Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 5 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Gadis Penyihir ☆ Rainbow Yurika[edit]

Part 1[edit]

Minggu, 29 November

Koutarou mengambil seekor makhluk laut dari akuarium pajangan dan meletakkannya di tangan Harumi yang sedang menutup matanya.

"Kyaaa! S-Satomi-kun, ini apa!?"

"Bulu babi[1]"

Harumi, yang kaget dengan rasa menusuk ditangannya, mulai membuka matanya dan menemukan bulu babi di tangannya. Bulu babi itu lebih kecil dari yang dibayangkannya saat babi laut itu diletakkan di tangannya.

"Nahahaha, nggak usah kaget gitu"

"Satomi-kun, jangan tertawa selama itu, tolong"

"Nggak mau"

"Satomi-kun!!"

Koutarou terus tertawa melihat Harumi yang panik. Sementara itu, Harumi terus merajuk. Penampilan mereka saat itu sedikit berbeda dari penampilan mereka yang biasanya.

"Satomi-san emang nyebelin"

"Kalau Kou sih, lebih kayak anak kecil"

Koutarou dan yang lainnya sedang berada di wahana akuarium, di bagian dimana mereka bisa menyentuh makhluk-makhluk laut. Bagian itu adalah bagian pameran dimana makhluk-makhluk laut yang tidak berbahaya dikumpulkan didalam akuarium kecil, agar para pengunjung bisa menyentuh mereka. Koutarou menemukan bagian wahana ini dan membawa Harumi yang tidak tahu apa-apa agar bisa mengusilinya. Melihat itu, Yurika dan Kenji hanya bisa menghela nafas.

Tapi, kayaknya semuanya lancar. Syukur deh, kamu bisa ngumpulin keberanian buat ngajak Satomi-san, Sakuraba-senpai...

Yurika mungkin terlihat kagum, tapi saat itu dia sedang melihat Koutarou dan Harumi dengan penuh senyum. Saat ini, mereka berbeda dari biasanya - mereka sedang menuju ke arah yang Yurika harapkan. Koutarou tidak begitu canggung lagi dengan Harumi, dan Harumi lebih terbuka dengan Koutarou. Keadaan yang menyegarkan itu bekerja dengan ampuh bagi mereka berdua.

Hari ini, Koutarou dan yang lain menggunakan tiket yang diberikan oleh Harumi untuk mengunjungi wahana akuarium. Ada empat orang yang pergi ke sana: Koutarou dengan Harumi, dan Yurika dengan Kenji. Mereka pergi dalam grup yang sudah direncanakan Yurika sebelumnya.

"Kalau kamu bilang gitu, nih, kutunjukin teror buat anak kecil"

"Kepiting?"

"Majulah, pasukan kepiting! Kalahkan Mackenzie!"

Target Koutarou selanjutnya adalah Kenji. Dia menyerahkan empat kepiting kepada Kenji dan mulai mencolek cangkang mereka.

"Uwah, au, au au au!"

Para kepiting yang merasakan adanya bahaya mulai menggunakan capit mereka untuk menyerang. Tapi, karena Koutarou dengan cepat melangkah mundur, capit mereka justru mengenai tangan Kenji. Kenji, yang tangannya tercapit, ingin cepat-cepat menggoyangkan kepiting-kepiting itu lepas dari tangannya, tapi karena kepiting-kepiting itu adalah bagian dari pameran, dia tidak bisa melakukan itu dan hanya berlari kesana kemari di dekat bagian itu sambil berteriak kesakitan.

"Hehehe, udah puas, Mackenzie?"

"Satomi-san, itu kelewatan..."

"Kalau gitu, nih satu buat kamu juga"

"Eh?"

Koutarou pun meletakkan satu kepiting juga di tangan Yurika. Meskipun belum dicapit, Yurika berlarian kesana kemari seperti Kenji.

"Kyaaa! Kyaaa! Kyaaaaaa!"

Hanya dengan melihat capit yang kuat itu sudah cukup untuk membuat Yurika si penakut untuk berlari ketakutan.

"Nah, sekarang kalian udah lari bareng-bareng kayak temen akrab"

"Satomi-kun"

Koutarou meletakkan tangannya di pahanya sambil melihat dengan wajah puas ke arah Kenji dan Yurika yang berlarian. Di saat itu, Harumi menarik lengan baju Koutarou.

"Hm? Ada apa, Sakuraba-senpai?"

"Ini buatmu"

Di saat yang sama Koutarou berbalik, Harumi meletakkan seekor umang-umang[2] di tangan Koutarou.

"Eh?"

Sebelum Koutarou menyadarinya, Harumi mencolek umang-umang itu dengan jarinya. Lalu, umang-umang itu mengeluarkan capitnya yang besar.

"Aduh, auauauauauau!"

Umang-umang itu mencapit jari Koutarou sekuat tenaganya, dan setelahnya, Koutarou pun ikut berlari kesana kemari seperti Kenji dan Yurika.

"K-kamu ngapain sih, Sakuraba-senpai!?"

"Fufu, fufufufufu"

Harumi dengan gembira melihat ke arah mereka bertiga yang masih berlarian kesana kemari.

Terima kasih, Nijino-san. Ini semua berkat dirimu...

Dia merasa bersyukur karena Yurika, karena dia merasa sudah sedikit lebih dekat lagi dengan Koutarou karena dia. Dengan bermain diluar seperti ini dengan Koutarou, Harumi menjadi sedikit lebih berani dibanding biasanya. Itu juga karena keadaan akuarium yang menyegarkan, yang bisa membuatnya melakukan itu.

Tapi, aku heran. Nijino-san kelihatannya sedih...

Yurika masih berisik seperti biasanya. Tapi, bagi Harumi, raut wajah Yurika nampak sedih.

Aku harap tidak ada hal buruk yang terjadi...

Harumi memandangi Yurika yang masih berlari dan mulai berpikir kalau dia bisa membantu Yurika.


Part 2[edit]

"Yurika lagi sedih?"

"Iya. Itulah yang terlihat menurutku. Apa kamu memperhatikan apapun tentang Yurika, Satomi-kun?"

Harumi melihat ke arah Yurika yang sedang berjalan di sebelah Kenji saat dia mengatakan itu. Saat itu, Yurika sedang berbicara dengan Kenji sambil melihat-lihat ke sekitar akuarium dengan mata yang terlihat senang.

"Hmm..."

Koutarou pun melakukan hal yang sama dan mulai mengingat kembali hal-hal yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Kalau kupikir lagi, dia kayaknya mulai kelihatan sedih sejak dia bolos sekolah hari itu...

Koutarou tidak bisa memperhatikan apapun yang betul-betul spesifik, tapi dia bisa merasa kalau keceriaan Yurika sudah berkurang.

"Kamu bener. Kayaknya Yurika emang lagi sedih"

"Sudah kuduga...aku ingin Nijino-san kembali ceria seperti dirinya yang biasanya"

"Sakuraba-senpai..."

Koutarou mengerti apa yang dikatakan Harumi, karena biasanya apapun yang dilakukan Yurika, Yurika pasti akan selalu terlihat ceria.

"Aku akan mencoba menyemangati Nijino-san. Jadi, aku ingin kamu juga menjaganya, Satomi-kun"

"Oke, nanti aku coba ajak dia ngobrol kalau ada kesempatan"

Koutarou tentu saja tidak menolak usulan Harumi.

"Terima kasih, Satomi-kun"

Harumi kembali mengeluarkan senyuman indah, yang dipenuhi dengan rasa percaya dan kelembutan.

Dia bener-bener cantik...

Koutarou tidak peduli dengan rupanya, karena dia jatuh cinta dengan kecantikan sikapnya.

"Kou, kamu mau nyuruh aku beli jus, dengan tangan kayak gini?"

"Ugh"

Kenji membuka tangannya dan menunjukkannya kepada Koutarou yang sedikit terkejut melihatnya. Rupanya, tangan Kenji penuh dengan luka akibat capitan kepiting.

"Yah, mau gimana lagi. Aku yang beli deh"

"Jelas lah"

Karena luka-luka itu adalah karena kesalahan Koutarou, dia dengan terpaksa menyetujui untuk membelikan semuanya minuman.

"Satomi-kun, apa aku harus ikut juga?"

Harumi bertanya pada Koutarou kalau dia harus menemaninya, tapi Koutarou justru menggelengkan kepalanya.

"Sakuraba-senpai, tunggu disini aja"

Saat itu, Koutarou dan yang lainnya sedang beristirahat setelah menikmati wahana akuarium itu sebelum kembali pulang. Yang paling butuh istirahat saat itu adalah Harumi, yang badannya memang lemah. Koutarou, yang mengetahui itu, ingin agar Harumi bisa beristriahat selama mungkin.

"Tapi..."

Harumi masih ingin membantu Koutarou, karena dia sendiri tahu kalau Koutarou khawatir dengannya, dan dia juga ingin meminta maaf karena membuatnya khawatir.

"Nggak apa-apa kok, Sakuraba-senpai"

Namun, saat Koutarou melirik ke arah Yurika, Harumi langsung menyadari maksudnya. Selain membiarkan Harumi beristirahat, Koutarou rupanya berencana membawa Yurika untuk berbicara dengannya.

"Aku mengerti"

Harumi, yang sudah mengerti maksud asli Koutarou, mengangguk dan tersenyum ke arahnya.

Aku bergantung padamu...Satomi-kun memang benar-benar....fufufu..

Senyuman Harumi yang besar menunjukkan seberapa besar dia percaya dengan Koutarou.

"Oke, Yuri--"

"Aku juga ikut, Satomi-san"

Sebelum Koutarou sempat memanggil Yurika, dia sendiri juga ingin ikut dengan Koutarou.

"Kalau aku serahin semuanya sama kamu sendiri, pasti nanti kamu beliin aku yang nggak-nggak, Satomi-san!"

"Nijino-san, pastiin dia beliin yang bener juga ya, buat aku"

"Tenang aja, Macenzie-san!"

Yurika dan Mackenzie sudah cukup belajar dari keusilan-keusilan Koutarou.

Koutarou dan Yurika berjalan bersama ke arah stand penjual minum dan meninggalkan Harumi dan Kenji di ruang tunggu di dekat pintu masuk wahana. Meskipun ada mesin penjual minuman di ruang tunggu itu, stand penjual minum punya pilihan minuman yang lebih banyak. Selain itu, lebih menguntungkan jika berjalan ke stand penjual minuman itu jika seseorang ingin punya waktu untuk berbicara.

Dia kayaknya emang lagi sedih...

Setelah Harumi dan Kenji sudah tidak nampak lagi, Yurika melemaskan bahunya dan terlihat sedih. Rupanya, dia sudah terlihat ceria di depan Harumi dan Kenji. Tapi, setelah hanya berdua saja dengan Koutarou, Yurika kembali murung.

"Yurika, kamu kenapa sih? Kok sedih gitu?"

"Satomi-san..."

Yurika langsung menoleh ke arah Koutarou karena kaget, tapi setelah melihat wajah Koutarou, dia kembali terlihat murung.

"Sakuraba-senpai juga kuatir loh"

"...Gitu..."

Yurika menghela nafasnya selagi masih murung.

"Aku cuma...lagi ada masalah sama temen-temenku.."

Yurika sedih karena Koutarou dan yang lainnya kembali memperlakukannya sebagai cosplayer lagi.

Serangan terakhir Maki menghapus ingatan beberapa jam terakhir dari Koutarou dan yang lainnya. Itulah sebabnya mereka benar-benar melupakan pertarungan mereka dengan Maki dan fakta bahwa Yurika adalah gadis penyihir.

Karena Yurika sudah sangat senang karena orang-orang disekitarnya sudah benar-benar mengerti dirinya, serangan Maki yang membuat Yurika diperlakukan kembali sebagai cosplayer membuat Yurika benar-benar sedih.

Kalau akhirnya ternyata kayak gini, coba aja ingatanku juga kehapus...

Mantra Maki rupanya tidak bekerja pada Yurika, berkat ketahanan dari pakaian dan tongkat yang digunakan Yurika. Tapi saat ini, Yurika hanya bisa merasakan kesedihan karena hanya ingatannya yang tidak terhapus. Kegembiraannya yang hanya bertahan sementara saja langsung tergantikan oleh rasa muram yang saat ini berada di hatinya.

Maki yang mengetahui kalau semua orang kecuali Yurika telah kehilangan ingatannya, masih akan bersekolah di SMA Kitsushouharukaze sambil bersikap cuek. Jadi, seharusnya Yurika fokus menghadapi hal itu, tapi saat ini tidak ada waktu baginya untuk melakukan itu.


Part 3[edit]

"Masalah hubungan?"

"Sebenernya, ada beberapa orang yang salah mikir soal aku...dan pas masalah itu udah mau selesai, mereka balik lagi salah mikir gara-gara sesuatu.."

"Gitu toh...turut prihatin deh.."

Cerita Yurika memang sedikit aneh, tapi Koutarou mengerti kalau yang dimaksudnya adalah soal gadis penyihir dan cosplayer.

Mungkin dia kena marah sama gurunya gara-gara bolos...

Karena kehilangan ingatan mereka, Koutarou dan yang lain mengira kalau hari dimana Yurika dan Maki bertarung sebagai Yurika mengajak Maki untuk bolos sekolah bersamanya.

"...Emang bikin sedih banget sih.."

Yurika semakin murung melihat reaksi Koutarou, meskipun itu adalah reaksinya yang wajar.

"Aku harus ngelakuin apa? Contohnya--"

Yurika berhenti sesaat dan menatap ke arah Koutarou dengan tatapan serius sebelum melanjutkan bicaranya.

"Contohnya, gimana aku bisa bikin kamu ngerti kalau aku itu gadis penyihir, Satomi-san?"

Harumi sudah mengatakan kepadanya agar dia terus berusaha, dan Yurika pun terus berusaha hingga Koutarou dan yang lainnya sadar kalau dia adalah benar-benar seorang gadis penyihir. Tapi, pada akhirnya, semuanya kembali ke keadaan yang sebelumnya. Apa yang dilakukan Yurika sudah berakhir dengan sia-sia. Semuanya seakan-akan seseorang sudah mengatakan Yurika hal itu, dan Yurika hanya bisa pasrah dan sedih mendengar itu.

"Aku nggak tahu sih, apa yang jadi masalahmu, tapi..."

Koutarou tahu alasan sebenarnya Yurika murung. Tapi, karena Yurika sendiri menggunakan itu sebagai contoh, Koutarou berpura-pura kalau dia tidak mengetahuinya.

"Kalau, misalnya, kamu mau aku percaya kalau kamu itu gadis penyihir, berarti...begini.."

"...Berarti...!?"

Yurika membungkuk maju sambil menunggu kata-kata Koutarou selanjutnya.

"Aku rasa kamu nggak perlu ngelakuin apa-apa"

"...Eh?"

Namun, kata-kata Koutarou selanjutnya betul-betul tidak terduga bagi Yurika.

Nggak ngelakuin apa-apa?

Awalnya, Yurika pikir kalau dia salah dengar, lalu dia berhenti sesaat dan meninggikan suaranya sambil berkata:

"T-Tunggu dulu, maksudnya apa 'aku nggak perlu ngelakuin apa-apa'!? Sampai sekarang, kamu nggak pernah percaya sama aku!!"

"Itu bener sih"

Koutarou berhenti sesaat sambil tersenyum kecut dan menggaruk kepalanya.

"Aku mulai mikir kalau nggak masalah kalau kamu itu cosplayer atau gadis penyihir"

"Nggak...masalah?"

Kata-kata Koutarou selanjutnya membuat Yurika semakin bingung, karena baginya, itu adalah hal yang sangat penting.

"Apa maksudnya itu nggak masalah!? Itu penting banget!!"

Yurika yang tertarik dengan alasan Koutarou mulai mendekatinya, tapi Koutarou hanya menatapnya dengan tatapan yang kalem.

"Ah, masa? Aku rasa nggak"

"Kenapa!? Apa maksudnya kamu nggak mau percaya sama aku!?"

"Aku percaya kok"

"Terus, kenapa!?"

"Ya karena aku percaya sama kamu, Yurika"

Koutarou mulai berbicara dengan tenang ke arah Yurika yang masih tertarik.

"Aku nggak inget kapan...tapi kayaknya kamu pernah ngelindungin Sakuraba-senpai sampai kebakar"

"Eh...?"

Itu adalah ingatan yang seharusnya telah dilupakannya. Tapi, saat dia mengatakan itu, Yurika kembali tenang.

"Kapan itu ya..? Hmm..? Aneh, aku nggak bisa inget...Yurika, itu kapan sih kejadiannya?"

Koutarou saat itu terlihat bingung, karena dia bisa ingat dengan jelas kalau Yurika melindungi Harumi. Anehnya, dia tidak bisa mengingat kapan atau kenapa itu terjadi.

"Satomi-san..jangan-jangan..."

Kalau mantra pelindungku masih bekerja pas itu terjadi, ingatan Satomi-san pasti nggak bener-bener ilang! Aku yakin!

Sebelum Maki melancarkan mantra terakhirnya, Yurika memasang mantra pada Koutarou untuk melindunginya. Karena mantra itu masih bekerja saat mereka terkena serangan Maki, Koutarou mungkin tidak kehilangan seluruh ingatannya tentang peristiwa yang meninggalkan kesan mendalam baginya. Tapi, kalau Yurika mencoba menjelaskan itu, Koutarou pasti akan bertambah bingung. Akhirnya, Yurika memutusukan untuk menyembunyikan itu dari Koutarou dan menggelengkan kepalanya.

"Maaf, aku juga nggak inget. Ada banyak hal yang terjadi tiap harinya"

"Beneran? Yah, nggak masalah sih. Yang penting, setelah ngeliat itu, aku ngerasa nggak masalah kalau kamu bisa pakai sihir atau nggak"

"Kenapa...?"

Yurika melihat Koutarou dengan penuh harap saat mengatakan itu. Itulah bentuk ketergantungannya pada Koutarou.

"Nggak peduli siapa kamu, kamu orangnya baik. Nggak banyak orang yang mau buang nyawanya sendiri buat ngelindungin orang lain. Nggak masalah apa orang itu gadis penyihir atau cosplayer"

Apa yang penting bagi Koutarou bukanlah soal seseorang bisa memakai sihir atau tidak, tapi apakah orang itu bisa melindungi seseorang di saat-saat penting.

"Jadi, meski kamu nggak bisa pakai sihir, kalau kamu bilang kamu gadis penyihir, itu nggak masalah buatku. Kamu bisa ngelakuin hal yang emang pantes dibilang kayak gadis penyihir"

"Satomi-san"

Orang yang menggunakan sihir, tapi tidak menyelamatkan orang. Orang yang tidak menggunakan sihir, tapi menyelamatkan orang. Koutarou mungkin akan lebih percaya dengan orang yang kedua kalau orang itu mengatakan kalau dia adalah gadis penyihir cinta dan keberanian. Bukanlah suatu masalah bagi Koutarou kalau orang itu bisa menggunkan sihir atau tidak.

"Fu, fufufufufu"

Rasa kesal didalam Yurika meleleh bagaikan salju yang disinari matahari, dan keluar sebagai air mata.

Bener juga, itu sebabnya aku begitu kagum sama Sakuraba-senpai..

Harumi tidak bisa menggunakan sihir, tapi, di hari mereka bertemu, Yurika ingin menjadi gadis penyihir seperti Harumi.

Yurika tidak bisa menjadi gadis penyihir seperti Nana yang jenius. Namun, dia bisa menjadi gadis penyihir seperti Harumi. Yurika rupanya sudah mendapat jawabannya sejak awal.

"Tapi, aku bakal kuatir kalau cewek ceroboh macem kamu pakai sihir. Jadi, aku harap sih kamu tetep jadi cosplayer aja"

Koutarou tersenyum kecut dan melemaskan bahunya sambil mengatakan itu. Melihat itu, Yurika kembali teringat kata-kata Koutarou dahulu.

Hal-hal ceria lebih cocok buatmu

Yurika akhirnya mengerti makna sebenarnya dibalik kata-kata itu.

"Dengan itu, aku mau nanya nih, Yurika"

Rokujouma V5 286.jpg

"...Ya?"

Tanpa menghapus air matanya, Yurika menatap ke arah Koutarou. Dia sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh Koutarou, sementara air matanya masih terus mengalir dan jatuh menghiasi udara dengan kilaunya.

"Aku harus nganggap kamu apa?"

Kata-kata yang diucapkan Koutarou rupanya tepat seperti yang diharapkan Yurika.

"Fu, fufufu, fufufufu"

Sebuah perasaan yang hangat mulai mengisi hati Yurika. Kali ini, perasaan itulah yang mengisi air mata yang mengalir keluar dari matanya. Yurika lalu menghapusnya dan tersenyum lebar sambil berkata:

"Aku Nijino Yurika..."

Dulu, saat Koutarou mengetahui identitas asli Yurika, dia berkata kalau dia ingin lulus bersama-sama dengan Yurika-

"Aku temen sekelasmu, dan orang yang numpang di tempatmu"

-dan sekarang, Yurika merasa kalau bukan hal yang buruk untuk lulus bersama-sama dengan Koutarou.

Aneh, dulu aku pingin dia percaya kalau aku itu gadis penyihir, tapi sekarang...

Yurika dengan erat menggenggam pakaiannya di dekat dadanya, seakan ingin menggenggam erat rasa hangat yang saat itu dirasakannya. Rasa yang timbul karena Koutarou yang menganggapnya sebagai gadis normal, hingga saat ini, yang bahkan Koutarou sendiri berharap kalau memang itu yang sebenarnya. Meskipun Yurika masih bertanya kenapa, dia senang mendengar hal itu.

"Gitu toh"

"Jadi...jadi, lain kali kita cosplay bareng-bareng ya, Satomi-san.."

Itulah satu-satunya kesalahan dalam rencana kencan grup yang dibuat oleh Yurika-

"Nggak mau"

"Kamu jahat banget ih, Satomi-san, nggak usah malu gitu deh..."

-dalam manga shoujo, gadis yang biasanya merencanakan kencan grup itu yang justru berkemungkinan besar untuk jatuh cinta dengan pria yang direncanakan berpasangan dengan sahabat si gadis.


Part 4[edit]

Di sebuah kantor kecil di suatu tempat...

Tempat itu terlihat membosankan dengan lima meja kerja yang mengisi tempat itu. Barang-barang lain termasuk loker untuk lima orang dan sebuah TV usang. Ruangan itu terlihat se-membosankan seperti kamar milik Maki. Tapi, kantor itu punya beberapa tanda kalau ada orang yang tinggal di tempat itu.

Sisa-sisa gelas mi instan, bungkus permen dan beberapa benda lain tercecer dimana-mana. Dulunya, orang-orang yang ada di sana akan mencoba membersihkan benda-benda itu, tapi sekarang mereka sudah tidak berniat lagi untuk melakukan itu. Atmosfirnya sama seperti lemari tempat tinggal Yurika.

Kalau digabungkan, kantor itu punya aspek buruk dari kamar Yurika dan kamar Maki. Di kantor itu, terdapat lima orang yang sedang malasnya tidur-tiduran di meja mereka masing-masing melewatkan siang hari.

"...Hei, kita bener-bener turun pangkat, kan?"

Seorang pria muda berambut pendek berujar seperti itu. Karena suara lain yang ada di ruangan itu hanya berasal dari suara game HP, suaranya terdengar cukup keras.

"Jangan ngomong gitu dong, kita semua nggak mau mikirin itu!"

Satu-satunya wanita di tempat itu langsung membalasnya dengan suara histeris. Matanya terbakar dengan tekad yang diperkuat dengan alisnya yang besar.

"M-Maaf"

Pria muda itu dengan cepat meminta maaf. Melihat si pria yang seperti itu, si anak muda yang sedang bermain game HP berhenti sebentar dan tertawa.

"Nggak apa-apa kok, kan emang itu yang sebenernya. Aku rasa enak sih, dibayar cuma buat main-main begini"

Musik pengiring game HP milik si anak muda itu terus berlanjut sementara dia berbicara, dengan melodi yang penuh dengan ketegangan. Melodi itu cukup aneh untuk didengar di ruangan yang membosankan itu.

"Aku pikir ini tempat yang indah saat aku pertama kali ditugaskan disini.."

"Kamu bodoh ya? Di dunia macam apa kita bakal menemukan penjajah? Kita terjebak pemerintah yang bikin alasan tindakan pencegahan"

Kedua orang terakhir, seorang pria yang sedang memakan nasi kari dan pria yang memakai kacamata hitam, akhirnya ikut berbicara. Seperti ketiga orang yang lain, mereka juga punya nuansa cuek di sekitar mereka. Mereka semua tahu, kalau mereka sudah diturunkan pangkatnya dan ditugaskan disana.

"Waktu terus berjalan, dan mengabaikan kita berlima"

Saat si pria yang memakai kacamata hitam mengeluh seperti itu, sebuah alarm yang berada di ruangan itu berbunyi dengan keras.

"Uwah!? A-apa!?"

"Nii-chan, kebakaran! Kebakaran!"

"Di restoran pizza luar negeri, oven yang mereka pakai membunyikan alarm ini agar mereka tahu kalau pizzanya sudah jadi"

"Kalian salah, ini sinyal penugasan!"

"Jadi, ini dia..."

Sudah setahun berlalu semenjak mereka berlima ditugaskan di tempat itu, tapi alarm itu belum pernah berbunyi bahkan sekalipun. Karena itulah, mereka semua sudah lupa dengan itu.

"Tuan dan nona sekalian, musuh kita datang!"

TV yang ada di ruangan itu menyala dengan sendirinya dan seorang pria tua dengan janggut putih dan jas lab muncul dari balik layar.

"Waktunya sudah datang buat menunjukkan kekuatan kita!"

"Profesor, apa maksudnya dengan musuh!?"

"Orang bawah tanah! Para orang bawah tanah sedang menginvasi permukaan bumi untuk mencuri matahari dari kita!"

Bersamaan dengan pernyataan si pria tua, layar TV pun berubah. Di layar itu, mereka bisa melihat seorang pria berpakaian aneh melangkah ke dalam taman kanak-kanak dan seorang wanita berpakaian tradisional Jepang sedang memberi perintah.

"Kita sudah mendapat laporan dari salah satu anak-anak! Cepat! Mereka mengincar taman kanak-kanak itu!"

"Apa!?"

Mendengar laporan dari si pria tua itu, kelima orang tresebut dengan cepat bangkit berdiri.

Mereka adalah organisasi rahasia, yang dianggap sebagai alat penghambur uang. Tapi, akhirnya mereka mempunyai kesempatan untuk beraksi.

"Woookeeeeeh!! Waktunya nunjukkin karateku!"

"Akhirnya, akhirnya dateng juga!! Biarlah permainannya dimulai!"

"Akhirnya dimulai juga, cerita cintaku dengan para pejabat musuh yang indah! Syukurlah, aku pikir aku bakal single selamanya!!"

"Orang bawah tanah ya, aku harap mereka punya makanan enak..."

"Hmph, kalian terlalu naif, para bocah. Hal-hal yang enak semacam itu tidak akan terjadi. Hari-hari yang keras baru saja akan dimulai"

Pasukan Matahari, Sun Rangers.

Musuh pertama mereka adalah orang-orang bawah tanah yang sangat jahat yang datang dari dasar bumi.


Kembali ke Bab 6 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Kata Penutup