Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 7.5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Diluar Nalar[edit]

Ruang dan waktu mengalir layaknya sebuah sungai.

Sungai itu dimulai dari sumber yang kecil, dan seiring bertambah banyaknya jumlah air yang mengalir, dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, sungai itu akan bercabang entah karena suatu alasan. Di saat yang sama, dua sungai yang bercabang mungkin akan menyatu sekali lagi. Dengan mengulangi siklus itu, sungai itu mengalir melewati bumi dan menyuburkannya.

Ruang dan waktu serupa dengan hal itu. Di satu titik, hanya ada satu jagad raya, tapi seiring berjalannya waktu, jagad raya itu terpecah menjadi beberapa jagad raya. Dengan melempar sebuah koin, jagad raya itu bisa kembali terpecah hanya dari hasilnya saja. Kalau koin itu digunakan untuk mengundi tim mana yang akan mulai bermain lebih dulu, koin itu akan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi jalannya permainan itu. Percabangan itu akan membuat dua buah jagad raya yang sejajar. Di saat yang sama, ada kemungkinan kalau kedua jagad raya itu akan menyatu kembali. Kalau koin itu dilempar masuk ke dalam sumur keinginan[1], maka hasil lemparan itu tidak akan bermasalah. Hasil lemparan itu akan terkubur bersama koin-koin lainnya dan akan kehilangan makna lemparannya, menghilang ke dalam teori kuantum dari sebuah kemungkinan. Wajar bagi sebuah jagad raya untuk menyatu kembali setelah sebuah perubahan kecil terjadi seperti itu, persis halnya dengan sungai. Meskipun sebuah batu besar menghalangi aliran air sungai itu, sungai itu akan terpisah sesaat dan akan kembali menyatu setelahnya. Saat jagad raya terpisah dan kembali menyatu, sejarah pun mulai terajut, dan kita hidup di dalam salah satu rajutan sejarah itu.

Koutarou sudah terlempar keluar dari rajutan itu.

Penyebabnya tidak lain adalah peluru super repulsi ruang dan waktu yang akan digunakan Clan. Koutarou, yang tahu kalau peluru itu akan menyebabkan kerusakan yang besar, membelah peluru itu dan mencegah peluru itu dari ditembakkan. Tapi, saat itu energi yang tersimpan di dalam peluru itu keluar. Peluru itu pun meledak, dan meskipun hanya sebagian dari efektifitas peluru yang dirancang oleh Clan bekerja, kekuatannya cukup untuk menelan dirinya, kapalnya, Cradle, dan Koutarou, lalu melempar mereka keluar jagad raya.

Lebih buruknya lagi, karena peluru repulsi itu melepaskan energinya tanpa kendali, Koutarou dan Clan terlempar ke tempat yang paling bermasalah.

Mereka berada pada awal mula jagad raya. Kalau mau dibandingkan dengan sungai, bisa dikatakan tempat itu adalah sumbernya.

Bagian luar jagad raya bukanlah tempat dimana sebuah makhluk hidup bisa bertahan hidup. Tidak, bahkan materi pun tidak bisa ada. Hukum fisika pun tidak ada disana, dan lebih tepatnya lagi, tempat itu tidak bisa dikatakan sebagai 'tempat'. Selain itu, Koutarou dan Clan terlempar ke permulaan jagad raya, dimana jagad raya dan kemungkinan yang ada tidak terbatas jumlahnya berada dan dimampatkan. Tapi, di saat yang sama, waktu berhenti. Meskipun segalanya itu mungkin, tidak ada yang bisa dilakukan. Meskipun itu adalah sebuah awal, tidak ada yang dimulai. Itulah satu-satunya pengecualian di dalam rajutan raksasa jagad raya yang tidak terbatas.

Tepat saat mereka tiba disana, Koutarou dan Clan seharusnya termampatkan menjadi sesuatu yang bahkan lebih kecil daripada partikel dan lalu termampatkan bersama dengan kemungkinan tidak terbatas yang lainnya.

Namun, hal itu tidak terjadi.

Mereka terselamatkan oleh sebuah keberadaan yang ada disana. Karena keberadaan itu adalah pemimpin absolut tempat itu, dia merasakan kedatangan Koutarou dan Clan bahkan sebelum mereka tiba dan lalu melindungi mereka agar mereka tidak menghilang tepat di saat mereka tiba.

"Apa yang..."

Namun, apa yang dirasakan keberadaan itu pertama kali adalah keraguan yang sangat besar. Tidak ada hal lain selain keberadaan itu yang seharusnya ada di tempat itu. Itulah hal yang berlaku, dan seharusnya tetap berlaku. Di tempat itu, ruang termampatkan dan waktu terhenti, jadi kali inilah keberadaan itu merasakan keberadaan seseorang yang lain. Meski terkejut, keberadaan itu juga penasaran dengan Koutarou dan Clan.

"Siapa gerangan bocah laki-laki ini...?"

Keberadaan itu betul-betul tertarik dengan Koutarou. Yang tiba ditempat itu adalah Koutarou, Clan, dan kapal Clan, Cradle, dan Koutarou mempunyai jumlah kemungkinan yang begitu banyak diantara mereka bertiga. Kalau yang dibandingkan adalah jumlah energi, Cradle memang menyimpan yang paling banya, tapi keberadaan itu tertarik dengan banyaknya jumlah kemungkinan yang dimiliki oleh Koutarou.

"Tidak ada hal selain aku yang bisa ada disini...jadi kenapa bocah lak-laki ini ada disini..."

Keberadaan itu memperhatikan Koutarou dengan sungguh-sungguh dan memeriksa badan dan juga pikirannya. Keberadaan selain dirinya, sebuah keberadaan yang berasal dari tempat lain, itulah yang membuat keberadaan itu tertarik.

Namun, saat kekuatan keberadaan itu menyentuh Koutarou untuk memeriksanya, keberadaan itu kembali ragu. Keraguan itu berasal dari keanehan yang muncul dari dalam dirinya sendiri.

"...Bocah laki-laki...? Kenapa aku memanggil benda ini 'bocah laki-laki'?"

Keberadaan itu menyadari keanehannya yang memanggil Koutarou sebagai 'bocah laki-laki'. Itu bukanlah sebuah istilah yang diketahui oleh keberadaan itu.

"Tidak, yang lebih penting lagi, aku?....Benar, aku memanggil diriku sendiri aku!"

Satu lagi keanehan yang dirasakannya adalah kesadaran keberadaan itu mengenai dirinya sendiri. Hingga saat itu, keberadaan itu tidak pernah betul-betul mengenali dirinya sendiri, dan karena hanya keberadaan itu satu-satunya keberadaan yang ada di tempat itu, keberadaan itu tidak perlu membedakan dirinya dengan hal yang lain. Namun, dengan munculnya Koutarou dan Clan, keberadaan itu perlu membedakan antaranya dirinya dengan mereka. Karena itulah, keberadaan itu mendapatkan pengenalan atas dirinya sendiri.

"Pengenalan atas diriku sendiri muncul dari bocah ini!"

Bersentuhan dengan Koutarou membawa perubahan lain bagi keberadaan itu. Saat keberadaan itu menyentuh pikiran Koutarou, rasa mengenali mengalir dari pikiran Koutarou ke dalam diri keberadaan itu. Keberadaan itu pun mendapatkan penjelasan dari hal-hal yang tidak dipahaminya hingga saat itu.

"Bocah ini telah bertemu dengan diriku di masa lalu!!"

Sebuah cahaya putih muncul di sebelah Koutarou dan membesar. Lalu, setelah mencapai ukuran tertentu, cahaya itu mulai berubah membentuk sesuatu, dan bentuknya lambat laun berubah menjadi sebuah entitas.

"Di saat itu, wujud itulah yang aku miliki. Itu sebabnya aku memiliki wujud ini saat ini..."

Cahaya itu membentuk wujud seorang gadis dengan tatapan yang lembut dan tenang. Kontak antara keberadaan itu dengan Koutarou telah memberinya bentuk yang pasti, dan tidak hanya sampai sana, pertemuannya dengan Koutarou pun telah memberikan keberadaan, bukan, gadis itu, kesadaran diri, kesadaran akan waktu, ruang dan bahkan bahasa.

"Nama benda ini adalah Satomi Koutarou...Begitu rupanya, engkau disebut sebagai Koutarou..."

Dan dia mengenal Koutarou. Dia bisa mengerti karena perubahan yang terjadi pada wujud dan pikirannya.

"Ada beberapa penjelasan mengenai dirinya...dalam bentuk ukuran, engkau terlihat seperti manusia biasa, tapi engkau punya banyaknya kemungkinan yang tak terukur..."

Dia membaca informasi pokok yang membentuk Koutarou. Selain tinggi dan berat badan yang sudah jelas, dia bisa membaca data genetis dan kehidupan seperti apa yang sudah dijalani Koutarou. Berbagai jenis informasi mengenai Koutarou sedang mengalir ke dalam dirinya.

"Namun, bagian ingatannya rupanya terlindungi...diriku yang ditemui oleh Koutarou dalam masa lalunya pasti mengatur agar ingatannya tidak bisa terbaca..."

Namun, sebagian informasi itu telah dienkripsi dan tidak bisa dibaca. Dalam ingatan Koutarou, ada banyak informasi yang ingin diketahui oleh sang gadis, tapi dia tidak bisa memperolehnya begitu saja. Namun, dia bisa mempelajari apa yang paling ingin dia ketahui--

"Namun, benar juga...pada akhirnya, bintang-bintang dan kehidupan akan mengisi tempat yang kosong ini...aku tidak akan selalu sendiri..."

--yaitu fakta bahwa dia tidak akan selalu sendiri.

Sebelum Koutarou dan Clan muncul, dia tidak pernah mengetahui dengan jelas apa itu kesendirian. Namun, dia bisa merasakan semacam rasa sedih saat dia sendiri. Rasa sedih itu menyiksanya saat dia tahu kalau dia akan selalu sendirian dari saat itu. Di tempat itu, dimana waktu berhenti, sulit untuk menjelaskan seberapa lama dia merasa seperti itu. Namun, kalau situasi itu diartikan dalam sesuatu yang bisa dimengerti oleh manusia, hal itu akan sama seperti seratus kali lipat dari masa hidup manusia.

Itulah mengapa dia merasa senang mendapat informasi itu dari Koutarou. Di suatu ketika, jagad raya akan terlahir, dan didalamnya bintang-bintang akan bercahaya dan kehidupan akan berjalan. Hal itu memberinya harapan kalau dirinya tidak akan selalu sendiri.

"...A-ah...?"

Di saat itulah, Koutarou yang kehilangan kesadaran sedari tadi mulai membuka matanya. Karena baru saja bangun, Koutarou belum bisa mengerti keadaannya saat itu dan hanya bisa melihat ke sekelilingnya dengan tatapan kosong. Melihat itu, sang gadis tersenyum kepadanya.

"Koutarou"

Koutarou, yang dipanggil oleh suara itu, menoleh ke arah sang gadis.

"Kamu..."

Setelah mendengar suara dan melihat wajahnya, Koutarou mulai merasakan perasaan yang misterius.

Aku tahu siapa dia...

Ada rasa kedekatan antara Koutarou dengan gadis di hadapannya, seakan-akan mereka sudah pernah hidup bersama-sama. Rasa itu mirip dengan perasaan yang dirasakan Koutarou terhadap para gadis penjajah.

Tapi...ada yang aneh...aku ngga tahu siapa dia...

Namun, perasaan itu hanya sebatas perasaan saja. Koutarou tidak punya kenangan tentang gadis itu, itulah yang membuatnya begitu ragu.

"Senang bertemu denganmu, Koutarou. Namun, engkau sudah pernah bertemu denganku sebelumnya"

Namun, saat gadis itu berkata demikian, sebuah kenangan muncul dari dalam benak Koutarou.

Ruangan bawah tanah yang remang-remang, jalan dari batu, pilar-pilar yang berdiri mengelilingi sebuah patung yang berada di tengah-tengahnya. Gadis itu muncul membayang-bayangi patung tersebut.

Apa-apaan ingatan ini...?

Itu adalah bagian dari ingatannya. Kata-kata yang telah dibisikkan sang gadis telah memanggil kenangan itu dari bagian terdalam ingatan Koutarou.

"Ugh..."

Namun, saat Koutarou mencoba menyatukan kenangan-kenangan itu, sebuah rasa sakit muncul di kepala Koutarou.

Siapa cewek ini...? Apa yang aku lupain...? Dan kenapa kepalaku sakit begini...?

Koutarou bisa mengingat pernah melihat gadis itu, tapi dia tidak bisa betul-betul mengintanya. Kapanpun dia berusaha untuk mengingat hal itu, sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Kalau dia berhenti berusaha untuk mengingatnya, sakit kepala itu akan berhenti. Namun, karena Koutarou merasa kalau hal itu penting baginya, dia tidak bisa menyerah begitu saja.

"Jangan memaksakan dirimu untuk mengingatnya, Koutarou..."

Gadis itu pun merasa kasihan pada Koutarou.

"Ingatanmu sekarang sedang terkunci", kata gadis itu sambil tersenyum lembut dan meletakkan tangannya pada dahi Koutarou. Tangannya yang kecil dan agak dingin itu membuat Koutarou melupakan sejenak pencarian ingatannya.

"...Kekunci?"

"Ya. Kunci itu begitu rumit, bahkan diriku sekalipun tidak bisa membukanya"

Memecahkan sebuah enkripsi jauh lebih sulit daripada membuatnya. Ditambah, jika orang yang membuat enkripsi itu adalah dirimu sendiri dari masa yang berbeda, akan susah sekali untuk membuka enkirpsi itu.

"Sekarang, tidurlah, Koutarou. Engkau punya tempat kemana engkau harus pergi..."

"Tempat kemana aku harus pergi?"

Sebuah peringatan penting telah diletakkan bersama dengan informasi mengenai Koutarou. Peringatan itu adalah peringatan yang ditulis oleh gadis itu sendiri dari masa depan, yaitu informasi mengenai kemana Koutarou harus pergi.

"Aku yakin bahwa seseorang sedang menunggumu disana"

Saat gadis itu berkata demikian, Koutarou perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya. Salah satu kekuatan gadis itu membuat Koutarou perlahan-lahan tertidur. Namun, Koutarou tidak merasa takut, karena gadis itu tersenyum lembut di hadapannya.

"...Kenapa, kamu nangis...?"

Meskipun kesadarannya mulai menghilang, Koutarou memperhatikan kalau gadis itu sedang menangis. Meskipun gadis itu sedang tersenyum, air mata bisa terlihat membasahi pipinya.

"Itu karena aku begitu bahagia bisa bertemu dengan engkau. Aku telah lama sendiri hingga saat ini"

Gadis itu terselamatkan dari kesepian yang abadi berkat pertemuannya dengan Koutarou. Tidak ada cara yang mudah untuk memperlihatkan kebahagiaan itu, senyuman dan kata-kata sekalipun tidak akan pernah cukup.

"Dan karena perpisahan antara kita begitu menyedihkan, karena aku akan kembali sendirian untuk beberapa saat lagi"

Koutarou harus pergi ke suatu tempat. Gadis itu pun harus tinggal dan melakukan sesuatu. Karena itulah, hingga jagad raya terlahir dan bintang-bintang dan kehidupan terbentuk, gadis itu akan kembali sendirian untuk beberapa saat lamanya. Hal itu membuatnya sedih, bahkan air mata pun tidak cukup untuk menggambarkan itu.

"...Kalau kamu sedih, kamu sendiri yang harus berubah, itu yang ayahku selalu bilang..."

"Fufufu, itulah yang baru saja aku sadari"

Saat apa yang dilihat Koutarou mulai memudar menjadi putih seluruhnya, sang gadis pun menyeka air matanya.

Baguslah...

Koutarou merasa lega karena sang gadis kembali tersenyum setelah menyeka air matanya, dan setelahnya, Koutarou mulai merasa mengantuk. Koutarou tidak berusaha untuk melawan rasa kantuk itu, namun justru menanyakan sebuah pertanyaan terakhir bagi gadis itu.

"Apa...kita bakal ketemu lagi...?"

Koutarou hanya bisa berharap untuk bisa bertemu kembali dengan sang gadis yang baik dan lembut hati, namun kesepian itu.

"Ya, tentu saja", balas gadis itu dengan ceria.

"Tapi, jikalau waktunya tiba, apakah engkau ingin diriku ada...?", lanjut sang gadis dengan penuh keraguan.

Apa dia ngerasa kesepian lagi...?

Koutarou, yang dipenuhi rasa kuatir, berusaha keras untuk melawan rasa kantuknya dan berbicara kepada gadis itu.

"Kalau aku nggak mau...aku nggak akan tanya...kalau aku bisa ketemu kamu...lagi..."

"...Terima kasih, Koutarou...sampai kita bertemu lagi..."

Sampai saat itulah Koutarou bisa bertahan.

Ah, aku lupa nanya namanya...

Koutarou pun tertidur dengan hal itu sebagai pikiran terakhirnya. Setelah memastikan kalau Koutarou benar-benar tertidur, gadis itu menggunakan kekuatannya untuk menyelimuti Koutarou, Clan dan Cradle dengan cahaya yang terang.

"Sampai jumpa...sampai kita bertemu kembali, suatu hari nanti..."

Gadis itu lalu mengirim Koutarou, Clan dan Cradle dari tempat itu ke suatu tempat lain. Setelah memandangi sejenak tempat dimana Koutarou tadinya berada, gadis itu pun lalu mendekapkan tangannya di depan dadanya dan menutup matanya.

"Aku harap bintang pertama bersinar kebiruan...seperti zirah milik Koutarou..."

Gadis itu pun mulai merajut ruang dan waktu, sambil bermimpi bertemu kembali dengan Koutarou, beberapa milyar tahun yang akan datang.


Kembali ke Ilustrasi Jilid 7.5 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 2
  1. Legenda dari Eropa, dimana kalau orang melempar koin ke dalam sumur/kolam sambil memikirkan sebuah keinginan, keinginannya bisa terkabul