Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 3 Bab 5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Sebenarnya, bukan berarti sudah kalah (Kasumigaoka)[edit]

"......jadi Katou, ada apa ini ?"

"Ah, selamat datang kak Kasumigaoka"

"Selamat datang katamu......ini kan kamarnya Rinri"

Hari kedua comiket, ketika hari yang panjang akhirnya berakhir, tirai malam telah turun.

Saat ini, mungkin di sekitar big sight adalah waktunya kelompok begadang berkumpul satu demi satu untuk bersiap pada pertempuran terakhirhari ketiga esok. Tapi begadang tidak boleh.

Meski begitu, pada waktu yang biasanya aku selalu menatap katalog comiket sambil gemetaran seperti itu, aku malah bersembunyi di tempat tidur kamarku dan meringkuk mendekap lutut.

"Lalu, atas alasan apa kau memanggilku ? Aku pun punya macam-macam kesibukan jadi aku ingin kau jelaskan dalam tiga kalimat"

"Ah, jadi begitu, karena sibuk cuma dengan kukatakan 'Aki lagi gawat', tanpa menanyakan detailnya buru-buru datang hanya dalam 20 menit ya kak Kasumigaoka. Mungkin, kalau tidak berlari sekuat tenaga di tanjakan panjang itu tidak akan sampai secepat ini ya ?"

"......akhir-akhir ini apa kau ada memendam sesuatu padaku ?"

Sejak berakhirnya comiket hari kedua, sejak perpisahan itu, entah berapa lama waktu berlalu......

Pada akhirnya, aku dijemput Katou ketika berdiri terdiam begitu saja di persimpangan depan stasiun, diantar susah-susah olehnya sampai rumah yang tak tahan melihatku begitu saja, aku sudah bertindak manja hingga kalau dikatakan sudah terbangun sebagai protagonis yang sepenuhnya sampah pun apa boleh buat.

"Anu, sebenarnya ini situasi yang lumayan serius. Bisa dikatakan krisis keberlanjutan circle"

"......singkatnya, itu berkaitan dengan Sawamurasi fulan yang sekarang tidak ada di sini ?"

"Eh~, yah, hal itu.....mungkin"

"Bisa kau jelaskan yang detail Katou ?"

"Soal itu......kalau sampai bagian terdalam"

"Jadi, aku hanya bisa tanya orangnya langsung ya......Rinri, bisa tolong jelaskan ?"

Setelah itu pun, setelah aku bersembunyi di tempat tidur pun, tak bisa menutup mata atau tertidur, hanya menghabiskan waktu dengan lesu.

Soalnya ketika aku menutup mata, pasti akan timbul di tengah kegelapan itu.

Wajah marahnya......memang itu hal yang biasa, tapi wajah takutnya dan seperti sedih itu, aku tidak ingin melihatnya lagi, sudah terlupakan oleh masa lalu yang lama seharusnya......eh !?

"Eh waaaaaaaah, kak Utaha !?"

"Tenanglah Rinri. Kalau seribut itu, aku tidak bisa mendengarkan ceritanya pelan-pelan kan ?"

"Kak Kasumigaoka......hanya untuk mendengarkan ceritanya kenapa perlu menyelinap ke tempat tidur ?"

Sekejap, punggungku ditekan sekuat tenaga oleh benda empuk......rasanya seperti itu.


"Jadi begitu, tentu luar biasa payah ya Rinri. Mungkin menuju posisi tiga besar protagonis sampah di galge"

"Maaf, kurasa bagaimana pun juga kakak tidak berhak untuk mengatakan sampai sejauh itu"

"Jadi katamu semuanya ini salah Sawamura ? Justru ia yang lebih pantas jadi tiga besar heroine terjahat galge ?"

"Tidak, hentikan ceramah karakter rendahan seperti itu !"

Pada akhirnya, akibat hotline yang dihubungi Katou, aku dipaksa ditarik keluar dari tempat tidur, dan diinterogasi oleh kak Utaha.

Padahal sampai tadi diperlakukan sebagai korban yang malang, tiba-tiba diperlakukan tersangka yang kejam......

"Tapi Katou, kalau ada event seenak itu harusnya bukan sekarang, tapi saat itu langsung kau memanggilku. Wajah menangis Sawamura......akan jadi selembar simpanan yang mewarnai folder gambar berhargaku"

"Apa boleh buat. Saat itu, aku tidak berada di sana"

"Tidak, sebelum menjelaskan pembenaran yang tidak penting itu Katou, harusnya kau membahas pemikiran 'itu'nya kak Utaha......"

"Benar-benar sayang sekali. Padahal susah-susah judul email 'ada gambar' bisa digunakan lagi......"

"Mohon jangan dipakai, jangan lagi !"


Meski sambil dipermainkan seperti itu pun, kuceritakan semuanya pada kedua orang itu, mengenai apa yang terjadi antara aku dan Eriri hari ini.

Tentang perasaan yang dimiliki Eriri pada Izumi......pada buku Izumi.

Lalu, kuceritakan juga tidak hanya tentang hari ini, berbagai hal yang bersembunyi diantara aku dan ia di sini, beberapa waktu lalu.

Tentang Iori, tentang rekrutmen, tentang pertandingan.

Pertarungan yang mempertaruhkan keberlanjutan circle itu, tanpa menunggu mulai esok akan kalah tanpa bertarung.

Padahal membanggakan 'berapa pun beda jumlah penjualannya, kami tidak akan menyerah', tapi situasi saat ini jadinya 'tidak ada hubungannya dengan jumlah penjualan, dari dasarnya saja sudah menyerah'.

......walau di tengahnya kucampurkan sedikit kondisi perorangan kami, meski begitu tetap kuceritakan semuanya.

Soalnya tidak masalah kalau kuceritakan pada kedua orang ini.

Karena Eriri, aku, kak Utaha, juga Katou, adalah anggota circle yang sama. Teman yang mencipta bersama.

Kalau ada masalah di proses penciptaan, sebaiknya diselesaikan dengan semua kreator kan.


※ ※ ※


"Bagaimana pun juga jadi hal yang menyusahkan ya"

"Ya......si Eriri itu, antara melihat terlalu jauh, atau terlalu tidak pandang bulu"

Kak Utaha yang selesai mendengar ceritanya sampai habis, setelah tahu apa yang dimiliki Eriri, juga mengembuskan nafas dalam sepertiku.

"Benar-benar menyusahkan......kalau Rinriorang yang terkait adalah masalah orang lain seperti itu"

"......cerita apa itu ?"

Atau, sepertinya mengembuskan nafasnya bukan mengenai Eriri.

"Sepertinya aku hanya bisa merasa, kelihatannya justru karena melihat dengan tepat juga dengan akurat krisis yang ada di sana sekarang, Sawamura sampai sejauh itu takut dengan seorang anak perempuan"

"Apa yang kakak katakan aku tidak mengerti"

"Pokoknya menetapkan itu sebagai masalah proses penciptaan segala, Rinri benar-benar protagonis yang tidak sensitif paling buruk"

"Apa yang kakak katakan disingkat !"

Karena hal yang penting kukatakan dua kali......atau satu setengah kali.

"Itu sih sudah jelas takut kan......karena mungkin bagi Sawamura, terasa seperti semuanya telah dirampas"

"Segalanya, itu......"

"Martabatnya sebagai kreator, juga posisinya sebagai teman sepermainan"

"............"

Kreator dan sebagainya masih bisa lah, tapi kalau teman sepermainan, kurasa ruangnya terlalu sempit.

"Selain itu, Izumi selekat itu pada Rinri......sudah seperti heroine penolong yang muncul di tengah jalan, tapi parameter awalnya luar biasa tinggi, kalau gagal menaklukkan gadis yang diincar pun pasti datang menyatakan cinta......betapa menjengkelkannya anak itu"

"Maaf, karena jadi di luar kendali tolong biarkan sampai situ"

Memang teman konsultasinya salah kah......


"Jadi, apa yang ingin kau lakukan Rinri ?"

"Apa yang ingin kulakukan, itu......"

Eh, yang ingin kulakukan, apa ya ?

Ingin bagaimana menyelesaikan masa lalu dengannya, bagaimana menempatkan sekarang dengannya, bagaimana menyimpulkan masa depan dengannya kan.

"Kau ingin Sawamura pulih ?"

"Hal itu sudah tentu kan ?"

Soalnya, Eriri yang merosot, Eriri yang tidak bisa menggambar, membayangkannya saja aku tak ingin.

"Kau ingin memberinya semangat ?"

"Yah, kalau seterusnya diberi wajah yang menjengkelkan aku juga susah"

Eriri yang tidak marah......walau itu damai dan bagus, tapi tiap orang punya bakat masing-masing.

Pokoknya, terlalu mengecewakan.

"Kau ingin melindunginya ?"

"Eh, tidak, apa......"

"Kau ingin mendekapnya ?"

"Apanya !?"

"Kau menyukainya ? Mencintainya ? Tak ingin berpisah dengannya ? Drama main heroine berubah mendadak di tengah-tengah cerita ?"

"Itu 'Koisuru Metronome' kan !?"

Menggunakan karyanya sendiri sebagai bahan lelucon itu, tidak punya harga diri sebagai pengarang kah......

"Aah, kalian ini merepotkan......kalau tidak ada penyelesaiannya sampai sana, sekalian tidak usah melakukan apa-apa dan biarkan dengan mengalirnya waktu ?"

Merepotkan......tak terpikirkan disebut begitu oleh kak Utaha.

Terlepas dari apa itu......

"Tapi kalau begitu, jadinya tidak sempat pada fuyukomi......game kita"

Kalau Eriri terus begini saja, pembuatan game kami yang akhirnya mulai bergerak akan berhenti lagi.

Meski begitu, penggantian animator kunci sekarang mustahil.

Seniman penarik perhatian circle kami, siapa pun mau bilang apa juga, walau circle besar datang memakai cara sekotor apa pun juga, hanya Eri Kashiwagi......

"Mungkin setelah mendinginkan diri beberapa saat, tanpa diduga akan pulih seperti tidak ada apa-apa ya ?"

"Hal itu......sebatas pada dirinya, tidak pernah"

"Kenapa bisa menyatakan itu ?"

"Soalnya, ia akan memperpanjangnya......itu pun luar biasa lamanya"

Orang yang sedendam ini pada hal di masa lalu, sepengetahuanku tidak ada yang lain lagi.

......contohnya, yang kulihat ia menangis terakhir, selain hari ini adalah tujuh setengah tahun yang lalu.

Setelah itu, sampai bisa bertukar beberapa patah kata saja tiga tahun.

Sampai bisa bertukar pinjam software game atau anime lima tahun.

Lalu, memakan tujuh tahun sampai bisa berbicara dengan normal.

Kalau tidak mencoba saling mendekat, perdamaian kami memakan waktu selama itu, sambil mendekap perasaan yang rumit sampai sekarang.


"Sebenarnya, kak......kami, masih belum benar-benar berbaikan"

"Eh......?"

"Eriri tidak mungkin minta maaf, tapi aku juga belum meminta maaf......masih mengambang"

Kak Utaha, sedikit tercengang menatapku.

Tentu, aku pun merasa 'eh bagaimana bisa begitu'.

Tapi mau bagaimana lagi......soalnya, tidak berarti aku telah memaafkannya semua.

Lalu, mungkin ia pun, tak bisa sepenuhnya memercayaiku.

Pada kami, ada kejadian di masa lalu sejauh itu.

Sangat biasa, dan bukannya tak terduga sama sekali, pengalaman yang mirip bagi banyak orang.

Tentu, kalau kami sedikit lebih dewasa akan tertawa dengan 'kenapa keras kepala pada hal seperti itu ya'.

Meski begitu, hal yang sesering itu, sangat menusuk dalam-dalam pada kami waktu itu.

Luka itu, tanpa sepenuhnya tertutup, hanya interaksi tanggung yang pulih.

"Sungguh, bodoh ya, orang itu"

"Rinri......"

"Sungguh, bodoh ya, aku......"

Orang yang sedendam ini pada hal di masa lalu, sepengetahuanku tidak ada yang lain lagi......selain aku.


"Oleh karena itu, aku......ingin melakukan sesuatu, kali ini"

Justru karena sama-sama bodoh, kami bertengkar.

Justru karena sama-sama bodoh, kami tidak bisa kembali ke awal.

"Memang, kepribadiannya buruk, punya dua sisi, dan depan dan belakangnya sangat buruk !"

Salah paham, saling salah pendapat, salah perhitungan.

Seperti itu, berkali-kali mulai dari kancing yang salah, sepenuhnya kusut.

"Walau belum bisa sepenuhnya kupercayai, tapi, bukan berarti semuanya sampai sekarang bisa kubiarkan !"

Karena tidak mungkin bisa kembali ke awal lagi, keduanya melepaskan.

"Tapi, ia adalah teman yang berharga. Terus demikian dari masa lalu"

Tapi, sampai jadi seperti itu, di mana pun kami berada adalah surga.

Di sana, tidak ada tempat orang lain masuk selain kami.

"Makanya, kalau terpisah lagi seperti masa lalu......aku sangat takut......"

Padahal, ia adalah......pertamaku seumur hidup......

"Aku takut, kak......"

Bisakah aku, sekali lagi, membiarkan Eriri dari dalam lubuk hati ?

Bisakah Eriri, sekali lagi, memercayaiku dari dalam lubuk hatinya ?


"Mm......"

Telapak tangan kak Utaha menepuk-nepuk kepalaku.

Hal itu, bagaimana ya, terbalik laki-laki dan perempuan, atau kakak gagah ya, penuh dengan kehangatan itu.

"Apa yang harus kukatakan ya. Kalau diperlihatkan sisi lemah seperti ini, kadang-kadang dimanja, rasa berdebar juga......tapi masalah yang diperdengarkan adalah masalah pribadi itu paling buruk"

"......maaf"

Sambil menggerutu seperti itu pun, tangan kak Utaha yang mengelus pipiku, memang hangat.

"Kalau begitu, akan kutanya lagi......kau ingin Sawamura pulih?"

"Ya"

"Kau ingin memberinya semangat ?"

"Ya"

"Kau ingin melindunginya ?"

"Dengan semuanya"

"......kau ingin, berbaikan ?"

"Ya......kali inilah !"

"............"

Saat mendengar sampai situ, kak Utaha tiba-tiba ekspresinya mengendur, tiba-tiba mengembuskan nafas ke telinga.

......sungguh, aku ingin ini berhenti. Terlalu enak.

"Sebenarnya aku juga ingin berbaikan, tapi entah bagaimana sepertinya tidak akan dimaafkan"

hihu hahaha haha hering henguangi hanhingan hang hiak heruItu gara-gara kakak sering mengulangi pancingan yang tidak perlu

Lalu, ujung jari kak Utaha yang mencubit dan menarik kedua pipiku......agak sakit.

"Kalau begitu, mari kita pikirkan langkah balasannya"

"Aku, apa yang sebaiknya kulakukan ?"

"Ya......karena berpisah dengan alasan yang bodoh, mungkin sebaiknya berbaikan dengan cara yang bodoh ?"

"Yang bodoh......eh ?"

"Taklukkanlah heroine teman sepermainan, Rinri"

"Ah......"

Mengatakan itu, kedua tangan kak Utaha yang menutupi pipiku, agak membesarkan hati.

"Ingatan yang jauh, kenangan yang dirindukan, janji masa kanak-kanak, gunakan semua keuntungan teman sepermainan itu, dirikan flag Sawamura"

"Akankah ia jatuh dengan itu ? Eriri"

"Tidak apa-apa, kau bisa......seperti yang baru-baru ini, ketika kau berhenti sebelum menaklukkan heroine senior, ya"

"Makanya, sudah saja lelucon menyiksa diri seperti itu......"

Sambil menjatuhkan ironi yang menusuk dada seperti itu, kak Utaha, pelan-pelan mendekatkan dahinya pada dahiku......

"Fuh, maaf duluan. Ah, kak Kasumigaoka juga apa ingin mandi ? Sekarang suhu airnya sangat pas"

"......sebenarnya ingin kutanyakan dari tadi, kenapa Katou seperti sudah pasti asumsinya menginap ?"

"Oh, sepertinya hari ini kedua orang tua Aki sedang mudik ke rumah orang tua mereka karena festival obon"

"Anu, yang ingin kuketahui bukan itu......"

Tapi, ketika waktu Katou kembali dari mandi, kepala kak Utaha yang mendekat hingga tepat sampai depan mata telah tertunduk lesu.


※ ※ ※


"Nah, ayo mulai kegiatan circle hari ini. Agendanya adalah pembuatan skenario subheroine Eriri Spencer Sawamura !"

"Wah, disebut, sub katanya !?"

Beberapa saat setelah itu, kak Utaha yang telah memikirkan kembali......bukan, meledak, menyatakan mulainya kegiatan hari ini dengan lantang. Tapi perwakilannya kan aku.

Apalagi saat ini waktu pukul 23. Semua anggota telah selesai mandi. Tapi, aku yang dapat giliran terakhir masuk karena tidak punya keberanian memasuki air panas yang tersisa itu cuma pakai shower !

Yah, maka dari itu seluruh anggota sudah beres persiapan untuk begadang. Karena tidak di sekitar aula tidak masalah.

"Pembagian tugasnya, Rinri mengeluarkan bahan dari kenangan, aku menyusun skenario dari bahan itu, Katou......menghabiskan waktu dengan main game saja"

"Emm, aku memang mengira akan dikatakan seperti itu, tapi boleh kasih usulan ?"

"Katou ?"

Saat aku dan kak Utaha mau mulai pekerjaan dengan aliran seperti biasanya, Katou yang biasanya dengan cepat melebur ke latar belakang, anehnya mengangkat tangan dengan sengaja dan memberikan pendapatnya.

......eh, memang menegaskan bahwa hal itu sebegitu tidak terduganya itu kasar.

"Begini, Aki, sebelumnya, kau bilang akan menjadikanku main heroine kan ?"

"Ya, aku mengatakan itu, tapi ?"

"Kalau begitu, pertama maukah kau menunjukkan dirimu sebagai contohnya ?"

"Eh ?"

"Aki......yang jadi heroine lho ?"


"......ja, jadi begitu"

"Katou......kau"

Kami yang selesai mendengar ide Katou yang keluar setelah sejak jilid 1sekian lama itu, tercengang beberapa saat dan memandangi wajahnya.

Karena sampai sejauh itu, ide Katou menggemparkan, lalu menembus ke bintik buta lalu ke intinya.

"Anu, mungkinkah aransemen seperti itu susah ? Kak Kasumigaoka ?"

Seperti menyadari kami yang telah membisu, Katou melihat wajah kami berdua bergantian.

"Susah, katamu ?"

Tapi, akhirnya itu tidak lebih dari kegelisahan Katou yang tidak perlu, jelas dari adanya orang yang berubah sekuatnya sikap dan nada bicaranya seperti ini.

"Ya, begitu rupanya......kata kunci yang menggambarkan Eriri Spencer Sawamura, sebenarnya bukan nona besar, bukan tsundere, juga bukan pengarang doujin porno......!"

Atau, ini gawat......

"Sifat asli Eriri Spencer Sawamura adalah......ya, seorang dara ! Ia adalah anak perempuan sakit yang menunggu pangeran otaku menaiki itasha putih datang untuk menjemputnya suatu saat nanti ! Ahhahahahahahaha ! Apa-apaan itu, super menggelikan !"

"Yang lebih menggelikan sekarang itu kak Utaha tahu !?"

Tuh, tombol menjijikkan kak Utaha yang biasanya sudah dinyalakan.

Atau sebaiknya kukatakan, pangeran yang datang menjemput dengan itasha, aku pun pasti jijik dengan lamaran seperti itu.

"Menggelegak......dorongan kreatif menggelegak seperti rawa-rawa ! Malam ini tak akan kubiarkan kau tidur lho Rinri ?"

Kak Utaha yang telah sepenuhnya berganti ke mode shuraba, seperti meningkatkan motivasi yang tidak boleh ditempuh ke hasil penciptaan itu.

"Baik, baik, tentu saja, sampai habis akan kutemani. Tentu saja Katou juga"

"Ah, ya, toh aku tidak punya hak untuk memutuskan juga"

Tapi yah, bagaimana pun juga, pertarungan kebangkitan kembali kami dimulai.

Tidak hanya aku, dengan semua teman......pertarungan untuk menyelamatkan tuan putri sakit yang tertangkap, yang sama sekali tidak dewasa sejak SD itu dimulai.

"Kalau begitu akan kutinjau lagi pembagian kerjanya......Rinri memberikan bahan, aku menyusun skenario, Katou............memang tolong main game saja !"

"Dimengerti, kak Utaha"

"Ba~ik"

Itu, mungkin terdengar seperti instruksi yang sama persis dengan yang tadi......

Tapi, itu juga instruksi yang tujuannya sama sekali berbeda dengan yang tadi.


※ ※ ※


"Hup......"

Ketika aku memasukkan lenganku ke t-shirt yang sudah dicuci, sedikit tenaga kembali kepalaku yang pusing.

Kubuka sedikit tirai hingga tidak terlalu menerangi kamar, saat kuintip jendela dari sana, di luar sudah sepenuhnya terang.

Sepertinya natsukomi tahun ini doa otaku telah sampai ke tuhan, tiga hari berakhir tanpa membasahi buku.

Jam menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi.

......kalau waktu awal SD, rasanya sudah waktunya Eriri datang untuk mengajak senam radio.

"Nn......zz"

Saat kulihat tempat tidur, di sana kak Utaha yang kehabisan tenaganya tertidur.

Tentu kira-kira sejam sebelumnya, kehilangan kesadaran dengan perasaan mengeluarkan habis seluruh tenaganya.

Tapi, sudah tidak perlu membangunkannya lagi. Cukup terus menampilkan wajah tertidur yang tenteram itu saja.

Bagaimana pun juga karena kak Utaha, dengan semangat dan kecepatan manusia super yang biasanya, telah menyelesaikan apa yang harus ia lakukan sebelum fajar.

"Zzzz......zzzzz......hnnn"

......yah, tapi kuharap hanya menghirup udara dalam-dalam sambil membenamkan wajahnya di selimutku itu saja yang ia lepaskan.

Di layar televisi, dari tadi terus menampilkan CG latar belakang balkon benteng, dari speaker terus mengalun musik yang syahdu dan pop, sangat khas game.



Atau karena BGM ini sekali putarnya pendek, entah sudah berapa kali mendengarnya aku tidak tahu.

Lalu, seorang anggota circle lagi yang sampai tadi memainkan game di layar itu......

"Eh ?"

"Pagi"

Ia pun, walau kurasa sudah lama ketiduran, pas dilihat baik-baik, dengan mata terbuka menghadap ke arahku.

"Jangan-jangan kau terus bangun ?"

"Tidak, aku tidur sampai tadi. Pas aku membuka mata, Aki juga sudah mulai bangun"

"Begitu ya"

"Sudah mau berangkat ?"

"Ya......apa pun yang terjadi, untuk menyelesaikannya hari ini juga"

Ya, aku pasti menyelesaikannya hari ini juga.

Tenggat waktu aplikasi fuyukomi tinggal sebentar lagi.

Aku pasti membuat ilustrator kita menggambar simbol circle.

"Oleh karena itu aku pergi......ke big sight, lokasi comiket hari ketiga"

"Apa Sawamura datang ke aula juga ya ?"

"Mungkin tidak. Tapi aku pergi"

"Begitu ya, baiklah"

Eriri tidak datang pun, di sana ada sesuatu yang penting bagiku.

Barang yang diperlukan untuk menaklukkan heroine, bukan, untuk ditaklukkan oleh protagonis.


"Katou......terima kasih ya"

"Yang seperti itu, sebaiknya kau katakan semuanya pada kak Kasumigaoka"

"Akan kukatakan lain kali. Tapi sekarang, aku ingin menyampaikannya pada Katou"

"Aku tidak melakukan apa-apa lho kali ini"

"Tidak begitu......sama sekali tidak begitu kan"

Ilustrator penarik perhatian, penulis penarik perhatian, kemudian gadis penarik perhatian.

Para dewi trinitasku.

Kalau tidak ada seorang pun, circle ini tidak akan berdiri.

......aku sadar sih kalau aku mengatakan hal yang luar biasa tak tahu diri.

"Dari kemarin, aku sudah menampilkan berbagai sisiku yang tidak keren pada Katou kan ?"

"Eh, jadi sampai sebelum kemarin itu tidak ada niat untuk menampilkannya ?"

"Ah~, untuk sementara jangan pakai protes. Karena aku hari ini, jarang-jarang bicara dengan serius"

"Ah iya, setelah habis begadang sering semangatnya jadi aneh seperti itu. Kalau habis itu menyesal sampai mati aku tak mau tahu lho ?"

"Tapi Katou......aku yang sepayah ini pun, terus kau khawatirkan"

"Ah, itu, agak......"

Dipaksa membantu penjual, ditinggalkan dua kali, memperlihatkan penampilan memalukan hingga pulang ke rumah saja tidak bisa.

Menemani dengan tidak tertarik tanpa gerutu atau komentar, tidak hanya menunggu datang mencari, tidak hanya mengantar pulang sampai memanggil penolong.

Selain itu......setelah itu juga.

Walau aku tidak menyadarinya tadi......Katou tidak kembali dari kamar mandi hampir satu jam setengah.

Hal itu tentu, kurasa adalah hal yang seperti itu.

Aku menceritakan semuanya pada kak Utaha, aku bermanja dengan kak Utaha, pasti, di luar koridor, dengan baiknya ia memerhatikan.

......tapi timing kembalinya pada akhirnya tidak wajar dan mencurigakan, atau malah ajaib itu, entah apa tujuannya aku tidak mengerti.

"Hey, Katou......"

"Eh, anu, apa ?"

"Walau aku adalah protagonis yang sepayah ini, maukah kau tidak meninggalkanku setelah ini ?"

"Aki......"

"Sebagai main heroine, untuk protagonis sampah ?"

"Mungkin, kurasa akan hancur dengan sendirinya lho ? Pertama-tama, circlenya terbentuk dari paksaan Aki"

"Karena aku akan berusaha semampunya kalau ada bagian yang tidak sempurna, kumohon jangan tinggalkan aku !"

Dengan bisikan supaya tidak membangunkan kak Utaha, tapi dengan wajah mati-matian kumohon pada Katou.


"Begitu ya......nah, bisakah kau segera berusaha semampunya ? Soal yang kali ini, lumayan egois lho ? Akunya"

"Kumohon dalam jangkauan pengetahuan manusia......"

"Eh~mm, pertama......tentang perdamaian Aki dan Sawamura"

"Aku mengerti"

Pertama dan segalanya, itulah misi kami kali ini.

"Setelah itu, perdamaian Sawamura dan Izumi"

"Ya"

Itu saja yang mesti. Bagaimana pun juga aku akan membuat Eriri minta maaf.

"Siapa pun tidak keluar dari circle"

"Ah, ya"

Yang paling mengkhawatirkan soal itu tidak salah lagi adalah aku.

"Bersama semuanya, menyelesaikan game terkuat yang dipikirkan Aki"

"Katou, kau......"

"Hm ? Apa ?"

"Tidak......mungkin memang egois ya"

Dengan ini, semuanya, yang ku......

Levelnya, sepenuhnya sepakat denganmu kan.

"Ah, iya, lalu"

"Hm ?"

"Nama circle, harus segera ditetapkan kan"

"Iya juga ya......"

Pada akhirnya......

Sampai akhir, tanpa lepas satu pun, Katou menebak dengan betul 'yang kuinginkan'".

"Kalau begitu, aku pergi"

"Ya, selamat jalan"

Membelakangi kata-kata selamat jalan dari Katou aku keluar dari kamar.

Cahaya matahari yang masuk dari jendela koridor menyinariku.

Pagi baru telah datang. Pagi harapan, dan perdamaian.


Tunggu saja, Eriri......

Hanya hari ini saja, aku, akan menjadi main heromu.