Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 49

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 49: Hiiro dan Seorang Gadis[edit]

“Hey! Kau sekarang serius, kan!? Cepat katakan padaku!” (?)

Arnold sedang diangkat dengan cengkraman pada kerah bajunya. Orang itu tampak dari manapun seperti sedang mencekik Arnold.

“Kuu-sama! Apa yang sedang Anda lakukan di sini!?” (Raiev)

Raiev juga tampak kebingungan atas kedatangan Putri yang tiba-tiba.

“Ugh…. tak bisa bernafas…” (Arnold)

Mengetahui wajah Arnold yang mulai pucat, Kuclear  segera melepas cengkramannya.

“Ah, Ma-maaf!” (Kuclear  )

Arnold, yang baru saja berhasil lolos dari cengkramannya, mengambil nafas dalam-dalam disertai berterima kasih kepada tuhan karena telah diberikan tambahan usia. Dia tampaknya benar-benar tercekik beberapa saat yang lalu. Jika saat itu menjadi lebih buruk, dia mungkin sudah terbang ke dunia lain. Bahkan jika orang yang mencekiknya adalah seorang wanita, tenaganya yang dia pakai benar-benar seperti cengkraman Gabranth sejati.

“Ja-jadi, bisakah kau ceritakan padaku! Apa yang kau katakan itu benar-benar nyata? Apakah informasi itu keluar dari mulut Rarashik?” (Kuclear  )

Walaupun Kuclear  sama sekali tak menambah langkah ke depan, Arnold begitu terasa terintimidasi yang membuatnya tanpa alasan meneguk air ludahnya.

“Ah, eh…ya. Itu…” (Arnold)

Arnold mengatakan kepada Kuclear  jika Rarashik yang telah mengatakan kepadanya.

“Mengapa Maou dengan berani menghancurkan jembatan itu…?” (Kuclear  )

Kuclear  mengatakan pertanyaan yang pasti dipertanyakan semua orang.

“Bukannya itu berarti mereka tak berniat untuk berperang?” (Raiev)

Raiev dengan santai menjawab.

“Sejujurnya, persis yang dikatakan Nee-chan. Hanya saja, beberapa saat yang lalu [Evila] telah mengumumkan untuk membinasakan semua ras.” (Arnold)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Pada zaman Maou sebelumnya, mungkin tak ada orang yang menyangkan akan kejadian yang baru saja terjadi. Kebetulan, Rarashik memang mengetahui hal ini, hanya saja, dia lupa untuk memberikan informasi ini kepada Arnold dan partynya.

“Tapi, jika itu benar adanya, makanya seharusnya Papa dan yang lain baik-baik saja, kan?” (Kuclear  )

“Aku berani bertaruh. Aku yakin mereka semua akan baik-baik saja.” (Raiev)

Kuclear  tersenyum bahagia berkat perkataan Raiev. Walaupun dia sendiri menginginkan untuk berpartisipasi dalam perang, mengetahui pasukannya berhasil pulang tanpa luka tentu membuatnya bersuka cita.

“Hn? Omong-omong, siapa kalian bertiga? Dan juga, aku sempat mendengar dirimu memanggil Raiev sebagai ‘Nee-chan’ …” (Kuclear  )

“Aa, Kuu-sama, orang keras kepala ini adalah adikku. Dan juga, gadis adalah putrinya.” (Raiev)

“Heh, Aku adalah putri [Beast Kingdom: Passion] dari ayahku [Beast King] Leowald. The First Princess, Kuclear  King. Senang bertemu denganmu.” (Kuclear )

Mendengar perkenalannya, Arnold dengan cepat berlutut di depannya. Muir, yang mengamatinya, mengikutinya segera.

“Aaah, santai, tenang saja. Aku tak suka terlalu formal. Akan lebih baik jika kalian memperlakukanku seperti Gabranth biasa. Sebenarnya, kumohon...” (Kuclear  )

Atas permohonan yang sangat memohon, Arnold dan Muir dengan ragu berdiri.

“Hmm, dari yang aku dengar dari perkataan Raiev….dan Muir adalah putrimu. Senang bertemu denganmu.” (Kuclear  )

Walaupun dia berkata dengan nada ramah, karena dia masihlah seorang putri, Arnold dan Muir mau tidak mau memiliki perasaan bingung dan gugup.

“Ahaha, manisnya dirimu! Aku mengerti! Mungkin akan baik-baik saja jika memperkenalkanmu pada Mimir?” (Raiev)

Raiev hendak mengatakan sesuatu yang seperti, ‘dia pasti senang hati bertemu mereka.’ Sayangnya Raiev hanya bisa mengangguk.

“Hah… entah kenapa, keadaan saat ini benar-benar tak disangka… benarkan Hiiro… eh?” (Arnold)

Meskipun Arnold berada dalam kebingungan karena kemunculan sang tuan putri, membuat banyak kejutan tak terduga. Dan menyebabkan ia kehilangan Hiiro, yang seharusnya di sampingnya beberapa saat yang lalu.

“….Hiiro?” (Arnold)

Di lain pihak, Hiiro bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang menarik atau tidak di [King Tree], dia sudah berkeliaran ke sana ke mari. Tentu saja, hal ini pastinya tanpa diketahui para prajurit.

[Transparency]

Ini pertama kalinya bagi Hiiro menggunakan skill [Double-Word-Chain]. Saat ini, Hiiro telah menjadi seseorang yang tak terlihat.

‘Yah~ skill ini begitu setimpal aku bahkan tak bisa menahan tawa.’

Para prajurit yang Hiiro lewati sama sekali tak menyadarinya, hingga beberapa dari mereka ia lewati begitu saja. Yeah, mungkin beberapa kali mereka tampak menyadari ada sesuatu yang salah, hal ini karena Hiiro tak dapat meredam suara nafasnya begitu saja.

‘Para Gabranth tampaknya sangat mampu untuk mendeteksi kehadiran orang lain. Yeah, walaupun mereka tak mampu melihatku, aku masih saja memiliki hawa keberadaan.’

Para Gabranth tentu memiliki kemampuan di luar kemampuan manusia. Mereka pastinya telah meningkatkan di setiap bagian indera mereka. Bahkan setelah menjadi tak terlihat dengan mata telanjang, mereka pastinya tetap merasakan keberadaanya..

Setelah berjalan beberapa saat, dia menemukan tempat yang seperti kebun. Ada banyak cabang yang seperti membangun gazebo, dengan tanaman dan bunga ditanam di atasnya.

‘…apa?’

Mengamati seluruh pemandangan itu, dia memperhatikan seorang gadis yang duduk di bangku kayu di dekatnya sedang memegang sebuah papan kayu.

Ada lubang kecil di bagian atas papan. Papan itu tergantung melewati kepalanya dengan seutas tali diikat di lubang atas. Bahkan jika ia berjalan, papan dada itu pasti tak akan jatuh ke lantai.

Mengamatinya dengan detail, satu hal yang dapat dilihat adalah kertas putih. Bisa dipastikan itu adalah catatan anak kecil.

Tepat ketika Hiiro berpikir bahwa dia mungkin sedang menggambar taman, gadis itu menatap ke arahnya dengan terkejut.

“…..?” (Hiiro)

Pada saat itu, Hiiro berpikir bahwa efek karakter [Transparency] telah habis. Namun, ia ketika ia menatap dirinya sendiri, ia merasa efeknya masih ada. Dia berpikir sejenak bahwa dia mungkin hanya melihat sesuatu di belakangnya, jadi, Hiiro tetap menatapnya.

Namun, yang mengejutkannya, mata gadis itu tetap menatapnya. Hiiro melihat ke belakangnya untuk memastikan hal yang menarik perhatiannya... tapi tidak ada sesuatu di sana. Jelas bahwa gadis itu sedang menatapnya. Hiiro bahkan tidak menganggap bahwa tubuhnya yang seharusnya transparan telah terdeteksi.

Hiiro menunjuk wajahnya sendiri tanpa berpikir. Ketika dia melakukannya, gadis itu menganggukkan kepalanya ke atas dan ke bawah sebagai penegasan.

‘… apa yang sebenarnya terjadi?’

Memang ada beberapa saat di mana para prajurit yang peka memperhatikan dan memandang ke arahnya. Namun, tidak ada satu orang pun yang menatapnya secara langsung, belum lagi menjawab tindakannya.

Ketika dia menulis karakter [Transparency] sekali lagi, durasi yang ada sekarang mungkin tersisa semenit lagi, menggunakan skill [Double-Word Chain], hal itu membuat durasinya bertambah lebih dari 5 menit lagi.

Ketika dia menggunakan karakter baru, dia menyimpulkan bahwa efek karakter yang tersisa akan tetap ada kecuali karakter itu ia nonaktifkan.

Kemampuan yang seperti cheat ini bisa dimengerti menggunakan 300 MP. dia berasumsi jika menggunakan [Two-Word Chain] bersamaan dengan [Aerial Writing], itu akan dikenakan 400 MP.

Kenyataannya, dia sudah menggunakan karakter itu dua kali menggunakan skill Aerial Writing. Setelah mengeceknya sendiri di layar statusnya, itu benar-benar menghabiskan 400 MP. Itu sudah pasti.

400 MP mungkin bukan jumlah biaya dari sihir petualangan biasa. Meskipun skill ini juga tidak adil, ini tidak benar-benar membuat Hiiro kepikiran.

‘Aku tetap yakin efek dari karakter itu masih ada. Dan aku masih terlihat transparan. Tapi… mata kami benar-benar bertemu… kan?’

Tidak ada keraguan lagi. Gadis itu benar-benar menatap langsung padanya. Dia tidak hanya merasakan kehadirannya, jelas bahwa dia juga mampu melihat keberadaannya.

Hiiro dengan cepat mengamati sekelilingnya, mencari orang yang mungkin menjadi saksi. Tampaknya saat ini, baik Hiiro dan gadis itu, hanya mereka yang ada di taman itu. Dia menonaktifkan mantranya, membuatnya menjadi terlihat. Dia memandang gadis itu untuk melihat apakah reaksi yang ia keluarkan, tapi ... tidak ada. Hiiro membenarkan bahwa gadis itu telah melihatnya.

“... Bagaimana kau bisa tahu?” (Hiiro)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Dia menundukkan kepalanya dan mulai menggerakkan tangannya. Tampaknya dia sedang menulis sesuatu. Setelah selesai menulis, dia membalik papan tulis dengan kertas putih, menunjukkan apa yang dia tulis padanya.

[Ghost-san] (Gadis itu)

Dia memiringkan kepalanya ke samping dengan cara yang menggemaskan.

“Salah. Dan mungkinkah? Apakah karena ia mungkin saja memiliki kekuatan paranormal sehingga dapat melihatku dengan kondisi seperti tadi?” 

‘Mungkinkah karena kemampuan paranormal begitu tinggi mengakibatkan dia bisa melihatku?’

Gadis itu mengedipkan matanya dengan bingung sebelum dia mulai menulis.

[Apa itu kemampuan paranormal?] (Gadis itu)

“Dibandingkan dengan menulis, tak bisakah dirimu bicara? itu lebih efisien.” (Hiiro)

Ketika gadis itu mendengar perkataan itu, wajahnya menjadi suram dan keluar ekspresi meminta maaf.

[Diriku mohon maaf. Mimir, tidak bisa berbicara.]  (Mimir)

Hiiro diam. Dia memahami kegelapan yang ada tulisan itu. Dia, karena alasan yang tidak diketahui, telah kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Mempertimbangkan dari sikapnya, penyebabnya bukanlah sesuatu yang sederhana seperti sakit tenggorokan.

“… Benarkah seperti itu? Aku tak menyangka akan hal itu. Maafkan aku.” (Hiiro)

[Tidak, tolong jangan terlalu terbebani dengan itu.] (Mimir)

Seperti yang diharapkan dari Hiiro. Dia tidak bodoh atau cukup sombong untuk memperlakukan seorang anak, terutama yang cacat, dengan tidak hormat. Meski tanggapannya masih agak kasar.

“Intinya, tentang sebelumnya. Aku bukanlah hantu. Apa kau tahu apa itu mereka?”  (Hiiro)

[Mungkin begitu. Sepertinya hanya aku yang dapat melihatnya secara langsung.] (Mimir)

“Aku mengerti. Tak peduli dimanapun berada, pasti ada orang yang mengembangkan penglihatan indera keenam, huh.” (Hiiro)

[… ..?] (Mimir)

Hiiro tahu bahwa Mimir tidak akan mengerti apa maksud dari indra keenam. Akan sulit menjelaskannya padanya. Jadi, Hiiro mengesampingkan hal itu.

“Jangan khawatir. Itu berarti penglihatanmu jauh lebih tajam daripada orang normal.” (Hiiro)

[Apakah itu baik-baik saja?] (Mimiru)

“Siapa tahu? Tetapi lebih baik memilikinya daripada tidak, kan?” (Hiiro)

[Kalau begitu tak masalah.] (Mimiru)

Dengan wajah bersyukur karena berkah tersebut, dia tersenyum. Setelah itu, dia mengeluarkan sapu tangan dan menyeka dahinya. Karena cuaca panas di sini, keringat di dahinya sepertinya perlu diseka.

Gadis itu sepertinya berusia tidak lebih dari 10 tahun. Namun, menilai dari senyumnya, dia terasa jauh lebih tua. Seolah-olah dia memiliki senyum orang dewasa.

Dia memiliki rambut panjang, coklat kemerahan yang tumbuh panjang melewati pinggangnya. Pita besar berwarna hijau diikat di dekat bagian atas kepalanya, menonjol seolah itu adalah ciri khasnya. Dia tidak terlihat menggairahkan, namun matanya memang mempesona, mata coklat dan kulit putih bersih praktis membuat Hiiro yakin jika dia akan tumbuh menjadi seorang wanita cantik di masa depan.

Telinga binatang buas dan ekor binatangnya yang bergerak-gerak membuatnya tampak sangat imut sehingga Hiiro memutuskan bahwa dia harus dijauhkan dari Arnold. Meskipun Arnold bukan lolicon, Hiiro tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi seandainya Arnold melihat seorang gadis manis berdiri di depannya.

‘Namun, untuk beberapa alasan, ketika aku melihat wajahnya, sesuatu terus menggangguku.’

Meskipun senyum itu adalah senyum yang tulus, itu terasa sangat tidak wajar untuk beberapa alasan.

[Ghost-san. Apa yang kau lakukan di sini?] (Mimir)

"Aku sudah bilang bahwa aku bukan hantu, kan? Selain itu, aku datang ke sini secara kebetulan." (Hiiro)

[Apakah kau tahu ini di mana?] (Mimir)

“[King Tree], bukan? Bukannya aku sedang menyelinap ke sini. Sebenarnya, aku dibawa ke sini oleh party-ku.” (Hiiro)

Namun, dia memilih untuk mengabaikan fakta bahwa dia hanya berkeliaran di sekitar [King Tree] tanpa tujuan.

[Aku mengerti. Apakah ini pertama kalinya kau datang ke sini?] (Mimiru)

"Aaah" (Hiiro)

[Aku suka tempat ini. Ketika aku berusia lima tahun, sebuah penyakit mengambil suaraku. Sejak saat itu, aku sering datang ke sini.] (Mimiru)

Dari apa yang baru saja dia tuliskan, sepertinya dia tidak dilahirkan bisu. Penyakit parah menyebabkan tenggorokannya menjadi rusak, dan menyebabkan kehilangan kemampuan untuk berbicara.

Keheningan menyelimuti mereka. Itu berarti tidak ada yang tersisa untuk bisa mereka bicarakan.

‘Yah, aku sudah mengerti masalah yang menggangguku. Aku kira seharusnya…’

Ketika Hiiro hendak pergi, kaki gadis itu tiba-tiba terjatuh.

"Cih" (Hiiro)

Hiiro secara naluriah bergegas menuju gadis itu. Saat dia mencegahnya untuk jatuh, dia menangkapnya di pelukannya.

"Sialan ... tanpa berpikir panjang aku..." (Hiiro)

Ketika Hiiro mulai membuat-buat alasan dalam celometannya, dia membaringkan gadis itu di bangku untuk beristirahat. Namun, ketika dia melihat ke atas menuju langit, dia melihat matahari yang sangat cerah. Saat ini adalah musim Raer (Musim Panas). Jika seseorang berada dalam kondisi seperti itu untuk waktu yang lama, tidak diragukan lagi hal itu akan menguras daya tahan mereka.

‘Demam dan pingsan. Seiring dengan jumlah keringat ini. Tanpa diragukan lagi, ini adalah gejala ‘serangan panas’.’

Hiiro merenungkan bagaimana dia harus menghadapi situasi ini. Dia mempertimbangkan untuk meninggalkannya di bangku, namun, sinar matahari yang menyinari yang hanya akan memperburuk kondisinya.

‘Handuk dingin harus ditempelkan ke kulit. Penderita harus dipindahkan ke tempat teduh dan tangannya harus diletakkan sejajar dengan tubuhnya. Kaki perlu dinaikkan sedikit dengan benda dingin sebagai penumpunya... tunggu, aku serius berpikir hal merepotkan seperti itu?’

Pada saat itu, berbagai cara perawatan untuk ‘serangan panas’ telah melonjak dalam benaknya. Namun, Hiiro menyadari bahwa pemikiran seperti itu saat ini berbelit.

Dia menggendongnya ke tempat teduh, meletakkan jari di dahinya dan mulai menulis sesuatu sebelum jarinya berhenti sejenak.

"Mengapa aku harus melakukan ini kepadanya?" (Hiiro)

Dia menghela nafas saat dia melepas jarinya. Dia tidak punya kewajiban untuk membantunya. Gejala-gejalanya yang tampak juga tidak mengancam. Dia menilai bahwa jika dia hanya perlu beristirahat, dan dia akan pulih segera.

Saat dia melepaskan jarinya, gadis itu sudah membuka matanya. Dengan gemetar dia mulai menulis di papan kertasnya. Setelah selesai, dia menunjukkannya pada Hiiro.

[Maaf karena merepotkanmu. Terima kasih telah membawaku ke sini] (Mimiru)

Dia menunjukkan senyum penyesalan. Melihat wajahnya, dia melihat setetes air mata jatuh dari matanya. Hiiro memejamkan matanya. Dia tiba-tiba merasa jengkel karena suatu alasan.

‘Seperti yang kupikirkan, senyum bocah ini benar-benar menyebalkan.’

Dia telah menemukan sumber ketidaknyamanannya selama pertemuan mereka. Wajah itu dipenuhi dengan rasa rendah diri dan rasa sakit. Senyuman itu berada di antara rasa sakit dan rasa bahagia. Hiiro menjadi cemberut ketika dia menyadari ekspresi itu terpampang jelas di wajah anak ini.

Jika itu menyakitkan maka katakan saja itu menyakitkan. Bahkan jika itu hanya ekspresi kesedihan di wajahmu, tidak masalah. Namun, baginya untuk memaksakan senyum ketika menghadapi situasi seperti itu hanya akan membuat seseorang terlebih seorang Hiiro merasa kesal.

‘Bocah ini... bahkan Chibi lebih jujur ​​darinya.’

Entah saat terjadi hal baik atau buruk, Muir masih jujur ​​pada dirinya sendiri. Sebenarnya, dia berusaha jujur ​​pada dirinya sendiri. Dia memiliki keinginan untuk jujur ​​pada dirinya sendiri. Namun, gadis di depannya mungkin memasang senyum itu agar tidak melukai perasaan orang-orang di sekitarnya. Berusaha menipu sekitarnya, bagi seorang anak kecil yang bersifat layaknya sudah dewasa dan memiliki pandangan seperti itu, baginya, itu bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah dia diterima.

Jika itu adalah Hiiro yang biasanya, dia akan mengabaikan gadis itu dan meninggalkannya. Dia mengatakan di awal pertemuan mereka, bahwa dia bertemu dengan mereka secara tidak sengaja, dan mengambil kesempatan itu untuk pergi.

Namun, saat ini, Hiiro merasa bahwa ia tidak boleh meninggalkannya dalam situasi seperti ini. Perasaannya itu sama seperti ketika dia melewati [Gree Caves]. Jika dia tidak mengatasi masalah ini dengan benar, sesuatu yang tidak menyenangkan mungkin terjadi.

Dia merasa bahwa jika dia tidak mengatasi masalah ini dengan baik, dia akan menyimpang dari takdirnya. Namun, ia tidak dapat memahami alasan di balik firasat konyolnya itu.

Dia hanya memahami situasi ini dengan insting. Jawaban dari pilihannya saat ini memengaruhi kehidupan kedepannya. Dia merasa bahwa jika dia membuat kesalahan sekarang, keberadaannya sama dengan omong kosong.

‘Aku bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan anak ini, tapi …’

Hiiro adalah manusia dari dunia lain. Gadis ini adalah seorang Gabranth yang hidup di dunia ini. Tidak mungkin ada hubungan di antara mereka. Namun, pada saat ini, seakan jiwanya mengatakan kepadanya jika ini adalah pilihan yang terbaik.

"Oi, apapun yang akan aku lakukan, aku tidak mengizinkanmu untuk memberi tahu siapa pun, mengerti?" (Hiiro)

Mengatakan itu, Hiiro mendekati gadis itu kemudian dia mulai berkonsentrasi pada ujung jarinya dan mulai menulis karakternya.

‘Ku ~, seperti yang aku pikirkan, jari ini bahkan hampir tidak bergerak.’

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Itu bahkan lebih lambat dibandingkan ketika dia menulis karakter [Sleep]. Dia sempat berpikir untuk berhenti, namun, dia sadar jika dia berhenti ketika mencoba menulis dua karakter, dia akan menerima efek [Rebound] yang kejam. Menyebabkan dia tidak punya pilihan lain selain menyelesaikannya.

Gadis itu memandang Hiiro dengan ekspresi bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan. Hiiro mengabaikannya dan tetap berkonsentrasi menulis karakternya. Tidak seperti karakter [Transparency], Hiiro tahu bahwa jika dia kehilangan fokus dia pasti akan gagal.

‘Ini adalah sesuatu yang mustahil jika dilakukan tanpa banyak berkonsentrasi.’

Dengan berpikir seperti itu, Hiiro dengan fokus tetapi menggerakkan jarinya

[Restore] ... adalah karakter yang ditulis Hiiro untuk gadis di depannya.

[Cure] dan [Revive] awalnya juga muncul di pikirannya, tetapi ia merasa bahwa karakter [Restore] akan lebih cocok dalam situasi ini. Pada kenyataannya, sihir yang ditulis Hiiro secara insting bisa dikatakan sihir yang tak dimungkiri ada di dunia ini. Tentu saja, Hiiro juga tidak menyadari hal ini.

Naluri itu pada dasarnya berasal dari [Word Magic], dan di kemudian hari akan menjadi suatu faktor yang sangat penting.

Meskipun ini bukan pertama kalinya Hiiro memilih karakter itu berdasarkan insting, di suatu tempat di dalam dirinya, dia merasa sangat puas dengan pilihan karakternya.

Cahaya terang keluar muncul, membungkus tubuh gadis itu dalam aura pucat. Ketika cahaya itu merembes ke dalam tubuhnya, kulitnya yang merah karena terbakar matahari mulai kembali ke warna putih seperti semula. Keringatnya juga berhenti bercucuran.

Setelah itu, gadis itu merasa bahwa dia tidak selemah seperti sebelumnya. Dia tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah Hiiro, yang dengan arogan menatap rendah kepadanya.

"Sekarang. Cobalah untuk bicara, Ribbon." (Hiiro)

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>