Oregairu (Indonesia):Jilid 7 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 3 : Tobe Kakeru benar benar rendahan di semua hal[edit]

Di hari setelah menerima permintaan Tobe, kami berencana untuk menganalisa detail permintaan dan mengembangkan sebuah rencana untuk ke depan.

Cukup kasarnya, permintaan itu penuh dengan hal-hal yang ingin membuatku menghentikannya disana sini.

Walaupun begitu, kekhawatiran dan cerita cinta dari orang-orang yang benar-benar asing adalah sesuatu yang bisa ditertawakan dan orang yang datang untuk meminta saran adalah Tobe. Mengeluarkan usaha mungkin jadi lebih sulit daripada yang kuduga.

Mari rangkum isi dari permintaan.

Tobe akan menyatakan pada Ebina dan kami akan bertindak sebagai pendukung.

Sialannya ini... Isi dari permintaan benar benar terdengar seperti slogan yang empuk dan enerjik ketika coklat baru mulai dijual.

Seperti saat ini, setelah menerima permintaan kemarin, apa yang akan kami lakukan bergantung dari apa yang kami pikirkan hari ini.

Yukinoshita mengocok setumpuk kertas di tangannya dan menghadap kami.

“Sekarang, mari pastikan pendirian dari situasi saat ini. Sekalinya kita mengumpulkan informasi yang kita butuhkan, kita bisa mulai memikirkan solusi.”

Hoho, benar-benar hal Yukinoshita-banget yang dilakukan. Tapi, seperti diatur oleh manga olahraga, karakter pengumpulan data biasanya dipastikan sebagai orang yang ditakdirkan untuk kalah sehingga hal itu sedikit mengkhawatirkan.

“Pertama, kita mulai dengan menguak informasi dari Tobe.”

“Hm, benar. Dasarnya apa yang orang masa lalu biasanya katakan, ‘kenali musuhmu, kenali dirimu sendiri, dan menyerah di ratusan perang’.”

“Sudah menyerah...”

Tidak, kita harus menyerah di titik ini...maksudku, seperti, cowok ini tidak bagus sama sekali.

Aku mendesah sebagian dan memandang seseorang yang duduk di pinggir.

“Baiklah, perkenalkan dirimu yang jelas jika kau berkenan.”

Yukinoshita menunjuk pada cowok yang kemudian tersenyum.

“Oke. Aku Tobe Kakeru dari kelas 2F. Anggota klub sepak bola.” Sepulang sekolah, Tobe datang ke klub Service dalam sikap yang bersemangat, duduk, dan ikut serta dalam diskusi kami. Ya, karena kami menanyakan pada orang itu sendiri, kepercayaan diri itu akan membuat percakapan jadi lebih cepat.

“Apa klub sepak bolamu akan baik-baik saja?”

“Semua baik dan lancar. Semua senior kami sudah pensiun, jadi saat ini, Hayato ketua club, jadi benar benar oke.”

Kau benar-benar meremehkan banyak hal kan, ufufu.

“Mari kita lihat aspek menarik dari Tobe. Jika kita bisa menyampaikannya pada Ebina dalam cara yang efektif. Aku yakin dia akan memikirkannya dengan serius.”

Beep beep beep beep boooop

Waktu berfikir masing-masing berlanjut dalam kesunyian hingga Tobe tiba-tiba mengucapkan “Ah” dan mengangkat tangannya. Ya, Tobe, silakan dan katakan.

“...Temannya Hayato.”

“Cepat sekali bergantung pada orang lain...”

Seolah-olah dia ada di ujung kata menyerah, Yuigahama bergumam.

Ya, jika kau diminta untuk menuliskan poin-poin baikmu, kurasa mencoba untuk mendaftar mereka mungkin akan sulit kecuali kau adalah aku; aku punya segudang poin bagus dan aku juga seseorang yang luar biasa.

Dalam kasus appaun, akan paling baik mendengar pemikiran dari orang yang memperhatikannya dari dekat.

“Yuigahama. Bagaimana menurutmu?”

Ketika ditanya, Yuigahama mengambil gerakan memertimbangkan dengan tangan yang dilipat. Seolah olah dia memikirkan sesuatu, dia menepuk tangannya.

“Hmm, dia cemerlang, kurasa?”

“Kalau untuk populer diartikan cemerlang, orang botak akan menjadi puncaknya.”

Akan aneh juga untuk bola lampu disukai dengan baik. Tapi, jika kupikirkan mengenai hal itu, karena Pikachu amat populer, maka bukankah memiliki kepala yang berbentuk seperti Pikachu menjaring kepopuleran untukmu? Kurasa tidak.

Dengan hal itu dikatakan, fakta bahwa dia begitu dekat dan tidak bisa menunjuk satu hal bisa berarti bahwa ada sesuatu yang lain. Dalam kasus itu, mungkin lebih baik untuk melihat jika kita bisa mendapatkan ptunjuk apapun dari sifat yang menguntungkan dari kesannya sejauh ini.

“Yukinoshita?”

“Mari lihat....”

Yukinoshita mengangguk dalam pemikiran dan meletakkan tangannya di dagu.

“Berisik....tidak, cerewet...mungkin bersemangat, kurasa.”

Dia tersenyum pada akhirnya, namun semuanya hingga titik membuka bagaimana proses pemikirannya bekerja.

“...Baik baik, aku ngerti.”

Aku benar benar mengerti bahwa orang ini sepenuhnya tidak pantas dipuji. Yukinoshita terlihat seperti dia tidak puas dengan reaksiku sehingga dia menusukku.*

“Kenapa kau tidak berfikir sesuatu.”

“Nah, berfikir mengenai sesuatu yang tidak ada itu, kau tahulah.”

“Yang tidak ada itu motivasimu, bukan?”

Aku amat yakin apa yang tidak ada adalah ketertarikanku pada Tobe.

Dan kemudian, aku memutuskan untuk tetap diam karena aku merasa menyesal untuknya. Aku lebih dari percaya diri bahwa aku sama sekali tidak berminat, jadi ini mungkin akan jadi lebih dari masalah daripada yang patut diperbincangkan.

Tapi, ya, kita tidak akan mendapatkan apa apa jika kita tetap bicara tidak ada yang ada.

Jadi aku berfikir sedikit lebih keras. Di dalam kasusku, pemikiranku disini tertutup.

Pertama tama, aku benar benar hampir tidak tahu mengenai Tobe. Maksudku, aku baru saja tahu nama pertamanya adalah Kakeru beberapa saat yang lalu.

Namun demikian, spesifikasi Tobe adalah, apa yang ingin kukatakan, dasarnya ya adalah yang dimiliki cowok cowok di sekitar.

Sejauh yang Hayama perhatikan, Tobe memberikan kesan buruk dari penampilannya, namun sebenarnya dia adalah yang terbaik dalam menyetel mood dan cowok yang baik.

Namun, dalam kasus Yukinoshita, dia menggolongkannya sebagai tidak kompeten, berisik,dan orang yang pamer.

Ya, penilaianku kurang lebih sama. Khususnya, jika ini bukan untuk kecerewetannya yang kadang muncul, dia sama sekali tidak punya keberadaan dan, tanpa keraguan, dia akan dimasukkan ke dalam kumpulan ekstra.

Kesan lebih jauh dari orang yang dipanggil Tobe nampaknya akan jadi akar dari penampilan luarnya.

Bagaimanapun, saat ini, aku tahu lebih mengenai Tobe daripada yang kutahu dulu di awal tahun kedua kami dimana aku Cuma bisa melihat Tobe sebagai salah satu pengikut Hayama.

Walau begitu, kami melalui malam musim panas yang panas bersama dibawah satu atap. Hal itu tentu saja mengundang kesalah pahaman yang tidak menyenangkan, namun bagaimanapun juga, kami benar benar pergi ke kemping bersama. Jadi biarkan kami membuat beberapa perkiraan dari pengalaman itu.

Dia ingin populer jadi jadi dia mencoba untuk memamerhak dirinya dan ketika dia ingin pacar, dia bertindak sesuati itu dan akhirnya, jika teman temannya akhirnya jatuh cinta dengan seseorang, kemudian dia akan cemburu padanya.

Dia adalah orang seperti itu.

Itu bukan rujukan yang bagus sama sekali. Dia adalah orang yang akan kau panggil cowok A, ditemukan dimanapun dan kapanpun.

Paling tidak, aku berfiir bahwa Tobe adalah orang yang paling normal, umum, biasa disekitar sini.

Aku ingin berfikir bahwa aku adalah orang yang amat peka dan atas nama hati nurani dari Chiba (diakui sendiri), aku juga ingin berfikir bahwa aku adalah seorang siswa SMU yang normal dengan sense yang bagus, namun bahkan sekilas penyebutan dari kenormalan Tobe akan membuatku mundur.

Dengan kata lain, keberadaan Tobe amat dekat dengan tidak berharha.

Bahkan dengan analisis menyeluruh ini aku tidak bisa memikirkan satu hal yang baik mengenai Tobe. Aku tidak bisa berfikir mengenai apapun, namun Yukinoshita dan Yui memberiku pelototan yang mengatakan padaku untuk cepat sementara Tobe memandangku penuh pengharapan berkata “kau akan mengatakan sesuatu yang baik kali ini, kan?”

“Poin baik Tobe...atau mungkin, mengapa kita tidak coba membandingkannya dengan pilihan Ebina karena itu akan lebih cepat. Kau tahu, seperti, mungkin jenis cowok yang dia tidak tahan; aku yakin dia punya sesuatu seperti itu, mungkin.”

Untuk seseorang yang tidak benar benar dalam posisi untuk mendiskusikan keuntungan dari seseorang dari atas (kerendahan hati), aku menyarankan untuk merubah percakapan dalam arah yang berbeda. Hal itu pasti lebih membangun untuk berfikir dari sudut pandang realistis daripada memikirkan sesuatu yang tidak ada, benar!

“Ooh aku mengerti.”

Walaupun dikatakan dalam cara yang tidak menyenangkan, Yuigahama mengangguk setuju. Bagus bagu, aku tidak benci cewek yang sederhana.

Yukinoshita juga mengangguk dengan persetujuan, nampak percaya.

“Jadi kita harus menyerang pada titik kelemahannya. Seperti biasa, tidak ada yang bisa mengalahkanmu ketika berurusan dengan cara licik.”

“Pujin itu agak terlalu aneh....”

Itu sama sekali tidak membuatku senang, sekarang. Hanya dengan kau memujiku itu sudah mencurigakan.

“Jadi, bagaimana dia? Ebina, maksudku?”

Ebina adalah gadis cantik dan jika kita bicara mengenai gadis kemudian dia berada di usia dimana dia lemah dalam urusan cinta. Jika aku menggunakan analogi disini, dia akan jadi gadis super seperti bunga. Sudah alami untuk para gadis menghibur diri mereka sendiri dengan cerita cinta.

Aku memanang pada Yuigahama dengan pengharapan itu dan mengangkat wajahnya.

“Uum...ya kalo kasus Hina sih...dia kayaknya lebih ke cowok yang sling menyukai daripada suka cowok macem gini...”

...Ya, kau tahu, setangkai Rafflesia juga bunga. Bahkan jika dia membusuk, kualitas itu masih disana. sebenarnya, tepat karena busuknya itu jadi kita membicarakan mengenai Ebina disini.

“Nah, kau tahu, bagian itu darinya kayaak, kau tahu? Kayak satu sifat pribadi atau eksentrisme yang sudah ditentukan dan sebagainya, kau tahu?”

Oh Tobe kau mengagumkan, kau mengikuti dengan pas. Cinta itu buta atau begitu yang mereka katakan.

Tapi, karena dia mengikuti dengan pas, ini mungkin maksudnya dia benar benar menyimpan beberapa tingkat tertentu ketertarikan kepadanya. Maksudku, dalam kasusku, jika seseorang mengatakan hal buruk mngenai Totsuka atau Komachi, aku mungkin akan lepas kendali, jadi kurasa aku merasakan sesuatu yang dekat pada hal itu.

Nampaknya Yukinoshita sudah menebak perasaan itu juga ketika melihat dari sisi dan mengangguk dengan sekilas kekaguman. Tapi, dia mengalihkan kepalanya lagi.

“Kesampingkan sentimen Tobe...apa yang Ebina pikirkan mengenai Tobe?”

“A...apa ya?”

Yuigahama terentak oleh pertanyaan sederhana Yukinoshita. Hey disana, kita sudah punya jawabannya. Karena itu masalah yang terlalu mudah, jauh dalam hati, aku mempertaruhkan Super Hitoshiku diam diam.

“Oh itu gak bagus, lbih baik aku memompa diriku sendiri unruk ini.”

Tob tiba tiba bersemangat dan melakukan posisi bersandar ke depan.

“...Kau yakin? Ini dasarnya, kau tahu, penghakiman akhir.”

“Nah, kalau kita gak nanya, kita gak akan kemana mana, tahu!”

“A...aku ngerti...”

“Nah lalu, tolong tunjukkan jawaban anda nona Yuigahama.”

Yuigahama melihat ke arah kami dan suara “ugu” menghalangi kata-katanya.

“...Kau orang baik, mungkin itu yang dia pikirkan.”

Setelah dia bicara seperti itu, Yuigahama memalingkan matanya.

Guh...air mata itu...

Orang baik.

Pertama tama, untuk cewek, “orang baik” maksudnya, dengan 100% kemungkinan, “Aku tidak peduli pada orang itu”, dan paling bagus adalah “orang yang nyaman.”

Dengan kata lain, ini benar benar tidak ada harapan.

Bagaimanapun, Tobe adalah satu satunya dan hanya orang kesepian yang menggumamkan tawa dengan kepercayaan diri dalam kemenangannya.

“...Ini, benar benar nilai plus kan?”

Satu satunya nilai plus adalah proses pemikiranmu...atau mungkin adalah baut di kepalamu terbang ke suatu tempat yang mendapatkan nilai plus.

Aku ingin sekali menjatuhkannya dari kegeerannya dengan beberapa kata, tapi sayangnya, aku tidak bisa memikirkan apapun untuk dikatakan.

Cowok bernama Tobe ini sudah melewati diatas yang suah kupikirkan dan luar biasa rendahan.

“Ta-tapi hey, itu hal bagus kalau dia tidak dibenci, kurasa.”

Yuigahama bermaksud untukmencoba mengikuti Tobe, tapi Yukinoshita dan aku sudah diatur ke dalam mode menyerah.

“Kurasa ada batasan sampai dimana kita bisa lakukan disini.”

“Ya, ada terlalu banyak jurang pemisah diantara Tobe dan Ebina.”

Seperti yang bisa kau lihat, Tobe jadi orang yang pamer, dia tipe yang tidak berfikir dan suka bercanda. Sebalinya, Ebina itu busuk walaupun dia imut dan rapi.

Tapi dalam kasus ini Ebina mungkin jadi yang tidak biasa disini.

Yang disebut “fujoshi jelas” berdiri tinggi di hierarki sosial itu amat langka. Dalam kasus “fujoshi tersembunyi”, mereka tanpa disangka menempatkan diri mereka sendiri dalam hierarki itu. Kejadian untuk tipe tipe ini adalah tipe fujoshi itu akan berisi cewek cewek yang bersemangat dan cantik. *sumber: manga. Au membaca 801-chan dan Genshiken, jadi tidak diragukan lagi mengenai ini.

Aslinya, Tobe dan Ebina seharusnya berada di tempat berbeda di hierarki. Tob akan scara rutin berdiri menjadi menyolok dalam kelompoknya. Sama seperti Ebina, penampilannya terlihat paling pasti rapi dan dia imu juga, tapi ketika dibandingkan pada Miura, arti “keimutan”jadi tertutupi.

Dalam pemikiran populer, Ebina adalah tipe cewek yang memegang posisi bahwa kumpulan pemikiran seperti “Cuma inilah cewek super imut yang kutahu" dan karena dia ada di kelompok bahwa dari kelompok tingkat tinggi, ini memicu cowok cowok di strata tengah dan bawah di hierarki berfikir,”mungkin aku bisa pacaran dengan dia kan?. Uh kalau itu aku di SMP, mungkin saja aku sudah naksir dia.

Bagaimanapun, orang yang menghancurkan opini populer itu adalah Kakak perempuan kita sendiri, Miura Yumiko.

Tidak peduli dimana Miura berada, dengan kepribadiannya yang flamboyan dan cool, dia akan membuat kelompok dengan cewek cewek imut di sekitarnya. Dia mengacuhkan perbedaan dalam mengartikan “keimutan” dan memilih kesukaannya. Hm, jika itu maalahnya, agak misterius kenapa Kawasaki tidak termasuk kelompok itu. Dia juga cantik. Akan lebih baik jika dia memperbaiki kecnderungan brother complex nya dan juga antisosial.

Jadi dengan ide bahwa Miuralah yang menciptakan lingkungan yang meruntuhkan dugaan, mungkin dia jadi faktor kunci kaoli ini.

Dengan pemikiran itu sebagai pilihan yang mungkin, Yuigahama menyebutkan nama Miura.

“Apa kita bisa dapat bantuan dari orang lain, seprti Yumiko atau apa gitu.”

“Benar, mereka biasa mengucapkan itu dulu. ‘kalau kau ingin menjatuhkan jendral, menyerahkan pertama atau kemudian.”

“Kamu nyerah lagi!?”

Sekali lagi, Yuigahama menjawab kaget, tapi ya, aku benar benar punya alasan untuk menyerah kali ini.

“Mning kita nyerah...selain itu, aku ragu Miura bakal bantu kita juga.”

“U, uhmm....Tapi Yumiko suka banget cerita kaya gitu sih.”

“....Menyerahlah.”

Setelah aku mengatakan itu, Yuigahama memberiku pandangan kaget.

Hal itu berakhir terdengar lebih dingin daripada yang seharusnya.

Kursa kesempatan untuk permintaan ini berjalan baik cukup rendah.

Dan ketika hal ini tidak berjalan baik, akan sulit untuk membayangkan Ebina mengetahui bagaimana Yuigahama dan Miura sudah menghasutnya.

Mengabaikan kebenaran, itulah bagiamana semua hal akan dipandang.

Jika hanya Yuigahama sendiri, dia akan punya alasan “klub service”. Sebagai orang luar, aku percaya Yukinoshita dan aku bisa bertindak sebagai penengah dan tentu saja melindungi Yuigahama.

Bagaimanapun, jika kita memasukkan miura, pengaruh Yuigahama akan jadi lebih elas. Jika bena benar terjadi, tidak mungkin Ebina akan memiliki perasaan positif pada Yuigahama.

Aku tidak ingin sepeti itu.

Apa yang bisa didapatkan diperberat dengan jumlah resikoya.

“Ya, untuk sekarang, santailah.”

“Ya...Oke, aku mengerti.”

Yuigahama tidak meminta penjelasan. Itu melegakan, aku tidak berfikir bisa membuat penjelasan yang masuk akal juga. adalah sebuah alasan emosional dan harus menggunakan beberapa tori di belakang itu akan jadi bodoh dan menyusahkan.

“Jika begitu jadinya, kurasa kita terjebak disini.”

Terlihat agak kelelahan, Yukinoshita agak mendesah.

Benar, data yang kami miliki sekarang menyarakan kekalahan yang nampak. Tidak ada hal positif yang bisa ditemukan.

“Kenapa kau menyerah sekarang?”

Setelah kukatakan pada Tobe dengan cuek, Tobe menepuk dahinya dan menjatuhkan bahunya.

“Haah. Hikitani, kau benar benar keeeeras. Hayato benar benar tepat mengenai mulut kasarmu... Tapi kau tahu, itu kan? Karakter yang mengatakan hal itu?”

“Tidak, aku serius disini...”

Tapi, dia sama sekali tidak mendengarkanku. Tobe bergerak berlebihan dan memandang ke arahku.

“Tapi kau tahu, seperti apa yang mereka katakan? Kebalikan dari suka itu mengacuhkan. Jadi dasarnya, kau benar benar memperhatikanku, kaan?”

O, orang ini....

Ngomong ngomong soal menyebalkan... tingkat menyebalkan dia kasarnya sama dengan panah yang menunjuk tepat pada Zaimokuza.

Selain itu, lawan dari suka itu benci.

Ide dari pengacuhan itu adalah dengan mengabaikan, kau bisa menghindari penilaian bersama. Kalau kau mlukai dengan mengetahui sesuatu, kau tidak bisa tidak menggolongkannya ke dalam sesuatu yang kau suka atau benci. Ketika kau menggolongkan hal hal ke dalam kelompok hal hal yang kau benci, kau akan berakhir dalam putaran mmbencinya. Kemudian, kebalikan dari suka adalah kebencian, keinginan untuk membunuh.

Tobe tidak memahami apa yang kupikirkan dan melihat ke luar dan mulai bicara sedikit demi sedikit.

“Aku cukup serius disini...Yamato dan Ooka mendukungku dan yang lainnya tapi itu karena mereka pikir itu menyenangkan, kau tahu...”

Tobe berhenti bicara sejenak dan terlihat malu, menjentikkan hidungnya.

“Itulah kenapa, kurasakan cukup baik ketika kau dengan serius mencoba untuk menghentikanku Hikitani.”

“...”

Bukan itu. Jangan membuat penjelasan tidak masuk akal untukku, hey. Seperti benar, aku benar benar serius. Bisakah kau tolong berhenti?

“Ebina juga, dia juga punya sesuatu seperti itu. Kadang aku suka, meliriknya dan sepertinya, dia tidak suka bagaimana dia terlihat atau lainnya? Itu benar benar keren. Aaah, menjijikkan sekali aku ngomongin hal hal memalukan gini.”

Seolah olah berusaha memolesnya, Tobe mengibaskan rambut di belakang kepalanya.

Terima kasih untuk menjelaskan dengan riang hal hal yang aku tidak mendengarkannya. Berhenti bicara dengan menyegarkan sambil memutar rambut panjangmu. Potong rambutmu. Tapi...bagaimana harus kukatakan, dia sebenarnya memperhatikan Ebina dengan cukup dekat, cowok ini.

Aku adalah orang yang menjalani hidupnya melalui hanya mengamati untuk waktu yang lama. Itulah kenapa aku, lebih kurang, memperhatikan bahwa ebina bukan hanya cewek imut biasamu dari penampilannya semata.

Bahkan dia punya sesuatu yang dia sembunyikan jauh di dalam.

Tobe mungkin belum benar benar mmahami masalah intinya, namun setelah mengamati dan bersimpati pada Ebina, dia mungkin punya petunjuk mengenai hal itu.

Dan hanya seperti itu, hal itu sudah menepuk di belakang pemikirannya. Sebelum dia mengetahui, matanya mulai mengikutinya dan akhirnya, dia mengetahui sisi baru mengenainya dan hatinya bersemangat. Itu adalah perkembangan yang jelas untuk siapapun...itu sama untukku sama seperti untuk Tobe.

Aku bertanya-tanya mengapa cowok adalah makhluk bodoh? Bahkan jika hal itu benar benar jadi buruk, hal itu bukan jadi alasan untuk menyerah. Cowok adalah makhluk yang benar benar bodoh.

Dalam hal yang sama denganku dulu, Tobe adalah cowok yang sedang jatuh cinta. Apakah dia sama atau bagian dari kasta atas, dia hanyalah cowok yang bersungguh-sungguh di hatinya.

“Ya, kau hanya tidak baik dari awalnya sih....”

Kalau kau mau berusaha, maka aku akan membantumu. Itulah ideologi yang dilakukan klub ini sih.

“Naah, toong akuu keluar dari siniii jadi ini gak terjadiii..!”

Tobe dengan ringan mendekap tangannya bersama. Dengan gerakan tubuh mengatakan padanya aku mengerti, ketika dia memisahkan tangannya, suara telepon bergetar bisa didengar.

“Ah, buatku. Yoo apa?...eh, nak, maaf banget deeeeh! Aku kesana sekarang!”

Tobe menutup teleponnya dengan terburu buru dan mengambil barang baranya.

“Ada apa?”

Saat Yuigahama menyuarakan pertanyaannya, Tobe sudah berlari ke pintu depan.

“Klub! Senior nyuruh aku kesana atau gawat kalau aku gak nongol. Yo, sampe nantii!”

Tobe bicara dengan cepat dan berlari keluar ruangan meninggalkan pintu terbuka lebar. Yukinoshita berdiri disana dan setelah dia melihatnya pergi, dia bergumam.

“Dia benar benar berisik...”

Dengan Tobe pergi, ruangan jadi sunyi.

Sekarang dengan semuanya jadi tenang lagi, kebosanan mulai mengisi. Masing masing dari kami meraih sesuatu yang dekat.

Yukinoshita mulai mengisi teh dan aku mengambil bukuku. Yuigahama menggerayangi majalah yang ada di tangannya.

Kemudian Yuigahama berhenti. Dan seolah olah dia akan memakannya, dia melihat ke halaman dengan lekat lekat. Tidak biasanya dia terlihat serius adi aku mengintip untuk melihat kenapa.

“Untuk sesaat, kau sedang mencari sesuatu... Ooh, perjodohan.”

“Aku memikirkan apa ada jimat yang bagus, um, buat Tobecchi.”

Yuigahama menjawab tanpa mengalihkan fokusnya dari majalah. Dan kemudian yukinoshita datang setelah selesai menyiapkan tehnya.

“Di Kyouo, ada banyak kuil Buddha yang memajang jimat dan kebanyakan tur berputar disana. tapi, berdoa pada Tuhan itu cara yang cukup aneh...”

“Benar, seperti kata pepatah tua, “Berikan pada Tuhan saat dalam kesulitan atau seenisnya.”

Memberikan pada tuhan dan apa yang akan kau sebut menyerah memberikan pada tuhan. Menyerah lagi, kan...rasanya sepi sekali ketika tidak ada yang menjawab pedas.

Dan saat aku berfikir, aku melihat pada Yuigahama yang, untuk beberapa alasan, matanya bersinar sinar.

“...Itu dia!”

“Itu?”

Memberikan pada Tuhan? Kau oke dengan itu? Buatku sih, frase itu terdengar benar benar menyedihkan sampai aku tidak tahu makna dari ide itu.

“Bukan, bukan itu. Akan jadi hawa yang baik saat kita berjalan mengelilingi Kyoto, seperti kita bisa melempar potongan kacang. Hina bilang dia suka Kyoto juga, kupikir,

Potongan kacang. Ini dasarnya potongan pengetahuan remeh. Ini benar benar penting.

Dengan kata lain, karena kehidupan sekolah normal tidak perlu dipertanyakan, kita Cuma bisa mengharapkan sesuatu dari karya wisata dimana lingkungannya berbeda, sesuatu yang sejenis itu.

Rencana untuk karya wisata adalah tiga hari dan empat malam. “Bagaimana membuat pacar dalam tiga hari dan empat malam” atau sesuatu seperti itu jelas di film barat, tapi tokoh utamanya akan berisi Cameron Diaz dan Hugh Grant.

Dalam kasus manapun, dalam waktu sempit yang tersedia, kami perlu menciptakan situasi dimana Ebina akan mendapati bahwa Tob itu menarik, katakanlah, apakah ini sebuah Permainan yang Mustahil?

“Jadi untuk itu, kita harus membuatnya sehingga Tob dan Ebina bersama.”

Saat Yukinoshita mengatakan itu, dia menuangkan beberapa sajian teh. Yuigahama mengambil mug nya, meminum dalam tegukan pertama, dan menaikkan wajahnya.

“Tidak akan ada masalah pada hari pertama karena kita akan bergerak sebagai kelas. Dan kurasa kelompok mungkin akan berisi aku, Hina, dan Yumiko.”

Terdengar betul. Karena mereka sudah klop, mereka tidak perlu satu orang lagi untuk mengisi tempat. Aku tidak berfikir perlu untuk mempertimbangkan pengaruh yang akan didapatkan.

Kemudian, kalau kita mempertimbangkan Tobe, atau sejenisnya aku sedang berfikit hingga Yuigahama memotong kereta pemikiranku dengan kata kataku.

“Oke, jadi untuk cowok, bakal bagus kalau Hikki satu kelompok sama Tobecchi. Dan kalau kita milih tempat yang sama, kita bisa muter bersama di hari kedua.”

“...Eh? gak, aku sudah sekelompok sama Totsuka.”

Aku melambaikan tangan dengan tidak dan tidak dan kemudian datang Yukinoshita dengan dukungannya.

“Tobe sudah di kelompok empat. Tidak ada untungnya untuk Hikigaya masuk ke dalam kelompok dan tidak akan ada yang senang juga.”

Bantuan Yukishota adalah sesuatu yang seharusnya kusyukuri. Tapi, mengapa? Aku sama sekali tidak merasakan perasaan berterima kasih sama sekali.

“Ya, tapi kaua kita mikir mengenai rencanaku dan hikki, di hari kedua, kita bakal keliling sih dan kayaknya bakal lebih bagus kalau ada dua dari kita yang mendukung.”

Yuigahama melanjutkan percakapan dengan teorinya. Memandangnya dengan kaget kerena pemandangan yang amat langka ini. akibatnya, aku kehilangan timing untuk menyuarakan penolakanku pada idenya.... Sementara aku terdiam, Yukinoshita mengangguk.

“Aku mengerti. Ya, karena Ooka dan yamato menyempatkan datang ke ruangan ini, jika kita bisa menjelaskan pada mereka, mereka seharusnya bekerja sama.”

“Oke, waktu kita menentukan kelompok, aku nanti bicara sama mereka.”

Tidak bagus, pembicaraan ini jauh makin menjauh dan menjauh. Kalau seperti ini, aku akan terjebak dengan hayama dan kelompok temannya. Paling tidak aku harus menghindari itu!

“Tunggu, dengar apa yang ku....”

Saat aku mengatakannya, Yuigahama menepukkan tangannya dengan tegas.

“Oke untuk pmbagian kelompok, bisa gak kita pecah empat orang itu jadi kelompok dua orang dan Hikki juga Sai-chan di kelompok yang sama?”

...Oh itu hebat. Itu amat hebat. Ayo lanjut.

x x x

kelas 2-F jauh lebih berisik daripada biasanya. Alasan utama nampaknya adalah karena tahun kami memiliki kelompok Hayama Hayato dan Miura Yumiko yang jadi pusat kelas. Ketika orang orang gaduh itu berkumpul, sudah wajar untuk tenggelam dalam tawa dan menunjukkan senyum cerah.

Kelas kami satu tingkat lebih berisik daripada biasanya hari ini.

Alasannya adalah karena formasi kelompok untuk karya wisata. Satu jam sudah diberikan dari LHR, tapi sebenarnya, pmbentukan kelompok tidak benar benar selama itu.

Orang orang yang biasanya akrab satu sama lain bisa tiba tiba saling mengunci dalam satu kelompok. Sekarang, seperti mengapa jam ini dibutuhkan, hal ini berlaku sebagai kebaikan dan siksaan buat para penyendiri. Jam ini adalah jam yang diberikan untuk mereka yang tidak bisa memutuskan akan berkelompok denga siapa dan menjelajar.

Dengan Yuigahama bicara dengan Ookaa dan yamato, kelompok mereka berempat dipecah jadi dua kelompok, dan kelompok aku, Totsuka, hayama, dan Tobe dibntuk. Itu adalah anggota asli dari musim panas.

Sekarang sebagian besar kelompok sudah selesai menentukan, waktu untuk obrolan santai dimulai.

Di dekatnya adalah kelompok Yuigahama yang berada dalam penyesuaian akhi,

“Kita Cuma butuh satu lagi.”

Ketika Yuigahama bicara, Miura memutar rambut keritingnya dan menjawab.

“Gak bisa kita bertiga aja ya?”

Dia pasti lelah mencoba membuat kelompok berempat. Ebina menepuk bahu Miura dari belakang yang lazimnya ingin melanggar peraturan.

“Heyloo~!”

“Ah, Hina. Gimana dengan kelompok berempat...”

Yuigahama dan aku saling memutar kepala sebagai jawaban dari suara Ebina.

Ketika kami lakukan, Ebina membawa orang yang di luar perkiraan kami.

“Gimana kalau Sakisaki masuk kita?”

Apa itu nama yang seperti mahjong dengan penuh kekuaran? Ketika Ebina memanggilnya Sakisaki, Kawasaki menggeliat dalam rasa mali.

“A-aku gak gitu...Berhenti memanggilku Sakisaki.”

“Kalau kau gak apa apa Kawasaki, kenapa gak gabung kita aja? Ah, kita kan bakal pergi sama cowok cowok disana jadi kalau kau gak keberatan juga.”

Seperti yang dijelaskan Yuigahama, dia melihat ke arah kami.

“Ah, aku ngerti.”

Orang yang menjawab bukan Kawasaki tapi Ebina. Dia mengarahkan pandangannya ke arah kami. Kelap kelip di matanya begitu tajam. Dia dengan cerdas mengamati kelompok kami.

“Apa kau yakin pergi dengan cowok cowok itu?”

Ketika Kawasaki bertanya, Ebina menjawab. Pandangan yang dia arahkan pada kami sudah hilang dan Ebina dalam keadaan bersemangat, mengeluarkan rintihan bahagia, memandang pada Ebina.

“Hi-Hikitani benar benar? G-ga, ga mungkin, ga mungkin!”

“Ohoo, gak apa apa, pertama, gak akan ada yang membayangkan pasangan seperti itu ada, tapi waktu kau melihat, Cuma itulah yang trjadi! Atau bagaimana yang sejenisnya terjadi. Sebetulnya, kapanpun Hayato sadar, dia akan memberikannya pemandangan yang hebat.”

“Siapa yang peduli dengan Hayato!”

Di saat Kawasaki mengatakan itu, tiba tiba di belakangnya adalah suara kursi yang jatuh.

“Ha? Kau bilang apa?”

Tiba tiba hawa jadi menggetarkan. Nampaknya dia sudah menyentuh murka Ratu Miura.

Dia memukul bangkunya dengan sikap yang menantang.

Namun Kawasaki dnegan caranya sendiri masuk ke dalam mode pertempuran dan sementara menyapu rambutnya ke samping, dia memutar kepalanya dan melotot pada Miura.

Orang yang yang pertama menembakkan senapannya, dengan cara yang sama yang dia lakukan pada Yukinoshita, adalah Kawasaki.

“Kubilang aku tidak peduli dengannya. Mungkin kau harus membersihkan telingamu kapan kapan?”

“Ha?”

“Ah?”

Pertempuran akhir, pertempuran akhir, pertempuran akhir yang luar biasa! Mengerikan sekali, seperti...”

“Se-sekarang, sekarang.A-ayo pergi dengan kelompok ini...”

Yuigahama masuk ke tengah dan mencoba sebisanya untuk ikut campur di salakan.

Aah, aku mengerti. Walaupun wajah Kawasaki amat imut, aku mengerti kenapa dia tidak di dalam kelompok Miura. Kepribadian mereka yang sensitif akan berakhir berbenturan.

Aku benar benar tidak ingin pergi dengan orang orang ini di karya wisata.