku tanpa diminta, dan lalu menunjuk ke arah dua orang lainnya: "Yang imut disana itu Mikuru-chan, dan mata-empat itu adalah Yuki-san."
+
Haruhi memperkenalkan aku dengan kemauannya sendiri, dan lalu menunjuk ke arah dua orang lainnya: "Yang imut disana itu Mikuru-chan, dan si mata-empat itu Yuki-san."
   
 
Gubrak!
 
Gubrak!
   
Suara keras mengelegar. Adalah Asahina yang tersangkut kursinya saat mau berdiri, dan dahinya mendarat di papan Othello.
+
Suara keras mengelegar. Itu adalah Asahina-san yang terjatuh dari kursinya saat mau berdiri, dan dahinya mendarat di papan Othello.
   
"Kamu tidak apa-apa?"
+
"Anda tak apa-apa?"
   
Mendengar suara Koizumi, Asahina bereaksi dengan membalikan kepalanya yang seperti boneka itu dan menatap ke arah murid pindahan dengan cerah. Hmph! Menyebalkan, tatapan itu.
+
Mendengar suara Koizumi, Asahina-san bereaksi dengan memutar kepalanya, seperti boneka, dan melihat keatas ke anak pindahan dengan berseri-seri. Huh! Nyebelin banget, tatapan itu.
   
"...A...Aku baik-baik saja." Asahina berkata dengan suara pelan, menatap malu-malu ke arah Koizumi.
+
"...Sa...saya baik-baik aja." kata Asahina-san dengan nada yang sangat pelan, menatap malu-malu ke Koizumi.
   
"Bagus, sekarang kita punya lima anggota! Sekolah tidak bisa berbuat apa-apa tentang ini sekarang!"
+
"Sip, sekarang kita punya lima anggota! Sekolah ga bakalan bisa ngapa-ngapain kita lagi!"
   
 
Haruhi melanjutkan:
 
Haruhi melanjutkan:
   
"Benar, Brigade SOS dibuka untuk bisnis! Semuanya, mari kita berkerja sama dan maju kedepan!"
+
"Benar, Brigade SOS terbuka untuk bisnis! Semuanya, mari kita kerja sama dan maju kedepan!"
  +
  +
<!-- sarkasme Kyon emang mantep! >_< -->
  +
Apa maksud anda terbuka untuk bisnis, non?
   
  +
Ketika aku menyadarinya, Nagato sudah kembali ke kursinya membaca buku hardcovernya. Nagato-san, Haruhi udah ngitung kamu jadi anggota, kamu yakin ga apa-apa dengan itu?
Apa maksudmu dibuka untuk bisnis, nona?
 
   
Ketika aku menyadarinya, Nagato sudah kembali ke kursinya membaca bukunya. Nagato-san, Haruhi sudah menghitung kamu sebagai anggota, apa kamu yakin tidak apa-apa dengan itu?
 
   
   
Setelah Haruhi berkata kalau dia mau membawa Koizumi tur mengelilingi sekolah dan pergi, Asahina juga berkata kalau dia ada urusan di rumah, jadi hanya aku dan Nagato yang tersisa.
+
Setelah Haruhi bilang dia mau bawa Koizumi tur keliling sekolah dan pergi, Asahina-san juga bilang dia ada urusan di rumah, jadi hanya Nagato dan aku yang tersisa.
   
Aku sedang tidak mood untuk bermain Othello, dan tidak ada banyak kesenangan melihat Nagato membaca, jadi aku memutuskan untuk pulang juga. Aku mengambil tasku dan mengucapkan sampai jumpa kepada Nagato.
+
Aku lagi tidak mood main Othello, dan tak terlalu asyik melihat Nagato membaca, jadi kuputuskan untuk pulang juga. Aku mengambil tasku dan pamitan sama Nagato.
   
"Kalau begitu, aku pergi sekarang!"
+
"Kalau gitu aku duluan ya!"
   
"Kamu sudah membaca bukunya?"
+
"Sudah kau baca bukunya?"
   
Mendengar dia berkata begitu, aku menghentikan langkahku. Membalikan badanku, aku sadar Nagato Yuki menatapku dengan matanya yang hampir tanpa ekspresi.
+
Mendengar dia berkata begitu, kuhentikan langkahku. Berbalik, kusadari Nagato Yuki melihatku dengan mata hampir tak berekspresinya.
   
"Buku apa? Oh, maksud mu buku tebal yang kamu pinjamkan kepadaku kemarin itu?"
+
"Buku apa? Oh, maksudmu yang hardcover tebal yang kamu pinjemin ke aku kemaren-kemaren?"
   
 
"Ya."
 
"Ya."
   
"Oh, aku belum membacanya... Mungkin aku harus mengembalikannya kepada mu?"
+
"Oh, aku belum baca... Mungkin aku kembaliin aja ya ke kamu?"
   
"Itu tidak perlu."
+
"Tidak perlu."
   
Nagato tidak pernah berbasa-basi, dia selalu langsung ke tujuan dalam satu kalimat singkat.
+
Nagato tak pernah berbelit-belit, dia selalu langsung ke pokok masalah dalam satu kalimat singkat.
   
"Ingat untuk membacanya hari ini."
+
"Ingat baca bukunya hari ini."
   
 
Nagato berkata datar.
 
Nagato berkata datar.
Line 179: Line 189:
 
"Segera setelah kamu sampai di rumah."
 
"Segera setelah kamu sampai di rumah."
   
Suaranya ada nada memerintah.
+
Suaranya punya nada memerintah.
   
Selain yang diperlukan untuk kelas literatur, aku jarang menyentuh novel, tapi karena Nagato menyarankannya, seharusnya itu cukup menarik.
+
Selain yang diperlukan untuk pelajaran Sastra, aku jarang menyentuh novel, tapi karena Nagato merekomendasikan, seharusnya sih cukup menarik.
   
"...Baiklah!"
+
"...Oke lah kalo gitu!"
   
 
Mendengar jawabanku, Nagato kembali membaca bukunya.
 
Mendengar jawabanku, Nagato kembali membaca bukunya.
   
   
Yang kemudian, aku menemukan diriku sedang mengayuh sepedaku sekuat mungkin di kegelapan.
 
   
  +
Yang itulah kenapa, kudapati diriku sedang mengayuh sepedaku sekuat yang kubisa di kegelapan.
   
Aku kembali ke rumah setelah mengucapkan sampai jumpa ke Nagato dan langsung menuju ke kamarku setelah makan malam untuk mulai membaca novel fiksi ilmiah asing yang disodorkannya kepada ku. Saat aku mulai pusing dengan lautan yang penuh kata-kata, aku memutuskan untuk membalikkan buku berpikir apakah aku bisa selesai membacanya, dan sebuah pembatas buku terjatuh dari buku dan ke karpet.
 
   
Itu adalah sebuah pembatas buku yang terlihat aneh dengan pola bunga tercetak di atasnya. Aku membalikkannya dan menemukan sebaris kalimat tertulis.
 
   
  +
Aku pulang ke rumah setelah mengucapkan sampai jumpa ke Nagato dan langsung ke kamarku setelah makan malam untuk mulai membaca novel fiksi ilmiah asing yang disodorkannya kepadaku. Tepat ketika aku mulai pusing dengan lautan penuh kata-kata, kuputuskan untuk membolak-balik buku berpikir apakah aku bisa selesai membacanya, dan sebuah pembatas buku jatuh dari buku dan ke karpet.
''Pukul tujuh malam ini, menunggumu di taman di luar statiun.''
 
   
  +
Sebuah pembatas buku yang kelihatannya aneh dengan pola bunga-bunga tercetak di atasnya. Kubalikkan pembatas bukunya dan menemukan sebaris kalimat tertulis.
Kalimat itu sangat rapih, bagai ditulis dengan mesin tik. Tulisan tangan yang terlihat biasa ini mirip dengan milik Nagato, walau aku tidak terlalu yakin.
 
   
Aku sudah memegang buku ini untuk beberapa hari. Jadi pukul tujuh yang tertulis itu adalah pukul tujuh malam itu? Atau pukul tujuh malam ini? Mungkinkah dia merasa kalau aku akan menemukan pembatas buku ini pada suatu hari dan menungguku di taman setiap malam? Apakah alasan Nagato ingin aku membaca buku malam ini sehingga aku bisa menemukan pembatas buku malam ini? Walau begitu, mengapa dia tidak mengatakan langsung kepadaku? Lagipula, aku tidak tahu mengapa dia ingin memanggilku ke taman.
 
   
Aku melihat jam tangan ku; waktu baru saja lewat 6.45. Walaupun stasiun itu yang terdekat ke sekolahku, untuk mencapainya dengan sepeda masih memakan waktu 20 menit dari rumahku.
 
   
  +
''Malam ini, jam tujuh tepat, di taman dekat stasiun Kouyouen. Akan kutunggu.''
Aku memikirkannya selama sepuluh detik.
 
   
Aku memasukan pembatas buku ke jins ku sebelum berlari keluar dari kamarku menuruni tangga seperti kelici cepat. Aku sampai di pintu rumah saat adik perempuanku muncul, membawa es krim dan bertanya, "Mau pergi kemana, Kyon-kun?" Aku menjawab "Ke stasiun." Menaiki sepedaku, yang diikat di pintu, dan pergi ke arah tujuanku.
 
   
Jika Nagato tidak disana, kupikir aku akan menertawakan diriku keras-keras.
 
   
  +
Kata-katanya begitu rapih, seolah-olah ditulis dengan pemroses kata. Tulisan tangan yang terlihat biasa ini pasti milik Nagato. Tapi tetap saja, aku tak yakin.
   
  +
Udah beberapa hari buku ini ada di gue. Jadi jam tujuh yang tertulis itu jam tujuh malam itu? Atau jam tujuh malam ini? Jangan-jangan dia ngerasa kalau pada akhirnya gue bakalan nemu pembatas bukunya dan nunggu gue di taman tiap malam? Apa alasan Nagato ingin gue baca bukunya malam ini biar gue bisa nemuin pembatas bukunya malam ini? Kalo gitu, kenapa juga dia ga ngomong langsung ke gue? Lagian, gue ga tau kenapa dia pengen manggil gue ke taman.
Sepertinya aku tidak bisa tertawa.
 
   
  +
Kulihat arlojiku; baru jam enam lebih empat-lima menit. Walaupun stasiun itu yang paling dekat dari sekolah gue, butuh waktu paling dikit 20 menit pake sepeda kesana dari rumah.
Sebagai pengendara sepeda yang berhati-hati, aku membutuhkan waktu sampai pukul sepuluh lewat tujuh untuk sampai di taman di luar stasiun. Karena taman ini jauh dari jalan utama, di sini tidak ada banyak orang pada saat ini.
 
   
  +
Aku memikirkan hal tersebut kira-kira selama sepuluh detik.
Di bawah kebisingan kereta dan mobil, aku menuntun sepedaku dan berjalan ke taman. Di bawah cahaya lampu yang berjajar beraturan di depan, aku bisa melihat samar-samar figur langsing Nagato Yuki duduk di salah satu bangku panjang taman.
 
   
  +
Kumasukan pembatas bukunya ke jinsku sebelum lari keluar dari kamarku dan menuruni tangga seperti kelinci tangkas. Aku sampai di pintu masuk rumah saat adik perempuanku muncul, membawa es lilin dan bertanya, "Mau pergi kemana, Kyon-kun?" Aku jawab "Ke stasiun." melompat ke sepedaku, yang terikat di dekat pintu depan, dan pergi ke tempat tujuanku.
Dia benar-benar orang yang keberadaannya tidak mudah dideteksi. Duduk terdiam di taman, jika seseorang yang tidak mengenalinya dengan baik, dia bisa salah dikenali sebagai hantu!
 
  +
  +
Kalo Nagato ga disana, kayaknya gue bakalan nertawain diri gue sendiri keras-keras.
  +
  +
  +
  +
Sepertinya aku takkan bisa tertawa.
  +
  +
Sebagai pengendara sepeda yang berhati-hati, aku butuh waktu sampai jam tujuh lewat sepuluh untuk sampai di taman di luar stasiun. Karena taman ini jauh dari jalan utama, tak ada banyak orang di jam-jam seperti ini.
  +
  +
Dibawah kebisingan kereta dan mobil, kutuntun sepedaku dan berjalan memasuki taman. Dibawah cahaya lampu yang berjajar beraturan di depan, samar-samar bisa kulihat sosok langsing Nagato Yuki duduk di salah satu bangku panjang taman.
  +
  +
Dia benar-benar orang yang keberadaannya tak mudah terdeteksi. Duduk diam di taman, jika seseorang yang tak mengenalinya dengan baik dia bisa salah dikenali sebagai hantu!
   
 
Nagato perlahan berdiri seperti boneka tali.
 
Nagato perlahan berdiri seperti boneka tali.
Line 222: Line 239:
 
Dia masih mengenakan seragamnya.
 
Dia masih mengenakan seragamnya.
   
"Apa kamu lega kalau aku akhirnya datang?"
+
"Kamu lega kalo aku akhirnya datang?"
   
 
Dia mengangguk.
 
Dia mengangguk.
   
"Kamu nggak mungkin menunggu di sini setiap hari?"
+
"Kamu ngga mungkin kan nunggu disini tiap hari?"
   
Dia mengangguk kembali.
+
Dia mengangguk lagi.
   
"...Apakah ini tentang sesuatu yang tidak mungkin kamu katakan kepadaku di sekolah?"
+
"...Apa ini sesuatu yang ga mungkin kamu bilang padaku di sekolah?"
   
Nagato mengangguk dan lalu berjalan di depan ku.
+
Nagato mengangguk dan lalu berjalan di depanku.
   
"Ke arah sini."
+
"Arah sini."
   
Setelah tiga patah kata, dia berbalik dan melangkah ke depan. Gaya berjalannya seperti ninja: tidak ada suara langkah kaki yang terdengar sama sekali. Aku hanya bisa mengikuti dengan ragu-ragu di belakang Nagato, yang menyatu dengan malam dengan sempurna.
+
Setelah dua patah kata, dia berbalik dan melangkah ke depan. Gaya berjalannya seperti ninja: tak ada suara langkah kaki yang bisa didengar sama sekali. Aku hanya bisa ragu-ragu mengikuti di belakang Nagato, yang menyatu sempurna dengan malam.
   
Setelah beberapa menit berjalan dan melihat rambutnya yang dihembus angin dengan lembut, kami sampai di blok apartemen yang dekat dengan stasiun.
+
Setelah beberapa menit berjalan dan melihat rambutnya dihembus lembut oleh angin, kami sampai di blok apartemen yang sangat dekat dengan stasiun.
   
 
"Di sini."
 
"Di sini."
   
Nagato mengambil kartu masuk nya dan menggeseknya ke sensor elektronik di gerbang masuk; pintu kaca di depan kami terbuka. Aku meninggalkan sepedaku di depan gerbang masuk dan mengikuti Nagato dengan dekat, yang sudah langsung menuju ke arah elevator. Di dalam elevator, Nagato sepertinya punya sesuatu di pikirannya tapi tidak berkata apa-apa, hanya menatap ke papan nomor lantai. Akhirnya, elevator sampai di lantai tujuh.
+
Nagato mengeluarkan kartu masuknya dan menggeseknya ke sensor elektronik di gerbang masuk; pintu kaca di depan kami terbuka. Kutinggalkan sepedaku di depan gerbang masuk dan mengikuti Nagato dekat-dekat, yang sudah mengarah ke lift. Di dalam lift, Nagato sepertinya punya sesuatu di pikirannya tapi tak berkata apa-apa, hanya menatap ke papan nomor lantai. Akhirnya, lift sampai di lantai ketujuh.
   
"Maaf, tapi kita mau ke mana?"
+
"Sori, tapi kita mau kemana?"
   
Ini sudah terlambat, tapi aku tetap bertanya kepada Nagato, yang berjalan perlahan sepanjang koridor, membalasnya:
+
Seharusnya kutanyakan lebih awal. Nagato, yang berjalan perlahan sepanjang koridor, membalasnya:
   
 
"Rumahku."
 
"Rumahku."
   
Aku langsung berhenti. Tunggu dulu! Mengapa Nagato membawaku ke rumahnya?
+
Aku langsung berhenti. Tunggu dulu, kenapa Nagato bawa gue ke rumahnya?
   
"Jangan khawatir, tidak ada orang di dalam."
+
"Jangan khawatir, tak ada orang lain di dalam."
   
Tunggu, apa maksudnya itu?
+
Apa? Hei, maksudnya APAAN tuh?
   
Nagato membuka pintu ke ruang 708, dan kemudian berbalik menghadap ke arah ku.
+
Nagato membuka pintu ke kamar 708, dan kemudian memandangku.
   
 
"Masuk."
 
"Masuk."
   
Apa kamu serius?
+
Kamu serius?
   
Aku berusaha untuk tetap tenang dan masuk dengan cemas. Saat aku melepas sepatuku, Nagato mendorong pintunya tertutup.
+
Kucoba untuk tetap tenang dan masuk harap-harap cemas. Saat aku melepas sepatuku, Nagato menutup pintunya.
   
Aku merasa seeprti baru saja menaiki kapal bajak laut, dan aku berbalik dengan cemas ke arah suara pintu menutup yang mengancam.
+
Aku merasa seperti baru saja menaiki kapal bajak laut, dan kuberbalik cemas ke arah suara celaka pintu yang menutup.
   
 
"Masuk."
 
"Masuk."
   
Nagato mengatakan hal itu dengan datar dan melepaskan sepatunya juga. Kalau saja apartemennya gelap, aku masih bisa kabur. Namun, di sini disinari dengan terang, membuat apartemen yang sudah luas menjadi lebih luas.
+
Kata Nagato dengan datar dan melepaskan sepatunya juga. Kalau saja apartemennya gelap, aku masih bisa kabur. Tapi haiyah, terang benderang, membuat apartemen yang luas terlihat lebih luas.
   
Kutebak ini salah satu kondominium kelas atas. Karena dekat dengan stasiun, pasti harganya sangat mahal.
+
Tiga kamar, satu kamar tamu, dan dapur kecil dempet dengan ruang makan -- kutebak ini musti salah satu kondominium kelas atas. Begitu dekat dengan stasiun, pasti harganya sangat mahal.
   
Tapi mengapa kelihatannya seperti tidak ada orang yang tinggal di sini?
+
Tapi kok kelihatannya kayak ga ada orang yang tinggal di sini?
   
Selain ruang keluarga, yang memiliki meja kecil dengan selimut penghangat, tidak ada yang lainya di sini. Tidak ada gorden di jendela, dan tidak ada karpet terbentang di atas lantai kayu berukuran sepuluh tatami.
+
Selain ruang tamu, yang punya meja kecil dengan selimut penghangat, tiada yang lainnya di sini. Tak ada gorden di jendela, dan tak ada karpet terbentang di atas lantai ubin kayu berukuran sepuluh tatami.
   
  +
"Silahkan duduk."
"Duduk."
 
   
Nagato berkata sebelum memasuki dapur, jadi aku duduk di sebelah meja di ruang keluarga.
+
Kata Nagato sebelum memasuki dapur, jadi aku berlutut di sebelah meja ruang tamu.
   
Berbagai alasan yang mungkin mengapa anak perempuan mengajak anak laki-laki ke rumah ketika orangtuanya tidak dirumah lewat di pikiranku, ketika Nagato, bergerak seperti boneka mekanik, meletakan nampan dengan poci teh kecil dan beberapa cangkir teh di atas meja dan duduk tenang dengan pakaian seragam sekolahnya di seberangku.
+
Waktu aku berpikir keras sampai pusing kenapa seorang cewek harus mengundang cowok ke rumah ketika orangtuanya lagi pergi, Nagato, bergerak seperti boneka mekanik, meletakkan nampan dengan poci teh kecil dan beberapa cangkir teh di atas meja dan duduk diam dengan baju seragam sekolahnya di seberangku.
   
Setelah itu, kesunyian yang tidak tertahankan.
+
Sunyi tak tertahankan.
   
Dia bahkan tidak menuangkan teh untuk ku, hanya duduk menatapku tanpa ekspresi. Melihat ini, aku merasa makin cemas.
+
Dia bahkan tak menuangkan teh untukku, hanya duduk disana melihatku tanpa ekspresi. Melihat ini, aku merasa makin dan semakin tak nyaman.
   
"Erm... di mana keluargamu?"
+
"Emm... jadi, ortu kamu dimana?"
   
"Tidak ada seorangpun."
+
"Tidak ada."
   
"Yaa, aku tahu mereka tidak di rumah... apakah mereka sedang pergi?"
+
"Yah, aku tahu mereka lagi ga di rumah... Apa mereka lagi pergi kemana gitu?"
   
"Aku hanya selalu sendirian di sini dari awal."
+
"Saya selalu sendirian disini, sejak dari awal."
   
Ini pertama kalinya aku mendengar Nagato menggunakan kalimat yang panjang.
+
Ini pertama kalinya aku dengar Nagato memakai kalimat yang begitu panjang.
   
"Kamu nggak mungkin tinggal sendirian, kan?"
+
"Kamu tinggal sendirian?"
   
 
"Ya."
 
"Ya."
   
Wow, seorang gadis kelas satu SMU tinggal sendirian di apartemen kelas atas! Pasti ada alasan khusus untuk ini, kan? Aku menghembuskan nafas lega ketika aku tahu aku tidak perlu bertemu dengan kedua orangtua Nagato. Tunggu dulu! Ini bukan waktunya lega!
+
Wow, seorang gadis kelas satu SMA tinggal sendirian di apartemen kelas atas! Menurut dia ini masuk akal? Kuhembuskan desah lega ketika aku tahu aku tak harus bertemu dengan orangtua Nagato. Tunggu bentar! Ini bukan waktunya lega!
   
"Oh ya, untuk apa yang kamu ingin bertemu dengan ku?"
+
"Oh iya, kamu ingin bertemu aku buat apa?"
   
Seperti sedang memikirkan sesuatu, Nagato mulai menuangkan teh ke cangkir dan mendorongnya ke arah ku.
+
Seperti sedang berusaha mengingat sesuatu, Nagato mulai menuangkan teh ke cangkir dan mendorongnya ke arahku.
   
 
"Minum."
 
"Minum."
   
Aku mulai meminum teh dengan patuh. Selama ini, Nagato memandangku seperti sedang mengamati jerapah di kebun binatang, jadi aku tidak bisa konsentrasi minum.
+
Dengan patuh aku mulai minun secangkir tehnya. Selama ini, Nagato menontonku seperti sedang mengamati jerapah di kebun binatang, jadi aku tak bisa konsentrasi minum.
   
[[Image:Sh_v1_03.jpg|thumb|''"Apakah enak?"'']]
+
[[Image:Sh_v1_03.jpg|thumb|''"Enak?"'']]
"Apakah enak?"
+
"Enak?"
   
 
Ini pertama kalinya aku mendengarnya bertanya.
 
Ini pertama kalinya aku mendengarnya bertanya.
   
"Ya..."
+
"Ho oh..."
   
Setelah aku selesai, aku meletakan cangkirnya di meja, dan Nagato segera mengisinya untukku. Karena dia mengisinya, aku juga langsung meminumnya. Saat aku selesai, dia mengisi cangkir ketiga untuk ku. Akhirnya poci tehnya kosong. Nagato berdiri bermaksud mengisi poci tehnya. Aku langsung menghentikannya.
+
Setelah aku selesai, kuletakkan cangkirnya di meja, dan Nagato segera mengisinya lagi untukku. Karena dia mengisinya, mendingan kuminum saja. Saat aku selesai, dia mengisi cangkir ketiga untukku. Akhirnya, poci tehnya kosong. Nagato berdiri bermaksud mengisi poci tehnya. Langsung kuhentikan.
   
"Sudah tidak perlu mengisi tehnya untuk ku lagi, bisa kamu katakan kepadaku mengapa kamu membawaku ke sini?"
+
"Ga perlu ngambilin teh buatku lagi, bisa tolong kamu katakan ke aku kenapa kamu bawa aku kesini?"
   
Setelah aku berkata begitu, Nagato menghentikan apa yang sedang dilakukannya dan kembali ke posisi duduk seperti video diputar balik. Dia masih tidak berkata apapun.
+
Setelah aku berkata begitu, Nagato menghentikan apa yang sedang dilakukannya dan kembali ke posisi duduknya seperti video diputar mundur. Dia masih tak berkata apapun.
   
"Apakah ini tentang sesuatu yang tidak bisa dikatakan di sekolah?" Aku bertanya curiga.
+
"Apa sih sesuatu yang ga bisa diomongin di sekolah?" tanyaku penuh selidik.
   
Akhirnya, Nagato mulai mengerakkan bibir tipisnya.
+
Akhirnya, Nagato mengerakkan bibir tipisnya.
   
"Ini tentang Suzumiya Haruhi."
+
"Tentang Suzumiya Haruhi."
   
 
Dia meluruskan punggungnya dan duduk dengan elegan.
 
Dia meluruskan punggungnya dan duduk dengan elegan.
   
"Dan aku."
+
"Dan saya."
   
 
Dia berhenti sejenak.
 
Dia berhenti sejenak.
   
Aku benar-benar tidak pahan dengan gaya bicaranya.
+
Aku benar-benar tak paham dengan gaya bicaranya.
   
"Ada apa tentang Suzumiya Haruhi dan kamu?"
+
"Ada apa dengan Suzumiya Haruhi dan kamu?"
   
Pada saat ini, Nagato menunjukan wajah tidak nyaman. Ini pertama kalinya aku melihatnya menampilkan ekspresi seperti ini sejak aku bertemu dengannya. Tapi, perubahan emosinya sangatlah kecil; seseorang harus sangat mengamatinya agar bisa menyadarinya.
+
Saat ini, Nagato menunjukan wajah tak nyaman. Ini pertama kalinya kulihat dia menampilkan ekspresi seperti ini semenjak aku bertemu dengannya. Namun, pergolakan emosi ini amatlah kecil; seseorang harus sangat jeli agar bisa menyadarinya.
   
"Aku tidak bisa mengucapkan secara lengkap dalam kata-kata, dan mungkin ada kesalahan dalam transmisi data. Akan tetapi, dengarkan."
+
"Saya tidak bisa sepenuhnya menyampaikan hal ini dengan kata-kata, dan mungkin ada error dalam transmisi data. Bagaimanapun juga, dengarkan."
   
"Suzumiya Haruhi dan aku bukan manusia biasa."
+
"Suzumiya Haruhi dan saya bukan manusia biasa."
   
Sungguh kalimat yang ambigu dari awal percakapan.
 
   
  +
"Ya, aku kurang lebih sudah menyadarinya."
 
  +
Kalimat yang begitu ambigu di awal percakapan.
  +
  +
"Ya, kurang lebih aku udah sadar kok."
   
 
"Bukan itu."
 
"Bukan itu."
   
Nagato melanjutkan, melirik sekilas ke tangannya yang berada di atas pahanya.
+
Nagato melanjutkan, melirik sekilas ke tangannya yang berada di pangkuannya.
   
"Yang kumaksud bukan dalam arti penyimpangan kepribadian, yang kumaksud adalah seperti yang kukatakan. Dia dan aku bukan manusia biasa seperti kamu."
+
"Yang kumaksud bukan dalam arti penyimpangan kepribadian, yang kumaksud apa yang kukatakan. Dia dan aku bukan manusia biasa seperti kamu."
   
 
Aku tidak mengerti apa yang ingin dikatakannya.
 
Aku tidak mengerti apa yang ingin dikatakannya.
   
"The Integrated Data Sentient Entity, yang mengawasi galaksi ini, telah membuat sebuah Living Humanoid Interface untuk berinteraksi dengan entitas biologis, -aku."
+
"[[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Entitas_Gabungan_Benak_Data|Entitas Gabungan Benak Data]], yang mengawasi galaksi ini, telah membuat sebuah [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Antarmuka_Manusia_Buatan_Hidup|Antarmuka Manusia Buatan Hidup]] untuk supaya berinteraksi dengan entitas biologis, -- saya."
   
 
"...."
 
"...."
   
"Pekerjaanku adalah mengamati Suzumiya Haruhi dan mengupload data yang kuperoleh ke The Integrated Data Sentient Entity"
+
"Pekerjaanku adalah mengamati Suzumiya Haruhi dan mengunggah data yang diperoleh ke Entitas Gabungan Benak Data."
   
 
"...."
 
"...."
   
"Aku telah melakukan ini sejak aku lahir tiga tahun lalu, tidak ada elemen tertentu yang tidak biasa yang ditemukan, dan semuanya sangat stabil. Akan tetapi, baru-baru ini sebuah faktor eksternal sekarang sudah muncul selain Suzumiya Haruhi yang tidak dapat dikesampingkan."
+
"Saya telah melakukan ini sejak saya lahir tiga tahun lalu. Dalam tiga tahun terakhir, tidak ada elemen tertentu yang tak biasa yang ditemukan, dan semuanya sangat stabil. Akan tetapi, baru-baru ini sebuah faktor eksternal sekarang sudah muncul selain Suzumiya Haruhi yang tidak dapat dikesampingkan."
   
 
"...."
 
"...."
Line 372: Line 391:
   
   
Apa itu Integrated Data Sentient Entity?
 
   
  +
Apakah Entitas Gabungan Benak Data itu?
Di lautan data yang luas yang dikenal sebagai alam semesta, ada banyak entitas data sentient yang tidak memiliki tubuh fisik.
 
   
  +
Di lautan data yang luas yang dikenal sebagai alam semesta, disana eksis entitas-entitas data berkesadaran tinggi yang tak memiliki tubuh jasmani.
Entitas tersebut bermula dalam bentuk data murni. Berbagai jenis data berkumpul bersama, mereka menjadi memiliki kesadaran, dan akhirnya mereka berevolusi dengan mengumpulkan data lain.
 
   
  +
Para entitas tersebut bermula dalam bentuk data murni. Karena berbagai jenis data berkumpul bersama, mereka menjadi sadar, dan akhirnya mereka berevolusi dengan mengumpulkan data lain.
Pada awalnya mereka hanya ada sebagai data dan tidak memiliki tubuh fisik, mereka tidak dapat dideteksi meskipun menggunakan alat optis yang tercanggih.
 
   
  +
Karena mereka eksis sebagai data dan tidak memiliki tubuh jasmani, mereka tak dapat terdeteksi bahkan dengan menggunakan alat optis tercanggih.
Setua dengan alam semesta itu sendiri, mereka melebar bersamanya, dan database relatif menjadi semakin lebar dan besar.
 
   
  +
Sama tuanya dengan alam semesta itu sendiri, mereka meluas bersamanya, dan database relatif menjadi semakin lebar dan besar.
Semenjak terbentuknya planet ini, maaf, seharusnya sejak terbentuknya tata surya ini, tidak ada yang tidak diketahui di alam semesta ini. Bagi mereka, planet ini yang berada di ujung Bimasakti tidaklah spesial, karena masih banyak planet lain di galaksi dengan organisme kehidupan yang memiliki kesadaran seperti di sini, sangat banyaknya sehingga tidak bisa dihitung.
 
   
  +
Semenjak pembentukan planet ini, maaf, seharusnya sejak pembentukan tata surya ini, tiada yang tak diketahui di alam semesta ini bagi mereka. Menurut mereka, planet yang berada di pinggiran Bimasakti ini tidaklah spesial, karena masih banyak planet lain di galaksi ini dengan makhluk organik yang punya kesadaran, begitu banyak sehingga tidak bisa dihitung.
Akan tetapi, evolusi makhluk hidup berkaki dua di planet ke tiga di tata surya ini berhasil, makhluk hidup ini secara bertahap mendapatkan kemampuan mental untuk mencari pengetahuan secara aktif. Makhluk hidup yang hidup di planet yang dikenal sebagai Bumi ini mulai menjadi penting.
 
   
  +
Akan tetapi, saat evolusi makhluk berkaki dua di planet ketiga di tata surya ini berhasil, makhluk hidup ini perlahan-lahan mendapatkan kemampuan mental untuk aktif mencari pengetahuan. Makhluk organik yang hidup di planet yang dikenal sebagai Bumi ini mulai menjadi penting.
"Untuk waktu yang lama, kami mempercayai mustahil kalau makhluk hidup, yang hanya memiliki kemampuan pengumpulan data dan transmisi yang terbatas, bisa mendapatkan pengetahuan," Nagato Yuki berkata dengan nada serius.
 
   
"Integrated Data Entity sangat tertarik dengan semua jenis makhluk hidup organis di Bumi. Kami percaya dengan observasi, kami bisa menemukan penyelesaian dari evolusi diri sendiri yang buntu."
 
   
Tidak seperti entitas data, yang ada dari awal sudah berbentuk sempurna, manusia bermula dari makhluk hidup organis yang tidak sempurna, berevolusi secara cepat dengan melebarkan data yang dimilikinya dan menggunakan data ini, yang disimpan dan disempurnakan, untuk memajukan diri mereka sendiri.
 
   
  +
"Untuk waktu yang lama, kami mempercayai bahwa mustahil bila makhluk organik, yang memiliki kemampuan pengumpulan dan transmisi data yang terbatas, untuk bisa mendapatkan pengetahuan," Kata Nagato Yuki dengan nada serius.
   
  +
"Entitas Gabungan Data sangat tertarik dengan semua bentuk makhluk organik di Bumi. Entitas percaya bahwa dengan observasi, Entitas bisa menemukan solusi dari kebuntuan evolusi dirinya."
"Tiga tahun yang lalu, kami menemukan sebuah titik panas data yang sangat abnormal tidak dimiliki seperti manusia lain muncul di permukaan planet ini. Percikan informasi tersebut dipancarkan dari wilayah tertentu di kepulauan yang berbentuk busur segera menyelimuti keseluruhan planet dan mulai menyebar ke luar angkasa. Dan pusat dari semua itu adalah Suzumiya Haruhi."
 
   
   
"Kami tidak tahu apa yang terjadi, atau tidak tahu apa efek yang dimilikinya. Bahkan entitas data tidak dapat memproses keseluruhan data baru yang sedang diciptakan."
 
   
  +
Tidak seperti entitas data, yang sedari awal sudah berbentuk sempurna, manusia bermula dari makhluk organik yang tidak sempurna, berevolusi secara cepat dengan memperluas data yang dimilikinya dan menggunakan data ini, yang disimpan dan disempurnakan, untuk lebih memajukan diri mereka sendiri.
"Lebih penting lagi, manusia memiliki keterbatasan dalam memproses data yang dimiliki, tetapi Suzumiya Haruhi bisa membuat ledakan data sendiri."
 
   
  +
Adalah normal bagi makhluk organik di seantero jagad raya untuk menjadi punya kesadaran, tapi hanya manusia di Bumi yang telah terus berevolusi ke tingkat kesadaran tertinggi. Entitas Gabungan Data sangat tertarik dengan ini, dan memutuskan untuk mengobservasi lebih lanjut manusia-manusia ini.
"Pelepasan data dengan jumlah banyak dari Suzumiya Haruhi terus terjadi, dengan tenggang waktu yang tidak beraturan. Terlebih, sepertinya Suzumiya Haruhi sendiri tidak menyadari hal ini."
 
   
"Selama tiga tahun, aku telah melewati berbagai macam jenis investigasi terhadap invidu yang dikenal sebagai Suzumiya Haruhi dari berbagai sudut pandang, tetapi sampai sekarang aku masih belum bisa menemukan identitas aslinya. Bersamaan dengan itu, bagian lain dari Integrated Data Entity telah memutuskan kalau dia itu kunci dari evolusi entitas data dan tetap melanjutkan analisis dari Suzumiya Haruhi..."
 
   
   
  +
"Tiga tahun yang lalu, kami menemukan sebuah titik panas data yang sangat abnormal tak seperti manusia lain muncul di permukaan planet ini. Percikan informasi terpancarkan dari area tertentu di kepulauan yang berbentuk busur dengan segera menyelimuti seluruh planet dan mulai menyebar ke luar angkasa. Dan pusat dari semua itu adalah Suzumiya Haruhi."
"Karena mereka hanya berwujud entitas saja, mereka tidak memiliki kemampuan untuk berbicara dan maka tidak bisa berinteraksi dengan makhluk hidup organis. Namun tanpa berbicara, kontak dengan manusia adalah mustahil, oleh karena itu Integrated Data Entity telah membuatku berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara mereka dan manusia."
 
   
  +
Akhirnya, Nagato mengangkat cangkirnya dan meminum tehnya. Dia mungkin telah mengatakan kata-kata yang sama jumlahnya untuk setahun.
 
  +
  +
"Kami tidak tahu kenapa hal tersebut terjadi, dan pula kami tidak tahu apa efek yang dimilikinya. Bahkan para entitas data tidak dapat memproses secara keseluruhan data baru yang sedang diciptakan."
  +
  +
"Lebih penting lagi, manusia memiliki keterbatasan dalam jumlah data yang dapat mereka proses, tetapi Suzumiya Haruhi mampu menciptakan ledakan data sendirian."
  +
  +
"Pelepasan data dengan jumlah banyak dari Suzumiya Haruhi terus terjadi, dengan frekuensi yang benar-benar tidak beraturan. Terlebih lagi, Suzumiya Haruhi sendiri tampaknya tidak menyadari akan hal ini."
  +
  +
"Selama tiga tahun, saya telah melewati berbagai macam investigasi terhadap individu yang dikenal sebagai Suzumiya Haruhi dari berbagai sudut pandang, tapi sampai saat ini pun saya masih belum bisa menemukan identitas aslinya. Bersamaan dengan itu, bagian lain Entitas Gabungan Data telah menentukan bahwa dia adalah kunci untuk evolusi para entitas data dan tetap melanjutkan analisis mereka terhadap Suzumiya Haruhi..."
  +
  +
  +
  +
"Karena mereka hanya berwujud entitas saja, mereka tidak mampu berbicara dan sehingga tidak bisa berinteraksi dengan makhluk organik. Namun tanpa berbicara, kontak dengan manusia akan mustahil, karena itu Entitas Gabungan Data telah membuatku berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara mereka dan manusia."
  +
  +
Akhirnya, Nagato mengangkat cangkirnya dan menyeruput tehnya. Dia mungkin telah mengatakan kata-kata yang sama nilainya untuk setahun.
   
 
"...."
 
"...."
   
Aku tidak tahu bagaimana harus meresponnya.
+
Aku tak tahu bagaimana harus merespon.
   
"Potensi untuk evolusi mandiri mungkin ada di dalam Suzumiya Haruhi; dia bahkan mungkin punya kemampuan untuk mengontrol data di sekitarnya. Ini alasan aku ada di sini, dan itu juga alasan mengapa kamu di sini."
+
"Potensi untuk evolusi mandiri mungkin terdapat dalam Suzumiya Haruhi; dia bahkan mungkin punya kemampuan untuk mengontrol data di sekitarnya. Inilah alasan saya ada disini, dan itu pula alasan kamu disini."
   
Otakku semakin pusing, aku mengiterupsi.
+
Otakku mulai amat bingung, kuinterupsi:
   
"Aku akan jujur, aku nggak ngerti sama yang kamu omongin barusan."
+
"Aku bakalan jujur, aku ngga ngerti sama yang kamu omongin."
   
  +
"Percayalah padaku."
"Tolong percaya aku."
 
   
Nagato melihatku dengan ekspresi serius yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
+
Nagato melihatku dengan ekspresi serius yang tak pernah kulihat sebelumnya.
   
"Sangat sedikit data yang bisa diteruskan melalui kata-kata. Aku hanya sebuah tatap muka terminal untuk data saja, hidup sebagai alien organik demi berinteraksi dengan manusia. Aku tidak dapat meneruskan seluruh pemikiran Integrated Data Entity ke kamu, jadi tolong mengerti."
+
"Sangat terbatas data yang bisa disampaikan melalui kata-kata. Saya hanya terminal antarmuka untuk datanya, hidup sebagai alien organik supaya dapat berinteraksi dengan manusia. Saya tidak dapat menyampaikan seluruh benak Entitas Gabungan Data kepadamu, jadi mohon mengerti."
   
Walau kamu bilang begitu, aku masih nggak ngerti!
+
Kalaupun kamu bilang begitu, aku masih ngga ngerti!
   
"Aku nggak mengerti, kenapa mencari ku? Anggap saja aku percaya kamu alien yang diciptakan oleh entitas-apaan-gitu, tapi mengapa kamu mengatakan ini padaku?"
+
"Aku ngga ngerti, kenapa nyari aku? Anggap saja aku percaya kamu tuh alien yang dibikin oleh si entitas-serah-kau-bilang-apa, tapi kenapa kamu bilang ini padaku?"
   
"Karena kamu telah dipilih secara khusus oleh Suzumiya Haruhi. Baik dia sengaja atau tidak, sebagai Absolute Data Entity, dia dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya berdasarkan pemikirannya saja. Pasti ada alasan mengapa kamu yang dipilih."
+
"Karena kamu telah dipilih secara khusus oleh Suzumiya Haruhi. Baik dia sengaja ataupun tidak, sebagai Entitas Data Absolut, dia dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya hanya dengan benaknya saja. Pasti ada alasan kenapa kamu yang dipilih."
   
"Tidak, nggak ada satupun!"
+
"Engga, ngga ada!"
   
"Ada. Mungkin bagi Suzumiya Haruhi, kamu memainkan peranan yang sangat penting. Kemungkinan yang tanpa batas sekarang ada di tangan kamu dan Suzumiya Haruhi."
+
"Ada. Mungkin bagi Suzumiya Haruhi, kamu memainkan peranan penting. Kemungkinan tanpa batas sekarang ada di tangan kamu dan Suzumiya Haruhi."
   
"Apa kamu serius?"
+
"Kamu serius?"
   
 
"Ya."
 
"Ya."
   
Untuk pertama kalinya, aku mempelajari wajah Nagato Yuki dengan seksama. Aku pikir dia tidak suka berbicara, tapi sekarang dia telah membuka pintu banjir dan membiarkan kata-katanya mengalir, mereka adalah kata-kata yang tidak dapat ku mengerti. Aku selalu merasa kalau dia aneh dalam suatu cara, tapi setelah mendengar percakapan ini, aku menemukan kalau keanehannya di luar batas imajinasi.
+
Untuk pertama kalinya, kuamati baik-baik wajah Nagato Yuki. Tadinya kupikir dia tak pernah suka berbicara, tapi sekarang dia telah membuka pintu banjir dan membiarkan kata-katanya mengalir, kata-kata yang tak dapat kumengerti. Aku selalu merasa kalau dia itu aneh di beberapa cara, tapi setelah mendengar pidato ini, aku temukan bahwa keanehannya itu di luar batas imajinasi.
   
  +
Entitas Gabungan Benak Data? Antarmuka Manusia Buatan Hidup?
Integrated Data Sentient Entity? Living Humanoid Interface?
 
   
  +
Yang bener aje!
Nanti dulu deh!
 
   
"Ok, kupikir sebaiknya kamu langsung mengatakannya ke Haruhi, aku yakin dia akan sangat senang. Sejujurnya, aku tidak terlalu tertarik dengan topik seperti ini, maaf soal itu."
+
"Okey, kupikir mendingan kamu ngomongin ini langsung ke Haruhi, aku yakin dia bakalan senang banget. Jujur aja, aku ga terlalu tertarik dengan topik kayak gini, sori banget ya."
   
"Mayoritas dari Integrated Data Entity berspekulasi bila Suzumiya Haruhi menjadi sadar akan kekuatan dan keberadaannya, sebuah krisis yang tidak terduga mungkin terjadi, oleh karena itu, pada tahap ini kami memilih untuk tetap mengobservasi."
+
"Mayoritas Entitas Gabungan Data berspekulasi bahwa bila Suzumiya Haruhi menjadi sadar akan kekuatan dan keberadaannya, krisis tak terduga mungkin terjadi; oleh karena itu, pada tahap ini kami memilih untuk terus mengobservasi."
   
"Ada kemungkinan kalau aku akan ngomong semua ini ke Haruhi! Aku nggak ngerti, kenapa memberitahu ku semua ini?"
+
"Ada kemungkinan kalau aku bakalan ngomong semua ini ke Haruhi! Aku ngga ngerti, kenapa ngasih tau aku semua ini?"
   
"Walau kamu mengatakan kepadanya, sepertinya dia tidak akan mempedulikannya."
+
"Kalaupun kamu mengatakannya, kemungkinan besar dia akan mengabaikannya."
   
  +
Emang kemungkinannya besar sih.
Pastinya memang begitu.
 
   
"Aku bukanlah satu-satunya alien yang diletakkan di Bumi oleh Integrated Data Sentient Entity. Entitas bermaksud untuk mengambil peran proaktif dan mengamati segala perubahan aliran data. Bagi Suzumiya Haruhi, kamu adalah orang penting. Jika ada tanda-tanda krisis menggantung, aku akan mencari kamu terlebih dahulu."
+
"Aku bukanlah satu-satunya alien yang ditempatkan di Bumi oleh Entitas Gabungan Benak Data. Entitas bermaksud untuk mengambil peran proaktif dan mengamati segala perubahan aliran data. Bagi Suzumiya Haruhi, kamu adalah orang penting. Jika ada tanda-tanda krisis mengancam, aku akan [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Pertama_Melihat|pertama melihatmu]]."
   
Maaf, anggap aku keluar.
+
Sori, anggap aku keluar.
   
Permisi, terima kasih atas tehnya, itu enak.
+
Permisi aku pamit, makasih tehnya, tehnya enak.
   
Melihatku akan pergi, Nagato tidak menghentikanku.
+
Melihatku mau pergi, Nagato tak menghentikanku.
   
Dia merendahkan kepalanya dan melihat sekilas ke cangkir tehnya, kembali ke mode normal tanpa ekspresinya. Kukira hanya imajinasi ku, tapi karena alasan tertentu, aku sebenarnya berpikir kalau dia itu sepertinya kesepian.
+
Dia merendahkan kepalanya dan melirik ke cangkir tehnya, kembali ke mode normal tak berekspresinya. Kukira hanya imajinasiku saja, tapi karena alasan tertentu, aku sebenarnya berpikir dia tampak agak kesepian.
   
   
Ketika ibuku bertanya dari mana aku berada, aku memberi jawaban singkat dan langsung menuju ke kamarku. Tiduran di atas kasurku, aku mulai mengingat kembali apa yang dikatakan Nagato.
 
   
  +
Ketika ibuku bertanya darimana saja aku pergi, kuberi jawaban singkat dan langsung menuju kamarku. Tiduran di atas kasurku, aku mulai mengingat kembali semua perkataan Nagato.
Kalau aku percaya apa katanya, maka itu akan membuat Nagato Yuki sebagai makhluk yang bukan dari dunia ini; dalam kata lain, alien.
 
   
  +
Kalau gue percaya apa yang dia omongin, maka itu berarti Nagato Yuki bukan makhluk dari dunia ini; dengan kata lain, alien.
Bukannya ini persis dengan sejenis makhluk mistis yang Suzumiya Haruhi cari-cari dengan susah payah setiap hari?
 
   
  +
Bukannya ini persis dengan semacam makhluk mistis yang susah payah Suzumiya Haruhi cari tiap hari?
Dan selama ini tepat berada di bawah hidung kita!
 
   
  +
Dan selama ini itu ada tepat di bawah hidung kita.
...Heh...Sialan! Aku terdengar seperti idiot!
 
   
  +
...Heh...Sialan! Gue kedengarannya kayak orang idiot!
Mataku menangkap novel tebal yang kulempar di pojokan tempat tidur. Aku mengambilnya bersama pembatas buku dan melihat sejenak ke gambar kovernya sebelum meletakannya di sebelah bantalku.
 
   
  +
Mataku menangkap novel hardcover tebal yang terlempar di pojokan tempat tidur. Kuambil bersama pembatas buku dan melihat sekilas ke gambar covernya sebelum meletakannya di sebelah bantalku.
Nagato pasti telah mengambil seluruh fantasi aneh dari membaca semua novel fiksi ilmiah sendirian di apartemennya selama ini. Dia mungkin tidak pernah berbicara dengan orang lain di kelas, memenjarakan dirinya di pikirannya sendiri. Dia seharusnya meletakan bukunya, keluar dan membuat teman, dan menikmati kehidupan sekolah yang menyenangkan. Kurangnya ekspresi tidak akan membantu dalam berkawan dengan orang lain, dan dia pasti akan sangat imut kalau saja dia tersenyum.
 
   
  +
Nagato pasti ngambil seluruh fantasi aneh-aneh itu dari ngebaca semua novel fiksi ilmiah sendirian di apartemennya sampe lama banget. Dia mungkin ga pernah ngobrol sama orang lain di kelas, menjarain dirinya di pikirannya sendiri. Dia seharusnya naruh bukunya, keluar dan nyari beberapa teman, dan nikmatin kehidupan sekolah yang asik. Kekurangan ekspresi dia ga ngebantu berkawan sama orang-orang, dan dia pasti bakalan manis banget kalo aja dia tersenyum.
Mungkin aku akan mengembalikan buku ini kepada nya besok... Lupakan saja, karena aku telah meminjamnya, aku sekalian saja menyelesaikannya.
 
   
  +
Kayaknya gue balikin aja buku ini ke dia besok... Ah bodo, karena gue udah minjem, mendingan gue beresin aja bacanya.
   
Hari selanjutnya setelah sekolah selesai.
 
   
Saat aku sedang bertugas pada hari itu, aku terlambat sampai di ruang klub dari biasanya, dan yang pertama kali kulihat adalah Haruhi mempermainkan Asahina.
 
   
  +
Esoknya setelah beres sekolah.
"Tetap diam! Sial! Jadi anak baik dan jangan bergerak!"
 
   
  +
Karena aku piket hari itu, aku sampai di ruang klub lebih lambat dari biasanya, dan yang pertama kali kulihat adalah Haruhi mempermainkan Asahina-san.
"Ti...tidaaaakk, t...tolong~~"
 
   
  +
"Tetap diam! Sial! Jadi anak baik dan jangan gerak!"
Haruhi nyaris menanggalkan seluruh seragam Asahina yang memberontak.
 
  +
  +
"Ja...jangaaannn! To...tolong~~"
  +
  +
Haruhi nyaris menelanjangi Asahina-san yang memberontak dari seragamnya.
   
 
"KYAA!!!"
 
"KYAA!!!"
   
Asahina berteriak saat dia menyadari aku datang.
+
Asahina-san berteriak saat dia menyadari aku datang.
   
Saat aku melihat Asahina hanya memakai bra dan celana dalam, aku langsung berbalik dan menutup pintu yang setengah terbuka.
+
Saat kulihat Asahina-san hanya dengan bra dan celana dalam, aku segera berbalik dan menutup pintu yang setengah terbuka.
   
"Maaf soal itu."
+
"Sori soal itu."
   
Setelah menunggu di luar pintu selama sepuluh menit, duet desahan imut Asahina dan teriakan kegembiraan Haruhi akhirnya selesai. Suara Haruhi melewati pintu:
+
Setelah menunggu di luar pintu selama sepuluh menit, duet desahan manis Asahina-san dan seruan gembira Haruhi akhirnya selesai. Suara Haruhi menembus pintu:
   
"Baiklah, kamu boleh masuk sekarang."
+
"Oke, kamu boleh masuk sekarang."
   
Saat aku memasuki ruangan kembali, aku berhenti dan terkagum-kagum.
+
Saat aku kembali memasuki ruangan, aku berhenti terkagum-kagum.
   
Yang menyambutku di dalam adalah pemandangan maid yang cantik.
+
Disana yang menyambutku di dalam adalah pemandangan maid cantik.
   
Berpakaian dalam kostum maid, Asahina duduk di kursi besi dengan tangis di matanya. Setelah melihatku dengan sedih, dia menundukan kepalanya.
+
Berpakaian kostum maid, Asahina-san duduk di kursi metal dengan airmata di matanya. Setelah melihatku sedih, dia menundukan kepalanya.
   
Sebuah apron putih dipasangkan dengan rok bergelombang, blus, dan stoking putih hanya membuatnya semakin menawan. Bando beronda dan pita kupu-kupu yang besar meningkatkan pesonanya.
+
Celemek putih dipasangkan dengan rok bergelombang, blus, dan stoking putih hanya membuatnya semakin menawan. Bando berenda dan simpul kupu-kupu besar meningkatkan pesonanya.
   
Sungguh maid yang tanpa cela!
+
Sungguh maid tanpa cela!
   
"Bagaimana? Dia imut kan?"
+
"Gimana? Dia imut kan?"
   
Haruhi memuji hasil karyanya, sambil membelai rambut Asahina.
+
Kata Haruhi seakan-akan memuji buatan tangannya sendiri, sambil membelai rambut Asahina-san.
   
Aku setuju sepenuh hati. Tidak ada maksud buruk ke Asahina yang malang, tapi dia benar-benar terlihat imut dengan menggunakan itu.
+
Sepenuh hati gue setuju. Tak menyinggung Asahina-san yang malang, tapi dia memang benar-benar terlihat imut dengan memakainya.
   
"Kostum ini hebat, bukan?"
+
"Kostum ini hebat, kan?"
   
"Tidak, ini tidak hebat!" - Asahina memprotes perlahan, tapi aku pura-pura tidak mendengarnya dan berbalik ke Haruhi.
+
"Engga, ini ga hebat!" -- Asahina-san memprotes lembut, tapi aku pura-pura tak mendengarnya dan berpaling ke Haruhi.
   
"Kenapa kamu mendandaninya sebagai maid?"
+
"Kenapa loe ngedandanin dia jadi maid?"
   
 
"Karena kostum maid itu seksi!"
 
"Karena kostum maid itu seksi!"
   
Berhentilah memberikan jawaban yang ambigu!
+
Brenti ngasih jawaban ambigu napa!
   
"Membutuhkan waktu lama untuk memikirkan ini, tahu!"
+
"Butuh waktu lama buatku mikirin ini, tahu?"
   
Walau kamu tidak berpikir sama sekali, ini tidak akan membuat banyak perbedaan.
+
Kalaupun elo ga mikir sama sekali, ga bakalan banyak bedanya.
   
"Dalam drama yang sekolah adalah panggung utamanya, pasti ada karakter menggemaskan seperti Mikuru-chan. Dalam kata lain, ceritanya tidak akan berjalan tanpa dia, kamu mengerti? Mikuru-chan sudah lembut dan imut, tetapi kecuali kamu mendandaninya sebagai anak sekolahan imut dengan figur yang bagus dalam kostum maid, kamu tidak akan memperoleh perhatian orang. Sekarang semuanya akan jatuh cinta kepadanya ketika melihat dia. Dengan ini, kita bisa pasti menang!"
+
"Di drama yang sekolah itu panggung utamanya, mesti ada karakter menawan kayak Mikuru-chan. Dengan kata lain, ceritanya ga bakalan jalan tanpa dia, kamu ngerti? Mikuru-chan emang udah lembut dan imut, tetapi kecuali kamu ngedandanin cewe sekolahan manis dengan body aduhai pake kostum maid, kamu ga bakalan dapat perhatian orang. Sekarang semuanya bakalan jatuh cinta kepadanya pas mereka ngeliat dia. Dengan ini, kita dipastikan menang!"
   
Bagaimanapun, apa sih yang mau kamu menangin sebenarnya?
+
Ngomong-ngomong, apa sih yang pengen kamu menangin, tepatnya?
   
Saat aku berpikir bagaimana cara meresponnya, Haruhi mengambil kamera digital entah darimana dan mulai mengambil gambar.
+
Saat aku berpikir bagaimana meresponnya, Haruhi mengeluarkan kamera digital entah darimana dan mulai mengambil potret kenang-kenangan.
   
Asahina tersipu merah terang dan menggelengkan kepalanya keras-keras.
+
Asahina-san tersipu merah terang dan menggelengkan kepalanya keras-keras.
   
 
"T...tolong berhenti memotret!!!"
 
"T...tolong berhenti memotret!!!"
   
Asahina-sempai, kamu membuang waktu memohon ampun dari Haruhi, walau kamu membungkuk dan bersimpuh, karena dia itu sejenis yang akan melakukan apa yang dipikirnya, apapun yang terjadi.
+
Asahina-sempai, kamu buang-buang waktu memohon ampun dari Haruhi, karena kalaupun kamu membungkuk dan bersimpuh, dia itu macam orang yang bakalan terus ngelakuin apa yang udah dipikirnya, apapun yang terjadi.
   
Seperti yang bisa diduga, Haruhi membuat Asahina melakukan berbagai pose untuk sesi fotonya.
+
Seperti yang sudah diduga, Haruhi membuat Asahina-san melakukan berbagai pose untuk sesi fotonya.
   
 
"Hiks..."
 
"Hiks..."
   
"Sekarang lihat ke sini! Rendahkan dagumu sedikit! Angkat apronmu! Ya, bagus anak baik! Tersenyum sedikit lagi!"
+
"Sekarang lihat kesini! Rendahin dagumu dikit! Angkat celemekmu! Ya, itu baru anak baik! Senyum sedikit lagi!"
   
Haruhi tanpa henti memberikan perintah ke Asahina sembari menekan tombol kamera. Kalau aku tanya darimana dia dapat kamera digital ini, dia pasti bilang kalau dia telah "mendapatkannya" entah darimana. Lebih tepatnya mencuri, kukira.
+
Haruhi tak henti-hentinya memberi perintah kepada Asahina-san sembari bersamaan menekan tombol kamera. Kalau aku tanya darimana dia dapat kamera digital ini, dia pasti akan bilang dia "dapatkan" entah dimana. Lebih tepatnya mencuri, kukira.
   
Di tengah-tengah pemotretan foto Haruhi yang gila, Nagato Yuki duduk di kursinya membaca seperti biasa. Meskipun pembicaraannya yang membingunkan ku semalam, melihat ketenangannya yang biasa, aku menghembuskan nafas lega.
+
Di tengah-tengah pemotretan gila Haruhi, Nagato Yuki duduk di kursinya membaca seperti biasa. Kendatipun pembicaraannya yang membingungkan denganku semalam, melihat ketenangannya yang biasa kuhembuskan desah lega.
   
"Kyon, giliranmu untuk memotret."
+
"Kyon, giliranmu motret."
   
Haruhi menyerahkan kameranya kepada ku dan berbalik ke Asahina. Lalu, seperti aligator perlahan mendekati burung yang tidak curiga, dia merangkulkan tangannya ke bahu Asahina.
+
Haruhi menyerahkan kameranya kepadaku dan berbalik menghadap Asahina-san. Lalu, seperti aligator perlahan mendekati burung yang tak curiga, dia merangkulkan tangannya ke bahu Asahina-san.
   
 
"Ah..."
 
"Ah..."
   
Haruhi tersenyum ke Asahina yang tersentak kaget.
+
Haruhi tersenyum ke Asahina-san yang mengangkat bahunya.
   
 
"Mikuru-chan, coba sedikit lebih imut, OK?"
 
"Mikuru-chan, coba sedikit lebih imut, OK?"
   
Berkata demikian, Haruhi melanjutkan dengan mengendurkan pita Asahina, lalu dengan cepat melepaskan tiga kancing blusnya. Nyaris menampakan dada Asahina yang besar.
+
Berkata demikian, Haruhi lanjut mengendurkan pita Asahina-san, lalu dengan cepat melepaskan tiga kancing blusnya. Nyaris menyingkapkan dada besar Asahina-san dengan seketika.
   
"T...tunggu! Tidak... apa yang kamu lakukan!?"
+
"Tu...tunggu! Jangan... apa yang kau lakukan...!?"
   
"Jangan khawatir, ini tidak masalah kan?"
+
"Jangan khawatir, ga terlalu masalah, kan?"
   
Tentu saja ini bermasalah, nona!
+
Tentu aja masalah, non!
   
Pada akhirnya, Asahina dipaksa untuk meletakan kedua tangannya di pahanya dan sedikit membungkuk ke depan. Dihadapkan dengan dada matang Asahina, yang sangat kontras dengan tubuh kecil dan wajahnya yang imut, aku segera mengalihkan pandanganku. tapi aku tidak bisa mengambil gambar sama sekali kalau begitu, jadi aku menghadapinya tanpa pilihan, aku mengarahkan mataku kembali ke kamera dan menekan tombol berulangkali seperti yang diperintahkan Haruhi.
+
Akhirnya, Asahina-san dipaksa untuk menempatkan kedua tangannya di pangkuannya dan sedikit condong ke depan. Dihadapkan dengan payudara penuh berkah Asahina-san, yang samasekali kontras dengan tubuh kecil dan wajah imutnya, cepat-cepat kualihkan pandanganku. Tapi aku takkan bisa mengambil foto kalau begitu, jadi kuhadapi tanpa pilihan, kuputar mataku kembali ke kamera dan menekan tombol berulangkali seperti yang diperintahkan Haruhi.
   
Asahina yang menyedihkan dibuat melakukan berbagi pose yang semakin menekankan lengkungan di dadanya, dan dia menjadi semakin sehingga wajahnya menjadi semakin merah. Meskipun begitu, walau dia hampir menangis, dia tetap berusaha semampunya, walau canggung, untuk tersenyum, memberikan pesona yang belum pernah terlihat sebelumnya.
+
Asahina-san yang malang dibuat melakukan berbagi pose yang semakin menegaskan lekak-lekuk dadanya, dan dia begitu malu sampai-sampai wajahnya jadi semakin merah. Namun, bahkan saat dia hampir menangis, dia tetap berusaha sebaik-canggungnya untuk tersenyum, memberikan pesona yang belum pernah terlihat sebelumnya.
   
Sialan, kupikir aku jadi cepat jatuh cinta dengannya.
+
Sialan, kayaknya gue jadi cepat jatuh cinta dengannya.
   
"Yuki-chan, pinjamkan kacamata mu."
+
"Yuki-chan, pinjem kacamatamu."
   
Nagato Yuki perlahan mengangkat kepalanya, lalu perlahan melepaskan kacamatanya dan memberikannya ke Haruhi, dan lalu perlahan mengalihkan pandangannya kembali ke bukunya. Apakah kamu bisa membaca tanpa kacamata?
+
Nagato Yuki perlahan mengangkat kepalanya, lalu perlahan melepas kacamatanya dan memberikannya ke Haruhi, dan lalu perlahan memindahkan pandangannya kembali ke bukunya. Apa kamu bisa baca ga pake kacamata?
   
Haruhi mengambil kacamatanya dan meletaknnya di wajah Asahina.
+
Haruhi mengambil kacamatanya dan meletaknnya di wajah Asahina-san.
   
"Kacamatanya akan terlihat sedikit lebih baik kalau mereka sedikit terangkat. Begitu, itu sempurna! Kyon, ingat untuk mengambil gambar maid bermata-empat, polos, dan berdada besar lebih banyak!"
+
"Kacamatanya bakal keliatan bagus kalo sedikit miring. Nah, bakalan sempurna! Kyon, ingat ngambil lebih banyak foto maid mata-empat, polos, dan bersusu gede!"
   
Mengesampingkan argumen apakah akan mengambil gambar atau tidak, apa yang akan kamu lakukan dengan foto Asahina dalam kostum maid?
+
Mengesampingkan argumen apakah bakalan ngambil foto atau engga, emangnya loe pengen apain tuh foto-foto Asahina-san pake kostum maid ngomong-ngomong?
   
"Mikuru-chan, mulai sekarang kamu harus mengenakan kostum ini setiap kamu datang ke kegiatan klub!"
+
"Mikuru-chan, mulai sekarang kamu pake kostum ini tiap kamu datang buat kegiatan klub!"
   
"Bisanya kamu..."
+
"Bisa-bisanya kamu..."
   
Asahina berusaha keras mengekspresikan penolakannya, tetapi Haruhi menangkapnya dan membelai wajahnya tanpa henti.
+
Asahina-san berusaha keras mengekspresikan penolakannya, tetapi Haruhi menangkapnya dan membelai wajahnya tanpa henti.
   
"Siapa yang menyuruhmu untuk menjadi begitu imut? Wah, bahkan aku yang perempuan tidak dapat menahan diri melakukan ini kepadamu sekarang!"
+
"Siapa suruh kamu imut banget? Wah, bahkan cewek kayak aku ga bisa nahan diri ngelakuin ini ke kamu sekarang!"
   
Asahina berteriak dan berusaha untuk kabur, tapi tidak bisa, di bawah belas kasih tangan Haruhi yang melecehkan.
+
Asahina-san teriak-teriak dan berusaha kabur, tapi sia-sia, di bawah belas kasih kedua tangan melecehkan Haruhi.
   
Sialan, Haruhi, aku iri banget sama kamu. Tidak, tunggu, bagaimana mungkin aku bisa berpikir seperti itu!? Aku seharusnya berusaha menyelamatkannya!
+
Sial, Haruhi, gue iri banget sama elo. Engga, tunggu, kok bisa-bisanya gue mikir kayak gitu!? Gue seharusnya berusaha nyelamatin dia!
   
"Baiklah, kupikir ini waktunya untuk kamu berhenti sekarang!"
+
"Baiklah, kupikir ini waktunya elo berhenti sekarang!"
   
Aku berusaha menarik Haruhi menjauh dari melecehkan Asahina, tetapi dia tidak mau melepaskannya.
+
Aku berusaha menarik jauh Haruhi dari pelecehan seksual Asahina-san, tapi dia benar-benar tak mau lepas.
   
"Sudah cukup, hentikan itu sekarang!"
+
"Udah cukup, berhenti napa sih!"
   
"Apa masalahnya? Kenapa kamu tidak bergabung juga?"
+
"Emang masalah? Kenapa kamu ga ikutan juga?"
   
Bukan ide yang buruk sebenarnya, tapi melihat wajah Asahina yang memutih, aku secara alami tidak berkata apa-apa.
+
Bukan ide yang buruk sebenarnya, tapi melihat wajah Asahina-san yang memutih, aku tentunya tak berkata apa-apa.
   
"Whoa, ada apa yang terjadi di sini?"
+
"Huah, apakah yang terjadi di sini?"
   
Membalikan badan, aku melihat Koizumi Itsuki berdiri di pintu masuk dengan tasnya.
+
Membalikan badan, kulihat Koizumi Itsuki berdiri di pintu masuk dengan tasnya.
   
Dia pertama terlihat terkejut ke arah Haruhi, yang tangannya bergerak ke arah dada Asahina; lalu kepadaku, yang berusaha menghentikan kegilaan Haruhi; lalu ke Asahina dengan kostum maidnya, gemetaran tanpa henti; dan akhirnya ke Nagato, yang tetap tidak bergeming, dengan tenang membaca bukunya walau tanpa kacamata.
+
Dia pertama melihat girang ke arah Haruhi, yang tangannya bergerak ke payudara Asahina-san; lalu kepadaku, yang berusaha menghentikan kegilaan Haruhi; lalu ke Asahina-san yang pakai kostum maid, gemetar tiada henti; dan akhirnya ke Nagato, yang tetap tak terganggu, dengan damai membaca bukunya walau tanpa kacamatanya.
   
 
"Apakah ini semacam aktivitas klub?"
 
"Apakah ini semacam aktivitas klub?"
[[Image:Sh_v1_03b.jpg|thumb|''Koizumi: "Apakah ini semacam aktivitas klub?"'']]
 
   
"Koizumi, kamu datang di saat yang tepat! Mari kita bermain dengan Asahina!"
+
"Koizumi, kamu datang di saat yang tepat! Yok kita mainin Mikuru-chan!"
  +
  +
Apaan yang loe omongin!?
  +
  +
Koizumi hanya menyeringai. Plis deh, kalo elo benaran setuju dengan saran Haruhi, maka elo punya masalah serius.
  +
  +
"Tidak, terima kasih, tampaknya cukup menakutkan bagi saya."
   
  +
Koizumi meletakan tasnya di atas meja dan membuka salah satu bangku di dinding.[[Image:Sh_v1_03b.jpg|thumb|''Koizumi: "Apakah ini semacam aktivitas klub?"'']]
Apaan yang kamu omongin barusan?
 
   
  +
"Keberatankah bila saya hanya duduk dan melihat?"
Koizumi hanya tersenyum paksa. Tolong deh, kalau kamu benaran setuju dengan saran Haruhi, maka kamu punya masalah serius.
 
   
  +
Dia duduk dengan kaki disilangkan dan melihatku seakan-akan dia sedang melihat parade.
"Tidak, terima kasih, sepertinya cukup menakutkan bagiku."
 
   
  +
"Jangan hiraukan saya. Silahkan, lanjutkan."
Koizumi meletakan tasnya di atas meja dan membuka salah satu bangku di dinding.
 
   
  +
Bukan! Elo salah paham! Gue engga lagi ngelecehin Asahina-san! Gue lagi berusaha nyelamatin dia!
"Tidak apa aku hanya duduk dan melihat?"
 
   
  +
Alhasil, aku bisa menyelip di antara Haruhi dan Asahina-san, dan dengan panik mengangkat Asahina-san tepat sebelum dia jatuh ke lantai. Aku terkesan betapa ringannya Asahina-san saat aku menempatkannya kembali ke bangku. Kostum maid Asahina-san jadi acak-acakan dan berantakan, dan dia terlihat benar-benar kecapaian, tapi bicara sejujurnya, kupikir dia malah terlihat seksi.
Dia duduk dengan kaki disilangkan dan melihatku bagaikan dia sedang melihat sebuah parade.
 
   
  +
"Oh ya udah, kita udah ngambil banyak foto ini."
"Tidak usah pikirkan aku. Silahkan teruskan."
 
   
  +
Asahina begitu kelelahan sehingga dia hanya tergeletak lemah di meja. Haruhi mengambil kacamata dari wajah imutnya dan mengembalikannya ke Nagato.
Bukan! Kamu salah paham! Aku tidak bermaksud melecehkan Asahina! Aku berusaha menyelamatkannya!
 
   
  +
Nagato dengan diam menerima kacamatanya, mengenakannya kembali tanpa berkata sepatah pun. Seolah-olah pidato tanpa hentinya semalam tak pernah terjadi saja. Dia ngerjain gue berarti kemarin, ya ga?
Pada akhirnya, aku berhasil masuk ke antara Haruhi dan Asahina, dan tergesa-gesa mengangkat Asahina tepat sebelum dia pingsan ke lantai. Aku terkesan betapa ringannya Asahina saat aku hendak meletakannya kembali ke bangku. Kostum maid Asahina menjadi kusut dan kotor, dan dia terlihat sangat kecapaian, tapi bicara sejujurnya, kupikir dia malah terlihat seksi.
 
   
"Oh ya sudah, kita sudah mengambil cukup banyak foto ini."
+
"Sip, mari kita mulai rapat Brigade SOS yang pertama!"
   
  +
Haruhi, yang berdiri di atas meja komandan, tiba-tiba berteriak. Tolong berhenti ngagetin orang dengan tiba-tiba teriak!
Asahina sangat kelelahan sehingga dia hanya tergeletak lemah di meja. Haruhi mengambil kacamata dari wajah imutnya dan mengembalikannya ke Nagato.
 
   
  +
"Sebelum ini, kita udah ngelakuin banyak kerjaan. Kayak nyebarin selebaran dan bikin website, reputasi Brigade SOS di sekolah telah membumbung tinggi ke langit, jadi kuumumkan fase pertama kerjaan kita sukses besar."
Nagato dengan hening menerima kacamatanya, mengenakannya kembali tanpa berkata sepatah kata pun. Pembicaraan tanpa henti semalam bagaikan tidak pernah terjadi saja. Dia bercanda dengan ku kemarin, kan?
 
   
  +
Gimana bisa bikin Asahina-san terluka mental dibilang sukses!?
"Baiklah, mari kita mulai pertemuan Brigade SOS pertama!"
 
   
  +
"Tapi inbox kita belum nerima satu email pun tentang kejadian misterius, dan ga ada seorang pun yang datang buat diskusiin kekhawatiran mereka dengan pengalaman mereka."
Haruhi, yang berdiri di meja komandan, tiba-tiba berteriak. Tolong berhenti mengejutkan orang dengan berteriak tiba-tiba!
 
   
  +
Reputasi doang ga ngebantu banyak, karena sampai sekarang, ga semua orang tahu ini klub tentang apaan. Lagian, sekolah ini bahkan ga ngakuin klub ini!
"Sebelum ini, kita sudah melakukan banyak pekerjaan. Seperti menyebarkan selebaran dan membuat halaman web, reputasi Brigade SOS di sekolah telah membumbung tinggi, jadi aku umumkan fase pertama dari pekerjaan kita telah sukses besar."
 
   
  +
"Dulu ada pepatah 'sabar itu subur', tapi waktu udah berubah. Kalopun kita harus muter-balikin bumi, kita bakalan cari mereka sendiri. Jadi semuanya, yok kita mulai nyari!"
Bagaimana bisa membuat Asahina mengalami luka mental dibilang sukses!?
 
   
  +
"...Kita nyari apa?"
"Tapi kotak masuk kita belum pernah menerima satu email pun tentang kejadian misterius, dan tidak ada seorang pun yang datang untuk mendiskusikan perhatian akan pengalaman mereka."
 
   
  +
Karena tak ada yang bertanya, kuputuskan untuk melakukannya sendiri.
Reputasi saja tidak membantu banyak, karena sampai sekarang, tidak semua orang tahu ini klub tentang apa. Selain itu, sekolah ini bahkan tidak mengakui klub ini!
 
   
  +
"Untuk menemukan segala kejadian misterius di dunia ini! Asalkan kita berusaha keras, kita pasti bisa nemu satu atau dua kejadian di kota ini!"
"Dahulu ada perkataan kalau 'sabar itu subur', tapi waktu telah berubah. Walau kita harus membalikkan tanah, kita harus mencarinya sendiri. Jadi semuanya, mari kita mulai pencarian!"
 
   
  +
Cara berpikir loe itu misteri dalam misteri, non!
"...Apa yang kita cari?"
 
   
  +
Kutampilkan keenggananku, Koizumi hanya tersenyum penuh teka-teki, Nagato tetap berwajah tanpa ekspresi, sementara Asahina-san tampaknya sudah menyerah pada nasib, terlalu capai untuk menjawab. Tak mempedulikan reaksi semuanya, Haruhi mengayunkan tangannya dan berteriak:
Karena tidak ada yang bertanya, aku memutuskan untuk melakukannya sendiri.
 
   
  +
"Sabtu ini, yaitu besok! Kita ketemuan di luar stasiun utara sebelum jam sembilan pagi! Jangan telat! Yang bolos akan dieksekusi!
"Untuk menemukan segala kejadian misterius di dunia ini! Selama kita berusaha keras, kita pasti akan bisa menemukan satu atau dua kejadian di kota ini!"
 
   
  +
Haah, jangan hukuman mati lagi?
Pemikiran kamu itu sendiri yang misterius, nona!
 
   
Aku menampilkan keenggananku, Koizumi hanya tersenyum penuh teka-teki, Nagato tetap berwajah tanpa ekspresi, ketika Asahina tampaknya sudah menyerah pada nasib, terlalu capai untuk menjawab. Tidak mempedulikan reaksi semuanya, Haruhi melambaikan tangannya dan berteriak:
 
   
"Sabtu ini, yaitu besok! Kita bertemu di luar stasiun utara sebelum jam sembilan pagi! Jangan telat! Yang bolos akan dihukum!
 
   
Keluh, tidak hukuman mati lagi?
 
   
   
Apa yang Haruhi lakukan dengan foto kostum maid Asahina? Aku yakin sebagian besar dari kalian telah menebaknya, gadis bodoh itu bermaksud untuk meng-upload semuanya ke halaman web sehingga mereka dapat menarik perhatian orang-orang ke situs web untuk diskusi.
+
Apa yang Haruhi lakukan dengan foto-foto kostum maid Asahina-san? Aku yakin sebagian besar dari kalian telah menebaknya, gadis bodoh itu berniat mengunggah semuanya ke website sehingga foto-foto itu dapat menarik orang-orang ke website untuk berdiskusi.
   
Ketika aku mengetahuinya, dia baru saja selesai meng-upload semuanya ke halaman depan untuk menyambut pengunjung. Dia bahkan mengetikan detail pribadi.
+
Ketika aku menemukannya, dia baru saja selesai mengunggah semuanya ke halaman depan untuk menyambut pengunjung. Dia bahkan mengetikan detail-detail pribadi.
   
Kamu tahu apa yang kamu lakukan!? Ini bisa memperingati banyak orang!
+
Loe tau ga sih apa yang loe lakuin!? Ini bisa ngasih tanda ke banyak orang!
   
Aku berusaha sebisaku untuk menghentikan perbuatan bodohnya dan membuatnya menghapus seluruh gambar. Jika Asahina tahu kalau gambar-gambar dia berpose seksi dalam kostum maid telah menyebar ke seluruh dunia, dia mungkin akan pingsan di tempat.
+
Aku berusaha sebisaku untuk menghentikan perbuatan bodohnya dan membuatnya menghapus semua gambar. Jika Asahina-san tahu kalau gambar-gambar dia berpose seksi berkostum maid telah menyebar ke seluruh dunia, dia mungkin akan pingsan di tempat.
   
Aku segera memperingatkan dia akan bahaya meletakkan detail pribadi di web, dan sungguh mengejutkan untuk sekalinya, Haruhi sebenarnya memperhatikan dan mendengarkanku dengan serius. Pada akhirnya, bagai mengejekku, dia berkata dengan kesal:
+
Aku segera memperingatkan dia akan bahayanya menaruh detail pribadi di web, dan sungguh mengejutkan untuk sekalinya, Haruhi benar-benar memperhatikan dan mendengarkanku dengan serius. Pada akhirnya, seolah-olah untuk menjengkelkanku, dia berkata agak kesal:
   
"Aku sudah tahu itu!"
+
"Aku udah tau kok!"
   
Lalu dia dengan enggan memperbolehkan ku untuk menghapus gambar-gambar itu dari halaman depan. Pada saat ini, seharusnya aku sudah menghapus seluruh foto Asahina, tetapi ini akan sungguh sangat disayangkan melakukan itu. Maka, aku secara diam-diam menyimpannya di dalam sebuah file dokumen dalam harddisk komputer dan melindunginya dengan password.
+
Dia lalu dengan sangat enggan membolehkanku untuk menghapus gambar-gambar itu dari halaman web. Pada saat ini, seharusnya aku menghapus seluruh foto Asahina-san, tetapi akan sangat disayangkan melakukan itu. Maka, diam-diam kusimpan semuanya ke dalam sebuah file dokumen di hardisk komputer dan melindunginya dengan password.
   
Hanya aku yang bisa melihat foto itu!
+
Hanya aku yang bisa melihat foto-foto itu!
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>

Revision as of 17:41, 24 November 2009

Bab 3



Dikarenakan insiden bunny girl yang terkenal, Asahina-san juga jadi nama yang umum di sekolah. Setelah absen sehari, dia berani muncul lagi di ruang klub.

Karena belum ada aktivitas klub benaran, aku membawa papan Othello, yang terkubur dalam di rumahku, lama terlupakan, dan main beberapa kali bersama Asahina-san sambil mengobrol dengannya.

Websitenya beres, tapi sama tiada gunanya karena tak ada pengunjung, ataupun satu email. Komputer itu hanya berguna untuk surfing internet. Kalau ketahuan sama anak-anak dari Kelompok Riset Komputer, mereka akan menangis sendirian sampai mati.

Duduk di sebelah Nagato Yuki, yang membaca buku seperti biasa, aku memulai ronde ketiga dengan Asahina-san.

"Suzumiya-san lama banget ya." Asahina-san berkata lembut sambil menatap ke papan.

Melihat bahwa dia tak terpengaruh dengan apa yang terjadi sebelumnya, aku menghembuskan desah lega. Apapun itu, bisa bersama dalam satu ruangan dengan cewek imut yang satu tahun lebih senior cukup membuat seseorang jadi puyeng.

"Ada anak pindahan datang hari ini, aku yakin dia pergi buat ngeliat dia."

"Anak pindahan?"

Asahina-san mengangkat kepalanya seperti burung kecil.

"Haruhi jadi semangat pas dia dengar kalo ada anak pindahan di Kelas 1-9. Dia kayaknya suka banget sama anak pindahan!"

Kutempatkan keping hitam di papan dan membalikan keping putih.

"Uh huh..."

"Oh iya, Asahina-san, aku ga nyangka kalo kamu bakalan datang hari ini!"

"Um... saya emang ragu-ragu sebentar, tapi saya agak khawatir, jadi akhirnya saya datang deh."

Dimana ya aku pernah dengar kamu bilang gitu sebelumnya?

"Kamu khawatir apaan?"

Plak! Dia membalikkan salah satu keping dengan jari kecilnya.

"Um... bukan apa-apa."

Aku berpaling dan menyadari Nagato menatap ke papan. Wajahnya kaku bagaikan boneka tanah liat, tapi di balik kacamatanya, matanya memperlihatkan sorot yang sebelumnya tak pernah terlihat.

"..."

Tatapannya seperti kucing yang baru lahir terkejut melihat anjing untuk pertama kalinya. Aku merunut tatapannya yang menuju tanganku yang memegang papan kepingan.

"...Nagato-san, pengen maen?"

Setelah aku mengatakan itu, Nagato mengedipkan matanya seperti robot dan, dengan cara yang sangat kecil yang kau takkan sadari kecuali kamu perhatikan dengan amat sangat, anggukan ringan kepalanya. Jadi aku bertukar tempat dengan Nagato dan duduk di sebelah Asahina-san.

Nagato mengambil salah satu keping dan mengkajinya dengan seksama. Saat menemukan bahwa kepingannya bisa menempel karena ada magnetnya, dia menarik tangannya seakan-akan ketakutan.

"Nagato-san, kamu pernah maen Othello sebelumnya?"

Dia perlahan menggelengkan kepalanya.

"Kamu tau peraturannya?"

Jawabannya tidak.

"Jadi begini, karena kamu pegang hitam, tujuanmu mengelilingi keping putih dengan keping hitammu. Dan terus kamu balikin keping putih yang udah kekepung dan mereka bakalan jadi keping hitam. Akhirnya, siapapun yang punya banyak keping yang menang."

Dia menganggukkan kepalanya. Kemudian, dengan elegan dia meletakkan keping di atas papan, walau dia agak ceroboh juga saat membalikkan keping lawan.

Setelah lawannya diganti, Asahina-san mulai kelihatan lebih gelisah. Kusadari jari Asahina-san mulai gemetaran, dan dia takkan berani mengangkat kepalanya untuk melihat Nagato. Dia terkadang mengintip Nagato dan kemudian cepat-cepat mengalihkan pandangannya, yang dilakukannya beberapa kali. Pada akhirnya mungkin Asahina-san tak bisa konsentrasi, jadi si hitam dengan cepat menguasai permainan.

Kok bisa? Asahina-san tampaknya sangat waspada terhadap Nagato, aku benar-benar tak mengerti kenapa.

Tidaklah lama sebelum hitam menang dengan meyakinkan. Tepat saat mereka berdua mau mulai ronde selanjutnya, si pelaku kejahatan yang bertanggung jawab akan semua kekacauan kembali dengan korban yang baru.

"Haiya, bikin kalian nunggu!"

Haruhi menyapa santai kami sambil menarik lengan baju seorang murid laki-laki.

"Dia adalah anak baru pindah di Kelas 1-9, namanya adalah..."

Haruhi tiba-tiba berhenti dan memberi tampang "giliranmu nih". Si korban itu berbalik dan tersenyum ke arah kami.

"...Koizumi Itsuki, senang berkenalan dengan anda."

Sosok yang langsing, dia memberi kesan seorang pemuda enerjik. Senyum penuh kepuasan, mata yang lembut, dan wajah tampan. Kalau dia musti berpose sebagai model di selebaran supermarket, pasti dia akan dapat banyak fans. Kalau dia orang yang baik, pasti dia akan lebih populer.

"Ini ruang klub Brigade SOS. Aku komandannya, Suzumiya Haruhi. Mereka disini Bawahan Satu, Dua, dan Tiga. Oh dan, kamu Nomor Empat, ingat yang rukun ya!"

Perkenalan macam apa itu!? Nama yang disebutin cuman elo dan dia aja!

"Saya tak masalah bergabung,"

Koizumi, si anak pindahan, tersenyum ramah:

"Tapi klub macam apakah ini?"

Jika disini ada seratus orang, pastilah mereka akan bertanya hal yang sama. Banyak orang yang menanyakan hal ini padaku, tapi aku tak pernah bisa mendapatkan jawaban untuk itu. Kalau seseorang bisa jawab dengan cekatan, maka pastilah ia penipu ulung! Haruhi tampaknya tidak khawatir, tapinya, dan tersenyum riang pada kami dan berkata:

"Kalo gitu biar kukasih tau kamu misi Brigade SOS itu, lihat dan dengarlah...!"

Haruhi perlahan mengambil nafas, dan lalu memaparkan secara dramatis kebenaran yang mengejutkan.

"Misi Brigade SOS adalah untuk mencari alien, penjelajah waktu dan esper, dan nongkrong bareng mereka!"



Seluruh dunia membeku pada saat ini.

...Tidak, itu pernyataan yang agak konyol, satu-satunya yang ada di pikiranku hanyalah "sudah kuduga." Tapi tidak begitu bagi ketiga orang lainnya.

Asahina-san benar-benar tercengang, melebarkan mata dan telinganya dan menatap Haruhi yang riang gembira. Nagato Yuki juga begitu, setelah memutarkan kepalanya ke arah Haruhi, dia berhenti seperti kehabisan baterai. Yang mengejutkanku adalah mata Nagato membelalak sedikit. Untuk orang yang tak menampilkan banyak ekspresi, ini reaksi yang mengejutkan.

Sedangkan untuk Koizumi, dia memberikan agak senyum teka-teki; sulit ditebak apa makna senyumannya. Sejenak kemudian, Koizumilah yang pertama kembali kesadarannya.

"Ah, rupanya begitu."

Seakan-akan mengerti akan sesuatu, dia melihat ke Asahina-san dan Nagato, dan mengangguk tanda mengerti.

"Seperti yang sudah diduga dari Suzumiya-san."

Setelah membuat komentar ambigu ini, dia melanjutkan:

"Tak masalah, saya akan bergabung. Saya nantikan kerja sama dengan kalian semua."

Dia tersenyum menampilkan giginya yang putih, menyilaukan.

Hey! Kamu langsung nerima gitu aja penjelasannya? Loe tuh ngedengerin kagak sih?

Menyadari aku yang tampak keheranan, Koizumi tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya ke arahku.

"Saya Koizumi. Karena saya baru pindah hari ini, masih banyak yang harus saya pelajari. Senang bertemu dengan anda."

Aku menyalami tangan Koizumi yang sopan.

"Tentu, aku..."

"Dia Kyon!"

Haruhi memperkenalkan aku dengan kemauannya sendiri, dan lalu menunjuk ke arah dua orang lainnya: "Yang imut disana itu Mikuru-chan, dan si mata-empat itu Yuki-san."

Gubrak!

Suara keras mengelegar. Itu adalah Asahina-san yang terjatuh dari kursinya saat mau berdiri, dan dahinya mendarat di papan Othello.

"Anda tak apa-apa?"

Mendengar suara Koizumi, Asahina-san bereaksi dengan memutar kepalanya, seperti boneka, dan melihat keatas ke anak pindahan dengan berseri-seri. Huh! Nyebelin banget, tatapan itu.

"...Sa...saya baik-baik aja." kata Asahina-san dengan nada yang sangat pelan, menatap malu-malu ke Koizumi.

"Sip, sekarang kita punya lima anggota! Sekolah ga bakalan bisa ngapa-ngapain kita lagi!"

Haruhi melanjutkan:

"Benar, Brigade SOS terbuka untuk bisnis! Semuanya, mari kita kerja sama dan maju kedepan!"

Apa maksud anda terbuka untuk bisnis, non?

Ketika aku menyadarinya, Nagato sudah kembali ke kursinya membaca buku hardcovernya. Nagato-san, Haruhi udah ngitung kamu jadi anggota, kamu yakin ga apa-apa dengan itu?


Setelah Haruhi bilang dia mau bawa Koizumi tur keliling sekolah dan pergi, Asahina-san juga bilang dia ada urusan di rumah, jadi hanya Nagato dan aku yang tersisa.

Aku lagi tidak mood main Othello, dan tak terlalu asyik melihat Nagato membaca, jadi kuputuskan untuk pulang juga. Aku mengambil tasku dan pamitan sama Nagato.

"Kalau gitu aku duluan ya!"

"Sudah kau baca bukunya?"

Mendengar dia berkata begitu, kuhentikan langkahku. Berbalik, kusadari Nagato Yuki melihatku dengan mata hampir tak berekspresinya.

"Buku apa? Oh, maksudmu yang hardcover tebal yang kamu pinjemin ke aku kemaren-kemaren?"

"Ya."

"Oh, aku belum baca... Mungkin aku kembaliin aja ya ke kamu?"

"Tidak perlu."

Nagato tak pernah berbelit-belit, dia selalu langsung ke pokok masalah dalam satu kalimat singkat.

"Ingat baca bukunya hari ini."

Nagato berkata datar.

"Segera setelah kamu sampai di rumah."

Suaranya punya nada memerintah.

Selain yang diperlukan untuk pelajaran Sastra, aku jarang menyentuh novel, tapi karena Nagato merekomendasikan, seharusnya sih cukup menarik.

"...Oke lah kalo gitu!"

Mendengar jawabanku, Nagato kembali membaca bukunya.


Yang itulah kenapa, kudapati diriku sedang mengayuh sepedaku sekuat yang kubisa di kegelapan.


Aku pulang ke rumah setelah mengucapkan sampai jumpa ke Nagato dan langsung ke kamarku setelah makan malam untuk mulai membaca novel fiksi ilmiah asing yang disodorkannya kepadaku. Tepat ketika aku mulai pusing dengan lautan penuh kata-kata, kuputuskan untuk membolak-balik buku berpikir apakah aku bisa selesai membacanya, dan sebuah pembatas buku jatuh dari buku dan ke karpet.

Sebuah pembatas buku yang kelihatannya aneh dengan pola bunga-bunga tercetak di atasnya. Kubalikkan pembatas bukunya dan menemukan sebaris kalimat tertulis.


Malam ini, jam tujuh tepat, di taman dekat stasiun Kouyouen. Akan kutunggu.


Kata-katanya begitu rapih, seolah-olah ditulis dengan pemroses kata. Tulisan tangan yang terlihat biasa ini pasti milik Nagato. Tapi tetap saja, aku tak yakin.

Udah beberapa hari buku ini ada di gue. Jadi jam tujuh yang tertulis itu jam tujuh malam itu? Atau jam tujuh malam ini? Jangan-jangan dia ngerasa kalau pada akhirnya gue bakalan nemu pembatas bukunya dan nunggu gue di taman tiap malam? Apa alasan Nagato ingin gue baca bukunya malam ini biar gue bisa nemuin pembatas bukunya malam ini? Kalo gitu, kenapa juga dia ga ngomong langsung ke gue? Lagian, gue ga tau kenapa dia pengen manggil gue ke taman.

Kulihat arlojiku; baru jam enam lebih empat-lima menit. Walaupun stasiun itu yang paling dekat dari sekolah gue, butuh waktu paling dikit 20 menit pake sepeda kesana dari rumah.

Aku memikirkan hal tersebut kira-kira selama sepuluh detik.

Kumasukan pembatas bukunya ke jinsku sebelum lari keluar dari kamarku dan menuruni tangga seperti kelinci tangkas. Aku sampai di pintu masuk rumah saat adik perempuanku muncul, membawa es lilin dan bertanya, "Mau pergi kemana, Kyon-kun?" Aku jawab "Ke stasiun." melompat ke sepedaku, yang terikat di dekat pintu depan, dan pergi ke tempat tujuanku.

Kalo Nagato ga disana, kayaknya gue bakalan nertawain diri gue sendiri keras-keras.


Sepertinya aku takkan bisa tertawa.

Sebagai pengendara sepeda yang berhati-hati, aku butuh waktu sampai jam tujuh lewat sepuluh untuk sampai di taman di luar stasiun. Karena taman ini jauh dari jalan utama, tak ada banyak orang di jam-jam seperti ini.

Dibawah kebisingan kereta dan mobil, kutuntun sepedaku dan berjalan memasuki taman. Dibawah cahaya lampu yang berjajar beraturan di depan, samar-samar bisa kulihat sosok langsing Nagato Yuki duduk di salah satu bangku panjang taman.

Dia benar-benar orang yang keberadaannya tak mudah terdeteksi. Duduk diam di taman, jika seseorang yang tak mengenalinya dengan baik dia bisa salah dikenali sebagai hantu!

Nagato perlahan berdiri seperti boneka tali.

Dia masih mengenakan seragamnya.

"Kamu lega kalo aku akhirnya datang?"

Dia mengangguk.

"Kamu ngga mungkin kan nunggu disini tiap hari?"

Dia mengangguk lagi.

"...Apa ini sesuatu yang ga mungkin kamu bilang padaku di sekolah?"

Nagato mengangguk dan lalu berjalan di depanku.

"Arah sini."

Setelah dua patah kata, dia berbalik dan melangkah ke depan. Gaya berjalannya seperti ninja: tak ada suara langkah kaki yang bisa didengar sama sekali. Aku hanya bisa ragu-ragu mengikuti di belakang Nagato, yang menyatu sempurna dengan malam.

Setelah beberapa menit berjalan dan melihat rambutnya dihembus lembut oleh angin, kami sampai di blok apartemen yang sangat dekat dengan stasiun.

"Di sini."

Nagato mengeluarkan kartu masuknya dan menggeseknya ke sensor elektronik di gerbang masuk; pintu kaca di depan kami terbuka. Kutinggalkan sepedaku di depan gerbang masuk dan mengikuti Nagato dekat-dekat, yang sudah mengarah ke lift. Di dalam lift, Nagato sepertinya punya sesuatu di pikirannya tapi tak berkata apa-apa, hanya menatap ke papan nomor lantai. Akhirnya, lift sampai di lantai ketujuh.

"Sori, tapi kita mau kemana?"

Seharusnya kutanyakan lebih awal. Nagato, yang berjalan perlahan sepanjang koridor, membalasnya:

"Rumahku."

Aku langsung berhenti. Tunggu dulu, kenapa Nagato bawa gue ke rumahnya?

"Jangan khawatir, tak ada orang lain di dalam."

Apa? Hei, maksudnya APAAN tuh?

Nagato membuka pintu ke kamar 708, dan kemudian memandangku.

"Masuk."

Kamu serius?

Kucoba untuk tetap tenang dan masuk harap-harap cemas. Saat aku melepas sepatuku, Nagato menutup pintunya.

Aku merasa seperti baru saja menaiki kapal bajak laut, dan kuberbalik cemas ke arah suara celaka pintu yang menutup.

"Masuk."

Kata Nagato dengan datar dan melepaskan sepatunya juga. Kalau saja apartemennya gelap, aku masih bisa kabur. Tapi haiyah, terang benderang, membuat apartemen yang luas terlihat lebih luas.

Tiga kamar, satu kamar tamu, dan dapur kecil dempet dengan ruang makan -- kutebak ini musti salah satu kondominium kelas atas. Begitu dekat dengan stasiun, pasti harganya sangat mahal.

Tapi kok kelihatannya kayak ga ada orang yang tinggal di sini?

Selain ruang tamu, yang punya meja kecil dengan selimut penghangat, tiada yang lainnya di sini. Tak ada gorden di jendela, dan tak ada karpet terbentang di atas lantai ubin kayu berukuran sepuluh tatami.

"Silahkan duduk."

Kata Nagato sebelum memasuki dapur, jadi aku berlutut di sebelah meja ruang tamu.

Waktu aku berpikir keras sampai pusing kenapa seorang cewek harus mengundang cowok ke rumah ketika orangtuanya lagi pergi, Nagato, bergerak seperti boneka mekanik, meletakkan nampan dengan poci teh kecil dan beberapa cangkir teh di atas meja dan duduk diam dengan baju seragam sekolahnya di seberangku.

Sunyi tak tertahankan.

Dia bahkan tak menuangkan teh untukku, hanya duduk disana melihatku tanpa ekspresi. Melihat ini, aku merasa makin dan semakin tak nyaman.

"Emm... jadi, ortu kamu dimana?"

"Tidak ada."

"Yah, aku tahu mereka lagi ga di rumah... Apa mereka lagi pergi kemana gitu?"

"Saya selalu sendirian disini, sejak dari awal."

Ini pertama kalinya aku dengar Nagato memakai kalimat yang begitu panjang.

"Kamu tinggal sendirian?"

"Ya."

Wow, seorang gadis kelas satu SMA tinggal sendirian di apartemen kelas atas! Menurut dia ini masuk akal? Kuhembuskan desah lega ketika aku tahu aku tak harus bertemu dengan orangtua Nagato. Tunggu bentar! Ini bukan waktunya lega!

"Oh iya, kamu ingin bertemu aku buat apa?"

Seperti sedang berusaha mengingat sesuatu, Nagato mulai menuangkan teh ke cangkir dan mendorongnya ke arahku.

"Minum."

Dengan patuh aku mulai minun secangkir tehnya. Selama ini, Nagato menontonku seperti sedang mengamati jerapah di kebun binatang, jadi aku tak bisa konsentrasi minum.

"Enak?"

"Enak?"

Ini pertama kalinya aku mendengarnya bertanya.

"Ho oh..."

Setelah aku selesai, kuletakkan cangkirnya di meja, dan Nagato segera mengisinya lagi untukku. Karena dia mengisinya, mendingan kuminum saja. Saat aku selesai, dia mengisi cangkir ketiga untukku. Akhirnya, poci tehnya kosong. Nagato berdiri bermaksud mengisi poci tehnya. Langsung kuhentikan.

"Ga perlu ngambilin teh buatku lagi, bisa tolong kamu katakan ke aku kenapa kamu bawa aku kesini?"

Setelah aku berkata begitu, Nagato menghentikan apa yang sedang dilakukannya dan kembali ke posisi duduknya seperti video diputar mundur. Dia masih tak berkata apapun.

"Apa sih sesuatu yang ga bisa diomongin di sekolah?" tanyaku penuh selidik.

Akhirnya, Nagato mengerakkan bibir tipisnya.

"Tentang Suzumiya Haruhi."

Dia meluruskan punggungnya dan duduk dengan elegan.

"Dan saya."

Dia berhenti sejenak.

Aku benar-benar tak paham dengan gaya bicaranya.

"Ada apa dengan Suzumiya Haruhi dan kamu?"

Saat ini, Nagato menunjukan wajah tak nyaman. Ini pertama kalinya kulihat dia menampilkan ekspresi seperti ini semenjak aku bertemu dengannya. Namun, pergolakan emosi ini amatlah kecil; seseorang harus sangat jeli agar bisa menyadarinya.

"Saya tidak bisa sepenuhnya menyampaikan hal ini dengan kata-kata, dan mungkin ada error dalam transmisi data. Bagaimanapun juga, dengarkan."

"Suzumiya Haruhi dan saya bukan manusia biasa."


Kalimat yang begitu ambigu di awal percakapan.

"Ya, kurang lebih aku udah sadar kok."

"Bukan itu."

Nagato melanjutkan, melirik sekilas ke tangannya yang berada di pangkuannya.

"Yang kumaksud bukan dalam arti penyimpangan kepribadian, yang kumaksud apa yang kukatakan. Dia dan aku bukan manusia biasa seperti kamu."

Aku tidak mengerti apa yang ingin dikatakannya.

"Entitas Gabungan Benak Data, yang mengawasi galaksi ini, telah membuat sebuah Antarmuka Manusia Buatan Hidup untuk supaya berinteraksi dengan entitas biologis, -- saya."

"...."

"Pekerjaanku adalah mengamati Suzumiya Haruhi dan mengunggah data yang diperoleh ke Entitas Gabungan Benak Data."

"...."

"Saya telah melakukan ini sejak saya lahir tiga tahun lalu. Dalam tiga tahun terakhir, tidak ada elemen tertentu yang tak biasa yang ditemukan, dan semuanya sangat stabil. Akan tetapi, baru-baru ini sebuah faktor eksternal sekarang sudah muncul selain Suzumiya Haruhi yang tidak dapat dikesampingkan."

"...."

"Dan itu adalah kamu."


Apakah Entitas Gabungan Benak Data itu?

Di lautan data yang luas yang dikenal sebagai alam semesta, disana eksis entitas-entitas data berkesadaran tinggi yang tak memiliki tubuh jasmani.

Para entitas tersebut bermula dalam bentuk data murni. Karena berbagai jenis data berkumpul bersama, mereka menjadi sadar, dan akhirnya mereka berevolusi dengan mengumpulkan data lain.

Karena mereka eksis sebagai data dan tidak memiliki tubuh jasmani, mereka tak dapat terdeteksi bahkan dengan menggunakan alat optis tercanggih.

Sama tuanya dengan alam semesta itu sendiri, mereka meluas bersamanya, dan database relatif menjadi semakin lebar dan besar.

Semenjak pembentukan planet ini, maaf, seharusnya sejak pembentukan tata surya ini, tiada yang tak diketahui di alam semesta ini bagi mereka. Menurut mereka, planet yang berada di pinggiran Bimasakti ini tidaklah spesial, karena masih banyak planet lain di galaksi ini dengan makhluk organik yang punya kesadaran, begitu banyak sehingga tidak bisa dihitung.

Akan tetapi, saat evolusi makhluk berkaki dua di planet ketiga di tata surya ini berhasil, makhluk hidup ini perlahan-lahan mendapatkan kemampuan mental untuk aktif mencari pengetahuan. Makhluk organik yang hidup di planet yang dikenal sebagai Bumi ini mulai menjadi penting.


"Untuk waktu yang lama, kami mempercayai bahwa mustahil bila makhluk organik, yang memiliki kemampuan pengumpulan dan transmisi data yang terbatas, untuk bisa mendapatkan pengetahuan," Kata Nagato Yuki dengan nada serius.

"Entitas Gabungan Data sangat tertarik dengan semua bentuk makhluk organik di Bumi. Entitas percaya bahwa dengan observasi, Entitas bisa menemukan solusi dari kebuntuan evolusi dirinya."


Tidak seperti entitas data, yang sedari awal sudah berbentuk sempurna, manusia bermula dari makhluk organik yang tidak sempurna, berevolusi secara cepat dengan memperluas data yang dimilikinya dan menggunakan data ini, yang disimpan dan disempurnakan, untuk lebih memajukan diri mereka sendiri.

Adalah normal bagi makhluk organik di seantero jagad raya untuk menjadi punya kesadaran, tapi hanya manusia di Bumi yang telah terus berevolusi ke tingkat kesadaran tertinggi. Entitas Gabungan Data sangat tertarik dengan ini, dan memutuskan untuk mengobservasi lebih lanjut manusia-manusia ini.


"Tiga tahun yang lalu, kami menemukan sebuah titik panas data yang sangat abnormal tak seperti manusia lain muncul di permukaan planet ini. Percikan informasi terpancarkan dari area tertentu di kepulauan yang berbentuk busur dengan segera menyelimuti seluruh planet dan mulai menyebar ke luar angkasa. Dan pusat dari semua itu adalah Suzumiya Haruhi."


"Kami tidak tahu kenapa hal tersebut terjadi, dan pula kami tidak tahu apa efek yang dimilikinya. Bahkan para entitas data tidak dapat memproses secara keseluruhan data baru yang sedang diciptakan."

"Lebih penting lagi, manusia memiliki keterbatasan dalam jumlah data yang dapat mereka proses, tetapi Suzumiya Haruhi mampu menciptakan ledakan data sendirian."

"Pelepasan data dengan jumlah banyak dari Suzumiya Haruhi terus terjadi, dengan frekuensi yang benar-benar tidak beraturan. Terlebih lagi, Suzumiya Haruhi sendiri tampaknya tidak menyadari akan hal ini."

"Selama tiga tahun, saya telah melewati berbagai macam investigasi terhadap individu yang dikenal sebagai Suzumiya Haruhi dari berbagai sudut pandang, tapi sampai saat ini pun saya masih belum bisa menemukan identitas aslinya. Bersamaan dengan itu, bagian lain Entitas Gabungan Data telah menentukan bahwa dia adalah kunci untuk evolusi para entitas data dan tetap melanjutkan analisis mereka terhadap Suzumiya Haruhi..."


"Karena mereka hanya berwujud entitas saja, mereka tidak mampu berbicara dan sehingga tidak bisa berinteraksi dengan makhluk organik. Namun tanpa berbicara, kontak dengan manusia akan mustahil, karena itu Entitas Gabungan Data telah membuatku berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara mereka dan manusia."

Akhirnya, Nagato mengangkat cangkirnya dan menyeruput tehnya. Dia mungkin telah mengatakan kata-kata yang sama nilainya untuk setahun.

"...."

Aku tak tahu bagaimana harus merespon.

"Potensi untuk evolusi mandiri mungkin terdapat dalam Suzumiya Haruhi; dia bahkan mungkin punya kemampuan untuk mengontrol data di sekitarnya. Inilah alasan saya ada disini, dan itu pula alasan kamu disini."

Otakku mulai amat bingung, kuinterupsi:

"Aku bakalan jujur, aku ngga ngerti sama yang kamu omongin."

"Percayalah padaku."

Nagato melihatku dengan ekspresi serius yang tak pernah kulihat sebelumnya.

"Sangat terbatas data yang bisa disampaikan melalui kata-kata. Saya hanya terminal antarmuka untuk datanya, hidup sebagai alien organik supaya dapat berinteraksi dengan manusia. Saya tidak dapat menyampaikan seluruh benak Entitas Gabungan Data kepadamu, jadi mohon mengerti."

Kalaupun kamu bilang begitu, aku masih ngga ngerti!

"Aku ngga ngerti, kenapa nyari aku? Anggap saja aku percaya kamu tuh alien yang dibikin oleh si entitas-serah-kau-bilang-apa, tapi kenapa kamu bilang ini padaku?"

"Karena kamu telah dipilih secara khusus oleh Suzumiya Haruhi. Baik dia sengaja ataupun tidak, sebagai Entitas Data Absolut, dia dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya hanya dengan benaknya saja. Pasti ada alasan kenapa kamu yang dipilih."

"Engga, ngga ada!"

"Ada. Mungkin bagi Suzumiya Haruhi, kamu memainkan peranan penting. Kemungkinan tanpa batas sekarang ada di tangan kamu dan Suzumiya Haruhi."

"Kamu serius?"

"Ya."

Untuk pertama kalinya, kuamati baik-baik wajah Nagato Yuki. Tadinya kupikir dia tak pernah suka berbicara, tapi sekarang dia telah membuka pintu banjir dan membiarkan kata-katanya mengalir, kata-kata yang tak dapat kumengerti. Aku selalu merasa kalau dia itu aneh di beberapa cara, tapi setelah mendengar pidato ini, aku temukan bahwa keanehannya itu di luar batas imajinasi.

Entitas Gabungan Benak Data? Antarmuka Manusia Buatan Hidup?

Yang bener aje!

"Okey, kupikir mendingan kamu ngomongin ini langsung ke Haruhi, aku yakin dia bakalan senang banget. Jujur aja, aku ga terlalu tertarik dengan topik kayak gini, sori banget ya."

"Mayoritas Entitas Gabungan Data berspekulasi bahwa bila Suzumiya Haruhi menjadi sadar akan kekuatan dan keberadaannya, krisis tak terduga mungkin terjadi; oleh karena itu, pada tahap ini kami memilih untuk terus mengobservasi."

"Ada kemungkinan kalau aku bakalan ngomong semua ini ke Haruhi! Aku ngga ngerti, kenapa ngasih tau aku semua ini?"

"Kalaupun kamu mengatakannya, kemungkinan besar dia akan mengabaikannya."

Emang kemungkinannya besar sih.

"Aku bukanlah satu-satunya alien yang ditempatkan di Bumi oleh Entitas Gabungan Benak Data. Entitas bermaksud untuk mengambil peran proaktif dan mengamati segala perubahan aliran data. Bagi Suzumiya Haruhi, kamu adalah orang penting. Jika ada tanda-tanda krisis mengancam, aku akan pertama melihatmu."

Sori, anggap aku keluar.

Permisi aku pamit, makasih tehnya, tehnya enak.

Melihatku mau pergi, Nagato tak menghentikanku.

Dia merendahkan kepalanya dan melirik ke cangkir tehnya, kembali ke mode normal tak berekspresinya. Kukira hanya imajinasiku saja, tapi karena alasan tertentu, aku sebenarnya berpikir dia tampak agak kesepian.


Ketika ibuku bertanya darimana saja aku pergi, kuberi jawaban singkat dan langsung menuju kamarku. Tiduran di atas kasurku, aku mulai mengingat kembali semua perkataan Nagato.

Kalau gue percaya apa yang dia omongin, maka itu berarti Nagato Yuki bukan makhluk dari dunia ini; dengan kata lain, alien.

Bukannya ini persis dengan semacam makhluk mistis yang susah payah Suzumiya Haruhi cari tiap hari?

Dan selama ini itu ada tepat di bawah hidung kita.

...Heh...Sialan! Gue kedengarannya kayak orang idiot!

Mataku menangkap novel hardcover tebal yang terlempar di pojokan tempat tidur. Kuambil bersama pembatas buku dan melihat sekilas ke gambar covernya sebelum meletakannya di sebelah bantalku.

Nagato pasti ngambil seluruh fantasi aneh-aneh itu dari ngebaca semua novel fiksi ilmiah sendirian di apartemennya sampe lama banget. Dia mungkin ga pernah ngobrol sama orang lain di kelas, menjarain dirinya di pikirannya sendiri. Dia seharusnya naruh bukunya, keluar dan nyari beberapa teman, dan nikmatin kehidupan sekolah yang asik. Kekurangan ekspresi dia ga ngebantu berkawan sama orang-orang, dan dia pasti bakalan manis banget kalo aja dia tersenyum.

Kayaknya gue balikin aja buku ini ke dia besok... Ah bodo, karena gue udah minjem, mendingan gue beresin aja bacanya.


Esoknya setelah beres sekolah.

Karena aku piket hari itu, aku sampai di ruang klub lebih lambat dari biasanya, dan yang pertama kali kulihat adalah Haruhi mempermainkan Asahina-san.

"Tetap diam! Sial! Jadi anak baik dan jangan gerak!"

"Ja...jangaaannn! To...tolong~~"

Haruhi nyaris menelanjangi Asahina-san yang memberontak dari seragamnya.

"KYAA!!!"

Asahina-san berteriak saat dia menyadari aku datang.

Saat kulihat Asahina-san hanya dengan bra dan celana dalam, aku segera berbalik dan menutup pintu yang setengah terbuka.

"Sori soal itu."

Setelah menunggu di luar pintu selama sepuluh menit, duet desahan manis Asahina-san dan seruan gembira Haruhi akhirnya selesai. Suara Haruhi menembus pintu:

"Oke, kamu boleh masuk sekarang."

Saat aku kembali memasuki ruangan, aku berhenti terkagum-kagum.

Disana yang menyambutku di dalam adalah pemandangan maid cantik.

Berpakaian kostum maid, Asahina-san duduk di kursi metal dengan airmata di matanya. Setelah melihatku sedih, dia menundukan kepalanya.

Celemek putih dipasangkan dengan rok bergelombang, blus, dan stoking putih hanya membuatnya semakin menawan. Bando berenda dan simpul kupu-kupu besar meningkatkan pesonanya.

Sungguh maid tanpa cela!

"Gimana? Dia imut kan?"

Kata Haruhi seakan-akan memuji buatan tangannya sendiri, sambil membelai rambut Asahina-san.

Sepenuh hati gue setuju. Tak menyinggung Asahina-san yang malang, tapi dia memang benar-benar terlihat imut dengan memakainya.

"Kostum ini hebat, kan?"

"Engga, ini ga hebat!" -- Asahina-san memprotes lembut, tapi aku pura-pura tak mendengarnya dan berpaling ke Haruhi.

"Kenapa loe ngedandanin dia jadi maid?"

"Karena kostum maid itu seksi!"

Brenti ngasih jawaban ambigu napa!

"Butuh waktu lama buatku mikirin ini, tahu?"

Kalaupun elo ga mikir sama sekali, ga bakalan banyak bedanya.

"Di drama yang sekolah itu panggung utamanya, mesti ada karakter menawan kayak Mikuru-chan. Dengan kata lain, ceritanya ga bakalan jalan tanpa dia, kamu ngerti? Mikuru-chan emang udah lembut dan imut, tetapi kecuali kamu ngedandanin cewe sekolahan manis dengan body aduhai pake kostum maid, kamu ga bakalan dapat perhatian orang. Sekarang semuanya bakalan jatuh cinta kepadanya pas mereka ngeliat dia. Dengan ini, kita dipastikan menang!"

Ngomong-ngomong, apa sih yang pengen kamu menangin, tepatnya?

Saat aku berpikir bagaimana meresponnya, Haruhi mengeluarkan kamera digital entah darimana dan mulai mengambil potret kenang-kenangan.

Asahina-san tersipu merah terang dan menggelengkan kepalanya keras-keras.

"T...tolong berhenti memotret!!!"

Asahina-sempai, kamu buang-buang waktu memohon ampun dari Haruhi, karena kalaupun kamu membungkuk dan bersimpuh, dia itu macam orang yang bakalan terus ngelakuin apa yang udah dipikirnya, apapun yang terjadi.

Seperti yang sudah diduga, Haruhi membuat Asahina-san melakukan berbagai pose untuk sesi fotonya.

"Hiks..."

"Sekarang lihat kesini! Rendahin dagumu dikit! Angkat celemekmu! Ya, itu baru anak baik! Senyum sedikit lagi!"

Haruhi tak henti-hentinya memberi perintah kepada Asahina-san sembari bersamaan menekan tombol kamera. Kalau aku tanya darimana dia dapat kamera digital ini, dia pasti akan bilang dia "dapatkan" entah dimana. Lebih tepatnya mencuri, kukira.

Di tengah-tengah pemotretan gila Haruhi, Nagato Yuki duduk di kursinya membaca seperti biasa. Kendatipun pembicaraannya yang membingungkan denganku semalam, melihat ketenangannya yang biasa kuhembuskan desah lega.

"Kyon, giliranmu motret."

Haruhi menyerahkan kameranya kepadaku dan berbalik menghadap Asahina-san. Lalu, seperti aligator perlahan mendekati burung yang tak curiga, dia merangkulkan tangannya ke bahu Asahina-san.

"Ah..."

Haruhi tersenyum ke Asahina-san yang mengangkat bahunya.

"Mikuru-chan, coba sedikit lebih imut, OK?"

Berkata demikian, Haruhi lanjut mengendurkan pita Asahina-san, lalu dengan cepat melepaskan tiga kancing blusnya. Nyaris menyingkapkan dada besar Asahina-san dengan seketika.

"Tu...tunggu! Jangan... apa yang kau lakukan...!?"

"Jangan khawatir, ga terlalu masalah, kan?"

Tentu aja masalah, non!

Akhirnya, Asahina-san dipaksa untuk menempatkan kedua tangannya di pangkuannya dan sedikit condong ke depan. Dihadapkan dengan payudara penuh berkah Asahina-san, yang samasekali kontras dengan tubuh kecil dan wajah imutnya, cepat-cepat kualihkan pandanganku. Tapi aku takkan bisa mengambil foto kalau begitu, jadi kuhadapi tanpa pilihan, kuputar mataku kembali ke kamera dan menekan tombol berulangkali seperti yang diperintahkan Haruhi.

Asahina-san yang malang dibuat melakukan berbagi pose yang semakin menegaskan lekak-lekuk dadanya, dan dia begitu malu sampai-sampai wajahnya jadi semakin merah. Namun, bahkan saat dia hampir menangis, dia tetap berusaha sebaik-canggungnya untuk tersenyum, memberikan pesona yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Sialan, kayaknya gue jadi cepat jatuh cinta dengannya.

"Yuki-chan, pinjem kacamatamu."

Nagato Yuki perlahan mengangkat kepalanya, lalu perlahan melepas kacamatanya dan memberikannya ke Haruhi, dan lalu perlahan memindahkan pandangannya kembali ke bukunya. Apa kamu bisa baca ga pake kacamata?

Haruhi mengambil kacamatanya dan meletaknnya di wajah Asahina-san.

"Kacamatanya bakal keliatan bagus kalo sedikit miring. Nah, bakalan sempurna! Kyon, ingat ngambil lebih banyak foto maid mata-empat, polos, dan bersusu gede!"

Mengesampingkan argumen apakah bakalan ngambil foto atau engga, emangnya loe pengen apain tuh foto-foto Asahina-san pake kostum maid ngomong-ngomong?

"Mikuru-chan, mulai sekarang kamu pake kostum ini tiap kamu datang buat kegiatan klub!"

"Bisa-bisanya kamu..."

Asahina-san berusaha keras mengekspresikan penolakannya, tetapi Haruhi menangkapnya dan membelai wajahnya tanpa henti.

"Siapa suruh kamu imut banget? Wah, bahkan cewek kayak aku ga bisa nahan diri ngelakuin ini ke kamu sekarang!"

Asahina-san teriak-teriak dan berusaha kabur, tapi sia-sia, di bawah belas kasih kedua tangan melecehkan Haruhi.

Sial, Haruhi, gue iri banget sama elo. Engga, tunggu, kok bisa-bisanya gue mikir kayak gitu!? Gue seharusnya berusaha nyelamatin dia!

"Baiklah, kupikir ini waktunya elo berhenti sekarang!"

Aku berusaha menarik jauh Haruhi dari pelecehan seksual Asahina-san, tapi dia benar-benar tak mau lepas.

"Udah cukup, berhenti napa sih!"

"Emang masalah? Kenapa kamu ga ikutan juga?"

Bukan ide yang buruk sebenarnya, tapi melihat wajah Asahina-san yang memutih, aku tentunya tak berkata apa-apa.

"Huah, apakah yang terjadi di sini?"

Membalikan badan, kulihat Koizumi Itsuki berdiri di pintu masuk dengan tasnya.

Dia pertama melihat girang ke arah Haruhi, yang tangannya bergerak ke payudara Asahina-san; lalu kepadaku, yang berusaha menghentikan kegilaan Haruhi; lalu ke Asahina-san yang pakai kostum maid, gemetar tiada henti; dan akhirnya ke Nagato, yang tetap tak terganggu, dengan damai membaca bukunya walau tanpa kacamatanya.

"Apakah ini semacam aktivitas klub?"

"Koizumi, kamu datang di saat yang tepat! Yok kita mainin Mikuru-chan!"

Apaan yang loe omongin!?

Koizumi hanya menyeringai. Plis deh, kalo elo benaran setuju dengan saran Haruhi, maka elo punya masalah serius.

"Tidak, terima kasih, tampaknya cukup menakutkan bagi saya."

Koizumi meletakan tasnya di atas meja dan membuka salah satu bangku di dinding.

Koizumi: "Apakah ini semacam aktivitas klub?"

"Keberatankah bila saya hanya duduk dan melihat?"

Dia duduk dengan kaki disilangkan dan melihatku seakan-akan dia sedang melihat parade.

"Jangan hiraukan saya. Silahkan, lanjutkan."

Bukan! Elo salah paham! Gue engga lagi ngelecehin Asahina-san! Gue lagi berusaha nyelamatin dia!

Alhasil, aku bisa menyelip di antara Haruhi dan Asahina-san, dan dengan panik mengangkat Asahina-san tepat sebelum dia jatuh ke lantai. Aku terkesan betapa ringannya Asahina-san saat aku menempatkannya kembali ke bangku. Kostum maid Asahina-san jadi acak-acakan dan berantakan, dan dia terlihat benar-benar kecapaian, tapi bicara sejujurnya, kupikir dia malah terlihat seksi.

"Oh ya udah, kita udah ngambil banyak foto ini."

Asahina begitu kelelahan sehingga dia hanya tergeletak lemah di meja. Haruhi mengambil kacamata dari wajah imutnya dan mengembalikannya ke Nagato.

Nagato dengan diam menerima kacamatanya, mengenakannya kembali tanpa berkata sepatah pun. Seolah-olah pidato tanpa hentinya semalam tak pernah terjadi saja. Dia ngerjain gue berarti kemarin, ya ga?

"Sip, mari kita mulai rapat Brigade SOS yang pertama!"

Haruhi, yang berdiri di atas meja komandan, tiba-tiba berteriak. Tolong berhenti ngagetin orang dengan tiba-tiba teriak!

"Sebelum ini, kita udah ngelakuin banyak kerjaan. Kayak nyebarin selebaran dan bikin website, reputasi Brigade SOS di sekolah telah membumbung tinggi ke langit, jadi kuumumkan fase pertama kerjaan kita sukses besar."

Gimana bisa bikin Asahina-san terluka mental dibilang sukses!?

"Tapi inbox kita belum nerima satu email pun tentang kejadian misterius, dan ga ada seorang pun yang datang buat diskusiin kekhawatiran mereka dengan pengalaman mereka."

Reputasi doang ga ngebantu banyak, karena sampai sekarang, ga semua orang tahu ini klub tentang apaan. Lagian, sekolah ini bahkan ga ngakuin klub ini!

"Dulu ada pepatah 'sabar itu subur', tapi waktu udah berubah. Kalopun kita harus muter-balikin bumi, kita bakalan cari mereka sendiri. Jadi semuanya, yok kita mulai nyari!"

"...Kita nyari apa?"

Karena tak ada yang bertanya, kuputuskan untuk melakukannya sendiri.

"Untuk menemukan segala kejadian misterius di dunia ini! Asalkan kita berusaha keras, kita pasti bisa nemu satu atau dua kejadian di kota ini!"

Cara berpikir loe itu misteri dalam misteri, non!

Kutampilkan keenggananku, Koizumi hanya tersenyum penuh teka-teki, Nagato tetap berwajah tanpa ekspresi, sementara Asahina-san tampaknya sudah menyerah pada nasib, terlalu capai untuk menjawab. Tak mempedulikan reaksi semuanya, Haruhi mengayunkan tangannya dan berteriak:

"Sabtu ini, yaitu besok! Kita ketemuan di luar stasiun utara sebelum jam sembilan pagi! Jangan telat! Yang bolos akan dieksekusi!

Haah, jangan hukuman mati lagi?



Apa yang Haruhi lakukan dengan foto-foto kostum maid Asahina-san? Aku yakin sebagian besar dari kalian telah menebaknya, gadis bodoh itu berniat mengunggah semuanya ke website sehingga foto-foto itu dapat menarik orang-orang ke website untuk berdiskusi.

Ketika aku menemukannya, dia baru saja selesai mengunggah semuanya ke halaman depan untuk menyambut pengunjung. Dia bahkan mengetikan detail-detail pribadi.

Loe tau ga sih apa yang loe lakuin!? Ini bisa ngasih tanda ke banyak orang!

Aku berusaha sebisaku untuk menghentikan perbuatan bodohnya dan membuatnya menghapus semua gambar. Jika Asahina-san tahu kalau gambar-gambar dia berpose seksi berkostum maid telah menyebar ke seluruh dunia, dia mungkin akan pingsan di tempat.

Aku segera memperingatkan dia akan bahayanya menaruh detail pribadi di web, dan sungguh mengejutkan untuk sekalinya, Haruhi benar-benar memperhatikan dan mendengarkanku dengan serius. Pada akhirnya, seolah-olah untuk menjengkelkanku, dia berkata agak kesal:

"Aku udah tau kok!"

Dia lalu dengan sangat enggan membolehkanku untuk menghapus gambar-gambar itu dari halaman web. Pada saat ini, seharusnya aku menghapus seluruh foto Asahina-san, tetapi akan sangat disayangkan melakukan itu. Maka, diam-diam kusimpan semuanya ke dalam sebuah file dokumen di hardisk komputer dan melindunginya dengan password.

Hanya aku yang bisa melihat foto-foto itu!


Back to Bab 2 Return to Halaman Utama Forward to Bab 4