Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 2 Chapter 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 6[edit]

Tepat sebelum gerbang sekolah ditutup, di dalam ruang klub.

"Situasi mengenai menyerobotnya Klub Kenjutsu pada demonstrasi untuk anggota baru Klub Kendo."

Tatsuya, yang sedang menyaksikan dan mengalami kejadian itu, memberikan rincian mengenai percobaan perkelahian — termasuk bagaimana Mibu Sayaka dan Kirihara Takeaki mulai berdebat, dia mencoba menengahi mereka dan secara pribadi menantang Klub Kenjutsu — khususnya tiga orang yang berdiri di depannya.

"Meski begitu, setelah melawan lebih dari sepuluh orang, mengherankan kau masih begitu hebat."

Di hadapannya agak ke kanan adalah Ketua OSIS, Saegusa Mayumi.

"Tepatnya ada empat belas orang. Seperti yang diharapkan dari murid Kokonoe-sensei kurasa."

Di bagian tengah, orang yang dalam artian adalah bosnya, Ketua Komite Disiplin, Watanabe Mari.

Tertawa penuh ketertarikan — bukan dalam artian 'aneh', tapi dalam artian 'menghibur' — sementara komentarnya membuat kata-katanya agak ironis. Meskipun ekspresinya agak tidak tulus, dia mungkin memuji Tatsuya.

Apa yang paling berkesan bagi Mayumi dan Mari adalah, setelah menaklukan Kirihara, Tatsuya hanya bertahan melawan segerombolan anggota Klub Kenjutsu tanpa menyerang. Namun, Tatsuya tidak menunjukkan teknik yang layak dipuji.

Dia tampaknya memiliki kemampuan rata-rata siswa SMA, tapi mereka tidak tahu di tingkat apa.

Itulah kenapa mereka yang menyerang bernasib jauh lebih buruk daripada murid kuil Yakumo — mereka tidak mengetahui Tatsuya bisa mengatasi empat belas lawan sekaligus dan tidak mengalami cedera serta betapa berharganya itu.

Sebaliknya, kesadaran Tatsuya terfokus pada siswa laki-laki kelas 3, di sebelah kiri.

Kemungkinan dia adalah Pemimpin Grup Direksi Klub, Juumonji Katsuto. Yang mengemban nomor '10' dalam namanya[1], anak sulung dari keluarga Juumonji.

(Dia terlihat cukup tinggi...)

Jika berdiri, dia sekitar 185 cm. Itu tidak lantas membuatnya menjadi orang besar sehingga harus mendongak ke atas.

Sebaliknya, dada tebal, bahu lebar dan otot berdesirnya, dengan mudah dikenali bahkan di balik seragamnya.

Tidak hanya ciri-ciri fisiknya, setiap susunan yang membentuk seorang manusia nampak kental di dalamnya, memberikan karakternya sebuah hawa kehadiran yang sangat berat.

Seperti yang diharapkan dari seseorang yang berdiri di sebelah Mayumi dan Mari sebagai bagian dari Tiga Besar SMA 1, pikir Tatsuya, mengerti hanya dari penampilan dan kesannya.

"Kau tidak melihat keadaan awal kejadian itu?"

Sedang ditanyai oleh Mari, yang telah mengubah ekspresinya, Tatsuya tersentak kembali menuju kenyataan. Sekali lagi, dia mengingat laporan kejadian yang baru saja dia selesaikan dan menjawab dengan jelas pertanyaannya.

"Itu benar. Apakah Kirihara-senpai telah memprovokasi Klub Kendo atau Klub Kendo yang sebelumnya menyebabkan beberapa keluhan melawan Klub Kenjutsu, kami tidak bisa mengatakannya dengan pasti."

Apa yang ia lihat adalah dari ketika Mibu dan Kirihara sedang bertengkar. Bersama dengan Erika, mereka berada di belakang tribun dan hendak keluar dari gym ketika mendengar desas desus percekcokan, tetapi mereka tidak mendengar pembicaraannya. Pada saat ia menghampiri kerumunan dan tiba di tempat kejadian, baik Mibu dan Kirihara sudah berada pada mengadu pedang.

"Apakah itu penyebab kenapa kamu tidak bertindak langsung?"

Pertanyaan tersebut berasal dari Mayumi.

Katsuto nampak menerima posisi sebagai pendengar.

"Aku berniat untuk campur tangan hanya saja jika aku menganggap hal itu menjadi terlalu berbahaya. Kalaupun mereka hanya berakhir dengan menyakiti satu sama lain, itu permasalahan di antara mereka sendiri."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mayumi secara kondisional.

Seperti yang Mayumi katakan, Tatsuya awalnya mengambil sikap sebagai pengamat karena ia tidak tahu siapa yang harus dia hentikan.

Kalian mungkin bisa mengatakan kalau ia memiliki pilihan untuk menghentikan keduanya, tapi karena hal itu akan mengakibatkan ia memperoleh reputasi dan terkenal setelah mengalahkan mereka berdua, maka kasus itu tidak dianggap.

Namun, itu bukanlah satu-satunya alasan. Kewajiban-kewajiban yang diminta darinya oleh Komite Keamanan adalah pencegahan kekerasan sihir. Baik Kirihara ataupun Mibu, ketika mereka mulai bertikai menggunakan sihir. Seandainya Kirihara tidak menggunakan sihir "Sonic Blade", kemungkinan Tatsuya hanya akan menonton sampai akhir.

"...Yah tak masalah. Ini pastinya kalau kita tidak memiliki tenaga pembantu untuk ikut campur dalam setiap perkelahian."

Masalahnya selama perekrutan adalah bagaimana tempat klub yang umumnya menangani hal-hal ini. Pernyataan Mari didasarkan pada hal itu, jadi baik Mayumi maupun Katsuto tidak keberatan.

"Lalu, apa yang kamu lakukan dengan Kirihara?"

"Tulang selangka Kirihara retak, jadi aku menyerahkannya pada Komite Kesehatan. Tingkat cedera itu dapat disembuhkan secara langsung dengan sihir. Dia mengakui kesalahannya di klinik sekolah, jadi aku tidak perlu mempertimbangkan tindakan lebih lanjut."

Kebenarannya adalah sesaat serangan bertubi-tubi Kirihara dengan shinai yang membuat tulangnya retak, bantingan Tatsuya lah yang meremukkannya. Tatsuya tidak merasa perlu menjelaskan detailnya.

Dan sebab Mari belum benar-benar melihat kondisi Kirihara, jadi tidak mungkin untuk memberitahunya.

"Hm... boleh juga. Penuntutan akan diserahkan pada pengawas."

Mengangguk pada kata-kata Tatsuya, Mari mengalihkan matanya menuju Katsuto.

"Ini seperti yang kamu dengar, Juumonji. Sebagai Ketua Komite Keamanan, aku tidak ingin membawa masalah ini ke Komite Disiplin."

"Aku berterima kasih untuk kebaikanmu. Dengan menggunakan sihir yang sangat berbahaya seperti Sonic Blade di tempat seperti itu, meski tidak ada yang terluka, kami memikirkan kalau hukuman skorsing harus dilakukan. Aku yakin orang tersebut menyadari hal itu. Kami akan memberi nasehat sepenuhnya, dan memastikan dia mengambil pelajaran ini."

"Kami akan menyerahkan kepadamu."

Katsuto membungkuk sedikit, sembari Mari kembali.

"Tapi, apa Klub Kendo puas dengan itu?"

"Mereka saling memprovokasi. Mereka tidak dalam posisi untuk membuat keributan."

Mari dengan tegas menghentikan kegelisahan Mayumi. Mayumi tidak menyangkalnya. Persoalan ini di bawah aturan Ketua Komite Keamanan. Pemimpin Grup Direksi Klub menerimanya, dan ketua anggota OSIS tidak keberatan. Dengan ini, insiden itu ditutup.

Tatsuya tidak saling memperhatikan. Ini bukan tugasnya untuk memanas-manasi akan ketidakpuasan.

"Ketua, aku minta maaf karena mengganggu."

Dengan itu, Tatsuya memberi isyarat kepada Mari kalau ia ingin pergi.

"Ah, sebelum itu, ada satu hal yang ingin aku pastikan."

Mari juga tidak mau menahan Tatsuya dari kewajibannya (walau itu mungkin hanya untuk hari ini), jadi pertanyaannya singkat.

"Apa Kirihara satu-satunya yang menggunakan sihir?"

"Itu benar."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mari dengan biasa.

Lebih tepatnya, hanya Kirihara yang benar-benar berhasil mengaktifkan sihir, itulah apa yang harus ia katakan, tapi Tatsuya tidak berniat memberikan penjelasan lebih rinci.

"Begitu. Terima kasih atas kerja kerasmu."

Menerima ijin, Tatsuya berbalik dan meninggalkan markas klub.


◊ ◊ ◊


Setelah keluar dari markas klub, Tatsuya kembali menuju ruangan OSIS.

Matahari terbenam hanya sebentar..

Biarpun dia berbakat pada sihir, tidak pantas bagi seorang gadis untuk pergi sendiri pada waktu ini, dan Miyuki sebelumnya meminta pada Tatsuya untuk menemaninya pulang.

Rencananya adalah menemui adiknya di tengah perjalanan.

Klub HQ berada di gedung yang terpisah dari bangunan-bangunan utama ruang OSIS yang ada di dalam.

Demi untuk sampai dari HQ ke ruang OSIS, penting untuk meninggalkan sekolah sementara (meski tidak perlu mengganti sepatu, kebiasaan yang dikenal sebagai sepatu indoor[2] jarang terlihat lagi) dan berjalan di sekitar jalan masuk utama, tapi sudah ada beberapa wajah yang dikenal menunggu di sana.

"Ah, kerja bagus ~"

"Onii-sama."

Erika yang memanggil pertama, tapi Miyuki yang buru-buru menghampirinya.

Yang lain menatap kagum pada kehebatan yang tak terduga tersebut.

"Terima kasih untuk semua kerja kerasmu. Hari ini cukup melelahkan 'kan?"

"Ini bukan apa-apa. Kerja bagus hari ini juga, Miyuki."

Sambil Miyuki berdiri di depan Tatsuya dengan kedua tangan yang mendekap tasnya di depan, Tatsuya, dengan perasaan sayang, secara lembut membelai rambutnya dua sampai tiga kali.

Miyuki setengah menutup matanya dalam kesenangan selagi dia menatap pada kakaknya, dan kedua mata mereka bertemu.

"Aku tahu mereka saudara sih, tapi yah..."

Sambil mereka berjalan kearah keduanya, dengan ekspresi enggan, Leo bergumam pada dirinya.

"Ini hampir seperti adegan dari sebuah lukisan..."

Di sebelahnya, Mizuki, dengan warna merah di wajahnya, menatap keduanya seolah hendak melahap mereka.

Pada saat itu, Erika menyipitkan matanya pada Leo dan Mizuki.

"Hei, kalian... tebak apa yang kalian pikirkan tentang mereka berdua?"

Mengangkat bahu dengan berlebihan bersama kedua tangan yang diulurkan dari tubuhnya, menggelengkan kepalanya perlahan akan terkesan sedikit dibuat-buat, tapi entah bagaimana sesuai untuk Erika.

"Seperti yang kau katakan, mereka saudara benar?"

Ekspresinya, bersama dengan bagian tersebut, seperti membawa keduanya kembali pada kesadaran mereka. Dengan panik, Leo dan Mizuki bereaksi terhadap pemandangan itu dengan sepenuh perasaan.

"Ja-Ja-Ja-Ja-Jangan mengatakan hal yang jelas seperti itu!, Aku tidak membayangkan apa-apa!"

"Ya-Ya-Yah itu benar, Erika-chan! Ja-Jangan mengatakan sesuatu yang aneh!"

"...Ya ya, aku akan berhenti di situ."

Kemungkinan besar, jika bukan untuk sindiran Erika, baik Leo dan Mizuki tidak akan tahu di mana mesti berhenti dengan kesalahpahaman mereka.

Tidak menyadari perjuangan Erika, Tatsuya akhirnya melepaskan tangannya dari kepala adiknya dan berbalik pada ketiganya.

Miyuki, dengan ekspresi segan, mengikuti kakaknya.

Melihat ekspresi itu, dia pastinya akan mendapat delusi aneh.

Namun, Tatsuya tidak menyamarkan kecurigaan yang penuh warna itu dan, dengan wajah sungguh-sungguh, memanggil pada teman-temannya dengan permintaan maaf.

"Maaf, aku membuat kalian menunggu."

Suasana mereda, Leo menggelengkan kepalanya dengan senyum segar.

"Jangan begitu, Tatsuya. Kau tidak perlu minta maaf."

"Aku baru saja selesai dari latihan klub. Aku tidak menunggu sama sekali."

Mizuki setuju dengan senyum lembut, dan juga menuntut kalau dia tidak memerlukan permintaan maaf.

"Dia juga baru selesai dari klubnya. Tidak usah kuatir."

Erika tertawa dengan nakal seperti biasa, dan memberikan suatu balasan.

Leo, Mizuki dan Erika; masing-masing menyambut dengan wajah senyum mereka sendiri.

Tatsuya dengan langsung merasa kalau kata-kata mereka bertentangan pada kebenaran, tapi ia tidak ingin menyia-nyiakan perhatiannya.

"Karena sudah jam segini, kenapa kita tidak pergi makan? Jika ini di bawah 1000 yen tiap orang, aku yang traktir."

Nilai mata uang saat ini berharga sekitar dua kali dari bagaimana mata uang 100 tahun lalu.

Untuk murid SMA, 1000 yen sedikit lebih dari biasa, tapi masih bisa diterima.

Sebagai ganti permintaan maaf lebih lanjutnya, ia menawarkan ajakan.

Tidak ada siapapun di sini yang tak mengerti hal itu, atau merasa perlu untuk mendapatkan sesuatu yang tak penting.


◊ ◊ ◊


Pada upacara penerimaan hari berikutnya, mereka berlima membicarakan tentang hal-hal yang terjadi——yakni klub-klub yang mereka masuki, tugas piket yang membosankan, orang-orang yang menanyakan nama mereka dengan maksud untuk merayu mereka, segala macam pengalaman, tapi pada akhirnya topik pembicaraan yang paling menarik adalah drama yang melibatkan Tatsuya.

"Kelas dua, Kirihara itu, dia menggunakan sihir berbahaya rank B 'kan? Herannya kau tidak sakit."

"Meski kau menyebutnya berbahaya, sebenarnya, Sonic Blade adalah sihir dengan penggunaan terbatas. Selain mempunyai pedang tak tersentuh, ini sungguh tidak berbeda dari pedang tajam. Itu bukan sihir sulit sebetulnya."

Membalas pada Leo yang nampak terkesan, Tatsuya menjawab dengan sikap lelah.

"Tapi, bukannya kau menghentikan orang yang menggunakannya dengan serius hanya dengan dua tangan kosongmu? Apa itu tidak berbahaya?"

"Ini baik-baik Mizuki. Jika ini Onii-sama, tidak perlu kuatir."

"Kau tenang sekali tentang ini ya, Miyuki?"

Miyuki yang tenang sebaliknya kini membuat Mizuki gelisah, Erika menarik perhatian pada kepercayaan yang tidak biasa.

"Pastinya, aku cuma bisa memuji kemampuan Tatsuya-kun yang bisa mengatasi lebih dari 10 lawan dalam perkelahian, tapi senjata Kirihara bukan berarti pedang tumpul. Ini lebih seperti dia mau tak mau keluar dari tengah-tengah kepungan orang-orang itu. Miyuki, apa kau tidak kuatir sama sekali?"

Sedang ditanyai oleh Erika, balasan Miyuki singkat.

"Tentu saja tidak. Tidak ada orang yang bisa mengalahkan Onii-sama."

Jawaban tanpa keragu-raguan sedikitpun.

"—Uhhm..."

Erika pun hanya bisa kehilangan kata-kata.

Dia melihat kemampuan Tatsuya dari dekat waktu itu.

Bahkan melalui matanya, Erika bisa memberitahu kalau teknik berpedang Kirihara sempurna. Dan Tatsuya harusnya juga menyadari bahwa ujung pedang itu tidak setajam pedang yang asli. Tidak hanya itu, tapi Tatsuya juga tidak menegangkan bagian tubuhnya — yang menunjukkan kalau ia tidak merasakan suatu kegelisahan atau rasa takut di atas tingkat bawah sadar — dan mencapai lebih cepat daripada Kirihara yang bisa mengayunkan shinai, menangkap pangkal pedang dan membantingnya dengan pergelangan tangan dan Aikijutsu yang sangat dasar. Tidak, lebih dari Aikijutsu, mungkin bisa disebut teknik Tanpa Pedang.

Ini tidak berlebihan untuk mengatakan kalau teknik seperti itu berada di tingkat seorang ahli. Dulu di waktu kecil, Tatsuya sudah cukup menguasai teknik tersebut, jika bukan master, lalu sesuatu yang hampir mendekati. Belum lagi dengan itu, Erika tidak bisa hanya dengan penuh percaya diri tidak menghiraukan sesuatu tanpa khawatir.

"...Aku tidak bermaksud untuk meragukan kemampuan Tatsuya, tapi Sonic Blade tidak hanya pedang biasa. Maksudku itu memancarkan gelombang ultrasonic, 'kan?"

"Kayaknya, aku pernah mendengar sesuatu seperti itu. Ada pelaksana yang mengenakan penyumbat telinga untuk menghadang suara ultra. Walau, kau harus bersiap untuk itu dari awal."

"Bukan begitu. Ini memang kalau Taijutsu Onii-sama unggul."

Miyuki tertawa pelan sementara membalas pada perhatian Leo dan Mizuki.

"Membalas pengaktifan sihir adalah bidang Onii-sama."

Erika langsung tersangkut dengan kata-kata Miyuki.

"Membalas pengaktifan sihir? Bukan hanya Penguatan Data atau Gangguan Wilayah?"

"Ya."

Melihat antara Miyuki yang mengangguk dengan bangga dan Tatsuya yang tertawa kecil dengan penglihatan "ya begitulah", Erika cuma bisa menggerutu dengan terkejut bersama ekspresi kekaguman.

"Itu sungguh kemampuan yang sangat langka."

"Itu benar. Atau setidaknya, ini bukan sesuatu yang diajari di SMA. Dan meski kau diajari, itu bukan berarti siapapun dapat melakukannya. Erika, tepat setelah Onii-sama keluar, apa kau ingat sebuah ilusi seolah tanah bergoncang?"

"Ye~ah, itu hal biasa bagiku, tapi sepertinya ada banyak murid yang menderita gejala serupa sampai pingsan berat. Sebetulnya, tidak hanya saat awal, tapi juga berubah-ubah selama berlangsungnya pertarungan...?"

"Itu yang Onii-sama lakukan. Onii-sama, apa kamu menggunakan Cast Jamming?"

Dihadapkan dengan senyum lebar Miyuki, Tatsuya hanya dapat menyerah.

"Aku tidak bisa menandingimu seperti biasa, ya."

"Oh ayolah. Jika ini tentang Onii-sama, Miyuki tahu semuanya."

"Tidak Tidak Tidak Tidak."

Leo menyela keduanya sambil mereka saling bertukar senyum dan tawa.

"Itu bukan pembicaraan antara saudara benar? Kenyataannya itu di luar level sepasang kekasih."

"Apa benar?" "Iya kah?"

Setelah sejenak, dihadapkan dengan Tatsuya dan Miyuki yang berada dalam keselarasan sempurna, Leo jatuh persis di atas meja.

"...Mencoba melempar tsukkomi melawan saudara yang bermesraan itu akan jadi tugas yang sulit. Kau tidak punya kesempatan dari awal."

Dengan penyesalan Erika:

"Ahh, aku salah..."

Leo membalas dengan sangat menyesal, sembari terbangun.

"Aku sangat berlawanan dengan kata-kata itu."

Tatsuya keberatan dengan suara yang bisa disebut sangat enggan, dan,

"Ini tidak masalah. Sederhananya bahwa Onii-sama dan aku membagi ikatan kuat dari cinta saudara."

Miyuki dengan lembut menenangkan kakaknya.

Kali ini, adalah Erika dan Leo yang wajahnya membentur meja di saat yang sama.

"Gahhh!"

Leo meluapkan perasaannya dengan efek suara yang mirip seperti percikan darah.

"Itu karena aku mencintai dan mengakui Onii-sama lebih dari siapapun di dunia ini."

Miyuki tidak berhenti di sana. Dalam pemandangan utuh kawan-kawan mereka, dia mendorong kursinya lebih dekat dan merapat pada Tatsuya, melihat pada wajah dekat kakaknya dengan ekspresi semangat.

"Ahh ー Aku pulang aja deh ー pulang ー sekarang."

Dengan pipinya yang masih kuat melekat pada meja, Erika mulai cemberut.

"Miyuki, tidak perlu sampai terbawa suasana ya? Kita dengan orang-orang yang tidak begitu paham, hanya bercanda."

"..." "..." "..."

Selagi Tatsuya tersenyum dengan masam sambil menggoda Miyuki. Tatapan Miyuki, Erika dan Leo berbalik menuju orang yang tersisa.

"...Eh? Eh? Bercanda?"

Mizuki, wajahnya terwarnai merah, mulai menggeserkan matanya dengan resah saat keheningan mendadak yang menyebabkan semuanya menahan napas.

"...Yah, ini benar-benar karakteristik Mizuki."

"Auu..."

Pada bisikan perhatian Erika, wajah Mizuki menjadi merah untuk alasan berbeda.

"...Jika begitu, kau membicarakan tentang sesuatu seperti Cast Jamming?"

Tidak bisa berjuang dengan suasana menusuk yang tak terhankan lagi, Leo dengan paksa kembali ke topik sebelumnya.

"Karena ini sudah diketahui, itu benar."

Bagi Tatsuya, ini kurang dari persoalan yang diinginkan, tapi lebih dari itu, ia juga ingin melakukan sesuatu tentang suasana ini. Dengan tanpa apapun, ia mengikuti pembicaraan Leo.

"Cast Jamming, apa itu sejenis gelombang elektromagnetik yang menghalangi sihir?"

"Ini bukan pastinya elektromagnetik."

"Itu kata kiasan!"

Pada jawaban Leo, Erika menamparnya dengan wajah lurus, lalu menatap kearah Tatsuya seolah tidak ada apa-apa.

Cast Jamming juga sebuah pengaktifan sihir, tapi sejenis sihir yang mengganggu dengan mengubah fenomena mekanik Eidos. Kasarnya, ini dasar yang mirip pada sistem membatalkan sihir.

Terdapat sihir serupa yang melumpuhkan sihir lawan yang disebut "Gangguan Wilayah". Pemakaian prosedur ini menentukan cakupan dengan penggerak di tengahnya tanpa membawa tentang perubahan dalam informasi, dan teknik seperti itu jika kekuatan gangguan kurang dari pengaktifan sihir yang ditetapkan, lalu gangguan akan menutup. Sebaliknya, Cast Jamming menyebarkan sejumlah besar gelombang Psion tak berguna, dan layaknya suatu teknik yang mencegah pengaktifan dari mempengaruhi Eidos.

Gangguan Wilayah dalam beberapa hal tidak mencadangkan sihir, tapi agak langsung menghalangi sihir lawan, dan ini adalah dasar bahwa kekuatan gangguan lebih besar dari yang sihir lawan miliki.

Di sisi lain, Cast Jamming berjalan dengan banyaknya data Penyihir dengan jumlah besar data tambahan, dengan mengurangi sebagian kecepatan muatan data Penyihir menuju tempat dasarnya. Oleh karena itu kekuatan gangguan tidaklah sangat penting. Malahan, bunyi Psion memperbanyak secara acak dan dengan cepat melintasi kedelapan jenis bersama empat frekuensi sistematis, dan terutama menjadi antena yang memblokir semua pengiriman.

"Tapi untuk sesuatu seperti itu, bukankah kau perlu sejenis batu khusus? Anti... anti seperti..."

Sambil Erika mencoba mengingat kata yang tersisa, ini sedikit dibantu Mizuki yang datang untuk menyelamatkannya.

"Antinite, Erika-chan. Tatsuya-san, apa kau punya Antinite? Aku pikir ini sesuatu yang benar-benar mahal."

Antinite dikenal untuk memenuhi kondisi yang sama dengan memancarkan bunyi Psion. Dalam teori, ini mungkin untuk penyihir menimbulkan bunyi untuk Cast Jamming dengan sendirinya, tapi dalam latihan ini sangat sulit.

Tidak seperti Gangguan Wilayah, di bawah pengaruh Cast Jamming, sihir penggunanya juga akan terpengaruh, karena meski penyihir yang perlu dipertanyakan dengan sengaja mencoba membunyikan Cast Jamming, alam bawah sadarnya akan menolak. (Jalannya Sihir mengambil tempat dalam bawah sadar, dan sehingga gerakan bawah sadar mendahulukan kesadaran.)

Sebab itu, memikirkan agar bisa menggunakan Cast Jamming, perlu menggunakan Antinite, yang memenuhi kondisi dengan memancarkan bunyi Psion saja... tapi balasan Tatsuya membalikkan fakta tersebut.

"Tidak, bukan. Sejak awal, Antinite adalah sumber militer. Harganya sekalipun, ini bukan sesuatu yang orang biasa akan dapatkan."

"Eh? Tapi, kau mengatakan menggunakan Cast Jamming..."

Ini bukan hanya Erika yang membuat wajah putus asa sembari berbicara, tapi Leo dan Mizuki juga.

MKnR v02 09.jpg

"Ah ー Sebenarnya aku mau menjaga percakapan ini agar tidak dipublikasikan?"

Memberikan Tatsuya penglihatan bingung sambil ia memelankan suaranya dan condong kearah meja, ketiganya pun mengikuti dengan bersamaan.

"Justru, ini bukan Cast Jamming. Apa yang aku gunakan adalah penggunaan praktis Cast Jamming, 'Specific Magic Jamming'."

Pada kata-kata Tatsuya, wajah Mizuki terhenyak sambil berkedip beberapa kali.

"Uhmm... ada sihir seperti itu?"

"Aku tidak yakin."

Ini adalah Erika yang menjawab pertanyaan Mizuki dengan langsung.

"Lalu, bukankah itu berarti ini sihir baru yang teoritis?"

Suara Erika kali ini yang muncul tidak seperti nuansa kagum atau terkejut, tapi agak kaget.

Jumlah Penyihir yang menggunakan sihir original tidak kecil. Ada juga banyak penyihir ahli yang telah menciptakan sihir original sejak kecil. Namun, itu hanya secara naluriah, dan dengan cara yang tak langsung menjalankan sihir alaminya sendiri, serta Penyihir yang bisa menggunakan secara teori sihir baru seluruhnya adalah beberapa.

Sihir sebagian besar bergantung pada alam bawah sadar.

Meskipun ini mudah untuk mengerjakan kembali menuju teori pada sihir bawah sadar seseorang yang bisa dipakai, untuk membuat teori sihir baru, walau ini hanya perbedaan adanya sihir, membutuhkan pemahaman penuh susunan dan menjalankan prinsip sihir itu.

Ini tidak berlebihan untuk menyebut kalau menciptakan secara teori sihir baru di umur SMA adalah luar biasa.

"Ini mungkin lebih akurat untuk tidak mengatakan menciptakan, tapi cukup kalau aku menciptakannya dengan kebetulan."

Pada reaksi jujur Erika, Tatsuya tertawa sambil menjawab.

"Tahu nggak jika ketika kalian menggunakan CAD dengan bersamaan, gelombang Psion terputus dan mustahil menggunakan sihir dalam berbagai situasi benar?"

"Ah, aku pernah mengalami itu!"

Leo mengangguk pada perkataan Tatsuya.

"Uwah, sombong banget!"

Erika membalas dengan terkejut pada giliran Leo.

"Mana mungkin!"

"Menggunakan dua CAD di waktu bersamaan.... apa kau mencoba melepaskan parallel cast? Memikirkan kau bisa melakukan suatu kemampuan yang sangat tinggi, aku tidak tahu mau berkata apa."

"Berisik. Aku bisa! Suatu hari, jika kondisinya benar aku pastinya dapat melakukannya!"

"Tidak mungkin ー kau bercanda ー berhenti ー"

"...Aku tahu kalau kau bercanda, jadi bisa kau tolong hentikan dengan suara itu? Ini super menggelikan!"

"Ka-Kalian berdua, ayo dengarkan saja penjelasan Tatsuya-san ya? Ne?[3]"

"..."

"...Hmph."

Erika dan Leo berpaling dari satu sama lain.

Sambil Miyuki dengan bingung menatap secara bimbang di antara keduanya, Tatsuya mengangkat bahu.

"Aku pikir itu sangat cukup banyak tentangku tapi... kau ingin aku melanjutkan? Yah, itu juga tidak masalah... Intinya, ketika menggunakan dua CAD secara bersamaan, gelombang masuk Psion menirukan Cast Jamming yang menutupi seorang Penyihir dan memancarkan gambaran yang mengandung gejala Eidos. Jika kalian menginisiasi gangguan pengaktifan sihir dengan salah satu CAD tersebut, dan mulai mencadangkan pengaktifan dengan yang lain, dua pengaktifan itu akan memperkuat satu sama lain tanpa perlu menguraikan pengaktifan sihir. Lalu jika melepaskan gelombang Psion itu sebagai Sihir non-sistematis, masing-masing CAD mengembangkan ritual aktifasi yang normalnya akan bertambah dan dua jenis ritual sihir yang hasilnya bisa menyebabkan gangguan sampai beberapa tingkat. Bahkan sihir terus menerus, seperti Sonic Blade, tidak bisa menopang dengan tanpa batas dengan hanya satu ritual sihir. Setelah beberapa saat, formula harusnya menuang kembai. Jadi aku secara singkat membawanya sampai di situ."

Dengan suara kecil, Leo bergumam "Kau bercanda..." Sangat berkurangnya nada suara bersama dengan penglihatan kebingungannya yang menunjukkan kalau dia sangat serius.

Tiba-tiba, Mizuki mulai berdeham. Karena dia masih menghisap sedotannya setelah gelasnya menjadi kosong, sepertinya dia tersedak. Setelah batuk tiba-tibanya mereda dan kembali tenang, ekspresi tenangnya menjadi terkejut.

Erika mengerutkan alisnya dan menatap dalam diam. Dari ekspresi cemberutnya, dia tidak sangat menikmati, tetapi tidak seperti dia mengingat akan sesuatu yang buruk.

"...Aku tidak tahu bagaimana untuk melakukannya, meskipun aku kira sedikit mengerti teori di belakangnya. Tapi kenapa ini semua tidak dipublikasikan? Jika kau mematenkannya. Aku yakin itu akan sangat menguntungkan."

Bagi Leo, yang mendapatkan kembali kemampuannya sedikit, Tatsuya memberikan ekspresi tak dapat dimengerti.

Tatsuya tersenyum dengan pahit sambil menjawab pertanyaan Leo, yang memiringkan kepalanya, dan ini jelas kalau kebencian semakin terlihat.

"Untuk awalnya, kemampuan ini masih belum sempurna. Itu hanya bisa digunakan pada sihir lawan di saat perapalan, dan lagipula ini bukan seperti mereka tidak bisa menggunakannya, ini hanya lebih sulit. Juga, tentu saja aku tidak bisa menggunakan sihirku sendiri. Itu sendiri cukup berbahaya, tapi selain itu, bisa mengganggu dengan sihir tanpa menggunakan Antinite adalah masalah tersendiri."

"...Aku tidak tahu bagaimana itu masalah?"

Sambil Leo menanyakan dengan tidak begitu banyak kebingungan sebagai ketidakpuasan, Erika mengomelinya dengan sungguh-sungguh.

"Jangan jadi idiot. Alasannya besar. Dalam hubungan pertahanan dan keamanan nasional, sihir saat ini sangat diperlukan. Jika kemampuan untuk membatalkan sihir tanpa kekuatan sihir hebat atau Antinite yang sangat mahal menjadi berkembang, pondasi sosial bisa hancur."

"Aku juga percaya apa yang pastinya Erika katakan. Di dalam dunia ini, terdapat pihak yang mendiskriminasi terhadap sihir, juga ekstrimis yang menyalahgunakanny. Belum lagi karena pembuatan Antinite sangat kecil, mereka menetap di bawah permukaan dan tidak benar-benar mengancam. Sampai jalan yang ditemukan untuk membalas itu, aku tidak punya perhatian untuk mempublikasi Cast Jamming tiruan ini."

Benar atau tidaknya kalau ia akhirnya yakin, Leo membungkukkan kepalanya beberapa kali. Untuk suatu alasan, Mizuki juga menganggukkan kepala dengan cara yang sama.

"Itu hebat... bisa memikirkan sampai seperti itu."

Napas kagum melewati bibirnya.

"Jika itu aku, aku mungkin langsung mengambil kesempatan untuk terkenal."

Sambil Leo melanjutkan desahan, Miyuki tersenyum dengan lembut dan memberikan tawa rendah hati.

"Pemikiran Onii-sama memang agak berlebihan, bukan? Sejak awal, bisa membaca ritual aktifasi lawanmu dan merancang gelombang gangguan CAD, ini bukan seperti siapa saja bisa melakukannya. Tapi, itulah Onii-sama-ku yang aku bayangkan."

"Apa kamu diam-diam mengatakan kalau aku lemah tidak stabil?"

Pada maksud adiknya, Tatusya memasang wajah terbaik yang seolah tanpa belas kasihan.

"Siapa tahu? Erika, apa yang kau pikir?"

Dengan sikap begitu saja, Miyuki menyerahkan pada Erika.

"Tidak mengerti ya? Aku pikir mau mendengar pendapat Mizuki tentang ini."

Erika, dengan nada tidak tergesa-gesa, menyerahkan pada Mizuki.

"Eehh? Aku, uhm, itu..."

"Jadi tidak ada orang yang menyangkalnya..."

Miyuki mengalihkan terhadap pandangan Tatsuya dengan seringai, sambil Erika menyembunyikan wajahnya di belakang menu dan tatapan gugup Mizuki pergi kemana-mana. Tapi tidak membantu muncul dari segala arah.


◊ ◊ ◊


Seminggu berlalu.

Bagi Tasuya, menghabiskan pekan bagaikan waktu yang kacau.

Di dalam Komite Keamanan, orang yang paling sibuk kemungkinan dia.

Selain itu, kewajibannya berubah sedikit dari sebelumnya.

Di hari pertama, ia mengalahkan Kirihara Takeaki, sihir pertarungannya berada di antara yang paling menjanjikan di sekolah.

Ketika Tatsuya masuk, dia sudah menderita cedera dari Mibu Sayaka, jadi ada yang menganggap itu sebagai alasan dia dikalahkan dengan mudah, tapi mereka yang tidak tahu keadaan pertandingan hanya tertarik dengan menggembor-gemborkan kalau murid kelas 1, dan Weed itu, mengalahkan dengan pertarungan biasa.

Sebagai hasilnya—

"Tatsuya, apa kau punya pekerjaan komite hari ini juga?"

Sambil Tatsuya bersiap, Leo menyerahkan tasnya.

"Aku libur hari ini. Nampaknya aku bisa istirahat."

"Kau melakukan kerja bagus ya?"

"Itu tidak membuatku sedikit senang."

Sambil Leo berdiri di depan Tatsuya, yang mendesah dengan kecewa, dia memasang wajah seolah baru saja menahan tawa.

"Kau laki-laki yang terkenal sekarang, Tatsuya. Murid kelas 1 misterius yang memukul Penyihir tanpa sihir."

"Ada apa dengan 'misterius' itu..."

"Mengenai salah satu teori yang aku dengar, Tatsuya-kun adalah pembunuh yang dikirim oleh penentang sihir."

Mengangkat kepalanya, Erika menyelesaikan persiapan untuk pergi juga.

"Siapa memang yang menyebarkan semua rumor tak bertanggung jawab itu..."

"Aku~"

"Hei!"

"Bercanda kok."

"Yah... itu berlebihan."

"Tapi, itu benar 'kan."

Mendengar rumor dari Erika, Tatsuya sekali lagi melepaskan desahan.

Bagus jika tidak ada seorangpun yang akan percaya cerita bohong seperti itu, tapi cukup untuk memperdayai banyak orang.

"Itu keluhan yang panjang ya?"

"Bekerja keras dengan urusan orang lain... aku merasa seperti sudah akan mati tiga kali minggu ini."

"Itu parah sekali."

Pada Leo, yang tidak mencoba menyembunyikan ekspresi gelinya, Tatsuya punya keinginan untuk mengepalkan tangannya, tetapi mereda untuk desahan ketiga.

Unggulan berikutnya Klub Kenjutsu, kelas 2 Kirihara Takeaki, yang kekuatannya dipandang sebagai kelas atas, dikalahkan oleh Weed kelas 1.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kabar baru ini sangat mengejutkan orang-orang yang percaya dengan pengolahan evaluasi sihir "sempurna", dan menyebabkan tidak sedikitnya kegemparan.

Mereka mengarahkan kemarahan tak beralasan dan permusuhan bersama melawan Tatsuya, bahkan sampai menindak pembalasan yang di luar kewajaran.

Yang artinya perselisihan menjadikan target penyingkiran mereka.

Bagi mereka pun yang tidak tahu khususnya, ini mudah diduga bahwa ketua Komite Keamanan berada di pihak Tatsuya, dan kalau kedua ketua Pengawas Murid dan Pemimpin Grup Direksi Klub akan ikut menjaga.

Jika begitu, lalu apa yang harus dilakukan?

Di waktu seperti ini, siasat yang dikumpulkan untuk membuatnya nampak seperti kecelakaan.

Yang apakah mereka lakukan.

Mereka akan menunggu Tatsuya untuk mendekat selagi ia pergi berjaga, lalu membuat keributan.

Ketika ia akan menghalangi, mereka menembak serangan sihir dengan alasan salah sasaran.

Itulah seberapa banyak contohnya.

Dari sudut pandang Tatsuya, singkatnya seperti gangguan yang berubah satu demi satu, dan mereka membunyikannya.

Karena posisinya sebagai anggota Komite Keamanan, ia tidak bisa hanya melewatkannya, dan mencoba menyelesaikan situasi.

Yang paling penting, sihir secara acak melintasi kesehariannya. Sebagian bisa dihindari atau diniadakan sebelum mengambil pengaruh, tapi selalu ada beberapa yang tidak dapat dihadang tepat waktu.

Ia menyadari sedang ditargetkan dalam sehari, tapi sampai ia bisa menemukan bukti sekongkolan ini di luar kemampuannya, dan dengan waktu yang ia lakukan dalam seminggu lalu.

Dengan kata lain, ia hanya bisa terus-menerus lepas dari jebakan mereka.

Ia cuma menangkap basah satu orang di hari keempat, tapi pada akhirnya, orang itu kabur.

Inilah murid-murid dari SMA pertama bergengsi negeri, tipuan mereka berhasil. Agak terasa seperti mereka menggunakan segenap kekuatan untuk mempertontonkan kemampuan hebat mereka pada waktu, tempat dan tujuan yang benar-benar salah, namun.

"...Omong-omong, aku melepaskan itu cukup baik, 'kan..."

"Mulai hari ini, pembatasan pada perangkat akan berpengaruh, jadi kau tidak perlu khawatir lagi, benar?"

"Aku harap begitu."

Pada kata-kata menghibur Mizuki, Tatsuya dengan lelah mengangguk.


◊ ◊ ◊


Ketika libur dari OSIS, dia tidak istirahat. Ini bukan perubahan yang mengikuti sistem sejak awal.

Miyuki bekerja di ruang OSIS hari ini juga.

Dan untuk bersaudara, konsep meninggalkan satu sama lain dan pergi kembali dulu tidaklah ada.

—Melihat secara objektif, tidak akan ada artinya menggoda mereka dengan menamai seperti "brocon" atau "siscon" lagi.

Meski begitu,

"Aku sunggu minta maaf, Onii-sama. Aku membuatmu menunggu lama..."

Hanya dengan hal sepele, seperti merasa berdosa untuk membuat orang lain menunggu, menunjukkan kalau mereka mungkin masih bisa berhati-hati.

"Walau aku mengatakan sesuatu seperti jangan khawatir, kayaknya percuma..."

Tertawa dengan kasih sayang, Tatsuya *puk *puk menepuk dengan pelan kepala adiknya.

Daripada disebut ditepuk, mungkin lebih tepat dipukul, dan, dengan hukuman lembut, Miyuki setengah menutup kedua matanya dengan penglihatan bahagia. Murid-murid lain juga kebetulan berjalan di belakang dan sepanjang gang di jalan pulang mereka.

Dihadapkan dengan stuasi ini, yang pastinya menyebabkan masalah dalam segala hal, terdapat banyak tatapan pemusuhan yang diarahkan pada keduanya yang pergi menuju ruang OSIS. Namun, ada suatu perbedaan dalam perasaan yang ditujukan untuk pasangan dengan hubungan yang sangat akrab, dengan seorang diri Tatsuya yang merendam seluruh rasa permusuhan.

Ketika berjalan bersama Miyuki, sampai minggu lalu, arti sesungguhnya di belakang tatapan dengki itu adalah sebuah caci-maki.

Sekarang, di balik rasa kebencian adalah kewaspadaan ketakutan.

Bukan takut akan kekuatan, tapi dengan hal yang tidak diketahui.

Juga, mereka yang merasa kurang suka dengan aktifitasnya, yaitu Weed, merasakan cara yang sama.

Karena itu, ini menjadi pertama kali mereka dipanggil oleh orang yang tak dikenal.

"Shiba-kun."

Tatsuya dan Miyuki melihat ke belakang secara bersamaan.

Dalam hal fisik, Tatsuya jauh melewatinya.

Dan alasan mereka bereaksi bersamaan dengan perasaan itu karena sesaat Miyuki berbalik dengan refleks. Tatsuya menghabiskan waktu mendebatkan apakah suara itu ditujukan untuknya.

Ini agak berat, tapi pastinya suara perempuan.

"Siang. Haruskah aku mulai dengan mengatakan, senang bertemu denganmu?"

Rambut panjang sedangnya diikat secara ponytail, dia gadis yang agak cantik.

Model rambutnya berubah, tapi wajahnya juga dikenal oleh Tatsuya.

"Ah, senang bertemu denganmu juga. Mibu-senpai, ya?"

Bagi Tatsuya, dia adalah murid kelas 2 dari Klub Kendo yang membuat sakit kepala selama seminggu.

Klub Kendo dengan kelompok lain dalam insiden yang tak terkendali.

Dia dengan segera mendekati Tatsuya yang tak bergerak tanpa tanda keraguan.

Mungkin karena dia bukan orang yang pemalu, atau tidak kuatir karena dia adalah adik kelas — atau karena dia hanya menyapanya dengan santai.

Bagaimanapun, ini anehnya kurang dapat dipercaya daripada dia keberatan.

Miyuki yang seorang Bloom, sebelumnya berhenti di depan kakaknya tapi sekarang mundur ke belakang.

Berdiri seperti itu selagi tidak menghalangi pandangan Tatsuya yang fokus, dan alaminya hanya dalam penglihatan, seperti posisinya.

"Aku Mibu Sayaka. Di kelas E, sama seperti Shiba-kun."

Mata Tatsuya tanpa sengaja tertarik menuju dada kirinya.

Jahitan jaket seragam hijau dan saku sederhana.

Yang artinya 'sama' dengan langsung disimpulkan oleh Tatsuya.

"Terima kasih untuk sebelumnya. Meski aku diselamatkan olehmu, aku tidak pernah dengan baik menyampaikan rasa terima kasihku."

Berkat senyum ramah tersebut, sebagian laki-laki sebayanya akan langsung terpikat.

— Kata-kata itu yang muncul dengan mudahnya pada orang yang benar-benar berpengalaman dalam menggunakan sihir, tapi mungkin akan lebih tepat untuk menggunakan ucapan bahasa yang mereka 'isi dengan kekuatan untuk memperdaya pikiran seseorang', meski ketika mengatakan bahasa, ini menunjuk lebih pada budaya populer.

"Aku ingin dengan baik berterima kasih, juga mau berbicara sebentar denganmu... bisakah kau menemaniku?

Dia mungkin menyadari dengan baik kekuatan senyumnya untuk memikat murid-murid lelaki, apakah dengan sadar ataupun tidak.

Namun, karena Tatsuya yang tetap mempunyai adik cantik yang menemaninya, ia dibedakan dengan sedikit keuntungan.

"Aku tidak bisa sekarang."

Ditolak mentah-mentah, dia tidak kelihatan begitu terluka.

"Jika cuma 15 menit tak masalah..."

Saat mendengarkan perkataan Tatsuya, ekspresi Sayaka roboh, atau mungkin, dia memasang ekspresi kosong, dan setelah berkedip beberapa kali, dia akhirnya mengikuti dengan apa yang baru saja dikatakan.

"Um, lalu, aku akan menunggu di kafe."

Dengan balasan yang benar-benar berbeda pada apa yang dia perkirakan, Sayaka setidaknya berhasil untuk memaksakan satu janji dari Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Tatsuya menemaninya hanya sampai pintu masuk ruang OSIS.

Jika dia masuk, kemungkinan bertemu dengan Hattori sangat tinggi. Karena tidak akan menyenangkan sekali dengan kejadian yang berubah seperti itu, biasanya, Tatsuya hanya menghindari ruang OSIS dengan tanpa melakukan tugasnya.

"Lalu, aku akan menunggumu di perpustakaan."

Di hari kemarin, Miyuki menunggu Tatsuya.

Hari ini adalah pertama kali untuk Tatsuya menunggu Miyuki, tapi ia sudah menebak situasinya sebelum diperbolehkan masuk.

Ia tahu itu tanpa ragu, Miyuki menangani beberapa bagian pekerjaan.

Karena itu, ia tidak rugi untuk apa yang dilakukan dengan waktunya.

Salah satu alasan ia datang ke sekolah ini awalnya karena kehadiran sejumlah besar pustaka pribadi yang dia tidak dapat akses kecuali itu entah bagaimana terhubung pada organisasi Universitas Sihir Negeri.

"Perpustakaan?"

Namun Miyuki, yang harusnya mengetahu itu, menanyakan sambil memiringkan kepalanya ke samping. Yang membuatnya jadi nampak sedikit ingin tahu.

"...Itu rencanannya, tapi kenapa ragu?"

"Tidak, ini hanya aku memikirkan kau sekarang harus bertemu dengan Mibu-senpai di kafe..."

Tatapan Miyuki tertuju di sekitar batang leher Tatsuya.

"Miyuki?"

Pada panggilan Tatsuya pun, dia tidak mengangkat kepalanya.

Nampaknya dia tidak akan menatapnya.

Mungkin, dia memalingkan matanya.

Mengapa adiknya bersikap seperti itu, Tatsuya benar-benar terdiam.

Memikirkan dengan masuk akal, ini akan dianggap cemberut, tapi mengenai sifat adiknya ini, tidak mungkin hanya seperti itu.

Meski ia bertanya, mereka berdiri tepat di depan ruang OSIS, dan mereka mulai menahan orang-orang.

"Aku tidak akan berbicara lama dengannya. Dia mungkin cuma akan mencoba mengajakku masuk ke klubnya."

Terasa seperti ia menerka dengan maksud yang sepenuhnya salah.

MKnR v02 10.jpg

Namun, kesempatan untuk meredakan situasi muncul.

"...Apa itu, benarkah?"

"Apa?"

"Aku ingin tahu jika dia benar-benar hanya mencoba mengajakmu. Aku punya perasaan berbeda. Aku tidak yakin kenapa. Tapi... Miyuki khawatir. Kalau Onii-sama akan memiliki reputasi yang membuatku sangat senang... tapi jika kekuatanmu yang sesungguhnya diketahui, akan ada banyak orang yang berkumpul padamu yang tertarik atau bertambah sendiri. Pastinya, mereka tidak akan jadi pengecualian. Jadi, berhati-hatilah."

Akan jadi masalah biasa untuk bahan tawa yang tidak perlu dipikirkan.

Jika ia bukan Shiba Tatsuya.

Jika dia bukan Shiba Miyuki.

"...Tenang saja. Apapun yang terjadi, aku akan baik-baik-saja."

"Itulah kenapa! Itulah yang aku takutkan!"

Setidaknya, Tatsuya mulai sedikit mengerti apa yang dicemaskan adiknya.

"...Tidak masalah. Apapun yang terjadi, aku tidak akan menyebabkan masalah."

"...Ini janji, Onii-sama."

"Tentu. ...Omong-omong, Miyuki, mengatakan kalau aku mendapat reputasi hanya dari aktifitas komite SMA sedikit berlebihan."

"...Ini baik! Tidak ada yang salah dengan itu, benar? Bagiku, nama Onii-sama memiliki reputasi terbaik di luar sana!"

Sambil Miyuki memutar dan menggesek card reader, kedua pipinya, tersembunyi oleh rambut hitam mengalirnya, yang terlihat sedikit terwarnai merah.


◊ ◊ ◊


Ia segera menemukan orang yang hendak ditemui.

Alasannya karena Sayaka berdiri di sebelah kerumunan.

"Mungkin akan lebih baik jika kau duduk untuk menunggu."

"Jika begitu, lalu Shiba-kun mungkin tidak menemukanku, 'kan? Aku yang mengundangmu. Itu juga kesalahanku."

Entah sesuatu yang feminim atau karena dia sebagai kakak kelas, orang ini benar-benar tidak nampak memahami dirinya, pikir Tatsuya. Dia berdiri semampunya.

Sekarang kabar menyusahkan hanya bisa menyebar.

Disambut dengan gembira oleh kakak kelas. Menimbulkan pemikiran seperti itu, Tatsuya mendesah dalam hati.

Dan lagi, meski hanya dari luar, ia bukan orang yang berlagak dengan sembarangan.

Bertemu pertama kali dengan seorang gadis, akan tidak sopan untuk membuatnya menunggu.

"Setidaknya, ayo duduk. Kita bisa bicara dari sana."

"Ini tidak seramai itu, jadi lebih baik duduk setelah kita membeli minuman."

Itu bukan sebuah pertanyaan ataupun saran, tapi pernyataan.

Ia sedikit mengingat sesuatu yang mengejutkan.

Namun, ia tidak mengingkarinya.

Tatsuya mendapatkan kopi, sementara Sayaka jus; kemudian mereka duduk berhadapan di meja kosong.

Meneguk kopinya, Tatsuya duduk dengan cangkirnya di tangan dan memandang tempat duduk yang berlawanan.

Sayaka meminum dengan bingung lewat sedotan pada cairan merah terang.

Setelah menyelesaikan hampir dua sampai tiga tegukan, dia akhirnya menengadah.

Mata mereka bertemu.

Ekspresinya kosong, tapi kedua pipinya merah.

Itu hampir seperti jus muncrat ke wajahnya.

"...Apa kau menyukainya?"

Tatsuya mengeluarkan pertanyaan sederhana, tapi,

"Uu... Apa yang salah dengan menyukai sesuatu yang manis?! Silahkan katakan aku kekanakan semaumu!"

Tiba-tiba marah... atau agaknya, cemberut.

Jika kau akan semalu itu, lalu harusnya jangan memesannya tadi, pikir Tatsuya.

Untuk dengan baik menutup rasa malunya, ia merasa kalau itu mungkin entah bagaimana perlu untuk membenarkan kepasrahannya.

Tapi apa yang ia katakan tersiar dalam arah yang berbeda.

"Aku suka sesuatu yang manis juga. Aku belum pernah mencoba yang seperti itu sebelumnya, tapi aku sering minum jus di rumah."

"Iyakah?"

"Yah."

"Ohh..."

Itu bukan benar-benar masalahnya, tapi Sayaka yang melihat ke bawah pada dadanya saat ini tidak nampak seperti lebih tua. Ini sungguh kesan yang berbeda dari minggu lalu.

"Um, aku telah memikirkannya lagi... Terima kasih kembali untuk minggu lalu. Ini berkat Shiba-kun, aku tidak mengalami luka parah."

Dia melipat kedua tangannya dan membetulkan sikapnya, memberikan bungkukan.

Apakah untuk menyebutnya sesuatu yang disangka dari "pendekar pedang kendo", dia berubah khususnya dari "gadis sekolah imut" baru saja sebelumnya.

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Aku hanya melakukan pekerjaanku."

Tatsuya, yang setengah otomatis menjalankan pikirannya dengan tanpa menaruh perhatian sesungguhnya, memberikan balasan lembut.

"Tidak, ini tidak hanya untuk menghentikan Kirihara-kun."

Namun, jawaban kaku tersebut tidak nampak menghentikan Sayaka.

"Terlepas dari duel tak terkendali itu, orang yang diselamatkan tidak hanya aku dan Kirihara-kun dari hukuman, tapi baik Klub Kendo dan Kenjutsu, itu berkat Shiba-kun, benar?"

"Sebenarnya, itu bukan masalah besar. Selain Mibu-senpai dan Kirihara-senpai, tidak ada orang lain yang terluka. Keributan sesudah itu seluruhnya adalah salah Klub Kenjutsu, jadi Klub Kendo tidak bisa disalahkan."

"Alasan bukan masalah besar adalah karena kau. Orang lain tidak akan bisa menghindari luka lebih lanjut untuk penonton. Mereka mungkin bisa menaklukkan pelanggar tanpa menyakiti, tapi bahkan sekarang aku masih hampir tidak dapat mempercayai kalau kau melakukannya tanpa mengakibatkan cedera tambahan. Meski aku pikir kau berhati-hati pada mereka (agar tidak melukai), Klub Kenjutsu cukup berterima kasih padamu. Sepanjang itu, aku menyakiti Kirihara-kun tapi... aku sering mendengar alasannya, dan mungkin berpikir 'kau hanya seorang gadis'... jika aku mengetahui bela diri setingkat itu, ini sesuatu yang aku rasakan juga. Seruan untuk tidak menahan kekuatanmu dan mempertunjukannya secara terbuka, akan pastinya berada di sana. Shiba-kun, apa kau ingat itu?"

"Itu benar. Aku tahu apa maksudmu."

—Itu bohong.

Atau paling tidak, setengahnya.

Ia tidak punya konsep bela diri terlatih.

Apa yang ia pelajari adalah hanya konsep pertarungan. Tatsuya bisa melihat perbandingan untuk memperoleh keberhasilan menyelesaikan tujuan, tapi tidak berkeinginan menunjukkan kekuatan itu semata-mata.

"Benar?"

Namun, wajar bagi Sayaka, yang baru mulai berbicara dengan Tatsuya hari ini, tidak mungkin mengetahui itu.

"Tidak perlu membuat persoalan besar begitu. Lain halnya, jika terlalu banyak yang terluka dari perkelakihan itu, ada kemungkinan banyak masalah, tapi satu-satunya yang menderita banyak luka hanya Kirihara-kun. Kirihara-kun dan aku bersiap untuk kemungkinan tersakiti, jadi itu bukan benar-benar urusan orang lain."

Itu tidak benar, Tatsuya pikir. Satu-satunya yang bermasalah adalah kalau Kirihara melanggar aturan dengan menggunakan sihir beresiko tinggi. Prinsip selama pengerahan adalah membiarkan klub-klub mengatasi masalah internal mereka sendiri, Tatsuya tidak akan ikut campur, dan ada kemungkinan Mari tidak akan merasa perlu untuk turun tangan juga.

Inilah apa yang ia pikirkan, tapi tidak mengeluarkannya dengan keras.

"Dan juga, kayaknya banyak orang bermasalah dengan hal itu. Ada banyak murid yang masih membicarakan kejadian itu terus menerus. Apa Komite Keamanan mencoba mencari keberhasilan atau sesuatu?"

"...Sebenarnya, aku juga anggota komite itu... aku minta maaf."

"Ah, ma-maaf! Aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh!"

Melihat pada Tatsuya yang membungkuk dengan wajah panik, Sayaka, yang menjadi bingung tiba-tiba, memberikan sebuah balasan terburu-buru.

"Apa yang aku ingin katakan adalah, Shiba-kun berbeda dari orang-orang itu. Ini karena kalau kau menyelamatkanku, dan uhm, ini bukan seperti aku ingin mengatakan hal buruk tentang Komite Keamanan, satu-satunya yang aku tidak sukai adalah mereka, dan, uh, huh?"

Tatsuya sudah tanpa ekspresi menonton Sayaka yang menggerakkan tangannya dengan bimbang.

...Tapi kedua matanya,

dipenuhi dengan gelak tawa.

Perkataan yang bertele-tele secara bertahap mereda hingga berhenti sampai Sayaka hanya membuka dan menutup mulutnya, yang akhirnya menyadari senyum Tatsuya, dan perasaan malu benar-benar mulai menjalar.

"...Hei, Shiba-kun, sebenarnya suka bercanda ya...?"

Kata-kata itu yang sungguh familiar.

"Aku tidak memiliki sifat semacam itu."

Kebohongan kecil dengan maksud baik. Yang kemudian kembali langsung menuju persoalan.

"Jadi, apa yang kau ingin bicarakan denganku?"

"...Aku akan mengatakannya dengan terus terang."

Bibirnya membentuk suara berbeda, tapi apakah itu karena dia menghentikan dirinya, atau dengan sengaja menjernihkan kembali pikirannya,

"Shiba-kun, apa kau tidak akan bergabung ke Klub Kendo?"

Sayaka, dengan langsung meloncat pada tujuan awalnya.

Sementara ini tidak melebihi dugaanya, dan tidak dapat menyangkal ini adalah sedikit antiklimaks dalam nalar, jawabannya sudah siap. Jika dia hanya melontarkan dan mengatakannya dari awal, mereka bisa menyelesaikannya dengan baik dan cepat, tapi sekarang dengan tanda jengkel, Tatsuya secara langsung membalas dengan jawabannya.

"Aku akan menolak."

"...Boleh aku tahu alasannya?"

Pada jawaban sekejap itu tanpa tanda pertimbangan, Sayaka tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Biarkan aku menanyakanmu mengapa kau merekrutku. Kemampuan yang aku miliki benar-benar berbeda pada orang-orang itu yang diperlukan dalam kendo. Orang sehebat Mibu-senpai pastinya tahu itu, benar?"

Suaranya tidak menahan kekesalan maupun pancingan, tapi terdapat maksud tertentu yang tidak akan memaafkan suatu persembunyian.

Tatapan Sayaka bergerak-gerak tak karuan.

Dengan sikap seperti itu, ini seperti dia dengan putus asa mencari untuk rute kabur.

Faktanya, itu mungkin benar.

Dia menghela napas panjang dan, dengan penglihatan berhenti, membuka mulutnya.

"Di akademi sihir, penggunaan sihir adalah yang paling penting... aku tahu itu dari awal, dan pastinya mendaftar dengan pikiran seperti itu, tapi untuk itu pada akhirnya, bukankah kau berpikir itu salah?"

"Ya silahkan."

"Ini kenyataan kalau kita dibedakan dalam kelas. Hanya karena kita tidak punya kemampuan. Tapi, kehidupan sekolah tidak hanya itu. Untuk sihir dikedepankan lebih dari klub pastinya salah."

Dari apa yang Tatsuya lihat minggu ini, ia bisa mengerti kalau klub yang tidak terlibat menggunakan sihir mendapat perlakuan tidak adil. Dan, klub-klub itu menerima berbagai bantuan dari sekolah.

Namun, itu sejenis propaganda demi mengangkat tampang akademi, dan dilakukan oleh pimpinan sekolah.

Memikirkannya, gadis pemalu ini tidak membuat perbedaan antara "perlakuan khusus" dan "sedang dihina".

Namun, kesimpulan seperti itu terkesan terburu-buru.

"Hanya karena aku tidak bisa menggunakan sihir dengan baik, mereka tega menertawai kemampuan berpedangku. Aku tidak bisa hanya acuh tak acuh lagi. Semuanya tentangku tidak harus disangkal hanya karena sihir."

Tanpa berpikir, dia mengambil nada kuat.

Dalam kata-kata itu, adalah sesuatu di luar keyakinan yang mendekati pada obsesi. Tatsuya dengan pasti merasakannya.

Sementara itu nampak seperti dia merasa tidak enak untuk melihat menuju mata Tasuya, dia membersihkan tenggorokannya dan melanjutkan.

"Orang seperti kami yang mencari hiburan di klub yang tidak memerlukan sihir. Ada juga banyak orang yang berpikir seperti ini di Klub Kendo. Tahun ini, kami ingin membuat organisasi klub berbeda dan memberitahu pimpinan ide kami. Sihir bukanlah segalanya. Untuk itu, Shiba-kun maukah kau meminjamkan kami kekuatanmu?"

"Aku mengerti..."

Ia hanya menganggapnya seorang idola, tapi dia lebih dekat pada perusak.

Tatsuya tertawa pada kebutaannya sendiri.

"...Apa kau mengejekku?"

Nampaknya dia salah paham.

Jika ia membiarkannya, itu akan menyelamatkannya dari banyak masalah nanti, tapi Tatsuya mengatakan sesuatu yang tak ada gunanya.

"Tidak sama sekali. Aku hanya menertawakan ketidaktahuanku. Aku pikir senpai cuma gadis Kendo cantik, jadi aku tidak melihat luarnya..."

Ia memberitahu bagian akhir pada dirinya.

Semenjak ia masuk, Tatsuya bertemu salah satu gadis cantik satu demi satu yang sulit untuk ditangani, jadi kenapa ia memperkirakan yang satu ini bakal normal? Ia merasa seperti tertawa pada dirinya.

"Cantik..."

Karena pemikirannya menghadapi batin, Tatsuya sedikit gagal menyadari Sayaka yang curiga dengan sangat memerah dan bergumam.

"Mibu-senpai."

"A, apa?"

Menahan dorongan untuk tertawa tanpa sadar pun, Tatsuya mengubah ekspresinya.

Suara Sayaka yang membalas sedikit memanas, tapi Tatsuya tidak memberitahunya.

MKnR v02 11.jpg

Lalu akhirnya, Tatsuya menyatakan satu hal terakhir yang tidak semestinya.

"Setelah memberitahu pemikiranmu pada sekolah, apa yang kau akan lakukan kemudian?"

"...Eh?"


Referensi[edit]

  1. 'Juu' dalam bahasa jepang berarti sepuluh
  2. biasanya orang jepang akan mengganti sepatunya dengan sepatu khusus ketika memasuki ruang/tempat tertentu seperti sekolah, kantor, gedung dll
  3. Ne dalam bahasa Jepang bisa juga diartikan sebuah pertanyaan, seperti "ya? 'kan? benar? dll."


Balik ke Casting Assistant Device Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 7