Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 7.5 Kata Penutup

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kata Penutup[edit]

Lama tidak berjumpa, semuanya. Aku adalah si pengarang, Takehaya. Kali ini aku punya lebih banyak halaman untuk kata penutup daripada kesempatan sebelumnya.

Baru tiga bulan berjalan semenjak jilid sebelumnya, dan aku yakin kalian semua tahu sebabnya. Benar sekali, para penjajah tidak muncul di jilid ini. Karena ini lebih mengarah pada cerita sampingan, aku dan bagian penerbit ingin menerbitkan jilid ini secepat mungkin.

Jilid ini menceritakan apa yang dilakukan oleh Koutarou dan Clan saat mereka menghilang di jilid sebelumnya. Tapi, aku tidak bisa memuat semuanya ke dalam satu jilid, jadi cerita sampingan ini akan mendapat sebuah sekuel. Yang terjadi setelahnya akan terungkap di jilid 8.5.

Karena masih ada halaman di kata penutup ini, aku ingin mencurahkan kesulitan yang aku alami saat menulis jilid ini.

Masalah pertama adalah waktunya. Aku baru bisa menulis tentang ini sekarang, tapi aku sempat memikirkan dari jilid pertama kapan aku harus menerbitkan isi jilid ini. Kalau sebuah cerita tanpa sebagian besar karakternya diterbitkan sebelum orang-orang sudah terbiasa dengan cerita dan karakternya, pasti akan ada banyak yang bingung. Begitu juga, tidak ada jaminan kalau serial ini akan berlanjut hingga waktu yang lama. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk menerbitkan ini pada waktu yang memang seharusnya. Untungnya, berkat dukungan dari kalian para pembaca, jilid yang penuh resiko ini bisa diterbitkan dengan selamat. Jadi, sambil merasa lega, aku juga bersyukur atas dukungan kalian. Aku akan terus berusaha keras, jadi tolong terus dukung aku di masa-masa yang akan datang.

Masalah yang kedua adalah bagaimana caranya menceritakan lompatan waktu ke masa lalu. Apakah hanya ada satu sejarah yang asli, atau apakah sejarah itu bercabang seperti halnya papan susunan pertandingan? Kalau sejarah bisa bercabang, apa saja syarat agar hal itu terjadi? Penting bagiku untuk menjelaskan hal itu agar cerita ini bisa diterima.

Sebenarnya, ada satu hal yang membuatku penasaran selama beberapa saat, yaitu saat kamu pergi ke masa lalu, apa kamu betul-betul bisa kembali ke waktu dan tempatmu yang asli?

Alasannya adalah, kalau seseorang pergi melompati waktu, saat orang itu muncul di masa lalu, massa planet itu akan bertambah dengan massa orang itu, dan perubahan gravitasi dari hal itu akan sedikit mengubah jagad raya. Jadi, karena sudah mengubah sedikit sejarah jagad raya, saat kembali dari sana, orang itu pasti akan kembali ke dunia yang sedikit berbeda. Tentu saja, perbedaan itu pasti begitu kecil, jadi orang yang mengalami lompatan waktu itu tidak akan memperhatikan hal itu. Meskipun kecil, perubahan tetaplah perubahan. Meskipun semuanya terlihat sama, semua teman dan keluargamu pasti adalah orang yang berbeda. Dan kalau jagad raya paralel betul-betul ada, semuanya akan menjadi lebih rumit, karena si pelompat waktu akan menjadi tiada dari dunia asal mereka. Karena itulah, komposisi ceritanya menjadi cukup rumit.

Itulah sebabnya aku memikirkan hal itu untuk waktu yang lama dan memutuskan meskipun jagad raya paralel itu ada, mereka masih bisa bergabung kembali. Jadi, meskipun ada sedikit perubahan, sejarah akan kembali ke sejarah yang semestinya. Sebagai hasilnya, sejarah tidak akan terlihat sebagai papan susunan pertandingan, tapi sebagai sebuah rajutan. Dalam struktur seperti itu, kalau seorang pengelana waktu mengubah sejarah, dia bisa kembali ke dunianya sendiri kalau dia berusaha dengan keras, dan akan bisa bertemu kembali dengan teman-teman dan keluarganya kembali.

Aku mendapat kesimpulan ini tepat sebelum kepalaku hampir meledak. Berkat itu, aku bisa menulis cerita ini, tapi aku yakin aku akan menemui masalah filosofi yang mirip dalam karya-karyaku yang akan datang. Aku takut, tapi juga penasaran dengan itu. Membuat cerita itu memang sulit, ya?

Aku sudah kehabisan halaman, padahal aku yakin kalau aku masih punya sedikit lagi, tapi ternyata sudah habis. Sudah waktunya aku mengucapkan sampai jumpa untuk saat ini.

Aku ingin berterimakasih kepada semua orang di bagian editorial yang sudah membantuku, ilustratorku Poco-san, teman-temanku yang sudah memberiku saran dan kepada semua pembaca yang sudah membaca buku ini.


Aku turut berdoa untuk semua orang yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi baru-baru ini.[1]

Maret 2011, Takehaya


Kembali ke Bab 6 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Ilustrasi Jilid 8.5
  1. Yang dimaksud adalah gempa dan tsunami di Tōhoku, 11 Maret 2011