OreShura (Indonesia):Jilid 1 Bagian 4

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Oreshura v01 103.png

Tiga hari setelah keributan itu.


Sejak hari itu, Chiwa tak pernah datang lagi kerumahku untuk makan malam.Bagaimana cara dia menyelesaikan masalah perutnya? Beli bento dari minimarket?[1] Atau beli makanan jadi di supermarket? Chihuahua-chan pasti sangat menginginkan berbagai jenis daging favoritnya.


Aku sedikit...


Karena aku... Sedikit khawatir, aku mengirimkan makan malam untuknya.


Karena aku tahu dia tidak akan mau menerimanya jika aku memberikan langsung, aku letakkan kotak makan itu dikursi teras depan rumahnya.


Keesokan paginya:


Ada sebuah pesan yang ditujukkan kepadaku: bersama dengan kotak makan yang kosong.


‘nggak cukup daging.’


...walaupun dia menginjak-injak kemurahan hatiku (?)...


Sepertinya dia telah membaik.


Aku mulai berpikir bahwa tidak akan ada masalah lagi sekarang. Namun pada saat istirahat siang----


“Eita kamu tahu? Rumor baru soal Chihuahua-chan?”


Saat aku memulai makan di dalam kelas Kaoru memulai pembicaraan.


“Kenapa? Dia dipanggil ke ruang guru lagi?”


“Nggak... Katanya anak-anak dari kelas 5[2], mereka bilang dia berperilaku aneh.”


Dia memang biasanya berlaku agak aneh.


“Aneh bagaimana?”


“Dia lari terlambat ke sekolah sambil menggigit sehelai roti di mulutnya.”


“Hah?”


Apa itu?


“Terus, saat dia bicara, dia menambahkan ‘nya’[3] di akhir seluruh kalimatnya.”


“...untuk anak SMA, hal semacam itu sangat mengejutkan.”


Tidak, bahkan untuk siswa SMP, itu juga akan menjadi perilaku yang mengejutkan.


Bahkan didalam anime atau game, karakter yang memiliki kepribadian buruk seperti itu ‘tidak ada’ - Saeko-san, pasti akan berkata seperti itu.


“Dan dia juga datang ke sekolah memakai pita besar seperti sesuatu yang karakter utama dari anime anak-anak pakai, dan make-up ultra-tebal seperti yang dipakai aktor-aktor Kabuki. Dia membuat guru di kelasnya sangat marah.”


Lupakan pitanya... Dia memakai make-up?


Perbuatan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh Chiwa yang dulu.


“Apa Eita tahu kenapa Chiwa berlaku seperti itu?”


“...aku tahu.”


Tentu saja.


Dia mungkin ingin menjadi ‘populer’, jadi dia mencoba untuk mempraktekkan nasihat yang ia terima dari shoujo manga yang ia baca.


Namun, dari manapun kau memikirkannya, pastilah berantakan.


“Kau harus segera memikirkan sesuatu untuk dilakukan kan?”


“K..kenapa aku?”


“Karena Eita yang mengakibatkan hal ini terjadi?”


“...tidak...”


Aku tidak bisa mengelak.


Kaoru melihat sekeliling kelas dengan tenang, kemudian membisikkan sesuatu:


“Tidak pernah terpikir olehku Eita dan Natsukawa-san yang terkenal itu berpacaran. Aku sendiri juga kaget.”


Masuzu tidak ada didalam kelas.


Setiap istirahat siang, aku tidak pernah tahu lari kemana Masuzu itu.


“Mau bagaimanapun, menurutku jauh lebih penting jika kamu memperlakukan Chiwawa-chan dengan baik.”


“Kau berkata seperti ada sesuatu antara aku dan Chiwa.”


Bahkan dimasa SMP, ada beberapa orang yang mencurigai adanya semacam hubungan antara kami berdua.


Walau begitu, aku selalu berpikir kalau Kaoru mengerti.


Chiwa dan aku tidak menjalin hubungan semacam itu.


“Meskipun kalian berdua mempunyai hubungan atau tidak, singkatnya--”


Wajah Kaoru berubah serius dan berkata:


“Chihuahua-chan, menurut Eita yang sekarang, seperti keluargamu sendiri kan?”


“...ya, itu benar.”


Sekarang satu-satunya anggota keluargaku adalah Saeko-san.


Tapi-- kurasa Chiwa juga bisa dibilang begitu.


Kita makan bersama setiap hari.


Jika kamu membandingkannya dengan Saeko-san, yang selalu bekerja dan jarang berada di rumah, mungkin Chiwa lebih bisa dikatakan sebagai ‘keluarga’.


“Jika keadaannya begitu, setidaknya kau tak bisa berkata kalau hal ini tidak ada hubungannya denganmu bukan?”


“Ah, eh...”


Jujur, aku ingin sekali melupakan semua ini dan menunggu angin meniup jalan hidupku kembali.


Karena, jika aku peduli, akankah itu membuat seakan-akan aku yang menjadi populer?


Bukan hanya itu, ini juga merupakan dasar menuju rute kekacauan!


Di permukaannya, segalanya mungkin terlihat seperti itu... Namun keadaan yang sebenarnya tidak sesederhana itu.


Hubungan antara aku dan Masuzu itu ‘palsu’. Dan untuk Chiwa, dia dengan sia-sia berlaku gegabah.


“Semoga beruntung, E-kun.”


Setelah makan siang, Kaoru menepuk pundakku dan berlalu. Dia terlihat sibuk dengan pekerjaannya sebagai sekretaris OSIS[4].


Tiga cewek sekretaris lain datang di samping luar pintu kelasku untuk menyambutnya, dan bahkan cowok-cowok di kelasku bersiul-siul menggoda mereka.


Walau begitu, Kaoru tetap terlihat ‘cuek’, meski 3 cewek itu sudah semerah apel.


Aku dengar banyak cewek yang suka Kaoru.


Meski dia tidak selevel dengan Masuzu, dia tetap sangat populer.


Sejak masa SMP, rumor semacam itu tak pernah berhenti.


Untuk beberapa alasan, tidak pernah ada yang melihat Kaoru pergi berdua dengan seseorang...


Apakah dia sedang menyukai seseorang?


“...pasti bukan Chiwa, kan?”


Aku tiba-tiba mengakatakan isi hatiku keluar.


Salah, salah, salah, salah.


Tidak, tidak, tidak, tidak.


Bagaimana mungkin Kaoru bisa suka sama Chiwa?

Setelah itu, datang juga waktu di hari itu.


Itu adalah waktu penuh kebahagiaan yang kuhabiskan bersama Masuzu.


Wow--


Aku, sangat, bahagia--


...ah.


Singkatnya, tolong lihat ini terlebih dahulu:


“Hey, Masuzu--”


“Aku menolak.”

Dia langsung menjawabnya.


Aku bahkan belum mengatakan apapun.


“’Hey, Masuzu, bisakah aku mengatakan hanya ke Chiwa kalau kita ini ‘palsu’?’ Hal semacam itu kan?”


“Ah... Benar.”


Orang ini sangat menyeramkan.


Bagaimana dia bisa membaca pikiranku?


“Eita-kun yang baik pasti memikirkan hal semacam itu bukan? Aku mengerti. Karena Harusaki-san berlaku aneh saat ini, kau merasa bertanggung jawab?”


“Semacam itulah.”


Sepertinya perilaku Chiwa telah sampai di telinga Masuzu.


“Apa yang akan kamu lakukan jika Harusaki-san membukanya ke semua orang? Jika hal palsu itu terbuka, ‘tembok’ itu akan menjadi tidak berguna.”


“Aku akan mengatakan kepadanya kalau ini rahasia.”


“Tidak. ‘Dengar, ini rahasia, tapi...’ atau ‘Meski ini rahasia, sebenarnya, ah...’ semacam ini menjadi sepuluh, sepuluh menjadi seratus, seratus menjadi seribu, dan rahasia itu tidak lagi menjadi rahasia. Ini adalah musuh dari semua rahasia.”


“...”


Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia membuat argumen yang kuat.


“Maaf, aku yang salah.”


“Benar-benar cara yang baik untuk meminta maaf. Aku suka itu.”


  • nico*[5], Masuzu tersenyum.


Dengan senyum indah yang ilegal seperti ini, sudah berapa banyak lelaki yang sudah terjebak kedalam lubang neraka?


“Kalau begitu aku harus memikirkan suatu cara untuk membuatnya kembali seperti semula.”


“Ah, meskipun kapasitas kita sedikit, aku mau membantu.”


Sejak sepulang sekolah, banyak siswa yang memandangi kami dari sudut mata mereka. Seperti biasa, kami sangat mencolok.


Meski aku selalu terlihat gelisah, Masuzu dengan tenang berjalan di depan pandangan semua orang.


Dunia yang kita berdua jalani sangatlah berbeda.


“Dalam berbagai hal yang paling penting adalah-- Harusaki-san berlaku seperti ini karena dia ingin ‘menjadi populer’, kan?”


“Mungkin.”


“Kalau begitu, apa ada seseorang yang Harusaki-san suka?”


“Tidak, kurasa tidak.”


Aku tidak pernah mendengarnya menyebut nama seseorang, atau betapa ganteng kakak kelasnya.


“Benarkah?”


Masuzu memperhatikan wajahku dengan seksama.


Matanya terisi penuh dengan skeptisisme.


“Untuk berbohong pada hal itu, keuntungan apa yang akan kudapat? Chiwa dan aku telah berteman sejak kecil, dan aku tak pernah mendengar dia bicara mengenai lelaki dengan cara seperti itu.”


“Tidak, bukan itu maksudku.”


“Lalu maksudmu?”


“Bukan apa-apa.”


Masuzu mengangkat bahunya:


“Untuk Eita-kun yang bahkan tidak mengetahui hal itu, kurasa itu hal yang cukup menguntungkan.”


“...apa, apa?”


Dengan sengaja ia membuat segalanya lebih rumit.


“Jadi: ‘Meskipun ia tidak menyukai siapapun, dan tetap ingin menjadi populer...’”


Masuzu mengangguk.


“Itu, dengan kata lain, untuk menjadi seorang b***h[6]


“Jangan bilang ‘b***h!’”


Cewek ini...


Bagaimana dia bisa memanggil teman masa kecil seseorang seperti itu!


“Pada dasarnya, selama Harusaki-san mendapatkan pacar, secara alami ia akan kembali seperti semula... Bukankah itu pasti?”


“Seharusnya begitu...”


Membiarkannya mencari pacar...


Amatlah sulit untuk membayangkannya.


“Kita akan membantunya.”


“Apa, ‘membantunya’, maksudmu...? Ah..”


Dia bukan bermaksud ‘membuat’ mi instan. [7]


“Aku akan memikirkan sesuatu untuk besok. Besok, selesai sekolah, bawa Harusaki-san dan temui aku.”


Masuzu terlihat sangat percaya diri.


“Hey, apa yang kamu rencanakan?”


“Aku sedang memikirkannya. Tunggu saja besok. Fufufufufufu.”


Masuzu menjawabnya sambil tertawa kecil.


....apa yang akan kamu lakukan?

Kemudian, keesokan harinya sepulang sekolah--


“ *wan* *gaugaugau*[8] *gukgukguk* “


“Au, au, au, sakit! Jangan gigit! Jangan cubit! Jangan tarik-tarik!”


Chiwa sedang menggigit lenganku dengan mulut besarnya.


Dia juga mencubit pipiku, dan merangkul tanganku.


Singkat cerita, aku membawa Chiwa ke ruangan yang ditunjukkan oleh Masuzu.


“Kamu mau apa, nya?! Kenapa kamu bawa aku ke sini, nya?! Kamu selalu ninggal aku sendiri, kenapa gak kamu berduaan aja sama dia, nya?!”


Masuzu muncul dengan senyum yang menakutkan:


“Fufufu, aku tidak tahu kamu sekarang anjing atau kucing.”


“Bukan, aku manusia...”


Aku merasa sedikit tidak enak.


Apa tidak apa-apa membawa Chiwa ke sini?


Ini adalah lantai tiga dari sekolah, sayap kanan, dimana klub-klub dan komunitas biasa berkumpul. Di ujung selatan, ada ruangan kosong sebesar 5 meter persegi.


Didalam ruangan itu benar-benar tidak ada apa-apa, kecuali meja dan kursi. Salah satu ujung ruangan digelar 4 karpet tatami, yang terlihat seperti tatami tradisional, namun ada satu hal yang terlihat aneh.


Masuzu sedang berlutut tegak pada tatami di ujung itu.


Entah bagaimana, tepat di depannya ada 4 buah benda kaligrafi yang berharga[9].


“Selamat datang, Harusaki Chiwa-san.”


Kapan dan dimana ia mengganti bajunya? Masuzu menggunakan kimono merah dengan hiasan-hiasan yang mencolok. Rambut peraknya diikat kebelakang, memperllihatkan lehernya yang indah. Pakaian ini benar-benar menampilkan keanggunannya, dan kimononya terlihat mewah [?]. Bahkan aku, yang selalu bersama Masuzu, ingin mengeluarkan suara pujian. Jika cowok-cowok melihatnya, jumlah fans Masuzu pasti akan bertambah.

Oreshura v01 115.png

“Ada apa, nya? Aku sibuk nya.”


“Hari ini, untuk membujuk Harusaki-san bergabung ke klub kami, kami membawamu kemari.”


“Klub?”


Chiwa dan aku bertanya dengan nada yang sama.


“Hey, kamu belum pernah memberitahuku soal ini sebelumnya! Masuzu, ada apa ini?!”


“Bukannya kamu anggota klub ‘pulang’, nya? Klub apa yang kamu bicarakan, nya?!”


“Aku dengar Harusaki-san ingin menjadi populer dikalangan cowok-cowok. Aku juga dengar kalau kamu terdengar seperti kucing mau melahirkan, karena itu adalah strategimu untuk menjadi lebih populer.”


“Siapa yang kau maksud kucing, nya?!”


“Kurasa itu tidak terlalu banyak berpengaruh.”


“P-pengaruhnya pelan-pelan pasti muncul kok,nya!”


Menurutku, mau menunggu seribu tahun pun pengaruh itu tidak akan pernah muncul.


“Harusaki-san.”


Masuzu memandang Chiwa dengan dingin.


“Tolong hadapi kenyataan.”


“A-apa...? Nya.”


“Kamu pendek, muka baby face, badan atas dan bawahmu mungil... Singkatnya: kamu terlihat seperti anak kecil.”


“Kamu sudah bicara terlalu banyak. Nya!”


“Otakmu memiliki kedewasaan seperti mainan dewasa kekanak-kanakan[10]


“Aku mengerti apa yang kau maksud, nya!”


“Singkatnya, bagaimanapun penampilan dan perilakumu, kamu terlalu naif. Kalau kamu terus seperti itu, mau sampai sejuta tahun pun kamu tidak akan pernah menemukan pacar, dan mimpimu untuk menjadi populer hanyalah tinggal mimpi.”


“Walau begitu, terus apa? Nya!”


“Meski aku merasa aneh jika aku yang mengatakannya...”


Berdeham, Masuzu membersihkan tenggorokannya.


“Aku ini sangat populer.”


“...”


“Aku ini sangat populer. Bahkan popularitasku mempunyai kepopuleran sendiri, seperti itu sampai aku muak dengan hal itu, tapi tidak ada cara untukku menghentikan pria-pria mendatangiku.”


Chiwa sangat terkejut hingga ia lupa untuk marah. Dia terkaget-kaget, dengan mulut menganga.


“Meski begitu, aku tidak selalu seperti ini.”


“Hah...?”


Mendengar ini, aku tidak dapat menahan diriku untuk menggumam.


Masuzu pernah melewati masa tidak populer?


“Aku juga mencoba-coba dan gagal dalam berbagai usaha dan percobaan... Walau begitu, hal paling penting yang memimpinku mencapai keberhasilan adalah kehadiran dari barang ini.”


Masuzu bicara saat ia menarik sesuatu dari tasnya. Sebuah buku tulis berukuran B-5.


Aneh?


Kenapa cover buku itu serasa familiar?


Lebih tepatnya, jalur noda itu... Apakah ini deja vu?


Aku ingat saat aku menumpahkan cola, dan mengakibatkan noda--


Hahaha.


Ahhahahahaaahhh.


“Hey, kau Masuzuuuuuuuuu--”


“Karena buku ini, aku bisa menjadi populer.”


“Apa yang kau pikir akan lakukan dengan ituuuuuuuuuuuuuuuuu?”


“E-kun, berisik! Kamu ngomong apa? Apa benar-benar karena buku tulis itu?”


Karena ia terlalu bersemangat, Chiwa sampai lupa mengucapkan -nya di akhir kalimatnya. Dia mencondongkan badannya ke depan dan terus melihat cover buku tulis itu... Hampir seperti seseorang yang tertarik pada iklan berlebihan yang menarik orang.


“Buku ini diberikan padaku oleh ‘cinta pertama’ku sebagai sebuah memento. Bagaimana caranya menjadi orang yang menarik? Bagaimana caranya menarik lawan jenis? Dia mencatat semua doktrin itu didalam bentuk sebuah diary. Klub kami akan menggunakan buku ini sebagai buku petunjuk, untuk riset dan studi tentang bagaimana menjadi populer.”


“A-apa yang terjadi dengan cinta pertamamu?”


“Maret tahun ini, dia meninggalkan pesan yang berkata: ‘Pertempuran kami dimulai!’, kemudian dia pergi ke minimarket, dan tak pernah kembali.”


Masuzu menutupi mukanya dengan lengan kimononya dan terisak seperti menangis.


Apa orang ini bodoh?


Siapa yang mau percaya pada cerita yang sama sekali busuk dan sia-sia, kemudian menangis--


“Huaa, huaaa, maaf! Aku benar-benar minta maaf! Aku tidak bermaksud!”


“...”


Ya, itulah Chihuahua-chan.


Walau kamu sebodoh itu, aku tak akan pernah membencimu.


“Jika ada seseorang yang tidak populer menderita didepan mataku-- ‘kau harus menolongnya --itulah yang akan dia katakan. Lebih dari itu, kamu itu teman masa kecilnya Eita-kun. Aku tidak bisa hanya duduk diam, maka aku membentuk klub ini.”


“Eeeehhh??”


Chiwa mundur malu-malu.


“Kumohon, Harusaki-san. Tolong ijinkan aku yang rendah ini menolongmu menjadi super-populer!”


Ekspresi Masuzu terlihat sangat nyata meskipun itu hanyalah akting, dan dia memandang memohon ke Chiwa.


Chiwa mengalihkan pandangannya.


“Aku mengerti apa yang akan kau katakan, tapi dalam situasi seperti ini aku tidak bisa dengan mudah mengatakan ‘mohon kerjasamanya’, pasti kau sadar akan hal itu kan?”


Mhm, tepat sekali dikatakan.


Seseorang yang mendengarnya pasti akan mencium sesuatu yang sangat mencurigakan. Lebih-lebih, semuanya berkembang terlalu cepat.


Seperti yang kukira, Chiwa tidak sebodoh itu.


“Lalu, kau akan lari?”


Tangisan palsu itu mendadak berhenti.


Senyuman provokatif muncul dari wajah Masuzu.


“A-aku tidak akan lari! Ini dan itu, adalah dua hal yang berbeda--”


“Saat membidik kemenangan, seseorang harus menghalalkan segala cara, bukan?”


“B-benar!”


“Untuk bergantung pada harga diri yang kasar, kemudian gagal, akan menjadi sangat memalukan, benar begitu?”


“...”


Chiwa merunduk, dan menggigit bibirnya.


Ini buruk...


Sejenis pertanyaan seperti ini yang menonjolkan semangat, dan jalan hidupnya yang teguh... Untuk Chiwa, yang sporty disetiap sumsum tulang dan otaknya, yang dianggap sebagai ‘golongan darah sporty’... Ini adalah taktik yang sangat efektif. “Hey, Chiwa, jangan terlalu memikirkan hal itu seperti itu, ok? Tetaplah bekerja keras seperti yang kamu lakukan dulu...”


“Benar--”


Masuzu memotongku:

“Eita-kun juga akan bergabung sebagai penasihat klub ini. Jika Harusaki-san tidak bergabung, akan hanya ada kami berdua sendirian pada setiap aktifitas klub --apakah ini mengganggumu?”


Mata Chiwa mendadak meledak ‘Boom’!


“Aku akan melakukannya! Dan ini bukan karena tipu dayamu!”


“H-hey, Chiwa...”


“Apa, E-kun? Apa kau benar-benar ingin berdua sendirian dengan perempuan ini?!”


“...”


Berdasarkan tata tertib sekolah, klub baru setidaknya harus memiliki 5 anggota.


Untuk mencegah klub dibubarkan, harus ada setidaknya 3 anggota.


Dengan kata lain, ‘Masuzu dan aku sendirian dalam aktifitas klub’ itu tidak mungkin.


Tetapi sekarang, aku tidak bisa membuka mulutku melawan Chiwa yang sedang terbakar semangat.


...aku tidak peduli. Kalian lakukan saja apa yang kalian inginkan.


“Maka sudah diputuskan, fufu. Sepertinya aktifitas klub ini akan sangat menarik.”


  • plok*! Masuzu menepuk tangannya sambil tersenyum.


“Terus apa? Apakah kita boleh menggunakan ruangan ini? Dan apa nama klub ini?”


Merespon Chiwa, Masuzu mengambil kuas disebelahnya.


Dengan lembut ia menulis beberapa kata diatas kertas gantung putih itu dengan lancar.


Ia menulis--


“Perkumpulan untuk Mengeluarkan Unsur Kewanitaan Dalam Diri[11].”


Nama itu benar-benar seperti gayanya Masuzu. Menurutku nama itu memiliki gaya ojou-sama, yang terasa bersahabat.


“Nama yang bagus!”


Mata Chiwa menyala-nyala saat ia berbicara.


Baiklah, jika ia menyukainya, itu akan baik-baik saja.


---saat aku memikirkan ini, Masuzu berbisik kepadaku:


“Disingkat, akan menjadi ‘Jien-otsu[12]’. Bercanda ♪.


Tak diragukan lagi.


Tak salah lagi.


Gadis ini, adalah setan.


Post-Chapter Extra

Dari formulir ‘Perkumpulan Untuk Mengeluarkan Unsur Kewanitaan Dalam Diri’


Aspirasi dari tiap anggota:


Masuzu: “Untuk meningkatkan diri saya, dan membuat saya lebih mengenal sifat-sifat SMU Hanenoyama.”


Instruktur: “Semoga beruntung dalam menjadi gadis muda.”


Chiwa: “Aku harus, harus menjadi lebih populer dari Natsukawa!”


Instruktur: “Kau harus melupakan kebencianmu dulu.”


Eita: “Biarkan aku mengatakan sesuatu. Bertahan hidup itu sulit. Aku berharap dapat menyelamatkan hidup orang lain. Aku tak akan pernah menyerah. Teya--!”


Instruktur: “Aku dapat melihat antusiasme Kidou-kun dalam ‘Teya--!’nya tadi. Semoga beruntung!”



Mundur ke OreShura (Indonesia):Jilid 1 Bagian 3 Kembali Ke Halaman utama Maju ke OreShura (Indonesia):Jilid 1 Bagian 5
  1. Convenience store. Toko kelontong (kata translator), namun rupanya lebih seperti semacam ind*maret.
  2. Sistem penamaan kelas di Jepang seluruhnya menggunakan angka, seperti misal 3-1 (kelas 3A di Indonesia).
  3. Efek suara eongan kucing. Meong~
  4. Student Council. Suatu organisasi kesiswaan pada sekolah-sekolah Jepang. Mirip OSIS di Indonesia
  5. Efek suara untuk senyuman. Nico nico nii~
  6. Yah itulah. Lebih tepatnya menjadi seorang cewek yang selalu ingin mencari perhatian para lelaki.
  7. Permainan kata. Aku tidak bisa menerjemahkannya
  8. Efek suara gonggongan dan gigitan
  9. Kuas, tinta, kertas, dan bak tinta
  10. Meski Chiwa mengerti apa yang Masuzu maksud, aku tidak...
  11. Dalam kaligrafi tulisannya "Mizukara wo Enshutsu-suru Otome no Kai" (自らを演出する乙女の会).
  12. Jika kita mengambil 2 kanji pertama dari nama klub itu, kita akan mendapatkan 自演乙 yang dibaca jien-otsu, yang kemungkinan adalah singkatan dari Jisakujien Otsukaresama (自作自演おつかれさま) yang berarti: aksi diri sendiri (samefag)[1]