To Aru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume8 Chapter 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2: Girls facing off. Space_and_Point.[edit]

Part 1[edit]

Bus sekolah yang dinaiki Shirai Kuroko adalah bus umum untuk lima sekolah di 'Taman Sekolah'.

Dengan kekuatan finansial yang dimiliki setiap sekolah di sini, mempunyai sistem bus sendiri merupakan masalah yang kecil. Tetapi, sekolah-sekolah ini dengan keyakinan untuk 'membiarkan murid terlibat dalam masyarakat untuk keamanan mereka sendiri' membuat sistem bus menjadi satu.

Bis yang dimiliki oleh lima sekolah ini mempunya interior yang besar dan mewah, sehingga mendapat julukan 'limo dua gandeng'. Tempat duduk murid terletak di bawah, sementara diatasnya terdapat cafe. Bus ini selalu pergi melalui rute yang ditentukan, sepanjang jalan ke lima asrama.

Tempat dimana Shirai Kuroko turun bukanlah di asrama Sekolah Tengah Tokiwadai.

Namun di depan asrama sekolah lain, bercampur dengan murid perempuan dari sekolah lain, dia menggaruk punggungnya dan menghela dengan lirih, berpikir, "Apakah bus seperti ini benar-benar memungkinkan ' murid berinteraksi dengan masyarakat'?". Masih ada servis bus lain yang lewat di depan asrama Tokiwadai yang merupakan bus biasa. Tidak ada perbedaan dari bus-bus ini.

Waktu sekarang menunjukkan 7:30PM.

Mereka masih bisa melihat matahari terbenam pada waktu ini ketika liburan musim panas, tapi karena sekarang sudah pertengahan September, langit terlihat gelap sekarang. Shirai mengeluarkan ban lengan 'Judgment' dari tas dia, memakaikan ban itu di lengan seragamnya dan berjalan ke arah yang berbeda dari gadis2 itu. Ketika modus berganti dari 'setelah sekolah' menjadi 'kerja', tas yang sudah acak-acakan itu menjadi lebih parah. Karena barang yang dia perlukan bukan 'barang yang diperlukan untuk sekolah', tetapi 'barang yang diperlukan untuk bertarung'.

Disebelah asrama murid tersebut terletak sekolah lain.

Ini adalah kamp sekolah biasa yang berbentuk persegi panjang, sangat berbeda dari 'Taman Kampus'. Shirai berjalan masuk, mengambil sepasang sandal jepit dari staff di pintu depan, dimana murid-murid jarang terlihat disana dan menuju kebawah koridor yang diterangi oleh barisan lampu dinding. Setelah berjalan beberapa saat di lantai plastik yang keras dan licin, seseorang dapat melihat sebuah pintu dengan papan tanda. Kata di papan itu tertulis 'Cabang Judgment 177'.

Disana ada kaca papan disamping pintu. Setelah melalui pemeriksaan sidik jari, pergerakan nadi dan jari, Shirai Kuroko tidak mengetuk pintu itu, tetapi memilih untuk mendorong pintu secara paksa.

BAM! Pintu itu menciptakan suara yang keras.

Gadis didalam ruangan itu ketakutan. Nama dia adalah Uiharu Kazari. Dia seumur dengan Shirai, tetapi kerangka tubuhnya lebih mungil dan bahunya sangat kecil; dia terlihat seperti kekanak-kanakan. Sangat langka untuk melihat orang seperti dia yang memakai pakaian sailor musim panas tetapi sama sekali tidak terlihat seperti murid smp. Dekorasi mawar, kembang sepatu dan beberapa bunga lain yang dipakai oleh rambut pendeknya yang hitam dan dari kejauhan telihat seperti vas bunga yang berwarna-warni.

Uiharu telihat sangat ketakutan ketika Shirai menggempur kedalam 'Kantor Cabang 177'.

"Apa yang terjadi? Diluar sana masih banyak anggota Judgment, mengapa kamu mencari aku?"

"Hm, kalau dipikir-pikir lagi, tidak harus Shirai-san yang datang."

"…Kamu tau kalau aku sedang berbelanja dengan Onee-sama. Setelah kamu memanggilku kesini dengan keras kepalanya, tidakkah seharusnya kau mengucapkan sesuatu??"

"BANZAI—!"

"Kamu bercanda! Mengapa kamu mengangkat tangan dan bergembira?"

Shirai menggunakan teleportasinya, mencapai tepat didepan Uiharu dan menggunakan tangannya untuk mencubit kedua pipinya. Ketika Shirai masih memegang tasnya yang berantakan, kancing dari tas itu menyentuh telinga Uiharu.

Mereka adalah murid kelas satu.

Tetapi karena Shirai adalah seorang ESPer level 4 dari Sekolah Menegah Tokiwadai, ada perbedaan yang sangat signifikan diantara mereka. Selain itu, ketika Shirai sedang bekerja dalam misi pertamanya setelah bergabung dalam Judgment, dia menyelamatkan Uiharu, yang merupakan murid biasa. Shirai sendiri tidak peduli, tetapi hal ini banyak mengganggu Uiharu.

Cabang kantor 177 tidak terlihat seperti kelas disekolah, tetapi terlihat seperti kantor. Disini banyak meja besi yang terlihat di balai kota dan beberapa meja diantara mereka terdapat set komputer.

Uiharu sedang melihat kearah komputer, duduk di sebuah kursi. Kursi ergonomis tersebut memiliki garis lekukan, terlihat seperti jam yang didesain oleh Dali (Note: Salvador Dali, 1904-1989, seorang pelukis Spanyol). Ini adalah kursi ilmiah yang dipuji bisa untuk 'mengurangi kecapaian seminimum mungkin. Ketika Shirai bergerak kebelakang Uiharu dan menekan pipinya, juga matanya menyempit melihat kearah layar komputer.

Layar ini sepertinya menayangkan sebuah peta satelit GPS. Disana, terdapat tanda X merah; tanda yang menunjukkan sesuatu telah terjadi disana. Banyak tempat lain yang diindikasikan di peta itu dan di layar window yang lain, terdapat foto atau semacam itu disana.

Apa arti dilayar ini, Shirai hanya bisa tau dengan bertanya kepada Uiharu.

Tetapi, Shirai hanya melihat kelayar untuk sementara dan berkata,

"Ah, bukankah ini yang terjadi di sekolah?"

Kalau ini sesuatu yang terjadi disekolah, mereka akan menggunakan peta sekolah dan bukan peta GPS.

Judgment pada dasarnya sebuah organisasi yang memelihara ketertiban didalam halaman sekolah. Jadi, Judgment mempunyai kantor cabang di setiap sekolah. Ini bukan seperti Anti-Skill, dimana beroperasi 24 jam tanpa istirahat. Setiap hari, sampai sekolah berakhir, kantor ini akan dikunci dan tidak ada seseorang yang berjaga (hari ini pengecualian).

Kecuali dalam situasi darurat, semua yang terjadi 'diluar sekolah' pada dasarnya tanggung jawab Anti-Skill. Ini karena orang dewasa merasa mereka tidak memperbolehkan murid untuk berpatroli disekitar gang yang berbahaya atau ditengah malam. Shirai berhenti menekan pipi Uiharu dan Uiharu terlihat lega.

"Aku telah mengikuti seluruh prosedur dan menghubungi polisi. Tetapi, situasi ini terlihat sangat aneh. Polisi segera meminta kita untuk memberikan informasi yang terkait. Aku berpikir kalau Shirai-san lebih jelas untuk menjawab hal ini. Ah, aku akan menyediakan teh merah."

"Tak perlu, aku tidak suka minum teh dengan perut yang kosong."

Untuk Shirai, teh merah merupakan tambahan untuk jajanan atau makanan manis. Teh di siang hari atau apapun yang memiliki teh sebagai hidangan utama bukanlah tipe Shirai.

Mendengar jawaban Shirai yang santai, Uiharu sangat syok, wajahnya berubah menjadi pucat.

"Ugh...uuu...! Aku membaca buku tentang teh merah untuk mengikuti cara hidup dari wanita kaya dan menyediakan barang-barang wangi spesial seperti minyak mawar... hanya untuk kamu tolak dengan kalimat yang terkesan feminim! Bukankah terdengar sangat enak untuk minum teh merah di sekolah? Terasa sangat mewah sekali!"

Para ojou kaya di Sekolah Menengah Tokiwadai adalah idola dari semua perempuan di Kota Akademi. Tetapi, kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana kehidupan yang dilalui oleh murid Tokiwadai. Jadi, sebagian dari mereka mengkhayal mengenai sekolah gadis elit ini dan sering belajar hal-hal yang aneh, yang berakhir seperti situasi Uiharu sekarang.

"Sigh, formalitas yang hanya bisa dilakukan oleh anak kaya baru. Anyway, apa yang terjadi sekarang?"

"Ah, untuk bisa menjadi kaya, tidak apa-apa untuk OKB... untuk mempunyai pikiran seperti ini, aku hanya seorang gadis dari jalanan. Untuk yang apa yang terjadi, bukanlah hal yang besar, intinya, ini adalah sebuah perampokan di jalan. Tetapi, anggota perampokan ini terlalu banyak dan ini bukanlah sesuatu yang pintar dalam melakukan hal ini"

Shirai mencerna kata-kata Uiharu dalam benaknya, penaruh tas yang berantakan dan kering itu di kursi dan fokus ke layar.

Layar komputer memperlihatkan peta Distrik Sekolah ke7 dan disudut jalan di depan stasiun bis, ada sebuah 'X'. Dijalan yang berdekatan, ada beberapa panah warna, yang mungkin mengindikasikan dimana perampok itu lari.

Shirai memperlihatkan muka yang tertarik.

"Kita tidak seharusnya menyelesaikan ini, bukan?"

"Tetapi ada beberapa hal yang aneh di koper ini. Menurut saksi mata, yang telah dicuri adalah sebuah tas bagasi."

"Tas bagasi?"

"Ah, Shirai-san, kamu tidak tahu? Tas ini sebesar koper biasa, hanya saja mereka mempunyai roda dibawahnya. Tidak sering orang-orang untuk menggunakan ini ketika mereka berpergian sendiri, jadi kebanyakan waktu, yang menggunakannnya adalah pramugari udara."

Uiharu menjelaskan dengan padat dan singkat.

"Menurut saksi mata, disana juga ada selip undangan dibagasi itu."

"Jadi intinya, ini hanya sebuah tas bagasi yang mempunyai selip undangan didalamnya? Apa yang aneh dari ini?"

"Eh, anyway, tolong lihat gambar ini. Ini adalah foto yang diambil oleh robot tipe pertahanan; Aku akan memperbesar bagian koper bagasi."

Uiharu menekan beberapa tombol dan jendela baru terbuka. Disana, seseorang dapat melihat nomor seri, pemilik dan tujuan dari selip tersebut.

Dari melihat 'tujuan' tersebut, Shirai tidak dapat menolong untuk mengerut.

"Fasilitas kalkulus cabang dari Sekolah Menengah Tokiwadai...? Aku tidak pernah mendengar ini sebelumnya."

"Ah, jadi disana tidak ada tempat seperti itu, ya? Sangat susah bagi kita untuk menghubungi 'Taman Sekolah' , jadi kita tidak dapat memastikannya. Oh ya, meskipun ketika Daihaseisai sudah dekat, 'Taman Sekolah' bukanlah sebuah arena, jadi tempat ini tidak dibuka untuk orang luar."

Dari cara Uiharu mengatakan hal ini, sepertinya Shirai menjadi lebih cemas.

"Aku sudah memeriksa nomor serial dari selip dan ada kejanggalan. Meskipun benar bahwa ada barang dengan nomor serial yang sedang dikirim, isi dari barang itu sepertinya sebuah mesin pendingin yang diinstall ke dalam simulator komputer. Bagaimanapun, barang itu tidak mungkin kan untuk ditaruh didalam bagasi?"

"Apa yang kamu bilang...? Ini bukan masalah kalau ini bagian besi, tetapi aku tidak pernah mendengar 'Taman Sekolah' menggunakan mesin apapun dari dunia luar."

"Hanya dengan menganaliza gambar dari selip ini, sangat sudah untuk mengatakan bahwa ini sebuah tiruan. Mungkin ini hanya seseorang menaruh selip ini secara acak."

"... Tunggu sebentar, daripada bertanya keliling untuk kesaksian saksi mata, mengapa tidak menanyakan orang yang merampok untuk membuat masalah ini lebih simpel?"

"Karena orang itu sedang hilang..."

Uiharu menjelaskannya dengan santai.

Shirai melenguh dan melihat kearah Uiharu.

Uiharu terus menjelaskan,

"Sepertinya korban tersebut tidak ingin bergantung kepada kita, tetapi dengan kekuatannya. Apakah kamu ingin melihat video sebenarnya? Lebih dari sepuluh kriminal disana dan satu korban. Tetapi setelah insident itu, sepertinya dia membuat panggilan dan mengejar mereka."

Uiharu memencet beberapa tombol dan gambar lain terlihat dari banyak jendela-jendela lain. Lokasi ini sepertinya berada di depan jalan didepan halte bis, ketika seorang pria memakai pakaian Barat klasik melihat sekitarnya sebelum dia melakukan panggilan darurat. Dia tidak menggunakan handphone, tetapi peralatan radio.

"Disini."

Uiharu tiba-tiba menghentikan videonya sesaat.

"Apakah ada sesuatu aneh yang kamu dapatkan?"

Shirai masih melihat dilayar itu, tetapi dia tidak bisa melihat sesuatu yang aneh. Pria di pakaian barat itu memegang peralatan radio dengan kepalanya gemetaran, jadi wajahnya tidak bisa terlihat dengan jelas.

"Shirai-san, ketika baju barat korban terbalik, apakah ada sesuatu dibawahnya?"

"Eh, sekarang kamu mengatakannya, sepertinya..."

Dibawah baju barat, yang telah tersingkap oleh getaran lelaki itu, ada sebuah benda seperti kaset tip hitam disamping perutnya.

"Dengan memperbesar gambar, kita bisa melihat nomor modelnya. L_Y010021. Sebuah strap senjata yang dibuat secara besar-besaran, yang bisa disimpan didalam pakaian. Bukankah polisi dalam siaran tv mengeluarkan senjatanya dari pakaian? Seperti itulah."

Uiharu mengatakan ini setelah memperbesar gambar dari strap senjata itu. Shirai tersenyum,

"Mungkin ini adalah sebuah dekorasi."

"Yah, mungkin saja, termasuk ini."

Terus, Uiharu memencet beberapa tombol yang lain. Area badan dimana pria itu memakai pakaian baratnya diperbesar dan disana ada beberapa ratus titik panah menunjuk disana. Titik ini menunjukkan pergerakan terkecil dari pakaian. Seakan-akan mereka tertarik oleh magnet, titik yang sangat banyak itu memberikan bentuk sebuah pistol.

"Kita mempunyai gambar yang sangat sedikit disini... Ini semua yang kita punyai, Shirai-san, bagaimana menurutmu?"

Kalau ini bukan pria tersebut mencoba untuk menghindari dirinya tertangkap dikamera selama ini, ini ketika kriminal itu melarikan diri dan menghindari kameranya, dengan lelaki tersebut mengejar dia, yang menyebabkan pria itu terhindar dari kamera-kamera. Shirai memikiran hal ini dan berkata,

"Haiz, Aku mempunyai perasaan kalau ini akan menjadi kasus yang sangat susah."

"Eh? Shirai-san, kamu sampai belajar tentang firasat?"

"Tolong berhenti mengalihkan topik. Senjata ini, sangat susah untuk mengetahui kalau senjata ini asli dengan gambar saja. Tetapi, peralatan radio tersebut sangat mirip dengan yang digunakan oleh ahli ketika aku melakukan pelatihan Judgmentku. Kalau begitu... Aku mengerti, ini benar-benar sebuah kasus yang menyusahkan. Juga, sangat aneh kalau si korban tidak melapor kasus ini ke kita."

Korban yang bertindak sendirian.

Dan sebuah tas bagasi yang berhubungan dengan Sekolah Menengah Tokiwadai.

Persiapan baju lengkap terlalu profesional.

Kasus ini terlihat aneh. Juga, kalau ada kemungkinan baku tembak, 'Anti-skills' pasti akan menganti persenjataan lengkapnya. Kemungkinan untuk Judgment dalam mengambil bagian dalam ini sangat tipis (karena tidak semua dari mereka adalah Level 4 seperti Shirai), tetapi sangat bermanfaat untuk mempunyai seseorang yang mengetahui situasi didalam 'Taman Sekolah' dan Sekolah Menengah Tokiwadai.

"Shirai-san, haruskah kita berfokus kepada si perampok atau si korban?"

"Kita harus mengejar kedua belah pihak. Kalau kita tidak bisa melakukan itu, kita akan menghabisi si perampok dulu. Toh, kita tidak perlu mengejar si korban ketika kita mendapatkan bagasi itu kembali. Karena si korban akan datang kembali dan mengontak kita untuk mendapatkan barangnya kembali."

Shirai menghela dan mengambil satu langkah mundur.

Setelah itu, dia memerintah Uiharu.

"Oke, bisakah kita memeriksa kemana si perampok pergi? Coba dipikir lagi, aku memerlukan 30 menit untuk kesini, bukankah kita seharusnya mendapatkan tempat keberadaan mereka sekarang, bukan?"

"Kupikir tidak begitu."

Uiharu mengatakannya dengan santai.

"Setelah mencuri tas bagasi, mereka tidak menggunakan kendaraan, tetapi melarikan diri ke bawah tanah. Mungkina mereka ingin menghindari pengawasan satelit."

"...Menghindari pengawasan satelit? Tapi bukankah ada banyak kamera di bawah tanah? Selain dari yang tidak bergerak, juga ada banyak robot pertahanan berpartoli bukan?"

"Yes, tetapi, lebih mudah untuk sembunyi dibawah tanah. Selama mereka tidak tertangkap oleh kamera satelit, mereka bisa menggunakan kelemahan yang disebabkan oleh kehadiran orang banyak untuk menghindari kamera. Juga, akan lebih cepat untuk mereka pergi kebawah tanah sekarang. Karena, listrik sedang tidak berfungsi dengan baik, yang membuat lampu lalu lintas tidak bekerja. Dan sekarang, ada kemacetan dijalur 3,48,131 dan diarea dekat TKP. Jadi sangat menguntungkan untuk perampok pergi kebawah tanah sekarang, didalam kecepatan dan persembunyian."

"Oh begitu."

Shirai menganggukkan kepalanya dengan setuju.

Setelah dihubungi oleh Uiharu, Anti-Skills seharusnya akan bekerja. Tetapi permasalahannya, karena kemacetan ini, kendaraan Anti-Skills tidak bisa pergi ke TKP. Juga, mereka tidak bisa mengatakan bagaimana seriusnya situasi sekarang, jadi akan memakan waktu untuk mereka sebelum mereka bisa meminta bantuan helikopter. Meskipun prosedur yang rumit ini ditujukan untuk mencegah anggota dalam mengambil tidakan sendiri, akibatnya mereka harus memakan banyak waktu ketika mereka harus beradaptasi dengan cepat. Inilah kekurangan berkerja dalam sebuah grup.

"Sigh, sepertinya akan lebih cepat untukku membuat perjalanan sendiri."

Index v08 065.jpg

"Eh? Shirai-san mau pergi? Bukankah aku harus menghadapi interogasi Anti-Skills sendirian?Terlalu merepotkan--!"

Uiharu protes dengan kencang. Tetapi, Shirai menjawabnya dengan tenang.

"Jangan kuatir, aku akan mengurusnya dengan cepat."

Shirai Kuroko mengambil tas acak-acakan yang tergeletak di kursi dan berjalan ke jalan keluar.

Dengan tidak memalingkan kepalanya, dia berkata,

"Kamu pikir aku siapa? Meskipun dibawah tanah atau dimana saja, bagiku itu sama saja."

Part 2[edit]


Kemampuan Shirai Kuroko adalah 'teleportasi'.

Tetapi, kekuatan ini tidak bisa dilakukan semaunya. Berat(massa) maksimum yang bisa diteleportasikan adalah 130.7kg dan tidak peduli sebesar atau sekecil apapun benda itu, dia tidak bisa meneleportasikannya melebihi 81.5m. Juga, dia hanya bisa meneleportasikan 'benda yang bisa dia sentuh' , jadi dia tidak bisa meneportasikan benda yang jauh dari dia.

Tetapi.

Sumber energi teleportasinya ialah 'badan dia sendiri' , jadi tidak susah untuk dilakukan sama sekali.

Suara udara yang sedang dipotong bisa terdengar.

Untuk tiap 80m Shirai Kuroko berjalan, dia akan menarget titik selanjutnya 80m jauhnya. Dari sudut pandang penonton, dia terlihat seperti berada di satu titik, dan menghilang langsung setelah itu. Tentu saja, dia akan lebih cepat daripada menggunakan kakinya untuk berlari, kalau dikonversi menjadi kecepatan, ini sekitar 288km/h.

(Untungnya, teleportasi adalah pergerakan titik ke titik dan bukan pergerakan garis lurus, jadi tidak ada inertia. Kalau tidak, akan sangat memalukan sekali kalau rokku tersibak karena hambatan udara.)

Shirai berpikir ketika dia melanjutkan untuk teleportasi. Trotoar, pegangan tangan dan tutup dari mesin penjual bisa menjadi tempat dia berpijak.

Meksipun hal ini akan menimbulkan kekagetan dari pejalan kaki, semua orang disini ialah seorang ESPer. Juga, Shirai memakai seragam Sekolah Menengah Tokiwadai dan dia memiliki ban lengan Judgment, jadi tidak akan menimbulkan kegaduhan yang banyak.

Si perampok berlari kebawah tanah, tetapi Shirai berjalan di atas tanah. Ini karena disana hanya ada beberapa jalan keluar, dengan mengorfimasikan dimana jalan keluar itu berada, tidak perlu cemas dengan target melarikan diri. Juga, kalau dia mengejar si perampok dari belakang, akan membuat tekanan psikologis ke mereka, yang akan menyebabkan mereka untuk melukai orang awan dalam proses (meskipun dia tidak tau kalau mereka mempunyai senjata, tetapi kalau itu ada sepuluh dari mereka, akan menjadi ancaman besar untuk orang biasa). Intinya, karena keterbatasan jalan keluar, kalau terjadi kegadhan, susah untuk seseorang melarikan diri. Jadi, jalan dibawah tanah adalah tempat dimana dia harus berhati-hati daripada jalan permukaan.

Untuk menangkap perampok, dia harus memilih tempat dimana tidak ada orang awan disekitarnya dan tempat ini adalah di permukaan.

Ini akan menjadi sempurna kalau dia bisa menyelesaikan ini dengan cepat.

Pada saat ini, telepon berbunyi.

Shirai mengangkat telepon itu tetapi tidak berhenti untuk teleportasi. Suara yang dia dengar kadang-kadang terputus karena Shirai berteleportasi kemana-mana, berakibat dalam posisi gelombang elektro terus berganti.

"Shirai-san, Aku menemukan... si perampok... dari jalan bawah tanah di 'Paviliun Eriya' , dengan jalan keluar A03... mereka sedang keluar dari bawah tanah... sepertinya mereka berniat untuk berlari dari jalan bawah tanah dan berlari ke jalan bawah tanah yang lain.."

Shirai Kuroko hanya menjawab,

"Aku melihat mereka."

Dia terus memutuskan sambungan telepon dan memasukannya kedalam kantong.

Dalam sebuah gedung yang terlihat seperti stasiun kereta, ada sebuah grup orang yang berjalan bersama-sama melalui celah ditengah mobil. Pria ini berjalan dengan pakaian barat berjalan melalui klakson mobil-mobil dan satu dari mereka sedang memegang sebuah tas bagasi berwarna putih. Mungkin mereka ingin menghindari perhatian, karena kelakuan mereka terlihat seperti itu. Setelah berjalan melalui satu jalan, mereka berlari ke dalam gang.

Shirai memegang tasnya dengan erat.

Setelah itu dia menjejakkan kakinya di tanah dengan keras.

Secara instan, dia telah berada di gang dan berdiri di tengah-tengah dari 10 pria. Shirai tersenyum kepada orang yang memegang bagasi, yang melihat dia dengan expresi terkejut. Jari Shirai telah menyentuh bagasi tersebut.

Teleportasi

Shirai lagi menghilang dan muncul didepan pria-pria itu, menghalangi jalan untuk berlari. Tas bagasi itu menemani dia seakan-akan terteleportasi di sebelah dia.

Menaruh satu tangan di pinggangnya, Shirai memegang tas bagasi yang berada di tanah dengan tangan sebelahnya dan berkata,

"Permisi, aku dari Judgment. Kenapa aku disini, tidak perlu penjalasan, tidak?"

Ini terdengar seperti sebuah pertanyaan. Tetapi, intonasinya terdengar sangat mencela.

Reaksi para pria itu sangat cepat. Mereka semua menaruh tangan mereka didalam pakaian baranya, mengeluarkan pistol hitam yang mempunyai model yang sama. Pistol ini memberikan suatu perasaan kalau senjata ini sangat berat.

(Peh, seperti yang diduga, ini bukan perampokan biasa! Apa kita sedang memfilm film polisi?)

Shirai langsung membungkuk dan bersembunyi dibelakang tas bagasi, tetapi pria-pria ini sangat percaya diri dalam tembakannya; tidak ada setitik keraguan ketika mereka memencet pelatuk pistolnya. Target mereka adalah bagian dari Shirai yang tidak terlindungi oleh tas bagasinya. Tenggorokan Shirai membuat suara siulan yang tidak natural. Kemampuan teleportasinya tidak bisa menerbangkan peluru satu per satu dengan akurat.

Sepuluh pistolpun mulai menembak.

Tetapi sebelum itu, Shirai telah mengaktifkan teleportasinya, dengan target dibelakang orang paling ujung.

Shirai Kuroko dan tas bagasinya menghilang, meninggalkan tasnya yang acak-acakan. Dan, tas tersebut mendarat di tanah.

Pria yang melihat musuhnya menghilang pun panik. Menggunakan kesempatan ini, Shirai menggunakan kedua tangannya untuk memegang tas bagasinya dan memukul punggung orang paling belakang dengan tas tersebut.

"Ugh!"

Orang yang paling belakang berteriak, membuat teman-temannya untuk berbalik. Pada saat ini, Shirai menyentuh pria yang lain dan mengaktifkan teleportasinya. Pria tersebut langsung terteleport, tetapi hanya dengan beberapa sentimeter dan badannya terbalik 180 derajat.

Delapan orang melihat kebelakang dan satu pria yang telah terteleportasi menghadapi mereka. Seperti sebuah coup, pistol mereka saling berhadapan.

"Ah!"

Pria yang telah terbalik tersebut mebalikkan posisi pistolnya keatas. Pada saat ini, Shirai menendang dia di punggung. Seperti domino, si perampok jatuh satu per satu. Shirai mengambil tas bagasi itu dan menghajar lengan salah satu pria yang masih memegang senjata. Teriakan pendek terus mengema di udara. Semua musuhnya telah dibingungkan oleh komradnya sendiri dan mereka tidak berani untuk menembak karena takut akan mengenai mereka. Setelah itu, grup yang telah dipersenjatai oleh instrumen kematian pingsan tanpa perlawanan.

"Terlalu gampang. Juga, ini akan membuat orang tidak nyaman."

Shirai mengatakan ini dengan nada mencela, tetapi tidak seorangpun yang dapat menjawab dia.

Menggunakan ujung jari kakinya, Shirai mengetuk si perampok, mencoba untuk mengkonfirmasi kalau dia bangun dan menggunakan borgol tidak ber-metal spesial untuk memborgol mereka. Dia menggunakan semuanya ketika dia sedang memborgol yang keempat dan hanya bisa menggunakan kawat yang diabaikan untuk mengikat yang lain. Meskipun sedang diikat, pria-pria tersebut tidak bangun.

Setelah menghubungi Anti-Skills dengan teleponnya, Shirai melihat perlengkapan yang dipunyai mereka.

Dia tidak bisa melihat nama dan nomor seri dari pistol, tetapi mereka berbeda dengan pistol yang digunakan ketika pelatihan Jugment. Pistol yang digunakan di Kota Akademi tidak terbuat dari metal, jadi pistolnya agak ringan. Tetapi grup ini punya pistol yang seberat lead. Ada nomor dan alphabets terukir disamping senjatanya, jadi Shirai menduga kalau ini adalah nomor serialnya. Tetapi, dia tidak menemukan sesuatu yang telihat seperti kertas yang dicari. Karena Shirai bukan anggota dari Anti-Skills, yang berspesialisasi dalam pertarungan dengan senjata dan dia biasanya bergantung kepada kekuatannya, dia tidak mempunyai pengetahuan teknikal senjata.

Selain itu, setelah dia mengeledah pria-pria ini, dia tidak dapat menemukan identifikasi apapun. Mungkin mereka telah di keluarkan. Shirai melihat wajah satu pria sebelum dia tidak sengaja mengigit lidahnya.

"... Gigi emas"

Ada seseorang yang pingsan dengan mulutnya menganga dan menarik perhatian si Shirai. Kota Akademi telah mengembangkan bahan baru dan berkualitas, jadi disini tidak ada seorangpun yang menggunakan gigi emas.

Memeriksa celana dan ponsel, kontak dari ponsel tersebut kosong dan modelnya sangat lama. Ini sepertinya tidak dijual di Kota Akademi.

Teknologi ilmiah Kota Akademi dibanggakan 20 sampai 30 tahun lebih modern daripada dunia luar. Selain elektronik, benda kecil yang tidak ada hubungannya dengan teknologi dari pandangan pertama terlihat berbeda.

(Dari cara mereka memegang pistol, setidaknya mereka telah memiliki latihan, tetapi mereak tidak bisa berkutik melawan kemampuanku. Sepertinya mereka bertemu dengan ESPer untuk pertama kalinya... mungkin mereka adalah ahli dari 'dunia luar' , jadi kemampuan ini terlihat sangat asing buat mereka.)

"..."

Untuk sebuah bagasi orang-orang 'dunia luar' rela berkorban melakukan semua ini.

Shirai melihat 'benda itu' yang berada di salah satu tangannya.

Bagasi ini sangat besar. Tas ini terlihat sama seperti yang biasa, persegi panjang dan sepertinya dia bisa masuk kedalam tas itu. Warnanya putih dan sepertinya dibuat dengan bahan spesial, seperti dilapisi lilin.

Dia menyentuh ring dari tas bagasinya.

"Seperti yang kuduga... ini terkunci."

Tetapi dengan memeriksa kunci ini dengan seksama, dia menemukan kalau gembok ini dibuat dengan complex. Selain gembok tradisional dan gembok elektronik, juga ada gembok dengan medan magnet yang mempunyai kombinasi yang tidak terhitung.

"Sayang sekali, dengan tanganku ini, gembok ini sia-sia saja."

Shirai memiliki kemampuan untuk teleportasi. karena dia hanya bisa meneleportasikan barang yang dia bisa sentuh, dia tidak bisa meneleportasikan barang yang ada didalam. Tetapi, dia bisa meneleportasikan tas bagian diluar memiliki efek yang sama.

Kalau ini adalah 'tas' besar seperti brangkas bank, dia tidak bisa memindahnya. Tetapi tidak ada masalah kalau ini adalah sebuah tas bagasi.

Shirai dengan santainya menyentuh tas itu dengan tangan kanannya, merasakan perumakaannya dengan jari tangan.

(Un?)

Pada saat ini, Shirai mengetahui sesuatu.

Tidak ada ruangan di dalam tas bagasi ini sama sekali. Ini seperti sedang di waterproof, seperti ada sesuatu melapisinya, mungkin karet, menututupi semua ruangan.

(Apa ini...benda sensitif pada cahaya seperti film(negatif)? Apa ini... benda yang rapuh? Sial, aku menggunakannya untuk menghajar pria-pria ini pingsan)

Shirai berpikir sebelum dapat kesimpulan.

(Sebelum aku mendapatkan seseorang dengan kemampuan telepati atau penglihatan X-ray, Aku tidak seharusnya membuka ini dengan santai.)

Shirai menyelidiki tas tersebut untuk sementara, merasakan kalau didalam sangat kedap udara. Dalam waktu yang sama, dia melihat sesuatu yang mirip dengan plester, seperti segel yang melapisi pinggiran tas tersebut untuk mencega orang dalam membuka seenaknya. Inilah selip yang dilihat oleh Uiharu pertama kali. Cetakan ini sangat rumit seperti pembuatan uang; mungkin didalam sini ada sebuah Chip IC atau sesuatu yang mirip.

Isi dari selip tersebut sama seperti yang ditunjukkan oleh Uiharu sebelumnya.

Selip ini hanya bisa diketahui palsu melalui mesin, tetapi dengan penglihatan semata, tidak ada yang aneh dengan selip tersebut.

(Logo ini adalah...)

Shirai Kuroko lagi-lagi menyentuh permukaan tas tersebut.

Selain selip ini, ada juga logo di permukaan tas ini, seperti sebuah segel atau semacamnya. Bentuknya bulat, dengan banyak kotak didalamnya, gambar ini sangat simpel. Dia pernah melihat ini sebelumnya, tetapi dia tidak bisa mengingatnya.

"...Kalau ada sesuatu yang aku tidak mengerti, cara paling cepat ialah untuk bertanya kepada orang lain untuk jawaban."

Shirai telalu malas untuk memikirkannya dan mengeluarkan ponsel dari kantong rok. Dia menarik gulungan dari silinder kecil, yang memperlihatkan badan ponsel yang sangat tipis itu, menggunakan fungsi kamera untuk mengambil gambar dari tas bagasi, selip, dan logo, ditambahkan oleh beberapa kata ‘tolong cek ini’ dan mengirimkannya ke Uiharu.

120 detik kemudian, ada respon dari ponsel. Disaat dering pertama terdengar, Shirai langsung memencet tombol call. “Shirai-san, ini Uiharu. Aku telah menyelesaikan misi, meminta izin untuk melapor keberhasilan dan untuk memberikan hadiah untuk diriku sendiri.”

“Aku boleh melaporkan keberhasilanmu, tetapi kamu tidak boleh memberikan hadiah untuk kamu sendiri.”

Shirai mengatakannya dengan santai, tetapi, dia terdiam oleh kemampuan investigasi Uiharu (meskipun dia diam saja). Meskipun Uiharu mempunyai kuasa untuk mencari catatan, kemampuan mencarinya terlalu cepat.

“Kamu tidak bisa menolak sebuah tugas!! Um, anyway, hasilnya, Shirai-san, intinya, tas bagasi itu sangat kedap udara, dan bisa memantulkan sinar kosmik. Tidakkah kamu bisa melihat kalau permukaannya agak terang?”

Sekarang kalau dipikir2, betul juga. Shirai melihat permukaan dari tas tersebut. Terlihat seperti dilapisi oleh lilin, sangat berkilau sampai-sampai muka Shirai terpantul di permukaan tas tersebut.

“Kamu bisa menafsirkannya sebagai versi mewah dari baju astronot atau permukaan pesawat luar angkasa. Teknologi seperti ini nyata dibuat di Kota Akademi.”

“Tapi... Kenapa koper ini harus diberi lapisan extra untuk perlindungan terhadap cahaya kosmik?”

“Tujuannya, tentu saja, untuk melindungi isinya dari chaya kosmik. Tidak ada gunanya untuk melakukan hal ini di Bumi, atau mungkin karena belakangan ini ada lubang di lapisan ozon.”

(Kalau begitu... barang ini dulu pernah digunakan diluar atmosfir... mungkin juga di luar angkasa...?)

Informasi yang tak terduga ini mengagetkan Shirai.

“Selanjutnya, selip. Sebelum itu... Shirai-san, ada sesuatu yang aku ingin kamu lakukan. Tolong ganti kamera teleponmu menjadi format RWS dan ambil foto gambar selip itu lagi. Disana seharusnya ada kotak merah di bagian kanan selip tersebut, jadi ambil foto selip itu dengan kotak merah menjadi fokusnya.”

“Apa itu format RWS?”

“Mode yang digunakan untuk membaca informasi elektronik dari chip IC! Untuk seorang anggota Judgment, semuanya mempunyai tugas untuk memiliki fungsi ini di teleponnya! Bukankah aku menginstall chip tambahan di dalam ponselmu sebelumnya? Tidakkah kamu membaca instruksinya?”

“Metode operasi ponsel mirip-mirip, jadi aku terlalu males untuk membaca detailnya...”

“Benar-benar! Anyway, tolong buka menu utama...”

Shirai mengikuti instruksi Uiharu dan mengoperasikan ponselnya. Layar menunjukkan sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh dia sebelumnya. Dia mengambil foto selip yang sama untuk kedua kalinya dan mengirimkan foto dan datanya kembali ke Uiharu.

“Oh, aku terima. Eh... menurut hasil... tidak diragukan lagi. Selip ini asli yang dibuat oleh Kota Akademi.”

Suara Uiharu menjadi sangat serius.

“Asli... Kalau begitu, alamat penerimanya adalah ‘Taman Kampus’?”

“Betul.”

Mendengar hal ini, Shirai tenggelam dalam pikirannya.

‘Fasilitas subsider calculus dari Sekolah Menengah Tokiwadai’ yang tertulis diselip itu tidak pernah ada sama sekali.

Kalau si penerima tidak pernah ada, tidak ada tujuan sama sekali untuk mengirimkannya seperti ini. Kalau begitu, kata-kata yang tertera ini hanyalah sebuah kode.

“Pembacaan informasi dari chip IC sudah selesai. Diatasnya ada lampiran informasi dengan bar code. Informasi ini menyangkut sebuah model pesawat dan nomor jadwal pekerjaan udara. Ini bisa dipastikan nomor internal dari Kota Akademi; ini sama seperti yang dipakai oleh distrik ke23. Sepertinya ini telah menjadi lebih berbahaya daripada yang kita kira.”

“Distrik ke23... Itu adalah distrik sekolah yang mempunyai bandara, area peluncuran dan fasilitas terkait yang digunakan untuk pengembangan ilmu penerbangan yang melarang murid biasa untuk masuk, bukan?”

“Betul sekali. Bukankah ada logo disana? Yup, logo bulat dengan banyak kotak-kotak didalamnya. Itu adalah logo dari distrik ke23, logo yang mirip dengan logo sekolah.”

Mendengar hal ini, Shirai mengigit lidahnya lagi.

Seharusnya dia sudah memikirkan ini sebelumnya. Tetapi kalau dipikir lagi, sangat biasa untuk tidak meningat hal yang tidak ada hubungannya dengan murid biasa. Ini karena dia setiap hari melihat kelayar ketika reporter sedang meliputi berita setiap kali tentang peluncuran persawat ruang angkasa, yang bagaimana akhirnya membuat impresi yang mendalam untuk dirinya.

“Pengirimnya juga berada di distrik yang sama. Keamanan disana sangatlah tinggi, jadi menurut peraturan, bar code ini tidak akan menunjukkan nama fasilitasnya dengan akurat.”

Shirai memandang selip itu lagi.

Waktu dan tanggal kedatangannya sama persis dengan satu pesawat luar angkasa Kota Akademi.

Pengirimnya juga berada dari distrik ke23. Distrik sekolah satu-satunya dengan bandara dan berfokus hanya untuk penelitian ilmu penerbangan.

(Untuk siapakah distrik ke23 ingin mengirimkan ini...? Dan siapakah orang-orang ini, yang ingin mencurinya...?)

Setelah berpikir tentang hal ini untuk sementara, Shirai memutuskan untuk mengucapkan rasa terima kasihnya ke Uiharu dulu.

“Trims untuk pertolongannya. Aku akan berpikir tentang hal ini sementara mengawal para lelaki ini dan tasnya.”

“Ah--! Aku ingin bilang, Aku ingin imbalan! Seperti acara teh seorang ojou asli disiang hari! Tidak bisa hanya minum teh merah begitu saja, Aku harus mempunyai kelakuan dan atmosfir dari seorang putri yang elit!”

Uiharu berkata dengan panik, yang pada akhirnya dihiraukan Shirai dengan memutuskan teleponnya.

Melihat badan utama ponsel yang sangat tipis itu, Shirai segera menggulung ponselnya kedalam silinder, Shirai menaruh teleponnya kembali kedalam kantong, sementara tenggelam dalam pikirannya.

Tetapi, Shirai sama sekali tidak ada pengetahuan mengenai perkembangan ilmu penerbangan.

Kalau dipikir-pikir, pengetahuan ‘luar angkasa’ akhir-akhir ini dia ketahui ialah tentang Kota Akademi dan organisasi dunia lainnya meluncurkan roket atau pesawat luar angkasa.

“Dengan menghubungkan kedua informasi ini... agak dipaksakan... tetapi... haiz, bagaimanapun juga, aku tidak bisa menyimpulkan apa2 tanpa mengetahui isi dari tas ini.”

Shirai menghela nafas dan duduk di atas tas bagasi itu.

Para lelaki yang diselubungi oleh pakaian barat terlihat sangat mencurigakan, tetapi juga si pemilik dari tas bagasi ini.

“Anyway, situasi sekarang berada di luar jangkauan tugasku, jadi tidak perlu berpikir tentang hal ini terlalu dalam.”

Setelah menyimpulkan ini secara asal-asalan, Shirai dengan patuh menunggu Anti-Skills untuk datang. Mungkin ini dikarenakan oleh kemacetan, karena sampai sekarang Anti-Skills masih belum datang.

Dan juga, mereka tidak mempunyai kekuatan. Apa boleh buat, jadi Shirai tidak merasa kesal tentang ini.

Pada saat ini, ponsel Shirai tiba2 berbunyi.

Dengan mengecek layar kecil di ponsel itu, bisa diketahui kalau itu Misaka Mikoto. Shirai dengan paniknya berbalik ke arah pria yang masih berada di lantai. Mereka tidak terlihat bangun, tetapi kalau mereka tiba-tiba mendengar pembicaraan ini secara tidak sengaja, akan sangat bermasalah untuk mereka. Masalahnya sekarang dia tidak bisa meninggalkan TKP untuk urusan personal. Setelah berdilema untuk beberapa saat, Shiraipun akhirnya memutuskan untuk menutup mulutnya dan berbicara dengan halus sebelum memencet tombol call.

“Ah, Kuroko...? Repertinya jaringan agak jelek; kamu dimana sekarang?”

“Eh? Erm... Disuatu tempat yang sukar untuk diberitahu.”

“Um? Oh, kamu masih bekerja? Maaf menggangu.”

“Tak masalah. Ada apa?”

“Lupakanlah, karena kamu masih bekerja, jadi lupakan. Aku dengar dari adik kelas kalau ibu asrama mungkin akan melakukan inspeksi dadakan. Aku ingin meminta kamu untuk menyimpan semua barang yang personal di dalam kamarku.”

“Eh? Onee-sama, kamu tidak berada dalam asrama?”

“Erm, yeah. Jadi aku akan meminta orang lain, aku juga akan minta dia untuk menyimpan barang kamu juga, ok?”

“Ah...appp...apaa? O–Onee-sama! Tolong jangan minta mereka...? Tunggu sebentar, Onee-sama! Tolong jangan ambil hakku untuk menerima imbalan ini! Aku akan pergi ke asrama secepatnya!”

“... Siapa yang bilang kalau ada imbalan atau semacam itu? Toh juga, bukankah kamu sedang bekerja? Tapi, mungkin hari ini akan hujan, jadi cepat pulang dan selesaikan pekerjaanmu kalau tidak mau kehujanan, bye bye.”

Dan orang itu dengan memutuskan jaringan telepon tanpa ampun.

Shirai melihat keponselnya dengan hampa, seolah-olah dia telah di buang, perasaan dia telah menerima pukulan yang keras.

Da.

Pada saat ini, endapan kaki bisa terdengar.

(Ah...ya, Aku lupa untuk menyegel tempat ini dengan plester ‘dilarang masuk’ karena pertarungan barusan.)

Shirai duduk di tas bagasi itu dan berkata dengan santai.

Sehabis itu,

Perasaan yang menopang berat badannya menghilang. Seperti jatuh dari kursi secara tidak sengaja, dia tidak bisa merasakan berat badannya sendiri. Penglihatan Shirai langsung terputar dengan cepat, punggungnya jatuh kearah lantai yang kotor. Disaat dia merasakan sakit punggungnya dari kejatuhan ke lantai itu, dia bisa melihat langit malam berbentuk persegi panjang yang dibuat oleh sisa ruang dari banyaknya bangunan disekitar.

(Apa...?)

Reaksi pertama Shirai ialah berusaha untuk bangun, tetapi dia dengan segera merasakan sesuatu yang hilang. Shirai merasakan sekitar dia, hanya untuk mengetahui kalau dia tidak menyentuh apapun. Tas bagasi yang digunakannya sebagai kursi telah menghilang tanpa jejak.

Seperti udara.

Seperti telah terteleportasi.

(Tertele...portasi)

Situasi yang tiba-tiba ini membuat benak Shirai menjadi kosong. Dia tahu kalau sesuatu telah terjadi, tetapi pikiran dia masih kabur.

Ketika dia merasakan bahaya yang dekat...

DONG!

Sesuatu muncul di bahu kanan Shirai, yang sedang melihat kearah langit. “GAACCCKK...!”

Bahu dia terasa panas dan sakit, seperti sesuatu didalam dia telah patah. Suara yang berat ini tidak terdengar dari telinga, tetapi mengema kedalam semua tubuhnya.

Melihat kebawah, sebuah objek metal yang tajam telah menembus baju lengan pendek dia,menembus kedalam daging dia layaknya sebuah paku. Ini seperti sepotong kawat yang berat, tatapi, depannya terus berputar layaknya sebuah per dan ada gagang keramik putih yang terlampir dibenda itu.

(Sebuah pembuka... botol anggur?)

Shirai mati-matian mencoba untuk menenangkan batinnya yang sedang tak menentu karena kesakitan dan mengaktifasikan teleportasinya. Dia hanya berpindah beberapa sentimeter, tetapi badannya telah berbalik 90 derajat keatas. Jadi, dia sekarang telah berdiri.

Cairan yang kental menetes dan mendarat ketanah.

Seseorang melihat dia, sangat terlihat menikmati kejadian ini.

Shirai Kuroko berbalik dan menatap kearah jalan masuk gang itu.

Ada seorang perempuan disana.

Dia lebih tinggi daripada Shirai. Rambut dia dikepang dua dan dia menggunakan seragam bergaya barat. Tetapi, itu adalah seragam musim dingin. Mantel gaya baratnya tidak dipakai, tetapi digantungkan di punggungnya, tak terkancing. Dia tidak mengenakan kemeja didalamnya, bagian atas dia telanjang, hanya terbalut oleh kain pink muda di bagian dadanya seperti pakaian dalam atau perban. Ada sabuk di pinggang dia, tetapi terlihat tidak terpakai dengan rapi, lebihnya seperti dekorasi semata. Sabuk itu tidak terbuat oleh kulit, melainkan oleh potongan metal. Ada sebuah lingkaran di sabuk itu, dengan metal hitam berbentuk silinder yang panjangnya lebih dari 40cm dan diameter 3cm dimasukkan kedalamnya. Itu adalah sebuah sentar militer yang bisa digunakan sebagai tongkat polisi.

Kemungkinan dia adalah seorang murid SMA, Shirai menebak dengan tegas. Meskipun sangat tidak akurat untung menggunakan penampilan untuk mengukur umur seseorang, untuk seorang murid SMP, ada sebuah tembok yang tidak bisa dilewati dari seorang murid SMP dan SMA, perbedaannya terlalu kelihatan.

Ada sebuah tas bagasi berwarna putih di samping perempuan itu.

Yang telah diduduki oleh Shirai.

“Seperti yang kusangka, itu adalah teleportasi. Tetapi...”

(Dia tidak menyentuh tas bagasinya sama sekali? Mungkin dia pergi kebelakangku duluan dan mengambilnya kembali ketempat dia berada asalnya? Tidak, tetapi...)

Sebuah alarm berbunyi didalam benak Shirai, mengatakan bahwa ini bukanlah sebuah teleportasi yang normal.

Tawaan perempuan itu mengejutkan Shirai, yang sedang kebingungan dalam pikirannya pun, kembali kedunia nyata.

“Oh my, kamu sudah menyadarinya? Tak disangka lagi oleh sesama teleporter, untuk melihatnya secara langsung. Tetapi, aku sedikit berbeda dari kamu.”

Mendengar ini, Shirai mengerut.

Tipe yang sama, tetapi dengan sedikit perbedaan.

“Kemampuanku adalah ‘move point’. Dibandingkan oleh kemampuan kelas-tiga punyamu, Aku tidak perlu menyentuh apapun ketika ‘meneleportasi’ sesuatu. Jadi, hebat, bukan?”

Perempuan itu menerangkannya dengan jelas.

Dia menatap kearah seorang laki-laki berpakaian gaya barat dibelakangnya dan berkata,

“Kalau dipikir-pikir, orang2 ini sangat tidak berguna. Sungguh, Aku mengetahui ketidakbergunaan mereka, jadi aku hanya mengatakan kepada mereka untuk melakukan hal sepele seperti mengambil tas itu kembali, tetapi aku tidak menyangka kalau mereka tidak bisa melakukan hal yang sesimpel itu.”

Tidak berguna, laki-laki, mengambil, sepele, mengatakan mereka.

Dari kata-kata ini, Shirai mengetahui kalau gadis ini bekerja dengan lelaki berpakaian barat tersebut.

Shirai memperingatkan dia,

“Karena kamu melakukan semua hal ini, kamu seharusnya mengetahui identitasku, kan?”

Ban lengan yang menunjukan status dia sekarang telah berwarna hitan karena darah yang bercucur dari luka.

“Tentu saja aku mengetahuinya. Karena itu aku berani untuk mengambil tindakan, Nona Shirai Kuroko dari Judgment. Kalau aku tidak yakin, mengapa aku menunjukkan diriku dengan gampangnya?”

Shirai tidak mengerti apa yang berada dalam tas itu dan dia tidak mengetahui niat dari orang yang berada didepan dia. Tetapi dia mengetahui bahwa gadis, yang sedang tersenyum kepadanya, tidak akan membiarkan dia pergi dengan tenang meskipun dia sedang terluka.

Index v08 083.jpg

Dialah musuh yang sebenarnya.

Betul, gadis didepanku ini bukan seorang gadis biasa, tetapi seorang musuh.


“Cheh!”

Shirai menggunakan kekuatannya dan membuka kakinya lebar-lebar. Karena inertia, pahanya terlihat. Sabuk yang terikat di pahanya itu terdapat banyak jarum besi, layaknya seorang penembak jitu membawa pelurunya di film barat. Ini adalah usaha terakhirnya. Dengan menggunakan teleportasi, dia bisa menerbangkan jarum-jarum itu kedalam targetnya—sebuat teknik mematikan.

Tetapi, gerakan gadis itu lebih cepat daripada Shirai.

Dari mantel yang tersampir diantaranya, lengannya yang ramping itu dengan cepat mengeluarkan tongkat militer yang berada di pinggangnya.

Setelah memutar layaknya seperti tongkat dirijen, sentar itu diarahkan ke Shirai. Terus dia menangkat bagian depan dari sentar itu, seperti sedang mengatakan halo.

Sebuah perubahan terjadi.

Pria yang sebelumnya telah dikalahkan oleh Shirai dan diikat tangannya menghilang dengan sekejap dan muncul di depan perempuan itu. Sepuluh pria yang pingsan itu berkumpul bersama-sama layaknya sebuah prisai.

Tetapi...

“Terlalu Naif!!”

Shirai menembakan jarum metal kearah pria itu tanpa ragu. Banyak jarum diam-diam nemebus jarak, muncul dimana perempuan itu berada. Karena itu bukanlah gerakan lurus belaka, para pria yang ditengah tidak bisa menghadangnya. Target Shirai ialah anggota tubuhnya dan dia telah mengambil tindakan untuk menghindari bagian vital.

Teleportasi tidak berjalan secara garis lurus, tetapi, ini adalah pergerakan titik-ke-titik, jadi tidak ada masalah kalau ada sesuatu di tengah. Jarum tersebut akan muncul di tengah udara dengan gampangnya menembus otot perempuan itu. Serangan seperti ini tidak akan dipengaruhi oleh tekstur. Basis dari teleportasi ialah ‘objek yang diteleportasikan’ akan menggantikan ‘obyek yang berada di target’.

Jadi, tidak ada alasan untuk serangan Shirai ini menembus kedalam tubuh perempuan itu.

Tetapi...

“Ahh...”

Shirai berjerit kekagetan.

Perempuan itu tidak berada di posisi yang sama.

Dia telah bergerak mundur kira2 sebanyak 3 sampai 4 langkah, duduk diatas tas bagasi itu, menggantungkan kakinya dengan elegan. Sepertinya dia hanya duduk di tas bagasi itu dan menendang tanah untuk memaksa dirinya mundur dengan roda tas itu.

Jarun yang Shirai keluarkan melayang di udara sebelum jatuh ke tanah seperti pria yang pingsan tersebut.

Inti dari teleportasi ialah pergerakan titik-ke-titik, jadi ketika target bergerak menjauhi posisi originalnya dengan tipis, serangan itu tidak akan kena. Pria itu bukanlah sebuah baju baja atau tameng, melainkan sebuah alat untuk menutupi penglihatan Shirai.

Gadis itu terus mengerakan kakinya dengan santai ketika duduk diatas tas bagasi. Sentar militer yang dia putar ditunjukkan kearah jarum tersebut dan seperti sebuah alat pancing, dia mengayunkannya keatas.

Satu dari jarum yang berada ditanah setelah Shirai melemparkannya berada di tangan perempuan itu.

(Ini dia--!!)

Shirai berkonsentrasi, siap untuk melindungi dirinya, gadis itu melemparkan jarum tersebut tanpa menggunakan teleportasi (atau yang dibilang ‘move point’) Jarum tersebut bergerak kebagian tengah tubuh Shirai melalui 3 dimensi.

Di gang yang sempit ini, tidak ada tempat untuk melarikan diri.

Meskipun dia bisa menggunakan teleportasi untuk ke sisi lain tembok, atau kedalam gedung, Shirai tidak mengetahui apa yang berada di dalam. Buruk kalau dia teleportasi dan tumpang tindih dengan orang lain.

Tetapi menghadapi datangnya jarum, tidak ada tujuan untuk bergerak mundur.

Jadi, Shirai memutuskan untuk bertelportasi kedepan. Melewati jarum-jarum dan muncul tepat didepan perempuan itu. Shirai menggengam tangannya. Selain ingin menghindari serangan itu, dia juga ingin memberikan balasan tinju kegadis didepannya itu.

Dong!

Sebuah jarum metal menembus kedalam perut Shirai Kuroko dari belakang.

“...Ah...!?”

Shirai merasakan bagian dalam tubuhnya gemetaran. Dia tidak bisa menahannya lagi; kekuatannya menghilang dengan sekejap dan kakinya melemah ketika dirinya tumbang ketanah.

Dia jatuh disamping gadis yang sedang duduk di tas bagasi.

“Bukankah aku mengatakan sebelumnya?”

Gadis itu terus duduk disana, mengayunkan kaki lainnya kali ini, tersenyum,

“Teleportasiku berbeda dengan punyamu; Aku tidak perlu menyentuh objek yang ingin kugerakkan.”

Mendengar suara yang terkesan menghina ini, Shirai Kuroko tidak mampu untuk mengangkat kepalanya sekalipun.

Metode gadis ini sebenarnya sangat simpel.

Pertama, dia menggunakan tangannya untuk melemparkan jarum. Ketika Shirai menghindarinya, dia menuntun jarum itu melalui teleportasi, membuat jarum itu muncul dibelakang Shirai.

Momentum dari jarum itu tidak berkurang, objek itu hanya diputarkan sebanyak 180 derajat, hanya berhenti ketika menusuk jauh kedalam perut Shirai Kuroko. Suara gesekan yang mengerikan menggema diseluruh badan dia.

Screech! Suara udara yang telah dipotong bisa didengar.

Setelah diperiksa lebih dekat, semua jarum metal yang berada ditanah sebelumnya—sekarang berada di tangan gadis itu.

“Sayang sekali. Kamu dari Tokiwadai? Kupikir Misaka Mikoto itu bukan tipe orang seputus asa itu untuk melibatkan kouhainya sendiri. Kalau dipikir-pikir, ketika dia pertama kali menghentikan ‘experimen itu’. Dia tidak melakukannya sendirian. Sepertinya dia membahayakan segalanya,bukan?”

Mendengar hal ini, Shirai Kuroko gemetar.

Badannya, yang sedang gemetaran dan mulai mati rasa karena kesakitan, sekarang gemetar karena alasan yang lain.

“Apa yang... kamu bilang?”

Shirai berkonsentrasi dan melihat gadis itu. Dia menggertakan giginya, menggunakan segala kekuatannya, seolah-olah dia sedang melihat kelangit dari dasar neraka.

“Mengapa...kamu menyebutkan nama Onee-sama?”

Gadis itu menhiraukan pertanyaan Shirai.

Bagi dia, seorang Shirai yang telah terluka dengan parah bukanlah sebuah ancaman. Untuk menikmati expresi sesalnya Shirai, dia lebih baik melakukan yang terbaik, yang tentunya memberikan jawaban yang tidak perlu ke pertanyaan Shirai.

“Eh?”

Gadis itu mengayunkan kakinya lagi, dengan kelakuan yang berlebihan menutupi mulutnya dengan tangan, berkata,

“Kamu tidak tau? Untuk gunakan seperti ini ketika tidak menyadari apapun... Masa? Railgun dari Tokiwadai tidak seharusnya menjadi orang yang begitu.”

Tetapi si gadis itu tetap tidak menjawab pertanyaan Shirai.

Pertanyaan yang Shirai ungkapkan dengan kekuatan akhirnya hanya membuahkan sebuah jawaban yang memuaskan bagi gadis yang menjawabnya.

“Tidakkah kamu pikir ini sangat kebetulan? Setelah mencuri tas bagasi, para pria ini terjebak dalam kemacetan—seolah-olah telah direncanakan. Aliran listrik ke lampu lalu lintas telah hilang... belumkan kamu memikirkan alasannya? Bukankah kamu mengetahui kekuatan apa yang dimiliki oleh Kartu As dari Tokiwadai?”

Shirai Kuroko melotot kekepala yang berada didepannya, tetapi terlihat kalau kepalanya berada di langit.

Tas bagasi misterius dan seorang musuh duduk diatasnya.

“Apa yang kamu...”

Shirai mengeluarkan suara yang terlihat kalau dia akan mengeluarkan darah dari mulutnya kapan saja.

Tidak terpikirkan kalau balsam bibir Mikoto terasa sangat berat.

“Apa yang kamu katakan sekarang...”

“Kamu mungkin tidak mengetahui apakah ‘serpihan’. Atau mungkin ‘Silicorundum’ akan membingungkanmu.”

Gadis itu dengan senangnya memutarkan jarum dengan tangannya, terdengar suara dari besi yang bersentuhan.

“Kupikir, inilah bagian dari ‘Tree Diagram’ , mungkin kamu akan mengerti, bukankah begitu? Meskipun kalau itu sudah tidak mungkin untuk diperbaiki, itu masih mempunyai inti dari simulator superkomputer.”

Shirai Kuroko terengah.

“Tidak.. tidak mungkin. Bukankah itu seharusnya mengambang didalam orbit...?”

Kebenaran yang tidak masuk akal ini mengejutkan Shirai. Ini karena ‘Tree Diagram’ adalah simulator terkuat didunia yang dibanggakan oleh Kota Akademi, itu harusnya berada didalam sebuah satelit yang berada didalam orbit. Tidak peduli apa yang bisa dilakukan oleh orang didunia ini, mereka tidak mungkin bisa melakukan apapun terhadapnya. Juga, kalau benda itu rusak (atau hancur), itu pasti akan menjadi berita headline.

Tetapi...

Tas bagasi yang diduduki oleh gadis itu sekarang pasti dibuat untuk lingkungan luar angkasa.

Dan tanggal dan waktu yang ada di selip itu sama ketika roket luar angkasa Kota Akademi kembali.

Juga, fakta bahwa banyak organisasi sekeliling dunia sibuk untuk keluar angkasa.

Benak Shirai penuh dengan kebingungan. Gadis itu mengambil sebuah foto dari dalam kantong roknya dan melemparkan foto itu dengan jarinya. Foto itu terus berputar seperti piring terbang, mendarat didepan Shirai.

“Ini adalah foto yang terlampir dilaporan dalam Kota Akademi. Orang biasa tidak akan bisa melihat ini.”

Di foto tersebut, ada luar angkasa yang hitan dengan Bumi yang besar. Didepan planet yang biru itu, yang mempunyai lengkungan bertingkat, ada serpihan dari sebuah satelit. Shirai melihat satelit tersebut didalam berita dan panduan.

“Tidak mungkin...”

Ketika Shirai tidak bisa berkata apapun, foto tersebut tiba-tiba menghilang, muncul ditengah jair telunjuk dan tengahnya. Foto tersebut sudah diambil kembali dengan ‘move point’ perempuan itu.

“ ‘Tree Diagram’ telah dihancurkan, yang berakibat banyaknya orang menyerbu ‘serpihan’ yang mengambang di orbit.”

Gadis itu sepertinya melihat sesuatu dengan expresi Shirai.

“Misaka Mikoto sungguh menyedihkan. Ketika mimpi buruknya telah selesai dengan kesusahan karena seseorang menghancurkan ‘Tree Diagram’ dan sekarang semua orang ingin memperbaikinya. Setelah ini diperbaiki, ‘experimen’ pasti akan berlanjut. Hm, aku tidak bisa bilang kalau aku tidak mengerti perasaannya sama sekali.”

Gadis itu mengatakan nama itu lagi, mengencangkan otot perut Shirai.

Misaka Mikoto.

Shirai tidak mengerti mengapa hal ini disangkutkan dengan Mikoto. Bagaimanapun dia berpikir keras untuk menghubungkan hal ini, dia tetap tidak mengerti. Meskipun dia tidak mengetahui apa yang terjadi, Shirai melotot ke gadis itu lebih seram. Hanya mendengar nama Misaka Mikoto dari orang berbahaya ini, seseorang dapat mengatakan kalau akan ada banyak masalah.

“Hehe, oh tidak, sepertinya kamu tidak mengetahui segalanya. Kalau begitu, kamu juga tidak mengetahui apapun tentang ‘experimen’ . Tetapi, kamu seharusnya melihat beberapa petunjuk mengenai ini. Seperti... coba kupikir, tengah bulan yang lalu, bukankah ada ledakan besar di sebuah gudang? Ini menyebabkan gangguan di seluruh servis kereta api. Dalam situasi itu, untuk kalian membiarkan servis kereta tetap beroperasi penuh untuk seminggu, aku sangat kagum.”

Gadis itu mengatakannya dengan bahagia, tetapi Shirai tidak bisa berkata apapun.

Shirai sangat cemas, seperti sebuah obor api membakar benaknya. Tetapi, dia tetap tidak bisa mengerti apa yang dikatakan oleh gadis ini.

“Tidakkah kamu mengerti? Aku sudah berkata banyak, tidakkah kamu tau? 21 Agustus, hari spesial itu, tidak adakah sesuatu yang aneh terjadi disekitarmu?”

Setelah mendengar tanggal ini, Shirai tidak bisa berpikir apapun. Bulan lalu, tanggal 21, itu bahkan bukan liburan pesta.

(Sungguh... apa yang dia katakan? Bukankah ini hanya pembicaraan tidak penting...?)

Shirai merasakan kejanggalan dalam benaknya. Tetapi kata gadis ini mempunyai suatu bentuk regular, sepertinya tidak terlihat kalau ini hanya dibicarakan semata.

“Baiklah, kalau kamu bisa mengetahui kebenarannya, aku bisa menjadi seorang teman bagimu.”

Gadis itu tersenyum dan berkata, tetapi Shirai tidak didalam moodnya untuk membalas ke dia.

Bibirnya retak, terasa darah yang mengalir keluar.

Shirai hanya mengetahui dua hal.

Satu, dia tidak bisa membiarkan gadis didepannya ini pergi dengan gampang.

Dua, dia tidak bisa memberikan isi dari tas bagasi ini kepada siapapun.

Shirai Kuroko menaruh tangan kedalam roknya, mengeluarkan sisa jarum yang terikat tali dipahanya. Ada dua dari jarum itu. Untuk menambah tekad, dia dengan kuat memegang jarum itu, berteriak dengan tidak perlu kepada langit.

Di lain sisi, gadis itu duduk di tas bagasi sejak pertama. Dia dengan santai mengayunkan kakinya, mengetuk banyak jarum ditangannya, terdengar suara metal dan setelah itu dia menaktifasikan senter militer yang juga berfungsi sebagai tongkat polisi. Dia mengibaskan lengannya seperti seorang konduktor musik yang memegang tongkat konduktor, menggambar sebuah lingkaran dan dengan sifat yang bangga dan lembut, melihat kebawah kepada orang lemah, terbentang disisi dia.

Dalam sekejap, segalanya tetap diam.

Pada jalan diluar sisi masuk gang tersebut, sebuah mesin mobil bernyala.

Seolah-olah telah ditakdirkan, kedua dari mereka meluncurkan serangannya.

Diperlukan kurang dari sedetik untuk mengetahui siapa pemenangnya.

Jarum-jarum metal itu terbang keangkasa, darah bercipratan kemana-mana dari seorang gadis terlihat dengan jelas, teriakan mengema keseluruh langit. Dong. Shirai Koroko jatuh ketanah, mengeluarkan suara yang mengingatkan orang dari sebuah tas kotor yang mendarat kepermukaan tanah.

Sekarang berangin. Gadis itu berbalik dan pergi, meninggalkan anggota Judgment itu sendirian dan tidak ada orang yang bisa mengejar dia.

Dengan tidak menggunakan ‘move point’nya, terlihat seperti kalau dia menikmati tiap langkahnya.

Dengan membawa sebuah tas bagasi berwarna putih.

(Onee-sama...)

Shirai mengertakan giginya dengan penyesalan, meminta maaf didalam hatinya. Dia tidak bisa bilang kalau hasil ini bagus.

Dia mengetahui dengan jelas apa yang harus dia lakukan.

Tetapi seorang Shirai Kuroko yang menangis tidak bisa melakukan apapun.

Between the Lines 2[edit]


Didalam rumah sakit, ada sebuah kamar kecil yang disediakan untuk pasien.

Seorang guru Olahraga yang menggunakan pakaian sport hijau, punggung Yomikawa Aiho bersandar dipintu kamar kecil. Dia memiliki wajah yang cantik dan badan yang mempesona, pakaian yang digunakannya sekarang bisa dibilang merusak imagenya. Terutama payudara gemilangnya mengeluarkan pesona dewasa yang tidak bisa dijelaskan meskipun dihalangi oleh pakaian sportnya itu. Dia sendiri tidak menyadari penampilan cantiknya itu, tetapi karakter naif ini justru membuat orang untuk lebih menginginkan dia.

(Hah, Kikyo itu, membuat masalah kepadaku lagi.)

Pikiran Yomikawa layaknya seorang periset, teman lamanya, yang sekarang sedang dirawat dirumah sakit dan menghela. Periset ini belum keluar dari masalahnya lagi, jadi Yomikawa hanya diperbolehkan menjenguk dia sekali saja. Disaat itu, gadis periset itu langsung bertanya kepada Yomikawa untuk menjaga kedua anak itu dan setelah mengungkapkan hal itu, langsung pingsan, yang membuat Yomikawa tidak bisa bertanya lebih lanjut, ataupun untuk menolaknya.

Orang yang perlu dijaga ialah dua anak-anak yang memiliki kemampuan spesial.

Suara dari anak-anak itu terdengar dari sisi pintu yang lain, atau didalam kamar kecil.

“‘Byur Byur Byur!’ kata Misaka ketika Misaka membuat cipratan di bak mandi sempit ini. ‘Dengan badan mungil ini, semua tempat bisa menjadi fasilitas entertainment indoor,’ Kata Misaka ketika Misaka memikirkan konsep yang baru ini.”

“Cheh...Aku kecipratan air hangat ini...! STOP BERENANG DI BAK MANDI INI, KAMU!”

“‘Sungguh sayang sekali kalau kamu tidak bisa ‘auto-reflect’,’ kata Misaka ketika Mikasa memperlihatkan expresi yang menyedihkan. ‘Coba dipikir-pikir lagi, ESPer terkuat sudah pengen nangis karena sampo masuk kedalam matanya,’ kata Misaka karena Misaka merasa bahwa ini aneh.”

“Bukan berarti kalau aku tidak bisa menggunakan ‘auto-reflect’ sama sekali. Meskipun aku harus menggunakan network kamu untuk melakukan kalkulasi, ini sangat memalukan. Tetapi kalau aku harus menggunakan ‘auto-reflect’ didalam kamar kecil, bisakah aku mandi? Juga... Aku tidak akan menangis! Sampo didalam mataku tidak sakit, tetapi hanya saja aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya!”

“Byur Byur Byur---”

“YOMIKAWAAAAAA! MENGAPA AKU HARUS MENAHAN DIRI DARI SERANGAN AIR DARI ANAK INI--!?”

Tiba-tiba diseret dalam pembicaraan ini, Yomikawa mengernyit.

“Tidak bisa. Ada kemungkinan kalau anak itu akan tenggelam di kamar kecil, jadi harus ada seseorang yang mengaja dia-jan.”

“TERUS MENGAPA KAMU TIDAK MENJAGA DIA!”

“Tidak bisa. Aku akan basah kalau aku memandikan anak nakal itu. Oh ya, kamu juga tidak mandi untuk sementara, jadi harus menggosok dirimu sampai bersih-jan.”

“Sialan... mengapa tidak ada seorangpun yang mendengarkan aku dengan baik!”

“’Jangan gelisah, jangan gelisah,’ kata Misaka ketika Misaka sedang menhiburmu. ‘Misaka tau kalau kamu malu,’ meskipun Misaka memeriksa Misaka sedang dibalut oleh handuk mandi dengan benar. ‘Atmosfir ini akan menjadi sangat aneh kalau kamu terlalu memikirkannya,’ kata Misaka ketika Misaka memberikan nasihat seperti seorang senior seumur hidup.”

“Terima kasih. Biarkan aku memberikan hadiah kepadamu dengan kolom air.”

“‘Wah!?’ kata Misaka karena Misaka ketakutan dengan serangan tiba-tiba! ‘Jahat sekali! Sebelum liburan musim panas selesai, kamu membahayakan hidupmu untuk menolong Misaka,’ kata Misaka ketika Misaka memprotest dengan wajah yang pucat!”

“Apa... oi, sebentar.”

“’Ketika Misaka sedang diserang oleh kode virus, kamu sangat lembut sekali dan sekarang kamu memperlakukan Misaka seperti ini!? Jangan bilang kalau kamu sudah capek dengan Misaka!?’ kata Misaka ketika Misaka gemetar ketakutan karena terpikir kemungkinan ini!”

“...Ah? Apa yang kamu bilang...? Kode virus...?”

“’Oh tidak!’ kata Misaka ketika Misaka langsung menutupi mulutnya!”

“’Oh tidak!’ kepalamu! Bagaimana kamu bisa mengingat apa yang terjadi hari itu!?”

“’Tentang itu,’ kata Misaka ketika Misaka menggaruk pipi dengan jari telunjuknya.”

“Bukankah aku menghapus ingatanmu ketika aku sedang menghapus kode virus didalam otakmu!?”

“’ Misaka nomor serial 10032 sampai Misaka nomor serial 20000 mempunyai memori yang sama melalui network,’ kata Misaka ketika Misaka bersaksi dengan jujur.”

“...Oh?”

“’Intinya, meskipun seorang Misaka telah hilang ingatan, masih ada banyak backup yang bisa menduplikasikannya, jadi tidak ada masalah sama sekali,’ kata Misaka ketika Misaka menjulurkan lidahnya dan berlaku manis. ‘Meskipun Misaka telah hilang ingatan, dia bisa mendapatkan memorinya kembali dengan otak Misaka lainnya,’ kata Misaka ketika Misaka membuat banyak posture untuk menenangkan amarahmu.”

“Kalau begitu... kamu juga mengingat apa yang kubilang pada waktu itu...?”

“Betul sekali, Aku membunuh lebih dari 10,000 Sisters, tetapi ini bukan berarti aku harus membiarkan 10,000 lainnya untuk mati. Aku mengetahui kata-kata ini sangat munafik, aku mengetahui kalau aku tidak mempunyai hak untuk mengatakan hal ini, sebagaimana bajingannya kita ini. Sebagaimana banyaknya alasan yang kita ungkapkan, itu tidak bisa menjadi alasan untuk membunuh anak ini!” ... Ahh, kata Misaka ketika Misaka tersentuh sampai menangis ketika memikirkan hal ini kembali.”

“Aku akan membunuhmu... AKU AKAN MEMBUNUHMU, ANAK NAKAL!”

“Tidak bisa; temanku telah menyuruh aku untuk menjaga kalian, jadi kalian jangan membuat masalah kepadaku.”

Dari luar, Yomikawa mendengar si duo menyerang satu sama lain dengan air di bak dan berteriak. Dokter yang terlihat seperti kodok pernah bilang bahwa ‘menjaga kedua anak ini adalah suatu tantangan yang benar’, tetapi sekarang, tidak ada sesuatu yang perlu dicatat.

Sepertinya tidak ada perlu untuk dia untuk menjadi penjaga mereka jadi dia bisa pergi untuk bekerja kembali.

Yomikawa menghela, punggungnya meninggalkan pintu dan berkata,

“Kalian berdua, Nee-chan akan pergi untuk menyelesaikan pekerjaan Anti-Skill, jadi jangan berkelahi. Tunggu aku dengan patuh; Aku akan mentraktir kalian berdua dengan barang-jan.”

“’Okay—‘ kata Misaka ketika Misaka menggunakan tendangan air mematikannya untuk mencakup air yang banyak ketika dia menjawab.”

ANAK SIALAN! Yomikawa Aiho mendengar teriakan yang berlangsung dibelakang dia, membawa tas sport yang ditaruh disebelah kaki ke bahunya dan meninggalkan rumah sakit.

Matanya sekarang dengan tidak normal menjadi tajam.

Didalam tas itu ada perlengkapan standar Anti-Skill.

Setelah Yomikawa meninggalkan tempat itu, kedua dari mereka, yang telah menggunakan semua barang di kamar kecil itu, akhirnya berdamai.

“Sialan, airnya sekarang berada di lututku...”

“’Sekarang tidak cukup air lagi untuk ditendang,’ kata Misaka ketika Misaka tidak akan menyerah dan akan menggunakan segala metode untuk mencapai tujuannya.”

“Berhenti menendang airnya. Tidakkah kamu ingat kalau aku sedang terluka parah!?”

“’Coba dipikir lagi, rambutmu tumbuh dengan sangat cepat; tidak ada tanda-tanda luka dari operasi sama sekali,’ kata Misaka ketika Misaka terkesan. ‘Menggunakan signal elektrik didalam tubuh manusia untuk menumbuhkan rambut, itu curang,’ Kata Misaka ketika Misaka tidak dapat menolong untuk bergairah tentang keajaiban tubuh manusia.”

“Sebagaimanapun kerennya ini, tetap tidak akan bisa menumbuhkan kembali luka di tempurung kepala!”

“Byur, putar, tendang air, tendang air!”

“...”

“’Kalau Yomikawa tau bagaimana Misaka memboroskan banyak air, dia pasti akan langsung marah,’ kata Misaka ketika Misaka tidak bisa menolong untuk merasa kengerian. ‘Untung saja, Yomikawa tidak akan kembali ke rumah sakit hari ini,’ kata Misaka ketika Misaka merasa lega.

“Huh? Apa yang dia bilang kepadamu?”

“’Tentang itu, itu tidak datang dari Yomikawanya sendiri,’ kata Misaka ketika Misaka—“


Back to Chapter 1: After School of Girls. After_School_of_Angels. Return to Main Page Forward to Chapter 4