Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 2 Bab 5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Karena adalah dasar untuk mengangkat dan menjatuhkan sebelum bab terakhir[edit]

Kemudian, hari Sabtu.

Awal bulan Juli, musim hujan segera berakhir, pertanda akan sepenuhnya jadi panas mengambang di udara, pagi dengan cahaya matahari kuat yang sepertinya melebihi 30 derajat tanpa awan.

......eh, kalau dipikir baik-baik, soal hari hujan pada musim hujan, hampir tidak pernah kuceritakan.

Maaf karena tidak bisa menggambarkan perubahan musim, tapi tolong pikirkan saja waktu lembap pun macam-macam hal sudah terjadi.

"Selamat pagi, Aki"

"Ah, yaa"

Terlepas dari cerita suram macam itu, hari ini pun Katou, di tempat pertemuan depan stasiun, dua menit sebelum waktu yang dijanjikan, muncul dengan cara tampil yang sedikit dapat dijadikan berita seperti biasanya.

"Wah ~ Untung cerah ya"

"Kau akan terbakar matahari kan kalau pakaian seperti itu......"

"Eh ? Tidak apa-apa loh ? Aku membawa tabir surya, topi ini juga untuk memotong UV"

"Tidak kau pakai, kau cocok dengan pakaian seperti musim panas itu. Hari ini pun terasa pas"

"Terima kasih. Tapi percepatlah perasaan untuk menambah 'tidak kau pakai' itu ?"

Katou memakai kemeja lengan pendek berenda putih tembus pandang di atas tank top berwarna cerah, bagian atas kepalanya ditutupi oleh topi sailor yang agak besar, paha yang mengintip dari dalam rok mini, muncul bersama kaki tanpa stoking dengan putih yang memesona hari ini.

Mohon maaf atas hal-hal cabul yang aneh seperti orang tua yang keluar dengan anehnya ketika aku menjelaskan, intinya hari ini pun Katou penuh dengan gaya.

Sungguh, memakai pakaian yang modis seperti ini dan menunjukkannya hanya padaku sendiri saja, terlalu sia-sia.

"Nah, jadi sebaiknya beli tiket sampai mana ya ?"

"Mal Rokutenba, jadi ke Tamasaki kan"

"Benar tidak apa-apa ? Aku ke Jo*polis pun tak masalah loh ? Keliling-keliling Akiba juga sepenuhnya OK"

"Makanya kau tidak perlu mengasihaniku seperti itu ! Hari ini, akan kutunjukkan padamu kekuatan dari kelas yang lebih baik yaitu riajuu walau aku otaku menjijikan !"

"Anu, kupikir sebaiknya Aki juga bisa menikmatinya......maksudku sepertinya dari gaya bicara itu sedikit pun kau tidak tenang"

Pokoknya 'keliling-keliling Akiba juga sepenuhnya OK' denganku itu, dalam dua jam mengelilingi semua toko buku, game, CD baik baru maupun bekas, mengecek cara menjual barang, persediaan barangnya, harga barang bekas seluruhnya dari tiap toko, terlebih lagi biasanya setelah selesai berkeliling lalu ke G**n*ania[1] untuk tes memori itu, siapa pun tidak akan mengatakannya kan ?

Aku pun, bukannya ingin berkeliling sendiran, tapi......mengapa tidak ada yang bisa mengikuti......


※ ※ ※


"Kita sampai ~"

"O, ooh"

"Menyenangkan bukan, seberapa jauh bisa berkeliling ya hari ini ya"

Jadi, kurang sedikit dua jam dari peralihan kereta listrik dan shuttle bus.

Di depan mataku, terdapat tanah sangat lapang dan bangunan raksasa yang mungkin sebesar Big Sight itu.

Inilah Mal Rokutenba, yang baru saja dibuka di Tamasaki bulan lalu.

Eksteriornya yang lembut mengingatkan pada gudang batu bata suatu tempat di Yokohama, yang menggambarkan abad pertengahan Eropa.

Dibagi menjadi dua zona besar, utara dan selatan, total lebih dari 200 fashion, produk sehari-hari, barang outdoor, tempat makan dan minum yang berdiri berjejer, kaya dengan variasi hingga tidak akan membosankan walau seharian di sana, kota yang tepat untuk shopping.

Lalu......ramai dengan pasangan atau keluarga, tempat untuk riajuu.

"............kh !"

"Aki ? Kenapa ?"

"Ti, tidak......"

Saat aku memasuki bangunan itu, menggelora perasaan janggal yang dahsyat dalam diriku.

"Jauh lebih padat dari yang kupikirkan......apa sebaiknya waktunya sedikit kita tunda saja ya"

Memang seperti apa yang dikatakan Katou, walaupun sebentar lagi sudah satu bulan sejak dibuka, banyaknya orang yang sampai sulit berjalan tanpa membentur orang lain, memenuhi bagian dalam bangunan ini.

Walau aku tidak tahu tepatnya, mungkin, bisa dikatakan kerumunan besar dengan level puluhan ribu orang.

Tapi, sensasi tak enak yang melandaku, bukan hanya karena banyaknya jumlah orang itu......

"Katou......apa kau baik-baik saja ? Dengan kekacauan ini"

"Kalau itu, soalnya obral atau semacamnya biasanya terasa begini kan"

"Be, begitu kah ?"

"Benar, persis seperti perang ya"

Bukan, ini bukanlah perang.

Biar kau katakan orangnya sangat ramai, segini sih jauh beda dengan "event itu".

Dilihat dari jumlah orangnya, setengahnya, lalu setengahnya lagi pun tidak sampai.

Meski begitu, apa rasa kacau yang sia-sia ini......?

Pada perang sungguhan, para prajurit yang sungguh dilatih, akan bertarung dengan lebih teratur kan ?

"Ya, yang di sana......jangan berlari......tolong majulah dengan perlaha~n"

"A, Aki !?"

Ya, perasaan janggalku ini, bukanlah karena adanya gap dengan kualitas pengunjung sekitar.

Akibat terpengaruh dengan buruknya sikap partisipan umum.

Apa-apaan semua ini ? Pergi ke mana jiwa Comi**t yang kucintai ? Apa kalian semua sudah baca katalognya ?

"Tolong jangan berbaris di sini......ini bukan ujung antreannya......saat keluar, mohon turuni terus jalannya......"

Pokoknya, kenapa orang-orang ini sok banget gaya macam pembeli yang terhormat. Apa tidak punya kesadaran bahwa di tempat seperti ini semua orang adalah partisipan......ah, tidak, rasanya, orang-orang ini memang pembeli kan ?

"Be, bertahanlah Aki !? Ayo ke klinik!"

"Jangan ke klinik......nanti tidak bisa beli buku......"

Sekarang, aku, berada di mana......aula barat ? aula timur ? atau mungkin booth perusahaan......?


※ ※ ※


"......maaf, aku sungguh minta maaf"

"Err, maafkan aku juga ya"

Jadi, baru 15 menit setelah sampai di Mal Rokutenba.

Di sana, ada aku yang menarik napas besar-besar sambil menghirup es kopi di food court, yang terpaksa ditarik mundur setelah ditelan oleh kekacauan saat masuk.

......kau sudah melakukannya ya Mal Rokutenba.

Memang ini gaya penyambutan yang disebut 'pembaptisan tandang' kan.

Rasanya seperti baru awal pertandingan, dalam sekejap mata pertahanan dihancurkan dan kehilangan angka, center back dikeluarkan dan terpaksa bertarung dengan sepuluh orang.

"Jadi, apa kita pulang saja ?"

"Tidak, aku tidak akan pulang"

"Aki......"

Tapi......

Tapi, walau dibongkar kejelekannya sampai sejauh itu, masih belum bisa kuakhiri.

Karena pertarungan kami, masih baru saja dimulai......tidak, ini lumayan serius.

Lumayan serius dibanding kalau segini saja menunda harapan ke kali berikutnya, aku tidak akan tahan minta maaf pada Katou kan.

"Karena itu, maaf, tapi, tolong biarkan aku beristirahat di sini 30 menit lagi"

"Kalau begitu, aku sama sekali tidak keberatan"

"Kemudian setelah itu, aku janji akan jadi Tomoya Aki yang pasti berguna untukmu"

"Bukan soal berguna atau tidak berguna......kalau ada di sini saja kau tidak tertarik, tidak akan bisa apa-apa selain bertahan kan ?"

"Tidak, mungkin tidak apa-apa......karena aku sudah menemukan cara bertarung yang bisa kunikmati"

"Begitukah ?"

Eriri berkata.

Saat tandang, pokoknya pergilah dengan senyuman mengincar seri.

Lalu, aku menolaknya seperti ini.

'Aku, selalu ingin menang, dengan aku yang biasanya'......

"Hey, Katou......"

"Apa ?"

Tentu hari ini, tiba-tiba aku mendapat pembaptisan tandang.

"Sebelum berangkat, kau sudah mengecek macam-macam bukan ? Mau keliling ke mana hari ini"

"Yah, begitulah"

Tapi saat ini, dengan half time yang terlalu dini ini aku sadar.

Kalau bisa menjaga mental yang sama di kandang......

Kalau saja bisa memperoleh senjata yang sama, atau mungkin mirip dengan di kandang......

"Nah, toko itu, tolong beri tahukan semuanya"

"Ah, tapi, sebaiknya tidak usah melakukan yang tidak-tidak......"

"Sudahlah, beri tahu semuanya. Cuma menunjukannya di peta lantai ini pun tidak apa-apa"

Lalu di tanganku terdapat peta Mal Rokutenba.

Senjata terbaruku, kutemukan di rak di pojok food court.

"Tapi, aku sudah mengecek lumayan banyak toko......karena aku sama sekali tidak tahu kalau akan sepadat ini"

"Tidak apa-apa. Pokoknya pertama-tama semuanya"

"Aki ?"

Hal seperti itu termasuk dalam dugaanku.

Soalnya, siapa pun kalau datang ke event, terlepas bisa mengelilingi atau tidak, akan mengecek semua circle yang menarik kan ?

Tidak, ini bukan event tapi shopping. Dan ini bukan circle tapi toko.

"Nah, ermm......pertama 'Lulu Bianca'[2]. Tapi karena di sini mahal jadi bisanya lihat-lihat saja, sebaiknya dilewatkan"

"Tidak, melihat-lihat adalah hal yang penting kan......east avenue 2012 ya"

Dengan pena kutandai di peta yang terbentang.

Tentu saja, pada space......lokasi 'Lulu Bianca'.

"Setelah itu 'Burning Loss'[3]......karena di sini ada produk baru musim gugur yang bagus"

"Bulan Juli sudah musim gugur kah. Dunia yang tidak terlalu kumengerti......north street 743"

"Lalu 'Fortissimo'[4]......tas yang sekarang agak merosot"

"Sama north street 622......karena ini dekat dengan toko sebelumnya, rutenya bersambung"

"Setelah itu 'True blue'[5] dan 'Celrose'[6]......ah, 'Strasbourg'[7] juga"

"Oke, ayo cepat datangi !"

Akhirnya, Katou, sambil berkata ini dan itu mengatakan lebih dari sepuluh toko tujuannya.

Bagiku, karena nama tokonya saja seperti diperdengarkan kode yang benar-benar tidak jelas artinya, apa yang dijual di sana, seberapa hebatnya dan kenapa menginginkan barang itu, sama sekali tidak kumengerti.

Tapi soal itu, keduanya sama-sama salah.

Saat non-otaku mendengarkan nama circle yang kami cek pun seharusnya merasa demikian.

Bagaimana panasnya genre ini sekarang, terutama apa pentingnya atau peranannya pengarang ini terhadap genre ini, lalu, kenapa tidak bisa dimaafkan kalau bukan pasangan ini......

Pada ucapanku yang tidak dimengerti orang lain kecuali orang yang mengerti itu, Katou selalu mengesampingkannya dengan tenang......tidak, menangkapnya. Barangkali.

Kalau begitu, aku juga bisa, mampu, kucoba melakukannya.

Itu pun, sambil menikmatinya......

"Garis penuntunnya......ya, di sini. Rutenya dihubungkan seperti ini, mengalir dari barat ke timur......tidak, dari selatan ke utara seperti ini......"

Strategi kami para otaku di kandang, sama sekali bukannya tidak masuk akal bagi riajuu.

Tergantung cara menggunakannya, baik di sini atau di manapun bisa digunakan, suatu peraturan atau cara yang dapat diandalkan.

Lalu, seharusnya aku sudah terlatih untuk bisa menggunakan itu secara maksimal.

"Nah Katou......maaf aku membuatmu menunggu"

"Aki......?"

Tidak apa-apa, asal ada peta circle ini......bukan, peta harta ini, aku tidak terkalahkan.

"Ayo pergi untuk menang walau sedang tandang......saatnya memutarbalikkan !"

Keringat tidak enak hingga beberapa saat yang lalu, telah terhenti tanpa disadari.


※ ※ ※


"Maaf membuatmu menunggu ~"

"Oh, bisa beli incaranmu ?"

"Ya ! Hampir saja ~ hanya sisa satu saja untuk ukuranku"

Saat Katou kembali dari kasir dengan terengah-engah, aku menerima kantung yang ada ditangannya itu, dan melemparkannya ke dalam paper bag ekstra besar yang telah kusiapkan dari toko alat tulis di awal.

Sungguh, padahal kalau ada tas yang biasa disandang di punggung akan lebih efisien, tapi emang ya, itu seragam yang tak dapat dipakai saat tandang ini.

"Nah, jadi kita menuju ke toko berikutnya ? Sekarang terdorong 15 menit dari rencana"

"Eh, begitu kah, aku lumayan bingung tadi"

"Tidak apa-apa kok, itu kan kenikmatan sesungguhnya dari shopping"

"Ya, tapi......selama menunggu, kau tidak bosan ?"

"Nggak tuh"

Itu bukan pura-pura atau juga perhatian.

Saat ke Katou masuk toko mana pun aku terus menunggu hingga belanja selesai dan tidak berubah dari pose menyandarkan punggung ke tembok di pojok, dan mati-matian melayangkan 'Aura jangan bicara',

Tidak berarti saat itu, aku menatap interior toko sambil diam tanpa melakukan apa-apa, atau main game supaya tidak bertemu dengan siapa pun, aku tidak sedang luang hingga menghabiskan waktu sia-sia seperti itu.

Bagaimana pun juga, waktunya tidak cukup untuk melihat Katou yang matanya berkilau pada desain, aksesori, atau pakaian, dan matanya terbelalak saat melihat label harganya......

"Jadi setelah ini, kau punya dua pilihan. Pergi ke tempat tujuan berikutnya yaitu 'Ranolph Lorre'[8], atau melewatkan satu dan pergi ke 'Julie Sander'[9] ?"

"Jadi begitu ya......"

"Ngomong-ngomong, selain 'Ranolph Lorre' agak terpisah dari sini, tidak ada satu pun toko di dekat sana yang ada di daftarmu. Kalau kita lihat sebuah tempat terpencil"

"Ya"

"Kemudian, selain 'Julie sander' berada di sisi yang benar-benar berlawanan dengan 'Ranolph Lorre', kalau lanjut dari sini akan melewati tiga toko tempat tujuan, tidak ada jalan melewatkan ini"

"Aku mengerti......"

"Jadi Katou, kau ingin singgah ke mana ? Eh bukan, pergi ke mana ?"

Rencana strategi terbaru, untuk menanggulangi situasi yang berubah secara berkelanjutan.

Pencarian rute untuk menyukseskan strategi yang kelihatan mustahil.

Dipikir sebanyak apa pun, tidak ada satu jawaban yang tepat. Sambil memilih yang paling tinggi kemungkinannya dari banyak pilihan, menahan rencana cadangan, apalagi sambil melihat situasi di tkp, menanggulanginya dengan mengubahnya secara fleksibel.

Karena melakukan pertarungan dengan memakai otak seperti itu, tidak mungkin ada waktu yang terbuang.

"Hmm...kalau begitu 'Ranolph Lorre'"

"Kesana kah......"

"Karena sudah susah-susah datang ke sini, walau agak telat pun nampaknya Aki akan mengikutiku......apa tidak bisa ?"

"Tidak, itu. Siapapun menunggu jawaban itu"

Walau adalah tepat memilih 'Julie Sander' jika memikirkan efisiensi, tapi Katou dengan sengaja tidak melakukannya.

......Katou, telah mengatakan hal yang egois padaku.

Hal ini artinya, sedikit demi sedikit di tempat ini pun, ia mulai percaya padaku.

"Nah, ayo pergi Katou ! Meski aku akan berjalan sedikit lebih cepat, tetaplah ikuti aku"

"Dimengerti !"

Oleh karena itu tugasku hari ini, adalah mendukung keegoisan Katou itu dengan energi yang tersisa.

Karena itu adalah......satu-satunya penebusan untukku yang pura-pura tidak kenal, saat Katou sedang belanja untuk menghindari 'Kau pacarnya kan ~ menurutmu, mana yang baik ?' dari penjaga toko......


※ ※ ※


"Katou, bukan ke sana, belok kanan, kanan !"

"I, iya"

Lurus saja di west street, setelah keluar dari center court, menuju south avenue di mana 'Ranolph Lorre' berada.

Pada rute sederhana seperti itu pun, kaki Katou seringkali berhenti karena luarbiasanya jumlah pengunjung yang lalu-lalang.

"Berjuanglah ! Sedikit lagi south avenue !"

Maka dari itu seruanku yang mendorongnya tiap kali itu......sama sekali bukan menyalahkannya ya ?

Lalu, dalam detik waktu berlalu tiap kali Katou tersandung, dalam menit waktunya melenceng dari rencana kedatangan pertama.

Tetapi, aku pun setiap itu berkata pada diriku sendiri.

'Tunggu, jangan tergesa-gesa, ini jebakan Mal Rokutenba'......

Keramaian orangnya memang sangat-sangat banyak, biarpun begitu, tidak sampai membuat berdesakan.

Hanya saja, distrik shopping yang baru saja dibuka terlalu berantakan, para pengunjung yang jalan ke kiri atau kanan saja tidak tahu saling bertabrakan dengan kacau.

Justru karena itu, penting jadinya untuk bisa mengayunkan kaki ke kiri-kanan dengan teliti, lebih daripada kecepatan berjalan ke depan, Katou yang tidak terbiasa bergerak cepat dalam keramaian orang seperti ini, sama sekali berbeda denganku dan hanya bisa mengeluarkan kecepatan bergerak sama dengan pengunjung kebanyakan.

Tapi, kalau begini terus tidak baik......

Bagaimana pun juga, saat jalan ini berakhir, rintangan tak bisa dilewati yang menghalangi perjalanan hingga south court berikutnya, adalah eskalator.

Mungkin, kalau sudah di sana tidak bisa memperoleh lebih banyak waktu. Tidak mungkin mengambilnya kembali.

Alasannya karena......

"Waah, kerumunannya dengan cepat bertambah ya"

"Ya......"

Sesuai dugaanku, aula di depan eskalator, dilihat dari jauh pun di sekitar dasarnya terjadi kerumunan besar dan kondisinya tak bisa melanjutkan ke depan dengan mudah.

Awalnya karena lintasannya banyak orang, kemudian akibat hampir semuanya mendesak ke eskalator yang sempit itu jadinya sepenuhnya tersumbat.

Terlebih lagi, di sini beda dengan aula pertemuan event yang ada staff berpengalamannya, hanya shopping mall yang baru jadi.

Sekacau apa pun, tidak ada mas-mas, atau mbak-mbak yang mengatur dan berkata 'jangan berjalan di eskalator, mohon naiki dengan mengosongkan tiap satu anak tangga ~ ! " atau membuat rute yang dipasangi tali dengan zigzag di aula.

Tapi, justru karena itu memotong antrean yang terlarang, atau naik dengan berjalan ke bagian kanan anak tangga jadi tidak mungkin.

Itu adalah hukum di kandang yang harus kulindungi.

"Bagaimana Aki ? Untuk sementara mengelilingi bagian luar gedung ?"

"Tidak, kalau begitu lebih makan waktu. Sepadat apa pun, ini adalah yang terpendek"

"Begitu ya......untuk bisa melewati ini, nampaknya memakan sepuluh menit ya"

"......aku tak akan membiarkan itu"

Jadi bagaimana......?

Ya, hanya bisa memperoleh lebih banyak waktu dari garis lurus panjang hingga mencapai eskalator ini.

Tapi, tanpa berlari, lalu tidak menaikkan kecepatan hingga menabrak orang lain.

Memerhatikan sekeliling, tanpa bersikeras dengan pendapat sendiri, menggunakan semaksimal mungkin skill yang kumiliki.

Ya, mengeluarkan warnaku sambil beradaptasi ke tandang.

Pergilah Tomoya Aki......wahai prajurit terpilih event dilarang begadang.

"Katou !"

"Eh ?"

"Tanganmu......sini !"

"Ah......"

Aku, dengan suara dan keberanian yang terkumpul mengambil tangan Katou dengan paksa, meningkatkan kecepatan berjalan.

Demi kemenangan, di akhir......

"Jangan lepaskan ! Katou !"

"Aki......"

Di tangan kananku, dua lapis paper bag, terlebih lagi diperkuat pegangan.

Kemudian di tangan kiriku......sensasi sentuhan dari tangan kanan Katou yang hangat, dan lembut.

"Uooooooooooooooo~~~!"

Sudah jelas, yang mengalun dalam kepalaku saat itu adalah 'Tsubasa wo Kudasai' versi Hayashibara[10].......


※ ※ ※


"Aku kembali~"

"Yo, bagaimana ?"

"Hmm, memang di sini beda dengan dunia yang kutinggali. Label harganya semua beda satu digit"

"Ah, mengerti, aku mengerti perasaan itu......"

Toko darimana Katou keluar sambil tersenyum kecut itu, adalah toko barang bermerek Inggris yang menjual pita yang diterimanya dari Eriri baru beberapa hari yang lalu.

Pertama-tama, meski aku menunjukkan jalannya karena sekali pun tidak pernah ke sana, nampaknya saranku 'hanya memberi kesan tidak pergi tidak apa-apa kan ?' telah tertanam kuat dalam pikirannya.

Yah, terlepas dari itu......

"Jadi, untuk sekarang dengan ini kita telah berkeliling secara umum kan"

"Ah, ya"

Peta yang kutandai lokasiya tiap kali mengunjungi toko, sudah berubah warnanya jadi merah tua.

Menjelajahi sepuasnya mal seluas ini dengan sejumlah besar orang yang lalu-lalang, meski sudah mengelilingi hampir 20 toko, jam masih menunjukkan pukul dua lewat sedikit.

"Aku lapar ~"

"Aku juga"

Yah, masih tersisa cobaan berupa makan kue sepuasnya atau Italian lunch yang agak telat sih, tapi untuk sementara satu gunung besar telah terlewati.

Itu juga, kurang lebih pada waktu yang direncanakan di awal.

Padahal sekitar 30 menit telat mulainya di awal, tapi mungkin bisa dikatakan hasilnya lumayan baik.

"Nah, kalau begini, apa kita kembali ke center court ?"

"Ah, tunggu sebentar Aki"

"Ng ?"

"Anu......maaf, tapi apa boleh aku mengunjungi satu tempat lagi ?"

Entah Katou baru sekarang jadi antusias kah, ia mengatakan hal yang sedikit egois lagi.

Tapi......

"Ya, tidak apa-apa kok ? Pergi ke mana ?"

Tadi pun sesuai dengan janjiku, kuputuskan untuk hari ini aku menerima segalanya apa yang ingin dilakukan Katou.

Justru karena itu, ada juga hal "yang harus kupastikan, saat ini".

"Kalau tidak salah di sini......toko yang disebut 'Eye Orne'"

"'Eye Orne'......ya, tepat di sana. Eh, itu ?"

Aku menemukan nama toko yang disebut Katou di atas peta, tapi saat membaca perkenalan toko itu, aku sedikit memiringkan kepala, bingung.

"Bagaimana ?"

"Anu, toko ini......"

"Nah, ayo cepat ke sana ?"

"Katou......?"

'Eye Orne' itu, toko ini......


"He~ ada bermacam-macam tipe ya ~"

"Hey, Katou"

"Mm ?"

"Apa penglihatanmu buruk ?"

"Tidak, kedua mataku 2,0 loh ?"

"Jadi, kenapa......"

Menurut perkenalan di peta, barang yang dijual di toko 'Eye Orne' ini adalah, kacamata......

"Bagaimana dengan ini ? Kurasa sangat cocok dengan Aki"

"Eh......?"

Ya, adalah toko yang menjual barang yang seharusnya tidak digunakan Katou.

"Lensanya ya memang......tapi hanya bingkainya saja"

"Kau, apa yang......?"

"Hadiah untuk menemaniku hari ini"

"Hah ?"

Bingkai kacamata yang dipilih Katou, tiba-tiba dipasangkan ke wajahku.

Walau aku menyadarinya saat itu, tapi tanpa disadari, kacamataku telah terlepas.

Digoda semanis itu, oleh Katou......

"Terima kasih, Aki"

"............"

Eh ? Apa-apaan event ini ?

Apa......apa...... eh ?

"Ah, mungkinkah kau tidak suka dengan bingkai yang tipis ? Kalau begitu, tunggu sebentar lagi ya ?"

Tunggu sebentar hey, bukannya sepagi ini aku terus-terusan membawamu ke dalam masalah ?

Siang pun, pada saat belanja itu sendiri sama sekali tidak mendampingimu kan ?

SaeKano v02 ch05 01.jpeg

"Yang lebih tebal......memang sebaiknya kurang lebih dari apa yang kau pakai sekarang ya?"

Apalagi, pada akhirnya menarikmu dalam langkahku sendiri, membuatmu berlari dan mendesakmu kan ?

Pertama-tama, yang hari ini......atau ini pun, pernah kubatalkan di saat-saat terakhir, terlebih lagi kemarin kuajak lagi, cuma penuh dengan berbagai sikap yang tak masuk akal bukan ?

Meski begitu, kenapa......

"Katou......"

"Hmm ~ ?"

Tidak bisa, kalau tidak dijatuhkan di sini.

Kalau tidak menyia-nyiakan ketulusan Katou, menutupinya dengan material otaku, marah secara tak masuk akal.

Kalau tidak, aku......

"Kalau begitu, topimu......"

"Eh ?"

"Di sana, ada toko topi, oleh karena itu......"

"......oleh karena itu ?"

"Sebagai gantinya, karena aku tidak tahu mana yang baik, Katou yang pilih ya ?"

"............terima kasih"

Meski begitu, kenapa......

Kenapa, aku coba melakukan bagian pokok seperti game moe macam ini......

"Ya, terima kasih, Aki !"

"Makanya jangan tertawa hingga sebesar itu bodoh ! Kalau begitu karaktermu akan berdiri !"

"Eh, jadi tidak baik ya kalau aku berdiri......?"

Tidak, bukannya tidak baik, tapi......tapi......

Tapi, itu tidak enak.

※ ※ ※


"Hebaat ~ aku tidak pernah menyadarinya karena tidak pernah pergi sampai sekarang, tapi asal bersama anak perempuan, ini adalah surga makan kue sepuasnya......terima kasih, Katou !"

"Ah, yaah, kalau berterima kasih seperti itu......sebaiknya dikurangi"

Kemudian, yang kami masuki selanjutnya setelah shopping selesai adalah, sweets buffet di center court.

Selalu ramai dengan rombongan gadis-gadis atau pasangan, pada interior toko yang biasanya 'keep out', hari ini tanpa segan-segan aku mengajak keramahan bernama Katou itu ke dalamnya.

"Oh, Tart ini enak ! Penuh dengan tiga macam beri, kelebihan manisnya custard cream klop datang pada bagian masam yang rumit, mempertahankan keseimbangan yang bagus !"

"Ka, kalau begitu untunglah......apa pun itu"

Walau awalnya ragu 'siksaan macam apa ini', tapi seiring dengan mencoba kue berwarna-warni yang dipajang di etalase secara berurutan, pikiran buruk macam itu telah ditutupi oleh manisnya candu yang hanyut dalam mulut.

"Chiffon teh hitam yang terbaik ! Pada chiffon cake yang harum dan lembut seperti mencair, krim tawar yang disajikan penuh benar-benar cocok tanpa memberatkan rasanya, tekstur makanan yang unik ini segera mencair ketika masuk ke mulut secara bersamaan !'

"Seperti biasa kaya kosakata ya......secara tidak berguna"

Ya, kenapa telah melupakannya......

Saat anak-anak, siapa pun menyukai es krim atau kue seperti ini kan ?

Suatu saat pernah berpikir untuk memakan sepenuhnya sendirian kue besar di hari natal atau hari ulang tahun kan ?

Anak laki-laki, entah sejak kapan telah melupakan perasaan sesungguhnya saat itu.

Lalu, orang dewasa, mengapa menyalahkan salah ingat tentang saat itu.

"Buah yang kaya vitamin dan karbohidrat sponge cake memulihkan tubuh yang lelah, tapi dilema dengan terkumpulnya lemak dan gula dari krim yang berlebihan ! Aah, tapi ini lezat ! Tak bisa berhenti !"

"Eh, Aki, dengan itu yang ke-12......"

Benar, apanya yang salah dengan laki-laki dewasa yang meminta parfait di kafe.

Jadi kumohon jangan mundur walaupun ada empat orang laki-laki yang semuanya hanya meminta dessert wahai penjaga toko !

"Bagaimana pun juga ya, aku punya bayangan soal Akiotaku yang bercerita dengan panasnya mengenai apa pun, tapi sama sekali tak bisa kubayangkan itu juga berlaku mengenai kue......"

"Itu ya karena otaku itu, terdiri dari jiwa pengorbanan diri yang luhur yaitu ingin menyampaikan pada semuanya benda yang bagus apa pun itu, dan ingin mereka menikmatinya"

"......aku bingung membalasnya kalau kau berkata dengan mata yang sangat cerah ala penganut seperti itu"

"Ya, ini pun enak ! Katou juga makanlah sesuap ya ? A~n"

"Tidak, terima kasih"

"Ah, ok"

Potongan kue yang ditolak mentah-mentah dan dengan dinginnya oleh Katou itu, ditelan dengan cepat oleh mulutku begitu saja.

Ya, suasana pahit manis yang menggantung antara dua orang hingga beberapa saat yang lalu, tanpa disadari, sudah disapu bersih. Terutama berkat aku.

"Tapi, hari ini menyenangkan ya"

"Yeah, lebih dari yang kuduga ~"

Kombinasi sedikit menyedihkan terbalik dari laki-laki dan perempuan biasanya, yaitu aku yang terus makan kue dengan rakus dan Katou yang kenyang hanya menonton, tapi kami mengingat perjalanan belanja beberapa saat yang lalu dengan senyuman dan berbagi waktu yang menyenangkan.

"Aku ingin datang lagi. Banyak yang kelihatannya menarik di toko yang tidak kucek, pokoknya kalau seluas ini sangat tidak mungkin selesai mengelilinginya dalam sehari"

"Jadi kali berikutnya bagaimana kalau kita pergi dengan strategi dari pagi-pagi kita menunggu dan terobos bersamaan dengan pembukaan toko, pertama memperoleh barang incaran di circle bagian dinding......bukan, toko terkenal, setelahnya seluruh pulau......bukan, toko lainnya pelan-pelan kita lihat-lihat ?"

Kalau meributkan soal hasilnya juga, tidak hanya jumlah toko yang dikunjungi saja, caranya adalah untuk membentuk tim belanja bersama dengan menambah jumlah teman, tapi memang belanja macam ini dasarnya adalah kesempatan sekali seumur hidup orangnya itu sendiri.

"Bagaimana pun juga, Aki itu hebat ya. Kalau aku saja, setengahnya pun tidak bisa kukunjungi"

"Jangan remehkan ketamakan otaku ya"

"Walau kau tidak membeli satu pun untukmu sendiri ?"

Katou bermain dan memutar-mutar topi baru yang baru saja diperolehnya di tangannya.

"Aku tahu kebahagiaan yang sulit digantikan dengan apa pun saat orang memperoleh benda yang benar-benar diinginkannya"

Sekarang, kacamata yang kupakai punya label alih-alih lensa yang tidak ada. Agak tidak nyaman.

"Cara berpikir semacam itu berhubungan dengan kegiatan penyebaran ya"

"Makanya penyebaran itu, awalnya dimulai dari kebaikan yang tulus"

"Walau ada saatnya aku ingin berterima kasih, tapi ada juga saatnya super berisik"

"Jangan pakai super siswi sma"

"Ahaha, apa-apaan itu"

Ya, menyenangkan.

Normal itu menyenangkan.

Tak perlu pahit manis pun, dengan tingginya semangat kami yang biasanya saja sudah cukup menyenangkan.

Berangkat dengan normal, gagal dengan normal, pulih dengan normal, berjalan berdua dengan normal, menggandengkan tangan dengan normal, bertukar hadiah dengan normal, makan makanan manis dengan normal, dan berbincang dengan normal.

Katou sebagaimana adanya, aku sebagaimana adanya.

Tanpa kejutan besar, membuat waktu yang menyenangkan hanya dengan saling berkomunikasi.

Walau Katou menjelaskan macam-macam soal aksesori atau pakaian yang dibelinya, aku yang tidak terlalu mengerti menyimpangkan semua itu ke material otaku.

Tapi ia tidak tampak terlalu menghiraukan perlakuan semacam itu, mengalirkannya dengan mulus dengan memberikan balasan yang cocok, dan membawa material yang tak bisa kuikuti dengan tak dapat diperbaiki lagi.

Percakapan yang sama sekali tidak seperti takdir antara otaku dan orang biasa itu, meski agak beda dari biasanya, bisa semenyenangkan ini.


Tapi, justru karena itu...

Justru karena semenyenangkan ini, ada hal yang harus kukatakan.

"Hey, Katou......"

"Hm ? Apa ?"

"Maaf, tapi aku tidak bisa, mengantarmu pulang"

Karena aku sudah mencapai tujuan ke sini.

"Ada tempat, yang harus kudatangi sekarang juga......"

Karena sekarang, aku tidak bisa berhenti, menghadapi tujuan yang baru......


Catatan[edit]

  1. The Granvania Akihabara http://the-granvania.ciao.jp/
  2. Plesetan Loro Piana
  3. Barneys New York
  4. Mezzo Piano
  5. Angel Blue
  6. Melrose
  7. Strasburgo
  8. Ralph Lauren
  9. Jil Sander
  10. Evangelion: 2.0 You Can (Not) Advance