Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3 – Pertikaian Shikigami[edit]

Bagian 1[edit]

Dibawah gedung Akademi Onmyou terdapat area luas yang menyaingi sebuah lapangan atletik – sebuah lapangan berlatih sihir yang digunakan untuk khusus melakukan praktik.

Arena dari lapangan berlatih sihir kurang lebih sekitar tiga sampai empat kalinya lapangan basket, dan memiliki sekitar tiga tingkat, dengan tempat duduk diatas dua meter yang mengelilingi arena tersebut. Terlihat seperti stadium indoor, namun perbedaan besarnya adalah adanya set altar dibagian belakang dan manter dan pola pun tertulis didinding. Dengan tambahan, terdapat pilar hijau muda ditiap-tiap sisi pintu masuk dengan kekuatan magis didalamnya – ditambah tali shimenawa yang menyilangi pilar tersebut untuk melindung bagian luar agar tidak terkena rapalan sihir dari dalam arena.

Hingga kemudian, para murid dari kelas Ohtomo berjalan menuju bangku penonton, melihat-lihat arena sekitar.

“……Jadi disini tempat praktik diadakan.”

“Tempat lain juga memiliki ruangan untuk latihan praktik, tapi ini masih yang terbesar.”

Touji melihat-lihat lapangan latihan sihir bawah tanah dari bangku penonton, dan Tenma yang duduk disebelahnya membalas.

“Berbicara mengenai latihan sihir kelas satu, tempat ini bisa disebut sebagai altar terbesar di negara ini. Dinding luar dari tempat ini memiliki sihir yang diberikan oleh Onmyouji Nasional Kelas Satu, dan tidak ada sihir terkuat pun yang mampu menembusnya – bahkan bencana spiritual tingkat tiga tak mampu menghancurkannya. Hingga orang-orang dari Agensi Onmyou terkadang datang untuk meminjamnya.”

“Sungguh suatu keistimewaan bisa datang ke benteng tak tertembuskan ini untuk bertarung.”

Touji melengkungkan mulutnya, ber-‘hmph’ ria denga ironis. Walaupun ia suka ikut campur, ia tak menyangka bahwa situasinya akan menjadi seperti ini.

Dengan santai ia melihat-lihat sekitar, mencari posisi Natsume diantara murid-murid yang melihat pertarungan. Ia duduk dibaris kedua dengan sendiri, terpisah dari yang lainnya satu baris.

Bahkan hingga sekarang, Natsume masih belum menunjukan niatan untuk membantu Harutora. Meskipun ia berpura-pura untuk tenang, kekhawatiran yang ada dihatinya terlihat jelas dalam sekali lihat. Kontradiksi dan penyesalan tertulis diseluruh wajahnya, dan ia melihat dengan fokus ke arah arena.

Saat ini, orang-orang menyemangati dan memotivasi Kon dan Kyouko yang telah memanggil kedua Yakshanya sekarang. Ohtomo bersama Harutora sepertinya masih belum siap, dan mereka masih belum muncul.

“Apa kelas ini selalu santai seperti ini?”

“Tidak juga.”

“Mungkin guru kita sedikit terlalu santai.”

“Itu…… aku tidak bisa tidak bilang tidak benar……”

Tenma menunjukan senyum miris dan ekspresi susah kepada pertanyaan terus terang Touji.

“Pada akhirnya, dia awalnya bukanlah seorang guru, dan baru saja memulai sebagai guru di Akademi Onmyou semester ini…… Sejujurnya, ia tidak begitu bisa mengajar.”

“Apa profesi dia sebelumnya?”

“Dia awalnya seorang Investigator Mistis sebelum ia mengundurkan diri karena luka dikakinya, dan ia cukup bagus dibidangnya – begitulah yang dikatakannya.”

“Seorang Investigator Mistis, huh……”

Investigator Mistis – investigator kriminal sihir yang merupakan spesialis dalam sihir anti-personel, spesialis Onmyouji yang membutuhkan kemampuan yang sangat. Sayangnya, kesan yang seharusnya diberikan oleh Touji telah menghilang karena Dairenji Suzuka seolah-olah mereka hanyalah antek-antek atau sekadar karakter tambahan. Tentu saja, itu semua dikarenakan lawan mereka saat ini terlalu kuat.

“Benar, Tenma. Berdasarkan insiden yang terjadi sekarang - Harutora baru saja memanggil shikigami. Tidakkah reaksi dari Kurahashi Kyouko dan semuanya terlalu berlebihan?”

“Ahh, jika shikigami tersebut adalah shikigami standar reaksi semuanya tidak akan sebegitu terkejutnya, namun itu dikarenakan Harutora-kun telah memanggil shikigami pelindung.”

Jawab Tenma terhadap pertanyaan Touji dengan jujur. Keduanya baru saja berkenalan kemarin, namun hari ini mereka terlihat cukup akrab.

“Aku ingat kemarin kau bilang kalau dikelas hanya Natsue dan Kurahashi Kyouko yang mempunyai shikigami pelindung. Apakah shikigami pelindung itu benar-benar shikigami yang kuat?”

“Sebenarnya, tidak sepenuhnya kuat…… Shikigami pelindung dan shikigami tipe pelayan pada dasarnya adalah shikigami yang harus dipanggil setiap saat, jadi hal itu adalah beban berat bagi orang yang mereka layani. Meskipun beban tersebut relatif ringan ketika mereka tidak diwujudkan, mereka masih harus menjaga link dari energi spiritual tersebut setiap saat, jadi seseoran yang tidak memiliki kekuatan magis yang cukup kuat tidak bisa mengontrol shikigami semacam itu.”

“Oh, begitu. Singkatnya, kekuatan magis yang tidak kuat tidak akan mampu mengontrolnya.”

“Benar, jadi tipe pelayan atau shikigami pelindung seperti semacam symbol status untuk Onmyouji.”

“Jadi itu mengapa semuanya merasa sangat tak menduga orang luar seperti Harutora memiliki shikigami pelindung.”

Touji menganggukan kepalanya. Lalu, giliran Tenma yang mendekat pada Touji.

“……Hei, Touji-kun. Sejujurnya, bagaimana kekuatan Harutora-ssan? Aku awalnya percaya bahwa dia hanyalah orang luar, tapi…… Apakah ia benar-benar dibantu karena nama keluarga Tsuchimikado?”

Tenma tidak lupa untuk berhati-hati dengan sekitarnya ketika bertanya demikian, dan mata dibalik kacamatanya tak mampu menutupi keinginyahuannya. Touji hanya ber-‘hmph’ ria, mengangkat bahu.

“Ekspresi normal orang itu menunjukan bagaimana ia sebenarnya, dan penjaga kecil tersebut hanyalah hadiah perpisahan dari ayahnya ketika dia pergi, jadi dia tidak mengetahui betul bagaimana mengontrolnya.”

“Dia, dia memang terlihat tidak benar-benar bisa mengontrolnya……”

“Namun……”

Tatapan dingin nan tajam pun terlihat dari mata Touji, dan mulutnya membentuk senyuman dingin, yang memberikan kesan arogan.

Tr2 161.png

“Jika kau meremehkannya karena itu, ada kemungkinan kau akan menyesal karna hal tersebut. Musim panas ini contohnya.”

Nada Touji berubah, dan Tenma pun tak mampu untuk tidak melihat ke arahnya dan berkata “Huh?”. Namun, Touji tidak mengindahkan tatapan Tenma dan hanya melihat dengan seksama ke arah arena.

Touji tidak menyaksikan bagaimana insiden yang disebabkan Dairenji Suzuka musim panas ini terselesaikan sebenarnya. Sesuatu telah terjadi dialtar ‘Bukit Imperial’, namun ia hanya mendengar kejadian tersebut berdasarkan sudut pandang Harutora, jadi ia juga tidak mengerti kekuatan Hrutora yang sebenarnya.

Karena hal ini, ia cukup tertarik dengan pertikaian shikigami ini terlepas bagaimana hal-hal nanti akan berkembang.

Tenma menatap Touji, tatapannya terlihat kebingungan, masih terlihat kebingungan dengan ‘contoh’ yang dimaksud.

“…Disisi lain, Harutora-kun benar-benar lama. Apa yang ia lakukan?” ia dengan segera mengganti subjek pembicaraan, seolah-olah ia menyadari bahwa Touji tidak berminat melanjutkan pembicaraan. Ekspresi Touji melembut atas sikap Tenma.

“……Meskipun aku seharusnya tidak berkata seperti ini didepan dirimu…”

“Huh? Apa?”

“Jika kau ingin berteman dengan orang yang berintelejen, akan terlihat lebih cocok jika kau memiliki hati yang sedikit jahat.”

“……Apakah itu pujian? Atau suatu hinaan?”

Penjelasan singkat tersebut terdengar tidak dapa dimengerti oleh Tenma. Touji tidak merespon, hanya membiarkan senyum lembut muncul pada wajahnya.

Hingga lalu—

“Ah, dia disini! ……Huh, ada apa?”

Tenma melihat ke arah arena dan berteriak, dan Touji juga sedikit memajukan tubuhnya.

Harutora dan Ohtomo, yang secara sukarela menjadi wasit, muncul diarena dimana Kyouko dan Kon menuggu.

Namun, tidak dapat dipastikan secara langsung apakah orang yang jalan memasuki arena Harutora atau bukan.

Karena—

“……Kenapa orang itu menggunakan pelindung kendo?”

“Da-dan bahkan menggunakan pakaian pelindung miasma diatasnya! Itu adalah peralatan exorcist!”

Harutora yang muncul ke tengah-tengah arena muncul dengan menggunakan helm kendo, dengan pelindung dada dan sarung pelindung ditubuhnya dan pakaian luar hitam. Bukan hanya Natsume dan yang lainnya bahkan lawannya Kyouko dan rekannya Kon melebarkan matanya karena terkejut.

Sebagaimana keributan muncul ditengah-tengah luasnya lapang latihan sihir, Harutora yang berpakaian aneh pun berjalan lurus menuju tempat dimana Kyouko berada.

Lalu, Ohtomo memberikan pedang kayu kepada Harutora.

Touji pun tertawa girang melihat adegan didepannya, dengan segera mengerti apa yang dimaksud Harutora.

“……Tidak buruk, sangat seperti gayanya.”

Dengan pelan Touji berbicar pada dirinya disamping Tenma yang kebingungan.

Bagian 2[edit]

“Kenapa?”

Itu adalah perasaan yang mewarnai hati Harutora.

“Aku murid baru yang baru saja masuk kemarin, dan pemula yang amat sangat minim pengalaman, bukan? Apa metode didalam Akademi Onmyou tidak memiliki akal sehat? Ide jahat macam apa yang direncanakan Ohtomo ini? Adakah Onmyouji serandom ini?”

“Harutora-kun~? Aku mendengar semua keluhanmu~”

Harutora menggumamkan komplainnya tanpa henti sebagaimana ia berjalan menuju lapangan latihan sihir.

Kyouko dan yang lainnya sudah lama pergi terlebih dahulu ke lapangan latihan sihir ketika ia sedang protes pada Ohtomo. Karena Harutora kerepotan, ia memaksa Kon untuk pergi duluan dan tertinggal sendiri berusaha meyakinkan Ohtomo – namun sayangnya, ia masih gagal dan hanya bisa jalan bersama Ohtomo dengan langkah berat menuju arena.

“Sensei, apa kau serius? Kau tak berencana untuk mengatakan sesuatu dan menengahi semuanya seperti sebelumnya?”

“Aku tidak.”

“Sebagai pengajar, tidakkah metodemu terlalu tidak bertanggung jawab?”

Suara Harutora terdengar marah, namun itu mungkin bukan hal yang tidak mungkin tidak diduga, dan Ohtomo tidak ada niatan sama sekali untuk menjawabnya pertanyaan tersebut secara langsung.

“Baiklah, baiklah, ini tidak buruk. Ngomong-ngomong, kau baru saja masuk akademi dan sudah terasa diisolasi, bukan? Bukankah semua orang berpikir bahwa kau bodoh dan mengabaikanmu?”

“Uwah, berpikir bahwa kau tidak peduli sama sekali dengan betapa rapuhnya perasaan murid pindahan, berkata demikian.”

“Dikarenakan kau memiliki shikigami pelindung, bukankah kau seharusnya mengambil kesempatan ini untuk menunjukan dirimu, dan mengembalikan reputasimu? Apa kau pikir aku sengaja berencana demikian tanpa benar-benar memikirkan murid-muridku?”

“Tidak sama sekali! Terlebih lagi, aku pasti akan kalah, dan pasti akan menjadi kekalahan yang spektakuler!”

“Kau tidak akan bisa membuat omelet tanpa memecahkan telurnya, dan ngomong-ngomong posisimu tidak akan memburuk bagaimanapun kau membuat malu dirimu.”

“Itu terlalu berlebihan! Apakah itu kata-kata yang dikatakan oleh instruktor?”

“Jangan salah, Akademi Onmyou mungkin adalah sebuah sekolah, tapi ini hanya sekolah untuk mengajarkan teknik spesial.”

Ucap Ohtomo dengan senang, tongkat dan kaki palsunya membentuk suara ‘thump’ sebagaimana kuduanya membentur lantai. Orang ini benar-benar tidak bisa dipulihkan. Harutora pun membenamkan wajahnya.

“Juga—“ Ohtomo tidak mengubah nadanya yang sembrono. “Natsume-kun adalah murid yang sangat istimewa, terutama shikigaminya. Tidak heran, jika itu adalah hewan penjaga Tsuchimikado, merupakan salah satu hewan spiritual langka yang ada dinegara ini, dan itu sangat kuat meskipun tidak bisa sering digunakan. Onmyouji normal tak akan mampu menyainginya bahkan para spesialis pun.”

“……Kenapa kau tiba-tiba menyebutkan Natsume?”

“Yah, maksudku adalah Natsume-kun sangat kuat, namun dia masih belum bisa menyaingi salah satu dari Dua Belas Pemimpin Suci. Dia tidak akan mampu mengurusnya jika ia hanya sendiri.”

Harutora tidak mampu berkata-kata untuk sesaat dan ia pun menatap punggung Ohtomo yang berhenti didepannya.

Ohtomo pernah sekali memberitahukan bahwa ia tahu informasi-informasi penting, namun Harutora tidak menyangka bahwa dia akan membawa-bawa nama Dairenji diwaktu seperti ini.

Ia berbalik, bibirnya menunjukan senyum mengejek.

“Harutora-kun, kau memanglah orang luar yang tidakk tahu apa-apa, namun kau tidak perlu terlalu merendahkan dirimu sendiri. Kau telah melakukan hal luar biasa bahkan dimata seorang spesialis Onmyouji.”

“Aku, Aku tidak melakukan apapun.”

“Itu tidak benar. Sihir yang dimaksud tidak selalu harus terlihat hebat dan kuat, dan sebenarnya, sihir kelas dualah yang paling berpengaruh. Bahkan orang luar yang belum pernah menjumpai sihir pun mampu mengeluarkan sihir tanpa sadar.”

Ohtomo mengucapkan kalimat yang sama seperti yang dikatakan kepala sekolah , namun itu masih tidak dapat dipahami oleh Harutora yang tidak mengetahui perbedaan dari sihir kelas satu dan kelas dua sama sekali.

Namun Ohtomo tidak terlalu peduli, lanjut berkata:

“Dengan kata lain, tidakkah kepala sekolah berucap sesuatu? Akademi Onmyou tidak akan mengumpulkan murid-murid yang tidak berkompeten apapun alasannya. Terlebih lagi, proses penilaian entah orang itu dikualifikasi atau tidak sangatlah kompleks, bukan sesuatu yang mudah seperti kau yang mengandalkan dirimu pada keputusan yang kau pilih.”

“…………”

Harutora terdiam, menatap Ohtomo.

Apakah orang ini berencana untuk membodohinya dengan kebingungan-kebingungan lainnya? Namun, ucapan Ohtomo menggerakan hatinya dan ia tidak bisa untuk tidak mengindahkannya.

Ohtomo melangkah maju lagi.

“Tujuan utamamu adalah menjeadi seorang Onmyouji, bukan?”

“…………”

“Sebenarnya, aku akhirnya merasa teryakinkan ketika mendengar kalimat tersebut. Aku tahu bahwa kau pasti tidak akan menyerah akan tujuanmu yang ingin menjadi Onmyouji, apapun masalah yang akan kau hadapi dimasa depan nanti. Karena itu, jangan terlalu khawatir. Akademi Onmyou telah mengakui kualifikasimu, dan tidak akan bermasalah untuk mencapai cita-citamu selama kau terus tumbuh berkembang sesuai dengan langkahmu sendiri.”

Thump, thump, suara langkah Ohtomo pun terdengar selama dikoridor. Harutora masih berdiri terdiam sejenak dan kemudian ia mengejar Ohtomo yang telah jalan terlebih dahulu didepannya. Akademi Onmyou adalah misteri, entah gedungnya, kurikulumnya, murid maupun gurunya. Namun elemen yang paling tak dimengerti diantara semuanya adalah ‘Onmyouji’.

Namun, adalah tujuannya untuk menjadi seorang Onmyouji.

Untuk menghormati janjinya dengan Natsume.

Untuk merealisasikan impian Hokuto.

“……Ohtomo-sensei.”

Harutora memutuskan keputusannya, memanggil Ohtomo. “Yah?” Ohtommo berbalik lagi.

“Untuk pertarungan shikigami nanti……”

“Ada apa? Jangan khawatir, aku akan menghentikannnya dengan segera sebelum kau terluka.”

Harutora menggelengkan kepalanya, mengabaikan candaan Ohtomo.

“Ada yang ingin kutanyakan padamu – bisa aku berbicara padamu?”

Setelah Harutora meminta permintaanya dan keduanya berbicara, hasilnya adalah Harutora yang mengenakan pakaian perlengkapan kendo dan pelindung miasma sebelum memasuki arena.

Kyouko mengerutkan dahi, dan bahkan Kon terlihat terkejut melihatnya. Harutora pun merasa malu, wajahnya memerah dari balik pelindung wajahnya.

“Aku tidak berkata aku ingin menggunakan perlengkapan yang berlebihan ini.”

“Idiot, dikarenakan aku menyetujui permintaanmu, perlindungan seperti ini adalah normal. Aku yang akan bertanggung jawab jika kau terluka. Ini.”

Ucap Ohtomo tertekan, memberikan Harutora pedang kayu. Sebenarnya, pedang kayu ini adalah hal yang diminta oleh Harutora pada Ohtomo - lebih tepatnya, ia hanya menginginkan ‘senjata’ ini.

“Aku telah memberikan sedikit mantera pada pedang kayunya juga pelindungmu. Jadi bahkan jika kau terpukul pada bagian kepala. Kau tidak akan terbelah menjadi dua dengan pedang kayumu. Berterimakasihlah.”

“I-iya, terima kasih sensei.”

Harutora mencoba mengayunkan pedang kayunya setelah ia menerimanya. Ia pernah sedikit berlatih kendo saat sekolah menengah pertama pada kelas edukasi fisik, namun setidaknya akan lebih nyaman untuknya daripada bertengkar dengan tangan kosong.

“……Baiklah.”

Ia menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan dirinya dan meninggalkan Ohtomo.

“Ha-ha-ha, Harutora-sama? Pakaian itu……?”

Kon tergagu ketika melihat pakaian Harutora. Dengan canggung mengangkat bahu dari balik baju pelindungnya.

“Dengar, Kon, ini adalah rencana bertarungku.”

“I-iya…… Huh? Rencana bertarung?”

“Ya, sebenarnya rencananya cukup simpel, kau fokus pada yang putih dan aku akan melawan yang hitam.”

“……Uh, um, Harutora-sama? Maksudmu……”

Wajah Kon pun penuh dengan kebingungan, ekor tebalnya berayun-ayun khawatir sebagaimana ia tidak tahu bagaimana untuk meresponnya.

Hingga kemudian—

“Apa yang kau mainkan?”

Ucap Kyouko marah, nadanya sinis.

“Ini adalah pertarungan antara shikigami, yang sangat wajar dilakukan ketika latihan praktik. Shikigami yang bertarung dipertarungan ini, bukan pemilik…… Namun aku tidak akan menghentikanmu jika kau masih merasa takut mengenai hal tersebut.”

“Diam kau, perawan! Jika kau berani membuka mulutmu lagi—“

“Hei! Tenanglah, Kon.”

Dari belakang, dengan segera Harutora menahan Kon yang tengah bersiap-siap untuk menyerang, menahan geli yang ia dapatkan dari ekornya dan mengangkatnya. Kaki Kon pun menendang-nendang diudara.

“Ha-ha-harutora-sama, tolong lepaskan aku~”

“Pertama, tolong jangan sela aku! …Kurahashi, kau bilang ‘terserah aku’ tadi, bukan? Jadi kau tidak keberatan jika aku menggunakan senjata?”

“……Sungguh menyebalkan. Kau begitu ketakutan dengan shikigamiku bahkan ketika kau memerintah shikigamimu dari jauh?”

“Lagipula, mereka memiliki katana dan tombak, dan aku tidak memiliki keberanian untuk melawannya tanpa perlindungan.”

Dengan segera Harutora mengakuinya, dan Kyouko menaikan alisnya terkejut, terlihat seperti ia tidak mengerti maksud dari perkataannya. Lalu, matanya melebar sebagaimana ketika ia akhirnya mengerti implikasi yang disampaikan.

Harutora berencana untuk juga turut serta dan bertarung melawan shikigami.

“I-i-i-itu tidak bisa dibiarkan, Harutora-sama!”

“Siapa yang peduli, bukankah ada dua shikigami disisinya? Ukuran dan badanmu tidak bisa menandingi keduanya, dan juga tak akan ada kemungkinan menang sama sekali jika dua lawan satu."

“A-apa, apa yang kau maksud?! Pertama, tidakkah kau mengetahui bahwa sebagaimana jumlah shikigami bertambah, mengontrolnya juga akan semakin sulit? Jumlah adalah tes kekuatan bagi pemilik, jangan berpikir memiliki shikigami lebih dari satu itu tidak adil!”

“Aku tidak bermaksud demikian, aku hanya mengatakan jika denganku, akan menjadi dua lawan dua.”

Ucap Harutora tenang, namun Kyouko berteriak dengan seraknya:

“Jangan bercanda! Pemilik macam apa yang begitu bodohnya untuk melawan shikigami! Ini adalah pertarungan shikigami, hanya shikigami yang bertarung!”

“Dan aku juga seorang shikigami.”

Jawab Harutora tenang dan objektif dari balik pelindung wajahnya. Kyouko mengeleng-gelengkan kepalanya, tertegun.

Para murid yang ada di bangku penonton semua ternganga mendegar perkataan Harutora. Tentu saja, Tenma tidak terkecuali, dan reaksi Natsume juga sama. Satu-satunys ysng terkecuali adalah Touji yang sejak awal tertawa ria.

“Sensei setuju.”

“Benarkah, sensei?”

“Benar.”

“Mungkinkah otakmu telah hancur?”

“Itu terlalu menyakitkan untuk didengar, Kyouko-kun. Namun itu adalah tekad yang bagus.”

“……Berpikir kau tidak menolaknya.”

Harutora menurunkan Kon dan melirik sekilas ke arah Ohtomo. Kyouko terlihat menemukan bahwa situasi yang berkembang saat ini sulit untuk diterima karena pengakuan telak sang instruktor, dengan pelan bergumam

“……Bagaimana hal macam ini terjadi?”

“Sudah waktunya untuk dimulai. Khususnya dikarenakan kau yang menyatakan untuk bertarung terlebih dahulu.”

“Apa? Aku tidak akan menentangmu jika kau ingin menghentikan pertarungannya, dikarenakan aku hanya mengikuti kemauanmu untuk bertarung.”

Berkata demikian, Harutora sedikit tersenyum, dan Kyouko menggertakkan giginya ketika ia melihatnya, sangat marah sehinnga seluruh tubuhnya bergetar.

Lalu, dengan cepat ia mengangkat kepalanya, melihat ke arah bangku penonton.

“Natsume-kun, apakah ini termasuk cara Tsuchimikado? Kau tidak berencana untuk menghentikannya?”

“……Ugh!”

Natsume yang tiba-tiba ditanya pun menjadi kaku, tatapannya pun semakin gugup seolah-olah ia sedang dihukum mati dan diberikan pistol untuk eksekusinya.

“Natsume-kun!”

“…………”

Natsume tidak menjawab teriakan Kyouko. Matanya dengan segera berganti arah ke Harutora.

Namun, Harutora sama sekali tidak melihat ke arah Natsume.

“Jangan terlalu berlebihan. Akulah orang yang bertarung denganmu, bukan Natsume.”

Kyouko mengembalikan tatapannya ke arah Harutora karena sikap sembarangnya. Ia tanpa berkata menatap Harutora cukup lama seolah-olah sedang memecahkan keraguannya dan akhirnya memanggil nama penjaganya.

Kedua Yaksha menunjukan dirinya kembali.

Para murid yang ada dibangku penonton pun mulai bersorak, dan Natsume yang mengobservasi keadaan dari samping pun turut ikut berdiri.

“……Aku tidak akan peduli jika sesuatu terjadi pada dirimu.”

Wajah Kyouko sedikit memucat ketika ia memberikan peringatan tersebut, namun Harutora tidak membalas, mengayukan kembali pedang kayunya untuk mengonfirmasi rasanya.

“Ha-ha-ha, Harutora-sama. Maafkan kesalahanku, namun aku tidak bisa menyetujui rencana ini, ini tanggung jawabku untuk bertarung dengan musuh, jadi jika Harutora-sama berkenan untuk mundur……”

“Tidak.”

Jawab Harutora pendek, tak mengindahkan permohonan Kon—

—Namun, tatapannya terlihat rileks.

“Pada akhirnya, aku tidak mengerti metode penggunaan shikigami sama sekali.”

“Ja-ja-jangan biarkan masalah kecil mengganggumu, Harutor-sama…….”

“Maaf, tapi itu juga tak berguna. Meskipun jika aku tidak mengerti cara untuk menggunakan shikigami, aku masih harus menemukan cara lain untuk dengan caraku sendiri.”

Berkata seperti itu, Harutora menaruh tangannya diatas kepala mungil shikigaminya, menepuk pelan dua kali.

“Jadi aku ingin mencoba metode yang paling umum terlebih dahulu. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk tidak memercayaimu, dan juga setidaknya aku ada kesempatan untuk mundur nanti.”

“Ta-ta-tapi……”

“Jangan pasang ekspresi seperti itu, setidaknya aku memiliki sedikit pengalaman bertarung, aku mengandalkanmu, teman.”

“…………”

Kon menatap Harutora, kekhawatirn muncul wajah polosnya. Eberapa saat kemudian, ia mengeratkan bibirnya dan dengan perlahan berbalik menghadap Kyouko dan shikigami.

“……Hei, apa dia serius?”

“Tidak mungkin, orang itu……”

Sebagaimana para murid menonton pertarungan dari bangku penonton dengan saling berbisik, suara diskusi mereka pun terdengar semakin berisik. Suara yang awalnya terdengar tidak puas dan meremehkan kini berubah menjadi keterkejutan dan penantian. Suara pun muncul dimana-mana, dan dengan sengaja ia mengalihkan pikirannya dari hal tersebut.

Ia membiarkan kesadarannya fokus pada pertarungan yang akan ia hadapi.

Ia berharap untuk mendapatkan setidaknya pengalaman berguna dari pertarungan ini.

“……Sepertinya kedua belah pihak telah bersedia.”

Ketika Ohtomo menyadarinya, suaranya menggema ke seluruh arena, dan suasana pun untuk sementara menjadi hening.

“Kalau begitu – Mulai!”

Pertikaian shikigami pun dimulai ketika perintah terdengar.

“Ini buruk, aku hampir tak kuasa untuk melihatnya.”

“…………”

Ia menatap dengan intens pada pertarungan yang ada diarena dari balik bayangan pilar dibelakang bangku penonton.

Kedua Yaksha yang dikontrol oleh Kyouko saat ini sedang bertarung dengan sengit melawan Harutora dan Kon. Namun shikigaami Kyouko terlihat seperti tidak terlalu gesit dalam melawannya, mungkin dikarenakan lawan mereka adalah manusia, dan Kon tidak bisa fokus dengan lawannya karena ia khawatir dengan Harutora. Hanya Harutora seorang yang bertekad, namun Harutora terguling ke tanah setelah terpental oleh tombak shikigami hitam – Kokufuu – .

“Itu shikigami yang dipilih oleh sang raja?”

“……Sang Raja Bintang Utara masih belum terbangun dan hanyalah seorang anak remaja biasa saat ini. Sudah menjadi emosi manusia untuk memiliki seseorang yang ada disisinya.”

“Namun berpiki bahwa ia akan memilih pemuda rendahan seperti itu, sungguh mengecewakan.”

“Sangat.”

Ia sangatlah tidak senang, bahkan merasa marah. Ia merasa bukan hanya kemahsyuran yang terdapat pada sang Raja Bintang Utara saja tapi juga idealisme dan kesetiaan yang ia berikan hanya untuk sang raja kini seperti terinjak-injak dan kotor.

Ketika sang raja bangkit, ia dengan segera akan memperbaiki kejelekannya ini.

Namun seberapa cepat itu akan terjadi, ia tidak bisa membiarkan sang raja melakukan aksi rendahan. Ia tidak bisa menoleransi aksi tersebut.

Harus ada seseorang yang ada disisi sang raja untuk menuntun tindakannya sampai sang raja bangkit.

Terlebih lagi, ia percaya bahwa hanya dirinyalah yang mampu untuk menanggung tanggung jawab tersebut.

Bagian 3[edit]

“Apa yang kau pikirkan!”

Harutora telah melepas pelindung yang dikenakannya setelah pertarungan selesai dan duduk dibangku yang ada diruang ganti. Natsume segera beranjak pergi dari kursi penonton dengan momentum yang hampir membuatnya terlihat terbang. Hanya Harutora dan Kon yang ada diruang ganti. Touji juga datang untuk menemui Harutora diruang ganti, namun datang lebih lambat dari Natsume.

“Apa yang aku pikirkan…… apa yang kau maksud?”

“Tentu saja yang aku maksud adalah pertarungan tadi! Berpikir bahwa kau akan turut serta dan bertarung melawan shikigami, apa kau gila? Apa yang akan kau lakukan jika kau terluka?”

“Itulah mengapa aku berpakaian seperti ini.”

“Itu tidak berguna! Terlebih karena lawanmu adalah Yaksha, kau bisa saja kehilangan nyawamu jika kau ceroboh!”

Natsume sangat marah, wajahnya memerah sebagaimana ia memarahinya. Harutora menautkan alisnya dan menutup mulutnya sebagaimana ia terduduk dibangku, dikarenakan ia telah kalah telak tadi dan tidak berada diposisi untuk membalas.

Hasil dari pertarungan tidak jauh dari dugaan orang-orang, dan Harutora telah kalah dengan spektakulernya.

Shikigami pelindung Kyouko, Hakuou dan Kokufuu bukanlah lawan yang dapat disaingi dengan kemampuan gerakan dan bertarung. ‘Shikigami model-G’ yang dijual oleh Agensi Onmyou memiliki kemampuan bertarung dan teknik bahkan walau tidak bersenjata, dan Hakuou dan Kokufuu telah menguasai kemampuan tombak dan pedang masing-masing.

Tentu saja, mereka mengandalkan pada kemampuan pengendalian pemiliknya untuk menggunakan kemampuan tersebut. Kemampuan Kyouko dalam mengendalikan cukup bagus hingga ia mampu mengendalikan keduanya sekaligus. Kyouko dengan jelas terlihat ragu-ragu pada awal pertarungan dikarenakan lawannya yang seorang manusia., namun entah ia mengubah pemikirannya segera atau mereasa jengkel dengan permainan Harutora, ia berhenti untuk mengasihani dan Harutora dan Kon pun tak mampu menangkis serangan kuatnya. Tentu saja, Kyouko memukul dengan bagian belakang pedang sejak awal. Ia membuat shikigaminya dengan cekatan menggunakan ujung tombak untuk menyerang Harutora, melemparnya, menyudutkan, dan memukul sesukanya.

Penonton yang berdiri untuk melihatnya dengan napas yang tertahan sejak awal berakhir dengan candaan dan tawa yang ironis; diantara mereka, Touji adalah orang yang tertawa paling kencang……

“Kenapa kau tidak melawan balik lebih serius! Aku tidak setuju dengan yang dikatakan Kurahashi Kyouko, tetapi mengayunkan pedang kayu dan berdiri arena pertarungan bersama dengan shikigamimu adalah tindakan yang memalukan!”

“Aku, aku sangat serius.”

“Apa kau benar-benar berpikir bahwa pertarungan tadi itu ‘serius’!? Kau diolok-olok dan orang-orang yang menonton menertawaimu…… Tidakkah kau merasa buruk sama sekali?”

Teriak Natsume dengan wajah merah, terlihat sangat marah, namun, Harutora merasa sedikit bingung daripada harus introspeksi ataupun menggugahnya. Ia tidak mengerti alasan mengapa Natsume marah.

Terlebih lagi, meskipun Natsume bertanya ‘apa kau tidak merasa buruk’, Harutora sebenarnya tidak merasa tidak puas sama sekali, bahkan jika ia kalah dalam pertarungan ini. Setidaknya, rasa tidak berdaya dan kosong yang dirasakannya kemarin tidak memenuhi hatinya.

Ia tidak merasa tidak puas dengan kekalahannya, ataupun ia bermaksud untuk pamer, namun dibandingkan itu dirinya mengalami kemajuan seolah-olah ia telah mendapatkan langkahnya untuk pertama kalinya. Dan sikap Harutora pun dengan sangat menerima kekalahan telah membuat Natsume sangat marah, namun shikigami yang belum berpengalaman dan tidak cukup tanggap, tidak menyadari perubahan halus yang ada dihati tuannya.

“……Ha, Ha-harutora-sama……”

Kon dengan pelan menarik ujung seragam Harutora dari belakang.

“……A-a-a-a-apakah tak apa untuk membiarkannya memarahimu seperti ini?”

“Whew, idiot…… Bukankan aku sudah bilang kemarin? Dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga utama, dan aku sekarang adalah shikigaminya.”

“……Ta-ta-tapi……”

Tatapan tak senang yang lebih dari Harutora pun muncul dari wajah polos sang shikigami, bukan hanya karena kalah, namun juga dikarenakan tak mampu untuk membalas perkataan Natsume.

Natsume dengan diam menatap sinis ke arah Kon ketika keduanya saling berbisik. Bahkan Kon pun tak mampu untuk tak diam ketika tatapan bagaikan maut tersebut dilayangkan ke arahnya.

Harutora telah memberitahukan Kon mengenai keadaan Natsume kemarin , dan Kon pasti bisa membedakan Natsume yang berasal dari keluarga utama, bahkan jika sikapnya ke orang selain Harutora tidak berubah sama sekali. Meskipun begitu, ia tetap mencoba untuk membela tuannya.

“……Ta-tadi Harutora-sama kalah dikarenakan pe-pe-pedang kayu yang diberikan oleh Onmyouji palsu tukang senyum itu…… itu pasti bukan karena kemampuan Harutora-sama……!”

“Pedang Kayu?”

Natsume pun tak mampu untuk tidak bertanya ketika mendengar pembelaan Kon, dan Touji yang sejak awal telah menyilangkan tangannya dengan diam pun berbicara seolah-olah ia telah memikirkan sesuatu yang mengejutkan:

“Jadi itu masalahnya? Trik tersebut cukup disayangkan. Harutora, kau awalnya berencana untuk menggunakan kesempatan tersebut, bukan?”

“Tu-tunggu, apa yang kau katakan?”

“Kau tidak menyadarinya? Sebelum pertarungan berakhir, shikigami hitam tersebut menyerang dengan ritme yang cukup monoton, mungkin karena kebiasaan atau karena kecerobohan. Pada saat itu, orang ini menyibukkan dirinya dengan bertahan sambil perlahan memberikan jarak, berencana untuk menghindari serangan tombak dan mengambil kesempatan pada kesempatan tersebut untuk mendekati musuh.”

Kon mengangguk dengan cepat dari belakang Harutora ketika ia mendengar pemaparan Touji, namun Harutora menolehkan wajahnya malu.

Sebenarnya, Harutora telah menggunakan perbedaan jarak dari kedua senjata, merapatkan jarak diantara keduannya, yang bahkan telah berhasil menarik dan menghindari serangan Kokufuu, dan dengan segera mempersiapkan penyerangan.

Namun, ketika ia sedang memberikan ancang-ancang dan akan menyerang dengan seluruh kemampuannya, pedang kayu yang diayunkannya tiba-tiba retak diudara dari ujung hingga ketengah bagian – dan terlebih lagi, pedang tersebut telah hancur luar dan dalam.

“……Bukankah itu retak karena ia menyerang senjata lawan?”

“Nn…… Aku fokus untuk menyerang tadi, dan sebenarnya aku tidak terlalu yakin dengan apa yang terjadi. Namun sungguh tadi sensei bilang bahwa ia telah ‘memberikan mantera’ pada pedang tersebut, dan itu kemungkinan disebabkan akumulasi bertahap dari guncangan yang telah dialami sebelumnya. Itu hanya menunjukan bahwa serangan lawan begitu kuat, jadi aku tidak bisa melakukan perlawanan.”

“Bu-bukan itu masalahnya, ini adalah kesalahan Onmyouji pa-pa-palsu tersebut!”

“Onmyouji palsu…… Ketika pedang kayu itu patah, aku juga merasa marah pada guru sialan itu. Tapi tetap, ini hanyalah sebuah ketidakberuntungan.”

Harutora tersenyum getir, mencoba menenangkan amarah yang menguar dari shikigaminya.

Namun, tanpa sadar ia melirik Natsume dan menyadari bahwa wajah teman masa kecilnya telah memucat dari sebelumnya.

“……Ini sungguh keterlaluan.” Natsume bergetar ketika ia berucap.

“Huh? Ke-kenapa?”

“Aku tidak tahu sihir apa yang diberikan Ohtomo-sensei pada pedang kayu tersebut, tapi ia seharusnya memperkuat pedang kayu tersebut untuk menahan serangan Yaksha, bukan?”

“Ah, seingatku, ia bilang sesuatu seperti itu……. Jadi kenapa?”

“Apa kau bodoh! Berpikir bahwa kau turut serta bertarung dimana pedang kayu yang diperkuat saja bisa terbagi menjadi dua! Kau seharusnya memiliki kesadaran diri, bukan!”

Teriakan Natsume jauh terdengar lebih marah dari sebelumnya. Harutora tersentak, menatap Natsume, namun Natsume telihat enggan untuk bahkan melihat Harutora.

Wajahnya pun dipenuhi dengan kekhawatiran dan emosi lainnya.

“Kau terlalu percaya diri dengan dirimu, apakah kau bisa menganggap dirimu sebagai Tsuchimikado seperti itu? Sihir sangatlah berbahaya! Dikarenakan kau bodoh, gunakanlah otakmu itu sedikit untuk berpikir sebelum bertindak!”

Suaranya bergetar hingga akhir dan nadanya semakin dan semakin marah. Harutora pun akhirnya sudah muak mendengar omelan tersebut.

“……Apakah itu ‘perintah’, tuan?”

“Apa!?”

“……Aku minta maaf aku membuatmu malu lagi, tapi sayangnya, ini adalah caraku, dan jika kau tidak senang dengan ini, mungkin kau harus segera bergegas dam memecat shikigami sepertiku.”

Harutora merajuk dan menolehkan kepalanya setelah berkata demikian. Mata Natsume melebar dan ia pun berdiri terdiam, terkejut dan tidak mengerjap, tak mampu untuk menghentikan dirinya yang bergetar.

Airmata pun menggenang dimata yang menatap Harutora dengan emosi yang histeris.

Lalu, ia menahan emosinya dengan seluruh tekadnya.

“……Jika kau berpikir bahwa metode tersebut ampuh, lalu kenapa kau tidak pergi……”

Berkata demikian, Natsume membalikan tubuhnya – berlari meninggalkan ruang ganti tanpa menoleh ke belakang, rambutnya yang berayun.

“……Ha-harutora-sama……”

Kon menatap Harutora, tak tahu harus berbuat apa. Bahkan Kon yang tidak senang dengan sikap keras Natsume tak berdaya dalam mengatasi masalah ini. Harutora pun membenamkan wajahnya, dan memutuskan untuk mengabaikan shikigaminya yang kebingungan.

Touji mendesah ringan.

“……Dia berkata begitu karena ia khawatir denganmu.”

Kegelisahan emosinya pun mereda sesaat ketika mendengar kalimat tersebut.

“Aku tahu.”

Jawab Harutora, suaranya terdengar telah lama kehilangan rasa puas karena telah menemukan langkahnya yang terdengar tadi.

Hari kedua ia memasuki akademi berakhir dengan demikian. Harutora menghela napas dalam didepan teman baiknya dan shikigami yang mengkhawatirkannya.

Sebenarnya, situasinya mulai berubah kali ini.

Hal terjadi dalam bentuk yang tak diduga oleh Harutora dan yang lainnya dan ditempat yang mereka waspadai.

Bagian 4[edit]

Pagi berikutnya.

Harutora terjebak dengan harus menggunakan jimat penyembuh untuk lukanya yang diakibatkan pertarungan kemarin. Ketika ia memasuki kelas, dengan segera ia merasa atmosfer dikelas sedikit aneh. Meskipun ia tidak tahu mengapa, ini terasa berbeda dari dua hari sebelumnya.

Ia benar-benar tidak tahu darimana rasa abnormal itu datang, bahkan berpikir ialah yang harus disalahkan sebagaimana ia berjalan melewati podium dengan heran.

Natsume telah terduduk dibangkunya. Ia dengan segera menolehkan wajahnya ke arah jendela setelah melihat Harutora yang memasuki ruang kelas. Pada akhirnya, reaksi seperti itu sudah diduga setelah argumen mereka, namun Harutora masih merasa berat hati sejak pagi.

Touji berencena untuk menjaga jarak untuk mengobservasi situasi hari ini, jadi Harutora duduk sendiri dibangku yang sama seperti kemarin.

Ia berdoa didalam hatinya, berharap semoga semua akan berjalan lancar, tanpa adanya hal yang tidak diinginkan hari ini.

“……Se-selamat pagi, Tsuchimikado-kun.”

“Huh? Ah, selamat pagi……”

Setelah Harutora terduduk, tiga murid perempuan berjalan menghampirinya. Harutora telah melihatnya sebelumnya dikarenakan mereka sekelas, namun ia tidak pernah menyapa mereka sebelumnya dikarenakan ia tidak mengetahui nama mereka. Ia memerhatikan wajah ketiganya yang terkejut.

“Hei, apa kau ada waktu?”

“……Uh, kurasa…… A-ada apa? Apa kalian memerlukan sesuatu?”

“Tidak, sebenarnya tidak……”

Salah satu dari mereka berbicara malu-malu. Dan sisanya menyemangatinya dari belakang, mendesaknya untuk segera dan membuat Harutora kebingungan. Mungkinkah mereka menghampiri untuk menggertak murid baru? Mungkin murid-murid kelas mulai bergerak dihari ketiga ia masuk. Bagaimana jika mereka merasa bahwa Harutora adalah pengganggu? Namun sebagaimana Harutora khawatir dengan dirinya—

“Pe-pertarungan kemarin sangatlah hebat, tapi lukamu tidak parah, bukan?”

“Apa? Oh, terima kasih. Luka kecil ini bukan apa-apa.”

“Itu bagus. Tapi aku benar-benar terkejut, aku tidak pernah berpikir ada orang yang mau melawan shikigami dengan pedang kayu.”

“Me-memang…… Tidak ada yang melakukannya.”

Harutora menjawab dengan tergagap, dan dua orang yang berdiri dibelakangnya tiba-tiba maju ketika mendengar kalimat tersebut.

“Dan lawanmu adalah shikigami pelindungnya Kurahashi, bukan? Itu sungguh luar biasa!”

“A-aku tidak tahu benar tentang itu. Namun aku pikir…… Itu tidak begitu luar biasa?”

“Lalu kenapa kau turut serta bertarung?”

“Kenapa…… Pada akhirnya aku tidak tahu bagaimana menggunakan sihir, dan aku tidak mengerti bagaimana mengontrol shikigami dalam pertarungan…… Jadi aku ingin setidaknya sedikit membantu – begitulah.”

“Tidak mungkin! Kau turut serta hanya karena itu?”

“Sungguh tidak bisa dipercaya!”

Ketiga gadis tersebut pun mengerang pelan. Harutora, yang masih tidak yakin dengan apa yang terjadi, terkejut dan memberikan ekspresi bingung.

Lalu, dua murid pria yang daritadi memerhatikan dari kejauhan memanggil ketiga gadis tersebut dan mengambil kesempatan untuk mendekati tempat duduk Harutora.

Mereka tersenyum kaku pada Harutora.

“……Hai, kemarin sungguh disayangkan, Tsuchimikado. Kau sangat berani untuk tidak kabur seperti ayam.”

“Benar, aku akan kabur dari awal jika aku melawan Kurahashi.”

Kedua murid laki-laki tersebut terlihat merasa sedikit malu karena tidak berbicara dengannya selama dua hari, tidak seperti para gadis yang terlihat santai. Bahkan jika mereka tidak bisa menyembunyikan rasa malu mereka, mereka masih menunjukan itikad baik dan berbicara dengan rasa ingin tahu dengan Harutora. Sikap tersebut membuat Harutora tak mampu untuk tidak terkejut hingga ke relung hatinya.

“Sudah lama aku tidak melihat shikigami pelindungnya Kurahashi, bukankah mereka pada dasarnya berada ditingkat professional? Dan bahkan ada dua!”

“Tapi bukankah keluarga Kurahashi secara khusus membuatkannya untuk patuh dengannya? Itu terlalu tidak mungkin, bukan?”

“Hampir seluruh shikigami pelindung dibuat untuk mematuhi penggunanya, tidakkah itu memakan banyak biaya? Itu sungguh hebat ketika kau turut serta dan bertarung hanya menggunakan pedang kayu.”

“Ohtomo-sensei terlalu random, aku bahkan berpikir bahwa ia hanya bercanda awalnya.”

Para murid mengelilingi Harutora, berbicara dengan lepas tentang perasaan mereka mengenai kejadian kemarin, bahkan memerlakukan Harutora seolah-olah ia tidak ada disana.

Hingga kemudian—

“Hah, Harutora-kun?” salah satu dari wajah yang ia familiar pun datang mencarinya.

Itu adalah Tenma. Bahkan jika ia merasa terkejut pada situasi yang terjadi pada Harutora, ia tetap dengan cepat menyadari keadaan dan menengahinya.

“Ahh, Te-tenma……”

Selamatkan aku – Harutora memohon dalam diam. Tenma tak mampu untuk tidak tertawa dikarenakan penampilannya yang sungguh menyedihkan.

“Kemarin sungguh berat untukmu. Tapi kau sungguh mengejutkanku, apa tubuhmu baik-baik saja?” ia berbicara dengan nada santai.

“Aku baik-baik saja, maaf membuatmu khawatir.”

“Jangan berkata seperti itu. Tapi, Harutora-kun, jadi kau punya shikigami pelindung, huh. Dan terlebih lagi itu bukanlah shikigami yang dijual dipasaran, bukan?”

“Uh, yah……”

“Benar! Hei, Tsuchimikado-kun, bolehkah kau menunjukan kembali shikigamimu?”

“Ah, aku juga! Aku mau lihat!”

Para gadis dengan segera menunjukan ketertarikan yang sangat ketika mendengar tentang shikigami pelindung, dan Harutora dengan bingung memberikan tatapan bertanya pada Tenma. Tenma pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

“……Kon.”

Walaupun ia telah diperintah untuk bersembunyi, Kon selalu menemani Harutora disisinya, dan ia selalu mendengar percakapan mereka. Wujud shikigami pelindung tersebut pun muncul ketika Harutora memanggilnya.

“Wah, keren!”

“Iyah! Manisnya!”

Mata para murid kelas pun berkilat senang, khususnya para gadis yang dengan anehnya tampak gembira, terus-menerus memuji Kon lucu dan bahkan merentangkan tangannya untuk menyentuh Kon. Kon pun membeku kaku menghadapi ketidaksopanan tersebut, panik pun ditunjukan oleh mata birunya.

“Ha-ha-ha-harutora-sama!?”

“……Maafkan aku, Kon. Bertahanlah sebentar.”

Harutora merasa seperti ia telah memerlakukan Kon seperti sebuah barang pengorbanan, dan ia pun menyembunyikan rasa bersalahnya. Ekor Kon dan sepasang telinganya pun berdiri dengan panik, dan Harutora pun hanya bisa berpura-pura bahwa ia tidak melihatnya.

“Shikigami pelindung ini sangat muda, dan sekarang aku melihatnya dari dekat. Tsuchimikado, mungkinkah ini adalah tipe yang kau suka?”

“Tentu saja tidak.”

“……Aku ingat bahwa dia adalah shikigami tingkat tinggi? Begitu, jadi kau membuat shikigami macam ini untuk melayanimu.”

“Kubilang bukan begitu!”

“Dia panik, sungguh mencurigakan.”

“Mungkinkah kalian mandi bersama!”

“Iyah, mesum—“

“……Mengapa kalian tidak mengerti kalimat yang kukatakan.”

Mungkin reaksi panik yang diberikan tuan dan shikigaminya terlihat lucu, sebagimana murid-murid yang mengelilingi Harutora satu persatu tertawa. Kebingungan yang ada dihati Harutora masih belum menghilang, namun wajah yang kini mengelilinginya bukan lagi wajah yang tidak bisa dibaca dan dingin seperti dua hari yang lalu, dan malah mereka tersenyum disekitarnya. Mereka memang menertawainya, namun terdapat itikad baik yang ditujukan kepada Harutora yang tersembunyi dalam kata-kata mereka.

“Bodoh.”

Lalu, sebuah suara datang dari bagian belakang kelas.

Orang tersebut berkata dengan suara yang memprovokasi. Harutora menoleh untuk melihat, dan itu adalah siswa laki-laki lainnya yang wajahnya ia kenal namun namanya tidak diketahui olehnya. Murid laki-laki tersebut melihat ke arah kerumunan disekitar Harutora dengan kaki yang terangkat diatas meja.

“……Bahkan laki-laki ini yang tidak mengetahu apa itu shikigami pelindung memiliki shikigami tingkat tinggi? Dasar keluarga terkenal.”

Suara laki-laki tersebut membawa kesan jijik dan murid yang riuh bergemuruh kini terdiam mendengar kalimat tersebut, dengan atmosfer tertawa nan senang yang dengan segera menghilang.

Dengan cepat Harutora memanggil: “Kon!”

Kon, yang telah melepaskan tangan murid perempuan dan dengan segera ingin menuju tempat yang meremehkan tuannya, dengan segera terhenti ditengah udara. Panggilan Harutora jelas tidak bermaksud untuk memerintah Kon untuk menyerang, namun untuk menahan Kon, untuk menahan dirinya memberikan pelajaran pada bocah laki-laki yang kurang ajar. Kon telah menggenggam gagang dari wakizashinya seolah-olah sedang memburu mangsa yang ada didepannya, namun terhenti. Suara tidak senangnya “Uuu~” telah membuktikannya.

“…Sungguh, apa kau mengerti untuk memikirkan tindakanmu terlebih dahulu atau tidak?”

“Ta-ta-tapi~”

Harutora menyipitkan matanya, menatap pada Kon yang memohon sangat, dan ekor Kon yang menurun dengan depresi.

Disisi lain, murid laki-laki yang hampir diserang tersebut dengan cepat menurunkan kakinya dari meja, hampir terjatuh dari duduknya.

Ia mungkin tidak menduga bahwa sarkamnya akan mengundang serangan shikigami, dan wajahnya pun tegang karena takut.

Salah satu murid perempuan tidak mampu untuk tak tertawa melihat penampilan murid laki-laki yang ketakutan tersebut. Tawa pun menyebar, dan bukan hanya sekitar Harutora namun seluruh kelas pun terisi dengan canda tawa. Murid yang ditertawakan marah dan malu, wajahnya menggelap dan memerah.

Namun… “Maaf.” Harutora berdiri, membungkuk dalam untuk meminta maaf.

Para murid yang ada disisinya menatap dan menganga, terkejut dengan sikapnya yang meminta maaf. Bulu pada ekor Kon pun berdiri bagaikan jarum seolah-olah ia mendapat tamparan keras.

“Maaf untuk mengganggumu, aku tahu aku mengganggu, tapi……”

Ia mengangkat kepalanya, menatap lurus ke arah murid laki-laki yang terkejut karena aksinya.

“Aku masih ingin berteman baik dengan kalian semua. Aku juga ingin mengatakan ini pada Kurahashi kemarin, namun maukah kalian menerimaku? Aku akan berusaha semampuku untuk bisa berteman dengan kalian.”

Ruang kelas terdiam.

Ini baik-baik saja. Ia tidak ingin marah karena komentar sarkas dan malah mempermalukan dirinya. Secara khusus, ia bisa mengerti rasa marah yang ada pada murid tersebut.

Kon mengambang diudara, menatap tuannya dengan heran, dan ekspresi murid kelas yang mengelilingi Harutora juga sama. “Uh, itu……” murid laki-laki yang dimintakan maaf oleh Harutora tergagap, tidak tahu bagaimana harus merespon.

Atmosfer hening yang aneh pun mengisi.

Perempuan yang pertama kali mengajak Harutora berbicara memecahkan keheningan. Berkata dengan riang:

“……Kau selalu membicarakan orang lain, tapi bukankah kau yang tidak bisa mengontrol shikigami sederhana yang dibuat sensei pada tes praktik sebelumnya? Kau tidak mungkin bisa menggunakan shikigami pelindung, bukan?”

“Di-diamlah.. aku tidak menggunakan seluruh kemampuanku waktu itu! Dan juga metode tersebut berbeda dengan pengendalian otomatis!”

“Kau berkata demikian, tapi aku ingat kau kelelahan saat itu.”

“Bukankah memang seperti itu pada awalnya! Dan bukankah kau juga tidak mampu berdiri untuk sesaat!”

Murid laki-laki itu membalas setelah murid perempuan tersebut selesai bicara. Atmosfer pun sedikit santai karena ini. Harutora merasa bahwa yang seharusnya diselamatkan adalah dirinya dibandingkan dengan laki-laki yang sedang dicandai oleh seluruh kelas.

“Ngo-ngomong-ngomong, Tsuchimikado. Kau sebaiknya mengerti bahwa aku tidak kuasa melihatmu atau pertandingan kemarin!”

Murid laki-laki tersebut kembali berkata dengan arogan, mengucapkankan kata kasar kembali, namun nada sinis dari sebelumnya tidak lagi terdengar.

Harutora tersenyum.

“Akan kuingat itu, dan juga, kau bisa memanggilku Harutora.”

“…………”

Murid laki-laki tersebut memalingkan wajahnya, menjawab dengan ber’hmph’ ria.

Harutora tidak membenci cara akrab seperti itu. Ia tidak ingin memaksakan dirinya untuk berteman dengan semuanya, atau dengan percaya dirinya mampu melakukan seperti itu. Meskipun jika orang-orang berpikir bahwa dirinya menyebalkan, ia lebih memilih untuk mengatakan secara jelas didepan orang tersebut dibandingkan dengan menggosipinya dibelakang.

Harutora berbalik, berterima kasih pada gadis yang telah menyelamatkannya dengan matanya.

“Benar, aku masih tidak mengetahui nama-nama semuanya, jadi bisakah kalian mengambil kesempatan ini untuk memberitahukanku? Tak apa jika semuanya hanya memanggilku Harutora.”

“Okay, jadi Tsucchi?”

“Kau tidak mendengarkanku sama sekali.”

Senyum getir Harutora membuat suasana kelas kembali ria. Tenma memulai dengan memperkenalkan dirinya kemballi, dan murid lainnya pun turut serta mengikutinya. Murid laki-laki yang ada dibelakang kelas pun hanya bisa ‘tch’ melihat keadaan tersebut, namun ujung-ujung mulutnya sedikit terangkat.

Kejadian baru telah muncul diruang kelas.

Kon melihat tak mengerti dengan suasana yang ada didepannya, seolah-olah mereka telah lupa akan dirinya.

Tidak, bukan hanya Kon, ada seseorang juga—

“……Aku tidak mengira perkembangan macam ini akan muncul.”

Kalimat yang tiba-tiba membuat Natsume mengerang terkejut, dan dirinya terlalu sibuk dengan segera mengembalikan suara asalnya untuk menyembunyikan suara tinggi nan melengkingnya.

“To-touji……”

“Hmph, akan lebih baik jika perkembangan seperti ini dilakukan olehnya dengan sengaja…… Namun ia hanya mengikuti arus tanpa merencanakannya sama sekali, jadi orang-orang yang tidak bisa berbuat seperti itu akan terlihat cemburu setelah melihatnya…”

Berkata demikian, Touji melirik Natsume.

“…Bukankah begitu?”

“O…… Omong kosong macam apa yang kau katakan……”

Natsume menjawab dengan bisikan pelan, memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Touji.

Namun, tatapan mengelaknya justru malah terarah ke Harutora. Saat ini Harutora telah menjadi pusat perhatian orang-orang kelas, dan Natsume jelas menunjukan keterkejutan dan rasa kesal dimatanya sebgaimana ia melihat Harutora.

‘Berbicara secara logika’, orang-orang tersebut telah menjadi teman kelasnya selama setengah tahun, dan ‘berbicara secara logika’, Harutora adalah pemuda dari keluarga cabang yang telah ia kenal sejak kecil. Kedua sisi adalah orang-orang yang ia kenal, namun mereka telah menjadi teman dengan dirinya yang tidak bisa turut serta didalamnya. Natsume menatap dalam diam, dan hanya ini yang dapat ia lakukan. Wajahnya secara diam tersakiti, dan khawatir pun muncul diwajah Touji ketika ia melihat Natsume.

“……Jangan memaksakan dirimu.”

“Aku, aku tidak memaksakan diriku! Kenapa kau jadi terus membual sejak tadi?!”

Natsume dengan cemas mengerang, dengan jelas memaksakan dirinya. Touji hanya menggedik bahu, tidak peduli.

Lalu—

“Begitu, maafkan aku. Sebenarnya, aku memilki teman baik yang bertengkar dengan orang bodoh itu musim panas ini karena dia yang terlalu memaksakan diri, dan berakhir dengan menjadi sebuah momen terakhir diantara keduanya.”

“…...!”

Natsume terkejut dan menoleh ke arah Touji. Touji melihat dari belakang Harutora dan yang lainnya, tatapannya sedikit nostalgik, dan senyum mencela diri tidak seperti yang biasa ia tunjukan pun muncul.

“Itu adalah pengalaman yang menggetirkan untukku, dan aku tidak ingin melihat itu terulang lagi.”

“…………”

Natsume menundukan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya kaku dari seragamnya.

Tatapannya kaku dan keras kepala. Natsume yang malu seperti ini terlihat seperti hanya seorang gadis biasa dimatanya karena Touji tahu identitas Natsume yang sebenarnya. Dalam diam ia mendesah, menaikan satu alisnya.

Lalu, tatapannya berubah menuju pintu masuk kelas.

Kurahashi Kyouko berjalan memasuki kelas.

Kyouko terlihat jelas terkejut dengan adegan yang ada diruang kelas, dan setelah mengerti akan situasinya, ia menunjukan tatapan terkejut. Touji hampir tertawaa. Mungkin Harutora merasa tertekan dan tidak tahu bagaimana menghadapi orang tersebut, namun dimata Touji, emosinya terlihat jelas terpancar diwajahnya dan cukup mudah untuk dimengerti.

“……Aku mungkin harus segera bertindak.”

Touji bergumam pelan. Harutora akan terlihat tidak senang jika ia mendengar kalimatnya. Karena setiap kali Touji merencanakan idenya yang berbelit-belit, nadanya selalu bergairah.

Bagian 5[edit]

Setelah menjalani kelas pagi, sekarang waktunya untuk istirahat siang.

“……Bisakah aku meminjam waktumu sebentar?”

Harutora awalnya berpikir tentang bagaimana udon yuba yang ia makan sebelumnya tidak enak, dan kali ini ia akan menggantinya dengan udon tempura. Sebagaimana ia bersiap untuk berjalan menuju kantin, Kyouko yang telah menunggunya memanggil dirinya.

Kejadian yang baru saja terjadi kemarin masih teringat jelas, dan bahkan Harutora merasa ini tidak duga kalau Kyouko akan memanggilnya. Ia tetap waspada, pertama dengan pelan memeringati: “Kon, jangan keluar.” …Ia telah mahir dalam mengontrol shikigaminya.

Keberadaan yang tak diinginkan pun muncul disekitar kakinya dan harutora pun hanya bisa menghela napas. Bahkan dengan kekalahan yang ia alami kemarin, semangat bertarung Kon sepertinya masih belum hilang.

…Aku tidak menyadari jika Kon memiliki kepribadian galak seperti ini ketika berada diasrama……

Pada akhirnya, ia tidak bisa terus menghindarinya, dan dikarenakan efeknya telah meluas begini jauh, ia harus menyelesaikannya. Kemudian Harutora menjawab Kyouko, yang tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya: “baiklah, tak masalah,” dan mengikutinya dari belakang.

Kyouko membawa Harutora menuju tangga darurat dibelakang gedung akademi. Bukan hanya orang-orang tidak akan melewati tempat ini, mereka juga tidak perlu khawatir untuk terlihat dengan orang-orang juga. Jika ini sekolah menengah atas biasa, akan ada kemungkinan besar bahwa murid-murid nakal akan berkumpul ditempat ini untuk merokok secara diam-diam, bersembunyi dari guru-guru yang mengawas.

“……Apa yang kau butuhkan dariku?”

Lagipula, Kyouko telah memenangkan pertandingan kemarin. Awalnya Harutora berpikir bahwa Kyouko telah mendinginkan pikirannya setelah memenangkan pertarungan tersebut, namun sepertinya ia masih ingin membahas beberapa hal.

Sebagaimana Harutora kesusahan, berpikir bahwa ia benar-benar tidak mampu mengatasi gadis keras kepala macam imi, Kyouko tiba-tiba berkata:

“……Aku minta maaf soal kemarin.”

Ia tak mampu untuk tidak meragukan pendengarannya.

Ia menatap Kyouko, tak mampu berkata karena terkejut. Wajah Kyouko memerah canggung, dan ia memalingkan kepalanya, rambut indahnya pun turut berayun diudara.

“……Meskipun hal tersebut menjadi sedemikian rupa, awalnya aku tidak ingin mengeluarkan shikigamiku, dan semua kemarahanku awalnya ditujukan kepada Ohtomo-sensei…… Intinya, aku benar-benar minta maaf telah membuat keadaan menjadi tidak terkendali.”

“Tidak, tolong jangan berkata demikian. Semua ini salah Kon yang tiba-tiba menyerangmu, kau tidak perlu meminta maaf padaku……”

Keberadaan Kon yang tidak senang tiba-tiba mendekat, dan dengan natural, Harutora memilih untuk mengabaikannnya.

…Apa yang sedang terjadi?

Mungkinkah suasana dikelas telah mengubahnya, membuatnya menunjukan sikap yang sebenarnya? Tidak, kesannya terhadap Kyouko tidak mungkin menghasilkan perubahan apapun. Khususnya ketika ia berani menantang Ohtomo dan dengan tegas mengajukan saran, ia tidak mungkin mengubah pendiriannya meskipun jika seluruh kelas mendukung Harutora.

Lalu, sikapnya yang tiba-tiba berubah seperti sesuatu yang bahkan disebut sebagai sikap ramah. Harutora bingung kembali, dan ia tak mampu untuk tak meragukan bahwa ada rahasia dalam sikapnya yang seperti ini.

…Ugh, tapi……

Bagaimanapun ide licik yang disembunyikan Kyouko dibelakangnya, ini adalah kesempatan baik, dikarenakan dirinya yang harus berbicara dengan benar padanya.

“……Hei, biarkan aku bertanya, kau sebenarnya tidak membenciku bukan, kau hanya ingin menggunakanku untuk menyerang Natsume, bukankah begitu?”

Tepat pada sasaran, begitulah. Ia bertanya langsung tanpa basa-basi, dan seperti yang diduga, wajah Kyouko mengerang.

“Kenapa kau ingin melakukan demikian? Apa alasanmu?”

“……Itu hanya alasan pribadiku.”

“Alasan pribadi apa?”

“Kau tahu, ketika seorang gadis berbicara mengenai alasan pribadi, akan lebih sopan jika kau tidak lanjut bertanya.”

“Tapi kau menyeretku dalam apalah yang kau sebut alasan pribadi, bukan? Aku janji tidak akan memberitahukan siapapun, namun apa kau sebegitu membenci Natsume?”

Kyouko terdiam, tak mampu menyembunyikan rasa sebalnya. Harutora dalam diam menunggu jawabannya, yang akhirnya membuat Kyouko menghela napas mengalah.

“……Aku pernah bertemu Natsume-kun, ketika kami…… masih kecil.”

“A-apa yang kau bilang?”

Harutora sangat terkejut ketika mendengar pengakuan tak terduga. “Sungguh.” Kyouko bergumam, memiringkan tubuhnya, sikap feminin yang terlihat sangat manis.

“Kau tak perlu sebegitu terkejutnya. Aku adalah keturunan langsung dari keluarga Kurahashi, dan Natsume-kun juga berasal dari keluarga utama Tsuchimikado.”

“Uh…… Jadi maksudmu kalian pernah bertemu sebelumnya dikarenakan keluarga kalian terkenal?”

Harutora mengonfirmasi dengan serius, namun tatapan Kyouko pun berubah menjadi heran bagaikan ia seperti melihat alien.

“Apakah kau serius?”

“Ke-kenapa kau bertanya, apa aku berkata salah?”

Kyouko menghela napas dalam, dan Harutora merasa seperti ia malah semakin dan semakin terlihat seperti orang bodoh.

“Dengar baik-baik. Keluarga Kurahashi awalnya adalah keluarga cabang dari keluarga Tsuchimikado, kami hanya dinamai berbeda dari ‘Tsuchimikado’. Keluarga Kurahashi telah berpisah sejak lama.”

Harutora ternganga karena terkejut, hingga kemudian menyadari bahwa ia benar-benar bodoh dari yang ia duga.

“Tu-tunggu! ……Apa maksudnya itu? Apa itu sungguhan? Mungkinkah kita ini keluarga?”

“Kau tak perlu meragukannya, itu benar bahwa kita adalah keluarga.” Harutora menggeleng-gelengkan kepalanya, tak percaya mendengar jawaban Kyouko.

Lalu, ia bertanya: “……Kon, apakah kau mengetahuinya?”

Meskipun ia tidak mendapat respon, ia dengan jelas merasa bahwa Kon pasti tidak menjawab demi perasaannya. Itu adalah jawaban positif. Fakta bahwa ia tak tahu apapun ketika bahkan shikigaminya sendiri tahu hubungan keluarganya benar-benar mengejutkannya.

“Uh…… Aku, aku mengerti! Abaikan masalah keluarga Kurahashi saat ini – Jadi apa? Kau bertemu Natsume sebelumnya, jadi mungkinkah kau memiliki pertengkaran yang sangat waktu itu, dan kau belum memadamkan kebencianmu hingga saat ini?”

“……Dia tidak mengingatnya.”

“Apa?”

“Dia lupa bahwa kami pernah bertemu sebelumnya.”

Kyouko bergumam pelan. Harutora menutup mulutnya rapat tanpa bicara, bukan karena perkataan Kyouko, namun karena tatapan sedih yang terpancar dari wajahnya.

Hingga kemudian Harutora sadar bahwa meskipun ia telah melihat penampilan Kyouko yang tegas dan pemarah, ini adalah kai pertamanya ia benar-benar melihat wajah tersebut. Depresi tiba-tiba yang tak terjaga telah mengambil seluruh warna mukanya, dan Harutora tanpa sadar panik.

“……Apa hubungan kalian dulu sangat baik?”

“Kami hanya bertemu sekali.”

“Apa! Kalau begitu kau tidak bisa menyalahkannya jika dia tidak mengingatnya! Bukankah itu terjadi ketika kau masih kecil?”

Memang, Harutora tidak mengetahui orang ini jika hubungan Natsume dan Kyouko kecil memiliki hubungan yang cukup intim dan meninggalkan memori yang mendalam. Bahkan jika Harutora dan Natsume terkadang sedikit menjauh, keduanya masih sering bermain bersama ketika sekolah dasar.

Namun—

“Aku mengingatnya sangat jelas.”

Ucap Kyouko seolah-olah ia disalahkan, tatapannya sedikit suram.

“Karena kami telah berjanji……”

“Ja-janji apa?”

“…………”

Kyouko tidak menjawabnya. Ia tidak mengatakan apapun, hanya aura suram dan sedih yang terpancar darinya.

Kemudian, tiba-tiba ia memberikan tatapan mencurigakan ke arah Harutora.

“……Biar aku bertanya. Setelah libur musim panas, Natsume-san tiba-tiba mulai menggunakan pita untuk mengikat rambutnya, apakah……”

“Huh?” Seru Harutora, dengan segera menyadari bahwa masalah ini benar-benar merepotkan. Bukan hanya karena rambut elegan Natsume yang jarang diantara kaum lelaki, bahkan ia mengikat rambutnya dengan pita, jadi wajar jika orang-orang meragukannya.

“I-i-i-itu? Dan rambut itu, kau merasa itu seperti perempuan, bukan? Sebenarnya, ada sebuah sihir didalamnya. Pita itu bukanlah sembarang pita, itu adalah jimat keluarga Tsuchimikado, dan itulah mengapa ia terlihat seperti seorang perempuan meskipun jelas terlihat bahwa ia laki-laki, hahaha.”

Harutora berbohong dengan kikuk ia menyembunyikannya dengan senyuman. Harutora tidak tahu kenapa Kyouko terlihat seperti mendapat pukulan keras ketika mendengar penjelasannya. “Dari keluarga Tsuchimikado……” ia bergumam terdengar seperti ia memaksakan diri untuk menerima kebenaran yang sejak lama ia firasatkan, namun tak mau untuk mengakuinya. Harutora tidak mengerti mengapaKyouko memberikan reaksi semacam ini, dan ia pun hanya bisa terheran.

Kyouko menggigit bibirnya, tidak mengindahkan kebingungan yang muncul diwajah Harutora.

“……Begitu, jadi aku benar, aku tahu bahwa itu akan demikian.”

“A-apa yang kau maksud dengan itu?”

“Apakah aku perlu mengatakannya? Natsume-kun tidak memedulikan apapun selain dirinya dan keluarga Tsuchimikado…… tidak, sikapnya terhadap Onmyoudou sama saja, pada akhirnya adalah untuk tidak mempermalukan nama Tsuchimikado, itulah mengapa dia sangat sering berlatih. Nama Tsuchimikado adlah segala-galanya didalam kepalanya.”

“Hei, itu terlalu……”

“Apa? Aku salah? Semuanya mengetahui ini, tak ada orang yang tidak menyadarinya. Mungkin kau terkecuali, tapi dia hanya membelamu karena kau adalah – shikigami keluarga Tsuchimikadonya, bukan? Bukankah begitu?”

Ia salah.

Harutora ingin menyangkalnya, namun ia tidak mampu membuka mulutnya.

Natsume yang telah berkata ‘mari lakukan yang terbaik’ sambil tersenyum, Natsume yang seluruh tubuhnya bergetar karena malu, Natsume yang menoleh dan pura-puura tak melihat ketika pertarungan shikigami namun denga segera berlari kepadanya untuk memarahinya setelah selesai.

Ia tahu Natsume mengkhawatirkannya, namun jika ia ditanya kenapa Natsume mengapa Natsume khawatir, ia tak sanggup merespon. Ia percaya – ia ingin percaya, namun hatinya dengan keras kepala menolaknya.

Kyouko menatap serius pada Harutora yang terdiam, lanjut berkata:

“……Ato-kun juga memberitahuku.”

“Huh? Tou-touji? Apa yang dikatakannya……”

“Dia bilang kau menjadi shikigami dan melayani Natsume-kun untuk mematuhi tradisi keluarga. Itulah mengapa aku akhirnya mengerti kenapa Natsume-kun memilih dirimu yang orang luar menjadi shikigaminya. Itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan entah itu menguntungkan dirinya atau tidak, ataupun dia memikirkan perasaanmu. Dia hanya berlaku demikian karena untuk memenuhi tradisi keluarga Tsuchimikado, yang menjadi hal terpenting bagi dirinya.”

Benci. Marah. Sesal. Sedih. Emosi negatif tersebut terlihat disetiap kata-katanya, terlihat kontras denga kesan pertama yang ia berikan yang terus terang.

Kyouko menatap mata Harutora. Yang mengejutkan adalah tatapannya menunjukan belas kasih dan resonansi yang menarik. Ia mengasihi dirinya, dan juga Harutora.

…Ah.

Saat itu, ia mengerti semuanya.

Kyouko – setelah mendengarkan perkataan Touji, percaya bahwa Harutora dan dirinya adalah ‘sama’ dalam hal hubungan mereka terhadap Natsume. Harutora tidak mengerti hubungan antara Kyouko dan Natsume, namun dihati Kyouko, Kyouko telah menyamakan hubungannya dengan Natsume dan hubungan Harutora dengan Natsume. Itulah mengapa perubahan seratus delapan puluh derajat muncul dalam sikapnya.

Namun—

“Tunggu, kau salah, Kurahashi.”

Kali ini, suaranya terdengar normal dan tulus tanpa ada jejak keraguan, dan suara tersebut membuat Kyouko kembali pada kesadarannya.

“……Apa?”

“Kau salah, akulah orang yang meminta orang tersebut untuk membiarkanku menjadi shikigaminya.”

Mata Kyouko melebar tidak percaya.

“Bohong.”

“Aku tidak bohong. Mungkin terdengar tidak meyakinkan bahwa orang luar sepertiku sengaja memilih hal yang tidak serasi dengan apa yang dijalani sebelumnya…… Namun sungguh akulah yang inisiatif meminta. Orang itu awalnya menolak, percaya bahwa terlalu banyak risiko jika menjadikanku shikigaminya, dan hanya mengizinkanku berjalan dijalan yang sama dikarenakan kegigihanku.”

“…………”

Tatapan Kyouko pun penuh keraguan. Harutora tidak berbohong, tiap kata yang diucapkannya adalah benar, dan Kyouko seharusnya bisa mengerti. Ia harap Kyouko mampu mengerti.

“Orang itu memang memiliki perasaan yang rumit dan kompleks terhadap nama Tsuchimikado…… Seperti ia bangga akan hal tersebut dan juga tertekan karenanya, dan terkadang ia menderita karenanya. Tapi ia tidak terbawa karenanya, bisakah kau memercayai apa yang kukatakan?”

Ia ingin dengan damai bekerja sama dengan semuanya, tentu saja termasuk Kyouko, dan akan lebih bagus jika Natsume turut bergabung. Tidak, Natsume pasti harus tergabung.

Bahkan jika ia adalah shikigami yang tidak berguna, mungkin ini – menciptakan ‘tempat untuk Natsume’ – adalah sihir terkuat yang mampu Harutora berikan kepada tuannya.

“……Apa, jika kau berkata demikian, aku……”

Kyouko berbicara dengan marah, tatapannya menurun melihat kakinya.

“Pada akhirnya ini hanyalah cinta bertepuk sebelah tanganku? Aku dengan mudahnya dilupakan?”

“Huh? Tidak…… Aku……”

Ia tidak bermaksud demikian. Sebelum ia menyelesaikan perkataannya, suara lain pun menarik perhatian mereka.

“……Apa yang kalian berdua lakukan?”

Suara tersebut terdengar dingin dan keras, bagai armor yang dibuat dari besi tebal.

“Natsume?”

Natsume berjalan menaiki tangga darurat, menatap pada wajah-wajah yang dengan anehnya terlihat muram.

“Apa yang kalian lakukan ditempat ini? Bukankah seharusnya perselisihan kalian sudah selesai dengan pertarungan kemarin?”

“Ah, tidak, kau salah, Natsume. Kami tidak bertengkar—“

Harutora dengan segera menjelaskan, namun Kyouko tiba-tiba menyela perkataannya.

“Dia benar, kami telah berbaikan.” Ucapnya tak berekspresi.

“……Berbaikan?”

“Benar, Tsuchimikado dan Kurahashi awalnya adalah satu keluarga. Kesalahpahaman diantara kami telah terselesaikan, dan sekarang kami hanya mengobrol biasa sebagai sesama keluarga cabang Tsuchimikado.”

Suara Kyouko terdengar sedikit bergetar, provokasi pun ditunjukan walau kalimat yang dikatakan bermaksud lain, dan Harutora dengan segera berusaha untuk meringankan suasana.

“Itu benar, Natsume. Aku tidak tahu bahwa dia sebenarnya ada hubungan keluarga dengaku, bagaimana kau tidak memberitahukanku segera, haha……”

“…………”

Natsume dengan diam memerhatikan keduanya, dan Harutora tidak menyadari bahwa bibirnya sedikit bergetar.

“……Istirahat sebentar lagi selesai, segera kembali ke kelas.”

Natsume tiba-tiba membalikkan tubuhnya dengan sikap dingin, dan tidak dapat dibedakan entah Natsume menerima penjelasan Harutora dan Kyouko atau tidak. Harutora dengan segera memanggil Natsume: “Tunggu.”

Ini kesempatan bagus.

Meskipun ia hanya berbincang sedikit, ia telah menyadari bahwa permusuhan antara Kyouko dan Natsume bukan hanya sekadar cemburu biasa ataupun keinginan menjadi yang terunggul. Dengan demikian, mereka harus setidaknya memperdalam rasa pengertian mereka satu sama lain meskipun mereka tidak bisa langsunng berbaikan. Natsume telah mengekspresikan dirinya bahwa ia tidak mengerti mengapa Kyouko memusuhinya sangat. Mungkin mereka setidaknya lebih kurang bisa memperbaiki hubungan mereka jika mereka mau saling mengerti satu sama lain.

“Jangan dingin seperti itu. Kami bertarung kemarin, tapi setelah berbicara sekarang, aku tahu bahwa ia telah introspeksi, dan bahkan ia datang untuk meminta maaf, bukan?”

Harutora berusaha keras menjelaskannya untuk Kyouko. Kyouko tidak berucap apapun, ekspresinya kompleks, namun Harutora sangat bersyukur kepadanya untuk tidak membuka mulutnya untuk berbicara hal yang sembrono.

“Bukankah kau bilang bahwa kau sebenarnya tidak membenci Kurahashi? Terlebih lagi, apa yang ia katakan juga sebenarnya beralasan, dan jika kalian tenang dan duduk untuk berbicara, mungkin situasi ini akan—“

“Kau juga berbicara dengan senangnya saat berbicara dengan murid-murid lainnya pagi ini.” Natsume mendengar berbicara lagi dan lagi penuh semangat sebagaimana ia akan pergi, dan berhenti untuk berbicara tanpa membalikkan tubuhnya.

“Oh, itu, aku tidak mengerti apa yang terjadi awalnya, tapi aku telah menyadari setelah berbicara bahwa semuanya tidak berbeda dari orang-orang biasa. Prasangka mereka terhadap Tsuchimikado tidak sedalam seperti dulu, dan mereka bahkan setuju untuk membiarkanku bertanya jika aku tidak mengerti pelajaran—“

“—Itu……”

“Apa?”

“Itu – bersikap demikian dengan orang-orang disekitarmu, mendapati hati orang-orang, apakah itu metode yang kau bicarakan kemarin?”

Kehampaan yang ada didalam suaranya membuat Harutora bergidik.

Harutora terkejut ketika ia mendengar kalimat tersebut, tanpa ada waktu untuk memikirkan entah ia memang terkejut, heran, atau bahkan marah. Ia tidak pernah membayangkan Natsume akan berucap demikian, dan setelah mendengarnya, Kyouko pun turut terkejut sebagaimana ia menatap Natsume.

Natsume pelahan membalikkan tubuhnya.

“Harus berapa kali aku bilang agar kau mengerti, Harutora? Prosesmu tertinggal jauh dengan murid-murid lainnya, dan kau tak akan mampu mengejar mereka jika kau hanya memuji mereka. Kenapa kau tidak mengerti ini?”

Suara yang tertahan, dan tatapan yang mendidih akibat amarah.

“Onmyoudou bukanlah tempat untuk bersenang-senang dengan orang-orang, dan tempat ini berbeda dengan sekolah normalmu sebelumnya. Jika kau ada waktu untuk bersantai-santai dengan murid-murid kelas dan mengobrol dengan Kurahashi-san, kenapa kau tidak gunakan untuk melatih dirimu.”

Natsume berbicara dengan serius dan sungguh-sungguh, terlihat menyedihkan.

“Ap—“

Emosi yang tertahan didalam hati Harutora tak terbendung lagi, dan akhirnya pun meledak-ledak ketika Harutora membuka mulutnya.

“Apa yang kau candakan! Natsume, siapa yang kau coba bodohi dengan sikapmu yang seolah-olah kau tinggi dan berkuasa!”

Ia berteriak dengan marah.

Harutora berteriak dengan marah yang berapi-api. Natsume melangkah mundur seolah-olah ia baru saja terkena badai, dan bahkan Kyouko yang mendengarnya pun menjadi kaku. Namun, Harutora tidak berhenti berteriak, dengan tidak adanya niatan untuk berhenti.

“Kau pemalu, jadi kau meremehkan orang-orang yang berusaha untuk akrab? Seorang bocah yang memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain berani untuk berbicara omong kosong seperti itu!”

“Ap……!”

Natsume pun tak mampu untuk berkata-kata seolah-olah ia telah dipukul bertubi-tubi. Kemarahan Harutora tidak mampu dihentikan setelah ia mengeluarkannya.

“Aku juga tahu bahwa prosesku masih terbelakang dan aku adalah orang luar yang tidak tahu apa-apa mengenai Onmyoudou. Tapi karena ini, apa salahnya untuk memercayai orang yang ada disekitarku dan meminta bantuan semuanya untuk membantuku? Bekerja sama dengan murid lain dan bekerja keras bersama juga merupakan metode yang bagus! Kau tidak bisa melakukannya – jangan berpikir kau hebat dan menghina orang lain hanya karena kau tidak memiliki keberanian!”

Ucapnya marah, tak mampu mengingat kapan terakhir kali ia berteriak seperti ini kepada orang lain. Terasa seolah-olah seluruh udara yang ada didalam tubuhnya diremas, dan ia tidak mampu untuk berhenti bergetar.

Namun, ia harus mengatakannya. Ia marah pada ucapannya Natsume, kesal bahwa kerja kerasnya tidak diterima dengan baik, dan tak mampu untuk membiarkannya dengan senyuman ataupun pujian.

Dibawah serangan intens emosi Harutora yang mengebu-gebu, wajah Natsume memucat, terlihat seperti jiwanya telah dicuri oleh momentum.

“Bekerja sama dengan yang lainnya… Keberanian…”

Ia menatap Harutora kosong, mulutnya bergumam dan sekilas cahaya pun muncul dari sudut matanya.

“Hal-hal seperti itu… Aku tak butuh Harutora-kun untuk memberitahukannya padaku hal tersebut.”

“……!”

Natsume tersandung, meninggalkan Harutora dengan langkah tak stabil.

“Tsuchimikado-kun, kenapa kau ada ditempat seperti ini? Waktu yang kita janjikan sudah—“ pria muda berjas pun muncul ditempat yang sama dimana Natsume muncul.

Harutora ingat laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut adalah laki-laki yang telah mencari Natsume dihari sebelumnya saat istirahat siang dan selesai kelas yang mengatasnamakan kelas khusus. Ia terkejut melihat Natsume berada ditangga, dan dengan jelas khawatir menyadari atmosfer yang tidak mengenakkan tersebut.

Lalu, Natsume menundukan kepalanya, memunggungi Harutora.

Ia berjalan menuruni tangga, kakinya berdentum pada setiap langkahnya, dan melewati laki-laki yang kebingungan tersebut, menghilang menuju gedung akademi.

Laki-laki muda tersebut menatap Natsume yang pergi berjalan menuju lantai gedung dan Harutora yang berada ditangga dengan sikap yang ragu-ragu. Pada akhirnya, ia pun memanggil: “…tunggu,” dan pergi berlari untuk mengejar Natsume.

Hanya Harutora dan Kyouko yang tertinggal.

“……Sial.”

Rasa lelah karena lubang besar yang terbuka didadanya menyerang Harutora setelah ia mengeluarkan emosi tertahannya.

…Orang itu……

Natsume telah lupa dengan tradisi keluarga bahwa ia harus bersikap seperti laki-laki dikalimat terakhirnya, dan telah merubahnya menjadi seorang perempuan yang melupakan penyamarannya. Kilasan dirinya yang sebenarnya dari balik penyamarannya sebagai seorang laki-laki terus menyiksa hatinya.

“……Hei……”

Kyouko yang berakhir dengan menyaksikan kejadian tersebut dari samping pun berbicara dengan ragu-ragu:

“Aku, mungkin bukan posisiku untuk berbicara seperti ini, tapi…… Apakah tak apa untukmu untuk tidak mengejarnya?”

Ia bertanya denga hati yang terguncang, seperti ia telah menyentuh sesuatu yang telah hancur. Harutora tidak menjawab. Ia tak bisa menjawab.

Hingga kemudian bel yang menandakan istirahat siang telah selesai perlahan berbunyi, seolah-olah terdengar lebih lambat dari biasanya.

“Tsuchimikado-kun – Natsume-kun! Tunggu.”

Dengan cepat ia mengejar Natsume yang berlari melalui aula. Namun, ia masih terus bergerak maju tanpa menoleh ke belakang bahkan jika suaranya telah memanggilnya dari belakang.

Ia dengan segera mencari-cari Natsume ketika Natsume tetap tidak muncul bahkan ketika waktu janjian mereka telah lewat, dan sebagai hasilnya kejadian tersebut terjadi. Orang yang ada ditangga tersebut adalah shikigami yang telah ia lihat kemarin. Mereka mungkin bertengkar. Punggung mungil Natsume bergetar dengan napasnya.

Ia pun tak mampu untuk tidak mendesah.

Disisi lain, ia mengasihi Natsume, dan disisi lain ia diisi dengan perasaan yang tidak menyenangkan setelah melihat adegan tersebut. Pikirannya mengerti bahwa ini tak dapat diubah, namun ia merasa sakit karena ketidakdewasaan rajanya dan penampilan jeleknya. Khususnya, ini adalah salah shikigami tak berguna tersebut, yang dimana telah mendorongnya pada batas toleransinya.

“……Tak ada pilihan lain.”

“Benar, tak perlu menunggu lebih lama lagi.”

Ia tak mampu menoleransinya lagi, dan suara yang tiba-tiba berubah dari biasanya pun membuat Natsume berhenti dengan terkejut.

“Natsume-kun, sebenarnya dirimu tak perlu untuk mempermasalahkan hal sepele seperti itu. Mari mulai sekarang, meskipun sekarang masih belum waktunya.” Ucapnya pada Natsume.

“Ap-Apa yang kau katakan?”

Natsume akhirnya berbalik untuk melihat laki-laki tersebut. Meskipun hatinya sedang bimbang, ia dalam bahaya, namun sayangnya reaksinya masih terlalu lambat. Pertengkaran dengan shikigaminya masih menggelayuti pikirannya, menyebabkannya untuk tak mampu mengubah emosinya dengan segera. Sungguh sikap yang kekanakan, namun ia tak harus menanggungnya dimasa depan nanti. Dengan segera ia mengleluarkan jimat.

"Stupefy, seal, bind. Order."

Jimat pun melayang dari jari-jarinya. Membuat Natsume untuk sementara tak sadarkan diri. Ia menaruh kedua tangannya ke dalam saku celananya, mendengus ketika ia melihat Natsume yang tidak sadarkan diri.

“Harusnya telah melakukan ini sejak lama.”

“Jangan terburu-buru, selanjutnya adalah yang sebenarnya.”

Akan mengurusi orang yang menghalangi ‘edukasinya’ nanti? Terlebih lagi, bagaimanapun Natsume komplain, shikigami muda tersebut pastinya adalah pilar dukungannya, dan mereka harus dengan segera menyelesaikan masalah tersebut sesegera mungkin.

“Bagaimanapun, itu adalah sesuatu yang buruk untuk membiarkannya sendiri.”

“Aku mengerti. Serahkan padaku untuk mengatasinya.”

Senyuman dingin pun muncul dalam wajahnya ketika ia mengatakan hal tersebut.