Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 2 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Hanya dengan menciptakan kemungkinan sudah out[edit]

"Terima kasih banyak ~ Silakan datang lagi ~"

Jika menuruni tanjakan detektif di daerah sekitar dan belok kiri di persimpangan dan dari situ terus sepanjang jalan raya sekitar 200 meter, di sana, pada akhirnya adalah daerah sekitar.

Restoran keluarga 'Famille' yang sedekat itu, walaupun seharusnya malam minggu merupakan waktu tersibuknya, baru memasuki delapan menit.

"Untuk empat orang pengunjung kah ? Merokok atau tidak ? Kalau begitu silakan ke sini. Daerah bebas rokok untuk empat orang ~"

Bagaimanapun juga tempat ini terletak di tempat yang tanggung dari stasiun mana pun, juga ada masalah leher botol yaitu tidak bisa mendapatkan tempat parkir meskipun di sepanjang jalan raya karena tempatnya sempit, sebatas yang kutahu tidak ada toko yang bertahan lebih dari setahun berada di lokasi keluar masuk yang mengerikan ini.

"Stew hamburg steak dan set makanan jepang anda......maaf membuat menunggu. Mohon berhati-hati karena piringnya panas"

Yah, sebaliknya, justru karena toko ini berada di tempat seperti itu, jika dilihat dari sisi kerjanya, reputasinya bagus sebagai kerja paruh waktu lumayan yang pada waktu puncak pun tidak akan berakhir dengan sangat sibuk.

"Pesanan masuk~, selanjutnya mohon bayar tagihannya ~ ! "

Lalu posisiku sekarang, sebagai sisi pekerja di tempat ini.

Dengan kata lain, obrolan yang kedengarannya sibuk dari beberapa saat yang lalu itu, jujur saja adalah aku.......

"Bisa minta waktu sebentar, Aki ?"

"Ah, manajer, ada apa ya ?"

Tentu saja, tidak hanya sekadar bekerja.

Jika ada staf yang suka game di dapur, akan kujelaskan dalamnya memainkan galge.

Jika para pelayan tertarik dengan anime yang ngetren di ruangan, akan kuikuti kumpulan itu.

Jika ada pelanggan yang membentangkan barang promosi karakter di meja, dengan santai akan kubisikkan judul karyanya.

"Mengenai rencana tie-up yang kau ajukan sebelumnya......walau aku dapat berhubungan dengan agen melalui kantor pusat, nampaknya mereka ingin menyetujuinya"

"Serius ?!"

......apalagi, jika ada rapat perencanaan di ruang manajer aku ikut serta walau tidak dipanggil, mengemukakan usulan kolaborasi event untuk rencana berikutnya penayangan anime di televisi.

"Oleh karena itu, mereka ingin konsultasi soal barang apa saja yang dipersiapkan, bagaimana mengiklankannya, dan sebagainya. Bagaimanapun juga, aku tidak terlalu mengerti masalah semacam itu"

"Baiklah, baiklah ! Mohon biarkan aku melakukannya karena ke mana pun aku akan berangkat !"

Aku ingin menjadi otaku seperti itu.

......tidak, tapi mungkin sudah jadi seperti itu.

"Nah, mari kita lanjutkan pembicaraan itu mulai minggu depan......hari ini kau boleh pulang segera Aki"

"Tidak, hari ini pun aku akan berusaha keras hingga toko tutup"

"Itu berusaha terlalu keras namanya. Kemarin, hari ini juga, dari pagi tadi terus bekerja tanpa beristirahat kan ?"

"Tidak apa-apa, karena aku punya tujuan yang harus kucapai ! Untuk itu dipekerjakan sehari lima belas jam, disuruh menyiapkan toko tutup dua jam sebelumnya, hampir semua waktu lembur tidak dibayar, lalu dipaksa mengikutinya secara sukarela juga tidak masalah !"

".......walau kau mengatakannya tapi aku tidak sejahat itu. Pertama-tama, kau sangat-sangat bersemangat bekerja kan ?"

"Ya tidak lah, itu kan contoh, hanya contoh !"

Manajer toko yang berusia tiga puluhan, kurus, pendek dan lemah, dengan ekspresi sedikit cemas menyentuh kacamatanya.

Aku lumayan akrab dengan orang ini, walau bukan otaku tapi mungkin karena sesama karakter berkacamata.

"Yah, aku tertolong karena kau melakukan macam-macam dengan inisiatif sendiri walau kerja paruh waktu, tapi sama sekali jangan lakukan yang tidak-tidak ya ?"

"Tidak apa-apa ! Karena kurasa pekerjaan ini, adalah panggilan hidupku !"

"Haha, dapat diandalkan dong"

Ngomong-ngomong, langsung bekerja mengantar koran segera setelah anime tengah malam selesai juga panggilan hidup.

Jasa pindahan selain upah per jamnya tinggi juga bisa masuk dan keluar kapan saja adalah panggilan hidup.

Toko rental di mana besar persentase orang berminat sama dan bisa berhubungan dengan film terbaru secara gratis adalah panggilan hidup.

Kesimpulannya......aku, gila kerja.

Bekerja walau bersyukur pada hari Thanksgiving Buruh[1], juga bekerja pada hari Buruh [2] walau menuntut hak.

Aku ingin menjadi otaku yang mencukupi dirinya seperti itu.

"Ah, kalau begitu aku akan kembali, dengan ini"

Lalu, saat itu lonceng di ruangan berbunyi, memberitahukan kedatangan pengunjung baru.

"Nah, mohon bantuannya minggu depan ya, Aki"

"Trims ~ !"

Ketika menuduk dalam-dalam pada manajer, dan meninggalkan ruang manajer dengan gagahnya, aku kembali ke ruanganmedan perang sekali lagi.

Masih sekitar tiga jam lagi sampai restoran tutup......tidak, ayo kejar dengan kekuatan penuh tanpa santai-santai hingga musim dingin !

Lalu, aku pasti mendapatkannya.

Ongkos cetak DVD, membuat manual dan bungkusnya, biaya percetakan, lalu sekalian termasuk biaya untuk skenario dan gambar aslinya, biaya besar yang melebihi sa-satu juta !


"Selamat datang, untuk berapa orang......!?"

"Eh, Aki ?"

......saat aku membakar semangatku lagi.

Pemandangan yang membekukan perasaanku dalam sekejap itu terbentang di hadapan mataku.

"......du-dua orang pengunjung. Merokok......"

"Ah, bebas rokok. Apa, kerja paruh waktu baru lagi ya ?"

Bagaimanapun juga, yang ada di sana adalah......

"Eh ? Kenalannya Megumi ?"

Ya, yang di sana adalah Megumi......atau Katou.

Hal itu benar-benar seperti adegan yang diwarnai ketidaksengajaan pada manga atau light novel di mana-mana.

Hanya saja, orientasinya bukan pada jenis moe love-comedy yang aman-aman saja......

"Ah, ya, teman sekelas. Tomoya Aki"

"Hei ~ Kebetulan ya. Ah, namaku Keiichi Katou, mohon bantuannya"

"............sama-sama"

Ya, jenis keadaan ruwet, atau NTR......


※ ※ ※


"Oh Keiichi ? Ya, sepupuku"

"Se, sepupu......?"

SaeKano v02 ch01 01.jpeg

Awal Senin pagi.

Dengan keributan kelas sebelum pelajaran, aku menetapkan hati menanyakan pada Katou masalah kemarin.

Memang, kali ini tidak bisa menunggu hingga kegiatan klub sepulang sekolah.

Bagaimana pun juga, karena ini adalah krisis soal kelanjutan klub.

Tetapi......

"Ya, selain itu, ia mahasiswa tahun keempat jurusan kedokteran Jouhoku"

"Ma-mahasiswa kedokteran !?"

"Sejak kecil ia siswa teladan, jadi bahan kebanggaan seluruh kerabat, beda dengan saudari keluarga Katou"

"Mahasiswa kedokteran......"

"Minggu lalu, paman sekeluarga datang main setelah sekian lama dan bersama orang tuaku pergi nonton drama, meninggalkan kami berdua tanpa makan malam"

"........."

Balasan Katou, sepenuhnya biasa seperti biasanya.

"Daripada itu Aki, kau benar-benar cocok dengan kerja sebelumnya ya. Berkali-kali disapa orang-orang di restoran"

Hampir sepenuhnya mengabaikan bahwa secara kebetulan mengunjungiku, di restoran tempatku kebetulan bekerja paruh waktu itu dalam suatu arti adalah situasi yang telah ditakdirkan.

"Benar, otaku yang punya kemampuan komunikasi tinggi seperti Aki itu tidak sering ada kan ?"

Saat itu, yaitu bersama dengan lelaki lain, dalam suatu arti situasinya seperti shuraba.

Penyelesaian cepat dengan satu kata 'sepupu'.

"Normalnya orang-orang seperti itu, walau sangat akrab di antara sesamanya, tapi di luar itu, sama teman sekelasnya juga jarang ngobrol kan ?"

Kemudian, seringkali dengan menambahkan episode mengharukan melibatkan sesama kerabat keluarga, aku mengambil sepenuhnya rasa tegang orang ini.

......walaupun tak masalah bagiku, memberikan baretmu pada sepupu juga tak masalah, jangan meningkatkan hubungan kekerabatan, keluarga Katou.

"Kalau Aki, jangankan kelas atau seisi sekolah, pergi ke mana saja tidak berubah kan. Tanpa takut, langsung berteman dengan siapa pun.......aku iri pada bagian itu"

Sungguh, justru karena ini ya Katou......

Apa pun yang terjadi tidak akan jadi drama, securiga apa pun sama sekali tidak akan khawatir, main heroine gampangan seperti peran pembantu yang punya rasa aman hingga menjijikan......

"Memangnya ada yang seperti ituuuuuu~!!"

"Aki ?"

......sampai malam kemarin.

"Ka, Katouu ! Apa kau mengerti apa yang telah kau lakukan ?!"

"Ah, mungkinkah kau tidak suka dilihat saat bekerja ? Maaf, tapi itu kebetulan"

"Tidak, makanya bukan soal aku !!"

"......?"

"Itu, itu......itu tidak boleh !"

"Itu apa ?"

"Makanya itu...anu, ia......orang itu !"

"......Keiichi ?"

"Ya, Keiichi !"

Walau di restoran keluarga terus duduk menghadap Katou, lelaki yang makan bersamanya dan mengantarnya pulang dengan mobil !

Walaupun kakak sepupu tapi mahasiswa kedokteran ! Mobilnya Audi pula !

Sekalian poninya halus, cocok dengan ungkapan seorang dengan dagu ramping[3] yang pernah ngetren dulu, penampilan yang tidak terasa berminyak......tidak pula kulit kering......ah sudahlah aku tidak peduli lagi !

"Ada yang salah dengan ia ?"

"Maksudku ia ! Itu yang kukatakan tadi !

"Uwa......"

Kata Katou mundur dengan hebatnya.

Tidak, aku mengerti. Memang aku yang sekarang menjengkelkan. Biar tidak melihat dari awal pun terlalu menjengkelkan dengan hebatnya.

Tetapi, sebagai galgamer aku tidak mungkin mundur di sini.

"Ka, Katou, dengar ya......ada hal yang ingin kukatakan padamu"

"Y-ya ?"

"Berhentilah dengan orang itu......"

"Apanya yang berhenti ?"

"Macam-macam ! Makan bersama, naik ke mobilnya, semua hal yang sepertinya mengundang kesalahpahaman !"

"Maaf, sudah kuduga aku tidak mengerti maksudmu. Soalnya Keiichi kan kerabatku ?"

"Dilarang memanggilnya dengan nama itu !"

"Tapi kau masih memanggilku Katou"

"Be, betapa kebetulannya...... apa ini kenakalan takdir ?!"

"......kemungkinannya, bukannya sekitar seperempat ?"

Te-tenanglah, jangan gelisah Tomoya Aki.

Katou hanya tidak menyadari ini......seberapa seriusnya pengkhianatan terhadap moe user.

Oleh karena itu, seharusnya ia mengerti jika aku menjelaskan dengan baik dan mendetail.

"Kakak sepupu itu......adalah flag kakak laki-laki yang terlalu kuat......"

"......apa-apaan itu ?"

"Cerita semasa kecil......"


Setiap tahun, saat tahun baru dan festival obon, yang hanya bisa bertemu ketika seluruh kerabat terkumpul di kampung halaman adalah anak laki-laki yang dengan kepintaran dari umurnya yang lebih tua, lebih dewasa dari anak perempuan......

Anak perempuan yang selalu berlarian mengitari bukit dan ladang bersama anak laki-laki sebaya itu tapi entah bagaimana anehnya jadi malu di hadapan anak laki-laki yang tersenyum simpul ke arahnya, walau menyesal mengejeknya dan menghindarinya secara aneh saat hari perpisahan, itu adalah kebiasaan tiap tahun.

Tetapi suatu tahun, datanglah titik balik.

Saat menolak ajakan dari anak laki-laki seperti biasanya dan pergi ke gunung sendirian, anak perempuan itu tanpa sengaja kakinya terkilir dan tidak bisa bergerak.

Ketika tersadar dalam sekejap senja tiba di gunung, gaok gagak yang mengerikan bergema dalam hutan yang suram, kelelawar mulai beterbangan di sekitar.

Pada anak perempuan yang gemetar hingga tidak bisa mengeluarkan suara minta tolong, dikuasai ketakutan alih-alih kesendirian seperti itu, seorang anak laki-laki muncul menembus semak-semak.

Saat digendong ia yang dipenuhi goresan menuruni gunung, suara yang tidak keluar hingga beberapa saat lalu mulai mengalir bersamaan dengan tangis, terus-menerus menangis di belakang hingga sampai di rumah nenek.

Kemudian, yang terus memanggil anak laki-laki itu 'kakak' berkali-kali dengan suara yang dipenuhi tangisan adalah Megumi.


"............"

"............"

"Tidak, biar kau katakan 'adalah Megumi' itu"

"Lalu, dengan ingatan pada masa itu yang timbul di kepala saat ini, apa kau tidak berbisik sendiri hingga tak terdengar macam 'Bolehkah kupanggil kakak setelah sekian lama ?' di tengah makan malam ?"

"Normalnya tidak loh"

"Orang melakukannya di galge !"

"Eh ~"

Apalagi hanya pada waktu itu ia jadi 'Eh ? Tadi kau mengatakan sesuatu?" si brengsek tuli bego luar biasa itu sudah......!

"La, lalu janji pernikahan ! Apalagi terus percaya dan menunggu janji sewaktu masa kecil itu !"

"Makanya karena kerabat aneh kan kalau berpikir seperti itu"

"Tidak aneh, kalau aku Keiichi akan merasa sangat moe !"

"Eh~"

Sepupu adalah kekerabatan tingkat empat[4]yang bisa menikah.

Apalagi karena dibesarkan bersama sejak masa kecil langsung jadi 'kakak' itu bibit utama kandidat protagonis galge.

Memangnya ada orang yang tidak ingin posisi pahit manis seperti itu ? Tidak, tidak ada !

......terbatas bagi otaku sih.

"Kalau Katou gadis normal untunglah......"

"Tapi kurasa aku akan dimarahi kalau selalu terlalu normal pada Aki"

"Tapi kau yang sekarang heroine galge yang dibebani oleh larangan percintaan seperti A*B[5]"

"Sejak kapan hal semacam itu......?"

"Namun kalau muncul karakter rival yang terus mendirikan flag itu dan mengacuhkan user yang merupakan protagonis itu sudah......kh"

"Eh, Keiichi juga muncul di game ?"

"Apalagi seolah-olah pamungkasnya pada hari kau datang dengan mahasiswa kedokteran !"

"Ngomong-ngomong apa kau punya suatu prasangka pada mahasiswa kedokteran ?"

"Katou tidak mengerti......mungkin, seumur hidup"

Antara kami galgamer dengan mahasiswa kedokteran, menghadapi main heroine yang sama sekali tidak memendam apa-apa perbedaan rasa jauh itu seperti ye ye ye.

"Fuu...h"

Lalu aku menghirup satu nafas besar menenangkan hati, sekali lagi menghadap Katou dengan ekspresi yang tulus.

"Katou, sekali lagi kumohon......"

"Ah~, ya"

Kemudian Katou dengan ekspresi yang datar yang seimbang menunggu kata-kataku.

"Mungkin tak masuk akal. Mungkin menjengkelkan. Mungkin kau akan berpikir bodoh kah orang ini ?"

"Err, maaf. 'Mungkin'-nya itu tidak perlu......"

"Biarpun begitu, kuharap jangan bertemu dengannya......dengan Keiichi untuk sementara. Kalau bisa sampai gamenya selesai kuncilah perasaan cinta itu"

"Pertama-tama sudah berapa kali kukatakan itu bukan cinta......"

"Ini bukan hanya sekedar keegoisanku......"

"Ah, aku mengakui kalau kau memasukkan keegoisanmu"

"Sebagai kreator yang bersumpah untuk membuat galge terkuat, sebagai perwakilan klub yang bersumpah untuk menyukseskan rencana ini, kemudian, sebagai tuan produser yang bersumpah untuk menjadikanmu main heroine !"

"Kenapa cuma yang terakhir pakai tuan ?"

"Kumohon yang[6]...... Katou !"

Aku memohon dengan menundukkan kepala dalam-dalam hingga membentur meja.

Karena ini adalah perasaan yang paling bisa kulakukan sekarang.

Pada Katou, aku percaya telah menyerahkan seluruh keinginan galgamer......,

"Errr, maaf. Tapi aku akan jalan bareng segera akhir pekan ini"

"Ooouuuuuuuttt ~~~ !!"

Ketika aku mengangkat tangan kanan mengacungkan jempol, membengkokkan kaki ke luar, menurunkan pinggang[7], lonceng pertama bergema dalam kelas.

......selain itu, walau tepat di tengah percekcokan yang mungkin bisa ditangkap sebagai percekcokan antar kekasih kami yang mencolok seperti ini pun, teman-teman sekelas sama sekali tidak menghiraukannya seperti biasa.


※ ※ ※


"I, ini mal Rokutenba[8]......?"

Tengah malam di kamarku, hari ini tidak terdengar suara anime yang biasanya.

Sebagai gantinya yang berbunyi hanya suara gerakan HD Recorder menderu tenang. Suara membalik halaman majalah. Kemudian campuran desah dan monologku.

"Perginya ke tempat ini......?"

Keringat dinginku menetes lagi pada halaman berwarna Ja**n & Tokyo **lker[9] yang terbentang di atas meja.

Pada halaman itu ditampilkan tulisan 'Bulan ini buka ! Artikel panjang Mal Rokutenba' dengan banyak foto berwarna.


Mal Rokutenba.


Berdasarkan artikel di majalah kota, adalah shopping mall yang dibuka di Kota Tamasaki[10] awal bulan ini.

Menurut artikel pengantar, pada area perbelanjaan terkumpul lebih dari 100 merek dari dalam dan luar negeri, dan lagi, area restoran dengan lebih dari 30 toko ternama tersedia, selain itu juga didirikan kompleks bioskop, sebuah fasilitas raksasa.

Ya, ini adalah tanah terjanji Katou......

Tempat yang dijanjikan untuk jalan akhir pekan ini dengan sepupunya, Keiichi.

Lalu sekarang, adalah tempat yang sudah ditetapkan untuk jalan denganku, akhir pekan ini......


Er~mm, mari menceritakannya dengan teratur.

Awalnya, sepertinya Katou mencoba mengajak gadis-gadis teman sekelas.

Kemudian ditolak mentah-mentah dengan alasan 'tidak mau pergi karena setelah buka langsung penuh sesak'.

Sepertinya begitu. Aku sangat mengerti perasaan teman itu.

Di tengah terik ini, yang menghabiskan tidak kurang satu jam berdesak-desakan dengan orang di kereta itu orang M macam apa (Tapi kalau Comiket beda).

Lalu, ketika bicara masalah itu dengan lelaki kerabat yang datang main secara kebetulan, sepertinya rencana pergi main bersama telah diselesaikan dengan lancar. Apalagi jadi diputuskan untuk diantar dengan mobil.

......Tidak begitu. Dengan keakraban seorang kerabat, menemaninya pada siksaan seperti itu adalah Keiichi yang keluar dari daerah orang suci.

Daripada itu, berpikir adanya maksud tersembunyi aku sangat bisa mengerti. Tapi aku sama sekali tidak bisa menerimanya !

Dengan ini dan itu, aku yang tidak bisa menyetujui satu-satunya rencana Katou itu tipikal protagonis galge, tanpa sadar berteriak saat itu juga......


'Maka sebagai gantinya aku akan pergi ! Aku akan menemani Katou bersama ke mal Rokutenba !'

'Aki mau ? Ya, kalau begitu okelah. Akan kukirim email penolakan ke Keiichi'

"Oke !?"

Walau sampai saat ini, aku memandang rendah baiknya hubungan (bagaimana pun) dengan Katou.

Tapi, ketika aku pikir memang kasihan Keiichi, sepertinya ia dengan cepat membalas 'Mengerti. Salam untuk pacarmu'.

Bukannya itu cuma sekedar hubungan kerabat ? Eh tapi dari awal Katou sudah bilang begitu.


"I, ini mal Rokutenba......"

Kemudian waktu bergerak......maksudku ketika aku sadar kembali, keringat dingin bercucuran.

Berapa banyak pun membaca artikel liputan khusus, bayanganku yang berada di tempat itu tidak bisa terpancar.

Bagaimana pun juga shopping mall ini dibuat sepenuhnya untuk riajuu pada umumnya seperti keluarga atau pasangan.

Tidak ada fasilitas yang lembut dengan otaku macam planetarium, akuarium, atau taman hiburan.

Walau ada kompleks bioskop yang hampir bisa, nampaknya seluruhnya tidak ada tempat yang menayangkan anime satu judul pun.

Yang paling fatal adalah, tidak ada Ani**te[11].

Membenci kami sejauh itu kah, mal Rokutenba......

Lalu, kenapa kau ingin ke tempat seperti ini, Megumi Katou......

Apa aku pergi ? Aku, benar-benar pergi ke tempat itu kah ?

Dapatkah aku terus hidup jika ada U**qlo dan A*C mart[12] ?

Apalagi, bersama dengan anak perempuan ?

Ke tempat ini, yang dipikir bagaimana kalau pun lelaki dan perempuan yang pergi berdua saja itu hanya terlihat seperti kencannya riajuu......?


Baru setelah saat ini aku tersadar.

Anak perempuan bernama Megumi Katou itu, walau sulit diperhatikan karena keakrabannya, sesungguhnya adalah gadis SMA yang sepenuhnya normal.

Mengecek majalah mode, libur melihat-lihat aksesori, sepatu atau baju.

Filmnya cinta-cintaan atau film Jepang yang lagi ngetren.

Live atau konsernya bukan Anisama[13] tapi idol atau semacam POP.

Walau kelebihan besarnya yaitu punya hubungan dan pengertian yang baik mengenai otaku, tapi tetap saja tidak akan mengerti pembicaraan yang mendalam.

Anak perempuan, yang pada dasarnya tinggal di dunia yang berbeda dariku seperti itu......

"......harus aku yang menetapkan makan siang dan di mana tempatnya"

Sekarang bukan saatnya untuk bimbang.

"Kencan" kali ini adalah gaya pertarungan yang sama sekali berbeda dengan yang diminta sampai saat ini.

Tidak mungkin melalaikan penyelidikan awal.

"Oh, gula-gula sepuasnya, apa ini bisa"

Hei, Katou......

Kau pernah mengatakan aku punya kemampuan komunikasi yang tinggi atau langsung akrab dengan siapa pun kan ?

Tapi, itu kesalahpahaman.

"Eh, apa-apaan jumbo parfait ini ? Sesuai namanya, unbelievable......"

Hanya justru karena aku selalu mewarnai komunitas itu dengan warnaku secara paksa, aku bisa ada di sana sebisanya.

Tidak bisa bercampur dengan komunitas yang tidak berubah......

"......ng ?"

Ngomong-ngomong Keiichi, walau aku tiba-tiba ingat sekarang, "pacar" yang tertulis di emailmu itu APA MAKSUDNYA ?


※ ※ ※


Kemudian, walau tidak tahu untuk siapa, akhir pekan yang ditunggu-tunggu......

'......Eh?'

"Maaf, suhu badanku melebihi 39 derajat......karena itu aku tidak bisa pergi. Mohon maaf"

Di sana, yang bersungguh-sungguh meminta maaf dengan Katou di gagang telepon adalah aku.

'Apa ? Kenapa ? Masuk angin ?'

"I, iya, sepertinya begitu......"

Tidak bisa dikatakan......tidak mungkin bisa dikatakan......

Karena terlalu mengkhawatirkan soal kencan aku terkena demam pertumbuhan[14].


Catatan[edit]

  1. 23 November
  2. 1 Mei
  3. 醤油顔 Istilah untuk wajah yang tidak memiliki penampilan yang menonjol, atau wajah tanpa ekspresi. Saat ini sudah lumayan ditinggalkan
  4. Tingkatan yang menunjukkan hubungan kekerabatan. Tingkat 1 : orang tua & anak, tingkat 2 : saudara, tingkat 3 : om & tante, dst
  5. AKB48
  6. Maksudnya Yang Mulia
  7. Gaya wasit menyatakan out pada bisbol
  8. Mungkin plesetan Gotemba
  9. Japan & Tokyo Walker, majalah informasi kota yang diterbitkan oleh Kadokawa. http://www.walkerplus.com/top/tokyo.html
  10. Suatu daerah di Prefektur Niigata
  11. Animate ritel anime, manga & game terbesar di Jepang
  12. toko fashion Uniqlo& ABC mart
  13. Animelo Summer Live
  14. 知恵熱, secara harfiah berarti demam kebijaksanaan. Istilah yang disebut orang zaman dulu untuk demam yang tidak jelas penyebabnya pada bayi yang berusia sekitar 6 bulan hingga 1 tahun. Pada usia itu, aktivitas bayi bertambah, seperti bisa duduk atau merangkak, juga kaya dengan ekspresi wajah. Sepertinya alasan disebut demikian karena demam ini muncul pada usia itu yang disebut 'terkait kebijaksanaan'. Namun dalam kenyataannya tidak ada penyakit 'demam kebijaksanaan'.