Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 1 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

"Latarnya adalah pulau kecil terpencil di selatan kira-kira satu jam perjalanan udara dari Tokyo......"[1]

Ruang kelas sepulang sekolah tampak sepi dan berwarna kemerahan akibat cahaya miring matahari terbenam yang melewati jendela.

"Dan juga, sekolah di pulau itu akan digabungkan dengan sekolah puteri ternama di daratan karena mengalami kemerosotan angka populasi......"[2]

Dari luar jendela terdengar suara teriakan sia-sia dari anggota klub olahraga.

"Karena itulah, rasanya seperti cerita yang dimulai dari sang protagonis memakai pakaian wanita memasuki sekolah itu......"[3]

Di ruangan yang sepertinya terlalu tenang karena sedikit suara yang terdengar itu, suaraku bergema.

"Protagonis seperti itu aslinya seorang putri dari bulan yang datang lewat homestay......"[4]

Semangat, bersamaan dengan perasaan kuat yang kumiliki, tersebar dengan tenang.

"Walau aku lupa mengatakannya, dunia ini adalah dunia di mana "dunia dewa", "dunia iblis" dan "dunia manusia" hidup berdampingan......"

"Eee......"

"Terus, selama teknologinya maju, juga ada 3 maid robot di rumah protagonisnya......"[5]

"Anu......"

"Di tengah itu, protagonisnya memutuskan untuk mengikuti pemilihan osis untuk melindungi kegiatan klubnya sendiri......"[6]

"Sebentar......"

"Ah, selagi seperti itu, semua heroinenya satu demi satu memiliki kehebatan bela diri......"[7]

"Sudah cukup ! Diaaaam ~!!!!"

"Wow, jangan mengeluarkan suara kencang seperti itu. Nanti mengganggu sekitar."

Kata-kata beratku yang tenang supaya gampang dimengerti, terhapus oleh suara kencang dan galak secara tak masuk akal yang tiba-tiba.

"Mulut yang menggembar-gemborkan mimpi yang tidak jelas dengan suara kencang lebih dari 30 menit nonstop mengatakan hal-hal seperti 'gangguan' !?"

"Sudah selama itu kah ?......"

Ketika melihat jam, memang terasa seperti jarum pendeknya bergerak kira-kira 15 derajat dibandingkan beberapa saat yang lalu.

Ah, karena aku manusia yang menangkap gambaran besar dari segalanya, aku tidak tertarik dengan gerakan jarum panjang.

"Pokoknya sudah pulang saja. Rasamya seperti sama sekali tidak ada waktu yang sia-sia lebih daripada ini......"

"Tidak, tunggu sebentar, tenang sedikit. Ceritanya masih......"

"Jika dipikir-pikir, dipanggil sepulang sekolah dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan apa-apa sebelumnya, diperlihatkan proposal yang hanya sampulnya seperti ini, diperdengarkan pidato yang tidak jelas, sampai undangan klub yang tidak mungkin dipahami, benar-benar membuatku marah besar tahu"

"Meski memanggil secara tiba-tiba sepulang sekolah tanpa pemberitahuan apa-apa sebelumnya dan memasang wajah yang seperti tanpa rasa malu itu memiliki keberanian menurutku......"

"Keh......karena kata-kata penyesalan dalam berbagai arti berputar-putar dalam kepalaku, hentikan memberi tsukkomi dengan tenang"

"Jadi ?"

Gadis yang menimbulkan keributan di depan mataku sejak beberapa saat yang lalu sedikit menunduk dan memegangi kepalanya.

Lalu, rambut pirangnya yang dapat dikatakan penampilan luar khasnya tergerai dari bahunya, menimbulkan suara kecil dengan lembut.

Seandainya laki-laki menemuinya pertama kali pastinya saat itu juga akan terpikat oleh rambut pirang itu, yang seperti pekerjaan tangan pada kulit seputih porselen.

Teman sekelasku yang dibesarkan di Jepang, memiliki ayah orang Inggris dan ibu orang Jepang.

Eriri Spencer Sawamura.

"Pokoknya kamu ini ya, kelihatannya sampai sekarang aku masih bisa mengabaikan otaku yang konsumtif, mengajak membuat game meski tanpa keuntungan apa pun, meremehkan masyarakat ?"

Perkataan dan perbuatannya selalu manis seperti nona besar memberinya reputasi gadis cantik dalam sekolah apalagi di kelas, namun jika kedoknya dibuka tertidur karakter sebenarnya seperti keganasan ini, bernafsu besar dan maniak.

"Mengumpulkan orang dengan baik meski aku sendiri tidak bisa melakukan apa-apa, ayo membuat game dan jadi terkenal, kata-kata seperti itu adalah yang dikatakan oleh grup doujin tahu. Bukannya itu yang paling kau benci ?"

"Apa yang kau katakan ?! Gairah yang mendidih ini ada padaku ! Motivasi pun lebih dari biasanya ! Artinya tanpa aku rencana ini tidak mungkin, bahkan menyelesaikan gamenya saja tidak mungkin !"

"Kalau begitu orang lain tidak punya keinginan untuk membuatnya"

"Ah, jangan menghancurkannya secara harfiah ! Padahal proposal yang kuselesaikan semalaman dengan susah payah......"

"Rencana doujin galge (sementara) dan tanggal serta nama ini bagaimana bisa memakan semalaman menulisnya ?"

"Jika aku tidur jam sebelas, tentunya sedikit waktu yang pasti tersisa kan"

"Aku sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa...... Da-dasar kau !"

"A-Ah...... Kejam"

Jagoan klub seni yang sejak saat kelas satu memenangkan pameran.

Pemilik bakat seni luar biasa.

"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dipuji-puji seperti itu hanya diketahui sebagian kecil orang termasuk aku di sekolah.

Yah, meski begitu, aku bukan manusia yang bisa dibanjiri perasaan unggul terhadap "wajah lainnya yang ditunjukkan hanya padaku" itu. Gadis ini kejam.

"Orang sepertimu mengajak berdiri di atas panggung utama sekarang terlalu cepat sepuluh tahun"

"Meski sekarang sudah terlambat masih terlalu cepat kah ? Lalu doujin galge itu panggung utama kah ?"

"Kh...... kau cukup beli dan nonton anime bishoujo dan menyebarkannya seperti biasa saja!"

"Ka-kau, jika mengatakan lebih dari itu mau tidak akan kuberi BD terakhir 'Jichikai no Dokudan' ?"[8]

"Terus mengikutinya sampai sebelum terakhir lalu pada akhirnya tiba-tiba melepas tangganya, yang kau katakan itu rendahan !"

"Ti-tidak, yang tadi cuma ancaman khas tidak mengakui kekalahan, aku tidak melakukannya sampai sekarang kan......"

Begitu menyenangi karya itu......

Ngomong-ngomong, 'melepas tangganya' itu ungkapan yang populer ya ?

"Pokoknya berargumentasi setelah ini pun sia-sia. Hal yang kulakukan sendiri pun sudah cukup banyak. Sama sekali tidak ada waktu luang untuk permainan tak berguna dengan amatir."

"Desain karakter main heroinenya saja tidak apa-apa...... terus, sembari masih bisa, hanya sedikit gambar asli sub heroine dan seluruh karakternya lalu...... termasuk latar belakangnya juga secara gratis......"

"Jangan menaikkan isi permintaannya seperti kurva kuadrat ! Mana salinan khusus tamunya !"

"Sepertinya tadi ada deh......?"

Seperti itu, di kelas yang meledak argumen tak dapat didekati dan tak ada hasilnya......

"Mohon tenang kalian berdua"

"kh......"

"Ka-kak Utaha......!"

Entah sejak kapan ada kekeliruan bahwa hanya ada dua orang di kelas ini...... rasanya, suara menenangkan yang sedikit rendah itu membelai telinga kami berdua.

Begitulah, yang kupanggil untuk rencana kali ini tidak hanya Eriri.

Demikian aku memperkirakan munculnya bahaya orang yang mundur dan menambah teman, kemenangan dari belakangku......

"Yah tapi untuk kali ini, sayang sekali aku pun menyetujui pendapat Sawamura"

"Ka-kak Utaha ~"

Tapi, kebalikan dari yang diharapkan, keunggulan sepihak yaitu bantuan yang muncul saat diharapkan, sifat khas orang jepang seperti mendukung orang yang tertindas telah hilang entah di mana......

"Hey, Rinri"

"Tomoya......"

Bagaimanapun juga karena pada akhirnya namaku muncul di sini aku akan memperkenalkan diri.

Tomoya Aki.

Akademi Toyogasaki kelas 2.

Lalu, tambahan profil sejak kemarin, memimpin klub pembuatan doujin galge (nama belum ditetapkan).

"Biarkan aku memeriksa proposalmu secara singkat"

"Aku membiarkan sarkasme semacam itu. Jadi jangan memperbesarnya dengan sengaja"

Kak Utaha dengan sopannya membuka dan meluruskan sampah kertas yang telah digulung Eriri.

Meski ia tahu bahwa sebelum dibuka terlihat hanya judul proposal (sampul) dengan ukuran huruf yang besar dan jumlah karakter yang sangat sedikit dengan sembarangan......

"Kalau mengubah gaya bicara, kurang lebih aku bisa mengerti isi kepalamu dalam 30 menit yang lalu"

"Hebatnya, jujur aku merasa lega !"

"Hee, meski tidak memikirkan apa pun dengan untung-untungan, menurutku juga akan mungkin ~ sudah tidur saja ~ aku dapat memahami pikiranmu kemarin malam sekitar jam sepuluhan dalam futon itu"

"Keras seperti biasanya"

"Aku tidak senang dengan sikap menantang seperti itu"

Aliran pembicaraannya sampai akhir tenang, tapi tanpa memilih kata-kata, caciannya jauh melebihi level yang dapat dimaklumi.

Rambut hitam panjang mengilat, karena ekspresi wajah yang hampir tidak berubah gadis cantik secara objektif menetap pada tubuh itu.

Kakak kelas satu tahun di atasku dan Eriri.

Utaha Kasumigaoka.

"Pertama-tama, jika ada tambahan secara lisan pun rencananya bernilai 0"

"Oou"

"Hanya terlihat seperti campuran macam-macam bagian yang kulihat entah di mana"

"Uggh"

"Mungkin, ini hanya menghubungkan dengan sesuai beberapa karya yang kau mainkan baru-baru ini kan ?"

"Ta-tapi karena menghubungkan berbagai macam genre dengan sesuai kurasa isinya akan jadi avant-garde yang luar biasa......"

"Begitulah, level akhirnya bukannya jadi Yosenabe, tapi jadi Yaminabe"

"Nu, nughh"

"Atau "Menghubungkan berbagai macam genre dengan sesuai" sudah kukatakan jangan bersikap menantang"

Daripada melebihi level luar biasa, dapat kukatakan caciannya ada di level yang dapat dimaklumi.

Beda dengan Eriri yang bernafsu besar, ia menusuk jauh lebih banyak secara rasional (yang terdengar).

"Ta-tapi, rencana ini hanya aku yang......"

"Cerita yang kudengar dari seorang editor...... sambil berkata 'hanya aku yang bisa melakukannya' membawa rencana tanpa pernah terdengar sebelumnya"

"Eh......?"

"Tapi ini benar-benar mirip cerita yang ada...... suatu hari, proposal yang dibawanya mencapai suatu perusahaan game. Menurut pernyataan orangnya sendiri 'Inovasi yang tidak ada sampai sekarang', 'Ini karya yang sangat ditunggu-tunggu pengguna', 'kalau harus kukatakan sendiri, jika bisa menerapkan rencana ini akan memperlebar industri', pokoknya menyebutkan satu-satu pujian dirinya sendiri.

"He, heeeeee"

Gawat, rasanya semuanya sudah kusebut beberapa saat yang lalu.

"Lalu, saat dilihat isinya ada 'teman masa kecil suka ikut campur yang datang membangunkan pagi-pagi', 'gadis atlet berambut pendek yang segar bugar', 'Adik perempuan yang lekat dengan protagonis namun penurut', 'gadis misterius dengan eksistensi spiritual', 'dialog menarik' juga ada, 'Gambaran icha-love setelah pacaran', juga 'Pertolongan ajaib dan perkembangan yang cepat saat bagian akhir'......"

"Aa, cukup, sudah cukup !"

Hebat, hanya dengan penjelasan itu langsung tidak kurang dari 5 judul muncul di pikiranku. Apanya yang inovasi.

"Ya, hal-hal semacam itulah"

30 menitku dihancurkan habis-habisan hanya dalam 30 detik, tap, Kak Utaha meletakkan tangannya di bahuku yang tertunduk lesu.

"Sudah lama ya, kegiatan otaku serius Rinri, bukannya aku tidak merasa sangat tidak mungkin mengatakan ada beberapa keinginan untuk kerjasama"

"Kalau kuhitung dengan tenang, mengatakan tidak ingin kerjasama. Lagipula aku Tomoya"

Sejak kelas satu tidak pernah lepas dari peringkat satu secara paralel, paling jenius di sekolah.

Secara sambil lalu menulis naskah untuk klub drama, pemilik bakat sastra luar biasa.

"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dikagumi seperti itu lagi-lagi hanya diketahui sebagian kecil orang termasuk aku di sekolah.

Yah, itu...... tidak, orang ini pun kejam.

"Tunggu......jangan seenaknya memasuki dunia dua orang !"

"Dunia di sekitarmu itu apakah selalu keras padaku seperti ini !?"

Lalu, ketajaman mulut Eriri menusuk lagi bersamaan dengan ayunan ekor pirang dari samping.

"Ah, masih ada ya Sawamura ? Kukira kau sudah lama pulang meninggalkan dia"

"Ap......"

Kemudian, meski tidak tahu naluri macam apa, kak Utaha dengan pintar mengeluarkan pertahanan diri yang berlebihan.

"Kamu ini ya, sebenarnya, bisa juga dikatakan baik hati. Itulah yang tidak kubenci"

"Justru itulah yang kubenci darimu"

"Pada awalnya, siapa ya yang memasuki dunia dua orang sebelumnya"

"Jadi ? Meski aku yang sebelumnya telah menyatakan absensi, siapa orang yang mengikuti begitu saja dan tidak berhenti menyerang ?"

"Ya ampun, jangan lepas kendali Sawamura"

"Hah ? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan !"

"Tunggu......jangan seenaknya memasuki dua orang oi"

Meski aku selalu memikirkannya, dua orang ini terlalu dekat.

Tentu saja, dalam suatu pengertian.

"Pokoknya, jadi untuk apa Utaha Kasumigaoka itu ada di sini"

"Pada awalnya karena aku pun siswi di sini, apa tidak aneh juga ada di sini ?"

"Aku tahu itu tapi jangan mengatakannya dengan pengertian seperti itu"

"Kalau begitu berdua saja tidak apa-apa kan ? Apa kau mengkhayal yang aneh-aneh ?"

"Asal kau tahu saja ya, itu karena aku tidak ingin mengikuti perang saraf tidak berguna seperti itu"

"Sangat bersikeras pada kalimat itu jelek loh Sawamura"

"Aku selalu hidup hanya dengan sekuat tenaga !"

"Makanya jangan kemudian menghancurkan pintunya"

"Aku tidak menghancurkannya ! Kan cuma sedikit berteriak !"

"O-oi tunggu ! Tunggu sebentar !"

Teriakan setengah matiku itu dihapus oleh suara kehancuran dan bentakan yang melebihinya.

Mereka, sembari berargumen mengenaiku telah pergi mengabaikanku.

Betapa salah logikanya......

"A-a......haaaaah~"

Aku yang tertinggal mendesah kuat-kuat saat ini juga.

Bagaimanapun juga dengan ini, ambisiku yang berniat memohon contoh percakapan main heroine, sekalian hanya sedikit plot sub heroine, skenario semua karakter, naskah termasuk produksi......dengan gratis runtuh dengan tragis.

Yang tersisa secara fisik yaitu selembar kertas renyuk ukuran A4 terbentang di atas meja dan aku sendiri.

Harapan, semangat juang serta rencana sejam sebelumnya dengan gampangnya dihancurkan, dan secara mental hanya menyisakan keputusasaan, kelesuan dan rencana yang ditolak.

Dipikir bagaimanapun, situasi sejauh ini sudah tidak bisa diungkapkan lagi.

Makanya, sudahlah, menyerah juga tidak apa-apa. Tidak masalah jika memutuskan mundur dengan berani.

Sejak awal rencananya dimulai dari ide sederhana.

Di sana tidak ada hal-hal seperti pertarungan yang menggantungkan kehidupan serta hidup mati manusia.

Makanya, hanya satu kata, mau bagaimana lagi.

Tetapi......

"Pertarunganku, masih baru saja dimulai......"[9]

Manusia, ketika terpojok dalam situasi keputusasaan akan membara.

......walau hanya pengarang S yang memojokkan karakterya dalam situasi keputusasaan dengan moe, itu cerita lain lagi.

Rencana yang bertujuan pada inovasi tenggelam, orang-orang tidak terkumpul, formasi klub dengan tiba-tiba kandas pada batu karang.

Situasi sekarang ini tidak ada unsur barunya di mana pun.

Bisa dikatakan, situasi ini sendiri bukan apa pun di luar cara mudah.

Meski biasa, cerita kebangkitan dari kehancurannya.

Ya, saking biasanya lebih dari lima judul langsung muncul dalam pikiran hanya dengan membaca dengan teliti cerita lama.

Tetapi, lebih dari lima judul itu adalah mahakarya yang sampai sekarang pun isinya masih bisa diingat dengan benar.

Makanya berapa kali diulangi pun, berapa lama menggunakannya pun, hal yang baik tetap saja hal yang baik.

"Baiklah !"

Memusatkan tenaga di tangan, sekali lagi, memperoleh kembali semangat juang sebelum tidur kemarin.

Kemudian aku, memikirkan pertarungan sendirianku dari esok......

"Sayang ya, semuanya tidak mau bekerja sama"

"......ah, ada kamu ya ?"

"Errr, bukannya pada awalnya membuat game untuk membuatku jadi heroinenya ?"

"Maaf, maaf, aku lupa sampai sekarang"

"Um, aku mengerti. Kau benar-benar melupakanku ya Aki"

Ngomong-ngomong maaf, hanya sedikit koreksi.

Pertarungan "kami", masih baru saja dimulai......

"Tidak, tapi Katou, di hadapan mereka, keberadaanmu sama sekali tidak menarik"

"Kan karena auranya berbeda. Keduanya selebritis terkenal dalam sekolah"

"Yah, sepertinya memang begitu"

"Jika diingat keduanya itu sama sekali tidak mendengarkan namaku kan"

"Tidak, yah, sejak awal apa mereka ada sepintas memandangmu ? Jika itu saja......"

"Tapi Aki hebat ya, bisa kenal dengan Sawamura dan kak Kasumigaoka itu. Apalagi bisa sangat dekat"

"............"

Tidak banyak mengatakan keluhan meski sama sekali terlupakan sampai sekarang, dengan obrolan yang sangat normal, membicarakan hal-hal yang biasa.

Secara visual...... yah seperti yang terlihat.

Teman sekelas yang sama sekali tidak meninggalkan kesan sampai sebulan lalu, meski seharusnya telah pergi ke sekolah yang sama setahun lebih.

Megumi Katou.

......Ya, meski kesannya lemah, karena namanya jadi ada kemungkinan, ya.

"Nah, ceritanya juga sudah selesai, ayo segera pulang kah ? Ada tempat yang agak ingin kudatangi"

"......dengan gampangnya ya, Katou"

"Menurutmu itu normal ?"

"Normal itu tidak baik. Kamu kan jadi Main Heroinenya ? di galge"

"Oh ya, di game apa sebaiknya namanya diganti ? Megumi Katou itu sangat biasa"

"Jangan mengakuinya sendiri......"

Ada satu lagi teori yang kuingat agar kisah dapat disebut mahakarya.

Yaitu, karya apapun, bahkan sampai sekarang, supaya dapat mengingat nama dan visual secara langsung, ada heroine yang menarik dan unik.

Dikatakan bahwa 90% sudah sama dengan menang untuk kisah itu, jika karakternya berdiri.

Itu artinya, saat karakter tidak berdiri dengan fatal......

"Tutup ya ? Kuncinya"

"...... Ah"

Tidak, makanya, pertarungannya masih baru saja dimulai !

Begitu aku memutuskannya sekali lagi, aku kembali memusatkan tenaga di tangan.

Tidak terasanya genggaman barusan tidak salah lagi, mungkin cuma perasaanku.

Apapun itu, ini adalah kisah yang menjelaskan hari-hari pertarunganku...... tidak, pertarunganku, Tomoya Aki dan Megumi Katou.

Pertarungan untuk membuat kisah yang menempatkan teman sekelas si teman A ini menjadi main heroine......

"Kay' tunggu......mm~ perasaan seperti ini apa tidak apa-apa ya"

"Napa Katou ?"

"Ah, ini, kelihatannya pintunya sedikit rusak. Kalau tidak diperbaiki"

"......suatu saat kamu pun akan dapat giliran merusaknya. Karakter yang seperti itu akan berdiri"


Catatan[edit]

  1. Kono Aozora ni Yakusoku o (Giga)
  2. Mashiroiro Symphony (Palette)
  3. Otome wa Boku ni Koishiteru (Caramel Box)
  4. Tsuki wa Higashi ni Hi wa Nishi (August)
  5. To Heart 2 (Leaf), Ilfa, Milfa, Silfa
  6. Koi to Senkyo to Chocolate (Sprite)
  7. Maji de Watashi ni Koi Shinasai!(Minato Soft)
  8. plesetan Seitokai no Ichizon, Jichikai (自治会) juga dapat diartikan sebagai OSIS, Dokudan (独断) memiliki arti yang hampir sama dengan Ichizon
  9. Ending yang sering pada manga yang berakhir di minggu kesepuluh shounen jump