HnA Indonesia:Jilid4 Bab2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Peluru Kedua: Misi Darurat -Quest Boost-

Ha--

Aku bangun di bawah sinar matahari pagi.

...

setelah beberapa detik, Aku sadar dengan situasi Aku sekarang.

Ah, hey...!

Hey, hey...

...Semua itu... Apa semua itu mimpi?

Sekarang Aku sedang duduk di kursi di depan komputer.

di monitor, layar penghemat. Logo Windows, sedang berputar-putar.

Aku menggerakan mouse, dan sebuah kilasan yang Riko buat, dengan teks "Putar ulang?" muncul di layar bersamaan.

Ya.

Aku...melihat ini..dan berpikir sebelum bertemu Kana, Aku sebaiknya tidur sebentar bukan...?

Dan kemudian Aku... melihat Nii-san. Kana...di dalam mimpi?

Tetapi di dalam mimpi, Kana berkata "Kinji... mari bunuh Aria bersama"...!

Aku mengecek kabel yang telah rusak di dalam mimpi di sAku celana--tetapi kabelnya tidak rusak. apakah ditukar? banyak kecurigaan. Aku mulai memeriksa kabel, tetapi Aku tidak dapat membedakan mana kabel yang lama dengan kabel yang baru.

(--Aria.)

Aku kemudian berdiri, dengan cepat membuka pintu kamar.

Disana...

Fyuu--

Fyuu--

Aria sedang tidur dengan tenang di kasur atas dari salah satu kasur tingkat.

Shii-- salah satu dari poninya melambai ke bawah kasur, dan wajahnya menghadap kepadAku.

Hehe. Tersenyum di mimpinya, dia membawa tangannya ke mulutnya sambil mulutnya memperagakan gerakan mengunyah seperti mengunyah permen karet.

...Itu cukup membuatku merasa lemah... muka bahagianya itu ketika tidur.

Dia mungkin... sedang memakan roti persik didalam mimpinya kan ?

Fyuu. merasa lega, Aku menghela nafas... yang membuatku sadar bahwa ketika Aku tidur, Aku banyak mengeluarkan keringat dingin yang tidak nyaman.

...Itu benar. Itu hanyalah mimpi.

Ketika Mandi. Aku meyakinkan diriku sendiri.

Hukum Butei Artikel 9

Apapun situasinya, seorang Butei tidak boleh membunuh.

Dan Kana, sebagai seorang Butei, tidak mungkin mengatakan hal seperti "membunuh" seseorang.

Kana... Sesulit apapun kondisinya. Kana dapat menyelesaikannya sendirian.

Dapat menyerbu wilayah musuh untuk menyelamatkan orang lain yang dibiarkan mati oleh Butei. bahkan Butei yang ditinggalkan oleh mereka ketika menjalankan strategi bisa selamat.

Jumlah Butei yang bertarung bersama dengan Kana dan mati-- 0

Dan Nii-san dengan sifat seperti itu tidak mungkin bisa mengatakan hal seperti "membunuh" Aria

Dan juga... Kana di dalam mimpi mengumumkan bahwa "dia akan mengambil nyawa Aria malam ini."

'malam ini' yang dia maksud adalah malam kemarin, yang berati itu telah lewat.

Sampai sekarang, Kana tidak pernah memecahkan batas waktu yang dia berikan kepada diri sendiri.

dan Aria masih hidup

Jadi itu pasti sebuah mimpi--

Itu adalah mimpi buruk.

--Mungkin.

Aku berakting bahwa seakan-akan tidak terjadi apa-apa, bertanya kepada Aria setelah bangun dan ganti seragam--mulai dari sekarang, kami akan menggunakan seragam musim panas-- tentang apa yang terjadi dengan kemarin...

"Kemarin malam? Akhu (Aku) kembali dan Khamu (Kamu) duduk di Khursi (Kursi) ketiduran bukan?"

Hidan no Aria Volume 4 Halaman 12.png

Aria menjawabku sambil menggunakan pasta gigi rasa strawberry kesukaannya untuk menggosok gigi.

*Gurgle, Gurgle. Phoo.*

Aria, setelah mencuci mulutnya, mengambil susu dari kulkas, dan setelah menambahkan banyak gula, dia meminumnya.

Gosok gigi kemudian minum susu... bukannya urutannya kebalik?

Kalau begini terus, gigimu bisa berlubang.

Ketika SMP, Aku punya gigi berlubang di geraham bagian atas dan bawah. Aku yang telah menambal gigiku di dokter gigi, tau...gigi berlubang amat sangatlah menyakitkan.

Aku berpikir demikian ketika melihat Aria, yang entah dari siapa dianjurkan meminum susu yang banyak, Hatiku-- masi penuh dengan sisa-sisa mimpi semalam, dan perasaanku berkata "Aria ini adalah nyata, dia masih hidup" terus bergema di hatiku.

Ah, hey. Aria. tolong jangan gunakan tendangan terbang untuk menutup pintu lemari es.

Ini mungkin membuatku semakin susah untuk percaya, tetapi kenyataannya ini adalah ruanganku..

"..Aria."

"Ada apa ?"

"Mari kita berangkat kesekolah bersama."

Mengecek jumlah amunisi, Aku menyelipkan BerettAku ke dalam sarung pistol, dan untuk pertama kali--

Aku berinisiatif mengajak Aria berangkat sekolah.

"...Bagaimana angin telah berubah. Kamu yang selalu menyusahkan ketika Aku menyeretmu untuk berangkat ke sekolah bersamAku." Kata-katanya mungkin tajam, tetapi kelAkuan Aria terlihat sedikit senang sambil dia mengambil tas sekolahnya.

"Sudah siap senjatamu?"

Aria, mendengar pertanyaanku, terkejut sambil melebarkan matanya..dan dia memperlihatkan gigi taringnya yang seperti kucing, tersenyum kepadAku ketika dia mengeluarkan M1911 silver, melambaikan pistolnya di depan mukAku.

"Hah. Kinji sangat waspada hari ini, Mengecek peralatanmu adalah kebiasaan yang bagus."

Buzzz... Di sepedAku, Aku mengendarainya melewati jangkrik, yang selalu berdengung sejak subuh.

Tangannya berada di pundakku, Aria berdiri di dua pijakan kaki di belakang sepeda.

Kalau kita datang ke halte lebih cepat, kita bisa mencapainya, tetapi dengan alasan yang Aku sendiri tidak tahu, Aku tidak mau Aria melalui jalur normal untuk berangkat sekolah. Hatiku--sepertinya masi dipengaruhi oleh mimpi itu.

...Walaupun Aku tahu ini sebelumnya, tetapi Aria benar-benar ringan.

"Bersepeda ke sekolah sekali-kali cukup nyaman."

"Iya..karena bukan kamu yang mengayuhnya."

"Aku selalu santai seperti ini sejak Aku masuk SMA Butei, tetapi seorang Butei harus selalu siap menghadapi serangan kejutan, dan sering mengambil jalur yang berbeda. Dan juga ini lebih sehat dibandingkan naik bis."

"...Untuk saya, yang mengayuh."

"Harus Aku membuat lubang di tubuhmu?"

Aku mengeluh dua kali, dan dia mulai mengancamku dengan kekerasan.

Bukannya Jepang mempunyai kebebasan berbicara?

...informasi kepada semuanya, sepeda ini milik Aria.

Aria memamerkan kepadAku model terbaru sepeda gunung sebelumnya. Karenanya, ketika Aku menyarankan agar kita menggunakannya untuk berangkat sekolah, dia dengan wajah yang cerah berkata "Akhirnya, sepeda ini ada gunanya!" dan menyetujuinya.

Tetapi ketika Aku mencapai tempat parkir, dan melihat kepada sepeda...kursinya dinaikan hingga tidak bisa di naikan lagi. dan di bagian belakang dipasang dua pijakan kaki.

Dari awal, kamu membeli ini untuk Aku kendarai, bukan?

"Tetapi, hari ini, dengan mengejutkan Kinji bersifat seperti seorang Butei. Apa kamu akhirnya mulai menyamakan langkahku? Apa yang terjadi?"

Aria menanyakanku secara natural.

...Bagaimana Aku menjawabnya?

Dengan mengatakan bahwa Aku bermimpi dimana dia dibunuh...tidak akan terlihat baik.

"Karena.. Karena Aku ini Partnermu bukan? Aku hanya melAkukan apa yang harus Aku lAkukan."

Aku menjawab asal, melihat ke belakang sedikit, dan Mata camelia Aria berkedip--

"Ii-iya..Itu benar."

dan dia tersenyum cemerlang, lebih terang daripada panasnya matahari musim panas.

Aria, yang mendadak terlihat senang, dengan tidak teratur melompat lompat di atas pijakan, membuat suspensi mengerang dan berbunyi, tidak dapat menyerap gerakan.

Ah, hey, berhentilah lompat-lompat. bagaimana Aku menyetir seperti ini?

Sepertinya aksi yang dilAkukannya membuat dia sangat senang.


Memarkirkan sepeda Aria di salah satu tempat parkir, kami melihat kerumunan siswa berkumpul di depan papan pengumuman Masters.

Melihat bahu yang Aku kenal di tengah-tengah kerumunan, Aku melambatkan kakiku.

Jeanne. adalah Jeanne d'Arc ke 30.

Melihat lebih dekat, di tangannya ada tongkat jalan yang sangat tebal.

"Jeanne."

Aria, melihat arah tatapanku, memanggil namanya.

rambut Heanne yang mengipas ketika dia menoleh melihat kami, dia membuat gerakan tangan seakan-akan berkata "Kesini."

Melihat Aria menghampirinya, Aku tidak ada pilihan lain selain mengikutinya.

"--Aku tau kalau kamu sementara berada dalam pengawasan SMA Butei. Tetapi seragam itu sangatlah tidak cocok buatmu"

Aria tiba tiba berkata yang membuat semua orang yang mendengarnya yang dia sendiri tidak setengahnya dari ukuran tubuh Jeanne, mengejeknya

Jeanne menoleh ke satu sisi sambil berkata "Hmmph."

"Saya memanggil Tohyama. Bukannya kamu, Kanzaki H. Aria."

"Aku mempunyai urusan yang perlu dibicarakan padamu. --pemeriksaan Mamah, kamu akan memberikan kesaksian kan?"

"...Aku mengerti, lagian itu adalah salah satu klausul permohonan menawar."

Ibunya Aria, yang mendapat tuduhan palsu oleh I-U, Kanae-san sekarang -- di penjara Tokyo, menunggu pengadilan dengan Mahkamah Agung.

Dia mendapatkan hukuman penjara seumur hidup dalam pengadilan kedua, tetapi apabila kita dapat menangkap para penjahat--dan membuktikan kesalahannya, kita dapat meringankan hukuman ibunya Aria.

Mendengar janji Jeanne untuk memberikan kesaksian tentang tidak bersalahnya ibunya Aria, Aria tersenyum jahat,

"Yah, melihat kau terluka, Aku akan membullymu nanti."

dan dia meluruskan dada ratanya, seperti memamerkannya.

"...Aku tidak keberatan bila kita melAkukannya sekarang, kau tau?"

Jeanne, nammpaknya marah oleh kata-kata Aria, tampak mencari alasan untuk bertarung.

"Apakah kamu mengatakan "Aku tidak keberatan"? bukannya kamu menggunakan tongkat jalan sekarang?"

"Satu kaki udah cukup untuk membuatnya menjadi seimbang. dan di dalam tongkat jalan ini adalah pedang suci, Durandal. Setelah hancur oleh Hotogi Shirayuki, dibikin menjadi saber."

Terlihat seperti sedang mengukur kekuatan masing-masing, mata mereka saling bertatapan...dan percikan terlihat diantaranya.

"Baiklah, baiklah, jangan membuat keributan pagi-pagi. Lagian, Jeanne..apa yang terjadi dengan kakimu?"

Aku dengan cepat mengganggu, menanyakan Jeanne.

"Dan juga, Durandal..disembunyikan di tongkat jalan?"

Membuat afrifak seperti itu bukannya terlalu berlebihan? Ya, ga ada hubungannya dengan saya juga.

"...Ada serangga."

"Serangga?"

"Ketika sedang berjalan, ada serangga yang bentuknya seperti scarab mendadak terbang ke kakiku."

"...Haa?"

"Aku sangat ketAkutan. Jadinya Aku menyelipkan kakiku ke dalam selokan di pinggir jalan."

"..."

"Dan Aku ditabrak oleh bis yang kebetulan lewat."

"...Hey..."

"Pemulihan butuh dua minggu."

Jeanne..seperti yang terlihat, kamu telah membayar kesalahan lebih dari cukup. Aku tak mengira bahwa kamu seceroboh itu.

Yah, ketabrak bis, tetapi hanya perlu waktu dua minggu untuk pemulihan. Aku hanya bisa bilang "seperti yang di harapkan dari Jeanne"

"...Ya,itu tak usah di pikirkan, Tohyama. Itu ada namamu."

Aku melihat kepada pengumuman yang di tunjukkan kepada Jeanne.

Alih-alih pAku payung, ada dagger yang di tancapkan ke pengumuman itu di papan. Itu tertulis "Daftar orang yang tidak mempunyai cukup kredit - Minggu terakhir" di list tertulis nama... ya, namAku ada disana.

"2A Tohyama Kinji Spesialis: (Inquesta) Kurang kredit: 1.9"

Kurang kredit--1.9!

Melihat nomor itu. Aku tidak bisa menyembunyikan raut muka yang terkejut

SMA Butei dihitung sebagai SMA Jepang sepenuhnya...sehingga ketika ada siswa yang kekurangan kredit, sesuai perintah Mentri Pendidikan, tidak dapat lulus.

Ditambah lagi, untuk Tahun kedua SMA, dalam jangka waktu seminggu tepatnya, sebelum mulainya semester dua, Aku harus mendapatkan 2 kredit atau Aku tidak bisa lulus.

Kredit sebesar ini bisa di dapatkan dengan menerima misi dari masyarakat umum spesifik ke dalam pembelajaran spesial...tetapi Aku..ketika Aku berpikir sekarang, Aku tidak pernah menerima misi. Dan semua itu karena Aria.

Oh tidak.

Dengan ini, Aku satu langkah di belakang dunia normal.

Hey, SMA Butei. Aku menyelesaikan kasus pembajakan pesawat bukan? bisakah kamu memberikan point untuk itu?

"Keliatannya kamu murid nakal, Tohyama. Tetapi jangan khawatir."

Jeanne berkata, dan menunjuk kepada pengumuman di sebelahnya.. disana tertancap sebuat pengumuman dengan "Musim Panas - Misi Darurat" tertulis disana.

Ya, ada disana.

Misi Darurat.

Kekurangan kredit adalah hal umum di SMA Butei, sehingga sekolah menawarkan kontrak yang membutuhkan perhatian selama musim panas. Jika ini adalah sekolah normal, ini sama dengan sekolah musim panas.

Misi Darurat ini mungkin tidak di bayar banyak--tetapi itu akan menutup kurangnya kreditku.

"Kinji akan mengulang sekolah setahun? Dia bodoh?"

"Berisik! gw lagi mencarinya sehingga gw ga ngulang setahun lagi!"

Aku mendorong Aria, yang menongolkan kepalanya, keluar, untuk melihat papan pengumuman, dan mencari misi yang memenuhi kurangnya nilaiku yang berjumlah 1.9.

"Investigasi Minato Besar-besaran pencuri emas-pasir (Inquesta, Informa)" ...1.7kredit. Sayang sekali

"Investigasi Minato pencuri Besi-pasir (Inquesta, Informa)" ...0.9kredit. Tak berguna.

"Investigasi Minato pencuri pasir (Inquesta, Informa)" 0.5kredit. Tidak ada gunanya dibicarakan juga.

Sebenarnya, kenapa semua permintaan dari Minato ada kaitannya dengan pencuri atau pasir?

"Kasino Minato "Piramida Emas Odaiba" penjagaan misi rahasia (Assault, Inquesta, spesialisasi lainnya juga diterima)"

...1.9kredit.

"Ini dia...!"

Aku mengkonfirmasi dengan baik isi dari pemberitahuan tersebut.

Persyaratan: Member kelompok harus membawa pedang atau pistol. diharuskan terdiri dari 4 member kelompok. diutamakan perempuan. seragam di sediakan--

...Menerima ini mungkin akan sedikit canggung, tetapi hanya kerjaan ini yang memberikanku 1.9 kredit.

Belakangan tahun terakhir, Hanya kasino ini yang diterima secara legal oleh Jepang, dan mereka secara rutin menyewa Butei sebagai bodyguard. Tetapi, karena biasanya tidak ada apa-apa disana, hal ini di remehkan di dunia Butei yang membuat Butei "Bekerja disana membuat Butei melambat". yang berati ini adalah pekerjaan yang tepat untukku.

Dengan cepat Aku mengambil catatan untuk menulis detailnya, dan Aku menyiapkan handphone untuk memberitahu pihak kasino bahwa Aku menerima pekerjaan ini.

Tetapi, Aku berhenti sejenak.

Aria berada di sampingku, melihatku .

Kalau Aku menerima pekerjaan ini, Aku akan meninggalkan Aria untuk sementara waktu.

--"Mari kita bunuh Aria bersama."--

Ucapan Kana yang didalam mimpi, terdengar entah darimana sumbernya.

"Aria."

Ini konyol. Aku ketAkutan denga mimpi buruk seperti ini.

Jadi...

Jadi Aku akan mengatasinya dengan cara ini.

"gimana kalau kamu ikut denganku melAkukan pekerjaan ini?"

Semenjak mimpi itu, Aku merasa was-was akan keselamatan Aria.

Seperti ditarik oleh benang yang tak terlihat yang berasal dari hatiku, Aku menatap Aria.

"...Kenapa? saya tidak kekurangan kredit."

Sambil menatap Aria, yang mengembangkan pipinya, Aku--

"Kita adalah partner, bukan?"

menjawabnya dengan kalimat itu.

Mendengar kalimat itu, mata Aria melebar, kaget untuk beberapa saat.

Kemudian, dia mendadak bersikap angkuh, dan dia melipat tangannya dan menyampingkan badannya berakting seperti dia memikirkan perkataanku.

"Hmm, Tidak disangka. Kinji mau kerja bareng bersamAku. Well, Aku akan membantumu kali ini."

Tetapi Aku dapat melihatnya dari salah satu sisi wajahnya, bahwa dia tersenyum. dia tidak mungkin menunjukan rasa senangnya karena dia diminta olehku untuk bekerja sama dalam sebuah pekerjaan.

"Tetapi, pengumuman ini berkata setidaknya kita membutuhkan 4 orang...Baiklah. Ketika partner sedang kesulitan kita harus membantu satu sama lain. Tak masalah buatku, bukan?"


Tsuduri-sensei, antara mengalami mabuk atau overdosis obat dengan obat yang dia minum, berhenti berkata di tengah jam sesi kedua. Sesi ketiga adalah pelajaran berenang di kolam renang.

Tetapi Guru paruh waktu jam pelajaran olahraga, Ranbyou dari Assault, hanya memberikan satu kalimat, "gunakan pistolmu untuk bermain polo air dan bermainlah sampai dua atau tiga orang mati," sebelum pergi.

Hal itu membuat siswa merasa kesulitan.

Apakah sekolah ini normal?

Aku...yang kecapean karena Aku tidur di kursi kemarin, tiduran di kursi panjang, memainkan handphoneku.

Apabila Aku melAkukan ini, Aku dapat mengembalikan energiku. Selain itu, ini adalah kolam renang dalam ruangan, yang tidak ada sinar matahari. Dan , ini mungkin bukanlah SMA karena laki-laki dan perempuan di pisahkan di jam pelajaran kolam renang. jadi Aria tidak ada untuk menggangungku, tapi...apakah dia belajar untuk berenang?

Aku ingat sekarang kalau dia tidak bisa berenang.

Aku tidak bisa membayangkan dia memakai ring pelampung yang melingkar di pinggangnya tetapi dia tetap tenggelam...

"Oi, ga ada orang disini! Hey, Shiranui, kemarilah, kau ini menyebalkan!"

Mendadak, suara Muto Goki dari Logi terdengar.

Aku kemudian bangun, melihat ke arahnya, tetapi yang Aku melihat beberapa teman sekelas menaruh benda bulat, berwana hitam ke kolam renang. Mereka adalah... siswa dari Logi dan Amdo, bukan?

Mereka semua menggunakan celana renang---Ugh, dan ada wanita menggunakan baju renang juga. betapa buruknya.

"Muto-kun! Munculkan ke permukaan sekarang juga! Tidak ada waktu lagi!"

...Sudah kuduga, wanita itu adalah Hiraga Aya-san dari Amdo. Aku dapat menduganya dari tutur katanya yang khas.

Aku sedikit tenang. kalau dia, Aku tidak perlu khawatir dengan aktifnya Mode Hysteria. Lagipula, dengan tidak pedulinya memakai baju renang di tengah-tengah kelompok laki-laki, lebih cocok untuk menyebut dia "anak kecil" daripada perempuan.

Tetapi, Aku tidak berpikir bahwa dia berani untuk kabur dari kelas.

"Sekarang juga? Hiraga-san, bukannya tidak ada masalah jika kita tidak memanaskannya terlebih dahulu?"

"Jadi Modifikasi area itu! tidak ada yang tidak bisa di lAkukan oleh manusia!"

Hiraga, rambut pendeknya melambai, menunjukan teliganya, duduk di pinggir kolam renang, tertawa naif sambil memegang remot kontrol dengan ukuran yang sangat besar di tangannya.

(Apa yang sedang mereka lAkukan..?)

Diantara kerumunan laki-laki, tidak ada yang mengetahui arah pandanganku, karena mereka sibuk menaruh benda seperti ikan paus berukuran 1.5 meter ke kolam renang bersama-sama.

Splash.

Hidan no Aria Volume 4 Halaman 22.png

Bagian atas dari benda tersebut mengapung di air, mendadak mengeluarkan suara dan bergerak...yang kemudian Aku menyadari bahwa itu adalah sebuah model kapal selam.

Dari yang Aku lihat, itu di kendalikan. Jadi, yang di tangannya Hiraga adalah remotnya?

"Tembak!"

Diikuti suara Hiraga, di bagian belakang kapal selam, beberapa lubang palka kecil terbuka.

Pew Pew Pew! Letusan api keluar dari lubang, seakan itu adalah roket.

"Whooh!" "Whooh!" "Whooh!"

Semua siswa dari Logi dan Amdo bertepuk tangan pada Hiraga dan Muto.

Hey, tembakannya mengenai atap, apakah itu tidak apa-apa?

Hiraga Aya...dia adalah cucu dari inventor pada Zaman Edo, Hiraga Gennai, seorang genius mekanik.

Aku mungkin menilai bahwa dia itu naif, tetapi dialah yang memodifikasi Beretta-ku...Tetapi, walaupun hasil kerja Hiraga kuat, seiring berjalannya waktu, akan ada hal yang rusak. Selain itu, harga yang dia patok mahal.

Pistol Berreta - Model Kinji adalah salah satunya. Aku setuju dengan modifikasi mode yang bisa membuat senjatAku menembakan peluru secara beruntun, namun sekarang, ketika Aku menggunakan mode 3 peluru sekali tarik pelatuk, hanya 2 peluru yang keluar. ditambah, pelurunya sering keluar bersamaan.

Modifikasi error ini, bisakah kau memperbaikinya untukku secara gratis?

"Hey, Kinji! Lihatlah ini! Super aqua-class kapal selam nuklir 'Vostok'!"

Melihatku, Muto--keluar dari kolam renang, senyumannya menghiasi wajahnya.

"Sejarah 'Vostok' itu tragis. 'Vostok' adalah kapal selam nuklir raksasa, seperti yang belum pernah di lihat sebelumnya, tetapi pada tahun 1979, setelah 'Vostok' menyelam, kapalnya menghilang hingga jejak-jejaknya. dan sekarang, Hiraga-san dan Saya telah menghidupkannya kembali! Bagaimana Kinji!? Itu bergerak bukan? Saya benar kan?"

"setidaknya kamu lAkukan itu di kolam renang terbuka."

Istirahatku terganggu, dan Aku protes kepada Muto yang bersemangat dengan suara dingin.

Bila Aku tetap berbicara pada maniak berkendara ini, Aku akan marah.

Muto berbicara hal seperti "Kinji tidak tau artinya hal ini! Tunggu sebentar, Aku akan menghancurkanmu dengan kapal selam ini!" dan duduk bersila di kolam renang, mengagumi Vostok itu atau apalah namanya.

"ahaha, Aku di paksa keluar oleh mereka."

'kemudian, mengikuti--adalah siswa yang dulunya satu tim saat Aku berada di Assault, Shiranui, mendekatiku.

Dengan badan yang atletis dan ganteng, Shiranui duduk di sampingku, melihat remot kontrol kapal selam muncul dan tenggelam, tertawa.

Hey kau, bagaimana kau bisa terlihat keren ketika tertawa?

Dia terlihat jelas ingin berenang, tetapi dia dipaksa keluar kolam renang oleh Muto dan kawan-kawan, tetapi dia terlihat tidak marah sama sekali.

Orang baik ini diam untuk beberapa saat--

"Tohyama-kun, bisakah Aku berbicara sebentar denganmu?"

dia berkata, sambil menunjukan gigi putih cemerlangnya.

"Tidak perlu minta ijin"

"Saya punya kabar buruk yang harus Aku sampaikan, bisakah?"

"Kabar buruk...? Maksudnya apa? Yaa, kalau kamu mau, katakan saja."

"Barusan sesi kedua di hentikan bukan?"

"Benar sekali."

"Ketika Aku pergi ke Assault, Aku melihat orang yang familiar, Aria pergi juga ke Assault."

"Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Aria?"

"Haha, jangan membuat muka yang menyeramkan. bukan maksudku itu."

Shiranui sepertinya salah paham tentang sesuatu, dan sedikit tertawa.

"...Apakah Aria mempunyai pacar?"

"Gatau. Kenapa tidak kamu tanyakan langsung saja kepada Aria."

"Tohyama-kun, sepertinya kamu punya saingan dalam mendapatkan Aria."

"Maksudnya?"

"Ketika Kanzaki-san mengeluarkan buku catatan Butei miliknya, Aku melihat disana...ada poto laki-laki menyelip disana. Aku tidak melihatnya dengan jelas, tetapi Aku yakin itu bukan potomu."

"....Itu tidak ada kaitannya denganku."

"Haha, Kamu terdiam sejenak tadi."

"Aku hanya berpikir kenapa kamu melaporkan hal yang tidak berguna seperti itu kepadAku. karena itu Aku sejenak diam."

"Kamu harus lebih memberikan perhatian, Tohyama-kun. Kanzaki-san itu sangat populer diantara lelaki. Apabila kamu menundanya lebih lama lagi, dia mungkin bakal meninggalkanmu. Aku hanya mengingatkan, bahwa musim panas--adalah musim dimana banyak pasangan baru bermunculan tau?"

"Ga peduli. Aku sudah mengatakannya beribu-ribu kali, Aria dan Aku hanyalah Partner di kelompok Butei. Jadi, Aku tidak perlu tahu tentang kehidupan pribadinya."

"Tohyama-kun, ekspresimu sangatlah menyeramkan."

"Kamu-ini!"

Ketika Aku tanpa sadar menyampari Shiranui--Shiranui menggunakan gerakan yang dia pelajari di Assault, dan dia menghindariku. dengan sekejap, dia mengambil handphoneku dari kursi panjang.

"--Hey!"

"Jika kupirkan sekali lagi, Kanzaki-san mengatakan sesuatu. Kamu akan menjadi penjaga keamanan di kasino di akhir pekan bukan? Jadi, untuk alasan latihan di tempat umum, bagaimana dengan kau pergi bersama Aria ke Festival Musim Panas di Kuil Hikawa? Ok. sudah di putuskan! Semuanya mengatakan bahwa itu adalah Kuil pemersatu. Bukannya itu benar, Muto-kun?"

Shiranui dengan cepat melempar handphoneku ke Muto, yang sedang duduk di pinggir kolam renang.

Muto terlihat siap menerima lemparan dari Shiranui, dan dia tersenyum jail.

"Ooh! Itu ide yang sangat bagus! Kalau begitu, Aku akan mengirimkan pesan ajakan!"

Du-dua orang ini.

Kejahilan yang ini..

Mereka pasti telah merencanakan.

"Hey, Muto! Kembalikan hapeku!"

Melihatku benar-benar marah, Shiranui pergi ke belakangku dan menahanku untuk mengambil hapeku dari Muto dengan tangannya.

"Wew, melihat Tohyama-kun bersikap terhadap Kanzaki-san sangatlah menarik. Poto itu--yang menunjukan bahwa adanya seorang rival, jadi biarkan kami membantumu! Muto dan Aku telah berdiskusi beberapa saat yang lalu. Ah, dan juga Aku mendapatkan pekerjaan yang membuatku keluar dair sekolah sore ini. Jika kamu ingin balas dendam, carilah Muto!"

"Hoho, nama contact yang tertulis di contact hapemu bukannya "Kanzaki", melainkan "Aria". Kamu terlihat sangat akrab, Kinji."

Akhir-akhir ini, mereka berdua selalu dengan kompak bercanda menggodaiku tentang hubunganku dengan Aria.

Tap.Tap.Tap. Muto menulis pesan dengan kecepatan suara, yang terlihat seperti sudah direncanakan sebelumnya.

"Untuk Aria. Sebagai latihan untuk menjadi penjaga keamanan kasino, bisakah kita pergi ke Festival Tanabata bersama? Jam 7 tanggal 7. Aku akan menunggumu di depan patung panda di stasiun Ueno. Pakailah Yukata yang imut, Ok?" Ini kelihatan benar kan, Tohyama-sensei?"

"Mana mungkin itu benar!"

Muto melAkukan bow kepadAku, yang berteriak marah kepadanya, dan *Beep*

Dia menekan tombol kirim.

Setelah itu, Aku mendorong mereka berdua ke kolam renang--untuk Muto Aku mendorongnya ke arah kapal selam nuklir Vostok yang naas, dan melihat mereka berdua tercebur, membuat kapal Vostok terbelah dua...

Tetapi, Aku tidak dapat membatalkan pesan telah di kirim.

--Apa yang harus Aku lAkukan?


(Sial...benar benar sial...)

Hmm..Aura gelap menyelimuti diriku. Aku pergi ke bangunan Inquesta lantai tiga untuk menghadiri kelas.

Ini adalah sesi kelima, sesinya waktu pembelajaran spesial.

Sesi keempat mungkin Bahasa Inggris tetapi Aria baru saja masuk sebelum waktu pelajaran dimulai, jadi Aku tidak mempunyai waktu untuk menjelaskan pesan itu kepadanya.

Dan kalau di pikir-pikir, ketika Aku duduk di sebelah Aria, yang sedang membaca sambil mengunggam melodi yang indah...untuk beberapa saat, pandangan kami bertemu...kemudian Aku merasa bahwa dia mengalihkan pandangannya terburu-buru.

Apa mungkin dia sudah membacanya?

Aku dengan pelan-pelan membuka hapeku di bawah meja, mengkonfirmasi pesan yang telah di kirim.

'Untuk Aria. Sebagai latihan untuk menjadi penjaga keamanan kasino, bisakah kita pergi ke Festival Tanabata bersama? Jam 7 tanggal 7. Aku akan menunggumu di depan patung panda di stasiun Ueno. Pakailah Yukata yang imut, Ok?'

Absurd..

Bagaimanapun Aku memikirkannya, isi pesan ini benar-benar Absurd.

Isi pesan ini penuh dengan kata-kata yang mudah disalahpahami, mengantarku menuju salah satu neraka.

Muto sialan. Hanya dalam hal ini dia mempunyai bakat untuk menulis. ini bukanlah tempat untuk menerapkannya.

Sialan. dengan terlibatnya Shiranui, Aku hanya bisa mengabaikannya saat ini.

*clik*

Gelisah, pada akhirnya Aku melihat isi pesanku.

Didalamnya...tidak ada balasan dari Aria.

Apa yang Aku lAkukan?

"Nyaa..."

Mendadak mendengar suara anak kucing, Aku menoleh kepalAku, yang disebelahku--di kursi disebelah jedela, Riko sedang tertidur lelap.

Suara tadi, sepertinya suara ngelindurnya dia.

Aku akan berpikir tentang Riko...dan lari dari kenyataan tentang isi pesan ini.

Setelah pertarungan dengan Vlad bulan kemarin, Riko sekarang--mungki masih berbicara seperti orang bodoh seperti sebelumnya, tetapi dia tidak mau mendekatiku.

Jika kamu berbicara tentang jarak, itu seperti jarak antara murid lelaki dengan murid perempuan normal pada umumnya.

Ketika musim panas, Riko mengarahkan senjatanya ke mukAku. Di pertarungan, tatapan dia, yang ganas, adalah Riko. Dari waktu ke waktu, Riko suka menggodaiku. Dan juga--seperti ini, Riko dengan sikap orang bodoh seperti orang normal lainnya.

Sebenarnya ada beerapa banyak muka yang kau punya?

Yah, mungkin saja hal-hal yang tidak mungkin Riko, mungkin saja itu adalah Riko yang sebenarnya.

Ketika Aku memikirkannya sekarang, akhir akhir ini, Aku dapat berbicara dengannya secara normal.

Dan juga, ada beberapa hal yang Aku mau bicarakan dengannya.

Aku mungkin tidak dapat menanyakan tentang Nii-san ini di kelas.

Jadi, Aku harus kembali menanyakannnya.

Ketika Aku sedang memikirkan itu...

*Shiiiiii...*

Serangga musim panas...?

Tidak, seperti serangga rhinocerous betina berwarna hitam, terbang menuju jendela...

Oh...Oh?

Pa.

Dan itu mendarat di kelopak mata sebelah kanan Riko.

"Nyauh!"

Riko, yang bersikap seperti seekor kucing yang kaget di bangunin dari tidurnya, tersentak, dan memulai melambaikan tangannya ke sekitar kepalanya untuk mengusir serangga dari wajahnya.

Dan serangga itu...Fyuu...terbang pergi keluar jendela.

"...Hey, Riko. Sekarang masih jam belajar, kamu harus memperhatikan guru."

Aku berbisik memberitahu dia dari samping.

Dan tanpa di diduga Riko, yang masi setengah tertidur, meminum YAkult yang telah dia beli sebelumnya tanpa membuka tutupnya.

"Fuah, Fuauuh."

"Apa yang sedang kamu lAkukan? Ah, Hey. Jangan gigit lubangnya. Minum dengan membuka tutupnya."

Ku. Menegak semuanya dalam sekali teguk, sekali lagi Riko menyender ke meja.

"Panas sekali~~~"

Dan sekarang, dia mengipas-kipaskan roknya dari bawah meja.

Sepertinya dia sedang tidak berkata kepadAku.

"Pada dasarnya Musim panas itu memang Panas, memberi tahuku ga ada gunanya."

"Panas sekali!"

Fa Fa!~

Hey, hey. kalau kamu mengipaskan rokmu dengan kencang, senjata Walther P99 akan tertarik pelatuknya.

"Di-diamlah. Kita masih di jam pelajaran. Lagipula, penyebabnya kamu merasa panas karena kamu menggunakan baju seragam cosplay modifikasi. kalau kamu ga cosplay, kamu ga bakal kepanasan lagi."

"Lolita itu intinya Toleransi! itulah kuncinya"

Pa!

Riko melAkukan gerakan hormat bendere (apakah dia menyebutkan mottonya?) dan dia berdiri dengan cepat.

"Mau kemana kamu?"

"...pipis."

Barusan dia minum dan sekarang dia kebelet? pencernaanmu sangatlah cepat.

Dan jangan menggunakan bahasa anak-anak. itu sangatlah suram.

Ketika melihat gantungan kunci beruang pada handphonenya, Riko, dengan suasana "Putri tidur", pergi keluar kelas dengan sikap terhormat. Melihatnya, Aku--

Menyadari bahwa Aku tidak kalau seseorang yang mempunyai karakter yang lemah ini adalah Kepala dari Departement Inquesta, Perempuan, 22 tahun, singel, Takamagahara Yutori sedang melihatku, dengan air mata di matanya. Kemudian dia kembali melihat ke teksbook.

Sensei, Aku ini benar benar memperhatikan pelajar.

Jadi tolong jangan kurangi kreditku.

Parfum vanilla yang Riko semprotkan di sekitar roknya masih tercium dan di tengah-tengah itu, Aku kembali memperhatikan pelajaran.

Materi utama kali ini adalah Sherlock Holmes.

Dia hidup pada abad 19 di masa Kerajaan Inggris. dan dia pergi mengelilingi dunia, memecahkan kasus yang sangat sulit dan tidak biasa. Bisa di bilang bahwa dia adalah Orang yang tak terkalahkan di sejarah dunia detective.

Bukan hanya itu, selain dia menyandang detektif tak terkalahkan, dia juga menyangdang title Detektif terkuat di dunia.

Alasannya karena Sherlock Holmes adalah ahli di teknik pertarungan, gaya pedang barat, dan ahli senjata --- dia dijadikan model oleh Butei sebagai, keberadaan yang besar. Bisa di bilang dia berada 100 tahun di masanya, Genius yang sempurna.

(Cucunya juga seperti itu)

Ketika memikirkan hal-hal yang random di kepalAku, Aku melihat kembali Aria, dan Aku gelisah dan melihat handphone disisiku...

"--Kinji."

Riko kembali dari kamar mandi tanpa suara.

Dan ekspresinya sangat berbeda dengan ekspresi santainya tadi.

Sesuatu terjadi, membuatku merinding.

Tatapan itu--tatapan ganas itu.

Itu adalah tatapan yang Aku lihat dalam pembajakan pesawat. Tatapan Riko sang "Pembunuh Butei"

Mengkonfirmasi kalau guru sedang menggambar sesuatu di papan tulis, dia kebelakangku dengan cepat. *whoosh*

menarik dasiku, dan menutup mulutku dengan jarinya, tidak membiarkan Aku untuk mengeluarkan suara.

"--!"

Dan dia menarik sabukku, dengan lincahnya--

Dia melemparku ke jendela keluar!

"!"

*Riipp.* Kabel yang menempel di sabukku memperlambatku jatuh ke bawah. di saat yang singkat itu, sepertinya Riko mengkaitkan kabel di sabukku ke kaitan jendela.

---Apa ini? Apa yang terjadi!

Aku, yang barusan jatuh ke bawah dari lantai 3, *thump*

Riko, yang tidak membutuhkan kabel, turun kebawah dengan bantuan roknya--

Dan dia membisikanku, mengatakan hal yang membuatku terkejut.

"Kinji, cepat pergilah ke Assault ! Barusan, website SMA Butei melaporkan sesuatu--Aria bertarung dengan Kana sekarang!"


Riko, yang berkata kita lebih baik berpencar dengan alasan yang tidak pasti, dia pergi, meninggalkanku yang menghampiri Aria yang berada di gedung Assault sendirian.

Kana.

Kana dan Aria --sedang bertarung!

Yang berati, mimpi buruk itu...

Bukanlah mimpi, tetapi kenyataan--!

Jadi, itu bukanlah mimpi, tetapi kenyataan?

"--Mari kita bunuh Aria bersama--"

Kata-kata itu berdengung di kepalAku.

(Aria!)

Aku membuka pintu secara cepat, dan Aku berlari menuju koridor, menabrak beberapa siswa ketika Aku lewat. kakiku sering tersandung antara satu dengan lainnya, membuatku hampir jatuh--dan Aku buru-buru menuju ruangan #1.

Ruangan yang berada di Assault, semuanya adalah ruangan latihan tanding.

Dari kaca anti peluru, di tengah arena..terdengar suara tembakan.

Seseorang disana sedang bertarung--yang mungkin, dan yang pasti bertanding adalah mereka berdua!

"Minggirlah! minggir berikan Aku jalan sekarang juga!"

Aku mendorong kerumunan orang dengan tanganku, dan pergi kearah sumber suara tembakan.

"Aku tak menyangka bahwa SMA Butei Sapporo mempunyai siswi yang hebat-- Aku gak pernah mendengarnya!" "Kelihatannya rekor tak terkalahkannya Aria akan pecah." "Bagaimana dia melAkukannya? Aku tidak bisa melihatnya dia menembak...!?"

Murid Assault yang Aku dorong satu per satu, berteriak dengan semangat.

“GO GO GO GO GO GO! TERUSKAN SAMPAI ADA SESEORANG YANG MATI!”

Mendengar teriakan itu, Aku melihat melalu kaca anti peluru, wanita yang berbentuk atletis memegang nodachi sepanjang 2 meter--Ranbyou.

Yang berdiri didalam kaca anti peluru menggunakan sepatu usang adalah Ranbyou, umur 19 tahun tahun ini.

Umur dia mungkin sama seperti murid SMA, tetapi dia adalah seorang Butei yang terkenal di Hong Kong yang namanya saja bisa membuat tAkut hati para penjahat.

Setelah itu, dia menjadi guru...tetapi karena kekerasan yang berlebihan secara terus menerus, dia dibebaskan oleh hukum Butei, sehingga dia bebas untuk bergerak.

"--Aria!

Aku berteriak, berlari ke depan kaca anti peluru, dan di satu sisi di dalam arena—

--Adalah Kana.

Kana memakai seragam wanita SMA Butei, melihat ke Aria yang sedang berlutut.

Ayo, Kanzaki H. Aria. Biarkan Aku—melihat yang lainnya.”

Mukanya yang mempesona, cantik itu sedang kecewa, Kana...Bang!

Menembakkan peluru, lebih cepat dari yang bisa mata lihat.

Pa! Suara keras terdengar di tubuh Aria, seakan dia telah dipukul oleh palu, membuat hatiku berhenti sejenak.

Peluru Kana, mengenai dia.

Thud!

Aria kesakitan, dan dia pingsan di lantai, seperti dia terkena tendangan oleh kaki yang tak terlihat.

Tidak ada darah disana. Sepertinya itu mengenai perlengkapan anti pelurunya.

Perlengkapan antipeluru SMA Butei di buat oleh fiber TNK, yang dapat menghentikan peluru, membuat peluru tidak dapat menembus badan penggunanya. Tetapi, itu tidak dapat menghentikan efek benturan dari peluru.

Dari pengalamanku, mereka yang terkena peluru sambil menggunakan perlengkapan antipeluru itu terasa seperti seakan-akan terkena lemparan batu besi.

Efek benturan itu sangatlah menyakitkan dan apabila tidak beruntung, organ mereka bisa terluka atau pecahm yang mengarah kepada kematian.

Dan pasti, apabila terkena kepala—

“Ranbyou, hentikan mereka! Bagaimanapun kamu melihatnya itu, ini Illegal! Seseorang akan mati!”

Latihan menggunakan peluru aktif dan senjata aktif adalah salah satu dari pelajaran kelas Assault.

Tetapi dalam latihan, peserta menggunakan persenjataan kelas C, melindungi seluruh badan.

“Oh, biarkan mereka mati, biarkan mereka mati! Demi pelajaran, matilah dengan anggun di depan kerumunan banyak orang!”

Ranbyou, berteriak kata-kata yang seharusnya tidak boleh di katakan oleh seorang guru.

Dia sejenak melamun, kemudian menoleh ke belakang dan mengarahkan tangannya ke atas untuk mengambil beer dari tempatnya.

(Guru bodoh itu...! dia mabuk lagi!)

Aku, menyerah harapanku agar Ranbyou menghentikan pertarungan, membukan pintu anti peluru menggunakan tanda pengenalku. Woah! Orang-orang di sekitarku berteriak, tetapi mereka tidak mempunyai waktu untuk menghentikanku. Berlari ke tengah arena, yang penuh dengan bau bubuk mesiu, Aku berlari ke arah Aria dan Kana, tidak peduli dengan bahaya yang kuhadapi.

“Kana,Stop!”

“Hey, Tohyama bangsat! Jangan menggangu kelas wanita! Atau kau mau Aku meledakkan otakmu!”

Thud!

Diikuti dengan suara tembakan, bergetar bagaikan petir, Peluru Ranbyou mengenai permukaan di sebelah kakiku.

Pistol itu adalah pistol terbesar di dunia. The M500, julukannya “Elephant Killer”.

Dampak dari tembakan itu, di bandingkan dengan ranjau darat, membuatku tersandung ke depan—tetapi walaupun begitu, Aku tetap maju menghampiri Kana!

“...Kinji?”

Mengambil kesempatan dari kelengahan Kana akibat Kana melihatku—Aria yang berada di bawah, menyimpan kedua senjatanya, dan dia bangun sambil melAkukan gerakan memutar ke belakang, mengarahkan kakinya ke arah dagu Kana.

Dan Kana menghindarinya hanya dengan menggerakan sedikit kepalanya.

“—Terima ini!”

Aria, menarik senjatanya sebelum dia mendarat, mencoba untuk menembak Kana dari titik buta—

Thud. Thud

Tetapi Kana, yang Aku lihat dari belakang, menggunakan kedua tangannya untuk mendorong kedua pinggangnya, menghindari jalur peluru.

“--!”

Click Click! Click Click!

Aria, berulang kali penarik pelatuk, menembakan pelurunya.

Kedua senjatanya pelurunya kosong.

--Tetapi dia mengambil kesempatan dalam hal ini, dan dia dengan cepat berlari ke belakang Kana.

Dan dia melemparkan kedua senjatanya jauh ke udara—

Dan dia menarik kedua wakizashi secepat kilat, menebas punggung Kana!

“—Kyaa!”

Itu adalah pembalikan, serangan tanpa suara di belakang Kana.

Melihat Aria, yang terjebak dalam alurnya Kana sepanjang pertandingan, melAkukan pembalikan, semua murid berteriak “Oooh!!”

...Itu percuma,Aria. Kana tidak mempunyai kelemahan...!

Clank--!

Chiii...

Clatter. Clatter.

Wakizashi Aria...berputar di udara, menancap di bagian kiri dan kanan arena.

Tidak ada yang bisa melihatnya.

Semuanya hanya melihat rambut panjang Kana yang melambai di udara.

--Scorpio.

Gerakan itu, tak terlihat oleh mata biasa, di beri julukan seperti itu.

Itu adalah respon Kana apabila musuh berada di belakangnya.

“Haa...Haa.”

Aria, yang bernafas tak beraturan—terkejut, dan melompat ke belakang, mundur beberapa langkah. Langkah mundur itu jelas tidak stabil.

Hidan no Aria Volume 4 Halaman 36.png

Garis darah mengalir di pipi Aria.

Sepertinya ketika Kana melAkukan gerakan itu, dia juga menyerang dagu Aria dengan sangat cepat sampai tidak ada seorangpun yang melihatnya.

“Haa...haa...senjata...senjata itu barusan...adalah “Peacemaker”...bukan?”

Aria, yang dalam keadaan genting, masih mempunyai mata seperti singa. Semangatnya tidak patah sama sekali.

“—Kamu punya pengetahuan yang luas. Benar sekali. SenjatAku, Colt SAA—yang berjulukan, Peacemaker. Tetapi, kamu tidak dapat melihatnya dengan jelas kan?

“Aku dapat...mengetahuinya. Dari suara tembakan dan gerakannya. Karena itu model yang sudah jarang di gunakan, tembakan usang, Haa,Haa...Aku baru menyadarinya sekarang.”

“Kalau begitu, biarkan Aku memperlihatkannya lagi kepadamu.”

Bang!

Dari sebelah kanan Kana, sesuatu bergerak, dan dua Poni Aria meloncat dengan cepat, terbang kebelakang. “Uwaah!”

Aria, sepertinya tertembak di dadanya, lemas tak berdaya di lantai. Tangannya sepertinya kehabisan tenaga.

Hentikan itu! Dia sudah di ambang batas!

Dia mungkin menggunakan baju anti peluru, tetapi kalau begini terus, Aria akan mati!

“Aria, Pergilah dari sini!”

Aku menarik BerettAku dan membidik Kana,Aku—berlari, sambil menggigit gigiku, berusaha menghadang Aria, yang berusaha bangun, dan Kana, yang bersiap-siap untuk menembak.

Bang! Bang!

Kana menembakkan dua peluru dalam waktu bersamaan. Peluru itu, melewati sisiku, dan mengenai tembok di sebelah pinggang Aria.

(--Uu!),

Badanku seperti terkena pukulan dua pemukul baseball, dan Aku kesakitan.

Rasa sakit ini membuatku hampir tidak sadar, membuatku ingin memuntahkan semua organku keluar.

Tetapi, senjatAku tidak bergeming--!

Aku tidak bisa mengarahkan senjatAku selain mengarahkan ke Kana!

“Pe-pergilah dari sini...Kinji...!”

Suara yang dari belakangku membuatku menengok ke belakang dengan panik.

Aria, yang tergeletak di lantai, memegang celanAku, berusaha untuk bangun.

Kakinya dengan jelas bergetar, dan dia bahkan tidak bisa mengangkat kepalanya dengan benar—

Click.

Tetapi, dia memegang pisau Butterfly di tangannya, yang sepertinya mengambilnya dari sAkuku.

“Pergilah darisini, Kinji.”

Kana, berkata sama halnya dengan apa yang di katakan oleh Aria, menyuruhku.

“KelAkukanmu yang nekat ini, mengganggu dari luar, membuat kami gampang melAkukan kesalahan ketika kami sedang sparring. Itu berbahaya.”

“Aku tau itu, Aku gaperlu kamu memberitahunya...!”

“Karena kamu tau, terus kenapa kamu membahayakan nyawamu seperti ini? Kamu tidak berusaha untuk menjadi musuhku, bukan? Kamu yang tidak punya pengalaman, yang bahkan sendan seluruh keberuntungan di dunia berada di sisimu, tidak mungkin dapat mengalahkanku---“

“Aku juga tahu itu !!!”

Berteriak dengan keras, Aku—

“Kinji...”

Membuat Kana melebarkan sedikit matanya.

Itu seperti—seperti yang ada di dalam mimpi burukku, di Pulau Kosong, Ekspresi kaget.

“...Kamu berubah.”

Suaranya sangatlah dingin—Bukan hanya suaranya yang dingin, tapi itu seperti membawa suatu pengertian. Kana—melihatku,dan melihat ke Aria, sebelum akhirnya melihat ke pintu masuk ruang sparring.

Aku mengikuti pandangannya, hanya melihat...

“Ah, Hey! Apa yang sedang kalian lAkukan!”

Aku punya firasat sepertinya itu adalah pasukan kecil polisi dari Navy, mendorong murid untuk membuka jalan memasuki Assault.

Sepertinya—ada seseorang yang tidak kuat melihatnya, dan melaporkan hal ini.

“Kalian semua di tangkap! Semuanya di ruangan ini akan di amankan!”

Beeep! Mendengar polisi wanita meniup peluitnya, murid-murid saling melihat, dan dengan panik.

“Kalian semua! Bubar! Sekarang juga!”

Beberapa petugas berteriak dengan keras, berlari ke arah kami.

Aku menyadari bahwa pandangan yang tidak menarik kepada petugas terlihat sedikit mengantuk—

...

......

Dan Aku melihat tangannya dia mendekati mulutnya..

“...Mmmm...”

Wow.

Dia mengantuk, tanpa di sembunyikan.

...Semangat bertarungnya, menghilang...?

Benar...Benar sekali. Kamu telah mencapai “waktunya”. Nii-san.

Dari arah berlawanan, dari arah barrier anti pelindung .

“Kuh”

Ranbyou, sangat tidak puas, turun dari atas, memutarkan kepalanya, melihat kepada semua siswa.

Diselimuti oleh aura pembunuh yang terpancar darinya, “Pergilah dari sini!” Dia mengusir semua murid. Pemabuk Ranbyou sangatlah tak tertebak.

Ranbyo, yang melangkah ke tempatku, *Thud*

Membungkukkan tubuhnya, yang lebih tinggi dariku, walaupun dia adalah wanita, sebuah tinju mengarah ke arah kepala petugas.

“Kuh. Beraninya kau datang ke permainan berdarah ini, dan mengacaukan kesenanganku. Tunggu sebentar, Aku akan membawamu ke Masters—Mine Riko.”

Mine?...Riko?

Aku tersenyum, hanya untuk melihat petugas wanita itu—

“...Hehe. Hehehe.”

--mengerutkan wajahnya, tertawa.

Itu adalah suara Riko.

Petugas wanita ini...adalah Riko yang sedang menyamar!

Di sebelahku, matAku melotot terkejut, Kana tertawa kecil.

Dia berbalik, dan dengan suara mengantuknya, dia meninggalkan arena.

Fyuu...

Akhirnya suasana tenang, Aku menunduk dengan lemas.

Ketika melihat ke belakang dengan khawatir—yang Aku lihat adalah Aria, yang sedang berdiri, pingsan.

Sangat tidak di duga.

Dia menahan perasaan kesakitan, dan Aku kagum bahwa dia dapat tetap sadar sampai saat ini.

Kaki Aria akhirnya melebar, perlahan turun *thud*

--sampai kakinya menyentuh lantai.

“Aria...!!”

Dengan perasaan khawatir, Aku berlari ke arah Aria. Muka ku berbentu [へ] oleh Ranbyou.

“Kenapa kamu sangat panik, Idiot.”

“Panik...dia nyaris terbunuh!”

“Kamu benar benar menjadi sebuah sampah semenjak keluar dari Assault, Tohyama. Wanita itu, sebelum menyadari akting Mine Riko yang buruk—tidak mempunyai niatan membunuh sama sekali!”

What...?

Kana tidak ada niatan untuk membunuh?

Dari awal...dia tidak berusaha untuk membunuh Aria?

Ranbyou...adalah Butei yang terkenal karena kekuatannya untuk membaca orang. Walaupun mereka adalah Butei atau PelAku. Dia mempunyai indra tajam seperti hewan dalam hal itu.

Ketika Aku berada di Assault, Aku kaget dengan mahirnya dia beberapa kali—jadi Aku tau bahwa pengetahuan tajamnya Ranbyou bisa di percaya, walaupun dia dalam keadaan mabuk.

“Teknik itu akan menolong untuk mengajari para bocah. Itu terlihat seperti dia berusaha membunuh lawannya. Kalau dia benar benar mempunyai perasaan keinginan untuk membunuh---Aku akan mengatasinya sendirian.”

Hehe...Ranbyou, sesuai namanya, tertawa dengan galak, seperti leopard


Ketika Aku akan membawanya ke Ambulance, Aria yang cepat penyembuhannya , sadar. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa kepadAku.

Aku berpapasan dengan banyak murid SMA Butei sebelum mencapai UKS...tetapi kelihatannya Aria tidak mempunyai teman di Assault, jadi tidak ada yang datang membantunya. ditambah, Aria dikalahkan di depan banyak orang. Dengan alasan itu, mereka agak susah untuk membuka pembicaraan dengan Aria.

Semua murid di Ambulance dan Medica pergi ke Rumah Sakit Butei untuk belajar, sehingga tidak ada orang di sana. Dan Riko, yang masih menggunakan seragam polisi, menghilang. Yang tersisa hanyalah Aku sendiri disini, tidak ada pilihan lain selain membantu Aria merawat luka, dengan pertama-tama membaringkannya di kasur...mengambil semptrotan antiseptic dari lemari obat.

“...Kenapa kamu menghentikanku.”

Mendengar suara yang kelelahan, Aku menoleh, melihat Aria memegang kepalanya yang kelelahan, duduk di kasur, memeluk kakinya sendiri.

“Walaupun Aku tidak menghentikanmu, pemenangnya sudah di tentukan.”

“Kamu salah!”

Suara Aria yang seperti pengisi suara anime keluar, histeris.


Tetapi, dia tidak mengangkat kepalanya.

Seperti menolak kenyataan yang terjadi, dia tetap menyelipkan kepalanya di balik kakinya.

"Jika kamu tidak menganggunya, Aku mempunyai banyak cara untuk menang!"

"Jangan menyalahkan diri sendiri. Nii...Kana yang kemampuannya ada diatasmu terlihat sangat jelas bahkan terlihat oleh semua orang yang melihatnya."

"-- Walaupun kemampuanku sangat jauh darinya, Aku harus menang!"

Tidak ingin mengAkui kekalahannya, dua poni aria bergoyang disamping kakinya sambil dia berteriak.

"Dia adalah Kana! Dia adalah orang yang Riko perankan ketika di Koumeikan, kau...teman lamamu...wanita yang membuatmu merinding hanya karena melihatnya! Dia mendadak muncul di Assault, dan mengajakku latihan tanding. Aku tidak bisa lari, dan Aku tidak bisa kalah darinya! Tetapi kamu--!"

"Aria, kuharap kamu mengerti. Di dunia ini, ada banyak Butei yang lebih kuat darimu,"

"Tidak! Tidak! Aku harus kuat! Walaupun Aku dapat mematahkan hukuman...mamah masih tetap di penjara! Dan hukuman seumur hidupnya tidak akan hilang! Jika-jika Aku tidak kuat...maka Aku tidak bisa....Aku tidak bisa...menyelamatkan mamah...!"

Uuu, uuu...

Aria tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis.

"Itu benar, kamu sangatlah kuat. Kamu sangat kuat. Itu Aku tau."

Aku...menepuk pundak Aria dengan pelan.

"Jadi--Aku berharap kamu mempunyai kekuatan untuk menerima kekalahan juga. Jika kamu bertarung lagi, kamu akan terbunuh."

"..."

"Mengerti?"

"... ... ... ..."

Dalam bujukanku, Aria...

Diam tanpa kata.

Walau diam, dia mengangguk.

Anak ini.

Ketika dia sadar bahwa dia salah, dia mempunyai kebiasaan tidak akan berkata apa-apa.

"Jangan menggembungkan pipimu seperti itu, kamu terlihat seperti ikan gembung."

Mendengar kata-kata itu, Aria, yang tidak tahu karena dia sakit atau baru saja kehabisan energi, Aku tidak tahum tetapi--Thud!

Dia meletakan kepalanya ke badanku, dan memukul-mukul dadAku.

"Hey...!"

Thud Thud! Thud Thud Thud!

Aria, yang duduk di kasur, terus memukuliku.

"Hey, kenapa Aku menjadi samsak tinjumu?"

"Berisik, berisik, berisik! Orang sepertimu, keluar dari sini!"

Aria, yang kembali ke bentuk anak-anak, melihatku bahwa Aku mundur melebihi dari jangkauan tangan pendeknya--

Fyuu! Thud!

Dan dia melempar botol antiseptic ke kepalAku.


Dipaksa keluar ruangan oleh Aria, Aku memutuskan kembali ke asrama, karena tidak ada yang bisa Aku lAkukan.

Jam pelajaran hari ini telah selesai. Aku khawatir apakah Kana akan menyerang lagi, tetapi jika dia melAkukannya, Aku tidak akan membantunya lagian...sepertinya Kana sudah mencapai "waktunya"

Sepertinya dia tidak akan datang dalam waktu dekat.

Sambil berpikir, Aku pergi ke pintu apartementku--

"--!"

Berjalan ke ruang keluarga, Aku kemudian jatuh dengan keadaan terduduk.

Dan kepalAku terbentur ke tembok, terdengan suara Thud!

'seakan kekuatanku hilang dari tubuhku' mungkin itu penjelasan yang masuk akal.

Alasannya, di bawah sinar mentari sore, di kursi sofa...

Ada Kana, tertidur!

(...Ka...Kana...!)

Aku mulai berpikir bahwa Aku sedang berhalusinasi, tetapi ini jelas, Kana yang sesungguhnya. Aku dapat melihat dia tercermin di cermin yang ada di lemari buku yang ada di dinding.

Ketika Kana tidur--dia akan tertidur dalam waktu yang sangat panjang.

Kalau kamu mau tau seberapa panjang, bisa saja dia tertidur dalam waktu dua minggu tanpa terbangun.

Itu karena tekanan Hysteria Mode yang berada di sistem syaraf, terutama stress yang luar biasa di otak.

Bahkan Aku, yang Hysteria Modenya hanya bertahan kurang dari satu jam, akan merasakan ngantuk yang luar biasa. Dan Nii-san dapat mempertahankan Hysteria Mode selama seharian penuh setelah menjadi Kana...jadi rasa kecapean yang bertumpuk di sistem syaraf berujung ke waktu tidur yang sangat lama.

Setelah itu, Kana memasuki Hazy Mode, memerlukan tidur selama beberapa menit...yang setelah setengah hari, dia akan memasuki "Sleep Mode" dan tidur selama kurang lebih 10 hari.

Alasan Aku merasa lega setelah melihat Kana mengantuk, karena Aku mengetahui hal ini.

Tetapi, Berpikir tentang dimana dia akan tidur,Aku...tidak pernah menduga bahwa dia akan tidur di apartemenku

"Kamu pergi ke Ambulan, Tetapi, kamu tidak merawat lukamu sendiri, Sini,"

"...Kamu mengetahuinya padahal kamu tidak melihatnya."

"Bau Spray antiseptic masih ada, tetapi samar-samar. Orang yang kesakitan sebelah kakinya mempunyai jalan yang tak beraturan. Orang memberi banyak petunjuk, hanya dari suaranya saja. Ingatlah itu."

Kana, membuka matanya, *Thud*mengambil kotak P3K dari meja dengan tangannya.

Dengan alasan merawat lukAku...yang membuatnya datang kesini?

"Kemari, akan kubalut lukamu."

"Tidak usah."

Aku membuang muka, tidak melihat Kana, yang dengan suaranya saja cukup membuatku seakan-akan dipenjara.

"Itu hanya luka ringan!" "Itu hanya luka ringan!"

Seperti cermin, Kana mengatakan hal yang sama sepertiku dalam waktu yang bersamaan.

Ketika Aku berpikir apakah dia mempunyai kemampuan untuk membaca pikiran, dia mengambil kesempatan.

Whoosh. Whoosh.

Dan melambaikan tangannya kepadAku, tersenyum.

Aku...melihat mata Kana, dan berjalan kepadanya...

Thud.

Di suasana yang tidak normal ini, Aku merasa keinginanku menghilang, dan Aku duduk di sebelah Kana tanpa melawan.

Aku merasa Aku perlu mendapat penjelasan setidaknya sekali.

Kana membuka seragamku, membuka kaus dalam ku.

Bukan hanya obat-obatan, tetapi jarum juga digunakan untuk mengobatiku dengan hati-hati.

Perawatan ini lebih rumit dan efektif dibanding perawatan guru di Medica...rasa sakit melihat, bahkan tidak meninggalkan bekas sedikitpun.

(Nii-san...)

Dari jarak dekat, di terangi oleh sinar matahari tenggelam, wajahnya--yang terlihat kelembutan seorang kakak.

Itu benar.

Kana selalu...lebih baik untuk mengobati daripada menyakiti.

Bukan hanya lulus sebagai dokter luar negeri, tetapi setelah menyelesaikan misi yang di berikan oleh beberapa orang kaya, dia menggunakan gaji yang dia peroleh untuk membangun rumah sakit khusus orang miskin.

Kana, Nii-san...

adalah seseorang yang tidak mungkin meninggalkan orang yang kesusahan, atau kesakitan. itu adalah fakta.

Dan alasan kenapa Nii-san menggunakan cara aneh-ini untuk menggunakan Hysteria Mode dengan kemampuannya sendiri...karena ketika kami kecil, setelah ibu meninggal, dia akan menyamar sebagai ibu dan menghiburku.

--Itu adalah Nii-san.

Lebih baik dan peduli diantara yang lainnya, Nii-san.

Kenapa

--Kenapa dia melAkukan hal seperti itu?

Aku ingin mengatakannya. Aku harus mengatakannya. Aku harus mencari tahu di balik keadaan Aria.

Tetapi...Aku tAkut.

Aku tAkut jawabannya, akan membuat image di hatiku tentang Kana, Nii-san --Hancur--

"...Kinji, apakah kamu sudah mencukupi kreditmu?"

Mendengar Kana yang mendadak bertanya tentang sekolahku, Aku mengangkat kepalAku.

"...Aku tidak mempunyai cukup kredit, tetapi Aku mendapatkan pekerjaan menjadi petugas pengamanan di casino. Tidak ada yang perlu Kana khawatirkan.

"HSS - Apakah kamu sekarangbisa menggunakan Hysteria Mode dengan kemampuanmu sendiri ? Aku khawatir dengan kelemahan Kinji terhadap wanita."

...Aku pikir Cross-dressmu itu lebih berbahaya daripada kelemahanku.

"...Kinji adalah orang yang bisa melAkukan apapun ketika kamu mempunyai tujuan di pikirannya. Hysteria Modemu pasti mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan punyAku--bahkan keturunan pertama, Tohyama Kinshirou. Tetapi, kamu selalu merasa lemah ketika wanita datang. Hmph. Kamu seperti 'Pahlawan tak bersemangat' bukan?"

kata Kana sambil membalut lukAku.

"Bisakah kamu membiarkan hal itu sendirian ?"

"Dan ketika kamu tidak berada di Hysteria Mode, kamu bahkan lebih mengkhawatirkan dari siswa SMA normal. Ketika Aku menarikmu dari kabel setelah kamu terjatuh dari baling-balik, kamu pingsan. Kamu bahkan membuatku menukarkan kabelmu dan mengirim mu kembali kesini...benar benar, kamu selalu membutuhkan seseorang untuk mengurusmu."

Itu adalah...Kana yang menyelamatkanku?

Ya, orang yang menyebabkanku jatuh adalah Kana.

Kana, bercermin di kaca lemari, mengelus kepalAku dengan lembut.

...Di hati Kana, Aku masih anak-anak.

Ketika Aku ingin protes.

Crackle...

Keadaan mendadak menjadi tegang—

“Kinji, hati-hati. Ada musuh...mendekatimu.”

--Musuh?

Aku melihat ke Kana, yang mendadak memberi saran. *click*

Suara seseorang membuka pintu depan terdengar.

“...Aku pulang.”

Suara itu, yang masih kesal, suaranya—

Aria!

Kaget, Aku melompati sofa, buru-buru berlari ke depan.

“Kinji, apakah kamu disini? Um,kejadian di Ambulance tadi...Maafkan Aku. Aku tidak sabaran...”

Tidak! Tidak! Jangan mendekat!

Kana ada disini!

Orang yang membuatmu babak belur hingga nyaris tewas, Kana—ada di sini!

“Aria, jangan mendekat!”

Aku berdiri di depan pintu, berusaha menghadang dia untuk membukanya.

“Ke-Kenapa ?”

“Tidak apa-apa, jadi janganlah kemari!”

Aria, yang tidak pernah melihatku seaggresive ini sebelumnya, kaget.

“Karena itu, Pergilah ke tempat lain malam ini! Jangan berdiam diri di sekitar SMA Butei!”

Asalkan Aku dapat menundanya hingga besok, Kana akan pergi tidur di tempat lain.

Sebelum itu, Aku tidak dapat membiarkan Kana mendekati Aria--!

“...!?”

Aria, mengintip sedikit ke dalam ruangan, tersenyum.

Demi mencegah pertemuan antara Kana dan Aria, Aku menghalangi pandangan Aria dengan tubuhku.

Aku tidak akan memberi jalur peluru kepada Kana. Karena tehnik Kana “Invisible Bullet” bisa muncul dari mana saja dan kapan saja.

Dan. *click*...Aku menutup pintu anti peluru dibelakangku.

“Aku melihat Kana di dalam.”

Keranjang warna yang di bawa Aria yang berisi roti persik. Termasuk roti lele di dalamnya, yang dia mungkin dia akan di berikan kepadAku sebagai bentuk permintaan maaf . Tangannya mulai bergetar.

“...Aku akhirnya, mengerti. Jadi-jadi begitu, Kinji.”

Shi. Matanya melotot, melihat kepadAku, Aria—

“Jadi orang yang menyuruh Kana adalah kamu ! Kamu ingin meninggalkan kelompokku!”

“Aa-apa maksud perkataanmu?”

“Aku tidak mungkin salah, jadi pasti begitu! Alasan kamu berakting seperti partner adalah...karena kamu berpikir bahwa ini adalah akhirnya, dan kamu mempermainkanku, bukan! Kamu mem-membuatku bahagia tanpa alasan, tetapi sebenarnya kau menertawakanku di belakangku!

“Ah...hey, Aria!”

Menunjukan taringnya, Aria terlihat seperti akan menyerangku.

Sepertinya kekalahan dia di arena Assault membuat Aria, yang mempunyai temprament marah, meledak.

Kurang berpikirnya dia dalam melAkukan hal di situasi normal sekarang makin berkurang, membuat semuanya kacau.

“Apa yang kamu lAkukan! Kamu merasa bahwa semua orang di dunia ini menjadi musuhmu hanya karena kamu kalah sekali!”

“Kau...kau ingin meninggalkanku! Jadi kau menyuruh mantan pacarmu...Partnermu! Kau bajingan! A-Aku telah melihatmu menjadi seperti Butei pada umumnya—dan Aku sangat senang! Tapi, tapi! Kamu! Baka Kinji!”

“Salah! Ka-Kana bukanlah pacarku!”

“Terus siapa dia ?”

Melihat Aria, yang berteriak dengan suara melengking sambil memperlihatkan gigi taringnya, Aku tidak bisa mengatakannya bahwa Kana adalah Kakakku.

Jika Aku mengatakan yang sebenarnya, dia pasti akan berteriak, “Hal bodoh macam apa yang kamu katakan, Baka Kinji!”, dan dia menjadi lebih marah.

“...!”

Melihat Aku tidak menjawabnya, Aria—Uu!

Tiba-tiba membuat wajah imut...

Aria mata mengalir dari mata besarnya yang bulat.

“itu benar bukan! Kenapa kamu tidak mau menjawabnya! Siapa Kana untukmu! Kenapa Kamu berduaan di ruangan itu! Kenapa kamu ingin Aku “keluar”! Uu, pasti—kamu, kamu tertawa karena lancarnya rencanamu berjalan, bukan! Dan sedang merayakannya dengan setan itu!”

“—Salah!”

Kana, Nii-san bukanlah setan—

Saat ini, ada hal..hal yang tidak ingin Aku pikirkan!

Ii-ini mungkin kebetulan yang buruk, yang mungkin terjadi karena situasi tadi di sofa. Tetapi, Kana yang sebenarnya—untukku, seperti Tuhan!

“Kana! Kau setan! Keluar dari situ! Aku akan membuat lubang di tubuhmu! Kinji...Kinji...KINJI PUNYAKU!”

Thud!

Kembali ke kenyataan, Aku mendorong Aria keluar, seperti berusaha menjauhkan dia dari Kana.

--Bang!!

Aku bahkan menarik Berretaku, membuat tembakan peringatan yang mengarah ke kakinya.

“...!”

Kantong plastik di tangan Aria jatuh ke lantai—dan mata camelia itu terbelak kaget, menatap linglung.

Aku sendiri kaget dengan kelakukanku yang bodoh.

Itu adalah refleks. Ketika kamu diserang oleh penjahat yang berbahaya, kamu harus membuat jarak sebelum membuat tembakan peringatan, mencegah mereka maju ke depan. Ini adalah kebiasaan yang sudah aku lakukan beribu-ribu kali selama aku di Assault, sampai ingatannya terukir di tubuhku.

Tetapi, bagaimana bisa Aku melakukannya kepada Aria...

Aria selalu mengarahkan pistolnya kepadaku, tetapi aku tidak pernah menembak Aria.

...Mengetahui kebiasaan Aria, Aku kira dia akan mengeluarkan pistol M1911 nya...

Tetapi, aku salah.

Sepertinya kejadian Aku akan menembaknnya sangat menyakiti hatinya—

“...Ini...Berakhir...”

Aria menutupi mukanya dengan tangan.

Dibalik tangan lemahnya, dia menangis seperti air terjun kecil, mengalir melalui pipinya—

“...Semuanya...Semuanya menolakku...”

Aku berpikir apakah dia berkata pada diri sendiri atau bukan, ketika dia berbalik badan, seperti tidak punya tenaga untuk lari...Dia berjalan sempoyongan, dan menghilang kedalam koridor apartement.

Punggung kecil itu...haruskah Aku mengejarnya?

Haruskah aku menjelaskan semuanya kepadanya?

Tetapi pada akhirnya—Aku tidak melakukan apa-apa...

Tidak dapat melakukan apa-apa, Aku mengambil kantong keresek, penuh dengan roti persik.

Dan kembali kedalam—Kana tertawa.

“Maafkan aku. Aku mendengar semuanya.”

--Dia tertawa.

“...Apa yang lucu. Ini semua...salahmu.”

“Kelihatannya dia sangat menyukaimu. Dia bahkan berteriak “Kinji punyaku!, kau tau.”

Thud!

Aku membantingkan pistolku ke arah tembok, sambil memegang erat di tanganku.

Aku mungkin bukan Aria, tetapi aku merasa butuh mencari seseorang untuk melepaskan kemarahanku.

“Cukup setimpal menahan ngantukku, dan datang kemari.”

Kana, yang berpikir bahwa itu lucu, tertawa lagi.

Melihat kami bertengkar...Dia mendadak sangat senang.

“Malam itu, mengarahkan pistolmu padaku membuatku kaget—tetapi, perkiraanku benar. Begitulah. Bahwa itu ada. Hanya saja kamu sendiri—belum menyadarinya.”

Kata-kata Kana yang misterius hanya membuatku mengkerutkan dahi.

“Bukankah kamu sangat ngantuk sekarang, Kana? Apa yang kamu katakan? Apa maksud perkataanmu?”

“...Itu tipe dari “Rantai”. Sepertinya untuk sekarang.”

--Rantai?

“Ada banyak orang aneh di keturunan Holmes, Aku binggung sampai pagi ini. Karena aku tidak dapat percaya bahwa Kinji mengarahkan senjatanya padaku—untuk melindungi wanita dari keturunan Holmes. Karena itu, Aku ingin mengetahui wanita macam apa dia. Aku ingin melihat Kanzaki H. Aria. Jadi, Aku pergi ke Assault untuk membuat sedikit kekacauan.”

Kana tidak memperhatikanku. Walaupun aku belum melepaskan senjataku, dan dia berdiri dari sofa.

“—Barusan, Aku telah memberitahu Riko. Aku akan pergi untuk ‘tidur’. Aku telah memesan hotel di Odaiba.”

“Setelah kau bangun. Apa kau akan membunuh Aria?”

Aku menanyakan Kana, yang melangkah menuju pintu—

“Aku tidak akan membunuhnya.”

“...Apakah Aku bisa mempercayai kata-kata mu?”

“Aku tidak akan berbohong tentang hal penting seperti itu. Asalkan ‘kesempatan kedua’ ada, Aku tidak akan membunuhnya.”

...’kesempatan kedua’...?

Kana, yang melihat langsung ke mataku, mengatakan hal aneh.

“ ’asalkan’? berati, jika kesempatannya sirna, kau akan menyerangnya lagi? Apa yang kau maksud dengan ‘kesempatan kedua’ ini?

“...Maafkan aku, Aku tidak bisa memberitahukannya. Aku tidak mau kau terlalu ingin tahu.”

Kana, memakai sepatunya dengan gerakan natural, berdiri tanpa suara, membalikan kepalanya.

“Genesis 2:18-- "Tidak baik manusia hidup sendirian. Aku akan membuat teman yang cocok untuk membantunya."

Mengutip kitab suci sekali lagi, Kana melihat ke ruangan, yang telah di sinari oleh cahaya senja, melewati kaca—

“Ingatlah ini, Kinji. Aria adalah wanita yang berbahaya. Wanita yang harus mempunyai seseorang di sisinya. Jika ‘seseorang’ itu adalah kamu...Aku akan sangat bangga.”

--melihat ke cahaya senja yang terang.