Tate no Yuusha Vol 1 Chapter 24 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Undian Telur[edit]

“Oh, siapa lagi kalau bukan Hero-sama. Apa yang bisa saya bantu hari ini?”


Pemilik toko budak yang ramah muncul dengan lambaian untuk menyambut kita.


“Oh?”


Terkejut, ia melihat Raphtalia dengan penasaran.


“Perubahan yang mengejutkan. Aku tidak berpikir kau akan tumbuh dengan baik.”


Ia berkata dengan nada kecewa sambil merosot.


“...Apa?”

“Aku kira anda akan lebih seperti kami, betapa mengecewakan.”


Apa maksud ucapannya? Tapi cukup aku simpan pertanyaan itu untuk diriku sendiri.


“Pedagang budak yang sebenarnya akan menaikkan kualitas para budak dengan menyimpan mereka dalam kondisi setengah sekarat.”


Ia melanjutkan dengan santai.


“Lalu para budak yang kau tahu itu dibuang setelah digunakan, ‘kan?”

“N-Naofumi-sama?”


Raphtalia melihatku dengan khawatir.

Aku sudah jauh lebih percaya diri sekarang.

Keadaanku saat ini jauh lebih baik daripada sebelumnya.


“Fufufu... begitukah, betapa menarik.”


Si pemilik budak, barangkali terhibur oleh jawabanku, mengeluarkan sebuah tawa.


“Lalu, melihat keadaannya... Ia tumbuh cukup baik. Untuk seseorang yang tidak perawan... bagaimana dengan harga 7 koin gold?”

“Kenapa kau berbicara seolah aku akan dijual! Lagipula, aku masih suci!”


Terkejut mendengar kata-kata Raphtalia, si pemilik budak terkesiap.


“Astaga! Kalau begitu bagaimana jika 15 koin gold? Bisa aku pastikan kalau dia perawan?”

“Naofumi-sama!”


15 koin gold untuk Raphtalia!?


“Naofumi-sama! Hey, tolong katakan sesuatu?”


15 koin gold akan cukup untuk membeli serigala jantan Level 75 itu!

Selagi aku memikirkan hal-hal tersebut, Raphtalia mencengkeram bahuku erat dengan tatapan seram diwajahnya.


“Naofumi-sama... Kalau anda terus main-main, aku bisa marah.”

“Ada apa? Kau memiliki tatapan seram diwajahmu.”

“Anda tidak membelaku sama sekali walaupun aku bisa saja dijual.”

“Aku hanya bercanda.”


--Begitulah aku mengatakannya. Walau aku memang sempat memikirkannya, Raphtalia langsung bisa membaca pikiranku.

Tidak seharusnya aku berpura-pura mempertimbangkan untuk menjual satu-satunya orang di dunia ini yang mempercayaiku.


“15 koin gold....”


Cengkeramannya semakin kuat saat aku menggumamkan hal ini.


“Auw, aduh!”


Tenaga serangan Raphtalia... sudah menjadi lebih kuat dari pertahananku.

Ini bisa diandalkan dalam segi pertarungan.


“...Aku akan kabur, anda tahu.”

“Ini cuma candaan. Aku hanya berpikir betapa luar biasa dan cantiknya kau sekarang.”

“I-itu... Oh, Naofumi-sama...”


Untuk beberapa alasan, tiba-tiba saja Raphtalia tersipu.

Ini sedikit menjengkelkan.

...Itu yang aku pikirkan tapi kenapa? Apa yang aku katakan?


“Yah, dia tidak untuk dijual.”

“Begitu... sayang sekali. Jadi bagaimana saya bisa membantu anda?”

“Ah, kau tidak mendengar tentang keributan di istana?”


Si penjual budak menyeringai mendengar pertanyaanku.


“Aku dengar. Kutukan budaknya dihapus, bukan?”


“Kalau kau sudah mengerti, ini akan jadi sederhana... Jangan bertanya kalau kau ternyata sudah tahu sebelumnya.”


Karena aku sudah lelah setelah berurusan dengan Raphtalia.

Ya ampun...


“Tentu, anda tahu, kendati apa yang sudah raja katakan, sistem perbudakan akan tetap ada.”

“Hmm, kukira para bangsawan tidak membeli budak?”

“Tidak, tidak sama sekali. Ada banyak budak yang dimiliki oleh orang-orang kaya. Bagaimanapun juga, mereka cukup berguna, tentu saja.”

“Raja sampah itu, mengatakan hal-hal seperti itu sambil membela Motoyasu, si Pahlawan Tombak... Tidakkah nantinya para bangsawan akan membelot? Jika aku menjadi mereka aku akan melakukannya.”


Akan lumayan lucu kalau itu yang terjadi.

Walaupun akan sedikit buruk untuk kerajaan.


“Yah, ada banyak golongan di dalam kerajaan. Jika mereka memberontak, yang akan tersingkir adalah para bangsawan itu sendiri. Ya.”


“Orang tua berjanggut itu punya pengaruh sebesar itu?”


Apakah karena kerajaan ini adalah sebuah kediktatoran sempurna?

Maka mungkin kerajaan akan runtuh juga nantinya karena pemberontakan.

Karena saat ini kerajaan memiliki seorang raja sampah yang akan digantikan oleh seorang puteri jalang.


“Sebenarnya, di negeri ini, daripada sang raja—“

“Um... kembali ke permasalahan kutukan budak...”

“Ah, ya.”


Kita sudah menyimpang. Sekarang setelah kupikirkan lagi, aku tidak peduli apa yang akan terjadi pada raja sampah itu.


“Jadi, anda sudah datang untung memasang kembali kutukannya, benar?”

“Ya, apakah itu mungkin?”

“Kapanpun anda mau.”


Dengan menjentikkan jarinya, seorang asisten muncul dengan botol yang sama ketika kami pertama menandai dirinya.

Raphtalia yang malu-malu membuka baju pelindungnya dan memperlihatkan dadanya.


“B-bagaimana?”

“Bagaimana apanya?”

“...Haa...”


?

Kenapa dia bersikap malu-malu?

Bahkan mengeluh setelahnya.

Apakah aku melakukan sesuatu?

Seperti sebelumnya, aku menambahkan darahku ke tinta dan hasil campurannya dioleskan pada Raphtalia di tandanya dulu berada.


“Walau tandanya sudah terhapus, masih mungkin untuk mengembalikannya.”

“Ohh—“


Tanda yang terhapus mulai muncul kembali saat dada Raphtalia bersinar.


“Ngh...”


Seperti yang kuduga, sepertinya menyakitkan. Raphtalia mencoba menahan rasa sakitnya.

Tandanya muncul kembali dihadapanku.

Aku perlu memeriksa reaksi dari melanggar perintah-perintah.

... Kali ini tidak apa tidak melakukannya.

Raphtalia menjadi budakku kembali untuk mendapat rasa percayaku. Jadi aku juga harus mempercayainya sekarang.


“Lalu sekarang.”


Sambil memikirkan apa yang harus dilakukan, aku sadar masih ada tinta pada piring.


“Hey, bisa aku minta sebagian tinta itu? Aku bisa bayar untuk itu.”

“Tentu, silahkan.”


Aku menuangkan sisa tinta dari piring ke perisaiku.


Suu- perisaiku menyerap tinta itu.


  • Persyaratan untuk Perisai Budak telah terbuka.
- Kekuatan sejati terkunci...
- Bonus perlengkapan: Pertumbuhan budak+ (Kecil)


  • Persyaratan untuk Perisai Budak 2 telah terbuka.
- Kekuatan sejati terkunci...
- Bonus perlengkapan: Kondisi budak+ (Kecil)


Perisai Pedagang Budak... yah, seperti perkiraan.

Sesuatu yang baru muncul di pohon skill, bercabang dari seri Perisai Kecil. Tidak begitu kuat.

Namun, bonus perlengkapannya menarik perhatianku, menambah pertumbuhan.

Tapi dua barang terbuka hanya dari beberapa tetes tinta?

Dengan hati-hati aku melihat Raphtalia.


“Ada apa?”


Itu mengingatkanku bahwa perisai ini menyerap rambutnya sebelumnya. ‘Perisai Rakun’ terbuka saat itu, tapi mungkin itu juga memenuhi beberapa kondisi lainnya.

Itu mungkin untuk Perisai Pedagang Budak 2. Dengan kondisi-kondisi tadi terpenuhi, dua perisai terbuka.

Aku beralasan dengan logis.

Kalau begitu...


“Raphtalia, berikan sedikit darahmu.”

“Apa, kenapa?”

“Ada sesuatu yang ingin aku coba.”


Dengan bingung, Raphtalia membuat luka kecil pada ujung jarinya dan menyebarkan beberapa tetes darah ke piring. Aku meneteskannya pada perisaiku.


-Persyaratan untuk Perisai Pedagang Budak 3 telah terbuka.


  • Perisai Budak 3.
- Kekuatan sejati terkunci...
- Bonus perlengkapan: Pertumbuhan budak+ (Sedang)


Yes! Seperti yang diduga!


“Naofumi-sama? Sepertinya anda sedang bersenang-senang.”

“Ahh, sebuah perisai yang menarik muncul.”

“Itu bagus.”


Aku mengganti perisaiku menjadi Perisai Budak dan menunggunya terbuka.


“Jadi sekarang... Hmm?”


Kami telah selesai dengan urusan disini dan aku beranjak pergi, tapi sebuah kotak kayu dipenuhi dengan telur-telur menangkap perhatianku.

Aku tidak ingat pernah melihat ini sebelumnya. Aku penasaran.


“Apa itu?”


Aku tanya si penjual budak.


“Ahh, itu adalah apa yang kami jual sebagai bisnis utama.”

“Bisnis apa itu?”

“Toko monster.”


Untuk suatu alasan ia menjawab dengan semangat.


“Monster? Kalau begitu, apakah ada juga penjinak monster?”

“Betapa cerdik, apakah Hero-sama tidak sadar akan hal ini?”

“Kupikir aku belum pernah lihat...”

“Naofumi-sama.”


Raphtalia mengangkat tangannya.


“Apa?”

“Filorial adalah monster yang dibesarkan oleh seorang penjinak.”


Nama seekor monster yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Aku tidak tahu apa yang dia maksud.


“Apa itu?”

“Seekor burung yang digunakan untuk menarik angkutan, menggantikan kuda di dalam kota.”

“Oh, mahluk-mahluk itu.”


Burung-burung itu terlihat seperti chocobo.

Aku pikir mereka hanya binatang unik untuk dunia ini tapi kurasa mereka monster.


“Di desa aku tinggal dulu, ada juga orang yang membesarkan monster-monster. Mereka dibesarkan untuk daging mereka di banyak peternakan.”

“Ohh...”


Begitukah? Di dunia ini nampaknya orang yang bekerja di peternakan juga dihitung sebagai penjinak monster.


“Jadi, telur-telur itu adalah...?”

“Bila tidak, akan sulit untuk orang mengurus monster. Cara ini lebih mudah untuk bisnis.”

“Jadi begitu.”

“Apakah anda ingin melihat kurungan yang dipenuhi monster-mosnter yang sudah dibesarkan?”


Jika aku menunjukkan rasa tertarik ia akan mencoba menjual mereka padaku. Si penjual budak adalah seorang pengusaha.


“Tidak, cukup.”


Aku punya masalah lain untuk diurus.


“Jadi tanda apa itu di atas kotak yang dipenuhi telur-telur?”


Walau aku tidak tahu apa yang tertulis disana, aku melihat sebuah panah menunjuk ke kotak itu dan karakter-karakter yang terlihat seperti angka.


“100 koin silver untuk sekali coba, sebuah undian telur monster!”

“100 koin itu cukup mahal.”


Saat ini kami punya 508 koin silver. Itu harga yang tinggi.


“Karena mereka adalah monster yang mahal.”

“Hanya memastikan soal Filorials, berapa harga mereka biasanya?”

“Mulai dari 200 koin yang sudah dewasa. Mereka juga menyediakan produk sampingan seperti bulu. Ya.”

“Jadi yang kecil lebih murah dari yang dewasa? Jadi ini adalah harga telur Filorial... tapi ada juga biaya untuk mengurusnya?”

“Tidak tidak, kami juga mempunyai jenis-jenis telur lainnya disana.”

“Begitu... karena ini sebuah undian.”


Jadi dia bilang ada barang untuk yang kalah dan menang.

Jadi bila kalah berarti dapat barang tidak berharga sedangkan yang menang mendapatkan lebih dari yang bisa diharapkan.


“Jadi ada kemungkinan tidak ada hadiah menang disana, ‘kan?”

“Apa! Hero-sama berpikir bahwa kami akan melakukan penipuan semacam itu!?”

“Apakah aku salah?”

“Kami memiliki harga diri di bisnis kami. Walau kami suka memperdaya pelanggan kami, kami tidak akan memalsukan barang kami.”

“Kau senang menipu tapi tidak akan berbohong...”


Logika macam apa itu. Aku bertanya-tanya sampai ternganga.


“Jadi? Apa hadiah pemenangnya?”

“Yah mudahnya untuk anda mengerti sih, seekor Kiryuu.”


Kiryuu? Mungkin itu... seekor naga yang biasa ditunggangi seorang komandan ksatria?


“Seekor naga yang seperti kuda?”

“Yang ini jenis yang terbang. Mereka lumayan terkenal...jadi para bangsawan sering berebutan membeli mereka.”


Naga terbang... seperti dalam mimpi.


“Naofumi-sama?”

“Harga pasaran untuk salah satu hadiah ini sekitar 2 koin gold.”

“Berapa besar kemungkinannya? Hanya untuk si Kiryuu.”

“Sekarang ada sekitar 250 telur di undian ini. Diantara mereka, satu.”


Jadi 1/250.


“Sihir kuat telah diberikan, jadi anda tidak akan bisa menebak dari bentuk atau berat. Hanya setelah pembeli setuju bahwa mereka bisa saja tidak menang, baru kami akan membolehkan mereka main.” “Bisnis yang bagus.”

“Ya, jika ada yang menang kita pastikan mengetahui nama mereka. Dan dari publikasi kami mendapatkan banyak peserta.”

“Tentu, itu cuma keberuntungan.”

“Jika ada yang mencoba membeli 10 maka kita bolehkan mereka untuk memilih satu lagi dari kotak. Ya.”

“Tapi, bagaimana kalau tidak dihitung dengan si Kiryuu?”

“Ya. Walaupun begitu, ada yang harganya 300 koin silver.”


Mendengar ini membuatku tersenyum.

Tunggu sebentar... Bukannya ini cuma CompuGacha? Hey![1]

Mudah meraup untung besar dari sesuatu seperti ini.

Aku hampir tertipu lagi.


“Hmm...”


Tetap saja, pada akhirnya aku melihat sesuatu yang menarik disini.

Dipikir-pikir lagi, aku merasa sedikit rentan hanya dengan Raphtalia.

Jadi mana yang lebih baik, membeli budak lainnya atau membesarkan seekor monster?

Akan jadi menarik untuk mencoba Perisai Budak yang baru. Level Raphtalia sudah tinggi, jadi akan sulit mendapat manfaat dari Pertumbuhan Budak+.


Tetapi, aku teringat akan Motoyasu.

Orang itu menjengkelkan juga perihal membebaskan budak-budak... Walau, mungkin itu hanya karena Raphtalia adalah seorang gadis cantik.

Ada banyak juga saat-saat Raphtalia dalam masalah.

Ditambah, aku harus membeli perlengkapan untuk budak. Ini akan jadi masalah untuk aku yang tidak punya banyak uang.


“Baik, kalau begitu aku akan mencoba sekali.”

“Terima kasih banyak! Kali ini aku juga akan menggratiskan upacara pembudakannya.”

“Oh, betapa dermawan. Aku suka itu.”

“Naofumi-sama!?”

“Ada masalah apa?”

“Anda akan membeli telur monster?”

“Ah, aku pikir pertarungan terakhir kita terasa sulit hanya dengan Raphtalia. Perlengkapan untuk satu lagi budak akan mahal, jadi kupikir memelihara monster akan menarik.”

“Haa... Tapi monster bisa juga bermasalah.”

“Aku tahu itu. Tapi memangnya kau tidak ingin punya peliharaan?”

“... Tapi bukannya anda mengincar seekor naga?”

“Seekor Usapiru yang lemah pun tidak apa.”


Bukannya aku membenci binatang, bahkan di MMO ada fitur mempunyai peliharaan. Semoga sama mudah dan santai memeliharanya. Bagaimana juga, selama ia bisa mematuhi perintah seperti seorang budak maka ia seharusnya memiliki serangan yang lebih kuat daripada diriku.


Aku menyadari sejak aku punya sedikit uang tambahan sekarang, aku mulai gegabah dengan pengeluaran. Namun, seharusnya ini menjadi investasi yang baik.

Lagipula, dengan Perisai Budak masuk akal untuk mempunyai seekor monster.


“Menjualnya setelah dibesarkan tidak akan sesulit dengan budak.”

“Ah, aku mengerti. Itu masuk akal.”


Walau bisa jadi kami akan menyukainya, kami tidak punya uang jadi kami harus bertahan bila itu yang terjadi.

Karena seorang budak adalah orang juga, harus menjual mereka terasa sangat menyedihkan. Jika untuk suatu alasan aku harus menjual seorang budak yang sudah kukenal seperti Raphtalia, aku tidak yakin bisa melakukannya.

Namun, monster tidak bisa bicara, jadi apapun yang terjadi hanya sedikit sakitnya.

Meninggalkan mereka sambil berkata ‘kuharap kau bertemu majikan yang baik’.


“Jadi kau juga menyediakan jasa seperti itu?”[2]

“Aku senang dengan betapa luasnya wawasan Hero-sama! Ya!”


Penjual budak ini jadi sangat antusias.

Mari lihat telur-telurnya saja sekarang.

Dia mengatakan sesuatu tentang tidak mungkinnya mengamati isi mereka.

Yah, aku rasa hanya memilih dengan acak juga sudah cukup.


“Yang ini kalau begitu.”


Dengan intuisiku, aku memilih satu dari yang dekat sisi kanan.


“Tolong tandai segel ini dengan darah anda untuk mengingat yang mana yang anda pilih.”


Sesuai tuntunannya, aku mengoles darahku ke corak di telurnya.

Sebuah cahaya merah benderang bersinar bersamaan dengan sebuah lambang yang menunjukkan munculnya penjinak monster.

Aku rasa ini sama dengan membatasi apa yang budak bisa lakukan.


... Mengatur sebuah hukuman padanya bila perintahku diabaikan. Akan aku buat lebih keras dari yang Raphtalia punya.

Bagaimanapun dia itu seekor monster. Karena dia tidak bisa mengerti ucapan, maka akan lebih baik kalau hukumannya lebih parah.

Walau dia belum menetas.

Sambil tersenyum lebar, si penjual budak membuka mesin serupa inkubator.


“Jika untuk suatu alasan dia tidak menetas, aku akan minta ganti rugi.”

“Betapa mengagumkan! Untuk sang Hero-sama yang tidak menerima kegagalan sama sekali.”


Aku amati suasana hati dan perilaku si penjual budak. Ya ampun, bukannya orang ini sedikit masokis?

Meski aku tidak senang dengan mencaci maki orang lain... yah, aku memang ingin melihat wajah menderita pahlawan-pahlawan sial itu.


“Walaupun hanya berupa ucapan, aku benar-benar akan datang. Akan kulepaskan budak ganasku padamu.”

“Anda akan menyuruhku untuk melakukan apa!”

“Patut dicatat.”


Si penjual budak benar-benar sedang bersenang hati.


“Kapan ia akan menetas?”


Aku tanya si penjual budak setelah menyerahkan 100 koin silver.


“Tertulis di inkubatornya.”

“Hmmm...”


Tulisan-tulisan yang seperti angka, mulai berubah-ubah.


“Raphtalia kau bisa baca?”

“Um, sebentar... ditulis disini sekitar esok hari.”

“Cepatnya. Yah itu bagus.”


“Kami akan menunggu kunjungan anda yang berikutnya.”


Pada akhirnya kita meninggalkan tenda itu dengan telur kami.



Translator note[edit]

  1. Gacha yang isinya set-set hadiah, jadi butuh mengumpulkan semua set supaya dapat hadiahnya
  2. Membeli monster untuk dijual lagi
Back to Side Story - Flag of the Kids' Lunch Return to Main Page Forward to Web Chapter 25