Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 150

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 150 : Ketetapan Hati Para Gabranth

“….Uuuh” (???)

“Kau sudah bangun, Lenion?”(???)

“…A-Aniki?” (Lenion)

Posisi Lenion saat ini berbaring di alas kasur. Leglos tersenyum getir ketika dia melihat orang yang diperban itu bicara.

“Sepertinya kau telah dipukul mundur, Lenion?” (Leglos)

Lenion mendecakkan lidah saat dia mengingat kembali alasan dia pingsan.

“Aniki, berapa lama aku pingsan?” (Lenion)

“Ketika aku menanyakan ke Barid, kau sepertinya tertidur 2 malam penuh.” (Leglos)

“Cih…. Begitu menyusahkan.” (Lenion)

“Musuhmu adalah 3 orang dari Cruel, kan? Bagaimanapun, bukankah ini keajaiban mengetahui kau dapat melarikan diri?” (Leglos)

“Haa, aku lebih memilih mati daripada hidup dengan menahan malu, di tempat seperti itu…” (Lenion)

“Anak bodoh!” (???)

Beast King Leowald, dengan ekspresinya marahnya muncul di antara mereka berdua.

“A-Ayah…” (Lenion)

“Lenion, apa yang kau katakan barusan? Kau lebih baik mati daripada hidup dengan rasa malu? Oh? Kau lebih baik mati dan menggerutu marah di sini?” (Leowald)

“…. Tsk.” (Lenion)

Lenion terlihat sedikit memalukan. Leowald yang melihat tingkah Lenion, mendesah panjang.

“Dengarkan baik-baik Lenion, kau tidak cukup kuat untuk memilih dimana kau akan mati.” (Leowald)

Tatapannya semakin jelas, termasuk corak cahaya dari matanya yang paling dalam. Dia mempunyai rasa bersalah karena membiarkan anaknya pergi sendirian, walaupun dia bersyukur karena anak laki-lakinya itu selamat.

“Para tentara yang mati untuk melindungimu, kau harus membalasnya dengan hidup sebaik-baiknya, juga, kau harus lebih kuat dari saat ini untuk dapat memilih dimana kau akan mati. Sekarang, kau masih memiliki jalan yang panjang untuk itu.” (Leowald)

“……. Aku mengerti.” (Lenion)

Leglos, saudara laki-laki tertua yang melihat Lenion patuh hanya mengangkat bahunya dengan ketakjuban.

“Hm, omong-omong Ayah, kau kemari terlalu cepat. Apa kau sudah mengalahkan Maou?” (Lenion)

“Belum, ada sesuatu halangan yang tiba-tiba muncul.” (Leowald)

“Halangan?” (Lenion)

Leglos memberitahukan Lenion dengan apa yang terjadi saat konferensi.

“Hal seperti itu terjadi? Siapa orang yang memakai tudung merah?” (Lenion)

Tentu Si Tudung Merah adalah Hiiro.

“Aku tak mengerti detailnya. Apa yang kuketahui adalah orang ini pengguna sihir cahaya walaupun dia seorang Evila… orang itu tak terlihat seperti seorang petinggi Evila, Cruel.” (Leglos)

Lenion yang melihat ekspresi serius dari Leglos, membangkitkan minatnya saat mendengar sesuatu yang menarik.

“Selanjutnya, orang inilah yang menjadi penghalang rencana kita.” (Leglos)

Ketika dia memberitahukan informasi ini, yang telah ia dapatkan dari banyak tentara, bahkan Lenion tak bisa berbuat apa-apa kecuali tercengang.

“Oi, tunggu sebentar, lalu ledakan gila itu, dan orang yang mengalahkan Crouch secepat itu, dia melakukan seorang diri??” (Lenion)

“Kelihatannya seperti itu.” (Leglos)

“Apa kita lalai tak menerima informasi apapun atas keberadaan orang ini? Maksudku, bukankah begitu aneh ada seseorang yang sama sekali tak diketahui keberadaannya, sedangkan ia memiliki kekuatan gila seperti itu, terlebih apa orang ini benar-benar ada?”

 “Mungkin saja, orang ini bukanlah tipe orang yang suka memamerkan kekuatannya.” (Leowald)

Leowald segera menjawab pertanyaan anaknya.

“Terlebih, hingga saat ini, orang ini sepertinya menghindari aksi-aksi yang menonjolkan diri. Dia juga terlihat berbicara sesuatu kepada Raja Victoria.” (Leowald)

“…Lalu, apa alasannya dia tiba-tiba bergerak saat ini?” (Lenion)

“Siapa yang tahu, meskipun aku tak mengerti alasannya, kemampuan orang ini benar-benar menarik.” (Leowald)

“Setuju, orang ini bahkan tak terluka setelah terkena serangan Ayah.” (Leglos)

“Ja-jangan bergurau, Aniki! Orang ini mampu menerima serangan ayah tanpa terluka?” (Lenion)

“Itulah kenyataannya.” (Leowald)

Lenion menegang ketika mendengar pengakuan Leowald. Dia tahu kemampuan ayahnya. Bahkan saat ini, dia tak mempercayai ada yang menahan serangan tersebut.

Apalagi, menerima serangan Leowald lebih seperti mendengar hal yang tak dapat dipercaya.

“Di samping itu, masalah lain muncul. Terlebih, ini adalah masalah terbesar….” (Leglos)

Leglos mengerutkan dari saat mengatakan itu.

“Apa yang terjadi?” (Lenion)

“…. Jembatannya telah hancur.” (Leglos)

“… Ha?” (Lenion)

Leglos tampak kebingungan saat ia mendengar tempat jembatan itu hancur dalam 2 hari saat Lenion pingsan.

“Kali ini, ini benar-benar sesuatu untuk kita.” (Leglos)

Mereka kebingungan atas situasi yang mengherankan itu. Di samping itu, ini bahkan tidak berlebihan untuk mengakui kekalahan mereka.

“Pengkhiatan seorang Beastman? Apa maksudnya hal itu?” (Lenion)

Ikatan antara Beastman sangatlah kuat. Oleh karena itu, sangatlah mustahil ada seorang pasukan yang mengkhianati mereka. Namun, ini juga memusingkan karena faktanya jembatan ini hancur karena kekuatan yang tak biasa dari seorang beastman.

 “Sayangnya, aku tak memiliki ide siapa orang tersebut.” (Leowald)

“….Eh?” (Lenion)

“Ketika aku mendengar karakteristik orang itu dari Barid, walaupun wajahnya terlihat seperti seorang Beastman, dia mengatakan jika orang ini yang terlihat mirip dengan Si Tudung Merah yang kulawan.” (Leowald)

Fisik, tingkah laku, penggunaan sihir, segalanya begitu mirip dengan laki-laki bertudung merah.

“Jika orang itu dapat mengubah penampilannya, orang itu juga pastinya dapat berubah menjadi seorang Beastman lalu ia datang kemari. Kelihatannya, orang itu juga dapat melakukan teleport, dan sesuai kesaksian Barid, faktanya ia juga kehilangan jejak orang itu seketika.” (Leowald)

“…. Apa-apaan orang itu?” (Lenion)

Kukukukuku, lalu mereka mendengar suara tawa aneh Leowald, 2 orang yang ada di sana menatapnya sambil tercengang.

“Bukankah dia orang yang menarik? Berpikir dia bahkan mampu menghancurkan jembatan. Terlebih, dia datang sendirian di wilayah musuh. Aku ingin bertemu orang ini sekali lagi.” (Leowald)

Dua orang itu mengangkat bahu dengan takjub ketika mereka melihat pria ini mengeluarkan senyuman yang bahagia.

“O-oi, Aniki?” (Lenion)

“A-Apa?” (Leglos)

“Mengenai orang itu, Ayah terlihat tertarik kepada orang itu.” (Lenion)

“Sepertinya memang begitu. Bahkan bila aku ada di posisi Ayah, mungkin itu adalah pengalaman pertamaku, ada seseorang yang memotong seranganku begitu mudahnya. Terlebih, dengan sempurna.” (Leglos)

“Ha? Dia tidak hanya menghindarinya tetapi juga memotong serangannya… apa-apaan orang itu…?” (Lenion)

Kecemburuan keluar dengan jelas dari ekspresinya, dia memiliki perasaan yang mirip dengan Leglos yang juga mengeluarkan senyum masam.

“Bagaimanapun, aku sepertinya mengerti perasaan Ayah juga. Hingga saat ini, tidak ada seorangpun mampu menahannya imbang. Terlebih, walaupun Ayah memastikan akan melawan Jenderal Aquinas, dia terlihat lebih dulu mainan yang menarik.” (Leglos)

“…. Sepertinya aku memberikan sedikit simpatiku kepada orang ini, menjadi target latihan Ayah.” (Lenion)

“Aku memiliki pendapat yang sama.” (Leglos)

Leglos yang melihat Leowald tetap di dunianya sendiri sambil tertawa, kembali mengingat sesuatu, lalu mengeluarkan desahan.

Tiba-tiba suatu pikiran datang kepadanya.

‘Jika aku tak salah, setengah tahun yang lalu, suara Mimir kembali pulih oleh seorang [Spirit], namun, aku juga mendengar jika orang itu juga memakai tudung merah…. Jangan-jangan….’ (Leglos)

Walaupun mereka terlihat dengan jelas orang yang sama, Leglos segera menggelengkan kepalanya atas pikirannya barusan.

“Omong-omong, apa yang kita lakukan saat ini? Ini adalah wilayah [Humas], kan? Apa kita punya rencana untuk mengumpulkan orang-orang yang ada di [Demon World]?” (Lenion)

Leowald yang tertawa, berhenti mengeluarkan senyum dan memasang wajah serius untuk pertanyaan Lenion.

“Tentang itu, banyak pasukan kita yang ditawan selama 2 hari ini.” (Leowald)

“Na-!? …. nay... tentu saja seperti itu..” (Lenion)

Lenion menggertakkan giginya dengan tangan yang terkepal. Inilah hasil yang ia terima selama pingsan selama 2 hari ini, dia juga mengerti, inilah yang bakal pasti terjadi.

“Orang-orang itu tak mungkin membiarkan kesempatan ini. Tentu saja, itu alamiah… tetapi mengapa mereka menawan mereka? Jika mereka adalah aku, aku akan membunuh mereka.” (Lenion)

Leowald tersenyum masam setelah mendengar ucapan Lenion.

“Maou yang saat ini terlihat seperti memiliki watak yang berbeda.” (Leowald)

“Ha?” (Lenion)

“Jika ini adalah Maou sebelumnya, dia pasti akan membunuh seluruh tawanan seperti yang kau katakan. Namun, saat ini Maou-nya terlihat masih muda.” (Leowald)

 “Aku tahu itu… tetapi…” (Lenion)

“Meskipun setelah aku mengamatinya sedikit, mengenai apa yang ia ucapkan dan kebiasaannya, Maou sekarang begitu naif.” (Leowald)

“Sampai saat ini, untuk apa dia menawan mereka tanpa membunuh mereka?” (Lenion)

“Aku kira mereka ingin menghentikan peperangan ini.” (Leglos)

Leglos menjawab pertanyaannya. Seperti yang ia katakan, untuk pertukaran dengan tawanan, mereka bermaksud menghentikan perang dengan Pakta Non-Agresi.

“Perang ini, apapun yang dipikirkan saat ini, aliansi [Gabranth] dan [Humas] telah kalah. Sejak jembatan itu dihancurkan, kita kehilangan cara untuk menyerang [Demon World] dengan segala potensi perang kita.” (Leglos)

“Apa yang ingin kau katakan adalah kita saat ini ada di jalan buntu?” (Lenion)

“Ya, tempat dimana kita berkumpul untuk mempersiapkan rencana telah terbelah setengah sekarang. Walaupun ini adalah permintaan dari Raja Victoria, anehnya, para manusia kembali ke negara mereka.” (Leglos)

“Whoa, mereka melarikan diri?” (Lenion)

“Aku tak tahu jika ini bisa disebut melarikan diri, aku bahkan tak mengerti jika mereka kembali ke negara mereka, pokoknya, hanya sedikit [Humas] yang ada di tempat ini sekarang.” (Leglos)

Seperti yang diucapkan Leglos, di sini hanya pasukan manusia yang bertugas untuk berjaga, pasukan lainnya kembali ke negara mereka atas perintah pemimpin mereka.

“Apa terjadi sesuatu di [Victoria]?” (Lenion)

“Aku tak tahu. Bahkan jika benar-benar terjadi sesuatu, aku tak punya waktu untuk memerhatikannya.” (Leglos)

“Itu benar. Musuh sepertinya mulai bergerak kemari jika kita tetap di sini. Mereka sepertinya mencoba memaksa kita bernegosiasi menggunakan tawanannya.” (Leowald)

Leowald berbicara dengan ekspresi suram. Setelah semua itu, dia tak mau menjadi orang yang bermain dengan langkah kedua. Bagaimanapun, sejak sebagian pasukannya ditawan oleh musuh, dia tak dapat bergerak sesukanya sedang dia tak tahu bagaimana nasib para pasukannya tersebut.

Dia sudah mempersiapkan mengalahkan musuh bahkan jika pasukannya mati dengan sia-sia, tetapi metode seperti itu tak berlaku saat ini. Setelah semua yang terjadi, tak akan mungkin untuk menyeberangi jembatan dengan rintangan yang mengerikan.

“Bagaimanapun Ayah, jika mereka mengeluarkan pernyataan non-agresi untuk pembebasan pasukan kita, bagaimana kita meresponsnya?” (Lenion)

Lenion dan Leglos menatap Rajanya atas pertanyaan yang Lenion lontarkan.

“…. Aku juga ingin tahu.” (Leowald)

“Oi, apa maksudmu dengan ‘Aku juga ingin tahu.’ ….“ (Lenion)

“Untuk masalah itu, kita akan membicarakannya saat mereka melakukannya.” (Leowald)

“Jadi seperti itu…” (Lenion)

“Bagaimanapun, jika kau ingin mendengar tujuanku yang sebenarnya, aku ingin pasukan kita aman. Aku menganggap seluruh Beastman adalah keluargaku. Tetapi, aku dengan sabar menerima situasi kita, walaupun aku yakin kebanggaan kita tak akan mengizinkannya. Kita tak akan lupa rasa dari pahitnya masa lalu kita.” (Leowald)

Dia berkata dengan kalimat setengah marah.

“Kali ini kita beraliansi dengan [Humas] karena kita sama-sama memiliki musuh yang sama, hanya karena [Evila] terlalu kuat. Aku menduga kita bisa melibas mereka dengan ini. Yah, walaupun hasilnya seperti ini.” (Leowald)

Dia mendecih seakan menertawakan dirinya sendiri.

“Mengingat soal dendam, [Humas] memiliki dendam yang lebih banyak kepada mereka. Tetapi, jika kita ingin hidup di dunia ini, pertama kita harus mengalahkan [Evila].” (Leowald)

“Namun, kita gagal, kan?” (Leglos)

“Kau sudah memiliki kesimpulannya. Namun, menyerah karena sekali kekalahan, aku percaya keinginan kita tidak selemah itu!” (Leowald)

Dia mengepalkan tangannya dan menghadap ke dua anak yang ada dalam pandangannya.

“Kali ini, ini benar-benar kekalahan terbesar karena kehilangan banyak pasukan. Namun, jika musuh memaksakan kondisi itu kepada kita, bukankah menyetujui pernyataan itu adalah hal yang benar?” (Leowald)

“…..” (Leglos)

“Sebagai pasukan yang telah ditawan, mereka semua pasti telah menyadarinya. Mereka berpartisipasi perang ini karena telah siap untuk ini, jika kita menyesalkan hidup kita dan menyetujui kekalahan, bukankah kita menginjak-injak resolusi mereka?” (Leowald)

“Ayah…” (Leinon)

“Ayah…“ (Leglos)

“Mari kita adakan konferensi saat ini. Bagaimanapun, semua pendapat sangat penting. Kita tak akan mengalah kepada mereka. Semua belum terampas dari kita!” (Leowald)

Lalu, tiba-tiba.

“”””Uoooooooooooo!””””

Dia mendengar suara keras menggetarkan udara sekeliling mereka. Ketika dia melihat itu, pasukan Beastman telah berkumpul sebelum dia menyadarinya, semuanya mengangkat tinjunya dan mendapatkan kembali morale mereka.

“Ka-kalian semua…” (Leowald)

Bahkan Leowald tak bisa melakukan apa-apa kecuali menatap mereka ketakjuban.

“Bersorak untuk Raja kita!”

“Benar, benar! Kita belumlah kalah!”

“Kita akan bertempur hingga pertempuran terakhir!” 

Kalimat itu datang dari beberapa pasukan yang menunjukkan kesediaan mereka bertempur. Diantara sorakan mereka, Leowald dengan bangga berkata.

“Memang seperti itu pasukanku! Itu benar! Kita akan tetap bertarung! Inilah semangat yang membara dari para [Gabranth], ketika itu tetap panas, itu akan terus membakar!” (Leowald)

Leowald memukulkan kepalan tangannya ke arah jantungnya.

“Jika mereka ingin menang dari kita, mereka harus memadamkan api ini!” (Leowald)

“”””Memadamkan api ini!””””

“Api ini akan bersatu dengan kita sampai akhir!” (Leowald)

“”””Bersatu dengan kita sampai akhir!”””

“Kita!” (Leowald)

“”””Kita!””””

“Suatu hari, jika api ini habis terbakar!” (Leowald)

“”””Suatu hari, jika api ini habis terbakar!””””

“Kita akan tetap bertarung!” (Leowald)

“””“Kita akan tetap bertarung!””””

Dan sekali lagi hingga akhir, sebuah suara keras yang memekakkan telinga. Terlihat mereka telah memilih jalan hidup mereka. Leglos dan Lenion, mengangguk satu sama lain sebagai tanda menguatkan diri di antara mereka.

Walaupun, mereka tidak tahu kapan [Evila] akan bergerak, Leglos percaya mereka akan mencari cara melewati [Demon World]. Dengan pikiran seperti itu, dia tinggal menemukan seseorang yang tepat dalam pasukannya.

.-------

TL Note : Adegan terakhir ini mengingatkan hamba atas adegan Dynasty Warrior : A Final Battle. Btw, waifu ane Wang Yuanji, makasih.

<<Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya>>