Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume2 Chapter4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 4: Tujuh yang Mematikan. Deadly_Sins.[edit]

Bagian 1[edit]

Keduanya saling berhadapan di area yang memudar dan luas.

"..."

Kamijou mengabaikan Himegami Aisa yang bernapas lemah karena kurangnya waktu. Dia telah menghabiskan seluruh energi dan bahkan telah mempertaruhkan hidupnya untuk menghentikannya. Jadi, jika ia benar-benar ingin menjadi perhatian, penting bahwa ia harus dengan cepat menghentikan sang alkemis di depannya. Jaraknya sepuluh meter. Menghadapi seorang pria yang mampu mengubah kata-kata menjadi kenyataan, jarak itu cukup panjang untuk menyebabkan keputusasaan.

"..."

Kamijou masih melangkah maju. Tidak ada alasan untuk berhenti berjalan dan berbalik. Sebaliknya bertempur adalah satu-satunya pilihannya, itulah yang ingin Kamijou lakukan.

"..."

Tidak diperlukan kata-kata atau sinyal. Pertempuran antara sang esper dan sang alkemis dimulai. Tujuannya sederhana: kalahkan dia.

"Fiuh!"

Kamijou menghela napas sedikit. Sang alkemis hanya mengambil salah satu jarum dan menusuk lehernya.

Jarak yang hanya sepuluh meter diperdekat dalam empat langkah. Empat langkah itulah semua yang Kamijou perlukan.

"Berhenti bernapas."

Pada langkah pertamanya, ia kehilangan daya geraknya. Lehernya terasa seperti diikat kawat baja dan dia langsung membungkuk. Merasa baru saja diracuni, Kamijou menyentuh lehernya dengan tangan kanannya. Ini metode yang sama seperti yang dia gunakan untuk mengembalikan memorinya yang hilang dan menghidupkan kembali Himegami setelah diperintahkan untuk mati.

Tapi kali ini Kamijou tidak mendapatkan kembali napasnya. Rasanya sesuatu di dalam tenggorokannya menghambat napasnya.

Tenang! Tenang! Kamijou menurunkan tangan kanannya dari lehernya dan mendengar suara aneh dari tenggorokannya. Apa yang dia perintahkan? Memakai tali untuk mengikat leher? Tidak, tunggu! Itu lebih tidak pasti... dia menyuruhku berhenti bernapas!

Kamijou memasukkan salah satu jarinya ke dalam mulutnya seperti mencoba memuntahkan dengan paksa sesuatu yang ia makan. Ketika jarinya telah jauh mencapai tenggorokannya, dengan dorongan untuk muntah, PAH! Dia mendengar suara kaca pecah dan bisa bernapas lagi.

Semua kejadian berlangsung lima detik saja. Tapi, melawan Aureolus, yang dapat mengubah kalimat apapun menjadi senjata, itu hanyalah lima menit permainan. Aureolus sekali lagi menusuk lehernya dan dengan santai menariknya keluar.

"'Tersetrumlah."

Saat ia selesai bicara, bunga api biru-putih mengelilingi Kamijou dari semua arah. Sebelum tubuh Kamijou sempat membeku, pusaran listrik membakar udara dan bergegas ke arah Kamijou.

"...!"

Kamijou mengangkat tangannya. Itu adalah respons yang tidak dia rencanakan, tapi tangan kanannya terarah ke petir itu dan meyerap listriknya. Bunga api yang menyentuh tangannya bersuara seperti ular yang melahap racun, lalu menghilang tanpa suara.

Aku dapat menghancurkannya...

Bagi Kamijou, kegembiraan melampaui ketegangan dan jantungnya mulai berpacu. Lawannya, bagaimanapun, menyipitkan matanya dan menusuk lehernya sekali lagi.

"Tercekiklah dan hancurlah."

Untuk sesaat, lantai bergelombang seperti laut dan tali-tali beterbangan, mencekik leher Kamijou dengan menyakitkan. Pada saat yang sama, sebuah mobil berkarat jatuh dari langit-langit yang berputar.

Aku dapat menghancurkannya!

Kamijou melambaikan tangan kanannya dan tali yang terikat hancur seperti kantong kertas basah sementara mobil nerkarat berubah menjadi bubuk yang kasar seperti gula, menghilang ke udara. Aureolus mencabut jarum keluar dari lehernya, seperti menggaruk serangga beracun.

Aku dapat menghancurkannya! Itu sudah cukup! Tangan kananku menghancurkan serangannya! Jika dia menyerang secara verbal, itu berarti akan ada serangan. Itu bukan apa-apa jika aku menanganinya dengan tenang!

Aureolus merupakan tipe yang mengatakan serangannya, berarti serangannya dapat diprediksi. Itu seperti permainan kartu yang mengetes respons manusia. Jika seseorang mendengar kata 'tersetrum', dia dapat menduga serangan apa yang akan timbul. Dibutuhkan kurang dari sedetik untuk memprediksi serangan apa yang akan terjadi. Dalam perkelahian normal tidak ada penagguhan hukuman. Petinju memiliki waktu 0,3 detik sebelum pukulan mendarat dan, meskipun masing-masing serangan itu kuat, kecepatannya tidak lebih dari pukulan biasa.

Dengan pikiran itu, ketakutan akan tidak mengetahui serangan yang akan datang hilang, seperti ketakutan penjahat yang membawa pisau dalam permainan anak-anak. Aureolus mengetahui alasan dari kepercayaan diri Kamijou dan mengerutkan kening.

"Jadi begitu. Memang, tangan kanan itu dapat menghancurkan Ars Magna Imbued Gold-ku tanpa kecuali." Sang alkemis masih percaya diri, menyebabkan sedikit kebingungan. "Bagaimanapun, itu berarti efek peniadaan itu tidak akan terjadi selama seranganku tidak menyentuh tangan kananmu, bukan?"

Tubuh Kamijou mati rasa.

"Bentuk pistol di tanganku. Isi dengan peluru ajaib. Buat penembakan. Satu saja sudah cukup." Sang alkemis tampak sedikit bersemangat saat dia menusuk lehernya.

Ketika Aureolus melambaikan tangannya, sebuah pedang muncul. Pada kesan pertama, itu adalah sebuah pedang dari barat yang dipakai pangeran dalam dongeng, tapi itu sedikit berbeda. Di tempat pangkal pedang itu seharusnya berada, sebuah senapan pistol pelaut berada di sana. Itu adalah sejenis pistol dengan peluru yang aneh.

Serangannya mendekat, Kamijou menegang.

"Mulai menembak dalam kecepatan yang melebihi penglihatan manusia."

Terlihat seperti akan menyobek udara, dia mengayunkan pedang barat itu secara horizontal, yang bersuara mesiu meledak. Kemudian Kamijou merasa sesuatu hampir mengenai wajahnya dan, setelah itu, peluru biru-putih menabrak tembok dan meledak.

"...!"

Sebenarnya itu bukan sesuatu yang luar biasa: pelatuk senapan itu ditarik. Bagaimanapun, bagaimana mata manusia dapat melihat sebuah peluru ajaib yang terkesan merobek udara? Kamijou telah mengangkat tangannya tetapi tidak dapat bereaksi. Kehancuran peluru itu lebih mudah dimengerti, membuatnya lebih gugup dari kekuatan esper atau sihir biasanya.

Kecepatannya benar-benar berbeda dari Limen Magna milik Aureolus palsu. Itu tidak berhubungan dengan kekuatan shir atau esper. Sebuah peluru ajaib tidak dapat ditahan oleh daging manusia, menjadi semacam pukulan yang membunuh.

Aureolus menampakkan ekspresi puas dan mencabut jarumnya.

"Produksi masal proses sebelumnya. Simulasi penembakan dengan sepuluh Hidden Rifle Imperceptible Rifles."

Dengan kata-kata itu, sepuluh pistol muncul di tangannya, lima pada masing-masing tangan dengan susunan seperti kipas angin elektronik. Bila pistol-pistol itu ditembakkan, maka Kamijou Touma akan gagal menghindarinya.

Aku harus... Lari!

Kamijou telah memutuskan untuk lari sebelum penembakan. Meskipun dia tahu itu usaha yang percuma, dia masih mencoba untuk pergi. Lalu dia menyadari, di kakinya, Himegami masih nyaris tak bernapas. Lebih jauh di belakang, Stiyl bergerak.

"BODOH! KENAPA KAU BERHENTI!?" teriak Stiyl dengan terkejut.

"Persiapan selesai. Tembak tanpa henti."

Dengan komandonya, sepuluh peluru biru-putih yang terbakar mengenai Kamijou. Tubuh Kamijou terasa seperti kepalan tangan yang memakai buku-buku jari kuningan. Kata "api" gagal mendeskripsikan kecepatannya. Kecepatannya tak dapat dilacak bahkan dalam rekamannya.

"Ugh... Argh...!"

Untungnya, peluru ajaib itu tidak fatal. Terkena peluru model kuno di seluruh bagian tubuh, darah mengalir dimana-mana. Dia tertembak lagi, memantul di lantai seperti bola plastik dan akhirnya berhenti setelah menabrak sesuatu, spesifiknya tubuh Stiyl. Pada akhirnya, jarak itu melebar tujuh meter. Meskipun dia sangat kesakitan dan mungkin tulangnya patah, dia masih dapat bergerak. Tentu saja, ini bukan keberuntungan. Sang alkemis telah memperingatkan bahwa dia tidak akan membunuhnya dengan terlalu mudah.

Senang dengan hasilnya, Aureolus mengangkat sebuah tangannya pada Kamijou.

"...Tch. Lelucon apa itu? Hampir seperti kau benar-benar dapat mendistorsi kenyataan dengan kata-katamu. Sebelum Aureolus dapat berbicara, Stiyl memotong, membuatnya mengalihkan perhatiannya ke arah sana.

"Hmph. Ars Magna adalah puncak dari alkimia. Itu mungkin susah didapat, tapi, jika aku terus mengejarnya, tentu akan mungkin didapatkan."

"itu tidak mungkin! Meskipun teori Ars Magna selesai, mantra ini terlalu lama. Itu tidak dapat diselesaikan dalam seratus atau dua ratus tahun!Mantranya tidak dapat dipersingkat dan melewatkannya adalah kesalahan dalam ritual!" kata Stiyl sambil melihat Kamijou.

Kamijou mengangguk mengerti. Karena metode penyerangan Aureolus adalah mengubah kata-katanya menjadi kenyataan, mereka hanya perlu mengalihkan perhatiannya dan menghilangkan keinginannya untuk menyerang.

Stiyl terus mengalihkan Aureolus sementara memberikan Kamijou petunjuk. Sementara aku memberimu waktu, pikirkan cara untuk mengatasi ini!

"Ini sebenarnya sepele." Aureolus, mengabaikan semua itu, melanjutkan. "Hmph. Memang benar aku tidak dapat menyelesaikan ritualnya dalam seratus atau dua ratus tahun. Tapi itu jika hanya satu orang yang melakukannya, bukan? Dari ayah ke anak, anak ke cucu, metode itu akan menghasilkan kesalahan... itu logikanya, tapi tidak perlu mewariskannya, bukan?"

"... Apa?" Stiyl mengernyit sedikit.

Kemudian, Index berbicara dengan sedih. "Itu Gregorian Chant. Dengan memanipulasi 2.000 orang untuk membuat mereka menyanyi tanpa henti, nyanyiannya akan selesai setidaknya 2.000 kali lebih cepat. Sebuah ritual yang membutuhkan 400 tahun akan selesai dalam waktu kurang dari tujuh hari."

Bukannya diwariskan, tapii dinyanyikan sekaligus. Kamijou menatap wajahnya. Awalnya, dia pikir Index mengetahuinya dari 103.000 grimoire itu, lalu disadarinya, di dinua dimana tidak ada orang yang berhasil menyelesaikan Ars Magna, tidak ada buku untuk referensi. Dia menyimpulkan itu dari informasi terkini.

"Faktanya, aku pikir akan ada efek penggandaan yang akan menyebabkannya bertambah. Tapi, aku hanya berhasil menambahnya 120 kali lipat, jadi sebenarnya secara keseluruhan aku gagal."

Kamijou mengumpulkan pemikirannya yang menjauh dan menganalisis lingkungannya. Dia maih dapat bergerak dan dia berada tujuh meter dari Aureolus, tidak terlalu jauh. Jika dia dapat menghindari serangannya, dia dapat menyerang.

"120 kali lipat... kau menyelesaikannya hanya dalam setengah hari?" Stiyl bicara dengan serius. "Tapi ini rumah para esper. Jika mereka menggunakan Gregorian Chant dengan tubuh mereka, mereka akan meledak dan mati!"

Kamijou melihat sekeliling tetapi tidak menemukan sesuatu yang dapat dipakai sebagai senjata. Dia menggeledah kantongnya dan merasakan sesuatu yang keras dan dingin tapi tak ada yang dapat digunakan sebagai senjata.

Dua tembakan. Jika Kamijou dapat menghindari dua dari komando Aureolua, dia dapat mendekat.

"Kau tidak sadar?" Aureolus memiringkan kepalanya. "Tidak bisakah aku hanya memperbaiki barang-barang yang rusak seperti bangunan runtuh?"

Untuk sesaat, Kamijou berhenti menatap Aureolus.

"Ah, aku belum memberitahumu? Hari ini bukan pertama kalinya para pelajar itu mati." Katanya tanpa ragu.

"KAU BAJINGAN!" Pikiran Kamijou memudar karena marah.

"Itu benar. Aku tidak sebodoh itu untuk mengabaikan dosaku sendiri... Ya, aku membawa kegagalan pada diriku sendiri. Meski begitu, aku masih percaya ada seseorang yang harus aku selamatkan. Pada akhirnya, aku mendapatkan hasil yang tak terduga ini." Aureolus mencabut sebuah jarum dan melemparnya ke samping seperti racun.

"KAU BAJINGAN!"

Kamijou telah berdiri sebelum Aureolus memberi perintah.

Kamijou mengambil benda di kantongnya ketika Aureolus bersiap memberikan komando berikutnya untuk membunuh Kamijou yang berdiri.

Sebelum dia dapat bicara, dia melempar ponselnya pada Aureolus.

"...?" Untuk sesaat, ia benar-benar terkejut, yang Kamijou manfaatkan untuk mulai berlari.

Sebuah ponsel tak dapat mengalahkan seorang alkemis, tapi itu merupakan gangguan untuk menambah waktu dan mengurangi jarak. Dapat ditebak, itu mengganggu.

"Gagalkan lemparan. Ubah menjadi kerikil yang dilempar tanpa hasil!"

Dalam waktu singkat, Kamijou mendekat, sepenuhnya mampu bertahan melawan perintah Aureolus berikutnya. Ada kesempatan untuk membalik keadaan!

"Bawa sebuah pistol ke tanganku. Gunakan untuk penembakan. Selesaikan sesuai persiapan!"

Jika Kamijou gagal menghindarinya, semuanya selesai.

Aureolus menembakkan sepuluh senapan-pedang. SLASH! Senjata-senjata kosong itu jatuh ke lantai, bersuara seperti kode rahasia ketika senjata-senjata itu mencul kembali di tangan sang alkemis.

Wajah Kamijou berkedut tegang saat Aureolus hendak mengucapkan kata-kata penting.

"INNOCENTIUS!" Teriakan Stiyl mengganggu.

Terkejut, Kamijou berslih ke Stiyl. Itu mustahil, kan? Bukankah itu hal yang dipanggil dengan rune di seluruh asrama? Selain itu, Innocentius ditempatkan di asrama untuk melindungi Index.

Itu pasti tipuan, tipuan untuk menambah sedikit masa hidup Kamijou.

Mata Aureolus yang terbakar seperti meriam memelototi Stiyl.

"Melayanglah di angkasa, Bapa dari London." Kata Aureolus pelan, seperti mempersiapkan eksekusi.

Ketika dia selesai, tubuh Stiyl melayang di angkasa seperti gravitasi telah dilupakan disemua tempat di bawah langit-langit. Kamijou otomatis berhenti. Imagine Breaker dapat menghapuskan perintah tetapi orang bodoh akan tahu itu terlalu susah.

"KAU BODOH! KAU DAPAT MENGALAHKAN AUREOLUS DENGAN MUDAH! KELEMAHANNYA ADALAH JARUMNYA! KAU HARUS MENGERTI, BENDA MEDIS ITU!" Bentak Stiyl untuk membuat Kamijou yang membeku bergerak.

Aureolus memelototi Stiyl dengan mata setajam pisau cukur. "Meledak dari dalam, penyihir rune."

Dengan suara yang misterius dan tidak nyaman, seperti perintah, san penyihir rune telah melebar seperti balon dan meledak. Darah, daging, tulang, dan organ dalam berhamburan di mana-mana. Darah dan daging menodai langit-langit, membuat sebuah bentuk oval besar. Seluruh ruangan, terselimuti tubuh manusia, terlihat seperti museum besar terbuat dari daging sang penyihir.

"...!"

Hal yang benar-benar menakutkan adalah fakta bahwa pembuluh darahnya utuh, hatinya tidak rusak. Seperti kereta api, terlihat jantung memompa darah melalui pembuluh darah yang panjang ke dalam organ internal dan kembali ke jantung.

Dia masih hidup. Meski begitu, Stiyl Magnus masih hidup.

Pala pala...

Kartu-kartu rune tersebar seperti kelopak sakura, mungkin berasal dari kantong sang penyihir.

Buk! Index, yang terduduk di meja, pingsan melihat keadaan mengerikan itu.

"Si-Sialan!"

Kamijou bergegas memikirkan sebuah cara untuk mencegah situasi mengerikan tersebut melumpuhkannya dan mencoba menahan suaranya yang ingin menangis.Stiyl tidak pernah meminta Kamijou menyelamatkannya. Dia tahu ini adalah hasilnya tapi masih mengatakan kata-kata penting itu pada Kamijou. Penting bahwa Kamijou harus menganalisis petunjuk besar itu.

KAU BODOH! KAU DAPAT MENGALAHKAN AUREOLUS DENGAN MUDAH! KELEMAHANNYA ADALAH JARUMNYA! KAU HARUS MENGERTI, BENDA MEDIS ITU!

Kamijou mulai mengartikan kata-katanya.

Jarum... benda medis?

Aureolus telah berulang kali menggunakan jarum untuk menusuk lehernya. Menusukkan jarum ke lehernya sendiri... apakah itu petunjuknya? Academy City memakai berbagai obat sebagai bagian dari program pengembangan esper yang berarti itu farmasi yang luas dan tidak diketahui dunia luar. Seperi mengingat kata-kata bahasa Inggris dalam test kosakata, pikiran Kamijou disatukan seperti pemahamannya tentang akupunktur.

Dari sudut pandang mengatur pernapasan melalui obat-obatan Asia dan faktor-faktor, fungsi terapi akupunktur adalah stimulasi saraf untuk mengurangi rasa sakit atau mengontrol fungsi organ dalam. Saat kekurangan anestesi, itu adalah bagian penting dari perawatan yang seperti sihir.

Tapi... ada apa dengan itu? Kamijou memiringkan kepalanya dan melanjutkan analisisnya.

Fakta bahwa operasi modern mengabaikan akupunktur berarti itu tidak efektif pada manusia dan tidak memiliki efek ang benar-benar diinginkan pada pikiran dan tubuh seperti anestesi. Paling banyak yang dapat dicapainya adalah merangsang sekresi endorphin untuk merasa lebih bahagia dan bersemangat, dan meringankan kecemasan.

Kecemasan?

"Ubah isinya. Berhenti menembakkan senapan tersembunyi. Gunakan bayonet untuk memusnahkan pengacau."

Kamijou berdiri dalam diam saat ia lupa berlari maju. Dengan kata-kata Aureolus, dia pulih. Bayonet senapan di tangan sang alkemis yang diaahkan pada Kamijou berputar, tanda kematian.

Meskipun dalam bahaya yang akan terjadi, kecurigaan Kamijou tak dapat disingkiran. Dengan satu kecurigaan datang reaksi berantai menciptakan lebih banyak kecurigaan.

Benar. Itu terlalu aneh.

Dalam kasus Himegami dan Stiyl sang alkemis harus mengucapkan kata "mati" dan "meledak" untuk membunuh mereka. Jika dia memang dapat melakukan segalanya, apakah tidak lebih mudah membuat Kamijou kehilangan kemampuan tangan kanannya?

Benar. Ada yang tidak beres!

Jika dia dapat melakukan segalanya, kenapa dia memerlukan vampir dan Deep Blood? Jika dia dapat membuat segalanya, mengapa dia tidak membuat vampir dengan kekuatannya?

Benar. Ada sesuatu yang tidak benar di sini!

Juga, jika Aureolus Izzard dapat melakukan semua yang dia inginkan, mengapa Index mengabaikannya?

Bagaimana jika Ars Magna milik Aureolus Izzard yang utama tidak mengubah kenyataan dari kata-katanya namun dari pikirannya?

"Ja-Jangan katakan... Begitu rupanya..."

Tidak heran Stiyl mengatakan mudah baginya untuk mengalahkan sang alkemis. Karena Aureolus mengetahui kekuatan Stiyl, Index, dan Himegami, mereka tidak dapat mengalahkannya. Tapi, Kamijou adalah pengecualian. Karena baru pertama kalinya bertemu hari ini, Aureolus tidak mengetahui kekuatan sang orang asing.

MUSTAHIL! KEMATIAN HIMEGAMI AISA SUDAH DITENTUKAN! APAKAH TANGAN KANANMU MEMILIKI BEBERAPA SENI RAHASIA VATIKAN SUCI!?

Kecemasan membuat gugup saat itu. Untuk yang mahakuasa mengalami kecemasan di hatinya...

"Aku mengerti. Jadi begitu rupanya." Gumam Kamijou ringan. Itu tidak mengesankan, bahkan sederhana setelah mengetahui kebenarannya.

"Hmph. Sepertinya sumber kepercayaan dirimu adalah tangan kanan misteriusmu." Aureolus dengan tenang menatap Kamijou yang lalai, menusuk lehernya dengan jarum lain. "Jika begitu, aku akan mulai dengan memotong tangan kananmu. Senapan tersembunyi: putar dan tembakkan pisaumu!"

Tanpa suara, Aureolus mengayunkan tangan kanannya, mengirim bayonet yang berputar ke arah Kamijou dengan kecepatan kipas angin elektronik. Dia sendiri hampir tidak dapat melihat lintasan pisau dan apa yang sebenarnya terbang di atas.

Sesaat, senapan-pedang itu berada di tangan sang alkemis.

Sesaat, ia telah memotong lengan Kamijou dan menusuk dinding belakang. Rasanya seperti sebuah pisau panas telah mengiris mentega saat lengan kanan Kamijou yang telah diiris rapi pada bagian bahunya.

Lengan kanannya berputar di udara. Itu tidak menyakitkan dan tidak panas. Kamijou menatap linglung pada lengannya yang putus.

Tangan kananku sudah dipotong?

Kamijou menatap lengan yang berputar.

Seseorang yang mahakuasa yang dapat menghancurkan jantungku dengan sebuah kalimat...

Pikirannya belum terputar balik dari rasa sakit atau rasa takut ketika pikirannya mencapai pertanyaan utama.

...memilih untuk memotong tangan kananku?'

Dia mengombinasikan kecurigaannya untuk membuat jawaban.

Dia jelas orang yang dapat melakukan apapun yang dia inginkan...

Darah segar mulai mengucur dari daerah yang terpotong.

Tapi dia tak dapat melakukan apapun terhadap kekuatan tangan kananku?

Dia masih belum merasakan sakit dan panas.

Dia hanya dapat memotong tangan kananku untuk menyingkirka Imagine Breaker?

Lengan itu berputar di udara sampai mengenai sesuatu yang keras, jatuh ke lantai.

Akhirnya, dia menemukan jawaban atas kecurigaannya. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan sisanya sepele.

Kamijou mendengar pikirannya mendapat perubahan drastis.

Bagian 2[edit]

KUKUKUKUHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

Index v02 288.jpg

Dihadapkan pada respons yang tak disangka-sangka, Aureolus mundur selangkah. Pemuda dengan satu lengan itu sudah pasti tertawa.

Apakah dia gila karena kesakitan dan ketakutan!? Tidak, bukan itu...

Senyumnnya adalah senyum kemenangan, senyum alami yang menandakan dia percaya dia akan menang. Untuk tetap normail dalam situasi seperti itu sangatlah tidak normal.

Apa... Apa yang sedang terjadi? Aureolus lebih kecewa daripada khawatir. Meskipun dia tak tahu apa yang ada dalam otak si anak lelaki, pemenangnya telah ditentukan. Dalam kasus ini, tidak ada alasan untuk merasa tidak senang.

Memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, dengan tak sabar dia menusukkan sebuah jarum ke lehernya dan memulai perintahnya. "Munculkan senapan tersembunyi di tanganku. Isi dengan peluru ajaib. Satu saja sudah cukup." Mengayunkan tangan kanannya, dan seperti perintah, sebuah pedang barat dengan senapan-pistol penembak cepat muncul di tangannya. Sedikit puas dengan sihir sempurnanya, dia melanjutkan. "Aplikasikan penghancuran. Mengikuti konsep pistol asli, tembakkan pisau untuk menghancurkan kepalanya!"

Aureolus menarik pelatuknya dan dan peluru ajaib meluncur ke arah si pemuda yang sedang tertawa keras. Dilihat dari keadaan, otaknya masih akan terkena apabila pelurunya mengenai bola matanya. Tapi, manusia tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk menghindari peluru itu. Si pemuda hanya dapat menatap saat otaknya hancur seperti tomat.

... Tetapi tak ada yang terjadi.

"Apa?" Aureolus mulai tak mempercayai penglihatannya sendiri saat peluru biru ajaib yang diarahkan pada mata pemuda itu entah bagaimana melewatinya, menabrak tembok di belakangnya.

Apakah aku salah menghitung jaraknya? Tidak...

Aureolus memerintahkan sekali lagi. "Ulangi perintah sebelumnya. Aplikasikan penembakan. Tembakkan sepuluh pistol tersembunyi terus-menerus!"

Kesepuluh pistol muncul dari udara dan menembakkan peluru seperti buket bunga. Bagaimanapun, kesepuluh peluru yang ditembakkan dengan akurat dapat terbang melewati si pemuda, meninggalkannya tanpa luka.

MELESET!? BAGAIMANA BISA!? Terkejut, Aureolus menatap pemuda yang telah lolos dari kematian dua kali. Lengan yang berdarah mengeluarkan darah segar yang sangat banyak dari lengan yang teriris, menyemburkan darah ke arah wajahnya, memenuhinya dengan darah.

Pemuda itu masih bicara. Saat bagian paling busuk memancar dari lengannya yang teriris, dia tetap tersenyum.

Sebagai respons, lawannya memutuskan memberi perintah membunuh untuk ketiga kalinya.

Tapi dia tidak melakukan apa-apa. Dia menghindari Ars Magna dua kali!?

Dia menghentikan tindakannya dengan ragu. Dia tahu kemampuan mantra-mantranya dan dia tahu mantranya tidak dapat dihindari dengan keberuntungan semata.

Mungkin di merencanakan sesuatu yang tidak kuketahui!?

Dalam hatinya, pemuda itu sepertinya tertawa sampai mengeluarkan lidahnya, menjilat darah pada bibirnya. Vampir yang tumbang sekalipun tidak akan menjilat darahnya sendiri!

APA-YANG-SEDANG-TERJADI? Aureolus tidak dapat berhenti menggumam khawatir. MAKHLUK APAKAH DIA? DIA MASI DAPAT BERTARUNG DENGAN TUBUH SEPERTI ITU? TANPA TANGAN KANANNNYA? MUSTAHIL! TIDAK MASUK AKAL! DIA AKAN MATI KARENA KEKURANGAN DARAH! TAK APA. TIDAK MASALAH! SEHARUSNYA TIDAK MASALAH. SEHARUSNYA TIDAK MASALAH TAPI-!

Saat itulah dia mulai cemas...

Si pemuda telah kehilangan tangan kanannnya, dan bersama itu, kekuatannya. Pemandangan mengibakan itu tertawa sambil menatap sang alkemis.

"Ku... agh... ugh... Sialan kau... Kau tidak akan bertahan dari Ars Magnaku! Munculkan banyak pemenggal kepala untuk merusak tubuhnya!"

Saat dia selesai bicara, banyak pemenggal kepala yang besar muncul pada langit-langit di atas kepala sang pemuda seperti permukaan yang retak. Semuanya merupakan pisau untuk menghukum berbobot lebih dari 100 kg. Melihat alat-alat itu, Kamijou hanya menyeringai, tidak berniat untuk kabur ataupun membela diri.

TIDAK MASALAH! DIA TIDAK DAPAT LOLOS DARI INI! PASTI KENA! DIA AKAN MATI SETELAH DIA TERBANTAI! AKU MEMERINTAHKAN! AKU MEMERINTAHKAN! AKU MEMERINTAHKAN! AKU MEMERINTAHKAN! TIDAK MASALAH! TIDAK PERLU KHAWATIR! Aureolus mengulangi penghiburan itu dalam hatinya terus-menerus. Selama kejadiannya mengikuti perintahnya, pemuda itu akan mati. Meskipun dia pasti mati, keraguan menjalari hatinya.

Seperti perintah Aureolus, alat pemenggal yang tak terhitung muncul di atasnya... dan dia menyeringai. Ekspresinya sepertinya mengatakan dia tahu kelemahan Aureolus.

SIAL! KENAPA!?

Sang alkemis tidak ragu saat dia memelototi Kamijou dengan niat menghancurkannya.

"MATILAH! PEMUDA-"

Sebelum perintahnya selesai, keraguan menyelubungi pikirannya.

Apakah aku dapat membunuhnya hanya dengan kata itu?

Dengan tangan gemetar dia mencoba menarik jarum dari lehernya, tapi menyebabka sejumlah jarum yang tidak terpakai jatuh ke lantai, dan dia tidak punya waktu untuk itu. Aureolus Izzard bergetar menatap Kamijou. Tatapan yang sebelumnya menusuk kini setumpul pisau berkarat. Luar biasa, kekuatan atas kakinya tampak terbatas saat ia tersandung pergi, menginjak sesuatu dan menjatuhkan beberapa jarum ke lantai.

Ars Magna mengubah harapan menjadi kenyataan. Tapi, sekalinya Aureolus percaya dia tidak bisa menang, tidak dapat mengalahkan seseorang, itu juga menjadi kenyataan, bagai pedang bermata dua. Itulah mengapa dia tidak dapat membuat vampir dan memerlukan Deep Blood. Keraguan bahwa dia "tidak dapat membuat ini" adalah alasan mengapa dia tidak mampu membuatnya.

Setiap perintah adalah peluru. Jika dia hanya berpikir sedikit, banyak pikiran acak yang akan ikut terpikirkan. Jadi, ketidakpastian perintah yng akan menghambat terjadinya perintah itu. Mengumpulkan konsentrasinya, dia dapat memerintahkan seperti peluru. Dan seperti belajar kosa kata bahasa Inggris, melafalkannya keras-keras mempermudah prosesnya.

Ars Magna tidak mengubah kata-kata menjadi kenyataan, tetapi imajinasi menjadi kenyataan. Aureolus Izzard telah kehilangan kemampuan verbalnya. Sebelumnya dia mengubah ketidakpastian menjadi kata-kata dan otomatis membuat kenyataan. Itu seperti pistol yang ditembakkan tanpa campur tangan manusia. Untuk menghindarinya, dia telah menyiapkan sebuah tindakan balasan.

SIAL! DI MANA JARUM-JARUMKU? MENGAPA MEREKA JATUH!? AKU MEMERLUKANNYA UNTUK MENYINGKIRKAN KETIDAKPASTIANKU! TANPA MEREKA-! Terkejut, Aureolus menahan napas. JIKA AKU TIDAK PUNYA JARUM-JARUM ITU APA YANG AKAN TERJADI? BERHENTI! TIDAK! BERHENTI BERPIKIR! JIKA AKU MEMIKIRKANNYA MEREKA AKAN JADI KENYATAAN!

Semakin dia berpikir untuk kabur, semakin pikirannya hancur. Sudah pasti dia tidak dapat berheti. Jika dia berhenti berarti dia mengakui kelemahannya. Seperti bola salju yang berputar, keraguan Aureolus lepas kendali dan kehilangan semua artinya.

Pemuda itu diam saja. Dia tidak berkata apa-apa danhanya berjalan perlahan, membuat Aureolus semakin ragu. Dia tidak dapat menghentikan pemuda itu dan tidak tahu harus memerintahkan apa untuk melakukannya. Aureolus Izzard tak dapat melakukan apapun saat pemuda itu mendekat.

Entah bagaimana, pemuda itu sudah di sini.

Mereka saling berhadapan dengan Index dan mejanya di antara mereka. Itu adalah peristiwa ironi. Pada saat itu, sang alkemis seperti mangsa dibekukan oleh tatapan ular.

BENAR! STIYL. INDEX. HIMEGAMI AISA. AKU TAHU SEGALANYA TENTANG MEREKA. AKU TAHU KEKUATAN MEREKA DAN FAKTA BAHWA MEREKA BUKAN TANDINGAN ARS MAGNA. HANYA PEMUDA INI BERBEDA! AKU BERTEMU DENGANNYA PERTAMA KALI HARI INI DAN TIDAK TAHU KEKUATANNYA. AKU TIDAK TAHU APAKAH ARS MAGNA GOLDEN ALCHEMY EFEKTIF PADANYA!

OI!

Tiba-tiba mendengar suaranya, Aureolus gemetar seperti anak yang dimarahi.

KAU TIDAK BERPIKIR KAU DAPAT MENYINGKIRKAN IMAGINE BREAKER HANYA DENGAN MEMOTONG TANGANKU, BUKAN?

Kamijou memamerkan taringnya sementara matanya tampak bersinar emas kemerahan. Dia telah berbicara dari lubuk hatinya.

TU-TUNGGU! BERHENTI BERPIKIR - ! JA - KECEMASAN - SEKARANG AKU BUTUH - ! Tidak dapat memerintah dalam pikirannya, sang alkemis hanya bisa berdoa.

Kemudian, perubahan yang tidak normal dimulai pada bahu kanan Kamijou yang sedang melepaskan darah seperti air mancur. Kehilangan darah meningkat dan obyek dibentuk seolah-olah darah sedang berceceran di seluruh patung kaca transparan. Dan objek yang luar biasa mulai terbentuk.

Apa yang terbentuk pada bahunya bukanlah lengan manusia.

Itu adalah kepala, liar, dua meteran kepala panjang yang terlihat hanya pada legenda kuno, kepala Raja besar dan Naga yang mahakuasa.

Apa yang seharusnya menjadi kepala transparan berlumuran darah. Pemuda itu mengangkat dan mengayunkan, memperlambat membuka rahang yang berisi deretan gigi gergaji.

Sepertinya itu mengungkapkan identitas sejati tangan kanan itu.

Giginya yang menyeringai.

Pada pandangan pertama, tidak tampak terjadi. Namun, dalam dunia gaib, itu berubah saat kehadiran dominan alkemis menghilang.

Seolah-olah peran protagonis secara paksa direnggut.

WHA-

Index v02 297.jpg

Aureolus mendongak dan menemukan bahwa konstelasi manusia observatorium menjijikkan yang terdiri dari daging dan darah Stiyl Magnus mulai berkumpul bersama dari seluruh ruangan. Rasanya seperti perintah untuk meledak dibuat.

JANGAN KATAKAN DIA HIDUP KEMBALI!? SEPERTI YANG TERJADI PADA HIMEGAMI? ORANG YANG HANCUR DAPAT-

Saat Aureolus memikirkan ide itu, Stiyl terbentuk kembali dan mendarat di lantai, tanpa luka. Pada gilirannya, Aureolus merasa tulang punggungnya seperti ditusuk oleh pilar es. Tentu, kebangkitan penyihir disebabkan oleh kecemasan Aureolus.

TUNGGU ... INI HANYA ... KECEMASANKU ... TENANG ... SELAMA AKU ... MENGENDALIKAN KECEMASANKU ... AKU PASTI BISA ... MEMBUAT RAKSASA KONYOL INI ... MENGHILANG!

Mencoba untuk memerintah dalam sensasi menghancurkan hatinya, Aureolus memberikan perlawanan terakhirnya. Itu pasti raksasa yang telah Aureolus ciptakan dan, asalkan ia menenangkan dirinya, binatang mistis yang berada di pemuda itu pasti akan hilang. Tapi, Raja Naga yang transparan melotot diam-diam pada sang alkemis dengan kedua mata.

Dan, seperti itu, penglihatan Aureolus memudar dari horor itu.

TIDAK ... MUNGKIN ... AKU TIDAK BISA ... MENANG ...

Mengikuti pikiran-pikiran itu, mulut Raja Naga melebar sampai maksimum, menelan kepala sang alkemis.

Previous Chapter 3 Return to Main Page Forward to Epilog