Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid03 Bab6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 6 - Monster Terkuat[edit]

"....Oh tidak, sudah matahari telah terbenam."

Kirika mengernyit saat dia mengamati sekeliling.

Matahari telah terbenam dan sudah gelap disekeliling.

Waktu aktifnya vampir akan dimulai.

"Apa kamu belum bisa membuat kontak dengan pihak Kujou-kun....?"

"Sepertinya aku tidak bisa... Mungkin tidak ada sinyal. Hey, bagaimana dengan pencarianmu?"

"....dia disini."

Sambil membuat panggilan berulang kali, Mei bertanya pada Rushella yang menjawab tanpa ekspresi.

Barusan, seekor anjing telah datang untuk melapor kedatangan musuh.

Meskipun itu tidak bisa berkomunikasi lewat kata-kata, pesan tersebut bisa ditebak dari ekspresi ketakutan dari si anjing dan caranya terus mengibaskan ekornya.

"Pergilah."

Rushella menghilangkan efek mata mistik, menyebabkan pelayannya untuk menyebar dan kabur.

Serangga, burung dan semua binatang berpencar.

Pada saat ini, seolah-olah mengisyaratkan perubahan adegan, pria itu dalam diam turun ke taman ini dimalam hari.

"Bertemu kamu untuk yang pertama kalinya, 'Leluhur Sejati', kesenangan semuanya milikku. Sebagai salah satu dari 'Murni dari yang Murni' turun dari garis keturunan 'Leluhur Sejati' Elise Dahm Castile, namaku Fergus Von Blitz."

Dia menunduk hormat, menampilkan bantalan bangsawan tanpa menunjukan tanda-tanda jelas dari motif tersembunyi.

Jas hitam yang dia pakai dan tongkat ditangannya jekas-jelas berkelas tinggi.

Jika dia menambahkan mantel panjang, dia akan sesuai dengan citra klasik dari vampir tradisional secara sempurna.

"Merapikan penampilanku menghabiskan waktu yang cukup sedikit. Bagaimanapun juga, aku barusan tidak dalam kondisi rapi untuk bertemu dengan seorang 'Leluhur Sejati'. Itu sebabnya aku terlambat."

"Berhenti bicara omong kosong! Selain itu, darimana setelan pakaianmu berasal? Karena kau tertidur dalam peti mati selama sepuluh tahun, kau seharusnya tidak punya pakaian apapun, kan!?"

"Hanya dengan mengikuti peraturan 'mempertahankan yang paling sesuai', aku mengambil ini dari orang-orang itu."

"Aku menganggap itu sebagai perkataan kau membunuh dan merampok mereka......"

"Aku tidak cukup mengerti kenapa kemarahanmu timbul, 'Leluhur Sejati'. Ini benar-benar tidak terdengar seperti kata-kata yang berasal dari orang yang memerintah dari puncak para vampir."

"...Bagaimana kau tahu bahwa aku seorang 'Leluhur Sejati'? Aku belum memperkenalkan diriku sendiri, bukan?"

"Karena aku memiliki hak istimewa untuk melihat wajahmu dan mencium aroma darahmu. Meskipun aku tidak tertarik pada darah dari kaumku, darah seorang 'Leluhur Sejati' semanis dan seharum darah seorang perawan bagaimanapun juga."

Tenang dan santai, dia melangkah maju dengan senyum ramah.

Melihat sikapnya, Mei menyikut Rushella.

"Hei.... kamu tahu dia?"

"Tidak. Aku tak pernah melihat dia sebelumnya!"

"Mungkin.... itu dari sebelum kamu kehilangan ingatanmu?"

"Yah....."

Rushella ingin menyangkalnya... tetapi tidak bisa.

Bagaimanapun juga, dia tidak bisa mengingat.

"Eh.... hilang ingatan huh......"

Fergus bergumam dengan tertarik. Dia sepertinya mendengar bisikan mereka.

"Wow, telinga seorang vampir sangat sensitif di malam hari...."

"Ini semua salahmu karena menyingung ini. Diamlah!"

"Jika kamu punya masalah, mungkin aku bisa membantu?"

Fergus mengulurkan tangannya dengan elegan seakan memperlakukan seorang wanita bangsawan.

Kurangnya rasa permusuhan dari dia menyebabkan Rushella merasa gelisah.

"....apa niatmu?"

"Tidak ada. Hanya.... karena kita telah bertemu disini, kenapa tidak mengijinkan aku untuk membantumu yang berada dalam masalah... Meskipun kamu dan aku tidak dari darah yang sama, mengabdikan diri kami sendiri untuk melayani perintah dari sang 'Leluhur Sejati' adalah etika yang diikuti oleh ras kita. Itu saja... atau mungkin, kamu bahkan telah lupa itu juga?"

"Hmm, tetapi...."

"Jika kamu punya pertanyaan, maka mari kita mencari tempat yang berbeda bagimu untuk bertanya. Namun.... mahluk-mahluk rendahan yang disana tidak perlu ikut."

Fergus dikelilingi oleh aura mendidih di ambang meletus.

Mungkin karena kekuatan dari mata mistik, bahkan burung-burung disekeliling mulai ribut.

Juga.... tanpa mereka sadari, banyak pelayan telah berkumpul dibelakangnya.

Semuanya sepenuhnya berubah menjadi vampir—bekas gigitan kutukan telah menghilang dari leher mereka.

Mereka berjumlah lebih dari dua puluh.

Rupanya, vampir ini telah menghisap darah orang sebanyak ini setelah dia bangkit.

"Bajingan.....!"

"Mereka berdua bersekongkol dengan gadis kecil yang mendorong aku ke laut. Aku tidak mungkin membiarkan tampilan itu. Baiklah, tidak usah kita menyibukkan diri kita dengan mahluk rendahan ini dan pergi. Aku tahu toko yang bagus."

Draculea V03 - BW09.PNG

Vampir itu membuat sebuah ekspresi kasar terhadap Mei dan Kirika sementara tersenyum kearah Rushella.

Rushella awalnya memutuskan bagaimana untuk bereaksi dalam situasi seperti ini.

Memukuli wajah hina itu dan bekerjasama sebagai trio untuk memusnahkan vampir itu.

Namun—Rushella tidak bisa melakukan itu.

Meskipun mengetahui ini adalah salah dan tak bisa diterima, dia hanya merasa tertarik oleh usulan dari pria ini, Fergus.

"....Aku......"

"Pergilah jika kamu mau, oke?"

Mei menjawab dengan mudah.

Ekspresinya yang acuh tak acuh tampak mengatakan bahwa dilema Rushella sepenuhnya tak bisa dijelaskan.

"Kamu.....!"

"Kamu tidak berpikir bahwa kami berdua adalah beban, kan? Pergilah jika kamu mau mendengarkan cerita dia, oke? Tetapi setelah kamu mencapai akhir dari kesabaranmu, beri saja dia pukulan yang bagus, oke?"

"......"

"....Kamu mau memulihkan ingatanmu, kan? Dalam hal ini, jangan ragu-ragu. Bertindaklah menurut kemauanmu sendiri tetapi kamu harus menjelaskan pada Kujou-kun dengan benar nanti. Aku tidak mau dia marah."

Kirika juga menyemangati Rushella untuk pergi dengan Fergus.

Dia menunjuk dengan dagunya pada Rushella untuk bergegas.

"Beritahu Hisui untuk aku, kalian berdua... beritahu dia untuk menjemputku nanti!"

Mengatakan itu, Rushella berjalan kearah Fergus.

"Baiklah, aku akan mengikuti penawaranmu. Tetapi jika kau berani menunjukan penghinaan dan penghianatan, aku akan langsung merobek jantungmu dan memenggalmu."

"Sesuka kamu. Kalau begitu, silahkan berjalan lewat sini."

Fergus dengan elegan memimpin Rushella dan menghilang dengan dia kedalam malam.

Sebelum itu, bibirnya bisa dilihat bergerak saat dia mengeluarkan perintah pada pelayannya yang standby.

"Lakukan."

Mata merah dan taring tajam berkedip dalam gelap malam seperti cahaya bintang saat para vampir yang baru terlahir atau berubah perlahan-lahan berkumpul di sekeliling.

"Bagiku, ini bahkan tidak terhitung sebagai latihan pemanasan... Senpai, maukah kamu pergi duluan? Aku akan mengklaim semua pujian didepan Hi-kun."

"Kamu pikir kamu berbicara pada siapa? Apa kamu benar-benar berpikir aku akan takut pada makanan hewan semacam ini?"

"Oh sayang, itulah tepatnya yang suka aku dengar ♪"

Mengatakan itu, sebuah kilatan cahaya meletus dari mata Mei.

Kilatan tersebut merobek kegelapan, sebuah tingkat cahaya yang menyerupai kecerahan matahari.

Para vampir yang terhantam oleh cahaya tersebut langsung tertusuk pada dada dan berubah menjadi abu.

"....Apa kamu baru saja menembakkan sebuah cahaya!? Laser dari matamu!?"

"Eh, aku belum pernah menyebutkan ini padamu sebelumnya?"

"Bahkan jika kamu sudah menyebutkan, aku masih akan terkejut! Dan apa yang terjadi disini? Bukankah peluru biasa dan laser tidak efektif terhadap para vampir, tetapi secara tak bisa dipercaya, satu serangan ini.....!"

"Oh, aku menukar peralatan karena Rushella. Ini adalah sebuah cahaya tenaga matahari. Dengan mengumpulkan sinar matahari di siang hari dan menembakkannya dalam bentuk terkonsentrasi, bahkan seorang vampir akan menyerah dengan pukulan tunggal♪. Tetapi ada kelemahannya, aku tidak bisa menggunakannya jika cuacanya mendung atau jika aku terpenjara dibawah tanah untuk waktu yang lama."

"Tak ada yang menanyakan penjelasan! Ada apa dengan tubuhmu!?"

"Lupakan itu. Kesampingkan itu... Mereka datang, oke?"

Sekelompok vampir tengah mendekat.

Kedua gadis tersebut mengangkat bahu dan mulai menghadapi para vampir.

Vampir vs manusia buatan dan penyihir, pertarungan dimulai.

※ ※

Dia hanya mau menakuti dia.

Dari awal hingga akhir, Rangetsu tak punya niat untuk merenggut nyawanya. Bagaimanapun juga, dia hanya seorang manusia biasa.

Tetapi karena hasutan dari dia yang tanpa henti, melakukan sejauh mengungkap rahasia indentitasnya yang tidak ingin dia publikasikan, segalanya berkembang sampai poin ini. Itu bukan salah dia.

Dia berencana hanya untuk membuat goresan ringan pada leher Hisui sebagai sebuah peringatan dan mengakhiri semuanya.

Bagaimanapun juga, anak laki-laki itu tidak akan bisa bereaksi tepat waktu.

Dalam kenyataannya, Hisui tidak bereaksi sama sekali.

Sampai cakar tajam menyentuh lehernya.

Dan kulitnya tertusuk ringan.

Dia telah berpikir tujuannya telah terpenuhi tetapi dalam detik selanjutnya, Hisui melangkah maju sendiri, menancapkan cakarnya dengan dalam pada dagingnya.

"Ap.....!"

Darah menyemprot keluar seperti air mancur.

Tanpa diragukan, pembuluh arteri telah rusak. Jika langkah cepat tidak lakukan untuk menghentikan pendarahan, ini artinya kematian.

"Apa yang kau lakukan!?"

"Kujou-san!?"

Tanpa menghiraukan teriakan Rangetsu dan Eruru, Hisui mengambil beberapa langkah mundur, seakan dia menolak pengobatan.

"Kenapa kau.... Apa kau mau mati!? Cepat lakukan pertolongan pertama....!"

"Tidak perlu, aku baik-baik saja."

Jelas-jelas rasa sakit tersebut membuat dia menggertakkan giginya tetapi dia bahkan tidak menekan luka pada lehernya untuk menghentikan pendarahan.

Sebaliknya, dia merobek luka tersebut dengan jari-jarinya, menyebabkan darah menyembur keluar tanpa henti.

"....Apa kau bosan hidup!? Jika pendarahan berlanjut......"

"Belum tentu, kau tahu?"

Dia melanjutkan dengan nada suaranya yang kuat.

Setelah darah selesai muncrat, Hisui mengabaikan Eruru yang mengernyit dan menunjukan luka di lehernya pada Rangetsu.

"Eh......?"

Luka itu masih ada.

Namun, itu sudah hampir sepenuhnya sembuh dan pulih pada tingkat yang cukup cepat untuk dilihat oleh mata telanjang.

Konstitusi unik milik Hisui, dikombinasikan dengan kekuatan yang bangkit hanya pada ambang kematian dari kehilangan darah, telah sangat meningkatkan kemampuan pemulihannya.

Mode Anti-Drac..... Diaktifkan.

"Kau sebenarnya..... seorang vampir!?"

"Bukan, tetapi lukaku sembuh secara langsung. Juga, aku menjadi jauh lebih kuat daripada kau."

Dalam sekejap mata, Hisui muncul tepat didepan Rangetsu.

Kemudian mengulurkan tangannya dan menyentuh leher halus Rangetsu.

Jarinya panjang dan ramping seperti jari seorang gadis.... meski demikian, jari-jari itu sudah pasti akan mematahkan leher jika jari-jari itu mencengkeram dengan kuat. Rangetsu yakin tentang fakta menakutkan ini.

"Pertanyaan selanjutnya. Aku manusia, atau monster?"

"......?"

"Aku manusia tetapi dengan kekuatan yang menyaingi vampir. Aku tidak akan berubah menjadi vampir bahkan jika aku digigit. Seseorang seperti aku dianggap sebagai apa? Jawabannya sederhana..... terserah. Bukan salah satu dari mereka, ataupun tak masalah aku dianggap pada pihak mana. Entah vampir atau manusia, itu tidak masalah, hal yang sama berlaku untuk para werewolf."

"......"

"Jangan memanggil orang lain sampah. Tak peduli mahluk hidup jenis apa, entah itu vampir, manusia, werewolf, hanya orang-orang yang bisa memanggil orang lain sampah adalah mereka sendiri yang sepenuhnya sampah."

"Kau......"

"Selanjutnya, pertanyaan kedua..... Monster apa yang benar-benar menakutkan? Orang yang menanyakan ini bukanlah aku tetapi orang tua asuhku yang membesarkan aku, seorang 'Leluhur Sejati'."

"Huh—!?"

"Meskipun sudah jelas berdiri pada puncak rantai makanan, seorang vampir abadi yang awet muda—dan yang tertinggi dari mereka semua, seorang 'Leluhur Sejati'. Namun dia selalu takut. Takut pada apa? Jawabannya sederhana—takut pada manusia."

Hisui menatap ke kejauhan dan dengan ringan mengatakan jawaban ini.

Matanya dipenuhi dengan kesedihan mendalam, menyebabkan Rangetsu dan Eruru untuk menunjukan lapisan kesedihan pada wajah mereka.

"Apa perbedaan yang ada diantara manusia dan monster....? Mereka semua sama-sama monster."

Mengatakan itu, Hisui berjalan kearah pintu masuk ruangan tersebut.

Itu berlapis baja dan terbuat dari campuran logam berat sesuai untuk area karantina. Bahkan jika seorang vampir tengah mengamuk, sudah pasti itu tidak akan hancur.

Pintu semacam itulah yang ada didepan Hisui.

Dan justru karena itu adalah pintu semacam ini.

Hisui dengan santai menyerang pintu tersebut dangan kekuatan penuh.

Didampingi oleh hantaman keras, pintu kokoh tersebut penuh retakan.

Kemudian Hisui mengangkat kakinya dan mengirim sebuah tendangan ganas kearah pusat dari pintu yang retak tersebut.... Mengubah hambatan itu menjadi pecahan yang hancur sepenuhnya.

Kemudian dia pergi tanpa melihat kebelakang sama sekali. Rangetsu menatap dan kebingungan di arah dimana dia pergi.

"....Siapa sebenarnya dia?"

"Hanya seorang manusia biasa. Sepertimu...dan aku. Atau mungkin, dia adalah satu-satunya orang yang benar-benar memahami mahluk seperti kau dan aku. Perbatasan antara monster dan manusia.... dan menghormati manusia karena dia telah melihat begitu banyak kegelapan. Namun, dia bertahan dan terus hidup. Sebagai seorang manusia."

"Apa yang coba kau katakan?"

Rangetsu menatap Eruru dan bertanya dingin.

"....Tak ada perlunya untuk terlalu khawatir dengan masa lalu dan asal usul seseorang. Setidaknya.... itulah yang dia percayai."

"Sungguh kata-kata yang manis. Tetapi untuk bertahan dalam dunia ini, seseorang tak punya pilihan selain memainkan bagian dari manusia. Itu sebabnya aku bergabung dengan organisasi ini."

"Memang, kau sepenuhnya benar. Tetapi baru-baru ini, aku telah mulai berpikir bahwa diriku yang sekarang ini tidaklah buruk."

"Kau telah terpengaruh oleh dia?"

"....Siapa yang tahu."

Eruru tersenyum samar, tatapannya mengikuti arah dari Hisui yang telah tak lagi dalam pandangan.

Tujuannya dengan mudah diperkirakan.

※ ※

Rushella dan Fergus sampai di sebuah restoran Perancis yang memancarkan suasana kemewahan berkelas tinggi.

Seorang pelayan membuka pintu dan menyambut mereka. Benar-benar bermartabat.

Ini jelas-jelas sebuah tindakan megah untuk menciptakan suasana berkelas tinggi. Melihat tatapan kosong pelayan tersebut, Rushella merasakan peningkatan perasaan jijik.

Pria itu tidak repot-repot untuk memperhatikan wajah pelanggan.... tidak, wajah tanpa emosi semacam itu sudah melampaui tingkat itu.

Jelas-jelas telah dikendalikan oleh mata mistik.... dan pada tingkat yang cukup kuat juga.

"Silahkan masuk dan lewat sini. Aku sudah memesan seluruh tempat."

Tepat seperti yang Fergus katakan, tak ada pelanggan lain didalam toko besar ini.

Mungkin ada pelanggan yang duduk atau dengan pemesanan, tetapi mereka sudah diusir.

Tidak, itu akan baik-baik saja jika mereka hanya diusir.

Itu akan benar-benar beruntung jika mereka masih hisup sebagai manusia.

"Apa kamu mau minum? Aku sudah melihat-lihat menunya sebelumnya dan pilihan wine merah tidaklah buruk sama sekali. Atau mungkin.... darah akan lebih sesuai seleramu? Sayangnya, orang-orang direstoran ini hanyalah pria tua.... Aku tidak bisa menjamin tentang rasanya."

"....Tidak perlu. Aku disini tidak untuk sekedar mengobrol. Kau bajingan... Berapa banyak orang yang telah kau hisap darahnya hari ini? Dikendalikan menggunakan mata mistik? Itu bukan seperti aku tidak bisa membayangkan rasa haus yang kau rasakan setelah terjebak dibawah laut selama satu dekade, tetapi tak perlu kau meminum sebanyak itu."

"Kau benar. Tetapi seperti yang kau tahu, 'rasa haus' pada tingkat psikologis sangat bervariasi dari orang ke orang. Bagiku, sepuluh tahun itu sangat lama. Untuk mengganti rugi itu, aku mencari darah segar. Jika aku bisa mandi dalam sejumlah besar darah segar dari para perawan, itu akan menjadi yang terbaik."

"Sungguh fetis yang menjijikkan. Demi darah muda, kau menyerang Touko dan teman-temannya?"

"Touko....? Siapa itu?"

"Gadis yang menguncimu didalam peti mati itu! Setelah dia mati, dia tidak bisa pergi karena kau masih ada!!"

"Oh, yang itu...."

"Apa niatmu? Membalas dendam pada Touko? Tetapi dia sudah mati....!"

"Aku rasa begitu. Tetapi itu bukanlah masalahnya. Gadis kecil seperti itu, dari awal aku hanya bermain-main dengan dia."

"....Bermain?"

Wajah Rushella dipenuhi dengan kemarahan.

Matanya berkobar cahaya merah.

"Memang, seperti yang juga kamu tahu, untuk ras kita, menghisap darah manusia sangatlah mudah. Hanya karena itu, berbagai pembatasan diberlakukan untuk menawarkan segala macam hiburan. Meninum darah selama beberapa malam, menyerang kamar tidur seorang manusia meskipun mengetahui tentang adanya perangkap dan penjaga, tindakan-tindakan ini diambil untuk memaksimalkan kenikmatan dari meminum darah. Tentu saja, kau pasti memahami itu, 'Leluhur Sejati'?"

"Semuanya... hiburan huh..... aku mengerti, itu sebabnya kau bahkan tak mengingat namanya."

Rushella mengepalkan tinjunya dan melotot pada Fergus.

Tetapi dia melanjutkan, tak terpengaruh.

"Aku juga punya sesuatu untuk ditanyakan juga. Sebelum aku mencapai usia untuk mengerti, leluhur dari garis keturunanku, sang 'Leluhur Sejati' telah hancur. Harusnya, selama sepuluh tahun sejak aku tenggelam ke dasar laut, seharusnya hanya ada satu 'Leluhur Sejati' yang tersisa. Aku datang ke kota Seidou kerena aku ingin bertemu dia dan meminta bantuannya untuk menghidupkan kembali klanku."

"'Leluhur Sejati' yang kau bicarakan ini.... siapa namanya?"

"Dari apa yang aku dengar.... Dia dipanggil Miraluka. Tetapi sayangnya, dia tampaknya tidak ada disini. Aku gagal untuk bertemu dia."

"....."

Rushella menyadari bahwa masa lalu Fergus terkait dengan masa lalu Hisui sampai batas tertentu.

Mungkin Hisui sendiri telah menduga vampir ini yang membunuh Touko mencari kontak dengan orang tua angkatnya.

Bagaimanapun juga, itu wajar saja bagi seorang vampir kelas 'Leluhur Sejati' untuk menarik perhatian dari jenisnya.

Bahkan jika mereka tidak bermusuhan, pasti akan ada banyak penyembah dan vampir dengan motif tersembunyi, berharap menggunakan 'Leluhur Sejati' untuk tujuan mereka.

"Ijinkan aku bertanya.... Kau bilang bahwa selain Miraluka, tak ada 'Leluhur Sejati' yang lain sepuluh tahun yang lalu?"

"Sangat disayangkan, iya. Jika kamu punya berita mengenai Nona Miraluka, tolong beritahu aku....."

"Aku mendengar dia mati."

Rushella tidak menggunakan kata "hancur".

Sebaliknya, dia menggunakan "mati" seperti bagaimana Hisui biasanya memperlakukan orang tua angkatnya.

"....Maka kamu benar-benar 'Leluhur Sejati' terakhir yang tersisa didunia ini. Tetapi ada dimana kamu sebelumnya? Sepuluh tahun yang lalu, aku tidak mengetahui adanya rumor-rumor tentang eksistensimu. Kemungkinan besar, semua anggota ras kita sama seperti aku. Dari mana kamu berasal?"

"Tidak tahu.... Aku ingin tahu juga."

Rushella pura-pura tenang tetapi dia sebenarnya cukup syok.

Bahkan di masa lalu, sepuluh tahun yang lalu, tidak ada petunjuk asal-usulnya.

Fergus mungkin tidak menipu dia. Dia benar-benar terlihat seperti dia tak punya informasi mengenai asal-usulnya.

"Pertama-tama, hanya ada segelintir orang yang meminum darah Dewa dari Golgotha dan menjadi 'Leluhur Sejati'. Seorang 'Leluhur Sejati' baru tidak mungkin terlahir secara tiba-tiba. Bisa dikatakan, aku tidak berpikir kamu berbohong... Selain itu, aroma dari darahmu tanpa diragukan lagi milik seorang 'Leluhur Sejati'."

"Apa kau mau aku menunjukan padamu lambang yang ditampilkan oleh darahku? Itu adalah jenis lain dari bukti."

"Kamu punya metode verifikasi semacam itu juga... Ah, itu benar-benar sangat menarik. Izinkan aku membantu kamu dalam pencarianmu ingatanmu."

"....Tidak perlu. Itu semua mengenai masalahku, aku akan menyelesaikannya sendiri. Kembali ke topik, apa tujuanmu? Apa maksudmu dengan menghidupkan kembali klanmu?"

"Persis seperti yang dikatakan. Setiap generasi dari keluarga Von Blitz terlahir dari pernikahan diantara vampir. Tentu saja, klan kami tidak menyertakan vampir yang awalnya manusia. Semuanya 'Murni', vampir alami sejak lahir. Kami adalah salah satu dari beberapa klan yang mematuhi tradisi 'Murni dari yang Murni'."

"Murni"—yaitu, seorang vampir yang lahir dari orang tua vampir.

Berbicara secara normal, kemampuan fisik mereka secara keseluruhan cenderung lebih tinggi dan mereka dianggap lebih mulia dalam peringkat daripada mereka yang menjadi "pelayan" dengan mendapati darah mereka dihisap. "Pelayan" sudah jelas tidak bisa melampaui "tuan" mereka. Tetapi itu adalah hal umum bagi vampir berdarah murni untuk melampaui orang tua mereka.

Tetapi bahkan jika seorang vampir bergelar "murni", salah satu atau kedua orang tuanya bisa saja adalah para vampir hasil perubahan. Tepatnya, itu adalah sebagian besar kasusnya yang sebenarnya.

Orang-orang seperti Fergus, keturunan dari seorang 'Leluhur Sejati' dengan setiap generasi terdiri dari keturunan vampir murni, warisan yang benar-benar "Murni" ini—"Murni dari yang Murni"—adalah yang paling langka dari yang langka.

Bagi seorang vampir seperti Fergus untuk tetap ada di jaman modern, itu bisa disebut sebuah keajaiban.

"Sepertinya kau sangat bangga pada klanmu. Tetapi didunia yang saat ini, itu tidaklah mudah untuk bertemu orang lain dari ras kita, apalagi kandidat pasangan ideal—vampir lain yang 'Murni dari yang Murni' sepertimu mungkin mustahil untuk ditemukan."

"Memang begitu.... Sejujurnya, setelah gagal untuk menemukan Nona Miraluka, aku mulai takut bahwa garis keturunan keluargaku akan berakhir pada generasiku. Namum.... kamu telah muncul."

Mengatakan itu, mata Fergus bersinar dengan cahaya nafsu.

Sebelum dia mengetahuinya, Fergus telah meletakkan tangan putihnya pucatnya diatas tangan Rushella.

"....Aku masih belum mendengar namamu, ya?"

"Seorang bajingan rendahan sepertimu tak layak mengetahui namaku!"

Rushella mengibaskan tangannya dan menatap dia dengan permusuhan.

Dia awalnya menerima undangannya dengan niat menyelesaikan semuanya.

Tetapi tak pernah dia sangka Fergus adalah sorang yang menjijikkan semacam ini.

"Sungguh tak terduga..... Tetapi sebagai seorang 'Leluhur Sejati', kamu seharusnya memperlakukan kemakmuran ras kita sebagai tugasmu. Harap penuhi tugasmu."

"Aku lebih suka ras kita punah daripada aku punya anak denganmu!"

"Oh sayang.... Aku tak pernah menduga kamu menolak aku terang-terangan seperti itu. Rencana awalku... adalah untuk memulai dengan sebuah hubungan sifat persaudaraan!!"

"Diam!"

Rushella melempar pedang pendeknya.

Dia mengincar jantung. Jika serangan langsung tidak membunuh dia seketika, maka dia akan merobek jantungnya dengan tangannya tanpa ragu-ragu!

"Menggelikan."

Tepat saat pedang pendek tersebut hendak mengenai, sosok Fergus tiba-tiba tersebar—dia merubah tubuhnya menjadi kabut.

Berubah menjadi kabut, tubuhnya menyebar seperti uap, menghilang seketika.

"Ini adalah...."

"Ini adalah kekuatan yang aku warisi dari 'Leluhur Sejati'. Sepertinya, kau tak bisa melakukan hal yang sama."

Suaranya dekat.

Fergus mewujudkan kembali tubuhnya di samping dia.

"Bajingan!!"

Secepat kilat, Rushella mengarahkan tangan lurus pada jantung musuh.

Karena dia bisa lolos sebagai kabut, aku harus bergegas sebelum dia bisa berubah menjadi kabut.

"...Apa kau benar-benar berpikir tak ada orang yang mencoba pemikiran itu sebelumnya? Aku sudah terbiasa dengan keseluruhan permainan ini."

Tangan anggun Rushella mengiris udara. Tubuh Fergus menyebar sebagai kabut lagi.

Kemudian tubuh gasnya terbang kearah lubang hidung Rushella—dan memasuki tubuhnya!!

"Nnnnnngggggg.....!"

Ini adalah perasaan dari seseorang mencakar organ dalamnya.

Menyerang tubuhnya, musuh telah menyusup ke berbagai organ milik Rushella dan menerapkan tekanan kuat dari dalam.

"Bagaimana rasanya teknik rahasiaku?"

"Sialan....!"

"Awalnya jika negosiasiku dengan Nona Miraluka gagal, aku bermaksud menggunakan metode ini untuk memaksa dia untuk menyerah. Bahkan seorang 'Leluhur Sejati' tidak bisa melakukan apa-apa jika dia diserang dari dalam tubuhnya. Kemudian setelah itu, aku bisa melakukan sesuka hatiku—"

Sedikit kabut mengalir keluar dari mulut Rushella dan berubah manjadi wajah Fergus.

Ini adalah satu-satunya bagian yang terwujud. Sisa dari kabut tersebut terus menerapkan tekanan dari dalam Rushella, menyegel pergerakannya.

"Hentikan, ini, sekarang......"

"Pertama-tama.... Biarkan aku memulai dengan sepasang bibir cantik ini."

Dengan sebuah nada suara yang hina yang tak layak dengan gelarnya, Fergus perlahan-lahan mendekati bibir merahnya.

Rushella berusaha untuk memalingkan wajahnya tetapi dia tidak bisa bergerak sama sekali.

Sebuah ciuman.... Ini pasti yang kedua kalinya untuk dia.

Yang pertama adalah dengan pria itu..... Tetapi sebenarnya, dia tidak memulai dengan kemauannya sendiri.

Selain itu, dia tidak memperlakukan tindakan itu sebagai sebuah ciuman pada saat itu karena pria itu tak sadarkan diri.

Tetapi tak ada perasaan tidak suka saat itu.

Meskipun pria itu tidak punya integritas dan bahkan mencium orang tuanya—wanita lain. Dia memukulnya ketika dia mendengar tentang itu. Tetapi terlepas dari itu, dia tidak merasa tidak mau saat itu.

Meskipun dia menyuapinya obat lewat mulut ke mulut, dia tidak ragu-ragu sedikitpun.

Tetapi sekarang.... Dia sepenuhnya tidak bersedia.

"Hisui....!"

Sambil menangis, Rushella meneriakkan namanya. Pada saat ini, seorang pelayan restoran mendekat tanpa dipanggil.

"Maaf karena menunggu, pelanggan, pie labu bersuhu super tinggi yang kau pesan telah tiba. Meskipun itu memalukan bahwa itu gosong, membuangnya akan sia-sia, jadi silahkan menikmati."

Sambil menyeringai, pelayan restoran tersebut mengambil piring pie labu yang mengepul panas dan menamparkannya ke wajah disamping Rushella.

"Argggghhh, itu panas——!!"

Fergus berteriak aneh dan meninggalkan tubuh Rushella.

Meskipun wajahnya yang terwujud itu terluka, dia pulih dengan segera. Meski begitu, setelah merasakan pie labu panas pada wajahnya, pipinya masih tetap merah dan bengkak.

"Sialan, apa yang kau lakukan!?"

Fergus terwujud kembali dan kembali ke tempat duduk berlawanan dengan Rushella, memelotot marah pada anak laki-laki itu.

Kujou Hisui.

"Hisui!!"

"Aku tak bisa percaya kamu pergi untuk menikmati makan malam sendiri. Itu sungguh tak adil. Biarkan aku bergabung."

Hisui tersenyum pada Rushella dan meraih kursi, duduk disamping Rushella.

"Situasi di kepolisian... Apa itu baik-baik saja?"

"Hmm... Kariya ada disana, seharusnya baik-baik saja. Disisi lain, ada apa dengan kamu disini?"

"Wajahmu... kamu berubah menjadi itu lagi!?"

"Hmm... Sejujurnya, leherku masih sakit. Mungkin aku berusaha untuk terlihat keren.... jika aku pendarahan sedikit lagi, itu akan buruk."

"Serius, membiarkan aku meminum adalah cara yang terbaik."

"....sebanyak aku tidak mau mengakui itu, membiarkan kamu menangani ini adalah yang paling aman. Katakanlah, pria ini adalah musuh Touko-san, kan?"

"Ya, aku mengijinkan kamu untuk memukuli dia! Tetapi kamu tidak membawa pedang salib itu, apa itu benar-benar tidak apa-apa? Bukankah seharusnya kamu membawanya juga?"

"Tidak masalah, aku sudah meminjam senjata dari Badan Investigasi Supranatural. Melawan bajingan semacam ini, Tzara Blade akan berlebihan."

Hisui tampak sepenuhnya percaya diri.

Dengan kemenangan ditangannya. Fergus memelotot dingin pada dia dan bergumam.

"Sampah.... Menghilanglah dari pandanganku."

Matanya bersinar dengan cahaya merah.

Mata mistik ini menyampaikan perintah untuk bunuh diri.

Namun—Hisui tertawa dengan santai.

"Tak bisa dipercaya, kan? Ini tak berguna terhadap aku."

"Apa!?"

Kebal terhadap mata mistik milik vampir... ini sendiri tidaklah mustahil.

Dengan kekuatan mental yang cukup tangguh atau langkah-langkah pencegahan terhadap mata tersebut.

Tetapi Hisui tidak dalam kedua katagori itu. Hanya melalui mata telanjang, dia menghilangkan efek dari mata mistik sepenuhnya.

Jenis konstitusi seperti ini adalah pukulan yang tak masuk akal bagi seorang vampir.

Sepenuhnya menolak eksistensi mereka.

Oleh karena itu, dia dikenal sebagai—Anti-Drac.

"Kau pikir kau bisa mengalahkan aku seperti itu.....? Yang benar saja."

Fergus berteriak angkuh dan mengubah dirinya sendiri menjadi kabut lagi.

Tubuh gasnya bergegas ke sudut mati diluar pandangan Hisui dan mewujudkan diri dibelakangnya. Tetapi pada saat yang sama, Hisui memukul kebelakang, tepat pada hidung Fergus.

"Apa—!?"

"Hawa kehadiranmu sangat jelas. Seorang vampir yang bisa mengubah dirinya sendiri menjadi kabut yang terlalu percaya diri pada kemampuannya. Kau bahkan tidak menyembunyikan hawa kehadiranmu. Memprediksi dimana kau akan mewujudkan diri sangatlah mudah. Meskipun aku mempelajari ini dari orang tua asuhku, aku tak pernah menyangka aku akan menggunakannya suatu hari."

"Jangan meremehkan aku!!"

Fergus memegang hidungnya yang patah dan menghilang menjadi kabut lagi.

Tubuh gasnya masuk kedalam tubuh Hisui.

"Itu buruk, kamu harus pergi!"

Rushella telah mengalami serangan tersebut sekali dan memperingatkan dari sampingnya.

Namun, Hisui mengabaikan peringatannya.

Bagaimanapun juga, mencoba untuk menghindar mungkin sia-sia.

Karena pergerakan Fergus sangat cepat dan sulit untuk ditahan.

Dia memasuki tubuh Hisui melalui hidung dan mulutnya.

Organ dalamnya dikuasai Fergus sekaligus, Hisui menunjukan kesakitan diwajahnya.

"Apa kamu baik-baik saja!? Bahkan dengan tubuhmu.....!"

"Hmm.... Ini adalah serangan fisik.... menetralisirnya.... mungkin, tidak....."

Meskipun tidak ada ketegangan pada suaranya, tetesan keringat besar muncul diwajahnya dan mulutnya mulai meludahkan darah.

Tekanan dari dalam menyebabkan penderitaan yang bahkan lebih parah pada tubuhnya yang telah lemah dari memasuki mode Anti-Drac.

"Ini.... mungkin sedikit.... buruk....."

"Kau sampah! Membuat aku menghabiskan semua usaha ini. Perhatikan saat aku menghancurkan organ dalammu dan mengeluarkannya. Matilah!"

Suara menakutkan keluar dari tenggorokan Hisui.

Menduduki tubuh Hisui secara paksa, vampir itu menyerang tubuhnya dan tak lupa untuk mengejek.

"Dengan ini, kau bahkan tidak bisa mengangkat satu jari..... Rasakan rasa sakit ini!!"

"Belum tentu."

Hisui membalas musuh yang ada didalam.

Pada saat yang sama—tangan kirinya bergerak.

Dengan musuh jelas-jelas menekan pusat sistem syarafnya, dia seharusnya tidak bisa bergerak.

"Mustahil..... Apa yang terjadi!? Kau seharusnya sudah.....!"

"Ini..... bukanlah aku... tetapi seseorang tertentu yang merepotkan yang merasuki aku."

Tangan kiri Hisui bergerak dengan bebas.

Tangan kirinya bertumpang tindih dengan tangan yang tembus pandang.

Tangan lembut ini adalah milik Touko.

"Itu kamu.....!"

"Tubuh Hisui-kun... Aku meminjamnya sebentar, oke?"

"Silahkan lakukan."

Hisui tersenyum dan menjawab pada eksistensi lain dalam tubuhnya selain Fergus.

Tangan kiri itu satu-satunya bagian yang bisa digerakkan.

Merogoh saku Hisui, tangannya mengeluarkan sebuah botol kaca.

Menarik penyumbatnya, tangannya kemudian menuangkan isi botol tersebut kedalam mulutnya sekaligus.

"Racun!? Bodoh, hal semacam ini tidak berpengaruh pada kami, para vampir....."

"Diimpor secara langsung dari Vatikan.... Air suci kualitas super tinggi yang secara pribadi diberkahi oleh Paus di Roma. Ketika aku meninggalkan Badan Investigasi Supranatural, aku tersesat dan secara tak sengaja memasuki ruang penyimpanan senjata mereka. Bertanya-tanya apakah itu mungkin akan berguna, aku secara diam-diam... uh, meminjamnya."

Air suci—air yang telah secara ritual diberkahi oleh anggota dari orang suci. Sebenarnya, komposisinya tidak berbeda dari air biasa. Itu hanyalah air dari sebuah bak gereja dengan sifat suci.

Meskipun itu adalah kelemahan mendasar para vampir seperti salib dan bawang putih, air suci tidak bisa menyebabkan cidera fatal.

Tetapi, bagaimana jika tubuh gas bercampur dengan air suci secara langsung?

Bagaimana jika musuh bersembunyi didalam tubuh seseorang dipaksa untuk meminum air suci....?

Hanya ada satu jawaban.

Tidak sejauh kehancuran sepenuhnya, tetapi siksaan yang membakar dari kepala sampai kaki oleh kesucian murni.

"GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!"

Teriakan bergemuruh karena kesakitan keluar dari mulut Hisui dan menggema didalam restoran.

Namun, suara tersebut datang dari orang lain, yaitu, pria yang telah mengamuk didalam tubuhnya barusan, sekarang mengalami nasib yang lebih buruk daripada kematian.

Hisui mengarahkan sebuah pukulan pada perutnya sendiri, menyebabkan "kabut" tersebut termuntahkan tanpa perlawanan.

Kemudian kabur tersebut menggulung di kaki meja dan terwujud... Fergus berguling-guling kesakitan di lantai.

"Terbakar, itu terbakar, benar-benar panas——!!"

Adapun untuk sebuah analogi, itu akan seperti menukar semua darah dalam tubuh seseorang dengan lava berpijar.

Sebagai sesama vampir, Rushella sepenuhnya memahami rasa sakit seperti apa yang Fergus derita.

Oleh karena itu, dia memalingkan tatapannya.

Kemudian Hisui berbicara tanpa emosi.

"Menaklukanmu dengan tepat. Kau berada di dasar laut selama sepuluh tahun dan kau masih tak menyadari? Kelemahan terbesar dari berubah menjadi kabut adalah bahwa kau menyerap kelembaban dari sekeliling saat bertransformasi. Entah itu air laut... atau air suci. Air suci dari kelas tertinggi bercampur kedalam tubuhmu, bukankah itu terasa hebat? Dikombinasikan pada tingkat partikel, rasa sakit itu mungkin akan berlangsung selama beberapa abad. Oh yah, aku pasti telah lama mati saat itu."

"Ba—jingan—! Berani-beraninya kau.... melakukan ini padaku....!!"

"Ini pembalasan atas Touko-san.... ditambah pembalasan atas amukan penghisapan darahmu. Di Badan Investigasi Supranatural, di jalanan, didalam departemen store... Kau meminum sesuka hatimu, bukan?"

Sebuah nada suara yang kalem, tetapi pada saat yang sama, sebuah suara kecaman yang menolak kompromi.

Terbakar oleh rasa panas secara keseluruhan, Fergus meraung dengan darah dan air mata.

"(Jadi... apa? Kau manusia juga memiliki... sampai saat ini....)"

"Memakan potongan roti yang tak terhitung, menelan biji-bijian beras yang tak terhitung jumlahnya, meminum entah berapa banyak mangkuk sup miso. Tak ada yang bisa melacak, tetapi juga tidak ada kebutuhan untuk terus melacak. Namun.... Sebagai seorang manusia, sebagai organisme lebih tinggi diatas hewan, seseorang pasti selalu ingat cara kami dan mengatakan 'terimakasih atas makanannya' sebelum dan sesudah makan. Sopan santun tak bisa dilupakan. Itulah bagaimana aku dibesarkan, lalu kau adalah sampah yang bahkan lebih buruk daripada binatang. Akhirnya hari ini, aku menyadari bahwa kata itu diciptakan hanya untuk orang sepertimu."

Kemudian Hisui mengabaikan Fergus dan mendesak Rushella dan Touko untuk pergi bersama-sama.

"....Apa itu benar-benar tidak apa-apa? Tidak memusnahkan vampir ini...."

"Tidak apa-apa, biarkan saja dia. Aku tidak tahu apakah itu beruntung atau tidak, tetapi semua korban telah sepenuhnya berubah menjadi vampir...."

"(Kau akan... menyesali ini!? Setelah aku bertahan dari ini, pengalaman rasa sakit ini, aku pasti akan....!!)"

Teriakan terus berlanjut dibelakang tanpa henti.

Hisui mengabaikan penampilan kekhawatiran Rushella dan Touko dan terus berbicara sendiri.

"Kau akan sangat merindukan aku? Tetapi apa kau pernah berpikir apa yang akan terjadi padamu selanjutnya?"

".....?"

"Sudah jelas, orang-orang dari Badan Investigasi Supranatural akan datang. Orang-orang itu akan menggorok lehermu dan menikam jantungmu... Apa itu yang kau pikirkan?"

".....!?"

"Aku dengar dari Sudou dan para gadis disepanjang perjalanan... kau menyebut dirimu sendiri 'Murni dari yang Murni'? Melihat spesimen langka seperti ini beguling-guling dilantai sepenuhnya tanpa pertahanan, apa kau pikir orang-orang itu akan duduk diam saja?"

Wajah Fergus langsung menjadi pucat.

Sama seperti manusia hanyalah makanan dimatanya, orang-orang itu juga tidak peduli tentang martabat seorang vampir.

Sepanjang hidupnya yang panjang, dia telah memiliki banyak kesempatan untuk mengamati manusia.

Manusia itu rapuh.

Oleh karena itu, kapanpun mereka kebetulan mendapat kesempatan untuk menyerang balik pada yang kuat, kesadisan mereka berkobar tanpa reservasi.

"Ketika waktunya tiba, kau akan di kunci disuatu tempat untuk menjalani sisa hidupmu sebagai seekor tikus percobaan... bagaimanapun juga, kau adalah spesimen langka dan berharga. Sebenarnya, akulah yang memberitahu Badan Investigasi Supranatural tentang ini. Bukankah itu bagus? Menyelamatkan aku dari kesulitan. Aku akan membiarkan mereka menginterogasimu untuk mendapatkan informasi darimu sebanyak yang mereka mau."

"(T-Tunggu.....!)"

"Oh yah, jangan khawatir. Bagaimanapun juga, kau abadi. Kau bisa menahannya, kan? Bahkan jika itu rasa sakit yang kekal."

"(Tunggu......!)"

"Kau tidak akan lolos yang kedua kalinya."

"(Aku mohon......!)"

"Kau akan membayar segalanya dengan darahmu."

Beberapa menit kemudian, dekat restoran tersebut, Rangetsu membuat catatan sederhana dari situasinya dengan Hisui dan kelompoknya.

Tetapi kerena dia sudah tahu semuanya, catatan tersebut selesai cukup cepat.

Setelah itu, Rushella diam-diam berkata pada Hisui, mungkin masih jengkel tentang Rangetsu menendang dia terakhir kali.

"Aku merasa sesuatu yang aneh tentang wanita ini. Kehadirannya terasa mendekati Kariya, kan?"

"Oh, kamu bisa bicara? Dia adalah seorang werewolf."

"Apa!? Mereka masih ada? Eh, tetapi itu tidak sepenuhnya sama.... Baunya tidak sekuat itu...."

"....aku setengah. Seperti Kariya-san...."

"Kau membenci Kariya karena kalian berdua sama?"

"Jangan menyederhanakan hal-hal sebanyak itu. Cara hidup kami berbeda. Biar aku beritahu ini, sebagai seorang serigala mulia, aku tak memegang apa-apa selain harga diri tertinggi atas asal-usulku!"

"Tetapi karena kau setengah werewolf, kau tidak bisa berubah menjadi serigala sepenuhnya tetapi hanya berakhir sebagai manusia-binatang, kan? Dan sedikit bulu yang menutupi dadamu tidak terlihat sangat nyaman. Aku ingin tahu apakah itu terasa lembut untuk disentuh...."

"Wow, wanita ini bisa berubah!?"

"Ya, telapak tangannya menjadi cakar setelah berubah. Itu tampak sangat lembut."

"Wow, aku mau mencoba menyentuhnya! Kalau begitu, berubahlah untuk aku sekarang juga!"

Rushella dengan polos meminta.

Mungkinkah bahwa dia sebenarnya menyukai hewan?

"Seolah-olah ada orang yang akan berubah untukmu! Bukankah aku bilang bahwa aku seorang serigala mulia? Kalian semua bisa pergi sekarang. Oh, ngomong-ngomong, Kujou-kun?"

"Ya?"

"Aku serius.... Maukah kamu datang dan membantu pada pihakku? Jika kamu mau, aku bahkan bisa bernegosiasi dengan para petinggi untuk gaji atas namamu."

"Huh...."

"I-Ini tak ada hubungannya dengan Kariya-san atau sesuatu semacam itu, aku hanya... mendapati kamu sangat mampu. Dan ini akan memberimu kesempatan untuk bergabung dengan Badan Investigasi Supranatural di masa depan, kamu tahu? Sebuah kontrak sebelum kamu lulus... Saling menguntungkan?"

Polisi wanita dewasa dan werewolf itu mati-matian mencari alasan.

Meskipun dia tidaklah muda, itu sebenarnya membuat dia tampak cukup manis.

Tetapi Hisui menolak secara langsung.

"Tidak, itu tidak perlu."

"Kenapa!? Kamu lebih senang... dengan Kariya-san?"

"Bukan, aku sudah memutuskan karirku."

"Kamu baru di SMA tahun pertama, kan!? Kamu sudah memutuskan!?"

"Tidak, lebih tepatnya, aku harus mengatakan aku sudah dipekerjakan."

Hisui tersenyum masam dan menunjuk Rushella.

"Aku adalah pelayannya tuanku."

Seketika, semua orang terdiam.

Sesaat setelahnya—Rushella tersipu dan menarik lengan Hisui kearah payudaranya, melilitkan tangannya pada tangan Hisui.

"Y-Ya! Kamu adalah milikku!! Paham, jadi seperti itulah!"

"Aku paham, ya, aku tahu. Hentikan itu dan jangan menekan begitu erat... Aku menyentuhnya, pa-payudaramu, dan payudara."

"Kamu sungguh berisik jadi diamlah! Cepat pulang, aku lapar!"

"Oke oke."

Seperti biasa, Hisui memimpin Rushella dan mulai berjalan pulang.

Rangetsu menonton dangan tidak puas saat Hisui pergi, menghilang di kejauhan.... Kemudian menyadari kehadiran dibelakangnya, dia berbalik.

Dibelakang dia adalah Eruru... serta Mei dan Kirika.

Melalui kerja tim Mei dan Kirika, hampir semua vampir telah disingkirkan. Meskipun menderita beberapa luka ringan, kedua gadis tersebut telah menyelesaikan tugas mendukung Hisui dengan baik sekali.

"K-Kalian.... apa.... Oh, kalian berdua cukup menakjubkan... Terimakasih untuk kerjasama kalian, misi pemusnahan vampir telah sukses...."

Rangetsu ingin menutupi tetapi itu sudah sangat terlambat.

Eruru mendesah dan menggelengkan kepalanya.

"Urusan merepotkan yang lain...."

"Bagaimanapun juga, aku benar-benar gagal untuk mempertimbangkan usianya yang ada didepan. Sungguh cara berpacaran yang aneh...."

Mei juga tampak jengkel.

"...Karena kamu adalah seorang petugas polisi, aku yakin kamu sudah tahu bahwa shotacon adalah sebuah kejahatan? Bahkan dengan persetujuan bersama, menurut undang-undang pemerkosaan tetaplah sebuah tindak pidana, kamu tahu?"

Kirika mengatakan dengan tenang.

Ketiga gadis itu menatap dingin.

"...Tidak, itu bukan apa yang kalian pikir. Kecuali..... Benar?"

Ketiga gadis itu tertawa pada penyangkalannya dan bersiap untuk pergi.

"Oh polisi jepang telah jatuh."

"Hi-kun tidak punya fetis polisi wanita, jadi itu baik-baik saja kan? Aku mendapatkan begitu banyak poin hari ini, aku pasti memenangkan dia lain kali♪"

"Jangan lupa kamu mendapat bantuanku. Tetapi... bukankah ada kesempatan lain?"

Saat ketiga gadis mendesah untuk meringkas, mereka berpisah dan pergi.

Dibelakang mereka, Rangetsu terus berteriak tetapi tak satupun dari mereka yang mendengarkan satu katapun yang dia katakan.

"Seperti yang aku bilang, ini tak seperti apa yang kalian pikirkan, oke!? Ingat ini.... Sungguh, aku tak bisa bersama dengan kalian! Suatu hari, aku akan menyingkirkan kalian semua!!"

※ ※

"Hei....."

"Hmm?"

Dalam perjalanan pulang, Rushella menendang kerikil di sisi jalan dan bertanya, berharap Hisui bisa memanjakan dia.

"Seandainya... aku, umm, seorang ibu dangan anak-anak, apa yang akan kamu lakukan?"

"Huh?"

"Bagaimana jika aku punya kekasih dimasa lalu.... Apa yang akan kamu lakukan?"

"Uh......"

"Ummm..... Seandainya aku telah menghisap darah dari banyak orang dimasa lalu, membunuh banyak orang dan membuat banyak pelayan, apa yang akan kamu lakukan....?"

"....."

"Setelah berbicara dengan pria yang dipanggil Fergus itu, aku telah memahami sedikit. Setidaknya sepuluh tahun yang lalu... Aku tidak ada didunia ini. Tak ada jejak sama sekali. Mungkin... tak seorangpun tahu tentang masa laluku."

"Itu belum tentu. Itu hanya bahwa mereka tidak tahu kamu ada."

"Tetapi, dibandingkan dengan 'Leluhur Sejati' yang kamu tahu... Aku berbeda, kan?"

"Iya...."

"Seperti yang aku pikir.... Aku yang saat ini bukanlah masa laluku sendiri. Pernah ada seseorang yang lain dan banyak hal-hal yang lain terjadi... kemudian semuanya terlupakan, menghasilkan aku yang saat ini. Bahkan mungkin penampilan dan tubuhku telah berubah sepenuhnya. Karena disana ada vampir yang bisa berubah menjadi kabut, hipotesisku.... tidak seluruhnya mustahil, kan?"

"Mungkin."

Hisui tidak bisa membantah.

Bagaimanapun juga, dia tidak benar-benar tahu tentang 'Leluhur sejati'.

Apa yang Miraluka katakan dimasa lalu—tidak benar-benar banyak.

Dia hanya tahu bahwa 'Leluhur Sejati' telah hidup lebih dari dua ribu tahun.

Di tempat tertentu, beberapa 'Leluhur Sejati' telah dilahirkan disaat yang sama.

'Leluhur Sejati' mengakui satu sama lain dan berinteraksi sampai batas tertentu.

Kemudian Miraluka—dia adalah 'Leluhur Sejati' terakhir yang tersisa didunia ini.

"Apakah.... kamu pernah berpikir tentang kehidupan yang abadi?"

"Huh? Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?"

"Yah para vampir... pasti punya banyak ketidaknyamanan. Seperti sinar matahari, air laut, meminum darah... tetapi jika kamu abadi dan kekal, itu bisa cukup menyenangkan? Kamu seharusnya.... tau, kan?"

"Yah."

Hidup yang panjang sudah pasti hal yang bagus.

Tetapi bagaimana dengan kehidupan dan masa muda yang abadi?

Miraluka—bagaimana dengan dia?

"Apa kamu tau.... Sebenarnya, itu mustahil untuk membuktikan bahwa kehidupan dan masa muda yang abadi benar-benar selamanya, kamu tau?"

"Apa?"

"Karena, entah itu kamu hidup selama sepuluh ribu tahun atau seratus juta tahun, itu akan berakhir setelah kamu mati, dan itu bukan kehidupan yang abadi. Hanya dengan hidup selamanya itu bisa dibuktikan. Jadi... apakah para vampir benar-benar punya kehidupan abadi, tak seorangpun bisa benar-benar membuktikan itu."

Memang.

Seorang vampir yang hidup selamanya tidaklah ada.

Bahkan 'Leluhur Sejati' binasa satu demi satu.

Orangtua asuh Hisui sendiri telah meninggal dalam kematian yang tidak wajar pada akhirnya.

Kehidupan dan masa muda yang abadi adalah sebuah karakteristik vampir tetapi juga delusi besar pada saat yang sama.

"...Itu hanya permainan kata!? Karena itu mustahil, lalu kenapa kata 'selamanya' ada!?"

"Selamanya.... Mungkin itu tidak ada."

Hisui menatap ke kejauhan dan teringat saat-saat terakhir dari satu-satunya keluarganya.

Orang tua, yang meninggal setelah hangus dan dibakar oleh sinar matahari, talah mengatakan kata-kata terakhir ini sebelum dia meninggal.

—Gagasan tentang selamanya... itu semua sebuah ilusi. Tetapi aku ingin terus hidup dan membuktikannya. Aku tidak mau mengakui bahwa kehidupan orang yang mati di kayu salib adalah benar. Jadi, aku akan membuktikan itu dengan kehidupan abadiku sendiri.

—Berhenti mengatakan hal-hal aneh ini.... Jangan mati!

—Aku terbiasa untuk sendirian. Aku keliru berpikir bahwa itu adalah jalur yang tepat menuju keabadian. Mereka yang meminum darahnya bersama-sama dengan aku di tebing itu, mereka semua telah binasa kecuali aku. Mereka mati bukan untuk mereka sendiri tetapi untuk keturunan dan pelayan mereka. Memasuki hubungan dangan manusia, jatuh cinta, membesarkan anak, akhirnya menyambut kematian. Tak seorangpun bisa membuktikan keabadian. Jadi, aku tidak mau membangun hubungan dengan siapapun. Aku tidak menyukai dunia seperti dia. Aku tidak akan memikul dosa orang lain seperti yang dia lakukan... Itu adalah sumpah yang aku katakan saat itu.

—Cukup.... Berhenti bicara!

—Tetapi.... sekarang, aku mengerti. Tersenyum dan meninggal demi orang lain, dia memperoleh keabadian pasti... Eksistensi-Nya sekarang telah menyebar keseluruh dunia. Manusia selalu mati pada akhirnya.... Tak ada yang tetap tak berubah secara terus-menerus. Tetapi jika seseorang bisa tercatat dalam sejarah dan diingat sepanjang masa... Melalui akumulasi setiap momen yang tak signifikan, pasti, apa yang aku cari pasti terletak disuatu tempat diantara mereka.

—Miraluka....!

—Melalui perubahan musim yang telah aku habiskan denganmu.... Aku telah menemukan 'keabadian'. Saat-saat yang sekejap itu, mengisi hatiku dengan tenang... itu adalah keabadian yang telah aku cari sepanjang hidupku.

"Aku tidak peduli tentang hal semacam ini."

Hisui memperketat cengkraman tangan kirinya.

Untuk menghentikan air matanya mengalir dari matanya, dia mendongak dan terus berjalan maju.

"Jangan mati begitu mudah, oke."

"Omong kosong apa yang kamu katakan? Juga... kapan kamu mulai memegang tanganku?"

Saat diingatkan dia, Hisui menyadari.

Tangannya bergerak tanpa sadar.

Jelas-jelas, gadis itu telah mengganggu lagi.

"Touko-san... akhirnya mempelajari bagaimana untuk menjadi sepenuhnya tak terlihat... Apa yang harus aku lakukan jika tangan kiriku melakukan kejahatan tanpa sepengetahuanku...."

"Oh yah... bukankah itu bagus? Gadis itu mungkin... ingin mengalami perasaan semacam ini, kan?"

"Mungkin..."

"Katakanlah.... Umm, aku..."

"Tidak apa-apa."

Kekhawatiran mendalam Rushella di tolak oleh Hisui secara datar.

Hisui mengabaikan kemarahan Rushella dan terus berjalan ke depan, memegang tangan Rushella.

"Aku hanya tahu kamu yang saat ini. Aku tidak bisa diganggu oleh masa lalu."

"....."

"Jika benar-benar ada masa lalu, kamu bisa menganggap dirimu sendiri beruntung. Dengan keluarga, seorang kekasih, kamu pasti bahagia."

"Tetapi.... sekarang tak ada satupun dari itu yang tersisa."

"Menjadi tak sabaran tidak akan membantu, kan?"

"....Ya. Umm, n-ngomong-ngomong, aku akan memulai dengan menjadikan kamu pelayanku sepenuhnya!"

"Meskipun aku tidak berpikir itu benar-benar mungkin, lakukan yang terbaik."

"Kamu berisik jadi diamlah! Karena kamu tidak bisa menjadi seorang vampir... Ma-Maka manggunakan pesonaku... a-aku akan memperbudakmu!!"

"Aku menyarankan padamu untuk menghemat usahamu....."

"Diam!!"

Disatu sisi, Rushella menjadi bersemangat. Disisi lain, Hisui sepenuhnya tidak antusias.

Kedua pihak tak ada yang mau mundur, mereka terus berpegangan tangan tanpa melepaskannya sementara Touko menonton dari belakang dengan tersenyum.

Luka mengerikan pada lehernya telah sepenuhnya menghilang tanpa jejak.

"Terimakasih, kalian berdua.... untuk kenangan ini."

Touko berbisik pelan yang tidak terdengar oleh siapapun selain dirinya sendiri.


Sebelumnya Bab 5 Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Epilog