Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 11 Bab 5

From Baka-Tsuki
Revision as of 06:07, 26 January 2013 by Nameless angel (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 5 - Segel dalam Mata Kanan(Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)

Bagian 1

«Underworld».

Itu adalah nama dari dunia ini. Itu bukanlah pengetahuan yang umum, tapi yang jarang didengar, jadi banyak mahluk hidup yang tinggal tanpa mengetahui asal nama itu.

«Dunia manusia» mengacu pada lingkaran yang sempurna dengan diameter satu dan seluas setengah dari seribu km tepat di tengah Underworld. [1]. Dan itu dikelilingi oleh «Gunung tinggi di Ujung » dan lebih dari itu, ada sebuah daerah dimana yang bukan manusia tinggal seperti goblins dan orcs, «Dark Territory», jangan menjangkaunya— adalah suatu hal yang umum, tapi sebenarnya tidak ada manusia yang dapat melihatnya dengan mata mereka sendiri.

Dunia Manusia dibagi menjadi empat kerajaan dan satu yang memerintah di utara adalah «Norlangarth North Empire», dengan tanah yang subur, hutan yang dalam dan banyak danau. Di ujung selatan kerajaan itu dan berbentuk seperti kipas, di bagian ujungnya. ada ibu kota kerajaan, «Centoria Utara». Kerajaan lainnya memiliki struktur yang sama, jadi empat ibu kota kerajaan bersatu menjadi satu bagian, sebuah lingkaran kecil di Dunia Manusia, banyak orang menyebutnya «Centoria Pusat».

Sekali lagi, di pusat Centoria ada sebuah menara suci yang disebut «Pusat Dunia Gereja Axiom» yang memegang kekuasaan empat kerajaan, memerintah dunia manusia dengan hukum yang pasti yakni, «Taboo Index», dan kekuatan militer yang pasti yang disebut, «Integrity Knights». Struktur dari sebuah kemegahan hampir mencapai Solus di langit yang dapat dikatakan sebagai pusat dari Dunia Manusia, di setiap perkataan. Dengan kata lain, itu mungkin bisa disebut sebagai pusat dari Underworld.

Itu adalah tentang dunia ini, yang dimengerti oleh Eugeo.

Sudah dua tahun sejak dia memulai petualangannya menuju selatan bersama patnernya Kirito, dari desa kecil Rulid di ujung utara kerajaan utara hingga musim semi tahun ini.

Dan mereka diberi pengangkatan menjadi penjaga regu di kota terbesar di bagian utara, lalu melanjutkan ke pusat kerajaan dengan surat rekomendasi yang ditulis oleh komandan mereka di musim semi tahun lalu. Melalui ujian masuk untuk semua swordsman terkemuka di institut pelatihan kerajaan, «Akademi Master Pedang Centoria Utara», dan dengan rajin melatih diri mereka sendiri dan selama satu tahun mengabdi menjadi novice trainees, mereka bahkan masuk dalam rangking dua belas besar ujian promosi di akhir tahun.

Kedua belas dari mereka tidak diberi pengangkatan sebagai advanced trainees, tapi sebagai siswa teladan yang disebut «elite swordsmen-in-training». Mereka disediakan asrama dengan arena pelatihan yang sangat luas hanya untuk digunakan oleh mereka dan boleh digunakan sebanyak apapun tanpa terikat oleh peraturan akademi, menghabiskan satu tahun untuk latihan agar berpartisipasi di «Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang», adalah tujuan utama oleh semua siswa akademi.

Mendengar berbagai macam pelajaran dan petunjuk ilmu pedang, dengan latihan sendiri setelahnya yang sangat susah, tapi hari itu seperti mimpi bagi Eugeo. Jika dia tidak bertemu dengan pemuda asing bernama Kirito dua tahun lalu, dia mungkin hidup dengan setiap hari mengayun kapak untuk memotong kayu dari pagi sampai malam, melanjutkan «sacred task» sampai mundur karena usia tua. Dia dapat melanjutkan untuk tujuannya, bersosialisasi dengan bangsawan muda di pusat kerajaan, belajar ilmu pedang dan sacred arts, meskipun hanya memiliki waktu yang sedikit.

Tidak seperti muridnya, tujuan Eugeo bukanlah menjadi juara di «Turnamen Persatuan Empat Kerajaan» dan diangkat sebagai Integrity Knight yang terhormat.

Tapi menjadi knight dan melewati pintu Katedral Gereja Axiom Pusat dimana bahkan bangsawan kelas satu tidak bisa melewatinya, dan itu untuk dapat bertemu lagi dengan, Alice Schuberg, seorang gadis yang menjadi teman masa kecilnya yang telah dibawa menuju Katedral pada saat itu.

Dia pernah sekali untuk menyerah, orang yang menunjukkan untuk mengejar tujuannya sejauh apapun adalah patnernya, Kirito. Mereka dapat melalui berbagai rintangan yang menghadang mereka dengan kombinasi kekuatan mereka selama dua tahun. Dengan Eugeo mengajarkan berbagai aturan pada Kirito yang telah kehilangan ingatannya, dimulai dari Hukum Dasar Kerajaan, dan Kirito mengajarkan Eugeo tentang ilmu pedangnya yang unik, «Aincrad-style», mereka bertahan sampai hari ini dengan sikap yang santai, seperti mereka adalah saudara... bukan, saudara kembar.

Sampai sekarang, sebagai elite swordsmen-in-training, Eugeo dan Kirito masih tinggal di kamar yang sama tepat di asrama. Katanya, mereka hanya berbagi kamar dengan kasur yang terpisah. Eugeo masih memiliki perasaan bersalah karena meninggalkan kasur empuk yang dia tinggalkan di rumahnya di Rulid yang bahkan tidak dapat menahan lilin, sebuah pemandian mewah dimana dia dapat menggunakan air panas sebanyak dia mau dan makanan berlimpah yang disediakan di ruang makan yang dapat dipesan sesuai keinginan mereka, tapi sepertinya Kirito dapat terbiasa dengan cepat.

Tapi yang menjadi masalah yang harus dihadapi Eugeo adalah.

Yaitu keistimewaan yang diberikan kepada dua belas orang elite swordsmen-in-training akademi tidak hanya asrama yang eksklusif. Seorang, sebagai contoh novice trainee akan menjaga mereka sebagai «valet» mereka. Eugeo yang pernah menjadi seperti ini, dan membantu senior swordsman di tahun sebelumnya, dan itu bukan masalah… atau mungkin, dia pikir itu sangat menyenangkan, tapi itu menjadi cerita lain bila keadaan itu diputar.

Untuk trainee yang menjadi valetnya tahun ini adalah Tizei Shtolienen, lahir sebagai bangsawan kelas enam, dia seperti gadis pada umumnya yang baru memasuki umur enam belas tahun. Untuk Kirito orang yang menjadi valetnya adalah Ronie Arabel, gadis yang berumur enam belas tahun yang juga lahir sebagai bangsawan kelas enam, mereka membuat keadaan mereka yang sukar karena berasal dari desa.

Dia bahkan tidak memiliki keluhan terhadap Tizei. Gadis yang memiliki rambut merah seperti api dan matanya memiliki warna yang sama yang jarang ada di utara, yang bersemangat, antusias dan rajin serta membuat banyak kejadian dimana gurunya yakni Eugeo, justru berakhir mempelajari sesuatu darinya. Tetapi—menjadi orang yang ditunggu oleh seseorang yang lebih muda tiga tahun, yang tak perlu dibilang berasal dari kelas bangsawan dan juga perempuan, tidak seperti situasi yang dia biasa hadapi di waktu itu. Setiap hari dihabiskan dengan pemikiran "Aku akan mengatasi hal itu, jadi jangan khawatir" dan Tizei menjawab "Tidak, ini seharusnya dikerjakan oleh valet!"

Situasi Kirito sepertinya hampir sama, sehingga dia membuat kebiasaan untuk segera menghilang ketika Ronie datang untuk merapikan kamar, itu terjadi selama satu bulan—tetapi.

Hari ini— tanggal 17 bulan 5 Kalender Dunia Manusia 380, Kirito akhirnya kembali tanpa alasan tertentu tepat saat Tizei dan Ronie selesai membersihkan kamar mereka, memegang sebuah tas besar yang ada di tangannya. Di dalamnya ada pie madu dari sebuah restoran di Jalan Selatan ketiga dan di Distrik keenam di Centoria Utara, «The Deer Leap», yang sangat terkenal bagi mereka, dan Kirito mengambil dua untuk Eugeo dan dirinya sendiri sebelum menyerahkan sisanya ke Ronie dan Tizie sambil berkata "Pergilah dan bagikan ini untuk teman-temanmu yang ada di kamarmu".

Novice trainees tidak pernah keluar kecuali saat istirahat, dan tentu saja mereka tidak dapat membeli makanan di luar. Kedua gadis itu tentu saja langsung senang karena diberi makanan, membuat Eugeo melihat mereka berlari ke asrama novice trainees untuk pertama kalinya.

Membuat hubungan dengan valet trainees dan memberikan mereka saran umum untuk meningkatkan kemampuan ilmu pedang mereka juga bagian dari tugas swordsmen-in-training, jadi pie madu itu juga bagian dari tugas Kirito—tapi mesti begitu, pikiran Eugeo sedang memandang patner berambut hitamnya yang ada disampingnya, juga sedang memakan pie itu dengan ekspresi tenang sebelum berbicara.

"Baiklah sekarang, Eugeo-kun, bagaimana kalau kita melakukan latihan ringan sebelum makan malam?"

"Aku sama sekali tidak keberatan tentang hal itu. Tapi besok adalah ujian sacred arts tingkat lanjut. Dan meskipun kau tidak pelu memikirkan tentang ujian tertulis, ada sebuah ujian praktik «Elemen es» yang kau tidak kuasai."

"Ugh......"

Tangan Kirito, pada saat hendak memegang pedang kayu yang digunakan untuk latihan, langsung terdiam setelah mengatakan hal itu. Sepertinya dia masih bimbang perkataannya, ingin melanjutkannya, tapi dengan cepat Kirito menurunkan tangannya sambil menghela nafas, sebelum bersuara dengan nada yang dalam.

"Huuh, kenapa aku harus belajar untuk ujian setelah berjuang sejauh ini..."

Apa yang dikatakan Kirito betul, dia bahkan tidak menyangka bahwa dia harus belajar sacred arts di pusat kerajaan setelah dia mengayun kapak untuk memotong kayu di desa Rulid. Di betul-betul setuju tentang latihan pedang jauh lebih menyenangkan dibanding menghapal sihir tang rumit, tapi dengan terus gagal di ujian akademi, maka kualifikasi untuk mendapat rekomendasi masuk turnamen akan hilang meskipun sebagus apapun ilmu pedang mereka.

—Dan patner Eugeo yang sudah mengerti semua meskipun tanpa dia menjelaskan itu, sambil menyisir rambutnya, dia mengenakan jaket hitam sebagai seragam sekolahnya sebelum berbicara dengan nada rendah.

"Eugeo-kun. Aku akan berusaha belajar dengan segenap kemampuanku dari malam hingga lampu dimatikan, jadi bisakah kau membantuku untuk mengambil makananku di ruang makan?"

"Baiklah. ...Kau seharusnya mengatakan itu dengan suara normal."

"Aku tidak bisa apa-apa selain setuju tentang masalah ini. Tetapi, ada beberapa orang yang dapat melakukan itu, kau tahu..."

Setelah berkata seperti suatu filosofi, Kirito segera keluar dari ruang tamu dan menghilang menuju kamarnya melalui pintu utara.

Tidak seperti asrama novice trainee yang mereka pernah tinggali satu tahun dan satu bulan yang lalu, asrama elite swordsmen-in-training berbentuk lingkaran sempurna. Itu adalah bangunan tingkat tiga dengan atrium di tengah, sebuah koridor yang membentuk cincin yang mengelilingi bagian luar, dan ruangan dimana dua belas orang swordsmen-in-training tinggal yang berjejer dari ujung selatan.

Lantai pertama terdiri dari ruang makan dan pemandian, sementara lantai dua dan tiga hanya memiliki enam kamar di setiap lantainya untuk muridnya. Itu tergabung dengan ruang tamu di setiap antara dua kamar dan kamar Eugeo dan Kirito tepat di lantai tiga.

Ruangan itu sudah diatur sesuai dengan nomor rangking di ujian sekolah tahun pertama, dengan ruangan pertama yakni 301, dan disebelah baratnya di lantai tiga ada ruangan ketiga yakni 302... dan itu berlanjut seperti itu, untuk murid yang kedua belas berada di kamar 206, di lantai dua. Untuk Eugeo yakni kamar 305 dan Kirito kamar 306, itu berarti Eugeo rangking 5 dari 120 novice trainees, sementara Kirito rangking 6 dengan nilainya.

Keduanya sukses untuk mendapat ruangan yang tersambung dengan kemampuan, tapi setengahnya sepertinya cukup beruntung. Tentu saja, mereka bermaksud dari awal untuk mendapat rangking 1 dan 2 untuk mereka— tapi mereka tidak punya pilihan lain untuk melanjutkan, meskipun mereka berusaha sekuat apapun—Kirito mendapat rangking 4 dengan pertandingan resmi dengan instruktur, ketika Eugeo hanya mendapat rangking 5, yang membuat mereka berakhir dengan mendapat kamar terpisah, tapi Kirito kehilangan nilai di perfoma style dan ujian sacred arts, membuatnya mendapat rangking 6.

Hasilnya, tujuan untuk mendapat kamar yang terhubung telah tercapai, tapi mengkhawatirkan pelajaran lain akan tertinggal.

Setelah itu, dalam waktu satu tahun...tidak, hanya tersisa sepuluh bulan sebelum upacara kelulusan mereka harus mendapat rangking 1 dan 2, supaya dapat berpartisipasi dalam Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang. Kirito memiliki rangking 7 dan Eugeo rangking 8, ketika mereka masuk, jadi mereka meningkat, tapi memikirkan empat orang lagi yang harus dilewati, itu membuat mereka tidak dapat berpikir optimis.

Tapi ditempat lain, Kirito masih tenang, terlihat seolah menjadi elite swordsman-in-training baginya seperti sudah menang, Itu tidak terlihat alasan seperti percaya diri, apa yang dapat menentukan rangking untuk swordsmen-in-training bukan melalui ujian yang memiliki nilai, melainkan «pertandingan resmi» yang diadakan empat kali dalam satu tahun. Pertandingan ini tidak menghadapi instruktur namun justru melawan murid, jadi kriteria seperti itu dan tidak diperhatikan, membuat kemenangan dengan mengalahkan lawan.

Dan semua aspek yang tidak normal itu yang berasal dari patnernya yang membuat dirinya menang di pertandingan pertama, ketika mereka masih novice trainees dua bulan lalu, melawan pemimpin elite swordsman-in-training pada saat itu. Sebenarnya, itu berakhir seri oleh kerajaan, tapi biakn berate salah bila Kirito menang. Tidak perlu dibilang bahwa lawannya adalah instruktur dari Imperial Knight Order selama beberapa generasi, dan pengguna Mighty Sword yang tidak dapat dipercaya.

Dia yang mengajarkan ilmu pedang Aincrad-style yang hanya diketahui oleh Kirito selama dua tahun sampai sekarang, membuat Eugeo tidak percaya pada kemampuanya dalam ilmu pedang. Tetapi, akan jadi lain ceritanya jika kau bertanya padanya jika dia dianggap sebangai patnernya. Hingga sekarang sebelum ujian tertulis, dia tidak ada niat untuk melewatkan latihan hariannya.

Dia biasanya latihan dengan patnernya di ruangannya untuk mengasah kemampuannya selama setiap malam, jadi Eugeo tidak tertarik dengan apapun di ruangan itu, selain pedang kayunya.

Di sisi lain koridor dalam membentuk suatu lingkaran besar dengan atrium yang meluas dari lantai satu sampai lantai tiga, dengan matahari terbenanam yang indah yang dapat dilihat dari ruangan itu. Tidak ada bangunan yang seindah ini di kota Zakkaria, membiarkan desa Rulid dimana dia berasal. Bahkan tiang kayunya dipoles, kayu berkualitas tinggi dan seni yang tidak bisa diukur yang terukir di tiang itu, dengan sejarah kerajaannya yang terukir.

—Tidak peduli bagaimana aku memberitahu mereka bahwa aku tinggal di bangunan mewah, bahkan memiliki seseorang yang terus membantuku, bahkan teman-temanku tidak akan percaya padaku, huh.

Eugeo berpikir seperti itu saat dia berjalan di koridor panjang.

Kami mungkin elite swordsmen-in-training, tapi level kemewahan ini sudah jauh dari pemikiran seorang siswa. Jika aku adalah swordsman berpengalaman, dan memberikan hasil bagus di Turnamen Persatuan— atau lebih dari itu, satu dari Integrity Knights di Gereja Axiom, yang memiliki kuasa penuh yang bahkan melebihi empat raja, jadi cukup bayangkan saja kehidupan mewah yang harus aku jalani?

"...Oof, tidak bagus."

Eugeo mengetuk kepalanya sendiri dengan pedang kayunya yang dia taruh dibahunya.

Setahun telah berlalu sejak dia mendaftar dan mungkin dia telah terbiasa dengan hidup di akademi, ada sebuah waktu dimana dia hampir kehilangan perasaan itu ketika dia mulai berpetualang meninggalkan desanya. Dia disini bukan untuk mendapat reputasi dan kehormatan sebagai swordsman.

"...Alice..."

Saat dia menasihati dirinya sendiri, dia mengatakan nama orang yang sangat penting baginya.

Tinggal disini, memenangkan pertandingan resmi, dan bahkan dia ingin menjadi Integrity Knight, tidak ada yang tahu hasil akhirnya, tapi dengan proses itu. Untuk mengambil kembali teman masa kecilnya yang berambut pirang, yang seharusnya masih ada di Katedral Gereja Axiom Pusat—

Setelah turun ke lantai satu melalui tangga yang dibangun di bagian utara bangunan tersebut, Eugeo segera menuju arena pelatihan disamping asrama tersebut. Ini juga, hanya boleh digunakan untuk elite swordsmen-in-training. Dia mengayun pedang kayunya di tempat besar itu, di tempat pelatihan itu ada sebuah tempat terbuka dimana dia menggunakannya ketika dia masih menjadi novice trainee, tapi sekarang dia bisa latihan di arena pelatihan yang terang dan luas, selama yang dia mau.

Membuka pintu di tempat masuk, aroma yang menyegarkan dari lantai yang diperbarui setiap tahun menyambut Eugeo. Sementara berdiri, dia mengambil nafas sebelum dia berhenti bernafas. Dia dapat merasakan pusing, bercampur dengan sensasi yang tercampur di udara.

Ketika dia keluar dari ruangan kecil yang digunakan untuk berganti pakaian, menuju ke arena, perasaan pusing itu menjadi kenyataan.

Dua orang murid yang tepat ada di tengah arena pelatihan yang memiliki lantai kayu itu menyadari keberadaan Eugeo dan mengarahkan pandangannya dengan pandangan marah. Mungkin mereka masih dalam latihan style, salah satu dari mereka masih memegang pedang kayu, sementara yang lain masih dalam posisi siaga, tapi keduanya langsung menurunkan kedua tangannya dengan lambat.

Kau tidak perlu curiga, aku tidak akan mencuri tehnikmu, memiliki pemikiran yang seperti itu dipikirannya, Eugeo dengan cepat mengerti dan segerea menuju ujung arena. Dia berpikir mereka akan menghiraukannya, tapi karena suatu alasan, salah satunya datang dengan cepat dan segera membuka mulut mereka untuk berbicara.

"Oh, Swordsman-in-training Eugeo...apa kau sendirian malam ini?"

Orang yang memanggilnya adalah orang yang memegang pedang, dia mengenakan seragam warna merah yang menutupi badannya dan tubuh yang tinggi dengan rambut panjang dan bergelombang yang terlihat turun. Sebuah senyuman muncul di wajahnya tanpa paksaan, tapi perkataannya terhenti setelah kata «Eugeo» yang memang tidak mempunyai nama keluarga karena lahir di keluarga petani.

Menjawab pertanyaan dengan gangguan itu hanya akan mengurangi waktunya untuk berlatih, jadi Eugeo membalas salam dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Selamat sore, Swordsman-in-training Antinous. Ya, sebetulnya, teman sekamarku masih..."

Tetapi, kata-kata itu langsung dipotong oleh siswa yang lain dengan suara yang keras.

"Berani sekali! Ketika memanggil Raios-dono dengan nama, pastikan gunakan juga kata «Head Swordsman-in-training»!"

Mengalihkan pandangan kepada orang yang memakai seragam kuning dengan rambut abu-abunya yang memakai minyak, dia hanya sedikit mengeluh meskipun dia sudah tahu.

"Mohon maaf yang sebesar-besarnya, Swordsman-in-training Zizek."

Pada saat itu, orang itu kehilangan kendalinya dan berteriak setelah mengambil langkah.

"Dan kau masih mengulang perkataan itu! Ketika memanggilku, kau juga harus menggunakan «second-ranked»! Atau kau tidak memiliki hormat terhadap sejarah dan tradisi akademi ilmu pedang yang terhormat..."

"Ayolah, tidak perlu bersikap formal, Humbert."

Bahunya yang ditepuk dari belakang, membuat dia diam dan kembali.

Mengindikasi dari kata-kata tadi, orang yang berambut abu-abu ini Humbert Zizek yang mendapat rangking dua di antara dua belas orang swordsman-in-training di asrama ini. Dan aorang yang berambut pirang itu, Raios Antinous, yang menjadi head elite swordsman-in-training, dan memiliki rangking satu. Dengan kata lain, bulan lalu, Raios mengambil posisi pemimpin dari pemimpin sebelumnya yang pernah bertanding dengan Kirito, Uolo Levanteinn.

Memikirkan tentang Uolo yang memiliki kepribadian militer seperti Raios, seorang yang tidak dapat dikatakan sebagai contoh pemimpin dari keluarga terpandang yang tinggi juga dengan kesombongannya, ilmu pedang mereka cenderung sama. Mungkin itu normal, mempertimbangkan mereka menggunakan, «High Norkia Style», meskipun itu tidak menyenangkan untuk diketahui berpengalaman, jika berbicara tentang dia secara positif, atau lebih tepat, secara negatif, Raios dilatih dengan ilmu pedang Mighty Sword untuk mengalahkan dalam satu serangan, seperti Uolo.

Kirito memberitahu di diskusi sebelumnya tentang masalah itu. Setengah dari itu mungkin dibalik pedang itu siswa yang lahir di keluarga bangsawan kelas atas pasti memiliki harga diri yang tinggi yang mereka tanamkan sejak kecil. Raios dengan kemampuan pedangnya serta latihannya mungkin tidak dapat mencapai Uolo, namun harga dirinya justru lebih tinggi. Meskipun beban yang ada di pedang Raios justru lebih besar.

—Tetapi, apa yang disebut dengan harga diri, mungkin bisa dibilang tingkatan? Jika mereka mempunyai harga diri yang tinggi, kenapa mereka hanya memperlihatkan sesuatu yang hanya sedikit menggangu?

Ketika Eugeo bertanya seperti itu, Kirito sedikit tidak yakin menjawab setelah terdiam beberapa saat.

—Harga diri adalah suatu beban yang berkelanjutan untuk diri sendiri. Tapi harga diri tidak terbatas itu saja. Raios dan lainnya pasti memiliki harga diri yang tinggi yang membandingkan dengan yang lain. Karena itu, mereka menunjukkan pada kita yang tidak terlahir sebagai bangsawan atau bahkan tidak lahir di ibu kota. Atau jika memikirkan terbalik, mereka akan menunjukkan harga diri mereka tanpa melakukan itu.

Kata-kata dari Kirito mungkin terlalu rumit bagi Eugeo, tapi dia mengerti sesuatu jika dia menyinggung harga diri Raios and Humbert dengan bersikap tidak sopan, maka kekuatan pedang mereka semakin kuat.

Pemikirannya itu juga datang bersama dengan jawabannya tentang provokasi dan kesombongan di pikirannya, tapi tidak seperti patnernya, Eugeo selalu memikirkan dimana batas dari kekerasan yang terbentang di peraturan akademi, meskipun terjadi di pertarungan resmi dari awal.

Lalu, meskipun Eugeo sedikit menyesal dengan kehidupannya sebelumnya, dia masih memiliki keberanian untuk menunjukkan rasa terima kasihnya sebelum dia menuju ujung tempat latihan itu sekali lagi.

Ketika melangkah melewati lantai yang terbuat dari kayu yang baru saja dibuat dengan memotong pohon yang ada di hutan dekat ibu kota dengan banyak nyawa yang tersisa, perasaan aneh itu dengan cepat menghilang. Di ibu kota dimana bangunannya rata-rata terbuar dari batu, sebuah tempat untuk menikmati aroma dari kayu sangatlah menyenangkan.

—Raios dan Humbert mungkin mempelajari ilmu pedang dari private tutor [2] sejak muda, tapi meski aku mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar sebanyak 2000 kali setiap hari selama tujuh tahun di hutan Rulid. Mungkin aku tidak memiliki harga diri yang cukup tinggi, tapi aku pasti memiliki harga diri. ... Hmm, meskipun aku tidak mengayun pedang melainkan kapak.

Dengan pemikiran seperti itu, dia berhenti di depan sebuah tiang bermaksud untuk latihan sendiri, berdiri di samping dinding di sebelah barat.Tempat pengganti ini cukup bagus juga, pada saat yang sama di lantai, dengan tidak ada lekukan pada permukaan lantai itu.

Memegang pedang kayu yang terbuat dari oak dengan kedua tangannya, dia segera menggunakan posisi dasar pertarungan dan mengatur nafasnya.

"Tsh!"

Dia mengayun pedang kayu itu dari atas kepala dengan sedikit menghela nafas. Efek berat dari ayunan yang mengenai tiang itu dengan diameter 30cm sedikit bergetar menandakan itu mengenai tempat yang benar.

Merasakan perasaan yang tidak nyaman dari tangannya, dia mengambil langkah mundur dan kali ini mengayun dari sisi kiri. Lalu, di sisi kanan, dan kiri lagi. Setelah mengayun sebanyak sepuluh kali, semuanya menghilang dari pikirannya kecuali tubuh dan pedangnya, juga tiang yang diserang itu.

Latihan yang dilakukan oleh Eugeo setiap malam hari adalah melakukan ayunan dari kiri maupun kanan selama empat ratus kali. Dia tidak memiliki pemikiran tentang stylenya pada saat latihan, seperti yang tadi dilakukan oleh Raios dan temannya. Orang yang menjadi patnernya, dan pengajarnya dulu, Kirito berkata tidak perlu memerlukannya.

—Di dunia ini, apa yang penting adalah menaruh sesuatu di pedangmu.

Ketika dia mengajar Eugeo tentang ilmu pedang, dia berkata seperti itu.

— «Secret moves » dari Norkia-style, Valtio-style, Aincrad-style kita sangat kuat. Setelahnya, kau hanya perlu untuk mengerti bagaimana cara untuk mengaktifkan metode dan pedang itu akan mengikutinya. Tetapi masalahnya terbentang sebelum itu. Jumlah pertandingan yang dimana secret moves akan menahan secret moves, seperti ketika aku melawan Uolo, mungkin seperti itu. Jika seperti itu, maka yang akan menentukan sisanya adalah beban dari pedang itu.

Beban.

Meskipun Eugeo mengerti maksudnya tetapi kata itu tidak menggambarkan beban dari pedang itu.

Kirito yang pernah melawan, Uolo Levanteinn, yang menaruh harga diri dan tanggung jawab yang berat karena lahir sebagai bangsawan yang memimpin ilmu pedang Knight Order pada pedangnya. Senior Eugeo yang pernah membuat dia menjadi valetnya yakni, Gorgolosso Baltoh, menggunakan kepercayaan diri dari tubuh yang dia latih. Siswa yang membimbing Kirito, yakni Solterina Serlut, menaruh pengalamannya di tehnik yang dia pelajari. Dan yang terakhir, , Raios dan Humbert mengubah harga diri mereka sebagai bangsawan kelas atas menjadi beban di pedang mereka.

Lalu, apa yang harus aku taruh pada pedangku?

Eugeo bertanya seperti itu tanpa berpikir dan Kirito membalas dengan senyuman. Kau harus menemukan itu sendiri, itu yang dia katakan. Tapi mungkin berpikir sendiri tidak akan mendapat jawabannya, dia melanjutkan, kau tidak akan menemukannya meskipun kau berlatih style setiap hari.

Itu adalah alasan kenapa Eugeo selalu berlatih menyerang setiap hari ketika memulai perjalanan di Centoria, dan bahkan setelah mendaftar di Akademi Turnamen Pedang. Karena sebenarnya Eugeo, bukanlah seorang bangsawan ataupun swordsman, tapi yang dia memiliki pengalaman bertahun-tahun, semenjak dia mengayun kapak di hutan selatan Rulid. Tidak, sebenarnya ada satu hal.

Keinginan untuk mengembalikan Alice yang diambil oleh Gereja Axiom. Meskipun dia mengayun pedang kayu sekarang, teman masa kecilnya yang berambut pirang tidak akan menghilang dari pikirannya. Dia percaya itu juga terjadi ketika dia mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar di hutan kampung halamannya.

Itu mungkin sudah delapan tahun berlalu, semenjak musim panas itu.

Ketika Integrity Knight yang memperkenalkan diri sebagai Deusolbert Synthesis Seven mengambil Alice, itu semua yang ada dalam pikirannya. Meskipun dia memegang «Dragon Bone Axe» yang mungkin dapat memotong besi pada waktu itu, dia tidak dapat mengangkatnya. Meskipun seseorang tepat disampingnya...seorang anak laki-laki seumur dengannya berteriak penuh penyesalan, Bertanya jika dia betul-betul menerima itu.

Ah benar...siapa orang itu? Tidak ada seorang teman yang lain yang pernah memanggil namanya di setiap waktu kecuali Alice. Meski begitu, dia masih dapat mengingat ingatan itu jauh dalam pikirannya.

Dengan sendirinya dia menghitung jumlah serangan yang dia buat di pikirannya, Eugeo memikirkan dalam-dalam tentang ingatan itu.

"Oh , Eugeo-dono selalu berlatih secara misterius, betulkan?"

Suara menggangu itu berasal dari belakangnya dan membuat kosentrasi Eugeo menjadi buyar. Tekanan dari pedang itu langsung berkurang dan membuat perasaan tidak nyaman di tangannya seperti ketika dia membuat kesalahan besar ketika mengayun kapak di hari pertamanya.

Memikirkan bagaimana jarak yang cukup jauh di antara Eugeo yang ada di ujung arena pelatihan dan kelompok Raios ada di tengah arena, faktanya itu sangat jelas untuk di dengar sebab mereka bermaksud memperbesar suara mereka agar membuat dia mendengar. Dia seharusnya berhenti dan mendengarkan perkataan mereka sekarang, tapi dia hanya merasa perasaan tersakiti, bahkan sampai sekarang. Hiraukan mereka, hiraukan mereka, Eugeo mencoba untuk meyakinkan dirinya tentang hal itu dan pada saat dia hendak mengayun pedang—

"Apa kau tidak merasa aneh tentang arti dari apa yang Eugeo-dono lakukan dari malam ke malam, mengayun kayu itu tanpa style, Humbert?"

"Saya setuju, Raios-dono."

Percakapan mereka mencapai telinganya lagi seperti yang mereka mau, dan mereka segera pergi jauh sambil tertawa, jadi meskipun dia tidak menunjukkan kekuatannya, dia masih memberikan jawaban di hatinya.

—Dan kau masih menyebalkan seperti biasanya, meski hanya saat Kirito tidak ada, Raios-kun.

Semenjak bulan lalu, mereka berhenti memprovokasi Kirito dan Eugeo bila mereka bersama-sama untuk suatu alasan. Sebagai gantinya, Eugeo selalu menerima hinaan ketika sendirian semakin meningkat, tapi sepertinya itu bukan karena Eugeo gampang dihina, tapi mungkin karena mereka pernah dipermalukan oleh Kirito.

Mungkin, sesuatu telah terjadi antara Kirito dengan mereka ketika akhir periode novice trainee mereka, tapi patnernya hanya berkata "Cuma sedikit bertengkar" ketika dia bertanya, dan tentu saja dia tidak dapat bertanya langsung kepada Raios. Apa yang mungkin berhubungan adalah, adalah bagaimana Raios dan Humbert memiliki wajah pucat ketika mereka melihat Kirito memberikan bunga potted biru kepada Solterina-senpai setelah upacara kelulusan bulan lalu, tapi dia sama sekali tidak mengerti dari maksud tersebut.

Bagaimanapun juga, dia sama sekali tidak dihina oleh mereka jika dia bersama Kirito, yang berarti dia tidak memiliki rasa cemas. Tetapi, dia tidak bisa terus sembunyi di balik bayangan patnernya selamanya, sekarang dia harus menjadi seorang elite swordsman-in-training.

Pertandingan resmi tahun pertama akan dimulai satu bulan lagi, di tengah-tengah bulan keenam. Penentuan rangking untuk terakhir kalinya akan ditentukan sebelum upacara kelulusan, tapi kalah dengan Raios dan temannya akan membuat masa depannya hancur. Sebuah ketetepan seperti Swordswoman-in-training Solterina yang selalu rangking dua yang tidak dapat menandinggi , Uolo Levanteinn, adalah sesuatu yang umum—atau seperti, Gorgolosso katakan dengan semangat, seperti dirinya yang biasanya.

Pemimpin tahun ini, Raios, dan rangking dua, Humbert, adalah bangsawan yang menerima latihan khusus High Norkia-style sejak kecil, seperti Uolo. Kepribadian mereka jauh dari latar seorang pemimpin, tapi ilmu pedang mereka mungkin diatas dari semua siswa bangsawan. Sangat disayangkan, bahkan hanya tersisa satu bulan, dia masih belum tahu untuk menaruh apa pada pedangnya yang dapat mengimbangi Mighty Sword mereka.

—Tapi setidaknya, aku tidak akan kalah dalam jumlah ayunan pedang dibanding mereka.

Mengakhiri pemikiran pesimisnya dan pada saat bersamaan dia mengayun pedang ke empat ratus, Eugeo perlahan meluruskan tubuhnya.

Dia mengambil handuk di sabuknya dan segera mengelap pedang kayu itu. Lalu, mengelap keringat yang keluar dari dahinya ke lehernya sambil melihat ke arah belakang. Raios dan temannya yang berlatih di tengah arena, lalu mengulang kembali style masing-masing.

Pada saat dia berbalik ke arah belakang dan mengambil nafas, «Bell Penunjuk Waktu» berbunyi di Menara Auditorium Utama Akademi dan mengeluarkan melodi 6 P.M., sama dengan bell yang menunjukkan waktu di gereja kampong halamannya. Asrama swordsmen-in-training hanya memiliki sedikit siswa, tidak seperti asrama trainee yang penuh dengan peraturan, jadi makan malam dapat diambil kapan saja asal dari jam enam sampai delapan. Meskipun, sedikit latihan lagi itu bagus, tapi dia ada janji untuk membawakan makanan untuk patnernya yang ada di kamar yang sedang berusaha belajar untuk ujian besok.

—Kalau dipikir lagi, Kirito tidak memberitahu tentang makanan yang dia pesan. Jika ada menu hari ini yang ada acar yang aku tidak suka. Aku akan memberi dia lebih banyak.

Ketika dia menggantung handuk dan pedang kayunya di sabuknya sambil berpikir seperti itu dan mulai berjalan menuju pintu masuk, Raios menyarungkan pedang kayunya, dan berbicara dengan volume yang dapat dia dengar.

"Oh, sepertinya Swordsman-in-training Eugeo bermaksud menebas tiang itu, tanpa menggunakan style apapun."

Tanpa jeda, Humbert segera melanjutkan.

"Raios-dono, dari yang pernah saya dengar, sepertinya Eugeo-dono adalah tukang kayu dari suatu desa. Mungkin dia tidak tahu tentang menghadapi sesuatu kecuali kayu sebagai lawannya?"

"Aku bahkan tidak tahu. Jika dia belajar seperti itu, mungkin lebih baik jika kita memberikan arahan selama beberapa menit, sebagai pemimpin asrama?"

"Oh, sungguh kau sangat baik, Raios-dono,kau adalah panutan dari bangsawan!"

Eugeo hanya bisa menghela nafas sebagai gantinya mungkin itu sudah direncanakan dan mencoba melanjutkannya dengan caranya. Tetapi, Humbert menantangnya secara langsung, jadi dia tidak punya pilihan lain selain menghentikan langkahnya.

"Bagaimana, Eugeo-dono. Seperti kata Raios-dono bilang, bagaimana tentang arahannya? Kau takkan diberikan kesempatan langka ini lagi."

Dengan masalah yang sudah sejauh ini, dia tidak diberikan pilihan untuk menolak dan mencoba untuk berjalan lebih juah. Menghiraukannya percakapan yang ditunjukkannya sama saja dengan tidak sopan. Di tempat itu, kekuasaan untuk menghukum yang dilakukan oleh elite swordsmen-in-training hanya bisa digunakan untuk novice dan advanced trainees, jadi Humbert tidak dapat memberikan hukuman kepada Eugeo, namun masih ada kemungkinan untuk memberikan keluhan kepada management akademi.

Mungkin, Eugeo hanya berpikir untuk meninggalkan tempat itu sambil berkata, "Jangan pedulikan aku" tapi suatu ide muncul di pikirannya.

Raios dan Humbert adalah pemimpin dan rangkin dua elite swordsmen-in-training—dengan kata lain, mereka adalah yang terkuat dan terkuat kedua di antara semua murid di akademi. Bahkan Kirito berkata, "Jangan bersikap lunak pada mereka" setiap saat dan sekarang, jadi dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mundur dari keinginan kuatnya. Tapi di saat bersamaan, Eugeo mengetahui Raios dan temannya menggunakan «harga diri sebagai bangsawan» yang tidak dapat dimengerti. Meningkatkan status sosial, meremehkan siswa yang lahir di kelas bangsawan yang ada dibawah mereka atau orang biasa, seperti mereka... akankah itu akan membuat kekuatan pada pedang mereka? Jika di menyetujui hal itu, bukankah itu bertentangan dengan «perasaan menghargai dan saling membantu» yang diajarkan kepadanya oleh orangtuanya, Suster Azariya dari gereja, kepala desa Gasupht, dan terakhir oleh, teman masa kecilnya, Alice, ketika dia masih muda?

Sampai sekarang, ketika Eugeo sepertinya dihina, dia tidak pernah menanggapinya bahkan yang merendahkan hingga kepercayaan menjadi rendah—perhatian mungkin sedikit mustahil bahkan—bagi Raios dan Humbert. Tetapi, sikap itu digunakan untuk meningkatkan harga diri mereka, jika ini hanya digunakan untuk meningkatkan kekuatan pedang mereka, itu mungkin akan sia-sia bagi mereka.

Seperti tujuannya, dia sama sekali tidak tertarik untuk memilih hidup yang sama dengan keduanya dan bangsawan lainnya...ini adalah hal yang dia ingin tahu sebelum pertandingan resmi satu bulan nanti. Apa yang membuat kekuatan lahir dari harga diri? Memiliki kesempatan untuk melihat arahan mereka mungkin akan menjadi kesempatan.

Eugeo dengan cepat memikirkan itu di pikirannya dan berkata "Sepertinya Kirito telah memikirkan itu jauh ke depan, huh" dalam hatinya, sebelum dia membuka mulut untuk berbicara.

"...Mungkin ini adalah kesempatan untuk mempelajari ini. Lalu bolehkah aku menerima permintaanmu dan mendapat arahanmu, ya?"

Pada saat itu, Raios dan Humbert menaikkan alisnya. Sepertinya reaksi dari Eugeo tidak mereka duga, tapi dengan cepat mereka membuat ekspresi mengejek.

Pertama, Humbert membuka lebar kakinya dan memprovokasi dengan suara keras.

"Haha, Tentu saja itu bukan masalah! Sekarang, cepatlah dan tunjukkan pada kami kemampuanmu. Ah benar, ayo kita mulai dari dasar, coba sesuatu seperti «Fierce Blaze Style, Bentuk Ketiga»..."

"Tidak, Second-ranked Swordsman-in-training Zizek-dono."

Perlahan mengangkat tangan kanannya, Eugeo berbicara dengan memilih kata secara hati-hati.

"Diberikan kesempatan yang langka, Saya harap dapat mendapat pengalaman Second-ranked Zizek-dono mengayun pedang dengan merasakan melalui tubuh sendiri , dibandingkan dengan penjelasan."

"......Apa yang baru saja kau katakan?"

Sebuah ejekan terlihat menghilang dari wajah Humbert. Sebagai gantinya, ekspresi curiga karena keinginan Eugeo membuat perasaan binatang buas yang sedang menyiksa mangsanya, yang mereka perlihatkan.

"Merasakan, dengan tubuhmu... kau bilang? Dengan kata lain...apa kau memiliki keinginan untuk terkena pedangku, Swordsman-in-training Eugeo?"

"Tentu saja, Saya akan meminta kau untuk berhenti sebelum melakukannya, tapi saya adalah orang yang meminta untuk arahan, sebenarnya. Meminta untuk lebih untuk menjadi bagianmu akan sangat tidak sopan untukku."

"Oh sekarang, Aku mengerti . Jadi, kau menyarankan bahwa kita tidak akan mengakhirinya dengan satu serangan?"

Dengan menyisir rambut abu-abunya dengan rapi saat mereka sedikit geram. Mata itu, menyipt bahkan di bawah suasana normal, menyipit bahkan lebih jauh lagi, dengan lirikan fokus yang dalam di mata mereka. Sepertinya Eugeo memiliki cara bicara yang terlalu sopan membuat keadaan antisipasi menjadi susah.

"Benar, ini hanya tugasku sebagai second-ranked swordsman-in-training dan juga sebagai bangsawan kelas empat, untuk menjawab permohonan arahanmu. Baiklah, Aku akan tunjukkan ilmu pedangku, Eugeo-dono."

Setelah dia berkata seperti itu, dia menarik pedang kayunya di sisinya, tepat di sabuknya, dengan gerakkan lambat. Itu juga terbuat dari oak sama seperti pedang kayu Eugeo, tapi memiliki corak indah yang terukir di sisi pedangnya. Dengan Humbert yang berbuat seperti itu, Raios berpikir untuk mengatakan sesuatu padanya, tapi lebih baik menyimpannya dalam pikirannya, jadi dia menutup mulutnya. Mengambil langkah pendek hingga dia sejauh tiga meter, dia mengangguk dengan senyuman yang samar-samar ketika Humbert melihatnya.

Mendapat pengakuan lebih dari kemampuannya, Humbert melonggarkan tangannya, menunjuk pedangnya menuju Eugeo yang sedang berdiri dan berteriak.

"Sekarang, aku akan mulai! Ini adalah kemampuan dari High Norkia-style...belajarlah melalui tubuhmu!"

Melebarkan kakinya ke depan dan ke belakang, dia memegang pedang di atas dan memegang di atas bahunya. Posisi ini adalah gerakan rahasia dari Norkia-style, «Tebasan Kecepatan Cahaya». Terbalik dari apa yang baru dia katakana, dia tidak menggunakan serangan terkuat dari High Norkia-style «Ombak Pemecah Gunung Tertinggi» yang mungkin tidak dapat Eugeo tahan—tidak, mungkin dia tidak ingin menggunakannya.

Katanya, Tebasan Kecepatan Cahaya bukanlah tehnik yang bisa dianggap remeh. Bahkan dengan pedang kayu yang tumpul, itu dapat mengurangi Life orang lain hingga setengah jika terkena di kepala dan menyebabkan orang itu kehilangan kesadaran untuk sementara waktu. Tentu saja, «mengurangi Life orang lain» adalah kekerasan yang melanggar Taboo Index, tapi jika kedua belah pihak setuju, maka serangan maksimum dari satu serangan diperbolehkan. Dan tentu saja tujuan Humbert bukan untuk berhenti sebelum menyentuh, tapi memberikan serangan penuh.

Hasil dari pengrajin yakni pedang kayu yang dimiliki second-rank swordsman-in-training mengeluarkan cahaya biru. Kecepatan dia mengaktifkan secret move, setelah dia mengambil posisi sesuai yang dia mau. Tetapi, Eugeo dapat memprediksi dimana pedang itu menebas. Sebenarnya, Tebasan Kecepatan Cahaya sangat identik dengan salah satu dari tehnik ilmu pedang Aincrad-style, «Vertical».

"...Shrya!!"

Dengan teriakan keras, pedang Humbert menyerang.

Tepat di saat itu, Eugeo menggerakkan tangan kanannya juga. Menarik pedang kayunya dari pinggang kirinya, dia mengaktifkan secret move dengan kosentrasi. Dia menyerang melawan pedang musuh yang menyerang di tengah dengan tebasan bawah menuju atas.

Banyak secret moves yang diajarkan oleh Kirito yang tidak dinamakan secara umum, tapi justru dinamakan secara suci, untuk suatu alasan. Sepertinya bahkan Kirito sendiri tidak tahu kenapa. Dia memang lupa karena kehilangan ingatan ketika dia muncul di desa Rulid sebagai seorang «Anak hilang Vector», tapi dalam hal itu, betul-betul beruntung bahwa dia tidak melupakan ilmu pedangnya juga.

Slant adalah tehnik satu serangan seperti Tebasan Kecepatan Cahaya, tapi memiliki kemampuan untuk menyerang dari dua arah, dari atas kanan ke kiri bawah, atau dari kiri bawah ke kanan atas, adalah yang terbaik. Terutama ketika sekarang, dengan posisi yang sama saat menarik pedang dari pinggangnya, itu membuat mengurangi waktu untuk mengaktifkannya.

Normalnya, jika musuh berduel dengan menggunakan sebuah secret move, maka tidak aka nada waktu untuk menerimanya, jadi dia tidak memiliki pilihan selain melompat menghindar atau ke samping dengan segenap kekuatan untuk menghindar—meskipun itu jika beruntung. Tapi Slant dari Eugeo mengeluarkan cahaya biru muda saat itu terkena Tebasan Kecepatan Cahaya oleh Humbert di udara, menyebabkan suara dan bunyi yang tidak dapat dipikirkan ketika kedua pedang kayu itu saling menyerang.

"Nuoo...!"

Humbert mengeluarkan teriakan, tapi terkejut yang dapat terlihat dari wajahnya tapi langsung berubah menjadi kemarahan dan dia berusaha menekan pedangnya dengan segenap kemampuannya. Cahaya biru dan biru muda yang diciptakan dari hantaman pedang kayu itu belum menghilang. Jika salah seorang dari mereka terdorong beberapa cm saja, secret move akan berakhir dan orang itu terlempar. Eugeo menaruh kekuatan ke kakinya, mendorong pedang itu dengan tangan kanan sekuat tenaga.

Dengan suara keras, pedang Humbert terdorong 2 cm ke belakang. Cahaya biru dari Tebasan Kecepatan Cahaya bergetar, menandakan skill itu akan berhenti.

—Seperti yang aku duga, aku lebih baik di kekuatan sebenarnya.

Itu mungkin jauh dari pemikiran, tapi mendapat kesempatan untuk membuktikan arti dari kekuatan sebenarnya bagi Eugeo. Dia tidak berharap untuk bertanding dengan bangsawan, bahkan mencoba memperluas perhatiannya ke sudut tangannya berada, tapi hanya dengan satu hal, kemampuan fisik yang ditempa dengan mengayun kapak berat selama dua ribu kali setiap hari di hutan kampong halamannya, bukanlah sesuatu yang dapat dikalahkan. Bahkan bagi Gorgolosso, yang melatih tubuhnya menjadi sekuat besi, memuji tubuh Eugeo dengan perkataan "kurus, tapi sangat terlatih".

Ada beberapa siswa bangsawan yang berlatih High Norkia-style yang juga menghina Valtio-style dari Gorgolosso, yang terlahir sebagai orang biasa, sebagai «ilmu pedang rendahan», tapi di samping dengan perfomanya yang sangat indah, kekuatan yang brutal sebagai senjata untuk duel. Dan dengan Aincrad-style yang dia adaptasikan dari Kirito, dia dapat mengubah situasi dengan satu tebasan pedang.

—Bahkan jika dia belum menemukan «sesuatu untuk ditaruh di pedangnya», dengan tehnik dan kekuatan yang diasah oleh kedua orang itu, dia tidak akan kalah meskipun melawan bangsawan setinggi apapun kelasnya!

Meyakinkan hal itu di hatinya, Eugeo menaruh seluruh kekuatannya di pedangnya.

Tetapi, itu terjadi. Wajah Humbert, yang terlihat melalui celah dari pedang itu, menjadi sangat mengerikan yang dapat dideskripsikan sebagai orang kejam.

"Jangan... merasa sudah menang!"

Mata dan alisnya terangkat dari posisi sipit dan lebih jauh lagi, sebuah erangan keluar dari antara giginya. Di saat yang sama, cahaya biru yang hampir menghilang kembali, bercampur dengan bayangan hitam.

Creak. Kali ini pedang kayu Eugeo terdorong karena tekanan. Tekanan dari tangan kanannya membuat rasa sakit yang menjalar melalui pinggang dan bahunya. Dua cm itu telah terdorong kembali dengan cepat dan getaran dari kedua pedang kayu itu kembali dari yang mereka mulai.

—Kekuatan apa ini!?

Baru saja itu terhenti, Eugeo membuka lebar matnya. Humbert yang tidak terlalu berkeringat dan menghabiskan banyak waktu untuk melatih style, bahkan ketika dia ada di arena pelatihan, tidak mungkin memiliki kekuatan seperti ini. Jika ini bukan kekuatan fisik ... apa ini«harga diri yang sebagai sumber kekuatan» yang Kirito pernah bilang? Memuji dirinya sendiri dan merendahkan orang lain, memberikan kekuatan pada pedangnya dengan sifat seperti itu, dibanding dengan harga diri Eugeo, cukup untuk melebihi hasil latihannya setiap hari?

Aku tidak dapat percaya. Aku betul-betul tidak percaya bahwa Dewi Pencipta Stacia yang dapat memaafkan cara hidup seperti itu.

Pada saat dimana dia ingin menolak kejadian yang terjadi di depan matanya, Humbert menyibak rambutnya dengan ekspresi kejam dan berkata.

"Kau pikir dapat mengalahkan pedangku dengan serangan diam-diam yang pengecut?"

"Pe... ngecut...?

"Betul. Apa yang dapat kau katakan dengan mencoba menebas tanpa mengeluarkan sesuatu seperti skill tanpa style atau apapun itu, tapi pengecut?"

"Ka... Kau salah! Ini kemampuan sekolahku...ini yang disebut «Aincrad-style» itu!"

Eugeo dengan cepat berkata seperti itu. Jika High Norkia-style adalah sekolah dimana difokuskan di kekuatan dan membuat tehnik, Aincrad-style adalah sekolah yang memfokuskan pada dasar untuk membuat tebasan dibandingkan dengan ilmu pedang lain. Seperti, berusaha mempercepat pengaktifan secret moves, bahkan memiliki «skill tebasan beruntun» yang sekolah lain tidak punya.

Dengan kata lain, ide dibalik Aincrad-style adalah bagaimana cara hidup hanya satu dan muridnya hanya satu, Kirito sendiri, tidak menarik, tidak indah, hanya mencoba sampai ke tujuan. Tidak menyerah bahkan setelah berlari menabrak tembok, menghadapinya untuk kedua kali, ketiga kali. Jika dia tidak bersamanya, Eugeo mungkin tidak mencapai kota Zakkaria, dan membiarkan Centoria.

Karena itu kenapa Eugeo marah kepada Humbert yang menganggap Aincrad-style adalah pengecut.

Tetapi, getaran yang ada di hatinya bersama dengan pedannya juga, terdorong lebih jauh lagi. Itu Eugeo yang cahaya biru muda yang mengelilingi pedang kayunya yang mulai terhuyung-huyung. Dia membuka lebar kakinya dan membungkukkan tubuhnya, berusaha mencoba untuk menahan posisinya.

Humbert menyeringai dan mengatakan sesuatu dengan suara seperti paku yang menggores kaca.

"Kemampuan dari sekolahmu itu mengalir dari penampilannu yang buruk. Kau pasti berpikir untuk mengalahkan antara Raios-dono atau aku di pertandingan resmi berikutnya...tapi itu mustahil. Aku akan hancurkan bahu kananmu dan memastikan bahwa kau tidak dapat mengayun pedang untuk beberapa waktu."

"Kuh...!"

Dia menggeretakkan giginya untuk menahan, tapi tekanan dari pedang Humbert terus bertambah. Sebuah secret move dari pedang akan terus berlanjut selama hanya di doronhg ke belakang saja, selama itu kembali ke posisi yang sama, tapi pedang Eugeo yang diserang oleh Tebasan Kecepatan Cahaya milik Humbert dari atas dan telah meninggalkan posisi yang sebenarnya. Jika itu di dorong satu cm, tidak, bahkan lima mili lagi, maka Slant akan batal dan sebagai gantinya, bahu kanannya akan mengalami rasa sakit yang luar biasa.

Tentu saja, ada kantor pengobatan di Akademi Master Pedang, dengan berbagai macam obat yang tersimpan di sana dan healer[3] yang terlatih dengan Sacred Arts juga ada di sana. Tetapi, ada batas dari efek obat tersebut dan Sacred Arts dan juga luka dari patah tulang tidak dapat sembuh secara cepat, bahkan meskipun Sacred Arts berbahaya yang mentransfer Life ke orang yang ingin di sembuhkan. Jika dia mendapat luka seperti itu sekarang, maka dia tidak mungkin untuk menunjukkan kemampuannya di pertandingan resmi bulan depan—...

—Apa aku, bodoh?! Bagaimana mungkin seorang swordsman takut terluka!!

Eugeo langsung menghilangkan rasa takutnya dalam hatinya dengan cepat dan mengkosentrasikan pikirannya ke pedangnya. Meskipun memiliki kesempatan untuk pergi, orang yang termakan provokasi Humbert dan memutuskan untuk duel adalah dirinya sendiri. Dia merasa bersalah pada dirinya, menjadi tergoyah dengan perkataan musuh dan menjadi takut gagal karena itu. Jika dia menarik pedang, dia akan menentukannya dengan semua skill dan kekuatannya dan membiarkan hasilnya menjadi seharusnya. Itu adalah inti dari Aincrad-style.

—Dan, aku masih belum menggunakan seluruh kekuatan yang aku miliki.

Focus bukan pada Humbert, yang memiliki wajah sadis, tapi justru tertuju pada pedang kayu yang dia pegang di tangan kanannya. Keras dan bebannya, terbungkus di pedang kayu oak itu yang dibuat oleh mereka terbungkus di tangan kanannya dan dia merasa kekuatan di balik Slant, yang hampir menghilang, dengan geteran halus.

Buatlah dirimu menjadi satu dengan pedang. Itu adalah perkataan dari eman dekatnya serta gurunya, Kirito, selalu bilang.

Dia masih tidak mengerti hal itu, tapi berkat dia berlatih setiap hari mengayun pedang, dia merasa sesuatu yang sama dan terdengar suara pedang sekarang dan terus. Bukan begitu, kau seharusnya bergerak seperti ini, yang dia katakan.

Dan sekarang juga, Eugeo mendengar bisikan pedangnya—atau seperti, itu yang dia pikirkan.

Itu akan menjadi normal bila dia terkena serangan karena dia yang menerima serangan itu dari atas. Dia seharusnya mengganti skillnya.

"——Uooh!"

Disaat itu, Eugeo bergerak sambil berteriak yang jarang terdengar. Memutar pinggang kanannya, dia menerima serangan pedang Humbert dengan sisi kanan pedangnya. Slant telah dibatalkan dengan Tebasan Kecepatan Cahaya milik musuh yang hendak menebas bahu kanannya dengan cahaya biru gelap.

Eugeo tidak melawan kekuatan itu, mengarahkan pedangnya di atas bahunya. Tanpa terjadi delay, dia mengaktifkan Aincrad-style secret move, «Vertical»—

Pedang Humbert telah menyentuh bahu kanannya dan menggores baju latihannya beberapa cm di kain biru muda.

Tapi pedang Eugeo langsung menyerang pedang musuh ketika ditutupi oleh cahaya biru.

"Nuah!"

Humbert terkejut karena terkena serangan balik yang tidak diduga. Keduanya baik Humbert maupun patnernya hati-hati terhadap «skill tebasan beruntun», tapi menyambung satu secret move ke lainnya jauh dari perkiraan mereka. Bahkan Eugeo tidak dapat memperkirakannya. Di hanya membiarkan tubuhnya bergerak sendiri di pertarungan.

Pedang kayu Humbert langsung terdorong lima cm dan cahaya dari Tebasan Kecepatan Cahaya itu dengan cepat menghilang. Posturnya juga goyah, dengan kedua kakinya terdorong ke belakang.

Tetapi, itu yang terbaik—Bahu kirinya terkena tebasan dari pedang Eugeo saat dia mencoba berdiri tegak, kekuatan dari secret move, Vertical, terkena di seluruh tubuhnya dan, membuat dia terlempar ke belakang sejauh tiga meter. Jika dia terjatuh ke lantai, maka pertandingan itu akan dimenangkan oleh Eugeo, tapi dia bersikeras untuk tidak jatuh seperti yang dia inginkan dan mengambil langkah mundur. Dia membungkukkan tubuhnya sebisa mungkin, untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Sword Art Online Vol 11 - 042.jpg

Aku pasti akan menang jika aku melanjutkannya, pikir Eugeo, tapi sebelum dia dapat membuat gerakan dari postur tubuhnya dengan mengayun pedang ke bawah, sebuah suara keras dapat terdengar dari arena pelatihan.

"Itu cukup. Duel ini sepertinya seri."

Pemilik suara tegas itu adalah tentu saja, Raios Antinous, dengan mulutnya membuat senyum lemah. Setelah dapat memperbaiki posisinya, Humbert berteriak yang tidak terlihat puas.

"Ra-Raios-dono! Untukku yang seri dengan orang de-tidak, dengan swordsman rendahan ini...!"

"Humbert."

Head swordsman-in-training hanya memanggil namanya dengan tenang, tapi second-ranked langsung menundukkan kepalanya. Memindahkan pedangnya ke tangan kirinya dan menaruhnya dipinggangnya, dia dengan sembarangan menaruh tangan kanannya dengan sikap hormat seperti kesatria dan segera membalikkan badanya di hadapan Eugeo tanpa menunggu ekspresinya.

Dengan Humbert mengikutinya dari belakang di sisi kirinya, Raios tersenyum saat berhadapan dengan Eugeo dan membuat kedua tangannya bertepuk tangan saat dia berbicara.

"Aku sangat menikmati pertunjukan tehnikmu, Swordsman-in-training, Eugeo. Apa kau memiliki keinginan untuk bekerja di Imperial Acrobatics Troupe setelah lulus?"

"...Aku sangat berterima kasih karena kau telah mengakuiku, Swordsman-in-training Antinous."

Dia mencoba memasukkan kata «Head» dan «-dono» saat kalimat terakhirnya, tapi sepertinya Raios tidak terlalu memikirkannya dan segera kembali dengan tenang dan mulai berjalan menuju pintu masuk. Humbert segera mengikutinya setelah melihat Eugeo dengan ujung matanya yang terangkat yang dia bisa.

Dengan sepatu praktik yang dia gunakan berbunyi saat dia melangkah, Raios berhenti ketika dia melewati Eugeo yang masih berdiri di tengah arena dan bergumam dengan suara dalam.

"Aku akan tunjukkan kekuatan bangsawan yang sebenarnya di pertemuan berikutnya."

"...Aku tidak keberatan jika itu sekarang."

Dia sangat kelelahan karena latihan mengayun pedang empat ratus kali dan duel yang tak terduga, tapi Eugeo masih dapat berkata seperti itu. Tetapi, Raios hanya memperlihatkan senyuman masam sebelum berjalan lagi dan segera berbicara dengan suara yang lebih dalam.

"Hanya mengayun pedang kurasa bukanlah seperti pertarungan, orang tanpa nama keluarga."

Di belakang head swordsman-in-training, yang bersuara parau, diikuti oleh Humbert dengan ekspresi menggertak. Tapi dia hanya melewatinya tanpa mengatakan apapun dan suara pintu terbuka dan tertutup dapat di dengar dari belakang. Di tengah suasana sepi itu yang akhirnya datang, Eugeo hanya mengambil nafas dalam dan merenung.

Kekuatan dari «harga diri seorang bangsawan». Yang, telah dialaminya dengan pertarungan pedang untuk pertama kalinya, mempunyai tekanan yang jauh dari perkiraannya. Jika dia tetap melanjutkannya dengan Slant, dia mungkin akan terdorong ke belakang dan mendapati dirinya terluka di bahu kanannya. Seperti apa yang diajarkan oleh pedangnya padanya, ada kerugian bila menerima serangan dari bawah, tapi bukan hanya itu. Pembawaan Humbert yang selalu menghina dan menganggap Eugeo sebagai orang kelas bawah yang terus terikat di pedang dan tubuhnya seperti kutukan.

Dia selamat karena kemampuan dari Aincrad-style yang dapat membuat secret moves dari berbagai posisi kali ini, tapi duel di pertandingan resmi akan terus berlanjut hingga tahun depan, dia tidak dapat bergantung dengan serangan mendadak. Pasti ada situasi dimana dia harus lebih kuat dibanding orang lain dengan kekuatan.

Sampai saat itu, Eugeo harus menemukan . «Sesuatu yang harus ditaruh di pedangnya » yang dapat mengalahkan kekuatan harga diri Raios dan Humbert.

Ketika sedang memegang pedang kayu itu dengan tangan kanannya dan dengan lembut mengusap dengan tangan kirinya, Eugeo berkata.

"...Terima kasih. Tolong bantu aku lagi suatu saat nanti."

Menyarungkan pedangnya di sabuk pinggangnya, terdengar suara bel yang menunjukkan waktu menunjuk waktu setengah tujuh pada saat dia hendak berjalan. Sepertinya sudah waktunya bagi Kirito, menderita kram yang serius di kamarnya, karena lapar. Menaruh pedang kayu itu di lantai dengan tergesa-gesa, Eugeo segera meninggalkan arena latihan yang kosong dan segera berlari menuju ruang makan.

Melewati jalan pintas, dia segera memasuki asrama elite swordsmen-in-training. Disana tidak ada kamar di lantai pertama dan hanya memiliki, sebuah pemandian besar, ruang makan dan ruang tamu tersusun.

Waktu makan di asrama novice trainee sudah pasti dan menunya harus dipilih, tapi sedikit kemudahan di berikan kepada asrama swordsmen-in-training. Itu buka dari jam enam sampai jam delapan dan semua orang dapat menyuruh juru masak untuk memasak makanan apa saja dari semua menu sehari-hari. Jadi jangan herna bila tidak ada seorangpun yang makan di ruang makan dan justru membawanya ke kamar mereka.

Untunglah Raios dan Humbert memilih untuk mandi terlebih dahulu dan tidak ada tanda-tanda dari swordsmen-in-training yang lain di ruang makan. Saat dia menuju tempat memesan, dia mengecek menu hari ini di papan pemberitahuan. Itu tertulis dagging panggang, tumis ikan putih atau rebusan bakso ayam yang dapat dipilih menjadi makanan utama.

...Baiklah, jika aku adalah dia, dia akan memilih rebusan dengan sayur segar dengan keju dan asinan goreng, tapi aku tidak yakin jika dia mau air dingin untuk diminum.

Dia dengan cepat dapat berpikir seperti itu dan memilki perasaan sedikit sedih bahwa dia menjadi sedikit tahu rasa masakan patnernya tanpa dia sadari, Eugeo mendekati tempat memesan dan berteriak.

"Selamat malam! Tolong pesan untuk dua orang, erm, makanan utama..."


Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. kalau sulit membayangkan nya, lihat gambar ini : http://www.baka-tsuki.org/project/images/thumb/9/9c/Sword_Art_Online_Vol_11_-_008.jpg/402px-Sword_Art_Online_Vol_11_-_008.jpg
  2. guru pribadi
  3. orang yang biasa menyembuhkan player di game