Rokujouma no Shinryakusha!? (Indonesia): Jilid 3 Bab 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Krisis Sanae[edit]

Part 1[edit]

Selasa, 12 Agustus

Keesokan harinya, cuaca hari itu terlihat cerah.

Koutarou dan yang lainnya berencana menghabiskan hari kedua mereka di pantai.

"Yurika, kamu ngapain?"

"Ssttt, Ssttt"

Koutarou baru saja kembali dari membeli yakisoba[1] saat dia melihat Yurika dengan gugup memantau keadaan sekelilingnya dan bersembunyi selagi bergerak kesana kemari.

"...Apa kamu lagi berkhayal kalau para gadis penyihir musuhmu akan menyerang?"

"Kamu salah! Aku tidak mau para anggota CosKlub menemukanku!"

Koutaruo berasumsi kalau itu adalah sebagian dari melakukan cosplay, tapi Yurika hanya ingin kabur dari Klub Cosplay.

Yurika bertingkah mencurigakan untuk menghindari pandangan mata para anggota Klub Cosplay yang sedang bermain jauh di sana.

"Kenapa?"

"CosKlub mencoba menangkapku agar mereka bisa menyeretku ke Comiha lusa nanti!"

"Kenapa kamu nggak pergi aja?"

Dengan begitu, kamar 106 akan menjadi lebih damai.

"Aku nggak mau"

"Lagian, kamu punya teman di Comiha kan?"

"Nggak! Kenapa kamu terus mengejekku seperti ini, Satomi-san?!"

"Dasar bodoh, kalau kamu terus teriak, mereka bakal menemukanmu loh"

"O-Oh iya"

Yurika menuju ke arah bebatuan untuk bersembunyi"

Rencana Yurika adalah untuk terus bersembunyi sampai klub cosplay menyerah.

"...Kamu nggak bisa jujur ya"

Sambil melihat Yurika pergi, Koutarou membuka kotak yakisoba yang baru saja dia beli.

Aroma yakisoba mengalir keluar saat kotak plastik pembungkusnya yang tipis terbuka.

"Sudah jauh-jauh datang ke sini, mana mungkin aku pulang sebelum makan ini"

Yakisoba itu mengisi mulut Koutarou, lengkap dengan rasanya yang kuat.

Karena berenang di laut, yakisoba dari kios jajanan di pantai punya rasa yang lebih kuat sebagai pengganti kemampuan merasakan makanan yang menghilang sehabis berenang.

"Kamu mau merasakan ini juga, Sanae?"

Setelah menikmati rasa yakisoba itu, Koutarou berhenti makan sejenak dan memijat pundaknya sambil melihat ke arah Sanae yang duduk agak jauh darinya.

Sanae melihat ke arah pasir selagi menjawab.

Dia bahkan tidak melirik ke arah Koutarou.

Nggak berhasil ya...

Koutarou merasa kecewa setelah mendengar jawaban Sanae.

Sebenarnya, Koutarou membeli yakisoba karena dia ingin berbicara kepada Sanae.

Sanae sudah bertingkah aneh sejak pagi ini.

Sanae sedang melamun dengan muka muram tanpa melakukan apapun.

Atau itulah yang Koutarou pikirkan, tapi sebenarnya dia selalu memandang ke arah Koutarou.

Tapi saat Koutarou memperhatikan itu, Sanae dengan cepat melihat ke arah lain.

Dengan muramnya Sanae, yang biasanya selalu riang gembira, suasana disekitar Kouarou dan yang lainnya menjadi kacau.

Berkat klub cosplay yang tidak tahu apapun soal Sanae, suasananya tidak menjadi sekacau yang semestinya.

"Ada apa sih? Kamu udah begini sejak tadi pagi"

"TInggalkan aku...Kenapa kamu peduli sih? Kita kan musuh!"

Sanae mengatakan itu sambil cemberut.

"Meski kamu bilang kita musuh, kalau wajahmu begitu terus--"

"Sudah kubilang, tinggalkan aku sendiri! Jangan ganggu aku! Bukannya aneh kalau sebagai musuh kita malah akrab!?"

Sanae berteriak ke arah Koutarou.

Matanya mulai berlinang dengan air mata.

Sanae...kamu...

Koutarou lebih terkejut dengan kemarahan dan kesedihan Sanae dibanding kata-kata yang diucapkannya.

Mata Sanae dengan putus asa mengharap akan sesuatu.

Tapi Koutarou tidak tahu apa yang diharapkan Sanae.

Dia tidak bisa membayangkan apa yang sedang dibayangkan Sanae saat itu.

Sementara Koutarou terdiam dan tidak bisa berkata apapun, Sanae berdiri dan berbalik memunggungi Koutarou.

Melihat itu, Koutarou akhirnya mulai berbicara.

"T-Tunggu, Sanae, permbicaraan kita belum--"

"Udah selesai! Kalau kamu nggak mau pergi, biar aku yang pergi!"

Tapi akhirnya, Sanae tidak mau meninggalkan Koutarou dan langsung pergi.

Karena bisa menembus melewati orang, Sanae dengan cepat membuat jarak yang besar antara dirinya dengan Koutarou.

"Ada apa dengan Sanae.."

Dengan yakisoba yang masih ada di tangannya, Koutarou hanya bisa menghela nafas.

Dia tidak bisa mengerti kenapa Sanae begitu murung.

Satu-satunya alasan yang bisa dia pikirkan adalah pembicaraan mereka semalam.

Tapi kata-kata yang mereka ucapkan hanyalah konfirmasi kalau mereka adalah musuh.

Meskipun Koutarou dan Sanae sedang mengadakan gencatan senjata, hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa mereka adalah musuh.

Mereka berdua sadar kalau mereka perlu mengusir satu sama lain pada akhrinya, jadi Koutarou tidak berpikir kalau kenyataan itu akan menyakiti Sanae.

"Satomi-kun, kalian udah berbaikan?"

"Yah, aku gagal, Ibu Kos-san"

Shizuka mengangguk sambil mendekati Koutarou.

Theia dan yang lainnya ada di belakangnya.

Mereka juga khawatir dengan Sanae.

"Apa yang membuat Sanae marah.."

Theia melihat ke arah Sanae pergi dan menghela kecil.

"Sanae-sama kelihatannya hanya sedikit marah dan lebih terlihat kalau dia menangis"

"Aku juga merasakan hal yang sama. Lebih baik kamu cepat-cepat bertindak, Koutarou"

"Itu benar. Dengan Sanae seperti itu, aku tidak merasa enak untuk menyelesaikan masalah kamar 106"

"Walau kalian bilang begitu juga...aku nggak tahu harus apa...."

Seperti para gadis, Koutarou juga melihat ke arah perginya Sanae.

Koutarou merasa tidak enak semenjak senyuman Sanae menghilang.

Koutarou berusaha melakukan sesuatu soal itu, tapi dia tidak bisa menemukan jawaban yang tepat.

"Argh! Aku menyerah mikirin ini! Hanya berpikir nggak akan menyelesaikan ini!"

Koutarou, yang memang bukan tipe pemikir, berhenti melakukan itu.

"Ibu Kos-san, aku akan mencari Sanae. Sampai ketemu nanti"

Bertindak sebelum berpikir..

Itulah moto Koutarou.

"Oke, sampai ketemu nanti, Satomi-kun"

Koutarou meninggalkan barang-barangnya dan langsung mencari Sanae.

Koutarou mulai mencari Sanae dengan pergi ke arah Sanae juga pergi, sendirian.


Part 2[edit]

Koutarou berhasil melewati banyaknya orang yang ada di pantai.

Setelah mencari selama beberapa saat, orang-orang yang berada di sekitar Koutarou mulai berkurang.

Di depannya adalah area yang berbatu yang tidak diperbolehkan untuk berenang.

"Ya ampun"

Koutarou menghela lega setelah berhasil lepas dari pantai yang ramai.

Pijakan di area berbatu itu buruk, tapi mudah untuk dilewati karena sedikit sekali orang yang ada di sana.

"Satomi-kun!"

Ada seseorang yang memanggil Koutarou.

Saat Koutarou melihat ke arah sumber suara itu, dia melihat sebuah payung yang dikenalnya berada di atas pemecah ombak.

Ternyata Harumi yang telah memanggilnya.

"Sakuraba-senpai"

Koutarou membalas melambai ke arah Haruna saat dia memanjat ke atas pemecah ombak.

"Halo, Satomi-kun"

Koutarou kehabisan nafas setelah memanjat pemecah ombak, dan Harumi menyambutnya dengan senyum.

Harumi sedang memakai gaun musim panas berwarna biru dan memegang payung.

"H-Halo, Sakuraba-senpai. Aku tahu ini mendadak, tapi Sa--"

Aku tahu ini mendadak, tapi Sanae menghilang. Apakah kamu sempat melihatnya?

Koutarou hampir mengatakan hal itu, tapi mulutnya berhenti di tengah kalimat.

Harumi tidak bisa melihat Sanae, jadi mengatakan hal itu hanya akan membuatnya bingung.

Yang bisa melihat Sanae, untuk suatu alasan, hanya mereka yang mempunyai hubungan dengan kamar 106.

"Satomi-kun?"

"Ah, nggak. Aku cuma penasaran kenapa kamu ada di tempat yang sepi seperti ini, Sakuraba-senpai"

"Sebenarnya, villaku ada di dekat sini"

Harumi tidak memikirkan kenapa Koutarou mengganti pertanyaannya di tengah jalan saat dia tersenyum dan menunjuk ke arah jalan gunung di belakangnya.

Beberapa rumah besar berderet di jalan gunung yang ditunjuk oleh Harumi, dan salah satu rumah itu adalah rumah yang ditempati Harumi.

"Begitu"

Rokujouma V3 165.jpg

"Bagaimana denganmu, Satomi-kun? Kenapa kamu berada di tempat seperti ini juga?"

"Yah, itu..."

Saat Harumi bertanya seperti itu, Koutarou menjadi ragu antara harus mengatakan masalahnya kepada Harumi atau tidak.

Tapi, akhirnya Koutarou memutuskan untuk mengatakannya.

Dengan tidak menyebutkan kalau Sanae adalah hantu, tidak ada salahnya mengatakan masalah yang dihadapinya kepada Harumi.

"Sebenarnya, aku sempat bertengkar dengan salah satu teman yang datang ke pantai denganku"

"Astaga..."

Mata Harumi terbelalak karena kaget dan mukanya terlihat khawatir.

"Jadi, saat ini aku sedang mencarinya"

"Begitu.."

Dan Harumi dengan sedih menundukkan wajahnya.

Dia merasakan perasaan cemas Koutarou dan ikut khawatir terhadap seseorang yang tidak dia kenal.

"Satomi-kun, kalau aku boleh tahu, bisakah kamu katakan kenapa kalian bertengkar? Mungkin aku bisa membantu"

"Sakuraba-senpai.."

Koutarou menerima tawaran Harumi.

Dia merasa Harumi punya solusi untuk masalah yang dihadapinya saat ini.

"Yah, sebenarnya aku nggak tahu"

"Kamu nggak tahu?"

"Aku punya firasat, tapi aku nggak tahu kalau memang itu penyebabnya.."

"Dan itu adalah..."

"Pas aku bilang dengan keras kenyataan kalau kami memang nggak bisa akur, itu kelihatannya yang membuat dia sakit hati"

Koutarou mengganti kata 'musuh' dengan 'tidak akur', yang dianggapnya perlu agar Harumi bisa mengerti.

"Kenyataannya..."

"Tapi, itulah hubungan yang kami jalani selama ini, dan sampai sekarang kami suka berdebat soal itu. Jadi aku rasa bukan itu masalahnya"

Dari awalnya, Koutarou dan Sanae adalah musuh dan mereka memang tidak akur.

Dan karena mereka adalah musuh, sudah pasti mereka akan saling mengganggu dan mengejek satu sama lain.

Dan Koutarou tidak berpikir kalau itu tidak akan menyakiti Sanae secara tiba-tiba.

"Begitu...bisa jadi dia memang sakit hati"

Tapi Harumi tidak berpikir seperti itu.

Dia mendapat jawabannya setelah mendengar penjelasan dari Koutarou.

"Kamu mengerti!?"

"Ya..mungkin..."

Harumi tersenyum kecil dan mulai menjelaskan layaknya seorang ibu yang sedang menasihati anaknya.

"Kita berdua adalah anggota klub yang sama, bukan?"

"Ya, kamu selalu membantuku setiap saat"

"Tapi, aku juga bisa mengatakan itu seperti ini"

Harumi berhenti berbicara dan menatap lurus ke arah Koutarou.

"...Kita berdua adalah orang asing yang kebetulan berada di dalam klub yang sama"

Saat Harumi mengatakan itu, Koutarou merasa bahwa kata-kata itu terdengar dingin dan kejam.

Dia membenci perkataan yang diucapkan Harumi.

"Itu..."

"Cara lain untuk mengatakannya"

Harumi kembali tersenyum hangat, dan di saat yang sama, kata-katanya kembali terdengar hangat.

"Kalau kamu berkata seperti itu disaat kita baru pertama kali bertemu, aku tidak akan ambil pusing soal itu"

Harumi meletakkan kedua tangannya di depan dadanya dan tersenyum.

"Tapi saat ini, kalau aku mendengar hal yang sama, tentu saja aku akan sedih. Kalau kamu bilang kita adalah sesama orang asing, meskipun itu adalah kenyataannya, aku akan sangat sedih"

"..."

Meskipun itu adalah kenyataannya...

Kata-kata itu menggema di dalam kepala Koutarou.

"Bagaimana denganmu, Satomi-kun?"

"...Aku sependapat. Kalau kamu bilang kita adalah seama orang asing, aku akan kaget"

Koutarou menyetujui perkataan Harumi.

"Aku rasa itu adalah hal yang sama untuk temanmu"

Harumi melihat ke arah laut dan matanya terlihat sedih saat mengatakan itu.

Harumi mencoba merasakan perasaan orang lain hampir seperti dirinya sendiri yang merasa disakiti.

"Aku tahu itu kenyataannya. Pada awalnya, aku merasa seperti itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, perasaan itu pun juga berubah. Aku benci tetap berpikir seperti itu. Pasti ada sesuatu yang lain. AKu ingin hal yang lain itu. Bukankah itu hal yang sama yang dipikirkan temanmu?"

"Dia.."

Itulah sesuatu yang tidak terpikirkan oleh Koutarou.

Dia tidak menyangka kalau ada sesuatu di dalam Sanae yang berubah.

"Tapi, kamu mengatakan kenyataannya kepada temanmu, Satomi-kun. Aku rasa itu sama saja dengan mengatakan kalau kita adalah sesama orang asing"

"Ah.."

Di saat itu, Koutarou teringat kata-kata yang diucapkan Sanae.

"Sudah kubilang, tinggalkan aku sendiri! Jangan ganggu aku! Bukannya aneh kalau sebagai musuh kita malah akrab!?"

Apa Sanae benci dengan pemikiran kalau kita hanya musuh? Tapi aku bilang kepadanya kalau kita memang musuh. Jadi karena itukah dia jadi sakit hati dan langsung pergi?

"Aku yakin temanmu berpikir kalau itu menyedihkan. Karena aku juga ingin Satomi-kun untuk menganggapku sebagai teman. Aku tidak mau mendengarmu mengatakan kalau kita hanyalah orang asing.."

"Jadi itu...!"

Kata-kata Harumi menjelaskan apa yang Sanae lakukan.

Koutarou merasa bahwa Harumi betul-betul benar.

"Kalau begitu, apa yang harus kulakukan, senpai? Apa yang harus kukatakan agar dia memaafkanku!?"

Sudah tidak ada lagi waktu untuk ragu.

Koutarou yakin bahwa Sanae merasa sakit hati karena itu.

Jadi, Koutarou mencari jawabannya dari Harumi.

Dia merasa Harumi akan memberikan jawaban yang dibutuhkannya.

"...Aku rasa kamu sudah mengetahui jawabannya , Satomi-kun"

Harumi tersenyum hangat dan membuat Koutarou tenang.

"Satomi-kun, kamu tidak merasa sama seperti sebelumnya, bukan?"

"Aku..."

Saat mereka pertama kali bertemu, Koutarou hanya menganggap Sanae sebagai musuh.

Bahwa Sanae adalah roh jahat yang merasuki kamarnya.

Tapi, dalam beberapa bulan ini, perasaan itu berubah sedikit demi sedikit.

Memang betul kalau kami masih bermusuhan, tapi bukan itu saja. Kalau memang situasi kami tetap seperti itu, nggak mungkin ada gencatan senjata. Dan dia tidak akan merasuki diriku begitu saja. Dan karena dia nggak mengerti, dia--

"Aku mengerti! Terima kasih banyak, Sakuraba-senpai! Aku akan pergi sekarang!"

"Ya, aku harap kalian cepat berbaikan"

Koutarou mulai berlari setelah menemukan jawabannya.

Dia bahkan tidak melihat ke arah Harumi yang mengangguk ke arahnya.

Dia langsung berlari begitu saja setelah menemukan apa yang harus dilakukannya.

Itulah salah satu sifat baik Koutarou.

"Satomi-kun..."

Tapi, Harumi terlihat sedih saat dia melihat Koutarou pergi.

Caranya melihat Koutarou bukanlah dari cara pandang seorang kakak kelas yang melihat adik kelasnya berlari untuk berbaikan dengan temannya.

Dan saat dia tidak bisa melihat Koutarou lagi, Harumi menghela nafas.

"...Aku ingin kamu menganggapku sebagai teman, ya..."

Harumi ingin Koutarou menganggapnya sebagai teman.

Itu adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal.

Harumi sudah merasa seperti itu sejak lama.

"Tapi.."

Tapi saat ini, bukan itu saja yang ingin dirasakannya.

Pasti ada sesuatu yang lain juga.

Dia ingin hal itu ada.

Suatu hari nanti, Harumi mulai merasakan hal itu.

"Aku...pengecut..dan.. pembohong..."

DIa tidak bisa melakukan hal yang sama yang dikatakannya kepada Koutarou untuk dilakukan.

Dan kenyataan itu menyedihkan dan menyakitkan baginya.


Part 3[edit]

Saat Koutarou dan Harumi berpisah, Sanae duduk sendirian di suatu tebing.

Dia ada di sisi lain pantai, di sebuah tebing kecil yang dikelilingi oleh bebatuan.

Meskipun tempat itu hanyalah sebuah tebing kecil, pemandangan yang ada di sana sungguh indah, memperlihatkan laut dari atas tebing.

"Koutaruo bodoh...kamu nggak tahu perasaanku..."

Tapi, Sanae yang saat itu sedang sendirian dan memeluk kakinya, tidak menikmati pemandangan indah itu.

Dia juga tidak memperhatikan suara burung camar dan debur ombak yang menabrak tebing itu.

"Tapi, kenapa aku merasa sendirian dan sedih..."

Sanae sedang memikirkan dirinya sendiri dan Koutarou.

Dia dan Koutarou adalah musuh.

Setelah berdebat dengan Koutarou, dia bisa mengingat itu dengan jelas, tapi untuk suatu alasan Sanae merasakan rasa kesepian dan kesedihan yang sangat besar.

"Meskipun aku ingin mengusirnya saat kita pertama kali bertemu.."

Meskipun mereka seharusnya bermusuhan, tanpa Sanae sadari, berpikir seperti itu menyakitkan baginya.

Sanae tidak percaya kalau dia merasa seperti itu.

Kenyataan yang sebenarnya kalau mereka adalah musuh tidak terasa nyata bagi dirinya.

Sanae bingung dengan perasaannya yang berubah.

Dan saat dia masih bingung, Sanae mengarahkan semua itu kepada Koutarou dan lari dari Koutarou.

Sanae tahu kalau Koutarou tidak berbuat salah.

Wajar bagi Koutarou untuk menganggap Sanae sebagai pengganggu dan roh jahat.

Pada akhirnya, Sanae terkena batunya.

Meskipun dia mengerti, dia tidak bisa menahan perasaannya saat itu.

"Akan lebih baik kalau aku bisa kembali ke keadaan sebelum aku bertemu Koutarou...Dia...memang musuh"

Dengan kesedihan, kesepian dan hancur oleh perasaannya sendiri membuat Sanae terlihat kecil saat dia memeluk kakinya.

Dia kembali menghela nafas.

Tapi tidak peduli seberapa banyak dia menghela nafas, perasaannya tidak kembali ke keadaan yang semula sebagaimana mestinya.

Dan saat Sanae terus melakukan itu, ada seorang gadis lain yang juga menghela nafas, tidak terlalu jauh dari Sanae.

Gadis itu adalah Nijino Yurika.

"Yang mengejarku...hilang!? Syukurlah, aku akhirnya bebas~!"

Tidak seperti Sanae, Yurika menghela nafas karena merasa lega.

Yurika datang ke tempat itu untuk bisa lepas dari para pengejarnya, anggota klub cosplay.

Kalau dia sampai tertangkap, dia akan terpaksa ikut dalam acara pada lusa nanti, dan dia merasa lega karena bisa lolos.

"Aku nggak mau ikut event itu. Kalau aku ikut itu, Satomi-san akan--Eh, bukannya itu Sanae-chan?"

Yurika menemukan Sanae duduk di atas tebing.

"Apa yang dia lakukan di tempat seperti itu?"

Karena bersusah payah lari kesana kemari sepanjang pagi, Yurika tidak memperhatikan situasi Koutarou dan Sanae yang sedang kritis.

Itulah kenapa dia kebingungan saat melihat Sanae yang sendirian.

Dalam pikirannya, Sanae yang berada di dekat Koutarou adalah hal yang wajar.

"Oke, mari kita lihat"

Yurika tidak punya hal lain untuk dilakukan, dan dia tidak mau kembali dan tertangkap oleh klub cosplay.

Meskipun dia takut dengan hantu, Yurika mulai terbiasa dengan Sanae dan tidak punya alasan untuk membencinya.

Karena itulah, Yurika mulai mendekati tebing itu.

"Huh?"

Saat dia mulai mendekati Sanae, Yurika memperhatikan ada orang lain yang mendekati Sanae.

"G-Gawat! Itu mungkin anggota klub cosplay!"

Yurika berpikir kalau klub cosplay sudah melacak jejaknya, jadi dia berhenti bergerak dan bersembunyi di dekat batu.

"Kakak, ini kesempatan yang tepat! K-Kita bakalan kaya!"

"Tenang, Hachi. Bahkan kesempatan emas akan hilang kalau kita tidak hati-hati:

"Ya. Sudah kuduga, kakak memang hebat!"

"Aku mungkin agak keren banget"

Tapi Yurika tidak perlu takut.

Orang yang mendekati Sanae adalah para pemburu hantu.

Setelah gagal sebanyak tiga kali, mereka menunggu Sanae menjadi sendirian dan sekarang mereka mulai bergerak.

"Lawan kita sedang sendirian, dan kita sudah betul-betul bersiap. Kalau kita gagal disini, kita hanya akan jadi bahan tertawaan. Aku akan bergantung padamu, Hachi"

"Mengerti!"

Sementara mereka menunggu Sanae menjadi sendirian, mereka sudah benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya.

Perlengkapan dan rencana mereka sudah sempurna.

Mereka yakin kali ini semuanya akan berjalan lancar.

"Bersiap di tempatmu, Hachi"

"Siap!"

Keduanya mendekat ke arah Sanae.

Sanae baru memperhatikan krisis yang dihadapinya saat sesuatu berwarna putih menghalangi penglihatannya.

"A-Apa ini!?"

Asap putih mengelilingi Sanae.

Asap itu berasal dari bom asap yang dibuat oleh para pemburu hantu.

Karena mereka menggunakan dahan pohon suci sebagai bahan bom asap, asapnya mampu membuat hantu menjadi buta.

" *uhuk* *uhuk* A-Apa ini!?"

Tapi karena mereka masih berada di dekat pantai, asapnya dengan cepat menghilang.

Saat Sanae kembali bisa melihat, para pemburu hantu itu sudah menjalankan serangan mereka berikutnya.

"Mati sekalipun, aku nggak bisa lepas dari rantai ekonomi bebas"

"Mau gimana lagi. Uang yang udah dirasuki terlalu sedap buat dilepasin gitu aja"

"Yap. Kita harus berjuang keras. Aku mau mengisi perutku dengan sesuatu yang enak"

"Aku sempat makan uang dolar beberapa hari lalu, rasanya maknyus banget. Aku pengen banget bayaranku nanti dalam uang dolar"

Saat Sanae dibutakan oleh bom asap, dia sudah dikepung oleh beberapa hantu.

"S-Siapa orang-orang ini!?"

Jumlah hantu-hantu itu sekitar 20 yang mengelilingi Sanae.

Jenis kelamin, umur dan pakaian mereka semua berbeda, tidak ada hal diantara mereka yang serupa.

Hampir seperti kerumunan orang yang diubah menjadi hantu.

"Maju, roh jahat! Dapatkan gajimu!"

Mereka sebenarnya adalah roh jahat yang dibayar dengan gaji kecil yang dipanggil oleh para pemburu hantu untuk membantu menangkap Sanae.

Hantu-hantu itu adalah senjata pamungkas yang dimiliki oleh para pemburu hantu.

"Nggak, yang paling enak itu uang dari negara yang lagi kena hiperinflasi"

"Wow, jadi ngiler nih"

"Sekali kamu coba makan itu, kamu nggak bakal mau makan uang dari negara yang ekonominya lagi stabil"

"Gitu ya...Tapi buatku negara yang ekonominya stabil punya rasa tersendiri. Kayak, gagal di pasar saham atau penghargaan buat perempuan. Itu sih yang aku suka"

"Rasa yang lagi berkembang...dari deskripsimu, aku jadi pengen nyoba itu.."

"Berhenti berbicara dan majulah!"

"Okeeeee"

Dan sementara Sanae kebingungan dengan situasinya saat itu, para hantu menyerangnya dari segala arah.

"Kyaaaaa! Tidaaak! Idiot! Mesum! Kotor! Kalian pegang-pegang dimana itu!?"

"...Aku rasa aku lagi melakukan sesuatu yang jahat banget deh"

"Yah, dia cuma gadis kecil"

"Bukannya kita memang lagi ngelakuin sesuatu yang jahat?"

"Nggak usah dipikirin, kita kan emang roh jahat"

"Iya juga"

Sanae dengan mudahnya tertangkap oleh roh-roh jahat setelah betul-betul terkepung.

Mereka memegang tangan dan kakinya dan Sanae tidak bisa bergerak lagi.

Dan saat Sanae tidak bisa bergerak, para pemburu hantu mendekatinya dengan jaring serangga mereka.

"Kelihatannya semua berjalan lancar, Kakak!"

"Kalau kita serius, ini hal mudah buat kita!"

Percobaan keempat mereka berjalan sesuai rencana.

Tapi ada seseorang yang memperhatikan Sanae yang saat itu sedang kesulitan.

Orang itu adalah Yurika, yang salah menganggap para pemburu hantu sebagai para anggota klub cosplay.

"S-Sanae-chan kena..!?"

Setelah mendengar keributan itu dan memutuskan kalau itu bukan pengejarnya, Yurika mengintip dari balik batu dan menyaksikan sesuatu yang luar biasa di atas tebing.

"L-Lepaskan aku! Aku bilang lepaskan aku!!"

Banyak sekali hantu mengepung Sanae dan membatasi ruang geraknya.

Dia dengan susah payah mencoba melepaskan dirinya, tapi para hantu yang mengepungnya terlalu kuat.

"Selesai sudah! Kau akan tertangkap oleh kami dan akan kami jual!"

"Apa yang kalian maksud dengan menjualku!"

"Aku nggak pernah melihat hantu dengan energi spiritual sebanyak dirimu yang bisa mempertahankan kestabilan wujudmu. Sesuatu sepertimu akan bernilai tinggi dari mereka yang punya minat!"

"Bukannya kalian hanya orang mesum!?"

"Setelah kami melakukan semua ini, kamu masih mengatakan itu!?"

"Kami adalah pemburu hantu! Para pemburu bayaran yang khusus memburu dan menangkap hantu!"

Pemburu hantu!? Nggak mungkin, itu seperti sesuatu dari anime, mana mungkin ada--

Awalnya, Yurika tidak percaya kalau pemburu hantu benar-benar ada.

Tapi, dia menghentikan pemikiran itu.

Nggak aneh kalau mereka ada. Lagian, gadis penyihir juga ada, jadi itu juga bukan hal aneh. Dan nggak kayak Satomi-kun, aku percaya sama orang lain

Yurika percaya kepada mereka lebih karena rasa bencinya kepada Koutarou yang tidak percaya kepadanya.

"T-T-T-Tapi apa yang harus kulakukan!? Aku harus menyelamatkan Sanae-chan! Tapi, hantunya banyak banget! A-A-Aku nggak tahu harus ngapain!"

Yurika tidak tahu bagaimana menghadapi situasi itu meski dia percaya semuanya akan baik-baik saja.

Dia ingin menyelamatkan Sanae, tapi dia sangat membenci hantu.

Hanya dengan melihat hantu, Yurika akan gemetaran dan tidak bisa bergerak.

"T-Tapi, kalau aku diam saja, Sanae-chan akan...!"

"Kyaaaaa!"

Saat Yurika masih memikirkan apa yang harus dilakukannya, Sanae sudah terjerat jaring penangkap dari para pemburu hantu.

"Tidaaaaak, tolong aku! Seseorang!"

"Sudahlah, tidak akan ada yang datang menolongmu"

"Teman-temanmu jauh di sana dan sedang bermain. Nggak mungkin ada orang yang mendengarmu dekat sini. Menyerahlah"

"Nggak mau! Aku nggak mau dijual!"

Kata-kata Sanae akhirnya membuat Yurika mulai bergerak.

"A-Aku harus menyelamatkannya! Aku takut sama hantu, tapi aku nggak boleh takut! Karena Sakuraba-senpai pasti akan menyelamatkan dia!"

Yurika mengumpulkan segenap keberaniannya dan mulai menggerakkan badannya yang gemetaran.

Dia teringat kata-kata Harumi saat lomba marathon halang rintang.

Aku nggak bisa kalah dengan diriku sendiri! Aku harus jadi lebih kuat, seperti Sakuraba-senpai!

"Oke, aku bisa melakukannya!"

AKhirnya, rasa gemetarannya berhenti dan badannya akhirnya bisa bergerak dengan bebas.

Aku akan memanggil Angel Halo, berubah kostum dan menyelamatkan Sanae-chan!

Yurika mulai memusatkan pikirannya sembari mengangkat tangan kanannya.

Inilah cara dia memanggil tongkat sihirnya.

"Datanglah! Angel--"

"Ketemu, Yurika-cha~n!!"

"Ketua, aku menemukannya! Yurika ada disini!!"

Tapi, halangan yang tidak terduga muncul.

Mereka adalah klub cosplay yang sedari tadi mengejar Yurika.

"Amankan target!"

Setelah si ketua memberikan perintah, kelima anggota klub itu melompat ke arah Yurika secara bersamaan.

"G-Gawat!? D-Di saat sepenting ini!?"

Yurika dengan cepat menyiapkan dirinya, tapi terlambat.

Kebebasannya terenggut darinya, sama seperti Sanae.

"Oke, ayo kita bawa dia kembali ke hotel! Kita harus segera menyiapkan kostum kita!"

"Membawa kostum cadangan ternyata keputusan yang tepat, ketua!"

"Tunggu, tunggu, Sanae-chan...Sanae-chan lagi diculik!!"

"Sanae-chan?"

Saat Yurika dengan susah payah memohon kepada mereka, para anggota klub cosplay berhenti sejenak.

Mereka melihat ke sekitar mereka untuk mencari gadis yang dipanggil Yurika dengan sebutan 'Sanae-chan'.

Tapi, yang mereka lihat hanyalah dua pria mencurigakan yang membawa jaring penangkap serangga.

Mereka tidak bisa melihat roh-roh jahat disebelah kedua orang itu, ataupun Sanae yang ada di dalam jaring itu.

"Nggak ada orang disini"

"Ada! Kalian nggak bisa melihat orang-orang yang menangkap cewek di dekat tebing!?"

"Tunggu semuanya, lihat! Mereka orang mesum yang kemarin!"

"Uwa, serem..ayo pergi, kita nggak mau sampai berurusan dengan mereka. Dan pastikan kita membawa Yurika dengan kita!"

"Okeee!"

Anggota klub cosplay yang mematuhi perintah ketuanya dengan cepat mengikat Yurika dengan tali.

"Tunggu sebentar, kalau kita nggak menyelamatkan Sanae-chan, bakal ada sesuatu yang buruk terjadi!"

"Tapi dia nggak ada di sekitar sini"

Meskipun Yurika dengan susah payah memohon, para anggota klub cosplay tidak mendengarnya.

Akhirnya, mereka selesai mengikat Yurika dan membekapnya.

"Hmmm, Mmmmh! HmmmmmHH!"

Di saat itu, sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan Yurika.

Mereka mengikat Yurika ke sebuah tongkat panjang dan membawanya, persis seperti orang jaman dahulu membawa hasil binatang buruannya.

"Hhhmmmmhhhmm!!"

"Bertahanlah, Yurika-chan. Nanti akan kami lepaskan talinya dan akan mengganti bajumu dengan kostum yang sudah kami siapkan"

"Hmmmmm!! Mmmhhmm!!"

Dan saat Yurika dibawa menjauh, Sanae kembali tertinggal sendiri.

"Keluarkan aku dari sini!"

Sanae sudah dimasukkan ke dalam sebuah tempat penyimpanan misterius yang transparan setelah dilepaskan dari jaring penangkap.

Tempat penyimpanan itu berbentuk silinder, dengan diameter sekitar 50 sentimeter dan setinggi dua meter, yang dibuat dari semacam kaca transparan.

Penyimpanan itu cukup kuat, dan tidak bergoyang sedikitpun meski Sanae memukulnya sekuat tenaga.

Selain itu, Sanae tidak bisa menembus tempat penyimpanan itu.

Itu adalah alat yang datang sepaket dengan jaring penangkap hantu, sebuah tempat penyimpanan yang berfungsi sebagai alat untuk membawa hantu yang sudah ditangkap.

"Menyerah sajalah. Kau sudah tertangkap"

"Sebentar lagi kau akan kami jual"

"Aku nggak mau, aku nggak mau! Koutarou! Koutarou!!"

Saat harapan seperti menghilang dari Sanae, hanya nama Koutarou yang keluar dari mulut Sanae.

Sanae, yang terus memukul tempat penyimpanan itu dari dalam, terus memanggil Koutarou.

"Tolong aku, Koutarou!"

Tapi, teriakannya yang putus asa tidak sampai kepadanya.


Part 4[edit]

Saat Sanae sedang diculik, Koutarou sedang menuju ke tempat Sanae berada.

Kalau saja dia lebih cepat sedikit, dia bisa mendengar teriakan Sanae yang sedang dibawa pergi.

Tapi, suaranya tidak mencapai Koutarou karena jarak yang tinggal sedikit.

Namun , itu bukan berarti semuanya sudah berakhir.

"Oh, rupanya Satomi-kun. Aneh sekali kita bertemu disini"

"Wah, ternyata CosKlub. Kenapa kalian ada disini?"

Saat Koutarou sedang menuju ke arah dimana Sanae sedang diculik, dia bertemu klub cosplay yang sedang dalam perjalanan pulang.

"Lihat, lihat Koutarou-kun, kami berhasil menangkapnya!"

"Hm! Mhh, Hmmmmhh!!"

"Y-Yurika!?"

Hasil tangkapan mereka tidak lain adalah Yurika.

Dia digotong menggunakan sebuah tongkat panjang, seakan-akan dia akan dipanggang.

Koutarou kaget dengan pemandangan dihadapannya yang cocok dengan Yurika.

Begitu, akhirnya Yurika tertangkap juga ya....istirahatlah dengan tenang...

Koutarou ingat Yurika sedang lari dari kejaran anggota klub cosplay dan langsung mengambil sikap doa.

"Hmmm, Mmhhm! Hm, Mhhhm!!"

Tentu saja, Yurika masih berusaha untuk melepaskan dirinya.

Dia meneriakkan sesuatu sembari menggoyangkan badannya dengan liar.

"Kyaa, Yurika-chan, bahaya kalau kamu terus bergoyang seperti itu!"

"Tenanglah Yurika-chan!"

Karena Yurika yang terus bergoyang untuk melepaskan diri, para anggota klub cosplay pun mulai terhuyung-huyung.

Dia terus menggoyangkan badannya, meskipun para anggota klub cosplay sudah mengingatkannya untuk diam, tapi dia tetap menggoyangkan badannya lebih kencang.

"Mhhm, Hmmmmm, Mhhh!!"

Yurika menatap ke arah Koutarou dengan tatapan serius dan dia dengan susah payah menggerakkan mulutnya dan menggigit tali pengikat mulutnya.

"Mh, Mhmmmm! Hmmm!!"

"Yurika?"

Apakah dia berusaha mengatakan sesuatu?

Karena merasakan ada yang aneh dengan tingkah Yurika, Koutarou mencoba memperhatikan Yurika lebih dekat.

Mata Yurika saat itu tidak mengeluarkan tatapan penuh dendam, dan bukan juga tatapan seseorang yang meminta pertolongan.

Dia sedang mencoba menarik perhatian Koutarou dengan tatapan serius.

Ada apa dengan Yurika...? Nggak biasanya dia begitu...?

Karena Yurika tidak bertingkah seperti biasanya, Koutarou jadi ingin berbicara dengannya.

Dia juga punya sesuatu untuk ditanyakan kepaddanya.

"Permisi, bisakah aku bicara sebentar berdua dengan Yurika?"

"Hmmm!!"

Saat Koutarou mengatakan itu, mata Yurika berbinar-binar.

Rokujouma V3 189.jpg

Sudah kuduga, ada sesuatu yang terjadi..

Melihat Yurika yang bertingkah seperti itu, Koutarou merasakan ada sesuatu yang buruk.

"Berdua saja? Apa ada sesuatu yang penting?"

"Bisa dibilang begitu. Ini hal yang sangat penting yang hanya bisa dibicarakan olehku dan Yurika soal teman kami"

Koutarou tidak hanya ingin mendengar cerita Yurika, tapi dia juga ingin mengetahui keberadaan Sanae.

Tapi, kalau ada klub cosplay yang mendengar semua itu, semua akan menjadi masalah.

Jadi, Koutarou memutuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya kepada mereka.

"Hmmm! Mh!"

Mengetahui apa yang akan dilakukan Koutarou, Yurika pun menganggukkan kepalanya.

Melihat hal itu, si ketua klub cosplay ikut mengangguk.

"Aku mengerti. Tapi, jangan biarkan dia kabur ya? Susah sekali menangkapnya"

"Oke"

"Semuanya, turunkan Yurika sebentar"

"Baiiik!"

Klub cosplay menurunkan Yurika dan meninggalkannya sendirian dengan Koutarou.

Setelah dirasa cukup jauh, Koutarou berjongkok dekat Yurika dan melepaskan penyumpal mulutnya.

"Kulepas ya"

"Hm!"

Setelah Koutarou melepaskan tali yang mengikat Yurika, akhirnya dia membuka mulutnya.

"S-S-Satomi-san! Satomi-san diculik dan ada banyak Sanae-chan dan roh jahat yang mesum!"

Tapi, kata-kata yang diucapkannya berantakan, dan Koutarou tidak mengerti apa yang Yurika katakan.

"Tenang dulu. Coba ngomong pelan-pelan"

"Nggak ada waktu buat tenang!"

"Tarik nafas dulu deh"

"O-Okeee!"

Yurika, menyetujui saran Koutarou, menarik nafas dalam-dalam dan mulai tenang.

"Jadi, apa yang terjadi?"

"Orang-orang mesum yang kemarin menculik Sanae-chan, Satomi-san!"

"A-Apa!? Serius!?"

"Ya! Kelihatannya tujuan mereka yang asli adalah Sanae-chan!"

"Tapi dia bisa ditangkap meskipun bisa menembus dinding!? Dia tuh hantu, gimana!? Dia diculik!? Gimana bisa Sanae!?"

Kali ini, Koutarou yang tidak bisa bicara dengan benar.

Koutarou yang menyesal karena sudah menyakiti Sanae sudah pergi mencarinya kesana kemari.

Tapi sekarang, dia sudah ditangkap oleh para orang mesum itu.

Karena itulah, Koutarou menjadi bingung seperti Yurika sebelumnya.

"Tolong tenanglah, Satomi-san! Bicara yang lancar!"

"M-Maaf"

Koutarou langsung mencoba mengambil nafas dalam beberapa kali dan mengulangi pertanyaannya.

"Tapi, Sanae kan hantu! Bagaimana bisa dia ditangkap!? Dia bisa menembus dinding kan!? Bagaimana bisa mereka menculiknya!?"

"Banyak hantu aneh yang mengepungnya, terus mereka menangkap Sanae pakai jaring serangga! Tali jaringnya pasti bukan tali biasa!"

"Tapi kenapa Sanae!? Siapa sih orang-orang itu!?"

"Mereka bilang kalau mereka pemburu hantu! Dan mereka bakal menjual Sanae-chan!"

"Menjual Sanae!"

Di saat itu, Koutarou teringat serangan dadakan yang dilakukan orang-orang mesum itu.

"Dia benar, mas! Kami hanya mau menangkap cewek kecil sebelumnya biar bisa kami jual!"

"Tolong percaya dengan kami! Kami tidak tertarik dengan cewek normal!"

"I-Ini cuma salah paham! Kami bukan mau mengintip! Kami tidak tertarik dengan tubuh normal kalian!"

"Itu benar! Kami hanya mau mengurung gadis kecil itu dan menyeruput yang manis-manis darinya!"

Kedua orang itu sudah mencoba menjelaskan diri mereka seperti itu.

Tapi, Koutarou dan yang lainnya salah mengartikan hal itu dan menganggap mereka orang mesum, tapi kenyatannya tidak seperti itu.

"Sialan, jadi maksdunya begitu ya!?"

Tapi, itu bukan kesalahan Koutarou dan yang lainnya.

Siapa yang akan percaya kalau ada orang yang mencari nafkah dari menjual hantu?

Itu adalah pemikiran yang sama dibalik ketidakpercayaan Koutarou dan yang lainnya terhadap Yurika.

"Kamu nggak bohong kan, Yurika!?"

Jadi, meskipun dia hampir percaya dengan Yurika, Koutarou tetap mencoba memastikan semuanya dengan bertanya kembali kepada Yurika.

Koutarou tidak bisa percaya begitu saja kalau pemburu hantu itu benar-benar ada.

Meskipun dia sudah tinggal bersama seorang hantu untuk sementara waktu, kenyataan itu tidak akan berubah.

"Tentu saja! Kamu sudah nggak percaya kalau aku adalah gadis penyihir, mana mungkin aku menghancurkan kredibilitasku lebih hancur lagi dengan berbohong soal ini!"

Setelah mendengar jawaban Yurika, Koutarou akhirnya mengangguk.

"Mana mungkin aku menghancurkan kredibilitasku lebih hancur lagi dengan berbohong soal ini!"

Kata-kata itulah yang meyakinkan Koutarou.

"...Kamu benar. Maaf aku sudah nggak yakin denganmu, Yurika"

Koutarou membungkuk penuh hormat ke arah Yurika.

Wajah Koutarou terlihat serius, dan dia meminta maaf setulus-tulusnya dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"Nggak apa-apa, tapi kok ada yang bikin aku kesal ya?"

Itu karena Koutarou percaya dengan adanya pemburu hantu, tapi tidak dengan adanya Yurika sebagai gadis penyihir.

"Aku jadi mengerti kenapa Sanae-chan suka marah!! Ahhh, ya ampun!"

Yurika berteriak dengan penuh kekesalan.

Jawaban dari Koutarou membuat Yurika benar-benar kesal.

"Jadi, Yurika, kamu tahu kemana mereka pergi?"

"Huh!?..N-Nggak, aku cuma tahu kalau dia dibawa sama para pemburu hantu itu. Setelahnya, aku ditangkap, diikat, dan dibawa pergi.."

Yurika masih terikat dan berguling-guling di tanah.

"Gerombolan hantu...? Itu dia! Yurika, kamu yakin kalau mereka bawa banyak hantu, ya kan?"

"Ya, apa kamu punya ide bagus?"

"Bisa jadi! Aku akan pergi sekarang Yurika! Terima kasih buat infonya!"

Setelah mengatakan itu, Koutarou pun berdiri.

"Ah, tunggu, Satomi-san!?"

"Sampai jumpa! Aku akan menyelamatkan Sanae!"

Koutarou pun mulai berlari.

Tujuannya tentu saja untuk menyelamatkan Sanae yang sudah diculik.

Kalau dia tidak bisa menyelamatkan Sanae, dia tidak akan bisa bicara dengan Sanae lagi.

Bertahanlah, Sanae! Aku akan menyelamatkanmu!

Saat Sanae sedang diculik, kata-katanya tidak sampai kepada Koutaoru.

Tapi, berkat Yurika, kata-kata Sanae akhirnya sampai kepada Koutaoru.

"Tunggu! Jangan cuma tolong Sanae-chan, aku juga dong! Tolonglah aku! Aku pasti berguna!"

"Jangan maksa deh. Kamu benci hantu kan? Perasaan dan informasimu sudah cukup bagiku! Terima kasih, Yurika! Aku pasti akan membalasnya suatu saat nanti!"

Koutaoru pergi setelah tersenyum halus kepada Yurika.

Koutarou benar-benar bersyukur, meskipun Yurika adalah seorang cosplayer, Koutarou betul-betul bersyukur dengan Yurika yang berani menawarkan bantuannya.

Itulah kenapa Koutarou tidak ingin dia sampai terlibat.

"Kamu salah! Bukan itu maksudku! Balas budiku sekarang! Jangan tinggalkan aku, Satomi-saaaan!!"

Teriakan Yurika yang terdengar menyedihkan bergema di dearah bebatuan itu.

"Yuuuurika-chaaaan~ Apa kamu sudah selesai ngomong dengan Satomi-kun~"

"Tidaaaaaaaaak!"

Berkat Yurika, suara Sanae sampai kepada Koutarou, tapi suara Yurika sendiri kali ini pun tidak sampai kepadanya.

Koutarou, yang berlari ke kamarnya di penginapan, mulai mencari-cari barang-barang di dalam tasnya.

Karena saat itu sudah sore, Theia, Kiriha, Shizuka, dan Ruth sudah kembali ke kamar itu juga.

Tapi Koutarou tidak menoleh sedikitpun ke arah mereka.


Part 5[edit]

"Aku ingat aku bawa itu buat jaga-jaga! Seharusnya ada di..."

Para gadis yang ada di ruangan itu kebingungan dan saling melihat ke arah satu sama lain setelah melihat Koutarou yang muncul tiba-tiba dan langsung melakukan itu.

Sebagai perwakilan para gadis, Shizuka mulai berbicara.

"Satomi-kun, apa ada yang salah? Apa kamu sudah berbicara dengan Sanae-chan?"

"Yah, begini, Ibu Kos-san, Sanae-chan diculik sama orang mesum yang kemarin!"

Koutarou menjawab Shizuka sambil terus merogoh tasnya.

"Eh!?"

"Apa!?"

"Oleh orang-orang itu!?"

"Apa itu benar, Koutarou!?"

Mata mereka terbelalak lebar karena terkejut.

Mereka pun langsung mengelilingi Koutarou dan meminta penjelasan.

"Ya, nggak salah lagi! Yurika melihat mereka menculik Sanae! Mereka pemburu hantu atau semacamnya! Orang-orang mesum itu sudah mengincar Sanae dari awal!"

"Yurika? Apakah kamu yakin dia tidak berbohong?"

Dengan Yurika sebagai sumber informasi bagi mereka, Kiriha mengatakan itu tanpa basa-basi lagi.

Yurika tidak bisa dipercaya.

"Kelihatannya nggak seperti itu, dan nggak ada alasan buat dia berbohong saat dia sudah nggak bisa dipercaya lagi, ya kan? Kalau dia memang mau membohongi kita, pasti ceritanya lebih bagus lagi"

"...Kelihatannya benar. Tidak peduli seberapa idiotnya dia, dia tidak akan melakukan sesuatu yang akan membuatnya semakin menderita"

"Yang Mulia, itu sedikit..."

Dan karena Yurika memang tidak bisa dipercaya, semuanya akhirnya setuju dengan itu.

Bahkan Yurika yang mencoba melindungi Yurika merasakan hal itu.

"Ketemu! Selama aku punya ini!"

Di saat itu, Koutarou menemukan barang yang sedari tadi dicarinya di dalam tas.

Benda itu adalah tas belanja dari sebuah department store terkenal.

Dia menggenggam tas itu dengan kuat dan berdiri tegap.

Para gadis yang melihatnya seperti itu hanya bisa mundur selangkah.

Sebelum para gadis bisa mengembalikan posisi badan mereka, Koutarou sudah melesat keluar kamar.

"Aku akan mengambil kembali Sanae!"

Dan sebelum para gadis bisa menjawab, dia sudah meninggalkan kamar.

"Ah, tunggu, Satomi-kun!"

"Ruth, ayo kita berangkat"

"Seperti yang kau inginkan, tuan puteri"

"Karama, Korama, ikuti aku"

"Aku sudah menunggu ini Ho~!"

"Ayo kita selamatkan Sanae-chan Ho~!"

Para gadis berlari keluar kamar dan sedikit tertinggal di belakang Koutarou.

Isi dari tas belanja yang dibawa oleh Koutarou berisi beberapa benda-benda mistis yang diberikan Shizuka kepadanya di hari pertama sekolah.

Koutarou membawa jimat-jimat seperti ini untuk berjaga-jaga.

Ini mungkin sebagian alasan kenapa Sanae begitu sakit hati...

Koutarou memikirkan itu selagi merogoh tas yang dibawanya.

Di dalam hatinya, dia merasa bahwa Sanae tidak begitu berbahaya sampai dia harus membawa benda-benda mistis dengannya.

Kalau Koutarou memang percaya bahwa Sanae berbahaya, dia tidak akan membiarkan Sanae merasukinya setiap hari.

Dia membawa benda-benda mistis itu dengannya hanya karena Sanae adalah musuhnya.

Setelah mendengar penjelasan dari Harumi, Koutarou akhirnya mengerti sesuatu.

Sanae pasti sakit hati setelah melihat isi tas ini.

"Tapi sekarang aku lega karena membawa semua ini!"

Koutarou mengeluarkan salah satu benda mistis yang ada di dalam tasnya.

Benda itu adalah sebuah alat yang mirip radio yang dibungkus plastik murahan.

Dan 'Alat pendeteksi hantu - Bagi mereka yang mencari, 2006' tertulis di plastik pembungkusnya.

"Aku pasti bisa menemukan Sanae dengan ini!"

'Bagi mereka yang mencari' ini adalah alat pendeteksi hantu yang dibuat tiga tahun lalu.

Walaupun itu adalah model lama yang sudah hampir kadaluarsa yang diperoleh Shizuka dari temannya, itu adalah benda yang sangat populer dalam dunia gaib.

Selain itu, perusahaan yang memproduksi barang itu adalah perusahaan yang sama yang memproduksi jaring penangkap yang digunakan kedua pemburu hantu itu.

Koutarou berencana menggunakan 'Bagi mereka yang mencari, 2006' untuk menemukan Sanae.

Tapi, alat itu tidak bisa membedakan satu hantu dengan yang lainnya.

Berkat info dari Yurika kalau kedua pria itu membawa gerombolan hantu bersama mereka, Koutarou berencana melacak gerombolan hantu itu dan menemukan Sanae bersama mereka.

"...Mari kita lihat. Nyalakan dupanya dan letakkan di bagian tengah atas mesin ini. Dupa ini berfungsi sebagai antena. Tolong pastikan anda menggunaka dupa yang sepaket dengan alat ini"

Koutaoru membaca petunjuk penggunaan 'Bagi mereka yang mencari, 2006' dan bersiap menggunakannya.

Seperti yang diharapkan dari alat yang populer di pasaran, bahkan pemula seperti Koutaoru bisa menyelesaikan persiapannya dengan mudah.

Sekarang yang dilakukannya hanyalah tinggal menekan tombol mulai.

"Baiklah..."

Koutaoru menelan ludahnya.

Kalau ini gagal, dia akan kehilangan satu-satunya petunjuk.

Koutarou mulai gugup dan semakin menjadi.

Dan dia menggerakkan jarinya dengan pelan ke tombol mulai.

"Semoga berhasil..."

Saat Koutarou mencapai tombol itu, dia menyiapkan dirinya, berdoa dan menekan tombolnya.

Di saat berikutnya, alat itu mengeluarkan suara yang keras.

"Ahh!?"

'Bagi mereka yang mencari, 2006' membuat sebuah ledakan kecil di tangan Koutarou.

" *uhuk* *uhuk* Alatnya meledak!? *uhuk* *uhuk*"

Koutarou terbatuk-batuk karena menghirup asap dari ledakan alat itu.

Untungnya, ledakannya tidak begitu besar dan Koutarou tidak terluka.

Tapi, alat 'Bagi mereka yang mencari, 2006' itu terbakar dan hancur sebagian.

"K-Kenapa alatnya meledak!?"

Koutarou menarik nafas dalam-dalam dan menyuarakan keraguannya.

Dia tidak berharap mendapat jawaban atas pertanyaannya, tapi ternyata dia mendapat jawabannya.

"Kelihatannya osilator energi spiritualnya rusak Ho!"

"Osilator yang rapuh itu tidak bisa menangani energi spiritual setelah termakan usia, Ho!"

"..Itu karena kamu berusaha menggunakannya meskipun alatnya sudah usang, Koutarou"

"Kiriha-san..."

Yang memberikan Koutarou jawaban adalah Kiriha dan kedua Haniwa miliknya.

Dia mengambil 'Bagi mereka yang mencari, 2006' dan mendekati Koutarou dengan senyum.

"Maaf, Satomi-kun. Gara-gara aku memberimu peralatan tua yang sudah mau hancur.."

Dibelakang Kiriha, tampak Shizuka.

Dia melihat ke arah 'Bagi mereka yang mencari, 2006' dan Koutarou, dan merasa menyesal.

"Bahkan Ibu Kos-san..."

Kenapa mereka berdua...?

Koutarou tidak mengerti alasan kenapa Kiriha dan Shizuka datang, dan melihat ke arah mereka dengan tatapan kosong.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang, Koutarou? Apakah kamu masih akan mencari Sanae?"

"Menemukan hantu dengan teknologi kami memang tidak mungkin. Kita perlu menggunakan metode yang berbeda"

"Bahkan Tulip dan Ruth-san!?"

Mata Koutarou terbelalak lebar karena kaget.

"Jangan kuatir. Serahkan semuanya padaku"

"Kurano-san, kamu punya ide?"

"T-Tunggu, apa kalian semua mau membantuku!?"

Koutarou menjadi kebingungan.

Dia bingung dengan kenyataan bahwa mereka berencana menolong Sanae.

"Itu benar, Satomi-kun. Sanae-chan sudah seperti adik perempuanmu, jadi tentu saja kita harus menolongnya"

"Fufufu. Karena kamu sudah kehilangan satu-satunya petunjukmu, ini adalah kesempatan yang bagus bagi kami untuk membuatmu berhutang satu atau dua hal kepada kami. Bagaimana mungkin aku tidak menggunakan kesempatan ini?"

"Pada akhirnya, kau akan menjadi pengikutku. Kau tidak punya kebebasan untuk melompat ke dalam bahaya begitu saja. Kalau kau mati, masa depanku akan hilang"

"Aku hanya...kalau kamu menginginkannya, aku akan menolongmu sebisaku, Satomi-sama..O-Oh iya, aku harus membalasmu soal baju renang itu! Untuk baju renang itu!"

Keempatnya punya alasan yang berbeda, tapi mereka semua berencana menolong Sanae.

"Terima kasih! Tolong bantu aku, semuanya!"

Biasanya, Koutarou mungkin akan menolak, tapi sekarang dia tanpa pikir panjang menyetujui tawaran mereka.

Dalam situasi ini, Koutarou tidak punya pilihan lain.

"Serahkan padaku, Satomi-kun! Aku tidak akan memaafkan para orang mesum spesialis hantu itu!"

Shizuka bergaya sambil menggulung lengan bajunya.

Dia terlihat sudah siap untuk beraksi.

"Bisakah kau janjikan aku ini, Koutarou? Sekembalinya kita dari sini, kau akan membelikanku baju renang juga"

Kiriha menunjukkan senyumnya yang jahil.

Tapi, Koutarou memperhatikan bahwa matanya terlihat lembut.

"Kukuku, lihat saja, Primitif. Mereka akan menyesal sudah menjadikan diriku sebagai musuh mereka! Dan kau akan mengetahui seberapa hebatnya diriku!"

Theia tersenyum layaknya hewan buas.

Tapi Koutarou tahu bahwa Theia tidak sekejam yang dahulu.

Setidaknya dia merasa khawatir dengan Sanae.

"Serahkan padaku, Satomi-sama! Aku akan membantumu sebisaku!"

Koutarou tidak merasa aneh dengan Ruth yang berusaha membantu, tapi pada kenyataannya dia punya alasan lain untuk membantu.

"Yah, Kiriha-san, kamu sepertinya punya ide.."

Koutarou mengatakan itu terburu-buru, karena dia tidak punya waktu untuk mengatakan terima kasih kepada mereka.

"Ya. Karama, Korama, kuserahkan kepada kalian"

Saat Kiriha mengangguk, kedua haniwa itu mendekati Koutarou.

"Koutarou, kami akan memindai alat itu dan menirunya Ho!"

"Kalian bisa melakukan itu!?"

"Serahkan pada kami Ho! Dibandingkan dengan kami, mesin itu jauh lebih simpel, jadi meniru sirkuit spiritualnya mudah Ho!"

"Kalau begitu, tolong!"

"Baik Ho!"

"Memulai memindai Ho!"

Menuruti permintaan Koutarou, kedua haniwa itu melihat kearah 'Bagi mereka yang mencari, 2006' di tangan Kiriha.

Mata mereka yang kosong memancarkan sinar merah.

Sinar itu adalah sinar untuk pemindaian.

Dengan menggabungkan sains modern dengan energi spiritual, kedua haniwa itu mulai bekerja dengan teori unik mereka.

Koutarou selalu merasa kalau mereka mencurigakan, tapi kali ini dia hanya bisa percaya kepada mereka.

"Pemindaian selesai Ho!"

"Kami sudah selesai bersiap Ho!"

Sesaat setelahnya mereka berbalik ke arah Koutarou.

Sinar merah yang keluar dari mata mereka sudah menghilang dan mereka kembali ke sosok normal mereka.

"Koutarou, apakah kita akan meningkatkan kinerja fungsinya Ho?"

"Meningkatkan kinerjanya?"

"Mudah sekali untuk menirunya Ho. Setelah melacak sirkuitnya, kami bisa menguatkannya Ho! Kami memang hebat Ho-!"

"Dalam estimasi kami, kami bisa meningkatkan kinerja fungsinya sampai 168% Ho!"

"Kalau begitu tolong lakukan! Aku ingin segera menemukan Sanae!"

"Kalau begitu mari kita mulai Ho! Aku akan menjadi detektornya Ho!"

"Kalau begitu aku yang akan menjadi penguatnya Ho! Mengaktifkan mode sinkron untuk penghubungan Ho!"

Kedua haniwa itu mulai bergerak, dengan menjadi satu, mereka bisa berfungsi sebagai suatu mesin.

"Mengatur peningkatan kinerja ke 168% Ho!"

"Memulai emulasi Ho! Mengaktifkan sirkuit pendeteksi!"

Dan kedua haniwa itu mulai mereplika fungsi dari 'Bagi mereka yang mencari, 2006'.

Karena itulah, ledakan yang diperkuat sebesar 168% terjadi.

Hal itu adalah replika yang betul-betul hebat.

"Apa kalian buodoh!? Kalian nggak semestinya meniru semuanya kan!?"

Koutarou terbakar disana-sini karena terkena ledakan lagi.

Tapi, amarah Koutarou membakar lebih hebat dari api ledakan.

"Maaf Ho! Kami lupa memperbaiki bagian yang rusak Ho!"

"Kami tidak bermaksud buruk Ho! Kami akan mengulanginya Ho!"

Dan dengan begitu, meskipun sedikit tertunda, Koutarou dan yang lainnya mulai bergerak menyelamatkan Sanae.



Catatan Penerjemah dan Referensi[edit]

  1. Salah satu jenis mi khas Jepang


Kembali ke Bab 3 Ke Halaman Utama Selanjutnya ke Bab 5