Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 3 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Musim semi, musimnya pertemuan (NB: Sekarang musim panas)[edit]

Mendekati akhir bulan Juli, hari ini adalah upacara penutupan.

Tengah hari ketika upacara kecil dan homeroom permintaan maaf berakhir, hampir semua murid secara serentak mulai perjalanan pulang ke rumah.

"Sampai jumpa, Sawamura"

"Semoga harimu menyenangkan, Ishimaki. Aku menantikan pertemuan kembali di September dengan senyuman"

"Ah, anu, kak Eriri ! Sampai jumpa !"

"Setelah ini satu bulan tidak bisa bertemu kakak rasanya kesepian......"

"Waduh Kotani. Selama liburan juga, aku ada di ruangan klub pada hari Rabu, jadi silakan datang kapan saja. Ah, tentu saja untuk Misawa juga"

"I, iya, terima kasih banyak !"

"Permisi"

Di antara kumpulan orang yang menuju gerbang sekolah dari kampus, satu grup yang bertingkah paling kentara anggunnya, kentara glamornya, kentara mencolok......tidak, yang mencolok cuma satu orang, apalagi itu rambutnya.

Yah, terlepas dari itu, 'Eriri Spencer Sawamura dan para pengikutnya' itu yang membentuk grup pertama kira-kira sepuluh meter di depanku, sedang asyik dalam pembicaraan yang sangat terasa dangkal.

Meski begitu, si Eriri itu, mana ada 'semoga harimu menyenangkan', padahal pengarang doujin porno.

Eh, justru karena otaku ya, mungkin jadi tanpa ragu mengadaptasi sikap dan kata-kata khas mereka pada diri sendiri.

Masa orang-orang lain itu tidak menyadari bahwa nada Eriri itu bukan sifat sebagai nona besar sungguhan, tapi dibuat dari akting khas material gadis otaku. Bagaimana pun juga, cuma penyamarannya yang sempurna.


"Oleh karena itu ! Dalam satu karya ada satu karakter yang penting ! Heroine yang lebih muda !"

"Be, begitu ya"

Lalu, grup kedua yang berjalan sekitar sepuluh meter ketinggalan daripada grup pertama, aku dan Katou.

"Bicara lebih jauh, di antara heroine yang lebih muda yang bisa dikatakan diperlukan bagi galge semacam itu, ada dua lagi arahnya......"

"Dah, bye-bye, Megumi"

"Ah, bye-bye Yocchan......maaf, kau boleh melanjutkannya Aki"

"Jadi, arah bagi heroine yang lebih muda itu, kalau dikatakan secara kasar, terbagi menjadi tipe yang kurang ajar dan tipe yang lekat......"

"Yo Tomoya, sampai jumpa semester dua ya. Toh kau tidak ikut kelas musim panas kan ?"

"Sudah jelas kan Kazunari. Kerja paruh waktu, natsukomi, membuat game......musim panas adalah musimnya pertandingan kan"

"Tapi orang normal melakukan pertandingan yang berbeda di musim itu.....dah"

"Oh, nanti ! ......duh, maaf ya Katou, kali ini aku yang memotong ceritanya"

Pada dasarnya hanya dua orang yang sedang asyik ngobrol, kadang disapa dengan sopannya oleh teman sekelas yang kebetulan melintas seperti ini, tidak mengabaikan atau dikerumuni, dengan sangat datarstandar, grup yang kelincahannya tinggi.

"Tidak apa-apa kok. Bukan cerita yang penting juga"

"Walau ingin kukatakan bagaimana kata-kata itu terhadap topik yang sebagian besar kuangkat......pokoknya, aku pasti tipe yang lekat !"

Walau bukan masalah, meski berjalan berdampingan laki-laki dan perempuan dengan berani seperti ini, seperti biasanya tidak seorang pun yang mengejek atau membahas soal aku dan Katou. Atau mungkin, mengapa kurasa semua orang memperlakukan main heroine (game)ku Megumi Katou seperti latar belakang.

"Kecenderungannya, poinnya selalu menyetujui protagonisnya, misalnya senior yang dikagumi dalam kegiatan klub, fans berat, bagian yang mengeluarkan aura masalah selera seperti itu, yang menggelitik hasrat untuk melindungi, perasaan moe, dan rasa aman dari pengguna......"

"Ah, jadi rasanya seperti protagonisnya adalah kak Kasumigaoka dengan heroinenya adalah Aki ?"

"............karena contoh itu mengandung banyak sekali elemen yang akan jadi rumit dalam berbagai hal, jadi kau harus menghentikan itu"


Tanpa disangka, saat kami berdua bersama-sama berpaling ke belakang, di sana kumpulan orang di sekitar dengan cepat terbelah seperti saat juru selamat melintasi lautan, yang melangkah dengan berani di tengah-tengah itu adalah kak Utaha satu-satunya orang di grup ketiga.

Walau cara berjalannya kurang menyadari keselamatan dengan menumpahkan seluruh pandangannya ke buku bersampul tipis di tangannya, bagaimana pun juga karena banyaknya ketakutan padanya membuat siapa pun tidak ada yang mendekat, tidak akan terjadi kecelakaan yang melibatkan orang lain tidak bisa dikatakan bukan sebuah hikmah.


Yah, ada alasannya kami membentuk tiga grup persis seperti maraton begini, berpindah dengan langkah yang sama sambil mengukur jarak masing-masing.

Bagaimana pun juga seperti yang kukatakan beberapa saat yang lalu, hari ini adalah upacara penutupan. Mulai esok liburan musim panas yang gembira.

Tetapi, selama liburan yang panjang itu, kegiatan circle pembuatan doujin game kami yang jangankan dapat izin resmi dari sekolah, punya penasihat pun tidak, ada masalah kecil.

Yah singkatnya, artinya selama liburan musim panas, tidak diberikan izin menggunakan ruang audiovisual sebagai ganti ruang klub seperti biasanya.

Jadi, kami yang dari hari ini akan kehilangan pangkalan untuk beberapa waktu, untuk sementara melakukan perjalanan untuk mencari ruang klub sementara......

"Katou juga merasa moe kan ? Adik kelas yang lebih muda darimu, tertatih-tatih mengikuti dari belakang, menggenggam lengan baju kuat-kuat, menatap dengan pandangan menengadah seperti bergantung padamu !"

"Anu, aku masih belum terbiasa berbicara dengan anggapan bahwa kata 'merasa moe' adalah kata kerja umum"

Karena sudah susah-susah, di tengah perjalanan itu pun, kami meluangkan waktu dan melakukan pertemuan seperti ini.

Di sini, langit biru adalah papan tulis.

"Nah, akan kucoba memberikan contoh yang sedikit lebih konkret......Katou, sekarang tutup matamu, coba bayangkan situasi yang kuceritakan"

"Sambil berjalan ?"

"......yah, sambil buka mata juga tidak apa-apa. Di ujung sana ada gerbang sekolah kan ?"

"Iya"

"Misalkan situasinya 'adik kelas yang menyandarkan punggungnya di tiang gerbang sekolah sedang menunggumu keluar' bagaimana !?"

"Mungkin baik sih, tapi sebenarnya contoh itu tidak harus adik kelas juga tidak apa-apa kan ?"

"Kau tidak mengerti......kau memang tidak mengerti ya Katou !"

"Ah ~ ya. Hmm, aku mengakui kalau aku tidak punya keinginan untuk mengerti secara aktif"

Pokok pembicaraannya, yah walau kurasa akan mengerti jika diperdengarkan, adalah pengamatan mengenai subheroine.

"Pada adik kelas......pada adik kelas ada dilema dan kompleks yang tidak ada pada teman sekelas"

"A, ada ya"

"Pasangannya kakak kelas......ruang dan waktu hidupnya berbeda dengan dirinya. Kalau sekelas, di kelas yang sama, menerima pelajaran yang sama, bisa merasakan cara menghabiskan waktu bersama. Tapi, dirinya tidak demikian"

Pada proposal Bahan rujukan di akhir jilid dua'Rencana Galge Rinri yang Sangat Sehat dan Penuh dengan Etika, oleh Rinri (sementara)' dengan sekuat tenaganya kak Utaha......Utako Kasumi, dijelaskan secara mendetail termasuk latar belakang mengenai Meguri Kanou dan Ruri Hinoue, double main heroine yang melintasi masa.

Tapi, mengenai heroine selain itu saat ini hanya satu kata yaitu 'terpisah'.

"Hanya karena terlambat dilahirkan, waktu yang seharusnya bisa bahagia bersama secara normal dirampas, kompleks rendah diri ! Sosoknya yang sambil tersiksa oleh perasaan semacam itu, menendang kerikil di depannya menunggu kesepian sendirian !"

"Hal yang dipikirkan sedalam itu ya"

"Ah ! Atau sambil membayangkan 'Kalau hari ini bisa bertemu menceritakan apa ya ?', menampilkan ekspresi senang pun sepenuhnya baik !"

"Itu sih, ujung-ujungnya, asal adik kelas tidak masalah ka......"

"Ya, asal heroine adik kelas tidak masalah !"

"Ah, kau menyatakannya"

Jadi, selama pembukaan liburan musim panas ini produksi skenario memasuki klimaksnya, paling tidak memasukkan karakter heroinenya saja, adalah tanggung jawab dan misiku sebagai produser game ini.

......sebagai adik kelas, sama sekali tidak memperhitungkan pelajaran untuk ujiannya kak Utaha yang sudah di kelas tiga, untuk sementara abaikan saja.

"Lalu, barang terkuat yang bisa menggambarkan secara terus terang sifat adik kelas itu adalah......seragam !"

"Ah, semacam warna dari pita yang berbeda sesuai tahun ?"

"Bisa, itu juga bisa ! Tapi, ada elemen yang lebih bisa menarik secara langsung ! Perbedaan desain seragam itu sendiri !"

"Maksudmu beda sekolah ? Ah, dari awal masih SMP ya ?"

"Bingoo !"

Kata-kataku yang terbawa panas, sekali lagi menunjuk gerbang sekolah yang mendekat ke depan mata sekali lagi.

Tentu saja di sana, walau bukannya tidak mungkin ada anak perempuan yang sepertinya SMP dengan seragam berbeda, tapi tanpa memerhatikan hal remeh seperti itu aku melanjutkan cerita.

"Karena SMP pelajarannya selesai lebih awal, ketika sampai ke SMA tepat waktunya kakak kelasnya pulang sekolah......sambil merasakan pandangan menekan dari kakak kelas SMA lainnya, keberaniannya melanjutkan menunggu dengan sungguh-sungguh kakak kelas yang diincar !"

"......kakak ?"

Dalam kepalaku, suara moe dipanggil dengan 'kakak' seperti ini dimainkan kembali secara otomatis.

Nuansanya yang halus dengan sedikit sungkan, sedikit susah, tapi dengan sedikit dipenuhi harapan terasa nyaman.

"Lalu, ketika dengan susah payah akhirnya menemukannya, dalam sekejap seperti menangis, detik berikutnya sepenuhnya tersenyum. Setelah itu, memanggil dengan suara yang agak gemetar......."

"Kak Tomoya......?"

"Ya ! Seperti itu !"

"Eh......?"

Saat itu, dengan ekspresi ragu-ragu, Katou mengalihkan pandangannya ke arah yang kutunjuk.

Tentu saja di sana ada adik kelas dalam kepalaku, memandang ke arahku hanya dalam kepalaku.

Tubuhnya dibalut seragam yang berbeda dengan Toyogasaki, berbadan agak kecil, dengan twintail bulat agak pendek adalah karakteristiknya.

Lalu, jangankan melebihi Eriri atau Katou, kalau tidak hati-hati bisa sampai mendekati kak Utaha, kaya dengan volume yang dimilikinya......?"

"Apa ?"

Eh, seingatku heroine adik kelas yang diatur sebagai karakter berdada seperti itu......

"Ternyata......ternyata memang kak Tomoya ! Untunglah, akhirnya kutemukan ~ !"

"......eh ?"

Tapi saat ini, kenyataan yang berkembang di depan mataku, jauh melebihi dasar latarku itu.

"Aku pulang......aku, sudah pulang ke tempat kakak ~ !"

"Eh, eeh......"

Apa-apaan yang menekan tubuhku ini, terasa elastisitas yang kuat di tengah-tengah empuknya, senjata wanita luar biasa yang punya ukuran besar dan kemudaan !?

"............"

"............"

"............"

Pada sosok kami yang saling berdekapan, ditembus oleh pandangan yang benar-benar bersifat sama dari tiga arah.

Dengan kata lain, aku yang sekarang adalah titik berat dari segitiga.

Jadi, mau bagaimana lagi, menghadapi ketiga arah itu, kubalas dengan pandangan yang benar-benar bersifat sama.

"Ee~eh......siapa ya ? Anak ini"


※ ※ ※


"Waaah, mengangenkan ya taman ini......sudah tiga tahun !"

Taman kecil, di tengah jalan pulang.

Agak terpisah dari Toyogasaki, lumayan dekat dari rumahku.

Lalu, lingkungan sekitar dari SMP Shimamura tempatku sekolah dahulu......

"Izumi......? Benar Izumi Hashima yang itu ?"

"Aduh ~ kak, memangnya sampai tadi kakak pikir siapa ?"


"Tidak, kalau kau katakan siapa......"

Makanya, kupikir tadi siapa ini.

"Ah, ada bola !"

Gadis yang akhirnya terhubung dengan nama Izumi Hashima dalam ingatanku itu, menemukan bola sepak karet yang menggelinding di taman, mulai memainkannya dengan riang seperti anak anjing.

......jadi, di hadapan mata kami saat ini, ada tiga bola yang bergoyang-goyang.

"Adik kelas Aki zaman SMP ?"

"Ah, tidak, walau sedikit salah, tapi semacam itu lah"

Pada pertanyaan Katou itu, aku hanya bisa membalasnya dengan jawaban yang agak tidak jelas.

Soalnya gadis ini, Izumi Hashima memang adik kelasku, tapi sebenarnya kami tidak sekolah di SMP yang sama.

"Apa kau tahu soal gadis itu, Sawamura ?"

"Tidak tahu"

"Kalau adik kelasnya Rinri, adik kelasmu juga kan ?"

"Tidak mungkin aku tahu. Beda SD, juga dua tahun di bawahku, dari semuanya, anak itu sebelum masuk SMP pindah rumah, ke Nagoya"

"Tapi kurasa kalau tahu sebanyak itu sudah kelewat cukup......"

Pada bangku yang tepat berada di belakangku dan Katou, Eriri yang kebetulan (katanya) sedang menggambar pemandangan taman memberikan tambahan yang tepat.

Apalagi, di sebelah Eriri, kak Utaha yang kebetulan juga (katanya) berusaha untuk membaca di taman, memberikan balasan sepele dengan tidak tertarik.

"Hal itu karena ia tinggal di lingkungan yang lumayan dekat, aku pernah melihatnya satu atau dua kali. Tapi itu lebih dari tiga tahun yang lalu, sekarang penampilannya sama sekali telah berubah"

"Aha, mengenai suatu bagian yang ukurannya sepenuhnya melampauimu ?"

"Kalau bicara lebih dari itu akan kukeluarkan buku double heroine rape dari 'Koisuru Metronome' loh Utako Kasumi"

"Karya turunan dari karya sendiri adalah mimpinya pengarang. Aku sangat memohonnya, nona Eri Kashiwagi"

......ngomong-ngomong, kedua orang ini, sambil terus menumpahkan pandangannya pada buku gambar dan buku bersampul tipis seperti hal yang alamiah sama sekali tidak membuat kontak mata itu terlalu menakutkan.


"Kak, kak ! Kak Tomoya juga ikut dong, nih !"

"Ah, yeah......"

Sama sekali tidak memedulikan suasana aneh di belakangnya itu, bola yang di-juggle Izumi dengan polosnya ditendangnya ke sini.

Aku pun, sambil menendang balik dengan tanpa melambung supaya tidak kelihatan salah, menatap apa yang bergoyang......bukan, apa yang kelihatan saat menendang......juga bukan, seluruh tubuhnya sekali lagi.

"Meski begitu, Izumi sangat berubah ya"

"Eh ~ benarkah ?"

Hanya mengenai itu, aku tidak bisa tidak sepenuhnya menyetujui apa yang dikatakan Eriri.

Aku juga, tidak bisa menghubungkan dengan mudah anak perempuan SD yang biasa bermain hingga tiga tahun yang lalu dan anak perempuan SMP yang ada di depan mata seperti ini sekarang.

"Soalnya kan, dahulu Izumi berambut pendek dan berkulit hitam terbakar matahari"

Selain itu, di mana-mana kurus, persis seperti......

"Memang, aku saat itu kelihatannya persis seperti anak laki-laki ya"

"Ya, itu !"

Musim panas selalu pakai tank top, dari bawah leher atau ketiak batas kulit cokelat sedikit menyembul, bisa bermain tanpa adanya kesadaran sebagai anak perempuan sama sekali.

Saat aku jauh lebih kecil lagi, aku bisa berteman dengan pendekatan yang berbeda dengan Eririia yang berkulit putih seperti boneka, yang sepenuhnya sadar sebagai anak perempuan.

Teman anak perempuan yang kujadikan yang kedua sejak lahir itu.

Kalau dimisalkan, seperti Ka**ma dari 'Summer **rs[1]'......eh, kalau itu akan jadi permisalan yang tidak pantas macam menjadikan anak laki-laki sangat moe.

"Begitukah ? Kelihatannya berubah sejauh itu ya ? Aku ini"

"Sudah orang yang berbeda ! ......jadi, soal tidak bisa mengingat sampai tadi itu kita lupakan saja !"

Ya, sudah orang yang berbeda.

Izumi yang sekarang, dengan rambutnya yang diikat di belakang panjang mengilat, kulit putih halus, secara umum tubuhnya bulat, tapi bukannya gemuk.

Yah, singkatnya......

"Jadi sedikit lebih seperti anak perempuan ?"

"......i, iya"

Ya, walau aku tidak ingin mengatakannya, tapi seperti itulah.

"Tapi, kalau memang begitu......"

Izumi menendang balik bolanya ke arahku dengan punt kick yang agak tinggi, berbisik dengan nafas yang manis, lebih halus daripada sampai sekarang.

"Kalau aku jadi anak perempuan......itu karena kakak kan ?"

"Buh !?"

Pada ungkapan yang mengejutkan itu, aku hanya bisa membalas dengan tendangan darurat dan meleset, bolanya berguling-guling menggelinding hingga bangku di belakang.

"Karena kakak, telah mengajarkanku bahagianya menjadi anak perempuan......kan ?"

"Eh, tung, be, ti......"

"Soalnya, kak Tomoya, denganku di sini, memainkan macam-macam hal kan ?"

"Izumi !?"

"A, Aki......?"

Geh......pertama kalinya kulihat Katou menarik dirinya.


"Permainan yang berbahaya dengan anak perempuan SD di taman......padahal Rinri......padahal Rinri......"

"Ah, dengan ini aku mengerti alasannya wanita dewasa sepertimu tidak dijadikannya pasangan, Utaha Kasumigaoka"

Dua orang di bangku belakang pun, untuk sementara balasan yang biasanya hilang ketajamannya.


"Aku senang bisa bertemu lagi......aku tahu dari sekali lihat. Soalnya, kak Tomoya sama sekali tidak berubah......"

"Be, be, begitu ya ?"

"Jadi Aki dari tiga tahun lalu terus orang yang seperti ini ya......"

Tapi, dengan datarnya langsung kembali itu memang Katou.


"Hmm, pernyataan wanita tiga tahun lalu tadi itu, bagaimana menurutmu Sawamurawanita tujuh tahun lalu ?"

"......kalau bicara lebih dari itu, bukannya karakter dalam karyamu, akan kukeluarkan buku rape orang di dalamnyaUtako Kasumi"

Dua orang di belakang yang dengan segera memperoleh kembali ketajamannya pun memang hasil......atau limbah dari pertemanan yang panjang.


"Oleh karena itu, kak Tomoya......mohon, terimalah ini !"

"I, Izumi......!?"

Lalu, dengan mata yang berkaca-kaca, ia mengeluarkan amplop biru dari kantongnya, menyerahkannya ke depan mataku.

Pada event yang tepat sebelum memasuki rute individual, yang tidak pernah kualami selain dalam game seumur hidupku seperti ini, dengan tangan yang gemetaran kubuka segelnya.

Lalu yang muncul dari dalamnya adalah......

"......tiket circle ?"

"Hari kedua, aula timur Ho04a 'Fancy Wave' ! Mohon kakak harus datang !"

Dihiasi dengan warna biru dan perak, tiket platinum bagi otaku.


※ ※ ※


"'Little Love Rhapsody'......?"

"Ya ! Walau yang sekarang kugambar adalah Mikiya dari seri '3' yang keluar tahun lalu, ah, tapi bukan berarti aku hanya suka Mikiya, aku sepenuhnya menyukai pasangan antara ia dan anak perempuan sang protagonisnya, atau maksudku aku suka suasana saat mereka sedang berdua......"

"Eh, anu......?"

"......Izumi, karena Katou 'sekarang' normal, jadi biarkan sejauh itu ya"

"Saat kau dengan sengaja menambahkan 'sekarang' itu, aku jadi khawatir bagaimana kau mengubahku nantinya"

Lalu, setelah taman adalah kafe bergaya log-house yang biasanya.

Di sana, ada sosok Katou yang menarik dirinya dari Izumi yang akhirnya membongkar......bukan, mulai menampilkan dirinya yang sesungguhnya.

"He, hey Aki, Little apalah namanya itu galge juga ya ?"

"Bukan, tapi otome game. Katou, sebutanmu yang sembarangan seperti ibu-ibu yang tidak tahu apa-apa itu, akan membuat riak......"

"Bukannya apalah namanya ! 'Little Love Rhapsody !' ! Little ! Love ! Rhapsody ! Selain itu, juga disebut 'LitRhap' atau 'LLR', karena merupakan seri populer yang melebihi total dua juta dengan tiga seri karyanya, tolong jangan salah !"

"......koreksi. Karena langsung memanggil riak, kau sebaiknya berhati-hati"

"Ba, baik, sudah membekas dalam pikiranku, baru saja"

Makanya, 'Little Love Rhapsody'.

Yah, mungkin kebanyakan sudah sesuai dengan apa yang dijelaskan Izumi tadi, akan kutambahkan sedikit, adalah karya yang dijual oleh Sonar, game maker besar.

Sejak karya pertamanya dijual kira-kira sepuluh tahun lalu, di antara game simulasi cinta yang ditujukan untuk wanita......dengan kata lain otome game pun, selalu dihitung sebagai judul populer dan jadi seri yang bertahan lama.

Sekarang lanjutannya sudah keluar hingga 3, namun tiap kali karya baru keluar tidak hanya berhenti dengan sekedar adaptasi ulang ide lama, dari karakter, latar dunia, tepat semuanya dibuat jadi lebih baik, teknik yang tak memakai jalan pintas dalam bisnis karakter itu pantas mendapat penghormatan.

Bagaimana pun juga, karakter dan pandangan dunia fantasi barat dari seri pertama yang sukses sejauh itu, dengan gampangnya berubah jadi fantasi gaya Jepang di seri kedua, apalagi dengan fantasi sekolah di seri ketiganya hampir membuat ulang dari awal, tidak hanya selalu sukses besar tiap kali, sampai fans berat karya sebelumnya tidak lalai mengikuti, perencana seri ini bukan manusia biasa.

Bentuk karya yang menjatuhkan anak perempuan jadi otaku......bukan, karya yang cukup menjadi topik pembicaraan bersama.

"Walau aku sudah mengatakan ini tadi, aku, sama sekali tidak melihat game atau anime hingga bertemu kak Tomoya. Justru karena itu hanya bermain dengan anak laki-laki di luar"

"Begitu ya......tapi bukannya aku tidak merasakan kalau itu sama sekali bukan sesuatu yang buruk sebagai anak-anak"

"Padaku yang masih kecil dan tidak tahu akan dunia itu, kak Tomoya memperlihatkan dunia baru......saat ulang tahunku memberikan hadiah 'LitRhap 2' beserta P*P[2]"

"Kalau itu......memang dengan Aki sekarang mungkin tidak berubah sama sekali"

Konsol game portabel adalah pendekatan yang cukup efektif terhadap lawan yang termasuk faksi outdoor.

Kegiatan penyebaranku, tidak memilih-milih lawan atau caranya.

......tapi yah, karena waktu itu aku tidak bekerja paruh waktu, kupakai semua uang hadiah tahun baruku.

"Kalau waktu itu kak Tomoya tidak memberikanku 'LitRhap 2', aku tidak akan melihat bahagianya hidup terpikat dalam game atau anime......makanya, aku tidak mungkin cukup berterima kasih terhadap kakak !"

"Heeh, hebat ya......yang sama sekali tidak menyesal itu"

Ngomong-ngomong, dari tadi Katou menghadapi Izumi, persis seperti mata yang memandang seorang fanatik, rasanya tidak enak oi.


"Luar biasa Rinri, sejak dahulu muslihatnya untuk membusukkan anak perempuan adalah kelas satu"

"'LitRhap'......"

"Yah, tapi kalau kita mau meributkan orang juga mau bagaimana lagi. Toh......"

"............"

"Sawamura ?"

"......hah ?"

"Kenapa ? Pasang tampang seperti ratu Perancis yang rambut pirangnya memutih seluruhnya setelah seminggu dengan stress dan ketakutan dalam hidup pelarian[3]"

"Hey, hentikanlah bicara yang tidak bisa dimengerti artinya seperti biasanya Kasumigaoka Uta......bugh !?"

"Astaga, kamu sih minumnya tergesa-gesa......ini sapu tangan"

"Tung......apa-apaan ini, kenapa dari awal kopinya manis !"

"Masa kau tidak meminta 'tanpa gula' ? Ceroboh seperti biasanya ya Sawamura"

"Memangnya sekarang ada kafe seperti itu !?"

Sebagai tambahan, di meja tepat di belakangku dan Katou, seperti biasanya pasangan yang ngobrol secara kebetulan (katanya).


※ ※ ※


"Karena itu kak ! Natsukomi, mohon dengan Harus, harus, haa~ruus, datang ya !"

Peron stasiun senja disesaki orang-orang yang datang dan pergi.

Di tengah orang-orang banyak itu, Izumi dipenuhi semangat seperti biasanya, dengan sengaja mengulang penyebutan 'harus' dan mengubah polanya tiga kali.

Ya, sebagai karakter heroine yang bersemangat bisa diberikan nilai lulus.

"Ya, aku pasti pergi ! Aku menantikan buku baru Izumi"

Yah, walau dari awal aku berencana ikut serta seluruh tiga harinya, aku tidak perlu mengatakan hal yang mengurangi kesenangan itu.

"......walau sekarang, itulah yang jadi masalah utamanya, ahaha"

Kata Izumi, melayangkan senyuman halus yang dimengerti bagi orang yang pernah merasakan doujin, melompat ke kereta yang bel keberangkatannya akan segera berbunyi.

"Ngomong-ngomong, apa kak Tomoya sudah bertemu kakak ?"

"Eh......Iori pulang juga ?"

Nama yang diucapkannya saat berpisah, agak seperti duri kecil yang tersangkut di kerongkonganku.

"Sudah jelas kan ? Karena kami sekeluarga pulang"

"Begitu ya......"

Begitu ya, jadi di sini juga, si Iori.

Sepertinya ia bisa saja hidup walau sendirian.

......tapi, yah, antara Nagoya dan Tokyo, apa pasti ia akan memilih ke sini ?

"Ah, tolong kakak segera datang main ke rumah baruku ya ! Kak Iori juga akan senang !"

"Oh, ya......"

Akhirnya bel keberangkatan berhenti berbunyi, Izumi memutus pembicaraan dengan enggan.

"Sudah ya, kak Tomoya......sungguh bahagia bisa bertemu lagi !"

"Izumi......"

Dari senyuman yang penuh semangat ke senyuman kecut yang tidak kentara, lalu, kali ini, senyuman yang seperti menangis tapi bahagia dari dalam lubuk hati.

Lalu pintu kereta menghalangi ia yang terus tersenyum seperti itu, perlahan-lahan membuka jarak antara kami.

Meski begitu, terus, terus......mungkin, sampai beberapa saat setelah menghilang dari pandanganku pun, sambil membuat senyuman sekuat tenaga, ia terus melambaikan tangannya sekuat tenaga kurasa.

Walau melimpahnya ekspresi yang dengan seringnya berubah itu, sama sekali tidak berubah dengan anak SD tomboi saat bertemu dulu, kalau dicoba mengambil satu demi satu ekspresinya, sedikit merembes 'anak perempuan' yang berbeda dari tiga tahun lalu, seperti bahagia, kesepian, canggung......

"Untunglah Rinri......kau dapat heroine adik kelas tipe yang lekat ya"

"Uh......"

Dengan suara dingin yang dibuat-buat, meletakkan tangan di pundakku dan mengembuskan nafas dingin dengan lihainya adalah heroine tipe bermulut rampus......bukan, kak Utaha.

"SMP, beda seragam, keberaniannya menunggu Rinri sambil berdiri sendirian di depan gerbang sekolah itu......sungguh, rasanya menampilkan inti dari heroine anak anjing"

"Be, begitu ?"

"Padahal kalau akhir katanya ditambah 'de arimasu' akan sempurna[4]"

"A, apa yang kau katakan Utanee[5]? !?"

"Siapa itu"

Kata kak Utaha, seperti menolak panggilan yang tidak biasa kugunakan, dengan ringan menjentik dahiku.

Untunglah, bukan iron claw.

"Yah, pokoknya dengan ini latar karakter baru pun bisa dibuat, penulisan pun nampaknya berlanjut......tapi karena sampai akhir adalah subheroine dalam cerita , cuma bisa diperlakukan sebagai sub......sampai nanti ya"

Memakai aura misterius, kak Utaha melambaikan tangannya dengan enteng dan berbalik, tanpa menunggu kereta menaiki tangga peron.

......padahal rute orang itu beda, kenapa sengaja datang sampai ke peron ini ?


※ ※ ※


Tidak hanya di peron, dalam kereta senja pun, meski tidak bisa dibandingkan dengan jam sibuk, tapi lumayan sesak.

"Anak itu......Izumi kan ?"

"Ya ?"

Saat naik kereta yang berlawan arah dengan Izumi dan lewat satu stasiun, Katou yang hingga beberapa saat yang lalu menipiskan keberadaannya seperti biasanya, akhirnya membuka mulutnya.

"Persis seperti Aki ya"

"......memuji kah menghina kah, lalu targetnya aku kah Izumi kah, walau menurutku dari sana dapat ditafsirkan dalam empat pola, yang mana ?"

"Ah, bukan, bukan memuji atau menghina, sekedar kesan"

"Jangan coba mengelak dengan alasan setingkat anak SD macam itu"

"Err, begini ya......misalnya, gerahnya saat bercerita apa yang disukai, sempitnya pandangannya yang sama sekali tidak mengizinkan sedikit saja kesalahpahaman atau ketidakpahaman tentang yang disukainya, lalu, lalu......ah, iya, mengenai yang disukainya, akhirnya benar-benar membuat lawannya menjadi tertarik, gaya bicara yang panas itu"

"......hanya di tambahan yang terakhir sangat panjang pertimbangannya ya"

Dalam kata-kata itu, meski kelihatan jejak usahanya untuk sebisa mungkin sedatar Katou, memang kau tidak menghormatiku.

Tetapi, begitu kah......kalau ada 'Rin' yang dipakai dalam nama Izumi mungkin ia akan dipanggil kak Utaha 'Shourinri'[6].

"Tapi, kalau hanya seperti ini aku mengerti......bahwa anak itu, sampai tiga tahun yang lalu terus menghabiskan waktu yang panjang dan dalam dengan Aki"

"Itu, yah......"

Mengenai itu, nampaknya aku tidak bisa menyangkal tebakan Katou.

Satu setengah tahun sebelum anak itu pergi dari sini karena urusan keluarganya......

Sebagai kawan sepaham yang mencintai karya yang sama, sebagai murid kesayangan yang kuajari hati atau pengetahuan otakunya, sebagai penerusku yang kuharapkan, aku telah menjaga gadis yang lebih muda dariku bernama Izumi Hashima.

......karena mengatakan 'gadis' di sini mungkin akan menjadi masalah secara peraturan bagiku juga baginya, diungkapkan dengan 'teman' lebih aman, juga dekat dengan pengakuan saat itu.

Yah, terlepas dari itu, bagiku yang pernah gagal memiliki kawan sepaham yang serupa, ia adalah harapan baru atau start bagian ke 4[7], membuatku merasakan seperti Obi-**n[8] itu, bahwa ia adalah keberadaan yang berharga tidak salah lagi......

"Nah, Katou......eh apa !?"

Ketika aku ingin menyampaikan perasaanku setelah pertimbangan panjang, Katou sudah berjalan cepat ke atas peron yang terpisah oleh pintu kereta.

Sebaiknya kalau sudah sampai stasiunnya sendiri sepatah kata 'dadah' cukup kan......

Ketika membuat adegan seperti ini dalam game, harus memberitahukan pada pengguna situasi berbunyinya bel keberangkatan, atau suara tertutupnya pintu dengan sound effect, ya.


※ ※ ※


Turun dari kereta, jalan panjang menuju rumah.

Dari stasiun terus sepanjang jalan raya, sekitar lima menit berjalan naik ke sebelah kanan tanjakan yang secara bertahap menanjak.

Dengan kata lain, artinya dari sana, tempat paling susah hingga sampai rumah, tanjakan detektif yang biasa.

"............"

"............"

Akhir Juli yaitu liburan musim panas mulai esok.

Walau senja tapi matahari masih lumayan tinggi, ketika selesai menaiki tanjakan yang panjang juga curam ini, tentu keringat akan menyembur keluar.

"............"

"............"

Tetapi, bukan saatnya kalah dengan panas itu.

Soalnya, seperti yang kukatakan tadi, liburan musim panas mulai esok.

Hal yang ingin kulakukan, yang sebaiknya kulakukan, yang mesti kulakukan menggunung.

Aku tidak bisa menyia-nyiakan sedetik pun.

Oleh karena itu, menaiki tanjakan, aku semakin menambah tenaga pada kaki dan mempercepat......

"Tungguu ! Apa kau berniat meninggalkanku ya Tomoya ! Karena kau tidak memedulikan orang lain seperti itu status sosial otaku sampai kapanpun turun dan tidak naik-naik kan, dasar lelaki egois !"

"Apa kau tidak berpikir sikap menindas tanpa ada rasa hormat terhadap lawan bicara itu yang menurunkan status sosial otaku, dasar wanita semena-mena......"

Segera setelah itu, Eriri yang dari tadi diam dan susah-susah menarik sepedanya akhirnya menyerah.


Jadi, terus berlanjut di tengah tanjakan detektif.

Mau tidak mau menerima sepeda Eriri, repot-repot kutarik.

Walau aku tidak suka ini dan berjalan sampai stasiun, untuk memperoleh 'lima menit untuk anak perempuan' paginya, Eriri menggunakan sepeda sampai stasiun, hingga memberikan kesusahan saat pulang.

"Maksudku, kurasa dari tadi kau mengacangiku"

"Memang"

"Kamu, itu......"

Dari tadi, kata-kata Darth **der[9]......bukan, kata-kata Eriri S**walker[10]Sawamura (satu dari 17 nama panggilan......bukan) tidak biasanya jahat. Levelnya hingga ingin memakai tema The Impe**** March[11] untuk BGM.

Yah, terlepas dari itu, tiga puluh menit sejak keluar dari kafe sampai sekarang, entah mengapa orang ini, sambil mati-matian menampilkan kemampuan bersembunyi yang lemahnya, mengikuti dan menjaga jarak aman dengan sekitarku sambil terdiam, kuyakin itu.

"Marah dengan apa ?"

"Tidak"

"Teman kembali ke sini setelah tiga tahun. Wajar kan kalau rame bercerita"

"Makanya aku tidak marah. Kau terlalu pede. Salah pahamnya pun kelewatan"

"Begitu ? Okelah kalau begitu"

"Sikapmu yang seenaknya menenangkan diri dengan penafsiran yang cocok untuk dirimu sendiri itu paling rendah"

"Yang mana !?"

Apa-apaan orang ini, lebih menyusahkan dari biasanya ?

Saat kuarahkan pandanganku pada wajah Eriri yang sengaja tidak kulihat dari tadi, di sana, memang seperti biasanya, bukan, lebih dari itu, dengan sepenuh hatinya menampilkan ekspresi tidak senang seperti menggodok polanya.

Benar-benar deh, cuma sikapnya yang mudah dimengerti, orang ini.

Padahal proses untuk menentukan penyebabnya sangat susah. Dari dahulu terus begitu.

"'LitRhap' itu, kau......"

"......mahakarya kan ?"

"Soalnya, itu......cih"

"'Little Love Rhapsody' adalah merek terdaftar dari PT. Sonar[12]. Tidak lebih dan tidak kurang dari itu kan ?"

"Tomoya !"

Saat ketika dari wajah tidak senang Eriri yang lebih dari biasanya, mulai berubah ke ekspresi kemarahan hati yang lebih biasanya......


"Lama tak berjumpa ya, kalian berdua"

Suara yang sedikit tinggi untuk laki-laki, namun jernih, terdengar dari atas tanjakan.


Catatan[edit]

  1. Kazuma Ikezawa dari film Summer Wars
  2. PSP
  3. Anekdot Marie Antoinette
  4. Konomi Suzuhara, To Heart 2
  5. Tamaki Kousaka (Tama-nee), To Heart 2
  6. Sugiura Koharu / Koharuki, White Album 2
  7. Walau ditulis dengan huruf yang berbeda, tapi artinya merujuk ke Star Wars Episode IV: A New Hope
  8. Obi-Wan Kenobi
  9. Darth Vader
  10. Skywalker, atau lebih tepatnya, Anakin Skywalker
  11. The Imperial March, lagu tema Darth Vader
  12. Plesetan Sony