Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid5 Endless Eight

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Warning: Bab ini sama sekali belum disunting.


Prolog - Musim panas

Ini adalah kejadian-kejadian sebelum pefilman dari film yang disesali itu, selama libur musim panas SMAku

Aku tak merasakan kesenangan libur musim panas hingga beberapa hari stelah kembali dari komedi detektif error yang dipentaskan di pulau terpencil itu ("Wisata musim panas campur Brigade SOS ").

Aktivitas yang dikatakan campur ini sebenarnya adlaah penculikan paksa. Sebenarnya, kup[ikir karena libur musim panas masih dini, aku seharusnya tak mendapat bulatan hitam karena tidur hingga siang di hari-hari pertama, namun presiden tak berhati dan tak sabaran itu memutuskan untuk pergi di hari kesatu libur musim panas, yang merobek-robek rencana awalku. Terima kasih untuk gadis ini, karena saat tubuhku sudah cocok dengan 'mode musim panas' sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, hanya ada beberapa hari yang tersisa di Juli.

Tak perlu disebutkan bahwa aku tak punya keinginan untuk meruntuhkan bukit PR libur musim panas dari sekolah. Seharusnya tak terlalu terlambat untuk melakukannya di agustus, jadi aku membusuk saja di bulan juli ini. Siapa yang tahu di saat agustus tiba, aku harus menemani adik cewekku yang energetik dan menyebalkan di kunjungan ke pedesaan sepupuku yang tak kami tengok selama bertahun-tahun, dan menuju gunung, atau aliran sungai, atau padang datar, dan menghabiskan 2 minggu penuh untuk bermain? Kami bermain hingga gelap. Aku hanya dapat menerimanya bila seseorang mengatakan padaku bahwa ia akan terjadi.

Aslinya, untuk PR musim panas yang bahkan aku tak ingin kukerjakan, aku bersikap bagai burung yang belajar untuk menghindari serangga yang beracun: dengan tak menyentuhnya sama sekali. Sebagai hasilnya, tak satupun jawaban terjawab selama kalender dirobek dan masuk tong sampah. Tanpa sadar, setengah agustus telah berlalu...

"Itu" tampak ...

...telah menjadi aktif dalam gelap


Malam Yang tak berakhir

Endless Eight


Rasanya agak aneh

Aku punya perasaan mengambang beberapa hari setelah selesainya festival O-bon.

Waktu itu, aku tengah duduk di ruang tengah, mengamati permainan baseball SMP, yang sedikit sekali menarik perhatianku. Salahku juga sih, tengah bangun di siang ini dan tak punya sesuatu untuk dilakukan. Bahkan saat mati kebosanan, aku kekurangan kekuatan untuk menghadapi gunungan PR musim panas, jadi aku terus membunuh waktu dengan menonton TV bagaikan seeeor Slouch.

Apa yang tengah disiarkan adalah putran distrik, yang aku tak pernah ditakdirkan dan berkemampuan untuk ikut, tapi empati terhadap sang kuda hitam membuatku menyemangati yang kalah dengan angka 0-7. Tiba-tiba saja, aku punya firasat, perasaan bahwa Haruhi tengah bergerak.

Aku sudah lama tak melihat Haruhi, berkat adik cewek besarku yang kubawa ke pedesaan ( dimana Rumah keluarga ibuku berada) untuk menghabiskan musim panas dan menghormati leluhur, dan terburu-buru kembali hanya sehari sebelumnya. Ini adalah perjalanan yang harus dilakukan setiap tahun di keluarga kami. Lagipula, selama liburan musim panas, para anggota brigade SOS hanya memiliki sedikit kesempatan untuk saling bertemu, yang berarti tak melihat Haruhi adalah hal yang biasa. Tambahan lagi, pada hari pertama liburan musim panas ini, kami dengan patuh mengikuti sang mulia ke pulau terpencil nan misterius, dan telah lama menutup tirai dari acara campuran musim panas yang aneh dan terburu-buru itu. Bahkan bila Haruhi merencanakan sesuatu, takkan ada perjalanan sehari-semalam kedua. Memiliki satu memori musim panas tahun ini seharusnya sudah cukup baginya untuk disimpan.

"Tapi, lagi-lagi..."

Begitu aku berbicara pada diriku sendiri, untuk alasan yang tak dikethui, sesuatu tiba-tiba terjadi pada HP pendiamku, sangat tiba-tiba, begitu jariku mencantol tali HP dan menariknya ke arahku, yang membuatku mencurigai ada seseorang yang mungkin telah memasang kamera pengintai di rumahku.

Tepat saat itu, di titik itu, nada panggil mulai bermain. Mungkin aku punya kekuatan untuk memperkirakan masa depan! Pikiran ini timbul sekejap dalam kepalaku, dan langsung diputus dengan gelengan penolakan kepalaku - terlalu bodoh kalau begitu.

"Apa yang diinginkannya?"

Nomor di layar HP adalah nomor HP Suzumiya Haruhi.

Setelah membiarkan HPku berbunyi 3 kali, kupencet tombol hijau dengan elegan. Aku agak terkejut, karena sebelumnya aku sudah mengira-ngira apa yang bakal dikatakan Haruhi.

"Kau bebas searang?"

Ini kalimat pertama yang dikeluarkan Haruhi.

"Tepat pukul 2, semuanya harus berkumpul didepan stasiun kereta api, kau harus datang."

Diputusnya panggilan langsung setelahnya. Tiada basa-basi atau sambutan, bahkan pengecekan apakah aku yang menerima atau bukan. Lebih penting lagi, bagaimana dia tahu aku tak punya apa-apa untuk dilakukan hari ini? Mesaki ini yang nampak, tetap saja...oh, tak usah ambil pusing, aku benar-benar tak ada apa-apa hari ini.

HPku berbunyi lagi.

"Apa?"

"Aku lupa menyebutkan apa yang harus kau bawa."

Dia lalu menderedetkan daftarnya bagai senpi otomatis.

"Ohya, ingatlah, kau harus datang dengan sepeda dan membawa cukup uang, ganti~!"

HPku diputus.

Kulemparkan HP kesamping dan mulai berpikir mendalam. Apa sih yang tengah terjadi? Mengapa aku punya perasaan aneh bahwa ini hanya sebuah mimpi dimana aku dihanyutkan arus?

Sebuah tiupan peluit datang dari TV. Begitu aku menengok, skor tim lawan - setidaknya tim lawan di fikiranku-sudah 2 digit. Suara bat almunium yang memukul bola mengumumkan fakta ini tanpa bisa dibantah lagi.

Musim panas akan berakhir.

Koor cicada menembus dinding rumah, yang disegel dengan AC menyala.

"Dia tak mungkin."

Haruhi. Gadis itu...apa membuat perjalanan campur ke pulau terpencil nan aneh bgitu musim panas tiba tak cukup? Musim panas ini sepanas neraka...apa sih maunya? Aku jelas tak ingin meninggalkan ruang ber-AC ini.

Mengeluhlah sesukaku, tapi aku tetap saja menuju lemariku dan mengambil apa yang dimintanya.

"Kyon. kau benar-benar lamban! Mohon lebih berusaha!"

Suzumiya Haruhi melemparkan sebuah kantong plastik begitu dia menunjukku dengan jari telunjuknya, tak senang. Gadis ini masih sama seperti dulu.

"Mikuru, Yuki, dan Koizumi datang sebelumku. Kau, malah membiarkan sang ketua menunggumu...Apa maksudnya? Kau pantas dihukum! Dihukum!"

Aku adalah orang terakhir yang datang di tempat pertemuan. Aku juga 15 menit lebih awal dari waktu pertemuan. Sepertinya semua tahu sebelumnya bahwa Haruhi bakal memeanggil, jadi ke tempat pertemuan secepat kilat. Terima kasih, berkat kalian, aku harus mentraktir semuanya. Aku sudah terbiasa dan sudah sejak lama menyerah. Faktanya, aku hanya pesuruh biasa, dan datang sebelum tiga orang dengan latar belakang unik ini adalah tugas yang tak mungkin.

Aku tak memperhatikan Haruhi, dan menghadapi anggota lainnya tanpa terganggu.

"Maaf membuat kalian semua menunggu."

Tangan Ashina memegang sebuah kerankang. Isinya tampaknya terisi sesuatu yang menaikkan kepenasaran, yang mulai membuatku merasa ingin tahu. ASku benar-benar ingin larut dalam suasana nyaman ini selamanya, tapi seorang iblis harus datang dan memutusnya.

"Lama tak jumpa. Apa kau jalan-jalan sejak pertemuan terakhir kita?"

Koizumi Itsuki menunjukkan gigi putih yang bersinar itu dan menangkat jempolnya padaku. Bahkan ketika liburan musim panas akan pergi, wajah tersenyumnya tetap ada, sepertinya ada yang dengan rahasia tengah disusunnya. Mengapa kau tak bisa tur kemanalah? Mengapa menuju Haruhi begitu dia memanggil? Itu, dan datang sangat awal hanya membuatmu lebih mencurigakan bial kupikir benar-benar...apa bilang tidak pada gadis itu membunuhmu?!

Penglihatanku melewati sinar terang itu dan terhenti horizontal. Disana berdiri sesuatu, non-organik dan tiada perasaan, Nagato, yang lebih sebagai bayangan Koizumi. Keberadaannya, yang memakai seragam musim panas dan tak berkeringat setetes pun, berdiri tegak, merupakan sesuatu yang tak bisa ku biasa dengannya. Aku mulai curiga dia tak punya kelenjar keringat.

  • ...*

Nagato mengangkat kepalanya dan menatapku bagaikan melihat tikus mainan diamnya, dan mengangguk perlahan. Mungkin itu penyambutan untukku.

"Smua yang disini, ayo pergi!"

Aku bertanya dari rasa "harus dilakukan" pada perintah Haruhi:

"Kemana?"

'Kemana lagi selain kolam renang kota?"

Kulihat apa yang tengah kupegang di tangan kananku: Ransel olahraga berisi Handuk dan pakaian renangku. Yah, aku juga nebak kami akan pergi ke kolam.

"Musim panas haruslah seperti musim panas, dan kita seharusnya melakukan kegiatan musim panas. Hanya penguin dan angsa yang bakal masuk air di tengah-tengah musim dingin."

Dengan contoh seperti itu, ia menjadi masalah kebiasaan dan bukan maksud rekreasi. Aku bukanlah satu dari orang-orang yang bisa kau buat setuju dengan contoh kelakuan bintang yang tak pada tempatnya.

"Waktu terus berjalan, JADI KITA HARUS BERTINDAK BEGITU TERPIKIR SESUATU! Ini adalah musim panas anak baru SMA Utara yang terjadi sekali seumur hidup!"

Seperti biasa, Haruhi tampak tidak berencana mendengarkan pendapat yang lainnya. Sebenarnya, selain diriku, anggota lainnya bahkan tak terpikir untuk mendebat Haruhi, jadi ide yang akan masuk telinga yang satu dan keluar dari yang lainnya adalah dariku. Kenyataannya, Haruhi seorang yang tak perlu alasan untuk melakukan sesuatu...Tapi aku menyegel takdirku sebagai satu-satunya orang di brigade yang memiliki akal sehat. Takdir terkutuk macam apa ini...

Saat aku tengah menganalisis beda takdir dan "Jalan"...

"Sekarang, ayo ke kolam dengan sepeda!"

Titah Yang mulia Haruhi diproklamirkan. Bahkan tanpa persetujuan, hukum akan dipaksakan.

Setelah aku bertanya, aku menemukan bahwa bahkan Koizumi disuruh untuk membawa sepeda. Trio gadis datang dengan kaki. Apakah berharga menjelaskan bahwa hanya ada 2 sepeda dan 5 orang. Apa yang tengah dipikirkan gadis ini?

Haruhi menjelaskan dengan agak cerah.

"Taruh saja 2 orang di satu sepeda dan 3 di yang lain dan voila, masalah beres. Koizumi-kun, kau bawa Mikuru-chan. Kyon akan membawa Yuki dan aku."

Lalu, aku mengayuh seakan aku akan mati. Aku masih bisa menahan panas menyengat yang membuatku berkeringat bagai babi, tapi sang pengganggu, yang bagaikan suara dengungan dari pengeras suara rusak, bergema dari belakang kepalaku, membuatku gila.

"Kyon! Lihat itu? Kau disusul Koizumi-kun! Kayuh lebih cepat dan kejar dia!"

Keringatku mengaburkan pandanganku. Aku hanya bisa menangkap samar-samar Asahina yang duduk di sisi kursi belakang sepeda Koizumi yang dengan santai melambai padaku. Mengapa Koizumi yang membawa si cantik dan aku si ganas? Aku hampir ingin memutuskan "Tak adil" adalah kata yang muncul dari situasiku sekarang!

kedua kakiku dan sepedaku tengah berjuang menahan kelebihan beban ini. Nagato duduk di kursi belakang, sedangkan yang tengah berdiri di pedestal belkanga dan memegang bahuku adalah Haruhi. Ini lebih terlihat seperti penyiasatan penaikan tiga orang. Apa Brigade SOS bersiap menjadi sirkus juga?

Ohya, sebelum kami bergerak, Haruhi bversabda:

"Yuki tak dihitung, beratnya sebulu."

Kata itu ada gunanya juga. Aku tak tahu apa Nagato menolkan beratnya atau menggunakan anti-gravitasi, tapi bisa kukatakan aku merasa bagaikan hanya membawa Suzumiya Haruhi. Ah, aku tak terkejut bila Nagato bisa mengatur gravitasi. Aku lebih tertarik mengetahui apa yang tak bisa dilakukannya.

Meski bila dia bisa melakukan sesuatu pada berat Haruhi, itu akan sangat berguna, karena punggung dan bahuku merasakan langsung gaya penghancur gadis itu.

Koizumi, menoleh ke belakang memutari kepala Asahina, menampakkan senyum Monalisanya yang kubenci, yang membuatku menghargai ketidakadilan dunia ini, membuatku mulai membuat lelucon sebagaimana yang dilakukan Balzac. Sial! Di perjalanan pulang, aku akan bertarung memperebutkan kesempatan untuk membawa Asahina dan menikmati rasanya bersepeda berdua! Kupikir tanpa ragu bahwa gadis-gadis di sepedaku juga memiliki pandangan yang sama.

Kolam renang kota sangat tua. Lebih pas bila namanya diubah jadi "Kolam renang Ghetto." Alasannya, kolam ini hanya punya kolam selebar 50 m dan lubang air sedalam 15 cm untuk para toddler.

Siswa SMA yang akan kesini hanyalah mereka yang bosan hingga ke otak mereka, seperti kami. Kalau tidak, hanya anak kecil dan ortu mereka--kebanyakan ibu--yang bakal kesini. Aku kehilangan selera begitu melihat hanya anak-anak dalam ban yang ada di kolam. Sepertinya stimulan yang tersisa untuk saraf mataku adalah Asahina-san...

"Hmm, bau disinfektan ini benar-benar menyengat."

Dibawah sinar matahari, Haruhi, yang mengenakan Tankini merah gelap, terus menciumi bau dengan hidungnya dengan mata tertutup. Dia berjalan keluar dari ruang ganti sambil memegang tangan Asahina-san. Asahina-san, yang memegang keranjang dengan tangan lainnya, mengenakan baju renang berenda yang mirip dengan yang untuk anak-anak, dan nagato dengan baju renang kompetisi tanpa renda biasa. Keduanya tampak dipilih Haruhi, yang tak terlalu memperhatikan miliknya, namun sangat mendal;ami busana yang lainnya (terutama Asahina-san).

"Lompatlah ke air begitu kau menemukan tempat untuk menaruh barang kita. Kita akan bertanding! Bertanding! Untuk melihat siapa yang tercepat saat berenang ke sisi lain kolam."

Kuangkat bahuku dan (setelah bertukar pandang cepat dengan Asahina-san) menuju bayang-bayang untuk menaruh handuk pantai dan menyimpan kantong-kantong.

Anak-anak dalam kolam tersebar di permukaan seperti penjelajah air aneh, sehingga mustahil berenang lurus. Hasil dari gaya bebas 50 m anggota brigade di lingkungan yang kasar begini adalah kemenangan yang tak mengejutkan dari Nagato.

Gadis ini, yang sepertinya tak pernah mengambil napas, langsung masuk kolam dan maju dengan mantap. Dibiarkan tetesan air jatuh bebas dari rambut pendeknya yang menempel di pipinya sambil menunggu dengan sabar di ujung lainnya menunggui kedatangan kami. Seperti yang sudah diduga, Asahina paling belakang. Dia harus berdiri untuk mengambil napas. dan melempar bola pantai yang melampung dekat punggungnya, sehingga dia perlu waktu sepuluh kali lipat. Saat sampai, dia bernapas dengan terengah-engah.

"Adalah kebohongan besar bila olahraga meredakan stress! Badan ya badan, otak ya otak. Badan dapat digerakkan tanpa berpikir tanpa digerakkan sementara otak tak dapat bekerja tanpa berpikir."

Haruhi menampakkan pandangan "aku di pihak yang benar" dan melanjutakan.:

"Karenanya, ayo kita lakukan lagi. Yuki, kali ini aku takkan kalah darimu!

Tak adakah yang mengajarkanmu bahwa kau tak bisa menggunakan "karenanya', sebuah konyugasi dalam situasi ini? Keanehan macam apa ini? Kau hanya seorang pecundang sejati yang mencoba menang setidaknya sekali dalam beberapa.

Karenanya, aku bersiap dengan berdebar-debar bahwa Nagato dapat merasakan rasa ketat ini dan keluar dari kolam. Kalian boleh beradu antara sesama kalian sedangkan aku di sisi sebagai penontonnya. Aku bertaruh pada Nagato, siapa yang ingin bertaruh pada Haruhi?

Haruhi dan Nagato membuat 5x putaran melewati kolam. Setelahnya, trio cewek brigade SOS bermain bola dengan sekelompok anak SD. Koizumi dan aku, yang tak dapat masuk, memutuskan duduk menyisih dan meonton mereka bermain, toh tak banyak yang bisa dilihat disini.

"Mereka bermain sepuas hati mereka."

Koizumi menonton mereka.

"Bagai Eden, semuanya baik-baik saja dengan dunia ini. Apa kau juga tak berpikir bahwa Suzumiya-san telah belajar menikmati masa lalu yang bisanya?"

Sepertinya dia berbicara denganku, jadi aku sebaiknya aku menjawab.

"Dia memanggil tiba-tiba dan mengumpulkan kita begitu dia membeberkan semuanya; mana bagian yang normal dari undangan ini?"

"Bukankah ada ungkapan bahwa lebih baik bertindak sekarang daripada nanti?"

"Masalahnya adalah mengapa "sekarang" pilihan gadis itu tak pernah meruakan waktu yang terbaik?"

Turnamen baseball dan kriket yang luar biasa besar muncul di kepalaku.

Koizumi melanjutkan sambil tersenyum.

"Itu benar, tapi kupikir ini rada damai. Melihat Suzumiya-san Tertawa sepuasnya, rasanya kejadian yang mempengaruhi dunia takkan terpicu."

Ku berharap itu benar.

Kuhirup udara dalam-dalam dan menambahkan desahan dingin di ujung...

Lalu, Koizumi menunjukkan wajah "khususnya". Wajah yang aku terbiasa dengannya. Itu, terlepas dari seringai yang ditunjukkannya.

"Hmm?"

Alis Koizumi tiba-tiba terangkat.

"Ada apa?" tanyaku.

"Bukan apa-apa..."

Koizumi yang biasanya lepas tampak terikat lidahnya dan terlihat hendak berkata sesuatu...tapi senyumnya kembali menghiasi wajahnya agak cepat.

"Sepertinya aku terlalu kahawatir. Kita menghadapi gelombang kejadian sejak musim semi, membuatku agak schizophrenia. Ah! Mereka keluar."

Aku melihat arah yang ditunjuk Koizumi. Haruhi menghampiri bagai jalannya Pengin Emperor yang pergi untuk memberi makan anak-anaknya, dengan senyum yang ditempelkan ke seluruh wajahnya. Asahina-san dan Nagato mengikuti bagaikan mengikuti Putri dalam pelarian.

"Sudah waktunya makan nih. Menu hari ini adalah Sandwich buatan tangan Asahina-san. Di pasaran, yang beginian takkan berharga lebih rendah dari 5000 yen. Jika dilelang online, mendapatkan 500.000 yen takkan mengejutkan. Kalian harus sangat berterima kasih padaku karena memperbolehkan kalian melahap barang hebat ini."

"Terima kasih yang tak terhingga."

Aku mengucapkannya sepenuh hatiku, meski terhadap Asahina-san.

Koizumi mengikuti setelahku.

"Kita telah sangat diberkahi."

"Tidak, tidak, ini bukan apa-apa."

Asahina-san menundukkan kepala sambil malu-malu memainkan jarinya.

"Aku tak tahu bagaimana jadinya...jangan terlalu terkejut bila rasanya tak enak."

Mustahil ini tak enak. Tiap makanan yang dipersiapkan sentuhan emas Asahina-sana dengan hati-hati, tak peduli kapan, dimana dan dari apa ia dibuat, adalah kelezatan bagi yang bernyawa. Yah, ia mengingkari hukum 5W1H yang kita kenal..

Ya, aku memang tengah melambung ke langit ke-7 karena dapat menikmati sandwich buatan tangan Asahina-san, hingga aku tak bisa membedakan apa mereka enak atau tidak. Pada dasarnya, apapun yang dibuatnya enak. Untuk itu, bahkan teh jepang hangat yang dituangkannya dari termosnya, meski bukan pasangan serasi bagi sandwich, beraroma surga. Bahkan tetesan embun manis dari tubuhnya menyegarkanku. Haruhi beralih dari bagiannya untuk sementara, sepertinya dia putus asa untuk melepas panas tubuh yang dikumpulkannya.

"Aku akan berenang sebentar. berenanglah saat kalian selesai."

Setelah perintah ini, dia melompat kembali ke kolam.

Gadis itu luar biasa, bergerak bagai tiada orang disana meski faktanya ada begitu banyak rintangan di setiap sudut. Dari penampakannya, sepertinya teori evolusi manusia di laut tidak tanpa kebenaran. Aku percaya bahwa meski leluhur Haruhi dilempar ke bulan hanya dengan garmen melekat di badan mereka, mereka akan bertahan hidup.

Setelahnya, minus Nagato yang makan dnegan sikap pantas, kami bertiga menuju haruhi bagai anjing laut yang mencari pasangan. Kali ini, Haruhi dan sekumpulan gadis SD bermain voli air bersama.

"Mikuru-chan! Cepatlah kesini!"

"Ya."

beberapa detik setelah menganggukkan kepalanya, Asahina-san kena bola voli baja nan kencang dari Haruhi dan tenggelam.

Aku dan Koizumi angkat kaki dari kolam setelah hanya sejam berlalu lalu berbaring di pinggiran kolam, ditabrak oleh balita-balita yang berkeliaran.

Tak peduli bagainama aku memandangnya, kami tak sepantasnya disini. Apa sih yang dipikirkan Haruhi, memilih kolam ini dari seluruh tempat, yang hampir tak ada yang menarik? Aku tak menanyakan seluncuran air, tapi seharusnya ada tempat-tempat yang lebih layak dikunjungi.

Aku tahu kulit akan cepat mengumpulkan melanin di bawah sinar matahari; begitu aku memikirkan apakah Nagato tengah mencari-cari tempat untuk berjemur, aku melihat seorang gadis kecil berambut pendek duduk diam di bayang-bayang di tempat barang kami, memandangi langit dengan mata tajamnya.

Itu gambar yang tampak selalu sama: gambar Nagato duduk setenang boneka, konstan, tak peduli dimana dia berada.

"Hmm?"

sebuah perasaan aneh melintasi hati dan menghilang begitu saja. Sensasi samar-samar telah kembali. Hanya dalam sekejap, aku merasa Nagato bosan, dan aku merasa déjà vu disini. Terlebih lagi, aku merasa tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Ohya, Haruh akan mengatakan sesuatu seperti-

"Keduanya adalah anggota brigadeku. Jika aku bilang timur mereka takkan berani mengatakan barat. Hubungi mereka jika sesuatu terjadi."

Aku menoleh kembali ke kolam dan menemukan Haruhi telah muncul di hadapan kami dengan sekumpulan gadis kecil.

Asahina-san meletakkan dagunya di permukaan air dan mengejapkan matanya, mungkin karena kecapaian setelah bermain dengan anak-anak SD yang hiperaktif. Si ribut Haruhi, yang lebih aktif dari para anak SD, memandangi bintang-bintang yang gemerlapan dan mengatakan ini pada aku dan Koizumi:

"Ikutlah bersenang-senang! Kita akan bermain polo air dan butuh dua orang sebagai penjaga gawang."

Begitu aku berpikir permainannya bakal seperti apa dan bagaimana aturannya, rasa "pernah" itu menghilang.

"...Ummm."

Aku menjawab setengah hati dan bangkit. Koizumi masuk, bergabung dengan para anak dengan senyum di wajahnya.

Rasa "pernah" itu menghilang tanpa bekas.

Umm, tak usah dipikirkan. Hal seperti ini sering terjadi. Akus ering merasa pernah melihat ini dari mimpiku, tambah lagi aku pernah ke kolam ini saat kecil. Mungkin ini ingatan masa lalu yang bersinggungan dengan masa kini. Kalau tidak, sepertinya program transmisi data otakku mendapatkan keretakan kecil.

Aku meminggirkan ring renang berbentuk lumba-lumba begitu aku memburu bola pantai yang terbang dari sebuah perebutan.

Kami meninggalkan kolam kota hanay setelah kecapaian setengah mati. Bahkan dalam perjalanan pulang, aku masih harus mengulangi trik tiga penumpang karena Koizumi meneruskan dongeng Gemini tentang masa muda. Ini tanpa ragu membuat hati seseorang bergetar tiada henti.

Asahina-san duduk di belakang dengan keeleganan seorang bangsawan, dengan kulit putih yang menggemakan sinar di wajahnya. Hatiku yang bergetar bergejolak makin keras saat salah satu tangannya melingkari punggung sang pengayuh. Jika aku menempelkan telingaku pada mereka, aku mungkin dapat mendengarkan hembusan angin yang menggesek melalui dataran dan membelah angkasa.

Mengikuti arahan Haruhi, aku belok kiri dan kanan di sepedaku dan berakhir di stasiun tempat bertemu.

Ah, aku tahu. Aku harus mentraktir semuanya dari uangku sendiri.

Begitu kami menemukan kursi kami di kafe, aku menaruh handuk kecil dinginku di kening dan bersandar ke kursi. semntara-

"Aku telah memutuskan sebuah rencana untuk kegiatan kita yang berikutnya, jadi ayo lihat."

Haruhi menaruh selembar kertas dengan hati-hati dan menunjuknya dengan jari telunjuk pada kami. Ini selembar A4 robekan notebool.

"Ini untuk apa?"

Haruhi menjawab dengan agak bangga.

"Ini sebuah rencana bagaimana menghabiskan hari-hari tersisa dari musim panas."

"Rencana siapa?"

"Kita, ini adalah versi aktivitas musim panas Brigade SOS khusus!"


Haruhi menghabiskan minuman dinginnya dalam satu tegukan dan melanjutkan setelah meminta isi ulang:

"Aku tiba-tiba menyadari bahwa hanya ada 2 minggu tersisa sebelum musim panas berakhir, yang mengejutkanku. Ini buruk sekali! Ada begitu banyak yang sehaeusnya sudah kita lakukan, dan hanya ada sedikit waktu tersisa. Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga."

Baris berikut dari teks yang mucul pada proposal tulisan tangan Haruhi.

Kegiatan yang harus dilakukan pada Liburan Musim Panas

-Musim panas campuran -Kolam -O-Bon -Kembang api -Kerja paruh waktu -Memandangi Bintang -Latihan menembak -Menangkap Kumbang -Tes Keberanian -dll

Demam Musim panas

Sepertinya ada wabah tropis tengah menyebar dari hutan tak dikenal dan mulai menyerang manusia melalui vektor semacam nyamuk. Aku agak bersedih untuk vektor yang menggigit Haruhi. Mungkin dia mati karena keracunan makanan.

"Musim panas campuran" dan "kolam" sudah disilang dari daftar, mungkin karena mereka sudah lama dilakukan.

Tentu saja, itu juga berarti Suzumiya Haruhi akan menyelesaikan seluruh kegiatan ini dalam 2 minggu. Lalu masih ada "lain-lain". Aku membayangkan apakah ini berarti Haruhi masih memiliki rencana?

"Aku hanya bisa memikirkan segini saja. Akan kutambahkan kalau ada yang baru. Mikuru-chan, apa ada yang ingin kau lakukan?"

"Umm..."

Aku memandangi Asahina-san, yang tampak berfikir keras, mencoba membujuknya untuk lewat saja. Ayolah, jangan menambahkan sesuatu yang ekstrim .

"Aku ingin menagkap ikan mas."

"OK!"

haruhi meraih bulpennya dan menambahkannya ke daftar/

Setelahnya, dia meminta masukan dari Nagato dan Koizumi. Nagato menggelengkan kepalanya sedikit, sementara Koizumi menolak sambil tersenyum, Mereka telah melakukan hal yang tepat.

"Maaf, bolehkah aku melihatnya?"

Koizumi menyelesaikan kopi au lait esnya dengan cepat, dan membaca daftar dengan seksama. Sepertinya dia memikirkan sesuatu. tapi agak kehilangan padanya...Entah apa yang dipikirkannya.

Nagato tengah menyeruput kolanya melalui sedotan untuk beberapa waktu-

"Terima kasih."

Koizumi menaruh kembali "rencana" dan meneruskan fikirannya. Apa yang tenagh direncanakannya?

"Kita mulai besok. Ayo ketemuan di depan stasiun! Ada yang tahu dimana tempat yang menyelenggarakan festival O-bon yang dekat? Festival kembang api juga boleh."

Tak bisakah kau cari-cari dulu sebelum melanjutkan?

"Aku akan mencarinya."

Khas Koizumi yang membersihkan sampah-sampahnya.

"Aku akan menghubungi Suzumiya-san begitu aku mendapatkan info. Kita mencari tempat festival O-bon dan kembang api kan?"

"Jangan lupa soal menangkap ikan mas, Koizumi-kun. Ini adalah permintaan satu-satunya Mikuru-chan."

"Aku akan mencari tempat dimana festival O-bon dan musim panas diselenggarakan bersamaan kalau begitu."

"Umm, dimohon dengan sangat. Kau yang mengurusnya, ya, Koizumi-kun."

Haruhi menyelesaikan es krim yang mengapung di cangkir kopi esnya, dan menggulung catatannya dengan hati-hati bagai ia merupakan peta harta karun.

Begitu aku aku tengah membayar tagihan, Haruhi langsung keluar toko bagai pelari maraton sebelum lomba. Mungkin dia hanya menyimpan tenaga dan menunggu hingga besok untuk memakainya. Aku berharap dia akan habis memakainya dan tak bisa meneruskan, yang akan menyelamatkan kita dari keharusan membereskan setelahnya.

Keempat anggota bubar, dan semua mulai berpisah, aku memanggil seseorang dari mereka.

"Nagato."

Android organik nan pintar, yang berapakaian pelaut musim panas, menoleh untuk menjawab panggilanku.

"..."

Dia menatapku tanpa emosi. Kau tak bisa bilang dia setuju atau menolak dari pupil lebar dan inorganiknya di wajah putihnya.

Ada sesuatu yang aneh tentang itu. Meski Nagato selalu tak beremosi, aku masih merasa ada sesuatu yang aneh perihal Nagato hari ini, tapi aku tak bisa menunjukkannya secara jelas.

"Bukan apa-apa..."

Adalah tak biasa untuk memanggilnya, dan aku menyadari tak banyak yang bisa dikatakan padanya.

"Bukan apa-apa. Apa kabarmu sekarang? Apa semua baik-baik saja?"

Aku benar-benar tak bisa memikirkan sesuatu untuk dibicarakan, jadia aku hanya bisa berbasa-basi untuk meruntuhkan tembok.

Mata Nagato berkedip, dan perlahan, begitu perlahan hingga kau harus menggunakan protaktor untuk mengukur sudutnya, dia mengangguk.

"Aku baik-baik saja."

"Itu bagus."

"Aku serius."

Wajahnya, yang tampak kurang lebih agak beremosi, agaknya lebih tegang...Tidak, sebaliknya, sepertinya lebih lembut...Mengapa aku berpikir kondratiktif? Aku tak tahu mengapa. Mungkin persepsi manusia sebegitu buruk? Paling baik untuk membiarkannya saja.

Akhirnya, karena tak bisa memikirkan sesuatu untuk dikatakan, aku mengucapkan beberapa kata berpisaj di tempat dan perfi bagai sedang melarikan diri dari Nagato.

Aku merasa itu kemungkinan terbaik untuk alasan tertentu. Kukendarai sepedaku pulang, bershower begitu selasai makan malam, dan menyalakan TV saat aku keluar kamar mandi, dan terlelap saat menonton TV.

Sekali lagi, panggilan Haruhi membangunkanku dari tidur malasku pagi berikutnya.

Tempat festival O-bon telah ditemukan. Acaranya mulai malam, dan tempatnya di stadion civic kota...katanya.

Bagaimana semuanya begitu lancar? Begitu aku merasa terkejut bagaimana semuanya begitu lancar, Haruhi melanjutkan:

"Kita akan pergi untuk membeli Yukata bersama-sama."

Kedengarannya waktu kelas olahraga pagi dilmulai.

"Aslinya aku ingin semua memakainya di Tanabata tapi aku lupa tentang itu. Aku tak tahu apa yang salah denganku, Untunglah, aku selamat berkat fakta jepang memiliki tradisi memakai Yukata selama dua bulan."

Siapa yang selamat?

Sebagai tambahan, ini masih pagi. Aku berpikir bertemu saat sore, tapi Haruhi membangunkanku hanya untuk urusan ini. Jadi, persis seperti hari sebelumnya, paduka Haruhi, Asahina-san yang sengsara, si pendiam Nagato, dan si ceria Koizumi semuanya menuju ke tempat pertemuan dekat stasiun kereta api.

"Baik Mikuru-chan dan Yuki tak punya Yukata sedangkan aku lupa membawanya, Aku melihat tempat yang menjualnya lengkap dengan sandal saat melewati daerah pertokoan, jadi nanti kita akan kesana dan merndapatkannya.

Aku memandangi Asahina-san dan Nagato, membayangkan bagaimana penampilan mereka dalam yukata.

Hah, ini musim panas.

Aku dan Koizumi bakal berpakaian biasa. Kami lelaki; memakai yukata hanya di hotel saja sudah cukup. Lagipula, lelaki tak begitu menarik saat beryukata.

"Ya'. Koizumi-kun beryukata sangat pantas, tapi bila kau..."

Haruhi memandangiku dari kepala ke kaki dengan merendahkan.

"OK, kita pergi."

Dia lalu memerintah kami dengan kipas brigade yang disiapkannya sendiri.

"Tujuan: Toko yukata!"

Haruhi berlari sepanjang baris pemajangan, hanya memikirkan apa yang cocok bagi Asahina-san dan Nagato, lalu berlari ke ruangan berpakaian.

Para gadis(kecual Nagato) tak tahu bagaimana memakai Yukata, jadi mereka meminta bantuan penjaga toko, yang emmakan waktu lama. Aku dan Koizumi mondar-mandie di depan display yang dipenuhi pakaian wanita untuk waktu lama sebelum ketiganya menunjukkan diri di depan kaca dandan.

Corak yukata Haruhi terbuat dari Fuso(Hibiscus) nan indah, Asahina-san ikan mas warna-warni, sementara Nagato bercorak geometrik beraneka rupa. Aku tak tahu mana yang harus kulihat pertama, karena ketiganya bersinar dengan cahayanya masing-masing.

Para klerk menatap aku dan Koizumi, mungkin menebak"siapa pacar dari salahsatu dari ketiganya?" sayangs sekali, tak satupun. Selain Koizumi, aku hanya ikut-ikutan. Mungkin aku harus merasakan penyesalan sesaat atas ini.

Tak usah pedulikan itu. Selama aku melihat versi yukata dari Asahina-san, aku tak punya penyesalan lagi dalam hidupku. Haruhi dan Nagato cocok dalam pakaian dan aura mereka, tapi aku takkan bisa adil jika aku mencoba menjelaskan penampilan mereka.

"Mikuru-chan, kau..."

Antusiasime Haruhi setelah melihat versi yukata dari Asahina-san tak kurang dariku.

"Kau sangat lucuuu! Aku terkesan dengan diriku sendiri, yang memiliki mata untuk gaya! Kau dalam yukata dapat menaklukkan 95% dari seluruh lelaki!"

Bagaimana dengan yang 5%?

"Karena Gay beneran takkan goyah bagaimnapun lucunya seorang gadis. Harap diingat" dari 100 lelaki, liama adalah gay."

Aku tak melihat gunanya mengingat itu.

Asahina-san tak tampak mengingkari lucunya dia, melihat dia yang terus berkaca, menilai penampilannya sendiri.

"Jadi ini pakaian tradisional negara ini. Meski agak sesak di dada, kelihatannya bagus juga..."

Ini adalah pakaian paling resmi dan cocok dari seluruh kostum yang Haruhi paksa untuk dipakai Asahina-san. Ia jauh dari kesan terbuka kostum kelinci, ia juga tak semenggoda seragam maid, karena ini pakaian biasa di musim ini, sebuah simbol musim panas, yang tak siapapun bakal berliur memandangnya. Ini cocok secara sempurna dengannya. Rasanya seperti memandangi adik perempuanku dalam yukata, kecuali buah dadanya yang besar. Namun, itu tak apa-apa selama ia lucu. Asahina-san memancarkan pendaran suci yang kelihatannya dapat mencuci dosa-dosa di dunia ini. Aku akan mendukungnya meski dia yang jadi otak dibelakang perampokan bank. sementara bila itu Haruhi, aku tak terlalu yakin...

Terima kasih Haruhi, kau memanggil kami pagi-pagi(gadis itu tak punya kemampuan pengaturan waktu), jadi masih ada berton-ton waktu tersisa sebelum festival mulai. Kami berakhir menghabiskan waktu dengan berkeliaran di taman dekat stasiun. Haruhi "membantu" mengikat rambut Nagato dan Asahina-san. Gaya rambut yang berganti-ganti dari kedua gadis yang duduk bagai marionette sangat menginspirasi sehingga aku ingin mengambil bebberapa gambar dengan kamera sebagai kenangan. Matahari belum terbenam saat kami berbaris di stadium.

Tanah festival O-bon, yang sudah sibuk sebelum sore, tiba-tiba dibanjiri gelombang orang entah darimana. Tak bisa dipercya bagaimana kerumunan ini dapat dikumpulkan.

"Waa!'

Asahina-san berteriak tanpa menahan diri.

"..."

Nagato tetap tak beremosi pada kegiatan ini.

Rasa itu menghinggap lagi, tapi tak pernah kumelihat kegiatan langsung sering-sering. Mengapa aku berpikir aku pernah melihat ini sebelumnya...Ini adalah tarian O-bon, tarian O-bon!

"hmm?"

Ia datang lagi; déjà vu ini mendatangiku bagai pening. Aku terus berpikir aku pernah disini, tak lama sebelumnya, meski aku bilang pada diriku aku tak ada disana untuk waktu lama. Semuanya begitu familiar...panggung di tengah stadium, stan festival yang bersebaran...

Tapi, seperti aku yang mencoba menangkap sarang laba-laba yang menari di udara, rasa itu hilang.

AKu mendengar suara Haruhi.

"Ini stan ikan mas yang sangat kau inginkan. Tetaplah menyendok. KAu mendapat 200 poin tambahan bila kau bisa dapat yang bermata tampak hitam.

Haruhi menarik tangan Asahina-san menuju wadah ikan mas di stan setelah membuat aturan tak masuk akal di tempat.

"Ayo bergabung. mari berlomba siapa yang mendapat leboh banyak!"|

Aku memveto Koizumi, si pecandu permainan. Bahkan jika aku membawa ikan mas pulang, aku tak ada wadah untuk menyimpannya. Aku lebih tertarik pada stan makanan menjilat jari dengan bau menggodanya yang mengelilingi kami.

"Nagato, ingin mencoba segigit."

Mata tak berekspresinya fokus padaku untuk waktu lama, lalu perlahan menggeser fokusnya. Stan topeng ada pada garis lurus pandangannya. Sulit untuk mengerti apa yang disukai gadis.

"Tak apa-apa, ayo lihat-lihat sekitar."

Pengeras suara memainkan musik festival yang mudah di telinga seakan ia tengah memantra. Diumpan oleh musik, aku membimbing Nagato ke stan topeng di tengah tatapan menekan dari Koizumi.

"Meski tngakapannya hebat, aku tak membutuhkan segini banyak, satu saja sudah cukup. Mikuru-chan tak mendapat satupun jadi ini punyanya."

Sebuah kantong plastik yang diikat benang dipegang tangan Asahina-san/ Di dalamnya ada ikan-mas jingga standar, berenang dengan bebasnya. Setiap gerakan Asahina-san. seperti menggenggam tali plastik, mutlak dikagumi. Saat aku melihat tangan lainnya menggenggam batang apel karamel. alu memutuskan mendapatkan satu untuk adik perempuanku. Membuatnya senang sesekali tak menyakitkan.

Di sisi lain, Haruhi tetap bermain-main dengan bola air di tangan kirinya, dan berbicara dengan kami saat tangan kanannya memegang piring penuh Takoyaki.

"Satu orang satu."

Menunjukkan kemurahan hati pada kami...dengan gaya ini. Tepat ketika aku tengah menikmati Takouaki yang tercelup saus.-

"Eh? Yuki, bagaimana kau dapat topeng itu?"

"Ia dibeli."

Nagato bergumam saat dia menatap tusuk gigi bertakoyaki. Disisi kepalanya terpasang topeng Ultraman perak dari Kerajaan Cahaya. Generasinya mungkin mendahuluiu, tapi aku merasa gelombangnya overlap entah bagaimana dengan alien ini, karena hanya inilah dari seluruh topeng yang membbuat gaya mulut kodoknya muncul dari persembunyiannya.

Dengan semua yang telah dilakukan Nagato untukku, aku merasa aku seharusnya membelikan sesuatu untuknya, tapi Nagato menolak dan membelinya dengan uangnya sendiri. Hmm... apa sember pendapatannya?

Keempat sudur panggung telah dikelilingi wanita dan anak-anak yang menari dengan nada Tanko-bushi. Tampak bagai anggota dari masyarakat anak-anak dan wanita, karena kedatangan lelaki biasa untuk acara takkan meriah, dan tentu saja, kami juga tidak.

Mata Asahina-san terpaku pada kelompak penari. Dia menonton bagai menyaksikan para aborigin menyambutnya kedalam bagian tak dikenal dari dunia baru.

"Wa...aah"

Dia berteriak lembut. Apa tradisi tari O-bon punah di masa depan?"

Di bawah kepemimpinan Haruhi, kru pelangi kami berkeliling festival bersama-sama. Dia membuat kami jadi pesuruhnya, dengan berkata,'Ayo makan itu," lalu, "Ayo coba ini." Haruhi menikmatinya, Asahina-san juga tampaknya iya, yang membuatku bahagia. Aku tak tahu apa Nagato senang, dan aku tak peduli soal pikiran Koizumi.

Koizumi, dari waktu ke waktu, tiba-tiba diam sejenak dan menunjukkan senyumnya tanpa peringatan...Tak diragukan lagi emosinya, apapun itu, stabil seperti saat ini. Mungkin adalah takdir yang seluruh anggote brigade SOS mesti hadapi.

Bila itu tentang liburan musim panas, ia harus jadi liburan yang luar biasa.

Aku mungkin telah mendapat harga tiketku hanya dengan menonton trio berpakaian yukata.

Karena itu, saat Haruhi mengusulkan:

"Ayo bakar beberapa kembang api, kembang api! Jarang-jarang kita keluar dengan yukata seperti ini, jadi mari kita selesaikan semuanya hari ini!"

Gerakan ini menerima persetujuan secara aklamasi dari brigade SOS. KAmi membeli kembang api kasar yang kau berikan pada anak-anak. dan menuju bantaran sungai dibawah langit malam nan gelap hingga kau hanya mendapatkan bulan dan Mars. Kami mengikuti Haruhi, yang menggenggam senter murah dan sebuah kamera polaroid dalam perjalanan. Haruhi tampak lebih bersemangat dari biasanya. Untuk alasan tertentu, frase"kau adalah apa yang kau pakai" berkelabat dalam pikiranku.

Tiada yang akan memperhatikan postur berjalan lebar Haruhi yang jelek saat melihat rambutnya terikat di belakang kepalanya. Tentu saja, keras kepala adalah kekuatan Haruhi.

Sejam kemudian tak terhitung lagi foto yang kuambil. Ada Asahina-san memegang tongkat malaikar dengan mata kelerangnya terbuka lebar., Haruhi jongkok dengan kedua tangannya memegang meriam naga, dan Nagato yangterpaku pada Ular melata. Kegiatan Brigade SOS berakhir dengan final ini.

Koizumi menyimpan beberapa mesiu yang jatuh di sepanjang aliran dan menaruhnya di kantong plastik mini-market. Haruhi memandangnya dan menaruh jari ke bibir-

"Maka besok jadinya menangkap serangga."

Dia bersemangat untuk menghabiskan seluruh poin dari daftar kegiatan itu.

"Haruhi, aku tak menentangnya, tapi apa kau sudah menyelesaikan PR musim panasmu?"

Aku benar-benar tak punya hak mengatakan ini, karena aku bahkan belum menyentuh bulpenku. Haruhi tiba-tiba melongo.

"Kau ngomong apa sih? Aku hanya perlu tiga hari untuk menyelesaikannya, gampang itu. Sebenarnya, Aku sudah menyelesaikannya sejak Juli. Singkirkan hal buruk jadi kau bisa menikmati hidup, itu cara untuk benar-benar menikmati musim panas!"

Saat Haruhi serius, bukit kecil kerja tidak ada apa-apamua. Mengapa Tuhan memberinya otak yang begitu brilian? Contoh ketidakadilan Tuhan.

haruhi memberikan perintah kepada kami dengan tatapan keras:

"Dengarkan! Besok, semuanya harus membawa jaring penangkap serangga dan sebuah kandang. Ohya, ayo lihat siapa yang terbanyak tangkapannya. Siapapun yang menang jadi pemimpin sehari."

Aku tak peduli gelar itu. Apa. Apa itu OK selama itu serangga?

"Hmm...Hanya cicadas! Ya benar. Ini adalah Lomba pemburuan Cicada Brigade SOS. Aturannya... tiada pembatasan khusus, yang peratam ya yang pertama dan kemenangan ditentukan jumlah."

Haruhi, yang hanya membutuhkan persetujuannya sendiri, mulai menggila dengan kipas brigadenya bagai itu jaringnya. Jaring dan kandang... seharusnya aku masih memiliki seset di gudang entah dimana di rumahku.

Dengan itu, aku akhirnya pulang, dan menyadari aku lupa untuk mendapatkan sebatang apel batang.

Untuk alasan tertentu, meski aku memaku teru teru bozu agar yakin bakal hujan, pasti besok akan cerah. Tak diragukan lagi, cicadas akan berkeliaran dimana-mana pada suhu tertinggi msuim panas.

"Cicadas bisa dimakan kan? Mungkin rasanya enak jika digoreng jadi tempura. Ah, ini tiba-tiba terjadi padaku, mungkin tempura enak karena tepung yang menyalutnya? Jika ya. tempura cicada pasti enak."

Kau coba saja sendiri!

Pemandangan lima anak SMA yang tingginya tak sama berangkat bersama-sama dengan sebuah jaring dan kandang masing-masing untuk menangkap serangga hanya bisa dideskripsikan sebagai, entah apa ya, aneh.

Kami berkumpul sebelum siang. Untuk mencari ladang tumbuhan, kami ke SMA utara karena berada di puncak bukit yang berpohon tapi yang lain tidak. Ini tempat yang bagus untuk serangga, karena mereka berdiam di hutan. Dari penampakannya, meski aku hidup di kota yang agak sibuk, ia tak begitu menyedihkan hingga cicadas tak bisa berteriak.

Batang demi batang dipenuhi serangga berkrik tersebut bagaikan ada wabah cicadas. Ini merupakan tangkap-begitu-kau-datang. Asahina-san panen hanya dengan beberapa ayunan tak jelas jaringnya. Ini menunjukkan cicadas disana tak menyadari bahwa manusia adalah hewan yang paling harus diawasi. Baiklah, hari ini waktunya terapi kejut.

Aku membungkuk untuk melihat cicadas yang terdiam dalam kandang setelah mengisinya dalam sekejap. Aku tak tahu berapa tahun mereka berada di bawah tanah, tapi jelas mereka tak juga dewasa hanya untuk digoreng Haruhi. Aku merasakan kesedihan dari teriakan yang melemah dari serangga msuim panas, tapi dosa kecurangan menghinggapiku. Aku minta maaf untuk emnghancurkan rumah kalian dengan jalan bersemn. Aku harap kau, entah bagaimana, memaafkan kejahatan manusia.

Aku tahu mustahil bagi Haruhi untuk mendengar percakapan pikiranku, tapi gadis itu berkata:

"Jiwa tangkap-lepaskan masih sangat diperlukan. Ayo lepas mereka. Mungkin di masa depan mereka akan mengembalikan kebaikan kita."

Aku merasa lemah saat aku membayangkan cicadas seukuran orang mengetuk pintu kami. Jika ada serangga yang membalas kasih setelah melihat kami menangkap rekan mereka lalu membebaskan mereka setelahnya. merka terlalu tolol sebagai serangga. Jika mereka datang untuk balas dendam, kupikir itu lebih pintar.

Haruhi membuka kandang dan menggoyangkannya kekiri-kanan.

"Pergi! Kembali ke gunung!"

Jijiji-cicadas berkerumun dan mendorong dalamnya kandang begitu mereka terbang bebas. Asahina-san mengeluarkan tangisan imut begitu terduduk. Kumpulan itu berputar di sekelilingnya untuk beberapa waktu dan menyapu atas kepala Nagato, mengikuti pola spiral atau garis begitu mereka menghilang ke angkasa yang tercelup merah dari matahari terbenam.

Aku membuka mengikuti Haruhi. Aku merasa jika aku Pandora, yang tak sengaja membuka kotak kiriman Hermes. Pikiran untuk menyimpan paling tidak satu cicada menghampiri hanya setelah semua cicada menghilang ke angkasa.

Kegiatan esok harinya adalah kerja paruh waktu.

Haruhi ,entah bagaimana, berhasil mendapatkan kerjaan, dan memastikan kami semua ikut andil. Pekerjaan satu hari itu adalah-

"Se...Selamat datang!"

Asahina-san tampak memeras penyambutan itu.

"Ayo semuanya, berbarislah! Ahhhahh...jangan dorong-dorongan!"

Kerjaan yang dimasukkan Haruhi ke tenggorokan kami adalah untuk menarik pelanggan untuk penjualan tahunan di supermarket lokal.

Kami bertemu tanpa petunjuk untuk apa kami disni dan memakai kostum yang diserahkan Haruhi. Setelah itu, kami sedang melakukan kegiatan promosi sejak jam 10 pagi.

Selain itu, kami semua berkostum.

Mengapa ini terjadi...Mengapa aku dipermalukan seperti ini? Tugas Asahina-san adalah menceriakan orang-orang dengan ratusan gayanya...Koizumi, Nagato, ada apa dengan kalian berdua? Apakah kalian bakal mati bila mencoba untuk sedikit bertanya? Mengapa kalian menurut begitu saja pada kegilaan gadis itu?

"Ayo berbaris~ terima kasih untuk kerjasama kalian!"

Mendengar suara tebal Asahina-san di bawah seragam hijau yang membungkus tubuhnya hanya membuatku berkeringat bagai babi.

Kami semua berpakaian sebagai katak.Tepatnya, katak yang memberi balon pada anak-anak. Supermarket melakukan hal ini tiap tahun untuk ulang tahunnya -- Membagikan balon gratis pada balita yang menemani para pelanggan.

Anak ya anak. Mereka bergerak liar karena senang menerima hadiah kecil semacam ini yang didesain untuk membodohi mereka. Hei, anak-anak tolol disana, ambil sebuah balon. Hanya sebuah balon merah, ambil saja.

Asahina-san si katak pohon terbukti paling terkenal. Di samping itu, Koizumi memerankan katak emas dan aku kodok(Memang aku jadi apa lagi?). Nagato si katak tanduk amazon menjalankan pompa yang mengisi balon-balon, yang kami bertiga bagikan. Namun Haruhi duduk di bayang-bayang dengan pakaian biasa. Jika kami semua akan dibayar sama, aku akan mengamuk sekarang juga.

Sepertinya pemilik toko merupakan kenalan Haruhi. Dia menyambutnya dengan senyum kapanpun Haruhi memanggil "paman~" oh, sangat manis.

Seluruh balon habis dibagikan dalam dua jam. Kecuali Haruhi, kami semua mengelupaskan eksoskeleton kami untuk mengeluarkan panas dalam tempat istirahat yang terlihat bagai gudang. Di saat itu, aku menyadari perasaan ular-ular yang mengelupaskan kulit mereka. Jarang-jarang aku mengalami desah lega itu.

Nagato melepas kostum katak dengan cepat, sementara Asahina-san dan Koizumi benar-benar basah dan menggoyang lerpas kostum mereka. Mereka tetap diam selama beberapa saat.

"Fuu~"

AKu bahkan tak punya energi untuk menikmati Asahina-san yang memakai kaos oblong olahraga tipis dan rok pendek saat dia duduk.

"Kerja bagus!~"

Aku tiba-tiba bernafsu untuk mengubur Haruhi dari kepala ke kaki di gurun terpencil saat dia muncul dengan menjilati es krim.

Ternyata, seluruh gaji kami diperuntunkkan kostum kodok pohon. Aku menyadari Haruhi telah memikirkan kostum itu sejak lama saat dia dengan tenangnya mengumumkan berita ini. Aku seharusnya mengetahuinya saat dia memeluk kostum kosong dengan lengannya dengan ekspresi ksatria yang dihadiahi ribuan keping emas. Gaji itu tak pernah ada.

"Apa yang buruk soal ini? Aku benar-benar menginginkannya. Sekarang mimpi ini jadi nyata. Paman berkata dia akan menyerahkan ini padaku karena Mikuru-chan. Mikuru-chan, aku akan menyerahkan pin buatanku sendiri. Namun Kau harus menunggu karena aku belum membuatnya.

Satu lagi kepingan sampah ditambahkan pada kepemilikan Asahina-san. Aku membayangkan sampah itu adalah borgol dengan "Pin" tertera disana.

Namun-

"Katak ini akan menjadi simpanan di ruang kelas Brigade. Mikuru-chan, kau bisa memakainya kap[anpun kau suka. Aku memberimu keistimewaan ini!"

Aku tak bisa menunjukkan kemarahanku saking marahnya aku pada ekspresi Haruhi saat itu.

Aku remuk. Kegiatan tiada henti, pertama renang, lalu menangkap kumbang, dan akhirnya mandi sauna dalam kostum, yang mengambrukkan lelaki SMA tersehat ke bumi.

Itu karena aku tak meminta apa-apa kecuali tidur malam yang lelap. Aku masih bisa merasakan kedamaian Arcadia saat HPku berdering.

Tiada yang lebih membuat marah daripada panggilan tengah malam tak berarti yang mengganggu tidurmu. Siapapun yang memanggil malam-malam bgini pasti ga waras, dan dari semua orang, hanya Haruhi yang begitu. Aku benar-benar ingin meneriaki gadis itu karena membangunku dari tidur lelapku. Namun. aku terkejut kala aku memencet tombol bicara, suara yang berhembus merupakan milik -

"...uuu(nangis)...Uuu(tangisan lembut)..."

Tangisan seorang gadis membuat bulu kudukku berdiri. Indraku tersadar. Ampun deh, nomor yang salah nih.

Tepat saat aku akan melempar HP-ku.

"Kyon-kun..."

Meski lehernya tercekak, aku masih bisa mengenali suara Asahina-san.

Bulu kudukku berdiri lagi, tapi dengan arti yang beda kali ini.

"Hai, apa ini Asahina-san?"

Apa dia mengucapkan selamt tinggal dengan panggilan ini? Kaguya-hime perlu kembali ke istana bulan? Kusadar "disini" hanya tempat singgah bagi Asahina-san dan dia mesti kembali suatu hari nanti. Apa sekarang saatnya? AKu tak setuju dengan gumaman sebuah selamat tinggal sebelum pergi.

Meski gadis di ujung sambungan tengah -

"Ini aku...Uwaa, ini gawat...... Uuu... Ugu... Jika terus begini... Aku... Uwaaa..."

Aku tak mengerti satupun kata darinya. Dia berdengung bagai anak SD, dan mencampur tarikan napasnya kedalamnya, jadi aku tak mendapatkan apa-apa. Tepat saat aku kehilangan kata-kata -

"Hai, ini Koizumi."

Suara renyah mengganti tangisan Asahina-san.

Apa? Mereka bersama pada jam segini? Mengapa aku tak disana? Koizumi, kau hanya punya 5 detik untuk menjaga kepalamu menempel di leher atau jelaskan jawaban yang memuaskan dan kompreshensif tentang ini semua.

"Sesuatu terjadi. Ini agak gawat, jadi Asahina-san menghubungiku karena keadaaannya darurat."

Menghubungimu daripada aku? Ini meninggalkan rasa pahit di mulutku.

"Ini karena ketidakmampuanmu menyelesaikan masalahnya bahkan bila kau mencoba pertama...Tidak, aku minta maaf. Sebenarnya, aku tak bisa apa-apa karena keadannya cukup berbahaya."

Aku menggaruk kepalaku."

"Apa Haruhi memicu Armageddon?"

"Itu, tidak, malah, dapat dibilang sangat kebalikan. Kita masuk keadaan dimana Armageddon takkan pernah datang."

Huh? Apa aku bermimpi, atau tidak? Apa sih yang kau coba katakan?

Koizumi melanjutkan, tak pedulid engan kebingunganku.

"Aku baru saja menghubungi Nagato-san. Seperti perkiraanku, dia tampaknya tahu sekali keadaan ini. Kau akan mengerti jelasnya bila kau menanyai Nagato-san. Itu kesimpulan keadaannya. Bisakah kau datang dan bertemu kami sekarang juga? Tentu saja, aku takkan memberitahu Suzumiya-san."

Tentu saja aku bakal. Siapapun yang meninggalkan Asahina-san yang menangis di belakang harus mengetahui yang lebih buruk dari terbakar di pasak tujuh kali lipat.

Koizumi meberitahuku tempatnya, yang tepat di depan stasiun. Sepertinya daerah itu titik pertemuan milik SOS.

lalu, sewaktu aku ganti pakaian, bergerak keluar halaman, menaiki sepedaku, dan melaju ke titik pertemuan, tiga bayangan sudah menanti kedatanganku. Jalanan tidak benar-benar sepi, aku masih melihat beberapa orang yang tampaknya adalah siswa. Berkat mereka, kami bisa bercampur ke kerumunan ini dan menuju pesta percakapan ramai ini. Hanya saja aku mulai capek.

Asahina-san dalam keadaan berjongkok saat aku sampai di stasiun. disampingnya ada Koizumi, dengan gaya biasa, dan Nagato, dengan seragam pelaut. Pakaian atas dan bawah Asahina-san tak cocok; kali dia pakai apa saja yang ada. Tak ragu lagi dia terlalu panik untuk menyadari, atau keadaannya terlalu memaksa sehingga pakaian merupakan hal terakhir di pikirannya.

Si samping yang agak tinggi menyadari kedatanganku dan mengangkat tangan untuk menyambutku.

"Apa sih yang terjadi?"

Sinar jalanan yang kuat menerangi depan Koizumi yang samar.

"Aku minta maaf karena memintamu muncul jam seh=gini. Tapi, keadaan membuat Asahina-san dalam keadaannya sekarang."

Asahina-san, yang menggulung jadi bola, menangis bagaikan orang-orangan salju yang mencair. Wajah basah dengan mulut datar terangkat untuk melihatku, dan pipi basah nan cantik itu teramati jelas. Penampilan menggoda itu membuatku siap melakukan apapun untuknya.

"Uuu...Kyon-kun,aku..."

Asahina-san terisak dan bergumam pada dirinya sendiri:

"Aku tak bisa lagi kembali ke masa depan..."

"Untuk pendeknya, apa yang terjadi adalah : Kita menemukan diri kita dalam perulangan tak berakhir dari waktu ."

Penjelasan Koizumi tampaknya kependekan dengan kepingan yang terlalu sedikit. Apa dia benar-benar mengerti apa yang dikataknnya?

"Aku mengerti. Tiada penjelasan yang lebih jelas untuk hal ini. AKu telah mendiskusikan hal ini dengan Asahina-san..."

Tak bisakah kalian menunggu hingga aku tiba sebelum mulai berdiskusi?

"Kami menemukan aliran waktu dunia sekarang ini tak jelas. Ini ketahuan berkat Asahina-san; bila bukan karena dia, aku takkan yakin dengan fakta ini."

Yakin apa?

"Kita akan tetap mengalami kejadian yang terjadi dalam bingkai waktu yang sama."

Kau mengatakn ini sebelumnya.

"Tepatnya, dari 17 hingga 31 Agustus,"

Perkataan Koizumi rada asing bagiku.

"Dengan kata lain, kita selamanya terperangkap dalam liburan musim panas abadi."

"Sekrang juga musim pnas kok."

"Musim panas tak berakhir yang takkan terputus sendiri. Di dunia ini, takkan terlewat, bahkan September takkan datang. Dengan kata lain, dunia ini tiada masa depan setelah Agustus. Asahina-san tak bisa kembali ke masa depan karena alasan ini, dan ini logis. Tiada yang bisa menghubungi masa depan bila masa depan itu tidak ada, yang dapat disimpulkan jelas."

Omong kosong dalam fisika untuk berpikir tiada masa depan. Waktu seharusnya mengalir bahkan bila kau mengacuhkannya. Aku mengatakan itu dengan menatap kepala Asahina-san:

"Siapa yang bakal percaya hal begituan?"

"Setidaknya kau harus, tahu kan ini tak bisa disampaikan pada Suzumiya-san."

Koizumi menatap pada Asahina-san juga

Setelahnya, Asahina san menjelaskan dasar masalahnya padaku. Tentu saja, isakan menyela di tengah-tengah penjelasannya.

"Uuu...biarkan ku berfikir...Aku terus menggunakan<info khusus> untuk menghubungi masa depan atau untuk melakukan <info khusus>...Urr. Aku merasa ada seuatu yang salah saat aku putus hubungan dengan <info khusus> selama seminggu. lalu <info khusus>...membuatku sangat khawatir, jadi kucoba menggunakan <info khusus> dan jawabannya adalah <info khusus>...Uuu...Waa! Apapun yang seharusnya kulakukan..."

Apa yang harus dilakukan? Tiada petunjuk. Apa <info khusus> sebegitu pentingnya hingga harus disensor?

"Apa kita, entah bagaimana, terjebak dalam dunia asing ciptaan Haruhi? Seperti versi fisik dari ruang tertutup atau yang mirip-mirip itu?"

Koizumi memeluk dadanya saat bersender pada mesin penjualan, pelan-pelan membantah argumenku.

"Kali ini, Suzumiya-san tak menciptakan kembali dunia, tapi malah menghubungkan aliran waktu, dari 17 sampai 31 Agustus. Karena itu, dunia ini hanya berumur dua minggu. Tiada waktu sebelum 17, ataupun dari satu September dan setelahnya. Dengan kata lain, ini dunia dimana September takkan pernah ada."

Dia mendesah panjang, bagai menyiulkan kekalahan.

"Waktu akan diputar ulang pada 24.00 pada 31 Agustus, kembali lagi ke 17. Aku tak tahu jelasnya, tapi sepertinya ada Titik simpan pada pagi tanggal 17."

Lalu bagaimana dengan ingatan kami...tidak, seluruh manusia?

"Semuanya diatur ulang. Seluruh kumpulan ingatan manusia selama dua minggu akan dinolkan dan diulang dari awal."

Dunia ini benar-benar menikmati maju mundurnya. Tak bisa diapa-apakan sih, walau, ada penjelajah waktu yang bersama kita.

"Tidak, ini tak melibatkan Asahina-san. Ini tak sesederhana yang kau bayangkan."

Bagaimana kau tahu?"

"Hanya Suzumiya-san yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal semacam ini. Memangnya kau pikir siapa lagi selain dia?"

Mereka yang berpikir tentang siapa yang bertanggung jawab untuk hal semacam ini saat mereka bosan, bengong atau melamun sepanjang waktu.

"Sudahi sajalah depannya dan bilang saja apa yang harus dilakukan untuk ini."

"Itu akan lebih mudah jika aku punya penyelesaian untuk masalah ini."

Untuk alasan tertentu, kupikir Koizumi terlihat rada senang, tiada tanda perhatian. Mengapa ya?

"Karena aku akhirnya memutus perasaan tidak cocok yang memusingkanku untuk beberapa waktu."

Yang berarti hanya kau yang keluar dari hutan.

"Kau juga kan? Apa kau tak mengalami rasa déjà vu yang kuat, sejak hari kita mengunjungi kolam kota hingga saat ini? Bila melihat kebelkang, kilas balik itu adalah sisa dari bingkai sebelumnya-tiada lagi penjelasan lain selain itu. Sekarang, semuanya telah jelas. Keanehan yang kita alami adalah pecahan sisa dari pengaturan ulang."

Bukankah semua manusia bakal merasakan ini?

"Seharusnya, tidak. kau dan aku perkecualian khusus. Tampaknya hanya mereka yang dekat Suzumiya-san yang mengalami efek perubahan dunia ini."

"Haruhi bagaimana? Apa gadis itu tak merasakannya atau bagaimanalah?"

"Sepertinya tidak. Jika dia mengalaminya, hal ini bakal makin rumit..."

Koizumi memandang kearah Nagato, meminta masukan si alien.

"Jadi, berapa kali kita mengulang dua minggu ini?"

Nagato menjawab dengan ekspresi tenang.

"Ini akan menjadi yang ke-15.498."

Sihir kepeningan meruak.

lima belas ribu empat ratus sembilan puluh delapan. itu 43 huruf. Angka arabnya 15.498 yang terasa lebih sedikit. Angka arab itu brilian. Siapapun yang menemukannya berhak atas terima kasihku. Kau luar biasa untuk mengmbangkan angka enak, non-essensial dan sangat tak masuk akal ini.

"Dua minggu yang sama telah berulang lebih dari 10.000 kali. Bila orang biasa ada yang merasa mereka terjebak dalam lingkaran ini dan ingatan menumpuk, mereka akan remuk. Ingtan Suzumiya-san sih rasanya terhapus lebih bersih dibanding kita."

Seseorang mesti konsultasi dengan peramal untuk saat-saat ini. Aku meminta konfirmasi Nagato:

"Apa ini benar?"

"Ya."

Nagato mengangguk.

"Jadi kita sudah melakukan apa yang akan kita lakukan besok? Apakah O-bon dan ikan mas akan begitu juga?"

"Tidak begitu juga."

Nagato tak menunjukkan setitikpun perasaan.

"Ada variasi kegiatan dengan Suzumiya Haruhi dalam siklus 15.497 terakhir."

Dia menatapku perlahandan melanjutkan.

"Dalam siklus 15.497 terakhir, O-bon telah terlewat dua kali. Penangkapan ikan mas di O-bon terjadi 437 kali. Kolam kota telah dikunjungi tanpa henti dalam siklus ini. Kerja paruh waktu telah dilakukan sekitar 927 kali dengan enam variasi pekerjaan. Selain membagikan balon, ada juga pengisian stok, register uang, pembagian pamflet, menjawab panggilan, dan juga pertunjukan model pakaian. Ada 6.011 pembagian balon, dengan 360 overlap dalam dua atau lebih variasi. Pengulangan yang sama diurut dari kombinasi adalah-"

"Itu cukup, kau tak harus lanjut."

Aku mulai berpikir sendiri setelah manusia buatan pintar bikinan alien tenang kembali.

Dua minggu terakhir Agustus berulang lima belas riba dan....berapa ratus sih? Ah,..mengganggu saja. 15.498 kali, itu dia. Siklus diperbaharui setelah 31 Agustus dan kembali ke 17 Agustus. It, dan aku tiada ingatan tentang ini, sedangkan Nagato mengingat semuanya dengan sanagt jelas-Mengapa begitu?

"Nagato-san, atau tepatnya Si Integrasi Data, ada diluar batas ruang dan waktu."

Senyum bangga Koizumi tampak agak kaku, mungkin karena pencahayaan.

Tak perlu dipikirkan, itu tak penting, biarkan saja. Aku tahu kranium Nagato dapat menahannya, tapi bukan itu fokusku. Apa fokusku adalah...

""Nagato, kau telah mengalami semua kejadian dua minggu ini untuk 15.498 kali kan?"

"Ya."

Nagato mengangguk seakan itu tak mengganggunya. Tak bisakah kau menunjukkan lebih dari sekadar ya saja? Meski aku tak bisa memikirkan apa yang bakal dikatakannya selain kata itu. tapi-

"Hmm..."

Tunggu. Dua minggu 15.498 kali. Totalnya 216.972 hari. Eh-kasarnya 594 tahun. Gadis ini telah melewati tiap hari itu, tiap siklus, dan telah menyaksikan semua yang terjadi secara biasa. Bahkan manusia paling sabar akan habis kesabarannya setelah itu. Jika kau tak mempercayaiku, coba dan ambil 15.498 renang di kolam kota.

"Kau..."

Aku memaksa diriku diam tepat saat aku mengeluarkan kata itu. Nagato membengkokkan kepalanya bagai burung saat dia menatapku.

Rasa yang dipancarkan Nagato di kolam renang muncul lagi. Dia terlihat rada bosan saat itu, yang aku rasa bukan salahku. Bahkan untuk Nagato, harus mengulang ingatan sebegitu banyaknya pasti akan membuat capek. Meski di permukaan dia tak mengeluarkan komplain satu kata pun. Dia pasti mengutuk dalam sunyi...Pikiran ini berkelabat dalam kepalaku. Akhirnya aku dpat pegangan tentang apa yang terjadi, tapi alasan dasarnya belum diketahui.

"Mengapa Haruhi melakukan hal ini?"

"Aku punya pandangan pribadi."

Dengan pembukanya yang khas, Koizumi melanjutkan:

"Suzumiya-san mungkin tiada keinginan bagi liburan musim panas untuk berakhir. Karena dia berpikir begitu dalam otaknya, liburan musim panas telah menjadi kejadian yang terus berulang/"

Bukankah itu seperti alasan bocah itu menolak ke sekolah?

Koizumi tanpa sadar menyentuh ujung kaleng kopinya.

"Aku curiga dia setengah hati bersiap untuk semester baru, karena dia tak menyelesaikan apa yang ingin dilakukannya selama dua minggu terakhir musim panas. Dengan kata lain, ada banyak penyesalan di dirinya. Karenanyam dia menghadapi sore 31-Agustus dengan Hati yang belum puas..."

Dan begitu dia terbangun, ada dua minggu liburan musim panas yang menunggunya, kan? Bagaimana aku mengatakannya...aku merasa kesedihan lebih dari kekalahan mendeskripsikan pikiranku sekarang. Aku tahu dia satu-satunya yang bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya, tapi aku tak pernah membayangkan kekeraskepalaannya dapat mencapai ketinggian segini.

"Jika begitu, apa yang harus dilakukan agar gadis itu puas?"

"AKu tak tahu. Nagato-san, apa kau tahu?"

"Tidak."

Jawaban itu datang dengan gaya rapuh. Dari kami semua, kau yang paling bisa diandalkan! Aku tak bisa menahan tersembulnya pikiranku.

"Mengapa kau tak berkata apa-apa? Kita berakhir menari waltz dua minggu ribuan kali."

Setelah heniong beberapa saat, Nagato, dengan perlahan, berkata:

"Tugasku untuk mengamati."

"..Oh begitu."

Ini memeberiku beberapa petunjuk. Nagato tak aktif ikut dalam kegioatan kami hingga sekarang, tapi kehadirannya penting untuk melihat langsung setiap kegiatan. Aku berani bilang sekalinya gadis ini secara aktif terlibat adalah saat dia membimbingku ke rumahnya. Dengan hanya perkecualian itu, Nagato telah mengikuti kami dengan menempati posisi penting tanpa suara.

Aku tak lupa bahwa Nagato Yuki adalah alat homanoid buatan si Integrasi Data untuk berhubungan, juga sebagai android biologis tercipta untuk mengamati Suzumiya Haruhi. AKu membayangkan kemungkinan keberadaan pengaman pemunculan emosinya ada dalam spesifikasinya.

"Jangan dipikirkan, itu tak penting."

Sebelum semua itu, Nagato Yuki bagiku adalah kutu buku, pendiam, dengan tubuh kecil, tapi rekan yang sangat andal.

Dari seluruh anggota Brigade SOS, Nagato yang paling luas pengetahuan dan akalnya. Dengan itu di kepala, aku memutuskan menanyai si tahu semua lebibih jauh.

"Berapa kali kita menemukan hal ini?"

Pertanyaanku yang tiba-tiba tampak telah tertebak Nagato, yang dengan tenang menjawab:

"6.769 kali. semakin kesini, frekuensi penemuan meningkat."

"Itu karena rasa ketidakcocokan dan kesamaan, mungkin."

Koizumi mengatakan perihal fakta ini.
"Tapi bahkan dalam sikulus berulang itu, meski kita tahu keadaannya, kita tetap gagal memperbaiki keadaan dan mengembalikan waktu?"

"Tepat."Jawab nagato.

Tak heran Asahina-san remuk. Dia menangis seperti ini karena tahu fakta ini. Saat dia menyadari sekali lagi bahwa dia kehilangan dua minggu berharga pertumbuhan dan ingatan karena reset...dan lalu remuk lagi setelah menemukan bahwa dia terperangkap dalam lingkaran setan ini.

Aku telah memikirkan ini entah untuk keberapa kali. Sejak pertama kali bertemu Haruhi di musim semu, aku menemukan diriku berpikir seperti ini dimanapun krisis muncul karena dia, tidak peduli sekarang maupun di masa lalu.

Itu tak baik.

Tak diragukan lagi ini yang ke-8.769 kalinya aku beroikir seperti ini selama dua minggu ini.

Ini keterlaluan.

Dongeng lagi nih.

Hari setelahnya adalah mengamati bintang.

Tempatnya di atap bangunan apartemen Nagato. Teleskop besar dan ringkih datang dari kebaikan Koizumi. Dia menaruhnya di tripod. Kami mulai jam delapan malam.

Langit malam nampak agak dingin, sebagaimana juga wajah Asahina-san. Ekspresi wajanya entah bengong atau berteka-teki. Perasaanku juga berantakan, jadi ini benar-benar bukan waktunya mengamati bintang-bintang.

Koizumi melebarkan senyum di wajahnya begitu selesai memasang teleskop.

"Ini hobiku saat aku masih kecil. Aku begitu tersentuh saat pertama kali melihat bulan-bulan Jupiter."

Nagato, seperti biasa, berdiri diam di atap sebagai pengamat.

Aku menggeser pandanganku pada langit malam, tapi aku hanya bisa melihat 2-3 bintang. Udara kota terlalu tercemar untuk melihat lebih. Untuk mengatakan "tiada langit" di titik ini akan sangat pas. Bila musim dingin datang, saatnya atmosfer tercerahkan, dan Orion menunjukkan diri.

Kepala teleskop mengarah pada tetangga Bumi. Haruhi, yang kepalanya dimiringkan. mengatakan:

"Tidak."

"Apanya yang tidak?"

"Tiada Martian?"

Aku tak berharap Martian ada. Fikirkan, sepasang monster bagai-gurita berkeliaran sambil mendiskusikan rencana invasi bumi. Tak peduli seberapa manis mulut mereka, aku tak bisa menggunakan kata "menarik" untuk mereka.

"Mengapa begitu? Mereka mungkin sangat bersahabat. Lihat, tiada orang di permukaan, jadi mereka pasti jenis yang bersembunyi di dalam tanah. Ini bukti terbaik bahwa mereka takut mengganggu kita, manusia, karena mereka baik."

Haruhi tampak memiliki makhluk dalam tanah di pikirannya untuk Martian khayalannya. Tolonglah, setidaknya bilang padaku jenisnya apa. Apa Pellucidar? Atau yang dari Serangan Mars? Jika gabungan keduanya, bisa-bisa jelek tuh. Berfikir sederhana; lebih sederhana lebih baik.

"Mereka mungkin melakukan persiapan didalam sehingga saat penjelajah Mars akhirnya mendarat, mereka dapat keluar dan menyambut manusia dengan kejutan! Mereka bahkan mungkin bilang,'Selamat datang di Mars, tetangga! Kami menyambut kalian!'"

Itu bahkan lebih menakutkan. Jika ada salah pengertian, ia akan berubah dari kejutan jadi ketakutan. Aku tak bisa menebak siapa yang bakal mendarat di tanah Martian pertama kali, tapi mungkin baik untuk memberinya saran sehingga dia siap secara emosional. Apa tak apa-apa untuk mengirim mail ke NASA?

Kami bergiliran mengamati tampilan Mars dan lembah Bulan seiring berlalunya waktu. Tepat saat aku mengira-ngira mengapa kurang satu orang, kutemukan Asahina-san dengan mata tertutup, kepala tertunduk, memeluk lutut, serta bersender pada pagar yang menghalangi orang jatuh pada kematian segera dari atas atap. Dia pasti melewati malam tanpa tidur kemarin, jadi kubiarkan saja.

Haruhi, yang tengah bosan mengamati langit malam yang tetap, berkata:

"Ayo berburu UFO! Mereka pasti menyasar bumi, siapa tahu jika ada pendahulu di orbit rendah saat kita bicara."

haruhi dengan gembira menyetel teleskop, tapi dengan cepat bosan kembali. Dia lalu duduk dekat Asahina-san, dan terlelap saat bersender pada bahu pendek Asahina-san.

Koizumi berbisik:

"Capek?"

"Sulit rasanya membayangkan bahkan dia bakal lebih kecapekan dibanding kita."

Haruhi tertidur lelap. Ini membuatku bernafsu mempermainkan mukanya. Tapi, wajah tidurnya bukanlah yang ingin kukotori. Gadis itu cantik bil;a dia tak mengucap sepatah kata pun. Lebih baik jika dia dan Nagato bertukar otak. Haruhi yang tak berekspresi sama sekali sudah sangat sulit dimengerti, sementara Nagato yang cerewet dan liar jauh dari bayanganku.

Dengan angin malam yang bertiup, aku memandangi Asahina-san dan Haruhi, yang tidur bersebelahan. Mereka berdua ada untuk bersaing sebagaimana mereka sekarang. Mungkin beberapa orang bakal bilang Haruhi lebih cantik. Hmm...Pasti.

"Apa sih yang ingin dilakukannya?"

"Apa mungkin untuk bersenang-senang dengan beberapa teman dan memiliki kenangan yang indah?"

"Mungkin. Soal teman Suzumiya-san, itu pasti kita."

Koizumi memandangi ujung lain kosmos.

"Jika ya, maka hal terpenting adalah untuk mencari tahu apa yang akan memuaskannya. Jika kita gagl, siklus waktu ini takkan berakhir, Kita hanya bisa menemaninya hingga dia menemukan keinginannya yang tak terpenuhi dan membuatnya ada. Untunglah dan bertterimakasihlah, karena pengatur ingatan ada, atau kita lama-lama menderita remuknya saraf karena ini."

Berulang untuk ke-15.498 kali.

Apa ini nyata? Apa Nagato hanya menakut-nakuti kami? Singkatnya, ini sukar dipercaya, tapi jika muasalnya Haruhi, ia tak bisa dibantah. Kekuata misterius tak dikenal gadis itu selalu menempatkan kami secara tak sadar dalam air yang dalam. Tak peduli itu dari sifat terburu-burunya atau yang terdalam dari alam bawah sadarmnya, masalah bermerek sama bakal selalu jatuh pada kami. Dia memang begitu, jenis yang bakal memberimu masalah tak peduli apa.

Sebelumnya kupikir kami yang selalu memenuhi Haruhi yang tak tahu mungkin pantas dinomasikan sebagaio duta kebaikan hati. Tiap anggota Brigade SOS memiliki emosi lebih baik dari yang terakhir. Dan memikirkan bagaimana aku jadi tokoh pusat dalam memutuskan nasib dunia. Ini membuatku curiga bahwa dunia memang tak waras sejak awal.

Untuk lebih jau melanjutkan, ktipan naif bahwa dunia yang kita amankan mestilah benar adalah omong kosong belaka yang dibuat-buat secara massal oleh manusia di bawah bimbingan ideologi dan doktrin. Ada banyak fanatik yang secara buta menyebarkan kebohongan narsis ono dan memaksakannya pada yang lain. Aku katakan pada mereka bahwa mereka seharusnya memikirkan apa yang diputuskan oleh generasi ribuan tahun setelahnya tentang mereka.

Tepat ketika aku tenggelam dalam pikiran atas hal-hal ringan ini, Koizumi buka mulut tanpa peringatan:

"Meski kita mungkin tak tahu keinginan terdalam Suzumiya-san, apa kita harus mengintip pikirannya? Contohnya, memeluknya dari belakang tiba-tiba dan berbisik"AKU MENCINTAIMU,' atau sesuatu mirip itu."

"Siapa yang bakal pergi melaksanakan misi bunuh diri itu?"

"Tiada yang lebih cocok selain kau."

"Aku mencari kekuatan veto. LEWATLAH!"

"Kalau begitu, aku akan melakukannya."

Aku tentu saja melewatkan ekspresi yang mungkin ditampilkan wajahku. Aku tak punya cermin saat itu. Meski Koizumi tampaknya telah membaca pikiranku:

"Aku bercanda. Aku kurang pantas melakukannya. Jika aku tampil di panggung, itu hanya bakal membuat Suzumiya-san kebingungan yang tak perlu."

Tawa mengerikan dari tenggorokannyamengakhiri perkataannya.

Aku terdiam sekali lagi, menatap bukan terang yang bersianar tak tertandingi dari langit malam musim panas nan sedih.

Bima Sakti yang menghiasai kanvas gelap berkerlip dibawah pantulan matahari, tampak mengundangku bermain. Kemana? Itu urusan Tuhan.

Kupikirkan semua ini selama menatap bayangan Nagato yang bengong, tengah, menatap langit malam/

Msuim panas belum berakhir, tapi liburannya ya- Meski jangan yakin dulu, karena aku tak tahu apa libur musim panas bakal berakhir atau tidak. Ampuni aku. Jujur saja.

Mungkin kita bakal kembali ke 17 Agustus. Apa sih yang harus dilakukan agar Haruhi menemukan'hal yang belum dituntaskan'?

Apa sh yang tertinggal? Aku punya segunung PR musim panas yang belum tersentuh sejak aku membawanya pulang. Itu bukan perhatiannya, karena dia sudah menyelesaikannya sejak awal.

Apa yang harus kita lakukan berikutnya?

"Ayo menuju lapangan latihan."

Haruhi menunjukkan sebuah pemukul almunium, yang habis terpakai dan diambil dari sebuah klub Baseball suatu hari. Aku tak pernah berpikir bahwa dia bakal menyimpan pemukul yang sudah habis itu, yang lebih baik untuk menyiksa daripada memukul bola.

Sang ketua menyibak rambutnya sembari mengayunkan pemukulnya dengan senyum cerah, dan lalu membimbing kami ke pusat memukul nunjauh disana. Aku bertaruh pasti liga SMA mengirimkan gelombang-gelombang asing oadanya.

Roh kesedihan berpindah tangan. Sekarang waktunya untuk wajah biru dan terpuruk dari Asahina-san Brigade SOS untuk tenggelam lebih dalam lagi ke laut. Jujur saja, ini agak disesali, mengingat dia telah lama merindukan dunianya.

Kembali ke Koizumi dan Nagato yang tampak biasa, dan mengeluarkan pemandangan wajah ceria dan kaku. Apa kalian bisa serius dan tak bertindak seenaknya?!

"Hu~"

Aku biarkan sedesah keluar, dan pandanganku tertumbuk pada rambut hitam Haruhi yang bergoyang.

Aku tak tak tahu siapa yang memutuskan melindungi Haruhi adalah tugasku, yang dimulai pada hari pembentukan SOS. Aku akan mengendalikan nafsuku utnuk mengeluarkan rasa frustasiku, karena ku tak bisa menunjuk tersangkanya. Itu, dan aku akan Mendeklarasikan:

Jangan memujiku terlalu tinggi untuk pekerjaan ini. Aku adalah bukan lain seorang biasa.

Meski monolog itu hanya menunjukkan kehampaan jiwaku.

Asahina-san terhalang, Koizumi hanya tersenyum, sementara Nagato mengamati sekelilingnya dalam diam.

Aku mesti membuat Haruhi melakukan sesuatu, entah bagaimana.

Tapi, buat dia melakukan apa?

Jawabannya terletak pada Haruhi, Tapi bahkan Haruhi sendiri pun tak tahu apa sumber masalahnya.

"Mikuru-chan tak perlu mengayunkan pemukul! Kau nerlatih bunt saja, toh kau tak bisa memukul tak peduli seberapa keras kau mengayun. Hantam bola ke bawah agar dapat bola datar. Ahh- jangan memukulnya ke atas!"

Medan perang dari turnamen baseball terakhir masih beraroma mesiu. Apa dia hendak bertanding tahun depan?

Haruh menempati jaring latihan memukul 130 km/jam. Bang! Bang! dan itu peluitnya. Aku merasa jauh lebih baik melihatnya sangat gembira. Orang itu pasti seorang jenius. Siapa tahu, mungkin dia terlahir dengan lebih banyak mitokondria daripada siapapun; Bagaimana lagi dia mendapatkan semua energi itu? Akan bagus jadinya bila dia menyisakan beberapa untuk kerja bakti...

Kami terus melaju, karena tiada yang bisa menekan tombol "berhenti: pada rencana penghabis kalori Haruhi.

Kami bahkan menuju pertunjukan kembang api setempat. Kembang apinya berupa cangkang Shaku-dama yang diluncurkan dari pantai. Ketiganya memakai yukata mereka sekali lagi, tapi Hanya Haruhi yang benar-benar menikmati roket yang ber"bum, bum!" begitu mereka ditembakkan ke atas dan "bum, bum!" saat mereka menyebar di angkasa. Yah, hanya dia yang bisa tertawa sampai perutnya sambil menunjuk kesan karikatur samar dari kembang api. Haruhi sangat menyukai kelebihan keluarbiasaan. Kami bisa melihat rupa asli, tak tercemar dan senyum kekanakannya pada waktu seperti ini, meski aku melepaskan pandanganku darinya rada cepat, karena jika aku terus menatapnya, siapa tahu apa yang bakal kupikirkan. Apa yang bakal kupikirkan? aku sendiri tak yakin apa. Tapi semua ini, memberiku sebuah pelajaran: Kau mesti berpakaian untuk acaranya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba, kami mengikuti kompetisi memancing Gobioid lokal ala Jepang dan kembali dengan tangan kosong. Umpan kami terus dimakan beberpa ikan kecil yang tak pernah kami lihat, jadi kami bahkan tak bisa menyerahkan pengukuran mereka-meski Haruhi begitu larut dalam kesenangan mengumpan dan menarik, bukan menangkap. Ini lebih dari penenang dan berkat yang menyentuh daripada secara salah menangkap Coecalanth entah darimana, karena aku dapat menikmat bento buatan tangan dari Asahina-san yang kini-hijau, yang lari begitu melihat umpan cacing pasir.

Kali ini, Haruhi dan aku dipanggang hitam, menciptakan kontras yang begitu tajam dengan dua yang lain, yang datang dengan pelindung UV. Nagato tampaknya sebuah perkecualian, karena dia tak menghitam bagaimanapun juga. Hebat! Karena Nagato yang coklat renyah adalah sesuatu yang diluar kewarasan dunia ini.

Itu, dan aku tahu dengan sangat baik bahwa ini benar-benar bukanlah waktunya bersenang-senang.

Waktu berlalu bagai kereta cepat pada relnya.

Haruhi masih penuh energi sementara aku terus mengeluh. Asahina-san yang biru kini adlaah bayangan hijau gelap, sementara Koizumi memancar dengan senyumnya bagai dia terlepas dari hal ini. Hanya Nagato menunjukkan perbedaan yang dapat dikesampingkan.

Kalau melihat ke belakang, dua minggu ini telah diisi kesenangan.

Batas waktu, bagaimanapun juga, sudah menanti. hari ini adalah 30 Agustus, meninggalkan hanya sehari untuk liburan musim panas. Ini akan berakhir bila kami tak memikirkan sesuatu dalam dua hari berikutnya, tapi aku benar-benar tak punya petunjuk atas apa yang harus kucoba. Sinar musim panas, tangisan para higurashi...Semua bahan musim panas adalh sumber ketidak tenangan. Liga baseball SMA telah menelurkan juaranya. Mengapa oh mengapa ini tak bisa bertahan sedikit lebih lama!?

Setidaknya, hingga Haruhi benar-benar puas.

Haruhi menyilang seluruh poin di daftar.

Kemarin malam, kami berbaris masuk langsung ke kuburan selama kelamnya malam sambil membawa kegiatan musim panas berjuluk "Tes keberanian." Tiada api hantu, ataupun phantom. Satu-satunya yang patutu diperhatikan adalah wajah ketakutan Asahina-san.

"Dengan itu, semuanya beres."

Saat itu baru sore 30 Agustus, dan kami berada di toki kopi yang biasanya sekarang.

Haruhi memandangi robekan catatan bagai dia tahu dimana harta karun Tokugawa, dengan ekspresi kaku yang sama dengan bulpen yang menggores dan menekan halaman. Dia berada di tengah kepuasan dan ketidakrelaan untuk melepas, Aku sama dengannya, sebenarnya. Hanya ada satu hari musim panas yang tersisa.

Apa musim panas bakal berakhir? Pada titik ini aku sangat meragukannya; Aku terlalu peragu. Lalu, kau akan jadi scizophren jika kau menghabiskan beberapa bulan dalam organisasi tak jelas pimpinan ketua yang kelewat emosional. Aku ingin sekali dia menjadi lebih lembt, mungkin seperti saat hanya Asahina-san yang berada di dekatku, itu akan membuat hidup indah...Tidaktidaktidak, aku harus hentikan ini, kita akan masuk lingkaran lagi dari situ(seluruh pun termasuk)

"Hmm-sudah semuanyakah-?

Haruhi terus menusuk-nusuk es krim vanilla yang mengambang di kolanya. Dia memang belum putus soal ini.

Nagato bungkam dan dalam diam mengnmati irisan jeruk nipis di es tehnya. Tangan Asahina-san saling berpegangan erat pada lututnya; dia kalah telak, bagai anjing kecil yang kena marah. Koizumi menyeruput kopi Viennanya acuh tak acuh sebagaimana biasa.

Untukku, aku tak punya sesuatu untuk dikatakan dan menyilangkan lengan. mencoba mencari apa yang harus dilakukan.

"Jangan dipikirkan. Kita sudah cukup melakukan banyak hal musim panas ini. Kita sudah kemana-mana, memakia yukata, dan menangkap banyak cicadas."

Saat itu, kupikir Haruhi tengah menepuk pundaknya sendiri, Ini tak begitu sebenarnya! Memangm kami sudah melakukan yang seharusnya. Aku merasa begitu dari hatiku yang terdalam bahwa Haruhi tak siap menutup buku musim panas. Tak peduli sedalam apa dia coba sembunyikan, dia hanya berdusta pada dirinya sendiri. di hatinya, di bagian yang terdalam, dia ingin lebih.

"Untuk hari ini."

Haruhi menyerahkan tagihan padaku-

"Ia berakhir sekarang. Besok bakal bebas; tak masalah kau ingin tinggal di rumah dan istirahat. Ayo bertemu lagi di ruang klub dalam dua hari."

Aku merasa sangat tegang saat melihat Haruhi beranjak dari kursi danmeninggalkan meja dengan gayanya yang biasa.

Kami tak bisa membiarkan haruhi pulang seperti ini. Harus ada keputusan detik ini. Jika tidak, maka rentang dua minggu yang ditemukan Koizumi dan dijamin Nagato bakal jadi yang ke 15.499 kali.

Tapi, melakukan apa?

Siakp Haruhi makin tersamar bagiku dalam gerak lambat.

Sekarang! Ini tiba-tiba, entah darimana, tak diharapkan, tapi-

Ia datang.

Perasaan campur aduk dari"dimana aku melihatnya?" kembali. Hari ini, gelombang ini datang dengan mantra kepusingan yang besarnya tak terbayangkan dibandingkan dengan yang lalu-lalu. Ia adalah rasa déjà vu, tak seperti yang lain. Kutahu ini karena aku telah melewatinya ribuan kali. 31 Agustus, satu hari tersisa.

Pasti ada sesuatu di kata-kata Haruhi yang membimbingku secara tak sadar. Apa sih, apa sih, apa sih itu~

"Apa kau baik-baik saja?"

Seseorang tengah mengatakan sesuatu. Perkataan Koizumi seharusnya memberi petunjuk juga. Sesuatu yang terus ditunda dan membuatku khawatir...

haruhi sudah meninggalkan kurisnya dan siap untuk pulang cepat bagaikan badai. Dia tak bisa pergi, atau tiada perubahan pada keadaan kami. Apa aku sudah melakukan sesuatu di masa lalu yang dapat membalikkan skenario? adegan demi adegan melewatiku bagai gambar yang berlarian. Semua yang telah kami lakukan dalam dua minggu ini...

Dan- hal-hal yang belum kami lakukan.

Tiada waktu berpikir. Aku harus mengatakan sesuatu, Tak peduli seberapa remehnya, katakan saja!

"Masalahku belum selesai!"

Aku mesti memperjelas: itu bukan berteriak. Nanti, saat melihatnya dengn kepala dingin, itu adlah kebakaran instan dam terhapus dari hippocampus. Pelanggan dan staf di seklilingku, juga haruhi, yang berada di pintu otomatis, menolehkan kepala mereka dan memandangiku.

Kata-kata keluar mengalir dari mulutku langsung dari kepala.

"Ya benar, Itu PR!"

Semua yang berada di toko terkejut sekali lagi dengan deklerasiku.

"Apaan sih yang kau bicarakan?"

"Aku belumlakukanapapun untuk PR musim panas yang diberikan. Jika itu tak diselesaikan, aku tak bisa biarkan musim panas berakhir."

"Apa kau gila?"

Dia menunjukkan wajah jijik untuk para tolol. Siapa peduli, siapa pedili?!

"Oi, Koizumi!"

"Ya, ada apa?"

Koizumi tampak sedikit ketakutan.

"Bagaimana dengamu?"

"Tidak juga, karena kita begini-begitu selama musim panas ini, aku ada sekitar setengah tersisa."

"Klo begitu, ayo kerjakan sama-sama. Nagato juga, kau pasti belum!"

Sebelum Nagato dapat menjawab. aku mengulurkan tanganku pada Asahina-san, yang mulutnya menganga lebar bagai boneka Marionette di sebuah pertunjukan boneka.

"Asahina-san, mengapa kau tak ikut juga? Ayo habiskan PR musim panas ini sampai beres."

"Ehh..."

Asahina-san kelas satu, jadi PRnya berbeda dari kami, meski itu tak penting sekarang.

"Tapi...Tapi...Ke...Kemana?"

"Ke tempatku. Bawa catatan dan bukumu sehingga kita bisa berdiskusi mengenainya saat mengerjakannya. Nagato, Koizumi, bolehkan aku aku kopi apa saja yang kalian selesaikan."

Koizumi menganggul.

"Nagato, kau ikut?"

"Ya."

Kepala kappa setenagh kalah mengangguk dan menatapku.

"Baikl;ah! Sampai jumpa besok! Ayo mulai pagi-pagi. Kita seharusnya menghabiskan semuanya dalam sehari."

Tepat saat aku mengacungkankepalan tinggi-tinggi dengan nafsu untuk mengimbangi-

"Tahan di situ!"

Haruhi, yang penuh kebanggan dan berkacak pinggang, kembali ke sisi meja.

"Jangan memutuskan ini sendiri! Aku ketuanya! Kau seharusnya menanyaiku apa OK untuk melakukan sesuatu! Kyon, siapapun anggota yang memutuskan sendiri berarti melakukan pelanggaran serius terhadap aturan Brigade!"

dengan itu dari paru-parunya, Haruhi menatapku dan berteriak"

"Perhitungkan aku!"

Sekarang pagi sehari setelahnya.

Kupikir aku benar. Saat aku bangkit dari tempat tidurku, aku tahu kita sudah keluar hutan.

Aku tahu karena aku ingat bahwa aku kembali dari pedesaan dimana O-bon berakhir, dan aku dapat mengingat ingatan Agustus, dari kolam dan perburuan cicada dan setelahnya. Dari semua ingatan yang diingat, yang terbaik tentu yang kemarin, masih jelas terbayang dalam pikiranku saat ini.

Kemarin adalah 31 Agustus, dan sekarang satu September.

Ingatan tersegarku menunjukkan padaku bahwa di hari terakhir musim panas, aku jadi tuan rumah pesta awut-awutan Brigade SOS di kamar ini. Aku ingat perasaan kecapaekan samar itu juga. Cukup melelahkan untuk mengopi semua catatan, jadi aku takut pada besarnya tugas bila aku dikerjakan sendirian. Saat aku menyentuh tempat tidur kemarin malam, otakku yakin satu hal, bahwa garis HP, MP dan BATAS sudah sangat rendah sehingga satu ayunan sudah bakal Meng-KO ku di tempat tidurku.

Kemarin, Haruhi membawa gunungan PR musim panas ke kamarku dan menampakkan wajah dingin padaku, yang tenggelam dalam PR dengan pensil ototmatisku. Koizumi, Nagato dan Asahina-san lalu bermain dengan adik perempuanku.

"Jangan hanya memeindahkan."

Haruhi melanjutkan sambil memainkan tombol di konsol dan bermain dengan adikku:

"Modif dikitlah, juga buat langkah di persamaannya agak panjang. Para guru tidak semuanya tolol. Yoshizaki si guru Matematika suka memperhatikan yang kecil-kecil, Itu, tapi penyelesaian Yoshizaki bukanlah berupa yang dari seorang jenius.

Dengan lima orang dan adikku dalam kamarku sudah sempit, tapi menambahkan ibuku, yang terus mengirimkan makanan, snack, dan jus, hanya menambah minyak pada apiku. Tidak seperti kebanyakan dari kami, yang pergelangann hampir kaku dari seluruh gerakan tangan kami, Haruhi menikmatinya. Lihat saja dia! Para petinggi pasti melihat para pesuruh dengan senyum yang sama pada wajahnya. Siapa tahu bila dia terlalu bersemangat. Haruhi bahkan memutuskan untuk menawarkan masukan bagi esai pendek Asahina-san. Jika Asahina-san pulang dengan sebuah "C", kita bisa menyalahkan Haruhi atas semua itu..

Begitu perjalanan kumpulan ingatan berakhir, aku merangkak keluar tempat windu.

Hari ini adalah permulaan yang baru dalam waktu yang baru, kurasa.

Ini pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku menunggu-nunggu kedatangan semester baru.

Kelas telah berakhir, Ceramah Kepsek telah berakhir, begitu juga pertemuan kelas yang pendek. Hari ini satu Sepetember. Aku bertanya selama di kelas,"Hari apa ini?" lalu Taniguchi dan Kunikida memberiku wajah kasihan. Aku rasa ini benar satu September.

Karena kantin dan mini-market belum buka, Haruhi menuju restoran diluar lapangan sekolah untuk makan siang. Ruangan klub diisi aku dan Haruhi.

"Suzumiya-san adalah maestro kebangkitan. Tak ragu lagi dia hebat sejak kecil, jadi PR musim panas ini bukan beban baginya. Kepribadian yang hebat itu takkan luntur dengan membagi kerja itu dengan teman-temannya, karena itu sia-sia, mengingat kemampuannya untuk menyelesaikannya secara sempurna sendirian."

Mendengar penjelasan Koizumi, aku menarik kursi lapuk ke bingkai jendela. Kami berada di ruangan Klub Literatur. Hari ini adalah harai orientasi, jadi kami bisa saja mengambil tas kami dan pergi, tapi aku merasa harus ke ruangan klub, hanya untuk menemui Koizumi menemani. Hal paling menakutkan dan paling penting adalah Nagato tak bersama kami. Meski dia tak menunjukkannya, liburan musim panas pasti sangat melelahkan baginya.

Ada perubahan dalam penguasaan kontrol daerah cicada. Higurashi menggantikan cicadas coklat. Musim panas telah berakhir, itu yang kuyakini. Namun-

"Ini bagai mimpi! Kita telah melalui akhir Agustus untuk lima belas ribu beberapalah kali."

"Tidak tak berdasar untuk berpikir begitu."

Koizumi mulai mengocok kartu dengan senyum cerahnya.

"Tiada ingatan diantara kita yang ada dalam 15.498 sikulus itu. Mereka tak ada dalam sumbu waktu yang sama. Hanya kita yang mencapai yang ke-15.498 yang kembali ke aliran waktu."

Mungkin itu benar, tapi aku telah menerima berbagai petunjuk, itu adalah rasa sudah pernah yang menghampiriku beberapa kali, terutama gelombang terakhior itu. Mungkin "pemberian" dari kami dari lingkaran sebelumnya saat itu. Apa aneh untuk mengatakan itu di masa lalu? Entah itu sebelum atau sesudah. Waktu bagaikan kulit hariman yang menjadi mentega bila terus diputar dan diputar.

Ya, berkat aku yang di ribuan kali pengulangan, aku hari ini dapat kembali ke jalur. Jika aku tak berpikir begini, maka ribuan dan ribuan hari musim panas, buatan Haruhi, tampaknya bakal sia-sia.

Bukan masksudku 8.769 aku yang merasakan "reset" ini.

"Ingin bermain poker?"

Koizumi mulai membagikan kartu bagai tukang sulap amatir. Takkan sakit untuk menghiburnya.

"OK, gimana nih? lupakan saja bila uang ikut serta."

"Kalau begitu tiada duit.:

Aku hanya menang besar bila menang tak penting. Royal flash! itu pertamanya.

Aku bersumpah dalam alam bawah sadarku bahwa jika hari ini berulang, aku pasti bakal bertaruh besar.