Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 – Gagak Muda Akademi[edit]

Tsuchimikado Yakou memiliki dua pelayan, yang akan membantunya, juga melindunginya.

Yang satu bernama Hishamaru, dan satu lagi bernama Kakugyouki.

Bagian 1[edit]

Ia mengetahui bahwa itu dirinya, hanya dalam pandangan pertama. Momen dimana ia pertama kali melihatnya, ia tak bisa mengontrol detak jantungnya yang berdegup kencang.

Ketampanannya, fitur wajahnya yang tepat, helaian rambut hitam legamnya yang hampir menyerupai seorang perempuan, dan khususnya auranya yang sangat kuat… Ia sangatlah independen, pendiam, tetapi sangatlah sulit untuk menyembunyikan kehadirannya yang aristrokat dan bermartabat. Tiap-tiap murid di Akademi Onmyou memiliki bakatnya masing-masing dalam setiap bidang sihir, tetapi orang ini mengungguli mereka semua. Keberadaanya masih menjadi yang terkuat dikalangan murid-murid baru.

Keturunan dari Onmyouji terhebat Abe no Seimei.

Pewaris utama Onmyoudou Keluarga Tsuchimikado.

Reinkarnasi dari perwujudan Tsuchimikado Yakou – yang dimana dikatakan bahwa ia merupakan leluhur dari Onmyoudou modern, dan menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan dalam komunitas sihir – Tsuchimikado Natsume.

Tak ada satu pun di ruangan kelas ini yang mengetahui latar belakang hidupnya, ia pun menjadi pusat perhatian, namun di saat yang bersamaan tak ada yang berani mengekspresikan keinginannya untuk mengambil insiatif untuk mendekatinya, sehingga keberadaannya menjadi sebuah momok tersendiri. Ia terlihat seperti sudah menyadari keadaan disekitarnya juga posisinya sejak awal, sehingga dengan sengaja ia menjauhkan diri dari yang lainnya, selalu menunjukan sikap yang meninggikan diri.

Ia selalu sendiri.

Mungkin memang sudah seperti itu di kehidupan masa lalunya.

“……Yah.”

Jadi, ketika ia duduk didepannya, ia tahu bahwa setiap murid yang ada di ruangan kelasnya menarik napas, menunggu suatu hal terjadi , namun ia tak peduli. Walaupun jika semua murid akan menjauhinya nanti, ia akan tetap menemaninya. Ia telah memutuskannya sejak mereka telah berjanji bertahun-tahun lalu.

Ia melihat seseorang mendekatinya, ia pun mengangkat kepalanya. Melihat sekilas, senyumannya terlihat cantik bahkan tak terlihat seperti senyuman seorang lelaki, menjadi sebuah perbedaan besar atas impresi pada dirinya di masa lalu, tetapi mungkin apa yang telah berubah adalah kenangannya yang tersamar-samar di dalam hatinya sendiri.

Detak jantungnya pun bedegup dengan kencangnya.

Ia pun tersenyum dengan riangnya, berharap hal itu dapat menyembunyikan detak jantungnya yang berdegup kencang.

“La-lama tak bertemu, Natsume-kun…… Apa kau masih mengingatku?”

Rasa ragu dan waspada pun ditunjukan oleh sepasang mata yang kini menatapnya, yang terlihat seperti bahwa ia mungkin tidak mengingatnya sama sekali. Tidak, mungkin saja ia tidak mengenalinya.

Ia berusaha semampunya untuk menekan rasa khawatir dan antisipasi yang bergemuruh di dalam hatinya, dan berkata: “Aku Kurahashi Kyouko, dari keluarga Kurahashi……”

Ia sadar di dalam hatinya bahwa ingatan ini hanyalah sebuah memori masa kecilnya bertahun-tahun lalu. Walaupun begitu, memori tersebut tetaplah memori yang tidak dapat dilupakannya, mungkin ia tidak merasa sama.

Namun ia tetap berdoa, berharap bahwa ia sama dengan dirinya, berharap bahwa ia masih mengingat kejadian satu-kali-seumur-hidup tersebut.

Namun ketika ia membuka mulutnya untu berkata ‘Ah, ternyata kau—‘, untuk suatu alasana wajahnya pun memucat, dan nadanya pun terkesan terburu-buru, seola-olah ia mencoba untuk meluruskan sesuatu.

Suaranya terdengar sangat melengking dan jelas, seperti seorang perempuan.

Suaranya pun tiba-tiba berubah dari apa yang ada di kenangannya.

“K-kau dari keluarga Kurahashi – benar? Apa yang kau butuhkan dariku?”

Suaranya terdengar sedikit kesal, bahkan marah.

Ia benar-benar telah lupa.

Ia tak bisa menyalahkan dirinya. Ia mengerti hatinya, tetapi tentu saja ia tetap terkejut mendengarnya. Terutama sikapnya yang dingin dan tatapan yang tertuju padanya seperti ketika ia sedang melihat musuh.

Namun lama ia telah sadari bahwa mungkin ia telah lupa, tatapan serta sikapnya yang dingin merupakan hal diluar dugaannya. Ia pun mencoba untuk mengontrol emosinya, secara tak sadar menutup mulutnya.

Keheningan tersebut seolah seperti ujung pisau yang menguliti kulitnya.

Ia terlihat kebingungan ditengah-tengah keheningan tersebut, lalu memiringkan pandangannya ke salah satu sisi.

“J-Jika tak ada, bisakah kau pergi? Aku ingin – Biarkan aku sendiri.”

Ia pun berdiri dari duduknya, setelah berkata seperti itu, pergi meninggalkannya seolah-olah ia ingin kabur.

Ia tak mengejar dirinya, namun berdiri terdiam sambil mencoba menghiraukan tatapan murid-murid di kelasnya, pikirannya terasa kosong.

Sebelum ia mendaftarkan dirinya di akademi ini, ia tak pernah memimpikan adegan seperti ini.

Namun, inilah reuni yang telah terjadi padanya.

Bagian 2[edit]

“Hah, disini? Apa ini gedungnya? Apa benar-benar disini?”

“Ya.”

Tsuchimikado Harutora pun ternganga tak percaya sambil melihat dengan teliti gedung nan tinggi di hadapannya. Teman baiknya Ato Touji menunjukan sedikit rasa penasaran di sebelahnya, menaikkan pandangannya untuk melihat gedung yang ada di depannya dari balik bandana.

Tr2 013.png

Keeleganan dan juga seni yang ditawarkan sungguhlah memberikan kesan yang berbeda dari gedung-gedung lainnya.

Batu granit yang berkilau di bagian luar dindingnya adalah asli, bingkai jendela yang tersusun rapi pun dicat dengan warna scarlet cerah untuk menambahkan kesan indah dalam penampakan eksteriornya, menciptakan kesan yang menyeluruh. Bangunan tersebut disajikan dengan gaya modern namun juga menampilkan suasana khidmat sebuah kuil di saat yang bersamaan.

Lembaga yang mengembangkan banyak Onmyouji Nasional, Akademi Onmyou.

Gedung sekolah Akademi Onmyou terlihat sangat tinggi di hadapan mereka.

“……Kudengar ini adalah sebuah ‘Akademi’, jadi aku pikir itu akan terlihat sangat tua, dan yang lebih penting, bukankah ini sebuah sekolah yang bersejarah……”

“Akademi Onmyou memang telah berdiri setengah abad yang lalu, tapi ini adalah gedung sekolah baru yang baru saja selesai tahun lalu.”

“Dengan kata lain, apapun yang ada didalamnya adalah peralatan baru? Pemasukan Onmyouji ternyata bagus juga, ya?”

“Aku tak mengetahui itu.”

Dibandingkan Harutora yang sedikit terkejut, Touji selalulah seperti biasa, menjawab seadanya.

Keduanya kini berdiri didepan gedung akademi, menggunakan seragam yang sama.

Namun, seragam yang mereka gunakan sedikit berbeda dengan seragam yang kebanyakan murid lain pakai, dimana mereka memakai seragam yang jauh lebih gelap – warna hitam bulu burung – yang dimodelkan dengan pakaian era setelah Heian dengan sedikit perubahan.

Mereka mengenakan pakaian seragam Akademi Onmyou, dan mulai hari ini mereka akan menjadi murid dari Akademi Onmyou.

“……Aku masih merasa seperti orang luar.”

“Kau sebaiknya menyiapkan hatimu.”

“Aku sudah lama siap menjadi seorang Onmyouji…… mungkin?”

“Apakah kau sedang membenarkan dirimu?”

Dengan dingin Touji membalasnya.

Entah tubuh Touji yang memang terlihat cocok atau memang seragamnya yang memang khusus dibuat untuk orang-orang tinggi, tapi Touji terlihat mencolok ketika pertama kali ia mengenakan seragam Akademi Onmyou.

Sedangkan disisi lain, Harutora yang masih tidak terbiasa dan merasa gellisah dengan seragam barunya.

“Karena sekarang aku memiliki kemampuan untuk melihat roh dan juga Natsume shikigami, tentu saja aku telah mempersiapkan diriku. Atau mungkin aku harus mengatakan aku tak punya pilihan selain menerima takdirku……”

Tak sadar, ia merasakan tekanan halus dimata kirinya ketika ia mengatakan hal tersebut.

Dimata kiri Harutora terdapat sebuah pentagram yang menyerupai tato. Itu merupakan bukti bahwa ia telah berjanji untuk menjadi shikigami Natsume – dapat dikatakan bahwa itu adalah tanda dari manteranya. Harutora dan Natsume telah dilahirkan di dalam keluarga Onmyoudou bersejarah – Keluarga Tsuchimikado. Mereka telah menjadi teman masa kecil ketika mereka masih kecil. Shikigami dapat dideskripsikan sebagai ‘pelayan’ yang melayani Onmyouji, dan dalam tradisi keluarga Tsuchimikado, anggota keluarga cabang akan menjadi shikigami untuk melayani keluarga utama.

Namun, anggota keluarga cabang Harutora tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang shikigami, tidak seperti anggota keluarga utama Natsume yang telah menunjukan bakatnya sejak kecil. Karena ia tak pernah mengembangkan kemampuannya untuk melihat aura – kemampuan melihat roh – jadi ia menghiraukan tradisi yang mengharuskan dirinya untuk menjadi shikigami Natsume, menjadi siswa sekolah menengah atas biasa yang memelajari hal-hal yang biasa dipelajari siswa sekolah menengah atas.

Namun, di suatu hari musim panas – yang sebenarnya tak lebih dari setengah bulan yang lalu – Harutora ditarik oleh seorang Onmyouji-yang menyebabkan masalah dan membuatnya kehilangan teman baiknya. Jadi untuk membalaskan dendam temannya, ia menjadi shikigami Natsume, dan memutuskan untuk mengambil jalan sebagai seorang Onmyouji.

Sebagai penerus keluarga utama, Natsume telah mendaftar di Akademi Onmyou setelah ia lulus dari sekolah menengah pertama, tetapi Harutora baru mengikuti langkah setelah setengah tahun yang lalu dan baru mendaftar akademi hari ini.

Ngomong-ngomong…

”……Waktu itu sangatlah sibuk. Setelah semuanya selesai, aku dengan segera menyiapkan diri untuk ujian masuk, dan pada saat aku benar-benar bisa masuk Akademi Onmyou untuk menjadi seorang Onmyouji, semuanya terasa seperti mimpi……”

“Kau terlihat ketakutan dimataku.”

“Tak bisakah kau mengatakannya lebih baik?”

Keluarga Tsuchimmikado sebenarnya merupakan puncak dari Onmyouji Nasional di masa lalu, namun itu dulu sebelum sekarang keadaan memburuk, kehilangan masa jaya, tugas dan tanggung jawabnya. Walaupun ayahnya seorang Dokter Onmyou, Harutora sendiri memilih jalan yang berbeda dari dunia Onmyouji.

Sampai setengah bulan yang lalu, ketika takdirnya menyimpang.

Sekarang, ia telah pindah ke Tokyo, mengenakan seragam Akademi Onmyou, dan berdiri didepan gedung Akademi Onmyou. Perubahan lingkungan yang tiba-tiba – atau bahkan dalam ‘hidupnya’ – masih membuatnya kebingungan, terlepas dari berapa banyak ia menetapkan hatinya.

“Merupakan perjalanan panjang untuk sampai kesini……”

“Tapi kau baru saja sampai.”

Jawaban Touji tak acuh seperti biasa, kontras dengan Harutora yang perasaaan campur aduk.

Berbicara mengenai Touji, ia juga ikut pindah ke Akademi Onmyou, namun keadaaannya berbebeda dengan keadaan Harutora.

Dulu, Touji pernah terlibat dalam bencana yang disebabkan oleh roh – lebih dikenal dengan, bencana spiritual – dan dikarenakan efek samping yang masih ia derita sampai saat ini, ia harus menjalani pengobatan oleh dokter Onmyou……yang mana adalah ayah Harutora. Terpengaruh oleh keputusan Harutora untuk memasuki dunia Onmyouji, ia juga bercita-cita menjadi Onmyouji bersama Harutora, agar dapat mengurusi dirinya sendiri.

“Kita baru saja berdiri di garis awal, jadi ini terlalu cepat untuk merasa takut…… Juga, Harutora, sepertinya kau masih belum mengerti posisimu sama sekali. Jika kau tidak berhati-hati, kau bisa saja ‘dimakan’.”

“Apa? Apa yang kau maksud ‘dimakan’?”

Harutora mengerutkan dahinya ketika mendengar kalimat yang terdengar seperti sebuah ancaman.

Touji menyeringai, menunjukan senyum congkaknya.

“Dengar baik-baik. Meskipun kau dari keluarga cabang, kau terlahir sebagai Tsuchimikado. Ini adalah Akademi Onmyou, siswa-siswi yang bertemu dan berkumpul dari berbagai tempat untuk menjadi seorang Onmyouji. Ini berbeda dari sekolah kita sebelumnya, dan semua orang akan langsung bereaksi ketika mendengar namamu. Tempat ini mungkin sudah gempar atas kepindahanmu, dan kau pastinya akan mendapatkan banyak perhatian bahkan sebelum kau memasuki akademi.”

“T-Tapi, Natsume juga ada disini. semenjak ahli waris keluarga utama memasuki akademi, meski anggota keluarga cabang sepertiku datang sekarang pun......”

“Jangan naif!” Dengan cepat Touji menyela, merespon tanggapan gugup Harutora.

“Pikirkanlah baik-baik, bagaimana posisi seorang pewaris utama di Akademi Onmyou? Ia merupakan pewaris selanjutnya untuk keluarga Tsuchimikado, dan dijuluki sebagai ‘prodigi’. Tidakkah kau berpikir bahwa dia sangat terkenal dan dikagumi oleh semuanya?”

“Uh, itu, itu masuk akal…..”

“Dan sekarang kau, seorang anggota keluarga cabang daripada anggota keluarga, tiba-tiba pindah ke Akademi Onmyou – dan juga diwaktu yang ganjil ini. Bagaimanapun, tidak ada yang tidak mengetahui nama Tsuchimaikado dalam bidang ini, dan terlebih lagi nama yang terkenal ‘cukup buruk’, jadi respon mereka mungkin tidak akan terlalu ramah. Masuk akal?”

“Uh, tapi……”

“Akan ada orang yang memang ingin tahu atau penasaran terhadap keluarga Tsuchimikado, tapi akan ada juga mereka yang cemburu, juga orang-orang yang berencana untuk mennunjukan kemampuan mereka dengan mengalahkan seorang Tsuchimikado, bahkan idiot yang mencoba mendekatkan diri padamu…… Dengan itu, akan ada orang yang berpikiran ‘dikarenakan sang jenius dari keluarga utama tak bisa didekati, aku harus mencoba untuk mendekati orang baru dari keluarga cabang’ – tidakkah akan begitu?”

“…………”

Harutora ingin sekali menyangkalnya dengan berteriak ‘tidak kau salah’, namun bukan saja ia tidak bisa menyangkalnya, bahkan ia percaya bahwa kemungkinan seperti itu akan terjadi.

Onmyouji merupakan sebuah profesi yang dikenal sebagai pembasmi-bencana-spiritual di era modern.

Walaupun demikian, Onmyouji tetaplah pekerjaan yang tak biasa. Untuk memenuhi persyaratannya, komunitas Onmyouji sangatlah eksklusif dan tertutup. Walaupun ini tak membatasi Onmyouji yang sedang berlatih, namun ini berlaku untuk para siswa atau trainee yang mendalami dunia Onmyouji, seperti Harutora dan Touji yang saat ini akan memulai langkahnya.

Tanpa disengaja, Harutora merasa kesialannya akan meningkat.

“Tapi aku hanyalah orang luar!”

“Apa pentingnya itu, jika yang mereka pedulikan hanyalah nama Tsuchimikado.”

Jawab Touji tenang pada Harutora yang gugup dan memucat.

Teman Harutora yang satu ini dulunya adalah seorang preman jalanan.

Penampilannya memang terlihat seperti orang yang tidak berperasaan, namun sebenarnya Touji adalah orang yang baik. Harutora yakin bahwa Touji akan menolongnya jika ia dalam bahaya.

“Baiklah, tak perlu takut, kau pasti akan baik-baik saja, Harutora.”

“……Setidaknya itu adalah kalimat yang cukup meyakinkan yang telah kau katakan ditahun ini.”

Harutora menatap dengan curiga ke arah Touji. Rasa khawatir juga kebingungan yang awalnya ia coba hiraukan kini menjadi sebuah perasaan yang nyata akan tekanan dan bahaya oleh ucapan Touji.

Walaupun ia adalah shikigami Natsume, sebenarnya itu hanyalah sebuah nama, dan sebetulnya ia hanya membuat janji belaka tanpa adanya sebuah kontrak sihir, jadi kekuatan spiritualnya tidak terlalu meningkat. Ia masih orang luar, seperti dulu.

Tapi—

“……Aku hanya bisa menjalaninya.” BIsik Harutora, sekai lagi melihat gedung Akademi Onmyou yang menjulang tinggi dihadapannya.

Ia telah berjanji pada Natsume. Juga—

Tunggu dan lihatlah, Hokuto.

Gumam Harutora pada teman yang kini telah menghilang tanpa jejak – namun masih ada disuatu tempat diluar sana.

“……Seragam ini.”

“Yah?”

“Kuharap aku bisa menunjukannya kepada Hokuto.”

“…………Kuharap.”

Untuk suatu alasan, Touji menjawab cukup lama, dengan rasa bahagia, tak berdaya, rasa bersalah, dan sebuah senyum masam yang tercampur dengan halus didalam ekspresinya. Terlihat kompleks, namun Harutora tak menghiraukannya.

“Baiklah, tak ada gunanya kita membuang waktu disini, ayo!”

Berucap seperti itu, Harutora dan Touji dengan segera memasuki pintu masuk akademi bersama.

Ada dua pasang pintu otomatis yang diletakkan dipintu masuk Akademi Onmyou, dengan pengaturan yang lebih mirip dengan gedung perusahaan fashionable daripada sebuah sekolah.

Namun…

“Seperti yang diharapkan dari Akademi Onmyou, mantera penjagaan mereka benar-benar hebat.” Ucap Touji tiba-tiba didepan pintu, dan Harutora pun menjawab dengan mengiyakan, menunjukan persetujuannya.

Perkataan Touji tidak bermaksud pada penjagaan pada biasanya, namun lebih ke mantera penjagaan magis. Dasar dari sebuah sihir adalah untuk memanipulasi aura yang ada disekitar. Aura yang ada didalam gedung Akademi Onmyou jauh lebih stabil dibandingkan diluar gedung. Meskipun ia tidak mengerti bagaimana hal itu terjadi, namun sepertinya itu merupakan mekanisme yang dibuat oleh sihir.

Natsume telah memberikan mantera pada Harutora yang memberikan kemampuan untuk melihat roh, ketika Natsume membuat Harutora yang awalnya tidak sensitive dengan roh menjadi shikigami Natsume, dengan begitu ia juga mampu merasakan ‘mantera penjagaan’ yang dimaksud Touji.

“Benar, tempat Natsume juga terasa seperti ini.”

“Yah, lupakan mansion keluarga utama, semua gedung-gedung besar sekarang juga dilengkapi dengan sistem penjagaan terhadap sihir seperti ini, dikarenakan selalu adanya bencana spiritual di Tokyo saat ini.”

Setelah berkata demikian, Touji berjalan melewati pintu otomatis pertama, dan tiba-tiba dengan segera ia berhenti tepat ketika pintu kedua terbuka.

“Lihat.”

“Komainu?”

Terdapat patung batu yang terlihat seperti anjing atau singa yang dipajang disisi kiri dan kanan pintu otomatis tersebut, sama seperti bentuk dan gaya komainu yang ada dikuil-kuil. Sekilas, pajangan komainu ini tidak terlihat cocok dengan gaya modern yang diberikan oleh gedung tersebut, namun terlihat sangat padu dengan gedung tersebut setelah dilihat cukup lama.

“Uh, ini lumayan cocok untuk suasana Akademi Onmyou.”

“Jangan memegangnya sembarangan, mungkin saja mereka menggigit.”

“Haha, ini adalah Akademi Onmyou, jadi tak heran jika mereka bisa bergerak atau berbicara.”

“Ya, tentu aku bisa bergerak, dan juga berbicara.”

Cakap komainu, menggerakkan tubuhnya.

Tak sadar, Harutora melompat kebelakang, dan bahkan Touji yang awalnya hanya bercanda pun melebarkan matanya, terkejut.

“I-itu bergerak! Benda ini benar-benar berbicara!”

“Kenapa kau terlihat sangat panik, bukankah kau baru saja bilang kalau tak heran jika kami bisa bergerak atapun berbicara?”

Jawab komainu dengan santai, kontras dengan Harutora yang masih terkejut. Benda itu berbicara dengan suara berat, dan komainu lainnya menganggukan kepalanya.

Touji menenangkan dirinya dan menatap komainu tersebut, bertanya: “……Shikigami?”

“Benar, tapi jangan pikir bahwa kami hanyalah shikigami biasa.”

“Kami adalah shikigami personal tingkat tinggi yang ditanamkan sihir kepala sekolah sendiri, dengan nama Alpha dan Omega. Kami telah ditunjuk sebagai penjaga disini oleh master kami sejak Akademi Onmyou dibuka.”

Kedua komainu berdiri dengan gagahnya. Meskipun dari luar terlihat seperti patung batu, sepertinya mereka memliki kemampuan untuk melentur dan membungkuk

“Yang mana Alpha, dan yang mana Omega?”

“Aku Alpha.”

“Aku Omega.”

Komainu yang ada disisi kanan dan kiri Harutora menjawab dengan bergantian, jadi dengan kata lain komainu yag ada disisi kanannya adalah Alpha, dan yang satunya lagi adalah Omega. Seseorang akan melihat dengan seksama bahwa ada tanduk pendek yang tumbuh dari kepala Omega.

Tanpa disadari Harutora menggelengkan kepalanya.

“Hebat, bahkan keluarga Natsume tidak memiliki benda seperti ini.”

“Apa yang kau sebut benda, bocah? Jangan kasar.”

“Shikigami seperti ini memang sangatlah jarang, dan bahkan mereka bisa tinggal disini walaupun mereka adalah shikigami kepala sekolah, benar? Mungkinkah kalian dibuat semacam dengan tipe mekanik?”

“Oh, kau cukup berpengatahuan. Namun, memiliki pengetahuan seperti itu merupakan hal yang natural dikarenakan kau adalah murid disekolah ini.”

Kedua komainu menjawab Harutora dan Touji dengan sikap yang cukup ramah, walaupun mereka menggunakan bahasa yang kaku dan arogan, mungkin kepribadiannya ternyata malah cukup ramah.

“Aku sempat berpikir bahwa aku datang untuk interview disebuah perusahaan, tapi sekarang tiba-tiba menjadi sebuah sekolah sihir.”

“Sepertinya kita akan menemukan beberapa hal yang sama seperti ini, cukup menarik.”

Touji menyeringai pada Harutora yang hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar perkataan temannya.

Lalu, sang Alpha pun membenarkan posturnya.

“…Kami telah mendengar tentang urusan kalian, tapi kami harus menyelesaikan tugas yang diberikan. Pertama, sebutkan namamu.”

“Ah, oke, Aku Tsuchimikado Harutora.”

“Aku Ato Touji.”

Mereka berdua menyebutkan nama mereka dengan lancar, dan kedua komainu tersebut menjadi diam tak bergerak seolah-olah mereka kembali menjadi patung batu.

Namun, keadaan tersebut tidak berlangsung lama, dan setelah jeda sesaat, komainu tersebut membuka mulutnya kembali:

“Aura dan bentuk suara dari Tsuchimikado Harutora dan Ato Touji telah dikonfirmasi dan terekam.”

“Selamat datang di Akademi Onmyou. Belajarlah dengan sesama murid-murid lainnya untuk saling memperbaiki dan menjadi Onmyouji yang hebat.”

Ucap Alpha dan Omega dengan suara serius, dan sepertinya Harutora dan Touji telah mendapatkan izin untuk memasuki sistem keamanan sihir sekolah tersebut.

“Kami juga telah merekam shikigami, tapi lain kali kau harus menyebutkan namamu sendiri…”

Lalu, Alpha menambahkan kalimat tersebut.

Harutora hampir saja lompat karena terkejut, menoleh ke belakang menatap ke arah Touji dan mengecek apa yang ia dengar salah atau tidak. Namun, Touji hanya mengangkat bahunya, juga kebingungan.

Harutora pun menatap kembali sang Alpha.

“Apa kau bilang shikigamiku?”

“Benar.”

“Shikigamiku telah terekam? Apa maksudnya? Aku tak memiliki shikigami apapun.”

Harutora tahu dengan sangat bahwa dia adalah orang luar, dan tentu saja ini merupakan sebuah keajaiban mengetahui bahwa sekarang ia telah masuk di Akademi Onmyou. Tentu saja ia tak pernah memiliki shikigaminya sendiri.

“Harutora, mungkin yang ia maksud adalah dirimu yang menjadi shikigami Natsume?”

“Benarkah? Tapi cara ia mengatakannya terdengar aneh. Alpha, bisakah kau ulangi dengan jelas?”

Alpha membuka mulutnya, ingin menjawab pertanyaan Harutora—“Tunggu.” Namun Omega menyela percakapan mereka.

Omega tak bergerak sedikit pun seperti sebelumnya, seperti roh yang telah melayang pergi, kemudian bergerak kembali setelah jeda tadi.

Pada akhirnya, mereka adalah patung komainu, jadi tak ada perubahan yang signifikan pada ekspresi yang ditunjukan wajah Omega.

Namun tetap menginformasikan Harutora dan Touji dengan nada yang hati- hati dan tersusun:

“Tuan kami telah memberitahu kami bahwa kalian segera menuju ke ruangan kepala sekolah.”

“Apakah itu mereka?”

“Sepertinya.”

Ia bersandar pada dinding, berdiri pada titik buta yang ada dikoridor lantai satu yang dimana tak terlihat dari pintu masuk, dan memerhatikan kedua murid yang memasuki elevator dengan tatapan tertarik.

“……Tampang yang membosankan.”

“Jangan berkata seperti itu, mari kita lihat terlebih dulu apa yang akan terjadi.”

Senyum ringan pun muncul dari bibirnya, lalu ia menarik tubuhnya dari dinding, perlahan pergi.

Bagian 3[edit]

Kantor kepala sekolah terdapat dipuncak gedung akademi.

Setelah meninggalkan elevator, mereka tidak mendengar lagi suara dari mesin apapun, Harutora dan Touji pun berjalan menuju ujung koridor.

Gedung akademi memiliki koridor yang panjang dan simpel yang terlihat sedikit monoton. Terlihat sedikit seperti museum dari hiasan yang ada di dinding yang mungkin saja adalah sebuah barang terkutuk atau alat sihir. Didinding tersebut, terdapat baju zirah, alat-alat bekas pakai yang terbuat dari timah, jubah-jubah kumuh, katana-katana yang diperbaiki, dan hal-hal lain yang sekiranya barang-barang langka dimata Harutora, semuanya menarik perhatian Harutora.

Dan juga, tidak ada tanda-tanda debu dari bingkai kaca yang membingkai objek tersebut, juga tak ada debu satu pun pada lantainya, bahkan tanaman-tanaman ornamental disamping koridor pun terlihat dirawat dengan cermat.

“……Mungkinkah shikigami yang bertanggung jawab untuk membersihkan tempat ini?”

“Mungkin saja.”

Lagi pula, gedung ini memiliki komainu sebagai shikigami penjaga. Harutora merasa tertarik, membayangkan dimana para staff memanipulasi shikigami untuk membersihkan gedung ini dimalam hari.

“Kukira shikigami digunakan hanya untuk bertarung, seperti naga dan kuda Yukikaze yang Natsume gunakan…… shikigami yang digunakan para Investigator Mistis juga memiliki kegunaan yang sama, tapi mungkinkah ada shikigami yang mengerjakan pekerjaan rumah yang pintar dalam mencuci pakaian dan bersih-bersih?”

“Memang ada shikigami umum yang dijual dipasaran dan memiliki kegunaan yang tak terbatas, tapi untuk menggunakan sihir kelas pertama membutuhkan kualifikasi yang mencukupi, atau dengan kata lain, hanya Eksorsis tertentu yang dapat menggunakannya. Namun harganya juga tak murah, jadi jika memang ada shikigami ‘rumah tangga’, kupikir akan banyak orang yang tak mampu untuk membelinya.”

“……Maaf, Touji, apa itu sihir kelas pertama?”

Pertanyaan Harutora membuat Touji menaikkan alisnya, tak mampu untuk tak mendesah.

“Aku terkejut kau mampu masuk Akademi Onmyou dengan sikapmu yang seperti itu. Itu adalah pedoman Onmyoudou yang dibuat oleh Agensi Onmyou – simpelnya, itu adalah sihir yang diakui sebagai sihir yang efektif.”

Sihir Modern dibagi menjadi dua tipe, sihir kelas pertama yang diakui oleh Onmyou Agensi sebagai sihir yang sihir yang benar-benar efektif, dan sihir kelas bawah yang tidak masuk dikategori tersebut. ‘Sihir terlarang kuno’ dan hampir seluruh peramalan jatuh dalam kategori tersebut.

Penggunaan dari sihir kelas pertama membutuhkan kualifikasi sebagai Onmyouji resmi, atau lebih tepatnya, seseorang harus lulus Ujian Onmyou Kelas Satu atau Kelas Dua yang disenggelerakan oleh Agensi Onmyou. Harutora dan yang lainnya memasuki Akademi Onmyou dengan alasan untuk lulus kualifikasi tersebut.

“Dan untuk sihir kelas satu… Bahkan shikigami pun jarang ditemui dikehidupan sehari-hari, karena pada dasarnya penggunaan terhadap Onmyoudo itu dibatasi.”

“Uh…… Kenapa itu?”

“Hukumnya mengatakan seperti itu.”

Touji menjelaskan dengan kasual, tangannya masih berada didalam kantung celananya.

Touji sebenarnya telah lama tertarik dengan Onmyoudo semenjak bencana spiritual yang meninggalkan efek samping terhadap tubuhnya. Ia mengandalkan pengetahuan yang ia pelajari sendiri, dibandingkan dengan Harutora yang hidup dengan acuhnya namun terbiasa mendengarkan hal-hal tersebut.

“Begitu, dengan kata lain, Akademi Onmyou adalah pengecualian, dengan shikigami dimana-mana?”

“Pada akhirnya, ini adalah tempat yang khusus didirikan dan dirancang untuk membantu perkembangan Onmyouji.”

“Mungkinkah guru-gurunya juga shikigami – tidak mungkin sampai sejauh itu bukan?”

“Aku setidaknya mengetahui bahwa ada shikigami diantara murid-murid ini.”

“Huh? Benarkah?”

“Yah, dan dia bahkan bodoh.”

Touji tersenyum jahat, dan Harutora hanya ‘nn?’, memiringkan kepalanya. Ketika shikigami bodoh tersebut akhirnya menyadari siapa yang dimaksud Touji, keduanya telah sampai didepan kantor kepala sekolah. Terdapat sebuah tanda simpel yang menggantung pintu sederhana tersebut – ‘Ruang Kepala Sekolah’.

Touji menghiraukan Harutora yang mulai gugup kembali, dengan tenang mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

Tak ada respon.

Ia mengangkat tangannya, mencoba melanjutkan untuk mengetuk, ketika— “Masuk”. Sebuah respon datang dari bawah kakinya.

Harutora berteriak layaknya anak kecil yang terkejut, sedangkan Touji melangkah mundur dari pintu, juga berusaha menutupi rasa terkejutnya. Seekor kucing mendekati mereka berdua dan sekarang menatap mereka berdua dari lantai.

Itu adalah kucing calico yang berbulu lebat, dan menunjukan tatapan tajam ketika melihat Harutora dan Touji, dengan pelan mengetuk pintu dengan ekor panjangnya.

“Pintunya terbuka, silahkan masuk.”

Sepertinya kucing yang berbicara merupakan hal lain setelah komainu yang berbicara.

“……Apakah ini hobi kepala sekolah? Atau ruangan yang berkaitan dengan Onmyouji memang seperti ini jika kau pergi?”

“Mana aku tahu?”

Harutora bertanya dengan lelah, dan Touji menjawab dengan ekpresi getir. Sang kucing pun melengkungkan tubuhnya dengan tak sabar, mengeongi layaknya kucing normal seolah menyuruh mereka untuk segera dan membuka pintunya.

“…Permisi.”

Ucapnya ketika akan memasuki ruang kepala sekolah. Segera setelah ia membuka pintunya, dengan cepat kucing itu mendahului mereka, berlari ke dalam ruangan tanpa menghiraukan apapun.

…Huh?

Ketika memasuki ruang kepala sekolah, Harutora langsung bergumam lirih. Atmosfer yang ada didalam ruangan sangatlah berbeda dengan yang ada diluar.

Atmosfer tenang dan nostalgia pun memenuhi ruangan tersebut, seperti kafe era-Taisho.

Dinding kuning muda yang memudar, karpet merah tua yang diletakan di lantai, dan rak mantel yang terbuat dari logam disertai pembatas kaca ruangan yang dicat. Dibelakang pembatas ruangan tersebut adalah tempat untuk menerima tamu, dan diantaranya terdapat kursi dan meja yang berwarna tan.

Namun, hal yang terlihat paling memukau adalah rak buku yang menutupi kedua sisi dinding. Sebuah jumlah yang mengejutkan dari buku ynag tersusun rapi di rak tersebut. Dan seseorang dapat mengatakan kalau buku-buku tersebut sudah terorganisir. Terdapat literatur jepang serta literatur asing, bahkan dengan beberapa literatur kuno dan dokumen yang terjaga.

Dan jauh didalam ruangan tersebut…

Terdapat sebuah meja besar yang tebuat dari kayu redwood yang ditempatkan didepan jendela, bersama dengan sosok mungil yang dengan diam duduk dibelakangnya.

Harutora dan Touji pun saling memandang, dikarenakan keduanya berasumsi bahwa sang kepala sekolah adalah seorang pria, namun orang yang menduduki kursi tersebut adalah seorang wanita tua yang elegan.

Sang kucing pun duduk diatas meja, perlahan melompat ke dalam pangkuan sang wanita. Ia menaruh bukunya yang sedang ia baca, perlahan mengusap pelan sang kucing.

Lalu, ia mengankat kepalanya, menaruh kacamatanya yang bertengger dihidungnya, dan menatap Harutora dan Touji.

“Selamat datang, aku telah menunggu kedatangan kalian berdua cukup lama.”

Suaranya sama persis dengan suara yang dikeluarkan sang kucing. Helaian rambut yang menyentuh pundaknya berwarna abu-abu, dan walaupun ia tua, postur duduknya sangatlah tegap, sangat berlawanan dengan umurnya. Ia mengenakan kimono berwarna coklat yang terlihat sangat cocok untuknya seperti sebuah bagian dari tubuhnya.

“Tsuchimikado Harutora-san dan Ato Touji-san. Halo, aku kepala sekolah disini, Kurahashi Miyo.”

“H-Halo.”

“………….”

Harotora mengucapkan salam, Touji pun menganggukkan kepalanya dengan hormat. Lalu, keduanya menjawab wanita tua – permintaan Kurahashi Miyo untuk lebih mendekat ke mejanya.

Mungkin ia masih belum terbiasa dengan seragamnya, atau mungkin sebagai hasil dari atmosfer yang diberikan di ruangan dan sang kepala sekolah, Harutora merasa seperti anak kecil yang sedang menunjukan seragam barunya kepada nenek yang jarang ditemui ketimbang dirinya yang sedang menemui kepala sekolah untuk pertama kalinya.

Sang kepala sekolah menatap keduanya tanpa bimbang, dan tiba-tiba terlihat berseri-seri. “Begitu.” Gumamnya sugestif.

“Jadi kalian adalah Hishamaru dan Kakugoukinya Natsume-san.”

“Apa?”

Harutora terkejut, dengan cepat bertanya. Touji dengan diam hanya memerhatikan sang kepala sekolah, nampak kebingungan dengan apa yang dimaksud.

Namun, dengan segera sang kepala sekolah mengganti topic yang diiringi dengan senyum hangat.

“Aku ingat pernah diberitahukan bahwa sebelumnya kalian tidak memiliki kesempatan untuk bersinggungan dengan Onmyoudou di kehidupan sehari-hari kalian.”

Nadanya ramah sambil mengelus-elus kucing yang ada di pangkuannya.

“Kalian pasti sudah bertemu dengan Alpha dan Omega di lantai satu. Ditambah dengan mereka, kucing ini juga shikigamiku. Apa mereka mengagetkanmu?”

“Uh, se-sedikit……”

“Jika begitu aku minta maaf, tapi tolong agar kalian dengan segera dapat menyesuaikan diri, karena kalian mulai saat ini akan hidup di ‘dunia ini’.”

Ucap kepala sekolah, terus memandang keduanya.

“Ato Touji-san, aku telah mendengar keadaanmu dari ayah Harutora-san. Tekadmu sangatlah luar biasa, jadi tolong berusahalah untuk melawan efek sampingmu.” Ucapnya terlebih dahulu pada Touji.

Lalu, ia berbicara kepada Harutora.

“Tsuchimikao Harutora-san, aku juga telah mendengar dirimu dari orang tuamu dan juga sedikit dari Natsume-san.”

“Natsume? Apa yang Natsume katakan?”

Harutora bertanya degan terkejut, kepala sekolah hanya tersenyum ringan kemudian mengangguk.

“Ya, anak itu sangatlah sopan. Setelah kau memutuskan untuk memasuki akademi, ia datang kepadaku untuk memberitahukan bahwa kau telah mengikuti tradisi keluarga Tsuchimikado dan telah menjadi shikigaminya. Dan juga, aku mengenal orang-orang di Agensi Onmyou, jadi aku mengetahui beberapa hal mengenai insiden Dairenji Suzuka musim panas ini.”

Harutora dan Touji pun saling bertukar pandang mendengar apa yang dikatakan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah Onmyouji telah menyinggung mengenai – Dairenji Suzuka – yang telah mengubah jalan hidup mereka, membuat mereka mengambil kesempatan untuk mendaftarkan diri pada Akademi Onmyou.

Namun, insiden tersebut tidak dipublikasikan. Orang luar menganggap bahwa itu dikarenakan dengan umurnya yang masih belia, namun sebenarnya itu dikarenakan kebijakan politik untuk meminimalisirkan efek terhadap publik sekecil mungkin. Dairenji Suzuka adalah seorang Onmyouji Nasional Kelas Satu – salah satu dari ‘Dua Belas Pemimpin Suci’, Onmyouji terbaik dari yang terbaik. Tentu saja Agensi Onmyou menginginkan hal ini dirahasiakan sebisa mungkin.

Investigator yang telah diperintahkan untuk melakukan tugas pun dengan tegasnya memberitahukan Harutora dan Touji untuk tidak berbicara mengenai insiden yang terjadi atau apapun yang berhubungan dengan insiden tersebut, dan hanya sebagian kecil dari orang-orang di Agensi Onmyou yang mengetahui kebenaran yang terjadi pada insiden tersebut.

“Mungkin kalian berdua, yang dimana adalah orang luar dalam hal ini, berpikir mengapa kalian diterima ke dalam Akademi Onmyou. Aku secara personal memberikan kalian pengecualian khusus dan mengizinkan kalian untuk masuk, dengan alasan bahwa aku mengetahui kontribusi kalian terhadap masalah tersebut.”

“……Se-seperti yang kuduga……”

“Yah, aku juga berpikir seperti itu.”

Touji membuka mulutnya untuk pertama kalinya disamping Harutora yang terkejut, bertingkah tenang.

Seluruh calon Onmyouji di Negara ini berkumpul di Akademi Onmyou, dan dalam memasukinya sangatlah kompetitif. Bahkan oleh seorang anggota keluarga Tsuchimikado atau seseorang yang memelajari hal tentang Onmyouji sendiri, tidaklah mudah bagi mereka yang ingin mememasukinya – dan bahkan itu belum sampai pada formalitas lainnya. Harutora dan Touji juga sedikit merasa bahwa ada beberapa hal yang disembunyikan.

“Kau ingin mengunci rapat mulut kami – apakah itu alasannya?”

Touji bertanya dengan nada menantang. Harutora pun memberikan tatapan penuh cela terhadapnya, namun teman baiknya sama sekali tidak melihatnya.

Namun, sang kepala sekolah tetap mempertahankan ekspresinya, bahkan mengakuinya : “aku tak bisa menyangkal pemikiran tersebut.”

“Namun walaupun begitu, kalian berdua tidak buruk. Contohnya, Harutora-san, apakah kau tahu bahwa kekuatan spiritualmu jauh lebih besar dari kebanyakan orang?”

“Hah? Ah, kau menyebutnya, aku ingat para penguji memberitahuku bawa aku hanya bagus pada kekuatan spiritualku yang besar saat ujian……”

Harutora mengingat kejadian saat itu. Ia tidak mendengarnya sebagai sebuah pujian saat itu, namun ia malah merasa bahwa saat itu ia sedang dimarahi karena hasil ujiannya yang sangat buruk.

“Membiarkan murid yang tak bertalenta masuk namun memiliki tekad, cara terbaik menanganinya adalah dengan menakutinya. Menurutku, kalian berdua memiliki bakat untuk menjadi Onmyouji hebat, dan karena itu aku membiarkan kalian masuk. Tentu saja, ada kemungkinan bahwa pendapatku akan salah. Walaupun begitu, kalian secara resmi telah menjadi siswa Akademi Onmyou, dan apapun yang akan terjadi setelah ini akan tergantung dari kerja keras kalian.”

“Uh……”

…Orang ini terlalu terus-terang.

Kontras dengan sikapnya yang elegan, sang kepala sekolah berbicara tanpa berbasa-basi. Namun, dibandingkan dengan berterus-terang, mungkin Akademi Onmyou menyikapi siswanya dengan sikap yang berbeda dari sekolah biasa.

Sebagaimana Harutora kebingungan, Touji yang berada disebelahnya mengira-ngira sikap kepala sekolah. Sejujurnya, Harutora yakin bahwa Touji akan menyikapi keberadaannya di Akademi Onmyou seperti orang yang tidak akan peduli dengan keadaan sekitarnya.

…Sekolah yang cocok untuknya pasti tidak akan terlalu normal.

Bagaimana dengan dirinya? Harutora sedikit gelisah.

“Oh, benar, satu lagi. Anggap saja sebagai sebuah peringatan kecil dari wanita tua seperti aku.”

Dengan segera sikapnya berubah, sebagaimana ia menunjukan sikap waspada- namun juga tertarik – menatap ke arah Harutora dan Touji.

“Kalian pasti tahu tentang ‘rumor’ mengenai Natsume-san, bukan?”

Sang kepala sekolah berterus-terang diluar apa yang mereka bayangkan.

Dengan segera Touji menenangkan dirinya, namun Harutora tanpa sadar menganga sambil menatap kepala sekolah. Tak perlu dijawab, mereka berdua telah mengetahui dan sadar rumor tersebut mengacu kemana.

Kepala sekolah mengimplikasikan rumor yang menyatakan kalau Natsume adalah reinkarnasi Tsuchimikado Yakou.

Sang kepala sekolah tak bergerak, bahkan setelah melihat sikap Harutora dan Touji yang kaku kembali.

“Dikarenakan efek dari rumor tersebut, Natsume-san menjadi pusat perhatian di akademi, dan mungkin akan berpengaruh pada kalian sebagai orang yang telah mengenal lama Natsume. Jika kau punya masalah, kalian bisa menemuiku kapan pun, dan jika kalian sungkan untuk memberitahukannya padaku, kalian bisa membicarakannya pada wali kelas kalian – aku akan mengenalkan kalian pada Ohtomo-sensei segera. Kami akan membantu kalian semampu kami.” Ucapnya, menghiraukan reaksi yang diberikan.

“Itu berarti......”

Harutora ingin mngatakan sesuatu, namun kepala sekolah telah berbicara terlebih dahulu: “Tapi – kuharap kalian agar terbiasa dengan keadaannya sesegera mungkin.”

“Ter-terbiasa?”

“Ya, karena hal ini akan selalu mengganggu kalian nanti.”

Harutora menutup mulutnya mendengar hal ini. Kepala sekolah telah memberitahukan kebenarannya, namun ia tak pernah membayangkan bagaimana situasi sebenarnya.

Natsume pernah bilang bahwa orang-orang dewasa disekitarnya melihat dirinya dari sudut pandang yang diberikan oleh rumor tersebut. Selama kejadian yang terjadi musim panas lalu, Suzuka juga menangkap Natsume dikarenakan efek dari rumor tersebut. Dan sekarang, Natsume tak bisa membebaskan dirinya dari belitan rumor tersebut.

...Hanya lahir di keluarga utama Tsuchimikado saja sudah cukup merepotkan.

Ia tak bisa mengabaikannya, dan ia harap setidaknya ia dapat sedikit membantu Natsume dan berbagi beban dengannya. Hal tersebut juga menjadi faktor penting pada keputusan Harutora untuk menjadi shikigami.

...Aku hanya bisa menanggungnya......

Sekali lagi Harutora mengingat kalimat yang ia gumamkan ketika memasuki gedung.

Sang kepala sekolah menatap murid barunya, senyum ramah pun muncul diwajahnya.

Lalu, ia bertanya dengan nada santai: “Dan pada poin ini aku penasaran - bagaimana kesan kalian mengenai Tsuchimikado Yakou

“Kesan? Kesan atas Yakou? Jujur, aku tak memiliki kesan yang cukup berarti atas dirinya selain bahwa dirinya berasal dari masa lalu. Ia seperti seorang saudara yang terkenal...... namun dengan semua yang telah terjadi, kupikir ia adalah seorang pembuat masalah.”

“Aku mengerti. Bagaimana menurutmu, Touji-san?”

“......Aku yakin bahwa ia adalah orang yang hebat dalam komunitas sihir, dan ia memiliki prestasi yang luar biasa. Dengan kata lain......”

“Apa?”

“Dia jenius, tidak diragukan lagi.”

Jawab Touji, tenang dan tegas.

Tsuchimikado Yakou...

Setengah abad setelah keluarga Tsuchimikado mulai mengalami penurunan setelah Restorasi Meiji, ketika sedang gempar-gemparnya Perang Pasifik di Jepang, seorang ahli sihir jenius menunjukan dirinya.

Yakou merevitalisasikan Onmyoudo atas permintaan pihak militer. Ia mengintegrasikan legenda dan sihir Jepang, mengkonstruksi sistem sihir baru, yaitu ‘Imperial Onmyoudo’, yang merupakan fondasi yang diadopsi oleh ‘General Onmyoudo’.

Namun, setelah selesainya Perang Pasifik, terdapat atmosfer kekalahan yang kuat, dan militer Jepang memerintahkan Yakou untuk melakukan upacara sihir skala besar, namun sayangnya gagal – kebanyakan warga biasa memercayainya. Terpengaruh karena kegagalan upacara, aura kota Tokyo pun menjadi kacau-balau, yang mengarah ke kejadian bencana spiritual yang sampai sekarang masih sering terjadi.

Jepang saat ini merupakan satu-satunya negara didunia yang secara resmi diakui dan dizinkan untuk penggunaan sihir. Sebenarnya, hal ini untuk menangani bencana spiritual yang terjadi – kutukan yang ditinggalkan oleh Yakou.

Namun, untuk menumpas bencan spiritual yang tiada akhirnya, mereka bergantung mengandalkan Onmyoudo kuat – berkah yang ditinggalkan Yakou.

Pengembangan Onmyou berkaitan erat dengan terjadinya bencana spiritual, dan terjadinya bencana spiritual disebabkan karena Onmyoudo yang belum dikubur dalam-dalam. Dan jika melihat akar permasalahannya, kedua hal ini telah dibawa ke dunia ini oleh seorang jenius yang sama. Ulah Tsuchimikado Yakou yang telah mencipatakan dasar komunitas sihir di Jepang.

…Seorang pembawa perubahan pada dunia tentu saja akan mendapatkan perhatian yang sangat.

Bahkan Natsume sendiri tidak mengetahui bahwa dirinya benar-benar reinkarnasi Yakou atau bukan, dan tak ada satu orang pun yang benar-benar yakin mengenai ini. Ia memang memiliki bakat sebagai Onmyouji, namun dirinya yang saat ini masih belum bisa ditentukan sebagai persamaan Yakou. Ia tak memiliki memori masa lalu, dan tentu saja tak ada persamaan yang benar-benar dapat terlihat dari dirinya.

Namun, Dairenji Suzuka yang merupakan salah satu dari Dua Belas Pemimpin Suci percaya bahwa Natsume adalah Yakou, dan tentu saja ia bukanlah satu-satunya yang yakin akan hal tersebut.

Akankah suatu hari nanti Natsume akan mengingat masa lalalunya dan menyadarinya bahwa dirinya selama ini adalah Yakou? Ketika hari itu benar-benar datang, perubahan apa yang akan terjadi pada Natsume? Sebagai shikigaminya, apa yang akan ia lakukan nanti?

Sebagaimana Harutora berpikiran demikian…… Sang kepala sekolah tiba-tiba berkata: “…Ia sangat suka bermain shogi.”

“Apa?” Tanya Harutora, dan Touji pun menunjukan ekspresi terkejut yang jarang terlihat.

Sang kepala sekolah tak menghiraukannya, lanjut berkata:

“Namun ia sebenarnya tak pandai bermain shogi, mungkin karena tak adanya bakat? Walau tak pandai dalam shogi ia senang mengajak dan menantang lawan mainnya – namun ia akan merajuk jika ia kalah, memberikan sakit kepala kepada orang yang bermain dengannya. Namun aku juga selalu bersyukur padanya yang selalu mengajarkanku cara bermain shogi. Kalau tidak, aku mungkin tak akan mengenal apa itu shogi.”

Ia tersenyum nostalgia sebagaimana ia membicarakannya. Harutora kebingungan mendengarnya, namun seketika Touji sadar. Matanya pun melebar terkejut, dari bawah bandananya.

“……Kau melihat Tsuchimikado Yakou ketika ia masih hidup?”

“Ya, aku masih anak-anak saat itu.”

Sang kepala sekolah memberitahukannya. Touji menutup mulutnya mendengar hal tersebut, namun tidak dengan Harutora.

“Benarkah!? Kau bertemu Yakou?”

“Tentu saja aku menemuinya, mungkin kalian para pemuda berpikir bahwa ia adalah seseorang dari zaman dahulu – tapi jangan lupa, itu hanya setengah abad yang lalu ketika Jepang diselimuti oleh api peperangan.”

Ia pun tersenyum, seolah-olah ingin menambahkan: ‘tak ada yang luar biasa mengenai hal tersebut.’

Namun Harutora masih tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

…Kepala sekolah bertemu Yakou…… Begitu, jadi masih ada orang-orang yang pernah melihat Yakou dengan mata kepala mereka sendiri……!

Yakou merupakan seorang tokoh sejarah dimata Tsuchimikado Harutora, namun seseorang menyaksikan tokoh ‘sejarah’ tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Ia pun tak bisa memungkiri atmosfer yang tiba-tiba menjadi berat disekitarnya, dan tak bisa berucap untuk beberapa saat.

…Namun…… berkata seperti itu bukanlah sesuatu yang luar biasa……

Orang dihadapannya ini telah hidup cukup lama sebelum akhirnya ia menjadi ‘Kepala Sekolah Akademi Onmyou’. Ia telah melewati masa mudanya sama seperti Yakou, mengalami perang, tumbuh dewasa, memiliki keluarga – ia benar-benar telah hidup cukup lama. Sebelumnya Harutora hanya melihat identitasnya sebagai ‘kepala sekolah’, daripada sebagai ‘Kurahashi Miyo’.

Kepala sekolah pun kemudian berbicara kepada yang Harutora: “Yakou juga seorang manusia, Harutora-san.” …Seolah-olah membaca pikirannya.

“Tsuchimikado Yakou juga sama sepertimu, lahir di dalam keluarga Tsuchimikado, tumbuh besar di keluarga yang tradisional, dan kemudian bersinar cemerlang sebelum akhirnya ditelan oleh jaman. Hidupnya mungkin, memang tidak biasa, namun ia juga tertawa dan menangis, sama seperti orang biasa.”

“Orang biasa……”

“Benar, tapi banyak juga orang yang tidak mengerti akan hal ini. Sebagai Tsuchimikado, mungkin kau percaya bahwa Yakou adalah penyebab dari menurunnya citra keluargamu – sebuah momok dalam komunnitas sihir, tapi kau mengetahui ini, bukan? Memang, banyak orang-orang yang beranggapan berbeda mengenai ini.”

“Beranggapan berbeda…… Apa maksudnya itu?’

“Ada sekelompok orang yang melihat Yakou sebagai seorang pahlawan dan menggambarkannya sebagai seorang dewa…… Mereka adalah para pemuja fanatik Yakou.”

Harutora memberikan tatapan bertanya kepada Touji, mengenai hal ini yang tak pernah ia dengar sebelumnya, namun sepertinya ini juga pertama kalinya touji mendengar hal tersebut.

“Mereka mengabaikan sisi kemanusian dalam diri Yakou, secara membabi buta memujanya…… Sayangnya, hal mengenai Natsume pun juga terdengar oleh mereka, dan mereka telah mencoba untuk menghubungi Natsume-san sebelumnya.”

“Me-mereka datang mencari Natsume? Bagaimana……”

Ia tidak mengetahui tentang hal tersebut. Singkatnya, Natsume sedang diincar oleh sekumpulan pemuja fanatic gila tersebut.

“Keadaan yang kumaksud supaya kalian terbiasa juga menyangkut hal ini. Mereka yakin bahwa rumor tersebut adalah benar. Aku tahu ini terdengar aneh, namun inilah kenyataannya.”

Kepala sekolah memperingatkan mereka, tegas. Harutora pun hanya terdiam.

“Kesan juga merupakan salah satu bentuk dari sebuah sihir…… dan juga sebuah kutukan.” Ucapnya, pelan:

“Rumor pun juga sama. Bentuk sihir seperti ini menyihir hati manusia…… Sihir yang tak diakui oleh Onmyoudo sebagai sihir yang efektif secara kolektif disebut sebagai sihir kelas dua, namun terlepas dari kelas satu atau pun dua, sihir tetaplah sihir. Terlebih lagi, sihir-sihir kuat dan menakutkan secara ketat diklasifikasikan sebagai sihir kelas dua, tapi mungkin ini terlalu sulit untuk kalian pahami.”

“…………”

Harutora dan Touji pun hanya terdiam, dan kucing yang ada dipangkuannya pun menguap, seolah-olah berkata: ‘Bagian mana yang susah untuk dimengerti?’

“……Harutora-san, Touji-san, kau mungkin akan menghadapi perkara sulit kedepan nanti, jadi berusahalah dan atasi masalah tersebut secara perlahan. Aku menantikan performa kalian kedepan nanti, dari diriku secara individual maupun diriku yang sebagai kepala sekolah.”

Berkata demikian, sang kepala sekolah pun tersenyum.

Hingga kemudian, seolah-olah mengetahui pembicaraan sudah selesai, suara ketukan pun datang dari belakang mereka. “Permisi……” mengatakan ini, seorang pria pun menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan.

“Kepala sekolah? Ini sudah melewati waktu yang sudah ditetapkan, apakah anda masih ada perlu sebentar?”

“Oh astaga, aku membuatmu menunggu, maafkan aku. Kami sudah selesai disini.”

“Ah, baguslah.”

Laki-laki berperawakan kurus pun memasuki kantor kepala sekolah.

Ia terlihat cukup muda, namun sepertinya tak terlalu bersemangat. Rambutnya berantakan, memakai kacamata, dan mengenakan kemeja dan dasi yang sudah lusuh yang ditutupi dengan jas murah juga celana kusut. Senyuman ringan pun muncul di wajah tirusnya, yang lebih memberikannya kesan ‘lemah’ daripada ‘ramah’.

Namun, hal yang paling menyolok darinya adalah tongkat yang ada di tangan kanannya. Ketika ia memasuki ruangan, ia menopang dirinya dengan menggunakan tongkat tersebut, berjalan maju dengan menyeret – melihat sekilas ke bawah, tongkat kayu panjang terlihat dari bagian kaki kanan celananya.

Itu merupakan kaki palsu, dan merupakan hal yang jarang ditemui di era modern – sebuah kaki palsu vintage seperti yang biasa digunakan para bajak laut.

Mungkin sadar akan tatapan mereka, laki-laki tersebut tersenyum dengan ramah, mengangkat kaki kanan palsunya.

“Oh? Ini? Keren, bukan? Aku guru di akademi ini, tapi aku juga seorang Onmyouji, jadi setidaknnya aku harus menaikkan pamorku.”

Yang lebih mengejutkan adalah, sang pria berbicara dengan sangat gembira.

Mereka tak mengerti apayang dibanggakan olehnya – terlebih lagi, yang mereka tak mengerti adalah pamor seperti apa yang yang bisa dinaikkan oleh sebuah kaki palsu, namun sikapnya terlihat cukup antusias dan ia berbicara dengan aksen Kansai.

...Benar-benar orang aneh……

Sadar banwa ia tak sopan, Harutora pun mengerutkan wajahnya, sedikit.

“Dia adalah wali kelas kalian, Ohtomo Jin-sensei. Jangan menilainya berdasarkan penampilannya, dia sangatlah kompeten.” Ucap kepala sekolah sambil tersenyum

“Bagaimana bisa kau mengatakan itu kepala sekolah. Ah, terserahlah, memang begitulah, kuharap aku bisa menjadi guru seperti yang kalian harapkan.”

Berkata demikian, Ohtomo menyeringai. Meskipun ia terlihat seperti orang lemah yang tak dapat diandalkan dari luar, namun senyumnya penuh semangat.

“Kalau begitu ayo, semuanya menunggu kalian berdua di kelas - Kepala sekolah, kami pergi.”

Ohtomo pun menganggukan kepalanya sebagai tanda hormat, membawa Harutora dan Touji keluar dari ruang kepala sekolah.

Sang kucing pun mendengkur, seakan memperingatkan mereka untuk: ‘Bekerja keras’

Bagian 4[edit]

“Tidakkah itu menakutkan?”

Ketika mereka keluar dari ruangan dan berjalan melewati koridor, Ohtomo berbisik kepada Harutora dan Touji, seolah-olah memberitahukan rahasia buruk.

“Uh? Apanya yang menakutkan?”

“Tentu saja kepala sekolah…… Tidakkah kau mengetahuinya? Wanita tua itu memang terlihat seperti seorang kepala sekolah, tapi sebenarnya dia adalah figure penting yang berada dibalik-sisi industri ini.”

“Apa? Kau membicarakan tentang kepala sekolah?”

“Benar…… Disisi lain, bukankah kau Tsuchimikado? Bagaimana kau tidak mengetahui hal sekecil ini?”

Ohtomo kebingungan, namun Harutora tak bisa berkata apa-apa, tak mengerti apa yang dimaksud olehnya.

“Ah.”

Perkataan Ohtomo malah mendapatkan reaksi dari Touji yang ada disebelah Harutora.

“Jadi itu Kurahashi yang dimaksud……”

Gumam Touji. “Benar.” Ohtomo membenarkan.

Sepertinya dalam pembicaraan ini hanya Harutora yang tak mengerti, dan ia pun memberikan tatapan tak puas ke arah Touji. Namun, Touji hanya membalasnya dengan menatap balik yang seolah-olah berkata: ‘akan kujelaskan nanti’.

“Kalian harus berhati-hati, shikigami kepala sekolah ada dimana-mana di akademi ini, jadi kau akan tertangkap jika kau coba-coba untuk membolos kelas. Tapi jika kau ingin membolos kelas karena ada urusan, kalian bisa datang kepadaku. Aku berbicara seperti ini karena aku adalah seorang spesialis, jadi aku bisa memberikanmu tips bagaimana untuk menghindari mata dan telinga kepala sekolah.”

Guru semacam ini yang secara terang-terang berbicara tentang membolos kelas ketika pertama kali menemui muridnya terlihat seperti seorang guru yang tidak dapat diandalkan. Harutora pun hanya menjawab ‘yah’ secara acuh tak acuh, dan Touji pun hanya mengerutkan keningnya. Namun sepertinya ia memberikan reaksi seperti ini karena ia tak yakin orang macam apa sebenarnya gurunya ini.

“Bagaimanapun, kepala sekolah telah memberitahukan situasi kalian kepadaku. Jika kau berada dalam masalah, jangan ragu untuk membicarakannya denganku.”

Ucap Ohtomo riang, benar-benar berbeda dengan penampilannya. Seperti yang diduga dari Akademi Onmyou, kepala sekolah dan bahkan gurunya pun unik.

…Dengan demikian, mungkinkah murid-murid disini juga aneh?

Harutora pun ternggelam dalam renungannya.

Tiba-tiba, ia membuka mulutnya, bertanya: “Ah, iya, sensei, bisakah aku bertanya sesuatu?”

“Yah? Secepat itukah dirimu dalam masalah?”

“Tidak, aku tak bisa menyebutnya masalah – Kepala sekolah mengatakan hal aneh ketika dia pertama kali menemui kami, apakah kau tahu ‘Hishamaru’ dan ‘Kakugyouki’ itu apa?”

Ketika Ohtomo yang mana ada didepan mereka berjalan sambil tertatih-tatih, mendengar pertanyaan tersebut. Ia pun berhenti. Ia pun berbalik, wajahnya bertanya-tanya – menatap Harutora, dengan tatapan menyelidik.

Lalu, ia mengalihkan tatapan bingungnya kearah Touji.

Touji hanya mengangkat bahu, berkata: “Bukankah kau telah mendengar situasi kami? Orang ini sebenarnya adalah seorang Tsuchimikado, tapi jelasnya, dia hanyalah orang yang tidak mengetahui apa-apa tentang Onmyoudo.”

“…Ah? Bagaimana kau bisa berbicara seperti itu Touji, mungkinkah kau mengetahui hal tersebut?”

Tanya Harutora, namun Touji hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya. Melihat interaksi mereka berdua, Ohtomo pun hanya dapat bergumam: “……Begitu.”

Seketika, wajahnya pun berubah serius.

“Harutora-san, Hishamaru dan Kakugyouki yang dimaksud adalah nama dari shikigami.”

“Shikigami?”

“Benar, keduanya adalah shikigami milik Tsuchimikado Yakou.”

“Hah?”

Harutora tercengang, dan Ohtomo pun hanya menunjukan senyum suram yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

“Dikatakan bahwa Yakou setidaknya memiliki ribuan shikigami, namun diantara shikigami tersebut hanya dua dari mereka yang selalu ada disisi kanan dan kiri tuannya…… Hishamaru dan Kakugyouki.”

“Shikigami……”

Harutora akhirnya mengerti maksud dari perkataan kepala sekolah yang diucapkannya.

Hishamaru dan Kakugyouki Natsume.

Kepala sekolah bukan hanya membandingkan Natsume dengan Yakoou, namun ia juga memberikan penilaian yang sama terhadap Harutora dan Touji.

Dengan kata lain……

…Kepala sekolah juga memercayai bahwa rumor tersebut adalah benar?

Udara dingin pun seolah mengusap punggungnya

“……Kedua shikigami tersebut menjadi petugas Onmyou dimasa militer jepang dulu, dan bahkan disaat perang, shikigami memiliki pangkat dan pelayanan yang luar biasa. Tapi, kekuatan dari kedua shikigami tersebut sangatlah kuat, dan mereka pun masih menjadi objek kekaguman sampai sekarang.”

Setelah selesai menjelaskan, Ohtomo kembali berjalan dengan kaki lumpuhnya. Harutora dengan segera mengikuti, dan Touji dengan diam turut melangkahkan kakinya.

Setelah penjelasan tersebut, Ohtomo yang tadinya banyak berbicara terdiam seribu bahasa.

Mereka turun dengan elevator, berjalan melewati koridor dengan petunjuk Ohtomo.

Tak lama setelahnya – “Sampai.” Ohtomo berhenti didepan sebuah pintu. Suara bising pun datang dari balik pintu, jelas seperti perkumpulan anak muda yang berusia setara, memberikan atmosfer khas dari sebuah ‘ruang kelas sekolah’.

...Ini dia.

Harutora sangat familiar dengan perasaan seperti ini, walau kini ia berada diarea Akademi Onmyou yang berbeda, namun kegelisahannya menambahkan rasa tegangnya, bahkan lebih. Seperti sebuah ‘sindrom siswa pindahan’. Harutora tingal ditempat yang sama sejak ia kecil, jadi ia tak pernah mengalami berpindah sekolah sejak ia sekolah dasar.

Ia pun lamat-lamat memandang ke arah Touji, menyadari bahwa ia masih bersikap acuh tak acuh. Ia pun akhirnya mencoba bersikap tenang, namun ia tak bisa menyembunyikan detak jantungnya yang berdetak kencang di dadanya.

Ohtomo menaruh tangannya pada gagang pintu, membalikkan badannya dan berkata sambil tersenyum: “Apa kalian sudah siap?!”

Ketika pintu terbuka, suara bising tadi dengan segera mereda – yang kemudian menjadi sunyi.

“Baiklah~ Maaf telah membuat kalian menunggu, aku membawa murid baru yang kalian tunggu-tunggu~”

Ohtomo memasuki kelas dengan tak peduli, dan Harutora pun mengikutinya dari belakang dengan gelisah.

Ruang kelas tersebut cukup luas dan lebar, dan langit-langitnya pun cukup tinggi, dengan konfigurasi ruang kelas yang benar-benar berbeda dengan sekolah umum menengah atas lainnya. Lantainya berundak-undak jadi bagian belakangnya lebih tinggi dari bagian depan, dengan meja yang tetap dan kursi yang tersebar, memberikan kesan kepada Harutora seperti sebuah aula konser sederhana dibandingkan sebuah kelas.

Lalu—

Beberapa lelaki dan perempuan yang berumur sama mengenakan seragam Akademi Onmyou, duduk dibarisan bangku yang berundak dan menatapnya. Seragam untuk laki-laki berwarna hitam legam, dan perempuannya berwarna putih bersih. Mungkiin dikarenakan gaya desain yang unik, hal itu memberikan kesan aneh seperti sebuah kelompok gagak hitam dan putih.

…Uwah!

Tatapan mereka tertuju padanya dari berbagai sudut di ruang kelas.

Walaupun itu hanya sebuah tatapan , semakin banyak orang yang menatapnya semakin membuatnya terasa gugup. Ia, yang terbiasa menggunakan tameng pada dirinya dengan bersikap acuh tak acuh untuk melindungi dirinya yang pemalas, sekarang merasa seolah-olah ia dipaksa untuk melepas tameng yang biasa ia gunakan.

“Baiklah, semuanya perhatikan~ kedua orang ini adalah murid ini akan bergabung dengan kelas ini mulai hari ini, Tsuchimikado Harutora dan Ato touji-san. Oke, silahkan sambutannya.”

“……A-aku Tsuchimikado Harutora.”

“Aku Ato Touji.”

“Yah – Hey, perkenalanmu terlalu pendek. Kesan pertama sangatlah penting, kau setidaknya harus lebih mengekspresikannya.”

Ohtomo menggelengkan kepalanya, terlihat ia sudah mulai bosan. Mungkin Touji tidak peduli dengan hal tersebut, namun Harutora merasa tak berdaya, dan ia sangat khawatir dengan tatapan yang tertuju padanya saat ini, juga murid-murid akademi yang akan ia temui nanti.

...’Berhati-hatilah untuk tidak ‘dimakan’.’

Ia pun teringat peringatan yang diberikan Touji. Harutora tidak pernah bisa menilai tatapan seperti apa yang ditujukan olehnya – apakah tatapan tersebut berisi dengan kedengkian atau hanya rasa penasaran, atau mungkin hanya ingin mengecek wajah baru. Namun peringatan Touji terngiang-ngiang di pikirannya, dan tatapan yang tertuju padanya sepert mereka memiliki maksud jahat.

Yang lebih penting, mampukah orang luar seperti dirinya dibandingkan dengan ruang kelas yang seperti ini, dimana berisi murid-murid yang berasal dari berbagai tempat dan telah menetapkan tujuannya untuk menjadi Onmyouji?

Lututnya bergetar, gugup.

Tenggorokannya sangatlah terasa kering.

Dan kemudian……

Bakatora!

…Hah?

Ia seperti mendengar seseorang berbicara, namun tentu saja itu tak mungkin terjadi. Sebenarnya, ia hanya mendengar bisik-bisik para murid dan suara Ohtomo yang terdengar santai.

Namun disaat yang bersamaan, ia juga menyadari tatapan tersebut. Kedua mata yang memerhatikannya, dan tatapan hangat serta tulus yang menyertainya.

Ia pun membalas menatapnya – Natsume.

Tr2 057.png

Natsume di depan matanya.

Punggungnya tegak sebagaimana ia duduk di ujung ruang kelas tersebut, melihat lurus hanya kepadanya. Ia hanya terdiam duduk ditempatnya, ia terlihat begitu mencolok hingga ia terkejut bahwa ia tidak menyadari keberadaanya lebih dahulu.

Rambut hitam halusnya diikat dengan pita merah muda, dan paras cantiknya bagaikan bunga segar yang ditempatkan di tengah sinar matahari, yang dilindungi dengan bayangan pucat mimpi.

Disisi lain, ia juga bisa langsung melihat semangat, rasa bangga, dan sifat-sifat menakjubkan lainnya yang tersembunyi jauh didalam dirinya. Natsume juga memberikan aura unik dibandingkan dengan murid lain, seolah-olah keberadaannya berbeda dengan yang lainnya.

…Benar, disini……

Awalnya ia berpikir bahwa tempat ini tak lain dan tak bukan merupakan tempat dimana segala musuh berkumpul, dengan tanpa satu orang pun yang tidak dikenal dan belum pernah ia temui.

Namun, itu bukanlah masalahnya.

Natsume ada di Akademi Onmyou.

Ia adalah teman masa kecil Harutora, tuan yang harus ia layani sebagai shikigami.

Memasuki Akademi Onmyou sama dengan datang untuk berada disisi Natsume. Tubuh dan pikirannya yang gugup pun menjadi tenang ketika ia berpikir seperti itu.

Disisi lain, ekspresi apa itu?

Ia tidak melakukan aksi yang mencolok, dan hanya duduk di tempat duduknya, melihat Harutora dan Touji yang ada di depan kelas.

Namun, mata bulatnya memancarkan kegembiraan. Wajah putihnya sedikit memerah, dan ia dapat melihat bahwa ia bernapas dengan cepat.

Seperti ketika ia masih kecil – ia seperti seorang anak yang tak bisa menyembunyikan kegembiraanya ketika bertemu kembali dengan kawan lamanya. Untuk beberapa saat, Harutora lupa dengan posisinya, kemudian tersenyum kecut.

Setengah tahun ini, menanggung tatapan yang ditujukan kepadanya seorang diri, hingga sampai akhirnya saat ini datang – untuk menyapa kawan lamanya.

Karena hal tersebut, Natsume yang biasanya bersikap tenang kini terlihat senang dan bersemangat.

…Aku telah membuatmu menunggu.

Harutora membalas tatapan Natsume dengan perasaan seperti itu. Mungkin ia terlalu berlebihan, namun ia melihat cahaya yang ada di mata Natsume semakin lama semakin cantik serta cuping hidungnya yang mengembang-kempis dengan lemah lembut. Tentu saja, jika ia bertanya nanti padanya, ia tentu akan menyangkalnya dengan wajah memerah: ‘Tidak mungkin itu terjadi!’

Namun—

Ia benar-benar tidak terbiasa melihat cara berpakaiannya.

Teman masa kecil yang ada di depannya, tuannya, Natsume.

Hanya saja penampilan dirinya terlihat berbeda dengan Natsume yang dikenal oleh Harutora.

Gadis dari keluarga utama tersebut, kini mengenakan seragam hitam – seragam lelaki, rambutnya ia ikat ekor kuda. Ini merupakan kali kedua ia melihat Natsume berpakaian seperti ini dengan mata kepalanya.

…Jadi memang ada tradisi semacam ini……

Pewaris keluarga Tsuchimikado harus bertingkah seperti seorang lelaki bagi orang yang melihatnya.

Sama seperti tradisi dimana ‘anggota keluarga cabang diharuskan menjadi shikigami keluarga utama’ yang Harutora jalani, sepertinya hal tersebut memanglah sebuah tradisi yang ada di keluarga utama. Natsume terikat dengan tradisi tersebut, memasuki Akademi Onmyou sebagai seorang lelaki dimana ia harus menyembunyikan identitasnya. Harutora mengetahui hal ini di hari pertama ketika ia sampai ke Tokyo – tepatnya kemarin.

…Bagaimana dirinya bisa tidak ketahuan, terlebih lagi ia membiarkan rambutnya tetap panjang.

Ia tidak akan memberitahukan Natsume walaupun ia diancam mati, namun untungnya tubuh rampingnya saat ini tidak terlalu ‘feminin’. Namun, wajahnya lebih kecil dibandingkan dengan seorang pria, dan jika ia berbicara dengan suara aslinya, tentu saja akan memicu banyak kecurigaan. Dan bahkan ia menggunakan pita berwarna merah muda untuk mengikat rambutnya, sepertinya ia benar-benar tidak mengerti bagaimana caranya menyamar.

Sebenarnya, penampilan natsume terlihat seperti ‘seorang perempuan yang bergaya seperti lelaki’ bagaimanapun harutora melihatnya, memberikannya penampilan gadis sekolah menengah atas yang berusaha keras untuk berpadu dengan sekolah laki-laki, dengan pakaiannya yang sedikit tidak natural.

…Mungkin itu disebabkan karena Natsume tidak memiliki teman disini. Natsume yang Harutora kenal sangatlah pemalu dan kurang bisa sosialisasi, dan ditambah dengan rumor yang menyatakan bahwa dirinya adalah reinkarnasi Yakou, ia mungkin tidak memiliki satu pun orang yang dapat dianggapnya sebagai teman, sehingga identitas aslinya tidak terbongkar.

Berapa lama ia bisa menyembunyikannnya?

Natsume memang gadis yang berwajah androgini, namun saat ini ia baru berumur enam belas tahun dan akan menjadi lebih dan lebih feminin kedepan nanti, baik luar maupun dalam. Bisakah ia benar-benar menyembunyikan rahasianya seperti itu? Kini perasaan gelisah pun muncul di dalam hati Harutora, namun berbeda dengan yang sebelumnya.

“Mereka masuk satu semester lebih lambat dari yang lainnya dan mungkin mereka tidak bisa mengikuti pelajaran kelas dari awal, jadi semuanya mohon bantuannya.”

Ucap Ohtomo dengan seringai ringan. Intinya, saat ini perkenalan telah selesai.

Namun, baru saja Ohtomo selesai berbicara, lengan baju seputih salju pun terangkat.

Sebuah tangan terangkat dari tengah-tengah kelas.

Tatapan Harutora pun berbelok, bergerak menjauh dari Natsume.

…Oh, sangat lucu.

Perempuan berseragam putih pun dengan diam mengangkat tangannya.

Rambut coklatnya yang telihat sedikit ikal diikat, dengan sebagian helaian rambut yang membingkai wajahnya. Tatapannya jelas dan tajam, bulu matanya panjang dan lentik, dan bibirnya yang diberikan sedikit sentuhan lipstick, serasi dengan kulit sehatnya dan memberikan kesan imut namun tak berlebihan.

Wajahnya mungil, tidak kalah dengan Natsume, dan tubuhnya jauh lebih terlihat anggun. Dibandingkan dengan Natsume yang androgini, ia sungguhlah gadis cantik yang feminin, dan tak akn sulit untuk membandingkannya sebagai anggota grup idol -atau bahkan leadernya.

“Ohtomo-sensei, aku punya pertanyaan.”

Gadis itu bertanya dengan suara khas perempuannya. Ohtomo, dengan senang meresponnya: “Kyouko-kun?” sepertinya namanya adalah Kyouko.

“Silakanlah bertanya, seperti tiga ukurannya…… tidak, abaikan tiga ukuran laki-laki, coba tanya mengenai kesukaaannya atau tentang punya tidaknya ia seorang pacar……”

Tidakkah ia menjawab sedikit sembarang? Harutora menatap Ohtomo dengan tidak setuju.

Namun—

“Tidakkah ini aneh untuknya dengan tiba-tiba pindah ke sekolah ini di waktu yang seperti ini? Itu melanggar peraturan Akademi Onmyou. Bukankah seharusnya mereka harus menunggu sampai tahun depan untuk masuk ke sekolah ini?”

Ucapan gadis itu – Kyouko – bagai panah yang tepat sasaran.

Terdengar jelas nada bicaranya menunjukan ketidaksukaannya – Tidak, bukan ketidaksukaan yang jahat, namun rasa kesal atas ketidaksukaannya.

…Ah, orang ini.

Satu orang telah muncul, pikir Harutora. Touji sudah lama menduga akan ada murid yang bereaksi seperti ini. Harutora pun semakin gugup, namun senyum dingin malah muncul dari wajah Touji.

Disisi lain, sikap Ohtomo masih terlihat santai, tanpa adanya rasa malu pada ekspresinya.

“Benar, sebenarnya situasinya sedikit rumit, memaksa mereka untuk masuk akademi diwaktu yang tak biasa.”

“Bisakah aku bertanya situasi macam apa?”

“Kau tahu, situasi yang seperti itulah.”

“Apakah itu situasi yang tak bisa dipublikasikan?”

“Itu benar.”

Ohtomo tersenyum dari bawah, dan wajah Kyouko pun dengan segera memerah.

“Kami berusaha untuk masuk Akademi Onmyou dengan berusaha sekeras mungkin dalam ujian yang hanya diadakan satu tahun sekali! Bagaimana orang itu dengan mudahnya masuk hanya karena sebuah alasan yang tidak bisa dipublikasikan?”

“Mereka juga mengerjakan ujian.”

“Walaupun begitu, bukankah ujian tersebut terlihat dibuat khusus untuk mereka? Itu tidak adil sama sekali!”

“Pada akhirnya, keberuntungan juga termasuk bentuk dari suatu kekuatan.”

“Tolong jangan abaikan aku dengan candaan!”

Kyouko menegurnya, kesal. Lalu, ia menarik napasnya dalam seolah-olah Ohtomo memaksanya untuk melakukan seperti itu, menenangkan dirinya. Walaupun hanya sementara, tatapan Kyouko yang bertaut dengan Ohtomo tiba-tiba terarah pada Harutora. Tatapan mereka bertemu, dan dengan segera ia melepas tatapannya, ekspresi tak suka pun terpapar dengan jelas, yang kemudian ia kembali menatap Ohtomo.

Lalu, ia bertanya, dengan tenang dan suara yang keras: “……Apakah karena ia seorang Tsuchimikado?”

Seketika suasana ruang kelas menegang karena perkataan tersebut.

“Anggota keluarga Tsuchimikado bisa mendapatkan pelayanan khusus? Tidakkah itu tidak adil?”

…Seperti yang diduga……

Semua terjadi seperti yang telah diduga Touji. Harutora pun dengn segera menjadi pusat perhatian, dan ia rasanya tak bisa untuk tak ingin menangis.

Ia melirik sekilas pada tatapan yang diberikan oleh Touji, keduanya pun saling bersitatap satu sama lain. Ia tahu tanpa harus bertanya tentu saja tatapannya adalah tatapan mengejek, seolah berkata ‘kau cukup disambut rupanya’. Jika dipikir baik-baik, walaupun Touji bukanlah seorang Tsuchimikado, seharusnya ia merasa bermasalah dengan diskusi tersebut, namun tatapan senang yang muncul ketika masalah datang. Benar-benar tak peduli.

…Namun……

Bukannya ia tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Kyouko. Pelayanan khusus yang didapatkan Harutora dan Touji akan terlihat tidak menyenangkan bagi murid yang bersusah payah dalam menyiapkan persiapan ujian masuk Akademi Onmyou.

Namun, meskipun ia tahu ketidaksukaannya sampai-sampai ia harus menantangnya di depan kelas seperti ini, Harutora benar-benar tak tahu bagaimana harus meresponnya, dan mungkin akan lebih mudah jika ia mempermasalahkan hal tersebut dengannya secara pribadi.

…Apa yang harus ia lakukan?

Ketika nama Tsuchimikado disebutkan, bisik-bisik dalam kelas pun terhenti. Ohtomo bergumam lirih, bingung bagaimana harus menanggapi. Bagaimanapun juga, ia harus meluruskan pernyataan tidak adil tersebut! Pikir harutora, namun mungkin laki-laki itu merasa kalau ini terlihat cukup menarik.

Sepertinya kini semua bergantung padanya. Ketika Harutora berpikiran seperti itu……

“Jangan berlebihan.” Sebuah suara pun memecah keheningan suasana kelas.

Suara itu datang dari Natsume.

Ia berdiri, tangannya diletakkan di atas meja. Bukan hanya Harutora yang terlihat terkejut, dimana Kyouko dan seisi kelas pun juga terkejut. Semua yang ada di kelas – termasuk Ohtomo – melihat ke sumber suara dengan terkejut.

Namun, Natsume tak menghiraukan reaksi yang ada disekitarnya.

“Kurahashi Kyouko, bisakah aku mengetahui alasanmu mengungkit-ungkit nama Tsuchimikado? Sebagai sesama Tsuchimikado, aku harus mengklarifikasi bahwa keluarga Tsuchimikado sama sekali tidak mendapatkan pelayanan khusus dari Akademi Onmyou. Jika kau hanya mengatakannya secara sembarang, maka itu merupakan sebuah penghinaan besar untuk keluarga Tsuchimikado. Tolong tarik ucapanmu dan minta maaf kepadanya.”

Suaranya terdengar tegas namun tidak benar-benar kasar, seperti sebuah asahan pisau tajam. Seisi kelas pun terdiam, seluruh murid menahan napasnya.

Dengan komentar Natsume yang demikian, wajah Kyouko pun kehilangan warnanya, bagaikan ia telah menerima sebuah serangan.

Namun, ia tak mau mengalah mengenai hal tersebut.

“Ba-bagaimanapun juga, tolong jelaskan situasinya.”

Ia malah bersikap ofensif, menantang Natsume.

“Tidak ada penjelasan yang meyakinkan! Jika kau tidak dapat menjelaskan, bukankah kebanyakan orang akan mengira-ngira bahwa kekuatan dari keluarga Tsuchimikado mungkin saja berada dibaliknya? Juga—“

Kyouko tiba-tiba berdiri, menatap Natsume sambil menunjuk Harutora yang berada di podium.

Harutora baru saja ingin berbicara, namun didahului oleh Kyouko yang lanjut berbicara.

“Natsume-kun, bukankah ia adalah shikigamimu? Kau mungkin saja membiarkannya masuk ke Akademi Onmyou untuk membuat shikigamimu agar bisa bersamamu – tidakkah orang-orang akan mengira seperti itu?”

Ucapan Kyouko pun menimbulkan bisik-bisik yang tadi terhenti muncul kembali, dan Harutora terkejut. Selama ini ia berpikir bahwa hanya Natsume, Touji dan dirinyalah yang mengetahui hal tersebut.

“Bukankah itu terlalu kuno untuk membuat manusia sebagai shikigami, tapi hal itu sepertinya sesuatu yang akan dilakukan oleh seorang Tsuchimikado.”

Ucap Kyouko, sengaja memberikan senyum dingin. Penampilan yang mengesankan yang tak bisa dianggap enteng bagaimanapun juga.

Namun Natsume tidaklah kalah dalam hal mengesankan.

“Tak masuk akal. Memang Harutora adalah shikigamiku, namun tak ada hal yang membuktikan bahwa ia melakukan hal curang untuk memasuki Akademi Onmyou. Bukankah itu wajar? Lagipula, mengapa juga Akademi Onmyou mau untuk melakukan pelayanan khusus pada murid biasa? Dia adalah shikigamiku, itu mungkin alasan mengapa ia masuk, namun itu tak ada hubungannya dengan kenapa ia baru masuk sekarang. Cukup sudah dengan omong kosongmu.”

Natsume terdengar rasional dan tak beremosi. Kyouko pun menyerang kembali, tak membiarkan Natsume pergi.

“Hanya murid biasa? Kau adalah pewaris dari keluarga Tsuchimikado—“

“Kalau begitu biarku luruskan sendiri berdasar dengan ucapanmu. Untuk ‘pewaris keluarga Tsuchimikado’, bukan? Apakah kau percaya jika fasilitas pelatihan terkemuka Onmyouji senasional akan memberikan pertolongan khusus pada siswa yang tak pantas dan malah akan menghancurkan repitasinya sendiri nanti? Kau seharusnya juga tahu bahwa keluarga Tsuchimikado saat ini mengalami penurunan. Jika kau benar-benar meragukannya, mungkin keluargamu sendirilah yang harusnya patut dicurigakan, bukan?”

Ucap Natsume, dingin. Dan wajah Kyouko pun memucat.

“Intinya, seperti yang kukatakan, rahasia apa yang membuatnya harus masuk di waktu yang ganjil seperti ini?”

“Tidakkah kau mendengar apa kata sensei? Sensei telah bilang kalau ia tak dapat menginformasikannya.”

“Aku tak bisa menerima itu!”

“Itu bukan pilihanmu. Terlebih lagi, mau kau menerimanya atau tidak, itu bukanlah urusan kami ataupun Akademi Onmyou. Masalah ini tak ada hubungannya denganmu, dan kau tak ada hak untuk tahu.”

“Ap……!”

“Jika kau menghalangi jalannya kelas ini dengan spekulasi tak mendasar lagi, kusarankan sebaiknya kau keluar dari kelas. Akademi Onmyou adalah tempat untuk belajar Onmyodou, jadi jangan gunakan sebagai alat untuk memuaskan keinginanmu.”

Berdasarkan telinga observer dari sudut pandang ketiga seperti Harutora, ini adalah celaan terang-terangan. Walaupun ia merasa senang kalau Natsume membelanya seperti itu, ia tak bisa untuk tidak tercengang dan berpikir: ‘tak heran jika orang ini tak memiliki teman.’

…Terlebih lagi idiot itu menganggap dirinya telah ‘menang’, dan menunjukan tatapan penuh kemenangan……

Walaupun Natsume berpura-pura bersikap tenang, Harutora dapat melihat dengan sekilas kalau ia terlihat bersemangat mengenai hal ini. Khususnya, adu lidah yang ia telah berikan untuk membela Harutora terlihat memberikan efek yang berbeda dari yang ia kira, sama seperti halnya membuatkannya sekelompok musuh saat ia memasuki akademi ini.

Harutora pun melihat ke arah Ohtomo seolah-olah ia teringat sesuatu.

“……Kau tak akan menghentikan mereka?”

“Hah? ……Oh ya! Aku lupa!”

Guru ini bukan hanya tak dapat diandalkan, ia bahkan tak memerhatikan apapun. Harutora pun mencoba melirik ke arah teman satu-satunya, Touji. Meskipun Touji sengaja menunjukan sikap acuh tak acuh, ekspresinya menunjukan kegembiraan yang tersembunyi.

Masa yang akan datang akan sulit.

Harutora melihat kedua gadis yang sedang berargumen dan mampu menimbulkan suati percikan – salah satu dari mereka adalah perempuan yang mengenakan seragam lelaki – dan merasakan masa depan yang suram terbentang dihadapannya.