Difference between revisions of "The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 2 Chapter 1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(5 % selesai)
Line 36: Line 36:
   
 
Mungkin hanya itu (!<!-- Note: diperlukan terjemahan yang lebih baik -->).
 
Mungkin hanya itu (!<!-- Note: diperlukan terjemahan yang lebih baik -->).
Walau bagaimanapun juga, apakah ini adalah hasil yang didapat dari bakat, kerja keras, atau pengalaman, kemampuan ini tidak jauh berbeda dari kekuatan stres bagi orang biasa, dan mereka menggunakan naluri ini untuk dikembangkan menjadi target <!>.
+
Walau bagaimanapun juga, apakah ini adalah hasil yang didapat dari bakat, kerja keras, atau pengalaman, kemampuan ini tidak jauh berbeda dari kekuatan stres bagi orang biasa, dan mereka menggunakan naluri ini untuk dikembangkan menjadi target (!<!-- Note: diperlukan terjemahan yang lebih baik -->).
   
 
Jika kemampuan ini dapat di jelaskan dengan memiliki indra penciuman yang tajam.
 
Jika kemampuan ini dapat di jelaskan dengan memiliki indra penciuman yang tajam.
Line 54: Line 54:
 
Tangannya memegang sebuah tas penuh dengan permainan.
 
Tangannya memegang sebuah tas penuh dengan permainan.
   
Elsie menghalangi sinar matahari dengan tanganya dan tampak sedikit bermasalah dengan panas yang tercermin dari jalan aspal akan membuat berdiri siapa pun di sekitar berkeringat keruan(!<!-- Note: text aslInya ‘Elsie reached her hands out to block the sun and looked a little troubled as the heat that was reflected off the tarmac road would make anyone standing around sweat crazily’ diper;ikan terjemahan yang lebih baik -->).
+
Elsie menghalangi sinar matahari dengan tanganya dan tampak sedikit bermasalah dengan panas yang tercermin dari jalan aspal akan membuat berdiri siapa pun di sekitar berkeringat keruan(!<!-- Note: text aslInya ‘Elsie reached her hands out to block the sun and looked a little troubled as the heat that was reflected off the tarmac road would make anyone standing around sweat crazily’ diperlukan terjemahan yang lebih baik -->).
   
 
Keringat mengalir melewati wajah putih Elsie.
 
Keringat mengalir melewati wajah putih Elsie.
   
 
Omong-omong ...
 
Omong-omong ...
  +
  +
Elsie mulai berpikir bahwa. Dia tidak pernah turun di pemberhentian ini. Tempat ini memberikan sebuah perasaan yang agak hampa karena tampak seolah-olah tidak ada siapa pun disekitar sini.
  +
  +
Cahaya matahari sungguh kejam dan pemandangan ini secara jelas dibagi menjadi cahaya dan bayangan.
  +
  +
"... Banyak sekali toko yang tidak buka."
  +
  +
Elsie bergumam, dan dengan demikian Keimayang sedang berjalan kaki sedikit di depan, dengan tidak sabar melihat kebelakang.
  +
  +
"Elsie, apa yang kamu lakukan? Mari kita pergi! "
  +
  +
"Ah, baik, Kami nii-sama!"
  +
  +
Elsie berlari dan mengejar Keima, dan keduanya berjalan bersama berdampingan. Setelah berjalan sekitar 200m,
  +
  +
"Eh? Kami nii-sama, tidak-kah kita seharusnya pergi ke jalan ini, "
  +
  +
Keima tiba-tiba pergi ke jalan yang bercabang dan Elsie memunculkan keraguan dengan heran. Mereka seharusnya berjalan kaki 100 meter sebelum tiba di halte bus.
  +
  +
Namun, Keima,
  +
  +
"... Eh, ini."
  +
  +
Menjawab dengan cara yang tidak jelas dan langka.
  +
(!<!-- Note: text aslinya ‘Answered in a rare ambiguous manner’-->)
  +
"Saya tidak tahu kenapa."
  +
  +
Bahkan dia sendiri memiringkan kepalanya dengan cara yang bingung,
  +
(!<!-- Note: text aslinya ‘Even he himself tilted his head in a puzzled manner’-->)
  +
"Tapi rasanya seperti aku perlu berjalan di sini."
  +
  +
Ketika dia mengatakan itu, ia terus berjalan maju dengan cepat.
  +
  +
Elsie bergegas mengejarnya.
  +
  +
"Tu, tunggu aku Kami nii-sama!"
  +
  +
Keima berpaling 2, 3 kali dari jalan ke jalan, dan dia sedang berjalan kaki secara cepat dan lebih cepat.
  +
  +
Dia tidak berlari.
  +
  +
Meski begitu, sepertinya dia ditarik karena sesuatu ketika ia dengan cepat mengerakan kakinya. Kecepatan Nya sendiri sudah sangat cepat.
  +
  +
Saat bagian bawah tubuhnya yang terlalu cepat, tubuh bagian atas yang memegang tas miring ke belakang karena tidak bisa mengimbangi.
  +
  +
"Hau? Oh? "
  +
  +
Bahkan Keima sendiri membelalak matanya dan menyeringai. Saat bagian atas tubuhnya tidak bisa mengikuti kakinya yang terus bergerak maju, ini terlihat sangat misterius.
  +
  +
"Ka, Kami nii-sama?"
  +
  +
Elsie mulai panik serta memukul-mukul lengannya di ketika ia mengejar Keima dengan secepat yang dia mampu. bagaimanapun Keima sendiri tetap menyusuri jalan.
  +
  +
Dan dia masuk semakin dalam dan semakin dalam.
  +
  +
Dia memasuki bagian dalam dari sebuah lorong gelap, dan kegelapan di dalam bahkan ada sedikit luar biasa. kemudian,
  +
(!<!-- Note: text aslinya ‘He entered the deep part of a dark alley, and the darkness inside there was even a little unbelievable. Then,’-->)
  +
"!"
  +
  +
Kaki Keima tiba-tiba berhenti, dan rasanya seperti dia berhenti mengarahkan kakinya.
  +
  +
Dia kembali berekspresi tenang seperti biasa.
  +
  +
"Ho, haa."
  +
  +
Elsie akhirnya berhasil mengejar ketinggalan saat dia menekan ke lututnya dan terengah-engah berat. kemudian,
  +
  +
"Fuu."
  +
  +
Dia menarik napas panjang dan kemudian berdiri.
  +
  +
"Sungguh ~ apa yang salah bersamamu Kami nii-sama?"
  +
  +
Elsie mengangkat kepalanya dan melihat Keima mendorong kacamata ke atas dan menggosok di sekitar alis.
  +
  +
"Elsie ..."
  +
  +
Keima mendorong kacamatanya kembali ke posisi semula dan memberikan pertanyaan.
  +
  +
Suaranya tentu saja serak.
  +
  +
"Itu toko."
  +
  +
Dia mengulurkan jarinya yang kurus putih.
  +
  +
"... Oh."
  +
  +
Elsie melihat di mana Keima menunjuk-ke serta menanggapi.
  +
  +
"Apakah kamu merasa bahwa toko itu bersinar? Emas, tidak, merah muda? "
   
 
<<belum selesai>>
 
<<belum selesai>>

Revision as of 14:30, 11 February 2012

Di dunia ini terdapat orang-orang dengan indra penciuman yang bagus.

Seorang produser besar yang sudah membesarkan banyak penyanyi terkenal pernah mengatakan 'seseorang yang nyata! (!) pasti akan kelihatan bersinar'. Ini bukan sebuah hiperbola tetapi dimata seorang produser!(!), pemusik yang memiliki bakat akan kelihatan seperti mereka diselimuti cahaya(!).

Tidak peduli apakah mereka mengadakan pertunjukan di rumah yang sangat kecil atau di tepi jalan, seorang produser yang memiliki kemampuan dapat menggunakan matanya untuk mencari penyanyi yang memiliki kesempatan untuk menjadi terkenal(!), dan produser membuat keputusan mereka berdasarkan seberapa banyak kilauan yang dimiliki penyanyi(!).

Dengan kata lain ini adalah ' seni pengenalan '.

Seorang chef susi dari sebuah toko tua di Ginza berkata,

'ketika sedang berjalan di pasar ikan, kaki secara alami akan menuju ke tempat ikan terbaik hari itu'

Ini seharusnya dipanggil indra ke-enam. Hanya seorang chef yang sudah berlatih dengan kerasnya dalam seni membuat susi mampu memiliki naluri seperti itu. Untuk orang biasa, ini hanya dapat digambarkan dengan luar biasa.

Badan akan mampu bergerak dengan sendirinya.

Dengan kata lain, badan akan 'bertindak secara alami' berdasarkan pengalaman.

Presidir dari perusahaan yang mengurus para komedian (!) mengatakan bahwa.

'saya mampu (!) mencium sesuatu dari orang-orang muda yang terus berkembang'

'Bau ini, ya..., ini bukan bau yang bagus atau tidak, tetapi aromanya. Semua orang memiliki aroma yang agak sedikit berbeda. Mungkin (!) berbau asam'

Eh? Bukanlah hal tesebut dikarenakan seseorang tidak mandi.

Seseorang harus tidak terburu-buru dalam membuat kesimpulan seperti itu. Sekurang-kurangnya presidir ini mengembangkan (!) berberapa komedian yang hebat, dan memperoleh keuntungan besar ketika menjalankan bisnisnya. Ini mungkin karena dia mampu mencium 'bau' untuk mengetahui bakat orang lain.

Dengan kata lain, dia mampu 'mengendus' bakat.

Berikut merupakan contoh yang lebih radikal,

"Biar aku memberitahu-mu. Seorang malaikat berbisik kepadaku bahwa 'ini, tiket ini pasti naik~', (!) fufu"

Pemain saham (!) yang jenius berkata seperti ini. Untuk orang biasa mungkin akan berfikir 'ini benar-benar tidak masuk akal', tetapi dia benar-benar menjadi lelaki yang sangat kaya raya. Dari hal ini (!), seseorang nunkin berfikir bahwa dia benar-benar mendengar bisikan malaikat di telinganya.

Mungkin hanya itu (!). Walau bagaimanapun juga, apakah ini adalah hasil yang didapat dari bakat, kerja keras, atau pengalaman, kemampuan ini tidak jauh berbeda dari kekuatan stres bagi orang biasa, dan mereka menggunakan naluri ini untuk dikembangkan menjadi target (!).

Jika kemampuan ini dapat di jelaskan dengan memiliki indra penciuman yang tajam.

Maka itu dapat diterima(!).

Katsuragi Keima yang memiliki 'naluri itu'.

Dan dia memiliki pemberkatan dari surga(!).

Ini benar-benar sebuah kebetulan bahwa dia akan turun dari kereta api stop-yang sebelumnya terjebak karena gangguan listrik, menyebabkan rel sendiri tidak bisa diakses.

Keima, yang datang jauh-jauh untuk membeli game Bishoujo dan Elsie, yang menemaninya keluar, hanya bisa mendengarkan siaran audio dari petugas stasiun. Silakan mengambil transportasi alternasi lainnya. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Mereka turun tiga halte sebelum tujuan mereka dan berjalan keluar melalui pintu. Keima menggunakan PFP untuk memeriksa sesuatu. Sepertinya halte bus di dekat stasiun memiliki bus yang akan lewat di rumahnya.

Di bawah tungku yang mirip nyala matahari musim panas(!), Keima yang sedikit tidak sabar melengkungkan punggungnya dan berjalan keluar.

Tangannya memegang sebuah tas penuh dengan permainan.

Elsie menghalangi sinar matahari dengan tanganya dan tampak sedikit bermasalah dengan panas yang tercermin dari jalan aspal akan membuat berdiri siapa pun di sekitar berkeringat keruan(!).

Keringat mengalir melewati wajah putih Elsie.

Omong-omong ...

Elsie mulai berpikir bahwa. Dia tidak pernah turun di pemberhentian ini. Tempat ini memberikan sebuah perasaan yang agak hampa karena tampak seolah-olah tidak ada siapa pun disekitar sini.

Cahaya matahari sungguh kejam dan pemandangan ini secara jelas dibagi menjadi cahaya dan bayangan.

"... Banyak sekali toko yang tidak buka."

Elsie bergumam, dan dengan demikian Keimayang sedang berjalan kaki sedikit di depan, dengan tidak sabar melihat kebelakang.

"Elsie, apa yang kamu lakukan? Mari kita pergi! "

"Ah, baik, Kami nii-sama!"

Elsie berlari dan mengejar Keima, dan keduanya berjalan bersama berdampingan. Setelah berjalan sekitar 200m,

"Eh? Kami nii-sama, tidak-kah kita seharusnya pergi ke jalan ini, "

Keima tiba-tiba pergi ke jalan yang bercabang dan Elsie memunculkan keraguan dengan heran. Mereka seharusnya berjalan kaki 100 meter sebelum tiba di halte bus.

Namun, Keima,

"... Eh, ini."

Menjawab dengan cara yang tidak jelas dan langka. (!) "Saya tidak tahu kenapa."

Bahkan dia sendiri memiringkan kepalanya dengan cara yang bingung, (!) "Tapi rasanya seperti aku perlu berjalan di sini."

Ketika dia mengatakan itu, ia terus berjalan maju dengan cepat.

Elsie bergegas mengejarnya.

"Tu, tunggu aku Kami nii-sama!"

Keima berpaling 2, 3 kali dari jalan ke jalan, dan dia sedang berjalan kaki secara cepat dan lebih cepat.

Dia tidak berlari.

Meski begitu, sepertinya dia ditarik karena sesuatu ketika ia dengan cepat mengerakan kakinya. Kecepatan Nya sendiri sudah sangat cepat.

Saat bagian bawah tubuhnya yang terlalu cepat, tubuh bagian atas yang memegang tas miring ke belakang karena tidak bisa mengimbangi.

"Hau? Oh? "

Bahkan Keima sendiri membelalak matanya dan menyeringai. Saat bagian atas tubuhnya tidak bisa mengikuti kakinya yang terus bergerak maju, ini terlihat sangat misterius.

"Ka, Kami nii-sama?"

Elsie mulai panik serta memukul-mukul lengannya di ketika ia mengejar Keima dengan secepat yang dia mampu. bagaimanapun Keima sendiri tetap menyusuri jalan.

Dan dia masuk semakin dalam dan semakin dalam.

Dia memasuki bagian dalam dari sebuah lorong gelap, dan kegelapan di dalam bahkan ada sedikit luar biasa. kemudian, (!) "!"

Kaki Keima tiba-tiba berhenti, dan rasanya seperti dia berhenti mengarahkan kakinya.

Dia kembali berekspresi tenang seperti biasa.

"Ho, haa."

Elsie akhirnya berhasil mengejar ketinggalan saat dia menekan ke lututnya dan terengah-engah berat. kemudian,

"Fuu."

Dia menarik napas panjang dan kemudian berdiri.

"Sungguh ~ apa yang salah bersamamu Kami nii-sama?"

Elsie mengangkat kepalanya dan melihat Keima mendorong kacamata ke atas dan menggosok di sekitar alis.

"Elsie ..."

Keima mendorong kacamatanya kembali ke posisi semula dan memberikan pertanyaan.

Suaranya tentu saja serak.

"Itu toko."

Dia mengulurkan jarinya yang kurus putih.

"... Oh."

Elsie melihat di mana Keima menunjuk-ke serta menanggapi.

"Apakah kamu merasa bahwa toko itu bersinar? Emas, tidak, merah muda? "

<<belum selesai>>