Overlord (Indonesia):Volume 3 Chapter 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Part 1[edit]

Setelah berteleport ke aula Harta, apa yang menyambut mata Ainz adalah cahaya berkilauan, seakan seluruh bintang di langit berkumpul bersama. Atap yang sangat tinggi sehingga seseorang harus melihat ke atas untuk bisa tahu atap itu disana, dinding yang sangat lebar sehingga tidak mungkin bisa ditangkap dalam satu pandangan saja. Ruangan yang luas itu dipenuhi dengan harta benda yang menyilaukan mata.

Di tengah ada emas dan permata yang membentung bukit-bukit di seluruh ruangan. Cukup untuk membuat seseorang mengabaikan pemikiran akan menghitungnya. Terkubur diantara perbukitan emas, item-item mewah dari pengrajin terbaik yang berserakan.

Dengan pandangan sekilas, ada sebuah cangkir yang ditempa oleh emas, sebuah tongkat pendek yang ditempeli dengan berbagai macam permata, bulu binatang buas yang memberi radiasi sinar perak, permadani yang ditenun dengan teliti dan terbuat dari benang emas, seruling tanduk yang bersinar seperti mutiara, kipas tujuh warna, botol kristal, berbagai macam cincin yang mengeluarkan sinar samar-samar yang berkilauan, dan topeng yang dihiasi dengan permata hitam dan putih, dibuat dari kulit dari beberapa binatang.

Tak perlu dikatakan lagi, ini hanyalah puncak dari gunung es. Pada bukit emas tersebut, mungkin ada sekitar dua atau tiga ratus item tersebut dengan level itu. Pada dasarnya itu adalah sebuah bukit harta. Ainz mendengar helaan nafas kekaguman dari orang-orang yang menemaninya. Yang membuat suara itu ada dua orang.

Jadi ada dua dari tiga...

Ainz menatap tiga orang wanita yang berdiri di belakangnya.

Dalam balutan gaun putih daripada armor tempur, Albedo sedang memeriksa sekelilingnya dengan tampang kekaguman yang tulus di wajah cantiknya. Yuri Alpha yang mengembalikan cincin Ainz setelah kembali ke Nazarick memiliki ekspresi yang sama.

Namun satu orang, berbeda dengan dua orang lainnya. Dia tidak menghela nafas dan mengawasi Ainz tanpa bicara.

Meskipun wajahnya sangat lembut, kelihatannya seakan dibuat oleh tangan. Satu matanya yang terlihat seperti batu zamrud berkilauan dengan cahaya dingin, seperti permata yang berharga. Mata yang lainnya ditutupi oleh penutup mata. Rambutnya yang emas kemerahan bersinar di bawah cahaya bintang dari atap.

Dia adalah ras Automatan - CS2128 Delta, dikenal dengan Shizu.

Sebagai battlemaid, sikapnya mirip dengan Narberal dan Yuri. Namun, perbedaannya yang paling besar dari mereka berdua adalah aksesoris kamuflase perkotaan miliknya dan stiker manis yang menempel di sudut rok dengan tulisan "1 yen". Perbedaan signifikan lainnya adalah pistol putih yang dia simpan di pinggannya seperti menyimpan sebilah pedang.

Ngomong-ngomong, pistol magic, Automaton, dan job Shizu "Gunner" (Penembak) semuanya adalah detil tambahan yang ditambahkan setelah update patch "Valkyrie Downfall" (Update terakhir YGGDRASIL sebelum servernya ditutup).

Yuri membetulkan kacamata bingkai hitam dan tanpa lensa itu. Seakan tugasnya sebagai maid tidak bisa membenarkan perilaku yang kacau ini, dia pun bertanya:

"Ainz-sama, mengapa harta benda ini dibiarkan bertumpuk seperti ini? Meskipun telah ditambah magic proteksi, ini tidak bisa disebut penyimpanan yang baik. Jika anda memerintahkan, kami akan langsung mulai untuk merapikannya..."

"Coba perhatikan baik-baik di sekitar."

Dalam sekali nafas, Yuri melihat sekeliling dan meminta maaf.

"Saya telah bersikap kurang ajar, maafkan penilaian saya yang dangkal ini."

"Tidak apa. Lagipula, memang begitulah - apa yang ditimbun di dalam bukit emas ini nilainya kecil."

Yuri mengikuti garis pandang Ainz yang berakhir pada sudut yang menjadi alasannya meminta maaf. Di seluruh dinding itu terdapat lemari-lemari besar yang cukup tinggi untuk bisa mencapai atap. Di dalam lemari-lemari ni ada harta-harta yang lebih berkilau dari bukti emas itu.

Sebuah tongkat yang bertahtakan batu darah. Sarung tangan yang terbuat dari batu yang berwarna scarlet (scarletite), lensa yang terbuat dari berliat hitam yang melekat pada cincin-cincin perak, patung anjing dari batu obsidian, pisau yang terbuat dari batu kecubung ungu, sebuah altar kecil yang dihiasi oleh mutiara putih yang banyak jumlahnya, bunga lili yang terbuat dari kaca yang terlihat seperti mengeluarkan cahaya berwarna pelangi, mawar lembut yang dibuat dari bintang rubi, permadani dengan corak gambar naga hitam yang terbang, mahkota yang terbuat dari platinum dihiasi dengan berlian yang besar, mangkuk dupa emas yang dihiasi dengan permata berharga, sepasang singa jantan dan betina yang terbuat dari batu safir dan rubi, kancing-kancing yang bertahtakan dengan batu opal api dan terlihat seakan berada di dalam kobaran api, kotak cerutu yang terbuat dari kayu rosewood dengan ukiran yang indah, mantel yang terbuat dari kulit binatang buas berwarna emas, dua belas piring yang terbuat dari apoitakara, gelang kaki perak yang dihiasi dengan emat permata dengan warna berbeda, buku magic dengan sampul dari batu demantoid, patung berukuran sebenarnya dari seorang wanita yang besar terbuat dari emas, ikat pinggang dengan sebuah imperial topaz yang dijahitkan padanya, satu set catur dengan buat catur yang terbuat dari batu emerald, jubah hitam dengan jahitan batu-batu kecil yang berharga; cangkir yang dipahat dari tanduk unicorn, meja emas dengan bola kristal di atasnya, dan banyak lagi.

Ini hanyalah porsi kecil.

Selain dari ini, ada banyak cermin aquamarine, kristal merah dengan ukuran orang dewasa, seukuran raksasa dan patung yang rumit dari seorang warrior yang memancarkan cahaya putih perak layak disebut karya dewa. Tiang batu yang diukir dengan karakter-karakter dari bahaya yang tidak diketahui, batu alexandrite yang besarnya melebihi dua tangan yang dibentangkan untuk memeluknya.

Harta yang banyak jumlahnya menjadi bukti dari jawaban untuk Yuri, bahwa sebenarnya tidak ada lagi tempat untuk meletakkan mereka.

"Waktunya pergi."

Dua orang menjawab respon Ainz. Hanya Shizu yang tetap diam, hanya memberi anggukan untuk memberikan persetujuan.

Setelah Ainz merapal mantra [Mass Fly], keempat orang itu melayang ke langit.

Hanya ketika itulah terlihat ada sekumpulan gas mematikan, samar-samar ungu warnanya, melayang di udara.

Yuri melihat sekeliling untuk menemukan sumber gas ungu itu. Namun, tidak di langit-langit, dinding, atau sudut yang mengeluarkan apapun yang berbentuk awan ungu.

Seakan kebingungan muncul di wajah Yuri, sebuah suara monoton keluar.

".....Yuri-nee, ada magic racun di udara."

"Apa?"

Yuri merasakan tatapan dingin padanya. Sumbernya adalah pupil hijau Shizu yang tenang; sebuah mata yang tidak ada emosi apapun.

Kalimat yang lebih baik untuk dikatakan adalah mata itu menyebabkan orang lain percaya bahwa mata itu tidak bisa merasakan sebuah emosi. Wajah Shizu sangat lembut, namun bisa dikatakan itu juga seperti sebuah topeng.

Karena dia diciptakan sebagai seorang automaton, Shizu tidak bisa menunjukkan emosi - begitulah pengaturannya.

"...Darah Jormungandr?"

Setelah Shizu mengucapkan nama dari alat yang mampu membuat area beracun seperti itu, Ainz menjawab:

"Ah, jawaban yang benar. Meskipun aku tidak memberitahumu, harta benda ini menghasilkan udara di sekitar yang mengandung kadar racun yang tinggi. Jika kamu tidak memiliki kemampuan apapun atau alat-alat yang mampu menangkal racun ini, kamu akan tewas dalam tiga langkah."

"Jadi, itulah alasan saya.. minta maaf... apakah itu alasan mengapa kami bertiga yang dipilih?"

"Benar."

Baik Dullahan Yuri yang sedang membetulkan kacamatanya dan Automaton Shizu yang tak punya emosi kebal terhadap racun karena sifat ras mereka.

Albedo termasuk ras demonic dan tidak kebal terhadap racun. Namun, dia memiliki cara lain untuk menghadapi racun.

"Benar, itulah alasan kalian semua dibawa kemari, tapi... aku membawa Shizu untuk alasan lain untuk meyakinkan sesuatu."

jadi Ainz dan yang lainnya menggunakan [Mass Fly] untuk melewati usaha yang diperlukan untuk menyeberangi bukit emas, dan tiba di depan pintu di sisi lain.

Bukan, bisakah ini disebut pintu? Bentuknya mirip dengan pintu, tapi terlihat seperti jurang yang dalam dan tak berdasar yang menempel di dinding.

Setibanya di pintu yang menarik ini, Ainz berpikir dalam-dalam.

"Yang disini adalah ruang senjata, apa ya passwordnya..?"

"Ainz-sama, jika disini ada ruang senjata, bukankah itu artinya ada harta-harta yang disembunyikan di lokasi lainnya?"

...Huh? Albedo tidak tahu semua informasi yang berhubungan dengan isi dari aula harta?

Ainz bingung mengapa Albedo menanyakan itu. Walaupun demikian, meskipun jika dia tidak sadar ada informasi seperti itu, masih masuk akal. Harta benda tidak berada di dalam Great Tomb of Nazarick. Perlu cincin Ainz Ooal Gown untuk bisa kemari. Didesain dengan cara seperti itu untuk membuat penyusupan menjadi sangat sulit. Normal bagi Albedo yang tidak tahu akan informasi ini, karena dia tidak memiliki cincin tersebut sebelum sepuluh hari yang lalu.

Meskipun Ainz entah kenapa bertanya-tanya seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki oleh NPC, dia merasa ini adalah masalah kecil dan membalas pertanyaan tadi.

"Ha ha. aku memiliki teman yang bernama Genjiro. Dia sangat senang merapikan dan mengatur sesuatu, dan mengkategorikan obyek berdasarkan tujuan mereka."

"Bukankah dia adalah 'Mahluk agung' yang menciptakan teman kami Entoma?" (Mahluk agung disini maksudnya adalah salah satu angota guild terdahulu yg menciptakan Para NPC)

"Ya, Yuri kamu benar. Namun, apakah dia sebenarnya menikmati kerapian atau tidak masih dipertanyakan. Jika dia memang benar menyukai kerapian, harta benda yang ada di tumpukan emas itu akan dirapikan dan teratur, dan dia tidak akan menyebutkan ruangannya sendiri sebagai ruangan kacau. Ngomong-ngomong, dia seharusnya sudah memisahkan item-item kedalam kategori: armor, senjata, perhiasan, alat bantu, barang pakai, hasil produksi, dan lain sebagainya. Ditambah lagi, ada juga ruangan perawatan Nazarick...ya, dan juga ruang penyimpanan data kristal."

Ketika mengatakan ini, jari Ainz menunjuk ke dinding, dimana bayangan dua dimensi telah muncul.

"namun, kenyataannya di dalamnya semua tersambung seharusnya tidak perduli darimana kita masuk... Ah, maaf. Aku terlalu banyak bicara."

"Tidak sama sekali, kami berterima kasih kepada Ainz-sama karena telah menjawab pertanyaan kami dengan sabar."

Mengikuti statemen Albedo, dua orang battle maid itu membungkuk serentak mengucapkan rasa terima kasih.

Tak ada waktu lagi; apa yang kulakukan. Setiap kali aku membanggakan Nazarick, aku tidak bisa menghentikan diriku...

Ainz mengangkat bahu lalu berputar lagi menghadap bayang di depannya.

Pintu ini hanya bisa dibuka dengan kata kunci yang telah dibuat sebelumnya. Mungkin dengan magic atau skill dari kelas rogue, seseorang bisa membuka paksa pintu ini. Tapi Ainz tak pernah mempelajari skill atau magic seperti itu, oleh karena itu, perlu untuk mengucapkan kata kuncinya... Ack...Aku lupa.

Itu bisa dimengerti.

Karena mekanisme seperti ini sangat banyak di Nazarick, masih bisa mengingat kata kunci-kata kunci untuk tempat-tempat yang sering dikunjungi, tapi tak banyak kesempatan untuk mengunjungi aula harta, jadi tidak mungkin bisa mengingat kata kunci tempat tersebut.

Ainz hanya pernah mengunjungi untuk menarik uang guna membayar biaya Nazarick jadi sudah bertahun-tahun sejak terakhir kalinya dia menjejakkan kaki disini.

Gagal mengingat kata kunci dari ingatannya, Ainz mengatakan kata kunci universal:

"[Glory to Ainz Ooal Gown.]"

Pintu gelap itu merespon dengan kalimat ini, dan sebuah teks muncul seperti gambar yang melayang di air. Kalimat yang muncul adalah : [Ascendit a terra in coelum iterumque descendit in terram et recipit vim superiorum et inferiorum] (Kalimat dari Emerald Tablet atau Tabula Smaragdina. Artinya : Naik dari Bumi ke Langit dan turun lagi ke bumi dan menerima kekuatan dari Superior (Yang lebih tinggi) dan Inferior (Yang lebih rendah)).

"...Tabula Smaragdina benar-benar seorang perfeksionis."

Ainz tidak bisa menahan ucapan ini yang meluncur begitu saja, mendapatkan reaksi yang samar dari Albedo.

Pikirannya melayang kepada orang yang bertanggung jawab terhadap mendesain mekanisme Ainz Ooal Gown.

Dari seluruh mekanisme di Great Tomb of Nazarick, ada dua yang merupakan desainnya. Desain canggih yang melimpah seperti ini memakan kuota data dengan jumlah besar di Great Tomb of Nazarick, membuat pemain lain tidak bisa mendesain dengan bebas dan membuat mereka protes. Dia bertanggung jawab, membayar item cast untuk jumlah data yang kelebihan.

Ainz memperhatikan dengan serius kalimat yang muncul. ini pasti petunjuk dari kata kuncinya, tapi apa artinya?

Ainz menghabiskan banyak waktu mencari jawaban yang tersembunyi di otaknya.

Tak lama, Ainz akhirnya menemukan kode kunci dari ingatannya yang terdalam.

"Seharusnya -- Thus Thou wilt possess the glory of the brightness of the whole world, and all obscurity will fly far from thee -- benar kan?" Artinya - Kamu yang memiliki kebanggaan atas cerahnya seluruh dunia, maka seluruh ketidak jelasan akan terbang jauh darimu. Ainz yang bicara melihat ke arah Shizu seakan mencari konfirmasi.

Shizu mengangguk merespon Ainz.

Selain Tabula Smaragdina, yang juga memiliki tanggung jawab mendesain mekanisme ini adalah pencipta dari Shizu. Pengaturan karakternya diatur agar familiar dengan metode membuka kunci mekanisme Nazarick. Karean ini, Shizu bisa dengan mudah menguraikan petunjuk kata kunci yang tadi.

Tetapi meskipun mengetahui hal ini, Ainz masih tidak meminta bantuannya, hanya karena sifat keras kepalanya yang ingin membuka pintu itu dengan usahanya sendiri.

Datang ke dunia ini memberi kehidupan kepada Great Tomb of Nazarick. Itulah kenapa dia ingin menjadi yang pertama meninggalkan jejak kaki di lantai ini. Sama seperti orang yang ingin menginjakkan kaki di salju yang belum diganggu dan masih segar, Ainz ingin membuka pintu itu sendiri.

Seakan merespon permintaan Ainz, bayangan hitam itu terhisap menjadi satu titik, dan tidak lama, bayangan tadi sudah hilang seakan tak pernah ada di sana. Hanya sebuah bola hitam seukuran kepalan tangan yang mengambang di udara.

Karena bayangan yang menutupi pintu telah hilang, mereka bisa melihat ke dalam lubang. Disana ada dunia yang ditata rapi dan teratur, benar-benar berbeda dari tempat sebelumnya. Jika sebuah analogi dibutuhkan, yang paling cocok adalah mirip dengan pameran museum.

Ruangan dengan cahaya remang itu sangat panjang, memanjang ke dalam berkelanjutan.

Ada ruang kosong sekitar lima meter diantara lantai dan atap. Itu tidak didesain dengan memikirkan tinggi manusia, tapi untuk memperbolehkan non manusia untuk masuk. Lebar ruangan itu sekitar sepuluh meter.

Lantainya ditutup dengan erat oleh lempengan yang mengeluarkan cahaya hitam, kelihatannya seperti sebuah batu yang besar. Membuat suasana yang benar-benar tenang.

Kedua sisi ruangan berbaris senjata dalam jumlah banyak, yang merupakan tontonan yang layak dilihat.

"Masuklah."

Tanpa menunggu respon dari tiga orang lainnya, Ainz berjalan lurus ke ruang senjata.

Menyambut mereka bertiga adalah senjata jarak jauh, termasuk pedang-pedang lebar (broadswords), pedang-pedang besar, pedang panjang seperti salib dengan ujung yang meruncing (estoc), pedang bergelombang(flamberge), pedang lengkung (scimitar), pedang dari india dengan sarung tangan di gagangnya (pata), pedang yang lebih melengkung hampir semi lingkaran dari Mesir (Shotel), belati melengkung dari Nepal (Kukuri / Kukri), pedang panjang sepeti salib dari Skotlandia (Claymore), Pedang-pedang pendek, Pedang-pedang penghancur (Swordbeaker)...

Tentu saja, tampilannya tidak hanya pedang. Ada juga kapak satu tangan, kapak dua tangan, senjata tumpul satu tangan, tombak satu tangan, busur, busur silang (crossbow)...

Meskipun sudah mengklasifikasikan senjata-senjata itu, seseorang pasti sudah kehilangan hitungan.

Selain dari ini, ada juga banyak senjata mencolok yang membuat bertanya-tanya apakah masih bisa diklasifikasikan sebagai senjata. Beberapa senjata itu kelihatannya tidak pas dengan sarungnya dan fokus hanya pada penampilannya, dan lain sebagainya. Tipe-tipe senjata ini adalah jumlah yang terbesar.

Hampir tidak ada dari senjata ini yang terbuat dari logam biasa seperti besi.

Ada senjata dengan mata pisau yang terbuat dari kristal biru, mata pisau murni putihnya dengan corak emas, mata pisau hitam dengan ukiran tulisan kuno berwarna ungu, bahkan busur dengan benang yang kelihatannya terbuat dari cahaya.

Selain itu, ada juga senjata-senjata yang jelas berbahaya hanya dengan sekali lihat saja.

Sebuah Kapak dua tangan dengan darah yang keluar dari mata pisaunya, Pentungan besar dimana wajah-wajah kesakitan sering muncul di mata pisau hitamnya, sebuah tombak yang terlihat seperti tombak dewa nepthunus. Senjata seperti itu jumlahnya sangat banyak.

Memang mudah ditebak jika kebanyakan dari senjata ini adalah senjata magic, namun takkan bisa menebak apa efeknya. Sebuah pedang dengan mata pisau dengan api yang berkobar memang jelas, tapi efek magic dari senjata yang mirip cambuk dengan penampilan seperti kelabang yang menggeliat benar-benar tidak mungkin bisa diprediksi.

Kelompok itu mengamati senjata-senjata ini dari samping dan tanpa berkata apapun melangka menuju ke tengah ruangan senjata. Setelah kurang lebih seratus meter ke dalam, setelah melewati beberapa ribu senjata di sana, mereka tiba di tujuannya - sebuah ruangan yang berbentuk persegi panjang.

Mungkin digunakan untuk menerima tamu, di dalam ruangan kosong tersebut hanya ada sofa-sofa dan meja-meja. Melihat ke samping, bisa terlihat sebuah jalan masuk yang mirip dengan tempat Ainz dan lainnya masuk.

Hanya ada satu jalan yang bisa diambil di tempat seberang arah pintu masuk, dan ada suasana yang berbeda. Jika sampai tadi adalah museum, maka dari sini adalah pemakaman.

Tinggi dan Lebarnya sama, tapi ruangan ini lebih redup dan melebar ke dalam tak bertepi. Meskipun sulit untuk melihat karena sudut pandang yang buruk, masih mungkin untuk mengenal lubang besar yang digali dengan jumlah banyak di dinding yang kelihatannya ada sesuatu yang dimasukkan di dalamnya.

Mendengar suara yang gugup dari belakang, Ainz membalas:

"Di depan kita adalah Mausoleum."

"Mausoleum itu?"

"Hmmm? Albedo...kamu tidak tahu nama dari ruangan setelah ini?"

Meskipun aku yang memilih namanya sendiri... melihat Albedo seperti ini, jangan-jangan dia tidak tahu siapa penjaga aula harta ini?

"Kalau begitu, apakah kamu tahu Pandora's Actor?"

"Ya. Sebagai bagian dari tanggung jawab managemen, saya tahu namanya dan penampilannya...Pandora's Actor adalah Guardian Area dari aula harta, mempunyai kekuatan yang setara dengan Demiurge dan saya. Selain dari mengelola tempat ini, dia juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan emas yang digunakan untuk mengaktifkan jaringan pelindung Nazarick dan tanggung jawab lainnya. Kesimpulannya, dia adalah yang bertanggung jawab terhadap keuangan."

"Itu kasarnya, tapi tidak seberapa tepat. Dia ini---"

Ucapan Ainz terganggu -- sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, ketiga karakter NPC menolehkan kepala mereka untuk melihat ke jalan, kepada figur yang tiba-tiba muncul.

Dia memiliki penampilan yang aneh.

Meskipun tubuhnya seperti manusia, kepalanya mirip dengan gurita yang kacau. Di sisi kanan kepalanya, setidaknya separuh ditutupi dengan tattoo tulisan yang tidak lurus, mirip dengan penampilan di pintu sebelumnya.

Warna kulitnya seperti mayat -- putih pucat dengan bercampur ungu, mengeluarkan kemilau aneh seakan ditutupi dengan lapisan lendir. Setiap tangan ada empat jari yang kurus dan memiliki jaring seperti katak.

Pakaiannya benar-benar hitam dan dihiasi dengan aksesori perak yang cocok dengan kulit mengkilap yang menempel ketat di tubuhnya. Mengenakan beberapa ikat pinggang yang kendor dan jubah hitam yang terlihat seperti usang dilipat dan dipegang.

Dengan kata lain, itu benar-benar ras alien. enam tentakel yang menggeliat menjulur dari samping mulut di dekat paha. Dua mata yang tidak ada pupilnya dan putih biru suram menoleh ke kelompok itu.

Albedo mengeluarkan suara terkejut:

"Tabule Smaragdina-sama!"

Ini adalah salah satu dari 41 'Mahluk agung'. Dalam istilah kekuatan penghancur murni, dia adalah magic caster yang lebih kuat dari Ainz.

"Tidak, salah!"

Albedo langsung berteriak.

Mengikuti reaksinya, dua orang battle maid bersiap beraksi.

Shizu mengeluarkan pistolnya, meletakkan pantat senapannya di bahu dan mengarahkan moncongnya ke wujud itu.

Yuri memukulkan tinjunya sama-sama di depan dada; sarung tangan logamnya bebenturan dan mengeluarkan suara seperti lonceng.

Selanjutnya, Yuri bergerak ke samping Albedo, di depan Ainz dan Shizu. Ainz adalah seorang magic caster, Shizu adalah gunner. Ini adalah posisi terbaik untuk melindungi mereka berdua yang tidak cocok untuk pertarungan jarak dekat.

"Perkenalkan dirimu?! Meskipun kamu menyamar sebagai Salah satu Mahluk agung, aku tidak cukup bodoh untuk gagal mengenali penciptaku sendiri."

Menghadapi pertanyaan Albedo, orang yang berpenampilan seperti Tabula Smaragdina hanya memiringkan kepalanya tanpa berkata apa-apa.

"--Begitukah. Bunuh dia."

Saat suaranya berteriak keras, dua orang battle maid sedikit ragu-ragu, Meskipun jika mereka tidak tahu siapa dia, mereka masih memiliki keraguan menyerang seseorang yang terlihat seperti salah satu dari pencipta mereka.

Melihat situasinya, battle maid tidak salah, Albedo memang sebagus itu dalam membuat penilaian yang tenang tanpa ragu-ragu.

Tindakan ini menempatkan perlindungan Ainz menjadi prioritas teratas.

Albedo membuat suara klik dengan lidahnya kepada dua orang yang tidak bergerak, dan hampir akan menyerang ke depan ketika Ainz bicara:

"Sudah cukup, Pandora's Actor. Tunjukkan wujudmu yang sebenarnya."

Tubuh Tabula Smaragdina mengecil.

Beberapa saat kemudian, menggantikan Tabula Smaragdina adalah masih tetap seorang alien, namun berbeda orang.

Memiliki wajah yang cukup rata, dengan hidung dan bagian lainnya yang kelihatannya menjadi rata. Daripada mata dan mulut disana anya ada tiga lubang kosong daripada bola mata, gigi atau lidah. Hanya tiga lubang yang terlihat seperti digambar dengan pena oleh anak-anak.

Kepala yang berwarna pink dan berbentuk seperti telur iu lembut, tanpa satupun rambut padanya.

Karakter aneh ini adalah seorang Doppelganger, seperti Narberal.

Ini adalah Pandora's Actor, NPC level 100 yang didesain oleh Ainz untuk menjaga aula Harta. Dia memiliki spesialisasi dalam perubahan wujud, mampu meniru 45 tampilan, dan kemampuan mereka -- tapi hanya sekitar 80% dari kekuatan asli.

Lencana di kepalanya adalah simbol Ainz Ooal Gown, tapi baju yang dia kenakan adalah seragam dari Perang Infrastruktur Ekologi Eropa dua puluh tahun yang lalu, yang sangat membuat kepanikan karena mirip dengan seragam yang dikenakan oleh Neo-Nazi Schutzstaffel.

Dia melakukan tindakan hormat dramatis dengan kaki yang ditegakkan sama-sama dan tangan kanan yang digerakkan ke topinya.

"Selamat datang penciptaku Momonga-sama!"

"..Kamu kelihatanya sangat ceria."

"Disetujui, setiap hari saya sealalu penuh dengan energi! Ngomong-ngomong, apa yang membuat anda kemari hari ini? Anda bahkan membawa nona manager Guardian dan nona Maid."

Melihat Guardian Area yang masuk, Yuri dan Albedo mundur di belakang Ainz dan kembali ke posisi mereka. Ketiganya menunjukkan emosi yang berbeda. Yuri, yang memiliki kebanggaan sebagai battle maid, membetulkan kacamatanya dan terlihat tidak senang dipanggil nona.

Albedo, yang berdiri di samping Ainz, menjadi iri setelah mendengar Pandora's Actor adalah ciptaan Ainz pribadi. Dia berdiri di sana dan menggigit bibirnya. Shizu tidak menunjukkan reaksi, hanya menaruh senjata di tangannya ke tempat semula.

"Ke tempat penyimpanan yang paling dalam, untuk mengambil item kelas dunia."

"Apa anda bilang! Apakah sudah tiba saatnya menggunakan kekuatan mereka?"

Pandora's Actor menunjukkan reaksi terkejut berlebihan. Sikap ini membuat Ainz mengerutkan alisnya yang memang tidak ada.

Seragamnya juga, mengapa Ainz mengatur reaksinya menjadi berlebian....Tidak, Ainz tahu kenapa alasannya.

Ainz adalah pencipta dari Pandora's Actor, itu juga bisa dikatakan bahwa setiap gerakannya dianggap Ainz 'keren'. dan dia sangat bangga dan senang dulu ketika dia membuat pengaturan ini.

"......Ugh, hanya saja..."

Di masa lalu, dia berpikir bahwa mereka yang memakai seragam militer adalah keren. Karena dia seorang aktor, tindakannya harus berlebihan. Tapi setelah melihatnya menjadi hidup dan benar-benar melakukan adegan--

"Wow... payah sekali--"

Suara yang sangat kecil dan liri yang tidak bisa di dengar oleh lainnya, Ainz tidak tahan untuk mengeluarkan bisikan pendapat dia yang sejujurnya.

Itu benar-benar sejarah yang hitam.

Sebuah warisan hidup dari masa lalunya yang kelam, Pandora's Actor.

Jika anggota guild yang lain dari Great Tomb of Nazarick ada disini sekarang, ketika NPC menjadi hidup, ini pasti akan menjadi topik bahan tertawaan yang paling besar. Begitulah perasaan Ainz, dia tidak menunjuk seseorang secara khusus.

"...Biarkan saja, aku harus berbesar hati. Aku yang sekarang telah menjadi undead tidak memiliki waktu untuk menderita trauma psikologis."

Ainz diam-diam mengingatkan dirinya, lalu memberikan balasan yang tenang.

"...Ya, kamu benar. Aku berencana untuk mengambil [Greed and no Desire], [The Cup of Hygieia],[Memory Blade] dan [Painting of Life]."

"...dan bagaimana dengan yang sisa dua?"

"Biarkan saja, karena mereka hanya bisa digunakan sekali. Karena dua itu sangat kuat, mereka hanya boleh digunakan di saat yang tepat, atau ketika kita tahu bagaimana cara mendapatkan mereka kembali setelah digunakan."

"Memang benar, senjata yang terlalu kuat itu cukup kuat untuk disebut kartu as. Mereka membuat hal yang tidak mungkin menjadi tidak mungkin, bahkan memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia."

"---Pandora's Actor, aku ingin mengujimu. Ada dua ratus item kelas dunia totalnya. Berapa yang kamu tahu?"

"Mohon maaf Momonga-sama, saya hanya tahu sebelas."

Ainz mengangguk. Itu adalah jumlah item kelas dunia yang dimiliki oleh Ainz Ooal Gown. Dia tidak tahu bahwa ada satu item kelas dunia [Atlas]yang diambil dari mereka di masa lalu. Ada bagian yang dia tidak yakini, tapi pengetahuan NPC memang terpengaruh oleh pengaturan mereka dan jika ada kontradiksi mereka hanya akan mengabaikannya.

Tentang tipe pengaturan NPC ini, Ainz menyadari beberapa hal setelah beberapa hari mengawasi. Ketika tidak ada pengaturan yang spesifik untuk beberapa bagian dari kepribadian NPC, mereka kelihatannya memiliki sifat turunan dari penciptanya. Bahkan hubungan antara para NPC kelihatannya seperti cerminan dari pencipta mereka. Dalam beberapa hal, rasanya seperti menghidupkan saat-saat ketika bersama dengan teman-teman guildnya. Seperti misalnya hubungan Shalltear dan Aura, antara Demiurge dan Sebas.

Ekspresi Ainz tidak berubah saat dia tersenyum.

Sederhananya, mereka seperti anak-anak dari semuanya.

Merasakan kesamaan dari teman-temannya dulu sekali lagi di sisinya, Ainz merasa senang, tapi juga kesepian di waktu yang sama.

Ainz menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan emosi sedih.

"Ah, ini... Pandora's Actor, aku telah menanyakan pertanyaan yang tidak ada gunanya."

"Tidak sama sekali, pengetahuan saya memang kurang, saya mohon maaf."

Setelah itu, Pandora's Actor membungkuk, setiap gerakannya selalu berlebihan seperti sedang melakukan suatu adegan.

"...Biarkan saja. Aku harus segera menuju Mausoleum. Apakah ada sesuatu yang terjadi di sini?"

"Tidak ada sama sekali, karena semuanya yang ada disini adalah milik dari Momonga-sama dan para 'Mahluk agung'. Bagaimana bisa ada sesuatu yang terjadi."

Nadanya yang terdengar dramatis dan ditujukan kepada sekelilingnya.

"Namun, saya sedikit menyesal karena Momonga-sama sudah datang, saya kira anda memiliki tugas untuk saya."

Ainz berhenti, dan mengevaluasi alien itu.

Benar, Ainz terpikir untuk memanfaatkan dia. Pengaturan Pandora's Actor, entah itu adalah pemikiran cerdas atau strategik, adalah yang teratas di Nazarick. Meskipun biasanya dia akan meletakkan pemikiran taktis ini untuk digunakan pada hal-hal yang tidak jelas, ketika keadaan mendesak akan sulit untuk terbiasa menggunakan kecerdasannya.

Terlebih lagi, kemampuan Pandora's Actor memiliki penerapan yang luas, dan tergantung situasi, bisa terbukti berguna seperti Guardian Floor yang digabungkan.

Namun alasan Ainz menciptakannya bukan untuk bertempur atau bisnis. Tujuannya untuk mempersiapkan identitas dari [Ains Ooal Gown], menyisakan gambaran wajah teman-temannya.

"..Kamu adalah kartu As terkahir kami. Aku tidak ingin mengirimmu untuk melakukan pekerjaan remeh."

"..Kalimat anda terlalu baik sekali."

Sebuah ekspresi seakan dia ingin mengatakan sesuatu -- mungkin -- Pandora's Actor merendahkan kepalanya untuk membungkuk dengan berlebihan.

"Saya dengar dan patuhi. Kalau begitu, mulai hari ini saya akan terus menjaga aula harta."

"Ah, pekerjaan yang bagus. Dan juga, mulai sekarang panggil aku Ainz; Ainz Ooal Gown."

"Ah! Saya mengerti, pencipta hamba Ainz-sama!"

Setelah Pandora's Actor memberi hormat, Ainz, yang telah selesai bicara berputar. Saat ini, sebuah suara terdengar dari belakangnya.

"namun, Ainz-sama, meskipun ini mungkin tidak sopan, jika situasi sudah meningkat sehingga harus digunakan Item kelas dunia, akan lebih baik untuk membiarkan saya meninggalkan Aula Harta dan beroperasi di beberapa lantai."

"............."

Memang dia ada benarnya juga.

Meskipun Pandora's Actor adalah sebuah harta, akan bodoh sekali untuk membiarkannya duduk disini saja tanpa melakukan apapun jika ini menghasilkan kehilangan semakin banyak harta benda yang bernilai. Situasi ini seharusnya tepatnya dilihat sebagai darurat dan memanfaatkan kemampuannya. Dan koin emas di aula harta juga harus dipindahkan ke aula Takhta.

Setelah memutuskan hal ini, Ainz berputar tepat ketika dia melihat Pandora's Actor meletakkan tangan di dadanya untuk memberi hormat.

Ainz juga mendengarkan Shizu yang tak punya ekspresi dengan lirih mengeluarkan suara 'uwah'.

Suara ini benar-benar melukai Ainz--tapi dia menguatkan diri.

Gerakan Pandora's Actor benar-benar terlalu berlebihan, dari sudut pandang penciptanya, postur dan terutama sikapnya, mereka semua terlihat memancarkan perasaan "Aku keren".

Jika itu dilakukan oleh seseorang yang tampan, sikap seperti itu mungkin cocok. Namun, karena yang melakukannya adalah berkepala telur, kelihatannya sama sekali tidak cocok. Terlebih lagi, membuat Ainz yang menyaksikannya merasa malu.

Ainz diam-diam mengawasi Pandora's Actor sesaat sebelum dia mengeluarkan cincin dari kotak Item dan melemparkan cincin itu kepadanya.

Cincin itu membentuk sebuah lengkungan di udara, mendarat dengan mulus di tangan Pandora's Actor.

"Ini adalah... cincin Ainz Ooal Gown, dan kemampuan item ini..."

Saat Pandora's Actor akan melanjutkan ucapannya, Ainz mengangkat tangannya dan membuat dia berhenti. Meskipun mengeluarkan ekspresi sedih, ini bukan waktunya untuk mengkhawatirkan itu.

"Ini adalah persiapan. Albedo, pertama beritahukan kepada Battlemaid Nazarick tentang keberadaan pandora's Actor. Sebelum itu, Pandora's Actor, kamu hanya boleh bepergian antara aula takhta dan aula harta."

"Saya mengerti dan saya akan laksanakan"

Setelah dua ucapan itu, Pandora's Actor berdiri tegap dan menempelkan kedua kakinya dengan keras sehingga hampir berbunyi. Jarinya sangat lurus dan kukunya tak bisa lebih dipanjangkan lagi. Sikap hormat yang tulus ini, jika seseorang memandangnya secara negatif, itu terlalu mencolok.

Ainz menggelengkan kepalanya pelan-pelan saat melihat si kepala telur itu.

Dia bukanlah orang jahat, faktanya, kemampuan dan efisiensi yang dimilikinya memang menakjubkan, tai sayang sekali itu --

"Uwah--"

Mengapa dia harus diberi pengaturan kepribadian seperti itu. Dulu aku sangat yakin bahwa ini sangat keren. Setidaknya aku masih berpikir bahwa seragam memang sedikit keren...

Jika Ainz bisa tersemu merah mukanya, maka dia akan semerah tomat sekarang.

"Hey, Pandora's Actor. Ikuti aku."

Ainz memegang bahu Pandora's Actor dan menariknya ke satu sisi. Tentu saja, dia sengaja memerintahkan Albedo dan Battlemaid untuk tetap di posisi mereka.

"Biar kutanya sebuah pertanyaan penting. Aku adalah penciptamu, orang yang paling kamu beri kesetiaan ya kan?"

"Tentu saja benar, Ainz-sama. Saya adalah ciptaanmu. Meskipun anda memerintahku untuk bertarung dengan 'Mahluk agung' lainnya, saya tidak akan ragu untuk mengeluarkan seluruh kekuatan saya."

"Begitukah...kalau begitu, sebagai seseorang...tidak, sebagai seorang pria... tuanmu, meskipun itu adalah perintah atau laporan, aku tak perduli. Jadi tolong hentikan pemberian hormatnya. Okay?"

Lubang mata Pandora's Actor yang kosong menatap lurus kepada Ainz. Matanya menunjukkan kebingungannya terhadap Ainz.

"Ah. Itu, bagaimana aku menyebutnya...bukankah memberi hormat itu agak aneh? Kita hentikan saja itu. Seragam militer... tidak apa jadi tidak perlu dirubah, tapi kamu benar-benar tidak perlu memberikan hormat lagi. Serius, tolong hentikan."

"Wenn es meines Gottes Wille ist." TL Note : Bahasa Jerman untuk "Jika itu adalah kehendak Tuhanku."

"...Apakah itu bahasa Jerman? Hentikan juga itu. Sebenarnya, tidak apa, tapi tolong, tidak di depanku. aku mohon."

"O-Okay."

Seakan ini adalah pertama kalinya dia dikalahkan, Pandora's Actor memberikan jawaban lirih. Sebelum dia tahu, jarak antara wajah mereka menjadi cukup dekat untuk berciuman. Ainz menarik wajahnya dan memohon dengan lirih:

"Sungguh, Aku mohon padamu. Aku tidak mengira hal seperti ini akan memicu pengendalian otakku. Itu bahkan lebih memalukan daripada mengendarai hamster raksasa.... Aku ingin berbicara dengan tenang denganmu, tapi ini adalah situasi darurat jadi cukup itu saja sekarang."

"Kalau begitu, ada sesuatu yang harus dilakukan sebelum masuk ke Mausoleum. Albedo, tinggalkan cincin Ainz Ooal Gown yang aku berikan padamu kepada Pandora's Actor Ainz menjelaskan alasan harus melepas cincin itu kepada Albedo yang kelihatannya bingung."

"Ini adalah jebakan terakhir yang aku pasang disini. Golem-golem di dalam sana, 'Avatara', dibuat untuk menyerang siapa saja yang memakai cincin itu, meskipun kita juga bukan pengecualian."

"Jadi itu adalah alasannya...para penyusup yang menggunakan cincin untuk kemari. Lalu, jebakan terakhir akan benar-benar menyala."

"Sangat menyeramkan, tidak?"

"Tidak, tidak begitu!"

Albedo enggan melepas cincin dari jari tangan kirinya, membungkusnya dengan syal lalu memberikannya kepada Pandora's Actor. Ainz yang menyaksikan ini juga melepaskan cincinnya, dan meletakkannya di dalam kota cincin yang muncul di udara yang tipis.

"Oh!"

Ainz berseru saat dia baru saja teringat sesuatu. dia mengeluarkan cincin Ainz Ooal Gown yang berbeda yang dia simpan di tempat itu dan meletakkannya ke dalam kotak cincin.

Karena meskipun jika cincin itu diletakkan di tempat penyimpanan, masih bisa dikenali sebagai pemakai cincin. Ketika memasuki Mausoleum mereka akan diserang oleh para Avatara.

"Albedo-sama...bisakah anda lepaskan?"

Mendengar suara tidak berdaya ini membuat Ainz berputar lagi dan menghadap Albedo serta Pandora's Actor. Apa yang dia lihat adalah dua orang yang sedang melakukan tarik menarik syal.

"Milikku, milikku yang berharga..." "Ainz-sama sudah bilang bahwa memasukinya dengan memakai cincin itu akan memicu serangan. Itu hanya sebentar sampai anda kembali kemari dan mengambilnya..."

"Apa yang kamu katakan! Ini adalah cincin yang Ainz-sama berikan secara pribadi kepadaku! Bagaimana bisa aku... wooooooo--!"

"...Albedo, waktu sudah mepet. Jika kamu tidak bersedia menyimpan cincinnya, Aku akan ..."

"Maaf, saya siap!"

Albedo tiba-tiba melepaskan genggamannya, membuat Pandora's Actor kehilangan keseimbangan. Dia mengeluarkan teriakan terkejut saat mengambil beberapa langkah mundur.

"Benar... mari kita menuju ke dalam. Pandora's Actor, kirimkan Yuri dan Shizu untuk memindahkan beberapa harta ke aula takhta...Meskipun itu sedikit sulit, tapi mempertimbangkan mentalita Albedo, jangan gunakan cincin miliknya. Gunakan yang aku baru saja aku berikan kepadamu."

"Saya sangat berterima kasih kepada anda, Ainz-sama! tidak mengira anda akan melarang orang lain menggunakan cincin yang diberikan oleh Ainz-sama kepadaku. Tentu saja! karena ini adalah situasi darurat, aku tidak benar-benar keberatan. Saya hanya ingin menunjukkan kepada Ainz-sama betapa tinggi saya menilai cincin yang Ainz-sama berikan kepada saya, tapi meskipun tanpa saya tunjukkan, Ainz-sama telah mengawasinya--"

"---Aku mengerti---kalau begitu, siapa yang harus tinggal disini untuk menerima Ainz-sama ketika kembali?" Albedo, karena waktu untuk menunjukkan dirinya dipotong oleh Pandora's Actor, menunjukkan ekspresi kecantikan yang anggun yang tak seharusnya tak pernah ditunjukkan. Ainz berpaling dari pandangan Albedo, tidak ingin menodai gambaran mental kecantikan.

"Ini akan memakan sedikit waktu. Setelahnya, aku akan mengirimmu sebuah [Message]. Segeralah kemari kalau begitu, karena tanpa cincin itu kita tak bisa meninggalkan tempat ini."

"Saya mengerti."

Saat Pandora's Actor dan dua orang maid itu membungkuk, Ainz membawa Albedo ke dalam Mausoleum.

Area ini hanya diterangi oleh cahaya yang redup dan luar biasa sunyi -- tempat yang cocok untuk jiwa. Ainz merasa bersalah karena mengganggu ketenangan tempat ini, tapi tetap saja bertanya kepada orang di sampingnya:

"Albedo, seberapa banyak kamu tahu tentang item kelas dunia?"

"Ya. Dari yang saya tahu, mereka adalah harta kelas tertinggi yang dikumpulkan oleh para 'Mahluk agung'. Karena cinta, salah satu harta itu dimiliki oleh saya... hanya itu yang saya tahu."

"Begitukah. Kalau begitu suatu hari aku akan menuliskan seluruh item yang aku tahu di kertas, karena lebih aman jika lebih banyak yang tahu informasi ini. Sebelum itu, Aku akan memberitahumu tentang item yang berbahaya."

Ainz bicara sambil berjalan, mengatakan kepada Albedo tentang item kelas dunia secara umum.

Item Kelas Dunia.

Item kelas dunia ini sangat berhubungan dengan dunia game YGGDRASIL.

Pohon Dunia YGGDRASIL pernah tertutupi oleh daun-daun dengan jumlah yang tidak bisa dihitung lagi. Oleh karena itu, daun-daunnya dihancurkan satu persatu, hingga hanya tinggal sembilan. Kesembilan daun ini menjadi leluhur dunia, disebut Asgard, Alfheim, Vanaheim, Nidavellir, Midgard, Jotunheim, Niflheim, Svartalfheim, dan Muspelheim.

Namun, monster yang memakan dedaunan pohon dunia tidak habis-habisnya mengejar sisa sembilan daun. Ini adalah cerita latar belakang dari game: Pemain akan keluar ke dunia yang tidak diketahui dan menghadapi bahaya untuk melindungi dunia mereka sendiri.

Lalu, apakah item kelas dunia mewakili apa? Mereka sama dengan daun-daun itu---bisa dikatakan, setiap item kelas dunia sama dengan satu dunia. Oleh karena itu, itu dibuat jadi setiap item kelas dunia memiliki kekuatan dengan jumlah yang sangat besar. Faktanya, banyak item kelas dunia yang memiliki kekuatan dalam jumlah yang tidak biasa.

Ada banyak pendapat pemain pada topik apakah item itu terlalu merusak keseimbangan permainan. Namun, pihak pengembang mengeluarkan catatan 'Segala Kemungkinan di dunia tidaklah kecil' dan tidak berencana untuk mengupdate perusak keseimbangan.

Seakan pihak perusahaan pengembang game meletakkan banyak sentimen pada frase 'Dunia', apakah itu adalah pemain atau musuh, mereka yang memiliki nama "Dunia" akan diatur jauh lebih kuat daripada normal.

Boss terakhir dari official campaign, 'Devourer of Nine Worlds' (Pelahap Sembilan Dunia), adalah binatang buas yang memperoleh kekuatan yang dahsyat dari mengkonsumsi dedaunan dan menjadi 'Musuh Dunia' yang diciptakan, Gelar 'Juara Dunia' diberikan hanya kepada pemenang dari turnamen,  yang terpilih dari sembilan dunia.

Saat Ainz menjelaskan, dua orang itu tiba di tempat patung-patung berarmo yang ditata dengan rapi di lubang-lubang baik sisi kiri dan kanan.

Ruangan ini memiliki suasana dan magic yang mirip dengan Lemegeton, ruangan di depan ruang takhta. Namun, golem-golem di Lemegeton tidak membawa senjata. Sebaliknya, patung-patung disini seluruhnya memakan equipment yang super dahsyat, dan kekuatan yang melekat tidak kalah dengan equipment utama Ainz.

"Ai..Ainz-sama...apakah patung-patung ini adalah replika dari para 'Mahluk agung'..." "Kamu menyadarinya. Benar, Avatara adalah pahatan yang didasarkan pada teman-teman lamaku. Namun.....bagaimana kamu bisa menyadarinya? Penampilan mereka sangat kurang. Kurasa aku tidak bisa menangkap bahkan sepuluh persen dari daya tarik mereka..."

"Tidak mungkin kami ciptaan dari para 'Mahluk agung' akan gagal mengenali mereka."

"Begitukah?"

"Ya, begitulah. Namun Ainz-sama...nama lokasi ini, bahkan patung-patung ini... jangan-jangan para 'ma' yang lain telah tiada?"

"Itu.....agak tidak tepat."

Tidak, mungkin ini adalah jawaban yang paling benar. Ainz berhenti berjalan, diam menatap patung-patung ini dalam perenungan.

Tidak tahu bagaimana menafsirkan keheningan Ainz, Albedo mengeluarkan muka yang tidak enak.

Melihat wanita cantik seperti dia mengeluarkan wajah sedih seperti itu, tak ada pria yang tidak tergetar. Terlebih lagi, karena itu adalah wajah dari salah satu ciptaan teman lamanya, bahkan Ainz yang undead akan merasa bersama dan menjadi gugup.

Namun, Ainz yang tidak pernah memiliki teman atau berinteraksi dengan wanita di masyarakat dunia nyata sebelumnya, tidak bisa memikirkan kalimat hiburan apapun. Merasa gagal, Ainz melihat sekeliling dengan penuh ketakutan, mencari sesuatu untuk dibicarakan.

Saat ini, setelah menemukan sesuatu, Ainz bicara tanpa berpikir panjang lagi:

"Li..Lihat di sebelah sana. Apakah kamu melihat tempat yang kosong itu?"

Memastikan bahwa Albedo telah menoleh ke arah itu, Ainz mulai menjelaskan dengan sederhana mengapa tempat-tempat itu tidak memiliki patung-patung.

"Salah satu dari empat tempat itu adalah dimana aku berniat untuk menempatkan Avatarku."

Itu tidak benar.

Yang menciptakan dan menempatkan Avatar ini tidak lain dan bukan adalah Ainz sendiri. Karena ini, jika Ainz pensiun dari game. Ingatannya akan teman-temannya yang telah pensiun, dan agar perlengkapan mereka bisa dipakai lagi, Ainz menggunakan item cash untuk menciptakan golem-golem yang mampu memakai equipment itu.

Ini juga cerita dibalik mengapa Avatara terlihat jelek.

Informasi mengenai penampilan luar dari anggota guild masih tersimpan di dalam Pandora's Actor. Namun, sendirian, Ainz tidak memiliki kemampuan atau skill untuk menggunakan informasi ini untuk membuat golem-golem yang terlihat lebih baik.

Oleh karena itu dia membeli data penampilan luar dan memaksa memasukkannya ke dalam golem-golem itu. Hasil akhirnya adalah anggota tubuh mereka menjadi entah lebih gemuk atau lebih pendek. Kepala menjadi besar dan seperti badut, seperti monster dari mimpi buruk.

Namun, kurangnya kesatuan kohesif dalam penampilan mereka mengeluarkan semacam suasana aneh yang membuat orang-orang mendapatkan perasaan tidak enak yang kuat. Karena ini, jika Ainz berpikir bahwa mereka ditujukan sebagai penjaga gerbang terakhir, dia seharusnya mempertimbangkannya sebagai keberuntungan yang tidak terduga.

Bagaimana aku harus mengatakan ini? Perasakan ini seperti melihat boneka-boneka yang dibuat ketika anak-anak. Lebih terlihat memalukan...

Selain dari memalukan, Ainz merasa emosi kuat lainnya.

Itu adalah kesepian.

Ketika teman-temannya pensiun dari game satu demi satu, Ainz memutuskan untuk membuat Avatar untuk menjadi pelindung equipment mereka. Ketika ditanya oleh anggota guild yang belum pensiun, ini adalah jawabannya.

Mungkin itu adalah untuk mereka agar menjadi penjaga terakhir.

Tapi pada kenyataannya, alasan bahwa Ainz melanjutkan membuat Avatara sementara jumlah anggota semakin berkurang hanyalah karena dia merasa kesepian. Anggota-anggota yang bermain dengannya selama ini satu persatu menghilang.

Untuk menunjukkan bahwa teman-teman di Great Tomb of Nazarick dan dirinya yang bersama-sama dalam hidup dan mati, dan untuk menjadi kompensasi mereka, dia membangun avatar-avatar ini.

Itu adalah cerita yang sama kenaa tempat ini dinamakan dengan Mausoleum. Nama akhirnya adalah ruang rahasia aula harta, tapi Ainz merubah namanya, untuk mengingat teman-teman yang telah pergi dari --- atau lebih tepatnya telah tiada dari game YGGDRASIL. Karenanya ini menjadi tempat tidur mereka.

-- Namun begitu, hatiku masih berharap untuk mempercayai bahwa teman-temanku juga dikirim ke dunia alien yang tidak diketahui, dan mereka mungkin masih berada di sudut dunia ini...

Saat Ainz menjadi sangat termenung, sebuah teriakan sedih memecah keheningan seluruh lorong.

"Tolong jangan -- tolong jangan mengatakan hal itu!"

Dengan perasaan kesepian sebelumnya yang langsung buyar, Ainz buru-buru melihat Albedo. Ainz sangat terkejut sehingga dia mundur. Mata Albedo penuh dengan air mata yang berkilauan, yang siap jatuh bahkan dengan kedipan yang kecil.

"....Ainz-sama. Ainz-sama yang penyayang yang tetap disini hingga akhir, kepadanya kami memberikan kesetiaan kami sepenuhnya, mohon tidak mengatakan yang demikian! kami benar-benar berharap anda tetap tinggal dengan kami selamanya sebagai tuan kami!"

Albedo berlutut di depan Ainz dan menundukkan wajahnya.

Bercampur dengan suara yang tersendat, terus mengulangi "Saya mohon... saya mohon..." dalam suara lirih yang serak, terdengar seperti doa, dan diwaktu yang sama, seperti lolongan kesedihan dan penderitaan.

Di seluruh hidupnya, Ainz tak pernah melihat seseorang yang memohon mati-matian seperti itu.

Dia tak pernah mempertimbangkan bahwa guyonan biasa akan membuat Albedo terserang emosinya. Ini membuat Ainz penuh dengan rasa bersalah, dan dia menekuk lututnya dan membantu Albedo berdiri.

"Maafkan aku."

Apakah dia tidak mempertimbangkan jika selama ini telah dibuang oleh teman-temannya yang dahulu?

Ketika dia sendirian di dalam Great Tomb of Nazarick, atau setiap hari dia merasa patah semangat karena semuanya tidak ada.

Apakah dia tidak merasa marah karena kesepiannya?

Mengetahui perasaan pahit ini sendiri, mengapa dia tidak mampu mengerti perasaan Albedo, mengapa dia membuat Albedo merasakan luka yang sama?

Albedo yang berdiri dan menangis sendiri tak karuan tadi masih memiliki air mata yang menetes di pipinya.

Ainz mengeluarkan sapu tangan, dan mengusap air mata Albedo dengan kikuk dan lembut.

"....."

Meskipun dia ingin meminta maaf sekali lagi, dia tetap diam karena dia tidak menemukan kalimat yang cocok.

Karena kurangnya kemampuan dirinya dalam hubungan interpersonal, dia tidak tahu kalimat apa yang bisa menghibur dan menghentikan air matanya.

Sesenggukan yang tak ada akhirnya, Albedo membuat sebuah permintaan kepada Ainz yang kewalahan:

"Ai..Ainz-sama, tolong berjanjilah dengan saya, berjanjilah kepada saya bahwa anda tidak akan pernah membuang kami dan pergi dari tempat ini!"

"...Aku minta maaf, namun..."

Setelah 'namun', Ainz tidak melanjutkan ucapannya. Dia memiliki alasan khusus untuk itu, tapi Albedo berasumsi bahwa dirinya yang diam karena alasan lain.

"Mengapa! Mengapa anda tidak bisa membuat janji itu? Apakah anda sudah punya niatan untuk membuang kami? Mengapa! Apakah ada sesuatu yang tidak membuat anda gembira? Jika anda mau menjelaskan, saya akan memperbaikinya! Jika anda berpikir bahwa saya adalah penghalang, saya akan langsung mengambil nyawa saya sendiri!"

"Tidak!"

Ainz berteriak dengan keras. Karena terkejut, bahu Albedo melompat.

"Dengarkan aku. Pertama, sekarang ini misalnya...tidak ada metode yang bisa menyelamatkan Shalltear. Pengendalian otak Shalltear adalah efek dari item kelas dunia. Itu saja sudah mutlak. Cara satu-satunya untuk bisa menahan efek dari item kelas dunia adalah dengan memilikinya sendiri, atau memiliki kelas spesial."

Sambil air matanya diusap seperti anak kecil oleh Ainz, Albedo bertanya:

"Itu...Itulah kenapa, anda datang kemari...datang kemari untuk mengambil...mengambil item kelas dunia, ya kan?"

"Benar, untuk Guardian bisa memegang item kelas dunia ini. Secara Teori, dengan menggunakan tipe yang mirip dengan item kelas dunia seharusnya bisa membuatnya membebaskan Shalltear dari pengendalian pikirannya. Namun, aku ragu menggunakan item kelas dunia di dalam sini...aku benar-benar tuan yang tak berguna, karena aku sudah menempatkan item menjadi lebih penting daripada bawahanku yang setia."

"Tidak! Item kelas dunia yang dikumpulkan adalah hasil dari kerja keras para 'Mahluk agung', oleh karena itu mereka lebih berharga dari kami!"

"...Begitukah?"

Jika ini adalah game, Ainz akan berpikir seperti itu juga. Namun, sekarang dia sedang bingung terhadap cara berpikir seperti ini.

Tapi, menghadai situasi seperti ini, benar juga jika Ainz tidak memiliki metode selain menggunakan kartu as ini.

Diantara seluruh item kelas dunia yang merusak keseimbangan dunia ada beberapa yang disebut [Twenty]. Dua puluh item ini tidak memiliki rival dalam istilah kekuatan.

Dari [Twenty], ada satu item terkenal khusus yang bernama [Longinus] mampu menghapus target sepenuhnya, tapi harga yang harus dibayar bagi penggunanya adalah penghapusan penuh kepada penggunanya juga.

Setelah datanya dihapus olah item kelas dunia, selain menggunakan item kelas dunia lain untuk mengembalikannya, tak ada jalan lain. Ini juga berlaku meskipun menggunakan item cash atau magic resurrection. Jika, sebagai contoh, seseorang menggunakan item seperti itu kepada seorang NPC Nazarick, mereka akan dibenarkan penggunaannya berdasarkan level NPC. Ini akan menghapus keuntungan terbesar dari markas -- jumlah level koleksi NPC.

Beberapa item yang mirip gilanya muncul di otak Ainz.

[Ahura Mazda], mampu membuat efeknya secara masif kepada target-target dengan rasa keadilan yang rendah di seluruh dunia.

[Five Elemental Restriction], yang bisa meminta pengembang YGGDRASIL untuk merubah bagian dari sistem Magic.

[Ourobors] yang memiliki cakupan yang lebih besar daripada [Five Elemental Restriction], mampu meminta kepada perusahaan pengembang Game untuk merubah bagian dari game itu sendiri.

Dan akhirnya, item kelas dunia yang paling kuat [World Savior]. Biasanya item itu memiliki kekuatan seperti pentungan biasa, tetapi item tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang tak terbatas. Bahkan ketika Great Tomb of Nazarick berada di puncaknya, dengan seluruh anggota hadir, hanya butuh satu musuh dengan item ini untuk mengalahkan seluruh tempat.

Item yang disebut [Twenty] ini sangat kuat sehingga mereka hanya bisa digunakan sekali sebelum menghilang. Oleh karena itu sangat disesalkan jika menggunakan mereka meskipun sebagai kartu as itu sendiri.

Ainz Ooal Gown bangga menjadi pemilik dua dari [Twenty], keduanya hanya bisa digunakan melawan musuh yang menggunakan item dengan kelas yang sama, karena hanya sebuah item dengan kelas yang sama yang layak untuk digunakan.

Saat item tersebut hilang, itu adalah penggunaan yang bagus.

Tapi bagaimana jika setelah menghilang, item tersebut jatuh ke tangan orang lain, dan terlebih lagi musuh dari Nazarick? Bagaimana jika begitu?

Nazarick dilindungi oleh senjata kelas dunia ini. oleh karena itu secara internal tidak akan berefek apapun. Tapi jika ini tidak diatur dengan baik, mungkin musuh akan menyerbu pintu masuk.

Oleh karena itu item kelas dunia ini tidak bisa digunakan. Perlu untuk menemukan metode lain untuk menyelamatkan Shalltear.

"Albedo, terima kasih atas apa yang baru saja kamu katakan. Biar kuberitahu mengapa aku terdiam tadi."

Dengan emosi manusia masa lalu yang masih menggantung padanya, Ainz menghirup nafas dalam-dalam seakan dia masih menjadi makhluk hidup, karena dia tahu jika statemen berikutnya adalah hal yang paling penting.

"Aku berencana untuk bertarung melawan Shalltear sendiri. Oleh karena itu...Aku tidak tahu jika aku akan kembali hidup-hidup..."

"--saya mengerti bahwa memang perlu untuk bertarung melawan Shalltear, karena membiarkannya seperti sekarang adalah ide yang buruk."

Ainz memiliki pemikiran yang sama.

Sudah diketahui mengapa musuh tidak memberi perintah kepada Shalltear. Jika saja musuh memberi perintah seperti itu, keadaan akan segera menjadi susah, karena semua hal tentang Nazarick akan terbongkar ke seluruh dunia.

"Tapi, mengapa harus bertempur sendirian? Tidak bisakah kita memenangkannya dengan jumlah? Apakah kami tidak mampu menolong anda dengan ini?"

Sekali lagi mengusap air mata Albedo, Ainz membalas:

"Itu tidak benar, Albedo. Aku benar-benar mempercayaimu. Hanya saja... ini, ada tiga alasan. Pertama, aku ragu apakah aku adalah tuan yang paling tepat."

"Ainz-sama, bagaimana bisa anda berkata seperti ini?"

Ainz mengangkat tangannya menyela Albedo.

"..berpikir dengan tenang, memperhitungkan kemungkinan bahwa pemain lain ada di dunia ini, benar juga jika mempertimbangkan kemungkinan bahwa item kelas dunia juga ada. Oleh karena itu seseorang yang bisa menangkap hal ini pelan sekali sepertiku, bukankah itu adalah hal yang dipertanyakan apakah aku layak menjadi seorang penguasa? Bukankah dipertanyakan apakah aku memiliki kualifikasi untuk memimpin semuanya."

"Ainz-sama memiliki nilai hanya dengan berada disini! bahkan jika ada yang kurang, kami semua akan mendukung penuh anda!"

"Terima kasih, tapi aku masih seseorang yang harus bertanggung jawab penuh untuk insiden ini."

Jika dunia ini benar-benar memiliki sesuatu yang seperti Longinus, menggunakan seorang penduduk desa untuk benar-benar menghapus seorang Guardian adalah kemungkinan yang sangat nyata. Meskipun Shalltear sedang dikendalikan otaknya adalah kejadian yang tidak menyenangkan, dari sudut pandang berbeda, mungkin saja itu adalah hal yang menguntungkan, mempertimbangkan hal itu, situasi bisa saja lebih berbahaya.

"Maksud anda adalah dengan melawan Shalltear sendirian adalah cara anda untuk menebusnya? Siapa yang bisa menghukum anda Ainz-sama, Penguasa tertinggi dari Nazarick?!"

"Bukan hanya itu alasannya. Alasan kedua... Shalltear sendirian di tempat itu. Kelihatannya itu adalah jebakan -- dan sangat mematikan."

Melihat Albedo binung, Ainz melanjutkan penjelasannya:

"Ketika kami, Ainz Ooal Gown, melakukan PK, metode kami dan situasi Shalltear saat ini sangat mirip. Kami juga membuat anggota guild menjadi umpan, dan memburu pemburu umpat itu. Tentu saja kemungkinan umpannya terbunuh sangat tinggi, tapi kami juga menjamin bahwa musuh yang menyerang juga musnah."

"Kalau begitu, Ainz-sama...!"

"Tunggu sebentar, aku belum selesai menjelaskannya, Apakah kamu tahu apa yang paling aku takutkan dari jebakan itu?"

Tidak menunggu jawaban, Ainz mengambil inisiatif untuk membuka jawabannya:

"Itu adalah jika jumlah yang mneyerang lebih sedikit daripada jumlah umpannya. Jika jumlah umpan sedikit, kita harus berhati-hati apakah musuh juga membuat pengepungan. Kita harus memastikan jika jebakan yang dibuat ini adalah dalam perhitungan musuh."

Melihat pemahaman yang pada wajah Albedo, Ainz mengembil nafas meskipun pada dasarnya tidak bisa.

"Dan alasan terakhir, adalah karena aku akan membunuh Shalltear."

"Kalau begitu biarkan saya! saya yang telah menerima item kelas dunia adalah yang paling tepat untuk tugas ini."

"...Apakah kamu ada peluang menang? Jangan bohong padaku dan katakan padaku berapa peluang kemenanganmu."

Melihat tatapan Ainz yang tenang, Albedo menggigit bibirnya.

"Albedo...cara berpikirmu tidaklah salah. Shalltear sangat kuat."

Shalltear Bloodfallen

Dia adalah Guardian terkuat di Great Tomb of Nazarick. Bahkan Albedo...tidak, bahkan NPC level 100 yang lain bukanlah lawannya.

"Karena ini...Akulah yang akan pergi. Satu-satunya orang yang masih bisa melawan Shalltear dan menang adalah aku."

"I..Ini...jika itu adalah perlengkapan Ainz-sama, mungkin memang cukup untuk mengalahkannya, tapi..."

Ainz yang penuh dengan equipment kelas divine dan bahkan menggunakan item cash, melawan Shalltear yang hanya memiliki sebuah sebuah equipment kelas divine, Spuit Lance. Dari sudut pandang equipment, Ainz memiliki keunggulan yang jelas. Namun, Ainz tidak mengatakan kepada Albedo ada alasan mengapa peluang kemenangannnya tidak tinggi.

Ainz sangat mengerti alasan itu.

Itu karena Shalltear Bloodfallen adalah musuh bebuyutan Ainz Ooal Gown.

Karakter yang dimainkan Ainz adalah "Magician Undead", dengan dibangung spesialisasi dalam Necromancy.

Kelas ini juga dibangun benar-benar hanya untuk hiburan.

Namun, Job Shalltear dibangun, dengan spesialisasi ketat. Bukan hanya itu, Kelas Magic Caster Faith Based Shalltear memiliki beberapa Skill yang bisa digunakan untuk melawan Magic Undead, dan juga ahli dalam pertarungan jarak pendek.

Secara jelas, sudah ada jarak yang sangat lebar antara mereka berdua, bahkan keunggulan Ainz dalam necromancy tidak efektif melawan Shalltear Undead.

Ainz memang ahli dalam area yang tidak efektif melawan Shalltear, yang khusus dalam menghadapi Undead.

Ditambah lagi, equipment Ainz, jika situasi meningkat yang mana equipment miliknya harus dilepaskan, peluang Ainz dalam kemenangan pada pertarungan diantara mereka berdua akan sangat tipis. Tidak, benar-benar tidak akan ada peluang untuk menang.

"Apakah kamu mau berkata bahwa situasinya tidak menguntungkan bagiku?"

Albedo menundukkan kepalanya saat Ainz mengenai maksud Albedo.

Ini mungkin juga, meskipun setuju. Dia seharusnya tidak mampu mengalahkan Shalltear.

Namun --

"--agar kamu bisa mengerti, sebagai seseorang yang kamu anggap Penguasa Tertinggi dari Nazarick, Titelku bukan hanya untuk pameran."

"--cara berpikirmu memang sangat benar, tapi juga ada celahnya. Apa yang kalian miliki hanyalah pengetauan yang didoktrinasikan."

"Eh? Apa maksud anda?"

"Apakah kamu memiliki pengalaman?"

"Apa? Pengalaman?"

Albedo memerah.

"Ya, pengalaman bertempur."

"Ah! Itu yang anda maksud! Ya, saya mampu mengeluarkan seluruh kekuatan yang diberikan pada saya oleh para petinggi sang mahluk agung untuk digunakan. Oleh karena itu, itu seharusnya bisa dilihat sebagai pengalaman yang bagus."

Ainz menggelengkan kepala tidak setuju dengan jawaban Albedo. Ketika dia bertarung melawan wanita bernama Clementine, dia telah menerima banyak inspirasi.

"Salah. Hanya mampu mengeluarkan seluruh kekuatan dan berpengalaman adalah dua hal yang berbeda. Apakah kamu ingat waktu dulu ketika Nazarick diserang oleh musuh dalam jumlah besar, melihat Shalltear melawan musuh-musuhnya?"

"Meskipun saya tidak memperhatikan dengan teliti ketika mendengarkan detilnya, tapi kelihatannya samar-samar ingat bahwa Shalltear tewas."

"....Dan lainnya?"

Albedo menggelengkan kepalanya mengindikasikan tidak.

"Melawan penyusup seorang diri, biasanya kami yang pergi untuk menghadapi mereka....memiliki karakter pelit adalah hal yang membantu saat ini. Kalau begitu, masih tetap saja aku yang akan menangani ini, Aku yang memiliki peluang menang terbesar akan menghadapi pertarungannya."

Ainz menyeringai. Tentu saja, wajahnya tak bergerak sama sekali.

Namun, Albedo kelihatannya menangkap senyum Penguasa Tertinggi, dan pipinya memerah seperti perawan yang melihat pria yang dikaguminya.

Ainz mendeklarasikan perang kepada orang yang tidak ada.

"Aku yang dikenal sebagai Guildmaster dari Ainz Ooal Gown. Ketika menghadapi PvP, peluang kemenanganku yang sebenarnya adalah tinggi... tidak terkalahkan bahkan melawan mereka yang memiliki dasar yang tak ada celahnya. Bagaimana bisa aku kalah oleh orang yang semata-mata bergantung pada atribut mereka. Terlebih lagi, fakta yang paling penting adalah ikatan kuat yang kumiliki dengan Peroroncino. Tahu bahwa pertarungan ini sudah selesai bahkan sebelum dimulai... Shalltear."

"....Ainz-sama, saya tidak lagi akan menghentikan anda. Namun, berjanjilah bahwa anda akan kembali dengan selamat."

Ainz melihat Albedo tanpa berkata apapun, lalu mengangguk pelan.

"Aku berjanji padamu, Aku akan mengalahkan Shalltear dan kembali."

Part 2[edit]

Tiba di daerah yang hijau, Ainz mengawasi sekelilingnya. Dia lalu tersenyum karena kenyataannya memeriksa akan adanya orang di sekitar adalah hal pertama yang dia lakukan setelah teleport. Jika memang ada seseorang disana yang harus diwaspadai Ainz, dia pasti sudah lama diserang dan tidak mungkin dia bisa melakukan ini dengan santai.

Tujuan teleport setidaknya dua kilometer dari posisi Shalltear, sebagai tindakan pencegahan.

Meskipun sudah diperiksa dengan teliti menggunakan magic, tidak mungkin yakin bahwa orang yang menggunakan item kelas dunia untuk memperbudak Shalltear pada pengendalian pikiran tidak berada di dekat situ. Namun kekhawatiran ini tidak berdasar. Ainz menurunkan bahunya dan melihat ke arah dua orang yang sedang mengikuti dari belakang.

"Mari kita berpisah disini."

Dia memberikan instruksi kepada Aura dan Mare.

Mempertimbangkan pertarungan sengit yang akan terjadi, Ainz hanya mengizinkan keduanya untuk menemani.

Dia sudah membatalkan perintah yang sebelumnya, membuat mayoritas mereka yang sedang beroperasi di luar untuk kembali ke Nazarick. Selain Aura dan Mare, hanya Sebas dan Solution anggota yang sedang berada di luar.

Alasan utama kenapa memilih dua orang ini adalah untuk mengambil keuntungan secara psikologis dari kelemahan emosi musuh dalam pertarungan. Karena ras Aura dan Mare yang mirip manusia berbeda dengan Demiurge dan Cocytus yang merupakan ras heteromorfik, mungkin musuh tidak akan turun tangan dan tak mampu membunuh anak-anak yang mirip manusia dan menggemaskan itu.

Tentu saja, musuh juga bisa seorang pembunuh berdarah dingin. Bagaimanapun juga, untuk mempersiapkan hal yang tidak terduga, dia ingin seseorang ditempatkan di dekat situ.

Meskipun sebaliknya ini juga bisa menjadi gerakan catur yang buruk.

Ainz melihat kepada Sarung tangan logam dua warna dan bentuk yang berbeda yang dikenakan Mare. Sarung tangan logam yang ada di tangan kanan terlihat seperti tangan malaikat, lembut dan mengeluarkan kilau putih perak. Namun sarung tangan yang ada di tangan kiri, seperti iblis yang ditutupi oleh duri-duri dan cakar berkait dan mengeluarkan cahaya merah dari retakan seperti lahar.

Berikutnya, Ainz menoleh ke arah Aura, melihat gulungan yang menggantung di pinggangnya.

"...Jika jumlah musuh sama dengan jumlah kita atau melebihi, langsung mundur ke Nazarick."

"...Mengerti."

Aura mengeluarkan ekspresi kaku saat dia mengangguk untuk merespon, sementara Mare mengikutinya dan cepat-cepat membungkukkan kepalanya.

"Dengar baik-baik. Sangat penting bagi kalian untuk mundur, karena itu adalah bagian dari rencanaku....Dan juga, apa yang aku berikan kepadamu adalah harta rahasia Nazarick dan kamu tidak boleh membiarkan mereka mengambilnya dalam keadaan apapun. Tergantung situasinya, kamu harus mempertimbangkan mereka menjadi lebih penting dari hidup kalian sendiri. Mengerti?"

Ainz memperingatkan mereka seperti ini. Dia merasa sedikit tidak nyaman dengan Aura, yang ragu-ragu sebelum merespon, karena akan menjadi masalah yang fatal jika kesetiaannya menyebabkan dia tidak mematuhi perintah.

Mendengar respon mereka berdua ---- yang enerjik dan yang malu-malu-- muncul keraguan dalam hati Ainz.

Sejujurnya, bagiku mana yang lebih penting?

Berencana untuk menyelamatkan Shalltear, namun menolak menggunakan item kelas dunia untuk melakukan ini. Dari sudut pandang ini, bisa dikatakan bahwa item-item itu lebih penting.

Tapi alasan mengapa menolak menggunakan item kelas dunia adalah yang dia katakan kepada Albedo di aula harta. Mereka adalah kartu as terakhir dan memiliki kekuatan untuk merubah kekalahan menjadi kemenangan dalam situasi apapun.

Lain masalahnya jika tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan Shalltear, tapi karena masih ada jalan, itu adalah keputusan yang paling bijak untuk tidak menggunakannya.

Menyingkirkan hal itu terlebih dahulu: pelayan-pelayan yang setia, yang diciptakan oleh teman-temannya dan menjadi NPC yang hidup dan setia, atau item kelas dunia yang mana adalah simbol dari petualangan dan meningkatkan posisi Ainz Ooal Gown di dalam game YGGDRASIL; yang mana yang lebih penting?

Tak bisa menemukan jawaban meskipun sudah memikirkannya dalam-dalam, Ainz pun bingung.

Jika itu terjadi sebelum datang ke dunia ini, dia bisa langsung memberikan sebuah jawaban, tapi sekarang dia bingung.

Anggota guild mengeluarkan banyak darah, keringat dan airmata selama proses desainnya, dengan hati-hati mengerjakan apa yang sekarang akhirnya menjadi NPC-NPC ini dan menunjukkan emosi.

Karena sekarang aku berencana untuk membunuhnya... NPC ini yang sudah seperti anakku...berencana untuk membunuh putri Peroronchino.

Ainz pun bingung.

Bisa juga disebut dengan perasaan bersalah.

Namun --

Ainz menatap tajam pada kemungkinan posisi dari Shalltear.

"Untuk menghancurkan kendali item kelas dunia, hanya ini caranya."

Kalimat ini meluncur untuk meyakinkan dirinya.

Melihat gambaran cemas di mata Aura dan Mare, Ainz merasa bahwa membiarkan mereka berdua terus khawatir tidaklah membantu dan mengubah subyek pembicaraan.

"Kalau begitu, kalian berdua bekerja samalah dengan mereka dan lakukan pekerjaan yang baik dalam mengawasi sekitar."

Jari Ainz ditujukan kepada empat kelompok daging yang mengambang di depan.

Mereka memiliki diameter sekitar dua meter dan tubuhnya berwarna pink. Monster-monster ini juga memiliki mata-mata yang buram dan terlihat seakan dijahit dengan asal-asalan bersama dengan mata yang diambil dari tubuh banyak makhluk yang berbeda.

Mereka adalah undead yang dibuat dengan [Create High-Tier Undead], dikenal dengan 'Eyeball Corpse'.

Ainz menggunakan jumlah pemanggilan maksimum perhari untuk membuat 'Eyeball Corpse' ini karena mereka memiliki kemampuan bersembunyi -- musuh bebuyutan dari magic dan pengguna kemampuan spesial.

Mata yang buram itu bukan hanya dekorasi, tetapi memiliki kemampuan visual yang menakjubkan, mungkin setara bahkan melebihi penglihatan Aura sebagai seorang ranger. Meskipun kekuatan serang mereka lemah, nilai mereka saat ini adalah kepada pengamatan daripada pertarungan, dengan tujuan untuk membantu Aura.

"Mengerti! Namun, akankah mereka akan patuh pada perintah saya?"

"Bukan masalah. Aku bisa meyakinkanmu hingga titik ini. Ditambah lagi, aku akan menggunakan magic untuk membantu secara telepati hubungan kalian bersama. Dengan begini kalian bisa menjadi pusat perintah dan berpatroli dengan aman."

"Ya! Meskipun akan lebih cepat jika saya bertindak sendiri, kami tidak tahu kekuatan macam apa yang dimiliki musuh! Saya mengerti sekarang! kalau begitu setelah Mare menggunakan magic untuk meningkatkan tingkat siluman kami, kami akan bersiap untuk mengepung area ini."

"Tidak masalah kalau begitu, aku serahkan padamu."

Ainz pelan-pelan menunjukkan senyum yang tak nampak.

---

Demiurge, yang terakhir memasuki ruangan, cepat-cepat berjalan ke dalam dan langsung lurus menuju kursi kosong untuk duduk. Biasanya, dia tak pernah memperlihatkan sikap kasar seperti itu, Suasana hatinya sudah sepenuhnya disampaikan tanpa perlu penjelasan.

"Lalu, bisakah kamu menjelaskan?"

Demiurge menutup matanya dan dengan ganas bertanya kepada Albedo, yang merupakan salah satu dari orang-orang yang duduk di meja yang sama.

"Mengapa kamu setuju dengan ini?"

Meskipun suaranya tenang, namun terselubung, semuanya bisa mendengar nada dibaliknya yang tajam.

Orang-orang akan merasa gugup ketika biasanya seseorang yang tenang menunjukkan emosi yang kuat karena perbedaannya sangat penting. Namun ini bukan masalahnya saat ini karena ekspresi Demiurge benar-benar cemas, dan bahkan teman-temannya tak pernah melihat dia secemas ini sebelumnya.

"Bukankah itu adalah keputusan Ainz-sama? Bagaimana bisa kita yang bawahan menolak..."

"--Mengapa?"

Sebuah pertanyaan setajam pisau menyela ucapan Albedo.

"Mengapa? Ketika Ainz-sama menuju kota manusia itu, kamulah satu-satunya yang bersikeras untuk membawa seorang Guardian untuk menemani Ainz-sama. Mengapa kamu setuju dengan masalah ini kali ini? Saat itu kamu juga seharusnya khawatir dengan keamanan Ainz-sama."

Albedo mengangguk membalasnya, dan ekspresi Demiurge berkerut.

"Kalau begitu, aku tanya sekali lagi! Mengapa kamu setuju dengan ini?"

Seakan ruangan ini bergetar karena kemarahan. Ini sama sekali bukan emosi yang akan Demiurge tunjukkan.

Cocytus pelan-pelan menolehkan kepalanya dan menatap khawatir kepada dua orang ini.

"....Terlebih lagi, bukankah seharusnya kamu tahu jika Ainz-sama sedang berbohong?"

Demiurge bertanya dengan nada rendah untuk menekan kemarahannya.

Setelah Albedo mengangguk sekali lagi, mulut Cocytus bergerak dengan suara logam. Kedua orang itu tahu bahwa suara yang bernada tinggi dan renyah seringkali dibuat ketika Cocytus memiliki pertanyaan. Albedo menjelaskan:

"....Tadi, aku bilang padamu apa yang Ainz-sama katakan padaku, alasan mengapa dia pergi sendiri. Bukankah kamu tahu ini aneh? Dari alasan Ainz-sama, bukankah lebih aman untuk menyerang dengan bergelombang? Bukankah akan lebih aman jika kita menyerang satu persatu dan pelan-pelan mengurangi stamina dan magic Shalltear?"

"...Seperti yang Albedo katakan, Cocytus. Sebuah taktik yang bisa kita pikirkan dengan mudah, tidak mungkin Ainz-sama kelewatan tentang ini. Dengan kata lain, Ainz-sama sengaja berbohong untuk menyembunyikan alasan yang lebih besar lainnya."

"Apa.alasan.itu?"

"Entahlah...itulah kenapa aku bertanya, Albedo, jika kamu sudah tahu ini, mengapa kamu masih memperbolehkan Ainz-sama untuk pergi maju sendirian?"

"Karena Ainz-sama beberapa hari yang lalu dan Ainz-sama yang sekarang ini seperti dua orang yang berbeda."

Demiurge yang memicingkan dan sekarang membuka matanya mengeluarkan ekspresi yang sepenuhnya bingung, mengatakan kepada Albedo untuk melanjutkan penjelasannya.

"Dulu, Ainz-sama tidak memiliki ekspresi seperti seorang pria, tapi... bagaimana aku harus mengatakannya... meskipun aku tahu ini tidak sopan, tapi saat itu ekspresinya seperti anak-anak yang ingin lari."

"Aku tidak merasakan itu? Apakah kamu tidak salah?"

Demiurge sedikit melihat ke arah [Crystal Screen]. Yang menunjukkan gambaran jelas dari master mereka yang sedang berjalan di hutan.

"Kamu pikir begitu? Kurasa aku tidak salah membaca ekspresi dari pria yang kucintai....."

Mata Albedo juga menoleh ke arah [Crystal Screen], dan dia memiliki ekspresi wanita yang sedang mabuk. Ekspresi ini membuat jengkel Demiurge yang sedang cemas.

"Kalau begitu! Apa ekspresinya sekarang?"

"Ainz-sama yang sekarang memiliki wajah yang penuh tekad. Sebagai seorang wanita -- mungkin pemikiran seperti ini tidak sopan, tapi mengetahui bahwa tuanku yang tercinta ingin membawa tekad itu, aku takkan menhalanginya. Lebih jauh lagi, Ainz-sama sudah berjanji kepadaku bahwa dia pasti akan kembali dengan selamat."

Melihat Albedo yang tidak berencana untuk mengatakan apapun lagi, Demiurge bertanya dengan penuh hina dan tampang yang tidak enak:

"Ini masih terlalu tidak rasional, naif; murni penilaian emosional. Ainz-sama adalahMahluk agung yang terakhir berada disini. Mengetahui bahwa dia menghadapi situasi dimana hidupnya mungkin dalam bahaya, adalah tanggung jawab kita untuk memberikan sebuah rencana untuk menghilangkan bahaya itu. Bahkan jika kita akan disalahkan setelah itu, meskipun jika kita harus mengorbankan diri, kita harus melangkan maju dan bertindak, ya kan?"

Dengan suara benturan yang keras, Demiurge berdiri.

"Mau kemana kamu?"

Suara yang tenang dan menakutkan memanggil Demiurge yang menoleh.

"Kamu masih bertanya hal yang sudah jelas? Tentu saja mengirim bawahanku--"

Melihat suara logam yang tajam mendekat, Demiurge menolehkan kepalanya dan melihat pedang yang sudah dikeluarkan dari sarungnya--itu adalah item kelas divine Cocytus.

"....Ternyata begitu... memanggilku kembali dan di waktu yang sama memerintahkan aku untuk berada disini, apakah itu untuk ini, Albedo?"

"Benar Demiurge...lantai tujuh sudah ditutup atas perintah baik Ainz-sama dan otoritasku, dan seluruh bawahanmu berada dalam genggaman kami. Kamu atau Ainz-sama, tidak perlu dikatakan lagi perintah siapa yang akan mereka taati, ya kan?"

"....Benar-benar bodoh. Jika Ainz-sama bertemu ajalnya karena ini, bagaimana rencanamu untuk mengambil tanggung jawab! Ainz-sama adalah obyek terakhir kesetiaan kita!"

"Ainz-sama pasti akan kembali."

"Bukti apa yang kamu miliki untuk menjaminnya?"

Demiurge melotot. Sepasang mata itu tidak ada bola matanya, faktanya sama sekali tak punya pupil atau iris, tapi berkilauan seperti perhiasan dengan banyak goresan-goresan kecil.

"Untuk mempercayai tuan kita, ini juga adalah bagian dari tugas kita sebagai ciptaan mereka."

Demiurge berulang kali membuka dan menutup mulutnya. Dan akhirnya, menutup matanya rapat-rapat.

Karena dia juga menganggap itu --- juga benar.

Seluruh NPC Nazarick, yang setia sepenuhnya kepada 41 Mahluk agung, memiliki perbedaan tipis dalam cara mereka menunjukkan kepatuhan mereka. Dalam masalah loyalitas, tentu saja Demiurge dan Albedo memiliki pendekatan mereka.

Namun, konsep loyalitas Albedo membuat Demiurge kaget besar.

Tapi meskipun begitu, kekhawatiran dan ketidak tenangannya masih belum hilang. Itulah kenapa, di masa lalu, para Mahluk agung bicara kepada keturunan mereka untuk melaksanakan kehendaknya.

Jika Ainz-sama menghilang seperti Mahluk agung lainnya, kepada siap mereka akan memberikan kesetiaan tersebut mulai hari itu hingga kedepannya?

Bagi kami yang diciptakan untuk setia kepada mereka, setelah nilai ini hilang lalu apa artinya keberadaan mereka?

Seakan menyembunyikan emosinya, Demiurge dengan tidak sopan duduk di kursi lagi, tidak sedikitpun seperti dirinya yang biasanya.

"Jika... terjadi sesuatu kepada Ainz-sama, kamu harus mundur dari posisimu sebagai pengawas Guardian."

"...Demiurge. kamu. berani. mengatakan. kepada. Albedo. untuk. turun. dari. posisinya. yang. telah. diberikan. oleh. para. Petinggo sang mahluk agung? Beraninya. kamu!"

Albedo tersenyum kepada Cocytus yang kaget.

"Tidak masalah. Namun, Demiurge, jika Ainz-sama kembali dengan selamat, kamu harus patuh mengikuti perintahku jika situasi yang sama muncul di kemudian hari."

"Tentu saja."

"Kalau begitu, Cocytus, bagaimana menurutmu kemungkinan menang dari Ainz-sama?"

Cocytus dengan enggan berkata kepada dua orang lain atas pendapat pribadinya.

"30:70. Untuk Ainz-sama 30."

Bahu Demiurge langsung melompat. Bagi Cocytus, warrior terkuat diantara mereka, mengatakan hal yang seburuk itu, tidak mungkin Demiurge bisa mengabaikan ini. Namun Albedo memiliki reaksi yang berbeda. Setelah mendengar kalimat ini, dia mengeluarkan senyum yang berseri saat dia benar-benar memahami situasinya dengan mudah.

"Begitukah. Kalau begitu kita tunggu dan lihat bagaimana Ainz-sama mengubah itu menjadi kemenangan."

---

Setelah berpisah dengan dua orang itu, Ainz berjalan menuju posisi Shalltear. Berkat kemampuan spesial miliknya, dia bisa membedakan utara, selatan, timur dan barat, dan tetap menuju garis lurus menembus hutan menuju ke arah Shalltear.

Menembus pepohonan, Ainz menangkap gambaran Shalltear. Itu membuatnya sedih melihat Shalltear sama seperti sebelumnya, seperti sebuah boneka. Di waktu yang sama dia merasa marah kepada dirinya sendiri, tetapi kemarahan yang lebih besar dia tujukan kepada pengguna item kelas dunia.

"Sialan."

Dia mengutuk dengan lirih, tapi suaranya dipenuhi dengan emosi yang kuat. Bahkan Ainz yang merupakan Undead yang bisa menekan gejolak emosional tidak mampu menahan ini.

"Untuk mencari teman-temanku, aku harus menyebar nama dan ketenaran dari Ainz Ooal Gown melalui cara apapun, tidak perduli betapa jahatnya. Tapi aku harus mempertahankan sifat sembunyi-sembunyi untuk menghindari pertarungan yang tidak ada gunanya. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"

Siapa? Kekuatan macam apa yang digunakan? Mengapa menggunakan item kelas dunia melawan Shalltear? Dia tidak memiliki petunjuk sedikitpun.

"...Tak perduli siapapun musuhnya, jika dia berhasil memerah informasi dari Shalltear...Aku harus berhasil membunuh mereka tak boleh gagal."

Di dalam Ainz, emosi gelap yang kuat muncul. Dari dalam dirinya menyembur keluar sikap permusuhan yang sengit dan nafsu membunuh, sampai-sampai bahkan sebuah tulang tengkorak yang seharusnya tidak bisa bergerak terlihat sedikit berubah bentuk.

"Aku pasti akan membuat menyesali kebodohanmu sendiri. Jangan kira kamu bisa kabur dengan mudah ketika sudah membuat marah kami, Ainz Ooal Gown."

Setelah megnatakan kemarahan dalam dirinya, Ainz pelan-pelan kembali tenang seperti biasa.

Pertarungan sesungguhnya akan dimulai. Sangat penting untuk tetap mempertahankan ketenangannya.

"Aku masih bodoh, ada metode yang lebih baik."

Ainz mengeluarkan senyum yang menghina dirinya sendiri.

"....Apakah ini adalah rasa bersalah? Atau apakah aku tidak ingin menghadapi... hanya ingin menghindari konfrontasi..."

Meskipun Shalltear adalah Guardian terkuat, perbedaannya sangat minim. Jika Guardian lain bergantian menyerang, kemenangan sudah dapat dipastikan.

Namun Ainz tidak memilih metode ini untuk satu alasan.

Itu karena dia tidak ingin melihat sendiri anak-anaknya saling bunuh satu sama lain.

Jika musuh dengan sukarela mengkhianati Ainz Ooal Gown, Ainz akan menerimanya dengan blak-blakan terhadap kenyataan pengkhianatannya dan menggunakan segala cara untuk memusnahkan dan menyingkirkannya. Jika itu adalah kemauan NPC sendiri, sebagai penguasa Nazarick, memperlakukannya dengan keras adalah hal yang patut.

Jika pengkhianatan diakibatkan oleh pengaturan, dia akan menemukan metode yang paling bisa dikompromi.

Namun, Shalltear kali ini berbeda. Dia telah dikendalikan otaknya, dan orang yang bersalah adalah Ainz yang tidak mempertimbangkan situasi ini. Itulah mengapa hanya dia yang bisa memikul tanggung jawab ini.

Dia ingin menangani ini secara pribadi.

Ainz melepaskan cincin, item cash yang bisa membuatnya hidup kembali berkali-kali tanpa biaya apapun. Melepaskan item ini menunjukkan tekad yang teguh, karena jika dia bisa dibangkitkan, dia akan kurang fokus.

Itu bukan tanda dia menyerah. Membulatkan tekad, Ainz melihat ke langit.

"Hingga sekarang musuh masih tidak memilih untuk menyerang. Sekarang ini, aku hanya bisa merasakan magic pengamatan dari Nazarick...apakah musuh tidak melihat?"

Biasanya, Ainz akan menggunakan banyak variasi magic pertahanan. Magic untuk melawan pengumpulan informasi yang diaktifkan di desa Carne adalah satu tipenya.

Di YGGDRASIL, karena menembak kawan tidak bisa dilakukan, teman-temannya akan menggunakan magic pengumpulan informasi pada Ainz dan mencari lokasinya dengan mudah. Namun dunia ini berbeda. Jika Albedo dan yang lainnya ingin mengamati Ainz, dia akan otomatis melawannya dengan magic.

Oleh karena itu, magic perlawanan akan menjadi serangan terhadap jaringan keamanan Nazarick. Jika dia ceroboh, Ainz bisa menghadapi pembalasan dari jaringan keamanan dan menderita damage yang tidak diperlukan.

Oleh karena itu Ainz mematikan magic untuk melawan secara otomatis, hanya meninggalkan yang bisa mendeteksi sumber magic pengumpulan informasi. Dari informasi itu, dia mengumpulkan bahwa selain Nazarick, ada orang lain yang menggunakan magic untuk mengawasi Ainz saat ini.

Jangan-jangan Shalltear diabaikan disini benar-benar kebetulan?

"Lebih jauh lagi... bukankah Albedo sudah mengetahui kebohonganku? Ya ampun, ya ampun. singkirkan dulu itu... apakah kamu tidak merasa ini adalah pertaruhan yang luar biasa, Shalltear?"

Tak perlu dikatakan, Shalltear yang tanpa ekspresi tidak merespon.

Ainz melihat Shalltear dan mempersiapkan diri untuk bertarung, tapi sebagian kecil dari dirinya ingin kabur dari situasi ini.

Meskipun itu adalah keteguhan yang tidak diucapkan, ketika berdiri disini dan menghadapi situasi yang nyata, dia masih merasakan tekanan dalam jumlah yang luar biasa.

Meskipun dia sudah bersiap secara mental untuk mempertaruhkan nyawanya secara heroik..tidak, karena dia sudah memiliki tekad untuk mati, hanya semangat pecutnya yang tersisa dari manusia, Satoru Suzuki, akan merasakan ketakutan.

Pertarungan yang akan terjadi bukanlah seperti sabetan dan bunuh di game YGGDRASIL -- tapi pertarungan asli hingga mati.

Pertempuran yang dia lakukan sejak pertama kali datang ke dunia ini, ini tidak akan seperti pertarungannya melawan Nigun dan Clementine, dimana perbedaan yang mencolok dalam kekuatan akan menjamin kemenangannya. Kali ini adalah hidup atau mati, dan terlebih lagi sebuah pertarungan di bawah kerugian mutlak.

Jika dia bukan undead, dan --

"Jika aku bukan penguasa Great Tomb of Nazarick, dan juga bukan wakil dari Guild, mungkin aku tidak akan mampu mengangkat tinjuku."

Ainz tertawa keras, dan seperti ini, dia menyingkirkan seluruh emosi negatif dirinya.

Ketakutan akan kematian sudah hilang tanpa jejak. Bahkan cemas terhadap kekalahan sudah hilang.

Mengingat kembali kebanggan dan kejayaan memberikan kekuatan kepada Ainz.

"Aku adalah Ainz Ooal Gown. Dengan nama itu yang dipertaruhkan, tidak boleh ada kekalahan."

Mampu membuktikan bahwa dia adalah master dari Great Tomb of Nazarick, posisi ini bukan hanya sebuah titel kosong.

Mata tajam Ainz melihat ke arah Shalltear yang tidak siap.

".......Kalau begitu... mari kita mulai!"

Ainz berteriak keras, mengaktifkan magicnya. Dari kumpulan mantranya yang banyak, dia dengan hati-hati memilih--- peringkat kesepuluh magic bertahan diaktifkan.

[Body of Effulgent Beryl] (Tubuh dari Beryl yang berkilau) TL Note : hijau, biru, atau kuning pucat mineral transparan yang terdiri dari silikat berilium dan aluminium, kadang-kadang digunakan sebagai batu permata.

Tubuh tulang belulang Ainz yang putih mengeluarkan kilauan hijau. Selanjutnya --

"Ha ha ha!

--Ketika mengaktifkan magicnya, Ainz tertawa keras sementara matanya tidak mengendur dari Shalltear. Karena ditambah rasa puas dari perkiraannya yang terbukti akurat, dia juga memenangkan perjudian besar.

"Jadi aku memang benar! Kecuali tindakanku dipandang benar-benar bermusuhan, maka NPC tidak akan mempersiapkan diri untuk bertarung! Mirip sekali dengan di dalam game!"

Sifat Shalltear mencerminkan monster-monster yang dikendalikan pikirannya di YGGDRASIL. Logika game juga berlaku di dunia ini, yang mana sedikit mempermudah situasi yang benar-benar tidak menguntungkan ini.

"Karena seperti ini, Shalltear, aku harap kamu tidak keberatan tapi sebelum bertarung aku harus memintamu untuk berbaik hati tetap tenang dan menunggu sedikit lebih lama."

Ainz melanjutkan aktifasi magic yang berbeda.

「Flight」, 「Magic Caster’s Blessing」, 「Infinity Wall」, 「Magic Ward: Holy」, 「Life Essence」, 「Greater Full Potential」, 「Freedom」, 「False Data: Life」, 「See Through」, 「Paranormal Intuition」, 「Greater Resistance」, 「Mantle of Chaos」, 「Indomitability」, 「Sensory Boost」, 「Greater Luck」, 「Magic Boost」, 「Draconic Power」, 「Greater Hardening」, 「Heavenly Aura」, 「Absorption」, 「Penetration Boost」, 「Greater Magic Shield」, 「Mana Essence」, 「Triple Maximize Magic: Explosive Mine」, 「Triple Maximise Magic: Greater Magic Seal」, 「Triple Maximize Magic: Magic Arrow」 seperti ini, jumlah magic yang hampir tidak ada habisnya mengelilingi tubuh Ainz.

"Sekarang, aku datang!"

Setelah menyelesaikan persiapannya, kata-kata itu dilemparkan baik kepada Shalltear dan dirinya sendiri.

Magic pertama yang dipilih Ainz adalah jurus ultimate, sebuah mantra yang melebihi peringkat sepuluh.

Itu disebut dengan magic level Super--

Dalah istilah peringkat magic, itu adalah magic yang sudah melebihi sistem peringkat. Bisa dikategorikan sebagai magic dan bukan magic. Pertama, tak ada MP yang digunakan ketika diaktifkan. Namun ada batasan jumlah berapa kali bisa diakifkan perhari.

ketika pertama kali belajar, magic itu hanya bisa digunakan sekali sehari. Namun setelah melebihi level tujuh puluh, bisa digunakan lebih dari satu kali perhari untuk setiap tambahan sepuluh level.

Jumlah yang bisa dipelajari adalah satu tiap levelnya.

Daripada disebut magic, lebih tepat jika disebut dengan skill spesial.

Itu juga bisa dikatakan bahwa rata-rata pemain yang telah mencapai level 100 hanya bisa menggunakan magic level super empat kali. Jadi kalian akan bertanya-tanya, bukankah Shalltear akan bisa dikalahkan melalui penggunaan berkelanjutan dari magic level super? memang benar, kekuatan penghancur antara magic level super dan magic peringkat sepuluh tidak bisa dibandingkan. Jika saja mungkin untuk terus-terusan menggunakan magic level super, bahkan dalam istilah perhitungan sederhana dari rata-rata damage, hanya beberapa pemain level 100 yang bisa selamat. Ini tidak termasuk Shalltear, maka dia akan bisa dikalahkan.

Namun tidak sesederhana itu.

Karena magic level super tidak bisa diaktifkan dengan berturut-turut.

Pertama, setiap magic level super memiliki periode aktifasi yang tetap. Meksipun dimungkinkan dengan menggunakan item cast untuk menghapus periode aktifasinya, ada penalti lain pada magic level super yang dirapalkan terus menerus.

Ketika anggota dari sekelompok kecil mengaktifkan magic level super, seluruh anggota akan terkena penalti -- ada periode waktu yang tidak memungkinkan untuk merapalkannya lagi, ini disebut waktu tenang (cooldown time).

Pengaturan penalti semacam ini didesain untuk pertempuran Guild, jadi ketika peperangan, satu sisi tidak akan bisa memperoleh kemenangan dengan terus-terusan mengaktifkan magic level super. Ditambah lagi, bukan item cash ataupun ability spesial mampu menghapus cooldown ini.

Oleh karena itu, dalam PVPs, setiap orang yang mengaktifkan magic level super langsung seringkali dikenal sebagai orang yang bodoh.

Karena menggunakan satu-satunya kartu as tanpa memahami musuh dengan penuh baik luar maupun dalam seringkali akan kalah. Faktanya ketika PVP, memperoleh kemenangan dengan menggunakan magic level super di awal pertarungan adalah hal yang langka.

Namun, jurus pertama Ainz adalah magic level super.

Tak ada rasa gugup atau bingung di wajah itu, hanya cahaya tenang di dalam lubang mata yang kosong tersebut.

Sebuah magic yang berbentuk kubah tiga dimensi yang besar radiusnya sedikit sepuluh meter diaktifkan oleh Ainz di tengah-tengah.

Magic itu mengeluarkan cahaya putih, dan tulisan dan tanda-tanda dengan corak transparan mengambang muncul. Corak ini terus-terusan berubah dan mempesona jika dilihat, berubah bentuk setiap detiknya.

Jika item cash digunakan, magic level super bisa diaktifkan langsung.

Namun Ainz idak melakukannya. Pandangan matanya bergerak dari Shalltear dan mengamati sekitarnya.

"Tidak ada penyergapan..? Ataukah mereka masih tetap berdiri di garis pinggir? Bukankah Momen ini seharusnya adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk menyerang?"

Kemampuan bertahan dari seorang magic caster akan turun drastis ketika mengaktifkan magic level super. Lebih jauh lagi seluruh penggunanya harus menderita damage dengan jumlah tertentu untuk magic yang otomatis digagalkan.

Oleh karena itu, pada dasarnya setiap kali magic level super diaktifkan, akan ada beberapa teman yang melindungi magic casternya. Itu juga berarti sekarang ini adalah waktu yang sempurna untuk menyerang Ainz yang tidak dilindungi.

Namun, tak ada perubahan di sekitar.

"Jangan-jangan aku terlalu bersikap hati-hati?"

Ainz tersenyum dan mengangkat bahunya.

Meskipun hanya sebuah firasat, sekarang Ainz yakin bahwa Shalltear tidak menjadi umpan, dia benar-benar dibuang.

"Yang benar saja, apa yang terjadi disini. Hey, aku bukan orang yang mahatahu, tentu saja aku tidak memiliki kekuatan untuk melihat menembus segala sesuatu. Jika aku memilikinya, maka situasinya tidak akan menjadi seperti ini."

Setelah bergumam sendiri, Ainz pura-pura memutar bahunya. Ketika mengaktifkan magic level super, tidak mungkin juga untuk bergerak dengan bebas, hanya berdiri seperti patung kayu yang menunggu waktu untuk lewat.

Untuk memanfaatkan waktunya, Ainz mengeluarkan lempengan logam dari udara yang tipis. Lempengan itu pas di tangannya setelah dia meletakkannya di sana. Lempengan logam memiliki baris-baris angka yang berubah setiap detiknya.

Tanpa perlu dijelaskan lagi, itu adalah jam tangan.

Ainz menyentuhkan ibu jarinya ke lempengan logam, menyentuh tulisan di tampilannya.

[Momonga oniichan! Aku mengatur waktunya!]

Sebuah suara yang pura-pura sebagai gadis naif memecah sekitar. Suara seperti ini akan benar-benar membuat orang-orang di sekitarnya mengangkat alis mereka.

"....Mengapa suara jam ini tidak bisa dimatikan..."

Ainz mengeluarkan suara protes, tapi kali ini hanyalah isyarat saja. Suara itu itu bisa dimatikan dalam pengaturannya, tapi Ainz tak pernah mematikannya.

Suara jam itu adalah dari pencipta Aura dan Mare, anggota guild Bukubukuchagama.

Jika dia mematikan suaranya, item ini tak ada bedanya dengan jam biasa.

Alasan mengapa Bukubukuchagama berusaha membuat suara seperti itu sehingga membuat yang lainnya mengangkat alisnya, terutama untuk membuat iseng pada Ainz.

Pencipta Shalltear Bloodfallen, Peroronchino, adalah adik laki-lakinya, yang memiliki hubungan baik dengan Ainz. Oleh karena itu, Bukubukuchagama melihat Ainz sebagai teman adiknya, akhirnya hasilnya seperti ini.

Namun, mungkin itu bukan hanya ulah usil saja.

Dia sering melakukan pengisi suara untuk perannya sebagai karakter loli di H Games. Suara aneh tadi juga adalah suara loli. Oleh karena itu dia mungkin menggunakan suara yang berhubungan dengan pekerjaan ke dalamnya. TL Note : H Games adalah game-game buatan jepang yang didalamnya berisi hal-hal mesum dan pornografi dengan sensor standar jepang.

Menyadari mungkin Peroronchino mungkin akan bertemu dengan suara kakaknya ketika sudah siap membeli H Games, hasratnya untuk melanjutkan pembelian langsung turun drastis. Teringat protes temannya pada hal itu dulu, Ainz tersenyum.

"...Aku setuju. Jika aku mendengar suara Bukubukuchagama ketika berselancar di internet, aku juga akan kaget."

Setelah pertunjukan kasih sayangnya kepada teman-teman guildnya yang sudah tak ada, dia melanjutkan untuk mengeluarkan batang tipis sekitar lima belas sentimeter panjang tiap-tiapnya dari udara tipis. Setiap batangnya ada kalimat yang terpahat, tertulis [Tsukuyomi], [Bow of Houyi], [Earth Recovery], [The Female Sensei's Iron Fist of Wrath].

Di pinggangnya ada beberapa slot untuk menahan gulugan-gulungan. Dia diam-diam mengingat urutan tempat itu, lalu dengan hati-hati dan pelan-pelan meletakkan batang-batang tersebut ke dalamnya.

Persiapan memang memakan waktu, dan ketika sudah lengkap cahaya biru dari magic juga sudah lebih kuat. Itu sudah berada dalam posisi siap diluncurkan.

"Kalau begitu, ayo kita mulai."

Seteah mempersiapkan diri, Ainz mengeluarkan tatapan tekad--

"Super Level magic -- [Heaven's Downfall] (Keruntuhan Surga)"